Anda di halaman 1dari 63

JAWABAN ETS BERPIKIR SISTEM

2022/2023

DISUSUN OLEH :

22042010106/SILVIA ANGGREANI/C/

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan ETS mata kuliah Berpikir
Sistem ini tepat pada waktunya.
Penyelenggaraan ETS merupakan alat pengendali mutu pendidikan
awal sebagai standar acuan pembelajaran yang telah dilakukan selama
satu semester ini. Untuk itu dalam pelaksanaan penilaian tersebut harus
dilaksanakan dengan sebaik baiknya dan merupakan bahan evaluasi juga
untuk perbaikan dan perbaikan mutu pendidikan di masa yang akan datang
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bu Ir. Lisa Sulistyawati,
MM yang telah memberikan tugas ETS ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Saya menyadari, paper yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 26 Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii


DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I.......................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 4
1.3 Tujuan ........................................................................................... 4
BAB II ......................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 5
2.1 Tinjauan Pustaka .............................................................................. 5
2.2 Metode Penelitian ........................................................................... 10
BAB III ...................................................................................................... 11
ANALISIS DAN PEMBAHASAN .............................................................. 11
3.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Berpikir Sistem ............................. 11
3.2 Sejarah Berpikir Sistem .................................................................. 25
3.3 Bahasa dan Pola Dasar Berpikir Sistem ......................................... 27
3.4 Pengertian Kibernetika ................................................................... 30
3.5 Model dan Konsep Dasar Sistem Kibernetika ................................ 38
3.6 Pengaruh dan Perkembangan Sibernetika ..................................... 43
BAB IV ..................................................................................................... 57
KESIMPULAN .......................................................................................... 57
4.1 Kesimpulan ..................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 59

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat ini manusia harus melakukan berbagai kegiatannya
dengan menimbang dan melibatkan beberapa aspek yang ada dalam
kehidupan. Pengaruh berpikir sistem dalam setiap kegiatan yang akan
dijalankan maupun yang sedang dijalankan sangat besar. Manusia
pada kehidupan sehari-harinya hampir tidak bisa lepas dari yang
namanya berfikir atau menalar. Setiap detak jantung dan napas ke
dalam serta embusan napas, secara konsisten disatukan oleh proses
berfikir. Menurut Ibrahim Elfiky, mengutip ulasan Jack Canfield dan
Imprint Victor Hansen, disebutkan bahwa setiap orang mengalami lebih
dari 60.000 jenis pemikiran. Yang dibutuhkan oleh kepribadian yang tak
terhitung jumlahnya hanyalah kursus. Jika tajuk yang telah ditentukan
sebelumnya negatif, lebih dari 60.000 pertimbangan akan muncul dari
memori dalam arah negatif. Di sisi lain, jika arahnya positif, sebagian
besar atau sebagai bagian penting dari memori pemikiran yang
mengarah ke arah positif.

Penelitian dari Staff of Medication di San Francisco pada tahun


1986 mengungkapkan bahwa lebih dari 80% pertimbangan manusia
adalah negatif. Itu berarti menurut perkiraan langsung, 80% dari 60.000
pemikiran berarti bahwa setiap hari orang memiliki 48.000 pemikiran
negatif. Masing-masing berdampak pada perasaan, tingkah laku,
bahkan penyakit yang menjangkiti tubuh dan jiwa. Jika demikian, maka
kita harus ekstra hati-hati dalam memilih dan menyelaraskan pikiran
kita, menurut Elfiky dan Ibrahim, 2020.

1
Berdasarkan hal tersebut, sangat jelas apa yang dimaksud oleh
Allah SWT dalam Surah Yusuf 53: Makna: Dan aku tidak membebaskan
diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu
menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh
Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha
Penyanyang. Menurut ulasan dari Ismail, Berpikir adalah salah satu
nikmat yang diberikan Allah SWT kepada manusia, maka jika kita
singgung pada Al-Qur'an, maka banyak sekali bait-bait yang
membahas dan melatih manusia agar memiliki pilihan untuk
mendayagunakan akal pikiran, baik dalam bahasa yang sederhana
maupun dalam bahasa kinayah yang menunjukkan hal tersebut.

Selain itu, dalam surah al-Ghasiahayat 17 dalam Al-Qur’an. Allah


SWT telah berfirman: Artinya: Maka pada saat itu, apakah mereka tidak
fokus pada bagaimana unta itu dibuat. Manusia dipersilakan untuk
fokus pada penciptaan atau peristiwa makhluk yang disebut unta.
Bukan hanya struktur dan siklus kelahirannya yang dapat diketahui dan
dilihat oleh manusia dengan mata kepala sendiri, namun selain itu juga
tentang manfaat yang diberikan oleh Allah SWT kepada unta, misalnya
mampu menempuh jarak yang jauh, tidak memiliki pilihan untuk minum
cukup lama, dll (Ngatiman dan Ibrahim, 2018).

Tentunya hal tersebut telah direncanakan agar manusia dapat terus


meningkatkan kemampuan jiwa yang telah dihadirkan untuk
kemaslahatan dan penataan kehidupan guna menuntaskan tujuan
utamanya, khususnya untuk menjadi khalifah atau seorang pemimpin
di bumi ini. Seperti yang kita ketahui, telah terjadi kemajuan di berbagai
bidang saat ini dan telah melahirkan berbagai jenis masalah kehidupan
yang membutuhkan pengaturan. Dalam menangani berbagai macam
persoalan tersebut diperlukan cara yang lebih integratif dan terorganisir
untuk menghadapinya (fundamental reasoning).

2
Oleh karena itu pendekatan pemikiran kerangka atau berpikir
sistematis memberikan pilihan berbeda dengan pemeriksaan masalah
yang kompleks yang berpusat pada masalah di bagian-bagian, namun
pada ketersediaan antar bagian. Berpikir sistem dapat membawa kita
memasuki kemajuan dalam melihat masalah dari melihat bagian-
bagian, namun juga dapat melihat hubungan antar bagian, kemudian
melihat keterkaitan, hingga akhirnya melihat hubungan ketergantungan
antar bagian. Kemampuan ini memungkinkan orang untuk memahami
masalah tanpa henti. Pemahaman yang lebih baik juga dapat membuka
pintu untuk menyelesaikan suatu masalah agar lebih baik. Namun, yang
perlu kita akui adalah bahwa cara pandang seseorang dapat berubah
kapan saja. Kemudian pada satu peristiwa tertentu, seseorang
merenungkan sesuatu dan telah mengakhiri proses berpikir
sebelumnya.

Namun, tidak lama kemudian, dia mempertimbangkan kembali dan


membuat tujuan baru sekali lagi, dll. Hingga aktualisasi dari sebuah ide
diakui melalui aktivitas yang nyata. Perubahan tersebut bersifat
manusiawi, dapat dipengaruhi atau ditimbulkan oleh kondisi atau
keadaan tertentu, dua sebab yang bermula dari dalam diri (inner) dan
sebab yang bermula dari luar diri (outer). Dengan cara ini, dengan
otaknya, orang seharusnya memiliki pilihan untuk melihat lebih
mendalam pada masalah yang mereka alami, sehingga navigasi dan
keputusan aktivitas dapat dilakukan dengan cara yang lebih
terkoordinasi terhadap penyebab masalah. Contoh pemikiran seperti itu
nantinya bisa mengarahkan berpikir sistem seseorang menjadi lebih
sungguh-sungguh.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dan ruang lingkup berpikir sistem ?
2. Bagaimana sejarah dari berpikir sistem ?
3. Bagaimana bahasa dan pola dasar berpikir sistem?
4. Bagamaina yang dimaksud dengan kibernetika ?
5. Bagaimana model dan konsep dasar sistem kibernetika ?
6. Bagaimana pengaruh dan perkembangan dari sibernetika ?

1.3 Tujuan
Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka makalah ini
bertujuan sebagai berikut :
1. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengertian dan ruang
lingkup dari berpikir sistem.
2. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui sejarah dari berpikir
sistem.
3. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui bahasa dan pola dasar
berpikir sistem.
4. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengertian dari
kibernetika.
5. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui model dan konsep sistem
kibernetika.
6. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan
perkembangan dari sibernetika.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


Pemahaman dan pengertian sistem dalam berbagai bidang
memang unik, namun meskipun istilah sistem yang digunakan berbeda-
beda, semua framework dalam bidang tersebut memiliki beberapa
persyaratan umum, yaitu sistem harus memiliki komponen, iklim,
komunikasi antar komponen, kolaborasi. antara komponen dan
keadaan mereka saat ini, dan terutama, kerangka harus memiliki tujuan
yang harus dicapai.

Sistem adalah satu komponen/bagian atau lebih yang digabungkan


satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, sehingga tujuan yang
wajar dapat dicapai. Seperti yang ditunjukkan oleh M.J.Alexander
(2001) berpendapat bahwa, "kerangka kerja adalah kumpulan dari
beberapa komponen, baik fisik maupun non-fisik, yang menunjukkan
bermacam-macam yang saling berhubungan dan antarmuka bersama-
sama menuju setidaknya satu tujuan, sasaran atau akhir dari
kerangka." Sementara itu, menurut Corridor (2009) “kerangka kerja
adalah suatu pertemuan, setidaknya dua bagian yang saling terkait
yang bergabung untuk mencapai tujuan yang sama”. (dalam buku
Mardi, 2011:3)

Dalam kerangka berpikir sistem terdiri dari kontribusi terhadap jenis


informasi yang akan digunakan dan selanjutnya diolah dari berbagai
latihan fungsional untuk menciptakan hasil (results) yang dapat
digunakan untuk keperluan penataan suatu organisasi yang belum
sepenuhnya ditetapkan. Berikut adalah komponen rangkaian dari
sebuah sistem :

5
Kegiatan Sistem

INPUT PROSES OUTPUT

Kerangka kerja atau sistem pada dasarnya adalah suatu struktur


dari metode-metode yang saling berhubungan, yang disusun oleh suatu
rencana umum untuk menyelesaikan suatu gerakan atau kemampuan
utama organisasi yang disampaikan melalui suatu siklus tertentu yang
bermaksud memberikan data untuk membantu penetapan pilihan-
pilihan administrasi pada tugas-tugas organisasi dari satu hari ke hari
lainnya. hari ini dan memberikan data yang sesuai kepada pihak di luar
organisasi. Arti sistem yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai
berikut:

Sesuai Azhar (2013:22) dalam bukunya yang berjudul Kerangka


Data Pembukuan: “Kerangka kerja adalah kumpulan/kumpulan sub-
kerangka/bagian/bagian, baik fisik maupun non fisik, yang saling
berhubungan satu sama lain dan bekerja sama sebagai satu kesatuan
untuk mencapai tujuan tertentu. "

Berikut merupakan definisi sistem dari beberapa ahli :

1) L. James Havery. Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan


rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang
berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk
berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu
tujuan yang telah ditentukan.

6
2) John Mc Manama. Menurutnya sistem adalah sebuah struktur
konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling
berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik
untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan
efesien.
3) C.W. Churchman. Menurutnya sistem adalah seperangkat
bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk melaksanakan
seperangkat tujuan.
4) J.C. Hinggins Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-
bagian yang saling berhubungan.
5) Edgar F Huse dan James L. Bowdict Menurutnya sistem adalah
suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling
berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga
interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan
mempengaruhi keseluruhan.

Menurut Hidayatno, berpikir secara khusus sebagai tindakan


psikologis dengan tujuan akhir untuk memperoleh informasi.
Selanjutnya, percaya adalah siklus mental yang seharusnya tidak
terlihat secara nyata. Efek samping penalaran bersifat unik seperti
pemikiran, informasi, teknik, pertentangan, dan pilihan (Hidayatno,
2016).

Seperti yang ditunjukkan oleh Banathy, ia mengatakan bahwa


berpikir sistem adalah artikulasi terkoordinasi dari perkembangan
berbagai ide dan aturan yang saling terkait yang berlaku untuk semua
kerangka kerja. Ada dua kumpulan pendekatan dalam
mengkarakterisasi sebuah sistem (Banathy, 2013). Sementara itu,
Salamun menggarisbawahi bahwa sistem adalah sekumpulan
komponen yang saling berhubungan satu sama lain yang menyusun
kemampuan tertentu (Salamun, 2017). Kepercayaan kerangka kerja

7
adalah salah satu metodologi yang diperlukan agar orang dapat melihat
keprihatinan dunia secara lebih lengkap dan dengan cara ini navigasi
dan keputusan kegiatan dapat dibuat lebih terkoordinasi dengan
penyebab masalah yang akan mengubah kerangka sebenarnya
(Hidayatno, 2016).

Menurut Ackoff, pada tingkat dasar berpikir sistemik adalah


mengkonsolidasikan dua kemampuan untuk bernalar, khususnya
kemampuan penalaran ilmiah dan kemampuan berpikir yang sintensis
(Ackoff, 1994). Sementara itu, menurut Hurliman, berpikir sistem lebih
menekankan pada kesadaran akan semua yang terkait dalam
rangkaian sistem . Desain dalam mempercayai bukan membagi
penalaran Cartesian langsung (Hürlimann dan Hürlimann, 2009).
Rohmadi mengungkapkan bahwa jalannya kerangka berpikir akan
melahirkan suatu gagasan yang nantinya akan mempengaruhi suatu
kegiatan atau perilaku (Rohmadi, 2018).

Sementara itu, menurut Adetary, berpikir sistem mempengaruhi


perkembangan pertimbangan yang menyusun kecenderungan
penalaran seseorang (Mentality) atau sudut pandang seseorang
sebagai konsekuensi dari menangkap objek pemikiran dalam
menjawab suatu masalah (Adetary, 2016). Jadi Mindset adalah sebuah
keyakinan, sekumpulan keyakinan atau pandangan yang
mempengaruhi cara seseorang berperilaku dan berperilaku, yang pada
akhirnya akan menentukan tingkat hasil dalam hidupnya (Nata, 2016).

Aspek Internal dan Eksternal Arti istilah internal ini bersifat umum,
dan artinya biasanya berlaku untuk semua bidang kehidupan. Ketika
kita berbicara tentang institusi, orang-orang atau bagian dari setiap
elemen institusi disebut elemen internal. Ketika kita berbicara tentang
rumah, segala sesuatu di rumah, seperti ayah, ibu, anak, disebut

8
elemen internal. (Mannan, 2017). Representasi internal yang ada
dalam pikiran seseorang tentu tidak dapat diamati, disaksikan oleh
panca indera dan hal ini berakibat kepada, kita tidak dapat menilai apa
yang masih ada dalam pikiran seseorang (mind on) karena ranah
koqnitif merupakan ranah yang bersifat abstrak, yang tidak dapat dinilai
dan diketahui. Hasil dari pikiran seseorang yang teraplikasi dalam
bentuk perbuatan, ini lah bagian yang dapat dinilai karena sifatnya telah
menjadi kongkrit (Nasehudin, 2014). Factor internal merupakan factor
yang berasal dari dalam diri seseorang atau individu itu sendiri. Yang
factor ini biasanya tercermin berupa sifat atau sikap yang melekat pada
diri seseorang. Factor internal ini besar dampaknya bagi kehidupan
seseorang. Banyak orang yang gagal dalam kehidupan disebabkan
oleh factor internal ini, begitu juga sebaliknya banyak orang yang
sukses juga diakibatkan unsure atau factor internal (Marganingsih,
2018). Sedangkan factor eksternal adalah kebalikan dari factor internal.

Marganingsih menyatakan bahwa, Faktor eksternal merupakan


factor yang berasal dari luar diri individu itu sendiri seperti lingkungan
di sekitar termasuk juga orang-orang yang berada di luar diri seperti
orang-orang terdekat, factor alam, ekonomi, sosial dan lain sebagainya
(Marganingsih, 2018). Nasehudin menyatakan Factor eksternal
merupakan sebuah konsep yakni pandangan orang lain tentang dirinya
sendiri termasuk apa saja yang ia rasakan tentang perilakunya,
perasaan, dan isi pikirannya, dimana pikiran itu diwujudkan dalam
sebuah Tindakan akan memberikan pengaruh atau berdampak juga
kepada orang lain (Nasehudin, 2014). Menurut Santi, salah satu contoh
unsur eksternal adalah Motivasi diri. Motivasi merupakan suatu
perubahan energi yang terjadi dalam diri seseorang, ditandainya
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Santi,
2015).

9
2.2 Metode Penelitian
Metode penelitian pada paper ini menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan konsentrasi penulisan studi literatur. Sumber yang
digunakan sebagai referensi adalah buku, artikel ilmiah online dari
google scholar dan mendeley. Penelitian kualitatif lebih banyak
digambarkan dan dikelompokkan berdasarkan keadaan bidang
eksplorasi. Pandangan dunia tentang penelitian kualitatif adalah
penalaran induktif. Setiap pertanyaan eksplorasi diperlakukan sebagai
kasus mikro dan kemudian dibawa ke setting yang lebih luas (Cruz,
2013). Ali dan Limakrisna memaknai bahwa dalam penelitian kualitatif,
kajian Pustaka harus dimanfaatkan dengan baik dengan asumsi-
asumsi yang sistemik. Dengan demikian, ini harus digunakan secara
induktif agar tidak mengoordinasikan permintaan spesialis. Salah satu
tujuan utama di balik mengarahkan pada penelitian kualitatif adalah
sifat eksplorasinya. Metode ini digunakan dengan membandingkan
hasil atau penemuan yang dikomunikasikan dalam penelitian dengan
tulisan.

10
BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Berpikir Sistem


Systemic Thinking atau yang disebut juga berpikir sistemik adalah
sebuah cara untuk memahami sistem yang kompleks dengan
menganalisis bagian-bagian sistem tersebut untuk kemudian
mengetahui pola hubungan yang terdapat didalam setiap unsur atau
elemen penyusun sistem tersebut. Pada prinsipnya berpikir sistemik
mengkombinasikan dua kemampuan berpikir, yaitru kemampuan
berpikir analis dan berfikir sintesis (buatan). Namun, ada juga beberapa
istilah yang sering kita jumpai yang mempunyai kemiripan dengan
berpikir sistemik (systemic thinking), yaitu Systematic thinking (berpikir
sistematik), Systemic thinking (berpikir sistemik), dan Systems thinking
(berpikir serba-sistem). Jika dikaji, maka semua istilah itu berakar dari
kata yang sama yaitu “sistem” dan “berpikir”, tetapi menunjukkan
konotasi arti yang berbeda, karena itu memiliki tujuan yang berbeda
pula.

Berpikir sistem merupakan suatu upaya berpikir yang disengaja


apabila pemikiran itu sendiri berisiko oleh emosi, kebingungan, dan
konfrontasi. Berpikir sistem mempunyai dua kata yaitu berpikir dan
sistem. Arti dari kata berpikir adalah peningkatan pemikiran, ide,
perasaan baru yang muncul dari dalam diri seseorang. Dengan
peningkatan pemikiran itu sendiri dari data yang telah diperoleh dan
disimpan oleh seseorang melalui pemahaman. Berpikir juga
merupakan tugas otak yang terdiri dari pikiran seseorang, dan kadang-
kadang sebuah pemikiran atau ide akan muncul tanpa bantuan dari
orang lain ketika seseorang merasa dipaksa dengan cara ini, jangan
selalu membayangkan bahwa itu muncul setelah seseorang
disingkirkan. data seperti ketika seseorang mendapat masalah dan

11
orang itu akan mulai merenungkan bagaimana mereka dapat
menemukan jalan keluar dari masalah tersebut.

Berpikir juga dapat diartikan sebagai pekerjaan yang sulit di mana


kita perlu menggunakan otak kita untuk memahami sesuatu yang
membutuhkan waktu yang cukup lama atau untuk menemukan jawaban
tentang suatu kejadian yang pasti sulit untuk menemukan jawabannya.
Kemudian, ada kata sistem. Sistem merupakan kesatuan bagian-
bagian yang saling berhubungan yang takdapat dipisahkan satu sama
lain. Diumpakan seperti sebuah sepeda, memiliki komponen-komponen
sistem seperti roda tidak dapat berdiri sendiri tanpa ada mesin dan
rantai. Semua elemen-elemen tersebut dapat berfungsi jika satu sama
lain menyatu dalam satu kesatuan. Dalam contoh lain adalah sebuah
Negara yang mana didalamnya terdapat unsur kabupaten dan kota
hingga Kecamatan dan Desa. Seluruh unsur tersebut digerakkan oleh
masyarakat yang ada di dalamnya dan keseluruhan unsur tersebut
menjadi Negara.

Sifat-sifat berpikir sistem adalah karakteristik atau ciri-ciri yang


melekat pada cara berpikir sistem. Berikut adalah beberapa sifat
berpikir sistem :

1. Holistik - Memandang sistem secara menyeluruh dan


mempertimbangkan semua bagian yang saling berinteraksi dalam
sistem.
2. Terbuka - Mengakui bahwa sistem selalu berinteraksi dengan
lingkungan dan terus berubah dalam respons terhadap perubahan
lingkungan.
3. Dinamis - Sistem selalu berubah dan berevolusi dalam waktu, yang
memerlukan pemantauan dan penyesuaian konstan.
4. Multidisiplin - Memadukan pengetahuan dan perspektif dari berbagai
bidang ilmu untuk memahami dan memecahkan masalah sistem.

12
5. Non-linear - Hubungan antara bagian dalam sistem tidak selalu
proporsional atau terdapat sebab-akibat yang langsung, melainkan
lebih kompleks dan terkadang tidak dapat diprediksi.
6. Emergen - Sistem dapat menghasilkan perilaku atau sifat baru yang
tidak dapat dijelaskan atau diprediksi dari bagian-bagiannya yang
individu.
7. Reflektif - Merefleksikan dan mempertanyakan asumsi-asumsi dan
keyakinan yang mendasari pemikiran sistem, serta mengakui
keterbatasan pengetahuan.

Dalam berpikir terdapat beberapa macam perbedaaan, sesuai dengan


penggunaannya. Berikut merupakan macam-macam berpikir :

1. Berpikir Analitik
Berpikir yang sistematis dan logis dalam memecahkan masalah atau
membuat keputusan.
2. Berpikir Kreatif
Berpikir yang inovatif dan menghasilkan ide-ide baru dalam
memecahkan masalah atau menciptakan sesuatu yang baru.
3. Berpikir Sistematis
Berpikir yang mempertimbangkan seluruh elemen dalam suatu
sistem dan memahami bagaimana elemen-elemen tersebut saling
berinteraksi.
4. Berpikir Kritis
Berpikir yang analitis dan rasional dalam mengevaluasi informasi,
ide, atau argumen yang diterima.
5. Berpikir Reflektif
Berpikir yang mempertanyakan asumsi, keyakinan, dan nilai-nilai
yang mendasari pemikiran seseorang.
6. Berpikir Sosial

13
Berpikir yang mempertimbangkan implikasi sosial dari tindakan atau
keputusan yang diambil.

Sistem dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan elemen yang saling


terkait dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.Terdapat beberapa elemen yang membentuk suatu sistem, untuk
lebih spesifiknya: tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme
pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut ini adalah
penjelasan tentang komponen-komponen yang menyusun sebuah sistem :

a. Tujuan
Dalam setiap sistem memiliki tujuan, baik hanya satu atau
mungkin banyak. Tujuan ini adalah inspirasi yang
mengoordinasikan sistem. Tanpa tujuan, kerangka kerja menjadi
tidak terarah dan saling berbeda antara tujuan satu dengan
tujuan yang lain sehingga menimbulkan intergritas antar sistem.
b. Masukan
Sistem input atau masukan merupakan semua yang masuk ke
dalam sistem dan selanjutnya menjadi material yang ditangani.
Informasi dapat berupa hal yang nampak dan tidak nampak
secara fisik.
c. Proses
Proses merupakan urutan pelaksanaan atau kejadian yang
saling terkait yang bersama-sama mengubah masukan menjadi
keluaran.
d. Keluaran
Keluaran merupakan hasil atau output dari proses. Dalam
kerangka data, hasil dapat berupa data, ide, laporan cetak, dll.
e. Batas
Batas kerangka merupakan pemisah antara sistem dan wilayah
di luar sistem lingkungan. Batas sistem kerja menentukan
pengaturan, derajat, atau kapasitas sistem kerja.

14
f. Mekanisme pengendalian dan umpan balik
Mekanisme pengendalian diciptakan dengan menggunakan
umpan balik (feedback). Umpan balik ini digunakan untuk
mengontrol informasi dan interaksi. Tujuannya adalah untuk
memilah sistem yang akan dijalankan berdasarkan motivasinya.
g. Lingkungan
Lingkungan merupakan semua yang berada di luar sistem.
Lingkungan dapat mempengaruhi aktivitas kerangka karena di
dalamnya dapat merusak atau membantu kerangka yang
sebenarnya. Kondisi antagonis tentunya harus dibatasi dan
dikendalikan agar tidak mengganggu kesinambungan kegiatan
sistem, sedangkan yang produktif tetap harus dipertahankan,
karena akan meningkatkan daya tahan sistem.

Sistem yang baik akan memiliki karakkualitas sistem yang dapat


mendukung daya dukung dari sistem yang sebenarnya. Sebuah sistem
memiliki kualitas atau elemen tertentu, khususnya:

a. Komponen
Bagian kerangka atau komponen kerangka dapat berupa:
1. Komponen yang lebih sederhana disebut sub-kerangka,
misalnya kerangka PC terdiri dari sub-kerangka
peralatan, pemrograman dan individu.
2. Komponen yang lebih besar disebut kerangka supra.
Misalnya, dengan asumsi perangkat adalah kerangka
kerja yang memiliki sub-kerangka kerja prosesor pusat,
gadget I/O, dan memori, maka kerangka perangkat super
adalah kerangka kerja PC
b. Batas
Batas kerangka adalah wilayah yang menjadi titik potong antara
suatu kerangka dengan kerangka yang berbeda atau dengan

15
iklim luar. Batas kerangka kerja ini memungkinkan kerangka
kerja untuk dilihat sebagai satu kesatuan. Limit suatu framework
menunjukkan luasnya framework tersebut.
c. Lingkungan di luar sistem
Lingkungan sistem adalah segala sesuatu di luar batas sistem
yang mempengaruhi aktivitas sistem. Lingkungan luar sistem
bisa berharga dan juga bisa menghambat kinerja sistem.
Lingkungan luar sistem yang baik adalah energi sistem dan
selanjutnya harus dipertahankan tanpa henti. Sedangkan
lingkungan luar yang antagonis harus dibatasi dan dikendalikan,
jika tidak maka akan mengganggu kewajaran sistem.
d. Penghubung
Penghubung merupakan media perantara antar subsistem.
Melalui koneksi ini memungkinkan aset untuk berpindah dari
satu subsistem ke subsistem berikutnya. Hasil dari satu
subsistem akan menjadi masukan bagi satu subsistem lagi
melalui suatu koneksi. Dengan berinteraksi satu subsistem dapat
bekerja sama dengan subsistem yang berbeda untuk
membentuk satu kesatuan.
e. Masukkan
Masukan merupakan energi yang ditempatkan ke dalam sistem.
Informasi dapat mendukung sinyal masukkan tanpa henti.
Support input adalah energi yang ditempatkan dengan tujuan
agar sistem dapat bekerja. Sinyal informasi adalah energi yang
ditangani untuk mendapatkan hasil.
f. Menghasilkan
Hasil adalah hasil akhir dari energi yang diolah dan ditata
menjadi hasil yang bermanfaat dan sisa-sisa limbah. Hasil dapat
menjadi input untuk subsistem yang berbeda atau untuk
suprasistem.
g. Prosesor

16
Sistem dapat memiliki bagian prosesor atau sistem sebenarnya
sebagai prosesor. Pemroses yang akan mengubah kontribusi
untuk menghasilkan. Kerangka produksi akan menangani input
sebagai bahan yang tidak dimurnikan dan bahan lain menjadi
hasil sebagai produk jadi.
h. Tujuan atau target
Sebuah sistem harus memiliki tujuan atau sasaran. Jika suatu
sistem tidak memiliki tujuan, maka sistem tersebut tidak akan
berguna. Tujuan sistem benar-benar menentukan informasi yang
dibutuhkan oleh sistem dan hasil yang akan dihasilkan sistem
kerja tersebut. Suatu sistem berhasil jika mencapai target atau
motivasi mereka.

Menurut Hidayatno, berpikir lebih spesifik sebagai gerakan


psikologis dengan tujuan akhir untuk memperoleh informasi.
Konsekuensinya, berpikir adalah interaksi mental yang seharusnya
tidak terlihat secara nyata. Akibat penalaran bersifat dinamis sebagai
pemikiran, informasi, strategi, pertentangan, dan pilihan (Hidayatno,
2016). Menurut Banathy, dia mengatakan bahwa teori sistem adalah
artikulasi terkoordinasi dari perkembangan berbagai ide dan aturan
yang saling terkait yang berlaku untuk semua sistem. Ada dua
kumpulan pendekatan dalam mengkarakterisasi sebuah sistem
(Banathy, 2013). Sementara itu, Salamun menekankan bahwa
framework adalah sekumpulan komponen yang terhubung satu sama
lain yang menyusun kemampuan tertentu (Salamun, 2017).

Arti penting dari istilah internal ini bersifat umum, dan


kepentingannya biasanya berlaku untuk semua masalah sehari-hari.
Ketika kita berbicara tentang institusi, individu atau bagian dari setiap
komponen kelembagaan disebut komponen internal. Saat kita
membahas rumah, semua yang ada di dalam rumah, seperti ayah, ibu,

17
anak-anak, disebut komponen dalam. Di sisi lain, saat membahas
masalah aktual individu, semua yang ada di dalam individu disebut
komponen interior, dan saat mendiskusikan diri individu non-aktual,
semua yang berasal dari individu disebut komponen batin. Komponen
interior berarti pikiran, informasi, niat, ide, hadiah, minat, dll.

Representasi internal yang ada dalam jiwa seseorang pasti tidak


dapat dilihat, dilihat oleh panca indra dan ini berakibat pada, kita tidak
dapat menilai apa yang masih ada dalam otak seseorang (mind on)
karena domain mental adalah domain teoretis, yang tidak dapat
disurvei. juga, diketahui. Konsekuensi dari pertimbangan individu yang
diterapkan sebagai kegiatan, inilah bagian yang dapat dievaluasi
karena telah menjadi kongkrit (Nasehudin, 2014).

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri


individu atau tunggal yang sebenarnya. Faktor ini biasanya tercermin
dalam sifat atau disposisi bergabung dengan individu. Elemen interior
ini sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Banyak orang yang
gagal dalam hidup disebabkan oleh faktor-faktor dalam tersebut, begitu
juga sebaliknya, banyak orang yang berhasil juga disebabkan oleh
komponen atau unsur batin. Faktor eksternal adalah sesuatu yang
bertentangan dengan faktor dalam. Marganingsih memaknai bahwa
faktor eksternal adalah variabel luar individu, seperti lingkungan pada
umumnya. Nasehudin memaknai bahwa faktor eksternal adalah
gagasan. Pada akhirnya, ini mengomunikasikan perspektif orang lain
tentang diri mereka sendiri, seperti aktivitas, sentimen, dan isi
perenungan mereka, dengan pertimbangan yang dilambangkan dalam
aktivitas mereka yang memaksa atau posesif. Efek pada orang lain
(Nasehudin, 2014). Seperti yang ditunjukkan Santi, gambaran faktor
eksternal adalah self-inspiration. Inspirasi adalah penyesuaian energi
yang terjadi pada individu dan digambarkan dengan munculnya

18
perasaan dan tanggapan untuk mencapai tujuan. Pengaruh Elemen
Interior dan Luar pada berpikir sistem. Dalam ulasan ini, penulis
berpusat pada faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
berpikir sistem.

Dalam pelaksanaan berpikir sistem terdapat faktor-faktor yang


mempengaruhi, seperti faktor internal dan eksternal itu sendiri. Berikut
adalah penjelasan dari faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi berpikir sistem :

1. Faktor Internal
Faktor internal yang dapat mempengaruhi berpikir sistem seseorang
adalah faktor yang dimulai dari dalam diri sendiri berupa :
A. Emosi atau Perasaan
Pada dasarnya emosi dan perasaan adalah sesuatu yang
serupa. Sentimen berasal dari kata “asa” dan mengandung arti
harap atau harapan (Hasbullah, 2018). Berbagai jenis emosi
seperti kegembiraan atau kekecewaan, preferensi yang berbeda,
kelegaan, kegelisahan, siksaan dan bukan siksaan, dll. Sebagai
representasi, dalam menangani suatu masalah, otoritas yang
ditunjuk dilarang memberikan pilihan ketika posisi mentalnya
dalam kondisi tidak nyaman. , misalnya terlalu gembira atau
terlalu marah, karena hal ini dapat mempengaruhi tingkat
objektivitas dalam memilih suatu masalah. Perasaan menurut
Salim dan Nasir, khususnya pengalaman emosional yang disertai
dengan perubahan-perubahan yang dilakukan oleh otak pada
umumnya, dimana kondisi fisiologi (kemampuan atau kerja tubuh
manusia) dan mental berada dalam kondisi luber (aneh) dan
sebagian dari saat kondisi ini muncul melalui perilaku. asli dan
jelas (Syed Salim dan Nasir, 2010). Seseorang yang memiliki
perasaan temperamental akan menyebabkan gangguan saraf

19
taktil yang mendorong seseorang untuk berpikir dan bertindak
secara normal. Perasaan sangat dipengaruhi oleh peningkatan
atau peningkatan dari dalam dan dari luar. Jadi dengan cara ini,
sentimen atau perasaan dapat memengaruhi berpikir sistem.

B. Pendidikan
Pendidikan adalah jawaban terbaik untuk membentuk mentalitas
yang dominan (Gumanti et al., 2016). Seseorang yang benar-
benar memahami pentingnya pengajaran, tentu tidak akan
menghabiskan waktunya, atau tidak akan melewatkan
kesempatannya tanpa membaca buku (Kristiawan and Et.al,
2018). Dari pernyataan kedua penulis tersebut dapat dipahami
dengan baik bahwa seseorang tanpa lelah akan membebankan
dirinya melalui kelas, pelatihan, kursus dan hal-hal lain yang
dapat meningkatkan nilai perspektif mentalnya. Ia akan berusaha
untuk memajukan sekolahnya ke tingkat yang lebih tinggi, bukan
karena pengakuan atau kebanggaan memegang gelar sarjana,
tetapi karena perhatian untuk terus bekerja pada kemampuannya
sendiri. Dia juga tidak akan membiarkan dirinya menghabiskan
energi untuk hal-hal yang tidak atau kurang berharga.

C. Sistem Kepercayaan (Belief System)


Faktor yang juga dipandang paling dominan mempengaruhi
mentalitas individu adalah sistem kepercayaan (Belief System)
(Ahmad, 2017). Bukti yang sangat mengesankan bahwa sistem
kepercayaan memiliki pengaruh paling dominan terhadap
pandangan seseorang adalah, dengan cara yang merupakan
kisah yang terjadi pada salah satu sahabat Nabi SAW bernama
Umar bin Khattab ra. Sebelum memeluk Islam Umar bin Khattab
adalah orang yang memuji berhala dan sering melakukan hal-hal
yang dilarang oleh Allah SWT serta orang yang selalu menentang

20
dan tidak bersahabat dengan Nabi, namun setelah dia memeluk
Islam, dia adalah orang yang berada paling depan dalam
melindungi dakwah Nabi dan melawan kecenderungan lupa
sejauh ikon cinta (Talibo, 2018). Jadi sangat mungkin dirasakan
bahwa kerangka keyakinan diperlengkapi untuk koordinasi dan
secara signifikan berdampak pada perspektif seseorang. Selain
itu, pengaturan keyakinan atau kepercayaan memiliki saran
dukungan terbaik dari setiap orang yang mengelolanya, baik itu
masyarakat umum, atasan, bawahan atau mitra. Berlandaskan
kepercayaan dapat melahirkan individu yang memiliki pola pikir
bahagia, tulus, dan bersemangat dalam melayani. Karena dia
menerima bahwa dia melakukan itu secara umum karena dia
perlu membantu orang lain. Menerima bahwa apa yang ditanam
akan dipanen, menyiratkan bahwa dukungannya terhadap
lingkungan tidak hanya menyelesaikan kewajibannya, tetapi juga
merupakan usaha yang sangat penting untuk hidup setelah
kematian. Sebuah spekulasi yang dapat mendorong hadiah yang
paling diharapkan bagi umat manusia di planet ini, sebagai surga,
yang merupakan tempat terindah, di mana siapa pun di dalamnya
diizinkan untuk melakukan dan mendapatkan apa pun yang
mereka inginkan. Tempat yang tak terbayangkan. Model lain,
misalnya, dalam suatu organisasi ditemukan individu yang selalu
fokus, memiliki kinerja yang baik, dapat diandalkan, secara
konsisten berusaha untuk bekerja dengan kemampuannya,
berusaha untuk melayani pimpinan, mitra, bawahan dan merka
adalah orang yang memiliki pola pikir akhirat, beliefsystem.

D. Nafsu
Pada hakekatnya nafsu diperlukan oleh setiap makhluk hidup,
termasuk manusia. Karena nafsu memainkan peran yang sangat
penting dalam pergantian peristiwa dan kemajuan yang dicapai

21
oleh manusia. Nafsu dibutuhkan oleh manusia untuk memberi
energi dan mendorong cara berperilaku seseorang, sebagai
kecenderungan dan kesiapan untuk menyelesaikan latihan,
seperti makan dan minum (Mohd Zulkifli, 2014). Adanya nafsu
makan ini, jika tidak dikendalikan, dapat menimbulkan gangguan
pada otak yang sehat. Jadi kita sering mengalami orang-orang
yang menyelesaikan sesuatu di luar akal pikiran, memberikan
yang terbaik, jika perlu dengan paksaan untuk mencapai sesuatu,
berbicara atau berbicara dengan mengabaikan standar dan
moral. Ini sepenuhnya didorong oleh kegagalan untuk
mengontrol dan terlebih lagi pengawasan dari keinginan. Oleh
karena itu nafsu dapat dianggap sebagai komponen yang dapat
memengaruhi berpikir sistem. Jelas apa yang tersirat di sini
adalah nafsu sehubungan dengan kecenderungannya. Karena
pada hakekatnya hanya ada satu substansi nafsu, namun dari
kecenderungannya nafsu terbagi menjadi tiga macam, yaitu
nafsu al-amarah bis suu', nafsu lawwamah dan nafsu
muthmainnah. , karena keinginan ini bagaimanapun juga bisa
dipengaruhi oleh sisi buruknya.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal dapat memberikan kapasitas yang belum pernah
ada sebelumnya pada sudut pandang, dan menjadi acuan jiwa yang
digunakan oleh setiap orang, baik secara sengaja maupun tidak.
Faktor eksternal tersebut adalah sebagai berikut:

A. Orang Tua
Proses mendapatkan pola pikir pertama adalah dari orang tua,
karena orang tua merupakan orang yang berinteraksi pertama
kali dengan kita. Segala macam gerak yang dilakukan oleh orang
tua, tanpa disadari menjadi perkembangan nalar seorang anak

22
(Purnomo, 2013). Ini benar-benar berarti bahwa dari apa yang
diketahui anak-anak, dari orang tua kita belajar tentang kata-kata,
penampilan, perilaku, standar, keyakinan, dll. Kita mendapatkan
hal-hal ini dari orang tua kita, jadi orang tua adalah salah satu
orang utama dalam membentuk pola pikir. Siklus ini kemudian
berkembang di dalam diri sendiri, kemudian menjadi acuan
mendasar dalam bekerja sama dengan diri sendiri atau dengan
dunia luar.

B. Keluarga
Setelah orang tua, kita dunia yang berbeda dari keluarga, seperti
saudara, saudari, nenek, kakek, paman, bibi dan lain-lain.
Keluarga adalah budaya yang khas yang hubungannya di antara
individu-individu tidak diragukan lagi (Satya Yoga et al., 2015).
Keluarga menumbuhkan kecenderungan untuk makan bersama,
memahami buku, mematikan lampu setelah digunakan, dan
kecenderungan positif. yang lain, akan melahirkan kerabat yang
memiliki pandangan yang diwarnai oleh sifat-sifat yang dibangun
bersama oleh keluarga sebelumnya. Dari keluarga, nalar
menangkap data baru dan menggabungkannya dengan data
yang ada. Dengan cara ini, cara yang paling umum untuk
membentuk contoh ide akan lebih membumi. Pandangan
seseorang yang berasal dari keluarga yang ditumpuk dengan
kerangka nilai positif, pasti akan lebih baik daripada keluarga
yang tidak atau meleset dari kerangka penghargaan.

C. Publik (Masyarakat)
Masyarakat adalah individu dengan siapa kita berinteraksi. Baik
di lingkungan tempat tinggal kita, maupun di tempat kerja, pasar,
tempat asmara dan lain-lain (Sukitman, 2012). Orang-orang yang
berteman dengan banyak visioner bisnis akan lebih sering

23
menunjukkan pandangan seperti seorang pebisnis. Orang-orang
yang bergaul dengan pejabat pemerintah umumnya akan
memahami gaya nalar pembuat undang-undang. Orang-orang
yang berteman dengan orang-orang yang sibuk, dia akan
terkontaminasi dengan gangguan orang-orang yang sibuk.
Individu yang bermitra dengan individu yang diinstruksikan, maka
pada hakekatnya mempercepat perkembangan keterlibatan dan
informasi. Selain itu, jika seseorang berteman dengan orang
yang mulia, dia juga akan lebih sering mengambil sifat dan sikap
orang yang jujur. Oleh karena itu, jika seseorang ingin memiliki
mentalitas yang baik, dia akan berhati-hati dalam memilih teman.

D. Teman
Teman merupakan orang-orang yang juga sering melakukan
interaksi dalam rangka melakukan aktifitas social (Kurniawan &
Sudrajat, 2018). Seseorang yang telah merasa “satu hati” dengan
teman, biasanya dapat melakukan sesuatu seperti layaknya
hubungan dengan keluarga. Bahkan tidak jarang kita temukan,
orang-orang yang menganggap teman lebih dari keluarga sendiri.
Begitu intens dan dekatnya seseorang dengan teman, maka
dapat mempengaruhi pola pikir seseorang. Jadi untuk
menjadikan pikiran menjadi baik, haruslah memilih teman yang
baik pula. Berteman dengan penjual minyak wangi, setidaknya
bau minyak wangi akan kita dapatkan, begitu juga sebaliknya,
berteman dengan seorang pandai besi, setidaknya bau asap dari
pembakaran besi juga akan kita dapatkan.

E. Media Massa
Sebuah pusat kajian psikologi dan fisiologi di New Zealand
memaparkan bahwa lebih dari 60 % kondisi menyedihkan yang
terjadi dalam kehidupan masyarakat disebabkan oleh media

24
massa yang sering menayangkan hal-hal yang bersifat negatif,
seperti peperangan, seksualitas dan pelanggaran tata nilai (Elfiky
& Ibrahim, 2020). Apa yang dilihat dan ditonton akanmasuk
kedalam alam pikiran dan dapat menjadi pola tatanan nilai
(Chusna, 2017). Dari uraian tersebut maka dapat di pahami
bahwa, Jika yang ditonton merupakan halhal yang positif, maka
ia akan menjelma menjadi sebuah nilai positif, begitu juga
sebaliknya. Media massa dalam hal ini tidak lain sama lah artinya
sebagai sosok transformator yang memberikan pengalaman dan
pengetahuan kepada audiennya. Disadari atau tidak, banyak
waktu yang kita habiskan untuk media ini.

3.2 Sejarah Berpikir Sistem


Konsep "Berpikir Sistem" berasal dari tahun 1956, ketika Grup
Dinamis Sistem dibuat oleh Profesor Jay W. Forrester di Sloan School
of The executives di MIT. Ini menggunakan pengalaman terprogram
dan berbagai bagan dan grafik untuk menggambarkan dan
mengantisipasi perilaku sistem. Beberapa diagram terkenal yang
digunakan dalam penelitian termasuk garis besar pai kausal, grafik
perilaku sepanjang waktu, simulator penerbangan manajemen, dan
model pemeragaan. Sejarah berpikir sistem adalah sejarah
perkembangan pemikiran tentang sistem yang terdiri dari komponen-
komponen yang saling berinteraksi. Berikut adalah penjelasan lebih
detail mengenai sejarah berpikir sistem :

1. Abad ke 19 ; Auguste Comte


Auguste Comte adalah seorang matematikawan dan filsuf asal
Prancis yang mengembangkan konsep "sosiologi positif" pada
abad ke-19. Konsep ini menganggap bahwa segala sesuatu di
dunia ini dapat dianalisis secara ilmiah, termasuk hubungan antara

25
individu dalam masyarakat. Namun, konsep ini belum benar-benar
menjadi dasar berpikir sistem yang kita kenal saat ini

2. Awal abad ke 20 ; Ludwig Von Bertalanffy


Pada awal abad ke-20, seorang insinyur elektro asal Jerman
bernama Ludwig von Bertalanffy mengembangkan sebuah teori
yang disebut sebagai "Teori Umum Sistem" (General System
Theory). Teori ini mengajarkan bahwa sistem dapat diidentifikasi
dan dianalisis sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-
komponen yang saling berinteraksi. Dalam teori ini, Bertalanffy
mengemukakan bahwa ada pola-pola umum yang dapat
ditemukan pada berbagai jenis sistem, seperti sistem biologis,
sistem ekonomi, dan sistem teknologi.

3. Pada tahun 1940-an, para ilmuwan di Amerika Serikat mulai


mengembangkan konsep berpikir sistem untuk digunakan dalam
mengatasi masalah-masalah kompleks di bidang militer, teknologi,
dan manajemen. Salah satu tokoh yang terkenal dalam
perkembangan ini adalah Jay Forrester, seorang ilmuwan
komputer dan sistem dinamis.

4. Abad ke 21 ; Perkembangan Berpikir Sistem


Perkembangan berpikir sistem terus berlanjut hingga saat ini.
Banyak peneliti dan praktisi yang menggunakan konsep ini untuk
mengatasi masalah-masalah kompleks di berbagai bidang, seperti
manajemen, teknologi, dan lingkungan. Beberapa teori dan
pendekatan yang berkaitan dengan berpikir sistem antara lain:
sistem kompleks, teori kompleksitas, dan sistem adaptif kompleks.

26
3.3 Bahasa dan Pola Dasar Berpikir Sistem
Bahasa berpikir sistem merupakan bahasa yang digunakan untuk
memahami dan memodelkan sistem. Bahasa ini mencakup konsep-
konsep dan istilah-istilah yang digunakan untuk menggambarkan
interaksi antara elemen-elemen dalam sebuah sistem. Bahasa berpikir
sistem sangat penting dalam memahami dan merancang sistem karena
dapat membantu kita untuk memodelkan dan menganalisis sistem
dengan lebih efektif.

Berikut ini adalah beberapa contoh bahasa berpikir sistem beserta


penjelasannya :
1. Variabel
Variabel adalah faktor atau elemen yang dapat berubah dalam
suatu sistem dan mempengaruhi kinerja atau output sistem
tersebut. Contohnya, dalam sistem ekonomi, variabel-
variabelnya bisa berupa permintaan, penawaran, harga, dan
ketersediaan produk.
2. Kausalitas
Kausalitas adalah hubungan sebab-akibat antara dua atau lebih
variabel dalam suatu sistem. Contohnya, meningkatnya suhu
menyebabkan peningkatan tingkat penguapan, yang pada
gilirannya dapat mempengaruhi cuaca.
3. Feedback
Feedback adalah proses di mana output dari suatu sistem
menjadi input kembali ke dalam sistem, mempengaruhi kinerja
sistem selanjutnya. Ada dua jenis feedback: balans dan
penguatan. Contohnya, dalam sistem biologis, proses
homeostasis melibatkan feedback balans yang mengatur suhu
tubuh dan konsentrasi zat kimia dalam darah.
4. Struktur

27
Struktur adalah pengaturan atau susunan elemen-elemen dalam
suatu sistem yang memengaruhi kinerjanya. Contohnya, dalam
sistem transportasi, strukturnya mencakup jaringan jalan, sistem
transportasi umum, dan infrastruktur terkait.
5. Input dan output
Input dan output adalah masukan dan keluaran dari suatu sistem
yang memengaruhi kinerja dan hasil akhir sistem. Contohnya,
dalam sistem manufaktur, inputnya bisa berupa bahan baku,
sedangkan outputnya bisa berupa produk jadi.

Pola dasar berpikir sistem adalah pola-pola umum yang terdapat


dalam sistem. Pola ini dapat membantu kita untuk memahami
bagaimana sistem bekerja dan bagaimana interaksi antara elemen-
elemen dalam sistem dapat mempengaruhi sistem secara keseluruhan.
Pola dasar berpikir sistem juga dapat membantu kita untuk
mengidentifikasi solusi untuk masalah yang kompleks dan memahami
implikasi jangka panjang dari tindakan yang kita ambil.

Berikut adalah beberapa pola dasar berpikir sistem beserta contohnya:

1. Melihat keseluruhan sistem (system thinking)


Berpikir sistem memerlukan kemampuan untuk melihat
keseluruhan sistem, tidak hanya bagian-bagian kecilnya. Ini
memungkinkan kita untuk memahami bagaimana berbagai
elemen sistem berinteraksi dan bagaimana perubahan di satu
bagian dapat mempengaruhi seluruh sistem. Contoh: Memahami
bagaimana krisis iklim global terkait dengan berbagai faktor
seperti polusi, deforestasi, penggunaan bahan bakar fosil, dan
perubahan iklim.
2. Mengidentifikasi pola dan hubungan (pattern recognition and
relationship)

28
Melihat pola dan hubungan di antara elemen sistem adalah
bagian penting dari berpikir sistem. Ini membantu kita
mengidentifikasi pola perubahan dan memprediksi kemungkinan
dampak dari tindakan tertentu. Contoh: Memahami bagaimana
kurangnya akses ke air bersih di daerah tertentu dapat
berdampak pada kesehatan masyarakat dan keberlanjutan
ekonomi.
3. Mengembangkan model (developing models)
Model adalah representasi visual atau matematis dari suatu
sistem. Dengan mengembangkan model, kita dapat memahami
bagaimana berbagai elemen sistem saling terkait dan
bagaimana mereka mempengaruhi kinerja sistem. Contoh:
Memodelkan jaringan transportasi di suatu kota untuk
memahami bagaimana pola transportasi memengaruhi
kemacetan, polusi, dan aksesibilitas.
4. Melihat waktu sebagai faktor penting (time as a factor)
Berpikir sistem juga memperhitungkan faktor waktu dan
perubahan yang terjadi seiring waktu. Ini memungkinkan kita
untuk memahami dinamika sistem dan bagaimana perubahan di
satu waktu dapat mempengaruhi sistem di waktu berikutnya.
Contoh: Memahami bagaimana perubahan demografi dapat
mempengaruhi kebutuhan infrastruktur dan layanan kesehatan
di masa depan.
5. Mengenali keterbatasan informasi (recognizing limits to
knowledge)
Berbicara mengenai sistem, seringkali informasi yang tersedia
terbatas. Oleh karena itu, perlu untuk mengakui keterbatasan
informasi dan berusaha untuk mengisi celah informasi tersebut
dengan cara yang baik dan sistematis. Contoh: Memahami
keterbatasan dalam data yang tersedia untuk memprediksi hasil
pemilihan umum atau pengambilan keputusan bisnis.

29
Bahasa berpikir sistem dapat membantu dalam memahami dan
merancang sistem dengan lebih efektif. Dan apabila memahami pola-
pola dasar, kita dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi sistem dan membuat keputusan yang lebih baik dalam
mengelola atau merancang sistem yang kompleks.

3.4 Pengertian Kibernetika


Kibernetika adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang
kontrol dan komunikasi dalam sistem, baik yang biologis maupun
buatan. Bidang kibernetika meliputi berbagai disiplin ilmu, seperti
matematika, teknik, biologi, psikologi, dan filsafat. Kibernetika juga
dapat dipandang sebagai suatu disiplin ilmu yang memperhatikan
bagaimana suatu sistem dapat diatur dan dioptimalkan dengan
menggunakan prinsip-prinsip kontrol dan komunikasi.

Humberto Maturana, seorang ahli biologi, mengartikan kibernetika


sebagai "studi tentang sistem yang terbentuk oleh interaksi antara
komponen-komponennya, dan cara-cara di mana sistem tersebut dapat
mempertahankan dan mengembangkan dirinya sendiri melalui
perubahan". Kibernetika memiliki berbagai aplikasi, baik dalam bidang
teknologi, bisnis, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya,
pada bidang teknologi, kibernetika digunakan dalam pengembangan
robot dan sistem otomatisasi industri. Sedangkan pada bisnis,
kibernetika digunakan dalam manajemen sistem informasi dan
pengambilan keputusan.

Salah satu tokoh penting dalam bidang kibernetika adalah Norbert


Wiener, yang dianggap sebagai pendiri kibernetika. Wiener
memperkenalkan konsep cybernetics, yang berasal dari kata Yunani
kybernetes yang berarti "pilot" atau "pengarah". Konsep cybernetics

30
mengacu pada penggunaan sistem kontrol untuk mengatur suatu
sistem agar dapat mencapai tujuan tertentu.

Penerapan kibernetika dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat


pada berbagai hal, seperti penggunaan kendali jarak jauh pada televisi
atau alat-alat elektronik lainnya, atau pada sistem pengendalian lalu
lintas di jalan raya. Di dalam tubuh manusia, kibernetika juga terlibat
dalam pengaturan sistem saraf yang membantu dalam pengaturan
fungsi-fungsi organ tubuh dan keseimbangan fisik.Dalam
perkembangannya, kibernetika telah memberikan kontribusi besar
pada pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan lainnya. Konsep-
konsep kibernetika telah digunakan dalam berbagai bidang seperti
sistem informasi, ilmu sosial, psikologi, ekonomi, dan sebagainya.

Namun, kibernetika juga memunculkan beberapa perdebatan di


antara para ahli. Beberapa kritikus berpendapat bahwa kibernetika
terlalu abstrak dan kompleks, dan tidak memiliki aplikasi yang jelas
dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, pendukung kibernetika
berpendapat bahwa kibernetika adalah suatu disiplin ilmu yang sangat
penting dalam era digital, karena ia memberikan dasar-dasar teoritis
dan prinsip-prinsip yang dapat membantu dalam pengembangan
sistem informasi dan teknologi.

Istilah Kibernetics atau dalam bahasa Inggris disebut cybernetics


berasal dari bahasa Yunani kuno, kybernetes yang berarti pilot, juru
mudi, wakil pengendali atau pemimpin, akar kata yang mirip dengan
government. Istilah ini pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris
pada tahun 1945 oleh Nobert Wiener, seorang peneliti dari
Massachusetts Establishment of Innovation (MIT), dalam sebuah buku
berjudul Computer science untuk menggambarkan penalaran buatan

31
manusia. Nobert Wiener mencirikan ilmu komputer sebagai, "kontrol
dan korespondensi dalam makhluk dan mesin".

Berbagai definisi telah diberikan oleh para ahli. Stafford Brew


mencirikan Kibernetics sebagai "studi tentang asosiasi yang layak."
Gregory Bateson mengatakan bahwa Kibernetika lebih merupakan
struktur daripada substansi. Gordon Pask mencirikan Kibernetika
sebagai "keahlian mengendalikan alegori tanpa cela". Spesialis hierarki
menganggap bahwa hipotesis robot adalah studi tentang penanganan
data, arahan, pembelajaran, transformasi, dan asosiasi yang terjadi
pada orang, pertemuan, asosiasi, negara bagian, atau mesin.

Istilah ilmu komputer digunakan untuk menggambarkan cara input


dapat memungkinkan interaksi korespondensi. Sesuai Capra, sistem
cybernetic bermanifestasi di berbagai bidang, lebih spesifiknya:

1. Bidang moneter dikenal sebagai gagasan tangan yang tak


terlihat (invisible hands),
2. Di bidang kekuasaan, yang dilambangkan dengan gagasan
aturan-aturan yang mengatur dalam konstitusi,
3. Bidang penalaran, yang tampak dari perspektif Hegel, yaitu
tesisantitesis dan seintesis.

Kibernetika adalah teori sistem kontrol mengingat korespondensi


(pengiriman data) antar kerangka dan iklim antar kerangka, kontrol
(kritik) kemampuan kerangka mengenai iklim. Standar penting dari
hipotesis Kibernetic adalah menganggap adanya "kontras", bahwa satu
hal tidak akan persis sama dengan yang lain, atau sesuatu akan
berubah dalam jangka panjang. Pembelajaran digambarkan sebagai:
Input - Proses – Output.

32
Aliran Kibernetic memunculkan hipotesis pembelajaran
sehubungan dengan melakukan pemeriksaan karena penanganan data
diharapkan dalam penyelidikan tugas. Tanpa data yang jelas tugas
tidak akan selesai seperti yang diharapkan. Mengenai siklus ini, kritik
dan aktivitas restoratif adalah salah satu standar fundamental dalam
hipotesis terkomputerisasi. Sesuai Scheerens, ada 4 standar kritis
Kibernetics, khususnya:
1. Sistem harus memiliki kemampuan untuk mendeteksi,
menyaring, dan mengeksplorasi bagian-bagian penting dari
keadaan mereka saat ini;
2. Mereka harus memiliki opsi untuk menghubungkan data dengan
standar menyeluruh yang memandu pelaksanaan sistem;
3. Sistem harus memiliki opsi untuk mengidentifikasi
penyimpangan besar dari standar;
4. Mereka harus memiliki pilihan untuk memulai aktivitas restoratif
ketika ketidaksesuaian ditemukan". Arah ini lebih dekat dengan
gagasan responsif terhadap kebutuhan alami daripada
kecukupan dalam hal efisiensi dan pencapaian tujuan.

Teori Kibernetik adalah bagian dari ilmu otak kibernetik


(psychocybernetics), yang merupakan laporan relatif antara komponen
kontrol manusia (alami) dan kerangka kerja elektro-mekanis, seperti
PC. Menurut Nurhadi, psikosibernetika adalah penelitian otak karakter
imajinatif yang berpusat pada pandangan diri mental yang terlacak
dalam pikiran batin. Psychocybernetics memiliki aturan bahwa psyche
mind adalah komponen untuk mencapai tujuan yang disebut "servo-
instrument", yang terdiri dari sistem otak dan sensorik yang digunakan
dan dikoordinasikan untuk mencapai tujuan. Artinya manusia memiliki
jiwa yang bekerja secara konsekuen seperti mesin yang berusaha
mencapai tujuan (objective working machine). Sesuai dengan
pemahaman Maltz, Whittingham melihat komponen psychocybernetic

33
sebagai bentuk pengatur ruangan di otak besar. Pekerjaan pengatur
dalam ruangan adalah untuk menjaga agar daerah atau tubuh di
sekitarnya tetap pada suhu yang stabil.

Mengingat teori sibernetik, ahli psikologi menganalogikan sistem


kerja manusia sebagai mesin elektronik. Mereka menganggap siswa
(mahasiswa) sebagai kerangka kerja yang memiliki kendali atas
inputnya sendiri (kritik yang dikelola sendiri). Kerangka kontrol kritik ini,
baik pada orang atau mesin (seperti PC) memiliki tiga kemampuan,
lebih spesifiknya:
1. menghasilkan sistem pengembangan/kegiatan menuju tujuan
yang ideal (untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara
spesifik),
2. memikirkan dampak kegiatan apakah sudah sesuai dengan
cara/rencana yang tepat (mengenali kesalahan), dan
3. memanfaatkan blunder (kesalahan) untuk mengalihkan ke
haluan/seharusnya.

Pakar kibernetika mengartikan orang sebagai kerangka kontrol


yang dapat mengoordinasikan aktivitas mereka dan aktivitas yang tepat
dalam pandangan kritik. Oleh karena itu, belajar tentang ilmu komputer
adalah proses menghadapi hasil ekologis yang nyata dan termasuk
cara berperilaku yang memulihkan diri. Oleh karena itu, pembelajaran
harus direncanakan sedemikian rupa untuk menciptakan iklim yang
dapat menciptakan kritik yang ideal bagi siswa. Seperti yang
ditunjukkan oleh Nurwahid, manfaat dari prosedur pembelajaran yang
bergantung pada hipotesis Kibernetic adalah:

1. Perspektif yang terletak pada siklus lebih jelas


2. Menampilkan informasi memenuhi sudut pandang ekonomis,
3. Kemampuan belajar dapat diperkenalkan dengan lebih lengkap,

34
4. Ada heading dari semua latihan pembelajaran untuk tujuan yang
akan dicapai,
5. Adanya pertukaran pembelajaran dalam suasana yang
sebenarnya, kontrol pembelajaran memungkinkan untuk
menyesuaikan dengan suasana hati setiap orang,
6. Kritik yang mencerahkan memberikan indikator yang jelas
tentang tingkat pelaksanaan yang normal.

Kelemahan dari teori kibernetik adalah bahwa hal itu memberikan


aksentuasi yang berlebihan pada kerangka data yang sedang
dipertimbangkan, dan memberikan sedikit pertimbangan tentang
bagaimana pengalaman pendidikan diselesaikan. Teori kibernetik
dikutuk karena tidak mengarah pada pengalaman pendidikan langsung
yang membuatnya sulit untuk diterapkan. Teori pembelajaran yang
umumnya diterapkan oleh para ahli pembelajaran menggabungkan
teori tentang:
✓ Behavioristik,
✓ Kognitivistik,
✓ Humanistik,
✓ dan Sibernatik

Teori Kibernetik, adalah teori yang dibuat dalam pandangan teori


penanganan data. Sedangkan pemeriksaannya tergantung pada
hipotesis ilmu otak, sistem kehidupan, fisiologi dan biomekanik.
Pemeriksaan mental, terkait dengan proses berpikir, niat, tujuan,
inspirasi, mendapatkan dan menangani data. Kemudian, pada saat itu,
pemeriksaan sistem kehidupan, fisiologi, dan biomekanik terhubung
dengan penyelidikan kemampuan rakitan mekanik alat gerak,
kemampuan organ reseptor dan komponen pemberian kekuatan
penggerak dan pengendalian motivasi daya pada alat gerak.
Perkembangan oleh manusia, baik sebagai tujuan, media, siklus,

35
maupun perilaku, merupakan kekhasan yang luar biasa dan kompleks.
Percakapan keganjilan ini, hanya menurut perspektif disiplin logika,
memiliki kapasitas yang terbatas. Selanjutnya, untuk memahami
jalannya peristiwa gerakan, penting untuk mengoordinasikan berbagai
disiplin ilmu yang logis, misalnya, penelitian otak, sistem kehidupan,
dan fisiologi.

Teori yang relevan untuk memahami jalannya gerakan sangat


diperlukan. Ini karena informasi dan pemahaman tentang siklus di mana
perkembangan terjadi, akan benar-benar ingin membuat komitmen
kritis terhadap berbagai kebutuhan yang terkait dengan gerakan,
misalnya untuk mengontrol dan mengembangkan cara paling umum
untuk menguasai gerakan terkoordinasi. Pada dasarnya, manusia
digerakkan oleh empat bagian penting, yaitu: Mental, Motorik, Penuh
Perasaan, dan Mendalam. Keempat bagian mendasar ini, dengan
adanya gerakan, bekerja sama satu sama lain. Oleh karena itu
dikatakan bahwa gerak adalah pelaksanaan atau penampakan sejati
dari akibat-akibat kerja sama empat bagian yang dilambangkan dalam
suatu struktur sejati, yaitu gerak khusus. Untuk melihat lebih jauh
tentang perkembangan atau aktivitas motorik yang dilakukan/dilakukan
oleh manusia, selanjutnya adalah hipotesis kibernetika, yang mengkaji
atau menganalisisnya secara lebih komprehensif dan lebih detail.

Salah satu teori yang relevan untuk menjelaskan bagaimana gerak


(aksi motorik) terjadi adalah teori kibernetika. Psikologi dan fisiologi, di
antara bidang ilmiah lainnya, berkontribusi pada pengembangan teori
kibernetika. Dalam studi aksi motorik (gerakan), integrasi sejumlah
bidang ilmiah yang berbeda telah secara signifikan membantu
mengungkap sejumlah aspek misterius dari aksi motorik manusia. Teori
pemrosesan informasi berfungsi sebagai dasar untuk teori kibernetika.
Sedangkan teori psikologi, fisiologi, anatomi, dan biomekanika menjadi

36
landasan analisis. Studi tentang proses psikologis, motif, tujuan,
motivasi, dan penerimaan dan pemrosesan informasi. Kemudian,
analisis fungsi alat gerak dikaitkan dengan analisis anatomi, fisiologi,
dan biomekanik.

Teori Kibernetika memahami cara manusia berperilaku dan


aktivitas motorik sebagai model batin yang unik, di mana perilaku
bergantung pada kemampuan beradaptasi dan fleksibilitas respons.
Untuk situasi ini, pikiran manusia memiliki sistem progresif yang paling
penting sebagai pengontrol dan pengatur banyak latihan makhluk hidup
dalam menyelesaikan aktivitas mesin. Teori Kibernetika melihat orang
sebagai kerangka data. Hal ini dimaksudkan agar dalam menunjukkan
suatu reaksi, manusia bersifat dinamis dalam memperoleh dan
mengolah data yang ada di dalamnya, khususnya mengolah data
dengan berpikir. Hal ini dimungkinkan, karena manusia memiliki
kerangka data itu sendiri, yaitu alat penerima dan sistem sensorik.

Teori kibernetika melihat manusia tidak hanya sebagai makhluk


yang dinamis dalam menerima dan mengolah informasi, tetapi juga
mampu menggandakan dari ingatan dan pengalaman yang pernah
dialaminya, serta dapat melakukan perbaikan terhadap aktivitas mesin
yang dilakukannya. Hipotesis Kibernetic, yang dikerjakan melalui
kemajuan penanganan data dan standar hipotesis korespondensi,
dapat diuraikan melalui rencana dasar di bawahnya.

Teori ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk yang


dinamis dalam menentukan dan mengendalikan perilaku mesin. Seperti
yang ditunjukkan oleh hipotesis ini, belajar dan berpikir dimulai dengan
cara yang paling umum untuk mendapatkan dan menyelidiki data.
Kapasitas individu untuk memecah data menentukan konsekuensi dari
pembelajaran dan pemikiran. Setelah memahami hipotesis, yang

37
penting adalah cara menerapkan hipotesis dalam pengalaman yang
berkembang dan proses berpikir.

Inti dari teori Kibernetika terletak pada sistem untuk menangani


data secara berkelanjutan yang tidak hanya terbatas pada penanganan
data yang terkait dengan pelaksanaan Perkembangan, tetapi
mencakup penanganan data tentang jalannya perkembangan yang
telah dimodifikasi sebelumnya. Mendapatkan dan menangani data
tentang jalannya suatu perkembangan dikenal sebagai kritik, yang
merupakan pusat hipotesis kibernetika.

3.5 Model dan Konsep Dasar Sistem Kibernetika


Kibernetika merupakan ilmu yang mempelajari tentang sistem
kontrol, komunikasi, dan adaptasi pada mesin dan makhluk hidup.
Kibernetika pertama kali dikembangkan pada tahun 1940 oleh seorang
ilmuwan Norwegia bernama Norbert Wiener. Konsep dasar teori
kibernetika meliputi feedback, komunikasi, dan adaptasi.

Teori kibernetika dengan jelas menggambarkan aktivitas motorik


selama waktu yang dihabiskan untuk mengambil, berpikir, dan
kemampuan. Dalam kehidupan sehari-hari seringkali gerak dan motorik
disamakan. Tetapi, pada kenyataannya gerak dan motorik itu berbeda.
Gerak menurut Kamajaya yaitu posisi atau kedudukan sebuah benda
di mana benda itu bergerak dari titik asal atau titik acuannya.
Sedangkan, motorik adalah sesuatu proses kemasakan atau gerak
yang langsung melibatkan otot-otot untuk bergerak dan proses
pensyarafan yang menjadi seseorang mampu menggerakkan dan
proses persyarafan yang menjadikan seseorang mampu menggerakan
tubuhnya.

38
Dalam konsep dasar kibernetika memahami bahwa cara manusia
berperilaku dan aktivitas motorik adalah model intern yang kuat yang
mengandalkan kemampuan beradaptasi dan fleksibilitas respons.
Gerak motorik merupakan suatu proses kompleks yang melibatkan
banyak sistem dan organ tubuh yang bekerja sama. Proses ini dimulai
dari tahap persepsi dan resepsi sensorik, pengolahan informasi oleh
otak, hingga koordinasi dan kontraksi otot yang menghasilkan gerakan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses gerak motorik antara lain
sistem saraf pusat dan perifer, otot, sendi, koordinasi motorik, dan
faktor lingkungan.

Proses Gerak Motorik

Input Organ Output


Pengola
(Informasi) Receptor han (Aksi Motorik)

()

Feedback adalah prinsip umpan balik yang digunakan untuk


mengendalikan sistem. Umpan balik dapat positif atau negatif, dan
digunakan untuk memantau dan mengontrol kinerja sistem. Komunikasi
membahas cara komunikasi antara sistem dan lingkungannya. Sistem
menerima informasi dari lingkungan, memproses informasi tersebut,
dan merespons dengan tindakan yang sesuai. Adaptasi mempelajari
tentang adaptasi sistem dalam menghadapi perubahan lingkungan.
Sistem mampu belajar dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
selalu berubah.

Berikut akan dijelaskan secara detail mengenai konsep dasar teori


kibernetika dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

39
1. Feedback
Feedback adalah prinsip umpan balik yang digunakan untuk
mengendalikan sistem. Feedback terbagi menjadi dua jenis, yaitu
feedback positif dan feedback negatif. Feedback positif adalah
feedback yang memperkuat respon sistem terhadap perubahan
lingkungan. Contoh feedback positif adalah saat kita menyalakan
pengeras suara, maka suara akan semakin keras hingga mencapai
batas maksimum. Feedback positif dapat berbahaya jika tidak
dikendalikan, seperti pada saat terjadinya ledakan bunyi yang dapat
merusak pendengaran. Feedback negatif adalah feedback yang
mengendalikan respon sistem terhadap perubahan lingkungan.
Contoh feedback negatif adalah saat kita menyetel suhu AC pada
suhu yang diinginkan, maka sistem AC akan bekerja untuk
mempertahankan suhu tersebut. Feedback negatif merupakan
prinsip umpan balik yang paling sering digunakan dalam sistem
kontrol karena dapat mengontrol kinerja sistem secara efektif.

2. Komunikasi
Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan informasi
antara sistem dan lingkungannya. Komunikasi dalam kibernetika
terdiri dari empat elemen, yaitu sumber informasi, kode, media, dan
penerima informasi. Sumber informasi adalah sumber dari informasi
yang dikirimkan. Contohnya adalah sensor suhu yang menjadi
sumber informasi suhu pada AC. Kode adalah cara informasi diubah
menjadi bentuk yang dapat dikirimkan. Contohnya adalah kode biner
yang digunakan dalam komunikasi data. Media adalah media yang
digunakan untuk mengirimkan informasi. Contohnya adalah kabel
atau gelombang elektromagnetik pada komunikasi nirkabel.
Penerima informasi adalah penerima dari informasi yang dikirimkan.
Contohnya adalah sistem AC yang menerima informasi suhu dari
sensor suhu.

40
3. Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan sistem untuk belajar dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang selalu berubah. Sistem
mampu belajar dari pengalaman dan menghasilkan respons yang
lebih baik dalam menghadapi perubahan lingkungan. Contoh
adaptasi dalam kibernetika adalah algoritma pembelajaran mesin
yang mampu belajar dari data yang diberikan dan menghasilkan
prediksi yang lebih akurat. Algoritma ini akan terus belajar dan
meningkatkan performanya seiring waktu dan pengalaman.

Kibernetika memiliki banyak aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, di


antaranya:

1. Sistem kontrol pada mesin dan peralatan elektronik, seperti


mobil, pesawat, dan mesin industri.
2. Robotika dan automasi, seperti robot yang dapat melakukan
tugas-tugas tertentu tanpa bantuan manusia.
3. Pengenalan suara dan pengolahan citra, seperti dalam aplikasi
pengen.

Adapun konsep dasar teori kibernetik dapat dijelaskan sebagai berikut


:
a. Manusia Bukanlah Mahluk Yang Pasif Dalam Menentukan
Respon Dari Stimulus Yang Datang
b. Manusia Merupakan Suatu Sistem Penerimaan, Pengolahan,
Dan Pengendalian Informasi
c. Teori Kibernetika Menerangkan Bahwa Tingkah Laku Dan Aksi
Motorik Manusia Sebagai Model Intern Yang Dinamis
Tergantung Pada Fleksibilitas Dan Kemampuan Adaptasi Reaksi

41
d. Pengendalian Dan Pengaturan Aksi Motorik Karena Adanya
Informasi Umpan Balik Berkelanjutan
e. Manusia Sebagai Sistem Informasi
f. Manusia Mampu Melakukan Reproduksi Dari Ingatan Dan
Pengalaman

Teori kibernetika ini mempunyai beberapa kekurangan dan


kelebihan dalam pengaplikasiannya dalam kehidupan. Berikut
merupakan kekurangan dan kelebihannya :

1. Kekurangan
Teori sibernetik sebagai teori belajar sering kali dikritik karena
lebih menekankan pada system informasi yang akan dipelajari,
sementara itu bagainama proses belajar berlangsung dalam diri
individu sangat ditentukan oleh system informasi yang dipelajari.
Teori ini memandang manusia sebagai pengolah informasi,
pemikir, dan pencipta (Pask dan Scott, dalam budiningsih, 2005).
Teori aliran ini dikritik karena tidak secara langsung membahas
tentang proses belajar sehingga menyulitkan dalam penerapan.
Ulasan teori ini cenderung ke dunia psikologi dan informasi
dengan mencoba melihat mekanisme kerja otak. Karena
pengetahuan dan pemahaman akan mekanisme ini sangat
terbatas maka terbatas pula kemampuan untuk menerapkan
teori ini.

2. Kelebihan
Menurut Budiningsih 2005, kelebihan dari teori belajar
sibernetik sebagai berikut :
a. Cara berpikir berorientasi pada proses lebih menonjol
b. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis
c. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap

42
d. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan
yang ingin dicapai
e. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang
sesungguhnya
f. Control belajar (conten control, pace control, display control,
dan conscious cognition control) memungkinkan belajar
sesuai dengan irama masing – masing individu (prinsip
perbedaan individual terlayani)
g. Balikan informative memberikan rambu – rambu yang jelas
tentang tingkat untuk kerja yang telah dicapai dibandingkan
dengan unjuk kerja yang diharapkan.

3.6 Pengaruh dan Perkembangan Sibernetika


Sibernetika merupakan bidang ilmu pengetahuan yang sangat luas,
namun tujuan utama sibernetika adalah untuk memahami dan
mengidentifikasi kemampuan dan siklus kerangka kerja yang memiliki
alasan dan mengambil bagian dalam lingkaran rantai sebab akibat yang
bergerak dari aktivitas ke mendeteksi dan kemudian
membandingkannya dan tujuan yang ideal. apalagi kembali
beraktivitas.

Sibernetika didefinisikan oleh Norbert Wiener sebagai suatu studi


terhadap kontrol dan komunikasi pada binatang dan mesin. Stafford
Beer menyebutnya sebagai ilmu organisasi efektif dan Gordon Pask
memperluasnya dengan mencakup aliran informasi "pada semua
media" dari bintang hingga otak. Sibernetika berfokus kepada
bagaimana sesuatu itu (digital, mekanik, atau biologis) memproses
informasi, bereaksi terhadap informasi, dan berubah atau dapat diubah
agar dapat mencapai dua tugas pertama dengan lebih baik. Definisi
yang lebih filosofis, disarankan pada tahun 1956 oleh Louis Couffignal,

43
salah seorang pelopor sibernetika, mengkarakterisasi sibernetika
sebagai seni untuk memastikan keberhasilan tindakan.

Definisi berkelanjutan yang diberikan oleh Louis Kauffman,


Presiden dari American Society for Cybernetics. Sibernetika adalah
penyelidikan kerangka kerja dan siklus yang berinteraksi dengan
dirinya sendiri dan menghasilkan dirinya sendiri dari dirinya sendiri.
Sibernetika kontemporer dimulai sebagai tinjauan interdisipliner yang
menghubungkan bidang kerangka kontrol, hipotesis sirkuit,
perancangan mekanik, menampilkan pemikiran, ilmu transformatif, ilmu
saraf, studi manusia, dan penelitian otak. Selama tahun 1940-an, sering
dihubungkan dengan Macy's Meeting. Berbagai bidang studi yang telah
memengaruhi atau dipengaruhi oleh sibernetika menggabungkan teori
sistem (mitra numerik untuk robotika), hipotesis kontrol perseptual,
humanisme, penelitian otak (khususnya neuropsikologi, psikologi
perilaku, psikologi kognitif), filosofi, arsitektur dan teori organisasi.

1. Pengaruh Sibernetika
Sibernatika adalah studi tentang penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi dalam mendorong perubahan sosial, ekonomi, dan
politik. Sebagai sebuah disiplin ilmu yang relatif baru, sibernatika
telah memberikan dampak yang signifikan dalam berbagai aspek
kehidupan manusia. Dalam makalah ini, akan dibahas beberapa
pengaruh positif dan negatif dari sibernatika.

Pengaruh Positif Sibernatika:


a. Komunikasi yang lebih efektif: Sibernatika memungkinkan
orang untuk berkomunikasi dengan mudah dan cepat dari
jarak jauh. Dengan bantuan teknologi seperti internet, telepon
pintar, dan media sosial, orang dapat terhubung dengan
keluarga, teman, atau rekan kerja dengan mudah. Ini

44
membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas komunikasi
di berbagai sektor.
b. Peningkatan Produktivitas: Sibernatika juga telah
meningkatkan produktivitas di berbagai sektor, seperti
industri, bisnis, dan pendidikan. Perangkat lunak dan sistem
informasi yang canggih memungkinkan pekerjaan dan tugas
dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan akurat. Hal ini juga
mengurangi biaya dan waktu yang diperlukan dalam
menjalankan kegiatan.
c. Kemajuan Pendidikan: Sibernatika juga telah memperbaiki
dunia pendidikan. Dengan akses mudah ke informasi melalui
internet, siswa dan mahasiswa dapat mempelajari berbagai
topik secara mandiri. Selain itu, teknologi seperti video
conferencing dan e-learning memungkinkan siswa dari
berbagai belahan dunia untuk mengakses pelajaran dengan
mudah.
d. Inovasi: Sibernatika juga memungkinkan adanya inovasi dan
pengembangan produk dan layanan baru. Perusahaan dapat
menggunakan teknologi untuk mempercepat penemuan dan
pengembangan produk baru. Selain itu, teknologi juga
memungkinkan kreativitas dan keberanian untuk berinovasi.

Pengaruh Negatif Sibernatika:

a. Ketergantungan: Dampak negatif pertama dari sibernatika


adalah ketergantungan. Penggunaan teknologi yang terlalu
banyak dapat membuat seseorang menjadi terlalu tergantung
pada perangkat tersebut dan kehilangan kemampuan untuk
berinteraksi secara langsung dengan orang lain.
b. Keamanan Informasi: Sibernatika juga memperlihatkan
kerentanan terhadap keamanan informasi. Dalam lingkungan

45
yang terus berkembang, ada kemungkinan besar terjadi
kebocoran data, penipuan online, dan serangan siber lainnya
yang berdampak buruk pada individu dan perusahaan.
c. Isolasi Sosial: Sibernatika juga dapat menyebabkan isolasi
sosial. Orang sering kali lebih suka berkomunikasi melalui
perangkat elektronik daripada secara langsung dengan orang
lain, yang dapat mengurangi hubungan sosial yang kuat dan
memperburuk masalah kesehatan mental.
d. Ketidakadilan: Sibernatika juga memiliki potensi untuk
menciptakan ketidakadilan di dalam masyarakat. Orang yang
tidak memiliki akses atau pengetahuan yang cukup tentang
teknologi dapat tertinggal dalam hal informasi dan
keuntungan ekonomi yang dapat dihasilkan oleh teknologi
tersebut.
e. Meningkatkan kejahatan cyber: Sibernatika juga dapat
meningkatkan kejahatan cyber seperti peretasan sistem,
pencurian identitas, dan penipuan online. Hal ini dapat
membahayakan individu dan perusahaan, serta mengancam
keamanan negara.

2. Perkembangan Sibernetika
a. Cyberspace (Ruang Cyber)
Cyberspace atau ruang cyber pertama kali dikemukakan oleh
William Gibson dalam sebuah buku berjudul Neuromancer
pada tahun 1984 untuk menggambarkan dunia maya dengan
mesin tiga dimensi (Virtual Reality/VR), dan dengan demikian
merujuk pada penemuan inovasi data (IT) yang mampu
membingkai seluruh dunia yang dinamakan internet. Adanya
internet, untuk menjadi Web tertentu. Web memiliki banyak
kegunaan, namun fasilitas yang sering digunakan adalah
Electronic Mail (e-mail), Mailing List (mailist atau e-mail

46
groups), World Wide Web (WWW), File Transfer Protocol
(FTP), InternetRelay Chat (IRC), Netsearch atau Search
Engine. Pada awalnya, pembuat perangkat lunak PC
menyediakan aplikasi terpisah untuk masing-masing kantor
ini, tetapi dengan demikian klien Web dapat melibatkan
kantor-kantor ini dalam satu aplikasi online.

Dari gagasan Gibson di atas, menurut Severin dan Tankard


(2005) ruang cyber dapat dicirikan sebagai realitas yang
diasosiasikan secara internasional, berakses komputer,
multidimensi, artifisial atau virtual. Dalam kenyataan ini, di
mana setiap PC adalah jendela, item yang terlihat atau dapat
dilihat tidak bersifat aktual dan bukan penggambaran item
yang sebenarnya, melainkan gaya, karakter, dan aktivitas
pembuatan informasi, aksi pembuatan data, pembuatan
informasi murni.

Inovasi dan peningkatan TI secara massal mengubah


keadaan masyarakat menjadi masyarakat dunia yang
mendunia atau global. Dunia yang sangat mudah untuk
berkembang dalam bidang informasi, transportasi, dan
inovasi yang begitu cepat sehingga sangat besar
mempengaruhi kemajuan manusia, sehingga dunia disebut
juga kota besar (worldwide town), yaitu kota besar yang
dikenal orang. lain dan saling menyambut. dengan orang lain
sebagaimana layaknya kehidupan yang tercipta di kota.

Gagasan kota dunia dikemukakan oleh Marshall McLuhan


pada pertengahan 1960-an dalam bukunya Grasping Media:
Expansion of A Man. Ide ini berangkat dari penalaran
McLuhan, bahwa suatu hari data akan sangat terbuka dan

47
tersedia untuk semua orang. Saat ini, mungkin anggapan ini
tidak terlalu aneh atau fenomenal, namun pada tahun 1960-
an ketika stasiun TV masih dibatasi aksesnya, internet belum
ada, dan radio masih dibatasi antar lokal, pertimbangan
McLuhan dipandang sebagai abnormal dan revolusioner.

Kota Seluruh Dunia memahami bahwa tidak ada lagi batasan


pengaturan umum yang masuk akal. Data dapat berpindah
dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu yang sangat
singkat, memanfaatkan teknologi web. McLuhan memprediksi
bahwa di masa depan, orang akan sangat rentan terhadap
inovasi, khususnya inovasi korespondensi dan data. McLuhan
mengantisipasi apa yang mungkin terjadi hari ini, dalam dua
ratus tahun seperti saat ini.

Di mana pembicaraan akan suatu topik dapat menjadi


konsumsi dan masukanbagi masyarakat luas, kecuali, tentu
saja, hal-hal yang bersifat amat rahasia sepertirahasia
perusahaan, rahasia negara, keamanan- ketahanan. Semua
orang berhak untukikut dalam pembicaraan umum, dan juga
berhak untuk mengkonsumsinya, tanpa terkecuali.

b. Cybercrime (Kejahatan Cyber)


Kejahatan dunia maya atau cybercrime adalah struktur atau
aspek lain dari kejahatan saat ini yang mendapat perhatian
dunia global. Volodymyr Golubev menyebutnya sebagai the
new form of anti-social behavior. Beberapa
julukan/penugasan yang berbeda diberikan untuk jenis
pelanggaran baru ini dalam karya yang berbeda, termasuk
pelanggaran internet/ruang virtual, komponen baru dari
pelanggaran mutakhir, elemen baru dari pelanggaran

48
transnasional, dan komponen baru dari pelanggaran kerah
putih.

Cybercrime saat ini digunakan untuk menunjukkan kepada


kejahatan yang berhubungan dengan cyberspace dan
tindakan kejahatan yang menggunakan komputer.
Perkembangan cyberspace yang pesat menyebabkan
terjadinya penyalahgunaan teknologi tersebut oleh pihakpihak
yang tidak bertanggung jawab. Penyalahgunaan dari
perkembangan cyberspace tersebut yang akhirnya disebut
sebagai cybercrime.

Istilah kejahatan dunia maya biasanya digunakan secara


bergantian dengan kejahatan teknologi, kejahatan mutakhir,
kejahatan keuangan, kejahatan Web, kejahatan tingkat lanjut,
atau kejahatan elektronik, di mana sebagian dari istilah ini
digunakan untuk menggambarkan pelanggaran yang terkait
dengan PC atau perangkat TI lainnya.

Secara umum, perbuatan melawan hukum di dunia digital


(cybercrime) adalah upaya memasuki atau berpotensi
menggunakan kantor PC atau jaringan PC tanpa persetujuan
dan tanpa mengindahkan hukum dengan tetap menimbulkan
perubahan serta kerugian terhadap kantor PC yang dimasuki
atau digunakan.

Dapat dikatakan bahwa cyber crime adalah salah satu sisi


gelap dari kemajuan teknologi yang mempunyai dampak
negatif sangat luas bagi seluruh bidang kehidupan modern
saat ini. Kekhawatiran demikian terungkap pula dalam
makalah cyber crime yang disampaikan oleh ITAC

49
(Informastion Technology Association of Canada) pada
Internasional Information Industry Congresss (IIIC) 2000
Millenium Congress di Quebec pada tanggal 19 september
2000, yang menyatakan bahwa cyber crime is a real and
growing threat to economic and social development around
the world. Information technology touches every aspect of
human life and so can alectronically enabled crime. pada
tanggal 19 september 2000, yang menyatakan bahwa cyber
crime is a real and growing threat to economic and social
development around the world. Information technology
touches every aspect of human life and so can alectronically
enabled crime.

Sehubungan dengan kekhawatiran akan bahaya/risiko


kejahatan digital karena terkait erat dengan pelanggaran
keuangan dan kejahatan terkoordinasi (terutama dengan
tujuan akhir penghindaran pajak), kongres PBB tentang
Antisipasi Pelanggaran dan Perlakuan terhadap Pihak yang
Bersalah (diselenggarakan seperti jarum jam) juga telah
memeriksa masalah ini. Isu cybercrime sudah dua kali
direncanakan, tepatnya pada kongres VIII/1990 di Havana
dan pada kongres X/2000 di Wina.

Ada beberapa jenis kejahatan yang terkait erat dengan


cybercrime dan penyalahgunaan kerangka data, salah
satunya adalah Buku Referensi Cybercrime yang
memisahkan cybercrime.
a. Negligent use of information systems while violating
security policies or engaging in unsound information
security practices and thereby exposing systems and data
to cyber attacks (kelalaian dalam penggunaan sistem

50
informasi ketika melanggar kebijakan keamanan atau
terlibat didalam praktek tidak sehat informasi keamanan
dan dengan cara menyebarluaskan sistem dan data untuk
diserang);
b. Conventional crimes involving use of computers or other
types of electronic IT devices for communications and/or
record keeping in support of their illegal activities
(kejahatan konvesional yang menyertakan penggunaan
komputer atau alat elektronik lain yang digunakan untuk
berkomunikasi dan/atau menyimpan hasil rekaman yang
digunakan untuk membantu dalam aktivitas ilegal);
c. Penipuan online seperti phising, spoofing, spimming, yang
bertujuan untuk menipu orang secara online untuk
mendapatkan keuntungan finansial baik dalam penipuan
kartu kredit atau pencurian identitas;
d. Hacking, computer trespassing, dan password cracking
yang bertujuan untuk menembus password akun
komputer dan/atau masuk secara melanggar hukum
sistem informasi untuk melakukan kejahatan secara
online dan/atau secara offline;
e. Malicious writing dan membagikan kode komputer yang
terkait membuat, mengkopi, dan/atau melepaskan
malware;
f. Pembajakan digital terhadap musik, film, dan/atau
perangkat lunak;
g. Cyber harrasment, ancaman, membuat malu secara
sengaja, atau pemaksaan, termasuk cyber bullying;
h. Penguntitan secara online (online stalking) dan tindakan
cyber-sex, termasuk mengirimkan gambar atau pesan
yang tidak dinginkan yang memuat unsur seksual,
mempromosikan pariwisata sex, atau menggunakan

51
internet untuk memfasilitasi penjualan manusia untuk
kegiatan seksual atau tujuan lainnya;
i. Kecurangan akademik dan scientific misconduct yang
dilakukan oleh pelajar, guru, atau professor untuk
kegiatan menjiplak, kecurangan dalam tugas atau ujian,
atau penipuan metode riset atau penemuan;
j. Kejahatan terorganisir yang menyertakan penggunaan
internet yang berbasis etnis untuk memfasilitasi kombinasi
aktivitas illegal
k. dan legal seperti penyelundupan dan penjualan manusia,
senjata, dan obat-obatan;
l. Tindakan memata-matai yang dilakukan oleh pemerintah
atau pekerja lepas termasuk spionase perusahaan yang
melibatkan penggunaan spyware dan key logger software
untuk menemukan data yang dapat dicuri atau digunakan
untuk melakukan kejahatan tambahan;
m. Cyberterrorism yang dilakukan oleh orang-orang yang
mencoba untuk memajukan tujuan sosial, agama atau
politik dengan cara menanamkan secara luas ketakutan
atau dengan melakukan pengerusakan atau mengganggu
informasi infrastruktur yang penting.

c. Cyber Espionage (Spionase Cyber)


Ada banyak jenis pelanggaran digital yang telah mengalir di
seluruh dunia. Salah satu jenis kejahatan digital adalah
pengintaian digital atau aktivitas rahasia digital (Cyber
Espionage). Cyber Espionage adalah kejahatan yang
menggunakan organisasi web untuk menyelesaikan latihan
kerja penyamaran terhadap kelompok lain, dengan memasuki
kerangka jaringan PC pihak yang dituju. Kejahatan ini
biasanya dikoordinasikan dengan rekan bisnis yang catatan

52
atau informasi penting disimpan dalam sistem mekanis.
Sesuai organisasi yang mengambil bagian dalam keamanan
PC, Symantec, pengawasan adalah salah satu kekhawatiran
mendasar organisasi.

Organisasi tersebut mengakui bahwa pengintaian modern


tetap menjadi perhatian utamanya. Sebanyak 45% persen
responden mengakui menemukan orang dalam berbahaya.
Banyak yang mengikuti benar-benar dimulai dari dalam
organisasi, karena masalah persaingan. Hal ini dianggap
lebih berbahaya, karena dibandingkan dengan serangan dari
luar yang bisa terjadi secara universal, serangan dari dalam
akan sulit untuk dikenali lebih awal.

Serangan cyber espionage sendiri menggunakan perantara


melalui virus dengan cara mengirimkan virus masuk ke
komputer lawan dan kemudian virus tersebut akan memantau
aktivitas yang terjadi di komputer yang dimasukinya. Seperti
halnya kasus yang terjadi di Timur Tengah, terutama di Iran
dimana virus komputer baru bernama Flame dikabarkan telah
menyerang ratusan komputer. Virus baru yang sangat pintar
itu diduga dibuat Israel untuk mengacaukan program nuklir
Iran. Flame tak hanya mampu mengambil seluruh data yang
tersimpan di dalam komputer yang terinfeksi, tapi juga mampu
memantau seluruh aktivitas pengguna komputer, dengan cara
mengambil gambar layar yang sedang dibuka dan merekam
tombol-tombol yang ditekan pada papan ketik (keystrokes).

Flame juga bisa mengaktifkan sistem audio komputer,


termasuk mikrofon, sehingga bisa menguping setiap
pembicaraan pengguna. Keunggulan lain Flame adalah

53
mengakses telepon seluler berkoneksi bluetooth yang berada
di sekitar komputer terinfeksi48. Kemampuan dari virus
tersbut digunakan untuk memata-matai bahkan dapat
digunakan untuk melakukan sabotase terhadap negara yang
diserangnya. Para periset Laboratorium McAfee yang
berbasis di Santa Clara, California, Amerika Serikat,
menyatakan virus jenis malware terdeteksi sengaja dirancang
dan diunggah khusus untuk mencari informasi yang mengacu
pada kata-kata tertentu. Kata-kata yang menjadi acuan bagi
malware tersebut bekerja misalnya “pasukan AS di Korsel”,
latihan perang”, atau bahkan “rahasia”. Malware tersebut
diperkirakan sudah tertanam sejak tahun 2009 bahkan pada
tahun 2007 telah dideteksi malware yang lebih kurang serupa.

d. Cyberware (Perang Cyber)


Untuk mencirikan pertarungan digital harus didahului dengan
pengertian internet. Divisi Pertahanan AS telah
menyempurnakan definisi tersebut, melalui pembaruan
referensi kata militer otoritas Distribusi Bersama (JP) 1-02,
untuk mengkarakterisasi internet: ruang global di dalam iklim
data yang terdiri dari organisasi kerangka kerja inovasi data
yang bergantung , termasuk Web, organisasi komunikasi
media , kerangka kerja PC, dan prosesor dan regulator yang
dimasukkan.

Definisi dalam JP 1-02 Selain mengenal konsep internet yang


mendunia, juga menyinggung tentang iklim data, yang
menghubungkan internet dengan dunia nyata, kerangka
dasar masyarakat, dunia data, tempat informasi dibuat dan
disimpan, dan sudut pandang mental di mana pembedaan
dan pilihan manusia dibuat. Keterkaitan ini menjadikan

54
pertarungan digital sebagai bagian menarik dari pertarungan
tradisional dan menghubungkan internet dengan keamanan
publik.

Kemudian, menurut referensi Oxford Word, digital (pengubah)


yang terhubung dengan atau standar untuk gaya hidup PC,
inovasi data, dan augmented reality. Mengatakan bahwa
digital berasal dari kata robotika, yaitu studi korespondensi
dan kerangka kendali terprogram pada dua mesin dan
makhluk hidup. Sedangkan pengertian berperang dari sumber
yang sama adalah komitmen dalam atau latihan yang
berhubungan dengan perang atau perjuangan. Kata perang
lebih dikaitkan dengan strategi perang, sedangkan kata
perang mengandung arti 1) suatu keadaan perjuangan yang
diperlengkapi antara berbagai bangsa atau berbagai
perkumpulan dalam suatu bangsa; 2) kondisi persaingan atau
antagonisme antara berbagai individu atau perkumpulan; 3)
misi yang didukung melawan keadaan atau tindakan yang
tidak diinginkan.

Dari definisi tersebut, dalam perbincangan tentang landasan


kesimpulan diatas, cenderung diduga bahwa sibernetika atau
cyberwarfare adalah pertarungan yang menggunakan inovasi
komputerisasi, namun masyarakat secara keseluruhan
beralasan bahwa cyberwar hanyalah konflik di ruang internet.
namun, peningkatan ini tidak cukup, karena dua alasan.

Pertama, definisi perang di dunia maya terlalu luas. Perang


cyber tidak dapat di samakan dengan information operations
(IO), namun dapat menjadi bagian dari IO. IO terdiri dari
operasi psikologis, penipuan militer, operasi keamanan,

55
peperangan elektronik, dan computer network operations
(CNO). CNO merupakan tindakan penggunaan jaringan
komputer untuk menyerang sistem informasi masyarakat atau
jaringan komputer mereka. Sedangkan perang cyber
menggunakan dunia maya untuk menyerang personil,
fasilitas, atau peralatan selain informasi dan komputer.
Kedua, mendefinisikan perang cyber sebagai perang di dunia
maya mengabaikan kompleksitas penerapan hukum perang
yang lebih fundamental ke dunia maya.

56
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Dari uraian pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :

1. Berpikir sistem adalah kemampuan untuk melihat dan memahami


suatu permasalahan atau situasi dalam konteks sistem yang lebih
besar, dengan memperhatikan bagaimana berbagai elemen atau
komponen dalam sistem tersebut saling berinteraksi dan
mempengaruhi satu sama lain. Dengan berpikir sistem, seseorang
dapat memahami permasalahan yang kompleks, mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan mengembangkan solusi
yang efektif dengan mempertimbangkan konsekuensi tindakan
terhadap sistem secara keseluruhan.
2. Berpikir sistem memiliki sejarah yang panjang dan melibatkan
kontribusi dari berbagai disiplin ilmu. Pada awalnya, konsep sistem
diterapkan dalam bidang ilmu fisika dan matematika pada abad ke-
19 dan awal abad ke-20. Salah satu tokoh awal dalam
pengembangan berpikir sistem adalah Ludwig von Bertalanffy,
seorang biologis Austria yang mengembangkan teori umum sistem
pada tahun 1920-an dan 1930-an. Pada tahun 1950-an dan 1960-
an, berpikir sistem mulai diterapkan dalam manajemen organisasi
dan ilmu sosial. Dalam beberapa dekade terakhir, berpikir sistem
terus berkembang dan diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk
teknologi informasi, ilmu lingkungan, kebijakan publik, dan lain
sebagainya.
3. Bahasa berpikir sistem dapat membantu dalam memahami dan
merancang sistem dengan lebih efektif. Dan apabila memahami
pola-pola dasar, kita dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang

57
mempengaruhi sistem dan membuat keputusan yang lebih baik
dalam mengelola atau merancang sistem yang kompleks.
4. Kibernetika adalah disiplin ilmu yang mempelajari sistem komunikasi
dan kontrol dalam makhluk hidup dan mesin dengan, tujuan untuk
meningkatkan efisiendi dan kinerja sisitem pada berbagai tingkat
kompleksitas.
5. Konsep dasar sistem kibernetika meliputi studi tentang sistem
komunikasi dan control pada makhluk hidup dan mesin. Model
sistem kibenetika adalah model sistem yang terdiri dari empat
komponen utama yaitu input, organ receptor, pengolahan, dan
output. Tujuannya adalah untuk memahami bagaimana suatu sistem
dapat beradaptasi mengendalikan, dan memperbaiki dirinya sendiri
berdasarkan umpan balik dari lingkungannya.
6. Perkembangan sibernetika atau kibernetika telah membuka jalan
untuk berbagai inovasi seperti jaringan computer, robotika, otomasi
industry sistem pengawasan dan pengendalian lalu lintas, dan
sistem pengambilan keputusan cerdas. Sibernetika juga
memberikan pengaruh besar pada ilmu sosial, psikologi, dan ilmu
politik dalam memahami interaksi dan dinamika sistem kompleks.
Namun adanya sibernetika mempunyai pengaruh negatif, yaitu
maraknya kejahatan melalui dunia internet seperti cyber space,
cyber crime, cyber ware, dan cyber espionage.

58
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2017). Refleksi: Landasan Peningkatan Profesionalisme


Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Bungsu, R., & Rosadi, K. I. (2020). Faktor Yang Mempengaruhi
BerpikirSistem: Aspek Internal Dan Eksternal. Jurnal Ekonomi
Manajemen Sistem Informasi, 2(2).
Bertalanffy, L. V. (1950). An outline of general system theory.
Bertalanffy, L.V. (1968). General system theory: Foundations, development,
applications.
Hasan, Z. (2016). Kritis Sosial: Teori dan Praktik Kritik Sosial. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Jauhari, I. (2018). Kreativitas: Teori dan Pengukurannya. Jakarta: Rajawali
Pers.
Maharsi, I. A. (2015). Berpikir Kritis: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Meadows, D. H., Meadows, D. L., Randers, J., & Behrens III, W. W. (1972).
The Limits to Growth.
Moehammad Yuliansyah Saputera. Pengaruh Cyber Security Strategy
Amerika Serikat Menghadapi Ancaman Cyber Warfare. Tugas Paper
Hubungan Internasional Fisip Universitas Riau, hlm.6.
Mulyana, D. (2014). Critical Thinking: Keterampilan Berpikir Kritis. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Nurdin, M. (2018). Sistematisasi Pembelajaran: Menciptakan Pembelajaran
yang Efektif dan Efisien. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Nasir, M., Ali, H., Rosadi, I. (2021). Prinsip-Prinsip Berpikir Sistem Dalam
Kerangka Tujuan Sistem, Batasan Sistem Dan Struktur Sistem Guna
Berpikir Kesisteman Dalam Pendidikan Islam. Jurnal Ilmu Hukum
Humaniora Dan Politik, 2(1).
Risuharto Clinton. (2015). Kajian Perang Sibernetika (Cyber-Warfare)
Sebagai Konflik Bersenjata Internasional Berdasarkan Hukum

59
Humaniter Internasional. Skripsi Fakultas Hukum Universitas
Diponegoro Semarang, hlm.62.
Sukma Indrajati. (2014). Tinjauan Hukum Internasional Terhadap Cyber
Espianage Sebagai Salah Satu Bentuk Cybercrime. Skripsi Fakultas
Hukum Universitas Hasanudin Makasar, hlm.37.
Trisuharto Clinton. (2015). Kajian Perang Sibernetika (Cyber-Warfare)
Sebagai Konflik Bersenjata Internasional Berdasarkan Hukum
Humaniter Internasional. Skripsi Fakultas Hukum Universitas
Diponegoro Semarang, hlm.62.

60

Anda mungkin juga menyukai