Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

(PKL)

DI KECAMATAN TALEGONG
KABUPATEN GARUT
PROV. JAWA BARAT

Disusun oleh :

Nama : SUHENDA
Kelas : 11 OTKP
NIS : 0076018085

SMK ISLAM TERPADU (IT)


KABUPATEN GARUT PROV. JAWA BARAT
TAHUN AJARAN 2023/2024
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
LEMBAR PENGESAHAN INSTANSI
BIODATA PENULIS

Nama : SUHENDA
NIS : 0076018085
Kelas : 11 OTKP
Tempat, Tgl. Lahir : Garut 03,Maret 2007
Alamat : Kp.Datarkupa RT 002/005
Desa Mekarmulti, Kec.Talegong, Kab. Garut
Agama : Islam
Hobi : Programer
Nama Ayah : ODA
Nama Ibu : WAWA
No Telp : 081223008514
Moto Hidup : Dengan Pendidikan Kamu Bisa Mengubah Dunia.

PROFIL SEKOLAH

VISI MISI SEKOLAH

PROFIL PEMBIMBING SEKOLAH


PROFIL DUNIA INDUSTRI
VISI MISI INTANSI
PROFIL PEMBIMBING INSTANSI
LEMBAR PERSEMBAHAN
MOTTO HIDUP

"Aturan lima untuk lima. Jika suatu hal tidak


akan berguna untukmu dalam lima tahun ke
depan, jangan menghabiskan waktu lebih dari
lima menit
mengurusi hal itu."
LEMBAR NILAI PEMBIMBING
ABSTRAK INDONESIA
ABSTRACT INGGRIS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tunas Bangsa saah satu sub Sistem
Pendidikan Nasional memiliki kedudukan sangat penting dalam fungsi
menyiapkan tenaga kerja yang terampil sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan
industri, didekati melalui kebijakan “link and match” adalah penyelenggaraan
kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN).
Pada dasarnya Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) merupakan
penyelenggaraan yang mengintegrasikan secara tersistem pendidikan dunia usaha
dan industri. Pengintegrasian kegiatan pendidikan ini akan menghilangkan
perbedaan standar nilai sekolah dan dunia kerja sekaligus mendekatkan supply
dan demand ketenagkerjaan.
Landasan pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) didasarkan atas arahan Garis-garis Besar
Haluan Negara (GBHN) 1993 dan ketentuan dalam Undang-Undang No. 2 Tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta peraturan-peraturan
pendukungnya antara lain:
a. GBHN
Meningkatkan kualitas tenaga kerja merupakan tanggung jawab bersama
antara pemerintah dan masyarakat serta Badan Usaha yang memakai tenaga
kerja.
b. UU SPN No. 2 Tahun 1989 Ban W Pasal 1
Penyelenggaraan pendidikan pelaksanaan dua jalur yaitu pendidikan
sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah.
c. PP No. 39 Bab II pasal 4 butir 3
Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan Pendidikan Nasional dapat
berbentuk pemberian kesempatan magang dan/atau latihan kerja
d. Kep Mendikbud No. 4990/U/1992 Pasal 33 butir b
Kerjasama SMK dengan dunia usaha terutama bertujuan untuk
meningkatkan kesesuaian program SMK dengan kebutuhan dunia usaha yang
diusahakan dengan azas saling menguntungkan kerjasama SMK dengan dunia
usaha antara lain meliputi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN).

1.2 Landasan Hukum Prakerin


a. Undang- undang no 20 tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
b. Kepmen pendidikan dan kebudayaan no 323/u/1997, tentang
penyelenggaraan prakerin SMK
c. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah
yang antara lain :
1) Penyelenggaraan sekolah menengah dapat bekerja sama dengan
masyarakat terutama dunia usaha / industri dan para dermawan
untuk memperoleh sumber daya dalam rangka menunjang
penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan.
2) Pada sekolah menengah dapat dilakukan uji coba gagasan baru
yang diperlukan dalam rangka pengembangan pendidikan
menengah.
d. Kepmendikbud No. 080/V/1993 tentang kurikulum sekolah menengah
kejuruan yang menyatakan :
1) Menggunakan unit produksi sekolah beroperasi secara professional
sebagai wahana pelatihan kejuruan.
2) Melaksanakan sebagai kelompok mata pelajaran kejuruan di
sekolah, dan sebagailainnya di dunia usaha dan industri.
3) Melaksanakan kelompok mata pelajaran keahlian kejuruan
sepenuhnya di masyarakat dunia usaha dan industri.

1.3 Manfaat Prakerin


a. Manfaat Bagi Siswa
1) Dapat memperoleh gambaran dunia kerja yang nantinya berguna bagi
siswa yang bersangkutan apabila telah menyelesaikan sekolahnya,
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan dunia kerja.
2) Dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh
pada masa sekolah dan sekalian menambah wawasan dan pengalaman.
3) Dapat mengetahui perbandingan antara teori dan ilmu yang diperoleh
selama praktek di lapangan, khususnya dibidang komputer.
4) Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam dunia kerja
b. Manfaat Bagi Guru
1) Dapat meningkatkan kerjasama antara lembaga pendidikan khususnya
pihak sekolah dengan perusahaan/instansi.
2) Dapat mempromosikan keberadaan sekolah di tengah-tengah dunia
kerja khususnya Kantor Kecamatan Cisata sehingga dapat
mengantisipasi kebutuhan dunia kerja akan tenaga kerja yang
professional dan kompeten di bidang masing-masing.
c. Manfaat Bagi Instansi
1) Dapat meningkatkan kerjasama antara pihak sekolah dengan instansi
atau perusahaan.
2) Membantu instansi atau perusahaan dalam menyelesaikan tugas sehari-
hari selama Praktek Kerja Lapangan.

1.4 Tujuan Prakerin


Adapun tujuan pembuatan laporan PRAKERIN ini adalah sebagai tugas
akhir sekaligus pelengkap dari kegiatan prakerin dan juga sebagai bentuk
tanggung jawab dari siswa, dari apa yang telah diperoleh selama melaksanakan
kegiatan PRAKERIN.
a. Prakerin pada dasarnya merupakan kegiatan intrakurikuler, harus
dilaksanakan oleh setiap peserta diklat secara individu.
b. Dengan pengaturan organisasi dan pola penyelenggaraan pendidikan SMK
perlu membentuk proses kegiatan atau seluruh komponen keahlian dan
kejuruan dalam bentuk latihan kerja di dunia kerja.
c. Meningkatkan pemahaman dan pemantapan serta mengembangkan peserta
diklat yang didapat di sekolah dan menerapkan di dunia usaha.
d. Meningkatkan keterampilan berupa penguasaan kemampuan professional
kejuruan peserta diklat.

1.5 Definisi dan Fungsi Prakerin


a. Definisi
Selain pengertian dan pelaksanaannya yang perlu dipahami tentunya ada
landasan hukum pelaksanaan prakerin tersebut.
KEPMEN Pendidikan Dan Kebudayaan No.323/u/1997, Tentang UU
No.20 tahun 2003 Tentang sistem pendidikan Nasional : Pendidikan adalah
usaha dasar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri nya
untuk mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan diri
nya, masyarakat Bangsa dan Negara, dan penyelengaaraan Prakerin SMK.
b. Fungsi
1) Implementasi Teori
Program Prakerin SMK ini sangat baik untuk mengimplementasi teori
yang sudah dipelajari di bidang yang digeluti sebelum benar-benar terjun
ke dunia kerja. Dengan melaksanakan prakerin, siswa diharapkan dapat
memperluas pengetahuan seputar dunia industri, mulai dari bahan baku
yang digunakan dalam kegiatan produksi pada industri tersebut hingga
proses pemasaran dan logistik. Selain itu, siswa juga dapat terlibat
langsung dalam kegiatan industri tersebut sehingga mendapatkan
pengalaman bekerja yang berharga dan dapat digunakan saat memasuki
dunia kerja nanti
2) Membentuk Pola Pikir
Pembentukan pola pikir juga bisa terjadi selama mengikuti prakerin
ini. Pasalnya, pengalaman yang diperoleh dari dunia industri pasti akan
menambah pengetahuan siswa yang sedikit/banyak mengubah pola pikir.
Prakerin akan membantu membentuk pola pikir agar lebih konstruktif
supaya siswa dapat bekerja lebih baik dan dapat melihat peluang serta
kesempatan yang lebih baik untuk membangun karir maupun usahanya di
masa depan.
3) Melatih Profesionalisme
Selain pola pikir, program ini berguna untuk melatih profesionalisme
siswa agar siap kerja. Profesionalisme yang dimaksud yaitu bersikap
tanggung jawab di dunia industri, seperti melaksanakan tugas pokok dan
fungsi yang telah diberikan, mematuhi instuksi dan peraturan yang
berlaku, hingga menjaga nama baik sekolahnya dan industri tersebut. Bagi
sebagian orang, adaptasi terhadap lingkungan dan/atau pekerjaan
membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Oleh karena itu, melalui Prakerin
SMK inilah siswa dapat mulai berlatih untuk beradaptasi dengan dunia
industri.
4) Membentuk Etos Kerja
Manfaat prakerin selanjutnya yaitu untuk membentuk generasi dengan
etos kerja yang baik di masa depan. Karakter semangat kerja untuk
mengembangkan potensi diri maupun timnya dapat mulai ditanamkan
melalui program ini. Dengan adanya motivasi besar dari setiap
individunya, diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang
memiliki potensi tinggi dan perilaku positif dengan keahlian profesional.
5) Mengasah Kemampuan
Bagi para siswa SMK yang mengikuti program prakerin juga dapat
mengasah kemampuan bahkan menambah keterampilan di bidangnya. Saat
praktik kerja dilakukan, kemampuan siswa akan semakin terasah dengan
banyaknya hal tidak terduga yang terjadi. Dengan begitu, siswa akan
tertantang untuk mengasah keterampilan lain demi mencari solusi dan
menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Namun, jangan khawatir jika
Anda mengalami kesulitan saat praktik kerja lapangan karena Anda dapat
selalu bertanya pada user atau atasan Anda maupun pembimbing dari
sekolah Anda.
6) Menjalin Relasi
Menjalin relasi dapat menjadi manfaat Prakerin SMK bagi siswa
maupun sekolah. Dengan mengikuti prakerin, siswa dapat menjalin relasi
dengan staff maupun jajaran direksi di industri tersebut yang akan sangat
bermanfaat di masa depan. Bagi Anda yang akan menjalani prakerin di
waktu dekat ini, ada baiknya Anda menjalin relasi dengan banyak orang.
Relasi tersebut dapat menjadi pintu peluang untuk perkembangan karir
maupun usaha Anda ke depannya. Bagi sekolah, program praktik kerja ini
bisa menciptakan kerja sama yang baik antara sekolah dan perusahaan
sehingga banyak hal bermanfaat yang akan didapat, seperti meningkatkan
citra dan popularitas sekolah di mata masyarakat serta meningkatkan
penyerapan lulusan sekolah untuk bekerja pada industri tersebut.
7) Efisiensi Waktu dan Tenaga
Prakerin ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi waktu
dan tenaga dalam menghasilkan lulusan yang siap kerja. Dengan
memanfaatkan prakerin secara maksimal, siswa dapat segera bekerja
setelah lulus sekolah karena sudah memperoleh ilmu dan pengetahuan
dasar serta kompetensi yang dibutuhkan untuk bekerja di industri.
8) Mempersiapkan SDM Berkualitas
Manfaat utama dari program ini yaitu untuk mempersiapkan sumber
daya manusia yang berkualitas. Seiring dengan perkembangan zaman,
khususnya di era digital ini, SDM dituntut untuk bisa beradaptasi dengan
perkembangan teknologi informasi dalam melakukan pekerjaannya.
Sebagai contoh, penggunaan berkas fisik kini berubah menjadi
penggunaan soft copy atau e-document (dokumen elektronik) dan
pengoperasian peralatan mesin kini semakin canggih dengan adanya
pemrograman dan digitalisasi. Oleh sebab itu, Prakerin SMK ini
merupakan upaya untuk membentuk generasi yang siap kerja di era digital
ini.
Itulah beberapa manfaat dari sekian banyak manfaat yang membuat
Prakerin SMK menjadi suatu program penting untuk diikuti siswa SMK.
Manfaatnya dapat dirasakan pada saat mengikuti prakerin dan setelah
menyelesaikan programnya. Oleh sebab itu, pergunakan kesempatan
sebaik-baiknya agar Anda bisa menjadi individu yang berkualitas dengan
etos kerja yang baik serta profesional di bidang Anda demi perkembangan
karir maupun usaha di masa depan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


a. Praktik Kerja Lapangan
1) Pengertian Praktik Kerja Lapangan
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan secara tidak langsung akan
memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam bekerja. Pengalaman
yang diperoleh saat melaksanakan praktik industri, selain mempelajari
bagaimana cara mendapatkan pekerjaan, juga belajar bagaimana memiliki
pekerjaan yang relevan dengan bakat dan minat yang dimiliki oleh siswa
tersebut.
Praktik kerja lapangan menurut Oemar Hambalik (2001: 21) adalah
Praktik kerja lapangan atau di sekolah sering disebut dengan on the job
training merupakan model pelatihan yang bertujuan untuk memberikan
kecakapan yang diperlukan dalam pekerjaan tertentu sesuai dengan
tuntutan kemampuan bagi pekerja. Hal ini sangat berguna sekali bagi para
siswa untuk dapat beradaptasi dan siap terjun ke dunia kerja, sehingga di
dalam bekerja nantinya dapat sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
Praktik kerja lapangan merupakan kegiatan yang dulunya disebut
dengan pendidikan sistem ganda yaitu pendidikan dan pelatihan yang
dilakukan di sekolah, di praktikkan di dunia industri, sehingga akan terjadi
kesesuaian antara kemampuan yang diperoleh di sekolah dengan tuntutan
di dunia industri (Minarti dan Usaman 2009: 108).
Wardiman Djojonegoro (1998: 79) PKL adalah suatu bentuk
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang
memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah
dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja di dunia
kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.
Dalam hal ini ada dua belah pihak yaitu lembaga pendidikan dan pelatihan,
dan lapangan kerja (industri/perusahaan/instansi tertentu) yang secara
bersama-sama menyelengarakan suatu program pendidikan dan pelatihan
kejuruan. Kedua belah pihak ini, secara sungguh-sungguh terlibat dan
bertanggung jawab dari tahap perencanaan program, tahap
penyelenggaraan, sampai tahap penilaian dan penentuan kelulusan peserta
didik, serta upaya pemasaran tamatannya.
Ahmad Rizali, dkk, (2009: 45) Praktik Kerja Lapangan atau yang
sering disebut PKL adalah realisasi dari bagian Pendidikan Sistem Ganda
(PSG). Kebijakan Pendidikan Sistem Ganda dikembangkan berdasarkan
konsep dual system di Jerman, yaitu suatu bentuk penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang secara sistematik dan
sinkron antara program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan
keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja.
Pada hakekatnya penerapan PKL ini meliputi pelaksanaan di
sekolah dan di dunia usaha atau dunia industri (institusi pasangan).
Penempatan pelaksanaan PKL berdasarkan pada bidang keahlian
masing- masing. Sekolah membekali siswa dengan materi pendidikan
umum (normatif), pengetahuan dasar penunjang (adaptif), serta teori
dan kemampuan dasar kejuruan (produktif), selanjutnya dunia usaha
atau dunia industri diharapkan membantu bertanggung jawab terhadap
peningkatan keahlian profesi melalui program khusus yang dinamakan
Praktik Kerja Lapangan
Praktik Kerja Lapangan diarahkan pada pencapaian kemampuan
profesional sesuai dengan tuntutan jabatan pekerjaan-pekerjaan yang
berlaku di lapangan kerja. Program pendidikan ini dapat tercapai jika
ada kerja sama antara dunia pendidikan khususnya SMK dan dunia
kerja. Tanpa peran serta dunia kerja dalam pendidikan maka untuk
mencapai kemampuan profesional tidak akan tercapai karena hanya
dunia kerja yang paling mengerti tentang standar tenaga kerja yang
dibutuhkan pada periode tertentu dan bagaimana cara mendidik calon
tenaga kerja tersebut sehingga mampu memenuhi standar yang
dibutuhkan. Proses penyiapan siswa agar mempunyai kesiapan kerja
tidak akan maksimal jika hanya dilakukan oleh sekolah saja. Kerjasama
dengan pihak lain sangat diperlukan untuk mendorong kesiapan kerja
siswa, dalam hal ini adalah dunia usaha atau dunia industri. PKL
diharapkan mampu memberikan pengetahuan kepada siswa tentang
kondisi dunia kerja yang sesungguhnya. Pelaksanaan PKL merupakan
pelatihan bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan baik dalam hal
pengetahuan maupun keterampilan sesuai bidang keahliannya, sehingga
dengan adanya PKL siswa akan lebih siap untuk memasuki dunia kerja.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
praktik kerja lapangan adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan
keahlian, dimana siswa yang telah menempuh pendidikan secara teori di
sekolah kemudian melakukan pelatihan di dunia kerja. Pada dunia kerja,
siswa akan belajar bagaimana kondisi dunia kerja yang sesungguhnya. Pada
pelatihan ini siswa dituntut untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan dunia
kerja, sehingga bisa merasakan bagaimana rasanya bekerja yang
sebenarnya.
2) Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Praktik kerja lapangan bertujuan agar siswa memperoleh
pengalaman bekerja langsung pada dunia usaha atau dunia industri
sesungguhnya. Oemar Hambalik, (2001: 16) berpendapat bahwa, praktik
kerja lapangan bertujuan untuk mempersiapkan dan membina tenaga kerja,
baik struktural maupun fungsional, yang memiliki kemampuan
melaksanakan loyalitas, kempuan melaksanakan dedikasi dan kemampuan
berdisiplin yang baik.
Tujuan Praktik Kerja Lapangan menurut Wardiman Djojonegoro
(1998: 79-80) sebagai berikut:
(a)Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional,
yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan
dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
(b)Meningkatkan dan memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan (link
and match) antara lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan
dengan dunia kerja.
(c)Meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
tenaga kerja berkualitas profesional, dengan memanfaatkan
sumberdaya pelatihan yang ada di dunia kerja.
(d)Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses pendidikan.
Tujuan penyelenggaraan praktik kerja lapangan menurut Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (Dikmenjur, 2013), yaitu:
(a)Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas, yaitu tenaga kerja yang
memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, etos kerja yang sesuai
dengan tuntutan lapangan pekerjaan.
(b)Memperoleh link and match antara SMK dan dunia kerja.
(c)Meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pendidikan dan
pelatihan kerja yang berkualitas.
(d)Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses pendidikan.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa praktik
kerja lapangan bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan
dunia kerja, meningkatkan disiplin kerja dan memberikan penghargaan
terhadap pengalaman kerja. Melalui program PKL, pengalaman dan
wawasan siswa mengenai dunia kerja akan bertambah sehingga kesiapan
kerja siswa lebih baik.
3) Manfaat Praktik Kerja Lapangan
Praktik kerja lapangan bermanfaat bagi siswa untuk memperoleh
pengalaman di dunia kerja dan menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa.
Selain itu, dengan mengikuti PKL, siswa dapat melatih dan menunjang skill
yang telah dipelajari di sekolah untuk diterapkan di tempat PKL tersebut,
dapat menghayati dan mengenal lingkungan kerja sehingga siswa siap
kerja di dunia usaha maupun dunia industri setelah lulus SMK.
Oemar Hambalik, (2001: 92-93) berpendapat bahwa, praktik kerja
lapangan mempunyai manfaat sebagai bagian integral dalam program
pelatihan, praktik industri perlu bahkan harus dilaksanakan karena
mengandung beberapa manfaat atau kedayagunaan tertentu. Manfaat
praktik kerja lapangan antara lain adalah sebagai berikut :
(a)Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilan-
keterampilan manajemen dalam situasi lapangan yang aktual. Hal ini
penting dalam rangka belajar menerapkan teori, konsep atau prinsip
yang telah dipelajari sebelumnya.
(b)Memberikan pengalaman–pengalaman praktis kepada siswa
sehingga hasil penelitian bertambah luas.
(c)Siswa berkesempatan memecahkan berbagai masalah manajemen di
lingkungan lapangan dengan mendayagunakan kemampuannya.
(d)Mendekatkan dan menjembatani penyiapan siswa untuk terjun ke
bidang tugasnya setelah menempuh program pelatihan praktik kerja
lapangan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa praktik
kerja lapangan mempunyai manfaat yang besar terutama untuk siswa,
yaitu dapat memberikan kesempatan untuk berlatih serta memantapkan
hasil belajar dan keterampilan dalam kondisi yang sesungguhnya,
memberikan pengalaman praktis dan siswa dapat menggunakan seluruh
kemampuannya sebagai jembatan bagi dirinya untuk memasuki dunia
kerja.
4) Pelaksanaan Pratik Kerja Lapangan
Praktik kerja lapangan dilaksanakan pada saat siswa kelas XI
semester ganjil selama 3 bulan dengan didahului pembekalan. Praktik
tersebut dapat dilaksanakan pada industri besar, menengah, kecil,
home industri, ataupun unit produksi sekolah. Proses pembelajaran
yang dilaksanakan pada institusi pasangan biasa disebut dengan istilah
Pratik Kerja Lapangan (PKL). Proses pembelajaran ini dirancang
sedemikian rupa oleh sekolah dan institusi pasangan sehingga dapat
memberikan pengalaman nyata kepada siswa mengenai kondisi di
DU/DI. Meski dilaksanakan di dua tempat namun proses pembelajaran
ini merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi, sehingga siswa
tidak hanya memiliki tingkat pengetahuan dan keterampilan saja tetapi
juga memiliki etos kerja yang sesuai dengan tuntutan DU/DI.
Institusi pasangan dalam Praktik Kerja Lapangan di SMK
adalah DU/DI yang mengadakan kesepakatan dengan SMK baik secara
tertulis maupun lisan untuk bekerjasama dalam pelaksanaan praktik
kerja lapangan, dengan maksud meningkatkan kesesuaian program
SMK dengan kebutuhan dunia kerja serta memiliki kesepadanan
kualitas yang sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Menurut Oemar Hamalik (2001: 20-22)
mengungkapkan sembilan model dalam pelaksanaan praktik kerja
yaitu:
(a) Public Vocational Training (Refreshing Course)
(b) Apprentice Training
(c) Vestibule Training (of the job training)
(d) On the Job Training (Latihan Sambil Kerja)
(e) Pre Employment Training (Pelatihan Sebelum Penempatan)
(f) Introduction Training (Latihan Penempatan)
(g) Supervisory Training (Latihan Pengawasan)
(h) Understudy Training
(i) Sistem Kemagangan (Internship Training)
Adapun pelatihan untuk Praktik Kerja Lapangan yang
dilaksanakan oleh siswa adalah pelatihan On the Job Training (Latihan
Sambil Kerja), yaitu bentuk kegiatan pelatihan dengan melaksanakan
kegiatan mengerjakan pekerjaan produksi atau jasa (pekerjaan yang
sesungguhnya) di institusi pasangan (DU/DI).
Program PKL yang sudah dilakukan siswa perlu dievaluasi
untuk melihat kesesuaian antara program dengan pelaksanaannya. Hal
ini dimaksudkan sebagai dasar untuk penyusunan program tindak
lanjut yang harus dilakukan baik terhadap pencapaian kompetensi
siswa maupun terhadap program PKL.
b. Sekolah Menengah Kejuruan
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu pendidikan
menengah kejuruan yang ada di Indonesia yang mengutamakan
pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan
tertentu. Sesuai dengan bentuknya, Sekolah Menengah Kejuruan
menyelenggarakan program-program pendidikan yang disesuaikan dengan
jenis-jenis lapangan kerja (Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990).
Artinya, demi mewujudkan tujuan smk yaitu sebagai pencetak tenaga kerja
ahli yang siap kerja, maka SMK juga harus memperhatikan pasar kerja agar
dapat mengetahui tenaga kerja dengan kompetensi keahlian seperti apa yang
dibutuhkan dilapangan kerja, sehingga program keahlian yang ada di smk
bisa meyesuaikan kebutuhan duia kerja yang ada.
Menurut penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 15,
bahwa pendidikan kerjuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Maka jelas bahwa Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK memiliki tujuan
utama yaitu sebagai pencetak tenaga kerja ahli dalam bidang atau jurusan
tertentu yang disediakan oleh masing-masing SMK tersebut. Lulusan SMK
yang berperan dalam memenuhi kebutuhan dunia kerja sebagai tenaga kerja
tingkat menengah, selain diharuskan menguasai kompetensi dibidangnya,
siswa SMK juga harus mampu melakukan pengembangan diri sebagai upaya
mempersiapakan dirinya untuk menghadapi dunia kerja serta berkompetisi
atau mempertahankan kariernya di dunia kerja kelak setelah lulus. Dengan
teori diatas, maka peran Bimbingan Kejuruan yang diberikan oleh guru
pembimbing yang berkompeten dapat berpengaruh dalam menunjang
kesiapan kerja siswa smk agar lebih matang dalam menyiapakan jenjang
karier yang akan mereka tempuh setelah lulus nantinya.
Pada penelitian ini, lokasi penelitian berada di SMK Nasional Berbah
yang beralamatkan di Tanjungtirto, Kalitirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nasional Berbah merupakan sekolah
yang didirikan oleh Yayasan Pendidikan Teknologi Yogyakarta dengan
bernaung dibawah dinas pendidikan Kota Yogyakarta. Kehadiran SMK
Nasional Berbah ini sangat dipengaruhi oleh begitu besarnya aniomo
masyarakat terhadap sekolah kejuruan di bidang teknologi dan industri di
Kota Yogyakarta Khususnya Sleman. SMK Nasional Berbah merupakan
sekolah kejuruan yang sangat eksis dalam aktifitas layanan pendidikan
kejuruan pada kelompok Teknologi dan rekayasa.
c. Kesiapan Kerja
1) Pengertian Kesiapan Kerja
Pada era ini persaingan di dunia kerja semakin ketat, banyak
lapangan pekerjaan dibuka namun tentunya juga banyak para pencari kerja
yang ingin melamar. Banyak lowongan pekerjaan dibuka dengan berbagai
macam kualifikasi, tentunya dengan demikian para pelamar pun harus
mengerti tenaga kerja seperti apa yang dibutuhkan di dunia kerja saat ini.
Maka dari itu, selaras dengan tujuan SMK sebagai pencetak lulusan yang
siap untuk terjun didunia kerja, smk harus benar-benar memberikan
pengetahuan serta pemahaman yang baik dan benar untuk menunjang
kesiapaan lulusannya dalam menghadapi dunia kerja.
Slameto (2010: 113) mengemukan kesiapan adalah keseluruhan
kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau
jawaban terhadap suatu situasi dan kondisi tertentu. Penyusuaian kondisi
pada suatu saat akan berpengaruh pada kecenderungan untuk memberi
respon. Kondisi tersebut mencakup 3 (tiga) aspek, yaitu: 1) Kondisi fisik,
mental dan emosional. 2) Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan. 3)
Ketrampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari.
Kesiapan Kerja adalah suatu proses untuk mencapai suatu tujuan yang
melibatkan pengembangan kerja peserta didik yang meliputi sikap, nilai,
pengetahuan dan keterampilan” (Zamzam Zawawi Firdaus, 2012: 402).
Fitriyanto (2006: 100) memberikan definisi kesiapan kerja sebagai
suatu kondisi yang menunjukkan terdapatnya keserasian antara kematangan
fisik, mental serta pengalaman pada seseorang sehingga mempunyai
kemampuan untuk melaksanakan suatu kegiatan tertentu dalam
hubungannya dengan suatu pekerjaan. Pada hal ini menunjukkan bahwa
seorang individu yang sudah siap untuk bekerja berarti sudah memiliki
keserasian antara kematangan fisk, mental dan pengalaman sehingga dapat
melakukan suatu pekerjaan tertentu, yang artinya peran smk harus meliputi
3 aspek tersebut, yaitu kematangan fisik, mental dan pengalaman.
Sedangkan menurut Dirwanto (2008: 50) (dalam Nurrahmah, 2014:
11) mengatakan bahwa kesiapan kerja merupakan kemampuan pada
seseorang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang sesuai dengan
ketentuan dalam mencapai sebuah target, tanpa mengalami hambatan serta
kesulitan yang berarti. Kesulitan dan hambatan yang dimaksud diatas besar
kemungkinannya untuk bisa dihindari, mengingat kegiatan praktikum yang
ada di smk cukup bisa membuat siswanya terbiasa dengan pekerjaan
tertentu dibidangnya.
Berdasarkan Herminarto yang dikutip oleh Yessi (2013: 15)
menyatakan bahwa kesiapan merupakan suatu kemampuan seseorang untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan ketentuan pada situasi dan
kondisi tertentu tanpa mengalami kesulitan, hambatan, dengan hasil
maksimal, dengan target yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan
yang dikemukakan Suharsimi Ari Kunto (2010: 20) yang berpendapat
bahwa kesiapan sama dengan kemampuan atau kompetensi.
Berdasarkan pengertian ini maka kesiapan kerja siswa dapat dilihat
dari kompetensi seseorang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dengan
hasil yang baik tanpa mengalami kesulitan. Kompetensi yang dimaksud
adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek
pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja. Kemampuan tersebut dapat
dipandang sebagai bagian dari elemen-elemen ketiga ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik yang semuanya dapat menjadi bekal untuk memasuki
dunia kerja.
Berkenaan dengan kesiapan, sikap adalah suatu kesiapan pada
seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu.
Sikap positif dari dalam diri individu tentang suatu pekerjaan atau karir
akan berpengaruh terhadap kesiapan individu tersebut untuk melakukan
suatu pekerjaan. Sikap siswa adalah reaksi yang ditunjukkan siswa selama
proses pembelajaran berlangsung maupun setelahnya. Menurut Siagian
(2012: 119) adalah suatu pernyataan evaluatif seseorang terhadap objek
tertentu, orang tertentu atau peristiwa tertentu. Artinya sikap merupakan
pencerminan perasaan seseorang terhadap sesuatu yang berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon baik secara positif maupun
negatif.
Berdasarkan uraian di atas dapat diartikan tentang makna sikap,
yaitu suatu kecenderungan kesiapan terhadap suatu objek sosial yang
berada diluar dirinya berdasarkan penilaian setuju atau tidak setuju
terhadap objek tersebut. Selain itu sikap mengandung 3 (tiga) komponen,
yaitu kognitif, afektif dan konatif. Komponen kognitif merupakan
pengetahuan individu tentang objek sikap, komponen afektif merupakan
keyakinan individu dan penghayatan orang tersebut tentang objek sikap,
apakah ia merasa senang atau tidak senang, bahagia atau tidak bahagia.
Komponen konatif merupakan kecenderungan kuat untuk berbuat,
melakukan sesuatu sesuai dengan perasaan dan pengetahuaannya terhadap
objek.
Pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kesiapan kerja
adalah suatu kemampuan yang menunjukkan adanya keserasian antara
kematangan fisik, mental, serta pengalaman belajar yang harus dimiliki
oleh siswa untuk mencapai tujuan supaya dapat langsung bekerja setelah
tamat sekolah tanpa memerlukan masa penyesuaian diri dalam waktu yang
cukup lama.
2) Ciri-ciri Kesiapan Kerja
Ciri-ciri individu yang memiliki kesiapan kerja yang diungkapkan
oleh Wibowo (2011: 338) sebagai berikut:
(a)Flexibility (fleksibilitas) adalah kecenderungan dalam melihat
perubahan sebagai peluang yang menarik daripada hanya sebagai
tantangan, misalnya kesediaan untuk adobsi sebuah teknologi baru.
(b)Information-Seeking Motivation and Ability to Learn (motivasi
mencari informasi dan kemampuan belajar) adalah suatu antusiasme
untuk mencari peluang belajar teknologi baru dan keterampilan
dalam hubungan antar pribadi.
(c)Achievement Motivation (motivasi berprestasi) merupakan suatu
dorongan untuk sebuah inovasi, perbaikan yang terus-menerus pada
kualitas serta produktivitas yang diperlukan untuk menghadapi
peningkatan kompetensi.
(d)Work Motivation under Time Pressure (motivasi kerja dalam
tekanan waktu) merupakan beberapa kombinasi antara fleksibilitas,
motivasi berprestasi, resistensi terhadap stres serta komitmen sebuah
organisasi yang memungkinkan individu untuk bekerja dalam
permintaan yang meningkat atas produk maupun jasa baru dalam
waktu yang lebih pendek.
(e)Collaborativiness (kesediaan bekerja sama) merupakan kemampuan
untuk bekerja secara kooperatif didalam kelompok yang bersifat
multi disiplin dan rekan kerja yang berbeda. Hal ini menunjukkan
sikap positif terhadap orang lain, dan memiliki pemahaman
mengenai hubungan antar pribadi dan menunjukkan komitmen
organisasional.
(f) Customer Service Orientasi (orientasi dan pelayanan pelanggan)
merupakan keinginan untuk membantu orang lain, pemahaman
hubungan antar pribadi, bersedia untuk mendengarakn kebutuhan
pelanggan dan tahapan emosi, memiliki cukup inisiatif untuk
mengatasi hambatan dalam berorgnaisasi untuk mengatasi masalah
pelanggan.
Berdasarkan teori di atas ciri-ciri kesiapan kerja pada diri seseorang
yaitu terdapatnya motivasi mencari informasi dan kemauan belajar, melihat
perubahan sebagai peluang, bermotivasi untuk berprestasi, motivasi bekerja
dibawah tekanan, kemampuan untuk bekerja sama, serta memiliki
pelayanan yang baik kepada pelanggan dan berdasarkan ciri-ciri tersebut,
keinginan untuk maju dan kemauan untuk belajar menjadi dasar munculnya
kesiapan kerja secara mental pada seseorang.
Menurut Sugihartono (1991: 43) dalam Ervandi (2014) menjabarkan
bahwa ciri-ciri siswa yang telah mempunyai kesiapan kerja adalah sebagai
berikut:
(a) Mempunyai pertimbangan yang logis dan objektif
Siswa yang telah cukup umur memiliki pertimbangan yang tidak
hanya dari satu sudut saja, tetapi siswa tersebut dapat menghubungkan
dengan hal-hal yang nalar dan memperitimbangkan dengan melihat
pengalaman orang lain. Siswa yang telah cukup umur mempunyai
keuntungan dalam memilih pekerjaan.
(b) Mempunyai kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain
Dalam dunia kerja siswa dituntut bisa berinteraksi atau bekerja
sama dengan orang lain. Kemampuan bekerja sama dengan orang lain
berkaitan dengan kemampuan siswa berkomunikasi.
(c) Mampu mengendalikan diri atau emosi
Pengendalian diri atau emosi sangat dibutuhkan agar dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan
benar. Pengendalian diri atau emosi sangat dibuutuhkan untuk
mengatasi tekanan pekerjaan seseorang.
(d) Memiliki sikap kritis
Sikap kritis dibutuhkan untuk dapat mengoreksi kesalahan dan
memutuskan tindakan setelah koreksi tersebut. Kritis disini tidak hanya
untuk kesalahan sendiri, tetapi juga lingkungan dimana individu tersebut
hidup sehingga memunculkan ide/gagasan serta inisiatif.
(e) Mempunyai keberanian untuk menerima tanggung jawab secara
individual Dalam bekerja diperlukan tanggung jawab dari setiap
pekerja. Tanggung jawab dapat timbul pada diri siswa ketika telah
melampaui kematangan fisik dan mental disertai dengan
kesadaran yang timbul dari individu tersebut.
(f) Mempunyai kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan
perkembangan teknologi
Menyesuakian diri dengan lingkungan terutama lingkungan kerja
merupakan modal untuk dapat berinteraksi dalam lingkungan tersebut,
hal ini dapat diawali sejak sebelum siswa terjun ke dunia kerja yang
diperoleh dari pengalaman praktik industri.
(g) Mempunyai ambisi untuk maju dan berusaha mengikuti
perkembangan bidang keahlian
Keinginan untuk maju dapat menjadi dasar munculnya kesiapan
kerja karena siswa terdorong untuk memperoleh susuatu yang lebih
baik lagi dengan alasan adanya ambisi untuk maju, usaha yang
dilakukan salah satunya adalah mengikuti perkembangan bidang
keahliannya. Siswa yang mempunyai pengetahuan akan
perkembangan teknologi akan mempengaruhi kesiapan kerja siswa
tersebut.
Dilihat dari ciri-ciri kesiapan kerja diatas, tentu ada hubungannya
dengan dunia kerja terkait harapan penerimaan tenaga kerja baru di
perusahaan terhadap SMK yaitu lulusan SMK diharapkan memiliki
ketrampilan dibidang tertentu, kemampuan berbahasa asing, memiliki
etika yang baik, memiliki prestasi belajar, memiliki pengalaman kerja,
pengetahuan didunia kerja serta bertanggung jawab. Kriteria tersebut
minimal harus dimiliki oleh seorang siswa atau dapat dikembangkan pada
saat proses belajar mengajar disekolah maupun diluar sekolah untuk
mempersiapkan diri siswa dalam memasuki dunia kerja setelah lulus dari
SMK.
Ciri-ciri seseorang yang telah mempunyai kesiapan kerja menurut
Herminanto yang dikutip oleh Handaru (2012: 20) bahwa untuk
mencapai tingkat kesiapan kerja dipengaruhi oleh tiga hal meliputi:
(a) Tingkat kematangan
Tingkat kematangan menunjukkan pada proses perkembangan atau
pertumbuhan yang sempurna, dalam arti siap digunakan.
(b) Pengalaman sebelumnya
Pengalaman sebelumnya merupakan pengalaman-pengalaman yang
diperoleh berkaitan dengan lingkungan, kesempatan-kesempatan yang
tersedia dan pengaruh dari luar yang tidak disengaja.
3) Keadaan mental dan emosi yang serasi
Keadaan mental dan emosi yang serasi meliputi keadaan kritis,
memiliki pertimbangan yang logis, obyektif, bersikap dewasa, kemauan
untuk bekerja dengan orang lain, mempunyai kemampuan untuk menerima,
kemauan untuk maju serta mengembangkan keahlian yang dimiliki.
Robert P. Brady (2009) dalam Krisnamurti (2016: 15) juga
mengungkapkan ciri-ciri kesiapan kerja yang mencakup enam unsur yaitu,
responbility, fleksibility, skills, communication, self view, dan health &
savety. Berikut penjelasan terkait masing-masing unsur tersebut:
(a) Responbility (Tanggung jawab)
Taanggung jawab merupakan salah satu unsur penting yang harus
dimiliki oleh seorang pekerja. Tanggung jawab adalah kesadaran
manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun
yang tidak disengaja. Dalam bekerja tidak hanya mengharuskan pekerja
untuk memikul tanggung jawab untuk diri mereka sendiri, tetapi juga
tanggung jawab terhadap rekan kerja dan pemenuhan tujuan kerja.
(b) Fleksibility (Fleksibilitas)
Lingkungan kerja yang baru, pekerja harus mampu menyesuaikan
dengan peran dan situasi kerja yang baru. Pekerja sadar bahwa mereka
mungkin perlu lebih aktif dan siap beradaptasi dengan perubahan
jadwal kerja, tugas, jabatan, lokasi kerja dan jam kerja.
(c) Skills (Keterampilan)
Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah
sesuatu menjadi lebih baik dan bernilai dan memiliki makna.
Keterampilan yang harus dimiliki pekerja mencakup keterampilan
makro dan mikro. Keterampilan secara makro berhubungan dengan
pekerjaan, aset, intelektual dan keahlian.
(d) Communication (Komunikasi)
Pekerja yang mempunyai kemampuan komukikasi yang baik akan
mampu mengikuti petunjuk, meminta bantuan, dan menerima umpan
balik serta kritik. Dengan demikian akan tercipta rasa saling
menghormati antar pekerja.
(e) Self view (Pandangan terhadap diri)
Konsep diri adalah cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya
yang meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami,
kondisi fisik dirinya maupun lingkungan dekatnya. Konsep diri
merupakan penentu sikap individu dalam beringkah laku. Artinya, jika
pekerja cenderung berfikir dia akan berhasil, maka hal ini akan menjadi
pendorong menuju kesuksesan. Sebaliknya jika pekerja berfikir dia
akan gagal, maka hal ini sama saja mempersiapkan kegagalan bagi
pekerja.
(f) Health & Savety (Kesehatan dan Keselamatan)
Dalam beberapa kasus, praktik-praktik kesehatan dan keselamatan
kerja telah disiapkan, akan tetapi kepatuhan pekerja yang kurang.
Seseorang yang siap bekerja harus bisa menjaga kebersihan dan
kerapian diri. Selalu menjaga kesehatan baik fisik maupun mental.
Bersedia mematuhi prosedur penggunaan alat atau mesin demi
keselamatan. Menaati peraturan yang menunjang keselamatan kerja.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa kesiapan kerja
memiliki ciri-ciri yang meliputi kemampuan beradaptasi terhadap hal-
hal baru yang berkaitan dengan pekerjaan, keterampilan yang dimiliki,
kemampuan komunikasi yang baik, berambisi untuk maju, kesadaran
akan keselamatan dan kesehatan pada diri sendiri maupun dalam
pekerjaan, serta memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan,
lingkungan kerja dan rekan kerja. Ciri-ciri di atas merupakan aspek
penting yang harus dimiliki oleh seseorang yang akan memasuki dunia
kerja, dengan harapan dengan berbekal kemampuan-kemampuan
tersebut seseorang dapat berintegrasi pada suatu perusahaan.
Berdasarkan pendapat di atas mengenai ciri-ciri kesiapan kerja,
dapat disimpulkan beberapa hal-hal penting yang menjadi indikator
sesorang yang memiliki kesiapan kerja yaitu: 1) Memiliki sikap kritis;
2) Mampu mengendalikan diri atau emosional; 3) Kemauan rekan kerja;
4) Memiliki sikap disiplin dan bertanggung jawab; 5) Memiliki
wawasan tentang dunia kerja; 6) Berambisi untuk maju dan mengikuti
perkembangan teknologi; 7) Memiliki kemauan untuk belajar; 8)
Memiliki motivasi untuk bekerja; 9) Memiliki motivasi untuk mencari
informasi pekerjaan; 10) Memiliki pandangan tentang karir yang
sesuai dengan keahlian; 11) Kemauan untuk bekerja dibidangnya; 12)
Memiliki keputusan untuk berkarir; 13) kemauan beradaptasi dengan
lingkungan kerja baru.
Kecintaan dan ketertarikan seseorang terhadap bidang keahlian
yang mereka tekuni dapat menjadi salah satu dorongan yang kuat untuk
terus bealajar dan mencari informasi-informasi yang dapat menunjang
pengetahuan tentang bidang keahlian yang dimiliki. Maka, dengan
pengetahuan yang terus dikembangkan, pengendalian diri terhadap
emosi, berperilaku baik, serta menjaga kesehatan fisik, seseorang dapat
mempersiapkan diri secara fisik maupun mental untuk memasuki dunia
kerja.
4) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja
Kesiapan diperoleh dengan jalan melalui pendidikan. Seseorang
dikatakan telah memiliki kesiapan kerja apabila telah mempunyai sikap
positif terhadap dunia kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan
kerja menurut Kartini (1991) dalam Krisnamurti (2016) adalah faktor-
faktor dari dalam diri sendiri (intern) dan faktor-faktor dari luar diri sendiri
(ekstern). Faktor-faktor dari dalam diri sendiri (intern) bisa meliputi,
kemampuan dan bakat, kepribadian, psikologis, keterampilan, kesehatan,
kecakapan, kecerdasan serta cita-cita. Sedangkan faktor-faktor dari luar diri
sendiri (ekstern) meliputi, lingkungan dunia kerja, lingkungan sekolah, rasa
aman dalam pekerjaannya, saudara, keluaga, hubungan baik dengan
pemimpin maupun rekan kerja serta gaji.
Slameto (2010: 113) dalam Ervandi (2014: 39) mengungkapkan
3 aspek penyesuaian kondisi indivdu yang berpengaruh terhadap kesiapan
kerja sebagai berikut:
(a) Kondisi mental, fisik dan emosional,
(b) Motif, kebutuhan-kebutuhan dan tujuan,
(c) Pengertian yang lain yang sudah dipelajari, pengetahuan serta
keterampilan.
Penyesuaian kondisi fisik pada seseorang berkaitan dengan
kesehatan jasmani dan rohaninya, sedangkan kondisi mental mencakup
kesiapan seseorang untuk menghadapi tantangan baru dalam dunia kerja,
dan kondisi emosional berhubungan dengan salah satunya ketahanan
seseorang untuk bekerja dibawah tekanan. Kesiapan kerja seseorang juga
dapat dipengaruhi oleh kesadaran mengenai kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan dalam bekerja, motivasi yang mendorong dalam semangat
bekerja, serta tujuan yang jelas untuk memperoleh pekerjaan.
Keterampilan yang dimiliki individu sangat menunjang untuk
mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya, dan memperkuat
pengetahuan mengenai keterampilan yang dimiliki serta pengetahuan
tentang dunia kerja sangat dibutuhkan agar dapat berintegrasi dengan
dunia kerja.
Faktor yang dapat memperngaruhi kesiapan kerja menurut
Herminanto Sofyan (1992: 8) dalam Krisnamurti (2016: 12) antara lain: 1)
Informasi pekerjaan; 2) pengalaman praktek luar; 3) prestasi belajar
sebelumnya; 4) latar belakang ekonomi orang tua; 5) bimbingan
vokasional; 6) motivasi belajar; 7) ekspektasi masuk dunia kerja.
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja diatas, maka dapat
diuraikan bahwa faktor pengalaman praktek luar dan bimbingan
vokasional dapat diperoleh siswa di sekolah menengah kejuruan, motivasi
belajar bisa dikembangkan dari dalam diri seseorang dengan capaian
prestasi belajar yang baik. Latar belakang ekonomi keluarga justru
sebaiknya dijadikan semangat serta motivasi yang kuat pada siswa untuk
memperbaikinya walaupun diatas sebuah kekurangan. Informasi pekerjaan
bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang pekerjaan-pekerjaan yang
sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki setiap siswa. Sedangkan
bimbingan vokasioanl dapat diterima siswa dalam kegiatan belajar
mengajar yang ada di jurusan masing-masing, bimbingan vokasional
tentunya juga mengarah pada pemberian pengetahuan kepada siswa
tentang dunia kerja yang bertujuan untuk mengarahkan pandangan siswa
terhadap jenis pekerjaan yang akan mereka temui sesuai dengan bidang
keahliannya.
Keberhasilan setiap individu di dunia kerja selain ditentukan oleh
penguasaan bidang kompetensinya juga ditentukan oleh bakat, minat,
tekad serta kepercayaan diri sendiri. Sikap, tekad, semangat dan komitmen
akan muncul seiring dengan kematangan pribadi seseorang. Tingkat
kematangan merupakan suatu saat dalam proses perkembangan yang
sempurna dalam arti siap digunakan. Sedangkan pengalaman yang
mempengaruhi kesiapan mental dalam bekerja dapat diperoleh dari
lingkungan pendidikan dan keluarga. Oleh karena itu, pada saat
seseorang memilih pekerjaan hendaknya terjadi suatu proses yang
selaras antara diri, pekerjaan dan lingkungan keluarga (A. Muri Yusuf,
2002: 86).
Memiliki kesiapan kerja merupakan nilai lebih bagi tenaga kerja,
karena tenaga kerja yang telah siap kerja akan lebih siap menghadapi
segala permasalahan yang timbul dalam pekerjaannya. Pencari tenaga
kerja akan mengutamakan calon tenaga kerja yang siap kerja, karena hal
itu merupakan investasi yang besar. Tenaga kerja yang siap pakai biasanya
mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang tinggi yang berguana agar
calon tenaga kerja mampu mengikuti setiap kemajuan dari pengetahu
andan tidak ketinggalan informasi tentang perkembangan teknologi yang
setiap hari terus berganti.
Menurut Dalyono (2005: 166), kesiapan berkaitan dengan beberapa
faktor, yaitu:
(a) Perlengkapan dan pertumbuhan fisiologis, ini menyangkut
pertumbuhan terhadap kelengkapan pribadi seperti tubuh pada
umumnya, alat-alat indera dan kapasitas intelektual.
(b) Motivasi, yang menyangkut kebutuhan, minat serta tujuan-tujuan
individu untuk mempertahankan serta mengembangkan diri.
Motivasi berhubungan dengan sistem kebutuhan dalam diri manusia
serta tekanan-tekanan lingkungan.
Sastrohadiwiryo (2005: 162), menyampaikan beberapa faktor yang
mempengaruhi kesiapan kerja adalah :
(a) Prestasi akademik
Merupakan bukti langsung kemampuan tenaga kerja, sekaligus untuk
memperoleh data yang berhubungan dengan pribadi tenaga kerja.
(b) Pengalaman
Pengalaman bekerja merupakan modal utama seseorang untuk terjun
dalam bidang tertentu, karena teori yang pernah diperoleh dari bangku
pendidikan kadang berbeda dengan praktik di lapangan pekerjaan.
(c) Kesehatan fisik mental
Merupakan hal yang menjadi pertimbangan perusahaan karena untuk
menghindari kerugian perusahaan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja terdiri dari faktor internal
maupun faktor eksternal. Faktor internal yang meliputi kematangan fisik
maupun mental, tekanan, kreativitas, minat, bakat, intelegensi, kemandirian,
penguasaan ilmu pengetahuan, nilai-nilai, sifat-sifat pribadi dan motivasi.
Sedangkan faktor eksternal yang meliputi peran masyarakat, keluarga,
sarana dan prasarana sekolah, informasi dunia kerja dan pengalaman kerja.

2.2 Penelitian Yang Relevan


Penelitian ini relevan dengan penelitian yang terdahulu, yang berkaitan
dengan penelitian ini sebagai berikut.
a. Penelitian yang dilakukan oleh Erma Dwi Astuti mahasiswa dalam
skripsinya yang berjudul “Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri
dan Prestasi Belajar terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Kompetensi
Keahlian Akuntansi SMK YPKK 1 Sleman Tahun Pelajaran 2011/2012”.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan pengaruh positif yang
signifikan terhadap prestasi belajar dengan kesiapan kerja siswa kelas XII
kompetensi keahlian akuntansi SMK YPKK 1 Sleman Tahun Ajaran
2011/2012, yang ditunjukkan dengan nilai nilai rx2y sebesar 0,481, r2x2y
sebesar 0,231, dan thitung sebesar 4,524 lebih besar daripada harga ttabel
sebesar 1,671, terdapat pengaruh positif dan signifikan pengalaman
praktik kerja industri dan prestasi belajar secara bersama-sama terhadap
kesiapan kerja siswa kelas XII kompetensi keahlian Akuntansi SMK
YPKK 1 Sleman Tahun Ajaran 2011/2012, yang ditunjukkan dengan
nilai Ry(1,2) sebesar 0,704, R2y(1,2) sebesar 0,495, dan Fhitung sebesar 32,868
lebih besar dari harga Ftabel sebesar 3,130. Berdasarkan koefisien
determinasi (R2y(1,2)) sebesar 0,495 artinya 49,5% Kesiapan Kerja
dipengaruhi oleh Pengalaman Praktik Kerja Industri dan Prestasi Belajar,
sementara sisanya 50,5% dipengaruhi oleh faktor lain, dan terdapat
pengaruh positif dan signifikan Pengalaman Praktik Kerja Industri
terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Kompetensi keahlian
Akuntansi SMK YPKK 1 Sleman Tahun Ajaran 2011/2012, yang
ditunjukkan dengan nilai rxly sebesar 0,631, r2xly sebesar 0,398, dan thitung
sebesar 6,705 lebih besar daripada ttabel sebesar 1,671. Persamaan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Erma Dwi Astuti adalah sama-sama
meneliti Kesiapan Kerja, sedangkan yang membedakan variabel bebas
lain adalah Pengaruh Pelaksanaan Prakerin, tempat penelitian dan tahun
penelitian.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Ana Fitri Yaningsih dengan judul
“Hubungan Motivasi Memasuki Dunia Kerja dan Motivasi Memasuki
Jurusan Akuntansi dengan Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMK
Muhammadiyah 1 Jatinom Tahun Ajaran 2004/2005”. Di dalam
penelitian tersebut disimpulkan bahwa ada hubungan motivasi
memasuki dunia kerja dengan kesiapan kerja. Hal tersebut ditunjukkan
dengan r hitung lebih besar dari r tabel pada taraf signifikasi 5%
(0,646>0,139) yang berarti ada hubungan positif dan signifikan antara
motivasi memasuki dunia kerja dengan kesiapan kerja. Semakin tinggi
motivasi memasuki dunia kerja semakin tinggi pula kesiapan kerja.
Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ana Fitri Yaningsih
adalah sama-sama meneliti Kesiapan Kerja, sedangkan yang membedakan
variabel bebas lain adalah pengaruh pelaksanaan prakerin, tempat
penelitian dan tahun penelitian.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Irwan Taufik dan Badrun Kartowagiran
yang berjudul “Pengaruh Prakerin Terhadap Kesiapan Kerja Siswa”
Progam keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 3 Yogyakarta Tahun
2016. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa ada pengaruh positif
namun tidak signifikan antara praktik kerja industri dengan kesiapan kerja
siswa yang ditunjukan dengan nilai = 0,241 dan p=0,088. Hasil analisis
regresi linier sederhana diperoleh persamaan Y=63,197+0,153X.
Sumbangan pengaruh praktik kerja industri terhadap kesiapan kerja adalah
sebesar 5,8%.

2.3 Kerangka Berpikir


Praktik kerja lapangan merupakan pola penyelenggaraan diklat yang
dikelola bersama-sama antara SMK dan industri yang ada. Pada hakikatnya
pelaksanaan praktik kerja lapangan secara tidak langsung akan memberikan
pengetahuan dan pengalaman dalam bekerja. Sekolah membekali siswa dengan
materi pendidikan umum (normatif), pengetahuan dasar penunjang (adaptif), serta
teori dan keterampilan dasar kejuruan (produktif). Selanjutnya dunia
usaha/industri diharapkan membantu bertanggung jawab terhadap peningkatan
keahlian profesi melalui praktik kerja lapangan.
Kesiapan kerja adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya
siap untuk memberikan respon atau jawaban terhadap suatu situasi dan kondisi
tertentu. Penyusuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh pada
kecenderungan untuk memberi respon. Kesiapan kerja siswa dapat dilihat dari
kompetensi seseorang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dengan hasil yang
baik tanpa mengalami kesulitan. Kompetensi yang dimaksud adalah kemampuan
kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap
kerja. Kemampuan tersebut dapat dipandang sebagai bagian dari elemen-elemen
ketiga ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang semuanya dapat menjadi
bekal untuk memasuki dunia kerja.
Pengaruh praktik kerja lapangan memberikan pengalaman kepada siswa
meliputi penggunaan sarana prasarana baru, memperoleh keterampilan baru
dalam bekerja, memikul tanggung jawab lebih, memiliki jaringan profesional,
dan memecahkan masalah manajemen di lapangan, pengalaman yang diperoleh
akan mempengaruhi pola pikir, sikap, dan tingkah laku dalam bekerja. Dari
kesiapan mental, siswa menjadi terlatih untuk berani menerima tanggung jawab,
lebih bijak dalam menghadapi masalah, disiplin, mampu beradaptasi, bekerja
sama dengan orang lain, dan menjunjung sikap kerja yang benar. Dengan
demikian, praktik kerja lapangan yang dilakukan dengan keseriusan akan
menghasilkan pengalaman yang banyak maka akan semakin tinggi pula kesiapan
kerja.
BAB III
OBJEK PRAKERIN

3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian


3.1.1 Sejarah Singkat Kecamatan Talegong
Talegong adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa
Barat, Indonesia. Kecamatan ini berjarak sekitar 111 Km dari ibu
kota Kabupaten Garut ke arah barat melalui Majalaya, Kabupaten Bandung.
Pusat pemerintahannya berada di Desa Sukamulya. Kecamatan Talegong
merupakan kecamatan paling barat di Kabupaten Garut serta kecamatan
dengan jarak paling jauh dari Ibu Kota Kabupaten.
Masyarakat di Kecamatan Talegong Kabupaten Garut merupakan salah
satu kelompok masyarakat yang masih melestarikan adat istiadat. Salah satu
adat istiadat yang masih dilestarikan yaitu adanya suatu aktivitas adat hitung
yang dilakukan sebelum melaksanakan suatu kegiatan. Aktivitas yang
dilakukan tersebut berupa perhitungan nama baik untuk bayi yang baru lahir,
perhitungan pada keberuntungan calon saat pilkades, dan bercocok tanam
(tandur). Terlihat bahwa terdapat keterkaitan antara matematika dengan
aktivitas adat hitung pada Masyarakat Talegong namun masyarakat tidak
menyadari bahwa pada aktivitas yang dilakukan telah menerapkan ilmu
matematika. Sebagian besar masyarakat berasumsi bahwa matematika adalah
apaapa yang dipelajari di sekolah saja. Dengan kata lain masyarakat
berpandangan bahwa tidak ada keterkaitan antara matematika dengan budaya.
Pariwisata :
a. Alun-alun Talegong di Desa Sukamulya
b. Bukit Lolongkan di Desa Sukamulya
c. Curug Cihanjawar di Desa Sukamaju
d. Curug Cihaur di Desa Sukamaju
e. Curug Datarmala di Desa Sukamulya
f. Curug Lolongkan di Desa Sukamulya
3.1.2 Letak Geografis
Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
a. Utara : Kabupaten Bandung
b. Timur : Kabupaten Bandung
c. Selatan : Kecamatan Cisewu
d. Barat : Kabupaten Cianjur
Kelurahan Desa :
a. Desa Mekarmukti
b. Desa Mekarmulya
c. Desa Mekarwangi
d. Desa Selaawi
e. Desa Sukalaksana
f. Desa Sukamaju
g. Desa Sukamulya

3.2 Visi Misi Kantor Kecamatan Talegong


a. Visi
“Terwujudnya Pelayanan yang Berkualitas Menuju Pembangunan Yang
Harmonis dan Berkelanjutan”.
b. Misi
1) Meningkatkan kualitas pelayanan publik yang prima melalui
pelayanan yang profesional, berkarakter melayani, mudah, cepat, tepat,
terjangkau, terbuka, transparan dan akuntabel.
2) Meningkatkan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan kecamatan
dengan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui good
governance dan meningkatkan peran serta lembaga adat dan organisasi
kemasyarakatan serta partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan dan
pembangunan masyarakat desa.
3) Meningkatkan peran dan fungsi aparatur dalam Peningkatan
akuntabilitas kinerja kecamatan.

3.3 Pegawai Kecamatan Talegong

3.4 Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI KECAMATAN TALEGONG


3.5 Tugas dan Fungsi
Sebagai tindak lanjut dari Pasal 3 Peraturan Daerah Kota Sukabumi
Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah, maka ditetapkan
Peraturan Wali Kota Sukabumi tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas
Pokok, Fungsi, dan Tata Kerja Kecamatan. Disebutkan kedudukan Kecamatan
merupakan Perangkat Daerah sebagai Pelaksana Teknis Kewilayahan yang
mempunyai wilayah kerja tertentu, dipimpin oleh Camat yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Wali Kota melalui Sekretaris Daerah.
Kecamatan mempunyai tugas pokok meningkatkan koordinasi penyelenggaraan
pemerintahan, ketenteraman dan ketertiban umum, pelayanan publik, dan
pemberdayaan masyarakat kelurahan. Dalam melaksanakan tugas pokok
Kecamatan menyelenggarakan fungsi :
a. penyelenggaraan urusan pemerintahan umum;
b. pengoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat;
c. pengoordinasian upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban
umum;
d. pengoordinasian penerapan dan penegakan Peraturan Daerah dan
Peraturan Walikota;
e. pengoordinasian pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum;
f. pengoordinasian penyelenggaraan kebersihan lingkungan;
g. pengoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang dilakukan
oleh perangkat daerah di tingkat Kecamatan;
h. pembinan dan pengawasan terhadap perangkat Kelurahan;
i. pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan kegiatan Kelurahan;
j. pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yang
tidak dilaksanakan oleh unit kerja
k. pemerintahan daerah yang ada di Kecamatan; dan
l. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas
dan fungsinya.
Selain melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Camat melaksanakan tugas
yang dilimpahkan oleh Wali Kota untuk melaksanakan sebagian urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah, yang meliputi aspek :
a. Perizinan;
b. Pemberian pertimbangan teknis;
c. Koordinasi;
d. Pembinaan;
e. Pengawasan;
f. Fasilitasi;
g. Penetapan;
h. Penyelenggaraan; dan
i. Kewenangan lain yang dilimpahkan.
3.5.1 Tugas Camat
Pelaksanaan kewenangan Camat mencakup penyelenggaraan urusan
pemerintahan pada lingkup kecamatan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan, pelimpahan sebagian wewenang Wali Kota kepada Camat
dilakukan berdasarkan kriteria Eksternalitas dan Efesiensi.
Sedangkan bidang tugas unsur-unsur Kecamatan disebutkan bahwa Camat
mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Membantu Wali Kota dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan
administrasi pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan
masyarakat, ketentraman dan ketertiban umum, dan pemberian
pelayanan administrasi di tingkat Kecamatan;
b. Mengoordinasi kegiatan pemberdayaan masyarakat, upaya
penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, penerapan dan
penegakan peraturan perundang-undangan, pemeliharaan prasarana
dan fasilitas pelayanan umum, dan penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan di tingkat Kecamatan;
c. Membina penyelenggaraan pemerintahan Kelurahan yang ada di
wilayahnya;
d. Mengoordinasi penyusunan dan pembuatan program kerja dalam
penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan,
pemberdayaan masyarakat, ketentraman dan ketertiban umum,
pelayanan umum dan pemberian pelayanan administrasi;
e. Mengadakan koordinasi dengan dinas, instansi, atau lembaga terkait
lainnya untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya;
f. Membina atau memotivasi serta memelihara terus menerus
kemapuan prestasi pegawai di lingkungan kecamatan guna
meningkatkan produktivitas kerja;
g. Mengkaji, mengoreksi, dan memeberikan perizinan atau
rekomendasi dan keterangan lainnya sesuai dengan pendelegasian
wewenang yang diberikan oleh Walikota;
h. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Walikota dalam
pelaksanaan tugasnya;
i. Mempertanggungjawabkan tugas kecamatan secara operasional
kepada Wali Kota melalui Wakil Wali Kota;
j. Memepertanggungjawabkan tugas kecamatan secara administratif
kepada Wali Kota melalui Sekretaris Daerah; dan
k. Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
3.5.2 Fungsi Camat
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Camat mempunyai
fungsi :
a. Pengorganisasian kegiatan pemberdayaan masyarakat;
b. Pengorganisasian upaya penyelenggaraan ketentraman dan
ketertiban umum;
c. Pengorganisasian penerapan dan penegakan peraturan perundang-
undangan;
d. Pengorganisasian pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan
umum;
e. Pengorganisasian penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat
kecamatan;
f. Pembinaan penyelenggaraan pemerintahan kelurahan;
g. Pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup
tugasnya dan atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan
kelurahan;
h. Pengelolaan urusan ketatausahaan;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai bidang
tugas dan fungsinya;
j. Pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan
fungsinya kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah Kota sesuai
standar yang ditetapkan.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud, Camat
dibantu oleh :
3.5.3 Sekretaris
a. Pemyelenggaraan Kegiatan administrasi umum dan ketata usahaan
b. Penyelenggaraan persiapan penyusunan anggaran Kecamatan
c. Penetapan penyusunan kegiatan dan pengendalian kecamatan
d. Penetapan pelaksanaan pengelolaan administrasi perkantoran,
kearsipan, kerumahtanggaan, perlengkapan, dokumentasi,
perpustakaan dan kepegawaian Kecamatan.
e. Penyelenggaraan pembinaan organisasi dan tata laksana
dilingkungan kecamatan
f. Penyelenggaraan informasi dan kehumasan.
g. Pembinaan tertib administrasi, organisasi dan hukum dilingkungan
kecamatan.
h. Pengkoordinasian administrasi pelayanan publik dibidang
penyelenggaraan pemerinyahan daerah diwilayah kecamatan
i. Fasilitasi penetapan rumusan kebijakan pengelolaan administrasi
kepegawaian perangkat daerah lainnya diwilayah kecamatan
j. Pelaksanaan koordinasi dengan perangkat daerah, DPRD,
Pemerintah, pemerintah propinsi dan intansi terkait dibidang
pengelolaan kesekertariatan kecamatan.

3.5.4 Sub Bagian Program


a. Pelaksanaan penyusunan rencana penyelenggaraan pemerintahan
daerah diwilayah kecamatan
b. Penyusunan rencana operasional dan koordinasi kegiatan dan
progran kerja kecamatan.
c. Pengkoordinasian rencana dan progran kegiatan Prerangkat Daerah
lainnya di wilayah Kecanatan.
d. Pelaksanaan fasilitasi penyusunan rencana penyelenggaraan
pemerintahan melalui proses musyawarah perencanaan
pembangunan.
e. Pelaksanaan penyusunan rencasna strategis kecamatan
f. Pelaksanaan penyusunan rancangan peraturan penunjang
pelaksanaan tugas.
g. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta peleporan peleksanaan
tugas.
h. Fasilitasi pembinaan dan pengendalian kegiatan dan progran yang
dilaksanakan perangkat daerah di kecamatan.
i. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan
fungsinya.
j. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program dengan sub unit kerja
lain di lingkukngan kecamatan.
3.5.5 Sub Bagian Umum dan Keuangan
a. Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan
pelayanan administrasi umum, informasi kehumasan,
kerumahtanggaan, kepegawaian dan ketatausahaan kecamatan.
b. Pelaksanaan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat-
surat, naskah dinas dan pengelolaan dokumen dan kearsipan
kecamatan
c. Peleksanaan pembuatan dan pengadaan naskah dinas.
d. Pelaksanaan pengelolaan dan penyiapan bahan embinaan
dokumentasi dan kearsipan kepada sub unit kerja di lingkungan
kecamatan.
e. Penyusunan dan penyiapan pengelolaan dan pengendalian
administrasi perjalanan dinas, pelayanan keprotokolan dan
penyelenggaraan rapat-rapat dinas.
f. Pelaksanaan informasi dan peleyanan hubungan masyarakat ,
pengurusan kerumahtanggaan , keamanan dan ketertiban kantor.
g. Pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan serta pengelolaan
lingkungan kantor , gedung kantor, kendaraan dinas dan aset
kecamatan lainnya.
h. Penyusunan dan penyiapan rencana kebutuhan sarana dan prasarana
perlengkapan kantor.
i. Peleksanaan pengadaan, penyiapan, pendistribusian dan
inventarisasi perlengkapan kantor.
j. Penyusunan bahan penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan
pelaksanaan tugas kecamatan. k. pelaksanaan pengelolaan
perpustakaan dan pendokumentasian peraturan
paerundangundangan.
k. Pelaksanaan pengumpulan , pengolahan, penyiapan dan
pemeliharaan data serta dekumentasi kepegawaian.
l. Penyusunan dan penyiapan rencana kebutuhan formasi dan mutasi
pegawai.
m. Penyusunan dan penyiapan bahan administrasi kepegawaian yang
meliputi kenaikan pangkat, gaji berkala, pensiun dan pemberiaan
penghargaan serta peningkatan kesejahteraan pegawai.
n. Penyusunan dan penyiapan pegawai untuk mengikuti pendidikan/
pelatihanstruktural, tehnis dan fungsional serta ujian dinas.
o. Pasilitasi pembinaan umum kepegawaian dan pengembangan karier
serta disiplin pegawai.
p. Penyusunan dan penyiapan pengurusan administrasi pensiun dan
cuti pegawai.
q. Pengkoordinasian penyusunan administrasi DP – 3, DUK, sumpah /
junji pegawai.
r. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
s. Peleksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan
fungsinya.
t. Peleksanaan koordinasi pelayanan administrasi umum dan
kepegawaian dengan sub unit kerja lain di lingkungan kecamatan.
3.5.6 Sub Bagian Keuangan
a. Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan
pengelolaan administrasi dan pertanggungjawaban pengelolaan
keuangan kecamatan
b. Peleksanaan pengumpulan bahan anggaran kecamatan.
c. Peleksanaan pengelolaan administrasi keuangan anggaran
pendapatan, belanja dan pembiyayaan kecamatan.
d. Peleksanaan penyusunan dan pengkoodinasiaan pembuatan daftar
gaji serta tunjangan daerah.
e. Perencanaan operasional kegiatan penyusunan rencana dan program
administrasi pengelolaan keuangan.
f. Pelaksanaan penatausahaan pengelolaan anggaran pendapatan,
belanja dan pembiyaan kecamata
g. Pembinaan administrasi keuangan dan penyiapan bahan pembinaan
administrasi akutansi anggaran pendapatan, belanja dan pembiyaan
kecamatan.
h. Pelaksanaan penyiapan bahan pertanggungjawaban pengelolaan
anggaran pendapatan, belanja dan pembiyaan kecamatan.
i. Pelaksanaasn penyiapan bahan pertanggungjawaban pengelolaan
keuangan kecamatan.
j. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
k. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan
fungsinya.
l. Pelaksanaan koordinasi pengelolaan keuangan dengan sub unit kerja
lain di lingkungan kecamatan
3.5.7 Seksi Pemerintahan
a. Penyusunan rencana program dan kegiatan pelayanan kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan kecamatan.
b. Pelaksanaan pelayanan penyelenggaraan pemerintahan kecamatan.
c. Pelaksanaan penetapan penyelenggaraan pembinaan dan fasilitasi
pemberiaan rekomendasi serta koordinasi pelaksanaan
pengumpulan data di bidang pengembangan otonomi daerah,
politik, dalam negeri dan administrasi publik serta kependudukan.
d. Peleksanaan fasilitasi dan pembinaan pengkoordinasian
pengunpulan data yang berkaitan dengan hukum dan perundang-
undangan.
e. Peleksanaan fasilitasi dan pembinaan pengkoordinasian
pengumpulan data yang berkaitan dengan perimbangan keuangan
daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan.
f. Peleksanaan fasilitasi dan pembinaan pengkoordinasian
pengumpulan data yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pemerintahan desa dan/ atau kelurahan, organisasi kemesyarakatan
di desa dan / atau kelurahan.
g. Peleksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.
h. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
i. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan kecamatan
dengan instansi terkait lainnya.
3.5.8 Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum
a. Pelaksanaan penyusunan rencana dan program penyelenggaraan
pemerintahan pengendalian ketentraman dan ketertiban umum,
fasilitasi dan bantuan pelaksanaan operasional penegakan Peraturan
Daerah dan Peraturan/Keputusan Bupati diwilayah Kecamatan.
b. Pembinaan pengendalian operasional Polisi Pamong Praja dalam
pelaksanaan ketentraman dan ketertiban umum serta serta bantuan
pelaksanaan operasional Penegakan Peraturan Daerah dan
Peraturan/Keputusan Bupati.
c. Pelaksanaan fasilitasi dan pembinaan satuan perlindungan
masyarakat melalui kesiagaan dan penanggulangan bencana serta
peningkatan sumber daya manusia satuan linmas.
d. Pelaksanaan fasilitasi dan koodinasi teknis pelaksanaan operasional
penyidikan peraturan daerah dengan instansi terkait.
e. Pengkoordinasian dan fasilitasi penyelenggaraan PEMILU dengan
instansi terkait
f. Pengkoordinasian dan pembinaan pengendalian dan ketentraman
dan ketrtiban umum, kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat
dengan instansi terkait.
g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
h. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas nya
i. Pelaksanaan koordinasi ketentraman dan ketertiban umum dengan
instansi terkait lainnya
3.5.9 Seksi Sosial dan Budaya
a. Pelaksanaan penyusunan rencana program dan kegiatan pelayanan
kesejahtraan sosial dan kebudayaan
b. Pelaksanaan fasilitasi pemberian rekomendasi di bidang ketenaga
kerjaan dan ketransmigrasian.
c. Pelaksanaan fasilitasi pemberian rekomendasi di bidang pendidikan,
budaya dan pariwisata.
d. Pelaksanaan fasilitasi pemberian rekomendasi di bidang
kesejahtraan sosial
e. Pelaksanaan fasilitasi pemberian rekomendasi dibidang pemuda dan
olahraga
f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksaan tugas.
g. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas,
fungsi dan ketentuan yang berlaku.
h. Pelaksanaan koordinasi sosial dan budaya dengan Sub Unit kerja
lain di lingkungan Kecamatan.
3.5.10 Seksi Pemberdayaan Masyarakat
a. Penyusunan rencana program dan kegiatan pelayanan
pemberdayaan masyarakat.
b. Pelaksanaan pemberian perijinan penetapan / penyelenggaraan ,
fasilitasi, pembinaan , rekomendasi, pengendalian
pengkoordinasian di bidang pertanian, kehutanan, perkebunan,
peternakan dan perikanan.
c. Peleksanaan pemberiaan perijinan , penetapan/penyelenggaraan ,
fasilitasi, pembinaan, rekomendasi, pengendalian,
pengkoordinasian di bidang pertambangan dan energi.
d. Peleksanaan fasilitasi , pembinaan dan pengkoordinasian di bidang
keluarga berencana dan pembangunan keluarga sejahtera.
e. Pelaksanaan fasilitasi pembinaan dan pengkoordinasian pemberian
perijinan di bidang perdagangan, perkoperasian dan perekonomian
masyarakat.
f. Pelaksanaan fasilitasi dan pembinaan serta pengkoordinasian
pemberian perijinan di bidang kesehatan.
g. Pelaksanaan koordinasi tehnis operasional pelaksanaan tugas
UPTD dan UPT dalam pengembangan pemberdayaan masyarakat
di wilayah kecamatan.
h. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
i. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas,
fungsi dengan ketentuan yang berlaku.
j. Pelaksanaan koordinasi pengembangan pemberdayaan masyarakat
dengan sub unit kerja lain dui lingkungan kecamatan
3.5.11 Seksi Pemeliharaan Umum
a. Penyusunan rencana program dan kegiatan pengelolaan dan
pemeliharaan prasarana umum.
b. Pelaksanaan fasilitasi pembinaan ,rekomendasi,pengendalian dan
koordinasi pengumpulan data di bidang penataan ruang dan
permukiman.
c. Pelaksanaan pemberian perijinan , penetapan/penyelenggaraan ,
fasilitasi, pembinaan, rekomendasi, pengendalian dan koordinasi
opengumpulan data di bidang jalan, jembatan dan pengairan.
d. Pelaksanaan pemberian perijinan, penetapan/penyelenggaraan,
fasitasi, pebinaan, pemberian rekomendasi,
pengawasan/pengendalian pengumpulan data di bidang
perhubungan serta pos dan telekomunikasi.
e. Pelaksanaan pemberian perijinan , penetapan,/penyelenggaraan ,
fasilitasi , pembinaan, pemberiaan rekomendasi,
pengawasan/pengendalian dan koordinasi pengumpulan data di
bidang lingkungan hidup.
f. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas,
fungsi dan ketentuan yang berlaku.
g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
h. Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan prasarana umum dengan sub
unit kerja lain di lingkungan kecamatan.
BAB IV
PELAKSANAAN PRAKERIN

4.1 Jadwal Pelaksanaan Prakerin


a. Waktu
Kegiatan PKL dilaksanakan pada tanggal 02 November 2023 s/d tanggal
02 Februari 2024.
b. Tempat
Kegiatan PKL dilakukan di Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut, yang
beralamatkan di Kabupaten Garut, Kab. Bandung, Prov. Jawa Barat.

4.2 Bidang Kerja


Praktikan melakukan Praktik Kerja Lapangan di Kantor Kecamatan
Talegong, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Praktikan ditempatkan pada
bagian Kepegawaian untuk membantu staff kepegawaian melakukan tugas
administrasi di lingkungan Kantor Kecamatan Talegong.
Deskripsi dibagian Kepegawaian ini mencakup penginputan data,
mengarsipkan berkas dan kegiatan surat-menyurat. Adapun pekerjaan yang
praktikan lakukan selama 1 (satu) bulan adalah sebagai berikut :
 Bidang Penanganan Surat
 Bidang Kearsipan
 Bidang Komputer Administrasi
 Bidang Korespondensi
4.3 Prosedur Pelaksanaan Kegiatan
Selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan, Praktikan berusaha
menyelesaikan semua tugas yang diberikan dengan maksimal, tepat waktu dan
penuh dengan tanggung jawab. Untuk dapat menyelesaikan tugas yang diberikan,
Pratikan di bimbing oleh staff yang ada di Sub Bagian Kepegawaian sehingga
Praktikan memahami bidang pekerjaan yang diberikan.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan kerja yang Praktikan lakukan
diataranya sebagai berikut:
a. Bidang Penanganan Surat
Dalam bidang penangan surat, praktikan melakukan pekerjaan seperti
memasukan surat masuk kedalam buku agenda dan menyimpan surat ke dalam
filling cabinet. Langkah dari masing-masing pekerjaan yang dilakukan
Praktikan adalah sebagai berikut :
1) MMencatat data Surat Masuk kedalam Buku Agenda
Praktikan diberikan bimbingan oleh pegawai Sub bagian
Kepegawaian mengenai tata cara mengurus surat masuk. Adapun langkah-
langkah dalam mengurus surat masuk adalah sebagai berikut :
(a) Praktikan menerima surat masuk yang datang dan terlebih dulu
memeriksa kelengkapan surat seperti nama pengirim/ instansi
pengirim surat, alamat pengirim surat, ditujukan kepada siapa surat
tersebut;
(b) Praktikan mencatat pada buku agenda surat masuk yang telah
disediakan oleh Kantor Kecamatan Pinang. Buku agenda yang
digunakan yaitu buku agenda kembar. Buku agenda kembar
merupakan buku yang digunakan untuk mencatatat surat masuk
dan surat keluar menggunakan dua buku yang terpisah;
(c) Praktikan memasukan data pada buku agenda;
(d) Lalu praktikan mendisposisikan surat;
(e) Praktikan mencatat surat masuk data surat masuk kedalam buku
agenda surat masuk dan selanjutnya ditulis dilembar disposisi
untuk diteruskan kepada Kepala Sub Kepegawaian.
2) Melipat dan Memasukan Surat Kedalam Amplop
Kantor Kecamatan Pinang Kota Tangerang menggunakan kertas
ukuran A4 (kuarto) atau folio untuk membuat surat. Surat yang telah
diketik rapih akan lebih menarik jika cara melipat dan memasukannya
kedalam sampul dengan baik dan cermat. Surat yang sudah dilipat sudut-
sudutnya harus bertemu dan lipatannya lurus dan tidak kusut. Sebelum
kertas surat dilipat, perlu di pertimbangkan terlebih dahulu amplop apa
yang akan digunakan agar sesuai dengan ukuran dan kebutuhan surat.
Adapun langkah-langkah yang Praktikan lakukan dalam melipat surat
sebagai berikut:
(a) Sebelum Praktikan melipat surat yang akan di lipat, Praktikan
memastikan tentang kelengkapan isi surat seperti kop surat, alamat
surat, isi surat, dan surat sudah ditandatangani dan diberikan
stampel resmi dari Kecamatan Pinang Kota Tangerang;
(b) Setelah kelengkapan isi surat di periksa, Praktikan menyiapkan
amplop yang akan digunakan;
(c) Surat dilipat dengan model lipatan Akordion (Acordion Fold)
dimana surat dilipat menjadi 3 bagian sama besar (bagian 1, 2, dan
3);
(d) Kemudian bagian 1 (kop surat) dilipat ke atas,
(e) Dan bagian 3 dilipat ke bawah;
(f) Setelah itu masukan surat ke dalam amplop dan pastikan lipatan
surat rapi dan tidak merusak surat.
3) Membubuhkan Stampel Pada Surat
Praktikan ditugaskan membubuhkan stampel pada surat yang telah
dibuat. Pembubuhan stampel ini bertujuan agar surat yang telah dibuat dan
akan dikirm ke instansi terkait menjadi sah.
4) Meminta Tanda Tangan
Praktikan ditugaskan untuk meminta tanda tangan pimpinan. Tanda
tangan tersebut di bubuhkan pada surat yang telah dibuat dan hendak
dikirimkan ke instansi-instansi yang menjadi mitra Kantor Kecamatan
Pinang. Pembubuhan tanda tangan ini bertujuan agar surat menjadi sah.
b. Bidang Kearsipan
Di setiap harinya Kantor Kecamatan Pinang mendapat kiriman surat dari
berbagai instansi baik instansi pemerintahan maupun swasta. Surat yang
masuk harus segera disimpan agar mudah dalam menemukan surat tersebut
apabila dibutuhkan. Praktikan juga ditugaskan untuk menyimpan surat yang
masuk. Kantor Kecamatan Pinang Kota Tangerang menyimpan surat
menggunakan sistem subjek atau perihal.
Langkah-langkah yang dilakukan Praktikan dalam menyimpan surat;
a) Praktikan menerima surat dari kurir yang mengirimkan;
b) Praktikan membuka surat untuk memeriksa kelengkapan isi surat
seperti alamat surat yang mengirim, ditujakan kepada siapa surat
tersebut, perihal surat, dan isi surat;
c) Selanjutnya Praktikan mencatatnya di buku agenda surat masuk;
d) Praktikan mendisposisikan surat tersebut;
e) Selanjutnya Praktikan memberikan surat kepada Mahasiswa PKL yang
lain yang bertugas untuk memindai menggunakan scanner surat dan di
cetak menggunakan printer;
f) Selanjutnya Praktikan mengindeks atau memberikan kode pada surat
untuk memudahkan dalam pencarian surat;
g) Memisahkan surat sesuai dengan masalah atau perihal surat;
h) Menyimpan surat kedalam snelhecter, ataupun filling cabinet;
i) Menata arsip dengan rapi sesuai sistem penyimpanan subjek/ perihal.
c. Bidang Komputer Administrasi
Di zaman yang serba modern semua pekerjaan dikerjakan dengan bantuan
teknologi. Kantor Kecamatan Pinang Kota Tangerang juga menggunakan
bantuan teknologi dalam hal mengolah data. Pada saat melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan, Praktikan juga mengerjakan tugas di bidang komputer
administrasi yaitu memasukan data. Data yang Praktikan input adalah data gaji
pegawai, data anggaran Kantor Kecamatan Pinang Kota Tangerang. Kantor
Kecamatan Pinang Kota Tangerang menggunakan komputer dan aplikasi Ms.
Excel dalam mengolah data. Hal ini dirasa sangat membantu pekerjaan dalam
pengolahan data gaji pegawai.
1) Langkah-langkah dalam mengolah data gaji pegawai Kantor
Kecamatan Pinang Kota Taengerang:
(a) Praktikan diberikan data-data yang berisikan nama pegawai,
jabatan, tunjangan, dan gaji pegawai;
(b) Selanjutnya Praktikan diminta untuk membuka Ms. Excel yang
sebelumnya telah dibuatkan tabel-tabel yang sesuai dengan data
yang akan dimasukan;
(c) Praktikan diminta menginput data sesuai dengan data yang telah
diberikan;
(d) Setelah data diinput secara keselurah, Praktikan mencetak data
tersebut.
2) Langkah-langkah memasukan data anggaran biaya hotel perjalanan
dinas, sebagai berikut:
(a) Praktikan diberikan data anggaran biaya hotel untuk perjalanan
dinas;
(b) Praktikan diminta untuk memasukan data anggaran.
(c) Setelah selsai di input data tersebut di simpan di folder anggaran
keluar.
d. Bidang Korespondensi
Setiap perusahaan atau instansi pasti melakukan kegiatan dibidang
korespondensi atau surat meyurat. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk
komunikasi nonverbal karena menggunakan surat sebagai alat komunikasi.
Kantor Kecamatan Pinang Kota Tangerang sebagai kantor pemerintahan sudah
tentu melakukan kegiatan surat menyurat untuk melakukan komuniksi dengan
instansi lain yang bekerjasama dengan Kantor Kecamatan Talegong. Kantor
Kecamatan Talegong Kab. Garut membuat surat keluar untuk
berkomunikasi. Praktikan juga di tugaskan untuk membuat surat dinas
pegawai Kantor Kecamatan Talegong dan surat keterangan.
1) Langkah-langkah membuat surat dinas dan surat keteranga PKL siswa
SMK yang pernah melaksanakan PKL di Kantor Kecamatan Pinang
Kota Tangerang;
(a) Untuk surat dinas kerja pegawai, Praktikan diberikan konsep surat
berupa nama-nama pegawai yang akan melaksanakan dinas, tempat
dan tanggal dinas;
(b) Selanjutnya Praktikan membuka folder surat dinas yang ada di
komputer Kantor Kecamatan Pinang Sub Bagian Kepegawaian,
selanjutnya memilih file perjalanan dinas;
(c) Selanjutnya Praktikan hanya mengganti isi surat, sesuai dengan
konsep surat yang diberikan oleh pegawai;
(d) Setelah surat selesai dibuat, Praktikan mencetak surat dan
meminnta tanda tangan surat serta membubuhkan stampel agar
surat dinyatakan sah/ resmi.
2) Langkah-langkah membuat surat keterangan PKL untuk Siswa atau
pun mahasiswa yang pernah melaksanakan PKL di Kantor Kecamatan
Kota Tangerang, sebagai berikut:
(a) Praktikan membuka folder tentang surat keterangan yang ada di
komputer;
(b) Selajutnya Praktikan membukan file tentang surat keterangang
PKL;
(c) Dalam membuat surat keterangan PKL, Praktikan hanya mengganti
isi surat seperti nama, instansi atau sekolah siswa PKL, dan alamat
sekolah;
(d) Selanjutnya Praktikan mencetak dan meminta tanda tangan Kepala
Perencanaan Kepegawaian dan membubuhkan stampel;
(e) Selanjutnya melipat surat dan memasukan surat kedalam amplop.
3) Langkah-langkah membuat surat pernyataan untuk keperluan belanja
LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan, sebagai berikut:
(a) Praktikan diberikan konsep surat oleh Ibu Erma mengenai surat
pernyataan untuk keperluan belanja LS Pembayaran Gaji dan
Tunjangan;
(b) Praktikan diminta untuk mengetik surat seperti yang ada dalam
konsep;
(c) Praktikan mengetik surat dan mencetak surat tersebut;
(d) Selanjutnya Praktikan meminta tanda tangan Camat
dan mebubuhkan surat dengan stampel resmi Kecamatan Pinang.
4) Langkah-langkah membuat berita acara penggunaan kendaraan
dinas jabatan, sebagai berikut:
(a) Praktikan diberikan contoh surat berita acara penggunaan
kendaraan dinas jabatan oleh Ibu Erma;
(b) Selanjutnya Ibu Erma memberikan konsep surat untuk diketik oleh
Praktika;
(c) Selanjutnya Praktikan mengetik surat sesuai dengan konsep
surat yang diberikan;
(d) Setelah surat selesai diketik, Praktikan mencetak surat tersebut;
(e) Kemudian meminta tanda tangan Camat;
(f) Dan Praktikan memberikan surat tersebut kepada Ibu Erma.

4.4 Menggunakan Peralatan Kantor


BAB V
PENUTUP

5.1 Saran

5.2 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai