Pada akhir Fase F, peserta didik mampu melakukan aktivasi penjualan melalui media sosial, website, marketplace dan online retail.
ELEMEN
DIGITAL ONBOARDING
TUJUAN PEMBELAJARAN
Memahami Digital Onboarding Dan Ruang Pada akhir Fase F, Peserta didik mampu memhamai digital Onboarding dan mampu
Lingkup Digital Onboarding. memahami ruang lingkup digital onboarding.
Memahami aktivasi penjualan melalui Pada akhir Fase F, Pesera didik mampu memahami aktivasi penjualan melalui media
media digital online digital Online
Digital Pada akhir Fase F, peserta didik mampu melakukan 6.1. Memahami Digital Onboarding dan Ruang 18 JP DIAGNOSTIK
Onboarding aktivasi penjualan melalui media sosial, website, Lingkup Digital Onboarding. FORMATIF
marketplace dan online retail.
6.2. Memahami aktivasi penjualan melalui media SUMATIF
digital online.
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMK SWASTA JAMBI
Jalan Pertiwi No. 116 Medan
PROGRAM PEMBELAJARAN (PP) SEMESTER 1 TP. 2023/ 2024
Bidang Keahlian : Pemasaran Mata Pelajaran : Bisnis Digital
Kompetensi Keahlian : Pemasaran Kelas/Fase : XI/F
1. Tujuan Pembelajaran
6.1. Memahami 6.1.1. Pada akhir Fase F, Peserta didik mampu memahamai penjelasan
Digital Onboarding umum tentang Digital Onboarding.
6.1.2. Pada akhir Fase F, Peserta didik mnegerti tujuan dan manfaat
Digital Onboarding dalam Pemasaran
6.1.3. Pada akhir Fase F, Peserta didik mengerti Peran Digital
Onboarding Pada Aktivasi Pemasaran.
6.1.4. Pada akhir Fase F, Peserta didik mengerti Faktor Pendukung
Digital Onboarding di Indonesia.
6.1.5. Pada akhir Fase F, Peserta didik mengerti Penerapan Digital
Onboarding pada Bisnis.
2. Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
6.1. Memahami 6.1.1. Pada akhir Fase F, Peserta didik mampu memahamai
Digital Onboarding penjelasan umum tentang Digital Onboarding
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai memahami
digital onboarding..
Communicatio Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal,
n mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali
oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan memahami digital onboarding.
Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
memahami digital onboarding.dari berbagai sumber Peserta didik kemudian diberi
kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.
3. Alat dan bahan, Sumber belajar, Model Pembelajaran, dan Metode Pembelajaran
Laptop dan HP
Alat dan Bahan
Infocus
Video Pembelajaran
Internet
Sumber Belajar
Buku Panduan
Scientific, Inquiry, PBL
Model Pembelajaran
Diskusi, tanya jawab, penugasan.
Metode Pembelajaran
Pertemuan 2
6.1. Memahami 6.1.2. Pada akhir Fase F, Peserta didik mengerti tujuan dan manfaat
Digital Onboarding Digital Onboarding dalam Pemasaran
Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan
KEGIATA
Kegiatan
menuliskannya kembali. Tayangan dan bahan bacaan terkait materi tujuan dan
Literasi
manfaat Digital Onboarding dalam Pemasaran
Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang
Critical
belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
Thinking hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi memahami tujuan dan
manfaat Digital Onboarding dalam Pemasaran
N INTI
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai tujuan
dan manfaat Digital Onboarding dalam Pemasaran
Communication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal,
mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali
oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan tujuan dan manfaat Digital
Onboarding dalam Pemasaran.
Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
tujuan dan manfaat Digital Onboarding dalam Pemasaran dari berbagai
sumber Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal
yang belum dipahami.
3. Alat dan bahan, Sumber belajar, Model Pembelajaran, dan Metode Pembelajaran
Laptop dan HP
Alat dan Bahan
Infocus
Video Pembelajaran
Internet
Sumber Belajar
Buku Panduan
Scientific, Inquiry, PBL
Model Pembelajaran
Diskusi, tanya jawab, penugasan.
Metode Pembelajaran
Pertemuan 3
6.1. Memahami 6.1.3. Pada akhir Fase F, Peserta didik mengerti Peran Digital
Digital Onboarding Onboarding Pada Aktivasi Pemasaran.
Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan
Kegiatan
KEGIAT
menuliskannya kembali. Tayangan dan bahan bacaan terkait materi Peran Digital
Literasi Onboarding Pada Aktivasi Pemasaran.
Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang
Critical
belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
Thinking hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Peran Digital Onboarding
AN INTI
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai memahami
digital onboarding..
Communication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal,
mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali
oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan Peran Digital Onboarding Pada
Aktivasi Pemasaran.
Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
Peran Digital Onboarding Pada Aktivasi Pemasaran dari berbagai sumber Peserta didik
kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.
3. Alat dan bahan, Sumber belajar, Model Pembelajaran, dan Metode Pembelajaran
Laptop dan HP
Alat dan Bahan
Infocus
Video Pembelajaran
Internet
Sumber Belajar
Buku Panduan
Scientific, Inquiry, PBL
Model Pembelajaran
Diskusi, tanya jawab, penugasan.
Metode Pembelajaran
Pertemuan 4
6.1. Memahami 6.1.4. Pada akhir Fase F, Peserta didik mengerti Faktor Pendukung
Digital Onboarding Digital Onboarding di Indonesia.
Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan
Kegiatan
KEGIAT
menuliskannya kembali. Tayangan dan bahan bacaan terkait materi Faktor Pendukung
Literasi Digital Onboarding di Indonesia.
Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang
Critical
belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
Thinking hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Faktor Pendukung Digital
AN INTI
Onboarding di Indonesia.
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Faktor
Pendukung Digital Onboarding di Indonesia.
Communication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal,
mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali
oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan Faktor Pendukung Digital
Onboarding di Indonesia.
Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
Faktor Pendukung Digital Onboarding di Indonesia dari berbagai sumber Peserta didik
kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.
PENUTUP
1. Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar
2. Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan berdoa
3. Alat dan bahan, Sumber belajar, Model Pembelajaran, dan Metode Pembelajaran
Laptop dan HP
Alat dan Bahan
Infocus
Video Pembelajaran
Internet
Sumber Belajar
Buku Panduan
Scientific, Inquiry, PBL
Model Pembelajaran
Diskusi, tanya jawab, penugasan.
Metode Pembelajaran
Pertemuan 5
6.1. Memahami 6.1.5. Pada akhir Fase F, Peserta didik mengerti Penerapan Digital
Digital Onboarding Onboarding pada Bisnis.
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Penerapan
Digital Onboarding pada Bisnis.
Communication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal,
mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali
oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan Penerapan Digital Onboarding
pada Bisnis.
Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
Penerapan Digital Onboarding pada Bisnis dari berbagai sumber Peserta didik kemudian
diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.
PENUTUP
3. Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar
4. Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan berdoa
IDENTITAS MODUL
Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen
Program Keahlian Pemasaran
Konsentrasi Keahlian Bisnis Digital
Fase / Kelas F / XI
Nama Penyusun Sairo Siagian, S.Pd
Instansi SMK Swasta Jambi Medan
TP 6.2. Memahami Ruang Lingkup Digital Onboarding
1. Tujuan Pembelajaran
2. Langkah Pembelajaran
Pertemuan 6
6.2. Memahami 6.2.1. Pada akhir Fase F, Peserta didik mampu Memahami berbagai
Ruang Lingkup Platform Digital Marketing.
Digital Onboarding
Kegiatan Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan
Literasi menuliskannya kembali. Tayangan dan bahan bacaan terkait materi Memahami berbagai
Platform Digital Marketing.
KEGIATAN INTI
Critical Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum
Thinking dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Memahami berbagai Platform Digital
Marketing.
Collaboration
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Penerapan
Digital Onboarding pada Bisnis.
Communication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal,
mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
kelompok atau individu yang mempresentasikan Memahami berbagai Platform Digital
Marketing.
Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
Memahami berbagai Platform Digital Marketing dari berbagai sumber Peserta didik
kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.
PENUTUP
5. Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar
6. Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan berdoa
3. Alat dan bahan, Sumber belajar, Model Pembelajaran, dan Metode Pembelajaran
Laptop dan HP
Alat dan Bahan
Infocus
Video Pembelajaran
Internet
Sumber Belajar
Buku Panduan
Scientific, Inquiry, PBL
Model Pembelajaran
Diskusi, tanya jawab, penugasan.
Metode Pembelajaran
Pertemuan 7
6.2. Memahami 6.2.2. Pada akhir Fase F, Peserta didik mampu Memahami algoritma
Ruang Lingkup Digital Marketing.
Digital Onboarding
Kegiatan Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan
Literasi menuliskannya kembali. Tayangan dan bahan bacaan terkait materi Memahami algoritma
Digital Marketing.
KEGIATAN INTI
Critical Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum
Thinking dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Memahami berbagai Memahami
algoritma Digital Marketing.
Collaboration
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Memahami
algoritma Digital Marketing.
Communication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal,
mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
kelompok atau individu yang mempresentasikan Memahami berbagai Memahami algoritma
Digital Marketing.
Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
Memahami algoritma Digital Marketing dari berbagai sumber Peserta didik kemudian diberi
kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.
PENUTUP
7. Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar
8. Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan berdoa
3. Alat dan bahan, Sumber belajar, Model Pembelajaran, dan Metode Pembelajaran
Laptop dan HP
Alat dan Bahan
Infocus
Video Pembelajaran
Internet
Sumber Belajar
Buku Panduan
Scientific, Inquiry, PBL
Model Pembelajaran
Diskusi, tanya jawab, penugasan.
Metode Pembelajaran
Pertemuan 8
6.2. Memahami 6.2.3. Pada akhir Fase F, Peserta didik mampu Memahami Optimasi
Ruang Lingkup Digital Marketing.
Digital Onboarding
Kegiatan Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan
Literasi menuliskannya kembali. Tayangan dan bahan bacaan terkait materi Memahami Optimasi
Digital Marketing.
KEGIATAN INTI
Critical Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum
Thinking dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Memahami berbagai Memahami
Optimasi Digital Marketing.
Collaboration
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Memahami
Optimasi Digital Marketing.
Communication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal,
mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
kelompok atau individu yang mempresentasikan Memahami berbagai Memahami Optimasi
Digital Marketing.
Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
Memahami Optimasi Digital Marketing dari berbagai sumber Peserta didik kemudian diberi
kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.
PENUTUP
9. Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar
10. Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan berdoa
3. Alat dan bahan, Sumber belajar, Model Pembelajaran, dan Metode Pembelajaran
Laptop dan HP
Alat dan Bahan
Infocus
Video Pembelajaran
Internet
Sumber Belajar Buku Panduan
Scientific, Inquiry, PBL
Model Pembelajaran
Diskusi, tanya jawab, penugasan.
Metode Pembelajaran
Pertemuan 9
6.2. Memahami 6.2.4. Pada akhir Fase F, Peserta didik mampu Memahami Keamanan
Ruang Lingkup Digital
Digital Onboarding
Kegiatan Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan
Literasi menuliskannya kembali. Tayangan dan bahan bacaan terkait materi Memahami Keamanan
Digital
KEGIATAN INTI
Critical Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum
Thinking dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Memahami berbagai Keamanan Digital
Collaboration
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Keamanan
Digital
Communication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal,
mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
kelompok atau individu yang mempresentasikan berbagai Pemahaman Keamanan Digital
Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
Memahami Keamanan Digital dari berbagai sumber Peserta didik kemudian diberi
kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.
PENUTUP
11. Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar
12. Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan berdoa
3. Alat dan bahan, Sumber belajar, Model Pembelajaran, dan Metode Pembelajaran
Laptop dan HP
Alat dan Bahan
Infocus
Video Pembelajaran
Internet
Sumber Belajar
Buku Panduan
IDENTITAS MODUL
Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen
Program Keahlian Pemasaran
Konsentrasi Keahlian Bisnis Digital
Fase / Kelas F / XI
Nama Penyusun Sairo Siagian, S.Pd
Instansi SMK Swasta Jambi Medan
TP 6.3. Aktivasi Penjualan melalui Media Sosial
1. Tujuan Pembelajaran
6.3. Aktivasi 6.3.1. Pada akhir Fase F, Peserta didik mampu mengerti dasar
Penjualan melalui Pemahaman Media Sosial.
Media Sosial
6.3.2. Pada Akhir Fase F, Peserta didik mampu memahami Fitur Umum
Media Sosial.
6.3.3. Pada Akhir Fase F, Peserta didik mampu memahami Peran
Penggunaan Media Sosial dalam Pemasaran.
2. Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
Tujuan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)
Pembelajaran ( TP )
6.3. Aktivasi 6.3.1. Pada akhir Fase F, Peserta didik mampu mengerti dasar
Penjualan melalui Pemahaman Media Sosial.
Media Sosial
Kegiatan Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan
Literasi menuliskannya kembali. Tayangan dan bahan bacaan terkait materi mengerti dasar
Pemahaman Media Sosial.
KEGIATAN INTI
Critical Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum
Thinking dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi mengerti dasar Pemahaman
Media Sosial.
Collaboration
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai dasar
Pemahaman Media Sosial.
Communication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal,
mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
kelompok atau individu yang mempresentasikan dasar Pemahaman Media Sosial.
Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
dasar Pemahaman Media Sosial. ari berbagai sumber Peserta didik kemudian diberi
kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.
3. Alat dan bahan, Sumber belajar, Model Pembelajaran, dan Metode Pembelajaran
Laptop dan HP
Alat dan Bahan
Infocus
Video Pembelajaran
Internet
Sumber Belajar
Buku Panduan
Scientific, Inquiry, PBL
Model Pembelajaran
Diskusi, tanya jawab, penugasan.
Metode Pembelajaran
Pertemuan 2
Kegiatan Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan
Literasi menuliskannya kembali. Tayangan dan bahan bacaan terkait materi mengerti Fitur Umum
Media Sosial.
KEGIATAN INTI
Critical Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum
Thinking dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Fitur Umum Media Sosial.
Collaboration
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Fitur Umum
Media Sosial.
Communication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal,
mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
kelompok atau individu yang mempresentasikan Fitur Umum Media Sosial.
Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
Fitur Umum Media Sosial dari berbagai sumber Peserta didik kemudian diberi kesempatan
untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.
PENUTUP
13. Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar
14. Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan berdoa
3. Alat dan bahan, Sumber belajar, Model Pembelajaran, dan Metode Pembelajaran
Laptop dan HP
Alat dan Bahan Infocus
Video Pembelajaran
Internet
Sumber Belajar Buku Panduan
Scientific, Inquiry, PBL
Model Pembelajaran
Diskusi, tanya jawab, penugasan.
Metode Pembelajaran
Pertemuan 3
6.3. Aktivasi 6.3.2. Pada Akhir Fase F, Peserta didik mampu memahami Fitur Umum
Penjualan melalui Media Sosial.
Media Sosial
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Peserta didik memberi salam, berdoa Bersama
Pendahuluan
Guru memeriksa kebersihan kelas.
Guru mengecek kehadiran peserta didik dan memberi motivasi (yel-yel/ ice breaking)
Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang akan diajarkan
Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah pembelajaran
Kegiatan Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan
Literasi menuliskannya kembali. Tayangan dan bahan bacaan terkait materi mengerti Fitur Umum
Media Sosial.
KEGIATAN INTI
Critical Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum
Thinking dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Fitur Umum Media Sosial.
Collaboration
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Fitur Umum
Media Sosial.
Communication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal,
mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
kelompok atau individu yang mempresentasikan Fitur Umum Media Sosial.
Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
Fitur Umum Media Sosial dari berbagai sumber Peserta didik kemudian diberi kesempatan
untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.
PENUTUP
15. Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar
16. Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan berdoa
3. Alat dan bahan, Sumber belajar, Model Pembelajaran, dan Metode Pembelajaran
Laptop dan HP
Alat dan Bahan Infocus
Video Pembelajaran
Internet
Sumber Belajar Buku Panduan
Scientific, Inquiry, PBL
Model Pembelajaran
Diskusi, tanya jawab, penugasan.
Metode Pembelajaran
Pertemuan 4
6.3. Aktivasi 6.3.3. Pada Akhir Fase F, Peserta didik mampu memahami Peran
Penjualan melalui Penggunaan Media Sosial dalam Pemasaran.
Media Sosial
Kegiatan Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan
Literasi menuliskannya kembali. Tayangan dan bahan bacaan terkait materi Peran Penggunaan
Media Sosial dalam Pemasaran.
KEGIATAN INTI
Critical Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum
Thinking dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Peran Penggunaan Media Sosial dalam
Pemasaran.
Collaboration
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Peran
Penggunaan Media Sosial dalam Pemasaran.
Communication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal,
mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
kelompok atau individu yang mempresentasikan Peran Penggunaan Media Sosial dalam
Pemasaran.
Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
Peran Penggunaan Media Sosial dalam Pemasaran.dari berbagai sumber Peserta didik
kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.
PENUTUP
17. Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar
18. Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan berdoa
IDENTITAS MODUL
Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen
Program Keahlian Pemasaran
Konsentrasi Keahlian Bisnis Digital
Fase / Kelas F / XI
Nama Penyusun Sairo Siagian, S.Pd
Instansi SMK Swasta Jambi Medan
TP 6.3. Aktivasi Penjualan melalui Media Sosial
1. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)
( TP )
6.3. Aktivasi 6.4.1. Pada Akhir Fase F, Peserta didik mampu memahami Faktor yang
Penjualan melalui memengaruhi penjualan melalui media social
Media Sosial
6.4.2. Pada Akhir Fase F, Peserta didik mengerti aktivasi dan
pengelolaan media social dalam pemasaran
6.4.3 Pada Akhir Fase F, Peserta didik mampu memahami optimasi
media social sebagai media Pemsaran Digital
2. Langkah Pembelajaran
Pertemuan 5
6.3. Aktivasi 6.4.1. Pada Akhir Fase F, Peserta didik mampu memahami Faktor yang
Penjualan melalui memengaruhi penjualan melalui media social.
Media Sosial
Kegiatan Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan
Literasi menuliskannya kembali. Tayangan dan bahan bacaan terkait materi Faktor yang
memengaruhi penjualan melalui media social.
KEGIATAN INTI
Critical Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum
Thinking dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Faktor yang memengaruhi penjualan
melalui media social.
Collaboration
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Faktor yang
memengaruhi penjualan melalui media social.
Communication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal,
mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
kelompok atau individu yang mempresentasikan Faktor yang memengaruhi penjualan
melalui media social.
Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
Faktor yang memengaruhi penjualan melalui media social. Dari berbagai sumber Peserta
didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.
PENUTUP
19. Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar
20. Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan berdoa
3. Alat dan bahan, Sumber belajar, Model Pembelajaran, dan Metode Pembelajaran
Laptop dan HP
Alat dan Bahan Infocus
Video Pembelajaran
Internet
Sumber Belajar Buku Panduan
Scientific, Inquiry, PBL
Model Pembelajaran
Diskusi, tanya jawab, penugasan.
Metode Pembelajaran
Pertemuan 6
6.3. Aktivasi 6.4.2. Pada Akhir Fase F, Peserta didik mengerti aktivasi dan
Penjualan melalui pengelolaan media social dalam pemasaran
Media Sosial
Kegiatan Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan
Literasi menuliskannya kembali. Tayangan dan bahan bacaan terkait materi aktivasi dan
pengelolaan media social dalam pemasaran
KEGIATAN INTI
Critical Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum
Thinking dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi aktivasi dan pengelolaan media social
dalam pemasaran
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai aktivasi dan
pengelolaan media social dalam pemasaran.
Communication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal,
mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
kelompok atau individu yang mempresentasikan aktivasi dan pengelolaan media social
dalam pemasaran.
Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
aktivasi dan pengelolaan media social dalam pemasaran. Dari berbagai sumber Peserta
didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.
Pertemuan 7
6.3. Aktivasi 6.4.3. Pada Akhir Fase F, Peserta didik mampu memahami optimasi
Penjualan melalui media social sebagai media Pemsaran Digital
Media Sosial
Kegiatan Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan
Literasi menuliskannya kembali. Tayangan dan bahan bacaan terkait materi optimasi media
social sebagai media Pemsaran Digital
KEGIATAN INTI
Critical Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum
Thinking dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi optimasi media social sebagai
media Pemsaran Digital
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai optimasi
media social sebagai media Pemsaran Digital
Communication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal,
mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
kelompok atau individu yang mempresentasikan optimasi media social sebagai
media Pemsaran Digital
Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
optimasi media social sebagai media Pemsaran Digital. Dari berbagai
sumber Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang
belum dipahami.
LAMPIRAN
BAHAN BACAAN
Digital Onboarding
Untuk mendapatkan calon customer baru tersebut dikenal pula dengan istilah customer
onboarding. Pada tahapan ini tujuannya untuk mengenal lebih dekat dengan calon customer terhadap
produk yang kita tawarkan. Di era dengan kemajuan teknologi seperti sekarang, proses onboarding bagi
customer selain dilakukan secara manual juga perlu dilakukan menggunakan metode digital
onboarding.
1. Digital Onboarding
Digital onboarding dikenal sebagai proses onboarding yang dapat dilakukan jarak jauh secara online melalui
perangkat digital. Lebih jelasnya, digital onboarding merupakan sistem yang juga disebut proses berlangganan
atau memperoleh pengguna baru secara online untuk dapat mengakses semua layanan dan produk yang
ditawarkan perusahaan maupun lembaga pemerintah. Beberapa manfaat menggunakan sistem Digital
Onboarding:
Meminimalisir penggunaan waktu.
Proses yang mudah dengan hasil yang cepat (dibawah hitungan menit).
Mengurangi penggunaan kertas dan memangkas biaya.
Customer experience yang lebih baik
2. Aktivasi penjualan
Di era serba digital seperti saat ini, digital marketing menjadi pilar penting dalam mengembangkan suatu bisnis.
Khususnya dalam hal promosi dan kegiatan pemasaran suatu produk. Salah satu proses penting yang harus
dilalui adalah digital activation. Dimana penting
sekali untuk mengembangkan dan mempertahankan produk yang memiliki ciri khas di tengah kompetisi
bisnis yang sangat tinggi. Sebagaimana kita tahu, saat ini pasar lebih didominasi dengan permintaan untuk
mendapatkan user experience (UX) dari suatu brand yang mereka inginkan. Strategi aktivasi merek adalah
langkah tepat untuk memasarkan dan mempromosikan produk dengan tetap mempertahankan interaksi
dengan konsumen.
Aktivasi penjualan merupakan strategi penjualan yang memanfaatkan penargetan mikro audiens dan berbasis
interaksi antara brand dengan konsumen atau calon konsumen melalui berbagai aktivitas, untuk membangun
dan meningkatkan brand awareness (kesadaran merek) dan mendorong prospek atau penjualan langsung
secara digital. Dan karena berbasis digital, proses atau alurnya lebih cepat, murah, dan sangat terukur. Brand
activation dikatakan sukses apabila mampu menciptakan engagement dengan konsumen. Aktivasi digital
untuk meningkatkan brand engagement sebaiknya berfokus pada pengalaman pelanggan karena mereka bisa
saja bosan dengan konten-konten (foto atau video) yang sebelumnya disajikan. Brand pun bisa menggunakan
aktivasi digital secara online melalui media sosial untuk membangun brand awareness masyarakat terhadap
brand.
Syarat suatu keberhasilan aktivasi penjualan yaitu:
Menciptakan brand awareness
Meningkatkan minat konsumen untuk mencoba produk
Membangun hubungan erat dengan pelanggan
3. Platform Digital
Istilah platform digital dalam beberapa tahun terakhir jamak kita dengar penyebutannya. Kondisi ini
terjadi seiring derasnya laju digitalisasi yang terjadi di seluruh aspek kehidupan di dunia. Proses digitalisasi yang
terjadi secara cepat dan luas membuat banyak perusahaan melahirkan platform-platform digital baru untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Kehadiran platform digital menjadi salah satu akibat dari proses digitalisasi
yang mau tak mau harus dilakukan manusia saat ini. Tanpa digitalisasi, kegiatan manusia di berbagai bidang
akan tertinggal. Karena itu, proses digitalisasi harus didorong untuk terus berlangsung secara efektif dan cepat.
Meski kemunculannya sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir, namun hingga kini masih banyak pihak yang
belum memahami betul arti dari istilah platform digital. Ketidakpahaman ini tak jarang menimbulkan dampak
negatif berupa timbulnya kesalahan masyarakat dalam melakukan transformasi digital.
Platform Digital dapat diartikan sebagai sebuah tempat, wadah, atau sarana yang memfasilitasi
bertemunya para pihak untuk saling bertukar informasi, berdagang, atau menawarkan jasa dan layanan.
Kehadiran platform digital membuat seluruh kegiatan di atas bisa dilakukan dalam satu tempat, yang
mempertemukan langsung pihak penjual dan pembeli, pemberi dan penerima informasi, atau penyedia dan
pemakai jasa/layanan.
4. Kelebihan aktivasi penjualan melalui platform digital
a. Hasil Lebih Cepat
Aktivasi penjualan melalui platform digital pada dasarnya mengandalkan jaringan internet. Artinya, tahapan
dan proses yang dilakukan akan memiliki kesempatan lebih cepat. Proses tersebut akan sampai pada konsumen
dan akhirnya meningkatkan brand awareness. Ketika konsumen sudah mengerti dan mengetahui tentang brand
tersebut, maka ada beberapa keuntungan lain. Konsumen akan memiliki loyalty terhadap brand yang Anda
miliki dan tidak akan berpindah ke brand lainnya. Loyalty sangat penting untuk mempertahankan posisi bisnis
Anda dalam dunia digital.
b. Persiapan Cepat
Tidak bisa dipungkiri bahwa era digital memberikan akses yang lebih cepat untuk memperkenalkan sebuah
brand kepada calon konsumen. Metode yang digunakan juga sangat beragam, mulai dari promosi hingga
diskon. Sebagai contoh, metode berupa promotions activation sangat umum dilakukan oleh para pemilik bisnis.
Biasanya, bersamaan dengan launching brand baru akan ada diskon besar-besaran yang ditawarkan kepada
calon konsumen. Menariknya, persiapan dalam launching ini bisa dilakukan dengan cepat. Anda bisa
memanfaatkan media iklan di berbagai media sosial. Selain cepat, jangkauan dari promosi tersebut juga
lebih luas.
c. Campaign Berkelanjutan
Aktivasi penjualan melalui platform digital memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk melakukan riset
tersendiri. Ada ratusan bentuk brand activation yang bisa dipakai. Namun, pastinya tidak semua bentuk
aktivasi bisa berjalan sesuai harapan. Memang ada banyak sekali bentuk brand activation. Beberapa
mungkin akan menunjukkan hasil memuaskan dan beberapa lagi tidak. Namun, justru hal ini bisa Anda
jadikan sebagai pengetahuan untuk campaign berkelanjutan. Misalnya, jika ada salah satu brand activation
yang berhasil maka bisa Anda teruskan dan kembangkan. Memaksimalkan bentuk aktivitas tersebut dengan
memberikan sentuhan kreativitas lain.
d. Adanya Feedback
Aktivasi penjualan melalui platform digital pada dasarnya adalah interaksi dua arah antara pemilik bisnis
dengan konsumen. Artinya, setelah launching maka pemilik bisnis bisa langsung mendapatkan feedback dari
orang lain. Feedback sangat penting demi menjaga eksistensi brand yang Anda miliki. Biasanya,
konsumen akan memberikan saran, masukan, hingga kritik. Masukan seperti ini penting untuk memperbaiki
kekurangan yang sebelumnya masih terlihat.
e. Laba Investasi Kuat
Pesan yang tersampaikan lebih cepat membuat awareness kepada konsumen juga lebih cepat terjadi. Ketika
hal ini bisa berjalan dengan baik, maka keuntungan yang diharapkan sebelumnya juga akan mulai terlihat.
Meskipun promosi yang dilakukan menghabiskan biaya besar, tetapi hal tersebut sebanding dengan hasilnya.
Investasi yang Anda lakukan jelas memberikan hasil dan pada akhirnya keuntungan bisa didapatkan.
d. Memilih saluran
Tujuan sudah terang, sasaran sudah pasti, konten pun sudah dirancang; sekarang saatnya untuk memilih
tempat memuatnya. Pilih media sosial yang paling cocok dengan tujuan, profil sasaran, dan konten. Apakah
Facebook? Tiktok? YouTube? Atau Instagram? Karena kalau diamati, nyaris semua layanan media sosial relatif
serupa dari sisi teknis atau fitur. Maka, kalau tujuan, profil sasaran, dan kontennya sudah jelas, kita tinggal pilih
yang paling pas, cocok untuk memuat konten yang sudah dirancang, dan aktif digunakan oleh sasaran audiens
yang disasar.
e. Menentukan pengukuran performa
Salah satu keunggulan menggunakan media digital atau online untuk kegiatan pemasaran adalah,
nyaris semua bisa kita ukur dan catat performanya. Maka hal yang perlu dipastikan setelah tujuan, sasaran,
konten, dan channel, adalah ukuran untuk memantau efektivitas kegiatan kita di media sosial.
Ulas kembali: Apa tujuan kita? Siapa sasarannya? Seperti apa perilakunya? Apa konten yang akan
ditawarkan? Seperti apa? Di mana? Lalu tetapkan: Apa ukuran efektivitasnya? Apakah jumlah pengikut?
Jumlah berapa kali konten dilihat? Jumlah pengguna yang menyebarkan pesan? Yang jelas, sesuaikan dengan
tujuan. Agar kita bisa mengetahui dengan jelas tentang apa yang kurang dan apa yang sudah berjalan baik;
hingga bisa terus mengembangkan kegiatan di media sosial dari waktu ke waktu. Setelah tahu apa yang mau
diukur, cari layanan atau fitur yang memungkinkan kita mendapatkan data tersebut secara periodik; per hari,
pekan, sampai per bulan.
Gambar 2. Tahapan aktivasi pejualan di media sosial
Kalau sudah, kegiatan aktivasi penjuala melalui media sosial bisa mulai kita jalankan. Dan ingat, kalau
menjalankan kegiatan di media sosial bukan hanya tentang menyajikan konten, tapi juga membangun relasi
dan interaksi dua arah dengan pengguna lain.
Jenis dan Platform dalam Social Media Marketing
Di dunia dengan populasi lebih dari 7 miliar, 3 miliar orang aktif di media sosial. Di bagian ini, kita akan
melihat delapan platform media sosial yang penting jika Anda ingin melakukan sosial media marketing yang
efektif.
Industri (B2B dan B2C): E-commerce, retail, Perbankan, layanan keuangan dan asuransi (BFSI), Fast-
Moving Consumer Goods (FMCG), hiburan, fashion, real estate, berita, kesehatan, olahraga. Terlepas dari
apakah Anda seorang B2B atau merek B2C, Anda harus hadir di platform Facebook. Ini menggabungkan fitur-
fitur terbaik dari hampir setiap platform media sosial dan kemungkinan besar audiens Anda juga ikut
menggunakannya!
Bisnis dapat menggunakan Facebook untuk berbagi konten, terlibat dengan pelanggan, menjalankan
iklan, atau bahkan menggunakannya sebagai platform untuk memberikan dukungan pelanggan.
1. Twitter
Industri (B2B dan B2C): Berita, teknologi, e-commerce, ritel, hiburan, perjalanan, olahraga, kesehatan,
telekomunikasi, BFSI. Twitter memungkinkan Anda untuk mengekspresikan pendapat Anda dalam 280
karakter. Dikenal sebagai perintis penggunaan hashtag, Twitter adalah platform media sosial bagi pengguna
untuk berbagi pemikiran, menjangkau merek dan selebriti, serta mengonsumsi berita dan cuplikan informasi.
Merek terutama menggunakan Twitter untuk layanan pelanggan karena itu adalah platform yang sering
digunakan pelanggan untuk interaksi merek yang tepat waktu. Misalnya: lihat bagaimana Indihome
menanggapi keluhan pelanggan dan bagaimana mereka memproyeksikan citra merek mereka.
Pengguna Twitter cenderung lebih paham teknologi, sehingga Twitter telah menjadi pusat penemuan
informasi. Oleh karena itu, merek B2B dan B2C harus menggunakan Twitter untuk mempublikasikan konten
mereka.
2. LinkedIn
Industri (Kebanyakan B2B): Hukum, BFSI, teknologi, manufaktur, pemasaran, pendidikan, pekerjaan.
Hadir di LinkedIn adalah wajib bagi organisasi B2B karena menawarkan banyak peluang untuk
mengembangkan bisnis Anda. Meski brand B2B mendominasi LinkedIn, brand B2C juga menggunakannya
meski hanya untuk mencari calon karyawan.
Bagi individu, LinkedIn adalah platform yang bagus untuk menampilkan keahlian dan menjadikan diri
mereka sebagai pemimpin pemikiran di ceruk mereka. Merek dapat menggunakan halaman perusahaan
LinkedIn seperti halaman Facebook sambil menjaga nadanya tetap profesional.
3. Instagram
Industri (B2C): E-commerce, fashion, retail, makanan dan minuman, kecantikan, perjalanan, fotografi,
hiburan, real estat. Instagram adalah platform visual berbasis seluler yang memungkinkan Anda
berbagi gambar dan video. Popularitas Instagram telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir dan
diperkirakan akan tumbuh lebih besar karena konsumen terus menyukai video vertikal, video langsung, dan
cerita. Instagram meluncurkan platform video vertikal yang disebut I IGTV yang memungkinkan Anda
untuk berbagi video dengan durasi lebih dari satu menit.
Jika Anda menjual produk fisik, maka Anda harus mencoba Belanja di Instagram. Ini adalah fitur hebat
yang diklaim oleh banyak pakar sebagai masa depan perdagangan sosial. Industri (B2B dan B2C): Hampir
semua industri yang dapat membuat konten video untuk pemasaran.
YouTube adalah platform berbagi video online yang memungkinkan Anda melihat, membagikan, dan
mengupload konten video. Pertumbuhan eksponensial pemasaran video telah mendorong merek untuk
membuat dan berbagi konten video di YouTube secara ekstensif. Jika Anda berencana untuk bergabung
dengan YouTube, berikut tiga fakta untuk Anda pertimbangkan:
YouTube adalah mesin pencari terpopuler kedua setelah Google
Dimiliki oleh Google
Jikapesaing Anda sudah ada di YouTube, itu akan lebih menantang untuk membuat merek bisnis
Anda lebih terlihat.
4. Pinterest
Industri (Kebanyakan B2C): Seni, DIY, kerajinan, kecantikan, fashion, e-commerce, arsitektur, makanan,
fotografi Pinterest adalah platform visual yang bagus bagi individu dan merek untuk mencari inspirasi upaya
artistik dan mempromosikan aktivitas DIY. Anda akan menemukan banyak sekali ide dalam bentuk pin
(gambar) dan papan (kumpulan gambar) tentang suatu topik. Meskipun Pinterest sangat populer di kalangan
wanita di tahun- tahun awalnya, perubahan telah diamati dalam penggunaannya pada tahun 2016 di mana
pengguna wanita turun dari 83% – 60%. Merek dapat membuat akun bisnis di Pinterest serta menjalankan iklan
untuk menjangkau audiens target mereka.
5. Snapchat
Industri (Kebanyakan B2C): Kesehatan, fashion, makanan dan minuman, live event / konser, retail.
Snapchat adalah platform visual eksklusif seluler lainnya yang menjadi terkenal karena visibilitas
konten pendeknya. Gambar dan video yang diposting di Snapchat menghilang setelah 24 jam. Snapchat adalah
platform sosial paling populer di kalangan milenial dan pengguna gen Z. Platform ini juga dikenal dengan
lensa wajah (filter). Karena kontennya berumur pendek, Snapchat cocok untuk membuat konten yang
mentah dan asli. Selain membangun merek secara organik, organisasi dapat menjalankan iklan untuk
menjangkau audiens yang lebih luas.
6. TikTok
Industri (Kebanyakan B2C): Hiburan, Fashion, Drama, hampir semua industri yang dapat membuat konten video
yang menarik Mirip dengan Snapchat dan Instagram, TikTok bersifat eksklusif untuk seluler. Aplikasi ini,
bagaimanapun, terutama berorientasi pada video dan melayani audiens yang jauh lebih muda sehingga
pemasar dapat memilihnya untuk secara khusus menargetkan pengguna Gen Z.
Pemasaran influencer dan promosi berbayar baru saja mulai muncul. Oleh karena itu, ia memiliki potensi
yang luar biasa untuk mendorong kampanye viral berbiaya rendah.
7. Aktivasi penjualan melalui website
Website adalah suatu halaman web yang dapat diakses melalui Internet. Dalam sebuah web biasanya akan
tersedia sebuah informasi yang disediakan secara perorangan, kelompok, ataupun organisasi.
Menurut Global Web Index, 62% pelanggan mengunjungi website hanya untuk mencari informasi mengenai
merek maupun produk.
Jadi, sebagai seorang pengusaha, ada baiknya Anda mulai mempertimbangkan untuk membuat website
sebagai media branding maupun promosi bisnis.
1. Daftarkan nama domain
Kamu perlu menyiapkan alamat website yang mudah diingat, agar pengguna internet dapat dengan mudah
menemukan website produk jualan kamu.
Kamu bisa memanfaatkan layanan platform online yang bisa membantu kamu membuat website yang cocok.
Saat ini sudah banyak pilihan platform online untuk membuat website gratis. Misalnya saja untuk membuat
toko online, kamu bisa mencoba Sirclo.
Cara membuat website setiap platform hampir sama.
- Buka buka platform online yang diinginkan dan daftarkan diri kamu.
- Pilih template website yang sesuai. Nanti kamu bisa mengubah template ini di lain waktu.
- Masukkan nama domain dan data lainnya untuk pembuatan website. Pastikan kamu memilih hanya
produk gratis di seluruh tahap ini.
2. Siapkan bahan, desain dan lengkapi laman website jualan kamu
Selanjutnya, kamu perlu mengumpulkan bahan-bahan yang akan dimuat untuk website jualan kamu. Bahan-
bahan itu berupa text dan gambar atau foto. Atau segala sesuatunya yang akan kamu isi untuk laman website
kamu.
Untuk gambar atau foto, harus menggunakan format file berupa JPEG atau GIF agar dapat dibaca oleh
program Internet Explorer. Kamu bisa membuatnya dengan program gambar seperti Paint yang banyak tersedia
di Windows atau dengan software gratis yang lebih baik seperti GIMP atau software komersil seperti
Photoshop, Corel Draw, dan lain sebaginya.
Nah, selanjutnya mengisi konten website. Untuk text, kamu harus merubahnya ke dalam file yang berformat
HTML. Hal ini berfungsi agar dapat dibaca oleh program Internet Explorer/Firefox.
Kalau kamu belum mempelajari bahasa HTML, kamu dapat membuatnya dengan menggunakan software
HTML Editor gratis seperti HTML Kit, Kompozer, dan lain-lain. Atau dapat juga Anda menggunakan
software komersil. Salah satu contoh Dreamweaver.
File text dan gambar tersebutlah yang akan diakses oleh pengunjung Website kamu. Selanjutnya Anda cukup
meng-upload file tersebut ke server.
1. Marketplace murni
Marketplace murni adalah pasar online yang membebaskan penjual untuk memasarkan berbagai barang
dagangannya. Seluruh foto dan deskripsi produk disediakan sendiri oleh penjual. Kemudian,
pembayarannya juga telah disediakan
oleh pihak marketplace. Salah satu contoh marketplace murni yang ada di Indonesia adalah Tokopedia.
2. Marketplace konsinyasi
Berbeda dari marketplace murni, marketplace konsinyasi adalah kerja sama yang dilakukan antara dua
brand Catau lebih. Perumpamaan mudahnya adalah sistem titip barang. Misalnya, brand A membuka kerja
sama konsinyasi, lalu brand B menitipkan barang dagangannya untuk dijualkan oleh brand A. Penitip
barang hanya perlu menyetorkan foto dan deskripsi produk pada pihak marketplace konsinyasi, dalam hal ini
adalah brand A. Perbedaan paling mendasar dari kedua jenis marketplace adalah alur transaksinya. Jika
marketplace murni memungkinkan adanya pertemuan langsung antara penjual dan pembeli, seluruh
transaksi yang terjadi di marketplace konsinyasi sepenuhnya ditangani oleh pihak pemilik marketplace.
Maraknya perkembangan marketplace sejak beberapa tahun terakhir ini bukannya tanpa alasan.
Marketplace adalah platform jualan online yang menawarkan berbagai kelebihan untuk para pelaku bisnis.
Berikut ini beberapa kelebihan tersebut.
1. Perkembangan bisnis mudah dipantau
Beberapa marketplace biasanya memiliki fitur insight yang dapat menampilkan statistik pengunjung. Jadi,
sebagai pemilik usaha, Anda bisa melihat jumlah pengunjung toko, jumlah pembeli, dan jumlah konsumen yang
merespons. Semua hal tersebut menampilkan laju perkembangan bisnis Anda dan dapat dijadikan sebagai
bahan evaluasi serta landasan saat memutuskan strategi pemasaran
2. Konsumen selalu ada
Tak perlu kehilangan konsumen ketika menggunakan marketplace sebagai tempat berdagang. Saat
ini, minat masyarakat untuk berbelanja sudah bergeser dari pasar offline ke online platform. Selain
disebabkan oleh pandemi Covid-19, pergeseran gaya hidup tersebut terjadi karena meningkatnya implementasi
teknologi di tengah masyarakat.
3. Banyak fitur penunjang bisnis
Beberapa marketplace memiliki fitur yang menarik untuk menunjang bisnis Anda. Fitur-fitur tersebut antara lain
verifikasi toko, asuransi, integrasi pembayaran, promosi, dan lain-lain. Seluruhnya bisa Anda gunakan untuk
memikat konsumen di tengah ketatnya persaingan dalam marketplace.
4. Peluang bisnis lebih besar
Selain tiga hal di atas, pemilik bisnis juga dapat meningkatkan peluang dengan cara bergabung dalam
komunitas bersama beberapa penjual lainnya. Selain bekerja sama, Anda juga dapat saling berbagi ilmu dan
peluang baru.
Kekurangan Berbisnis di Marketplace
Meski memiliki berbagai kelebihan, ada juga kekurangan dan risiko yang mesti ditanggung ketika berbisnis di
marketplace. Beberapa kekurangan berbisnis di marketplace adalah:
1. Kondisi Pasar Dinamis
Salah satu kelemahan berbisnis di marketplace adalah kondisi pasar yang beragam, sehingga mungkin toko Anda
sulit ditemukan oleh pembeli. Artinya, peluang terjadinya penjualan pun jadi tidak menentu atau sporadis.
2. Persaingan ketat
Karena banyaknya penjual yang terdapat dalam sebuah marketplace, persaingan pun menjadi semakin
ketat. Ditambah lagi dengan hadirnya fitur verifikasi toko yang cenderung mengarahkan pembeli pada toko yang
telah terverifikasi. Jika toko Anda belum terverifikasi di marketplace, tentu hal ini dapat menjadi hal yang
mengurangi peluang terjadinya penjualan.
3. Bersaing dengan penjual curang
Salah satu kekurangan marketplace adalah terdapat penjual- penjual bodong yang dapat mengurangi
kepercayaan pembeli. Bagi pembeli yang pernah terjebak penjual bodong di marketplace, tentu
mereka akan berpikir dua kali untuk kembali belanja di platform online tersebut. Alhasil, Anda jadi harus bekerja
lebih keras untuk menaikkan rasa percaya pembeli terhadap toko Anda.
4. Bergantung pada reputasi marketplace
Kekurangan terakhir adalah perkembangan bisnis Anda juga dipengaruhi oleh reputasi marketplace tersebut.
Jika sebuah marketplace tidak memiliki manajemen yang baik, pelanggan juga enggan untuk berbelanja di
marketplace tersebut sehingga mengakibatkan usaha Anda turut mengalami penurunan penjualan.
Aktivasi penjualan melalui Marketplace Shopee
Shopee kini menjadi platform marketplace dengan pengguna aktif terbanyak di Indonesia. Jika berdasarkan
laporan iPrice di Q4-2020, Shopee berada pada peringkat pertama peta e-commerce di tanah air di mana
memiliki pengunjung website bulanan sebanyak 129,320,800.
Karena itu, tentunya dengan berjualan di Shopee Anda memiliki kesempatan untuk menjangkau banyak
pembeli yang merupakan pengguna aktif di platform marketplace tersebut.
Untuk Anda yang ingin berjualan atau menjadi Seller di Shopee, ada beberapa langkah-langkah yang harus
dilakukan.
1. Daftar Akun Shopee
Buka situs Shopee (untuk pengguna desktop/laptop) atau aplikasi Shopee (untuk pengguna smartphone);
Buat akun baru dengan klik ‘Daftar’, dan lakukan verifikasi
nomor handphone dan email;
Kemudian ubah username Shopee Anda, jika perlu dilakukan.