Anda di halaman 1dari 41

TITIK RAWAN KORUPSI

PADA PENGELOLAAN
BADAN USAHA MILIK DAERAH

Kedeputian Bidang Koordinasi dan Supervisi


KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

Disampaikan pada Pelatihan Tematik APIP


Provinsi Jawa Barat

Cimahi, 12 Juli 2023

1
AGENDA PRESENTASI

Koordinasi Pemberantasan Korupsi Daerah

Korupsi Penyertaan Modal Daerah

Permasalahan BUMD dan Risiko Kerugian


Keuangan Daerah

Pencegahan Korupsi BUMD

2
TUGAS KPK
Pasal 6 UU No. 19 Tahun 2019
Supervisi – Pasal 6 (d)
Pencegahan – Pasal 6 (a)
Supervisi terhadap instansi yang
Tindakan-tindakan pencegahan berwenang melaksanakan
sehingga tidak terjadi Tindak pemberantasan tindak pidana korupsi
Pidana Korupsi

Koordinasi – Pasal 6 (b)


Penindakan – Pasal 6 (e)
Koordinasi dengan instansi yang
Penyelidikan, penyidikan, dan
berwenang melaksanakan
penuntutan terhadap Tindak Pidana
Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
Korupsi dan Instansi Pelayanan
Publik

Monitor – Pasal 6 (c) Eksekusi – Pasal 6 (f)


Monitor terhadap Tindakan untuk melaksanakan
penyelenggaraan pemerintah penetapan hakim dan putusan
negara pengadilan yang memperoleh
kekuatan hukum tetap

3
KEWENANGAN KOORDINASI KPK
Pasal 8 UU No. 19 Tahun 2019
Dilaksanakan oleh Kedeputian Bidang Koordinasi dan Supervisi
Dalam melaksanakan tugas koordinasi sesuai Pasal 6 huruf b, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang:

a b c d e
Melaksanakan dengar
Mengoordinasikan Meminta informasi pendapat atau Meminta laporan
Menetapkan sistem
penyelidikan, tentang kegiatan pertemuan dengan kepada instansi
pelaporan dalam
penyidikan, dan Pemberantasan instansi yang berwenang mengenai
kegiatan
penuntutan dalam Tindak Pidana Korupsi berwenang dalam upaya pencegahan
Pemberantasan melakukan
Pemberantasan kepada instansi yang sehingga tidak terjadi
Tindak Pidana Korupsi; Pemberantasan Tindak
Tindak Pidana Korupsi; terkait; Tindak Pidana Korupsi.
Pidana Korupsi; dan

Upaya pencegahan korupsi daerah dilaporkan


e-SPDP melalui Monitoring Center for Prevention (MCP).
MCP sebagai standar minimal pencegahan korupsi
Pemerintah Daerah

4
KEWENANGAN SUPERVISI KPK
Pasal 10 UU No. 19 Tahun 2019
1. Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang melakukan pengawasan, penelitian, atau penelaahan
terhadap instansi yang menjalankan tugas dan wewenangnya yang berkaitan dengan
Pasal 10 UU 19/ 2019 Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
2. Ketentuan mengenai pelaksanaan tugas supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Presiden.

a. meminta kronologis penanganan a. meneliti pelaksanaan hasil pengawasan


perkara Tindak Pidana Korupsi; sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat a. menelaah pelaksanaan hasil
b. meminta laporan perkembangan (5); penelitian dan rekomendasi;
penanganan Tindak Pidana b. memberikan arahan dalam pelaksanaan hasil dan/atau
Korupsi, baik secara periodik pengawasan; b. melakukan gelar perkara
maupun sewaktu-waktu sesuai c. melakukan rapat mengenai perkembangan terhadap hasil pengawasan dan
dengan kebutuhan; dan/atau penanganan perkara bersama perwakilan laporan hasil penelitian di
Perpres 102 c. melakukan gelar perkara dari Kepolisian Negara Republik Indonesia instansi yang berwenang
bersama terkait dengan atau perwakilan dari Kejaksaan Republik melaksanakan Pemberantasan
Tahun 2010 perkembangan penanganan Indonesia dengan hasil berupa kesimpulan Tindak Pidana Korupsi yang
Tindak Pidana Korupsi di tempat dan rekomendasi; dan/atau sedang di Supervisi.
instansi yang menangani perkara d. melakukan gelar perkara bersama terkait
tersebut atau tempat lain yang dengan perkembangan penanganan perkara
disepakati. Tindak Pidana Korupsi.

Pengawasan Penelitian Penelaahan

5
Perkom Nomor 7 Tahun
STRUKTUR KELEMBAGAAN
Komisi Pemberantasan Korupsi
2020 tentang Ortaka KPK

Dewan
Biro SDM Pimpinan
Pengawas
Biro Renkeu

Biro Hukum Sekretariat


Inspektorat
Jenderal
Biro Humas

Biro Umum
Pusrenstra

Deputi Bid. Pendidikan Deputi Bid.


Deputi Bid. Pencegahan Deputi Bid. Koordinasi Deputi Bidang
dan Peran Serta Penindakan dan
dan Monitoring dan Supervisi Informasi dan Data
Masyarakat Eksekusi
Dit. Korsup Wilayah I Dit. Pelayanan Laporan
Dit. Jejaring Pendidikan Dit. PP LHKPN Dit. Penyelidikan
dan Pengaduan Masy.
Dit. Sosialisasi dan Dit. Gratifikasi dan Dit. Korsup Wilayah II Dit. Manajemen
Dit. Penyidikan
Kampanye Antikorupsi Pelayanan Publik Dit. Korsup Wilayah III Informasi
Dit. Pembinaan Peran
Dit. Monitoring Dit. Penuntutan Dit. PJKAKI
Serta Masyarakat Dit. Korsup Wilayah IV
Dit. Pendidikan dan Dit. Antikorupsi Badan Dit. Deteksi dan Analisis
Dit. Labuksi Dit. Korsup Wilayah V
Pelatihan Antikorupsi Usaha Korupsi

6
KORUPSI PENYERTAAN MODAL
DAERAH

 Tindak Pidana Korupsi


 Titik Rawan Korupsi Penyertaan Modal BUMD
 Modus Korupsi Penyertaan Modal BUMD
 Contoh Korupsi Penyertaan Modal BUMD

7
TINDAK PIDANA KORUPSI
TP lain yg Berhubungan dg
Korupsi:
Kerugian Keuangan Negara
01 Ps 2; Ps 3
• Merintangi pemeriksaan
• Keterangan kekayaan Gratifikasi 07
• Keterangan rekening Ps 12B jo. Ps 12C
• Identitas pelapor 02 Penggelapan dlm Jabatan
7 Kelompok Ps 8; Ps 9; Ps 10 a, b, c
TPK
Suap Menyuap 06 Dari 30 jenis korupsi
Ps 5(1 a,; Ps 13, Ps 5(2); Ps 12 a,b; berdasarkan UU 31/
Ps 11; Ps (1) a,b; Ps 6(2), Ps 12 c,d 1999 jo. UU No. 20/
2001
Perbuatan Curang
03 Ps 7(1) a,b,c,d; Ps 7(2); Ps 12 h

Benturan Kepentingan dlm 05


Pengadaan Pemerasan
04 Ps 12 e,f,g
Ps 12i

8
TITIK RAWAN KORUPSI
PENYERTAAN MODAL BUMD
Direksi dan Komisaris tidak dipilih berdasarkan kompetensinya,
Pemilihan Direksi dan Komisaris namun seringkali berdasarkan “kedekatan” dengan Kepala Daerah.
186 BUMD posisi Dewas lebih banyak daripada Direksi

Implementasi GCG tidak optimal GCG tidak diimplementasikan secara sungguh-sungguh. Tidak ada
target capaian GCG dan evaluasi kepada masing-masing BUMD

Pemanfaatan Penyertaan Modal tidak PMD tidak dikelola untuk mengembangkan BUMD secara ekonomi.
transparan dan akuntabel Business Plan tidak disusun dan/ atau tidak dievaluasi dengan baik

Pengawasan Internal Lemah Jumlah dan kompetensi SPI kurang memadai. Dari 958 BUMD, 60%
atau 239 BUMD tidak memiliki SPI

Tidak ada/ sangat jarang dilakukan program pengembangan


Kompetensi SDM kurang memadai
kompetensi BUMD

9
TITIK RAWAN KORUPSI
PENYERTAAN MODAL BUMD
Pelaksanaan PBJ tidak transparan dan
akuntabel Belum seluruh BUMD menggunakan e-proc secara konsisten

Pengelolaan aset tidak transparan dan Dari 958 BUMD, tercatat kepemilikan aset Rp855 T (1 BUMD Rp1 T
akuntabel aset). 17 BUMD kekayaannya lebih kecil daripada kewajiban ekuitas/
modal negative (secara hukum sudah pailit/ bangkrut)

Pemanfaatan dana CSR yang berpotensi


korupsi (Gratifikasi) CSR tidak diperuntukkan sebagaimana mestinya kepada masyarakat

Penyaluran Jasa Produksi yang Jasa Produksi terlalu tinggi dan menjadikan modus pemberian
berpotensi korupsi gratifikasi

Tidak ada Business Plan yang disusun sebelum pengambilan


Pengambilan keputusan tidak
mempertimbangkan kehati-hatian keputusan usaha. Tidak ada evaluasi untuk menilai apakah usaha
memberikan keuntungan bagi perusahaan

10
MODUS KORUPSI BUMD
Modus Korupsi Pengaduan Incracht
Penyuapan kepada Anggota DPRD 10 3
PENYUAPAN
Penyuapan kepada Kepala Daerah 4 0
Penggelapan dana penyertaan modal oleh 4 5
Direksi di BUMD
PENGGELAPAN
Penggelapan dana penyertaan modal oleh 2 1
Kepala Daerah
Proyek/ Pengadaan Fiktif 7 2
KORUPSI PROYEK
Markup proyek/ proyek underspek 2 3

Cluster Penyimpangan Pengaduan Incracht


Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, 14 7
sarana atau perbuatan melawan hukum
MODUS terkait penyertaan modal daerah untuk BUMD
PENYIMPANGAN
Permasalahan performa BUMD sebagai akibat 7 1
PENYERTAAN MODAL dari penyimpangan dalam penyertaan modal
daerah untuk BUMD

Berdasarkan data pengaduan korupsi yang disampaikan kepada KPK pada periode
November 2012 – November 2022

11
PERKARA KORUPSI PENYERTAAN MODAL BUMD
 Korupsi PMD Pemkab Bengkalis untuk PT BLJ dalam rangka pembangunan PLTU dan PLTG tahun
2022. Suap Rp7M diberikan kepada Ketua DPRD sehingga DPRD meloloskan Raperda menjadi
Perda
 Korupsi PMD Pemprov Banten untuk PT BGD. Tahun 2015 dan 2016 Pemprov Banten
menganggarkan PMD Rp250M dan Rp350M dalam rangka pembentukan Bank Banten. Dirut PT
BGD menyuap anggota DPRD Prov. Banten
 Korupsi PMD Pemkot Banjarmasin untuk PDAM Banjarmasin tahun 2017. Penyuapan Direksi
PDAM kepada DPRD Kota Banjarmasin terkait Raperda PMD Rp50,5M dengan nilai suap Rp150
juta. Uang suap berasal dari rekanan PDAM.
PENYUAPAN

 Commitment fee pihak BUMD kepada kepala daerah yang berasal dari korupsi proyek BUMD.
 Hasil investasi BUMD yang berasal dari PMD menjadi jatah bagi Kepala Daerah. Penyuapan
bahkan tidak hanya diberikan kepada kepala daerah, namun diberikan juga kepada
keluarganya.
 PMD menjadi modus pihak swasta untuk menyuap kepala daerah dengan melakukan
penyertaan modal kepada BUMD. Saham BUMD dikuasai Kepala Daerah

12
PERKARA KORUPSI PENYERTAAN MODAL BUMD
 PMD Pemkab Bengkalis bagi PT BLJ sebesar Rp300M untuk 1. Kepemilikan Direksi BUMD
pembangunan PLTU dan PLTGU. Setelah PMD diterima, PLTU dan atas perusahaan swasta
PLTGU tidak dibangun namun menyalurkan ke sejumlah anak dimana PMD yang
perusahaannya dan digunakan untuk kepentingan pribadi Direksi diterima BUMD
BUMD. digunakan untuk
 Korupsi PMD Pemkab Maluku Barat Daya untuk PDAM Maluku Barat mendanai kegiatan
Daya tahun 2014 sebesar Rp5M. Dirut PDAM mengambil sejumlah operasional perusahaan
uang dari PMD sebagai insentif pribadi. swasta milik Direksi.
 Korupsi PMD Kab Kapuas 2016-2018 untuk PDAM Kapuas. Adanya 2. Sebagian dana PMD
PENGGELAPAN selisih antara dana yang disalurkan oleh pemda dengan realisasi ditransfer ke rekening
DANA penggunaan dana yang dikuasai Dirut PDAM, digunakan untuk
kegiatan yang tidak relevan dengan operasional BUMD dan
pribadi direksi dan
PENYERTAAN digunakan untuk kepentingan pribadi Dirut PDAM.
digunakan untuk
Korupsi PMD Kab Kutai Kartanegara kepada Perusda PT MGRM tahun kepentingan pribadi.
MODAL 
2018. PT MGRM melakukan kerjasama pembangunan tangka timbun 3. Dana PMD yang diterima
dan terminal BBM dengan PT Petro TNC International dan PT Petro BUMD ditempatkan ke
TNC Indotank (dimiliki Dirut PT MGRM dan anaknya). PT MGRM dalam deposito an.
melakukan pembelian saham PT Petro TNC Indotank sebagai modus Direksi BUMD dimana
mengambil sebagian dana PMD dari Pemkab Kutai Kartanegara. keuntungan deposito
 Korupsi PMD Pemkab Lombok Tengah untuk BUMD PT LTB tahun 2015 dibagi kepada direksi
dimana PT LTB mendapatkan PMD Rp1M dan dipindahbukukan ke BUMD.
rekening pribadi Dirut Utama BUMD dan ditransfer ke rekening BUMD 4. Selisih realisasi
yang lain sejumlah orang diluar BUMD. penerimaan PMD

13
PERKARA KORUPSI PENYERTAAN MODAL BUMD
 Pada saat proses pencairan dana PMD untuk BUMD, dana langsung dipotong oleh Kepala
Daerah sehingga dana yang diterima oleh BUMD kurang dari yang seharusnya.
PENGGELAPAN  BUMD menerima dana PMD dari Pemda namun kemudian dipotong dan diminta Kepala
Daerah.
DANA PMD
OLEH KEPALA PMD Pemkab Simeulue untuk Perusda Kab Simeulue (PDKS) 2002-2012 sebesar Rp227M. Bupati
DAERAH minta sebagian dari dana PMD kepada Direktur perusda dan digunakan untuk kepentingan
pribadi.

 Pekerjaan yang pendanaannya menggunakan PMD dan hasilnya diharapkan dapat


KORUPSI dimanfaatkan bagi masyarakat tidak dilaksanakan BUMD (BUMD PT BLJ Kab Bengkalis)
PROYEK/  BUMD menggunakan PMD untuk diinvestasikan pada anak perusahaan sebagai PMD namun
PENGADAAN fiktif (PDAM Kapuas)
 Pembelian lahan BUMD dengan PMD namun fiktif serta Pembangunan infrastruktur tidak
BUMD terlaksana (PT MGRM Kab Kutai Kartanegara)

14
PERKARA KORUPSI PENYERTAAN MODAL BUMD

MARKUP  Pengadaan mesin cetak terjadi markup (PDAM Maluku Barat Daya)
PENGADAAN  Markup pembebasan lahan, ganti rugi lebih dari yang seharusnya. Pembelian mesin yang
seharusnya buatan Eropa namun yang dating mesin buatan China (underspec) – perusda
ATAU KUALITAS Aneka Usaha Kab Trenggalek
UNDERSPEC

15
PERKARA KORUPSI PENYERTAAN MODAL BUMD
TAHAPAN PRA PENYERTAAN MODAL
 BUMD membuat dokumen fiktif untuk memenuhi persyaratan administrasi diberikannya penyertaan modal
daerah.
 Pemda tidak melakukan analisis thd permohonan PMD yang diajukan BUMD baik analisis portfolio BUMD maupun
analisis risiko.
 Kada tidak mendapatkan persetujuan DPRD sebelum melakukan kegiatan PMD namun PMD tetap dilakukan.
 PMD tidak disertai dengan perda namun dana tetap dicairkan.

Perkara korupsi Perusda pertambangan dan energy (PDPDE) Sumatera Selatan tahun 2010 yang melakukan
kerjasama dengan PT DKLN menggunakan PMD namun kerjasama tidak didasari studi kelayakan.
PENYALAHGUNAAN
KEWENANGAN, TAHAPAN PROSES PMD
 PEMDA mengklaim jumlah PMD lebih besar dari realisasi sebenarnya.
KESEMPATAN,  Tidak dilakukan pencatatan atas PMD yang dilakukan pemda dan tidak dilakukan pencatatan bukti kepemilikan
SARANA ATAU modal atas BUMD.
MELAWAN HUKUM  PMD berupa asset belum dicatatkan dengan tertib

 Korupsi PMD Kota Surabaya untuk perusda Pasar Surya 2015 – 2016. PMD digunakan untuk pembayaran gaji, BPJS,
PBB, listrik, kredit karyawan, THR serta pengeluaran lain yang tidak sesuai rencana awal (revitalisasi pasar di Kota
Surabaya) tanpa persetujuan Walikota.
 PMD Perusda Aneka Usaha Kab Pacitan tahun 2010, hibah tidak berdasarkan RAB pada proposal.
 PDAM Kapuas tahun 2016, proyek fiktif dan penggelapan PMD oleh Direksi BUMD dengan SPK fiktif.
 PMD Kab Trenggalek untuk perusda Aneka Usaha tahun 2007. PDAU membentuk perusahaan patungan bersama
PT Surabaya Sore namun tidak didasarkan studi kelayakan. PDAU mengalami kerugian, PT Surabaya Sore hanya
menyumbangkan persiapan pendirian perusahaan patungan tanpa menyetorkan uang namun mendapatkan
hak 20% kepemilikan perusahaan patungan.

16
PERKARA KORUPSI PENYERTAAN MODAL BUMD

TAHAPAN PERTANGGUNGJAWABAN/ PELAPORAN PMD


 BUMD melakukan rekayasa administrasi dan data teknis dari proyek yang dilaksanakan oleh
BUMD untuk menutupi pekerjaan fiktif.
 BUMD tidak menyampaikan laporan keuangan dan laporan pertanggungjawaban yang telah
diaudit kepada Pemda atas PMD yang diterima BUMD.
PENYALAHGUNAAN  Penggunaan dana PMD tidak sesuai rencana awal permohonan dana dimana dana PMD yang
KEWENANGAN, peruntukan awalnya untuk kebutuhan masyarakat dibelikan asset yang selanjutnya disewakan
kepada Pemda.
KESEMPATAN,
 Dana PMD dikelola BUMD tidak dilaporkan hasilnya dalam laporan keuangan BUMD.
SARANA ATAU  BUMD melakukan investasi pada anak perusahaannya dengan menggunakan dana PMD
MELAWAN HUKUM namun tidak disampaikan dalam laporan pertanggungjawaban serta adanya penjualan asset
yang tidak diketahui hasilnya.

PMD Kab Maluku Barat Daya untuk PDAM Maluku Barat Daya tahun 2014, dana PMD Rp5M
digelapkan direksi. Untuk menutupinya dibuatkan laporan fiktif dan kwitansi palsu atas barang yang
dibeli.

17
DAMPAK KORUPSI BUMD
Kerugian Keuangan Negara
 PDPDE Sumatera Selatan, kerugian dari selisih pendapatan penyaluran gas dengan biaya penyaluran gas yang seharusnya
menjadi hal Pemprov Sumsel (USD 30.194.453).
 Suap BGD Rp193.500.000,- dan USD 11.000

Penyuapan dalam Pra PMD


 Pengambilan kebijakan kurang tepat karena BUMD faktanya belum mampu mengelola PMD
 PMD melebihi kapasitas BUMD
 Tingginya biaya yang ditanggung BUMD karena harus melakukan penyuapan sehingga berpotensi markup proyek,
penggelapan dana dst

Penggelapan Dana PMD


 Berkurangnya anggaran untuk proyek.
 Proyek pengadaan tidak optimal, tidak dapat dilaksanakan sesuai rencana
 Masyarakat tidak merasakan manfaat program

Pelaksanaan Proyek
 Proyek fiktif, markup, pengadaan underspec
 Masyarakat tidak merasakan manfaat dari proyek pengadaan yang dilaksanakan.
 Proyek berisiko bagi yang menggunakan.
 Proyek fiktif mengakibatkan tidak tercapainya PAD yang seharusnya disetorkan BUMD kepada pemda.

18
PERKARA KORUPSI BANK RIAU KEPRI
Gratifikasi kepada Pejabat Daerah dan Pejabat BUMD dari Perusahaan Broker/ Pialang Asuransi

Tahun 2017 PT BRK mewajibkan PT BRK melaksanakan pemilihan Pialang Premi dibayarkan nasabah: Dugaan penyimpangan
pertanggungan Asuransi dalam asuransi dan menetapkan 4 Perusahaan pengelolaan porsi
Pialang: 1. 65% untuk perusahaan asuransi pembagian pendapatan
pemberian fasilitas Kredit Aneka
PT APA 2. 25% pendapatan Pialang tidak hanya terjadi di PT
Guna (KAG) dengan bekerja BRK namun di beberapa
PT GRM asuransi
sama dengan Pialang asuransi PT PJM 3. 10% fee based income PT BRK BPD lainnya
untuk memilih perusahaan asuransi PT BIB
penyedia pertanggungan kredit 25% pendapatan pialang asuransi
PT GRM yg menjadi rekanan untuk digunakan untuk feedback kepada
mengelola cover asuransi PT Jamkrida Kacab PT BRK

• Perusahaan broker/ pialang asuransi melakukan upaya agar ditunjuk menjadi • Fee Based Income yang diterima daerah lebih
pengelola pertanggungan kredit oleh BPD melalui pemberian gratifikasi kepada kecil dibandingkan dengan yang diterima oleh
oknum bank yang memiliki kewenangan menunjuk mitra asuransi. perusahaan Pialang, yang diakibatkan adanya
• Perusahaan broker/pialang asuransi menjadi alat bagi oknum pejabat di daerah Gratifikasi kepada oknum BPD, pejabat daerah
maupun oknum pejabat BPD untuk mencari keuntungan dengan cara meminta maupun APH
BPD menjalin kerjasama dengan perusahaan broker/ pialang asuransi asuransi • Pendapatan yang diterima oleh perusahaan
yang telah berkomitmen Pialang menjadi lebih kecil karena telah habis
untuk Gratifikasi tersebut.

19
PERKARA KORUPSI
PD PEMBANGUNAN SARANA JAYA
Kasus Korupsi Pengadaan Tanah

• Pengadaan tanah tidak sesuai dengan RTRW dan RDTR, serta belum menjadi
prioritas pembangunan dalam RPJMD. Komposisi tanah adalah 70% berada pada
zona hijau dan 30% zona kuning. Hal ini mengakibatkan Pembelian tanah tidak
efektif dan tidak dapat memberikan nilai manfaat.
• Belum melakukan tahapan persiapan berdasarkan dokumen perencanaan
• Negosiasi dan penandatanganan BA Negosiasi Harga dilakukan sebelum
dilakukan survey harga dan belum ada penilaian KJPP
• Tanggal pada dokumen proses/tahapan pengadaan tanah menggunakan tanggal
mundur
• KJPP dipilih yang dapat melakukan manipulasi untuk menyesuaikan harga
appraisal dengan harga pembelian tanah
• Pembayaran dilakukan sebelum mengecek legalitas status tanah dan Akta Jual
Beli.

20
PERMASALAHAN PENGELOLAAN
BUMD DAN RISIKO KERUGIAN
KEUANGAN NEGARA

 Jasa Air
 Aneka Usaha
 Jasa Keuangan
 Badan Layanan Umum Daerah

21
BUMD JASA AIR
Hasil pengawasan BPKP terhadap 389 BUMD

Laba/ Rugi Analisis


Kinerja Program Hibah PSN SPAM
Springate

Laba 256 BUMD

3
Sehat 238 BUMD Total Hibah Rp4,8 T
dalam kondisi
 190 BUMD  1,9 Juta SR (2010) Telah beroperasi
Kurang keuangan
 1,5 T  9,5 Juta SR (2021)
4
101 BUMD tertekan
Sehat
Sedang Konstruksi
Tidak 46 di Cakupan layanan

3
51 BUMD
Sehat antaranya meningkat 5 kali lipat
Belum Konstruksi
Permasalahan:
terancam
tutup Penyebab Keterlambatan:
Kurangnya komitmen
Rugi Pemda dan Manajemen  Kurangnya koordinasi
 199 BUMD Penyebab:  Terlambatnya
BUMD Air Minum dalam
Pendapatan yang pembebasan lahan
 233 Miliar mengelola keuangan
rendah sedangkan utang
dan operasional  Penerbitan perizinan
yang semakin tinggi yang lama
Penyebab Kerugian:
1. Tingginya kebocoran
air distribusi
2. Tarif air belum CAPAIAN
menutupi HPP RPJMN
3. Tingginya biaya
operasional

22
BUMD ANEKA USAHA
Hasil pengawasan BPKP terhadap 443 BUMD

LABA RUGI ANALISIS PENGAWASAN


KONTRIBUSI FISKAL KINERJA SEHAT
SPRINGATE LAINNYA
62,3% BUMD mengalami 78,55% BUMD mengalami Pengawasan terhadap Participating Interest 10%
kerugian keuangan tertekan 21 BUMD BUMD Migas
Daerah terancam tidak
Sehat mendapat PI karena tidak
12 BUMD
mampu membentuk BUMD
Kurang Pengelola PI sesuai tenggat
7 BUMD waktu (60 hari)
Sehat
Tidak
2 BUMD
Sehat Pembangunan Jalur Kereta
Api MRT dan LRT
Permasalahan: Pelaksanaan pembangunan
1. Pemanfaatan jalur kereta api oleh PT LRT
kekayaan tidak dan PT MRT Jakarta dalam
optimal tata kelola keuangan dan
2. Biaya tidak efisien kinerja telah berkoordinasi,
3. Produk/ jasa tidak namun belum selaras
sampai ke pelanggan dengan dokumen RIPNAS
4. Penerapan TI belum
optimal
5. Keterlambatan
pengesahan RKAP

23
BUMD JASA KEUANGAN
Hasil pengawasan BPKP terhadap 27 BUMD

KONDISI KEUANGAN KONDISI OPERASIONAL

Permasalahan:

Net Interest Margin (NIM) tinggi dan


biaya operasional tinggi (BOPO > 80%)
berdampak laba BPD tidak optimal

24
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
Hasil pengawasan BPKP terhadap 27 BUMD

KONDISI KEUANGAN KONDISI OPERASIONAL

25
REKOMENDASI
 Melakukan aksi korporasi dengan merubah status badan hukum 389 BUMD Air Minum dari semula berstatus
PDAM menjadi Perumda dan Perseroda
 Merumuskan kebijakan untuk meningkatkan sinkronisasi dan harmonisasi pembangunan SPAM dengan
mengacu pada RPJMN 2020-2024;
 Mendorong Pemda untuk melakukan penyesuaian tarif batas atas batas bawah dan tarif air minum sesuai
Permendagri Nomor 21 Tahun 2020 dan memberikan subsidi sesuai Permendagri Nomor 70 Tahun 2016;
 Mendorong Pemda untuk memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan pembinaan kepada BUMD Air
Minum yang kinerjanya “belum baik”;
 Melakukan penguatan tata kelola BUMD dengan perubahan kebijakan dan regulasi tentang BUMD untuk
meningkatkan pendapatan dan laba perusahaan;
 Merumuskan kebijakan umum penganggaran BLUD agar lebih memperhatikan kualitas sarana melalui belanja
modal;
 Merumuskan kebijakan remunerasi bagi tenaga medis yang berlaku untuk seluruh rumah sakit;
 Mendigitalisasi layanan yang efektif untuk meningkatkan layanan rumah sakit, termasuk layanan transfusi
darah dan proses pengajuan klaim ke BPJS; dan
 Mendorong Rumah Sakit Daerah menjadi BLUD sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan perorangan yang paripurna
kepada masyarakat

26
PENCEGAHAN KORUPSI BUMD

 Delik Pasal Korupsi


 Pembangunan GCG
 Manajemen Risiko
 Pengendalian dan Pengawasan

27
PENYELENGGARA NEGARA
UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

Pejabat Negara pada Lembaga Tertinggi Negara;

Pejabat Negara pada Lembaga Tinggi Negara;

Menteri;

Gubernur;

Hakim;

Pejabat negara yang lain sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan yang berlaku; dan

Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis dalam kaitannya dengan penyelenggara negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
28
28
PENYELENGGARA NEGARA
UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

Dalam penjelasan pasal 2 angka 7, yang dimaksud dengan “pejabat lain yang memiliki fungsi strategis” adalah
pejabat yang tugas dan wewenangnya didalam melakukan penyelenggaraan negara rawan terhadap praktek
korupsi,kolusi,dan nepotisme,yang meliputi:

1. Direksi,Komisaris,dan pejabat struktural lainnya pada Badan Usaha Milik Negara dan
Badan Usaha Milik Daerah;
2. Pimpinan Bank Indonesia dan Pimpinan Badan Penyehatan Perbankan Nasional;
3. Pimpinan PerguruanTinggi Negeri;
4. Pejabat Eselon I dan Pejabat lain yang disamakan di lingkungan sipil,militer,dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
5. Jaksa;
6. Penyidik;
7. Panitera Pengadilan;dan
8. Pemimpin dan bendaharawan proyek

29
DELIK KERUGIAN KEUANGAN NEGARA
UU No. 31/1999 Jo UU No. 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

PASAL 2
1) Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000 dan paling banyak
Rp. 1.000.000.000,00
2) Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu pidana mati dapat
dijatuhkan

PASAL 3
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan atau sarana yang ada padanya karena Jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 20 tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000 dan paling banyak Rp.
1.000.000.000

30
DELIK PASAL 2
UU No. 31/1999 Jo UU No. 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
MEMPERKAYA DIRI SENDIRI, ORANG LAIN ATAU
SETIAP ORANG: PERORANGAN DAN KORPORASI SUATU KORPORASI
• Dikaitkan dengan Pasal 37 ayat (3) dan (4) UU 31/99 Terdakwa wajib
Perorangan meliputi: 1) Pegawai Negeri, 2) TNI/Polri, 3) Swasta memberikan keterangan tentang seluruh harta bendanya
Korporasi: Kumpulan orang dan atau kekayaan yang terorganisasi baik • Tidak dapat membuktikan/tidak seimbang dengan penghasilan, keterangan
merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum (Pasal 1 UU 31/ dapat memperkuat alat bukti
1999) • Wajib membuktikan sebaliknya terhadap harta benda miliknya yang
belum didakwakan, tapi juga diduga berasal dari tindak pidana korupsi -
Pasal 38B ayat (1) UU 20/2001
• Beban pembuktian terbalik - Pasal 38B ayat (2)
MELAWAN HUKUM
MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA ATAU
Bertentangan dengan hukum, Bertentangan dengan hak orang lain atau PEREKONOMIAN NEGARA
hukum subyektif seseorang, Tanpa hak atau tidak berwenang  secara • Referensi UU tentang keuangan negara dan kerugian keuangan
formil dan materiil negara
• Dalam Arti Formil Kalau perbuatan telah mencocoki semua unsur • Pengelolaan keuangan BUMN dikelola berdasarkan UU No. 19 tahun
delik 2004, akan tetapi pertanggungjawaban pidana mengacu pada UU no.
• Dalam Arti Materiil Kalau perbuatan oleh masyarakat dirasakan 31 tahun 1999
tidak patut, tercela yang menurut rasa keadilan masyarakat harus • Unsur kerugian negara harus dibuktikan & harus dapat dihitung.
dituntut ditentukan oleh seorang ahli di bidangnya

31
DELIK PASAL 3
UU No. 31/1999 Jo UU No. 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
MENYALAHGUNAKAN KEWENANGAN,
SETIAP ORANG: PERORANGAN DAN KORPORASI KESEMPATAN, ATAU SARANA KARENA JABATAN
ATAU KEDUDUKAN
Perorangan meliputi: 1) Pegawai Negeri, 2) TNI/Polri, 3) Swasta
Korporasi: Kumpulan orang dan atau kekayaan yang terorganisasi baik • Tidak berarti bahwa delik ini dapat dilakukan tanpa melawan hukum akan
merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum (Pasal 1 UU 31/ tetapi unsurnya inheren dalam keseluruhan perumusan. Artinya: dengan
1999) menyalahgunakan kewenangan, kesempatan berarti telah melawan hukum.
• Dengan demikian melawan hukum disini merupakan elemen delik, sebagai
genus sedangkan menyalahgunakan kewenangan, sebagai species.
DENGAN TUJUAN MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI • Doktrin : menurut JEAN REVERO dan JEAN WALIME Penyalahgunaan
ATAU ORANG LAIN ATAU KORPORASI kewenangan dalam hukum Administrasi diartikan dalam tiga wujud,
• Kata-kata “dengan tujuan untuk...” merupakan kesengajaan sebagai (Dr.H.Parman Soeparman, SH,Tuada Pidana Mahkamah Agung RI):
maksud (opzet als oogmerk)  “dengan maksud” artinya sengaja  melakukan tindakan yang bertentangan dengan kepentingan umum
• Menguntungkan: berupa hadiah, fasilitas, kemudahan, kenikmatan atau menguntungkan kepentingan pribadi, kelompok atau golongan.
lainnya  tindakan pejabat benar ditujukan untuk kepentingan umum, tapi
• Mendorong subjek delik melakukan penyalahgunaan wewenang, menyimpang dari tujuan apa kewenangan tersebut diberikan oleh
kesempatan atau sarana karena jabatan atau kedudukan UU/Aturan (Detournement de pouvoir)
 menyalahgunakan prosedur yang seharusnya dipergunakan untuk
• Untuk membuktikan unsur dihubungkan dengan Pasal 37 ayat (3)
mencapai tujuan tertentu, tapi telah menggunakan prosedur lain
dan (4) UU No. 31 tahun 1999 dan Pasal 37A ayat (1) dan (2) UU
agar terlaksana
No. 20 tahun 2001

32
KEUANGAN NEGARA
UU Nomor 40 Tahun 2007 Tunduk pada UUPT Prinsip
Penjelasan Umum UU No 31 Tahun 1999 Business Judgement Rule
a. Berada dalam penguasaan, pengurusan dan pertanggungjawaban Pasal 92 ayat 1 : di dalam menjalankan kepengurusan suatu perseroan
pejabat negara baik di tingkat pusat maupun daerah. oleh Direksi yang betujuan untuk kepentingan perseroan tersebut yang
b. Berada dalam penguasaan, pengurusan dan pertanggungjawaban wajib sesuai dengan keinginan, maksud, tujuan perseroan
Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah, Yayasan, Pasal 97 ayat 2 : setiap anggota Direksi didalam kepengurusan harus
Badan Hukum dan perusahaan yang menyertakan modal negara melaksanakannya dengan itikad baik dan tanggungjawab.
atau perusahaan yang menyertakan modal pihak ketiga Pasal 97 ayat 3 : bila terjadi kerugian di perseroan yang dikarenakan
berdasarkan perjanjian dengan negara . akibat dari kesalahan dan kelalaian Direksi dalam menjalankan tugasnya,
maka setiap anggota Direksi tersebut harus menanggung dan
bertanggungjawab secara pribadi dalam menyelesaikan masalah
tersebut
UU No 17 Th 2003 tentang Keuangan
Negara Ps.2 huruf g, diantaranya:
Mahkamah Konstitusi Nomor48/PUUXI/2013 tertanggal22 Mei 2013 dan Perkara
a. Kekayaan Negara/kekayaan daerah yang dikelola
Nomor62/PUUX1/2013
sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat
Perspektif pengelolaan KN dikelompokkan: Sub bidang fiskal, moneter dan kekayaan negara yang
berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang
dipisahkan.
dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan
Sub bidang kekayaan negara yang dipisahkan (PU ketiga UU No.17/2003). Pengertian secara luas
yang dipisahkan pada perusahaan Negara/
bertujuan untuk mencegah regulasi yang merugikan negara.
perusahaan daerah.
Berdasarkan pengertian keuangan negara yang luas BHMN dan BUMN/BUMD merupakan
b. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan
kepanjangan pemerintah dalam menjalankan fungsi pemerintahan secara luas,
menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah.
sehingga BHMN, BUMN/BUMD melakukan pengelolaan keuangan negara.

33
UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI
PADA PENGELOLAAN BUMD

PENCEGAHAN PENINDAKAN

Dilakukan sebelum tindak pidana Dilakukan upaya pencegahan setelah


korupsi terjadi tindak pidana korupsi terjadi

Mencegah terjadinya korupsi Mencegah terjadinya korupsi berulang

Area Perencanaan dan Penganggaran

34
PENCEGAHAN KORUPSI BUMD
Batasan
Laporkan
Gratifikasi yang
Gratifikasi yang
bisa diterima
diterima

Larangan
Gratifikasi yg Unit Pengendalian
Berhubungan Gratifikasi
dengan Jabatan

Pengendalian Gratifikasi Pelaporan Harta Kekayaan

Ahli Pembangun Integritas


Whistleblower System dan Penguatan APIP

35
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Good Corporate Governance  sistem yang dipergunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan perusahaan,
mengatur pembagian tugas hak dan kewajiban mereka para pemegang saham, dewan pengurus, para manager, dan yang
berkepentingan terhadap kehidupan perusahaan. (OECD).
Menyediakan informasi yang relevan serta mudah diakses dan
dipahami oleh stakeholder, termasuk hal-hal penting untuk
Transparansi pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur, dan
pemangku kepentingan lainnya
Kewajaran
dan Transparansi Akuntabilitas Mempertanggungjawabkan kinerja secara transparan dan wajar
Kesetaraan
Mematuhi peraturan perundang-undangan serta menjalankan
tanggung jawab masyarakat dan lingkungan untuk mendukung
Responsibility kesinambungan usaha jangka panjang sekaligus mendapat
Independensi Akuntabilitas pengakuan sebagai good corporate citizen

Dikelola secara independen sehingga masing-masing organ


Independensi perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak pula diintervensi
Responsibilit oleh pihak lain
y
Kewajaran Memperhatikan kepentingan pemegang saham dan stakeholder lain
dan berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan
Kesetaraan
36
PANDUAN CEGAH KORUPSI (PANCEK)

KONTEKS PANDUAN CEK KPK:


 Sebagai respon atas aturan pemidanaan korporasi
(PERMA 13/2016).
 Fokus pada konteks pencegahan korupsi.
 Mengacu pada aturan hukum di Indonesia.
 Bersifat self-assessment.
 Praktis, memiliki checklist untuk menilai kecukupan
prosedur antikorupsi di organisasi (unduh di
https://bit.ly/BukuKPKCEK)
 Non-sertifikasi.
 Dapat diadaptasi sesuai ukuran dan kapasitas
korporasi.

37
KONSEP SISTEM
PENCEGAHAN
1. Komitmen
2. Perencanaan
3. Pelaksanaan
4. Evaluasi
5. Perbaikan
6. Respon

Panduan ini dibuat dengan pendekatan PDCAR


yang dapat berjalan dengan efektif jika ada
KOMITMEN PIMPINAN PUNCAK KORPORASI
PEMBENAHAN DAN PENGUATAN BUMD
Penguatan Dewan Komisaris BUMD
Kemendagri sebagai unsur komisaris BUMD

Perlu ada penguatan regulasi dari


• Penguatan peran Satuan Pengawas Internal BUMD KEMENDAGRI dalam rangka penguatan
• Peningkatan kuantitas dan kompetensi SPI BUMD tata kelola dan penertiban BUMD

• Fokus dalam optimalisasi peran BUMD dalam Sistem Informasi sebagai tools monitoring
mendukung perekonomian daerah dan optimalisasi BUMD
pendapatan daerah
• Penyusunan Business Plan yang matang

39
Banyak yang salah jalan
tapi merasa tenang karena
banyak teman yang sama-sama salah

Beranilah menjadi BENAR


Meskipun sendirian

- BAHARUDIN LOPA -

40
Kedeputian Bidang Koordinasi dan Supervisi
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

Jl. Kuningan Persada Kav. K4


Setiabudi, Kuningan, Jakarta Selatan
DKI Jakarta 12920

(021) 25578300
informasi.korsup@kpk.go.id

41

Anda mungkin juga menyukai