Bahan Workshop Tematik APIP - Titik Rawan BUMD - Jabar-1
Bahan Workshop Tematik APIP - Titik Rawan BUMD - Jabar-1
PADA PENGELOLAAN
BADAN USAHA MILIK DAERAH
1
AGENDA PRESENTASI
2
TUGAS KPK
Pasal 6 UU No. 19 Tahun 2019
Supervisi – Pasal 6 (d)
Pencegahan – Pasal 6 (a)
Supervisi terhadap instansi yang
Tindakan-tindakan pencegahan berwenang melaksanakan
sehingga tidak terjadi Tindak pemberantasan tindak pidana korupsi
Pidana Korupsi
3
KEWENANGAN KOORDINASI KPK
Pasal 8 UU No. 19 Tahun 2019
Dilaksanakan oleh Kedeputian Bidang Koordinasi dan Supervisi
Dalam melaksanakan tugas koordinasi sesuai Pasal 6 huruf b, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang:
a b c d e
Melaksanakan dengar
Mengoordinasikan Meminta informasi pendapat atau Meminta laporan
Menetapkan sistem
penyelidikan, tentang kegiatan pertemuan dengan kepada instansi
pelaporan dalam
penyidikan, dan Pemberantasan instansi yang berwenang mengenai
kegiatan
penuntutan dalam Tindak Pidana Korupsi berwenang dalam upaya pencegahan
Pemberantasan melakukan
Pemberantasan kepada instansi yang sehingga tidak terjadi
Tindak Pidana Korupsi; Pemberantasan Tindak
Tindak Pidana Korupsi; terkait; Tindak Pidana Korupsi.
Pidana Korupsi; dan
4
KEWENANGAN SUPERVISI KPK
Pasal 10 UU No. 19 Tahun 2019
1. Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang melakukan pengawasan, penelitian, atau penelaahan
terhadap instansi yang menjalankan tugas dan wewenangnya yang berkaitan dengan
Pasal 10 UU 19/ 2019 Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
2. Ketentuan mengenai pelaksanaan tugas supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Presiden.
5
Perkom Nomor 7 Tahun
STRUKTUR KELEMBAGAAN
Komisi Pemberantasan Korupsi
2020 tentang Ortaka KPK
Dewan
Biro SDM Pimpinan
Pengawas
Biro Renkeu
Biro Umum
Pusrenstra
6
KORUPSI PENYERTAAN MODAL
DAERAH
7
TINDAK PIDANA KORUPSI
TP lain yg Berhubungan dg
Korupsi:
Kerugian Keuangan Negara
01 Ps 2; Ps 3
• Merintangi pemeriksaan
• Keterangan kekayaan Gratifikasi 07
• Keterangan rekening Ps 12B jo. Ps 12C
• Identitas pelapor 02 Penggelapan dlm Jabatan
7 Kelompok Ps 8; Ps 9; Ps 10 a, b, c
TPK
Suap Menyuap 06 Dari 30 jenis korupsi
Ps 5(1 a,; Ps 13, Ps 5(2); Ps 12 a,b; berdasarkan UU 31/
Ps 11; Ps (1) a,b; Ps 6(2), Ps 12 c,d 1999 jo. UU No. 20/
2001
Perbuatan Curang
03 Ps 7(1) a,b,c,d; Ps 7(2); Ps 12 h
8
TITIK RAWAN KORUPSI
PENYERTAAN MODAL BUMD
Direksi dan Komisaris tidak dipilih berdasarkan kompetensinya,
Pemilihan Direksi dan Komisaris namun seringkali berdasarkan “kedekatan” dengan Kepala Daerah.
186 BUMD posisi Dewas lebih banyak daripada Direksi
Implementasi GCG tidak optimal GCG tidak diimplementasikan secara sungguh-sungguh. Tidak ada
target capaian GCG dan evaluasi kepada masing-masing BUMD
Pemanfaatan Penyertaan Modal tidak PMD tidak dikelola untuk mengembangkan BUMD secara ekonomi.
transparan dan akuntabel Business Plan tidak disusun dan/ atau tidak dievaluasi dengan baik
Pengawasan Internal Lemah Jumlah dan kompetensi SPI kurang memadai. Dari 958 BUMD, 60%
atau 239 BUMD tidak memiliki SPI
9
TITIK RAWAN KORUPSI
PENYERTAAN MODAL BUMD
Pelaksanaan PBJ tidak transparan dan
akuntabel Belum seluruh BUMD menggunakan e-proc secara konsisten
Pengelolaan aset tidak transparan dan Dari 958 BUMD, tercatat kepemilikan aset Rp855 T (1 BUMD Rp1 T
akuntabel aset). 17 BUMD kekayaannya lebih kecil daripada kewajiban ekuitas/
modal negative (secara hukum sudah pailit/ bangkrut)
Penyaluran Jasa Produksi yang Jasa Produksi terlalu tinggi dan menjadikan modus pemberian
berpotensi korupsi gratifikasi
10
MODUS KORUPSI BUMD
Modus Korupsi Pengaduan Incracht
Penyuapan kepada Anggota DPRD 10 3
PENYUAPAN
Penyuapan kepada Kepala Daerah 4 0
Penggelapan dana penyertaan modal oleh 4 5
Direksi di BUMD
PENGGELAPAN
Penggelapan dana penyertaan modal oleh 2 1
Kepala Daerah
Proyek/ Pengadaan Fiktif 7 2
KORUPSI PROYEK
Markup proyek/ proyek underspek 2 3
Berdasarkan data pengaduan korupsi yang disampaikan kepada KPK pada periode
November 2012 – November 2022
11
PERKARA KORUPSI PENYERTAAN MODAL BUMD
Korupsi PMD Pemkab Bengkalis untuk PT BLJ dalam rangka pembangunan PLTU dan PLTG tahun
2022. Suap Rp7M diberikan kepada Ketua DPRD sehingga DPRD meloloskan Raperda menjadi
Perda
Korupsi PMD Pemprov Banten untuk PT BGD. Tahun 2015 dan 2016 Pemprov Banten
menganggarkan PMD Rp250M dan Rp350M dalam rangka pembentukan Bank Banten. Dirut PT
BGD menyuap anggota DPRD Prov. Banten
Korupsi PMD Pemkot Banjarmasin untuk PDAM Banjarmasin tahun 2017. Penyuapan Direksi
PDAM kepada DPRD Kota Banjarmasin terkait Raperda PMD Rp50,5M dengan nilai suap Rp150
juta. Uang suap berasal dari rekanan PDAM.
PENYUAPAN
Commitment fee pihak BUMD kepada kepala daerah yang berasal dari korupsi proyek BUMD.
Hasil investasi BUMD yang berasal dari PMD menjadi jatah bagi Kepala Daerah. Penyuapan
bahkan tidak hanya diberikan kepada kepala daerah, namun diberikan juga kepada
keluarganya.
PMD menjadi modus pihak swasta untuk menyuap kepala daerah dengan melakukan
penyertaan modal kepada BUMD. Saham BUMD dikuasai Kepala Daerah
12
PERKARA KORUPSI PENYERTAAN MODAL BUMD
PMD Pemkab Bengkalis bagi PT BLJ sebesar Rp300M untuk 1. Kepemilikan Direksi BUMD
pembangunan PLTU dan PLTGU. Setelah PMD diterima, PLTU dan atas perusahaan swasta
PLTGU tidak dibangun namun menyalurkan ke sejumlah anak dimana PMD yang
perusahaannya dan digunakan untuk kepentingan pribadi Direksi diterima BUMD
BUMD. digunakan untuk
Korupsi PMD Pemkab Maluku Barat Daya untuk PDAM Maluku Barat mendanai kegiatan
Daya tahun 2014 sebesar Rp5M. Dirut PDAM mengambil sejumlah operasional perusahaan
uang dari PMD sebagai insentif pribadi. swasta milik Direksi.
Korupsi PMD Kab Kapuas 2016-2018 untuk PDAM Kapuas. Adanya 2. Sebagian dana PMD
PENGGELAPAN selisih antara dana yang disalurkan oleh pemda dengan realisasi ditransfer ke rekening
DANA penggunaan dana yang dikuasai Dirut PDAM, digunakan untuk
kegiatan yang tidak relevan dengan operasional BUMD dan
pribadi direksi dan
PENYERTAAN digunakan untuk kepentingan pribadi Dirut PDAM.
digunakan untuk
Korupsi PMD Kab Kutai Kartanegara kepada Perusda PT MGRM tahun kepentingan pribadi.
MODAL
2018. PT MGRM melakukan kerjasama pembangunan tangka timbun 3. Dana PMD yang diterima
dan terminal BBM dengan PT Petro TNC International dan PT Petro BUMD ditempatkan ke
TNC Indotank (dimiliki Dirut PT MGRM dan anaknya). PT MGRM dalam deposito an.
melakukan pembelian saham PT Petro TNC Indotank sebagai modus Direksi BUMD dimana
mengambil sebagian dana PMD dari Pemkab Kutai Kartanegara. keuntungan deposito
Korupsi PMD Pemkab Lombok Tengah untuk BUMD PT LTB tahun 2015 dibagi kepada direksi
dimana PT LTB mendapatkan PMD Rp1M dan dipindahbukukan ke BUMD.
rekening pribadi Dirut Utama BUMD dan ditransfer ke rekening BUMD 4. Selisih realisasi
yang lain sejumlah orang diluar BUMD. penerimaan PMD
13
PERKARA KORUPSI PENYERTAAN MODAL BUMD
Pada saat proses pencairan dana PMD untuk BUMD, dana langsung dipotong oleh Kepala
Daerah sehingga dana yang diterima oleh BUMD kurang dari yang seharusnya.
PENGGELAPAN BUMD menerima dana PMD dari Pemda namun kemudian dipotong dan diminta Kepala
Daerah.
DANA PMD
OLEH KEPALA PMD Pemkab Simeulue untuk Perusda Kab Simeulue (PDKS) 2002-2012 sebesar Rp227M. Bupati
DAERAH minta sebagian dari dana PMD kepada Direktur perusda dan digunakan untuk kepentingan
pribadi.
14
PERKARA KORUPSI PENYERTAAN MODAL BUMD
MARKUP Pengadaan mesin cetak terjadi markup (PDAM Maluku Barat Daya)
PENGADAAN Markup pembebasan lahan, ganti rugi lebih dari yang seharusnya. Pembelian mesin yang
seharusnya buatan Eropa namun yang dating mesin buatan China (underspec) – perusda
ATAU KUALITAS Aneka Usaha Kab Trenggalek
UNDERSPEC
15
PERKARA KORUPSI PENYERTAAN MODAL BUMD
TAHAPAN PRA PENYERTAAN MODAL
BUMD membuat dokumen fiktif untuk memenuhi persyaratan administrasi diberikannya penyertaan modal
daerah.
Pemda tidak melakukan analisis thd permohonan PMD yang diajukan BUMD baik analisis portfolio BUMD maupun
analisis risiko.
Kada tidak mendapatkan persetujuan DPRD sebelum melakukan kegiatan PMD namun PMD tetap dilakukan.
PMD tidak disertai dengan perda namun dana tetap dicairkan.
Perkara korupsi Perusda pertambangan dan energy (PDPDE) Sumatera Selatan tahun 2010 yang melakukan
kerjasama dengan PT DKLN menggunakan PMD namun kerjasama tidak didasari studi kelayakan.
PENYALAHGUNAAN
KEWENANGAN, TAHAPAN PROSES PMD
PEMDA mengklaim jumlah PMD lebih besar dari realisasi sebenarnya.
KESEMPATAN, Tidak dilakukan pencatatan atas PMD yang dilakukan pemda dan tidak dilakukan pencatatan bukti kepemilikan
SARANA ATAU modal atas BUMD.
MELAWAN HUKUM PMD berupa asset belum dicatatkan dengan tertib
Korupsi PMD Kota Surabaya untuk perusda Pasar Surya 2015 – 2016. PMD digunakan untuk pembayaran gaji, BPJS,
PBB, listrik, kredit karyawan, THR serta pengeluaran lain yang tidak sesuai rencana awal (revitalisasi pasar di Kota
Surabaya) tanpa persetujuan Walikota.
PMD Perusda Aneka Usaha Kab Pacitan tahun 2010, hibah tidak berdasarkan RAB pada proposal.
PDAM Kapuas tahun 2016, proyek fiktif dan penggelapan PMD oleh Direksi BUMD dengan SPK fiktif.
PMD Kab Trenggalek untuk perusda Aneka Usaha tahun 2007. PDAU membentuk perusahaan patungan bersama
PT Surabaya Sore namun tidak didasarkan studi kelayakan. PDAU mengalami kerugian, PT Surabaya Sore hanya
menyumbangkan persiapan pendirian perusahaan patungan tanpa menyetorkan uang namun mendapatkan
hak 20% kepemilikan perusahaan patungan.
16
PERKARA KORUPSI PENYERTAAN MODAL BUMD
PMD Kab Maluku Barat Daya untuk PDAM Maluku Barat Daya tahun 2014, dana PMD Rp5M
digelapkan direksi. Untuk menutupinya dibuatkan laporan fiktif dan kwitansi palsu atas barang yang
dibeli.
17
DAMPAK KORUPSI BUMD
Kerugian Keuangan Negara
PDPDE Sumatera Selatan, kerugian dari selisih pendapatan penyaluran gas dengan biaya penyaluran gas yang seharusnya
menjadi hal Pemprov Sumsel (USD 30.194.453).
Suap BGD Rp193.500.000,- dan USD 11.000
Pelaksanaan Proyek
Proyek fiktif, markup, pengadaan underspec
Masyarakat tidak merasakan manfaat dari proyek pengadaan yang dilaksanakan.
Proyek berisiko bagi yang menggunakan.
Proyek fiktif mengakibatkan tidak tercapainya PAD yang seharusnya disetorkan BUMD kepada pemda.
18
PERKARA KORUPSI BANK RIAU KEPRI
Gratifikasi kepada Pejabat Daerah dan Pejabat BUMD dari Perusahaan Broker/ Pialang Asuransi
Tahun 2017 PT BRK mewajibkan PT BRK melaksanakan pemilihan Pialang Premi dibayarkan nasabah: Dugaan penyimpangan
pertanggungan Asuransi dalam asuransi dan menetapkan 4 Perusahaan pengelolaan porsi
Pialang: 1. 65% untuk perusahaan asuransi pembagian pendapatan
pemberian fasilitas Kredit Aneka
PT APA 2. 25% pendapatan Pialang tidak hanya terjadi di PT
Guna (KAG) dengan bekerja BRK namun di beberapa
PT GRM asuransi
sama dengan Pialang asuransi PT PJM 3. 10% fee based income PT BRK BPD lainnya
untuk memilih perusahaan asuransi PT BIB
penyedia pertanggungan kredit 25% pendapatan pialang asuransi
PT GRM yg menjadi rekanan untuk digunakan untuk feedback kepada
mengelola cover asuransi PT Jamkrida Kacab PT BRK
• Perusahaan broker/ pialang asuransi melakukan upaya agar ditunjuk menjadi • Fee Based Income yang diterima daerah lebih
pengelola pertanggungan kredit oleh BPD melalui pemberian gratifikasi kepada kecil dibandingkan dengan yang diterima oleh
oknum bank yang memiliki kewenangan menunjuk mitra asuransi. perusahaan Pialang, yang diakibatkan adanya
• Perusahaan broker/pialang asuransi menjadi alat bagi oknum pejabat di daerah Gratifikasi kepada oknum BPD, pejabat daerah
maupun oknum pejabat BPD untuk mencari keuntungan dengan cara meminta maupun APH
BPD menjalin kerjasama dengan perusahaan broker/ pialang asuransi asuransi • Pendapatan yang diterima oleh perusahaan
yang telah berkomitmen Pialang menjadi lebih kecil karena telah habis
untuk Gratifikasi tersebut.
19
PERKARA KORUPSI
PD PEMBANGUNAN SARANA JAYA
Kasus Korupsi Pengadaan Tanah
• Pengadaan tanah tidak sesuai dengan RTRW dan RDTR, serta belum menjadi
prioritas pembangunan dalam RPJMD. Komposisi tanah adalah 70% berada pada
zona hijau dan 30% zona kuning. Hal ini mengakibatkan Pembelian tanah tidak
efektif dan tidak dapat memberikan nilai manfaat.
• Belum melakukan tahapan persiapan berdasarkan dokumen perencanaan
• Negosiasi dan penandatanganan BA Negosiasi Harga dilakukan sebelum
dilakukan survey harga dan belum ada penilaian KJPP
• Tanggal pada dokumen proses/tahapan pengadaan tanah menggunakan tanggal
mundur
• KJPP dipilih yang dapat melakukan manipulasi untuk menyesuaikan harga
appraisal dengan harga pembelian tanah
• Pembayaran dilakukan sebelum mengecek legalitas status tanah dan Akta Jual
Beli.
20
PERMASALAHAN PENGELOLAAN
BUMD DAN RISIKO KERUGIAN
KEUANGAN NEGARA
Jasa Air
Aneka Usaha
Jasa Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah
21
BUMD JASA AIR
Hasil pengawasan BPKP terhadap 389 BUMD
3
Sehat 238 BUMD Total Hibah Rp4,8 T
dalam kondisi
190 BUMD 1,9 Juta SR (2010) Telah beroperasi
Kurang keuangan
1,5 T 9,5 Juta SR (2021)
4
101 BUMD tertekan
Sehat
Sedang Konstruksi
Tidak 46 di Cakupan layanan
3
51 BUMD
Sehat antaranya meningkat 5 kali lipat
Belum Konstruksi
Permasalahan:
terancam
tutup Penyebab Keterlambatan:
Kurangnya komitmen
Rugi Pemda dan Manajemen Kurangnya koordinasi
199 BUMD Penyebab: Terlambatnya
BUMD Air Minum dalam
Pendapatan yang pembebasan lahan
233 Miliar mengelola keuangan
rendah sedangkan utang
dan operasional Penerbitan perizinan
yang semakin tinggi yang lama
Penyebab Kerugian:
1. Tingginya kebocoran
air distribusi
2. Tarif air belum CAPAIAN
menutupi HPP RPJMN
3. Tingginya biaya
operasional
22
BUMD ANEKA USAHA
Hasil pengawasan BPKP terhadap 443 BUMD
23
BUMD JASA KEUANGAN
Hasil pengawasan BPKP terhadap 27 BUMD
Permasalahan:
24
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
Hasil pengawasan BPKP terhadap 27 BUMD
25
REKOMENDASI
Melakukan aksi korporasi dengan merubah status badan hukum 389 BUMD Air Minum dari semula berstatus
PDAM menjadi Perumda dan Perseroda
Merumuskan kebijakan untuk meningkatkan sinkronisasi dan harmonisasi pembangunan SPAM dengan
mengacu pada RPJMN 2020-2024;
Mendorong Pemda untuk melakukan penyesuaian tarif batas atas batas bawah dan tarif air minum sesuai
Permendagri Nomor 21 Tahun 2020 dan memberikan subsidi sesuai Permendagri Nomor 70 Tahun 2016;
Mendorong Pemda untuk memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan pembinaan kepada BUMD Air
Minum yang kinerjanya “belum baik”;
Melakukan penguatan tata kelola BUMD dengan perubahan kebijakan dan regulasi tentang BUMD untuk
meningkatkan pendapatan dan laba perusahaan;
Merumuskan kebijakan umum penganggaran BLUD agar lebih memperhatikan kualitas sarana melalui belanja
modal;
Merumuskan kebijakan remunerasi bagi tenaga medis yang berlaku untuk seluruh rumah sakit;
Mendigitalisasi layanan yang efektif untuk meningkatkan layanan rumah sakit, termasuk layanan transfusi
darah dan proses pengajuan klaim ke BPJS; dan
Mendorong Rumah Sakit Daerah menjadi BLUD sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan perorangan yang paripurna
kepada masyarakat
26
PENCEGAHAN KORUPSI BUMD
27
PENYELENGGARA NEGARA
UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
Menteri;
Gubernur;
Hakim;
Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis dalam kaitannya dengan penyelenggara negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
28
28
PENYELENGGARA NEGARA
UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
Dalam penjelasan pasal 2 angka 7, yang dimaksud dengan “pejabat lain yang memiliki fungsi strategis” adalah
pejabat yang tugas dan wewenangnya didalam melakukan penyelenggaraan negara rawan terhadap praktek
korupsi,kolusi,dan nepotisme,yang meliputi:
1. Direksi,Komisaris,dan pejabat struktural lainnya pada Badan Usaha Milik Negara dan
Badan Usaha Milik Daerah;
2. Pimpinan Bank Indonesia dan Pimpinan Badan Penyehatan Perbankan Nasional;
3. Pimpinan PerguruanTinggi Negeri;
4. Pejabat Eselon I dan Pejabat lain yang disamakan di lingkungan sipil,militer,dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
5. Jaksa;
6. Penyidik;
7. Panitera Pengadilan;dan
8. Pemimpin dan bendaharawan proyek
29
DELIK KERUGIAN KEUANGAN NEGARA
UU No. 31/1999 Jo UU No. 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
PASAL 2
1) Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000 dan paling banyak
Rp. 1.000.000.000,00
2) Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu pidana mati dapat
dijatuhkan
PASAL 3
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan atau sarana yang ada padanya karena Jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 20 tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000 dan paling banyak Rp.
1.000.000.000
30
DELIK PASAL 2
UU No. 31/1999 Jo UU No. 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
MEMPERKAYA DIRI SENDIRI, ORANG LAIN ATAU
SETIAP ORANG: PERORANGAN DAN KORPORASI SUATU KORPORASI
• Dikaitkan dengan Pasal 37 ayat (3) dan (4) UU 31/99 Terdakwa wajib
Perorangan meliputi: 1) Pegawai Negeri, 2) TNI/Polri, 3) Swasta memberikan keterangan tentang seluruh harta bendanya
Korporasi: Kumpulan orang dan atau kekayaan yang terorganisasi baik • Tidak dapat membuktikan/tidak seimbang dengan penghasilan, keterangan
merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum (Pasal 1 UU 31/ dapat memperkuat alat bukti
1999) • Wajib membuktikan sebaliknya terhadap harta benda miliknya yang
belum didakwakan, tapi juga diduga berasal dari tindak pidana korupsi -
Pasal 38B ayat (1) UU 20/2001
• Beban pembuktian terbalik - Pasal 38B ayat (2)
MELAWAN HUKUM
MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA ATAU
Bertentangan dengan hukum, Bertentangan dengan hak orang lain atau PEREKONOMIAN NEGARA
hukum subyektif seseorang, Tanpa hak atau tidak berwenang secara • Referensi UU tentang keuangan negara dan kerugian keuangan
formil dan materiil negara
• Dalam Arti Formil Kalau perbuatan telah mencocoki semua unsur • Pengelolaan keuangan BUMN dikelola berdasarkan UU No. 19 tahun
delik 2004, akan tetapi pertanggungjawaban pidana mengacu pada UU no.
• Dalam Arti Materiil Kalau perbuatan oleh masyarakat dirasakan 31 tahun 1999
tidak patut, tercela yang menurut rasa keadilan masyarakat harus • Unsur kerugian negara harus dibuktikan & harus dapat dihitung.
dituntut ditentukan oleh seorang ahli di bidangnya
31
DELIK PASAL 3
UU No. 31/1999 Jo UU No. 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
MENYALAHGUNAKAN KEWENANGAN,
SETIAP ORANG: PERORANGAN DAN KORPORASI KESEMPATAN, ATAU SARANA KARENA JABATAN
ATAU KEDUDUKAN
Perorangan meliputi: 1) Pegawai Negeri, 2) TNI/Polri, 3) Swasta
Korporasi: Kumpulan orang dan atau kekayaan yang terorganisasi baik • Tidak berarti bahwa delik ini dapat dilakukan tanpa melawan hukum akan
merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum (Pasal 1 UU 31/ tetapi unsurnya inheren dalam keseluruhan perumusan. Artinya: dengan
1999) menyalahgunakan kewenangan, kesempatan berarti telah melawan hukum.
• Dengan demikian melawan hukum disini merupakan elemen delik, sebagai
genus sedangkan menyalahgunakan kewenangan, sebagai species.
DENGAN TUJUAN MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI • Doktrin : menurut JEAN REVERO dan JEAN WALIME Penyalahgunaan
ATAU ORANG LAIN ATAU KORPORASI kewenangan dalam hukum Administrasi diartikan dalam tiga wujud,
• Kata-kata “dengan tujuan untuk...” merupakan kesengajaan sebagai (Dr.H.Parman Soeparman, SH,Tuada Pidana Mahkamah Agung RI):
maksud (opzet als oogmerk) “dengan maksud” artinya sengaja melakukan tindakan yang bertentangan dengan kepentingan umum
• Menguntungkan: berupa hadiah, fasilitas, kemudahan, kenikmatan atau menguntungkan kepentingan pribadi, kelompok atau golongan.
lainnya tindakan pejabat benar ditujukan untuk kepentingan umum, tapi
• Mendorong subjek delik melakukan penyalahgunaan wewenang, menyimpang dari tujuan apa kewenangan tersebut diberikan oleh
kesempatan atau sarana karena jabatan atau kedudukan UU/Aturan (Detournement de pouvoir)
menyalahgunakan prosedur yang seharusnya dipergunakan untuk
• Untuk membuktikan unsur dihubungkan dengan Pasal 37 ayat (3)
mencapai tujuan tertentu, tapi telah menggunakan prosedur lain
dan (4) UU No. 31 tahun 1999 dan Pasal 37A ayat (1) dan (2) UU
agar terlaksana
No. 20 tahun 2001
32
KEUANGAN NEGARA
UU Nomor 40 Tahun 2007 Tunduk pada UUPT Prinsip
Penjelasan Umum UU No 31 Tahun 1999 Business Judgement Rule
a. Berada dalam penguasaan, pengurusan dan pertanggungjawaban Pasal 92 ayat 1 : di dalam menjalankan kepengurusan suatu perseroan
pejabat negara baik di tingkat pusat maupun daerah. oleh Direksi yang betujuan untuk kepentingan perseroan tersebut yang
b. Berada dalam penguasaan, pengurusan dan pertanggungjawaban wajib sesuai dengan keinginan, maksud, tujuan perseroan
Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah, Yayasan, Pasal 97 ayat 2 : setiap anggota Direksi didalam kepengurusan harus
Badan Hukum dan perusahaan yang menyertakan modal negara melaksanakannya dengan itikad baik dan tanggungjawab.
atau perusahaan yang menyertakan modal pihak ketiga Pasal 97 ayat 3 : bila terjadi kerugian di perseroan yang dikarenakan
berdasarkan perjanjian dengan negara . akibat dari kesalahan dan kelalaian Direksi dalam menjalankan tugasnya,
maka setiap anggota Direksi tersebut harus menanggung dan
bertanggungjawab secara pribadi dalam menyelesaikan masalah
tersebut
UU No 17 Th 2003 tentang Keuangan
Negara Ps.2 huruf g, diantaranya:
Mahkamah Konstitusi Nomor48/PUUXI/2013 tertanggal22 Mei 2013 dan Perkara
a. Kekayaan Negara/kekayaan daerah yang dikelola
Nomor62/PUUX1/2013
sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat
Perspektif pengelolaan KN dikelompokkan: Sub bidang fiskal, moneter dan kekayaan negara yang
berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang
dipisahkan.
dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan
Sub bidang kekayaan negara yang dipisahkan (PU ketiga UU No.17/2003). Pengertian secara luas
yang dipisahkan pada perusahaan Negara/
bertujuan untuk mencegah regulasi yang merugikan negara.
perusahaan daerah.
Berdasarkan pengertian keuangan negara yang luas BHMN dan BUMN/BUMD merupakan
b. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan
kepanjangan pemerintah dalam menjalankan fungsi pemerintahan secara luas,
menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah.
sehingga BHMN, BUMN/BUMD melakukan pengelolaan keuangan negara.
33
UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI
PADA PENGELOLAAN BUMD
PENCEGAHAN PENINDAKAN
34
PENCEGAHAN KORUPSI BUMD
Batasan
Laporkan
Gratifikasi yang
Gratifikasi yang
bisa diterima
diterima
Larangan
Gratifikasi yg Unit Pengendalian
Berhubungan Gratifikasi
dengan Jabatan
35
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Good Corporate Governance sistem yang dipergunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan perusahaan,
mengatur pembagian tugas hak dan kewajiban mereka para pemegang saham, dewan pengurus, para manager, dan yang
berkepentingan terhadap kehidupan perusahaan. (OECD).
Menyediakan informasi yang relevan serta mudah diakses dan
dipahami oleh stakeholder, termasuk hal-hal penting untuk
Transparansi pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur, dan
pemangku kepentingan lainnya
Kewajaran
dan Transparansi Akuntabilitas Mempertanggungjawabkan kinerja secara transparan dan wajar
Kesetaraan
Mematuhi peraturan perundang-undangan serta menjalankan
tanggung jawab masyarakat dan lingkungan untuk mendukung
Responsibility kesinambungan usaha jangka panjang sekaligus mendapat
Independensi Akuntabilitas pengakuan sebagai good corporate citizen
37
KONSEP SISTEM
PENCEGAHAN
1. Komitmen
2. Perencanaan
3. Pelaksanaan
4. Evaluasi
5. Perbaikan
6. Respon
• Fokus dalam optimalisasi peran BUMD dalam Sistem Informasi sebagai tools monitoring
mendukung perekonomian daerah dan optimalisasi BUMD
pendapatan daerah
• Penyusunan Business Plan yang matang
39
Banyak yang salah jalan
tapi merasa tenang karena
banyak teman yang sama-sama salah
- BAHARUDIN LOPA -
40
Kedeputian Bidang Koordinasi dan Supervisi
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
(021) 25578300
informasi.korsup@kpk.go.id
41