Anda di halaman 1dari 13

Inisiasi Tuton ke – 6

Mata Kuliah : Tindak Pidana Korupsi


Program Studi : Ilmu Hukum
Fakultas : HISIP
Penulis : Elizabeth Ghozali
Email : ibethghoz@gmail.com
Penelaah : Dewi Mutiara
Emai : Dewim@ecampus.ut.ac.id
KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI
(KPK)

• Salah satu dasar pertimbangan pembentukan KPK adalah karena lembaga pemerintah
yang menangani perkara tindak pidana Korupsi belum berfungsi efektif dan efisien
dalam memberantas tindak pidana Korupsi.

• KPK sebagai institusi yang berwenang memberantas korupsi di Indonesia diatur


dalam beberapa aturan hukum positif yaitu:
o Pasal 2 angka 6 huruf a Ketetapan MPR RI No.VIII/MPR/2001 tentang
Rekomendasi Arah Kebijakan Pemberantasan dan Pencegahan Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme.
o Pasal 43 ayat (1) UU No.31 Tahun 1999 UU No.31 Tahun 1999.
o Pasal 2 UU No.30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
• KPK adalah lembaga Negara yang dalam melaksnakan tugas dan wewenangnya
bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun (Pasal 3 UU KPK).
• Tugas, wewenang dan kewajiban KPK diatur dalam Pasal 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
dan 15 UU KPK
KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI
(KPK)
Tugas Koordinasi (Pasal 7)

Dalam melaksanakan tugas koordinasi, KPK berwenang:

a. Mengkoordinasikan penyelidikan,
penyidikan, dan penuntutan TPK
Kejaksaan
Kepolisian
b. Menetapkan sistem pelaporan dlm
kegiatan pemberantasan TPK
BPK
c. Meminta informasi tentang
kegiatan pemberantasan TPK kepada BPKP
instansi terkait

d. Melaksanakan dengar pendapat & Inspektorat


pertemuan dg instansi yang berwenang LPND
melakukan pemberantasan TPK

e. Meminta laporan instansi terkait Itjen Dep Bawasda


ttg pencegahan TPK
Tugas Supervisi (Pasal 8)

Dalam melaksanakan tugas supervisi, KPK berwenang:


Kepolisian Kejaksaan

Melakukan pengawasan, penelitian, atau BPK BPKP


penelaahan thd instansi yg menjalankan tugas Itjen Dep
Bawasda
dan wewenang berkaitan dg pemberantasan
tpk, dan instansi yg melaksanakan pelayanan
publik Departemen, LPND,
Kementerian
(pelayanan publik)

Mengambil alih penyidikan atau penuntutan Kepolisian


thd pelaku tpk yang sedang dilakukan oleh
kepolisian atau kejaksaan Kejaksaan

Pasal 9,
10
Alasan Pengambilalihan Penyidikan & Penuntutan
(Pasal 9, 10)

UU No. 30 Tahun 2002

Laporan masyarakat ttg TPK tidak ditindaklanjuti

Proses penanganan TPK berlarut-larut /


tertunda tunda tanpa alasan yg dapat
dipertanggungjawabkan
KPK
Penanganan TPK ditujukan untuk melindungi memberita
pelaku TPK yg sesungguhnya hukan kpd
penyidik/
Penanganan TPK mengandung unsur korupsi penuntut
umum
Hambatan penanganan TPK karena campur
tangan dari eksekutif, yudikatif, atau legislatif
Keadaan lain yg menurut kepolisian/kejaksaan,
penanganan TPK sulit dilaksanakan dg baik
dan dapat dipertanggungjawabkan
Menurut Pasal 11 UU KPK, tindak pidana korupsi yang ditangani oleh KPK adalah tindak
pidana korupsi yang :
1. melibatkan penegak hukum, atau orang lain yang ada kaitannya dengan penegak
hukum atau penyelenggara negara;
2. mendapat perhatian yang meresahkan masyarakat; dan
3. menyangkut kerugian negara paling sedikit Rp 1 M.

KPK dikatakan sebagai lembaga superbody, adalah:


a. Kedudukan lembaga KPK itu sendiri beserta asas yang mendasarinya;
b. Tugas dan wewenang lembaga KPK yang melebihi dari kewenangan lembaga penegak
hukum lainnya.
c. Dukungan sumber daya dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.
Beberapa alasan mengapa KPK harus ada:

1) Pasal 6 UNCAC (UU No.7 th. 2006) bahwa:


• (2) Setiap negara peratifikasi wajib menjaga independensi lembaga tersebut….agar
mampu menjalankan fungsinya secara efektif dan bebas dari pengaruh yang tidak
diinginkan
• (1)“Setiap negara peratifikasi (peserta) UNCAC wajib, berdasarkan prinsip-prinsip dasar
sistem hukumnya, menjamin/memastikan keberadaan/eksistensi satu atau beberapa
lembaga, sejauh diperlukan dalam mencegah korupsi….

2) Pasal 36 UNCAC (UU No.7 th. 2006) bahwa:


• Setiap negara peratifikasi UNCAC wajib sesuai dengan prinsip dasar sistem hukumnya,
memastikan keberadaan/eksistensi suatu lembaga ….untuk memerangi korupsi melalui
penegakan hukum (penindakan). Lembaga tersebut wajib dijamin independensinya…dan
terbebas dari tekanan atau pengaruh yang tidak diinginkan….
Beberapa alasan mengapa KPK harus ada:

3) Kesepakatan Indonesia dalam G20 Working Group on Anti-corruption


Action Plan No.8 (Indonesia bersama Perancis memimpin group ini).
4) Strategi Nasional dan Rencana Aksi Pemberantasan Korupsi : 2010 –
2025:
• Memperkuat kelembagaan lembaga anti korupsi
• Membangun KPK perwakilan di daerah
• Mengangkat penyidik KPK
• Memperkuat Koordinasi dan Supervisi kasus korupsi
• Memperkuat pengadilan tipikor
• Reformasi brirokrasi
5) Tidak boleh mengulangi Kesalahan masa lalu.
6) IPK masih rendah  Keberadaan KPK menjadikan IPK membaik.
7) KPK tidak pernah gagal  100 & kasus KPK divonis bersalah oleh pengadilan Tipikor.
8) KPK tidak lah sendirian di dunia.
• CPIB Singapore – Corrupt Practices Investigation Bureau –1952
• MACC Malaysia – Anti Corruption Agency –1967
• ICAC Hong Kong – Independent Commission Against Corruption –1974
• ACB Brunei – Anti Corruption Bureau –1982
• SFO – Serious Fraud office – United Kingdom - 1988
• ICAC New South wales Australia - 1989
• NAB Pakistan – National Accountability Bureau –1999
• NACC Thailand – National Anti Corruption Commission–1999
• CCAC Macau – Commission Against Corruption –1999
• ACRC/KICAC South Korea –2008/2002
• Central Vigilance Commission of India – 2003
• KPK Indonesia – Corruption Eradication Commission –2003
• ACC Bangladesh – Anti Corruption Commission –2004
• IAAC Mongolia – Independent Authority Against Corruption–2006
• NCPB China - National Corruption Prevention Bureau -2007
• ..dan masih banyak lagi

Anda mungkin juga menyukai