PEMBERANTASAN KORUPSI
DI INDONESIA
Dikompilasi oleh:
DR. Pandji Santosa, M.Si.
Dan
Prof. Abdorrakhman Gintings
2
KONDISI OBYEKTIF
DAN AKAR MASALAH KORUPSI
Kondisi Obyektif:
Kendati Pemerintah Pusat dan Daerah sudah banyak melakukan
perbaikan atau pembenahan pada pelayanan publik, tapi praktiknya,
masyarakat masih belum merasakan manfaatnya secara optimal.
Akar Masalah:
Rendahnya mutu birokrasi, dan penegakan hukum, lemahnya
mekanisme pemberian izin, serta pengawasan atas penerimaan
negara dari pajak, merupakan akar masalah korupsi.
3
PENGERTIAN PEMBERANTASAN
TINDAK PIDANA KORUPSI
• Pemberantasan tindak pidana korupsi adalah serangkaian tindakan
untuk mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi melalui
upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan, penyidikan,
penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan, dengan peran
serta masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
• Dari pengertian pemberantasan tindak pidana korupsi ini ada tiga hal
yang perlu digarisbawahi yaitu ‘mencegah’, ‘memberantas’ dalam arti
menindak pelaku korupsi, dan ‘peran serta masyarakat’.
4
ENAM STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI
Strategi 1:Pencegahan
Tujuan: Mempersempit peluang terjadinya tipikor pada tata-
kepemerintahan dan masyarakat menyangkut pelayanan publik
maupun penanganan perkara yang bersih dari korupsi.
5
ENAM STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI (Lanjutan)
Strategi 3: Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan
Tujuan
1. Menyusun dan merevisi peraturan perundang-undangan anti
korupsi di bidang tipikor maupun di bidang strategis lain yang
berpotensi membuka peluang korupsi, agar tercipta tatanan regulasi
yang harmonis dan memadai bagi PPK.
2. Tercapainya kesesuaian antara ketentuan-ketentuan di dalam UNCAC
(United Nations Convention against Corruption atau Konvensi PBB
Antikorupsi) Tahun 2003 dengan hukum yang berlaku di Indonesia.
Catatan: Pemerintah Indonesia melalui UU 7/2006 telah meratifikasi UNCAC Tahun 2003.
6
ENAM STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI
(Lanjutan)
Strategi 4: Kerjasama Internasional dan Penyelamatan Aset Hasil
Tipikor
Tujuan: Meningkatkan pengembalian aset untuk mengganti kerugian
negara yangditempuh melalui peningkatan kerjasama internasional
dalam rangka Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (PPK),
khususnya dengan pengajuan bantuan timbal-balik masalah pidana,
peningkatan koordinasi intensif antar lembaga penegak hukum, serta
peningkatan kapasitas aparat lembaga penegak hukum.
7
ENAM STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI
(Lanjutan)
Strategi 5: Pendidikan dan Budaya Antikorupsi
Tujuan: Memperkuat setiap individu dalam mengambil keputusan yang
etis dan berintegritas, selain juga untuk menciptakan budaya zero
tolerance terhadap korupsi. Masyarakat diharapkan menjadi pelaku
aktif pencegahan dan pemberantasan korupsi sehingga mampu
memengaruhi keputusan yang etis dan berintegritas di lingkungannya,
lebih luas dari dirinya sendiri.
8
ENAM STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI
(Lanjutan)
Strategi 6: Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan Pemberantasan Korupsi
Tujuan:
1. Memastikan ketersediaan laporan rutin dan informasi terkait
pelaksanaan ketentuan UNCAC dan kegiatan PPK di Indonesia
beserta capaian-capaiannya.
9
Strategi 6: Mekanisme Pelaporan PPK (Lanjutan)
10
PEMANFAATAN KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI
DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI
• Kemajuan teknologi informasi sudah banyak membantu KPK dalam melakukan tugas-
tugasnya. Dari mulai gedung KPK yang dirancang sebagai smart building, paper-less
information system yang diberlakukan sebagai mekanisme komunikasi internal di KPK,
dan program-program kampanye serta pendidikan antikorupsi KPK.
• KPK juga telah mengadakan berbagai lomba bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat
yang antara lain berupa lomba PSA antikorupsi, lomba film pendek antikorupsi, lomba
poster, dan lomba-lomba lainnya
11
PENYADAPAN INFORMASI SEBAGAI
PENERAPAN TEKNOLOGI DALAM PPK
• Penegak hukum di Indonesia, dalam hal ini Kepolisian, Kejaksaan, dan
Komisi Pemberantasan Korupsi sama-sama diberi kewenangan
melakukan penyadapan tidak bisa sekehendak hatinya menggunakan
instrumen yang sensitif ini.
12
PENYADAPAN INFORMASI (Lanjutan)
• Bagi KPK, penyadapan hanya dapat dilakukan setelah ada surat tugas yang
ditandatangani Pimpinan KPK.
• Penyadapan diatur dalam Pasal 26 UU No. 31/1999 jo UU No. 20/2001 serta pasal 12
butir a UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 11/PER/M.KOMINFO/02/2006
tentang Teknis Penyadapan Terhadap Informasi. Karena itu KPK melakukan penyadapan
sesuai aturan yang ada dan dilakukan dengan tanggung jawab, profesionalisme, dan
kehati-hatian ekstra.
13
PENGADILAN Pengertian:
TIPIKOR • Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
(Tipikor) adalah Pengadilan Khusus
Pengadilan Tipikor Bandung yang berada di lingkungan Peradilan
Alamat: Umum.
Jl. L. L. R.E. Martadinata, • Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Citarum, Kec. Bandung
Wetan, Kota Bandung, Jawa merupakan satu-satunya pengadilan
Barat 40115 yang berwenang memeriksa,
mengadili, dan memutus perkara
Provinsi: Jawa Barat
tindak pidana korupsi.
14
• Operasi tangkap tangan (Hand Arrest
Operation) yang dilakukan KPK merupakan
OPERASI TANGKAP upaya pemberantasan korupsi melalui sebuah
TANGAN (OTT) KPK operasi rahasia (silent operation), dan
terstruktur guna menangkap basah pelaku saat
melakukan tindak korupsi (Asyari, 2017).
16
LAPAS KHUSUS BAGI KORUPTOR
• Lapas Sukamiskin merupakan lapas
khusus yang diperuntukkan bagi napi
terkait kasus korupsi.
• Ada sejumlah petinggi dan pejabat yang
ditahan di lapas tersebut karena kasus
korupsi.
17
UNDANG-UNDANG RI
TENTANG PEMBERANTASAN TIPIKOR
• Pasca reformasi dalam perkembangannya Pemerintah dan DPR
mengeluarkan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU
No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
18
Rumusan Tindak Pidana Korupsi
• Tindak pidana korupsi di Indonesia diatur melalui Undang-Undang No.
31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan UU
No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31 tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana
• Korupsi dalam Pasal 2 ayat (1) disebutkan bahwa “setiap orang yang
secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara.
19
UNSUR-UNSUR TINDAK PIDANA KORUPSI
20
HUKUMAN PIDANA TIPIKOR
Ketentuan pasal 2 ayat (2)
“ Setiap orang baik pejabat pemerintah maupun swasta yang secara melawan
hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau korporasi yang dapat
penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan
paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikikit Rp. 200.000.000
(dua ratus juta) dan paling banyak Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)”.
21
UNTUK TIPIKOR TERKAIT DENGAN DANA
PENANGGULANGAN BENCANA ALAM
22
HUKUMAN MATI (1) Pidana mati dapat dilaksanakan setelah
DI INDONESIA permohonan grasi bagi terpidana
ditolak Presiden.
23
SANKSI SOSIAL BAGI • Sanksi sosial adalah salah satu dari
PELAKU TINDAK beberapa sanksi untuk seseorang yang
PIDANA KORUPSI berbuat kesalahan (selain sanksi yang
bersifat administratif seperti sanksi
hukum pidana/perdata).
25
BENTUK-BENTUK SANKSI SOSIAL (Lanjutan)
2. Dosambili Kamokulano
• Kesalahan yang dilakukan tidak hanya disebabkan oleh orang
tersebut melainkan dipengaruhi oleh banyak hal.
26
BENTUK-BENTUK SANKSI SOSIAL (Lanjutan)
3. Okatangari
• Sanksi ini berbeda dengan yang lain, cara ini merupakan salah satu
cara yang baik untuk dilakukan.
27
TUGAS KELOMPOK UNTUK PENGAYAAN
DAN PENDALAMAN
1. Berikan pendapat kelompok Saudara tentang Sanksi Sosial bagi Pelaku Tindak
Pidana Korupsi yang di antaranya diajukan oleh ICW. Apakah kelompok Saudara
setuju atau tidak setuju. Berikan alasannya di ddasrkan pada nilai Pancasila.
2. Salah satu hukuman tambahan bagi pelaku tindak pidana korupsi adalah pemiskinan.
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pemiskinan.
b. Setujukah kelompok Saudara dengan hukuman pemiskinan bagi pelaku tindak
pidana korupsi? Berikan alasannya didasarkan pada nilai Pancasila.
c. Pernahkan pengadilan tipikor di Indonesia menjatuhkan hukuman pemiskinan?
Jika pernah, siapa terdakwanya dan dalam kasus apa?
28