Anda di halaman 1dari 44

TUGAS PORTOPOLIO

PANCASILA

Dosen Mata Kuliah


Prof.Abdorrakhman Gintings
Drs.,Ir.,M.Ed.,M.Si.,Ph.D.,RFRIS.

Disusun Oleh :

Rafi Eka Riziqulloh


NPM (41155010220031)

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
hh
2022/2023

hh
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat Rahmat dan karunianya yang
telat di limpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas portofolio tentang
Pendidikan Pancasila.Penulisan Portofolio ini bertujuan dalam memenuhi tugas serta dapat
berguna bagi kehidupan mendatang. Penulis menyadari bahwa Portopolio ini masih jauh dari
sempurna. karena itu kritik yang bersifat membangun dan saran akan senang hati penulis
terima.

hh
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................I
KATA PENGANTAR..............................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................4
MODUL 1 - Pengantar Pendidikan Pancasila............................................................4
MODUL 2 - Sejarah Pancasila Sebelum Kemerdekaan Bangsa................................6
MODUL 3 - Pancasila Sebagai Sejarah Bangsa Indonesia Setelah Kemerdekaan....9
MODUL 4 - Pancasila Sebagai Dasar Negara...........................................................11
MODUL 5 - Pancasila Sebagai Ideologi....................................................................13
MODUL 6 - Pancasila Sebagai Filsafat.....................................................................16
MODUL 7 - Pancasila Sebagai Sistem Etika.............................................................17
MODUL 8 - Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengamban Ilmu...................................19
MODUL 9 - Urgensi Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi.............................22
MODUL 10 - Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengambangan IPTEK........................24
MODUL 11 - Pendidikan Anti Korupsi.....................................................................26
MODUL 12 - Implementasi Nilai Pancasila dalam Kehidupan Di Masyarakat........32
MODUL 13 - Pancasila di Era Globalisasi................................................................33
Tugas Individu...........................................................................................................34
Latihan UAS Fakultas Teknik Ganjil.........................................................................45
BAB III KESIMPULAN..........................................................................................47

hh
BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang

Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari
bahasa Sanskerta: पञ्च "pañca" berarti lima dan शीला "śīla" berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia. Lima ideologi utama penyusun Pancasila merupakan lima sila Pancasila. Ideologi
utama tersebut tercantum pada alinea keempat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara indonesia , sehingga dapat diartikan bahwa
pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi panangan
hidup bangsa indonesia sebagai dasar pemersatu lambang persatuan dan kesatuan serta bagian
pertahanan bangsa dan negara.

Rumusan Masalah

1. Seejarah Pancasila Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan ?


2. Pancasila Sebagai Filsafat dan sisteem Etika ?
3. Pancasila dalam Pergurruan Tinggi ?
4. Pancasila sebagai dasar negara ?
5. Pancasila sebagai ideologi ?

Tujuan
1.Pengantar Pendidikan Pancasila
2.Sejarah Pancasila Sebelum Kemerdekaan Bangsa
3.Pancasila Sebagai Sejarah Bangsa Indonesia Setelah Kemerdekaan
4.Pancasila Sebagai Dasar Negara
5.Pancasila Sebagai Ideologi
6.Pancasila Sebagai Filsafat
7.Pancasila Sebagai Sistem Etika
8.Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengamban Ilmu
9.Urgensi Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi
10.Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengambangan IPTEK
11.Pendidikan Anti Korupsi
hh
BAB II
PEMBAHASAN
MODUL 01

PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA

Mata kuliah Pendidikan Pancasila merupakan wadah bagi mahasiswa perguruan tinggi
semua jalur dan prodi untuk memfasilitasi terselenggaranya proses internalisasi nilai-nilai
luhur Pancasila yang membentuk jatidirinya sebagai bangsa Indonesia. Sebagaimana
dinyatakan dalam Materi Ajar Pendidikan Pancasila yang diterbitkan oleh Direktorat
Pendidikan Tinggi tahun 2013, dengan penyelenggaraan perkuliahan Pendidikan Pancasila di
Perguruan Tinggi, diharapkan dapat tercipta wahana pembelajaran bagi para mahasiswa
untuk secara akademik mengkaji, menganalisis, dan memecahkan masalah-masalah
pembangunan bangsa dan negara dalam perspektif nilai-nilai dasar Pancasila sebagai ideologi
dan dasar negara Republik Indonesia.

Tujuan Umum Pembelajaran


Selesai pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu berpikir tingkat tinggi, (HOTS atau
Higher Order Thinking Skills) dan memiliki kemampuan literasi, sikap kritis, kreatif, mampu
berkomunikasi dan berkolaborasi untuk memahami tentang konsep, rancangan dan substansi
perkuliahan Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi. Secara khusus, tujuan pembelajaran ini
adalah sebagai berikut :

1. Setelah membaca dan memelajari materi dan bahan ajar mahasiswa mampu
mendeskripsikan dan menganlisa konsep dan rancangan perkuliahan Pendidikan
Pancasila yang diselenggarakan di Universitas Langlangbuana dengan benar.
2. Setelah berdiskusi dalam kelompoknya tentang mahasiswa mampu menganalisa
keselarasan manfaat Pendidikan Pancasila bagi mahasiswa dengan tuntutan
kompetensi Abad 21 sesuai bidang profesinya dengan benar.
3. Setelah berdiskusi dengan teman sekelompoknya, mahasiswa mampu mengajukan
contoh perannya dalam mengatasi praktik korupsi di tempatnya bekerja kelak
dengan menerapkan nili-nilai Pancasila.

hh
Hirarki nilai-nilai Pancasila adalah sebagai berikut :
1. Nilai Dasar
1. Terdiri atas nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai Kemanusiaan yang adil dan
beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Terdapat pada Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, dan Penjelasan UUD NRI
Tahun 1945.
3. Harus dijabarkan konkret dalam Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945 dan semua
peraturan perundang-undangan pelaksanaannya.

2. Nilai Instrumental
Penjabaran nilai dasar Pancasila yang ada di dalam semua peraturan perundang-undangan
yang dibuat oleh lembaga lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif dari tingkat pusat
hingga daerah seperti UU dan Perda yang merupakan.

3. Nilai Praksis
Pejabaran nilai-nilai instrumental Pancasila yang diterapkan dalam kegiatan dan perilaku
penyelenggara pemerintahan, masyarakat dan seluruh komponen bangsa.

hh
MODUL 02

SEJARAH PANCASILA SEBELUM KEMERDEKAAN BANGSA


INDONESIA

A. Nilai-Nilai Pancasila Pada Kerajaan Kutai


Kerajaan Kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia dan se-Asia tenggara yang
bercorak Hindu. Kerajaan Kutai terletak di muara Kamam Kalimantan Timur di
Sungai Mahakam. Raja pertama dan sekaligus pendiri kerajaannya adalah raja
Kudungga. Raja Kudungga memiliki seorang anak yang bernama Aswawarman.
Aswawarman dijadikan raja oleh Kudungga. Setelah berpindah tangan, raja
Aswawarman memiliki tiga orang anak yang salah satunya bernama Mulawarman.

B. Nilai-nilai Pancasila yang terdapat pada Kerajaan Kutai :


1.Nilai Ketuhanan: Memeluk agama Hindu.
2.Nilai Kerakyatan: rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur.
3.Nilai Persatuan : wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh kawasan Kalimantan
Timur
4.Nilai-Nilai Pancasila Pada Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke VII, di bawah kekuasaan Wangsa Syailendra
dikenal sebagai Kerajaan Maritim yang mengadakan jalur perhubungan laut. Kerajaan
Sriwijaya berdiri pada abad ke VII, di bawah kekuasaan Wangsa Syailendra dikenal sebagai
Kerajaan Maritim yang mengadakan jalur perhubungan laut. Sistem perdagangan telah diatur
dengan baik, supaya rakyat mengalami kemudahan dalam pemasarannya.Sistem perdagangan
telah diatur dengan baik, supaya rakyat mengalami kemudahan dalam pemasarannya. sudah
ada bahan yang bertugas mengurus pajak, harta benda kerajaan, kerohanian yang menjadi
pengawas teknis pembangunan dan patung-patung suci sehingga kerajaan dapat menjalankan
sistem negaranya dengan nilai-nilai ketuhanan.

Cita-cita kesejahteraan bersama dalam suatu negara telah tercermin dalam Kerajaan
Sriwijaya sebagaimana tersebut dalam perkataan “ Marvuai Vannua Criwijaya Siddhayatra
Subhika” (suatu cita-cita negara yang adil dan makmur).

hh
Nilai-nilai Pancasila yang terdapat pada Kerajaan Sriwijaya :
1. Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya agama Budha dan Hindu. Yang
hidup berdampingan secara damai. Pada Kerajaan Sriwijaya terdapat pusat
kegiatan pembinaan dan pengembangan agama Budha.
2. Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India (Dinasti
Marsha). Pengiriman para pemuda untuk belajar ke India menunjukkan telah tumbuh
nilai-nilai politik luar negeri yang bebas aktif.
3. Nilai sila ketiga, sebagai Negara Maritim. Kerajaan Sriwijaya telah menerapkan
konsep Negara kepulauan sesuai dengan konsep wawasan nusantara.
4. Nilai sila keempat. Kerajaan Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang luas meliputi
Siam dan Semenanjung Melayu.
5. Nilai sila kelima, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan
sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur.

Nilai-Nilai Pancasila Pada Kerajaan Mataram Kuno


Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah bagian selatan, daerah intinya
disebut Bhumi Mataram dan ibukotanya Medang Kamulan. Raja merupakan pemimpin
tertinggi Kerajaan Medang. Sanjaya sebagai raja pertama memakai gelar Ratu. Pada zaman
itu istilah Ratu belum identik dengan kaum perempuan.

Faktor yang mendukung kebesaran Mataram Kuno adalah :


1. Memiliki raja yang arif dan bijaksana.

2. Adanya ikatan baik antara Raja dengan para Brahmana.

3. Wilayahnya subur.

4. Adanya toleransi antara pemeluk agama Hindu dan agama Buddha.

5. Menjalin hubungan baik dengan Kerajaan sekitar.

Nilai Pancasila yang terdapat pada Kerajaan Mataram Kuno :


1. Nilai Ketuhanan: memeluk agama Hindu dan Buddha.

2. Nilai kemanusiaan: menghargai agama lain.

3. Nilai persatuan : ingin mempersatukan mataram dan sekitarnya.


hh
MODUL 03

PANCASILA SEBAGAI KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA


SETELAH KEMERDEKAAN

Orde Lama 1945 – 1965


1. Perumusan Pancasila

2. Piagam Jakarta

a. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk


pemeluknya.
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

c. Persatuan Indonesia

d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Pemilu Pertama 1955

4. Badan Konstituante mulai bersidang 1956

5. Dekrit Presiden5 Juli 1959 yang berisi :

a. Penulisan Pancasila sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-


Undang Dasar 1945.
b. Penyelenggaraan negara seharusnya dilaksanakan sebagaimana amanat
Batang Tubuh UUD 1945.

c. Segera dibentuk MPRS dan DPAS.

d. Orde baru 1968 – 1998

e. Segera dibentuk MPRS dan DPAS.

f. Orde baru 1968 – 1998

g. Segera dibentuk MPRS dan DPAS.

h. Orde baru 1968 – 1998

hh
1. TAP No. II/MPR/1978 tentang P-4 (Ekaprasetia Pancakarsa) 1978.

2. Inpres No. 10/1978 yang berisi Penataran bagi Pegawai Negeri


Republik Indonesia.
3. Keppres No. 10/1979 tentang pembentukan BP-7 dari tingkat Pusat hingga Dati II.

4. Tap MPRS No XLIV/MPRS/1968 Soeharto Menjadi Presiden 27 Maret 1968.

5. Inpres No. 12/1968

6. Penulisan dan pembacaan Pancasila sesuai dengan yang tercantum


dalam Pembukaan UUD 1945.

Pancasila Dalam Orde Baru


1. Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan


dalam permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
6. Ketuhanan Yang Maha Esa.

7. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

8. Persatuan Indonesia.

9. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan


dalam permusyawaratan/perwakilan.
10. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

hh
MODUL 04

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan politik ketika
negara Indonesia didirikan. Ketika itu dalam rapat BPUPKI, Badan Penyelidik Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, berbagai gagasan tentang dasar negara
diajukan oleh ketiga tokoh perintis kemerdekaan RI Ir. Soekarno, Dr Soepomo, dan Mr.
Moh. Yamin. Gagasan itu kemudian mengkerucut menjadi Pancasila sebagaimana yang
sekarang kita terapkan secara resmi. Adapun makna Pancasila sebagai dasar negara,
yaitu:
1. Pancasila harus menjadi suasana kebatinan dari seluruh sistem hukum yang berlaku di
Indonesia.
2. Pancasila harus mendasari semua kegiatan berbangsa dan bernegara oleh
bangsa Indonesia.
3. Pancasila harus dipertahankan dan menjadi pegangan hidup selama negara dan
bangsa Indonesia eksis, sekalipun lingkungan kehidupan berubah dan berkembang.
4. Pancasila harus menjadi jatidiri bangsa.

Empat Nilai Dasar Bangsa Indonesia


1. Pancasila.
2. UUD
3. Bhineka Tunggal Ika.

Dinamika Pancasila
Dinamika adalah adalah gerak kehidupan masyarakat secara terus-menerus yang
menimbulkan perubahan dalam tata kehidupan masyarakat itu sendiri. Dinamika Pancasila
hanya dimungkinkan jika ada daya refleksi yang mendalam dan keterbukaan yang matang
untuk menyerap, menghargai dan memilih nilai-nilai hidup yang tepat dan baik untuk
menjadi pandangan hidup bangsa bagi kelestarian hidupnya di masa mendatang. Penerapan
dan penolakan terhadap nilai budaya luar tersebut berdasar pada relevansinya. Dalam konteks
hubungan internasional, dapat terjadi pengaruh dua arah, kebudayaan luar mempengaruhi
Pancasila, tetapi sebaliknya Pancasila juga bisa ditawarkan untuk mempengaruhi dan
menyokong perkembangan budaya asing.

hh
Dua Tantangan Pancasila
1. Tantangan Konseptual adalah memahami dan merumuskan secara jernih serta
menyepakati bersama secara sungguh-sungguh tentang kandungan nilai-nilai dasar
setiap sila maupun Pancasila secara keseluruhan dan utuh.
2. Tantangan kelembagaan adalah menuangkannya ke dalam sistem politik, sistem
kenegaraan, dan sistem hukum sehingga terimplementasikan secara nyata dalam
menjawab tantangan kita sebagai bangsa yang hendak mewujudkan cita-cita
kemerdekaan.

Pancasila dan Perkembangan Zaman


Pancasila adalah falsafah bangsa, oleh karena itu nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya tidak bergantung pada ruang dan waktu. Artinya:
1. Nilai-nilai Pancasila harus tetap dipegang dan diterapkan oleh semua orang
menyatakan dirinya sebagai bangsa Indonesia, di mana saja dan kapan
saja.
2. Nilai-nilai Pancasila tetap relevan dan tetap dipegang teguh termasuk ketika
menghadapi tantangan global di era milenial.

Diantara ciri era globalisasi adalah :


1. Perkembangan yang cepat dan tak terduga.

2. Batasan-batasan antar negara menjadi semakin abstrak.

3. Telekomunikasi didasari oleh teknologi digital berkembang dengan cepat.

4. Kerjasama dalam persaingan perdagangan.

5. Pengaruh kebudayaan dan ideology dari luar dengan deras menerpa semua bangsa
termasuk Indonesia.
6. Menguatnya aspirasi penerapan HAM dan Demokrasi.

Peran Pancasila dalam menghadapi era globalisasi adalah sebagai berikut :


1. Terpaan ideology dan budaya asing berpotensi melunturkan kebudayaan dan ideology
nasional bangsa Indonesia.

hh
MODUL 05

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI

Secara ilmu bahasa kata ideologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu idea yang artinya
gagasan, konsep, ide-ide dasar, pengetahuan dasar atau cita-cita dan logos yang artinya
pengetahuan. Jadi Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-gagasan,
pengetahuan tentang ide-ide atau cita-cita. Menurut KBBI ideologi adalah sebagai kumpulan
konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan
untuk kelangsungan hidup. Ideologi adalah cara berpikir seseorang atau suatu golongan.
Adapun beberapa pengertian ideologi menurut beberapa ahli :
1. Antoine Destutt de Tracy: Ideologi yaitu ‘science of ideas’, suatu gagasan yang
diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat
Perancis (Disdik Pora, Buleleng, 2016).
2. Menurut Descartes: Ideologi sebagai sebuah inti darii semua pemikiran pada manusia.

3. Menurut A.S. Hornby: Ideologi adalah seperangkat gagasan yang membentuk


landasan teori ekonomi dan politik atau yang dipegangi oleh seorang atau sekelompok
orang.
4. Menurut Thomas H: Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi
kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan mengatur rakyatnya.
5. Menurut Alfian: Ideologi adalah suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh
dan mendalam tentang bagaimana cara yang sebaiknya, yaitu secara moral dianggap
benar dan adil, mengatur tingkah laku bersama dalam berbagai segi kehidupan.
6. Menurut Drs.Moerdiono: Ideologi berarti sistem gagasan yang mensistematisasikan
seluruh pemikiran mengenai kehidupan ini dan melengkapinya dengan sarana serta
kebijakan dan strategi dengan tujuan menyesuaikan keadaan nyata dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam filsafat yang menjadi induknya.
7. Menurut Frans Magnis Suseno: Ideologi adalah keseluruhan sistem berpikir dan
sikap dasar rohaniah sebuah gerakan, kelompok sosial atau individu.

Makna Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat menyeluruh dan mendalam yang
dimiliki dan dipegang oleh seseorang atau suatu masyarakat sebagai wawasan atau
pandangan hidup mereka. Melalui rangkaian nilai itu mereka mengetahui bagaimana cara

hh
yang paling baik, yaitu secara moral atau normatif dianggap benar dan adil, dalam bersikap
dan bertingkah laku untuk memelihara, mempertahankan, membangun kehidupan duniawi
bersama dengan berbagai dimensinya.
Ideologi menjadi salah satu cara berpikir seseorang atau golongan tertentu. Dengan
begitu, ideologi dapat menjadi paham, teori, dan tujuan yang merupakan satu program sosial
politik. Sebenarnya, tujuan utama di balik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan
melalui proses pemikiran normatif dalam negara. Ramalan Surbakti mengemukakan
Ideologi secara fungsional ini digolongkan menjadi dua tipe, yaitu :
1. Ideologi yang doktriner dimana ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi itu
dirumuskan secara sistematis dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh aparat
partai atau aparat pemerintah. Sebagai contohnya adalah komunisme.
2. Ideologi yang pragmatis apabila ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi
tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan terinci namun dirumuskan secara
umum hanya prinsip-prinsipnya.

Sebagai ideologi negara Pancasila berfungsi sebagai :


1. Cita-cita normatif penyelenggaraan bernegara, nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila adalah nilai-nilai yang disepakati bersama.
2. Pandangan cara hidup bernegara yang diantaranya dapat menumbuhkan jiwa
bela negara yaitu patriotisme dan nasionalisme.
3. Sarana pemersatu bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai golongan, membimbing
dan mengarahkan bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan kemerdekaan.
4. Pedoman bangsa Indonesia dan masyarakat yang hidup didalamnya dalam
memperkuat identitasnya untuk menapis ideologi-ideologi asing dapat masuk ke
Indonesia dan melunturkan kepribadian bangsa dan nilai-nilai Pancasila

Aliran Ideologi Kiri dan Kanan


Dalam politik sebuah ideologi, partai maupun posisi politik dapat diklasifikasikan
dengan istilah kiri dan kanan. Istilah ini berasal dari pengaturan tempat duduk legislatif
pada masa Revolusi Prancis. Saat itu kaum republik yang menentang Ancien Régime
biasanya disebut sebagai kelompok kiri karena mereka duduk di sisi kiri dari dewan
legislatif dimana sayap kiri dianggap sebagai partai gerakan dan sayap kanan sebagai partai
keteraturan. Tetapi pedoman ini sudah tidak berlaku dan karena itu makna istilahnya pun

hh
telah berubah sesuai dengan gagasan dan sikap yang diperbandingkan dan sudut pandang si
pembicara. Adapun pengertian aliran ideologi sayap kiri dan kanan :

1. Aliran idegologi sayap kiri dalam politik biasanya mengacu kepada kelompok yang
dihubungkan dengan aliran sosialis atau demokrasi sosial. Biasanya juga dianggap
sebagai lawan dari sayap kanan. Pada umumnya sayap kiri diasosiasikan dengan ide-
ide seperti kebebasan, persamaan derajat, solidaritas, pembelaan hak-hak, perjuangan
sosial, reformasi dan internasionalisme. Dan komunisme maupun filsafat marxisme
sering kali dianggap sebagai bentuk radikal dari politik sayap kiri.
Namun banyak golongan sayap kiri yang menolak bila mereka dihubungkan dengan
komunisme bahkan dengan anarkisme. Contoh ideologi sayap kiri di antara lain
Komunisme., Sosialisme., Anarkisme., Progresivisme. Adapun isu-isu ideologi sayap
kiri :

1. Antiglobalisasi

2. Antikapitalisme

3. Egalitarianisme

4. Feminisme

5. Lingkungan hidup

6. Gerakan buruh

7. Demokrasi

2. Aliran idegologi sayap kiri adalah istilah yang mengacu kepada segmen spektrum
politik yang biasanya dihubungkan dengan konservatisme, liberalisme klasik,
kelompok kanan agama, atau sekadar lawan dari politik sayap kiri. Ideologi sayap
kanan diasosiasikan dengan ide-ide seperti hirarki, keteraturan, kewajiban, tradisi,
nasionalisme, dan mematuhi pihak berwenang. Contoh ideologi sayap kanan diantara
lain Liberalisme, Monarkisme, Nazisme, Kolonialisme, Koservatisme. Adapun isu-
isu ideologi sayap kiri :

1. Globalisasi.

2. Kapitalisme.

hh
MODUL 06

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia, yang terdiri dari dua kata philein
yang berarti mencitai dan sophia berarti kebijaksanaan. Philosophia berarti cinta atau
kebijaksanaan atau conta kebenaran. Pancasila dikatakan sebagai filsafa karena Pancasila
merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the founding fathers
Indonesia, yang dituangkan dalam suatu sistem. Adapun pengertian filsafat menurut para
ahli:

1. W.J.S Poerwadarminta : Filsafat merupakan pengetahuan dan penyelidikan dengan


akal budi mengenai sebab-sebab, asas-asas hukum dan sebagainya daripada segala
yang ada dalam alam semesta ataupun mengetahui kebenaran dan arti adanya
sesuatu.
2. Bertrand Russel : Filsafat adalah suatu usaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
terakhir, tidak secara dangkal atau dogmatis seperti yang kita lakukan dalam
kehidupan sehari-hari dan bahkan dalam ilmu pengetahuan, akan tetapi, secara kritis.
3. Immanuel Kant : Filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang menjadi pokok pangkal dan
puncak segala pengetahuan.

Pancasila dikatakan sebagai filsafat karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa
yang mendalam yang dilakukan oleh the founding fathers Indonesia yang dituangkan dalam
suatu sistem. Ciri Pancasila sebagai filsafat menurut Laman Gunadarma adalah Pancasila
merupakan sistem filsafat karena memenuhi ciri-ciri berpikir kefilsafatan, yaitu:

1. Bersifat koheren: Berhubungan satu sama lain dan tidak mengandung pernyataan
yang saling bertentangan. Meskipun berbeda tetap saling melengkapi dan tiap
bagian mempunyai fungsi dan kedudukan tersendiri.
2. Bersifat menyeluruh: Pancasila dapat mewadahi semua kehidupan dan dinamika
masyarakat di Indonesia.
3. Bersifat mendasar: Pancasila dirumuskan berdasarkan inti mutlak tata kehidupan
manusia untuk menghadapi diri sendiri, sesama manusia, dan Tuhan dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
4. Bersifat spekulatif: Pancasila sebagai dasar negara pada mulanya merupakan buah
pikir dari tokoh-tokoh kenegaraan, yang kemudian dibuktikan kebenarannya melalui
rangkaian diskusi dan dialog panjang dalam sidang BPUPKI dan PPKI.
hh
MODUL 07

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

Etik atau Etika dapat diartikan sebagai kesantunan umum atau moral yang berlaku
secara umum dalam berbuat. Etika secara filosofis artinya berbicara tentang apa yang
harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan, tentang yang baik atau yang buruk untuk
dilakukan. Oleh sebab itu, etika berkaitan dengan penilaian akan sesuatu apakah baik atau
buruk. Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila
untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di
Indonesia. Pancasila yang berfungsi sebagai sistem etika disamping merupakan way of
life bangsa Indonesia, juga merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk
memberikan tuntunan atau panduan kepada setiap warga negara Indonesia dalam bersikap
dan bertingkah laku. Etika Pancasila Sebagai Etika Keutamaan itu lebih dekat pada
pengertian etika keutamaan atau etika kebajikan. Etika keutamaan lebih dominan karena
etika Pancasila tercermin dalam empat tabiat saleh yaitu:

1. Kebijaksanaan.

2. Kesederhanaan.

3. Keteguhan.

4. Keadilan.

Dinamika Dan Tantangan Pancasila Sebagai Sistem Etika


Sejak terjadinya krisis multidimensi, muncul ancaman yang serius terhadap persatuan
dan kesatuan bangsa dan terjadinya kemunduran dalam pelaksanaan etika politik, yang
melatarbelakangi lahirnya TAP MPR no. VI tahun 2001 tentang etika kehidupan berbangsa.
Krisis multidimensi mengakibatkan terjadinya konflik sosial yang berkepanjangan
demonstrasi di mana-mana, munculnya keinginan rakyat untuk integrasi bangsa, dan lain-
lain. Esensi Pancasila sebagai sistem etika :

1. Hakikat Sila Ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia bahwa Tuhan
sebagai penjamin prinsip-prinsip moral.
2. Hakikat Sila Kemanusiaan terletak pada actus humanus, yaitu tindakan manusia
yang mengandung implikasi dan konsekuensi moral yang dibedakan dengan actus
homini, yaitu tindakan manusia yang biasa.
hh
3. Hakikat Sila Persatuan terletak pada kesediaan untuk hidup bersama sebagai warga
bangsa yang mementingkan masalah bangsa di atas kepentingan individu antar
kelompok.
4. Hakikat Sila Kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah untuk mufakat.

5. Hakikat Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia merupakan perwujudan
dari sistem etika yang tidak menekankan pada kewajiban semata atau menekankan
pada tujuan belaka tetapi lebih menonjolkan keutamaan yang terkandung dalam nilai
keadilan itu sendiri.

Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika


1. Meletakkan sila-sila Pancasila sebagai sistem etika berarti menempatkan Pancasila
sebagai sumber moral dan inspirasi bagi penentu sikap, tindakan, dan keputusan yang
diambil setiap warga negara.
2. Pancasila sebagai sistem etika memberi guidance (petunjuk/pedoman) bagi setiap
warga negara sehingga memiliki orientasi yang jelas dalam tata pergaulan baik
lokal, nasional, regional, maupun internasional.
3. Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi dasar analisis bagi berbagai
kebijakan yang dibuat oleh penyelenggara negara sehingga tidak keluar dari
semangat negara kebangsaan yang berjiwa pancasilais.
4. Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi filter untuk menyaring pluralitas nilai
yang berkembang dalam kehidupan masyarakat sebagai dampak globalisasi yang
memengaruhi pemikiran warga negara.

hh
MODUL 08

PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU

Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat mengacu pada
beberapa jenis pemahaman:

1. Bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang dikembangkan di


Indonesia harus tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila.
2. Bahwa setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai-nilai
Pancasila sebagai faktor internal pengembangan iptek itu sendiri.
3. Bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan
iptek di Indonesia, artinya mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara
berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia.
4. Bahwa setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa
Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah indegenisasi ilmu
(mempribumikan ilmu).
Keempat pengertian Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu tersebut di atas
mengandung konsekuensi yang berbeda-beda:

1. Pengertian pertama bahwa iptek tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang


terkandung dalam Pancasila, mengandung asumsi bahwa iptek itu sendiri berkembang
secara otonom, kemudian dalam perjalanannya dilakukan adaptasi dengan nilai-nilai
Pancasila.
2. Pengertian kedua bahwa setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus
menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal, mengandaikan bahwa sejak
awal pengembangan iptek sudah harus melibatkan nilai-nilai Pancasila. Namun,
keterlibatan nilai-nilai Pancasila ada dalam posisi tarik ulur, artinya ilmuwan dapat
mempertimbangkan sebatas yang mereka anggap layak untuk dilibatkan.
3. Pengertian ketiga bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi
pengembangan iptek, mengasumsikan bahwa ada aturan main yang harus disepakati
oleh para ilmuwan sebelum ilmu itu dikembangkan. Namun, tidak ada jaminan bahwa
aturan main itu akan terus ditaati dalam perjalanan pengembangan iptek itu sendiri.
Sebab ketika iptek terus berkembang, aturan main seharusnya terus mengawal dan
hh
membayangi agar tidak terjadi kesenjangan antara pengembangan iptek dan aturan
main.

4. Pengertian keempat yang menempatkan bahwa setiap pengembangan iptek harus


berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri sebagai proses
indegenisasi ilmu, mengandaikan bahwa Pancasila bukan hanya sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu, tetapi sudah menjadi paradigma ilmu yang berkembang di
Indonesia. Untuk itu, diperlukan penjabaran yang lebih rinci dan pembicaraan di
kalangan intelektual Indonesia, sejauh mana nilai-nilai Pancasila selalu menjadi
bahan pertimbangan bagi keputusan-keputusan ilmiah yang diambil.

Pentingnya Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu dapat ditelusuri ke dalam hal-hal
sebagai berikut:

1. Pertama pluralitas nilai yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia


dewasa ini seiring dengan kemajuan iptek menimbulkan perubahan dalam cara
pandang manusia tentang kehidupan. Hal ini membutuhkan renungan dan refleksi
yang mendalam agar bangsa Indonesia tidak terjerumus ke dalam penentuan
keputusan nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.

2. Kedua dampak negatif yang ditimbulkan kemajuan iptek terhadap lingkungan hidup
berada dalam titik nadir/rendah yang membahayakan eksistensi hidup manusia di
masa yang akan datang. Oleh karena itu, diperlukan tuntunan moral bagi para
ilmuwan dalam pengembangan iptek di Indonesia.

3. Ketiga perkembangan iptek yang didominasi negara-negara Barat dengan politik global
ikut mengancam nilai-nilai khas dalam kehidupan bangsa Indonesia, seperti
spiritualitas, gotong royong, solidaritas, musyawarah, dan cita rasa keadilan. Oleh
karena itu, diperlukan orientasi yang jelas untuk menyaring dan menangkal pengaruh
nilai-nilai global yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia.

hh
hh
4. Kedua dampak negatif yang ditimbulkan kemajuan iptek terhadap lingkungan hidup
berada dalam titik nadir/rendah yang membahayakan eksistensi hidup manusia di
masa yang akan datang. Oleh karena itu, diperlukan tuntunan moral bagi para
ilmuwan dalam pengembangan iptek di Indonesia.
5. Ketiga perkembangan iptek yang didominasi negara-negara Barat dengan politik
global ikut mengancam nilai-nilai khas dalam kehidupan bangsa Indonesia, seperti
spiritualitas, gotong royong, solidaritas, musyawarah, dan cita rasa keadilan. Oleh
karena itu, diperlukan orientasi yang jelas untuk menyaring dan menangkal pengaruh
nilai-nilai global yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia.

Kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional menurut Syahrial Syarbaini


harus memperhatikan konsep-konsep sebagai berikut :

1. Pancasila harus menjadi kerangka kognitif dalam identifikasi diri sebagai bangsa.

2. Pancasila sebagai landasan pembangunan nasional, perubahan yang terjadi dalam


masyarakat dan bangsa.
3. Pancasila merupakan arah pembangunan nasional, proses pembangunan nasional
tidak terlepas dari kontrol nilai-nilai Pancasila.
4. Pancasila merupakan etos pembangunan nasional, untuk mewujudkan visi bangsa
Indonesia masa depan diciptakan misi pengamalan Pancasila secara konsisten
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
5. Pancasila sebagai moral pembangunan yang menjadi tolak ukur dalam melaksanakan
pembangunan nasional, baik dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan, maupun dalam evaluasinya.

Esensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

1. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa yang memberikan kesadaran bahwa
manusia hidup di dunia ibarat sedang menempuh ujian dan hasil ujian akan
menentukan kehidupannya yang abadi di akhirat nanti.
2. Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, memberikan arahan baik bersifat
universal maupun khas terhadap ilmuwan dan ahli teknik di Indonesia.
3. Sila ketiga, Persatuan Indonesia, memberikan landasan esensial bagi kelangsungan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Untuk itu, ilmuwan dan ahli teknik
Indonesia perlu menjunjung tinggi asas Persatuan Indonesia dalam tugas-tugas

hh
profesionalnya.

hh
MODUL 09

URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA DI PERGURUAN TINGGI

Dasar, Fungsi, dan Tujuan Sistem Pendidikan Nasional


Dalam Pasal 2 : Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Pasal 3 : Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Makna Pendidikan Pancasila dapat dimaknai sebagai wahana untuk mengembangkan
dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia
yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari
peserta didik baik sebagai individu, maupun sebagai anggota masyarakat dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Peraturan Pemerintah Tentang Pendidikan Tinggi
no 60 Tahun 1999 bertujuan untuk :
1. menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dana kesenian.
2. mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan /atau
kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf
kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

TRI DHARMA Perguruan Tinggi Indonesia


Tri berarti tiga dan Dharma berarti kewajiban. Maka Tri Dharma adalah tiga kewajiban
yang ada dalam perguruan tinggi. Tiga kewajiban yang dimaksud adalah :

1. Pendidikan dan pengajaran

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara. Tanpa proses pendidikan dan pengajaran yang baik,
hh
tentunya akan sulit dihasilkan SDM Nasional yang unggul dan berjiwa bela negara
yang kuat. Tentu saja ini akan berdampak kepada proses pembangunan dan
mempertahankan eksistensi bangsa dan negara.

2. Penelitian dan Pengembangan

Pada umumnya, negara-negara maju yang ada di dunia, memiliki kultur


penelitian dan pengembangan yang sangat tinggi. Perkembangan teknologi yang
sangat cepat, inovasi baru, dan bahkan produk-produk penyelesaian masalah yang
mutakhir, lahir dari penelitian dan pengembangan. Research and development adalah
hal yang harus senantiasa dilakukan oleh bangsa ini jika ingin maju dan berkembang.
Melaksanakan penelitian dan pengembangan, tentunya akan berdampak kepada
majunya ekonomi, pendidikan, sosial, dan sektor-sektor lainnya di masyarakat.

Dosen dan mahasiswa yang dibentuk oleh kultur kampus berbasis pada
penelitian dan pengembangan yang akan menghasilkan SDM yang cerdas, kritis,
kreatif, dan tidak sekedar bekerja ketika nanti berada di lapangan karirnya. Artinya,
anda kelak harus menjadi agent of change, social control, pemimpin masa depan
yang memiliki kemampuan untuk memberikan solusi atas berbagai masalah. Oleh
sebab itu, mahasiswa perguruan tinggi harus menjadikan dirinya sebagai orang-orang
yang dididik di kampus dan terbiasa membuat penelitian, laporan, melaksanakan
tugas sesuai dengan ilmu yang dipahami, tidak hanya sekedar mengikuti kebiasaan
saja.

3. Pengabdian kepada masyarakat

Ilmu yang bermanfaat tentunya bukan hanya ilmu yang disimpan untuk diri
sendiri atau sekedar disimpan dalam pikiran kita, melainkan ilmu yang diamalkan
sesuai fungsinya dan memberikan manfaat untuk orang banyak. Dalam undang-
undang pendidikan tinggi disebutkan bahwa pengabdian kepada masyarakat adalah
kegiatan sivitas akademika yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Anda bisa memulai kegiatan pengabdian masyarakat dengan menjadi relawan
dalam suatu kegiatan sosial, KKN, dan lain sebagainya.

hh
MODUL 10

PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU


PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

Konsep dan Konsekuensi Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan IPTEK


1. Bahwa setiap iptekyang dikembangkan di Indonesia harus tidak bertentangan
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
2. Bahwa setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai-nilai
Pancasila sebagai faktor internal pengembangan iptek itu sendiri.
3. Bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan
iptek di Indonesia, artinya mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara
berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia.
4. Bahwa setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa
Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah indegenisasi ilmu
(mempribumikan ilmu).

Pentingnya Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu


1. Agar Pancasila menjadi sumber nilai, kerangka berpikir dan basis moralitas bagi
pengembangan iptek.
2. Agar bangsa Indonesia tidak terjerumus ke dalam penentuan keputusan nilai
yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
3. Agar dampak negatif yang ditimbulkan kemajuan Iptek terhadap lingkungan dan
eksistensi kehidupan manusia di masa mendatang dapat ditekan sehingga seminimal
mungkin.
4. Agar perkembangan iptek yang didominasi negara-negara Barat dengan politik global
yang mengandung diantara nilai-nilai tidak sesuai dan mengancam nilai-nilai khas
dalam kehidupan bangsa Indonesia dapat tersaring dan tertangkal sehingga teradopsi
dan teradaptasi sesuai dengan nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia.

hh
Peran Nilai Dasar Pancasila Dalam Pengembangan IPTEK
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa :

Iptek tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, dibuktikan, dan diciptakan,
tetapi juga dipertimbangkan maksudnya dan akibatnya apakah merugikan manusia
dengan sekitarnya. Dengan demikian pengembangan Iptek menempatkan manusia di
alam semesta bukan sebagai pusatnya melainkan sebagai bagian yang sistematik dari
alam yang diolahnya.
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab :

Iptek adalah bagian dari proses budaya manusia yang beradab dan bermoral.
Oleh sebab itu, pembangunan iptek harus didasarkan pada hakikat tujuan demi
kesejahteraan serta peningkatan harkat dan martabat umat manusia, bukan
menjadikan manusia sebagai makhluk yang angkuh dan sombong akibat dari
penggunaan iptek.
3. Sila Persatuan Indonesia :

Iptek harus dapat dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan
bangsa dan selanjutnya dapat dikembangkan dalam hubungan manusia
Indonesia dengan masyarakat internasional.
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan :
Setiap ilmuwan haruslah memiliki kebebasan untuk mengembangkan Iptek tetapi
juga harus menghormati dan menghargai kebebasan orang lain, memiliki sikap yang
terbuka untuk dikritik, dikaji ulang, maupun dibandingkan dengan penemuan teori
lainnya.
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia:

Kemajuan iptek harus dapat menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan


kemanusiaan, yaitu dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, manusia dengan
Tuhannya, manusia dengan manusia lain, dengan bangsa dan negara, dengan
alam lingkungannya.

hh
MODUL 11

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

Secara etimologi berasal dari bahasa latin corrumpere, corruptio, corruptus yang
bermakna menghancurkan. Secara terminologi,korupsi artinya menerima uang sogok,
menyelewengkan uang atau barang milik perusahaan atau negara, menerima uang dengan
menggunakan jabatan untuk kepentingan pribadi. Merujuk kepada kedua pengertian tersebut
dapat dinyatakan bahwa korupsi adalah tindakan penyalahgunaan kekuasaan untuk
kepentingan pribadi yang dapat merugikan orang lain ataupun menghancurkan negara. Orang
yang melakukan korupsi disebut dengan koruptor. Adapun definisi korupsi menurut beberapa
pakar :

1. David M. Chalmers berpendapat bahwa korupsi adalah tindakan-tindakan manipulasi


dan keputusan mengenai keuangan yang membahayakan ekonomi.
2. Transparency International, korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan (a misuse of
power), kekuasaan yang dipercayakan (a power that is entrusted), dan keuntungan
pribadi (a private benefit) baik sebagai pribadi, anggota keluarga, maupun kerabat
dekat lainnya.
3. Syed Husein Alatas berpendapat bahwa korupsi adalah tindakan yang meliputi
penyuapan (bribery), pemerasan (extortion) dan nepotisme.

Teori GONE Tentang Perilaku Korupsi

Teori yang juga membahas mengenai prilaku korupsi dengan baik di hadirkan oleh Jack
Bologne (Bologne : 2006), yang dikenal dengan teori GONE. GONE adalah singkatan dari
Greeds (keserakahan), Opportunities (kesempatan), Needs (kebutuhan) dan Exposure
(pengungkapan). GONE terkait dengan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kecurangan
atau korupsi yang meliputi.
Faktor-faktor Penyebab Korupsi :
1. Aspek Perilaku Individu :
a. Sifat tamak manusia.
b Moral yang kurang kuat menghadapi godaan.
c. Gaya hidup konsumtif.
d.Tidak mau atau malas bekerja keras

hh
Faktor eksternal :
1. Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi.

2. Aspek ekonomi.

3. Aspek politik.

4. Aspek organisasi.

Dampak Korupsi meliputi :


1. Dampak korupsi pada tatanan masyarakat, yaitu :

a. Menurunnya kualitas taraf hidup rakyat.

b. Sulitnya masyarakat memperoleh pendapatan ekonomi.

c. Meningginya pola pengeluaran masyarakat.

d. Tingkat kesehatan masyarakat semakin buruk.

e. Menurunnya kinerja sektor produksi,distribusi,dan industri.

2. Dampak korupsi pada tatanan negara,yaitu :

a. Merosotnya pertumbuhan ekonomi nasional.

b. Semakin tinggi tingkat inflasi.

c. Semakin rendahnya kinerja investasi nasional.

d. Nilai tukar mata uang rupiah merosot.

e. Semakin rendahnya kinerja perbankan nasional.

Hambatan Penanganan Korupsi meliputi :


1. Hambatan Struktural bersumber dari praktik-praktik penyelenggaraan negara
dan pemerintahan.

2. Hambatan Cultural bersumber dari kebiasaan negatif yang berkembang di masyarakat.


3. Hambatan Instrumental bersumber dari kurangnya instrumen pendukung dalam bentuk
peraturan perundang-undangan.

4. Hambatan Manajemen bersumber dari diabaikannya prinsip-prinsip manajemen yang baik.

hh
Empat Akar Halangan Besar Pemberantasan Korupsi :
1. Opportunity berkaitan dengan sistem yang memberi lubang terjadinya korupsi.
2. Sistem pengawasan yang tidak ketat memungkinkan orang akan mudah memanipulasi
angka dan berlaku curang.
3. Sikap mental yang tidak pernah merasa cukup dan selalu memiliki kebutuhan yang
tak pernah usai.
4. Undang-undang yang berkaitan dengan hukuman pada pelaku korupsi yang rendah

Anti Korupsi adalah semua tindakan yang melawan, memberantas, menentang, dan
mencegah korupsi. Pendidikan Anti Korupsi adalah upaya memberikan pemahaman dan
penanaman nilai-nilai kepada peserta didik agar berperilaku anti korupsi. Pentingnya
Pendidikan Anti-korupsi :

1. Memahami pengetahuan tentang korupsi dan upaya pemberantasannya.

2. Menerapkan nilai-nilai anti korupsi dalam dirinya.

Tujuan mata kuliah anti korupsi untuk membangun budaya anti korupsi di kalangan
mahasiswa dengan memberikan pengetahuan tentang korupsi dan pemberantasannya,
menanamkan nilai-nilai anti korupsi, dan menyiapkan mahasiswa sebagai agent of change
bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang bersih dan bebas dari korupsi. Serta peran
mahasiswa dalam pemberantasan korupsi :

1. Menjaga diri dan komunitas mahasiswa bersih dari korupsi dan perilaku koruptif.

2. Membangun dan memelihara gerakan anti korupsi.

hh
PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA

Pemberantasan tindak pidana korupsi adalah serangkaian tindakan untuk mencegah dan
memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan,
penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan, dengan peran serta masyarakat
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dari pengertian pemberantasan
tindak pidana korupsi ini ada tiga hal yang perlu digarisbawahi yaitu mencegah, memberantas
dalam arti menindak pelaku korupsi dan peran serta masyarakat.
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) adalah Pengadilan Khusus yang berada di
lingkungan Peradilan Umum. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi merupakan satu-satunya
pengadilan yang berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara tindak pidana
korupsi. Ada lapas Sukamiskin yang merupakan lapas khusus yang diperuntukkan bagi napi
terkait kasus korupsi. Adapun beberapa strategi dalam memberantas korupsi :

1. Pencegahan bertujuan untuk mempersempit peluang terjadinya tipikor pada tata-


kepemerintahan dan masyarakat menyangkut pelayanan publik maupun
penanganan perkara yang bersih dari korupsi.
2. Penegakan Hukum bertujuan untuk penuntasan kasus tipikor secara konsisten
dan sesuai hukum positif yang berlaku demi memulihkan kepercayaan
masyarakat terhadap penegakan hukum yang berkeadilan dan transparan.
3. Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan bertujuan untuk menyusun dan merevisi
peraturan perundang-undangan anti korupsi di bidang tipikor maupun di bidang
strategis lain yang berpotensi membuka peluang korupsi, agar tercipta tatanan
regulasi yang harmonis dan memadai bagi PPK.
4. Kerjasama Internasional dan Penyelamatan Aset Hasil Tipikor bertujuan untuk
meningkatkan pengembalian aset untuk mengganti kerugian negara yangditempuh
melalui peningkatan kerjasama internasional dalam rangka Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi (PPK), khususnya dengan pengajuan bantuan timbal-balik
masalah pidana, peningkatan koordinasi intensif antar lembaga penegak hukum,
serta peningkatan kapasitas aparat lembaga penegak hukum.
5. Pendidikan dan Budaya Antikorupsi bertujuan untuk memperkuat setiap individu
dalam mengambil keputusan yang etis dan berintegritas, selain juga untuk
menciptakan budaya zero tolerance terhadap korupsi. Masyarakat diharapkan menjadi
pelaku aktif pencegahan dan pemberantasan korupsi sehingga mampu memengaruhi
keputusan yang etis dan berintegritas di lingkungannya, lebih luas dari dirinya
sendiri.

hh
6. Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan Pemberantasan Korupsi bertujuan untuk
memastikan ketersediaan laporan rutin dan informasi terkait dan berkontribusi aktif
melaporkan kinerja dan pencapaian yang telah, tengah, dan akan dilaksanakan secara
rutin serta melaporkan dan mepublikasikan usaha-usaha yang telah, tengah, dan akan
dilaksanakan.

Unsur-Unsur Tindak Pidana Korupsi


1. Setiap orang yang melawan hukum.

2. Memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi.

3. Dapat merugikan keuangan negara.

Rumusan Tindak Pidana Korupsi


Tindak pidana korupsi di Indonesia diatur melalui Undang-Undang No. 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan UU No. 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan atas UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana. Korupsi dalam
Pasal 2 ayat (1) disebutkan bahwa “setiap orang yang secara melawan hukum melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

Pemanfaatan Kemajuan Teknologi Informasi Dalam Pemberantasan Korupsi


1. Kemajuan teknologi informasi sudah banyak membantu KPK dalam melakukan
tugas-tugasnya. Dari mulai gedung KPK yang dirancang sebagai smart building,
paper-less information system yang diberlakukan sebagai mekanisme komunikasi
internal di KPK, dan program-program kampanye serta pendidikan antikorupsi KPK.
2. Dalam meningkatkan peran serta masyarakat, informasi elektronik sangat dibutuhkan
agar informasi yang disampaikan dapat lebih cepat diterima, lebih luas sebarannya,
dan lebih lama penyimpanannya.
3. KPK juga telah mengadakan berbagai lomba bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat
yang antara lain berupa lomba PSA antikorupsi, lomba film pendek antikorupsi,
lomba poster, dan lomba-lomba lainnya.

hh
Penyadapan Informasi Sebagai Penerapan Teknologi Dalam PPK
Keputusan untuk melakukan penyadapan didasarkan pada kebutuhan untuk
memperkuat alat bukti dalam kegiatan penyelidikan. Penyelidikan itu sendiri dilakukan
setelah kegiatan pengumpulan data dan keterangan dilakukan setelah ditemukan indikasi
tindak pidana korupsi. Dengan demikian, penyadapan bukan merupakan langkah pertama
yang dilakukan untuk mendapatkan bukti adanya suatu tindak pidana korupsi.

Penyadapan diatur dalam Pasal 26 UU No. 31/1999 jo UU No. 20/2001 serta pasal 12 butir a UU
No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Peraturan
Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 11/PER/M.KOMINFO/02/2006 tentang Teknis
Penyadapan Terhadap Informasi. Karena itu KPK melakukan penyadapan sesuai aturan yang
ada dan dilakukan dengan tanggung jawab, profesionalisme, dan kehati-hatian ekstra.

Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK


Operasi tangkap tangan yang dilakukan KPK merupakan upaya pemberantasan korupsi
melalui sebuah operasi rahasia (silent operation), dan terstruktur guna menangkap basah
pelaku saat melakukan tindak korupsi. Menurut Pasal 1 butir 19 KUHAP setidaknya
tertangkap tangan bisa diartikan tertangkapnya seorang pada waktu sedang melakukan tindak
pidana, atau dengan segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan, atau sesaat
kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang melakukannya. Adapun unsur-
unsur OTT KPK :

1. Ada orang yang tertangkap.

2. Orang itu tertangkap saat sedang melakukan tindak pidana.

3. Si pelaku tertangkap beberapa saat kemudian setelah melakukan tindak pidana itu.

4. Atau si pelaku ketika sedang melakukan perbuatan tindak pidana terlihat


oleh khalayak ramai.
5. Atau ditemukan benda yang diduga keras telah digunakan untuk melakukan tindak
pidana dan/atau barang bukti hasil kejahatannya.

hh
MODUL 12

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN DI


MASYARAKAT

Sila pertama : KETUHANAN YANG MAHA ESA. Contohnya :


1. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta hidup rukun meskipun
beda agama.
2. Tidak mengganggu orang lain yang sedang beribadah.

Sila kedua : KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB. Contohnya :


1. Mengakui persaman derajat , persamaan hak, dan kewajiban asasi manusia tanpa
membedakan suku, ras , dan agama.
2. Menghargai perbedaan.

3. Tidak membully orang lain.

Sila kegita : PERSATUAN INDONESIA. Contohnya :


1. Hargailah dan pakailah gunakan produk dalam negeri.

2. NKRI harga mati.

3. Saling memperkuat tali silaturahmi.

Sila keempat : KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN


DALAM PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN. Contohnya :

1. Patuh, menerima, hormat terhadap keputusan yang disepakati mufakat.

2. Amanah terhadap kepercayaan rakyat.

Sila kelima : KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA. Contohnya :


1. Tidak melakukan pembakaran hutan yang hanya menguntungkan pengusaha

hh
akan tetapi berdampak kepada negatif bagi kehidupan masyarakat luas.
2. Tidak melakukan korupsi karena mengambil hak rakyat banyak untuk
kesejahteraan sendiri.

MODUL 13

IMPLEMENTASI NILAI PANCASILA DALAM PROFESI

Profesi adalah pekerjaan yang menuntut keahlian, tanggung jawab dan


kesetiaan yang memerlukan keterampilan melalui pendidikan dan latihan yang lama
dan intensif serta memiliki kode etik dan memperoleh imbalan atau timbal balik.
Profesi yang professional disyaratkan memiliki prinsip etika yang ditunjukan dengan
prinsip bertaggungjawab, keadilan, tidak merugikan pihak lain, otonomi, kebebasan
dalam bergrasi moralfrofesi serta integrasi. Adapun implementasi terhadap nilai-nilai
Pancasila dalam profesi :

1. Implementasi sila kesatu dalam profesi :


a. Bertindak / bekerja sesuai norma, aturan sesuai aturan agamanya.

b. Berpegang teguh pada prinsip, kebaikan, moralitas & kesusilaan.

c. Memiliki sikap sopan santun, jujur, disinplin, beranggung jawab .

d. Mentaati seluruh aturan yang belaku di tempatnya bekerja.

e. Menghargai perbedaan.

f. Berkomitmen atas perjanjian kerja.

2. Implementasi sila kedua dalam profesi :


a. Mampu membangun suasana dan berkolaborasi.

b. Mampu memberi layanan kepada pihak lain dengan ikhlas dengan layanan yang
prima.
c. Mememlihara iklim kerja dengan sikap komunikatif dan kooperatif.

3. Implementasi sila ketiga dalam profesi :


a. Memprioritaskan kepentingan tugas dan tanggung jawab dbanding kepentingan
hh
pribadi atau golongan.
b. Suka berkorban, sigap dan bekerja keras dan menyelesaikan tugas tepat waktu sesuai
standar.
c. Bersedia dan berupaya meningkatkan kemampuan/keterampilannya.

MODUL 14

PANCASILA DI ERA GLOBALISASI

Era globalisasi merupakan era kesejagatan yang penuh dengan berbagai tantangan di
era globalisasi, ketahanan ideologi Pancasila kembali diuji oleh perkembangan kehidupan
yang demikian pesat dan tak terduga serta harus waspada dan jangan sampai terbawa arus.
Peran Pancasila di era globalisasi :
1. Revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam menumbuhkembangkan wawasan kebangsaan.

2. Pancasila merupakan dasar ideologi negara yang mengandung nilai-nilai budaya.

3. Pancasila memiliki kedudukan yang tetap sebagai ideology.

4. Pancasila memiliki peranan penting sebagai filter (penyaring) nilai-nilai baru.

5. Pancasila diperlukan untuk mempertahankan nilai budaya asli.

Tantangan Pancasila di era globalisasi :


1. Banyaknya ideologi alternatif melalui media informasi.

2. Eksklusivisme sosial.

3. menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda di tengah arus globalisasi.

Pentingnya proses pendidikan Pancasila adalah sebagai berikut :


1. Proses pendidikan Pancasila seharusnya tidak lagi dilakukan hanya sekedar untuk
memenuhi kepentingan politik para penguasa (totaliter), memenuhi kehendak para
industrialis (robotik), bahkan hanya memenuhi kehendak para penjajah yang
hanya melahirkan mental kuli (kolonialistik).

Di era globalisasi, pendidikan Pancasila harus mampu membebaskan, dan membuka peluang
bagi peserta didik dalam mewujudkan cita-citanya sesuai dengan minat dan bakatnya masing-
hh
masing secara optimal.

TUGAS-TUGAS INDIVIDU

hh
SOAL LATIHAN UAS GANJIL TEKNIK INDUSTRI
Mata Kuliah : Pancasila
Dosen : Prof. Abdorrakhman Gintings
T. A. : 2022-2023
Kode : Ganjil Super
Fakultas : TI GANJIL

1. Membentuk mahasiswa menjadi menjadi insan berakhlaq mulia yang


menjalankan kewajiban beribadah sesuai dengan kepercayaannya
masing-masing dan selalu menuntut ilmu merupakan tujuan dari
penanaman nilai dasar dari sila ………. Ke-1

2. Menyadarkan mahasiswa bahwa mereka tidak bisa hidup menyendiri


tanpa bantuan orang lain merupakan tujuan dari penanaman sila
…………… ke- 5

3. Terjadinya riak-riak yang berdampak kepada terganggunya kehidupan


yang aman dan damai akibat tercederainya pengamalan nilai-nilai
Pancasila yang anti perbedaan suku, agama dan ras dikenal dengan
istilah ………….. sara

4. Secara budaya, salah satu bukti bahwa bangsa Indonesia menanamkan


nilai persatuan adalah diterimanya bahasa ………….. yang berasal dari
suku minoritas sebagai bahasa Indonesia. Bahasa asing

5. Pendidikan Pancasila diarahkan untuk membekali mahasiswa dengan


……………… bangsa visi misi

6. Penerapan nilai Sila Kelima Pancasila, Keadilan sosial bagi seluruh


rakyat Indonesia oleh pemerintah RI diantaranya dengan membentuk
………………………………. Lembaga pengadilan

7. Terjalinnya hubungan baik antara Sriwijaya dengan India melalui


pengiriman para pemuda untuk belajar ke India menunjukkan telah
hh
tumbuh nilai-nilai politik luar negeri yang bebas aktif sebagai bentuk
nilai praksis darin sila ke……….. sila ke-4

8. Penerapan sila ketiga dari Pancasila yaitu Persatuan oleh kerajaan


Majapahit dibuktikan oleh upaya mempersatukan seluruh wilayah
nusantara dan sekitarnya sebagaimana tekad mahapatih Gajahmada
yang dikrarkan dalam ………….………. sumpah palapa

9. Dari konsep yang diajukan oleh tiga tokoh perintis kemerdekaan pada
akhirnya yang diterima adalah yang diajukan oleh ……………… m.yamin

10. Melemahnya kekuatan meiliter Jepang yang puncaknya


disebabkan dijatuhkannya bom atom di Hirosima dan Nagasaki,
memaksanya untuk menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada tanggal
…………………………. 14 agustus 1945

11. Proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekarno dan


Hatta di Jalan …………………… pegangsaan timur

12. Negara Indonesia yang berbentuk federal tidak lagi


menggunakan UUD 1945 tetapi diuganti dengan
……………………………………RIS (Republik Kebangsaan Timur)

13. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan


berbangsa dan bernegara dan memberikan arah serta petunjuk aktifitas
kehidupan bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Ini
merupakan esensi dari Pancasila sebagai ………………………….. ideologi
negara

14. Negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah


oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga
negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui
penguasaan (kontrol) monopolistis terhadap kekuasaan yang sah." Ini
adalah pengertian negara menurut …………………… miriam budihardjo

hh
15. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan dan setiap
warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya. Ini adalah amanah dari UUD 1945 Fasal ………… 31 ayat
2 uud 1945

16. Ketimpangan kesejahteraan antara kota dan desa, terlebih daerah


Jawa dan luar Jawa merupakan salah satu permasalahan besar yang
harus segera dijawab oleh bangsa ini. Ini merupakan ………..………….. dari
pemerapan nilai-nilai Pancasila. Sila ke-5

17. Solidaritas, rasa setia kawan, rasa cinta tanah air yang berwujud
pada mencintai produk dalam negeri. Merupakan implementasi dari
Sila ………………….
Ke-3

18. Aktifnya Indonesia mengirim kontingen atlit mengikuti pesta olah


raga internasional termasuk Olimpiade, Asian games, dan Sea Games
merupakan bentuk dari perwujudan dari Sila ke …… ke-2

19. Sesuatu yang merupakan seperangkat asumsi dasar, baik


normatif maupun empiris, mengenai sifat dan tujuan manusia atau
masyarakat, agar dapat dipakai untuk mendorong serta
mengembangkan tertib politik adalah hakekat dari ...............................uud

20. Ideologi yang bertujuan mengubah seluruh sistem nilai


masyarakat adalah ideology ……………………. revolusioner

21. Ideologi yang mengedepankan kesetaraan hak seperti LGBT


termasuk dalam aliran ideology sayap ………………. kiri

22. Cabang filsaafat yang membahas tentang bagaimana memperoleh


atau mendapatkan kebenaran dari Pancasila adalah ………………….
epistemologi

hh
23. Etika yang terwujudkan dalam watak atau nilai disiplin,
kejujuran, belas kasih dan murah hati adalah bentuk etika
…………………… normatif

24. Aliran etika yang berorientasi pada konsekuensi atau hasil


seperti: Eudaemonisme, Hedonisme, Utilitarianisme adalah etika aliran
……………….. teologis

25. Iptek adalah sesuatu yang dapat meningkatkan dan juga merusak
mutu kehidupan manusia. Agar pengembangan Iptek di Indonesia, tidak
terjerumus kepada pemanfaatan Iptek yang merusak kehodupan
manusia, maka nilai-nilai Pancasila harus diperankan sebagai rambu
………………………... normatif

26. Penerapan Ipteks dalam pengembangan industri yang


berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila harus memberikan manfaat
kepada pengusaha dan karyawan secara ……………… adil

27. Sesuai dengan isi Pasal 9 ayat (2) UU No.3 Tahun 2002 Tentang
Pertahanan Negara, keikutsertaan warga negara dalam pelatihan dasar
kemiliteran merupakan bagian dari upaya ……………………… …
belanegara

28. Tindakan penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan pribadi


yang dapat merugikan orang lain ataupun menghancurkan negara
adalah hakekat dari ………………. Abuse of power

29. Hambatan penangan korupsi yang bersumber dari praktik-


praktik penyelenggaraan negara dan pemerintahan disebut hambatan
………………. struktural

30. Hambatan penangan korupsi yang bersumber dari kurangnya


instrumen pendukung dalam bentuk peraturan perundang-undangan
disebut hambatan ………………. manajerial

hh
31. Peran serta masyarakat adalah peran aktif perorangan, Ormas,
atau LSM dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi
dipayungi oleh Peraturan Pemerintah No: ……………………. 14 tahun
2018

32. Untuk memberantas tindak pidana korupsi, Predisen Megawati


mendirikan lembaga khusus yang dikenal dengan nama ………………. kpk

33. Salah satu pemanfaatan perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi infomasi dalam pemberantasan tindak pidana korupsi
dilakukannya …………………… informasi yang diterima dan dikirim oleh
terduga pelaku TPK.. penyelidikan

34. Lembaga Pemasyarakatan yang khusus untuk pelaku TPK


terdapat di Bandung yaitu di LP ………………………. sukamiskin

35. Sanksi terhadap TPK selain hukuman badan yang diusulkan oleh
sejumlah kelompok masyarakat dengan mempermalukan pelaku adalah
hukuman ……………….. sosial

hh
BAB III
KESIMPULAN
Pancasila merupakan falsafah dan dasar negara Republik Indonesia sebagai
pedoman bagi segala kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia. Pancasila terdiri atas lima sila yang mengandung nilai-nilai di dalamnya,
nilai-nilai tersebut diwujudkan sebagai pengamalan dalam kehidupan masyarakat. Seiring
dengan arus globalisasi penerapan nilai-nilai Pancasila kian memudar ditengah-tengah
masyarakat, sehingga Pancasila tidak mampu lagi menjadi pandangan bagi masyarakat
Indonesia, hal ini juga meliputi para generasi muda Indonesia. Generasi muda sebagai
generasi penerus bangsa diharapkan membawa perubahan yang lebih baik bagi bangsa ini
dengan berpedoman pada Pancasila, akan tetapi para pemuda saat ini kian jauh dari
nilainilai Pancasila.

hh

Anda mungkin juga menyukai