Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK ANALISIS KASUS

“KASUS KORUPSI ASABRI YANG DITANGANI OLEH KPK”

OLEH :

KELOMPOK 1 GELOMBANG VII

1. GEOVANY ALFARES MANALU, A.Md.T (199804152022031002)

2. MUH. MIFTAHUL CHAIR ALIMUDDIN, A.Md. (199507242022031001)

3. REFI NOOR INDAH PUTRI, A.Md.Kep (199807262022032002)

KEMENTERIAN PERTAHANAN

UO TNI ANGKATAN LAUT

TAHUN 2023
A. Latar Belakang

Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (biasa disingkat KPK) adalah

lembaga negara yang dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna

terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. KPK bersifat independen dan

bebas dari pengaruh kekuasaan mana pun dalam melaksanakan tugas dan

wewenangnya. Komisi ini didirikan berdasarkan kepada Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 mengenai Komisi Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi. Dalam pelaksanaan tugasnya, KPK berpedoman kepada lima asas, yaitu

kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan umum, dan proporsionalitas.

KPK bertanggung jawab kepada publik dan menyampaikan laporannya secara terbuka

dan berkala kepada Presiden Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Badan Pemeriksa

Keuangan.

B. Identifikasi Isu

Pada kesempatan kali ini kelompok 3 mengangkat isu tentang kasus korupsi

pengelolaan dana PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata republik Indonesia (ASABRI).

Tindak pidana korupsi di PT Asabri disebut juga kasus megakorupsi karena nilai kerugian

negara yang fantastis, mencapai Rp 22,7 triliun. Kasus ini bermula dari kesepakatan para

pejabat PT Asabri untuk melakukan investasi secara ilegal menggunakan dana

perusahaan. Dana investasi diambil dari hak para nasabah perusahaan, yaitu anggota

Polri, TNI, dan aparatur sipil negara (ASN) Kementerian Pertahanan. Adapun hak yang

diambil itu merupakan biaya Tabungan Hari Tua (THT) dan Akumulasi Iuran Pensiun (AIP).

https://nasional.kompas.com/read/2022/01/19/07475821/heru-hidayat-koruptor-asabri-rp-

227-triliun-yang-lolos-

darihukumanmati#:~:text=Tindak%20pidana%20korupsi%20di%20PT,secara%20ilegal%

20menggunakan%20dana%20perusahaan.
C. Analisis Kasus

Untuk analisis kasus yang kami gunakan adalah analisis menggunakan teknik diagram

fishbone. Diagram fishbone merupakan alat penemuan sebab-akibat yang membantu

mencari tahu berbagai alasan terjadinya kegagalan atau kerusakan dalam suatu proses.

Dapat dikatakan pula, analisis fishbone adalah metode untuk membantu memecahkan suatu

masalah di setiap lapisan hingga potensi akar penyebab yang berkontribusi pada efeknya..

Analisa yang akan dibahas dari instansi KPK dalam menangani kasus tersebut adalah dari

poin berikut ini: Metode, Manajemen, Regulasi, Kolaborasi, Waktu, Inovasi dan

Pengembangan SDM.

Metode Regulasi Penanganan


Kasus Korupsi
Asabri

Tugas KPK Pengembangan


SDM

a. Metode

Adapun metode yang digunakan oleh kpk dalam menangani suatu masalah kasus korupsi

sesuai dengan uu tahun 2002 jo. uu 10 tahun 2005 jo. uu 19 tahun 2019 sebagai berikut:

1. Melakukan pendaftaran dan pemeriksaanterhadap laporan harta kekayaan

penyelenggara negara.

2. Menerima laporan dan menetapkan status gratifikasi.

3. Menyelenggarakan program pendidikan antikorupsi pada setiap jejaring Pendidikan.


4. Merencanakan dan melaksanakan program sosialisasi Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi.

5. Melakukan kampanye anti korupsi kepada masyarakat.

b. Regulasi

Adapun regulasi yang digunakan oleh kpk dalam menangani suatu masalah kasus korupsi

adalah UU No. 3 tahun 1971 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Ketetapan MPR

No XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas KKN, UU no 28 tahun

1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN, UU Nomor 20 Tahun 2001

jo UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, UU No 30 tahun 2002 tentang

Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

c. Tugas KPK

Berdasarkan uu no 19 2019 pasal 6 berikut ini tugas dari kpk sebagai berikut:

1. Tindakan-tindakan pencegahan sehingga tidak terjadi Tindak Pidana Korupsi

2. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melaksanakan Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi dan instansi yang bertugas melaksanakan pelayanan public

3. Monitor terhadap penyelenggaran pemerintah negara

4. Supervise terhdap instansi yang berwenang melaksanakan pemberantasan tindak

pidana korupsi

5. Penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhdap tindak pidana korupsi

6. Tindakan untuk melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap.

d. Pengembangan SDM

Sebelum peralihan status menjadi ASN ini, ternyata KPK telah memiliki sejumlah peraturan

dan ketentuan dalam Manajemen SDM. Terdapat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 63

tahun 2005 tentang Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Komisi Pemberantasan

Korupsi. Yang mana di dalam PP tersebut terdapat Pasal 12 dan Pasal 13 mengenai

Pendidikan dan Pelatihan SDM. Terdapat empat tahapan yaitu dimulai dari tahap analisa
kebutuhan, mendesain program pengembangan SDM baik pelatihan atau pendidikan,

pemberian pelatihan, dan pengevaluasian.

D. Gagasan Ide Kreatif Instansi KPK Dalam Penanganan Kasus Korupsi


Guna menuntaskan permasalahan kasus-kasus keterlibatan Aparatur Sipil
Negara (ASN) dalam tindak pidana korupsi (tipikor) dan yang telah ditetapkan dalam
keputusan hukuman tetap (inkracht), Kedeputian Bidang Pencegahan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) bekerjasama dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN)
melalui Kedeputian Bidang Pengawasan dan Pengendalian Kepegawaian Kerjasama KPK
dengan BKN telah dituangkan melalui Surat Deputi Bidang Pencegahan KPK Nomor: B-
1213/KSP.00/10-16/03/2018 tanggal 1 Maret 2018. Kerjasama tersebut telah menyepakati
dua hal perihal penegakan disiplin ASN sesuai peraturan manajemen ASN, yakni:
1. Pemberhentian Tidak Dengan Hormat terhadap ASN yang telah ditetapkan dalam
keputusan hukum tetap (inkracht) dinyatakan bersalah dalam kasus tindak pidana
korupsi, dan
2. Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian dari Jabatan yang terindikasi dugaan
suap/pungli.

E. Kesimpulan Dan Saran Analisis Kasus

Berikut ini kesimpulan dan saran dari hasil analiss menggunakan diagram fishbone diatas:

1. Bersihkan birokrasi dengan anti korupsi dengan manajemen ASN yang optimal

sehingga melahirkan SMART ASN yang dapat melakukan perubahan kearah lebih baik.

2. Untuk menghasilkan ASN yang anti korupsi, salah satu langkah awal yang dapat

dilakukan adalah pada saat dimulainya proses rekrutmen CPNS, untuk menghasilkan

SDM yang bermental mengabdi dan mengutamakan kepentingan umum, melalui

transparansi, akuntabel, sesuai prosedur, serta bebas dari perbuatan curang.

3. Memperkuat digitalisasi yang dapat merekam semua akses kerja.

4. Pemerintah memberi perhatian serius dalam upaya pemberantasan korupsi dengan

menguatkan lembaga dan peran KPK. Permasalahan yang diteliti adalah bagaimana

peran komisi pemberantasan Korupsi dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi.

Anda mungkin juga menyukai