OLEH :
KEMENTERIAN PERTAHANAN
TAHUN 2023
A. Latar Belakang
lembaga negara yang dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna
terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. KPK bersifat independen dan
bebas dari pengaruh kekuasaan mana pun dalam melaksanakan tugas dan
Korupsi. Dalam pelaksanaan tugasnya, KPK berpedoman kepada lima asas, yaitu
KPK bertanggung jawab kepada publik dan menyampaikan laporannya secara terbuka
dan berkala kepada Presiden Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Badan Pemeriksa
Keuangan.
B. Identifikasi Isu
Pada kesempatan kali ini kelompok 3 mengangkat isu tentang kasus korupsi
Tindak pidana korupsi di PT Asabri disebut juga kasus megakorupsi karena nilai kerugian
negara yang fantastis, mencapai Rp 22,7 triliun. Kasus ini bermula dari kesepakatan para
perusahaan. Dana investasi diambil dari hak para nasabah perusahaan, yaitu anggota
Polri, TNI, dan aparatur sipil negara (ASN) Kementerian Pertahanan. Adapun hak yang
diambil itu merupakan biaya Tabungan Hari Tua (THT) dan Akumulasi Iuran Pensiun (AIP).
https://nasional.kompas.com/read/2022/01/19/07475821/heru-hidayat-koruptor-asabri-rp-
227-triliun-yang-lolos-
darihukumanmati#:~:text=Tindak%20pidana%20korupsi%20di%20PT,secara%20ilegal%
20menggunakan%20dana%20perusahaan.
C. Analisis Kasus
Untuk analisis kasus yang kami gunakan adalah analisis menggunakan teknik diagram
mencari tahu berbagai alasan terjadinya kegagalan atau kerusakan dalam suatu proses.
Dapat dikatakan pula, analisis fishbone adalah metode untuk membantu memecahkan suatu
masalah di setiap lapisan hingga potensi akar penyebab yang berkontribusi pada efeknya..
Analisa yang akan dibahas dari instansi KPK dalam menangani kasus tersebut adalah dari
poin berikut ini: Metode, Manajemen, Regulasi, Kolaborasi, Waktu, Inovasi dan
Pengembangan SDM.
a. Metode
Adapun metode yang digunakan oleh kpk dalam menangani suatu masalah kasus korupsi
sesuai dengan uu tahun 2002 jo. uu 10 tahun 2005 jo. uu 19 tahun 2019 sebagai berikut:
penyelenggara negara.
Korupsi.
b. Regulasi
Adapun regulasi yang digunakan oleh kpk dalam menangani suatu masalah kasus korupsi
adalah UU No. 3 tahun 1971 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Ketetapan MPR
No XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas KKN, UU no 28 tahun
1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN, UU Nomor 20 Tahun 2001
jo UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, UU No 30 tahun 2002 tentang
c. Tugas KPK
Berdasarkan uu no 19 2019 pasal 6 berikut ini tugas dari kpk sebagai berikut:
pidana korupsi
6. Tindakan untuk melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah
d. Pengembangan SDM
Sebelum peralihan status menjadi ASN ini, ternyata KPK telah memiliki sejumlah peraturan
dan ketentuan dalam Manajemen SDM. Terdapat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 63
tahun 2005 tentang Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Komisi Pemberantasan
Korupsi. Yang mana di dalam PP tersebut terdapat Pasal 12 dan Pasal 13 mengenai
Pendidikan dan Pelatihan SDM. Terdapat empat tahapan yaitu dimulai dari tahap analisa
kebutuhan, mendesain program pengembangan SDM baik pelatihan atau pendidikan,
Berikut ini kesimpulan dan saran dari hasil analiss menggunakan diagram fishbone diatas:
1. Bersihkan birokrasi dengan anti korupsi dengan manajemen ASN yang optimal
sehingga melahirkan SMART ASN yang dapat melakukan perubahan kearah lebih baik.
2. Untuk menghasilkan ASN yang anti korupsi, salah satu langkah awal yang dapat
dilakukan adalah pada saat dimulainya proses rekrutmen CPNS, untuk menghasilkan
menguatkan lembaga dan peran KPK. Permasalahan yang diteliti adalah bagaimana