Anda di halaman 1dari 4

Upaya Pemberantasan Korupsi

Semakin maraknya kasus tindak korupsi yang terjadi di berbagai bidang,


menuntut kita untuk mencari upaya pemberantasannya. Secara umum, ada 3
bentuk tindakan dalam upaya pemberantasan korupsi, yakni upaya preventif,
detektif, dan represif.

Korupsi dikategorikan sebagai salah satu kejahatan luarbiasa (extra


ordinary crime). Ini dikarenakan korupsi menyebabkan kerugian proses demokrasi
serta hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat luas. Dalam perkembangannya,
korupsi di Indonesia telah terjadi secara sistimatis dan meluas dan terjadi di
mana-mana, baik di lembaga pemerintahan maupun non pemerintahan (swasta).

1. Upaya preventif

Upaya Preventif adalah usaha pencegahan korupsi yang diarahkan


untuk menghilangkan atau meminimalkan faktor-faktor penyebab atau
peluang terjadinya korupsi. Dalam konteks ini, seluruh lapisan masyarakat
harus dibekali pengetahuan tentang korupsi, bahayanya, serta upaya
pencegahan dan pemberantasannya.

Adapun contoh upaya preventif :

 Pemberlakuan berbagai undang-undang yang mempersempit peluang


korupsi :

 UU no 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih


dan Bebas KKN
 UU no 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
 PP no 71 tahun 2000 tentang tata cara pelaksanaan peran serta
masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
korupsi.

 Pembentukan berbagai lembaga yang diperlukan untuk mencegah korupsi


misalnya Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK),Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggaraan Negara (KPKPN).
Lembaga ini memberikan pendidikan kepada pemerintah dan masyarakat
serta mengembangkan standar perilaku dan kode etik bagi organisasi
pemerintah dan hukum yang membutuhkan

 Pelaksanaan sistem perekrutan secara adil dan terbuka.


Saat ini dapat kita lihat untuk perekrutan aparat negara seperti calon TNI,
Polri dan ASN sudah menggunakan sistem perekrutan secara terbuka
(Online).

 Menanamkan norma dan nilai-nilai agama kepada anak.


Karena anak-anak kita merupakan generasi penerus, oleh karena itu sejak
dini harus diajarkan norma dan nilai-nilai agama sehingga kelak menjadikan
anak yang berintegritas.

2. Upaya Detektif

Upaya detektif adalah usaha yang diarahkan untuk mendeteksi dan


mengidentifikasi terjadinya kasus-kasus korupsi dengan cepat, tepat dan murah
sehingga dapat ditindaklanjuti.
Adapun contoh upaya Detektif, yaitu:

 Pelaporan kekayaan pribadi pemegang jabatan dan fungsi publik.

Pelaporan harta kekayaan pribadi bagi pemegang jabatan penyelenggara


negara dan juga fungsi publik lainnya (pihak swasta).

 Perbaikan sistem dan tindak lanjut atas pengaduan masyarakat.

Pelaksanaan penanganan pengaduan masyarakat harus segera


ditindaklanjuti, sebagai contoh apabila ada pengaduan dari masyarakat terkait
penyalahgunaan bantuan sosial (Bansos) yang tidak tepat sasaran, sehingga

menyebabkan kualitas pengelolaan pelayanan yang buruk.

3. Upaya Represif

Upaya represif adalah usaha yang diarahkan agar setiap perbuatan


korupsi yang telah diidentifikasi dapat diproses secara cepat, tepat dengan biaya
murah sehingga kepada para pelakunya dapat segera diberikan sanksi sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Adapun contoh upaya represif, yaitu:

 Penentuan jenis-jenis atau kelompok korupsi yang diprioritaskan untuk di


berantas.
 Memberikan tindakan sanksi atau hukuman yang sesuai kepada para
pelaku korupsi agar memberikan efek jera.
 Meneliti dan mengevaluasi proses penanganan perkara korupsi dalam
sistem peradilan pidana secara terus menerus.

 Publikasi kasus-kasus tindak pidana korupsi beserta analisisnya.


Contoh beberapa kasus korupsi yang sudah dipublikasi, yaitu :
- suap bantuan sosial Covid-19
- kasus e-KTP
-proyek hambalang
- kasus Gubernur Jambi
- penggelapan pajak oleh Gayus Tambunan
- dll,.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai