Kelompok Ibu Reni

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

1.

Definisi

Tuberkulosis paru yang sering dikenal dengan TBC paru disebabkan bakteri
Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis) dan termasuk penyakit menular. TBC paru mudah
menginfeksi pengidap HIV AIDS, orang dengan status gizi buruk dan dipengaruhi oleh daya tahan
tubuh seseorang . Penularan TBC paru terjadi ketika penderita TBC paru BTA positif bicara, bersin
atau batuk dan secara tidak langsung penderita mengeluarkan percikan dahak di udara dan
terdapat ±3000 percikan dahak yang mengandung kuman. Kuman TBC paru menyebar kepada
orang lain melalui transmisi atau aliran udara (droplet dahak pasien TBC paru BTA positif) ketika
penderita batuk atau bersin,. TBC paru dapat menyebabkan kematian apabila tidak
mengkonsumsi obat secara teratur hingga 6 bulan. Selain berdampak pada individu juga
berdampak pada keluarga penderita, yaitu dampak psikologis berupa kecemasan, penurunan
dukungan dan kepercayaan diri yang rendah.TBC paru masih menjadi masalah kesehatan global.

2.Insiden

Insiden Tuberkolusis (TBC) Indonesia menunjukkan tren turun dalam satu dekade
terakhir seperti terlihat pada grafik. Insiden TBC adalah perkiraan jumlah kasus TBC baru dan
kambuh yang timbul pada tahun tertentu.Penghitungan insiden TBC ini termasuk orang yang
hidup dengan human immunodeficienc virus (HIV). Perhitungan insiden TBC dinyatakan dalam
angka per 100 ribu penduduk. Berdasarkan data Bank Dunia, insiden TBC Indonesia sebesar 301
per 100 ribu penduduk pada 2020. Angka ini lebih rendah dibanding pada 2010 yang mencapai
242 per 100 ribu penduduk. Meskipun turun, angka insiden TBC Indonesia termasuk tinggi
dibandingkan dengan negara kawasan Asia Tenggara Lainnya.

Menurut data Kementerian Kesehatan, penyakit TBC Indonesia menempati peringkat


ketiga terbesar di dunia setelah India dan Tiongkok. Di Indonesia terdapat 824 ribu TBC dan
angka kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam. Untuk menemukan
dan mengobati kasus tersebut Kementerian Kesehatan melakukan skrining besar-besaran tahun
ini.Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Dr drh Didik
Budijanto mengatakan dari estimasi 824 ribu pasien TBC di Indonesia baru 49% yang ditemukan
dan diobati sehingga masih ada 500 ribu orang yang belum diobati dan berisiko menjadi sumber
penularan Untuk itu upaya penemuan kasus sedini mungkin, pengobatan secara tuntas sampai
sembuh merupakan salah satu upaya yang terpenting dalam memutus penularan TBC di
masyarakat,” kata Dr Didik seperti yang dirilis di situs sehatnegeriku Selasa (22/3/2022).
Kemenkes akan menskrining TBC terhadap 500 ribu kasus yang belum ditemukan dengna
menggunakan peralatan X-Ray Artificial Intellligence untuk memberikan hasil diagnosis TBC yang
lebih cepat dan efisien.

3.Etiologi

Menurut Sigalingging et al. (2019), penyakit tuberkulosis disebabkan oleh bakteri M.


tuberculosis yang termasuk famili Mycobacteriaceace yang berbahaya bagi manusia. bakteri ini
mempunyai dinding sel lipoid yang tahan asam, memerlukan waktu mitosis selama 12-24 jam,
rentan terhadap sinar matahari dan sinar ultraviolet sehingga akan mengalami kematian dalam
waktu yang cepat saat berada di bawah matahari, rentan terhadap panas basah sehingga dalam
waktu 2 menit akan mengalami kematian ketika berada dilingkungan air yang bersuhu 1000oC,
serta akan mati jika terkena alkohol 70% atau lisol 50%. Dalam jaringan tubuh, bakteri ini dapat
mengalami dorman selama beberapa tahun sehingga bakteri ini dapat aktif kembali
menyebabkan penyakit bagi penderita. Mikroorganisme ini memiliki sifat aerobik yang
membutuhkan oksigen dalam melakukan metabolisme. Sifat ini menunjukkan bahwa bakteri ini
lebih menyukai jaringan kaya oksigen, tekanan bagian apikal paru paru lebih tinggi daripada
jaringan lainnya sehingga bagian tersebut menjadi tempat yang baik untuk mendukung
pertumbuhan bakteri M. tuberculosis (Darliana, 2011).M. tuberculosis dapat menular ketika
penderita tuberkolosis paru BTA positif berbicara, bersin dan batuk yang secara tidak langsung
mengeluarkan doplet nuklei yang mengandung mikroorganisme M. tuberculosisdan terjatuh ke
lantai, tanah, atau tempat lainnya. Paparan sinar matahari atau suhu udara yang panas mengenai
doplet nuklei tersebut dapat menguap. Menguapnya droplet bakteri ke udara dibantu dengan
pergerakan aliran angin yang menyebabkan bakteri M. tuberculosisyang terkandung di dalam
doplet nuklei terbang melayang mengikuti aliran udara. Apabila bakteri tersebut terhirup oleh
orang sehat maka orang itu berpotensi terinfeksi bakteri penyebab tuberkulosis (Kenedyanti &
Sulistyorini, 2017). Tuberkulosis paling banyak menyerang usia produktif usia antara 15 hingga 49
tahun dan penderita tuberkolosis BTA positif dapat menularkan penyakit tersebut pada segala
kelompok usia (Kristini & Hamidah, 2020).

4.Pemeriksaan penunjang
- X-ray thorax : pemeriksaan x-ray thorax perlu dilakukan untuk melihat lesi TB pada paru – paru
sebagai organ yang paling sering terkena TB. Pemeriksaan ini dapat dilakukan walaupun
dilaporkan bahwa hasil x-ray normal pada 70% pasien.

- Polymerase Chain Reaction (PCR) : pemeriksaan PCR menggunakan cairan akuos dapat
mendeteksi MTB dengan sensitivitas 77,77% dan spesifisitas 100%.

- Kultur : TB intraokular adalah penyakit paucibacillary dan hampir tidak mungkin untuk berhasil
mendapatkan sampel dari cairan atau jaringan intraokular. Sebagai hasilnya, kultur sangat jarang
dapat menunjukkan MTB.

- Tes Mantoux : hasil positif didefinisikan sebagai diameter indurasi lebih dari 10 mm pada pasien
tanpa HIV dan lebih dari 5 mm pada pasien HIV9 dengan sensitivitas 71% dan spesifisitas 66%.12
Tes Mantoux tidak dapat membedakan infeksi TB aktif dan TB laten. Pada beberapa negara
berkembang, tes ini masih rutin dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan penunjang untuk TB.

- Interferon-Gamma Release Assays (IGRA) seperti QuantiFERON-TB gold test : sensitivitas dan
spesifisitas mencapai 58% dan 77% dalam mendiagnosis TB paru aktif dan 82% dan 76% dalam
mendiagnosis TB intraokular.13 IGRA tidak dapat membedakan infeksi TB aktif dan TB laten dan
sering menimbulkan hasil positif palsu.

5.Patofisiologi

Seseorang yang menghirup bakteri M. tuberculosis yang terhirup akan menyebabkan


bakteri tersebut masuk ke alveoli melalui jalan nafas, alveoli adalah tempat bakteri berkumpul.
dan berkembang biak. M. tuberculosis juga dapat masuk ke bagian tubuh lain seperti ginjal,
tulang, dan korteks serebri dan area lain dari paru-paru (lobus atas) melalui sistem limfa dan
cairan tubuh. Sistem imun dan sistem kekebalan tubuh akan merespon dengan cara melakukan
reaksi inflamasi. Fagosit menekan bakteri, dan limfosit spesifik tuberkulosis menghancurkan
(melisiskan) bakteri dan jaringan normal. Reaksi tersebut menimbulkan penumpukan eksudat di
dalam alveoli yang bisa. mengakibatkan bronchopneumonia. Infeksi awal biasanya timbul dalam
waktu 2-10 minggu setelah terpapar bakteri (Kenedyanti & Sulistyorini, 2017).

Interaksi antara M. tuberculosis dengan sistem kekebalan tubuh pada masa awal infeksi
membentuk granuloma. Granuloma terdiri atas. gumpalan basil hidup dan mati yang dikelilingi
oleh makrofag. Granulomas diubah menjadi massa jaringan jaringan fibrosa, Bagian sentral dari
massa tersebut disebut ghon tuberculosis dan menjadi nekrotik membentuk massa seperti keju.
Hal ini akan menjadi klasifikasi dan akhirnya membentuk jaringan kolagen. kemudian bakteri
menjadi dorman. Setelah infeksi awal, seseorang dapat mengalami penyakit aktif karena
gangguan atau respon yang inadekuat dari respon sistem imun. Penyakit dapat juga aktif dengan
infeksi ulang dan aktivasi bakteri dorman dimana bakteri yang sebelumnya tidak aktif kembali
menjadi aktif. Pada kasus ini, ghon tubrele memecah sehingga menghasilkan necrotizing caseosa
di dalam bronkhus. Bakteri kemudian menjadi tersebar di udara, mengakibatkan penyebaran
penyakit lebih jauh. Tuberkel yang menyerah menyembuh membentuk jaringan parut. Paru yang
terinfeksi menjadi lebih membengkak, menyebabkan terjadinya bronkopneumonia lebih lanjut
(Sigalingging et al., 2019).
6. Asuhan keperawatan :

Asuhan keperawatan pada klien dengan Tuberkulosis Paru (TB Paru) melibatkan
serangkaian tindakan yang holistik untuk memastikan kesejahteraan pasien. Berikut adalah
beberapa poin penting terkait asuhan keperawatan pada klien dengan TB Paru:

Pengkajian:

Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi kesehatan pasien, termasuk riwayat


penyakit, gejala, dan faktor risiko.Mengidentifikasi tanda dan gejala TB Paru, seperti batuk
berdahak lebih dari 2 minggu, demam, penurunan berat badan, dan nyeri dada.Menilai status
nutrisi, riwayat kontak dengan penderita TB, dan kondisi sosial-ekonomi pasien.

Diagnosa Keperawatan:

Menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan data pengkajian.Contoh diagnosa yang


relevan:

Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan pasien tentang cara
penularan dan pencegahan TB Paru.Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan adanya lesi
pada paru-paru.

Perencanaan Keperawatan:

Menyusun rencana tindakan berdasarkan diagnosa keperawatan.Fokus pada edukasi


pasien tentang TB Paru, pengobatan, dan pentingnya kepatuhan terhadap terapi.

Implementasi Keperawatan:

Memberikan dukungan emosional dan edukasi kepada pasien dan keluarga.Memastikan


pasien mengikuti pengobatan secara teratur dan memahami efek samping obat.Memantau
respons terhadap pengobatan dan mengatasi komplikasi yang mungkin timbul.

Evaluasi Keperawatan:

Menilai efektivitas intervensi yang telah dilakukan.Memantau perubahan gejala dan


kondisi pasien.Berkolaborasi dengan tim medis untuk memastikan kesembuhan pasien.

Ingatlah bahwa asuhan keperawatan pada klien dengan TB Paru harus dilakukan secara
komprehensif dan berdasarkan bukti ilmiah serta pedoman yang berlaku.

7.Referensi

https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23169/12485

https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jkmi/article/download/5830/4856

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/09/22/insiden-tbc-di-indonesia-
menunjukkan-tren-turun-dalam-1-dekade-terakhir

https://journal.unhas.ac.id/index.php/jmednus/issue/view/731/172

Anda mungkin juga menyukai