Disusun Oleh:
KELOMPOK 5
PENDAHULUAN
Time Value of Money adalah nilai waktu dari uang, didalam pengambilan
keputusan jangka panjang, nilai waktu memegang peranan penting. Seiring dengan
pesatnya perkembangan bisnis, konsep nilai waktu dari uang (time value of money) telah
mendapat tempat yang demekian penting, berikut adalah beberapa contoh terapan yang
terkait dengan konsep nilai waktu dari uang:
- Tabungan
- Pinjaman bank
Konsep nilai waktu uang diperlukan oleh manajer keuangan dalam mengambil
keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan keputusan
ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan dipilih. Suatu jumlah uang
tertentu yang diterima waktu yang akan datang jika dinilai sekarang maka jumlah uang
tersebut harus didiskon dengan tingkat bunga tertentu (discountfactor). Suatu jumlah uang
tertentu saat ini dinilai untuk waktu yang akan datang maka jumlah uang tersebut harus
digandakan dengan tingkat bunga tertentu.
Pada sebuah perusahaan, tentunya memiliki suatu tujuan tertentu yang mana
tujuan ini harus dapat menjamin kelanjutan dari perusahaan tersebut. Tentunya, suatu
tujuan dari setiap perusahaan tersebut berbeda-beda, tergantung dari perusahaan tersebut
berjenis dan berbentuk seperti apa. Untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan
oleh perusahaan tersebut, perusahaan harus dapat memanfaatkan sumber yang ada.
Sumber yang dimaksud, salah satunya yaitu dengan bagaimana cara perusahaan dapat
mengelola Kas perusahaan dengan efisien, yang mana diharapkan dapat membantu
perusahaan dalam mencapai suatu tujuan dari perusahaan.
Hal inilah, yang membuat adanya Manajemen kas itu sangat penting. Karena,
jika tidak adanya manajemen kas tersebut, perusahaan akan sulit bertransaksi dengan
pihak lain. Oleh karena itulah, manajemen kas adalah suatu keharusan bagi setiap
perusahaan, baik dalam perusahaan dari pemerintah maupun perusahaan swasta. Sebuah
perusahaan yang dapat mengelola Kas dengan baik, mengelola pemasukan dan penarikan
yang telah diakukan dijamin akan lebih mudah mengembangkan perusahaannya. Karena
dengan adanya Manajemen Kas yang baik inilah, perusahaan dapat dengan mudah
menyediakan berbagai sumber daya lain yang dibutuhkan dengan tepat waktu tanpa harus
menghadapi masalah kekurangan Kas. Begitupun juga pada Bank syariah, adanya
Manajemen Kas juga sangat berpengaruh terhadap Likuiditas dari Bank tersebut.
Manajemen modal kerja yang baik sangat penting dalam bidang keuangan karena
kekeliruan dalam mengelola modal kerja dapat menyebabkan kegiatan usaha menjadi
terhambat.
Sehingga adanya analisis modal kerja perusahaan sangat penting dilakukan untuk
mengetahui situasi modal kerja saat ini dan dihubungkan dengan dengan situsasi keuangan
yang akan dihadapi di masa depan.
Sehingga dari informasi tersebut dapat ditentukan kebijakan apa yang akan diambil
perusahaan untuk mengatasi permasalahan keuangan perusahaan. Di dalam perusahaan
diperlukan adanya manajemen modal kerja yang tepat karena manajemen modal kerja
akan berpengaruh pada kegiatan operasional perusahaan (Munawir, 2010)
Biaya modal adalah sebuah konsep dinamis yang dipengaruhi oleh bermacam-
macam faktor ekonomi dan perusahaan. Struktur dasar dari biaya modal dibuat dengan
beberapa asumsi yang berhubungan dengan risiko dan pajak. Biaya modal diperkirakan
untuk suatu waktu tertentu. Biaya modal mencerminkan rata-rata biaya permodalan yang
akan datang berdasarkan data yang tersedia. Pandangan ini sesuai dengan penggunaan
biaya modal untuk membuat keputusan investasi jangka panjang.
Struktur modal berkaitan dengan jumlah hutang dan modal sendiri yang digunakan
untuk membiayai aktiva perusahaan. Struktur modal yang efektif mampu menciptakan
perusahaan dengan keuangan yang kuat dan stabil. Bersamaan dengan meningkatnya
pengetahuan masyarakat di bidang pasar modal dan tersedianya dana dari para calon
investor yang berminat menginvestasikan modalnya, struktur modal telah menjadi salah
satu faktor pertimbangan yang cukup penting. Hal ini terkait dengan resiko dan
pendapatan yang akan diterima.
Dalam melihat struktur modal perusahaan, investor tidak dapat dipisahkan dari
informasi perusahaan berupa laporan keuangan yang dikeluarkan setiap tahunnya. Para
investor akan melakukan berbagai analisis terkait dengan keputusan untuk menanamkan
modalnya pada perusahaan melalui informasi yang salah satunya berasal dari laporan
keuangan perusahaan.
19. Apa saja pendekatan pendekatan secara teoritis yang termasuk dalam struktur modal
20. Apa saja pendekatan secara konsep dalam penilaian struktur modal
21. Bagaimana keputusan struktur modal dalam praktik
BAB II
PEMBAHASAN
Time value of money adalah sebuah konsep kalkulasi nilai uang berdasarkan
waktu. Konsep ini diterapkan karena nilai nominal uang pada saat ini dapat berbeda
dengan nilai nominal uang di masa yang akan datang. Dengan kata lain, dalam hal ini,
waktu berubah menjadi fungsi dari uang.
Nilai waktu uang merupakan konsep sentral dalam manajemen keuangan, atau nilai waktu
dari uang, di dalam pengambilan keputusan jangka panjang, nilai waktu memegang
peranan penting.
Konsep nilai waktu uang di perlukan oleh manajer keuangan dalam mengambil
keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan keputusan
ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan di pilih. Suatu jumlah uang
tertentu yang di terima waktu yang akan datang jika di nilai sekarang maka jumlah uang
tersebut harus di diskon dengan tingkat bunga tertentu (discount factor).
Konsep nilai waktu uang (time value of money concept) merupakan konsep yang
dipahami sebagian besar orang di dunia. Teorinya: uang yang ada sekarang lebih tinggi
nilainya dibandingkan jumlah yang sama dimasa depan.
1. Anwar Iqbal Qureshi (1991) yang dikutip Syafii Antonio (2001:74) menjelaskan
mengenai fenomena bunga dengan rumusan yang dikenal “ menurunnya nilai barang di
waktu mendatang dibanding dengan nilai barang di waktu kini.” Singkatnya, kalangan ini
menganggap bahwa “sebagai agio atau selisih nilai yang diperoleh dari barang-barang
pada waktu sekarang terhadap perubahan atau penukaran barang di waktu yang akan
datang.”
2. Salah satu penyebab dari pengurangan nilai uang di masa mendatang ialah inflasi
(kenaikan biaya). Hal ini bisa jadi didasarkan pada teori ekonomi yang pernah
dikemukakan oleh seorang ekonom asal Austria, Eugen von Böhm-Bawerk (1851–1914).
Menurut beliau, terdapat tiga alasan di balik berkurangnya nilai suatu barang di masa
depan, yakni:
2) Rasa puas manusia terhadap suatu keinginan atau kehendak yang hadir di masa kini
dianggap lebih bernilai dibandingkan rasa puas akan keinginan atau cita-cita di masa
depan.
3) Barang-barang yang tersedia di waktu sekarang dinilai lebih bermanfaat dan dibutuhkan
daripada barang-barang yang masih diprediksikan kelak muncul di masa depan.
Dengan konsep time value of money tersebut, maka manfaat yang bisa didapatkan
adalah bisa membantu untuk merencanakan pengelolaan keuangan di masa yang akan
datang. Biasanya konsep ini diterapkan dalam manajemen keuangan perusahaan.
Berdasarkan manfaat tersebut, maka seorang manajer keuangan di perusahaan
harus memahami konsep value of money dengan baik. Tujuannya adalah agar dapat
megambil keputusan finansial yang tepat, seperti misalnya saat akan menjalankan
investasi atau mencari sumber dana untuk pinjaman. Selain yang telah disebutkan di atas,
berikut ini adalah manfaat time value of money bagi investor, pelaku bisnis serta individu.
1. Bagi Investor
Time value of money bagi investor bisa digunakan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan investasi, dengan mempertimbangkan inflasi, suku bunga, resiko dan tingkat
pengembaliannya.
Time value of money bagi perusahaan bisa digunakan sebagai dasar untuk menyusun
anggaran yang akan berpengaruh pada penyesuaian arus kas atau cash flow. Selain itu
membantu penghitungan aset riil serta keuangan yang cenderung mengalami pertumbuhan.
3. Bagi Individu
Time value of money bagi individu akan sangat bermanfaat sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan target dalam investasi atau menabung dan menentukan target
untuk dana pensiun. Yang dalam hal ini juga mempertimbangkan inflasi, bunga, dan
tingkat pengembalian.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, nilai uang untuk saat ini akan lebih berharga dibandingkan dengan
nilai yang sama di masa mendatang. Perubahan yang terjadi pada nilai uang tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti berikut ini:
1. Inflasi
Adanya peningkatan inflasi pada suatu negara akan berpengaruh pada depresiasi nilai mata
uang. Demikian juga sebaliknya, jika negara memiliki tingkat inflasi yang rendah maka
hal itu menunjukkan nilai mata uang yang naik.
2. Suku Bunga
Perubahan suku bunga akan berpengaruh pada nilai uang suatu negara, biasanya terhadap
dollar. Suku bunga, tarif perdagangan uang (forex) serta inflasi semuanya saling
berhubungan.
3. Stabilitas Politik
Tidak dipungkiri bahwa stabilitas politik dan ekonomi suatu negara akan berpengaruh
pada kekuatan nilai mata uangnya. Kondisi politik yang tidak stabil akan memungkinkan
terjadinya depresiasi nilai mata uang.
Jika average rate of return lebih tinggi dari laba yang diharapkan → layak
- Metodeini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa
yang akan datang dengan nilai sekarang investasi
Tingkat discount faktor yang menyamakan nilai sekarang investasi dan nilai sekarang
penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang
Time value of money adalah konsep penghitungan keuangan yang terdiri dari beberapa
rumus untuk penghitungan nilai uang sekarang, masa depan, serta anuitas (pembayaran
secara bertahap. Berikut ini adalah rumus beserta beberapa contoh soalnya:
Nilai uang sekarang merupakan nilai nominal sejumlah uang yang dimiliki saat ini dan
dapat dibungakan guna meraih jumlah uang yang lebih besar pada masa depan. Rumus
kalkulasi present value tersebut, yaitu:
Rumus: Pv = Fv / (1 + i) n
Keterangan:
n = jumlah tahun
Vicenzo hendak menabung uangnya di bank dengan tujuan mendapatkan uang sejumlah
Rp 10.000.000 setelah dua tahun menabung. Jika tingkat suku bunga yang didapatkan
sebesar 10%, penghitungan uang yang Vicenzo harus tabungkan adalah:
Jawab;
Pv = Fv / (1 + i) n
Pv = Rp 10.000.000 / (1 + 0,10) 2
Pv = Rp10.000.000 / (1,21)
Pv = Rp 8.264.463
1. Future Value ( Nilai Uang Masa Depan)
Future value dalam time value of money adalah nominal uang yang akan diterima di masa
depan dari uang yang disimpan saat ini, ditambah tingkat suku bunga tertentu. Ciri-ciri
dari future value adalah terdapatnya kemungkinan jumlah uang menjadi berkali-kali lipat.
Rumus matematis yang diterapkan sama dengan rumus present value:
Rumus: Fv = Pv (1 + i) n
Ibu Y menyimpan uangnya di bank tahun ini sebesar Rp10.000.000 dengan tingkat suku
bunga hingga 5% dalam setahun. Maka, untuk mengetahui total nilai tabungan Ibu Y pada
dua tahun ke depan adalah seperti diuraikan di bawah.
Jawab:
Fv = Pv (1 + i) n
Fv = Rp 10.000.000 (1 + 0,05) 2
Fv = Rp 10.000.000 (1,1025)
Fv = Rp 11.025.000
2. Anuitas (Annuity)
Anuitas ialah suatu pembayaran yang dilakukan secara berkelanjutan dalam jangka waktu
yang telah ditentukan. Anuitas dapat didefinisikan sebagai sebuah kontrak saat suatu
perusahaan asuransi membayar imbalan premi kepada nasabahnya secara berkala. Ada 2
macam anuitas yaitu:
1. Anuitas biasa (ordinary annuity), Anuitas biasa atau juga disebut anuitas tertunda
merupakan anuitas dari suatu pembayaran yang dilakukan pada akhir periode untuk setiap
periode tertentu.
2. Anuitas jatuh tempo (due annuity) ialah, apabila pembayaran dilakukan pada awal
periode, maka rangkaian pembayaran tersebut dinamakan anuitas jatuh tempo. Konsep
anuitas biasa dan anuitas jatuh tempo dapat diterapkan dengan konsep pemajemukan baik
untuk nilai yang akan datang (nilai masa depan) maupun nilai sekarang.
A. Pengertian Kas
Kas merupakan mata uang dan koin yang ada ditangan perusahaan dalam laci petty
cash, cash register, atau dalam rekening cek dan pasar uang. Kas merupakan salah satu
bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (paling likuid) dan paling mudah
berpindah tangan dalam suatu transaksi. Transaksi tersebut misalnya untuk pembayaran
gaji atau upah pekerja, membeli aktiva tetap, membayar hutang, membayar dividen dan
transaksi lain yang diperlukan perusahaan.
Perusahaan mengalami kenaikan tak teratur dalam kas yang dipegangnya dari
beberapa sumber eksternal. Dan dapat diperoleh di pasar keuangan dari penjualan
sekuiritas, seperti obligasi, saham preferen, dan saham biasa, atau perusahaan bisa
melakukan kontrak hutang yang tidak diperdagangkan dengan peminjam seperti bank Arus
kas masuk tak teratur ini tidak terjadi setiap hari. Mereka cenderung episodik, kesepakatan
pendanaan terjadi dengan interval yang lebar. Kontrak pendanaan eksternal biasanya
melibatkan jumlah uang yang banyak yang berasal dari kebutuhan besar yang diketahui
oleh manajemen perusahaan, dan kebutuhan ini tidak terjadi setiap hari. Misalnya,
produk baru mungkin telah masuk ke tahap peluncuran, atau ekspansi pabrik mungkin
dibutuhkan untuk memberi tambahan kapasitas produksi.
Sedangkan arus kas masuk tak teratur adalah sumber eksternal, sumber lain kas ke
perusahaan yang terjadi dari operasi dan terjadi lebih teratur. Dalam periode yang panjang,
penerimaan terbesar berasal dari penagihan piutang dagang dan lebih sedikit dari
penjualan kas secara langsung dari produk jadi. Banyak perusahaan manufaktur juga
menghasilkan kas, secara teratur melalui lekuidasi persediaan yang rusak dan kadaluwarsa.
Kadangkala, aktiva tetap juga dijual, sehingga menghasilkan arus-kas masuk.
Terdapat beberapa macam pengertian mengenai Kas, dapat ditinjau dari sisi Teori Konsep
ekonomi maupun dari sisi Perundang-Undangan. Berikut adalah pengertian Kas yaitu:
Kas merupakan rekening giro setara kas dan juga saldo kas yang merupakan investasi
yang bersifat likuid, berkurun waktu pendek dan yang paling cepat dijadikan kas dalan
jumlah tertentu tanpa menghadapi berbagai resiko perubahan nilai yang cukup besar.
Setara kas ini dapat dimiliki untuk memenuhi komitmen kas yang berkurun waktu
pendek, bukan bertujuan untuk melakukan investasi atau tujuan lainnya. Investasi harus
diubah menjadi kas sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan, tanpa memberikan resiko
yang dapat berpengaruh, itu merupakan syarat setara kas. Investasi baru dapat
mempengaruhi syarat setara kas saat akan jatuh tempo dalam kurun tiga bulan atau kurang
dari tanggal perolehan.
Kas negara merupakan tempat penyimpanan uang negara yang telah ditentukan oleh
Menteri keuangan yang berjabat sebagai Bendaharawan Umum Negara untuk menampung
seluruh pemasukan dan membayar semua pengeluaran yang dilakukan oleh negara.
Dengan demikian, pengertian kas menurut undang- undang yakni semua uang negara yang
tersumber dari seluruh pemasukan negara dan digunakan untuk membayar seluruh
pengeluaran dari negara.
B. Aliran Kas
Pada sebuah perusahaan, terdapat yang namanya aliran kas, nah aliran kas tersebut
terbagi menjadi dua, yaitu: Aliran kas masuk dan juga Aliran kas keluar, kemudian Aliran
kas adapula yang bersifat kontinyu dan tidak kontinyu. Berikut merupakan contoh dari
masing-masing Aliran Kas:
1. Aliran kas masuk kontinyu, contohnya seperti hasil penjualan produk yang
dilakukan secara tunai, dan juga penerimaan piutang.
2. Aliran kas masuk intermittent, contohnya seperti pendapatan dari penyertaan
pemilik perusahaan, penjualan saham, dan penerimaan kredit yang berasal dari
Bank.
3. Aliran kas keluar kontinyu, contohnya seperti untuk pembelian bahan belum
jadi atau bahan mentah, dan juga gaji karyawan.
4. Aliran kas keluar intermittent, contohnya seperti pengeluaran untuk
pembayaran dividen, pembayaran angsuran hutang untuk pembelian kembali
saham.
Kas merupakan suatu unsur paling penting yang harus selalu ada pada seluruh
perusahaan, karena kas tersebut merupakan unsur modal kerja yang paling besar tingkat
likuiditasnya. Jika jumlah kas tinggi, maka perusahaan akan semakin likuid, dan begitupun
juga sebaliknya. Besarnya jumlah kas pun dapat dikaitkan dengan besarnya penjualan,
perbandingan penjualan dan jumlah kas rata-rata menunjukkan tingkat perputaran kas.
Kas memiliki persediaan minimal atau juga disebut dengan persediaan bersih biasa
juga disebut dengan Safety Cash Balance yang merupakan jumlah kas minimal tertentu
yang harus di pertahankan oleh suatu perusahaan untuk dapat memenuhi kebutuhan
finansial dari perusahaan tersebut setiap waktu jika dibutuhkan.
Faktor yang memenuhi besar dan kecilnya persediaan bersih kas, antara lain yaitu
sebagai berikut:
1. Adanya penerimaan dari hasil penjualan barang dan jasa. Artinya perusahaan
melakukan penjualan barang, baiksecara tunai maupun secara kredit. Bila
dilakukan secara tunai, maka otomatis langsung berpengaruh terhadap kas. Akan
tetapi jika dilakukan secara angsuran, maka perubahan ini akan terjadi untuk
beberapa saat kedepan. Perubahan tentunya akan menyebabkan uang kas
bertambah.
2. Adanya pembelian barang dan jasa, artinya perusahaan memnbeli sejumlah barang,
baik bahan baku, bahan tambahan, atau barang keperluan lainnya, yang tentunya
akan berakibat mengurangi jumlah uang kas.
3. Adanya pembayaran biaya-biaya operasional. Dalam hal ini perusahaan
mengeluarkan sejumlah biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk
membiayai aktivitas perusahaan, seperti membayar gaji, upah, telepon, listrik,
pajak, biaya pemeliharaan yang tentunya akan mengakibatkan uang kas akan
bertambah.
4. Adanya pengeluaran untuk membayar angsuran pinjaman. Artinya jika dalam
memperoleh sumber dana perusahaan melakukan pinjaman ke bank atau ke
lembaga lain, maka perusahaan tentu akan membayar angsuran pinjaman tersebut,
selama beberapa waktu , hal ini tentunya akan mengakibatkan berkurangnya uang
kas.
5. Adanya pengeluaran untuk investasi. Hal ini dilakukan bila perusahaan hendak
melakukan penambahan kapasitas produksi seperti pembelian mesin-mesin baru,
atau pembangunan gedung atau pabrik baru. Hal ini juga dapat terjadi bila
perusahaan hendak melakukan ekspansi kebidang usaha lainnya.
6. Adanya penerimaan dari pendapatan, artinya perusahaan memperoleh tambahan
kas dari pendapatan, baik yang berkaitan langsung dengan kegiatan perusahaan
maupun pendapatan yang tidak langsung. Jelas bahwa pendapat ini akan
mempengaruhi jumlah uang kas
7. Adanya penerimaan dari pinjaman. Dalam hal ini perusahaan memperoleh
sejumlah uang dari lembaga peminjam, seperti bank atau lembaga keuangan
lainnya. Pinjaman ini akan menamabah jumlah uang kas dalam periode tersebut.
Motif Transaksi
Kas sangat dibutuhkan perusahaan utnuk dapat memenuhi kebutuhan transaksi dari
perusahaan tersebut pun dipergunakan untuk membayar upah para karyawan, membayar
tagihan listrik, menyetok bahan baku dan lain-lain.
Motif Berjaga-jaga
Kas sangat dibutuhkan untuk mengatasi adanya ketidakpastian perusahaan yang akan
dialami di masa mendatang, jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan nantinya.
Motif Spekulasi
Kas sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi jika terjadi kenaikan harga surat berharga
maupun investasi berharga, dengan begitu perusahaan dapat tetap memperoleh
keuntungan.
Manajemen kas merupakan suatu pengelolaan dari sumber daya kas yang ada dalam
sebuah perusahaan. Manajemen kas ini yakni sebagai manajemen alat untuk berfungsinya
perusahaan dengan memanfaatkan sumber daya kas atau sumber daya likuid yang telah
dimiliki perusahaan secara efektif. Dalam hal ini, perusahaan harus benar-benar dapat
mengelola sumber daya kas ini dengan efektif dan efisien sebagai strategi untuk
mengembangkan perusahaan.
Begitupula dalam dunia perbankan, hal paling utama yang harus diperhatikan adalah
sumber daya kas yang dimiliki, mengatur pemasukan dan pengeluaran dari Bank tersebut,
agar tidak sampai terjadinya kekurangan dana kemudian menyebabkan masalah serius
dalam perbankan tersebut.
Tujuan utama dari Manajemen kas yakni, pengelolaan manajemen kas yang baik
dalam suatu perusahaan akan membantu manajemen kas mendanai pengeluaran yang telah
dilakukan dengan baik tepat pada waktunya begitupun dalam memenuhi kewajiban yang
harus dibayar ketika terjadinya jatuh tempo. Adapun tujuan-tujuan lainnya yakni sebagai
berikut:
1. Penyediaan kas yang diharapkan cukup untuk memenuhi operasi dalam jangka
pendek maupun dalam jangka panjang.
2. Penetapan tanggung jawab untuk pemasukan kas dan perlindungan dana yang
cukup hingga dana disimpan.
3. Pemeliharaan saldo Bank yang cukup, yang dapat berguna untuk mendukung
hubungan dengan bank komersil.
4. Penyelenggaraan mengenai pencatatan kas.
5. Penyelenggaraan pengendalian untuk menjamin suatu pembayaran yang hanya
dilakukan dengan tujuan yang benar atau sah.
Model Manajemen kas ini akan menjadi jawaban dari permasalahan pembagian aset
likuid dalam sebuah perusahaan. Dalam sebuah perusahaan, jika perusahaan tersebut
memiliki kas terlalu rendah, maka perusahaan akan menjual surat berharga yang dimiliki
tersebut, ataupun membeli kembali surat berharga untuk menjadi pengganti dari surat
berharga yang telah dijual tersebut lebih sering daripada jika kasnya lebih tinggi.
Dengan begitu, trading cost yang dimiliki akan turun saat saldo dari kas tersebut
bertambah besar. Sedangkan opportunity cost, kas akan bertambah sejalan dengan
peningkatan dari saldo kas. Dibawah ini, merupakan model dari manajemen kas yaitu
sebagai berikut:
1. Model Baumol
Model manajemen kas yang dikemukakan oleh William Baumol sering disebut dengan
Model Persediaan. Baumol mengakui ada kesamaan antara manajemen kas dengan
manajemen persediaan, jika ditinjau dari aspek keuangan. Baumol menyatakan bahwa
saldo kas yang ada dalam perusahaan diperlakukan sama dengan persediaan barang.
Model Economic Order Quantity (EOQ) yang digunakan untuk menghitung pesanan
barang yang paling ekonomis. Konsep EOQ ini juga berlaku dalam perhitungan persediaan
kas yang paling ekonomis atau saldo kas yang ditargetkan.
Model Baumol ini mengasumsikan bahwa perusahaan menggunakan kas dengan pola
yang konstan baik kebutuhan kas, aliran kas masuk maupun aliran kas keluarnya.
Misalnya rencana penggunaan kas suatu perusahaan selama seminggu sebesar
Rp.5.000.000. Aliran kas masuk diperkirakan sebesar Rp.4.000.000 per minggu, oleh
karena itu kebutuhan kas bersih atau kas keluar bersih sebesar Rp.5.000.000 -
Rp.4.000.000 = Rp.1.000.000,-. Keadaan posisi kas tersebut akan terlihat sebagai
berikut:
Gambar 1.S
Pada awal minggu ketiga, perusahaan harus mengisi kasnya kembali dengan jumlah
yang tetap yaitu sebesar Rp. 3.000.000 demikian seterusnya. Apabila jumlah kas
maksimum dinaikkan menjadi sebesar Rp. 6.000.000 dan kebutuhan kas keluar bersih
tetap sebesar Rp. 1.000.000 per minggu, maka jangka waktu pemakaiannya akan lebih
lama yaitu selama 6 minggu. Dengan demikian saldo kas rata-ratanya akan naik menjadi
Rp. 6.000.000 : 2 = Rp. 3.000.000,-. Apabila kas tersebut diperoleh dari pinjaman, maka
biaya transaksi peminjaman akan lebih kecil apabila frekuensi peminjamannya lebih kecil
atau jumlah saldo kas yang dimiliki diperbesar. Artinya apabila jumlah uang kas yang
dipinjam besar dalam sekali pinjam, maka frekuensi peminjamannya kecil
sehingga biaya administrasinya juga kecil. Di lain pihak terjadi sebaliknya, dengan saldo
kas yang semakin besar maka pendapatan yang diperoleh akan semakin kecil karena
banyak kas yang menganggur. Hal ini karena kas yang menganggur tidak dapat
menghasilkan pendapatan, kecuali kas menganggur tersebut diinvestasikan dalam surat
berharga atau deposito bank.
Oleh karena itu perlu ditentukan berapa besarnya jumlah kas yang optimal bagi
perusahaan. Baumol memberikan formula untuk menentukan jumlah kas yang optimal
dengan konsep EOQ tersebut di atas, yaitu:
2 (𝐹)(𝑇)
C=√
Di mana:
K = biaya kesempatan dari kas yang dimiliki. Biaya kesempatan merupakan penghasilan
yang seharusnya dapat diperoleh dari kas yang menganggur.
Model Miller dan Orr merupakan model penentuan persediaan apabila aliran kas
masuk dan keluar tidak konstan. Konsep Miller dan Orr menyatakan bahwa perusahaan
harus menetapkan jumlah saldo kas yang paling tinggi sebagai batas atas dan saldo kas
terendah sebagai batas bawah. Apabila saldo kas telah mencapai batas atas, maka
perusahaan hendaknya merubah sebagian kas tersebut ke dalam bentuk surat berharga
agar saldo kas kembali pada jumlah yang ideal. Sebaliknya, apabila jumlah saldo kas telah
mencapai batas minimal (batas bawah), maka perusahaan dapat merubah sekuritas yang
ada menjadi kas sehingga mencapai jumlah saldo kas yang ideal.
Apabila saldo kas mengalami penurunan hingga mencapai nol, maka perusahaan harus
segera mengubah sekuritasnya menjadi kas senilai saldo kas optimal. Apabila saldo kas
semakin membesar, maka pada batas atas uang kas harus diubah menjadi sekuritas.
Rumus model Miller dan Orr untuk menentukan jumlah saldo kas yang optimal sebagai
berikut:
Di mana:
2 = varian dari aliran kas masuk bersih sebagai penyebaran arus kas
i = tingkat bunga harian untuk investasi pada surat berharga (sekuritas)
Nilai maksimal sebagai batas atas (diberi notasi h) adalah sebesar 3 z. Sedangkan rata-
rata saldo kas kurang lebih sebesar (z + h) / 3. Jumlah saldo kas sebagai batas minimal
besarnya adalah nol.
Untuk mempercepat penerimaan kas, penting sekali kita pahami bagaiman mengurangi
float. Float adalah panjangnya waktu dari saat cek ditulis sampai kas benar-benar diterima.
Ada empat elemen float yakni :
1. Mail float yang disebabkan oleh waktu antara saat pelanggan mengirimkan cek
sampai perusahaan memprosesnya.
2. Processing float yang disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan
untuk memproses cek pelanggan sebelum dapat didepositokan di bank.
3. Transit float yang disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan untuk mengkliringkan
melalui sistem perbankan komersial atas cek yang di depositokan pelanggan
sampai bisa digunakan oleh perusahaan. Kredit ditunda sampai maksimum dua hari
kerja pada cek yang dikliringkan melalui melalui Federal Reserve System.
4. Disbursing float yang berasal dari kenyataan bahwa dana pelanggan tersedia di
rekening bank perusahaan sampai cek pembayaran dikliringkan melalui sistem
perbankan. Biasanya dana yang ada dibank perusahaan melebihi saldo yang tertera
pada bukunya.
konsentrasi.
Menghilangkan mail
Depository
float yang terkait Perusahaan telekomunikasi
transfer check
dengan transfer mengirimkan data deposito ke bank
dengan
check konsentrasi pergerakan.
4 otomasi
biasa
Memindahkan dana
secara langsung
antar bank. Ini
menghilangkan
transit float dalam
hal hanya good fund
1 (1) mendapatkan
control yang lebih
baik atas
Menetapkan zero balance account
pembayaran kas,
untuk semua unti pembayaran
(2) mengurangi
perusahaan, namun dalam bank
kelebihan saldo
konsentrasi yang sama. Cek ditarik
kas dibank
terhadap rekening ini dengan neraca
regional, dan
dalam setiap rekening yang tidak
(3)mungkin
Zero balance pernah lebih besar dari $0.
meningkatkan
account disbursing float Otoritas pembayar divisi berada
ppada tingkat manajemen
2 Mendapatkan
control kantor pusat Kantor lapangan menerbitkan draft
yang efektif atas dan bukannya cek untuk
Payable through
pembayaran menyelesaikan piutang dagang
draft
yang diotorisasi
2.3 Manajemen Modal Kerja
Manajemen modal kerja adalah manajemen terhadap harta lancar dan utang
lancar.terutama sekali bagaimana agar operasi perusahaan dapat berjalan dan
kewajiban lancar atau kewajiban yang harus dibayar dalam jangka pendek satu
periode atau satu tahun perusahaan mampu untuk melunasinya.
Modal kerja (working capital) yang biasa disebut modal kerja bruto (gross working
capital ) adalah aktiva lancar yang digunakan dalam operasi. Sedangkan pengelolaan
modal kerja (working capital management ) menyangkut penetapan kebijakan modal
kerja maupun pelaksanaan kebijakan tersebut dalam operasi sehari – hari.
Dan kebijakan modal kerja (working capital policy) mengacu pada kebijakan dasar
perusahaan mengenai :
Pada umumnya Jumlah modal kerja adalah suatu kebutuhan perusahaan akan biaya
operasi perusahaan atau keseluruhan aktiva lancar untuk operasi perusahaan.
Atas pengertian diatas maka dapatlah ditarik sebuah definisi tentang modal kerja yaitu
:
Manajemen atau pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat pentingagar
kelangsungan usaha sebuah perusahaan dapat dipertahankan Kesalahan atau
kekeliruan dalam pengelolaan modal kerja akan menyebabkan buruknya 20 kondisi
keuangan perusahaan sehingga kegiatan perusahaan dapat terhambat atau terhenti
sama sekali
D. Alasan Penting Manajemen Modal Kerja
1. Bahwa sebagian besar waktu manajer keuangan digunakan untuk kegiatan oprasi
peruusahaan (manajemen Modal Kerja)
1. Konsep kuantitatif
2. Konsep kualitatif
Modal kerja adalah kelebihan harta lancar di atas utang lancar (net working capital )
3. Konsep fungsional
Modal kerja dalam usaha yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan periode
tersebut
A. Modal kerja permanen ( permanen working capital ) adalah modal kerja yang
harus teteap ada agar perusahaan dapat menjalankan operasinya, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan konsumen.
1. Modal kerja primer (primary working capital) yaitu jumlah modal kerja minimum
yang harus ada untuk menjamin kelancaran usaha
2. Modal kerja normal (normal working capital) yaitu jumlah modal kerja yang
diperlukan untukmenyelenggarakan luas produksi yang normal.
B. Modal kerja variabel (variabel working capital) yaitu modal kerja yang
diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
1. Modal kerja musiman (seasional working capital) adalah modal kerja yang
jumlahnya selalu berubah karena fluktuasi musim
2. Modal kerja siklis (cychical working capital) adalah jumlah modal kerja yang
selalu berubah karena fluktuasi konjungtur
3. Modal kerja darurat (emergency working capital) adalah modal kerja yang
jumlahnya selalu berubah karena adanya keadaan darurat
B. penjualan tunai
Upah buruh
material
penjualan penerima
CA AVARAGE CA
Adalah metode pendanaan di mana setiap aktiva dengan instrumen pendanaan yang
memiliki maturitas kurang lebih sama. Dengan pendekataan cegah resiko, aktiva
lancar jangka pendek yang bersifat musiman akan didanai oleh utang jangka pendek,
sedangkan aktiva lancar yang versifat permanen serta seluruh aktiva tetap didanai
oleh utang jangka panjang atau equity.
Jumlah yang diperlukan sejak pelepasan dana hingga diterima kembali melalui
penjualan 10 hari.
TP = TAKSIRAN PENJUALAN
Misal jumlah modal kerja tahun 2003 dan 2004 sebagai berikut :
2003 2004
Taksiran penjualan tahun 2005 = rp.6.125.000 sedangkan penjualan tahun 2004 = Rp.
4.550.000
a. Metode ini mendasarkan pada aliran kas masuk atau cif dan aliran kas keluar cof
Madal (capital) merupakan faktor produksi yang dibutuhkan dan seperti faktor-faktor
produksi lainnya, modal mempunyai biaya. Biaya setiap komponen disebut biaya
komponen (component cost) dari jenis modal tertentu.
Modal yang dibutuhkan untuk membiayai operasi perusahaan terdiri atas modal asing
dan modal sendiri. Modal asing adalah modal yang berasal dari pinjaman para
kreditur suplier dan perbankan. Sedangkan modal sendiri merupakan modal yang
berasal dari pihak perusahaan baik dari pemilik perusahaan (pemengang saham)
maupun laba yang tidak dibagikan (laba ditahan). Apabila perusahaan menjual surat
berharga kepada investor, maka perusahaan berkewajiban memberikan hasil (return)
yang dikehendaki oleh investor tersebut, bagi perusahaan merupakan biaya yang
disebut biaya modal seperti :biaya bunga, biaya penurunan surat berharga, dan biaya
lain yang berkaitan dengan perolehan modal tersebut.
Biaya modal (cost of capital) adalah biaya rill yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memperoleh dana baik dari hutang, saham preferen atau saham
biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya
biaya rill yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang
diperlukan.
Lebih lanjut Agus Sartono mengatakan bahwa saham preferen pada umumnya lebih
beresiko dibandingkan dengan utang obligasi. Jaminan atas modal yang ditanamkan
dan pembayaran laba bagi pemegang saham preferen adalah setelah para pemegang
obligasi dibayar. Dengan demikian juga pembayaran deviden saham preferen
dibayarkan setelah pembayaran bunga utang. Konsekuensinya investor saham
preferen akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi dari pada pemegang
obligasi.
Oleh sebab itu, ketidakpastian pembayaran deviden saham biasa menjadi
semakin besar dibandingkan dengan bunga dan deviden saham preferen.
Perlu diperhatikan bahwa penentuan besarnya biaya modal perusahaan
sangat penting karena ada tiga alasan.
1. Memaksimalkan nilai perusahaan mensyaratkan adanya
minimalisasi semua biaya input termasuk biaya modal.
2. Keputusan investasi yang tepat mensyaratkan estimasi biaya modal
yang tepat.
3. Beberapa keputusan lain seperti leasing, pembelian kembali obligasi
perusahaan dan manajemen modal kerja memerlukan estimasi biaya
modal.
Perusahaan yang mengunakan dana dari laba ditahan juga ada biaya
walaupun laba ditahan berasal dari hasil usaha perusahaan. Biaya modal
yang berasal dari laba ditahan disebut sost of retained earning.Biaya
tersebut sebesar tingkat keuntungan investasi(rate of retun) yang
disyaratkan diterima oleh investor. Hal ini karena apabila modal
tersebutdiinvestaskan pada perusahaan lain maka akan mendapatkan
keuntungan. Besarnya keuntungan tersebut sama dengan besarnya
keuntungan apabila perusahan menginvestasikan dana laba ditahan tersebut
atau sama besarnya dengan rate of return yang diharapkan diterima dari
investasi pada saham(expected rate of return on the stock).
Apabila investor memperkirakan tingkat keuntungan yang terjadi tinggi,
yang berarti menurunya daya beli uang yang dimiliki, maka ia akan
meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi untuk investasinya. Begitu
juga apabila diperkirakan permintaan dana meningkat maka terjadi
kelebihan permintaan kemudian mengakibatkan investor meminta
keuntungan yang lebih tinggi juga, sehinga dicapai titik keseimbangan pada
tingkat keuntungan yang lebih tinggi.
Dua faktor tersebut yang sangat mempengaruhi return pada surat berharga
bebas resiko reguired rate of return bagi surat berharga juga akan
dipengaruhi oleh risk free securities tersebut. Bagi surat berharga yang
spesifik terdapat empat komponen resiko yang menentukan risk premium,
keempat komponen itu adalah :
(1). Business risk,
(2). Financial risk,
(3). Marketabiliti risk atas surat berharga kemudian,
(4). Interest rate risk.
Biaya modal juga dapat diukur dengan rate of return minimum dari
investasi baru yang dilakukan perusahaan, tentu dengan asumsi bahwa
tingkat resiko investasi baru tersebut sama dengan resiko aktiva yang
dimiliki perusahaan saat ini dan pengertian biaya modal adalah biaya modal
rata-rata tertimbang.
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-
masing sumber dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal
individu tersebut dihitung satu per satu untuk tiap jenis modal.Namun
apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya
modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (weighted
average cost of capital disingkat WACC) dari seluruh modal yang
digunakan. Sekali lagi bahwa konsep biaya modal dimaksudkan untuk
menentukan besar biaya nyata atau (rill) dari penggunaan dana dari masing-
masing sumber dana.
D. Asumsi-asumsi Dasar
Struktur dasar dari biaya modal dibuat dengan beberapa asumsi yang
berhubungan dengan risiko dan pajak :
b. Tarif Pajak.
Tarif Pajak digunakan dalam perhitungan biaya utang yang
digunakan dalam WACC, dan terdapat cara-cara lainnya yang
kurang nyata dimana kebijakan pajak mempengaruhi biaya modal.
b. Kebijakan Dividend.
Penurunan ratio pembayaran dividend mungkin dapat menye-
babkan biaya modal sendiri meningkat, sehingga MACC-nya naik.
c. Kebijakan Investasi.
Akibat dari kebijakan investasi akan membawa dampak yang
berrisiko. Besar kecilnya risiko inilah yang akan mempengaruhi
biaya modal
H. Biaya Modal Pinjaman Jangka Panjang
Laba ditahan merupakan laba yang tidak dibayarkan sebagai cash dividen
, yang merupakan hak milik pemegang saham .Biaya laba ditahan (the cost of
retained earnings) bagi perusahaan adalah sama seperti biaya penerbitan
penuh atas tambahan saham biasa (fully subscribed issue of additional
common stock), yang diukur oleh biaya modal sendiri saham biasa. Hal ini
berarti laba ditahan meningkatkan modal sendiri dengan cara yang sama
seperti penerbitan baru saham biasa.
Seperti biaya saham biasa , biaya modal dari laba ditahan dapat
dihitung dengan menggunakan 3 model pendekatan :
Semakin berisiko obligasi, maka biaya modalnya akan menjadi lebih tinggi pula
1. Hutang Obligasi:
Jumlah pendanaan sebesar Rp. 500.000.000,-, dengan nilai nominal Rp.
500.000 per lembar. Bunga yang ditawarkan sebesar 20% per tahun dan
jangka waktu obligasi 5 tahun. Harga jual obligasi Rp. 462.500,- per lembar
dan tingkat pajak 30%.
2. Saham Preferen:
Besarnya pendanaan saham preferen adalah Rp. 400.000.000,-. Harga jual
saham preferen sebesar Rp. 31.250,- setiap lembar dengan dividen sebesar
Rp. 4.500,- per lembar.
3. Saham Biasa:
Jumlah pendanaan dari modal saham biasa sebesar Rp. 1.100.000.000,-.
Harga jual saham Rp. 22.500,- dengan dividen sebesar Rp. 3.125,- setiap
lembar dengan pertumbuhan 5%.
Dari informasi di atas hitunglah:
1. Biaya modal secara individual
2. Biaya modal keseluruhan
Penyelesaiannya:
1. Biaya modal secara individual:
1). Biaya modal hutang obligasi
I = Rp. 500.000 x 20%
= Rp. 100.000,-
sehingga:
kd = I+(N-Nb)/n
(Nb+N)/2
jadi
(462.500 + 500.000)/2
kd = 107.500 kd = 22,34%
481.250
l;
Selanjutnya ka disesuaikan dengan tingkat pajak sehingga :
ki = kd (1 – t)
kihy = 22,34% (1 - 0,30)
ki = 22,34% (0,70) =15,64%
kp = 4.500 / 31.250
kp = 0.144 =14,40%
ke = (Dl / PO) + g
Jadi biaya modal keseluruhan atau biaya modal rata-ratanya adalah 17,18%
Kesimpulannya :
Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat
menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diproleh dari investasi
tersebut. Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-
kurangnya sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan.
Lebih mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun
untuk melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu
perusahaan adalah bagian (suku rate) yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko tertentu.
Biaya modal terdiri dari biaya modal hutang jangka panjang . biaya modal saham
preferen , biaya modal saham biasa , biaya modal saham laba ditahan dan biaya modal
saham rata-rata tertimbang . Tapi dari seluruh komponen biaya modal biaya modal
yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang (Weighted Cost of
Capital atau WACC). Namun tidak semua komponen modal diperhitungkan dalam
menentukan WACC. Hutang dagang (accounts payable) tidak diperhitungkan dalam
perhitungan WACC. Yang diperhitungkan dalam WACC adalah Perimbangan hutang
jangka panjang , saham preferen , saham biasa ,dan laba ditahan .
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam
pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva
yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir,2001). Modal pada
dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif (Debet) dan modal Pasif (Kredit).
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli, dapat
disimpulkan bahwa struktur modal merupakan proporsi keuangan antara utang jangka
pendek, utang jangka panjang dan modal sendiri yang digunakan untuk pemenuhan
kebutuhan belanja perusahaan. Struktur modal merupakan cermin dari kebijaksanaan
perusahaan dalam menentukan jenis sekuritas yang dikeluarkan, karena masalah
struktur modal adalah erat hubungannya dengan masalah kapitalisasi, dimana disusun
dari jenis-jenis funds yang membentuk kapitalisasi adalah struktur modalnya.
Keputusan struktur modal berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal
dari dalam maupun dari luar, sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana
perusahaan dari internal berasal dari laba ditahan dan depresiasi.
Dana yang diperoleh dari sumber eksternal adalah dana yang berasal dari para
kreditur dan pemilik perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari
kreditur merupakan utang bagi perusahaan. Dana yang diperoleh dari para pemilik
merupakan modal sendiri. Kebijakan mengenai ktur melibat rade off antara dan
tingkat pengembalian.
Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal
sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang
maupun jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan
bisa juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan. Komponen struktur modal
menurut Bambang Riyanto (2008:227) terdiri dari 2 yaitu:
1. Modal Asing
Modal asing atau utang merupakan salah satu sumber pembiayaan eksternal
yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kebutuhan dananya. Dalam
pengambilan keputusan akan penggunaan utang ini harus mempertimbangkan
besarnya biaya tetap yang muncul dari utang berupa bunga yang akan menyebabkan
semakin meningkatnya leverage keuangan dan semakin tidak pastinya tingkat
pengambilan bagi para pemegang saham.
Modal asing menurut Bambang Riyanti (2008:227) Modal asing adalah yang
berasal dari luar perusaahaan yang sifatnya sementara bekerja didalam perusahaan
dari luar perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan utang yang pada
saatnya harus dibayar kembali. Modal asing atau utang sendiri dibagi menjadi tiga
golongan diantaranya:
Utang jangka pendek adalah modal asing yang jangka waktunya paling lama satu
tahun. Sebagian besar utang jangka pendek terdiri dari kredit perdagangan yaitu kredit
yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan usahanya.
- Term loan merupakan kredit usaha dengan umur lebih dari satu tahun dan kurang
dari 10 tahun.
- Leasing merupakan suatu alat atau cara mendapatkan service dari suatu aktiva tetap
yang pada dasarnya adalah sama seperti halnya kalau kita menjual obligasi untuk
mendapatkan service dan hak milik atas aktiva tersebut, bedanya pada leasing disertai
hak milik.
Utang jangka panjang merupakan utang yang jangka waktunya adalah panjang, pada
umumnya lebih dari 10 tahun. Adapun jenis atau bentuk-bentuk utama dari utang
jangka panjang antara lain:
- Pinjaman obligasi merupakan pinjaman untuk jangka waktu yang panjang, untuk
debitur mengeluarkan surat pengakuan utang yang mempunyai nominal tertentu.
2. Modal Sendiri
Modal sendiri atau ekuitas merupakan modal jangka panjang yang diperoleh
dari pemilik perusahaan atau pemegang saham. Modal sendiri diharapkan tetap berada
dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas sedangkan modal pinjaman
memiliki jatuh tempo.
Modal sendiri menurut Bambang Riyanto (2008:228) modal yang berasal dari
pemilik perusahaan dan yang tertanam didalam perusahaan untuk waktu yang tidak
tentu lamanya. Jadi modal sendiri merupakan modal yang digunakan oleh perusahaan
untuk kegiatan operasionalnya yang berasal dari pemilik perusahaan tersebut. Modal
sendiri di dalam suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan terdiri dari:
a. Modal saham, adalah tanda bukti pengembalian bagian atau peserta dalam suatu
perseroan.
- Cadangan ekspansi
sebelumnya
c. Laba ditahan, keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan dapat sebagian
dibayarkan sebagai dividen dan sebagian ditahan oleh perusahaan. Apabila penahanan
keuntungan tersebut sudah dengan tujuan tertentu, maka dibentukah cadangan
sebgaimana yang terlah diuraian. Apabila perushaan belum mempunyai tujuan
tertentu mengenai penggunaan keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut
merupakan "keuntungan yang ditahan".
Rasio antara sumber dana dari pihak ketiga terhadap ekuitas disebut debt to
equity ratio (DER). Rasio ini dapat menunjukkan tingkat risiko suatu perusahaan
dimana semakin tinggi DER, maka semakin tinggi risiko perusahaan, karena
pendanaan (financing) dari hutang semakin besar.
Menurut Brigham (1983) investor cenderung lebih tertarik pada tingkat DER
tertentu yang besarnya kurang dari satu, karena jika lebih besar dari satu
menunjukkan risiko perusahaan yang lebih tinggi. Menurut Van Horne (1998),
perusahaan dalam melakukan financing yang berkaitan dengan modal sendiri (equity)
harus memperhatikan dua hal, (1) Apabila perusahan ingin mempertahankan posisi
solvabilitas dan likuiditas diperlukan modal sendiri yang memadai, (2) pertumbuhan
modal sendiri yang berlebihan dapat menurunkan rentabilitas modal sendiri dan juga
akan meningkatkan biaya modal sendiri. Kenaikan DER sampai tingkat tertentu akan
meminimumkan biaya modal, tapi bila pertambahan terlalu berlebihan justru akan
berakibat meningkatnya biaya modal yang berupa biaya bunga.
Selanjutnya variabel struktur aktiva dimana semakin besar nilainya maka semakin
mencukupi aset yang dapat digunakan sebagai jaminan hutang (Weston dan
Copeland, 1997).
Struktur modal merupakan topik yang kompleks dan salah satu faktor yang
menentukan nilai perusahaan. Sejak Modigliani & Miller (1958) mempublikasi-kan
isu tersebut, struktur modal menjadi salah satu topik yang menarik minat penelitian
dari para akademisi dunia. Lebih dari setengah abad, berbagai riset dilakukan untuk
menjelaskan hubungan struktur modal dengan nilai perusahaan, bagaimana
perusahaan menentukan struktur modalnya, dan berapa banyak yang harus dipinjam
dengan mempertimbangkan manfaat dan biaya dari penggunaan utang. Dengan tetap
menghormati teori lainnya, maka selama ini terdapat 3 teori besar di struktur modal
yang menjadi dasar penelitian di struktur modal, yaitu trade-off theory, pecking order
dan agency cost theory.
1. Trade-off theory
Sementara itu teori pecking order yang didasarkan pada temuan dari Myers &
Majluf (1984) menyarankan bahwa perusahaan memiliki preferensi dalam memilih
sumber pendanaannya. Teori ini menyatakan bahwa perusahaan lebih menyukai
penggunaan dana internal dari pada eksternal dalam rangka membiayai
pengembangan usahanya. Bila sumber pendanaan internal yang berasal dari financial
slack tidak mencukupi, maka barulah dipergunakan sumber pendanaan eksternal. Bila
sumber pendanaan eksternal dibutuhkan, maka pilihan utama akan diambil dari
penggunaan utang dengan cara menerbitkan obligasi. Penerbitan saham baru
dilakukan sebagai upaya terakhir dari perusahaan bila sumber pendanaan internal dan
utang tidak mencukupi (Brealey & Myers, 2003). Keuntungan dari pendanaan internal
adalah tidak memerlukan biaya penerbitan dan tidak perlu memberikan informasi
keterbukaan (disclosure) mengenai kondisi keuangan perusahaan yang mungkin saja
meliputi kesempatan investasi yang potensial dan keuntungan yang diharapkan bila
kesempatan investasi tersebut diambil.
A. Agency Theory
Dari teori yang dikemukakan oleh Hanafi, selanjutnya dijelaskan hanya pada
teori pendekatan tradisional dan teori asimetri informasi dan signaling, yaitu :
7. Pendekatan Tradisional
Konsep signaling dan asimetri informasi berkaitan erat. Teori asimentri mengatakan
bahwa pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak mempunyai inforamsi
yang sama mengenai prospek dan risiko perusahaan. Pihak tertentu mempunyai
informasi yang leboh baik dibandingkan pihak lainnya. Manajer biasanya mempunyai
informasi yang lebih dibandingkan dengan pihak luar (investor). Karena itu bisa
dikatakan terjadi asimetri informasi antara mangemen dan investor. Teori signaling
adalah model dimana struktur modal (pengguna utang) merupakan signal yang
disampaikan oleh manajer kepasar. Perusahaan yang meningkatkan utang bisa
dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan dimasa
mendatang. Karena cukup yakin, maka manajer perusahaan tersebut berani
menggunakan utang yang lebih besar. Investor diharapkan akan menangkap signal
tersebut, signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik. Dengan demian
utang merupakan atau signal positif.
D. Teori-teori kapitalisasi
1. Earning tidak cukup besar untuk mendapatkan fair of return dari jumlah modal
yang di investasikan, atau dengan kata lain average rate of return lebih kecil dari pada
fair rate of return.
2. Jumlah nilai sekuritas yang ada di dalam peredaran lebih besar daripada nilai riil
dibandingkan dengan nilai assetnya.
1. Average rate of return dari perusahaan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan rate of return dari modal yang diinvestasikan dalam perusahaan yang sejenis
lainya.
2. Jumlah nilai securitas yang tercantum dalam neraca jauh lebih kecil daripada nilai
riil dari pada assetnya.
1. Tingkat Penjualan
2. Struktur Aktiva
Perusahaan dengan aktiva tetap besar (sebagai kolateral) dapat menggunakan hutang
relatif besar.
3. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
B. Profitabilitas
Pecking order theory menyatakan, bahwa urutan pembiayaan; laba ditahan → hutang
→ jual → saham baru (untuk menghindari pengawasan eksternal).
Jika variabilitas laba kecil, besar kemampuan menanggung beban tetap dari hutang.
Penggunaan hutang memberi manfaat perlindungan pajak.
6. Skala Perusahaan
Perusahaan besar memiliki akses besar masuk pasar modal, sehingga ada korelasi
positif antara skala perusahaan dengan debt to book value of equity ratio.
Saat yang tepat menjual saham atau obligasi; tingkat bunga pasar rendah dan pasar
bursa sedang bullish (lawan dari bearish)
1. Teori pendekatan laba bersih (net income approach) NI Pendekatan ini dapat
diasumsikan investor mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan tingkat
kapitalisasi (Ko) yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah utangnya
dengan tingkat biaya utang (Kd) yang juga konstan. Hal ini juga dapat diartikan
karena tingkat kapitalisasi dan tingkat biaya utang konstan atau tetap maka semakin
besar jumlah utang perusahaan maka biaya modal rata-rata tertimbang akan semakin
kecil.
2. Teori pendekatan laba operasi bersih (operating net income approach) NOI Teori
ini diasumsikan biaya modal rata-rata tertimbang (Ke) konstan, berapapun jumlah
utang perusahaan tetap. Dalam teori ini para investor mempunyai sudut pandang yang
berbeda-beda.
Oleh karena itu manajemen menuntut agar keuntungan perusahaan juga harus
meningkat, konsekuensinya biaya modal rata-rata tertimbang konstan dan keputusan
struktur modal menjadi tidak penting.
Melalui analisis ini manajemen dapat melihat dampak dari berbagai alternatif
pendanaan terhadap EPS (Earning per share) pada tingkatan EBIT (Earning Before
Interest and Tax) yang bervariasi. Yang dimaksud dengan EPS adalah laba bersih
sesudah pajak atau Earning After Tax (EAT) dibagi jumlah lembar saham perusahaan
yang beredar. Pada analisis ini, hubungan antara EBIT dan EPS dapat dicari dengan
cara:
1. Menghitung EPS pada berbagai alternatif pendanaan untuk EBIT tertentu, dan
= Jumlah saham Jumlah saham (EBIT* C1) (1-T) (EBIT* - C2) (1-T)
= S1 S2
Dimana:
T = Tingkat pajak
Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efek dari setiap alternatif
pendanaan terhadap rasio-rasio leverage (penggunaan hutang). Manajemen kemudian
dapat membandingkan rasio-rasio yang ada saat ini dan rasio-rasio pada alternatif
pendanaan tertentu dengan rasio-rasio industri sejenis. Rasio Leverage terdiri dari (1)
Rasio Hutang (debt ratio), dan (2) Rasio Jaminan (coverege ratio).
Rasio hutang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjang, sedangkan rasio jaminan menunjukkan kemampuan untuk
membayar bunga dan pokok pinjamn yang jatuh tempo. Untuk menghitung rasio
hutang, manajemen menggunakan informasi dari neraca. Untuk menghitung rasio
jaminan, informasi dari laporang rugi-laba yang dipergunakan.
1. Rasio Hutang:
2. Rasio Jaminan:
(2) posisi keuangan perusahaan dengan alternatif alternatif pendanaan yang ada
seperti 100% modal sendiri, 100% hutang dan sebagainya. Rasio rasio tersebut
kemudian dibandingkan dengan rasio indusstri. Dari perbandingan tersebut,
manajemen dapat menentukan alternatif pendanaan yang paling tepat bagi
perusahaan. Hal ini tidak berarti bahwa manajemen harus mempertahankan rasio yang
sama dengan rasio industri. Kegunaan perbandingan rasio dengan rasio industri
adalah jika perusahaan memilih rasio hutang dan rasio jaminan yang menyimpang
dari rasio industri, ia harus memiliki alasan yang kuat.
c. Analisis Arus Kas Perusahaan
Metode ini menganalisis dampak keputusan struktur modal terhadap arus kas
perusahaan. Metoda ini sederhana tetapi sangat bermanfaat. Metoda ini melibatkan
persiapan suatu seri anggaran kas pada (1) kondisi perekonomian yang berbeda, (2)
struktur modal yang berbeda. Arus kas bersih pada situasi yang berbeda ini dapat
dianalisis untuk menentukan apakah beban tetap perusahaan (pokok pinjaman, bunga,
sewa dan dividen saham preferen) yang dihadapi perusahaan tidak terlalu tinggi.
Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar beban tetap bisa mengakibatkan
"financial insolvency".
Rumus berikut mendifinisikan CBr, saldo kas yang diharapkan perusahaan pada akhir
periode resesi.
Dimana:
Manajer perusahaan, khusunya yang menyediakan produk dan jasa yang penting,
memiliki tanggung jawab untuk menyediakan jasa yang berkesinambungan. Oleh
karena itu, perusahaan harus menghindari tingkat penggunaan hutang yang dapat
membahayakan kelangsungan hidup jangka panjang perusahaan.
b. Konsevatisme manajemen
c. Pengawasan
Pengawasan hutang yang besar dapat berakibat semakin ketat pengawasan dari pihak
kreditor (misalnya, melalui kontrak perjanjian atau covenaut). Pengawasan ini dapat
mengurangi fleksibilitas manajemen dalam membuat keputusan perusahaan.
d. Struktur aktiva
Perusahaan yang memiliki aktiva yang digunakan sebagai agunan hutang cenderung
menggunakan hutang yang relatif lebih besar. Misalnya, perusahaan real estate
cenderung menggunakan hutang yang lebih besar dari pada perusahaan yang bergerak
pada bidang riset teknologi.
e. Risiko bisnis
f. Tingkat pertumbuhan
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi membutuhkan modal yang besar.
Karena biaya penjualan (flotation cost) untuk hutang pada umumnya lebih rendah dari
fenation cost untuk jaminan, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi
cenderung menggunakan lebih banyak hutang disbanding dengan perusahaan dengan
tingkat pertumbuhan rendah.
g. Pajak
Biaya bunga adalah biaya yang dapat mengurangi pembayaran pajak, sedangkan
pembayaran dividen tidak mengurangi pembayaran pajak. Oleh karena itu, semakin
tinggi tingkat pajak perusahaan, semakin besar keuntungan dari penggunaan pajak.
a) Dalam praktik sangat sulit menentukan titik struktur modal yang optimal. Bahkan
untuk membuat suatu range untuk struktur modal yang optimal pun sangat sulit. Oleh
karena itu, kebanyakan perusahaan hanya memperhatikan apakah perusahaan terlalu
banyak menggunakan hutang atau tidak.
b) Ada kenyataan bahwa walaupun struktur modal perusahaan dianggap jauh dari
optimal, tapi dampaknya pada nilai perusahaan tidak terlalu besar. Dengan kata lain
keputusan tentang struktur modal tidaklah sepenting keputusan investasi, yang
memiliki dampak yang lebih besar terhadap nilai perusahaan.
- Keputusan tentang struktur modal melibatkan analisis "trade-off" antara risiko dan
keuntungan. Penggunaan hutang meningkatkan risiko perusahaan, tapi juga
meningkatkan keuntungan perusahaan oleh karena itu, struktur modal yang optimal
akan menyeimbangkan risiko dan keuntungan perusahaan.
I. Contoh Kasus Struktur Modal
Sehingga sekarang obligasi dibelanjai dengan modal sendiri semuanya, maka tingkat
keuntungan yang disyaratkan menjadi lebih rendah yaitu 10%. Maka besarnya ko
(tingkat kapitalisasi keseluruhan) dapat dihitung sebagai berikut :
Kesimpulannya:
Dari hasil perhitungan dengan pendekatan tradisional diatas bahwa struktur modal
yang optimal pada contoh no.1 yaitu Rp 107.277.000,- memberikan biaya modal yang
terendah 9,32% dan memberikan harga saham yang tertinggi Rp 90.910,-
dibandingkan soal no.1 dan no.3
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Time value of money adalah sebuah fakta bahwa suatu nilai uang kita yang sekarang
lebih berharga daripada nilai uang kita di masa depan. Perlu diketahui juga bahwa
makin besar nilai bunga secara relevan, makin besar pula selisih di antara nilai uang
saat ini dan nilai uang masa depan. Nilai waktu dari uang menunjukkan perubahan
nilai uang akibat dari berjalannya waktu. Nilai uang dapat berubah seiring berjalannya
waktu. Uang 10 juta saat ini akan berubah nilainya setelah satu tahun berjalan. Di sini
secara tidak langsung menunjukkan waktu menjadi fungsi dari uang, atau waktu
merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi perubahan suatu nilai uang
Konsep nilai waktu dari uang ini adalah konsep yang memperhatikan waktu dalam
menghitung nilai uang. Artinya, yang yang dimiliki seseorang pada hari ini tidak akan
sama nilainya dengan satu tahun yang akan datang. bunga adalah sejumlah uang yang
dibayarkan atau dihasilkan sebagai kompensasi terhadap apa yang dapat diperoleh
dari penggunaan uang. Annuity adalah suatu rangkaian pembayaran uang dalam
jumlah yang sama yang terjadi dalam periode waktu tertentu.
(Manajemen kas)
Terdapat beberapa macam pengertian mengenai Kas, dapat ditinjau dari sisi Teori
Konsep ekonomi maupun dari sisi Perundang-Undangan. Berikut adalah pengertian
Kas yaitu:
Kas merupakan saldo simpanan di bank atau dengan berupa uang tunai yang dapat
dipergunakan untuk membiayai berbagai kegiatan, termasuk kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintahan setiap waktu.
Kas negara merupakan tempat penyimpanan uang negara yang telah ditentukan
oleh Menteri keuangan yang berjabat sebagai Bendaharawan Umum Negara untuk
menampung seluruh pemasukan dan membayar semua pengeluaran yang dilakukan
oleh negara.
Aliran kas masuk kontinyu, contohnya seperti hasil penjualan produk yang
dilakukan secara tunai, dan juga penerimaan piutang.
Aliran kas masuk intermittent, contohnya seperti pendapatan dari penyertaan
pemilik perusahaan, penjualan saham, dan penerimaan kredit yang berasal dari
Bank.
Aliran kas keluar kontinyu, contohnya seperti untuk pembelian bahan belum
jadi atau bahan mentah, dan juga gaji karyawan.
Aliran kas keluar intermittent, contohnya seperti pengeluaran untuk
pembayaran dividen, pembayaran angsuran hutang untuk pembelian kembali
saham.
Faktor yang memenuhi besar dan kecilnya persediaan bersih kas, antara lain yaitu
sebagai berikut:
Keseimbangan antara aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Menjalin hubungan baik
dengan pihak lain. Adanya penyimpangan aliran kas yang telah dipeerkirakan Motif
penahanan kas, yakni sebagai berikut:
Motif Transaksi
Motif Berjaga-jaga
Kas sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi jika terjadi kenaikan harga surat
berharga maupun investasi berharga, dengan begitu perusahaan dapat tetap
memperoleh keuntungan.
Pemeliharaan saldo Bank yang cukup, yang dapat berguna untuk mendukung
hubungan dengan bank komersil. Penyelenggaraan mengenai pencatatan kas.
Penyelenggaraan pengendalian untuk menjamin suatu pembayaran yang hanya
dilakukan dengan tujuan yang benar atau sah. Model Manajemen kas ini akan
menjadi jawaban dari permasalahan pembagian aset likuid dalam sebuah
perusahaan. Diantaranya model kas manajemen adalah sebagai berikut:
Model Miller-Orr
Model Miller Orr menunjukkan bahwa titik kembali yang paling baik dan saldo kas
rata-rata terkait dengan positif dengan variabilitas dari arus kas. Yang artinya,
perusahaan yang memiliki suatu ketidakpastian yang besar harus pula memiliki saldo
kas yang besar. Berikut merupakan rumus model Miller Orr:
Z = ( 3 b a2 ) 1⁄3
4i
Keterangan:
Model Boumal
Model Economic Order Quantity (EOQ) dipergunakan untuk menghitung pesanan
barang yang paling ekonomis. Konsep ini juga berlaku untuk memperhitungkan
persediaan kas yang paling ekonomis atau disebut dengan saldo kas yang ditargetkan.
C = √ 2. ODi
Keterangan:
O = Biaya transaksi
Manajemen modal kerja adalah manajemen terhadap harta lancar dan utang
lancar.terutama sekali bagaimana agar operasi perusahaan dapat berjalan dan
kewajiban lancar atau kewajiban yang harus dibayar dalam jangka pendek satu
periode atau satu tahun perusahaan mampu untuk melunasinya.
Modal kerja (working capital) yang biasa disebut modal kerja bruto (gross working
capital ) adalah aktiva lancar yang digunakan dalam operasi. Sedangkan pengelolaan
modal kerja (working capital management ) menyangkut penetapan kebijakan modal
kerja maupun pelaksanaan kebijakan tersebut dalam operasi sehari – hari
Adapun konsep modal kerja adalah Konsep Kuantitatif, Konsep Kualitatif dan
Konsep Fungsional.
(Biaya Modal)
Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat
menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diproleh dari investasi
tersebut. Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-
kurangnya sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan.
Lebih mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun
untuk melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu
perusahaan adalah bagian (suku rate) yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko tertentu.
Biaya modal terdiri dari biaya modal hutang jangka panjang . biaya modal saham
preferen , biaya modal saham biasa , biaya modal saham laba ditahan dan biaya modal
saham rata-rata tertimbang . Tapi dari seluruh komponen biaya modal biaya modal
yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang (Weighted Cost of
Capital atau WACC). Namun tidak semua komponen modal diperhitungkan dalam
menentukan WACC. Hutang dagang (accounts payable) tidak diperhitungkan dalam
perhitungan WACC. Yang diperhitungkan dalam WACC adalah Perimbangan hutang
jangka panjang , saham preferen , saham biasa ,dan laba ditahan .
(Struktur Modal)
Dari uraian yang telah di tulis maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Astuti, R. P. (2017, April 28). Model Manajemen Kas. Dipetik Maret 27, 2020, dari
modelmanajemenkas.blogspot.com
https://www.akseleran.co.id/blog/time-value-of-money-adalah/
https://www.researchgate.net/publication/
340491495_NILAI_WAKTU_DARI_UANG_Time_Value_of_Money
https://zahiraccounting.com/id/blog/mengenal-konsep-nilai-waktu-terhadap-uang/
https://www.academia.edu/19077466/MAKALAH_NILAI_WAKTU_UANG
Syarief, M.E. and Wilujeng, I.P., 2009. Cash conversion cycle dan hubungannya
dengan ukuran perusahaan,
profitabilitas dan manajemen modal kerja. Jurnal Ekonomi Bisnis, Tahun 14 Nomor
1, Maret 2009.
Margaretha, Farah, and Cindy Oktaviani. "Pengaruh manajemen modal kerja terhadap
profitabilitas pada usaha kecil
dan menengah di Indonesia." Jurnal Bisnis dan Akuntansi 18.1 (2016): 11-24.
Nugroho, Elfianto, and Irene Rini Demi Pangestuti. Analisis Pengaruh Likuiditas,
Pertumbuhan Penjualan,
Manufaktur yang Terdaftar pada BEI pada Tahun 2005–2009). Diss. Universitas
Diponegoro, 2011.