KLINIK ALTARA
TAHUN 2019
DAFTAR ISI
PEDOMAN TATA NASKAHKLINIK ALTARA
i
G. Penyusunan Kerangka Acuan Program / Kegiatan ......................................... 23
H. Standar Operasional Prosedur (SOP) ............................................................. 24
Format SOP ............................................................................................... 26
I. Rekam Implementasi ....................................................................................... 30
J. Naskah Dinas Penugasan................................................................................. 30
1. Instruksi..................................................................................................... 30
Contoh Format Instruksi ...................................................................... 32
2. Surat Perintah Tugas ................................................................................. 32
Contoh Format Surat Perintah Tugas (A) ............................................. 34
Contoh Format Surat Perintah Tugas (B) ............................................ 35
K. Naskah Dinas Khusus ..................................................................................... 35
1. Surat Perjanjian ......................................................................................... 35
Contoh Fomat Perjanjian Antar Instansi Dalam Negeri ..................... 36
2. SuratKuasa / Pendelegasian Wewenang ............................................... 38
Contoh Format SuratKuasa / Pendelegasian Wewenang ................. 39
3. Berita Acara .............................................................................................. 40
Contoh Format Berita Acara .............................................................. 41
4. Surat Keterangan ...................................................................................... 42
Contoh Format Surat Keterangan ....................................................... 43
5. Surat Pengantar .......................................................................................... 43
Contoh Format Surat Keterangan ...................................................... 45
6. Pengumuman ............................................................................................. 45
Contoh Format Pengumuman ............................................................. 47
7. Laporan ...................................................................................................... 47
Contoh Format Laporan ..................................................................... 48
8. Telaahan Staf ............................................................................................. 49
Contoh Format Telaahan Staf ............................................................. 50
9. Notulen ...................................................................................................... 51
Contoh Format Notulen ...................................................................... 52
10. Formulir ..................................................................................................... 52
11. Naskah Dinas Elektronik ........................................................................... 52
ii
PEDOMAN TATA NASKAH
KLINIK ALTARA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu unsur penting dan sangat vital yang menentukankeberhasilan Akreditasi KLINIK
ALTARA adalah bagaimana mengatursistem pendokumentasian dokumen.
Pengaturan sistem dokumentasi dalam satu proses implementasi akreditasi KLINIK
ALTARA dianggap penting karena dokumen merupakan acuan kerja, bukti pelaksanaan dan
penerapan kebijakan, program dan kegiatan, serta bagian dari salah satu persyaratan Akreditasi.
Dengan adanya sistem dokumentasi yang baik dalam suatu institusi/organisasi diharapkan
fungsi-fungsi setiap personil maupun bagian-bagian dari organisasi dapat berjalan sesuai dengan
perencanaanbersama dalam upaya mewujudkan kinerja yang optimal.
Dokumen yang dimaksud dalam Akreditasi secara garisbesar dibagi atas dua bagian yaitu
dokumen internal dan dokumeneksternal. Dokumen tersebut digunakan untuk membangun dan
membakukan sistem manajemen mutu dan sistem manajemen pelayanan. Dokumen internal
tersebut berupa Kebijakan, Pedoman/Panduan, Standar operasional prosedur (SOP) dan dokumen
lain disusun berdasarkan peraturan perundangan dan pedoman-pedoman (regulasi) eksternal yang
berlaku.
Agar para pemangku kepentingan Akreditasi KLINIK ALTARA memilikiacuan dan
memudahkan dalam melakukan dokumentasi perlu disusun Pedoman Penyusunan Dokumen
Akreditasi KLINIK ALTARA .
C. SASARAN
a. Pendamping dan surveior akreditasi KLINIK ALTARA .
1
b. Penanggung Jawab KLINIK ALTARA ,Tim Mutu, Pelaksana dan Tim Akreditasi KLINIK
ALTARA
D. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran,
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun2009 tentang Kesehatan, Lembaran
Negara RepublikIndonesia Tahun 2009 Nomor 144;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun2009 tetang Pelayanan Publik,
Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun2009 tentang Tenaga Kesehatan;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun2014 tentang Pemerintahan Daerah;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional;
7. Permenkes 1538 tahun 2011 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Kementrian Kesehatan;
8. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012tentang Pedoman Penyusunan
Standar OperasionalProsedur Administrasi Pemerintahan;
9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 80 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi Pemerintah
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 tahun 2013tentang Pelayanan Kesehatan pada
Jaminan KesehatanNasional;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 tahun 2014tentang Klinik;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014tentang Puskesmas;
13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 59 tahun 2015tentang Komisi Akreditasi FKTP;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama,Tempat Praktik Mandiri Dokter, Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2012 tentang Tata
Kearsipan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 14 tahun 2017 tentang Tata
Naskah Dinas di Lingkungan Kementerian Kesehatan
17. Peraturan Bupati Asahan Nomor 34 Tahun 2015 tentang Perubahan atas peraturan Bupati
Asahan Nomor 13 Tahun 2014 tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis ;
18. Keputusan Penanggung Jawab Nomor :013/DINKES-AS/2016tentang Pelimpahan
wewenang kepada Penanggung Jawab Puskesmas sebagai Penandatanganan
SuratKeputusan Penanggung Jawab UPTD PuskesmasSe-;
2
BAB II
DOKUMENTASI AKREDITASI KLINIK ALTARA
3
Dokumen ini harus ada tanda/stempel “KADALUWARSA”. Dokumeninduk diidentifikasi dan
dokumen sisanya dimusnahkan.
Sebagai bukti pelaksanaan kegiatan dan pelayanan, KLINIK ALTARA perlu menyiapkanrekam
implementasi (bukti tertulis kegiatan yang dilaksanakan) dan dokumen-dokumen pendukung lain,
seperti foto copy ijazahpetugas, Surat Tanda Registrasi Petugas, Sertifikat Pelatihan dan
sebagainya.
4
BAB III
PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI
A. TATA NASKAH
Untuk ketentuan tata naskah KLINIK ALTARA memberlakukan terhadap semua dokumen
yang akan disusun dalam akreditasi dengan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2012 tentang Tata Kearsipan di Lingkungan Kementerian
Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah; Pedoman penyusunan Dokumen akreditasi FKTP Direktorat
Jenderal Bina Upaya Kesehatan Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar Tahun 2015; Keputusan
Penanggung Jawab Nomor :013/DINKES-AS/2016 tentang Pelimpahan wewenang kepada
Penanggung Jawab Puskesmas sebagai Penandatanganan Surat Keputusan yang berkaitan dengan
Akreditasi Puskesmas Se-;
Adapun ketentuan yang dipergunakan oleh KLINIK ALTARA adalah sebagai berikut :
1. Pengertian
a. Tata Naskah dinas adalah pengelolaan informasi tertulis yang meliputi pengaturan jenis,
format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi dan penyimpanan naskah dinas
serta media yang digunakan dalam komunikasi kedinasan.
b. Naskah Dinas adalah Informasi tertulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang dibuat dan
atau dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di KLINIK ALTARA .
c. Format adalah naskah dinas yang menggambarkan tata letak dan redaksional, serta
penggunaan lambang/logo dan cap dinas.
d. Stempel/cap dinas adalah tanda identitas dari suatu jabatan
e. Kop naskah dinas adalah kop surat yang menunjukan nama .
f. Kewenangan adalah kekuasaan yang melekat pada suatu jabatan.
g. Delegasi adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dari pejabat ke pejabat atau
pejabat dibawahnya.
h. Mandat adalah pelimpahan wewenang yang diberikan oleh atasan kepada bawahan untuk
melakukan suatu tugas tertentu atas nama yang memberi mandat.
i. Penandatanganan naskah dinas adalah hak, kewajiban dan tanggungjawab yang ada pada
seorang pejabat untuk menandatangani naskah dinas sesuai dengan tugas dan kewenangan
pada jabatannya.
j. Keputusan Penanggung Jawab adalah naskah dinas dalam bentuk dan susunan produk
hukum yang bersifat penetapan, individual, konkrit dan final.
k. Logo adalah gambar atau huruf sebagai identitas instansi.
l. Surat biasa adalah naskah dinas yang berisi pemberitahuan, pertanyaan, permintaan
jawaban atau saran dan sebagainya.
m. Surat keterangan adalah naskah dinas yang berisi pemberitahuan, pertanyaan, permintaan
jawaban atau saran dan sebagainya.
n. Surat izin adalah naskah dinas yang berisi persetujuan terhadap suatu permohonan yang
dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.
5
o. Surat perintah tugas adalah naskah dinas dari atasan yang ditujukan kepada bawahan yang
berisi perintah untuk melaksanakan pekerjaan sesuai tugas dan fungsinya.
p. Surat perintah perjalanan dinas adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang kepada
bawahan atau pejabat tertentu untuk melaksanakan perjalanan dinas.
q. Surat undangan adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi undangan kepada
pejabat/pegawai yang tersebut pada alamat tujuan untuk menghadiri suatu acara kedinasan.
r. Nota dinas adalah naskah dinas yang bersifat internal berisi komunikasi kedinasan antar
pejabat atau dari atasan kepada bawahan dan dari bawahan kepada atasan.
s. Lembar disposisi adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi petunjuk tertulis
kepada bawahan.
t. Surat pengantar adalah naskah dinas berisi jenis dan jumlah barang yang berfungsi sebagai
tanda terima.
u. Notulen adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi catatan tertentu.
v. Daftar hadir adalah naskah dinas dari pejabat berwenang yang berisi keterangan atas
kehadiran seseorang.
6
d. Biasa (batas waktu maksmum 5 hari kerja setelah surat diterima).
Keterangan :
1) Logo Klinik Altara di letakan di sebelah kiri.
Makna Logo Klinik Altara :
Hijau : Lambang kedamaian
Merah pada tulisan We Serve Better : Lambang semangat yang
menyala-nyala
Lingkaran logo : Lambang pelayanan yang dilakukan terus-
menerus tanpa henti
Tulisan Altara : Berwarna putih melayani dengan setulus hati
2) Tulisan KLINIK ALTARA ditulis pada baris pertama menggunakan huruf
Times New Roman ukuran 28 pt tebal
3) Tulisan alamat dan nomor telepon KLINIK
A L T A R A m enggunakanhuruf Time New Roman ukuran 10
pt,garis batas menggunakanukuran
7. Metode Penomoran
a. Metode penomoran dokumen akreditasi Puskesmas dibuat terpisah dari surat menyurat
umum dengan tata aturan
b. ditetapkan sebagai berikut :
a) Dokumen Kebijakan / Keputusan
Sebagai contoh : 0000/KA/KEP/YYYY
Keterangan :
7
0000 : Menyatakan nomor urut penyusunan surat
KA : Menyatakan Klinik Altara
KEP : Menyatakan sebagai dokumen Surat Keputusan
YYYY : Menyatakan tahun pembuatan SK
8) Penulisan
a. Memakai kertas dengan menggunakan ukuran F4 (21,5cm x 33cm) dengan penulisan
SK menggunakan margin atas 1,5 cm, margin kiri 2cm, margin kanan 2cm dan margin
bawah 2cm.
b. Penulisan SOP menggunakan margin atas 1,5 cm, margin kiri 2 cm, margin kanan 2 cm
dan margin bawah 2 cm.
c. Pembukaan kebijakan ditulis dengan huruf capital
d. Naskah kebijakan ditulis dengan jenis huruf Times New Roman, dengan ukuran font 12.
e. Naskah lainnya selain naskah kebijakan ditulis dengan jenis huruf Times New Roman,
dengan ukuran font 12.
f.
B. KEBIJAKAN
Kebijakan adalah Peraturan/ Surat Keputusan yang ditetapkan oleh Penanggung Jawab
KLINIK ALTARA yang merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan
oleh penanggung jawab maupun pelaksana. Berdasarkan kebijakan tersebut, disusun pedoman/
panduan dan standar operasional prosedur (SOP) yang memberikan kejelasan langkah-langkah
dalam pelaksanaan kegiatan di KLINIK ALTARA .
Penyusunan Peraturan/Surat Keputusan tersebut harus didasarkan pada peraturan perundangan, baik
Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah, Peraturan
Penanggung Jawab Daerah, Peraturan Menteri dan pedoman- pedoman teknis yang berlaku seperti
yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Provinsi, dan
Kabupaten.
Peraturan/ Surat Keputusan Penanggung Jawab KLINIK ALTARA dapat dituangkan dalam
lampiran dari peraturan/ keputusan tersebut.
Format Surat Keputusan disesuaikan dengan Peraturan Daerah yang berlaku atau dapat disusun
sebagai berikut:
1. Pembukaan ditulis dengan huruf kapital:
8
a. Kebijakan : Keputusan Penanggung Jawab KLINIK ALTARA
b. Nomor : ditulis sesuai sistem penomoran di FKTP,
c. Judul : ditulis judul Peraturan/Keputusan tentang
d. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
e. Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakkan di tengah margin.
2. Konsideran, meliputi :
a. Menimbang:
1) Memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang menjadi latar belakang dan
alasan pembuatan keputusan,
2) Huruf awal kata “menimbang” ditulis dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda baca
titik dua ( : ), dan diletakkan di bagian kiri,
3) Konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan huruf kecil
dan dimulai dengan kata “bahwa” dengan “b” huruf kecil, dan diakhiri dengan
tanda baca (;).
b. Mengingat:
1) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang memerintahkan pembuat
Peraturan/Surat Keputusan tersebut,
2) Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan yang tingkatannya
sederajat atau lebih tinggi,
3) Kata “mengingat” diletakkan di bagian kiri sejajar kata menimbang,
4) Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai dengan hirarki tata
perundangan dengan tahun yang lebih awal disebut lebih dulu, diawali dengan nomor
1, 2, dst, dan diakhiri dengan tanda baca (;).
3. Diktum:
a. Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah,seluruhnya dengan huruf kapital;
b. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan sejajar dengan kata menimbang
dan mengingat, huruf awal kata menetapkan ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri
dengan tanda baca titik dua ( : );
c. Nama keputusan sesuai dengan judul keputusan (Penanggung Jawab), seluruhnya ditulis
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik ( . ).
4. Batang Tubuh.
a. Batang tubuh memuat semua substansi Peraturan/Surat Keputusan yang dirumuskan dalam
diktum-diktum,
b. Dicantumkan saat berlakunya Peraturan/SuratKeputusan, perubahan, pembatalan,
pencabutanketentuan, dan peraturan lainnya, dan
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiranPeraturan/ Surat Keputusan, dan pada
halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan Peraturan/Surat Keputusan.
9
5. Kaki :
Kaki Peraturan/Surat Keputusan merupakan bagian akhirsubstansi yang memuat penanda
tangan penerapan Peraturan/Surat Keputusan, pengundangan peraturan/keputusan yang terdiri
dari:
a. tempat dan tanggal penetapan,
b. nama jabatan diakhiri dengan tanda koma (,),
c. tanda tangan pejabat, dan
d. nama lengkap pejabat yang menanda tangani.
6. Penandatanganan:
Peraturan/Surat Keputusan Penanggung Jawab KLINIK ALTARA ditandatangani oleh
Penanggung Jawab KLINIK ALTARA , dituliskan nama dengan gelar.
Hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen Peraturan / Surat Keputusan yaitu:
Kebijakan yang telah ditetapkan Penanggung Jawab KLINIK ALTARA tetap berlaku meskipun
terjadi penggantian Penanggung Jawab KLINIK ALTARA hingga adanya kebutuhan revisi atau
pembatalan.
TENTANG
………………………………………………………….
Judul Keputusan
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ditulis dengan
PENANGGUNG JAWAB KLINIK ALTARA, huruf kapital
MEMUTUSKAN:
KETIGA :…………………………………………………………………………...............
NAMA JABATAN,
Nama jabatan&
nama lengkap yang
TandaTangan dan Cap jabatan ditulisdengan
huruf kapital dicetak
tebal dan
NAMA LENGKAP mencantumkan gelar
dan NIP
...........................................................
Nomor : ........................................................ Penomoran
mengacu pada Pola
Klasifikasi Arsip
(isi lampiran menyesuaikan kebutuhan berdasarkan uraian maksud dari Surat Keputusan, baik
dalam bentuk narasi maupun dalam bentuk uraian tabel..)
CONTOH I :
URAIAN POKOK DAN FUNGSI TIM MANAJEMEN MUTU
KLINIK ALTARA .......................................
KETUA
1. TugasPokok : ...........................................................................................
2. Fungsi : ...........................................................................................
3. Uraian Tugas : a. ........................................................................................
b. ........................................................................................
dst ...
CONTOH II :
JADWAL DAN JENIS PELAYANAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN
DI KLINIK ALTARA ............................................ Memuat
subtansi tentang
isi kebijakan
JADWAL LAYANAN UKP yang ditetapkan
11
Waktu
No Jenis Layanan Ket.
Hari Jam
Senin – Kamis 08.00 – 12.30
1. Pendaftaran Jumat 08.00 – 10.30
Sabtu 08.00 – 12.30
NAMA JABATAN,
Nama jabatan&
nama lengkap yang
TandaTangan dan Cap jabatan ditulis dengan
huruf kapital dicetak
tebal dan
NAMA LENGKAP mencantumkan gelar
dan NIP
Kata Pengantar
BAB I. Pendahuluan
A. Latar belakang
1. Gambaran Umum KLINIK ALTARA
2. Visi KLINIK ALTARA
3. Misi KLINIK ALTARA
4. Struktur KLINIK ALTARA
5. Motto KLINIK ALTARA
6. Tata NIlai KLINIK ALTARA
B. Tujuan
C. Pengertian / Istilah
D. Ruang Lingkup
E. Landasan Hukum
F. Kebijakan
BAB II. PENGORGANISASIAN
A. Struktur Tim Mutu
12
B. Uraian Tugas Tim Mutu
a. Ketua Tim Manajemen Mutu
b. Sekretaris Manajemen Mutu
c. Auditor Internal
d. Tim Mutu UKM
e. Tim Mutu UKP
f. Tim Mutu ADMEN
BAB III. Kegiatan Perbaikan Mutu Puskesmas dan Keselamatan Pasien
A. Komitmen Manajemen
B. Metode
C. Pencatatan dan Pelaporan
BAB IV. Monitoring dan Evakuasi
BAB V. Penutup
13
b) Data wilayah
c) Data penduduk sasaran
d) Data cakupan
e) Data sumber daya
c. Tim melakukan analisis data
d. Alternatif pemecahan masalah
B. Penyusunan rencana
a. Penetapan tujuan dan sasaran
b. Penyusunan rencana
a) Penetapan strategi pelaksanaan
b) Penetapan kegiatan
c) Pengorganisasian
d) Perhitungan sumber daya yang diperlukan
c. Penyusunan Rencana Pelaksanaan (Plan of Action)
a) Penjadwalan
b) Pengalokasian sumber daya
c) Pelaksanaan kegiatan
d) Penggerak pelaksanaan
d. Penyusunan Pelengkap Dokumen
BAB III.Indikator dan standar kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan upaya Puskesmas
BAB IV. Analisis Kinerja
A. Pencapaian Kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan upaya Puskesmas
B. Analisis Kinerja: menganalisis faktor pendukung dan penghambat pencapaian
kinerja
BAB V. Rencana Pencapaian Kinerja Lima Tahun
A. Program Kerja dan kegiatan: berisi program-program kerja yang akan dilakukan
yang meliputi antara lain:
1) Program Kerja Pengembangan SDM,yang dijabarkan dalam kegiatan-
kegiatan,misalnya: pelatihan, pengusulan penambahan SDM, seminar,
workshop, dsb.
2) Program Kerja Pengembangan sarana, yang dijabarkan dalam kegiatan-
kegiatan,misalnya: pemeliharaan sarana, pengadaan alat-alat kesehatan, dsb.
3) Program Kerja Pengembangan Manajemen,dan seterusnya.
B. Rencana anggaran: yang merupakan rencana biaya untuk tiap-tiap program kerja
dan kegiatan kegiatanyang direncanakan secara garis besar.
BAB VI. Pemantauan dan Penilaian
BAB VII. Penutup
14
a. Membentuk tim penyusunan rencana kinerja lima tahunan yang terdiri dari Penanggung
Jawab Puskesmas bersama dengan penanggung jawab upaya Puskesmas dan Pelayanan
Klinis.
b. Tim mempelajari RPJMN, rencana strategis Kementerian Kesehatan, Provinsi/
Kabupaten/Kota, target kinerja lima tahunan yang harus dicapai oleh Puskesmas.
c. Tim mengumpulkan data pencapaian kinerja.
d. Tim melakukan analisis kinerja.
e. Tim menyusun pentahapan pencapaian indikatorkinerja untuk tiap upaya Puskesmas
denganpenjabaran pencapaian untuk tiap tahun.
f. Tim menyusun program kerja dan kegiatan yangakan dilakukan untuk mencapai target
pada tiap-tiapindikator kinerja.
g. Tim menyusun dokumen rencana kinerja lima tahunanuntuk disahkan oleh Penanggung
Jawab Puskesmas.
h. Sosialisasi rencana pada seluruh jajaran Puskesmas.
15
E. PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) TAHUNAN
Perencanaan adalah: suatu proses kegiatan secara urut yang harus dilakukan untuk mengatasi
permasalahan dalam rangkamencapai tujuan yang telah ditentukan dengan memanfaatkan
sumberdaya yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna.
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) diartikan sebagai prosespenyusunan rencana kegiatan
Puskesmas pada tahun yang akandatang, dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah atau
sebagian masalah kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya.
Perencanaan Puskesmas mencakup semua kegiatan upayaPuskesmas yang dilakukan di Puskesmas
baik dalam menjalankan fungsi penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) maupun
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama, UKM baik esensial, maupun
pengembangan sebagai rencana Tahunan Puskesmas yang dibiayai oleh pemerintah, baik
pemerintah pusat maupun daerah serta sumber dana lain.
16
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasimengenai keadaan dan permasalahan
yang dihadapi Puskesmas melalui proses analisis terhadap data yangdikumpulkan tim yang
telah ditunjuk oleh Penanggung JawabPuskesmas. Data-data tersebut mencakup data
umum, dan data khusus (hasil penilaian kinerja Puskesmas).
17
5. Sistematika Penulisan Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)
Sistematika Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) dapat disusun dengan sistematika sebagai
berikut:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Visi Dan Misi
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II DATA DATA PUSKESMAS
1. Data umum
A. Peta Wilayah
(Format 1atau Gambar Peta Wilayah Kerja KLINIK ALTARA)
Data Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas (Di Dalam dan Luar
Gedung)
B. Data Sumber Daya
1) Ketenagaan Puskesmas (Format 2a)
2) Keadaan Obat dan Bahan Habis Pakai (Format 2b)
3) Keadaan Alat Kesehatan Format 2c)
4) Pembiayaan Kesehatan (Format 2d)
5) Keadaan Sarana dan Prasarana (Format 2e)
C. Data Peran Serta Masyarakat (Format 3)
D. Data Penduduk dan sasaran Program (Format 4)
E. Data Sekolah (Format 5)
F. Data Kesehatan Lingkungan (Format 6)
2. Data Khusus
A. Status Kesehatan
1) Data Kematian (Format 7)
2) Kunjungan Kesakitan (Format 8)
3) Data Sepuluh Penyakit terbesar (Format 9)
B. Kejadian Luar Biasa (Format 10)
C. Cakupan Program Pelayanan Kesehatan 1 Tahun (Format 11)
D. Hasil Survey (Bila ada) – (Format 12)
18
F. PEDOMAN/ PANDUAN
Pedoman/ panduan adalah: kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah langkah-langkah yang
harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk menentukan dan melaksanakankegiatan.
Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan,sehingga dapat diartikan pedoman mengatur
beberapa hal, sedangkan panduan hanya mengatur 1 (satu) kegiatan. Pedoman/ panduan dapat
diterapkan dengan baik dan benar melalui penerapan SOP.
Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi pedoman/ panduan maka KLINIK ALTARA
menyusun/membuat sistematika buku pedoman/ panduan sesuai kebutuhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedomanatau panduan yaitu:
1. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi denganperaturan atau keputusan Penanggung
Jawab KLINIK ALTARAuntuk pemberlakuanpedoman/ panduan tersebut.
2. Peraturan Penanggung Jawab KLINIK ALTARA tetap berlaku meskipun terjadipenggantian
Penanggung JawabKLINIK ALTARA .
3. Setiap pedoman/ panduan sebaiknya dilakukan evaluasiminimal setiap 2-3 tahun sekali.
4. Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Pedoman/Panduan untuk suatu kegiatan/
pelayanan tertentu,maka KLINIK ALTARA dalam membuat pedoman/ panduan wajib
mengacu pada pedoman/ panduan yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.
5. Format baku sistematika pedoman panduan yang lazimdigunakan sebagai berikut:
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
Kata pengantar
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum
BAB III Visi, Misi,Tujuan, Motto dan Tata Nilai
BAB IV Struktur Organisasi
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/ Rapat
BAB XI Pelaporan
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
19
D. Ruang Lingkup Pedoman
E. Batasan Operasional
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
20
I. Rekam Implementasi
J. NaskahDinasKhusus
1. SuratPerjanjian
2. SuratKuasa / Pendelegasian Wewenang
3. Berita Acara
4. SuratKeterangan
5. Surat Pengantar
6. Pengumuman
7. Laporan
8. Telaahan Staf
9. Notulen
10. Formulir
11. Naskah Dinas Elektronik
21
D. Distribusi Dokumen
E. Penarikan Dokumen
BAB V. Tata Cara Penyimpanan Dokumen
A. Dokumen Asli
B. Dokumen Foto Copy
BAB VI. Penataan, Pencarian Kembali, dan Perubahan/ revisi Dokumen
A. Penataan Dokumen
B. Pencarian Kembali
C. Perubahan/ revisi Dokumen
BAB VII. Penutup
Daftar Pustaka
Sistematika pedoman/panduan KLINIK ALTARA , dapatdibuat sesuai dengan materi atau isi
pedoman/panduan. Pedoman/ panduan yang harus dibuat adalah pedoman/panduan minimal yang
harus ada di KLINIK ALTARA yang dipersyaratkan sebagai regulasi yang diminta dalam elemen
penilaian.
22
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkahkegiatan yang harus dilakukan
sehingga tercapainya tujuan Program/kegiatan. Oleh karena itu antara tujuan dankegiatan
harus berkaitan dan sejalan.
V. Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untukmelaksanakan kegiatan pokok dan rincian
kegiatan.Metode tersebut bisa antara lain dengan membentuk Tim, melakukan rapat,
melakukan audit, dan lain-lain.
VI. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik danterukur untuk mencapai tujuan-
tujuan upaya/ kegiatan.
Sasaran Program/ kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk merealisir
tujuan tertentu.
VII. Jadwal pelaksanaan kegiatan
Jadwal adalah merupakan perencanaan waktu untuk tiap-tiap rincian kegiatan yang akan
dilaksanakan, yang digambarkan dalam bentuk bagan.
VIII. Monitoring Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatanadalah evaluasi pelaksanaan kegiatan
terhadap jadwalyang direncanakan. Jadwal tersebut akan dievaluasi setiap berapa bulan
sekali (kurun waktu tertentu), sehingga apabila dari evaluasi diketahui ada pergeseran
jadwal atau penyimpangan jadwal, maka dapat segera diperbaiki sehingga tidak
mengganggu Program/ kegiatan secara keseluruhan. Karena itu yang ditulis dalam kerangka
acuan adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan
dilakukan dan siapa yang melakukan. Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah
bagaimana membuat laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut dan kapan laporan
tersebut harus dibuat. Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara
bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan laporan tersebut harus dibuat dan ditujukan
kepada siapa.
IX. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis dalamkerangka acuan adalah bagaimana
melakukan pencatatankegiatan atau membuat dokumentasi kegiatan. Pelaporan adalah
bagaimana membuat laporan program dan kapan laporan harus diserahkan dan kepada siapa
saja laporan tersebut harus diserahkan. Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan
Program/ kegiatan secara menyeluruh. Jadi yang ditulis di dalam kerangka acuan,
bagaimana melakukan evaluasi dan kapanevaluasi harus dilakukan.Jika diperlukan, dapat
ditambahkan butir-butir lain sesuai kebutuhan, tetapi tidak diperbolehkan mengurangi,
misalnya rencana pembiayaan dan anggaran
23
H. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Terdapat sejumlah pengertian istilah prosedur, diantaranya:
1. Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah serangkaianinstruksi tertulis yang dibakukan
mengenai berbagai prosespenyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus
dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan(Permenpan No. 35 tahun 2012).
2. Instruksi kerja adalah petunjuk kerja terdokumentasiyang dibuat secara rinci, spesifik dan
bersifat instruktif,yang dipergunakan oleh pekerja sebagai acuan dalam melaksanakan suatu
pekerjaan spesifik agar dapat mencapai hasil kerja sesuai persyaratan yang telahditetapkan
3. Langkah di dalam penyusunan instruksi kerja, sama denganpenyusunan prosedur, namun ada
perbedaan, instruksikerja adalah suatu proses yang melibatkan satu bagian/ unit/ profesi,
sedangkan prosedur adalah suatu prosesyang melibatkan lebih dari satu bagian/ unit/ profesi.
Prinsip dalam penyusunan prosedur dan instruksi kerja adalah kerjakan yang ditulis, tulis yang
dikerjakan, buktikan dan tindak-lanjut, serta dapat ditelusur hasilnya.
4. Istilah Standar Prosedur Operasional (SOP) digunakandi UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran dan UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan UUNomor 44 Tahun
2009, tentang Rumah Sakit.
5. Beberapa Istilah Prosedur yang sering digunakan yaitu:
a. Prosedur yang telah ditetapkan disingkat Protap,
b. Prosedur untuk panduan kerja (prosedur kerja,disingkat PK),
c. Prosedur untuk melakukan tindakan,
d. Prosedur penatalaksanaan,
e. Petunjuk pelaksanaan disingkat Juklak,
f. Petunjuk pelaksanaan secara teknis, disingkat Juknis,
g. Prosedur untuk melakukan tindakan klinis: protokolklinis, Algoritma/Clinical Pathway.
Karena beraneka ragamnya istilah tentang prosedur dan untuk menghindari salah tafsir serta
dalam rangka menyeragamkan istilah maka dalam pedoman penyusunandokumen ini
digunakan istilah “ Standar Operasional Prosedur “ (SOP) sebagaimana yang tercantum
dalamPermenpan Nomor 35 tahun 2012.
Prosedur yang dimaksud dalam Istilah “Standar Operasional Prosedur (SOP)“ bersifat institusi
maupunperorangan sebagai profesi sehingga dianggap lebihtepat karena prosedur yang
dimaksud dalam pedomanpenyusunan dokumen akreditasiKLINIK ALTARAini adalah
proseduryang bersifat institusi maupun perorangan sebagai profesi, sementara istilah “Standar
Operasional Prosedur“(SOP) yang dipergunakan dalam undang-undang PraktikKedokteran
maupun dalam Undang-Undang Kesehatanlebih bersifat perorangan sebagai profesi.
6. Tujuan Penyusunan SOP
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien,efektif, konsisten/ seragam dan
aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.
7. Manfaat SOP
a. Memenuhi persyaratan standar pelayanan KLINIK ALTARA
b. Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
24
c. Memastikan staf KLINIK ALTARA memahami bagaimanamelaksanakan pekerjaannya.
Contoh:SOP Pemberian informasi, SOP Pemasangan infus, SOP Pengukuran Tekanan Darah.
Format SOP
a. Jika sudah terdapat Format baku SOP berdasarkanPeraturan Daerah (Perda) masing-
masing, makaFormat SOP dapat disesuaikan dengan Perda tersebut.
b. Jika belum terdapat Format Baku SOP berdasarkanPerda, maka SOP dapat dibuat mengacu
Permenpan RI No. 35/2012 atau pada contoh format SOP yang ada dalam buku Pedoman
Penyusunan Dokumen ini.
c. Prinsipnya adalah “Format” SOP yang digunakan dalam satu institusi harus “ SERAGAM’
d. Contoh yang dapat digunakan di luar format SOP Permenpan terlampir dalam Pedoman
Penyusunan Dokumen Akreditasi KLINIK ALTARAini.
e. Format merupakan format minimal, oleh karenaitu format ini dapat diberi tambahan
materi/kolommisalnya, nama penyusun SOP, unit yang memeriksa SOP. Untuk SOP
tindakan agar memudahkan di dalam melihat langkah-langkahnya dengan bagan
alir,persiapan alat dan bahan dan lain- lain, namun tidak boleh mengurangi item-item yang
ada di SOP.
Format SOP sebagai berikut:
Contoh Kop/heading SOP KLINIK ALTARA :
JUDUL SOP
No. Dokumen :
Logo Klinik Altara Nama dan gelar
No. Revisi :
SOP Penanggung Jawab
Tanggal Terbit : Nip..............................
Halaman :
NamaKLINIK
ALTARA (ttd Penanggung Jawab)
Jika SOP disusun lebih dari satu halaman, pada halaman kedua dan seterusnya SOP dibuat
tanpa menyertakan kop/heading.
Contoh Komponen SOP
8. Format SOP (Standar Operasional Prosedur) yang dibakukan oleh UPTD KLINIK ALTARA
adalah dengan contoh sebagai berikut :
JUDUL SOP
KLINIK ALTARA
(ttd Penanggung Jawab)
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Alat
25
6. Prosedur/Langkah-
langkah
7. Bagan Alir/Diagram Alir
(Jika Perlu)
8. Hal yang perlu di
perhatikan
(Jika Perlu)
9. Unit Terkait
10. Dokumen Terkait
11. Rekaman Historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan
Penjelasan :
a) Penulisan SOP harus tetap di dalam kotak adalah : nama KLINIK ALTARA dan logo,
judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan tanda tangan Penanggung Jawab
KLINIK ALTARA
b) Logo Kabupaten dan lambang KLINIK ALTARA
c) Tulisan judul SOP
d) Kotak logo KLINIK ALTARA
e) Nomer dokumen, nomor revisi, tanggal terbit, halaman
f) Tulisan SOP
g) Penulisan KLINIK ALTARA
h) Penulisan Penanggung Jawab KLINIK ALTARA dan penulisan NIP
i) Kop SOP dan komponen SOP formatnya jadi satu, untuk garis tengah di komponen
SOP sejajar dengan garis kanan kop logo kabupaten.
j) Untuk pengertian, tujuan, kebijakan, referensi, prosedur, diagram alir (bila perlu), unit
terkait,rekaman historis perubahan, lebar kotak menyesuaikan isi materi.
9. Petunjuk Pengisian SOP
a. Logo:
Logo yang dipakai adalahlogo Pemerintah Kabupaten dan lambang KLINIK ALTARA .
b. Kotak Kop/Heading diisi sebagai berikut:
a) Heading hanya dicetak halaman pertama.
b) Kotak Kop kanan kiri diberi Logo pemerintah daerah dan lambang KLINIK
ALTARA.
c) Kotak Judul diberi Judul /nama SOP sesuai proses kerjanya.
d) Nomor Dokumen: diisi sesuai dengan ketentuan penomeran yang berlaku di UPTD
KLINIK ALTARA.
e) No. Revisi: diisi dengan status revisi
f) Tanggal terbit: diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal diberlakukannya
SOP tersebut.
26
g) Halaman: diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman untuk
SOP tersebut (misal 1/5).
h) Ditetapkan Penanggung Jawab KLINIK ALTARA: diberi tandatangan Penanggung
Jawab, nama dan gelarnya serta Nomer Induk Pegawai (NIP).
c. Isi Standar Prosedur Operasional :
Isi dari SOP setidaknya adalah sebagai berikut:
a) Pengertian: diisi definisi judul SOP dan berisi penjelasan dan atau definisi tentang
istilah yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian/
menimbulkan multi persepsi.
b) Tujuan: berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci: “ Sebagai acuan
penerapan langkah-langkah untuk ……”.
c) Kebijakan: berisi kebijakan Penanggung Jawab KLINIK ALTARA yang menjadi
dasar dibuatnya SOP tersebut.
d) Referensi: berisi dokumen eksternal sebagaiacuan penyusunan SOP, bisa berbentuk
buku, peraturan perundang-undangan, ataupun bentuk lain sebagai bahan pustaka.
e) Prosedur: bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan langkah-langkah
kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu.
f) Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart):Di dalam penyusunan prosedur maupun
instruksi kerja sebaiknya dalam langkah-langkah kegiatan dilengkapi dengan
diagram alir/ bagan alir untuk memudahkan dalam pemahaman langkah-
langkahnya. Adapun bagan alir secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu
diagram alir makro dan diagram alir mikro.
1) Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis besar dari
proses yang ingin kita tingkatkan, hanya mengenal satu simbol, yaitu simbol
balok:
Akhir kegiatan:
Simbol Keputusan:
Ya
27
Tidak
Penghubung:
Dokumen :
Arsip :
g) Unit terkait: berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses
kerja tersebut.
h) Rekaman Historis Perubahan : berisi rekaman tentang isi perubahan SOP yang akan
diubah serta tanggal pemberlakuan.
d. Syarat penyusunan SOP:
a) Perlu ditekankan bahwa SOP harus ditulis oleh mereka yang melakukan pekerjaan
tersebut atau oleh unit kerja tersebut. Tim atau panitia yang ditunjuk oleh Penanggung
Jawab KLINIK ALTARA hanya untuk menanggapi dan mengkoreksi SOP tersebut. Hal
tersebut sangatlah penting, karena komitmen terhadap pelaksanaan SOP hanya
diperoleh dengan adanya keterlibatan personel/ unit kerja dalam penyusunan SOP.
b) SOP harus merupakan flow charting dari suatu kegiatan. Pelaksana atau unit kerja agar
mencatat proses kegiatan dan membuat alurnya kemudian Tim Mutu diminta
memberikan tanggapan.
c) Di dalam SOP harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa, dimana, kapan
dan mengapa.
d) SOP jangan menggunakan kalimat majemuk. Subjek, predikat dan objek SOP harus
jelas.
e) SOP harus menggunakan kalimat perintah/instruksi bagi pelaksana dengan bahasa yang
dikenal pemakai.
f) SOP harus jelas, ringkas, dan mudah dilaksanakan.Untuk SOP pelayanan pasien maka
harus memperhatikan aspek keselamatan, keamanandan kenyamanan pasien. Untuk
SOP profesi harus mengacu kepada standar profesi, standar pelayanan, mengikuti
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) kesehatan dan
memperhatikan aspek keselamatan pasien.
e. Evaluasi SOP
Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapanSOP.
a) Evaluasi penerapan/ kepatuhan terhadap SOP dapat dilakukan dengan menilai tingkat
kepatuhan terhadap langkah-langkah dalamSOP. Untuk evaluasi ini dapat
dilakukandengan menggunakan daftar tilik/check list:
28
b) Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan secarakonsisten, diikuti
dalam pelaksanaan suatu rangkaian kegiatan, untuk diingat,dikerjakan, dan diberi tanda
(checkmark).
c) Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutu untuk
mendukungstandarisasi suatu proses pelayanan.
d) Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang kompleks.
e) Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah pelaksanaan dan memonitor
SOP, bukan untuk menggantikan SOP itu sendiri.
f) Langkah-langkah menyusun daftar tilik:
Langkah awal menyusun daftar tilikdengan melakukan Identifikasi prosedur yang
membutuhkan daftar tilik untuk mempermudah pelaksanaan danmonitoringnya.
1) Gambarkan flow-chart dariprosedur tersebut,
2) Buat daftar kerja yang harusdilakukan,
3) Susun urutan kerja yang harusdilakukan,
4) Masukkan dalam daftar tilik sesuaidengan format tertentu,
5) Lakukan uji-coba,
6) Lakukan perbaikan daftar tilik,
7) Standarisasi daftar tilik.
g) Daftar tilik untuk mengecek kepatuhanterhadap SPO dalam langkah-langkah kegiatan,
dengan rumus sebagai berikut.
29
I. REKAM IMPLEMENTASI
1. Rekam implementasi adalah: dokumen yang menjadi bukti obyektifdari kegiatan yang
dilakukan atau hasil yang dicapaidi dalam kegiatan KLINIK ALTARA dalam
melaksanakanregulasi internal atau kegiatan yang direncanakan.
2. Catatan/ rekam implementasi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan juga harus dikendalikan.
Organisasi harus menetapkan SOP terdokumentasi untuk mendefinisikan pengendalian yang
diperlukan untuk identifikasi, penyimpanan, perlindungan, pengambilan, lama simpan dan
permusnahan. Catatan/ rekam implementasi harusdapat terbaca, segera dapat teridentifikasi dan
dapat diakses kembali.
b) Konsiderans
Bagian konsiderans instruksi terdiri dari
(1)kata menimbang, yang memuat latar belakang penetapan instruksi;
(2)kata mengingat, yang memuat dasar hukum sebagai landasan penetapan
instruksi.
c)Batang Tubuh
30
Bagian batang tubuh instruksi memuat substansi Instruksi.
d)Kaki
Bagian kaki instruksi terdiri dari
(1)tempat (kota sesuaidengan alamat instansi) dan tanggal penetapan instruksi;
(2)nama jabatan pejabat yang menetapkan instruksi, yang ditulis dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda koma;
(3)tanda tangan pejabat yang menetapkan instruksi;
(4)nama lengkap pejabat yang menandatangani instruksi,yang ditulis dengan huruf
kapital, tanpa mencantumkan gelar.
4) Distribusi dan Tembusan
Instruksi yang telah ditetapkan didistribusikan kepada yang berkepentingan.
5)Hal yang Perlu Diperhatikan
a) Instruksi merupakan pelaksanaan kebijakan pokok sehingga instruksi harus
merujuk pada suatu peraturan perundang- undangan.
b) Wewenang penetapan dan penandatanganan instruksi tidak dapat dilimpahkan
kepada pejabat lain.
Judul Instruksi
INSTRUKSI
yang ditulis dengan
huruf kapital
NOMOR …./…/…/….
TENTANG
………………………………………………………….
Memuat alasan
NAMA JABATAN………………………………….. tentang perlu
ditetapkan Instruksi
Dalam rangka…………………….………..………..………...dengan ini memberi instruksi
Kepada:
1.Nama/Jabatan Pegawai;
2.Nama/Jabatan Pegawai; Daftar pejabat yang
menerima Instruksi
3.Nama/Jabatan Pegawai;
4. Nama/Jabatan Pegawai;
Untuk :
Memuat substansi
KESATU :………………………………………………………………………….. tentang arahan yang
di instruksikan
KEDUA : …………………………………………………………………………..
KETIGA :…………………………………………………………………………..
KEEMPAT :Melaksanakan instruksi ini dengan penuh tanggung jawab.
Instruksi….ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan.
NAMA LENGKAP
32
(5)cap dinas.
4)Distribusi dan Tembusan
a)Surat Tugas disampaikan kepada yang mendapat tugas.
b)Tembusan surat tugas disampaikan kepada pejabat/instansi yang terkait.
5)Hal yang Perlu Diperhatikan
a)Bagian konsiderans memuat pertimbangan atau dasar.
b)Jika tugas merupakan tugas kolektif, daftar pegawai yang ditugasi dimasukkan
kedalam lampiran yang terdiri dari kolom nomor urut, nama, pangkat, NIP, jabatan,
dan keterangan.
c) Surattugas tidak berlaku lagi setelah tugas yang termuat selesai dilaksanakan.
CONTOH FORMAT
SURAT PERINTAH TUGAS (A)
Penomoran mengacu
SURAT PERINTAH TUGAS pada Pola Klasifikasi
Arsip
NOMOR…/…/…/…
Nama Jabatan yang
menandatangani
.............................................................................................................................
Menimbang: a.bahwa…………………………………………………………….…
b.bahwa……………………………………………………………..… Memuat Peraturan/
dasar ditetapkan Surat
Dasar : 1. ………………………………………………………………………; Tugas
2.………………………………………………………………………;
MemberiTugas
Kepada :
1.………(Nama )………………(NIP) …………………(Jabatan)……………………………; Daftar Pejabat yang
2.………(Nama )………………(NIP) …………………(Jabatan)……………………………; menerima tugas
3.………(Nama )………………(NIP) …………………(Jabatan)……………………………;
4.danseterusnya.
Nama Jabatan,
33
Tembusan:
1.....
2..…
CONTOH FORMAT
SURAT PERINTAH TUGAS (B)
Penomoran mengacu
SURAT PERINTAH TUGAS pada Pola Klasifikasi
Arsip
NOMOR…/…./…/…
Nama Jabatan yang
menandatangani
.............................................................................................................................
Menimbang: a.bahwa…………………………………………………………….…
b.bahwa……………………………………………………………..… Memuat Peraturan/
dasar ditetapkan Surat
Dasar : 1. ………………………………………………………………………; Tugas
2.………………………………………………………………………;
Memberi Tugas
Nama Jabatan,
Tembusan:
1.....
2..…
34
K. NASKAH DINAS KHUSUS
1. SuratPerjanjian
Surat perjanjian adalah naskah dinas yang berisi kesepakatan bersama tentang objek
yang mengikat antar kedua belah pihak atau lebih untuk melaksanakan tindakan atau
perbuatan hukum yang disepakati bersama.
1) Pengertian
Kerja sama perjanjian dalam negeri antar instansi baik di pusat maupun daerah dibuat
dalam bentuk kesepahaman bersamaatau perjanjian kerja sama.
2)Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Perjanjian yang dilakukan antar instansi pemerintah didalam negeri, baik di pusat
maupun di daerah dibuat dan ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan
tugas,fungsi, wewenang, dan tanggung jawabnya.
3)Susunan
a)Penanggung
Jawab
Bagian Penanggung Jawab surat perjanjian kerjasama dalam negeri terdiri dari :
(1) Lambang negara (untuk pejabat negara) diletakkan secara simetris, atau
logo (untuk nonpejabat negara) yang diletakkan di sebelah kanan dan kiriatas,
disesuaikan dengan penyebutan nama instansi;
(2)nama instansi;
(3)judul perjanjian; dan
(4)nomor.
b)Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat perjanjian kerja sama memuat perjanjian, yang
dituangkan dalam bentuk pasal-pasal.
c)Kaki
Bagian kaki suratperjanjian kerja sama terdiri dari nama penanda tangan para
pihak yang mengadakan perjanjiandan para saksi (jika dipandang perlu),
dibubuhi meterai sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
CONTOH FORMAT
PERJANJIAN ANTARINSTANSIDALAM NEGERI
Pasal 1
………………………………………………………………..……………………………...
…………………………………………………………….
Pasal 2
RUANG LINGKUP KERJASAMA
………………………………………………………………..……………………………...
…………………………………………………………….
Pasal 3
PELAKSANAN KEGIATAN
………………………………………………………………..……………………………...
………………………………………………………………..……………………………...
…………………………………………………………….
Pasal 4
PEMBIAYAAN
………………………………………………………………..……………………………...
………………………………………………………………..……………………………...
………………………………………………………….
Pasal 6
LAIN-LAIN
(1) Apabila terjadi haL-hal yang diluarkekuasaan kedua belah pihak atau forcemajeure,
dapat dipertimbangkan kemungkinan perubahan tempat dan waktu pelaksanaan tugas
pekerjaan dengan persetujuan kedua belah pihak.
(3) Segala perubahan dan/atau pembatalanterhadap piagam kerja sama ini akan diatur
bersamakemudianolehPihakPertamadanPihakKedua.
Pasal7
PENUTUP
……………………………………………………………………………………….…………
….……………………………………………………………………………………….………
……………………………………………………………………………………….…………
….……………………………………………………………………………………….………
Nama
37
CONTOH FORMAT
SURAT KUASA / PENDELEGASIAN WEWENANG
Penomoran mengacu
pada Pola Klasifikasi
SURATKUASA / PENDELEGASIAN WEWENANG Arsip
NOMOR…/…/…/…
Yangbertandatangandibawahini,
Nama :.……………………………
memuat identitas
NIP : .……………………………
yang memberikan
Jabatan : ………………………….… kuasa
Alamat : ………………………….…
Surat kuasa / pendelegasian wewenang ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Medan,……………………..
Kota sesuai dengan
Penerima Kuasa, Pemberi Kuasa, alamat Instansi dan
tanggal
penandatanganan
TandaTangan MateraidanTandaTangan
38
3. Berita Acara
a. Pengertian
Berita acara adalah naskah dinas yang berisi uraian tentang proses pelaksanaan suatu
kegiatan yang harus ditandatangani oleh para pihak dan para saksi apabila
diperlukan.
b. Susunan
1)Penanggung Jawab
Bagian Penanggung Jawab berita acara terdiri dari
a) kop naskah dinas, yang berisi logo dan nama instansi diletakkan secara
simetris dan ditulis dengan huruf kapital;
b) judul berita acara;
c) nomor berita acara.
2) Batang tubuh
Bagian batang tubuh berita acara terdiri dari
a) tulisan hari, tanggal, dan tahun, serta nama dan jabatan para pihak yang
membuat berita acara;
b) substansi berita acara.
3)Kaki
Bagian kaki berita acara memuat tempat pelaksanaan penandatanganan nama
jabatan/pejabat dan tanda tangan para pihak dan para saksi apabila diperlukan.
39
CONTOH FORMAT
BERITA ACARA
Penomoran mengacu
pada Pola Klasifikasi
BERITA ACARA Arsip
NOMOR…/…/…/…
Beritaacarainidibuatdengansesungguhnyaberdasarkan ........................................................
.....................................................................................................................................................
Kota seusai
dengan alamat
instansi
Dibuatdi……………………..
Meengetahui / Mengesahkan
Nama Jabatan,
Tanda Tangan,
Nama Lengkap
40
4. SuratKeterangan
a.Pengertian
Suratketeranganadalahnaskahdinasyangberisiinformasihalatau seseorang untuk
kepentingan kedinasan.
b.Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Surat keterangan dibuat dan ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan tugas,
wewenang, dan tanggung jawabnya.
c.Susunan
1)Penanggung Jawab
Bagian Penanggung Jawabsurat keterangan terdiri
dari
a) kop surat keterangan, yang berisi logo dan nama instansi diletakkan secara
simetris dan ditulis dengan huruf kapital;
b) judulsurat keterangan;
c) nomorsurat keterangan.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat keteranganmemuat pejabatyang menerangkan dan
pegawai yang diterangkan serta maksud dan tujuan diterbitkannyasurat
keterangan.
3) Kaki
Bagiankakisuratketeranganmemuatketerangan tempat,tanggal, bulan, tahun,
namajabatan, tanda tangan, dan namapejabat yang membuat surat keterangan
tersebut. Posisi bagian kaki terletak pada bagian kanan bawah.
41
CONTOH FORMAT
SURAT KETERANGAN
Penomoran mengacu
pada Pola Klasifikasi
SURAT KETERANGAN Arsip
NOMOR…/…/…/…/…
Yangbertandatangandibawahini,
Memuat Identitas
yang memberi
Nama :.…………………………… keterangan
NIP :.……………………………
Jabatan : ………………………….…
denganinimenerangkanbahwa
Memuat Identitas
yang diberi
Nama :.…………………………… keterangan
NIP :.……………………………
Jabatan : ………………………….…
Memuat
…………………………………………………………………….…………………….… informasi
…………………………………………………………………….…………………….… mengenai suatu
hal atau
…………………………………………………………………….…………………….…
seseoranguntuk
…………………………………………………………………….…………………….… kepentingan
…………………………………………………………………….…………………….… kedinasan
…………………………………………………………………….…………………….…
Klinik Altara,……………………..
Kota seusai dengan
PejabatPembuatKeterangan, alamat instansi dan
tanggal
penandatanganan
TandaTangandanCapInstansi
NamaLengkap
5. Surat Pengantar
a.Pengertian
Surat pengantar adalah naskah dinas yang digunakan untuk
mengantar/menyampaikan barang atau naskah.
b.Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Surat pengantar dibuat dan ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan tugas, wewenang,
dan tanggung jawabnya.
42
c.Susunan
1)Penanggung Jawab
Bagian Penanggung Jawabsurat pengantar terdiri dari :
a)kop naskah dinas;
b)nomor;
c) tanggal;
d)nama jabatan/alamat yang dituju;
e) tulisan surat pengantar yang diletakkan secara simetris.
2)Batang Tubuh
Bagianbatangtubuhsuratpengantardalambentukkolomterdiri dari
a)nomor urut;
b)jenis yang dikirim;
c) banyaknya naskah/barang;
d)keterangan.
3)Kaki
Bagiankaki surat pengantar terdiri dari :
a)pengirim yang berada di sebelah kanan, yang meliputi
(1)nama jabatan pembuat pengantar;
(2)tanda tangan;
(3)nama dan NIP;
(4)stempel jabatan/instansi
b)penerima yang berada di sebelah kiri, yang meliputi :
(1)nama jabatan penerima;
(2)tanda tangan;
(3)nama dan NIP;
(4)cap instansi instansi;
(5)nomor telepon/faksimile;
(6)tanggal penerimaan.
d.Hal yang Perlu Diperhatikan
Surat pengantar dikirim dalam dua rangkap:lembar pertama untuk penerima dan
lembar kedua untuk pengirim.
e.Penomoran
Penomoran surat pengantar sama dengan penomoran surat dinas.
43
CONTOH FORMAT
SURAT PENGANTAR
Tanggal Pembuatan
Surat
(Tgl, Bln, Thn)
Kepada Yth :
............................................................
............................................................
............................................................
SURATPENGANTAR
NOMOR…/…/…/…
Diterimatanggal………………..
Penerima Pengirim
Namajabatan, Namajabatan, Nama Jabatan dan
Nama Lengkap
ditulis dengan
TandaTangan TandaTangandanCapInstansi huruf awal Kapital
NamaLengkap NamaLengkap
NIP……………… NIP………………
6. Pengumuman
a.Pengertian
Pengumuman adalahnaskah dinasyangmemuatpemberitahuan yang ditujukan kepada
semua pejabat/pegawai dalam instansi atau perseorangan dan golongan di dalam atau
di luar instansi.
b.Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Pengumuman dibuat dan ditandatangani oleh pejabat yang mengumumkan atau pejabat
lain yang ditunjuk.
c.Susunan
1)Penanggung Jawab
44
a) kop naskah dinas yang memuat logo dan nama instansi, yang ditulis dengan
huruf kapital secara simetris;
b) tulisanpengumumandicantumkandibawahlogoinstansi, yang ditulis dengan
huruf kapital secara simetris dan nomor pengumuman dicantumkan di
bawahnya;
c) katatentang,yangdicantumkandibawahpengumumanditulis dengan huruf kapital
secara simetris;
d) rumusan judul pengumuman, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris di
bawah tentang.
2)Batang Tubuh
Batang tubuh pengumuman hendaknya memuat
a) alasan tentang perlunya dibuatpengumuman;
b) peraturan yang menjadi dasar pembuatanpengumuman:
c) pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap mendesak.
3)Kaki
Bagian kakipengumuman terdiri dari :
a) tempat dan tanggal penetapan;
b) namajabatanpejabatyangmenetapkan,yangditulisdengan huruf awal kapital,
diakhiri dengan tanda baca koma;
c) tanda tangan pejabat yang menetapkan;
d) namalengkapyangmenandatangani,yangditulisdenganhuruf awal kapital;
e) cap dinas
d.Hal yang Perlu Diperhatikan
1) Pengumuman tidak memuat alamat, kecuali yang ditujukan kepada
kelompok/golongan tertentu.
2) Pengumuman bersifat menyampaikan informasi, tidak memuat tata cara
pelaksanaan teknis suatu peraturan.
45
CONTOH FORMAT
PENGUMUMAN
Penomoran mengacu
pada Pola Klasifikasi
PENGUMUMAN Arsip
NOMOR…/…/…/…
TENTANG Judul
Pengumuman yang
.............................................................................. ditulisdengan
Huruf kapital
…………………………………………………………….…………………….….................
…………………………………………………………………….…………………….….................
…………………………………………………………………….…………………….…................. Memuat alasan,
peraturan yang
menjadi dasar, dan
…………………………………………………………….…………………….…................. pembertahuan
…………………………………………………………………….…………………….…................. tentanghal tertentu
…………………………………………………………………….…………………….…................. yang dianggap
mendesak
…………………………………………………………….…………………….….................
…………………………………………………………………….…………………….….................
…………………………………………………………………….…………………….….................
Dikeluarkan di ……………………..
Pada Tanggal .....................................
Kota seusai dengan
alamat instansi dan
tanggal
PejabatPembuatKeterangan,
penandatanganan
TandaTangandanCapInstansi
NamaLengkap
7. Laporan
a. Pengertian
Laporan adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang
pelaksanaan suatu kegiatan/kejadian.
b. Wewenang Pembuatan dan Penandatangan
Laporan ditandatangani oleh pejabat yang diserahi tugas.
c. Susunan
a) Penanggung Jawab
Bagian Penanggung Jawab laporan memuat judul laporan yang ditulis dalam
huruf kapital dan diletakkan secara simetris.
b) Batang Tubuh
Bagian batang-tubuh laporan terdiri dari
1) Pendahuluan, memuat penjelasan umum, maksud dan tujuan serta ruang
46
lingkup dan sistematikalaporan;
2) Materi laporan, terdiri atas kegiatan yang dilaksanakan, faktor
yangmempengaruhi,hasilpelaksanaan kegiatan,hambatanyang dihadapi, dan
hal lain yang perlu dilaporkan;
3) Simpulan dan saran, sebagai bahan pertimbangan;
4) Penutup, merupakan akhirlaporan.
c) Kaki
Bagian kakilaporan terdiri dari
1) tempat dan tanggal pembuatanlaporan;
2) nama jabatan pejabat pembuatlaporan,ditulis denganhuruf awal kapital;
3) tanda tangan;
4) nama lengkap, ditulis dengan huruf awal kapital.
LAPORAN
Judul Laporan
TENTANG
..............................................................................
A. Pendahuluan
1. Umum
2. Maksud dan Tujuan
3. Ruang Lingkup
4. Dasar MemuatInformasi
B. Kegiatan yang dilaksanakan mengenai Laporan
…………………………………………………………….…………………….….....
....
C. Hasil yang dicapai
…………………………………………………………….…………………….….........
D. Simpulan dan Saran
…………………………………………………………….…………………….….........
E. Penutup
…………………………………………………………….…………………….….........
Dikeluarkan di ……………………..
Pada Tanggal ..................................... Mencantumkantempa
t dan tanggal laporan,
Nama Jabatan Pembuat laporan tanda tanganpejabat
yang mengeluarkan
laporan, cap Dinas,
TandaTangandanCapInstansi nama dicetak tebal
NamaLengkap dan NIP
NIP
47
8. Telaahan Staf
a. Pengertian
Telaahan staf adalah bentuk uraian yang disampaikan oleh pejabat atau
stafyangmemuatanalisissingkatdan jelasmengenaisuatupersoalan dengan memberikan jalan
keluar/pemecahan yang disarankan.
b. Susunan
a)Penangg
ung Jawab
Bagian Penanggung Jawabtelaahan staf terdiri dari :
1)judul telaahan staf dan diletakkan secara simetris di tengah atas;
2)uraian singkat tentang permasalahan.
b)Batang Tubuh
Bagian batang tubuh telaahan staf terdiri dari
1) Persoalan,yangmemuat pernyataansingkatdanjelas tentang persoalan yang akan
dipecahkan;
2) Praanggapan, yangmemuat dugaan yang beralasan, berdasarkan data yang ada,
saling berhubungan sesuai dengan situasi yang dihadapi dan merupakan
kemungkinan kejadian di masa yang akan datang;
3) Faktayangmempengaruhi,yangmemuatfakta yanglandasan analisis dan
pemecahan persoalan;
4) Analisispengaruhpraanggapan dan fakta terhadap persoalan dan akibatnya,
hambatan serta keuntungan dan kerugiannya, pemecahanatau cara bertindak
yang mungkin atau dapat dilakukan;
5) Simpulan,yangmemuatintisarihasildiskusi,yangmerupakan pilihan cara bertindak
atau jalan keluar;
6) Tindakan yangdisarankan, yang memuat secara ringkas dan jelas saran atau
usul tindakan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi.
c)Kaki
Bagian kakitelaahan staf terdiri dari:
1)namajabatanpembuattelaahanstaf,yangditulisdenganhuruf awal kapital;
2)tanda tangan;
3)nama lengkap;
4)daftar lampiran.
48
CONTOH FORMAT
TELAAHAN STAF
49
9. Notulen
a. Pengertian
Notulen adalah naskah dinas yang membuat catatan jalannya acara (kegiatan) mulai dari
pembukaan, pembahasan masalah, sampai dengan pengambilan keputusan, serta
penutupan.
b. Fungsi Notulen
Notula/Notulen merupakan catatan ringkas, padat, sistematis, dari suatu kegiatan
sidang. Fungsi notula/notulen sangatlah penting terhadap kegiatan rapat tersebut.
Karena di dalam notulen/notula semua kegiatan rapat akan dibuktikan secara tertulis,
berikut fungsi notulen :
Berfungsisebagai bukti tertulis setelah diadakannya rapat/sidang
Sebagaipengukur suksesatau tidaknya suatu rapat
Dan berfungsi sebagai pelaksanaan kegiatan yang dihasilkan dari keputusan rapat
c. Susunan
a) Penanggung Jawab
Penanggung Jawab notulen merupakan bagian awal dari penulisan notulen. Adapun
Penanggung Jawab notulen berisi tentang:
1) Nama atau tema yang di bahas.
2) Hari dan tanggal acara dilaksanakan
3) Waktu (Jam) pelaksanaan acara
4) Tempal pelaksanaan acara
5) Unsur - unsur yang terlibat dalam acara (Ketua dan wakil ketua, sekertaris,
notulis, peserta.)
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh atau isi dari notuen adalah bagian dari notulen yang berupa
hal-hal yang di bahas dan hasil keputusan rapat. Isi Notulen ditulis agar dapat
membedakan dari susunan sistematis. Susunan sistematika dalam isi notulen dapat
dibagi menjadi 4 yaitu
1) Kata Pembuka
2) Pembahasan
3) Pembacaan keputusan
4) Waktu (Jam) Penutupan
c) Kaki
Bagian kaki dari notulen terdiri dari :
1) Nama jabatan
2) Tanda tangan
3) Nama pajabat, pangkat, atau NIP.
50
CONTOH FORMAT NOTULEN
…………………………….. ……………………………
SIP: SIK:
10. Formulir
Formuliradalahbentuk pengaturan alokasiruangataulembarnaskah untuk mencatat berbagai
data daninformasi. Formulir dibuat dalam bentuk
kartuataulembarantercetakdenganjudultertentuberisi keteranganyang diperlukan.
51
Ketentuan lebih lanjut tentang nata naskah dinas elektronik diatur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB IV
PENUTUP
52
DAFTAR PUSTAKA
53