Kamera film memiliki bahan yang sama dengan kamera foto namun hasil
yang didapat berbeda, kamera film menghasilkan gambar yang bergerak atau biasa
disebut still motion. Contoh : kamera 8 mm, 16 mm, 35 mm.
Untuk kamera video sendiri memiliki persamaan dengan kamera film karena
menghasilkan gambar bergerak (still motion), namun yang membedakan yaitu bahan
bakunya yang berupa kaset video yang setelah pengambilan gambar hasilnya dapat
langsung dilihat karena terjadinya gambar secara optis dan elektronis. Contoh :
kamera Betacam, MiniDV, HDCam.
Pada saat ini terdapat beragam jenis kamera yang beredar di pasaran. Ada
banyak aspek yang bisa dipertimbangkan dalam memilih kamera. Berikut adalah
factor yang paling sering digunakan dalam memilih kamera:
a) Kemudahan Pengoperasian
Salah satu keputusan penting sebelum membeli kamera video untuk melihat
bagaimana alat ini dioperasikan. Kameramen tentu tidak ingin kehilangan
momen menarik yang ingin diabadikan hanya karena kamera membutuhkan
beberapa kali tekanan tombol dan beberapa menit untuk mulai merekamnya.
b) Format Hasil Rekaman
Kamera yang baik memiliki jumlah Frame per second (FPS) yang tinggi. FPS
yang rendah akan menyebabkan hasil rekaman video menjadi terputus-putus.
Kamera video yang paling sederhana memiliki fps 15, hasilnya masih patah-
patah. Sedangkan fps 25 sudah cukup untuk dapat diikuti mata tanpa kelihatan
terputus-putus dengan budget yang paling sedikit.
Kamera high end memiliki full manual control. Fokus manual kontrol, kendali
eksposur secara manual, manual white balance, manual tingkat audio DNS dan
sebagainya. Kamera ini juga dapat mengatur kontrol otomatis jika kameramen
berada dalam situasi bergerak, tetapi kontrol manual lebih disukai oleh
videografer serius.
3. Setting Kamera
Dalam proses ini, pengesetan dilakukan melalui menu di kamera. Tidak semua
menu setting perlu diubah, karena ada beberapa yang sudah dibuat standar oleh
pabrik. Setting yang paling sering dilakukan pada sound dan speeed record. Untuk
Audio, sebaiknya gunakan 16 bit, sementara untuk speed record gunakan Standard
Play (biasanya berdurasi 60 menit).Jika dalam kondisi daruratm speed record bisa
diubah ke Long Play dengan durasi 75 menit)
Sebelum proses rekaman dimulai, pastikan melakukan cek dan ricek untuk
perlengkapan yang digunakan di dalam pengambilan gambar diantaranya:
a) Tripod
Penyangga kamera dengan tiga kaki berfungsi untuk membuat kamera stabil
sehingga gambar yang diambil tidak bergoyang. Sebuah tripod mempunyai bagian-
bagian sebagai berikut:
Kamera dilekatkan dengan tripod melalui sebuat penampang kecil yang dapat
dikunci pada knob yang ada di bagian atas kamera. Pergerakan kamera secara
vertikal dan horizontal dilakukan dengan sebuah tungkai handle.
b) Lampu
Lampu diperlukan bila keadaan cahaya terlalu gelap, selain itu juga digunakan
bila ingin membuat efek tertentu yang diinginkan. Terdapat berbagai jenis lampu
yang bisa digunakan dalam produksi video. Jika memiliki dana yang terbatas,
produksi video dapat memanfaatkan lampu yang ada dengan dimodifikasi
sedemikian rupa, misalnya lampu belajar. Jika ingin memancarkan cahaya yang fokus
dapay langsung diarahkan kepada objek, namun bila ingin cahaya yang lembut dapat
dilapisi dengan kain polos yang halus.
c) Reflector
Alat ini berfungsi untuk memantulkan sumber cahaya dari alam atau lampu
untuk memberikan cahaya tambahan. Di pasaran, pemantul ini tersedia dalam
berbagai warna (putih, emas, perak), namun jika kemampuan dana terbatas,
reflektor bisa dibuat dari selembar kain atau styrofoam.
d) Microphone
Meskipun kamera sudah dilengkapi dengan microphone internal, juga disarankan
untuk memiliki microphone eksternal. Setiap microphone memiliki taraf hasil (level
output) yang berbeda, sehingga dalam situasi yang berbeda tentunya microphone
yang dibutuhkan berbeda pula.
1. White Balance
2. Focusing
Focusing adalah usaha mencari gambar objek yang paling jauh dari semua
objek dengan ukuran gambar (frame size) paling dekat (extreme close up) dan
memposisikan gambar sejelas mungkin dengan memutar ring focus. Selanjutnya
juru kamera bisa melakukan zoom in – zoom out untuk mendapatkan variasi
gambar yang diperlukan. Jika zoom digunakan sebelum Focusing akan terjadi blur
(out of focus) saat posisi zoom in berakhir di zoom out. Para kameramen pemula
biasanya menggunakan mode auto untuk white balance dan focus.
3. Zooming
4. Microphone
Kamera dioperasikan oleh kru yang biasa disebut dengan juru kamera atau
cameraman, cameraman mengoperasikan kamera sesuai dengan arahan sutradara.
Untuk menjadi seorang cameraman harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal
cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur
dalam pengambilan gambar, dan lain sebagainya.
- Body kamera
- Lensa
- Memory card
Komponen tambahan;
- Lampu flash
- Pengatur speed
- Pengatur diafragma
- Pengatus ISO
Merawat Kamera
Merawat bagian luar kamera/casing merupakan bagian yang biasa dilakukan terlebih
dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan masuknya kotoran ketika akan
membersihkan bagian dalamnya.
- Bersihkan bagian luar kamera dengan blower terlebih dahulu, untuk beberapa debu yang
masih menempel dapat dipergunakan brush.
Merawat Lensa
Lensa merupakan elemen terpenting untuk dapat menghasilkan gambar yang baik.
Langkah yang dilakukan dalam merawat lensa diantaranya; tidak menyentuh lensa secara
langsung dengan jari, gunakan lens hood untuk melindungi bagian depan lensa dari
benturan sekaligus mencegah munculnya flare pada cahaya frontal menuju lensa, pasang
lens cap ketika lensa sedang tidak dipergunakan, hal ini bertujuan mengurangi
kemungkinan terpapar dan menempelnya debu pada permukaan lensa.
Merawat Baterai
Tidak membiarkan baterai terpapar suhu ekstrim diatas 43 ‘C, letakan baterai pada
tempat yang sejuk. Tidak mencharge baterai secara berlebihan, jika charge telah
menunjukkan baterai terisi penuh segera cabut. Charge baterai sebelum dan sesudah
penyimpanan dalam jangka waktu lama.
Media Penyimpanan
Memori card berupa SD/Secure Digital, CF/Compact Flash, dan sebagainya, simpan
kembali pada casingnya masing-masing setelah digunakan untuk melindungi dari debu.
Dudukan flash dan kontak baterai flash perlu dibersihkan secara berkala untuk
menghindari penumpukan kotoran.
Tas Kamera
- Selesai dipergunakan, keluarkan isinya lalu bersihkan bagian dalam dan luarnya.
Materi II
Menggerakkan kamera dalam shot film haruslah mimiliki alasan yang cukup kuat, hal ini
bertujuan untuk menghindari shot-shot tidak penting yang hanya akan memperpanjang
durasi film namun tak mampu berbicara apapun. Ada 8 teknik dasar gerakan kamera yang
dapat digunakan dalam pengambilan gambar. Dari masing-masing teknis juga dapat
dilakukan kombinasi agar hasil visual lebih variatif.
1. Zoom
Melakukan zoom in biasa digunakan untuk memperjelas sesuatu hal yang lebih
penting, baik pada subyek maupun sebuah kejadian. Pandangan yang semula mempunyai
banyak subyek dapat dikerucutkan menjadi satu atau beberapa subyek saja. Sedangkan
zoom out lebih banyak dilakukan untuk menarik penonton agar mengetahui ruang
dimana subyek berada, juga untuk menunjukkan ada banyak hal penting yang juga bisa
dilihat disekitar subyek. Untuk banyak adegan, penggunaan zoom tidak begitu efektif
digunakan. Penggunaan Cut-to Cut saat editing dapat mempersingkat durasi meski apa
yang ingin disampaikan lewat gambar adalah sama.
2. Dolly
3. Panning
Pan/Panning merupakan gerakan kamera menoleh kekiri (Pan left) dan kekanan
(Pan right). Ada banyak fungsi dalam shot ketika melakukan paning meski pada prinsipnya
dengan menggunakan gerakan yang sama. Gerakan pan yang sering digunakan dalam
pengambilan gambar secara umum adalah Follow pan, yakni gerakan kamera mengikuti
subyek bergerak (travelling), hal ini biasanya untuk mempertahankan komposisi visual
agar tetap proporsional dalam frame, memberi head space maupun walking space
sehingga subyek tidak terpotong saat melakukan gerakkan tertentu..
Gerakan paning juga dapat dilakukan untuk pengambilan gambar pada obyek
yang tak bergerak, misalkan kondisi ruangan, foto-foto yang berjajar di dinding, suasana
kota atau yang lainnya. Hal ini untuk membangun suasana lingkungan dimana subyek
berada sekaligus menciptakan interaksi visual antara subyek dengan lingkungannya
(survening pan). Interupted pan juga merupakan salah satu gerakan kamera jenis pan.
Teknik ini digunakan saat ingin menghubungkan dua subyek yang berbeda dalam satu
shot. Misalnya, awal shot melakukan follow pan pada satu subyek yang berjalan di
pertokoan, kamera tiba-tiba berhenti dan fokus melakukan follow pan pada sosok anak
kecil yang mencoba mencuri salah satu makanan dalam toko tersebut. Contoh lain
misalnya ketika sebuah adegan dimana subyek meninggalkan ruang, kamera bergerak ke
arah handphone yang ketinggalan di meja.
Gerakan paning juga bisa digunakan untuk transisi antara dua shot, istilah
yang populer digunakan adalah whipe pan, yakni melakukan gerakan paning secara cepat
antara shot satu dengan lainnya. Penggunaan transisi ini dapat menciptakan gambar yang
lebih dinamis dan mempersingkat waktu dalam sebuah kejadian yang memiliki hubungan
sebab akibat.
4. Crab
5. Tilting
6. Pedestal (Ped)
Pedestal adalah gerakan kamera di atas pedestal yang bisa dinaik turunkan. Sekarang ini
banyak digunakan Portal-Jip Traveller. Pedestal up merupakan istilah yang digunakan
untuk gerakan kamera yang dinaikan, sedangkan Pedestal down merupakan gerakan
kamera yang diturunkan.
7. Arc
Arc adalah gerakan kamera memutar mengitari obyek dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
8. Follow
Follow adalah gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak, bisa dengan pan, tilt, ped
atau yang lainnya. Untuk menciptakan gambar yang lebih dinamis bisa juga
mennggunakan crane, atau dapat juga dilakukan dengan handheld. Crane sangat
memungkinkan menggabungkan beberapa gerakan kamera sehingga gambar dapat
terlihat dinamis.
Adalah teknik pengambilan gambar yang dilakukan oleh juru kamera dengan posisi
kamera di atas ketinggian objek yang direkam. Hasil perekaman teknik ini
memperlihatkan lingkungan yang begitu luas dengan benda-benda lain yang tampak di
bawah begitu kecil dan berserakan tanpa mempunyai makna. Sudut pengambilan gambar
ini biasanya dilakukan dari helicopter atau dari gedung bertingkat tinggi.
2. High Angle
Sudut pengambilan gambar ini lebih rendah dari yang pertama. High angle merupakan
pengambilan gambar dari atas objek. Selama kamera di atas objek maka sudah dianggap
high angle. Dengan high angle maka objek tampak lebih kecil. Kesan yang ditimbulkan
dari pengambilan gambar ini adalah lemah, tak berdaya, kesendirian, dan kesan lain yang
mengandung konotasi dilemahkan atau dikerdilkan.
3. Eye Level
Eye level adalah pengambilan gambar dengan posisi kamera sejajar objek. Sudut
pengambilan ini adalah standar yang dilakukan oleh juru kamera. Hasilnya
memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang yang berdiri atau pandangan
mata seseorang yang mempunyai ketinggian tubuh tepat tingginya sama dengan objek.
4. Low Angle
Low angle merupakan pengambilan gambar di bawah objek. Juru kamera juga sering
mengemas low angel dengan mengambil gambar objek diawali dengan tilt up (dari bawah
ke atas. Kesan yang ditimbulkan dari pengambilan gambar ini adalah berkuasa. Seseorang
yang ditampilkan dengan sudut pengambilan ini akan mempunyai kesan dominant
5. Frog Angle
Frog angle adalah pengambilan gambar yang dilakuakn juru kamera dengan ketinggian
kamera sejajar dengan dasar (alas) kedudukan objek. Dengan teknik ini dihasilkan suatu
pemandangan objek yang besar, terkadang mengerikan dan bisa juga penuh misteri.
Ada beberapa teknik dalam pengambilan gambar yang bisa digunakan untuk
menghasilkan gambar yang sesuai dengan kebutuhan.
1. Backlight Spot
Efek yang terjadi adalah objek terlihat tidak jelas, sementara background tampak
terang benderang. Semakin terang cahaya background, maka semakin gelap objek.
2. Reflection shoot
Dalam teknik ini, juru kamera tidak membidik objek langsung ke sasaran, tetapi
justru ke benda-benda yang mengandung bayangan (refleksi) atau pantulan objek.
Jika dilakukan di kamar, maka cermin bisa digunakan sebagai reflektor, jika dilakukan
di taman, kolam bisa dijadikan sebagai reflektor. Kesan yang ditimbulkan cukup
dramatis karena pengaruh media yang digunakan.
3. Door frame shoot
Dalam teknik ini, pengambilan gambar dilakukan dengan membuka sebuah pintu
sedikit demi sedikit kemudia melongok ke dalamnya. Seolah juru kamera mengintip
tapi melalui pintu yang sedikit terbuka.
Biasanya teknik seperti ini memberikan kesan menegangkan, misalnya dalam film
horor. Penonton menjadi penasaran pada peristiwa yang terjadi di balik pintu.
Dalam teknik ini, posisi kamera berada diagonal dengan objek. Ada dua jenis POV,
yakni kamera sebagai subjek dan kamera sebagai objek.
Dalam efek ini, juru kamera menempatkan benda-benda di depan kamera sehingga
efek yang muncul adalah keindahan karena kamera tidak langsung membidik objek,
tetapi terhalangi oleh benda yang menjadi foreground.
6. Jaws Shoot
Dalam pengambilan gambar, biasanya objek tahu jika gambarnya akan di-shot.
Tapi dalam teknik ini justru seolah-olah objek tidak tahu sehingga ketika kamera
menyorot ke arahnya dia terlihat kaget, tapi dalam situasi yang dramatik.
Dalam teknik ini, fokus tetap di depan, tapi latar belakangnya dimunculkan untuk
memberi kesan lain terhadap objek tujuan. Objek berada dalam kondisi yang benar-
benar tegas dan tajam, sementara background dibiarkan buram karena tidak ada
kaitannya dengan objek.
Dalam teknik ini, objek berada di depan, tapi background mempengaruhi dan ada
kaitannya dengan objek. Pada awalnya background dibuat agak buram, lama
kelamaan background dibuat lebih jelas seiring alur cerita yang dikehendaki.
9. Artificial Hairlight
Pada efek ini, rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga menimbulkan efek
bersinar, Selain untuk menambah penampilan, teknik ini juga unruk memberi batas
antara objek dengan background sehingga tampak lebih terpisah antara objek dan
latar belakangnya.
Pada teknik ini, juru kamera mengikuti objek yang berjalan. Kesan yang ditampilkan
adalah orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dalam kondisi dikejar-kejar
sesuatu.
Pada teknik ini, juru kamera menempatkan kamera seolah berjalan-jalan menikmati
pemandangan. Teknik ini biasanya digunakan pada film-film action untuk
menampilkan keindahan pemandangan.
Pada teknik ini, objek diambil melalui bahu pemain. Teknik ini mempunyai kesan
menarik karena seolah lensa kamera mewakili pandangan seorang pemain. Sekian
dulu untuk bahan materi tentang pembahasan Teknik Pergerakan Kamera Saat
Pengambilan Gambar Bergerak.
Materi 3
Front light artinya sumber cahaya ada di depan subyek yang di foto sehingga
biasanya sumber cahaya ada di belakang kamera kita. Cahaya depan bisa datang
lurus terhadap subyek, seperti kalau kita menghadap ke matahari saat sunrise di
pantai. Cahaya depan juga bisa membentuk sudut, seperti saat kita menghadap
matahari jam 10 siang. Dengan flash, kita bisa membuat front light tepat di depan
wajah atau membentuk sudut terhadap wajah. Mayoritas foto dihasilkan dengan
sumber cahaya yang ada di depan subyek.
Cahaya mengenai subyek dari samping kiri atau kanan. Cahaya samping ini
memberi kesan dimensional yang kuat sehingga banyak dipakai pada foto arsitektur
atau landscape pada foto diatas. Pencahayaan dari samping juga akan menguatkan
tekstur sebuah subyek seperti bisa anda lihat pada permukaan gurun diatas. Juga
kalau memotret wajah, jerawat akan makin diperkuat kalau kita menggunakan side
light. Foto side light biasanya akan bagus saat dipakai memotret hitam putih.
Back light terjadi saat kita memotret subyek dengan sumber cahaya yang
berasal dari belakangnya, dengan kata lain sumber cahaya ada didepan kamera
namun dibelakang subyek. Saat kita memotret sebuah subyek yang
membelakangi matahari, misalnya memotret teman yang menghadap ke timur
pada jam 4 sore maka akan terjadi back light. Dengan membelakangi sumber
cahaya, seringkali kita menghasilkan siluet, Siluet adalah foto dengan obyek
utama gelap total dengan background yang terang, sehingga yang terlihat adalah
bentuk dari obyek utama tadi.
Cahaya atas atau bawah jarang kita pakai karena menghasilkan foto yang
kurang bagus, contoh foto top light adalah saat kita memotret saat jam 12 siang.
Foto wajah yang dibuat jam 12 siang akan menghasilkan bayangan kantong mata
yang membuat tampang teman kita terlihat jelek.
Ini sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah pencahayaan dalam
produksi video, film, dan foto. Tiga poin penting itu terdiri atas : Key Light, Fill
Light, Back Light
a. Key Light
b. Fill light
c. Back Light
a. Penerangan
c. Pemilihan.
Tata cahaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan area yang
hendak disinari. Jika dalam film dan televisi sutradara dapat memilih
adeganmenggunakan kamera maka sutradara panggung melakukannya dengan
cahaya
d. Atmosfir.
a. Bohlam
Bohlam (bulb, lamp) adalah sumber cahaya. Bagian-bagian dari bohlam terdiri
atas envelope, filament, dan base (Gb.204). Envelope adalah cangkang yang
terbuat dari gelas kaca atau kwarsa untuk melindungi komponen dari udara dan
mencegahnya dari kebakaran.Filament merupakan komponen yang mengubah
panas listrik menjadi cahaya. Base, adalah dasaran untuk meletakkan bohlam
pada dudukan yang sesuai dan merupakan komponen yang menghubungkan
filament dengan arus listrik. Jenis dan bentuk base berbeda-beda.
c. Payung studio
Payung studio adalah salah satu peralatan pencahayaan yang berbertuk
payung yang pada bagian tertentu memiliki laisan reflektor yang berfungsi
meantulkan cahaya guna mendapatkan efek bayangan secara halus dan
pancaran cahaya yang lebih luas.
d. Softbox
softbox adalah untuk meratakan cahaya lampu kamera agar dapat menyebar dengan
lebih soft.
e. Snoot
Snoot adalah salah satu perlengkapan strobist yang fungsi utamanya untuk mengurangi
cahaya yang keluar dari flash. Dan cahaya yang dihasilkan jika menggunakan grid
spots/snoot akan lebih fokus ke satu titik.
f. Color meter
Color meteradalah alat pengukur warna.
g. Light meter
alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas cahaya di suatu tempat.
Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui karena pada dasarnya manusia
juga memerlukan penerangan yang cukup.
6. Karakter Pencahayaan
a. Hard Light
b. Soft Light