Anda di halaman 1dari 17

Materi Ajar 1

A. PROSEDUR PENGOPERASIAN KAMERA VIDEO


Kamera merupakan salah satu aspek penting dalam suatu pembuatan video,
fungsi kamera yaitu mengambil/merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang
sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-
adegan.

Kamera dioperasikan oleh kru yang biasa disebut kameramen, kameramen


mengoperasikan kamera sesuai dengan arahan sutradara. Untuk menjadi seorang
kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau teknik
memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan
gambar, dan sebagainya.

B. Pemilihan dan Persiapan Kamera


Jenis kamera yang digunakan dalam film sangat beragam jenisnya, namun secara
garis besar kamera terbagi tiga yaitu :

1. Kamera Foto (Still photography)

Kamera foto menghasilkan gambar-gambar yang tidak bergerak (still single


picture). Bahan baku penyimpanan gambar berasal dari pita selluloid, sehingga
setelah melakukan perekaman harus diproses lagi dengan pemrosesan secara
kimiawi. Contoh : kamera analog, kamera digital.

2. Kamera film (cinema photography)

Kamera film memiliki bahan yang sama dengan kamera foto namun hasil
yang didapat berbeda, kamera film menghasilkan gambar yang bergerak atau biasa
disebut still motion. Contoh : kamera 8 mm, 16 mm, 35 mm.

3. Kamera video (video photography)

Untuk kamera video sendiri memiliki persamaan dengan kamera film karena
menghasilkan gambar bergerak (still motion), namun yang membedakan yaitu bahan
bakunya yang berupa kaset video yang setelah pengambilan gambar hasilnya dapat
langsung dilihat karena terjadinya gambar secara optis dan elektronis. Contoh :
kamera Betacam, MiniDV, HDCam.

Pada saat ini terdapat beragam jenis kamera yang beredar di pasaran. Ada
banyak aspek yang bisa dipertimbangkan dalam memilih kamera. Berikut adalah
factor yang paling sering digunakan dalam memilih kamera:

a) Kemudahan Pengoperasian

Salah satu keputusan penting sebelum membeli kamera video untuk melihat
bagaimana alat ini dioperasikan. Kameramen tentu tidak ingin kehilangan
momen menarik yang ingin diabadikan hanya karena kamera membutuhkan
beberapa kali tekanan tombol dan beberapa menit untuk mulai merekamnya.
b) Format Hasil Rekaman

Bagaimana hasil rekaman kamera video bisa dilihat? Apakah harus


diserahkan terlebih dahulu ke profesional untuk mengubahnya ke format yang
bisa dilihat, atau langsung saja plug ‘n play ke komputer atau TV dan hasilnya
langsung kelihatan.

c) Resolusi Hasil Rekaman

Kualitas gambar kamera video akan sangat ditentukan oleh kualitas


resolusinya. Video kamera memiliki berbagai macam resolusi yang digambarkan
mulai dari VGA sampai mega pixel. Sebagai perbandingan, layar monitor
mungkin memiliki resolusi 640×480 atau 1024×768. Jika hasil rekaman adalah
352×288, maka untuk menampilkan full screen di layar monitor harus menarik
gambar sehingga tidak sesuai dengan ukuran aslinya dan menjadi pecah.

d) Frame Per Second

Kamera yang baik memiliki jumlah Frame per second (FPS) yang tinggi. FPS
yang rendah akan menyebabkan hasil rekaman video menjadi terputus-putus.
Kamera video yang paling sederhana memiliki fps 15, hasilnya masih patah-
patah. Sedangkan fps 25 sudah cukup untuk dapat diikuti mata tanpa kelihatan
terputus-putus dengan budget yang paling sedikit.

e) Manual Atau Otomatis

Kamera high end memiliki full manual control. Fokus manual kontrol, kendali
eksposur secara manual, manual white balance, manual tingkat audio DNS dan
sebagainya. Kamera ini juga dapat mengatur kontrol otomatis jika kameramen
berada dalam situasi bergerak, tetapi kontrol manual lebih disukai oleh
videografer serius.

C. Pemasangan kamera, lensa, dan assesoris lain


Kamera terdiri dari beberapa bagian. Secara umum, bagian kamera terdiri dari lensa,
tubuh kamera, dan Recorder (VCR). Sebelum kamera digunakan, perlu dilakukan
serangkaian pemasangan, pengaturan dan pengecekan peralatan sehingga pengambilan
gambar dapat berjalan dengan baik dan lancar. Berikut adalah hal-hal yang perlu
diperhatikan sebelum kamera digunakan:

1. Menyiapkan lensa, battery, dan media penyimpan

Lensa kamera biasanya dilengkapi dengan tutup pelindung yang berfungsi


untuk mencegah debu mengotori kamera pada saat tidak digunakan. Lepaskan
tutup lensa dengan cara menariknya dengan hati-hati. Selanjutnya pastikan battery
dengan daya yang cukup terpasang dengan benar dan tidak goyang. Persiapan
terakhir adalah memasang media penyimpanan. Media penyimpanan berbentuk
kartu memory. Pastikan kartu memori dalam keadaan tidak terkunci sebelum
dipasangkan ke kamera.
2. Mengambil Kamera

Jika pengambilan gambar dilakukan dengan posisi handheld (tanpa


menggunakan ripod), maka biasakan mengambil dengan tangan kiri, agar lebih
mudah jika akan dipanggul di bahu. Tapi jika kamera nantinya akan dipasangkan di
tripod, usahakan untuk mengambil kamera dengan tangan kanan. Teknik
pengambilan kamera ini mempermudah juru kamera saat akan memposisikan
kamera.

3. Setting Kamera

Dalam proses ini, pengesetan dilakukan melalui menu di kamera. Tidak semua
menu setting perlu diubah, karena ada beberapa yang sudah dibuat standar oleh
pabrik. Setting yang paling sering dilakukan pada sound dan speeed record. Untuk
Audio, sebaiknya gunakan 16 bit, sementara untuk speed record gunakan Standard
Play (biasanya berdurasi 60 menit).Jika dalam kondisi daruratm speed record bisa
diubah ke Long Play dengan durasi 75 menit)

4. Cek & Ricek

Sebelum proses rekaman dimulai, pastikan melakukan cek dan ricek untuk
perlengkapan yang digunakan di dalam pengambilan gambar diantaranya:

 Apakah battery masih penuh atau belum dicharge (sebaiknya disediakan


cadangan)
 Apakah mic tidak ada masalah
 Apakah tripod berfungsi dengan baik
 Apakah kabel sudah sesuai
 Apakah stok kaset tercukupi
 Apakah perlengkapan cahaya (lampu, reflector, lightmeter) berfungsi
 Apakah cadangan listrik tersedia dengan cukup
 Apakah perlu mempersiapkan genset cadangan
 Apakah kabel audio video dalam kondisi bagus.

D. Pemasangan peralatan pendukung kamera


Peralatan pendukung kamera bervariasi sesuai dengan kebutuhan kameramen.
Berikut ini adalah alat-alat pendukung yang biasa digunakan dalam pengambilan
gambar.

a) Tripod
Penyangga kamera dengan tiga kaki berfungsi untuk membuat kamera stabil
sehingga gambar yang diambil tidak bergoyang. Sebuah tripod mempunyai bagian-
bagian sebagai berikut:
Kamera dilekatkan dengan tripod melalui sebuat penampang kecil yang dapat
dikunci pada knob yang ada di bagian atas kamera. Pergerakan kamera secara
vertikal dan horizontal dilakukan dengan sebuah tungkai handle.
b) Lampu
Lampu diperlukan bila keadaan cahaya terlalu gelap, selain itu juga digunakan
bila ingin membuat efek tertentu yang diinginkan. Terdapat berbagai jenis lampu
yang bisa digunakan dalam produksi video. Jika memiliki dana yang terbatas,
produksi video dapat memanfaatkan lampu yang ada dengan dimodifikasi
sedemikian rupa, misalnya lampu belajar. Jika ingin memancarkan cahaya yang fokus
dapay langsung diarahkan kepada objek, namun bila ingin cahaya yang lembut dapat
dilapisi dengan kain polos yang halus.

c) Reflector
Alat ini berfungsi untuk memantulkan sumber cahaya dari alam atau lampu
untuk memberikan cahaya tambahan. Di pasaran, pemantul ini tersedia dalam
berbagai warna (putih, emas, perak), namun jika kemampuan dana terbatas,
reflektor bisa dibuat dari selembar kain atau styrofoam.
d) Microphone
Meskipun kamera sudah dilengkapi dengan microphone internal, juga disarankan
untuk memiliki microphone eksternal. Setiap microphone memiliki taraf hasil (level
output) yang berbeda, sehingga dalam situasi yang berbeda tentunya microphone
yang dibutuhkan berbeda pula.

E. Menguji Aspek Pengoperasian Kamera


Sebelum digunakan untuk mengambil gambar, beberapa aspek kamera
perlu diuji terlebih dahulu agar hasil pengambilan gambar sesuai dengan harapan.
Nyalakan terlebih dahulu kamera sebelum melakukan pengujian dengan Putar tombol
mode pada saat menekan tombol pembuka kunci, jika berubah dari OFF menjadi
sejajar dengan indicator status. Setelah kamera menyala, lakukan pengujian kamera
untuk beberapa aspek berikut:

1. White Balance

White balance bertujuan untuk mensosialisasikan lensa kamera dengan


keadaan sekitar objek perekaman. Hal ini dilakukan karena setiap tempat memiliki
cuaca, kepekaan cahaya, dan tekstur yang berbeda, sehingga dengan mengatur
white balance akan didapatkan gambar ideal yang sesuai dengan lingkungan
bersangkutan.

2. Focusing

Focusing adalah usaha mencari gambar objek yang paling jauh dari semua
objek dengan ukuran gambar (frame size) paling dekat (extreme close up) dan
memposisikan gambar sejelas mungkin dengan memutar ring focus. Selanjutnya
juru kamera bisa melakukan zoom in – zoom out untuk mendapatkan variasi
gambar yang diperlukan. Jika zoom digunakan sebelum Focusing akan terjadi blur
(out of focus) saat posisi zoom in berakhir di zoom out. Para kameramen pemula
biasanya menggunakan mode auto untuk white balance dan focus.
3. Zooming

Zooming digunakan untuk memperbesar atau memperkecil objek tanpa


memindah kamera. Dalam tombol zoom terdapat dua pilihan yaitu Zoom In untuk
memperbesar objek (T) dan Zoom Out untuk memperkecil objek.

4. Microphone

Penggunaan Microphome internal banyak digunakan terutama jika kondisi


dana terbatas. Atur saklar Audio In (CH1 dan CH2) hingga beralih ke posisi front.
CH1 akan merekam audio ke saluran kiri (L-Ch) sementara CH2 akan merekam
audio ke saluran kanan (R-Ch).

F. Persiapan Pengoperasian dan Perawatan Kamera


kamera merupakan salah satu aspek penting dalam suatu pembuatan video, fungsi
kamera yaitu mengambil atau merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang
sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-
adegan.

Kamera dioperasikan oleh kru yang biasa disebut dengan juru kamera atau
cameraman, cameraman mengoperasikan kamera sesuai dengan arahan sutradara.
Untuk menjadi seorang cameraman harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal
cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur
dalam pengambilan gambar, dan lain sebagainya.

1. Pengoperasian Kamera Digital

Kamera digital adalah kamera otomatis yang menggunakan format


pengambilan gambar dan penyimpanan digital dengan ukuran kecil dan ringan
sehingga mudah dibawa. Kamera digital pada umumnya memiliki karakter yang
sama seperti kamera manual. Kamera digital telah dilengkapi dengan berbagai
fasilitas seperti kemampuan untuk menangani pencahayaan yang lemah dan fokus
atas (close up).

Kamera digital memiliki komponen-komponen terpenting, komponen kamera digital


diantaranya:

- Body kamera

- Lensa

- Tombol shutter (tombol menjepret)

- Memory card

Komponen tambahan;

- Lampu flash

- Pengatur speed
- Pengatur diafragma

- Pengatus ISO

- Pengatur fokus pada lensa

2. Perawatan Peralatan Fotografi

Merawat Kamera

Merawat bagian luar kamera/casing merupakan bagian yang biasa dilakukan terlebih
dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan masuknya kotoran ketika akan
membersihkan bagian dalamnya.

- Bersihkan bagian luar kamera dengan blower terlebih dahulu, untuk beberapa debu yang
masih menempel dapat dipergunakan brush.

- Selanjutnya pergunakan lens cloth atau dry cloth.

Merawat Lensa

Lensa merupakan elemen terpenting untuk dapat menghasilkan gambar yang baik.
Langkah yang dilakukan dalam merawat lensa diantaranya; tidak menyentuh lensa secara
langsung dengan jari, gunakan lens hood untuk melindungi bagian depan lensa dari
benturan sekaligus mencegah munculnya flare pada cahaya frontal menuju lensa, pasang
lens cap ketika lensa sedang tidak dipergunakan, hal ini bertujuan mengurangi
kemungkinan terpapar dan menempelnya debu pada permukaan lensa.

Merawat Baterai

Tidak membiarkan baterai terpapar suhu ekstrim diatas 43 ‘C, letakan baterai pada
tempat yang sejuk. Tidak mencharge baterai secara berlebihan, jika charge telah
menunjukkan baterai terisi penuh segera cabut. Charge baterai sebelum dan sesudah
penyimpanan dalam jangka waktu lama.

Media Penyimpanan

Memori card berupa SD/Secure Digital, CF/Compact Flash, dan sebagainya, simpan
kembali pada casingnya masing-masing setelah digunakan untuk melindungi dari debu.
Dudukan flash dan kontak baterai flash perlu dibersihkan secara berkala untuk
menghindari penumpukan kotoran.

Tas Kamera

Tas kamera merupakan media penyimpanan peralatan fotografi sewaktu bepergian,


dengan demikian perawatannya juga mutlak dilakukan agar mampu melindungi peralatan
fotografi. Berikut beberapa langkah perawatannya:

- Selesai dipergunakan, keluarkan isinya lalu bersihkan bagian dalam dan luarnya.

- Cuci tas kemara dalam jangka waktu berkala.


Pertemuan 2:

Materi II

A. TEKNIK PERGERAKAN KAMERA SAAT PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK

Gerakan kamera (Camera Movement) merupakan sebuah aktivitas membangun


suasana dramatik dalam sebuah shot video maupun film dengan cara menggerakan kamera.
Banyak alasan kenapa kamera harus digerakkan, selain dapat membangun suasana dramatis,
penggunaan gerakan kamera secara tepat dapat menciptakan visual lebih dinamis,
mengarahkan perhatian penonton pada subyek tertentu, mengungkap maupun
menyembunyikan dimensi ruang, dan dapat juga untuk menciptakan visual yang lebih
ekspresif.

Menggerakkan kamera dalam shot film haruslah mimiliki alasan yang cukup kuat, hal ini
bertujuan untuk menghindari shot-shot tidak penting yang hanya akan memperpanjang
durasi film namun tak mampu berbicara apapun. Ada 8 teknik dasar gerakan kamera yang
dapat digunakan dalam pengambilan gambar. Dari masing-masing teknis juga dapat
dilakukan kombinasi agar hasil visual lebih variatif.

B. Teknik Dasar Gerakan Kamera

1. Zoom

Zoom/zooming merupakan gerakan paling dasar, yakni dengan cara mendekati


atau menjauhi obyek secara optik dengan mengubah panjang focal lensa dari sudut
pandang sempit ke sudut pandang lebar, atau sebaliknya. Gambar yang dihasilkan dari
gerakan ini adalah subyek seolah-olah mendekat (Zoom in) dan subyek seolah-olah
menjauh (Zoom out).Perubahan ukuran subyek secara visual akan terjadi pada satu
frame, misalanya dari Long Shot menjadi Medium Shot atau yang lainnya. Aktivitas ini
dapat dilakukan dengan posisi kamera tetap diam maupun dikombinasi dengan gerakan
kamera lainnya.

Melakukan zoom in biasa digunakan untuk memperjelas sesuatu hal yang lebih
penting, baik pada subyek maupun sebuah kejadian. Pandangan yang semula mempunyai
banyak subyek dapat dikerucutkan menjadi satu atau beberapa subyek saja. Sedangkan
zoom out lebih banyak dilakukan untuk menarik penonton agar mengetahui ruang
dimana subyek berada, juga untuk menunjukkan ada banyak hal penting yang juga bisa
dilihat disekitar subyek. Untuk banyak adegan, penggunaan zoom tidak begitu efektif
digunakan. Penggunaan Cut-to Cut saat editing dapat mempersingkat durasi meski apa
yang ingin disampaikan lewat gambar adalah sama.

2. Dolly

Dolly (Track) adalah pengambilan gambar mendekati atau menjauhi subyek


dengan menggerakkan kamera di atas tripot atau dolly. Pengambilan gambar dengan cara
ini biasanya kamera lebih dapat dirasakan seolah-olah menjadi mata penonton, gerakan
kamera dapat mewakili gerakan penonton sehingga mereka dapat dibawa ikut terlibat
dalam sebuah peristiwa film. Dolly in atau kamera mendekati subyek, biasanya digunakan
untuk membawa perasaan penonton untuk lebih berani, kuat, dan siap menghadapi
tantangan. Sedangkan Dolly out (menjauhi subyek) bisa digunakan untuk mewakili
perasaan kecewa, takut, dan merasa inferior. Sebagaimana penggunaan zoom in, gerakan
Dolly in yang mendekati subyek dapat membawa penonton pada satu titik pusat
perhatian, perasaan tegang dan membangun rasa keingintahuan. Sedangkan proses
pelepasan ketegangan dapat dilakukan dengan dolly out.

3. Panning

Pan/Panning merupakan gerakan kamera menoleh kekiri (Pan left) dan kekanan
(Pan right). Ada banyak fungsi dalam shot ketika melakukan paning meski pada prinsipnya
dengan menggunakan gerakan yang sama. Gerakan pan yang sering digunakan dalam
pengambilan gambar secara umum adalah Follow pan, yakni gerakan kamera mengikuti
subyek bergerak (travelling), hal ini biasanya untuk mempertahankan komposisi visual
agar tetap proporsional dalam frame, memberi head space maupun walking space
sehingga subyek tidak terpotong saat melakukan gerakkan tertentu..

Gerakan paning juga dapat dilakukan untuk pengambilan gambar pada obyek
yang tak bergerak, misalkan kondisi ruangan, foto-foto yang berjajar di dinding, suasana
kota atau yang lainnya. Hal ini untuk membangun suasana lingkungan dimana subyek
berada sekaligus menciptakan interaksi visual antara subyek dengan lingkungannya
(survening pan). Interupted pan juga merupakan salah satu gerakan kamera jenis pan.
Teknik ini digunakan saat ingin menghubungkan dua subyek yang berbeda dalam satu
shot. Misalnya, awal shot melakukan follow pan pada satu subyek yang berjalan di
pertokoan, kamera tiba-tiba berhenti dan fokus melakukan follow pan pada sosok anak
kecil yang mencoba mencuri salah satu makanan dalam toko tersebut. Contoh lain
misalnya ketika sebuah adegan dimana subyek meninggalkan ruang, kamera bergerak ke
arah handphone yang ketinggalan di meja.

Gerakan paning juga bisa digunakan untuk transisi antara dua shot, istilah
yang populer digunakan adalah whipe pan, yakni melakukan gerakan paning secara cepat
antara shot satu dengan lainnya. Penggunaan transisi ini dapat menciptakan gambar yang
lebih dinamis dan mempersingkat waktu dalam sebuah kejadian yang memiliki hubungan
sebab akibat.

4. Crab

Crab/crabing adalah gerakan kamera secara lateral atau menyamping,


berjalan sejajar dengan subyek yang sedang berjalan. Gerakan crab hampir sama dengan
Dolly, perbedaanya hanya pada arah gerakan kamera. Jika Dolly bergerak maju mundur
maka crab bergerak kekiri (Crab left) dan kekanan (Crab right).

5. Tilting

Tilt/Tilting adalah gerakan kamera secara vertical, mendongak dari bawah ke


atas (Tilt up) maupun dari atas ke bawah (Tilt down). Gerakan tilting banyak digunakan
untuk menggiring mata penonton pada aktivitas tertentu pada subyek, misalnya shot
dimulai dengan wajah perempuan menangis menunduk kebawah, kamera melakukan tilt
down, dan shot berakhir pada jemarinya yang bergetar sedang membaca/membalas sms
dari seseorang, mungkin sedang diputus pacarnya. Proses sebab-akibat dapat diciptakan
dengan tilting, pada adegan diatas sebenarnya juga bisa saja dibalik dengan melakukan
tilt up, yakni dimulai dari shot jemari bergetar menulis sms, kemudian tilt up pada wajah
yang menangis.

6. Pedestal (Ped)

Pedestal adalah gerakan kamera di atas pedestal yang bisa dinaik turunkan. Sekarang ini
banyak digunakan Portal-Jip Traveller. Pedestal up merupakan istilah yang digunakan
untuk gerakan kamera yang dinaikan, sedangkan Pedestal down merupakan gerakan
kamera yang diturunkan.

7. Arc

Arc adalah gerakan kamera memutar mengitari obyek dari kiri ke kanan atau sebaliknya.

8. Follow

Follow adalah gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak, bisa dengan pan, tilt, ped
atau yang lainnya. Untuk menciptakan gambar yang lebih dinamis bisa juga
mennggunakan crane, atau dapat juga dilakukan dengan handheld. Crane sangat
memungkinkan menggabungkan beberapa gerakan kamera sehingga gambar dapat
terlihat dinamis.

C. Sudut Pemgambilan Gambar

Terdapat lima sudut pengambilan gambar. Masing-masing memiliki fungsi yang


berbeda sehingga karakter dan pesan yang dikandung dalam setiap shoot berbeda pula.
Kelima angle tersebut adalah bird eye view, high angle, eye level, low angle, dan frog
angle.

1. Bird Eye View

Adalah teknik pengambilan gambar yang dilakukan oleh juru kamera dengan posisi
kamera di atas ketinggian objek yang direkam. Hasil perekaman teknik ini
memperlihatkan lingkungan yang begitu luas dengan benda-benda lain yang tampak di
bawah begitu kecil dan berserakan tanpa mempunyai makna. Sudut pengambilan gambar
ini biasanya dilakukan dari helicopter atau dari gedung bertingkat tinggi.

2. High Angle

Sudut pengambilan gambar ini lebih rendah dari yang pertama. High angle merupakan
pengambilan gambar dari atas objek. Selama kamera di atas objek maka sudah dianggap
high angle. Dengan high angle maka objek tampak lebih kecil. Kesan yang ditimbulkan
dari pengambilan gambar ini adalah lemah, tak berdaya, kesendirian, dan kesan lain yang
mengandung konotasi dilemahkan atau dikerdilkan.
3. Eye Level

Eye level adalah pengambilan gambar dengan posisi kamera sejajar objek. Sudut
pengambilan ini adalah standar yang dilakukan oleh juru kamera. Hasilnya
memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang yang berdiri atau pandangan
mata seseorang yang mempunyai ketinggian tubuh tepat tingginya sama dengan objek.

4. Low Angle

Low angle merupakan pengambilan gambar di bawah objek. Juru kamera juga sering
mengemas low angel dengan mengambil gambar objek diawali dengan tilt up (dari bawah
ke atas. Kesan yang ditimbulkan dari pengambilan gambar ini adalah berkuasa. Seseorang
yang ditampilkan dengan sudut pengambilan ini akan mempunyai kesan dominant

5. Frog Angle

Frog angle adalah pengambilan gambar yang dilakuakn juru kamera dengan ketinggian
kamera sejajar dengan dasar (alas) kedudukan objek. Dengan teknik ini dihasilkan suatu
pemandangan objek yang besar, terkadang mengerikan dan bisa juga penuh misteri.

Sudut pandang ini mempunyai kesan dramatis untuk memperlihatkan sesuatu


pemandangan yang aneh, ganjil, kebesara, atau sesuatu yang menarik tapi diambil
dengan variasi tidak biasanya.

D. Teknik Pemgambilan Gambar

Ada beberapa teknik dalam pengambilan gambar yang bisa digunakan untuk
menghasilkan gambar yang sesuai dengan kebutuhan.

1. Backlight Spot

Dalam teknik ini, pengambilan gambar memperlihatkan wajah yang berbayang


karena diabaikan oleh lensa kamera. Lensa kamera lebih mengejar cahaya di
belakang objek sehingga objek menjadi tidak terkena cahaya. Pada prinsipnya,
kamera selalu mengejar cahaya yang lebih terang, sehingga jika ada objek yang
menghalangi cahaya maka objek tersebut akan terlihat gelap.

Efek yang terjadi adalah objek terlihat tidak jelas, sementara background tampak
terang benderang. Semakin terang cahaya background, maka semakin gelap objek.

2. Reflection shoot

Dalam teknik ini, juru kamera tidak membidik objek langsung ke sasaran, tetapi
justru ke benda-benda yang mengandung bayangan (refleksi) atau pantulan objek.

Jika dilakukan di kamar, maka cermin bisa digunakan sebagai reflektor, jika dilakukan
di taman, kolam bisa dijadikan sebagai reflektor. Kesan yang ditimbulkan cukup
dramatis karena pengaruh media yang digunakan.
3. Door frame shoot

Dalam teknik ini, pengambilan gambar dilakukan dengan membuka sebuah pintu
sedikit demi sedikit kemudia melongok ke dalamnya. Seolah juru kamera mengintip
tapi melalui pintu yang sedikit terbuka.

Biasanya teknik seperti ini memberikan kesan menegangkan, misalnya dalam film
horor. Penonton menjadi penasaran pada peristiwa yang terjadi di balik pintu.

4. Point of View (POV)

Dalam teknik ini, posisi kamera berada diagonal dengan objek. Ada dua jenis POV,
yakni kamera sebagai subjek dan kamera sebagai objek.

Sebagai subjek, kamera membidik langsung ke objek seolah subjek bertemu


langsung ke objek. Dalam teknik ini komposisi dan ukuran gambar harus
diperhatikan.Sebagai objek, kamera adalah seperti orang ketiga. Sebagai orang
ketiga tugas kamera layaknya pendengar dalam obrolan. Sebagai pendengar, dia
akan selalu memperhatikan orang yang berbicara.

5. Artificial Framing shoot

Dalam efek ini, juru kamera menempatkan benda-benda di depan kamera sehingga
efek yang muncul adalah keindahan karena kamera tidak langsung membidik objek,
tetapi terhalangi oleh benda yang menjadi foreground.

6. Jaws Shoot

Dalam pengambilan gambar, biasanya objek tahu jika gambarnya akan di-shot.

Tapi dalam teknik ini justru seolah-olah objek tidak tahu sehingga ketika kamera
menyorot ke arahnya dia terlihat kaget, tapi dalam situasi yang dramatik.

7. Framing with Background

Dalam teknik ini, fokus tetap di depan, tapi latar belakangnya dimunculkan untuk
memberi kesan lain terhadap objek tujuan. Objek berada dalam kondisi yang benar-
benar tegas dan tajam, sementara background dibiarkan buram karena tidak ada
kaitannya dengan objek.

8. The Secret of Foreground Framing Shoot

Dalam teknik ini, objek berada di depan, tapi background mempengaruhi dan ada
kaitannya dengan objek. Pada awalnya background dibuat agak buram, lama
kelamaan background dibuat lebih jelas seiring alur cerita yang dikehendaki.

9. Artificial Hairlight

Pada efek ini, rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga menimbulkan efek
bersinar, Selain untuk menambah penampilan, teknik ini juga unruk memberi batas
antara objek dengan background sehingga tampak lebih terpisah antara objek dan
latar belakangnya.

10. Fast Road Effect

Teknik pengambilan gambar ini memperlihatkan juru kamera berada di dalam


kendaraan yang sedang melaju kencang. Kesan yang ditimbulkan adalah
pemandangan jalan yang bergerak begitu cepat memperlihatkan efek kecepatan
mobil objek.

11. Walking Shoot

Pada teknik ini, juru kamera mengikuti objek yang berjalan. Kesan yang ditampilkan
adalah orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dalam kondisi dikejar-kejar
sesuatu.

12. Traveling Shoot

Pada teknik ini, juru kamera menempatkan kamera seolah berjalan-jalan menikmati
pemandangan. Teknik ini biasanya digunakan pada film-film action untuk
menampilkan keindahan pemandangan.

13. Overshoulder Shoot

Pada teknik ini, objek diambil melalui bahu pemain. Teknik ini mempunyai kesan
menarik karena seolah lensa kamera mewakili pandangan seorang pemain. Sekian
dulu untuk bahan materi tentang pembahasan Teknik Pergerakan Kamera Saat
Pengambilan Gambar Bergerak.
Materi 3

Tata Cahaya Gambar Bergerak (Perekaman Video)

1. Pengertian Tata Cahaya

Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan


peralatan pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan
menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang,
waktu dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam suatu
pementasan.

2. Mengenal Arah Cahaya

Dalam fotografi, darimana arah cahaya jatuh ke subyek akan sangat


mempengaruhi bagaimana foto terlihat. Arah cahaya menentukan karakter cahaya
itu sendiri sekaligus menentukan kesan dan dimensi yang ingin di timbulkan pada
subyek sehingga secara keseluruhan membentuk foto kita. Arah cahaya, baik alami
(sinar matahari) maupun dari sumber cahaya buatan (flash) bisa dibagi menjadi
lima, yakni front light, back light, top light dan side light. Mari kita bahas satu
persatu:

a. Front Light (Cahaya Depan)

Front light artinya sumber cahaya ada di depan subyek yang di foto sehingga
biasanya sumber cahaya ada di belakang kamera kita. Cahaya depan bisa datang
lurus terhadap subyek, seperti kalau kita menghadap ke matahari saat sunrise di
pantai. Cahaya depan juga bisa membentuk sudut, seperti saat kita menghadap
matahari jam 10 siang. Dengan flash, kita bisa membuat front light tepat di depan
wajah atau membentuk sudut terhadap wajah. Mayoritas foto dihasilkan dengan
sumber cahaya yang ada di depan subyek.

b. Side Light (Cahaya Samping)

Cahaya mengenai subyek dari samping kiri atau kanan. Cahaya samping ini
memberi kesan dimensional yang kuat sehingga banyak dipakai pada foto arsitektur
atau landscape pada foto diatas. Pencahayaan dari samping juga akan menguatkan
tekstur sebuah subyek seperti bisa anda lihat pada permukaan gurun diatas. Juga
kalau memotret wajah, jerawat akan makin diperkuat kalau kita menggunakan side
light. Foto side light biasanya akan bagus saat dipakai memotret hitam putih.

c. Back Light (Cahaya Belakang)

Back light terjadi saat kita memotret subyek dengan sumber cahaya yang
berasal dari belakangnya, dengan kata lain sumber cahaya ada didepan kamera
namun dibelakang subyek. Saat kita memotret sebuah subyek yang
membelakangi matahari, misalnya memotret teman yang menghadap ke timur
pada jam 4 sore maka akan terjadi back light. Dengan membelakangi sumber
cahaya, seringkali kita menghasilkan siluet, Siluet adalah foto dengan obyek
utama gelap total dengan background yang terang, sehingga yang terlihat adalah
bentuk dari obyek utama tadi.

d. Cahaya Atas (Top Light) dan Cahaya Bawah (Down Light)

Cahaya atas atau bawah jarang kita pakai karena menghasilkan foto yang
kurang bagus, contoh foto top light adalah saat kita memotret saat jam 12 siang.
Foto wajah yang dibuat jam 12 siang akan menghasilkan bayangan kantong mata
yang membuat tampang teman kita terlihat jelek.

3. Prinsip Dasar Tata Cahaya

Ini sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah pencahayaan dalam
produksi video, film, dan foto. Tiga poin penting itu terdiri atas : Key Light, Fill
Light, Back Light

a. Key Light

Pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight merupakan


sumber pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight lebih terang
dibandingkan dengan fill light. Dalam desain 3 poin pencahyaan, keylight
ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas subjek.

b. Fill light

Pencahayaan pengisi, biasanya digunakan untuk menghilangkan bayangan


objek yang disebabkan oleh key light. Fill light ditempatkan berseberangan
dengan subyek yang mempunyai jarak yang sama dengan keylight. Intensitas
pencahyaan fill light biasanya setengah dari key light.

c. Back Light

Pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk meberikan dimensi


agar subjek tidak “menyatu” dengan latar belakang. Pencahyaan ini diletakkan 45
derajat di belakang subyek. Intensitas pencahyaan backlight sangat tergantung
dari pencahayaan key light dan fill light, dan tentu saja tergantung pada
subyeknya. Misal backlight untuk orang berambut pirang akan sedikit berbeda
dengan pencahayaan untuk orang dengan warna rambut hitam.

4. Fungsi Tata Cahaya

a. Penerangan

Inilah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi


penerangan pada pemain dan setiap objek yang ada di atas panggung.
b. Dimensi.

Dengan tata cahaya kedalaman sebuah objek dapat dicitrakan. Dimensi


dapat diciptakan dengan membagi sisi gelap dan terang atas objek yang disinari.

c. Pemilihan.

Tata cahaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan area yang
hendak disinari. Jika dalam film dan televisi sutradara dapat memilih
adeganmenggunakan kamera maka sutradara panggung melakukannya dengan
cahaya

d. Atmosfir.

Yang paling menarik dari fungsi tata cahaya adalah kemampuannya


menghadirkan suasana yang mempengaruhi emosi penonton. Kata “atmosfir”
digunakan untuk menjelaskan suasana serta emosi yang terkandung dalam
peristiwa lakon.

5. Peralatan Tata Cahaya

a. Bohlam

Bohlam (bulb, lamp) adalah sumber cahaya. Bagian-bagian dari bohlam terdiri
atas envelope, filament, dan base (Gb.204). Envelope adalah cangkang yang
terbuat dari gelas kaca atau kwarsa untuk melindungi komponen dari udara dan
mencegahnya dari kebakaran.Filament merupakan komponen yang mengubah
panas listrik menjadi cahaya. Base, adalah dasaran untuk meletakkan bohlam
pada dudukan yang sesuai dan merupakan komponen yang menghubungkan
filament dengan arus listrik. Jenis dan bentuk base berbeda-beda.

b. Reflektor dan Refleksi

Untuk memancarkan cahaya dari bohlam ke objek yang disinari dibutuhkan


reflektor. Cahaya yang hanya berasal dari bohlam sinarnya kurang kuat dan tidak
terarah pancarannya. Dengan reflektor maka pancaran cahaya yang berasal dari
bohlam dapat ditingkatkan, diatur, dan diarahkan.

c. Payung studio
Payung studio adalah salah satu peralatan pencahayaan yang berbertuk
payung yang pada bagian tertentu memiliki laisan reflektor yang berfungsi
meantulkan cahaya guna mendapatkan efek bayangan secara halus dan
pancaran cahaya yang lebih luas.
d. Softbox
softbox adalah untuk meratakan cahaya lampu kamera agar dapat menyebar dengan
lebih soft.
e. Snoot
Snoot adalah salah satu perlengkapan strobist yang fungsi utamanya untuk mengurangi
cahaya yang keluar dari flash. Dan cahaya yang dihasilkan jika menggunakan grid
spots/snoot akan lebih fokus ke satu titik.
f. Color meter
Color meteradalah alat pengukur warna.
g. Light meter
alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas cahaya di suatu tempat.
Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui karena pada dasarnya manusia
juga memerlukan penerangan yang cukup.

6. Karakter Pencahayaan

a. Hard Light

Perbandingan intensitas antara cahaya yang keras dan cahaya yang


lemah cukup tinggi. Karena cahaya yang jatuh menjadi focus pada titik tertentu
maka hal ini memberikan dampak pada bagian bayangan akan terlihat sangat
jelas. Sehingga akan menimbulkan efek kontras yang sangat tinggi.

b. Soft Light

Sumber cahaya yang jatuh ke permukaan subjek di buat dengan


perbandingan antara cahaya yang keras dan cahaya yang lemah cukup
rendah.Karena perbandingan yang sangat kecil ini cahaya menjadi rata sehingga
bayangan akan terlihat halus atau tidak ada sama sekali.

7. MACAM-MACAM SUMBER CAHAYA


a. Natural (alami)
Ini adalah salah satu sumber cahaya yang bisa kita lihat sehari-hari.
Seperti cahaya matahari, cahaya bulan, cahaya lilin dan cahaya api.
b. Artificial (buatan)
Untuk kebutuhan pencahayaan biasanya kita juga bisa memanfaatkan
kondisi penerangan yang ada di lokasi. Seperti cahaya lampu jalan, lampu meja,
lampu kamar, lampu taman, lampu mobil dan semua jenis lampu yang mungkin
bisa kita manfaatkan sebagai sumber cahaya. Artifisial light juga termasuk pada
bagaimana kita bisa menambah intensitas yang dihitung kurang nilainya dari
kebutuhan kita dengan menambahkan lampu khusus yang biasa di gunakan
untuk syuting. Jenis lampu ini di rancang memiliki kemampuan untuk mendapati
nilai intensitas yang baik, sesuai kebutuhan kita.

Anda mungkin juga menyukai