Anda di halaman 1dari 46

BAHAN AJAR

Sinematografi
REVISI 01.02

Penyusun :
Teguh Purwanto
2021

MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH


DAERAH MUHAMMADIYAH KABUPATEN MALANG
SMK MUHAMMADIYAH 5 KEPANJEN
STATUS : TERAKREDITASI A – NSS. 344051821022 / NDS. 4305130702
(SK BAS. No. 036/5/BASDA:P/TU/II/2007 ; Tanggal 28 Pebruari 2007)
Alamat : Jl. Bromo Gang Masjid Sukun Utara Telp. 0341-396425 Kepanjen Malang 65163

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


1
BAB I
ILUSI GAMBAR
SEJARAH KAMERA

Berawal dari sebuah permainan anak di era abad ke 16, dimana permainan ini merupakan
permaianan yang menghasilkan ilusi gambar. Permainan ini terdapat dua gambar yang berbeda
dan ketika di mainkan 2 gambar yang berbeda tersebut seakan akan menyatu dan menimbulkan
kesan gerak. Permainan ini berkembang pesat diiringi berkembanganya penemuan kamera
fotografi dan film seloluid pada abad 16 – 17 sehingga teknologi perekaman gambar berkembang
ke motion picture (perekaman gambar gerak), walau pada awalnya pada abad 18 tanpa suara.

Berbagai jenis permainan ilusi gambar.

Era film seluloid-mekanik (Film bisu) diawali oleh penciptaan film (motion picture) oleh Thomas
Alva Edison dengan diciptakannya kinetiscope. Kemudian penemuan ini dikembangkan oleh
Lumiere bersaudara pada 28 desember 1894 dengan dibuatnya cinematographe di PARIS, yakni
piranti yang mengkombinasikan kamera sebagai alat untuk memproses film dengan proyektor
menjadi satu, dimana kamera untuk merekam gambar ke film dan proyektor berfungsi untuk
menampilkan kembali hasil rekaman gambar difilm ke layar dengan sorotan lampu.

Film The Jazz Singer yang disutradarai oleh Alan Crosland yang dibuat pada tahun 1927 merupakan
film hitam putih pertama yang menyajikan secara lengkap musik, dialog dan nyanyian.

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


2
Perkembangan film seloluid warna yang baik sehingga perkembangan kamera film sangat pesat
hingga sekarang walaupun proses untuk melihat hasilnya dan editing sangat ribet dan butuh biaya
yang mahal dalam produksinya.

Satu yang perlu diingat bahwa penggunaan film negatif untuk cetak (fotografi), sedang
penggunaan film positif (warna sesuai obyek yang direkam) untuk proyektor (sinematografi).

Pada era tahun 2000 sampai sekarang perkembangan kamera movie digital sangat pesat, berbagai
jenis kamera movie dengan media penyimpanan digital seperti Mini DV, DVCAM, DVD, Hardisk
memory dan SSD. Serta perkembangan format dari DV (Standart Devinition Interface), HDV (High
Devinition Video) yaitu resolusi layar yang lebih besar dan UHD (Ulta High Definition) 2K, 4K dan
8K. Editing Non linier yang juga ikut berkembang sangat pesat seiring perkembangan kamera film.

KAMERA PENCIPTA GAMBAR ILUSI

KAMERA FILM : adalah sebuah alat untuk merekam gambar gerak dengan media FILM (positif),
kamera ini merekam gambar di frame film terus-menerus selama tombol record di aktifkan.
Standart kamera film merekam gambar dalam 1 detik adalah 24 frame (gambar).

Dari frame-frame hasil rekaman kamera tersebut maka film akan di cuci dengan bahan kimia
tertentu sehingga keluargambar pada tiap frame sesuai gambar yg direkam dan kemudian di edit
(diambil hasil rekam terbaik dan disambung lagi), dan kemudian di putar untuk ditayangankan
dengan media PROYEKTOR.

tiap frame yang berbeda gambar

Proyektor inilah yang menanyangkan ilusi gambar dari hasil rekam kamera dengan media film.

Perbedaan gambar tiap frame pada urutan frame film inilah jika di tayangkan dengan cepat pada
sebuah screen/layar akan menimbulkan gambar yang seakan2 bergerak (ilusi gambar gerak). Ini
disebabkan karena mata manusia menangkap cahaya gambar di layar dan langsung di
terjemahkan otak. Kecepatan tangkap mata sesuai dengan kecepatan cahaya yang masuk tetapi
kecepatan otak menterjemahkan gambar lebih lama untuk menghapusnya dan diganti dengan
gambar berikutnya. Oleh sebab itu otak akan menerjemahkan frame2 tersebut menjadi ilusi
gambar gerak. (yang sebenarnya tiap frame adalah gambar diam).

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


3
SHOT

FRAME

Di kamera dan proyektor film terdapat shutter (jendela rana) yang berbentuk lingkaran. Jendela
rana ini berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk dan menutup ketika film pada
posisi antara 2 frame dan kemudian membuka lagi ketika frame tepat pada posisinya. (intinya
jendela rana pada proyektor berfungsi menutupi garis pembatas antar frame supaya tidak
ditayangkan)

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


4
BAB II

ANATOMI KAMERA

Kamera movie adalah perangkat perekam gambar gerak (motion audio


visual) dari tangkapan lensa (gambar secara optical) dan di terjemahkan oleh sensor menjadi
gambar elektrik (analog/digital) dan dapat disimpan dimedia penyimpanannya. Untuk gambar
elektrik analog dapat disimpan di berbagai pita magnetic dan untuk gambar elektrik digital dapat
disimpan di DVD, Hardisk,Memory atau SSD.

Jenis Kamera movie.

Kamera movie menurut teknologi Perekamannya terbagi menjadi :

1. Kamera Analog : kamera yang menggunakan teknologi perekaman Analog dan


menggunakan media penyimpanan Film seliloid, video pita magnetik analog seperti U-
matic, Betamax, Betacam, VHS, SVHS, Video 8, Hi8 dll.
2. Kamera Digital : Kamera yang menggunakan teknologi perekaman Digital dan
menggunakan media penyimpanan pita magnetik digital seperti Mini DV, DVCAM, Digital
Betacam, Digital8, cakram DVD, Hardisk, memory dan SSD.

Pada era berkembangnya videografi, ada beberapa standar sistem videografi yang dipakai oleh
negara-negara di dunia. Sistem ini mengharuskan menyesuaikan peralatan videografi mulai
kamera, alat editing, alat penyiaran dan alat penangkap siaran (televisi) dengan sistem yang sama
(linier). Sehingga bila salah satu alat tidak linier maka hasil gambar tidak bisa di putar. Tetapi pada
era digital saat ini sistem ini sudah tidak lagi digunakan karena semua alat sudah auto system,
sistem video ini saat ini hanya digunakan untuk membedakan kecepatan frame dalam merekam
gambar saja. Yaitu PAL standar 25fps, 50fps, 250fps dst... NTSC standar 30fps, 60fps, 300fps, dst...

Kamera movie menurut Sistemnya terbagi menjadi :

1. Kamera Video Sistem SECAM (Sequential Colour Avec Memoire) : merupakan System
video dengan daya rekam 825 line per second, dengan kecepatan putar frame 25 frame per
second, ukuran layar 720 x 480 pixel. Standart ini digunakan oleh negara Prancis, Afika,
Timur Tengah.
2. Kamera Video Sistem PAL (Phase Alternate Line) : merupakan sistem video dengan daya
rekam 625 line per second, dengan kecepatan putar frame 25 frame per second, ukuran
layar 720 x 576 pixel. Standart ini digunakan oleh negara Indonesia, china, Australia, Uni
Eropa.
3. Kamera Video Sistem NTSC (National Television System Committee) : Merupakan sistem
video dengan daya rekam 525 line per second, dengan kecepatan putar frame 29 frame per

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


5
second, ukuran layar 720 x 480 pixel. Standar ini digunakan oleh negara Amerika, Jepang,
Kanada, Mexico, Korea.

Kamera movie menurut kegunaanya terbagi atas :

1. Kamera FILM layar lebar Proffesional: kamera dengan kualitas yang standar film layar
lebar, mampu merekam gambar dengan resolusi tinggi (2K, 4K atau 8K). Merekam gambar
dengan kecepatan rekam bisa sampai 1500 frame/detik. Dilengkapi lensa yang optiknya
bekualitas tinggi dan media penyimpanan secara digital yang dapat merekam dengan
kecepatan tinggi juga.

2. Kamera standart Video Broadcast : kamera dengan hasil berkualitas yang bagus dan
standar penyiaran TV, mampu merekam gambar HD video, kamera ini biasanya relatif lebih
besar bodynya dan lensa bisa di lepas. 2 tipe kamera jenis ini yaitu kamera studio dan
kamera ENG (Electronics News Gathering) kamera yang lebih kecil dari kamera studio, yg
digunakan untuk peliputan berita.

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


6
3. Kamera Video Semi Broadcast : Kamera dengan hasil kualitas bagus dan standar penyiaran
TV tetapi bentuknya lebih kecil dan simple. Biasa digunakan untuk liputan diluar studio,
mampu merekam gambar HD video, Kamera video ini sering disebut EFP (Electronics Field
Production)

4. Kamera movie Semi Broadcast : Kamera dengan hasil kualitas bagus tetapi bentuknya
lebih kecil dan simple. Bisa merekam movie standar SDI dan HD

5. Kamera Video Home Use : Kamera dengan hasil standar untuk perorangan atau kalangan
sendiri, kamera ini ber-body lebih kecil dan simple dalam penggunaannya, mampu
merekam gambar HD video.

6. Kamera Video Handycam : Kamera pocket dengan hasil standar perorangan. Kamera ini
berbody kecil dan banyak menggunakan sistem otomatis, mampu merekam gambar SDI
atau HD video.

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


7
Bagian – bagian Kamera video

Secara global kamera movie terbagi atas tiga bagian penting yaitu :

1. Body camera : ini merupakan tabung (pick up tube) yang berfungsi sebagai tempat mesin
kamera, mekanik media penyimpanan, tempat sensor dan tempat berbagai tombol dan
menu untuk pengoperasian kamera video.
2. Lens camera : merupakan bagian kamera video yang berfungsi untuk menangkap gambar
secara optical, yang dapat diatur tingkat intensitas cahayanya, mengatur zomming dan
fokus gambar.
3. VTR (Video Tape Recorder). Merupakan mekanik yang ada pada body camera yang
berfungsi merekam gambar dari hasil terjemahan gambar elektrik baik secara analog
ataupun secara digital. VTR ini menggunakan media penyimpanan pita magnetik, sedang
pada era sekarang VTR ini mulai ditinggalkan dengan adanya penyimpanan secara digital
memakai mini dvd, hardisk, SSD atau memory. Sehingga VTR diganti dengan VCR (Video
Camera Recorder /Camcoder). VCR ini bagian kamera yang merupakan tempat piranti
tombol-tombol playback hasil rekaman movie.

TENTANG BODY CAMERA DAN PERANGKAT YANG ADA DIDALAMNYA


1

5 6
11
4 10
8
3
7
2
9

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


8
Body camera mempunyai beberapa bagian penting yaitu :

1. View Finder : Merupakan cendela layar monitor kecil untuk melihat gambar yang
tertangkap oleh lensa, melihat semua indikator fungsi kamera seperti timecode, keadaan
battrey, sisa media penyimpanan, whitebalance, dll. Pada kamera standar broadcast fiew
finder pada umumnya Hitam dan putih (ini memudahkan kameramen mengatur fokus dan
mendeteksi cahaya yang masuk), tetapi era sekarang mulai banyak view finder yang
berwarna seiring perkembangan teknologi LCD.
2. Tombol Power on/off : merupakan tombol untuk mengaktifkan kamera atau VTR.
3. Tombol White balance : merupakan tombol pilihan untuk mengatur warna keseimbangan
pada proses perekaman, pada kamera semi dan handycam tombol ini diganti di menu
kamera. Warna keseimbangan ini digunakan supaya hasil rekaman menjadi warna yang
sebenarnya dengan memberi referensi warna putihyang sebenarnya, Jika kamera sudah
tahu warna putih yang benar, maka kamera tersebut akan dapat menentukan warna yang
lain dengan benar karena warna yang lain juga berpedoman pada warna putih.
Pilihan tombol ini adalah
a. matahari, digunakan untuk merekam didalam ruang warna keseimbangannya ke kuning
kuningan,
b. Lampu digunakan untuk merekam diluar ruang warna keseimbangannya ke biru –
biruan,
c. Auto White Balance (AWB) dimana kamera membuat warna keseimbangan secara
otomatis,
d. Manua White Balance dimana kameramen mefokuskan kamera pada benda yang
berwarna putih dan menggunakan warna putih tersebut sebagai warna keseimbangan.
4. Tombol GAIN : merupakan tombol yang digunakan untuk menambahi intensitas cahaya
secara digital. Sehingga gambar yang under (gelap) bisa diterangkan. Tetapi mempunyai
kelemahan terjadinya bintik – bintik pada hasil video (noise)
5. Tombol ND Filter : merupakan Tombol untuk menurunkan intensitas cahaya gambar yang
over (terlalu terang).
6. Potensio meter Volume audio : merupakan putaran pengatur besar kecilnya audio yang
ditangkap oleh kamera baik melewati Microphone, atau line in. Potensio ini biasanya
terdapat 2 yaitu untuk sisi kanan dan kiri (stereo L & R). Untuk kamera semi level ini ada
pada menu.
7. Colokan Audio In : ini merupakan colokan masukan suara dari mixer audio atau
microphone. Ada beberapa jenis colokan yaitu XLR dan Akai tergantung jenis kamera.
8. Colokan DC listrik. Colokan ini untuk menyambungkan kamera dengan adaptor yang
tersambung dengan listrik dari PLN.
9. Colokan Headphone. Colokan jenis akai ini berfungsi untuk mengontrol suara yang akan
atau direkam oleh kamera lewat headphone.
10. Colokan Video Out : ini merupakan Colokan untuk keluaran sinyal gambar dari kamera
video. Jenis colokan ini adalah Yellow Composite (RCA), S-Video.
11. Colokan Input dan Output Audio Video digital : ini merupakan colokan digital yang
menggunakan Firewire atau HDMI

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


9
TENTANG LENSA DAN PERANGKAT YANG ADA DI DALAMNYA.

Lensa merupakan alat optical yang terdiri dari beberapa lensa yang di susun sedemikian rupa dan
dilengkapi diafragma untuk mengatur cahaya yang masuk, lensa pembesar dan lensa untuk
mefokuskan sehingga mampu menghasilkan tangkapan cahaya yang bagus.

Bagian Piranti pada lensa :

3 1 2
1. Ring Diafragma merupakan ring untuk mengaturan besar kecilnya cahaya yang masuk ke lensa.
Diafragma adalah metal tipis yang disusun membentuk lubang yang bisa dibesar kecilkan.
Pengaturan ini sering disebut bukaan lensa atau pengaturan iris (aperature). Diafragma ini
berpengaruh pada gelap terangnya gambar yang akan di rekam.

Satuan dari diafragma ini adalah f-stop. Standar skala f-stop adalah f/1, f/1.4, f/2, f/2.8, f/4,
f/5.6, f/8, f/11, f/16, f/22 dst.

Sifat dari diafragma ini adalah semakin besar nilai f-stop nya semakin kecil bukaan
diafragmanya dan semakin kecil nilai f-stop nya maka semakin lebar bukaan diafragmanya.

2. Ring Zooming merupakan ring untuk mendekatkan atau menjauhkan obyek secara optical.
Sehingga obyek bisa tampak lebih besar (Zoom in) atau lebih kecil (Zoom Out).

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


10
3. Ring Focusing merupakan ring untuk mefokuskan obyek yang akan diabadikan. Fokus obyek ini
tergantung dengan jarak lensa fokus ke film. Jarak lensa ke film disaat menghasilkan gambar
fokus ini sering disebut focal length. Focal length juga bisa diartikan jarak antara kamera dan
obyek disaat hasil gambar fokus.

JENIS LENSA

Ada beberapa jenis lensa yang banyak digunakan didunia photography menurut variasinya yaitu
antara lain :

1. Lensa Fix : merupakan lensa dengan ukuran focal length tetap ( 85mm, 50mm dll) yang tidak
bisa di zooming. Kelebihannya adalah gambar lebih tajam.

2. Lensa Varian : merupakan lensa yang focal lenght dapat berubah ubah (18mm – 55mm
misalnya). Lensa ini dapat melakukan zooming. Perubahan zoom dari wide ke tele inilah
perubahan nilai focal lenght dari lensa. Dikatakan wide (lebar) yaitu gambar tampak lebar dan
fokus semua. pada focal lenght 14mm, 17mm, 18mm, 24mm dst. (Kurang dari 50mm). Sedang
yang lebih dari 50mm disebut focal lenght panjang (tele) menghasilkan gambar tampil lebih
besar dan ada yang focus dan ada yg tidak fokus (daerah fokus sempit), ini pada focal lenght

70mm,105mm, 135mm dst.

3. Lensa Macro : merupakan lensa yang digunakan untuk menangkap obyek yang micro atau kecil
dengan jarak yang sangat dekat dengan obyek. Lensa ini mempunyai ukuran focal length 55mm

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


11
– 105mm dimana susunan lensanya dibalik sehingga mampu mefokuskan obyek dengan jarak
yang dekat. Tetapi daerah fokus sangat sempit.

Jenis lensa menurut panjang focal lenght nya:

1. Lensa Normal : merupakan lensa standar ber ukuran focal length 50mm dimana hasil
gambarnya tidak mengalami perubahan bentuk seperti distorsi / melengkung.

2. Lensa Wide : merupakan lensa ber focal length pendek (kurang dari 50mm) yang dengan jarak
pendek antara kamera dan obyek tetapi dapat menangkap gambar yang luas. Tetapi gambar
yang ditangkap mengalami distori / melengkung. Lensa ini termasuk Short Focal Length (lensa
yang mampu membuat obyek terlihat jauh dari jarak sebenarnya).

3. Lensa Ultra Wide : merupakan lensa ber focal length pendek (8mm-14mm) yang mampu
menangkap gambar seluas 180 derajat. Lensa ini sering disebut Fish Eye. . Lensa ini termasuk
Short Focal Length

4. Lensa Tele : merupakan lensa ber focal length panjang(lebih dari 50mm) yang mampu
membuat jarak obyek yang jauh bisa ditampilkan seakan – akan dekat (zoom in). Lensa tele
terbagi menjadi telephoto moderat (focal length 70mm, 105mm), Telephoto ( focal length
200mm), Super Telephoto (focal length 300mm, 600mm). . Lensa ini termasuk Long Focal

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


12
Length (lensa yang mampu medekatkan jarak obyek depan dan background). Semakin panjang
focal length maka daerah fokus semakin sempit, cahaya berkurang sehingga gambar semakin
gelap.

Semua fungsi lensa dan efek yang ditimbulkanya sama dengan fungsi lensa yang ada pada
fotografi. Tetapi pada lensa kamera proffesional standart broadcast lensa dilengkapi beberapa
fungsi tambahan seperti ring Back Focus, Tombol iris dll.

Biasanya untuk kamera lensanya menggunakan focal lenght agak panjang yaitu 16mm sampai
200mm. Sedang untuk lebih melebarkan lensa ditambahi dengan lensa Wide..

Didalam lensa Kamera movie terdapat beberapa ring yang dapat diputar untuk
mengoperasikanya, ring tersebut adalah :

1. Ring Focussing : digunakan untuk mefokuskan gambar secara manual


2. Ring Zooming : digunakan untuk mendekatkan atau menjauhkan tampilan gambar yang
direkam
3. Ring Diafragma (iris) : digunakan untuk mengatur cahaya yang masuk
4. Ring Back Focus: digunakan untuk mengatur fokus pada latarbelakan gambar , supaya
ketika diposisi zoom out (gambar panorama / wide) semua terlihat fokus.
5. Tombol 1x dan 2x : digunakan untuk mengatur tingkat ketajaman lensa.

3
1

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


13
EFEK YANG DITIMBULKAN OLEH LENSA
Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menandai efek yang ditimbulkan oleh lensa, antara lain
:

1. Distorsi : merupakan efek dari lensa dimana hasil gambar menjadi melengkung.

Contoh pada penggunaan lensa wide dimana hasil gambar melengkung, penggunaan lensa
zoom pada saat posisi zoom in dimana hasil gambar melengkung terpusat atau sering disebut
Distorsi Pincushion. Dan efek lensa zoom pada saat posisi zoom out dimana hasil gambar
mencembung atau sering disebut Distorsi Barrel.

2. Vignetting merupakan efek lensa wide yang mengahasilkan di setiap pojok lensa terlihat lebih
gelap. Karena kekurangan cahaya yang masuk ke lensa.

3. Lens Flare merupakan efek lensa yang menimbulkan hasil tangkapan terdapat bias sinar dari
cahaya yang kuat. Untuk mengurang lens flare bisa menggunankan tudung lensa atau Lens
Hood

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


14
4. Bokeh merupakan efek lensa yang menimbulkan hasil gambar ada sisi yang tidak fokus menjadi
kabur (blur / out of focus), sisi tidak fokus ini bisa frontground (latar depan) atau background
(latar belakang).

TENTANG VTR (Video Tape Racorder)

Mekanik VTR biasanya terdapat di sisi sebelah kanan body camera video, mekanik ini untuk
memasukan dan mengeluarkan media penyimpanan. Ukurannya mekanik berfariasi tergantung
jenis kamera dan media video tape yang digunakan. Misalnya jenis kamera VHS harus dengan
kaset VHS tidak bisa dengan yang lain.

Untuk saat sekarang VTR sudah jarang digunakan karena meknik kaset sudah banyak digantikan
oleh Memory atau hardisk. Maka VTR ini dirubah menjadi VCR (Video Camera Recorder).

Ada beberapa tombol yang ada pada VTR yaitu :

1. Record : Tombol untuk merekam audio dan video dari jalur masukan firewire/ HDMI
2. Play : Digunakan untuk memulai memutar video yang sudah disimpan
3. Pause : Untuk menghentikan sementara pemutaran video
4. Fast farward : Untuk mempercepat durasi hasil rekam
5. Back Farward : Untuk mengembalikan durasi kearah awal
6. Eject : Untuk membuka mekanik VTR supaya dapat memasukan atau mengeluarkan
media penyimpanan.
7. Stop : Untuk menghentikan Pemutaran video

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


15
BAB III

AKSESORIS & PERLENGKAPAN KAMERA MOVIE


Kamera movie mempunyai beberapa peralatan pendukung yang membantu seorang DOP (Director
Of Photography), kameramen dapat merekam gambar dan suara yang sesuai dengan keinginan
sutradara.

Adapun peralatan pendukung tersebut dibagi menjadi 2 bagian yakni,

1. Perlengkapan kamera. Merupakan perlengkapan kamera yang sangat vital, tanpa peralatan
ini kamera tidak dapat berfungsi dengan baik atau tanpa peralatan ini dapat
membahayakan kamera video untuk mengalami kerusakan.
Contoh perlengkapan kamera adalah :
a. Battrey camera : merupakan sumber listrik yang menyuplai ke kamera

contoh macam battrey camera


b. Charge dan Adaptor : merupakan alat perubaharus listrik AC ke DC yang dapat
dicolokan langsung ke sumber listrik PLN

c. Microphone external : merupakan alat untuk menangkap suara yang akan direkam

d. Lens Hood : Merupakan tudung lensa yang berfungsi untuk melindungi cahaya liar yang
masuk ke lensa.

Lens Hood & Penutup lensa

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


16
e. Penutup lensa : merupakan Penutup yang berfungsi untuk melindungi lensa dari debu
dan jamur.

2. Aksesoris kamera : Merupakan peralatan pendukung kamera supaya kemeramen dapat


merekam gambar dengan baik.

Contoh aksesoris kamera adalah :


a. Lighting camera video : merupakan lampu dengan tingkat keterangan yang cukup (100
-150 Watt). Yang ditancapkan di atas kamera video.

b. Tripod : Merupakan Penyangga kamera 3 kaki yang berfungsi untuk meminimalis


goyangan yang tidak perlu.

contoh tripod & Monopod


c. Monopod : Merupakan penyangga kamera 1 kaki yang berfungsi untuk meminimalis
goyangan.
d. SteadiCam : Merupakan penyangga kamera yang dikenakan oleh kameramen yang
berfungsi meminimalis goyangan pada saat kameramen berjalan mengikuti obyek.

e. Jimmy Jib / Portal Jib : Merupakan penyangga kamera yang mirip belalai. Penyangga ini
memudahkan pergerakan kamera untuk mengambil gambar atas, bawah, kanan dan
kiri dengan pergerakan panning dan tilt yang halus.

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


17
f. Crane : Merupakan Penyangga kamera mirip katrol. Dimana kameramen dan kamera
berada disisi ujung crane. Crane ini memudahkan kemeramen mengambil gambar
secara pedestal (gerakan dari bawah ke atas atau sebaliknya).

g. Dolly Tack : merupakan roda dari tripod untuk memudahkan kamera bergerak. Ada
jenis dolly track yang memakai rel, mirip kereta api.

h. Mic Boom / Mic Gun : merupakan microphone external yang dapat merekam suara
yang minim noise (suara Sumbang).

i. Kaca Filter : Merupakan kaca normal pelindung lensa.

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


18
j. Tool Kamera : merupakan peralatan pendukung untuk merawat kamera video seperti
Kuas lensa, Tissu lensa, Penyemprot debu, Kaset Head cleaning dll.

Jenis Kabel pada kamera Video.


Banyak jenis kabel yang terhubung ke kamera video, tergantung jenis kamera dan
teknologinya. Tetapi secara umum jenis kabel ini antara lain :
a. Kabel Listrik : kabel ini merupakan perlengkapan kamera video yang sudah dibawakan
dari pabrik. Biasanya disertai adaptornya. Bentuk jack pada ujung kabel listrik ini
biasanya berbeda bentuk stadrart jack tiap merk kamera (tetapi output listrik DC). Ada
juga yang berbentuk JACK XLR 1,2,3,4.++++++++++++++++++++++

Jack DC kamera colokan XLR 1,2,3,4.


b. Kabel Video : kabel ini ada beberapa jenis yaitu :
1. kabel composite analog (RCA). Jack pada ujung ini berbentuk komposite berwarna
kuning.

2. Kabel S-VIDEO , Jack pada ujung kabel video analog ini mempunyai beberapa pin
untuk mempertajam gambar.

3. Kabel RGB / YUV BNC , Kabel video analog yang memisahkan setiap warna video
yaitu RGB(Red Green Blue) atau YUV (Yellow, Ultra, Violet) dimana menghasilkan
gambar yang lebih bagus lagi dengan ujung jack-nya BNC.

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


19
kabel RGB kabel BNC
c.
d. Kabel Audio : Kabel audio yang tersedia dikamera bisa berupa jack :
1. Akai : jack ini berukuran kecil biasa digunakan untuk keluaran headphone atau
masukan dari microphone external.

2. XLR : jack 3 pin ini digunakan untuk masukan audio dari line in atau microphone.

3. Composite (RCA) : Kabel komposite analog ini terdiri dari 2 kabel yang berwarna
putih (untuk Left channel) dan merah (untuk Right Chanel).

e. Kabel digital I/O : Merupakan kabel yang digunakan untuk masukan dan keluaran
kamera video berteknologi digital. Kabel ini antara lain :
1. Firewire / i-Link 1349 : merupakan kabel digital untuk keluaran dan masukan audio
video.

2. USB : merupakan kabel digital untuk mentrasfer data dari kamera video yang
berbasis digital memory.

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


20
3. Kabel HDMI. Merupakan kabel video digital High Definition (HDTV) yang juga
memisahkan warna RGBnya pada setiap kabelnya, kabel HDMI menyalurkan video
dan audio.

Jenis Colokan yang ada pada kamera.

Jenis colokan yang ada pada body camera tentunya sesuai teknologi pada kamera tersebut. Jenis
colokan inipun secara umum sama dengan kabel yang diuraikan diatas. Kalau yang ada di kabel
adalah jack jenis laki-lakinya (MALE) sedang colokan yang ada di bodycamera adalah
pasanganannya (FEMALE). Jadi colokan jenis RCA harus dihubungkan oleh kabel yang ber jack RCA
pula.

Contoh Colokan AUDIO VIDEO COMPOSITE Contoh Colokan S-VIDEO


(RCA)

Contoh Colokan FIREWIRE


Contoh Colokan HDMI

Contoh Colokan AKAI

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


21
Contoh Colokan XLR

Contoh Colokan USB

Pengunci XLR

Pemasangan Kabel pada kamera video.

Untuk menghubungkan kabel ke kamera pastikan posisi kamera keadaan mati supaya tidak
mempengaruhi komponen elektronika yang terhubung dan demi keselamatan kamera video itu
sendiri.

Pada dasarnya pemasangan kabel hanya di colokan saja pada colokan yang sesuai dengan jack-
nya. Khusus pada jack XLR begitu di colokan otomatis jack terkunci dan untuk melepasnya harus
menekan tombol pelepasnya dulu. Dan untuk jack jenis BNC setelah di colokan harus dikunci dulu
dengan memutar searah jarum jam dan untuk melepasnya memutar sebaliknya.

Supaya aman urutan pemasangan kabel adalah :

1. Pasang jack masukan audio (baik dari microphone external atau line in dari audio mixer)
2. Pasang jack Keluaran audio ke Headphone
3. Pasang jack video Out (bila perlu). Bisa lewat composite atau S-Video / HDMI
4. Pasang kabel listrik / battrey.

Khusus Kabel Firewire dipasang bila kamera digunakan untuk capture ( memindah data audio
video ke komputer

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


22
BAB IV

JENIS MEDIA REKAM MOVIE KAMERA


Sejak awal di ciptakannya kamera movie, perkembangan teknologi kamera seiring dengan
perkembangan media penyimpananya. Sehingga setiap tahap pergantian teknologi pada kamera
maka media penyimpanan harus menyesuaikan dengan teknologi pada kameranya. Berikut
sejarah perkembangan media penyimpanan yang pernah di gunakan pada dunia videografi.

Bentuk Teknologi Media penyimpanan


Film Analog Film monocrome (hitam putih) abad 16, Film Warna abad 20
Pita Analog Quadruplex (1956), VERA (1958), Type A (1965), CV-2000 (1965),
Magnetik Akai (1967), U-matic (1969) · EIAJ-1 (1969) · Cartrivision (1972) · Philips
VCR (1972) · V-Cord (1974) · VX (1974) · Betamax (1975) · IVC (1975) ·Type
B (1976) · Type C (1976) · VHS (1976) · VK (1977) · SVR (1979) · Video
2000 (1980) · CVC (1980) · VHSC (1982) · M (1982) · Betacam (1982) ·Video8
(1985) · MII (1986) · S-VHS (1987) · Hi8 (1989) · S-VHS-C (1987) ·W-
VHS (1994)
Pita Digital D1 (1986) · D2 (1988) · D3 (1991) ·DCT (1992) · D5 (1994) · Digital
Magnetik Betacam (1993) · DV (miniDV) (1995) ·Digital-S
(D9) (1995) · DVCPRO (1995) · Betacam
SX (1996) · DVCAM (1996) · HDCAM (1997) · DVCPRO50 (1998) · D-
VHS (1998) · Digital8 (1999) · DVCPRO HD (2000) · D6 HDTV
VTR (2000) · MicroMV (2001) ·HDV (2003) · HDCAM SR (2003)
Cakram Digital Laserdisc (1978) · Laserfilm (1984) - VCD (1993) DVD /DVD-
Video (1997) · MiniDVD ·CVD (1998) · SVCD (1998) · EVD (2003) · XDCAM (2
003) · HVD (2004) ·FVD (2005) · UMD (2005) · VMD (2006) · HD
DVD (2006) · Blu-ray Disc (2006)
Hardisk / Digital Hardisk (1990 diterapkan ke kamera pada era 2000) Memory Stick (SD CARD,
Memory Micro SD,MMC dll) – 2005 , SSD memory kecepatan tinggi (2010)

Film U-matic Betacam

DV CAM
SINEMATOGRAFI Teguh purwanto
23
CD,DVD,Bluray

Memory

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


24
BAB V

IMAGE SENSOR
SENSOR

Setiap kamera video analog / digital memiliki image sensor, yang bertugas menangkap sinyal
cahaya dari lensa dan dirubah menjadi gambar elektrik baik secara analog ataupun digital. Gambar
elektrik analog ini berupa sinyal listrik magnetik yang dapat disimpan di media pita magnetic (
video tape). Sedang gambar elektrik digital merupakan sinyal listrik digital berupa titik tiktik warna
yang bisa ditampilkan di monitor, titik titik warna ini sering disebut PIXEL. Gambar digital inilah
yang dapat disimpan di media digital seperti : VCD, DVD, Bluray, Hardisk, Memory dan SSD.

contoh sensor kamera

Sensor sangat berpengaruh pada hasil gambar yang dihasilkan, semakin besar dimensi sensor dan
semakin sensitif sensor menangkap cahaya maka gambar yang dihasilkan semakin baik pula (lebih
tajam dan warna yang tebal dan detail).

Terdapat beberapa sensor pada kamera yaitu :

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


25
1. CFA
Sensor ditemukan oleh seorang ilmuwan KODAK Bryce Bayer pada tahun 1970 dengan
nama Color Filter Array (CFA) yang dapat menangkap cahaya dengan menterjemahkan titik
cahaya di jadikan dot pixel ( titik titik warna) RGB (Red Green Blue). Hasil gambar : warna
kurang baik dari warna aslinya.
2. X-Trans
Sensor yang dikembangkan Fuji Film dari dasar CFA yang di perbanyak penangkap titik titik
cahayanya (RGB). Sehingga hasil gambar lebih baik dari CFA walau masih tidak seperti
warna aslinya.
3. Foveon X3
Sensor yang dikembangkan oleh Sigma yang memperbanyak titik penangkap cahaya dan
berlapis tiga sehingga hasil gambarnya seindah warna aslinya.

Jenis sensor menurut cara kerja sirkuit digitalnya :

1. CMOS (Coplementary Metal Oxide Semiconductor) : merupakan sensor yang dirancang


dengan menggunakan metode chip transistor yang dapat menangkap cahaya dan langsung
merubah menjadi data gambar digital. Sehingga mampu mengkap gambar berulang
dengan cepat. Kualitas yang dihasilkan bila cahaya kurang terdapat noise (bintik bintik).
Sensor CMOS mudah dirakit sehingga harga lebih murah, hemat enegi (tidak
membutuhkan daya listrik tinggi).
2. CCD (Charger Couple Device) : merupakan sensor yang dirancang dengan metode chip
condensator photodioda. Dimana cahaya yang ditangkap kemudian disimpan menjadi dot
pixel photo dioda secara analog dan kemudian di transfer ke modul elektronik terpisah
yang disebut ADC (Analog Digital Converter) baru bisa menjadi data gambar digital. Sensor
ini membutuhkan daya yang lebih besar dibanding CMOS. Harga lebih mahal tetapi
mempunyai kualitas gambar lebih baik. Apalagi CCD memakai teknologi dot pixel yang
berlapis 3 yang sering disebut 3CCD.
3. BSI-CMOS (Back Side Illuminated-CMOS) merupakan perkembangan sensor kamera dari
CMOS yang lebih kecil daya listrik yang dibutuhkan dan menghasilkan gambar digital yang
lebih baik.

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


26
BAB IV

FORMAT MOVIE

Qualiatas Movie

Qualitas media film disaat jaman analog sangatlah bagus dan dapat di proseksikan kelayar lebar dengan
warna yang sempurna sesuai aslinya. Tetapi karena bersifat analog maka akan rusak termakan waktu dan
pemakaian. Artinya film akan rusak (kotor berjamur karena lembab) ketika lama tidak di putar, dan bila
sering diputar film ini juga akan rusak karena pergesekan media film dengan perangkat pembaca film
(perangkat mekanik proyektor), hingga menimbulkan noise (bintik bintik), scratch (garis garis), hair (goresan
seperti rambut pada film), atau gelap terang yang berubah-ubah.

Keadaan serupa juga terjadi pada era video tape, karena bersifat analog kejadian sama dengan media film.

Qualitas media digital movie, data bersifat digital dan banyak kelebihannya yaitu :

1. tidak termakan waktu : disimpan sampai kapanpun bila media penyimpanan tidak rusak maka
kualitas gambar tetap sama ketika film di simpan.
2. sering diputar juga tidak pengaruh pada kualitas gambar
3. dapat di copy (duplikat) dengan cepat, beda dengan analog proses copy real time dengan durasi
masternya.
4. Mudah dimanipulasi datanya sehingga gampang diperbaiki atau bahkan mudah di rusak pula.

Qualitas movie digital tegantung beberapa aspek antara lain :

1. Dimensi dari sensor kamera penangkap gambar. Semakin besar pixel sensor dan teknologinya maka
hasil gambar semakin tajam. Ini berpengaruh pada besar kecilnya ukuran file, semakin besar jumlah
pixelnya maka semakin besar pula ukuran file nya.
2. Dimensi layar dari gambar. Semakin besar dimensi layar maka gambar yang dihasilkan semakin
bagus karena layar lebar diputar di TV kecil atau besar gambar tetap bagus, sedang dimensi layar
kecil maka diputar di TV layar besar maka gambar akan pecah.
Contoh dimensi layar :
a. VCD (video Compact Disk) 352 x 288 pixel aspect ratio 4:3 (kotak)
b. 360P atau 480P (video untuk layar HP) aspect ratio 16 : 9 (wide screen)
c. DVD (Digital Video Disk) 720 X 576 pixel aspect ratio bias 4:3 atau 16 : 9 (wide screen) ukuran
standar TV (SDI : Standart Definition Interface)
d. Bluray (High Definition Video) 720p (1280 X 720 pixel), 1080p (1920 x 1080 Pixel) standar LCD
TV
e. 2K (screen untuk layar lebar) 2560 x 1440 pixel dengan aspect ratio 16 : 9 standar Layar lebar
f. 4K (screen untuk layar lebar) 4096 x 2160 pixel dengan aspect ratio 16 : 9 standar bioscope
g. 8K (screen untuk layar lebar) 7680 x 4320 pixel dengan aspect ratio 16 : 9 standart UHDTV dan
bioskop

Ini berpengaruh pada besar kecilnya ukuran file, semakin besar ukuran layarnya maka semakin
besar pula ukuran file nya.

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


27
3. Frame rate movie: semakin banyak kamera merekam gambar dalam satuan detik maka gambar
semakin smooth (halus) pergerakanya.
Ini berpengaruh pada besar kecilnya ukuran file, semakin banyak jumlah frame yang direkam pada
satuan detik maka semakin besar pula ukuran file nya.
4. Bit Rate Movie : yaitu kecepatan merekam gambar dalam ukuran digital dalam satuan detik. Artinya
dalam satuan detik media penyimpanan dan kamera dapat merekam frame berapa Mega Bit.
Semakin besar mega bit (bit rate) yang digunakan maka kualitas gambar dan warna akan semakin
baik. Ini berpengaruh pada besar kecilnya ukuran file, semakin besar bit ratenya maka semakin
besar pula ukuran file nya.

Movie tak lepas dari suara, Kualitas suara juga berpengaruh pada kualitas movie. Semakin baik suara
maka movie pun semakin bagus pula kualitasnya. Kualitas suara ini dipengaruhi oleh :

1. Jumlah chanel dari audio


Jalur pada suara. Semakin banyak su ara maka berengaruh pada kualiatas suara yang dihasilkan.
Berikut contoh jalur suara :
Chanel audio mono : audio 1 jalur mempunyai keluaran 1 speaker.
Chanel audio stereo : audio 2 jalur yaitu kanan (L) dan kiri (R) mempunyai keluaran 2 speaker
kanan dan kiri.
Chanel audio 2.1 : audio 2 jalur yaitu kanan (L) dan kiri (R) dan 1 jalur woffer (BASS)
Chanel audio 4.1 : audio 2 jalur yaitu depan kanan (front L) dan depan kiri (front R), audio 2 jalur
yaitu belakang kanan (Rear L) dan belakang kiri (Rear R) dan 1 jalur woffer (BASS)
Chanel audio 5.1 : audio 2 jalur yaitu depan kanan (front L) dan depan kiri (front R), audio 2 jalur
yaitu belakang kanan (Rear L) dan belakang kiri (Rear R), 1 jalur center dan 1 jalur woffer (BASS)
Chanel audio 7.1 : audio 2 jalur yaitu depan kanan (front L) dan depan kiri (front R), audio 2 jalur
yaitu belakang kanan (Rear L) dan belakang kiri (Rear R), audio 2 jalur yaitu samping kanan (Side L)
dan samping kiri (Side R) 1 jalur center dan 1 jalur woffer (BASS)
2. Sample rate : merupakan frekwensi tingkat kerapatan data audio digital yang dapat direkam dalam
satuan detik, artinya semakin tinggi tingkat frekwensi maka audio akan semakin baik karena
frekwensi tinngi atau yang rendah dapat direkam dengan baik. Audio dengan sample rate rendah
akan merekam audio dengan frekuwensi middle aja, sedang frekwensi rendah dan tinggi dipotong.
Contoh sample rate audio dimulai dari 8000Hz, 11000Hz, 22050Hz, 32000Hz, 44100Hz, 48000Hz
dan seterusnya.
3. Bitdepth : merupakan jumlah data yang dapat direkam dalam setiap sample rate dimana ini
berpengaruh pada kwalitas audio, ukuran data audio. Semakin tinggi bitrate akan semakin bagus
qualitas dan ukuran akan semakin besar pula. Satuan dari bitdepth adalah bit, walau nantinya akan
dikonfersi ke Byte. Contoh : 8 bit (256 byte / second), 16 bit (512 byte / second), 24 bit (762 byte /
second), 32 bit (1 kilo byte / second)

contoh kebutuhan ruang media perekaman audio


digital

CODEC

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


28
Codec merupakan format pabrikan dalam merekam movie (audio Visual) . Pabrik pembuat software,
hardware menghasilkan program pendukung komputer yang dapat memutar sebuah file yang sesuai
program tersebut. Kesesuaian fromat file ini lah aturan dari pabrik (codec). Contoh codec Movie
1. AVI codec canopus (yaitu format file video jenis avi yang di kembangkan oleh pabrik Hardware,
software Canopus)
2. AVI codec pinnacle (yaitu format file video jenis avi yang di kembangkan oleh pabrik Hardware,
software pinnacle)
3. MP4 codec H264 (yaitu format file video jenis MP4 yang dibercodec H264
4. MP4 codec MPEG (yaitu format file video jenis MP4 yang dibercodec MPEG
5. MOV codec AVID (yaitu format file video jenis avi yang di kembangkan oleh pabrik Hardware,
software AVID)
6. Dll

ISTILAH DALAM AUDIO VISUAL DIGITAL

COMPRESSION
File movie pada saat ini berkembang pesat diawali dengan video digital mastered (uncompression) seperti
AVI dan Mov. Karena file movie uncompress berukuran besar dan tidak semua komputer dapat
memutarnya karena berat membaca filenya maka diciptakanya codec tertentu dan hardware sesuai codec
untuk memperingan memutarnya. Tenyata harga hardware ini juga jarang terjangkau oleh masyarakat,
maka diciptakanya program compressi untuk merubah movie digital yang tanpa compres tadi untuk
dijadikan file baru yang di kurangi detail warna dan kualitas suaranya. Sehingga file baru tersebut
berukuran lebih kecil dan ringan bila diputar walau kualitasnya turun. Ada satu catatan penting bila
mekompresi file digital maka kualitas hasil kompresi tidak dapat dikembalikan seperti file masternya
(Lossy Compression)

ENCODER : merupakan proses perubahan dari file digital yang ber codec yang lebih baik dijadikan codec
yang lebih rendah. Contoh file jenis AVI codec Pinnacle dirubah jadi file MPEG 2 (DVD)

DECODER : Merupakan proses perubahan codec yang kualitas rendah ke kualitas baik (tetapi tak
mempengaruhi kualitasnya hanya berubah format ekstensen filenya dan ukuran filenya saja)

RENDERING : merupakan proses membuat file movie baru dari time line editing pada program editing
movie. Proses rendering ini, seorang editor dapat mengatur komponen kualitas movie, pengaturan codec
dan compressi

EXTENTION FILE
Extention file merupakan klasifikasi format file yang diikutkan pada sebuah file digital. Klasifikasi file ini
dibuat oleh pabrik pembuat software, codec, atau hardawere komputer. Contoh Bakso.docx adalah file
dengan nama data bakso ber ektensen document dari program microsoft Word.

Jenis format file movie

1. MOV adalah jenis file yang dikembangkan dan dibuat terkenal oleh Apple Inc. Sebagai bagian dari
asli QuickTime file format perpustakaan yang Apple terdaftar, MOV masih membawa seragam
pengenal Type apple.quicktime-film. Wadah media MOV adalah pelopor lebih saat ini, cross-
platform jenis file MP4. MOV sekarang sebagian besar digunakan pada sistem Apple.
2. AVI (Audio Video Interleave) merupakan format berkas (file) video buatan Microsoft[2]. Format ini
merupakan salah satu format video tertua yang diperkenalkan Microsoft sejak dirilisnya Windows
3.1[2]. Sebagian besar camcorder (baik itu analog maupun digital) menjadikan format ini sebagai
format baku saat capture video[2]. Dengan ukurannya yang sangat besar, berkas ini sering dikatakan
sebagai format video yang belum terkompresi (padahal AVI banyak di compresi denga codec)

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


29
3. MPEG adalah salah satu format file lama menggunakan video data. MPG adalah nomor ekstensi file
kompresi MPEG-1 atau MPEG-2 audio dan video. Video MPEG-1 Bagian 2 langka saat ini, dan
ekstensi ini biasanya merujuk kepada MPG atau MPEG stream program. File video MPG adalah
varian dari MPEG (Moving Picture Experts Group) video dan format kompresi audio, dioptimalkan
untuk video kualitas siaran. Video MPG memiliki mpg ekstensi file. MPG adalah ekstensi file untuk
animasi MPEG di MPEG-1 atau MPEG-2 codec. MPEG-1 ini dirancang untuk pengkodean video yang
progresif pada tingkat sedikit sekitar 1,5 juta bit per detik. Ini dirancang khusus untuk Video-CD dan
media CD-i. MPEG-1 lapisan-3 audio (MP3) juga telah berevolusi dari awal pekerjaan MPEG. MPEG-
2 dirancang untuk coding gambar interlaced dengan harga sedikit di atas 4 juta bit per detik. MPEG-
2 digunakan untuk siaran TV digital dan DVD. MPEG-2 pemain dapat menangani MPEG-1 data juga.
4. MP4, atau MPEG-4, adalah jenis file standar ISO yang juga kadang-kadang disebut dengan ekstensi
.m4a dan .m4p. MP4 format kontainer lossy, dan seperti kebanyakan dari rekan-rekan yang sering
digunakan untuk streaming file media di koneksi internet. Berdasarkan Apple QuickTime file
format, MP4 adalah standar modern video multimedia, terkompresi.
5. WMV (Windows Media Video) adalah kompresi format file video yang dibuat oleh Microsoft.
Wadah yang paling biasa untuk file WMV adalah ASF (Advanced Systems Format) Format video
yang WMV asli dirancang oleh Microsoft untuk aplikasi internet streaming sebagai pesaing
RealVideo.
Melalui standarisasi dari Society of Motion Picture dan Television Engineers (SMPTE), WMV 9 telah
memperoleh adopsi untuk format fisik pengiriman seperti HD DVD dan Blu-ray Disc.
6. 3GPP (3rd Generation Patnership Project File Format). Format file ini merupakan format file hasil
perjanjian dan kolaborasi sejumlah standar telekomunikasi terkemuka yang dikenal sebagai
"Organizational Patner". Di dalamnya termasuk ARIB, CCSA, EITSI, TTA dan TTC. Walau demikian,
format file ini dapat juga dijalankan pada beberapa ponsel berteknologi 2G dan 4G,bahkan di
komputer dan notebook dengan menggunakan aplikasi pemutar tertentu.
FIle 3GP adalah format file video dan audio yang umumnya berjalan pada ponsel yang memiliki
dukungan video capture. format video 3GP dapat menampung stream video MPEG-4 dan H.263.
Untuk audio, format file ini menampung stream audio bertipe AMR dan AAC

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


30
BAB V

SOP PENGOPERASIAN KAMERA


Persiapan Kamera :

a. Pemilihan kamera, lensa dan peralatan pendukung kamera


- Memilih, menyiapkan dan memastikan kondisi kamera (bisa beroperasi dengan baik) yang
sesuai dengan breakdown naskah yang telah disepakati dengan sutradara. Serta menyiapakan
semua aksesoris kamera ( microphon, lenshood dll)
- Memilih, menyiapkan lensa sesuai permintaan sutradara dan sesuai dengan naskah. Serta
memastikan lensa berfungsi dengan baik
- Memilih, menyiapkan peralatan pendukung kamera (Tripod, monopod, stadycam, jib, slider dll)
sesuai permintaan sutradara dan sesuai dengan naskah. Serta memastikan lensa berfungsi
dengan baik
- Mengisi ulang batteray kamera dan peralatan pendukung
- Memilih dan menyiapkan Kabel pendukung kamera, Serta memastikan kabel berfungsi dengan
baik
- Menyiapkan media rekam kamera, memastikan media berfungsi dengan baik, meformat ulang
media
B. Langkah memasang lensa pada kamera profesional
Cara memasang lensa pada kamera profesional sama dengan memasang lensa pada kamera SLR
atau DSLR pada fotografi. Yaitu menyesuaikan indikator titik pada lensa dan kemera dan
memutarnya searah jarum jam sampai bunyi Klik. Untuk melepas tinggal meneklan tombol pelepas
lensa dan memutar lensa kebalikan arah jarum jam.

C. Langkah Memasang aksesoris sederhana.

Untuk memasang monopod: Sesuaikan mata baut monopod ke mur body camera dan putar searah jarum
jam.

Mounting

Pengunci Mounting

Pengunci Tilt camera

Pengunci Panning Camera

Untuk memasang Tripod,

a. terlebih dahulu pasang mounting tripod ke body camera.


b. Buka semua kaki tripod dan pastikan berdiri dengan center (perhatikan waterpas yang ada).
c. Pastikan kepala tripod posisi terkunci pada sisi tilt (yang bisa gerak naik turun)
d. Pastikan Kepala Tripod posisis terkunci pada sisi pedestal (tripod bisa lebih di tinggikan)

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


31
e. Pasanga dengan memasukan mounting ke kepala tripod dan kunci segera dengan menekan
kokang kunci searah jarum jam.

D. Untuk Memasang camera lighting dan microphone


sesuaikan pengait lampu / microphone pada hot soe yang tersedia, masukan dengan mendorong ke
depan dan kunci rotari searah jarum jam.

E. Untuk memasang battrey camera


sesuaikan battrey pada soket batrrey dan tekan ke bawah. Untuk melepas pastikan menekan
tombol pelepas batrrey sebelum melepasnya.

F. Urutan Tahap Menyalakan kamera :


1. Memasang microphone external
2. Memasang Mounting (bila perlu)
3. Memasang Tripod. (bila perlu)
4. Memasang kamera ke tripod (bila perlu)
5. Memasang lampu kamera (bila perlu)
6. Memasang kabel Keluaran video dan audio (bila perlu)
7. Memasang batrrey camera atau jack listrik dari adaptor.(pastikan adaptor terseambung
dengan colokan dari PLN)
8. Memasang media penyimpanan (kaset atau memory)
9. Membuka penutup lensa
10. Membuka LCD View finder (bila perlu)
11. Mengaktifkan kamera dengan memindah posisi tombol power dari Off ke ON

G. Urutan Tahap Melakukan Perekaman :


1. Mengatur format video
A. Mengatur system kamera : mengatur pilihan system dari kamera yang berpengaruh pada
frame rate per second (fps) yaitu pilihan PAL (untuk fps 25, 50 dst) NTSC (untuk fps 24, 30,
60 dst).
B. Mengatur ukuran screen movie yang akan direkam yaitu
a. SDI (Standart Definition Interface) : 720 x 576 dengan aspect ratio 4:3 atau 16:9 (wide
screen)
b. HD (High Definition) : 720p (1280 x 720 pixel Progresive) dgn Aspect ratio 16:9
c. HDTV (High Definition Television) : 1440i (1440 x 1080 pixel Interlace) dgn Aspect
ratio 16 : 9
d. Full HD (Full High Definition) 1080p/i (1920 x 1080 pixel Progesive/ interlace) dengan
Aspect Ratio 16 : 9
e. 2K QHD (Quad High Definition) ukuran screen 2560 x 1440 pixel dengan aspect ratio
16 : 9
f. 4K UHDTV (Ultar High Definition Television) merupakan ukuran screen 4000 pixel
yang digunakan untuk tayangan televisi, tetapi pada saat ini industri film layar lebar
untuk bioskop bayak yang menggunakan resolusi 4K ini. Mempunyai ukuran layar
4096 x 2160pixel untuk digital sinema initiatives dan 3840 x 2160 pixel untuk home
use (konsumen)

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


32
g. 8 K UHDTV (Ultar High Definition Television) merupakan ukuran screen 8000 pixel
yang digunakan untuk tayangan televisi, Mempunyai ukuran layar 7680 x 4320 pixel
C. Mengatur pilihan frame rate per second (fps) merupakan pilihan untuk mengatur berapa
banyak gambar(frame) yang direkam dalam satuan detik. Standar film adalah 24 frame
dalam 1 detik yang menghasilkan gerakan yang cukup smooth (halus). Tetapi
perkembangan teknologi kamera digital memungkinkan untuk bisa merekam lebih
banyak lagi gambar yang direkam dalam satuan detik. Yaitu mulai dari 24fps, 25fps,
30fps, 50fps, 60fps, 100fps, 120fps, 250fps, 300fps, sampai ribuan fps). Semakin tinggi
fps maka gambar semakin halus pergerakannya dan detail dalam pengambilan gambar.
“pemilihan fps akan menghasilkan gambar tebaik jika penentuan shuter speed seper 2x
dari frame”. Contoh bila kita memilih fps 25 maka shuter speed harus 1/50 detik.
D. Mengatur format file hasil rekam movie : ini ada beberapa pilihan yaitu MP4, MOV,
OOG, AVI dll

2. Mengatur white balance


Mengatur White balance : yaitu mengatur suhu warna yang sesuai dengan ruangan atau sett
dari produksi. Pilihan bisa matahari (kekuningkuningan), lampu (kebiru biruan) atau auto
white balance. Tetapi DOP banyak menggunakan yang manual White balance (mengatur
white balance dengan mengarahkan kamera ke obyek warna putih). Bisa juga dengan
mengatur kelvinnya 3000K (kekuning-kuningan) – 8000 K(kebiru biruan).

3. Mengatur level suara


4. Mengatur Angle kamera
5. Mengatur type shot dan zooming
6. Mengatur Intensitas cahaya dengan keseimbangan diafragma, ISO dan Shutter speed
ada 3 komponen yang mempengaruhi intensitas cahaya pada kamera yaitu Diafragma (IRIS),
Shuter speed, dan GAIN/ND FILTER (ISO pada fotografi).
a. Diafragna di buka lebar (f-nilai kecil) maka cahaya akan masuk dengan leluasa yang
menghasilkan gambar lebih terang dan daerah fokus semakin sempit. Diafragna di tutup
(f-nilai besar) maka cahaya akan sulit masuk sehingga menghasilkan gambar lebih gelap
dan daerah fokus semakin lebar.
b. Shuter speed di atur normal video 1/50 atau 1/60, bila kurang dari 1/50 maka
terlalu lambat sehingga menghasilkan gambar blur atu berbayang). Bila diatur normal
maka menghasilkan gambar yang terang dan pergerakan halus dan soft . Bila diatur tinggi
maka menghasilkan gambar yang lebih gelap dan gambar yang lebih fokus tetapi
pergerakan kurang halus. Untuk itulah perlu set frame rate persecond supaya pergerakan
movie tetap halus karena keseimbangan shuter speed dan fps.
c. GAIN : menambahi intensitas cahaya secara digital dengan satuan dB. (3dB, 6dB –
32dB). Semakin tinggi dB maka gambar semakin terang tetapi qualitas gambar semakin
jelek yaitu timbul NOISE (bintik-bitik) atau coral.
ND Filter : mengurangi intensitas cahaya secara digital.
7. Mengatur fokus
8. Melakukan perekaman
9. Melakukan pergerakan kamera (bila perlu)
10. Melakukan perubahan fokus (focuspull) (bila perlu)
11. Menghentikan rekaman.

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


33
BAB VI

MENGENAL TYPE SHOT

Type shot adalah sering disebut sudut pandang yaitu merupakan pengaturan gambar yang
masuk di frame kamera.
Mengatur sudut pandang shoot : mengatur dengan mendekat/menjahui obek, atau dengan
melakukan zooming (zomm in /tele = memperbesar tampilan obyek, Zoom out / wide=
melebarkan tampilan)
Contoh type shoot :
1. Extreme Long Shoot = ELS (Extreme Wide shoot = EWS): merupakan pengambilan
gambar dengan pandangan sangat jauh.

2. Very Long Shoot = VLS (Very Wide Shoot = VES) : merupakan pengambilan gambar
dengan pandangan jauh obyek dan background masih kelihatan.

3. Long Shoot = LS (Wide Shoot = WS) : merupakan pengambilan gambar dengan obyek
penuh di dalam frame. Pengambilan gambar ini sering disebut Full shoot.

4. Medium Shoot (MS) : merupakan pengambilan gambar dengan obyek lebih detail, kalau
obyek manusia berdiri sebatas betis sampai kepala.

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


34
5. Medium Close Shoot (MCS) : merupakan pengambilan gambar dengan obyek lebih dekat,
kalau obyek manusia berdiri sebatas pinggul sampai kepala.

6. Close Up (CU) : merupakam pengambilan gambar dengan obyek dekat, kalau obyek
manusia berdiri sebatas dada sampai kepala.

7. Wide Close Up (WCS) : merupakan pengambilan gambar dengan obyek dekat, kalau
obyek manusia berdiri sebatas leher sampai kepala.

8. Full Close Up (FCU) : merupakan pengambilan gambar dengan obyek lebih dekat, kalau
obyek manusia sebatas kepala.

9. Medium Close Up (MCU) : merupakan pengambilan gambar dengan obyek sangat dekat,
kalau obyek manusia sebatas detai kepala.

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


35
10. Extreme Close Up (ECU) : merupakan pengambilan gambar dengan obyek sangat dekat,
yang di shoot detail dari obyek. Biasa digunakan untuk point of view shoot, cut in (detail
dari obyek), cut away (insert shoot atau obyek pendukung)

Disampin sudut pandang shoot dasar diatas ada sudut pandangan yang sering digunakan untuk kebutuhan
lain seperti :
1. Two Shoot : merupakan pengambilan gambar dimana 2 obyek masuk dalam layar (frame), sering
digunakan pada adegan dialog.

2. Over the Shoulder Shoot : merupakan pengambilan gamabar dimana 2 obyek masuk dalam frame,
dimana satu obyek focus dan satu obyek yang lain blur, sering digunakan pada adegan dialog.

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


36
BAB VII

MENGENAL ASPECT RATIO


Aspect ratio adalah perbandingan ukuran sumbu X dan Y layar frame sebuah gambar atau
movie. Perbandingan ini yang sering digunakan adalah 4:3 (kotak) dan 16:9 (wide screen).

Ada beberapa contoh aspect ratio layar :


a. Square pixel : perbandingan dengan nilai pixel sebenarnya (1:1)tanpa ada pengurangan
atau penambahan ukuran pixel layar.
b. 4 : 3 : perbandingan yang banyak digunakan di era televise Analog di Indonesia atau yang
ber system PAL. Perbandingan bentuk kotak (square)
c. 16 : 9 : perbandingan yang di gunakan untuk televise layar lebar yang menggunakan system
NTSC
d. 1,85 : 1 : perbandingan untuk layar lebar film cinema
e. 2,35 : 1 : perbandingan untuk layar bioskop (cinema bioscope)

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


37
BAB VIII

MENGENAL PERGERAKAN KAMERA


Gerakan Kamera video

Pada dasarnya kamera video menghasilkan gambar gerak maka selain obyek yang bergerak kamera sendiri
bisa bergerak untuk menghasilkan gambar yang sesuai keinginan dan tampil dengan menarik dan indah.
Pergerakan kamera ini antara lain.

1. Panning : merupakan gerakan kamera secara horizontal menoleh ke kanan atau kekiri. Gerakan
panning ini menghasilkan gambar bergerak dari atau ke kanan dan kiri. Jenis pergerakan kamera ini adalah :
Panning kanan : kamera bergerak dari kiri kekanan
Panning Kiri : kamera bergerak dari kanan ke kiri
Biasanya pergerakan ini menggunakan tripod / monopod supaya gambar stabil

2. Tilt : merupakan gerakan kamera secara vertical menunduk / menengadah dari bawah keatas atau
sebaliknya. Pergerakan kamera ini adalah :
Tilt up : kamera bergerak dari bawah ke atas
Tilt down : kamera bergerak dari atas ke bawah.
Biasanya pergerakan ini menggunakan tripod / monopod supaya gambar stabil

3. Dolly / track : pergerakan kamera di atas tripod yang beroda mendekati atau menjahui obyek.
Pergerakan kamera ini adalah :

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


38
Dolly in : kamera bergerak mendekati obyek
Dolly Out : kamera bergerak menjahui obyek
Biasanya pergerakan ini menggunakan tripod yang ketiga kakinya beroda supaya gambar stabil, ada juga
tripod di gabung dengan track (rel mirip kereta api). Slider dan stabilizer gimbal banyak digunakan juga

4. Pedestal : pergerakan kamera naik turun dengan menggunakan bantuan katrol yang sering disebut
Jimmy Jib / Portal Jib / Crane. Pergerakan ini menghasilkan gambar yang lebih tampil nyata dimensinya.
Pergerakan ini adalah :
Pedestal up : kamera bergerak ke atas
Pedestal Down : kamera bergerak ke bawah
Biasanya pergerakan ini menggunakan crane (katrol). Untuk jimmy jib / portal jib biasanya hanya kamera
yang digabungkan, sedang crane biasanya kamera dan kameramen ikut di katrol tsb. Stabilizer gimbal juga
isa digunakan.

5. CRAB : Pergerakan kamera menyamping mengikuti obyek yang bergerak, artinya kamera bergerak
ke kanan atau kekiri dari posisi semula sambil mengikuti gerakan obyek. Pergerakan kamera ini adalah
Crab Left : kamera bergerak mengikuti obyek ke kiri obyek
Crab Right : kamera bergerak mengikuti ke kanan obyek
Biasanya pergerakan ini menggunakan steadicam, slider atau stabilizwr gimbal supaya gambar stabil

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


39
6. ARC : Pergerakan kamera melingkari (mengelilingi) obyek.
Biasanya pergerakan ini menggunakan steadicam atau stabilzer gimbal supaya gambar stabil

Ada cara pengambilan gambar yang di sebut Weather Shoot : merupakan pengambilan gambar dari obyek
lain ke obyek utama. Seperti dari langit ke long shoot gedung.

Ada beberapa permainan fokus untuk menghasilkan gambar yang menarik. Jenis focusing ini antara
lain :

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


40
1. Focus Pull : merupakan merubah area fokus tajam dari titik satu ke titik lainya selama pengambilan
gambar. Focus pull bermanfaat untuk mengarahkan perhatian penonton supaya melihat titik
perhatian yang disampaikan.

Dari focus tajam ke daun menuju focustajam ke obyek manusia

2. Focus Throw / defocus : merupakan pengaturan fokus tajam pada semua area yang di tangkap
lensa dari gambar yang out focus (blur).

Dari frame out focus ke frame in focus pada keseluruhan frame.

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


41
BAB X

MENGENAL ANGLE KAMERA


Camera Angle merupakan cara mengatur tata letak kamera terhadap Obyek .

JENIS ANGLE KAMERA (TATA LETAK KAMERA)

a. Frog Angle : Kamera diletakan di bawah obyek

b. Low Angle : Kamera lebih rendah dari obyek, yang menghasikan kesan dengan obyek tampak besar,
tinggi, kuat, gagah dll

c. Eye Angle : Normal angle yaitu kamera di letakan sesajar dengan mata obyek

d. High Angle : Kamera diletakan lebih tinggi dari obyek, memiliki kesan dengan hasil gambar dimana
obyek tampak kecil, pesimis, sedih, hina

e. Bird Eye : kamera di letakan diatas obyek dimana menghasikan gambar tampak luas.

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


42
TIPE TIPE ANGLE KAMERA MENURUT KESAN HASIL GAMBAR YANG DI DAPAT

Angle Kamera Obyektif

Kamera ini melakukan pengambilan gambar mewakili pandangan penonton. Penonton menyaksikan
peristiwa yang dilihatnya melalui mata pengamat yang tersembunyi. Angle kamera ini tidak mewakili
pandangan siapapun dalam film, kecuali pandangan penonton atau netral. Aktor seolah-olah tidak
menyadari keberadaan kamera dan tidak pernah memandang kamera. Jangan pernah seorang pemain
melihat ataupun melirik ke lensa, bila itu terjadi, maka adegan tersebut harus diulang. Sebagian besar
adegan film disajikan dari angle kamera yang obyektif.

Angle Kamera Subyektif

Kamera subyektif merekam film dari titik pandang seseorang. Penonton ikut berpartisispasi dalam peristiwa
yang disaksikannya sebagai pengalaman pribadinya. Penonton ditempatkan ke dalam film baik dia sendiri
sebagai peserta aktif, atau bergantian tempat dengan seorang pemain dalam film dan menyaksikan
kejadian yang berlangsung melalui matanya. Penonton juga dilibatkan dalam film, yaitu ketika seorang
pelaku dalam adegan memandang ke lensa, maka terlihat penonton diajak berinteraksi dengan pelaku.
Contoh: presenter, VJ.

Angle Kamera Point of View

Angle ini merekam adegan dari titik pandang pemain tertentu. Point of View adalah objective angle, tapi
karena ia berada antara obyektif dan subyektif, maka angle ini harus ditempatkan pada obyek yang terpisah
dan diberikan pertimbangan khusus.

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


43
BAB XI

MENGENAL SISTEM VIDEO


Sistem Video adalah standart sistem recording, editing dan play back serta pemancar dan penerima video
yang digunakan pabrikan peralatan audio video pada suatu negara. Standart ini sangat berpengaruh pada
saat masa video analog dikarenakan antar standart sistem tidak bisa saling bekerjasama. Standar ini
sebernakan diperuntukan untuk serangkaian peralatan pertelevisian. Pabrikan dan para ilmuwan
berkumpul untuk membuat standar yang bisa digunakan untuk seluruh dunia secara bersama dikarenakan
pada saat itu mulai booming pertelevisian dan pabrik yang membuat peralatan audio visual.

Standar yang di siarkan pertama adalah NTSC oleh pabrikan di USA. Eropa tidak mau kalah dengan Amerika
maka membuat standart juga untuk wilayah negara negara Eropa. Afika dan timur tengah pun membuat
standar sendiri.

Maka jika perekaman video dengan kamera sistem NTSC maka Editing, play back (player), pemancar dan
Televisi harus dengan sistem NTSC, supaya dapat menampilkan gambar dengan aik. Begitupun dengan
sistem yang lain.

Munculnya teknologi komputer dan aplikasi video converter merupakan awal bisa digunakan multi sistem.

Sebenarnya sistem ini digunakan untuk videografi yang di tampilkan di Televisi Tabung.

Kamera video menurut Sistemnya terbagi menjadi :

1. Kamera Video Sistem SECAM (Sequential Colour Avec Memoire) : merupakan System video
dengan daya rekam 825 line per second, dengan kecepatan putar frame 25 frame per second,
ukuran layar 720 x 480 pixel. Standart ini digunakan oleh negara Prancis, Afika, Timur Tengah.
2. Kamera Video Sistem PAL (Phase Alternate Line) : merupakan sistem video dengan daya rekam
625 line per second, dengan kecepatan putar frame 25 frame per second, ukuran layar 720 x 576
pixel. Standart ini digunakan oleh negara Indonesia, china, Australia, Uni Eropa.
3. Kamera Video Sistem NTSC (National Television System Committee) : Merupakan sistem video
dengan daya rekam 525 line per second, dengan kecepatan putar frame 29 frame per second,
ukuran layar 720 x 480 pixel. Standar ini digunakan oleh negara Amerika, Jepang, Kanada, Mexico,
Korea.

Pada Saat era video digital saat ini sistem video sudah tidak lagi menjadi kendala seerta era analog. Sebab
diproduksinya harware dab software multi system. Sehingga semua player dan televisi bisa meanpilkan
semua video yang diproduksi dengan berbagai sitem.

Dengan meningkatnya teknologi digital dan muncul era HD dan sinema 8K maka sistem hanya digunakan
untuk memilah frame per Second dari pilihan format video HD – 8K. Pilihan sitem PAL pada semua kamera
video, mirrolless, DSLR dan sinema akan memberi pilihan format HD – 8K dengan fps 25,50,100 dst. Pilihan
sitem NTSC pada semua kamera video, mirrolless, DSLR dan sinema akan memberi pilihan format HD – 8K
dengan fps 30,60,120 dst. Pilihan sitem SINEMA pada semua kamera video, mirrolless, DSLR dan sinema
akan memberi pilihan format HD – 8K dengan fps 23.7,24,29.,97 dst.

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


44
BAB XII

MENGENAL KOMPOSISI GAMBAR


Komposisi gambar.
Mengatur komposisi obyek yang masuk area tangkap kamera sangat diperlukan untuk memperindah
gambar atau sesuai dengan cerita yang direncanakan.
Beberapa metode pengaturan komposisi sama dengan komposisi apada fotografi antara lain :
a. Golden Mean : merupakan pengaturan komposisi yang menggunakan acuan simetris yang digunakan
sejak jaman yunani kuno. Acuan ini bisa membuat gambar terlihat indah dan harmony.

b. Rule of thirds : merupakan pengaturan komposisi yang menggunakan acuan asimetris pembagian
layar menjadi 3 bagian( 3 bagian vertikal dan 3 bagian horisontal). Acuan ini memudahkan dalam
pengaturan komposisi pada obyek supaya terlihat seimbang.

c. Framing : merupakan pengaturan komposisi dengan menambahi obyek dengan frontground yang
keluar frame pada sebagian sisi frame (tepi gambar). Framing akan membuat kesan indah dan kesan 3
dimensi.

d. Point of interst : merupakan pengaturan komposisi agar obyek yang kita utamakan dapat menarik
perhatian mata. Ini bisa berupa obyek dibesarkan, dibuat paling cerah, dibuat paling tajam, paling
menarik atau paling aneh.

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


45
BAB XIII

PENCIPTAAN BAHASA GAMBAR


Bahasa gambar merupakan sebuah gambar (lukisan, desaingrafis, fotografi) atau serangkaian gambar
(audio visual, film)yang dapat menyampaikan informasi dengan baik kepada penonton sesuai dengan
tujuan dibuatnya gambar tesebut.

Untuk mencapai / penciptaan bahasa gambar tentunya perlunya beberapa hal yang harus diperhatikan
yaitu :

1. Komposisi obyek dan benda lain didalam gambar.


Ini adalah pengaturan semua obyek yang masuk frame dengan sangat baik supaya dapat
menginfomasikan dengan baik pula (angle kamera, type shot, pergerakan kamera, poin of interest
dll)
2. Suhu Warna
Warna dari gambar akan memberi kesan (mood) pada perasaan penonton dan membuat gambar
bisa bercerita dengan baik. Contoh :
a. Warna merah memberi kesan panas
b. Warna Hijau memberi kesan kalem, sejuk
c. Warna Biru memberi kesan dingin, gelap
d. Warna hitam memberi kesan misterius
e. Dll
3. Intensitas Cahaya sangat berpengaruh pada bahasa yang akan diinformasikan ke penonton, misal
warna redup memberi kesan Loyo atau suram.
4. Element lain seperti proposi antar obyek, fokus dan tidaknya antar obyek akan menimbulkan kesan
3Dimensi padahal fotografi dan film adalah 2Dimensi.

Pengaturan hal diatas secara tepat akan menghasilkan gambar yang dapat menyampaikan informasi
dengan benar dan penotong dapat menerima dengan mudah. Pada dunia film untuk menciptakan informasi
yang mudah harus dengan teknik editing dengan pengaturan pergantian antar gambar dengan durasi yang
tepat sehingga penonton melihat cerita tanpa adnya kaget ketika ganti gambar (jumping shoot).

SINEMATOGRAFI Teguh purwanto


46

Anda mungkin juga menyukai