Sinematografi
REVISI 01.02
Penyusun :
Teguh Purwanto
2021
Berawal dari sebuah permainan anak di era abad ke 16, dimana permainan ini merupakan
permaianan yang menghasilkan ilusi gambar. Permainan ini terdapat dua gambar yang berbeda
dan ketika di mainkan 2 gambar yang berbeda tersebut seakan akan menyatu dan menimbulkan
kesan gerak. Permainan ini berkembang pesat diiringi berkembanganya penemuan kamera
fotografi dan film seloluid pada abad 16 – 17 sehingga teknologi perekaman gambar berkembang
ke motion picture (perekaman gambar gerak), walau pada awalnya pada abad 18 tanpa suara.
Era film seluloid-mekanik (Film bisu) diawali oleh penciptaan film (motion picture) oleh Thomas
Alva Edison dengan diciptakannya kinetiscope. Kemudian penemuan ini dikembangkan oleh
Lumiere bersaudara pada 28 desember 1894 dengan dibuatnya cinematographe di PARIS, yakni
piranti yang mengkombinasikan kamera sebagai alat untuk memproses film dengan proyektor
menjadi satu, dimana kamera untuk merekam gambar ke film dan proyektor berfungsi untuk
menampilkan kembali hasil rekaman gambar difilm ke layar dengan sorotan lampu.
Film The Jazz Singer yang disutradarai oleh Alan Crosland yang dibuat pada tahun 1927 merupakan
film hitam putih pertama yang menyajikan secara lengkap musik, dialog dan nyanyian.
Satu yang perlu diingat bahwa penggunaan film negatif untuk cetak (fotografi), sedang
penggunaan film positif (warna sesuai obyek yang direkam) untuk proyektor (sinematografi).
Pada era tahun 2000 sampai sekarang perkembangan kamera movie digital sangat pesat, berbagai
jenis kamera movie dengan media penyimpanan digital seperti Mini DV, DVCAM, DVD, Hardisk
memory dan SSD. Serta perkembangan format dari DV (Standart Devinition Interface), HDV (High
Devinition Video) yaitu resolusi layar yang lebih besar dan UHD (Ulta High Definition) 2K, 4K dan
8K. Editing Non linier yang juga ikut berkembang sangat pesat seiring perkembangan kamera film.
KAMERA FILM : adalah sebuah alat untuk merekam gambar gerak dengan media FILM (positif),
kamera ini merekam gambar di frame film terus-menerus selama tombol record di aktifkan.
Standart kamera film merekam gambar dalam 1 detik adalah 24 frame (gambar).
Dari frame-frame hasil rekaman kamera tersebut maka film akan di cuci dengan bahan kimia
tertentu sehingga keluargambar pada tiap frame sesuai gambar yg direkam dan kemudian di edit
(diambil hasil rekam terbaik dan disambung lagi), dan kemudian di putar untuk ditayangankan
dengan media PROYEKTOR.
Proyektor inilah yang menanyangkan ilusi gambar dari hasil rekam kamera dengan media film.
Perbedaan gambar tiap frame pada urutan frame film inilah jika di tayangkan dengan cepat pada
sebuah screen/layar akan menimbulkan gambar yang seakan2 bergerak (ilusi gambar gerak). Ini
disebabkan karena mata manusia menangkap cahaya gambar di layar dan langsung di
terjemahkan otak. Kecepatan tangkap mata sesuai dengan kecepatan cahaya yang masuk tetapi
kecepatan otak menterjemahkan gambar lebih lama untuk menghapusnya dan diganti dengan
gambar berikutnya. Oleh sebab itu otak akan menerjemahkan frame2 tersebut menjadi ilusi
gambar gerak. (yang sebenarnya tiap frame adalah gambar diam).
FRAME
Di kamera dan proyektor film terdapat shutter (jendela rana) yang berbentuk lingkaran. Jendela
rana ini berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk dan menutup ketika film pada
posisi antara 2 frame dan kemudian membuka lagi ketika frame tepat pada posisinya. (intinya
jendela rana pada proyektor berfungsi menutupi garis pembatas antar frame supaya tidak
ditayangkan)
ANATOMI KAMERA
Pada era berkembangnya videografi, ada beberapa standar sistem videografi yang dipakai oleh
negara-negara di dunia. Sistem ini mengharuskan menyesuaikan peralatan videografi mulai
kamera, alat editing, alat penyiaran dan alat penangkap siaran (televisi) dengan sistem yang sama
(linier). Sehingga bila salah satu alat tidak linier maka hasil gambar tidak bisa di putar. Tetapi pada
era digital saat ini sistem ini sudah tidak lagi digunakan karena semua alat sudah auto system,
sistem video ini saat ini hanya digunakan untuk membedakan kecepatan frame dalam merekam
gambar saja. Yaitu PAL standar 25fps, 50fps, 250fps dst... NTSC standar 30fps, 60fps, 300fps, dst...
1. Kamera Video Sistem SECAM (Sequential Colour Avec Memoire) : merupakan System
video dengan daya rekam 825 line per second, dengan kecepatan putar frame 25 frame per
second, ukuran layar 720 x 480 pixel. Standart ini digunakan oleh negara Prancis, Afika,
Timur Tengah.
2. Kamera Video Sistem PAL (Phase Alternate Line) : merupakan sistem video dengan daya
rekam 625 line per second, dengan kecepatan putar frame 25 frame per second, ukuran
layar 720 x 576 pixel. Standart ini digunakan oleh negara Indonesia, china, Australia, Uni
Eropa.
3. Kamera Video Sistem NTSC (National Television System Committee) : Merupakan sistem
video dengan daya rekam 525 line per second, dengan kecepatan putar frame 29 frame per
1. Kamera FILM layar lebar Proffesional: kamera dengan kualitas yang standar film layar
lebar, mampu merekam gambar dengan resolusi tinggi (2K, 4K atau 8K). Merekam gambar
dengan kecepatan rekam bisa sampai 1500 frame/detik. Dilengkapi lensa yang optiknya
bekualitas tinggi dan media penyimpanan secara digital yang dapat merekam dengan
kecepatan tinggi juga.
2. Kamera standart Video Broadcast : kamera dengan hasil berkualitas yang bagus dan
standar penyiaran TV, mampu merekam gambar HD video, kamera ini biasanya relatif lebih
besar bodynya dan lensa bisa di lepas. 2 tipe kamera jenis ini yaitu kamera studio dan
kamera ENG (Electronics News Gathering) kamera yang lebih kecil dari kamera studio, yg
digunakan untuk peliputan berita.
4. Kamera movie Semi Broadcast : Kamera dengan hasil kualitas bagus tetapi bentuknya
lebih kecil dan simple. Bisa merekam movie standar SDI dan HD
5. Kamera Video Home Use : Kamera dengan hasil standar untuk perorangan atau kalangan
sendiri, kamera ini ber-body lebih kecil dan simple dalam penggunaannya, mampu
merekam gambar HD video.
6. Kamera Video Handycam : Kamera pocket dengan hasil standar perorangan. Kamera ini
berbody kecil dan banyak menggunakan sistem otomatis, mampu merekam gambar SDI
atau HD video.
Secara global kamera movie terbagi atas tiga bagian penting yaitu :
1. Body camera : ini merupakan tabung (pick up tube) yang berfungsi sebagai tempat mesin
kamera, mekanik media penyimpanan, tempat sensor dan tempat berbagai tombol dan
menu untuk pengoperasian kamera video.
2. Lens camera : merupakan bagian kamera video yang berfungsi untuk menangkap gambar
secara optical, yang dapat diatur tingkat intensitas cahayanya, mengatur zomming dan
fokus gambar.
3. VTR (Video Tape Recorder). Merupakan mekanik yang ada pada body camera yang
berfungsi merekam gambar dari hasil terjemahan gambar elektrik baik secara analog
ataupun secara digital. VTR ini menggunakan media penyimpanan pita magnetik, sedang
pada era sekarang VTR ini mulai ditinggalkan dengan adanya penyimpanan secara digital
memakai mini dvd, hardisk, SSD atau memory. Sehingga VTR diganti dengan VCR (Video
Camera Recorder /Camcoder). VCR ini bagian kamera yang merupakan tempat piranti
tombol-tombol playback hasil rekaman movie.
5 6
11
4 10
8
3
7
2
9
1. View Finder : Merupakan cendela layar monitor kecil untuk melihat gambar yang
tertangkap oleh lensa, melihat semua indikator fungsi kamera seperti timecode, keadaan
battrey, sisa media penyimpanan, whitebalance, dll. Pada kamera standar broadcast fiew
finder pada umumnya Hitam dan putih (ini memudahkan kameramen mengatur fokus dan
mendeteksi cahaya yang masuk), tetapi era sekarang mulai banyak view finder yang
berwarna seiring perkembangan teknologi LCD.
2. Tombol Power on/off : merupakan tombol untuk mengaktifkan kamera atau VTR.
3. Tombol White balance : merupakan tombol pilihan untuk mengatur warna keseimbangan
pada proses perekaman, pada kamera semi dan handycam tombol ini diganti di menu
kamera. Warna keseimbangan ini digunakan supaya hasil rekaman menjadi warna yang
sebenarnya dengan memberi referensi warna putihyang sebenarnya, Jika kamera sudah
tahu warna putih yang benar, maka kamera tersebut akan dapat menentukan warna yang
lain dengan benar karena warna yang lain juga berpedoman pada warna putih.
Pilihan tombol ini adalah
a. matahari, digunakan untuk merekam didalam ruang warna keseimbangannya ke kuning
kuningan,
b. Lampu digunakan untuk merekam diluar ruang warna keseimbangannya ke biru –
biruan,
c. Auto White Balance (AWB) dimana kamera membuat warna keseimbangan secara
otomatis,
d. Manua White Balance dimana kameramen mefokuskan kamera pada benda yang
berwarna putih dan menggunakan warna putih tersebut sebagai warna keseimbangan.
4. Tombol GAIN : merupakan tombol yang digunakan untuk menambahi intensitas cahaya
secara digital. Sehingga gambar yang under (gelap) bisa diterangkan. Tetapi mempunyai
kelemahan terjadinya bintik – bintik pada hasil video (noise)
5. Tombol ND Filter : merupakan Tombol untuk menurunkan intensitas cahaya gambar yang
over (terlalu terang).
6. Potensio meter Volume audio : merupakan putaran pengatur besar kecilnya audio yang
ditangkap oleh kamera baik melewati Microphone, atau line in. Potensio ini biasanya
terdapat 2 yaitu untuk sisi kanan dan kiri (stereo L & R). Untuk kamera semi level ini ada
pada menu.
7. Colokan Audio In : ini merupakan colokan masukan suara dari mixer audio atau
microphone. Ada beberapa jenis colokan yaitu XLR dan Akai tergantung jenis kamera.
8. Colokan DC listrik. Colokan ini untuk menyambungkan kamera dengan adaptor yang
tersambung dengan listrik dari PLN.
9. Colokan Headphone. Colokan jenis akai ini berfungsi untuk mengontrol suara yang akan
atau direkam oleh kamera lewat headphone.
10. Colokan Video Out : ini merupakan Colokan untuk keluaran sinyal gambar dari kamera
video. Jenis colokan ini adalah Yellow Composite (RCA), S-Video.
11. Colokan Input dan Output Audio Video digital : ini merupakan colokan digital yang
menggunakan Firewire atau HDMI
Lensa merupakan alat optical yang terdiri dari beberapa lensa yang di susun sedemikian rupa dan
dilengkapi diafragma untuk mengatur cahaya yang masuk, lensa pembesar dan lensa untuk
mefokuskan sehingga mampu menghasilkan tangkapan cahaya yang bagus.
3 1 2
1. Ring Diafragma merupakan ring untuk mengaturan besar kecilnya cahaya yang masuk ke lensa.
Diafragma adalah metal tipis yang disusun membentuk lubang yang bisa dibesar kecilkan.
Pengaturan ini sering disebut bukaan lensa atau pengaturan iris (aperature). Diafragma ini
berpengaruh pada gelap terangnya gambar yang akan di rekam.
Satuan dari diafragma ini adalah f-stop. Standar skala f-stop adalah f/1, f/1.4, f/2, f/2.8, f/4,
f/5.6, f/8, f/11, f/16, f/22 dst.
Sifat dari diafragma ini adalah semakin besar nilai f-stop nya semakin kecil bukaan
diafragmanya dan semakin kecil nilai f-stop nya maka semakin lebar bukaan diafragmanya.
2. Ring Zooming merupakan ring untuk mendekatkan atau menjauhkan obyek secara optical.
Sehingga obyek bisa tampak lebih besar (Zoom in) atau lebih kecil (Zoom Out).
JENIS LENSA
Ada beberapa jenis lensa yang banyak digunakan didunia photography menurut variasinya yaitu
antara lain :
1. Lensa Fix : merupakan lensa dengan ukuran focal length tetap ( 85mm, 50mm dll) yang tidak
bisa di zooming. Kelebihannya adalah gambar lebih tajam.
2. Lensa Varian : merupakan lensa yang focal lenght dapat berubah ubah (18mm – 55mm
misalnya). Lensa ini dapat melakukan zooming. Perubahan zoom dari wide ke tele inilah
perubahan nilai focal lenght dari lensa. Dikatakan wide (lebar) yaitu gambar tampak lebar dan
fokus semua. pada focal lenght 14mm, 17mm, 18mm, 24mm dst. (Kurang dari 50mm). Sedang
yang lebih dari 50mm disebut focal lenght panjang (tele) menghasilkan gambar tampil lebih
besar dan ada yang focus dan ada yg tidak fokus (daerah fokus sempit), ini pada focal lenght
3. Lensa Macro : merupakan lensa yang digunakan untuk menangkap obyek yang micro atau kecil
dengan jarak yang sangat dekat dengan obyek. Lensa ini mempunyai ukuran focal length 55mm
1. Lensa Normal : merupakan lensa standar ber ukuran focal length 50mm dimana hasil
gambarnya tidak mengalami perubahan bentuk seperti distorsi / melengkung.
2. Lensa Wide : merupakan lensa ber focal length pendek (kurang dari 50mm) yang dengan jarak
pendek antara kamera dan obyek tetapi dapat menangkap gambar yang luas. Tetapi gambar
yang ditangkap mengalami distori / melengkung. Lensa ini termasuk Short Focal Length (lensa
yang mampu membuat obyek terlihat jauh dari jarak sebenarnya).
3. Lensa Ultra Wide : merupakan lensa ber focal length pendek (8mm-14mm) yang mampu
menangkap gambar seluas 180 derajat. Lensa ini sering disebut Fish Eye. . Lensa ini termasuk
Short Focal Length
4. Lensa Tele : merupakan lensa ber focal length panjang(lebih dari 50mm) yang mampu
membuat jarak obyek yang jauh bisa ditampilkan seakan – akan dekat (zoom in). Lensa tele
terbagi menjadi telephoto moderat (focal length 70mm, 105mm), Telephoto ( focal length
200mm), Super Telephoto (focal length 300mm, 600mm). . Lensa ini termasuk Long Focal
Semua fungsi lensa dan efek yang ditimbulkanya sama dengan fungsi lensa yang ada pada
fotografi. Tetapi pada lensa kamera proffesional standart broadcast lensa dilengkapi beberapa
fungsi tambahan seperti ring Back Focus, Tombol iris dll.
Biasanya untuk kamera lensanya menggunakan focal lenght agak panjang yaitu 16mm sampai
200mm. Sedang untuk lebih melebarkan lensa ditambahi dengan lensa Wide..
Didalam lensa Kamera movie terdapat beberapa ring yang dapat diputar untuk
mengoperasikanya, ring tersebut adalah :
3
1
1. Distorsi : merupakan efek dari lensa dimana hasil gambar menjadi melengkung.
Contoh pada penggunaan lensa wide dimana hasil gambar melengkung, penggunaan lensa
zoom pada saat posisi zoom in dimana hasil gambar melengkung terpusat atau sering disebut
Distorsi Pincushion. Dan efek lensa zoom pada saat posisi zoom out dimana hasil gambar
mencembung atau sering disebut Distorsi Barrel.
2. Vignetting merupakan efek lensa wide yang mengahasilkan di setiap pojok lensa terlihat lebih
gelap. Karena kekurangan cahaya yang masuk ke lensa.
3. Lens Flare merupakan efek lensa yang menimbulkan hasil tangkapan terdapat bias sinar dari
cahaya yang kuat. Untuk mengurang lens flare bisa menggunankan tudung lensa atau Lens
Hood
Mekanik VTR biasanya terdapat di sisi sebelah kanan body camera video, mekanik ini untuk
memasukan dan mengeluarkan media penyimpanan. Ukurannya mekanik berfariasi tergantung
jenis kamera dan media video tape yang digunakan. Misalnya jenis kamera VHS harus dengan
kaset VHS tidak bisa dengan yang lain.
Untuk saat sekarang VTR sudah jarang digunakan karena meknik kaset sudah banyak digantikan
oleh Memory atau hardisk. Maka VTR ini dirubah menjadi VCR (Video Camera Recorder).
1. Record : Tombol untuk merekam audio dan video dari jalur masukan firewire/ HDMI
2. Play : Digunakan untuk memulai memutar video yang sudah disimpan
3. Pause : Untuk menghentikan sementara pemutaran video
4. Fast farward : Untuk mempercepat durasi hasil rekam
5. Back Farward : Untuk mengembalikan durasi kearah awal
6. Eject : Untuk membuka mekanik VTR supaya dapat memasukan atau mengeluarkan
media penyimpanan.
7. Stop : Untuk menghentikan Pemutaran video
1. Perlengkapan kamera. Merupakan perlengkapan kamera yang sangat vital, tanpa peralatan
ini kamera tidak dapat berfungsi dengan baik atau tanpa peralatan ini dapat
membahayakan kamera video untuk mengalami kerusakan.
Contoh perlengkapan kamera adalah :
a. Battrey camera : merupakan sumber listrik yang menyuplai ke kamera
c. Microphone external : merupakan alat untuk menangkap suara yang akan direkam
d. Lens Hood : Merupakan tudung lensa yang berfungsi untuk melindungi cahaya liar yang
masuk ke lensa.
e. Jimmy Jib / Portal Jib : Merupakan penyangga kamera yang mirip belalai. Penyangga ini
memudahkan pergerakan kamera untuk mengambil gambar atas, bawah, kanan dan
kiri dengan pergerakan panning dan tilt yang halus.
g. Dolly Tack : merupakan roda dari tripod untuk memudahkan kamera bergerak. Ada
jenis dolly track yang memakai rel, mirip kereta api.
h. Mic Boom / Mic Gun : merupakan microphone external yang dapat merekam suara
yang minim noise (suara Sumbang).
2. Kabel S-VIDEO , Jack pada ujung kabel video analog ini mempunyai beberapa pin
untuk mempertajam gambar.
3. Kabel RGB / YUV BNC , Kabel video analog yang memisahkan setiap warna video
yaitu RGB(Red Green Blue) atau YUV (Yellow, Ultra, Violet) dimana menghasilkan
gambar yang lebih bagus lagi dengan ujung jack-nya BNC.
2. XLR : jack 3 pin ini digunakan untuk masukan audio dari line in atau microphone.
3. Composite (RCA) : Kabel komposite analog ini terdiri dari 2 kabel yang berwarna
putih (untuk Left channel) dan merah (untuk Right Chanel).
e. Kabel digital I/O : Merupakan kabel yang digunakan untuk masukan dan keluaran
kamera video berteknologi digital. Kabel ini antara lain :
1. Firewire / i-Link 1349 : merupakan kabel digital untuk keluaran dan masukan audio
video.
2. USB : merupakan kabel digital untuk mentrasfer data dari kamera video yang
berbasis digital memory.
Jenis colokan yang ada pada body camera tentunya sesuai teknologi pada kamera tersebut. Jenis
colokan inipun secara umum sama dengan kabel yang diuraikan diatas. Kalau yang ada di kabel
adalah jack jenis laki-lakinya (MALE) sedang colokan yang ada di bodycamera adalah
pasanganannya (FEMALE). Jadi colokan jenis RCA harus dihubungkan oleh kabel yang ber jack RCA
pula.
Pengunci XLR
Untuk menghubungkan kabel ke kamera pastikan posisi kamera keadaan mati supaya tidak
mempengaruhi komponen elektronika yang terhubung dan demi keselamatan kamera video itu
sendiri.
Pada dasarnya pemasangan kabel hanya di colokan saja pada colokan yang sesuai dengan jack-
nya. Khusus pada jack XLR begitu di colokan otomatis jack terkunci dan untuk melepasnya harus
menekan tombol pelepasnya dulu. Dan untuk jack jenis BNC setelah di colokan harus dikunci dulu
dengan memutar searah jarum jam dan untuk melepasnya memutar sebaliknya.
1. Pasang jack masukan audio (baik dari microphone external atau line in dari audio mixer)
2. Pasang jack Keluaran audio ke Headphone
3. Pasang jack video Out (bila perlu). Bisa lewat composite atau S-Video / HDMI
4. Pasang kabel listrik / battrey.
Khusus Kabel Firewire dipasang bila kamera digunakan untuk capture ( memindah data audio
video ke komputer
DV CAM
SINEMATOGRAFI Teguh purwanto
23
CD,DVD,Bluray
Memory
IMAGE SENSOR
SENSOR
Setiap kamera video analog / digital memiliki image sensor, yang bertugas menangkap sinyal
cahaya dari lensa dan dirubah menjadi gambar elektrik baik secara analog ataupun digital. Gambar
elektrik analog ini berupa sinyal listrik magnetik yang dapat disimpan di media pita magnetic (
video tape). Sedang gambar elektrik digital merupakan sinyal listrik digital berupa titik tiktik warna
yang bisa ditampilkan di monitor, titik titik warna ini sering disebut PIXEL. Gambar digital inilah
yang dapat disimpan di media digital seperti : VCD, DVD, Bluray, Hardisk, Memory dan SSD.
Sensor sangat berpengaruh pada hasil gambar yang dihasilkan, semakin besar dimensi sensor dan
semakin sensitif sensor menangkap cahaya maka gambar yang dihasilkan semakin baik pula (lebih
tajam dan warna yang tebal dan detail).
FORMAT MOVIE
Qualiatas Movie
Qualitas media film disaat jaman analog sangatlah bagus dan dapat di proseksikan kelayar lebar dengan
warna yang sempurna sesuai aslinya. Tetapi karena bersifat analog maka akan rusak termakan waktu dan
pemakaian. Artinya film akan rusak (kotor berjamur karena lembab) ketika lama tidak di putar, dan bila
sering diputar film ini juga akan rusak karena pergesekan media film dengan perangkat pembaca film
(perangkat mekanik proyektor), hingga menimbulkan noise (bintik bintik), scratch (garis garis), hair (goresan
seperti rambut pada film), atau gelap terang yang berubah-ubah.
Keadaan serupa juga terjadi pada era video tape, karena bersifat analog kejadian sama dengan media film.
Qualitas media digital movie, data bersifat digital dan banyak kelebihannya yaitu :
1. tidak termakan waktu : disimpan sampai kapanpun bila media penyimpanan tidak rusak maka
kualitas gambar tetap sama ketika film di simpan.
2. sering diputar juga tidak pengaruh pada kualitas gambar
3. dapat di copy (duplikat) dengan cepat, beda dengan analog proses copy real time dengan durasi
masternya.
4. Mudah dimanipulasi datanya sehingga gampang diperbaiki atau bahkan mudah di rusak pula.
1. Dimensi dari sensor kamera penangkap gambar. Semakin besar pixel sensor dan teknologinya maka
hasil gambar semakin tajam. Ini berpengaruh pada besar kecilnya ukuran file, semakin besar jumlah
pixelnya maka semakin besar pula ukuran file nya.
2. Dimensi layar dari gambar. Semakin besar dimensi layar maka gambar yang dihasilkan semakin
bagus karena layar lebar diputar di TV kecil atau besar gambar tetap bagus, sedang dimensi layar
kecil maka diputar di TV layar besar maka gambar akan pecah.
Contoh dimensi layar :
a. VCD (video Compact Disk) 352 x 288 pixel aspect ratio 4:3 (kotak)
b. 360P atau 480P (video untuk layar HP) aspect ratio 16 : 9 (wide screen)
c. DVD (Digital Video Disk) 720 X 576 pixel aspect ratio bias 4:3 atau 16 : 9 (wide screen) ukuran
standar TV (SDI : Standart Definition Interface)
d. Bluray (High Definition Video) 720p (1280 X 720 pixel), 1080p (1920 x 1080 Pixel) standar LCD
TV
e. 2K (screen untuk layar lebar) 2560 x 1440 pixel dengan aspect ratio 16 : 9 standar Layar lebar
f. 4K (screen untuk layar lebar) 4096 x 2160 pixel dengan aspect ratio 16 : 9 standar bioscope
g. 8K (screen untuk layar lebar) 7680 x 4320 pixel dengan aspect ratio 16 : 9 standart UHDTV dan
bioskop
Ini berpengaruh pada besar kecilnya ukuran file, semakin besar ukuran layarnya maka semakin
besar pula ukuran file nya.
Movie tak lepas dari suara, Kualitas suara juga berpengaruh pada kualitas movie. Semakin baik suara
maka movie pun semakin bagus pula kualitasnya. Kualitas suara ini dipengaruhi oleh :
CODEC
COMPRESSION
File movie pada saat ini berkembang pesat diawali dengan video digital mastered (uncompression) seperti
AVI dan Mov. Karena file movie uncompress berukuran besar dan tidak semua komputer dapat
memutarnya karena berat membaca filenya maka diciptakanya codec tertentu dan hardware sesuai codec
untuk memperingan memutarnya. Tenyata harga hardware ini juga jarang terjangkau oleh masyarakat,
maka diciptakanya program compressi untuk merubah movie digital yang tanpa compres tadi untuk
dijadikan file baru yang di kurangi detail warna dan kualitas suaranya. Sehingga file baru tersebut
berukuran lebih kecil dan ringan bila diputar walau kualitasnya turun. Ada satu catatan penting bila
mekompresi file digital maka kualitas hasil kompresi tidak dapat dikembalikan seperti file masternya
(Lossy Compression)
ENCODER : merupakan proses perubahan dari file digital yang ber codec yang lebih baik dijadikan codec
yang lebih rendah. Contoh file jenis AVI codec Pinnacle dirubah jadi file MPEG 2 (DVD)
DECODER : Merupakan proses perubahan codec yang kualitas rendah ke kualitas baik (tetapi tak
mempengaruhi kualitasnya hanya berubah format ekstensen filenya dan ukuran filenya saja)
RENDERING : merupakan proses membuat file movie baru dari time line editing pada program editing
movie. Proses rendering ini, seorang editor dapat mengatur komponen kualitas movie, pengaturan codec
dan compressi
EXTENTION FILE
Extention file merupakan klasifikasi format file yang diikutkan pada sebuah file digital. Klasifikasi file ini
dibuat oleh pabrik pembuat software, codec, atau hardawere komputer. Contoh Bakso.docx adalah file
dengan nama data bakso ber ektensen document dari program microsoft Word.
1. MOV adalah jenis file yang dikembangkan dan dibuat terkenal oleh Apple Inc. Sebagai bagian dari
asli QuickTime file format perpustakaan yang Apple terdaftar, MOV masih membawa seragam
pengenal Type apple.quicktime-film. Wadah media MOV adalah pelopor lebih saat ini, cross-
platform jenis file MP4. MOV sekarang sebagian besar digunakan pada sistem Apple.
2. AVI (Audio Video Interleave) merupakan format berkas (file) video buatan Microsoft[2]. Format ini
merupakan salah satu format video tertua yang diperkenalkan Microsoft sejak dirilisnya Windows
3.1[2]. Sebagian besar camcorder (baik itu analog maupun digital) menjadikan format ini sebagai
format baku saat capture video[2]. Dengan ukurannya yang sangat besar, berkas ini sering dikatakan
sebagai format video yang belum terkompresi (padahal AVI banyak di compresi denga codec)
Untuk memasang monopod: Sesuaikan mata baut monopod ke mur body camera dan putar searah jarum
jam.
Mounting
Pengunci Mounting
Type shot adalah sering disebut sudut pandang yaitu merupakan pengaturan gambar yang
masuk di frame kamera.
Mengatur sudut pandang shoot : mengatur dengan mendekat/menjahui obek, atau dengan
melakukan zooming (zomm in /tele = memperbesar tampilan obyek, Zoom out / wide=
melebarkan tampilan)
Contoh type shoot :
1. Extreme Long Shoot = ELS (Extreme Wide shoot = EWS): merupakan pengambilan
gambar dengan pandangan sangat jauh.
2. Very Long Shoot = VLS (Very Wide Shoot = VES) : merupakan pengambilan gambar
dengan pandangan jauh obyek dan background masih kelihatan.
3. Long Shoot = LS (Wide Shoot = WS) : merupakan pengambilan gambar dengan obyek
penuh di dalam frame. Pengambilan gambar ini sering disebut Full shoot.
4. Medium Shoot (MS) : merupakan pengambilan gambar dengan obyek lebih detail, kalau
obyek manusia berdiri sebatas betis sampai kepala.
6. Close Up (CU) : merupakam pengambilan gambar dengan obyek dekat, kalau obyek
manusia berdiri sebatas dada sampai kepala.
7. Wide Close Up (WCS) : merupakan pengambilan gambar dengan obyek dekat, kalau
obyek manusia berdiri sebatas leher sampai kepala.
8. Full Close Up (FCU) : merupakan pengambilan gambar dengan obyek lebih dekat, kalau
obyek manusia sebatas kepala.
9. Medium Close Up (MCU) : merupakan pengambilan gambar dengan obyek sangat dekat,
kalau obyek manusia sebatas detai kepala.
Disampin sudut pandang shoot dasar diatas ada sudut pandangan yang sering digunakan untuk kebutuhan
lain seperti :
1. Two Shoot : merupakan pengambilan gambar dimana 2 obyek masuk dalam layar (frame), sering
digunakan pada adegan dialog.
2. Over the Shoulder Shoot : merupakan pengambilan gamabar dimana 2 obyek masuk dalam frame,
dimana satu obyek focus dan satu obyek yang lain blur, sering digunakan pada adegan dialog.
Pada dasarnya kamera video menghasilkan gambar gerak maka selain obyek yang bergerak kamera sendiri
bisa bergerak untuk menghasilkan gambar yang sesuai keinginan dan tampil dengan menarik dan indah.
Pergerakan kamera ini antara lain.
1. Panning : merupakan gerakan kamera secara horizontal menoleh ke kanan atau kekiri. Gerakan
panning ini menghasilkan gambar bergerak dari atau ke kanan dan kiri. Jenis pergerakan kamera ini adalah :
Panning kanan : kamera bergerak dari kiri kekanan
Panning Kiri : kamera bergerak dari kanan ke kiri
Biasanya pergerakan ini menggunakan tripod / monopod supaya gambar stabil
2. Tilt : merupakan gerakan kamera secara vertical menunduk / menengadah dari bawah keatas atau
sebaliknya. Pergerakan kamera ini adalah :
Tilt up : kamera bergerak dari bawah ke atas
Tilt down : kamera bergerak dari atas ke bawah.
Biasanya pergerakan ini menggunakan tripod / monopod supaya gambar stabil
3. Dolly / track : pergerakan kamera di atas tripod yang beroda mendekati atau menjahui obyek.
Pergerakan kamera ini adalah :
4. Pedestal : pergerakan kamera naik turun dengan menggunakan bantuan katrol yang sering disebut
Jimmy Jib / Portal Jib / Crane. Pergerakan ini menghasilkan gambar yang lebih tampil nyata dimensinya.
Pergerakan ini adalah :
Pedestal up : kamera bergerak ke atas
Pedestal Down : kamera bergerak ke bawah
Biasanya pergerakan ini menggunakan crane (katrol). Untuk jimmy jib / portal jib biasanya hanya kamera
yang digabungkan, sedang crane biasanya kamera dan kameramen ikut di katrol tsb. Stabilizer gimbal juga
isa digunakan.
5. CRAB : Pergerakan kamera menyamping mengikuti obyek yang bergerak, artinya kamera bergerak
ke kanan atau kekiri dari posisi semula sambil mengikuti gerakan obyek. Pergerakan kamera ini adalah
Crab Left : kamera bergerak mengikuti obyek ke kiri obyek
Crab Right : kamera bergerak mengikuti ke kanan obyek
Biasanya pergerakan ini menggunakan steadicam, slider atau stabilizwr gimbal supaya gambar stabil
Ada cara pengambilan gambar yang di sebut Weather Shoot : merupakan pengambilan gambar dari obyek
lain ke obyek utama. Seperti dari langit ke long shoot gedung.
Ada beberapa permainan fokus untuk menghasilkan gambar yang menarik. Jenis focusing ini antara
lain :
2. Focus Throw / defocus : merupakan pengaturan fokus tajam pada semua area yang di tangkap
lensa dari gambar yang out focus (blur).
b. Low Angle : Kamera lebih rendah dari obyek, yang menghasikan kesan dengan obyek tampak besar,
tinggi, kuat, gagah dll
c. Eye Angle : Normal angle yaitu kamera di letakan sesajar dengan mata obyek
d. High Angle : Kamera diletakan lebih tinggi dari obyek, memiliki kesan dengan hasil gambar dimana
obyek tampak kecil, pesimis, sedih, hina
e. Bird Eye : kamera di letakan diatas obyek dimana menghasikan gambar tampak luas.
Kamera ini melakukan pengambilan gambar mewakili pandangan penonton. Penonton menyaksikan
peristiwa yang dilihatnya melalui mata pengamat yang tersembunyi. Angle kamera ini tidak mewakili
pandangan siapapun dalam film, kecuali pandangan penonton atau netral. Aktor seolah-olah tidak
menyadari keberadaan kamera dan tidak pernah memandang kamera. Jangan pernah seorang pemain
melihat ataupun melirik ke lensa, bila itu terjadi, maka adegan tersebut harus diulang. Sebagian besar
adegan film disajikan dari angle kamera yang obyektif.
Kamera subyektif merekam film dari titik pandang seseorang. Penonton ikut berpartisispasi dalam peristiwa
yang disaksikannya sebagai pengalaman pribadinya. Penonton ditempatkan ke dalam film baik dia sendiri
sebagai peserta aktif, atau bergantian tempat dengan seorang pemain dalam film dan menyaksikan
kejadian yang berlangsung melalui matanya. Penonton juga dilibatkan dalam film, yaitu ketika seorang
pelaku dalam adegan memandang ke lensa, maka terlihat penonton diajak berinteraksi dengan pelaku.
Contoh: presenter, VJ.
Angle ini merekam adegan dari titik pandang pemain tertentu. Point of View adalah objective angle, tapi
karena ia berada antara obyektif dan subyektif, maka angle ini harus ditempatkan pada obyek yang terpisah
dan diberikan pertimbangan khusus.
Standar yang di siarkan pertama adalah NTSC oleh pabrikan di USA. Eropa tidak mau kalah dengan Amerika
maka membuat standart juga untuk wilayah negara negara Eropa. Afika dan timur tengah pun membuat
standar sendiri.
Maka jika perekaman video dengan kamera sistem NTSC maka Editing, play back (player), pemancar dan
Televisi harus dengan sistem NTSC, supaya dapat menampilkan gambar dengan aik. Begitupun dengan
sistem yang lain.
Munculnya teknologi komputer dan aplikasi video converter merupakan awal bisa digunakan multi sistem.
Sebenarnya sistem ini digunakan untuk videografi yang di tampilkan di Televisi Tabung.
1. Kamera Video Sistem SECAM (Sequential Colour Avec Memoire) : merupakan System video
dengan daya rekam 825 line per second, dengan kecepatan putar frame 25 frame per second,
ukuran layar 720 x 480 pixel. Standart ini digunakan oleh negara Prancis, Afika, Timur Tengah.
2. Kamera Video Sistem PAL (Phase Alternate Line) : merupakan sistem video dengan daya rekam
625 line per second, dengan kecepatan putar frame 25 frame per second, ukuran layar 720 x 576
pixel. Standart ini digunakan oleh negara Indonesia, china, Australia, Uni Eropa.
3. Kamera Video Sistem NTSC (National Television System Committee) : Merupakan sistem video
dengan daya rekam 525 line per second, dengan kecepatan putar frame 29 frame per second,
ukuran layar 720 x 480 pixel. Standar ini digunakan oleh negara Amerika, Jepang, Kanada, Mexico,
Korea.
Pada Saat era video digital saat ini sistem video sudah tidak lagi menjadi kendala seerta era analog. Sebab
diproduksinya harware dab software multi system. Sehingga semua player dan televisi bisa meanpilkan
semua video yang diproduksi dengan berbagai sitem.
Dengan meningkatnya teknologi digital dan muncul era HD dan sinema 8K maka sistem hanya digunakan
untuk memilah frame per Second dari pilihan format video HD – 8K. Pilihan sitem PAL pada semua kamera
video, mirrolless, DSLR dan sinema akan memberi pilihan format HD – 8K dengan fps 25,50,100 dst. Pilihan
sitem NTSC pada semua kamera video, mirrolless, DSLR dan sinema akan memberi pilihan format HD – 8K
dengan fps 30,60,120 dst. Pilihan sitem SINEMA pada semua kamera video, mirrolless, DSLR dan sinema
akan memberi pilihan format HD – 8K dengan fps 23.7,24,29.,97 dst.
b. Rule of thirds : merupakan pengaturan komposisi yang menggunakan acuan asimetris pembagian
layar menjadi 3 bagian( 3 bagian vertikal dan 3 bagian horisontal). Acuan ini memudahkan dalam
pengaturan komposisi pada obyek supaya terlihat seimbang.
c. Framing : merupakan pengaturan komposisi dengan menambahi obyek dengan frontground yang
keluar frame pada sebagian sisi frame (tepi gambar). Framing akan membuat kesan indah dan kesan 3
dimensi.
d. Point of interst : merupakan pengaturan komposisi agar obyek yang kita utamakan dapat menarik
perhatian mata. Ini bisa berupa obyek dibesarkan, dibuat paling cerah, dibuat paling tajam, paling
menarik atau paling aneh.
Untuk mencapai / penciptaan bahasa gambar tentunya perlunya beberapa hal yang harus diperhatikan
yaitu :
Pengaturan hal diatas secara tepat akan menghasilkan gambar yang dapat menyampaikan informasi
dengan benar dan penotong dapat menerima dengan mudah. Pada dunia film untuk menciptakan informasi
yang mudah harus dengan teknik editing dengan pengaturan pergantian antar gambar dengan durasi yang
tepat sehingga penonton melihat cerita tanpa adnya kaget ketika ganti gambar (jumping shoot).