Anda di halaman 1dari 2

Feature: Liburan Semester sekaligus belajar Bahasa Inggris

Boby Indrawan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Liburan semester menjadi momen bagi mahasiswa untuk refreshing dengan mengujungi
berbagai tempat wisata. Namun berbeda dengan saya yang lebih memilih liburan semester di
kampung kecil yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Kampung ini sangat terkenal dikalangan
masyarakat yang memiliki minat mengembangkan Bahasa asing, kampung inggris kediri pare
namanya. Keputusan untuk mengisi waktu libur semester dengan belajar Bahasa inggris sudah
menjadi destinasi liburan akhir semester di tahun 2021.
Perjalanan menuju kampung inggris ditempuh selama 3 hari perjalanan. Hal yang berkesan
selama menikmati perjalanan di dalam bus yaitu saya bisa melihat Gedung-gedung tinggi yang
dibangun. Bagi mahasiswa yang tinggal di pedesaan seperti saya untuk melihat Gedung setinggi
10 tingkat saja sudah gembira. Selama perjalanan pun kami yang berada didalam bus dapat melihat
secara langsung bangunan icon negara Indonesia yaitu Monas dan masjid Istiqlal yang terletak di
Jakarta. Selain itu rombongan bus kami juga mampir ke beberapa mall besar untuk beristirahat
sejenak dan membeli cemilan untuk melanjutkan perjalanan. Tepat di hari ketiga kami sampai di
kampung kediri pare tempat tujuan untuk belajar Bahasa Inggris. Kedatangan kami disambut
hangat oleh teman-teman yang berada di kampung Inggris. Mereka membantu membawa barang-
barang ke asrama tempat penginapan dan disinilah mulainya pengalaman berkesan dalam hidup.
Hari pertama mengikuti program belajar Bahasa Inggris memberikan kesan hangat untuk
pribadi ini. Banyak teman-teman yang dihukum karena tidak solat Shubuh dan tidak mengikuti
kelas Bahasa pagi. Mereka dihukum dengan hukuman berdiri di lapangan dan dimandikan di depan
umum. meskipun sederhana tapi pembelajaran yang didapatkan ialah disiplin hal utama untuk
memperoleh tujuan dalam hal ini belajar Bahasa Inggris di tempat rantauan. Hari demi hari hingga
seminggu pertama banyak kesan yang didaptkan mulai dari bertemu dengan teman baru dengan
latar belakang yang berbeda-beda namun disatukan dengan satu tujuan belajar Bahasa Inggris.
Minggu pertama ini dikhususkan untuk mengenal dasar dalam Bahasa Inggris secara intensif.
Memasukki minggu kedua kita diajak oleh pengurus asrama dan tutor untuk mengunjungi
Kawasan Gunung Brono yang sangat terkenal hingga saat ini. Tentunya momen ini menjadi bonus
bagi saya yang mengisi liburan semester dengan belajar Bahasa Inggris plus mengunjungi destinasi
wisata. Namun kebahagiaan itu hanya sesaat karena rencana mengunjungi Gunung Bromo
dibatalkan karena Gunung Semeru yang bersebelahan dengan Bromo mengalamai erupsi sehingga
masyarakat tidak dibolehkan mengunjungi wisata tersebut. Meskipun demikian pengurus asrama
mengubah destinasi yang dikunjungi ke Pare Center atau pusat kampung Inggris. Pare Center
tentu tidak asing bagi mereka yang pernah mengunjungi kampung Inggris. Disana terdapat
berbagai jenis sepeda kuno mirip dengan sepeda yang dikendarai oleh Bapak Ir Soekarno pada
masanya. Tentunya rombongan kami menikmati liburan akhir minggu kedua dengan berbonceng
menaikkan sepeta ontel kuno.
Minggu ketiga mengikuti program belajar Bahasa Inggris menjadi minggu terbaik selama di
kampung Inggris. Meskipun program yang diikuti selama tiga minggu namun minggu ketiga inilah
menjadi minggu yang berkesan. Memasukki minggu ketiga saya mengenal lebih jauh dengan
teman-teman disana sehingga kita semua menjadi akrab. Disiang harinya kita sering mengikuti
kelas bareng dengan gembira, masak bersama, bolos kelas dan dihukum bersama serta keliling
desa menggunakan sepeda. Dimalam harinya kita nongkrong di angkringan sambil belajar
bagaimana cara main kartu Uno. Hingga di suatu malam saya diajak untuk melihat secara langsung
bagaimana pergaulan malam pemuda di Jawa Timur terkhusus di Kabupaten Kediri. Pelajaran
yang saya dapat dengan melihat secara langsung kegiatan anak muda dimalam hari yaitu masih
banyak pergaulan bebas, sering tauran dan mabuk-mabukkan. Mungkin ini sekaligus pengalaman
pertama yang saya alami ketika melihat pergaulan bebas anak muda zaman sekarang.
Selama tiga minggu belajar Bahasa Inggris dan bermain bersama teman-teman dari berbagai
daerah, tepat dihari terakhir saya disana dan akan pulang ke kampung halaman. Hari terakhir
belajar disana berlangsung sedih dan haru istilah kerennya sad ending. Meskipun tiga minggu
bersama namun keakraban telah muncul dihati dan sulit untuk berpisah dengan teman-teman yang
masih melanjutkan perjuangan belajar Bahasa Inggris. Kami berpelukan, berpoto bersama, makan
bersama dan sampai di pintu bus pun juga diikuti tangisan yang tidak dapat dibendung. Salah satu
tutor yang memberikan kata-kata motivasi untuk saya ialah “perjalanan mu masih jauh, teruslah
tingkatkan kemampuan berbahasa Inggris dan jangan lupa pula terhadap Bahasa Ibu yaitu Bahasa
Indonesia”. Oleh karena ini setelah pulang dari kampung Inggris saya tetap melanjutkan
perjuangan belajar Bahasa Inggris meskipun bukan jurusan Bahasa Inggris.

Anda mungkin juga menyukai