Anda di halaman 1dari 14

PRINSIP PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS ANAK

Disajikan untuk memenuhi tugas kelompok semester ganjil tahun akademik


2021/2022
Mata Kuliah
Bahasa Inggris MI

Oleh :
Nurul Fadhilah (2020120007)
Sri Wahyuni (2020120024)
Nurul Nikmah (2020120030)

DOSEN PENGAMPU
Nopiyanti, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


(PGMI)
JURUSAN TARBIYAH
Sekolah Tinggi Agama Islam Ash-Shiddiqiyah Lempuing Jaya OKI
LEMPUING JAYA
2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji kehadirat Allah Swt karena dengan rahmat,


taufik dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Prinsip Pembelajaran Bahasa Inggris Anak ” dengan baik. Laporan ini
disajikan untuk memenuhi tugas kelompok semester ganjil tahun akademik
2021/2022.
Dalam kesempatan ini penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan
terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari semua pihak yang terlibat, terutama
dari pihak pembimbing. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Nopiyanti, M.Pd selaku dosen pengampu
Mata Kuliah bahasa Inggris MI.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekeliruan dan
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat
konstruktif demi perbaikan laporan sehingga menjadi lebih baik. Akhir kata
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca
pada umumnya.

Lubuk Seberuk, 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 1
C. Tujuan................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3
A. Pengertian Hakikat Pendekatan, Metode, Teknik
dan Strategi Pembelajaran ………………………………………. 3
B. Hubungan Hakikat Pendekatan, Metode, Teknik
dan Strategi Pembelajaran .............................................................. 6

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 19


A. Kesimpulan ...................................................................................... 19
B. Saran ................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengajaran bahasa Inggris untuk anak di Indonesia memiliki tantangan
tersendir dibandingkan dengan mengajarkan bahasa Inggris di negara lain,
Malaysia atau Singapura misalnya. Berikut adalah tiga hal yang
menggambarkan konteks pembelajaran bahasa Inggris untuk anak di Indonesia
yang sekaligus merupakan tantangan yang harus di hadapi oleh para guru di
kelas. Pertama, kurangnya penggunaan bahasa Inggris dalam real-life
situation. Bahasa Inggris di Indonesia adalah sebagai bahasa asing dimana
penggunaannya sangat terbatas. Bahasa Inggris hanya dipelajari di kelas
sedangkan ketika di luar kelas, siswa sudah tidak lagi dapat menggunakan
bahasa Inggris secara alami. Sangatlah langka kita menemukan anak Indonesia
yang menggunakan bahasa Inggris ketika dia bermain dengan temannya, atau
pun ketika naik kendaraan umum. Hal ini berbeda dengan siswa yang belajar
bahas Inggris sebagai bahasa kedua dimana siswa masih dapat melihat dan
mendengar orang lain menggunakan bahasa Inggris dalam kehidupan
sehari-hari. Sebagai contoh, anak Indonesia yang belajar bahasa Inggris di
Australia akan melihat dan menggunakan bahasa Inggris ketika naik
kendaraan umum, berbelanja atau pun ketika bermain dengan anak sebayanya.
Hal ini sesuai dengan pendapat Paul (2007) yang mengatakan bahwa anak
yang belajar bahasa Inggris sebagai bahasa Asing akan sulit memahami
pentingnya belajar bahasa Inggris sedangkan anak yang belajar bahasa Inggris
sebagai bahasa kedua akan memiliki kesempatan yang banyak untuk
menggunakan bahasa Inggris secara alami.
Kedua, adanya perbedaan sistem penulisan antara bahasa Inggris dan
bahasa Indonesia. Anak-anak di Indonesia mungkin mengenal alfabet yang
juga digunakan dalam sistem penulisan bahasa Inggris namun cara
pengucapan dan cara penulisan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia sangatlah
berbeda. Misalnya: kata ‘cat’ dalam bahasa Inggris dibaca /kæt/ yang berarti

1
hewan kucing sedangkan di Indonesia dibaca sesuai dengan huruf yang tertulis
yaitu cat yang berarti cairan berwarna untuk melapisi tembok, kayu atau objek
lain. Perbedaan sistem penulisan ini merupakan salah satu tantangan bagi
pengajar bahasa Inggris untuk anak di Indonesia.
Ketiga, adanya kesalahan asumsi bahwa anak-anak belajar bahasa Inggris
sama dengan orang dewasa. Anak-anak memiliki karakteristik tersendiri jika
dibandingkan dengan orang dewasa, hal ini memiliki pengaruh dengan cara
mereka belajar bahasa asing. Banyak pengajar bahasa Inggris mengajarkan
bahasa Inggris kepada anak sama seperti mereka mengajara bahasa Inggris
bagi orang dewasa. Cara yang biasanya sering digunakan adalah direct
translation method. Anak-anak akan diajari bahasa Inggris dengan dikenalkan
kosakata bahasa Inggris yang langsung diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia. Contoh lain misalnya, anak-anak biasanya yang sudah berada di
kelas 4-6 akan diajari bagaimana ‘rumus’ tenses dan cara penerapannya dalam
bahasa yang mereka pelajari. Cara pengajaran seperti ini dapat membuat
anak-anak merasa cepat bosan bahkan merasa jenuh karena merasa bahwa
bahasa Inggris itu sulit. Dengan mengetahui ketiga hal tersebut, guru dapat
terus mengembangkan dirinya sehingga anak-anak dengan senang hati belajar
bahasa Inggris di kelas maupun di luar kelas. Bahkan, guru sebaiknya dapat
menciptakan kebutuhan sang peserta didik untuk dapat menggunakan bahasa
Inggris minimal di kelas ketika pelajaran berlangsung.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bahasa Inggris?
2. Apa pengertian pembelajaran?
3. Apa prinsip-prinsip pembelajaran bahasa Inggris?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian bahasa Inggris
2. Untuk mengetahui apa pengertian pembelajaran
3. Untuk mengetahui Apa prinsip-prinsip pembelajaran bahasa Inggris

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa inggris


Bahasa Inggris adalah media komunikasi utama bagi masyarakat di negara
Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia, New Zealand, Afrika Selatan,
dan di negara lainnya. Bahasa Inggris (English) merupakan bahasa resmi dari
banyak negara-negara persemakmuran dan dipahami serta dipergunakan
secara meluas. Bahasa Inggris dipergunakan di lebih banyak negara di dunia
dibanding bahasa yang lain serta dibanding bahasa yang lain kecuali bahasa
Cina, bahasa ini juga dipergunakan oleh lebih banyak orang1.
Bahasa Inggris di Indonesia secara umum diajarkan sebagai bahasa asing.
Istilah 'bahasa asing' dalam bidang pengajaran bahasa berbeda dengan 'bahasa
kedua'. Bahasa asing adalah bahasa yang yang tidak digunakan sebagai alat
komunikasi di negara tertentu di mana bahasa tersebut diajarkan. Sementara
bahasa kedua adalah bahasa yang bukan bahasa utama namun menjadi salah
satu bahasa yang digunakan secara umum di suatu negara. Sementara Bahasa
asing biasanya diajarkan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dengan
tujuan berkomunikasi dasar serta menguasai 4 skill berbahasa (menyimak,
membaca, menulis, berbicara) dalam bahasa tersebut dalam batasan
tertentu.Sementara itu Hapsari (2012) menyatakan pengajaran bahasa Inggris
di Indonesia untuk siswa SD berlandaskan SK Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 060/U/1993 tanggal 25 Februari tentang dimungkinkannya
program bahasa Inggris sebagai mata pelajaran muatan local SD, dan dapat
dimulai pada kelas 4 SD (depdiknas).
Kebijakan ini diambil karena adanya kebutuhan untuk berpartisipasi dalam
era globalisasi. Dalam perkembangannya bahasa Inggris yang awalnya adalah
mata pelajaran muatan lokal pilihan menjadi mata pelajaran muatan lokal
wajib di beberapa daerah. Lebih lanjut pelajaran bahasa Inggris yang pada
mulanya dimulai pada kelas 4 SD dimulai pada kelas 1,2 dan 3

1
Ahmad Jazuli,

3
B. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses interaksi antara peserta
belajar dengan pengajar/ instruktur dan atau sumber belajar pada suatu
ingkungan belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Di sini terlihat
bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara pesertadidik dengan
Iingkunganya sehingga menjadi perubahan prilaku kearah yang Iebih baik.
Dalam proses pembelajaran, prinsip utamanya adalah adanya proses
keterlibatan seluruh atau sebagaian besar potensi diri siswa dan
kebermaknaanya bagi diri dan kehidupannya saat ini dan masa yang akan
datang2.
a. Tahapan – Tahapan dalam Belajar Bahasa Inggris
Pengajaran bahasa Inggris dilakukan secara bertahap. Berikut ini
adalah tahapan-tahapan dalam belajar bahasa Inggris bagi anak:
a. Listening (Mendengar)
Selain mendengar kita berbicara, anak juga bisa mendengar dengan cara
dibacakan buku cerita dalam bahasa Inggris,mendengar nyanyian sederhana
ataupun menonton DVD atau video berbahasa Inggris. Tapi untuk
pengetahuan awal, sebagai pendidik kita harus memilih kata-kata yang
sedikit dan sederhana.
b. Speaking (Berbicara)
Setelah anak sering mendengar dalam bahasa Inggris, anak bisa didorong
untuk berbicara dalam kalimat-kalimat sederhana. Misalnya, dengan
menerapkan waktu 30 menit sehari sebagai waktu keluarga untuk berbicara
dalam bahasa Inggris. Layaknya anak usia balita yang baru memulai
berbicara, anak juga memulai berbicara dalam bahasa Inggris meskipun
dengan satu kata seperti book (buku) ketika melihat kakaknya membawa
buku. Lalu kembangkan menjadi kalimat-kalimat pendek seperti, she brings
book.

2
Iriany Kesuma Wijaya

4
c. Reading (Membaca)
Ada dua metode umum dalam mengajarkan anak belajar membaca dalam
bahasa Inggris yaitu whole language approach dan phonic.

1) Whole language approach adalah suatu metode belajar membaca


dengan menjadikan bahasa sebagai salah satu kesatuan tidak terpisah-
terpisah. belajar membaca juga harus sesuai dengan konteksnya. Metode
ini lebih menekankan pada arti suatu kata. Contohnya, ketika melihat
kata “cat” (kucing) anak langsung diberitahu bahwa itu bacanya
“ket”dan itu artinya kucing. Biasanya anak belajar membaca dengan
sistem mengingat (memorize) kata yang sudah pernah disebutkan.
Kelebihan metode ini adalah anak lebih cepat bisa membaca tapi akan
kesulitan ketika harus menuliskan kata yang dimaksud terutama kata-
kata yang cukup panjang.
2) Phonic adalah suatu metode belajar membaca melalui huruf dengan cara
mengejanya satu persatu, misalkan “cat” (kucing) berarti dieja “keh-e-
teh” dan dibaca “ket”. Setiap kata diurai menjadi huruf-huruf. Karena
belajar melalui mengeja maka anak memerlukan waktu yang lebih lama
untuk bisa membaca. Tapi kelebihannya anak lebih mudah ketika harus
menuliskan kata yang dia dengar. Untuk memudahkan anak belajar dan
membaca, kita sebagai pendidik sebaiknya memilih buku-buku yang
sesuai dengan tingkatannya. Misalnya, anak yang baru mulai membaca,
sebagai pendidik kita memilih buku-buku yang hanya terdiri dari satu
kata misalkan halaman pertama ada gambar buah apel dan di bawahnya
ada tulisan This is Apple. Setelah itu bisa dicoba dengan kata yang lain,
misalkan I like banana. Anak bisa membuat sendiri buku-buku seperti
itu atau mendapatkannya melalui reading A to Z.
3) Writing (Menulis)
memulai dengan menulis satu kata, kemudian satu kalimat pendek, lalu
satu kalimat panjang, kemudian satu paragraf dan seterusnya. Mungkin

5
nanti tanpa kita sadari tiba-tiba anak sudah bisa menulis satu buku dalam
bahasa Inggris3.

C. Prinsip pembelajaran bahasa inggris untuk anak


Ada sejumlah prinsip pembelajaran bahasa yang dapat dijadikan rujukan
dalam mengembangkan kurikulum, bahan ajar, strategi belajar- mengajar, dan
mengelola kelas bahasa di SD 4Prinsip-prin- sip tersebut mengandung muatan
communicative approach (pendekatan komunikatif) dan nuansa
meaningfulness (kebermaknaan). Prinsip-prinsip tersebut adalah:

1. Yang nyata yang bermakna. Menurut Piaget (1955), kognitif anak-anak SD


berada pada tahap operasional kong- krit di mana mereka belajar melalui
pengalaman langsung atau learning by doing dengan memanfaatkan objek
selingkung. Dalam pembelajaran ba- hasa Inggris, anak-anak SD seyogya-
nya diaktifkan secara fisik, dan bahasa Inggris hanyalah bagian dari
aktivitas ini. Dengan kata lain, akti- vitas ini dibermaknakan melalui ba-
hasa Inggris.
2. Ramai-ramai main bahasa. Vygostky (1981) menggagas bahwa anak-anak
belajar melalui interaksi dalam kon- teks sosial, dalam kelompoknya. Da-
lam setiap kelompok selalu ada anggota yang lebih unggul dari ang- gota
lainnya. Anggota unggul ini di- berdayakan sebagai fasilitator dengan
menarik anggota lainnya agar me- langkah maju, jauh menyeberangi batas
teritorial kognitifnya. Anggota unggul ini adalah sebaya, dewasa, bahkan
sang guru sendiri.
3. Yang sedang-sedang saja. Sejalan de- ngan prinsip di atas, Krashen (1983)
mengajukan konsep comprehensive input, yaitu input atau materi ajar
bahasa Inggris yang hinggap pada anak-anak SD dan terpahami. Bagai-
mana bisa terpahami? Karena materi langsung merupakan bagian tak ter-
pisahkan dari interaksi yang sedang mereka libati. Krashen juga mengaju-

3
Ahmad Jazuli, Peran Bahasa Inggris Pada Anak Usia Dini, (Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa,
Vol 6, No. 1, Mei 2016) Hal 36-37.
4
(Alwasilah, 2000: 92).

6
kan konsep i + 1, bahwasanya kua- litas materi ajar yang diberikan se-
yogyanya 'melangkah maju', atau setingkat lebih tinggi dari akumulasi
pemahaman yang ada.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hakikat Pendekatan
hakikat pendekatan dalam pembelajaran merupakan titik acuan atau sudut
pandang terhadap proses belajar dan mengajar. Sudut pandang dalam
pembelajaran lebih bersifat teoretis untuk mengungkapkan pemikiran-
pemikiran guru dalam mewujudkan pembelajaran yang berkualitas.
2. Metode
Metode ialah istilah yang digunakan untuk mengungkapkan pengertian
“cara yang paling tepat dan cepat dalam  melakukan sesuatu”. Karena
metode berarti cara yang paling tepat dan cepat, maka urutan kerja dalam
suatu metode harus diperhitungkan benar-benar secara ilmiah. Karena
itulah suatu metode selalu merupakan hasil eksperimen
3. Tehnik
Tekhnik dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan,
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif
banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan
berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah
siswanya terbatas.
4. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara
sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup
tujuan kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses
kegiatan, dan sarana penunjang kegiatan. Strategi yang diterapkan dalam
kegiatan pembelajaran disebut strategi pembelajaran

8
5. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara
sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup
tujuan kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses
kegiatan, dan sarana penunjang kegiatan. Strategi yang diterapkan dalam
kegiatan pembelajaran disebut strategi pembelajaran

   
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan
baru tentang strategi pembelajaran, khususnya tentang bagaimana cara
mengembangkan suatu Metode, Teknik dan Strategi Pendekatan. Diharapkan
calon pendidik dapat lebih mengerti tentang strategi pembelajaran apa yang
cocok dan efektif untuk diterapkan. Diharapkan calon pendidik dapat
menjadikan sebagai suatu acuan dalam menerapkan suatu strategi
pembelajaran.

9
DAFTAR PUSTAKA

Majid, Abdul. 2013, Strategi Pembelajaran. Bandung; PT Remaja Rosdakarya.

Munjin Nasih, Ahmad dan Nur Kholidah, Lilik, 2013, Metode dan Teknik
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT Refika Aditama.

AhmadBaziri dan Muhammad Idris, 2009, Menjadi Guru Unggul. Yogyakarta:


Ar-Ruzz Media.

Bukhari Umar, 2010Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah.

Dirman dan Cicih Juarsih. 2014, Teori Belajar dan Prinsip-prinsip Pembelajaran


yang Mendidik, Jakarta: Rineka Cipta.

Bahri Djamarah, Syaiful, dan. Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta.
Rineka Cipta.

Elhefni, dkk,.. 2011, Strategi Pembelajaran. Palembang: CV. Grafika Telindo

Faisal M, 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD 3 SKS. Semarang: Seamolec.

Hafni Ladjid, 2005Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis


Kompetensi, Quantum Teaching,

Novan Ardi Wiyani dan Barnawi, 2012, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media

Ayuningtiyas, Thomas, Https://Www.Matrapendidikan.Com/2014/07/Hakikat-


Pendekatan-Dalam-Pembelajaran Html., (Diakses Pada Hari Sabtu Tanggal
09 Oktober 2021, Jam 21.00 Wib)

Sanjaya, Wina. 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan,Jakarta; Kencana Prenadamedia Group.

Yunus Namsa, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Pasar Minggu: Pustaka


Firdaus), 2000

10
11

Anda mungkin juga menyukai