STUDY
TOUR KE
BALI
SMP N 1 KLATEN
NAMA KELOMPOK:
Abirama Maisheca Putra (01)
Akbar Gilang Samudra (02)
Fauzan Aziz Wibrilliant (12)
M.Raditya Aji Mulia (24)
M.Nabil Hukama (23)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kita sehingga saya berhasil menyelesaikan karya tulis
bahasa indonesia ini dengan tepat pada waktunya tentang “study tour SMP Negeri 1
Klaten ke Pulau Bali”.
Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu,kritik dan saran dari semuanya yang bersifat membangun,kami akan terbuka
atas kritikan kalian semua dan diharapkan demi kesempurnaan karya tulis ini. Akhir
kata, semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aminyarobalalamin
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................
i
KATA PENGANTAR.............................................................................................
ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................…...................................
1
B. Rumusan Masalah............................................…....................................
5
C. Tujuan......................................................................................................5
D. Manfaat.....................................................................................................6
E. Metode.......................................................................................................
7
BAB II LANDASAN TEORI BALI
A. Sejarah Bali...............................................................................................
7
B. Letak Geografis Bali.............................................................................
8
C. Demografi Bali......................................................................................
8
BAB III PEMBAHASAN
A. Perjalanan sebelum sampai Bali ………………………………….......................
10
B. Deskripsi Bali secara umum.................................................................
15
C. Objek Wisata yang ada di Pulau Bali
1. Pura Ulun Danu Bedugul……………………………………..………………….
16
2. Desa Adat Panglipuran…………………………………………….…........................
18
3. Art Shop Krisna…………………………………….………………..............................
22
4. Hotel Paragon Jimbaran………………………………….…………….…...............
23
5. Tari Barong……………………………………………………….…......................
25
6. I Am Bali………………………………..………….……....................................27
7. Pantai Pandawa...............……………………………...…….…...................
30
8. Garuda Wisnu Kencana..............................................................................
31
9. Tari Kecak......................................................................................................
33
10. Tanah Lot..............................................................................................
36
11. Joger.......................................................................................................
38
12. Penutup........................................…………………………….…............. 39
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki banyak
tempat pariwisata menarik dan unik yang pantas untuk dikunjungi. Ragamnya
keindahan alam dan budaya Indonesia bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi
wisatawan asing maupun lokal. Salah satu tujuan wisata yang kaya akan keindahan
alam dan budaya yang ada di Indonesia adalah Bali.
Bali yang bernama lain Pulau Dewata menyimpan berbagai pesona
keindahan, termasuk karya seni seperti ukiran, lukisan, maupun patung. Budaya
yang sangat khas disempurnakan dengan panorama alam, termasuk pesona bahari
yang sangat terkenal, sebut saja Pantai Kuta, Sanur, dan panorama Tanah Lot.
Pulau Bali, merupakan pulau yang berada di kawasan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan paling terkenal di hampir penjuru Dunia. Pulau ini
menyimpan keindahan alam dan keunikan budaya yang masih melekat hingga
saat ini. Selain itu keramah tamahan dari penduduknya juga menjadi ciri khas dari
Pulau Bali, dan bisa membuat kita betah berlama – lama berwisata ke destinasi
yang berjuluk Pulau Dewata ini. Budaya di Bali memang bisa dikatakan
terlestarikan dari generasi ke generasi, bukan karena banyaknya wisatawan yang
mengunjunginya, melainkan memang komitmen dari warga Bali yang akan terus
mempertahankan kebudayaanya sehingga menjadi ciri khas dari Bali sendiri. Bali
merupakan tujuan wisata favorit tidak saja di Indonesia tetapi seluruh dunia.
Sebagai daerah tujuan wisata Bali konsisten menempatkan sektor pariwisata
sebagai sektor andalan.
Pengembangan industri pariwisata di Bali secara umum menerapkan konsep
Pariwisata Budaya yang secara implisit memasukkan misi menumbuh suburkan
kebudayaan Bali dalam setiap kegiatan pengembangannya.
Di lain pihak, kepariwisataan telah menjadi salah satu industri yang
memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan perekonomian Bali seperti
tercermin dalam komposisi penyumbang pertumbuhan perekonomian Bali,sektor
perdagangan,hotel,dan restoran selalu menjadi sektor andalan Provinsi Bali.
Tidaklah salah untuk dikatakan bahwa tingkat perekonomian Bali sangat
bergantung pada pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Pulau Bali
merupakan salah satu pulau kecil yang berada dikawasan perairan Indonesia yang
diduga sangat besar memberikan dampak bagi dunia kepariwisataan di Indonesia.
Daya tarik pulau bali yang mampu membedakanya dengan kawasan lain yang
berada di Indonesia antara lain adalah keindahan alam, budaya, serta beragam
kuliner yang khas di pulau bali. Beragam dan lengkap pula jenis-jenis tempat
wisata yang ada dipulau Bali, mulai dari pantai, sawah-sawah, kawasan hutan dan
danau, gunung merapi, air terjun, serta kawasan wisata buatan seperti desa wisata
juga sudah dikenal dunia. Kesenian pun tak luput dari pandangan para wisatawan
yang berkunjung. Sektor pariwisata mempunyai peranan penting dalam usaha
mencapai sasaran pembangunan serta pembinaan persatuan bangsa dan Negara.
Sektor pariwisata berperan sebagai penghasil devisa serta memperkenalkanya
budaya bangsa dan tanah air. Bagi masyarakat sendiri sektor ini memberikan
lapangan kerja dan bidang usaha yang cukup luas. Begitupun sektor pariwisata
yang merupakan salah satu unsur penunjang dalam menjalin hubungan antar
bangsa yang dilakukan melalui hubungan timbal balik dari kegiatan angkutan dan
telekomunikasi ke dan dari luar negeri. diandalkan untuk memperbesar
penerimaan pendapatan nasional.
Industri pariwisata mempunyai peranan yang cukup penting dalam memberikan
kesempatan pada munculnya berbagai sektor formal dalam kaitanya dengan
terbukanya peluang kerja bagi mereka yang memiliki skill dan pengetahuan yang
memadai untuk masuk pada sektor formal seperti pada sektor perhotelan, restaurant,
dan sektor lain yang membutuhkan keterampilan untuk menjadi tenaga kerja yang
professional. Dalam hal ini penyerapam tenaga kerja merupakan salah satu faktor
pendukung pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang
yang mempunyai tujuan antara lain untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang
hasilnya secara merata. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia khususnya di Bali telah
demikian pesatnya dan memberikan kontribusi yang tidak sedikit bagi kesejahteraan
masyarakat.
Karenanya industri pariwisata merupakan integrasi dari berbagai bidang usaha
yang secara bersama- sama menghasilkan produk maupun jasa yang secara langsung
maupun tidak langsung dibutuhkan wisatawan dalam kunjungnya. Upaya
peningkatan kualitas baik pelayanan maupun fasilitas pada objek pariwisata secara
berkelanjutan terus dilakukan, sehingga Bali tetap menjadi tempat terfavorit sebagai
tempat berlibur. Pemerintah daerah, para pelaku wisata, serta masyarakat bersama-
sama mewujudkan Bali sebagai pulau yang damai dengan selalu menjaga keamanan
dan kenyamanan sehingga wisatawan yang berkunjung ke Bali benar-benar dapat
menikmati liburanya dengan aman dan nyaman. Sebagai Negara kepulauan potensi
Indonesia untuk mengembangkan industri pariwisata sangatlah besar. Industri
pariwisata di Indonesia khususnya dan dunia umumnya telah berkembang pesat.
Perkembangan industri tersebut tidak hanya berdampak pada
peningkatan penerimaan devisa negara, namun juga telah mampu memperluas
kesempatan berusaha dan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi
masyarakat dalam mengetasi pengangguran di daerah. Pengembangan industri ini
juga telah menjadi agenda penting dalam membangun kesadaran masyarakat
untuk selalu menjaga dan melakukan konservasi lingkungan dari berbagai
kehancuran. Dari segi ekonomi bahwa kegiatan pariwisata dapat memberikan
sumbangan terhadap penerimaan daerah, yang bersumber dari pajak, retribusi
parkir dan karcis atau bisa dari adanya jumlah hotel yang ada di provinsi Bali,
jumlah restoran, jumlah biro perjalanan, dan adanya pariwisata juga akan
menumbuhkan usaha-usaha ekonomi yang saling merangkai dan menunjang
kegiatanya sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
Seiring dengan sektor pariwisata yang menjadi leading sector berbagai aktifitas
ekonomi, lapangan usaha dibidang pariwisata tetap menjadi sektor andalan
perekonomian di Provinsi Bali. Pada Tahun 2017 sumbangan lapangan usaha
kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum merupakan penyumbang
tertinggi pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali. Hotel dan jenis akomodasi lainya
yang merupakan salah satu komponen vital dalam industri pariwisata, merupakan
sesuatu yang mesti di pelihara dan dikembangkan. Konsekuensinya, pertumbuhan
jumlah akomodasi secara global tidak dapat dibendung lagi. Tidak cukup hanya
kuantitas akomodasi yang ditingkatkan, fasilitas-fasilitas akomodasi yang dapat
menambah kenyamanan merupakan hal yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan sarana akomodasi.
B . Rumusan masalah
1. Apa saja tempat pariwisata di Bali yang dikunjungi siswa pada kegiatan
2. Apa saja hasil kesenian dan adat istiadat yang masih dilestarikan hingga saat
ini?
5. Apa saja obyek wisata yang di kunjungi SMP N 1 klaten dalam kegiantan study tour ke
Bali?
D. Manfaat
1. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian yang akan datang
2. Bagi kami : memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan tentang Pulau Bali
3. Bagi pembaca : mengenalkan kepada orang lain tentang keindahan Pulau Bali
5. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang dapat bermanfaat bagi orang
2. Metode Informasi
3 Metode Rekaman
Kami juga mencari informasi tambahan melalui sumber-sumber lain yang ada
seperti,iinternet mengenai Bali. Penulis memperoleh informasi membaca brosur /
selebaran.
BAB II
LANDASAN TEORI BALI
Seperti yang dibicarakan GET kami bahwa Nama Balidwipa (pulau Bali)
mulai ditemukan di berbagai prasasti, diantaranya prasasti blanjong yang
dikeluarkan oleh Sri Kesari Wannadewa pada 913 M, dan menyebutkan kata
Balidwipa. Beberapa tradisi keagamaan dan budaya juga mulai berkembang
pada masa itu. Kerajaan Majapahit (1293- 1500 ) yang beragama Hindu dan
berpusat di pulau Jawa, pernah mendirikan kerajaan bawahan di Bali sekitar
tahun 1343 M. Saat itu hampir seluruh nusantara beragama Hindu namun
seiring datangnya Islam berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara yang
antara lain menyebabkan runtuhnya kerajaan Majapahit. Banyak pendeta,
bangsawan, dan masyarakat Hindu lainnya yang ketika itu menyingkir dari
pulau Jawa ke Bali.
Orang Eropa yang pertama kali menemukan Bali adalah Cornelis de
Houtman dari Belanda pada tahun 1597, meskipun sebuah kapal Portugis
pernah terdampar dekat Tanjung Bukit Jimbaran, 1585.
Denpasar adalah ibukota provinsi Bali. Kota ini merupakan pusat ekonomi
pulau Bali, di sini terjadi pertempuran antara budaya tradisional Bali dengan
budaya barat. Dahulu kota ini terkenal dengan nama Badung.
Pada tahun 1906 terjadi perang puputan di kota ini. Dahulu banyak
pedagang dan Arab dan Tiongkok yang datang kesini untuk berdagang. Nama
Denpasar berarti pulau pasar baru. Di selatan kota ini terletak bandar udara
Ngurah Rai. Pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Badung dan bahkan
mulai tahun 1958 Denpasar dijadikan pula pusat pemerintahan bagi provinsi
Daerah Tingkat I Bali.
Letusan Gunung Agung yang terjadi pada tahun 1963, sempat mengguncangkan
perekonomian rakyat dan menyebabkan banyak penduduk Bali bertransmigrasi ke
berbagai wilayah lain di Indonesia. Serangan teroris yang terjadi pada 12 Oktober 2002,
berupa serangan bom Bali 2002 di kawasan Kute, menyebabkan 202 orang tewas dan
209 orang lainnya cedera. Serangan bom Bali 2005 juga terjadi 3 tahun kemudian di Kuta
dan pantai Jimbaran. Kejadian-kejadian tersebut mendapat liputan internasional yang
luas karena sebagian besar korbannya adalah wisatawan asing dan menyebabkan industri
pariwisata Bali menghadapi tantangan berat beberapa tahun terakhir ini.
Pulau Bali adalah bagian dan kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan
selebar 112 km sekitar 3,2 km dari pulau Jawa. Pulau Bali beriklim tropis seperti
bagian Indonesia yang lain.
Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.148 m. Gunung berapi ini
terakhir meletus pada Maret 1963. Gunung Batur juga adalah satu gunung yang ada
di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang lalu Gunung Batur meletus dan menghasilkan
bencana yang dahsyat di bumi. Berbeda dengan bagian utara, bagian selatan Bali
adalah dataran rendah yang dialiri sungai- sungai.
Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud sebagai pusat seni terletak di
Kabupaten Gianyar, sedangkan Kute, Sanur, Seminyak, Jimbaran, dan Nusa Dua
adalah beberapa tempat yang menjadi tujuan pariwisata, baik wisata pantai
maupun tempat peristirahatan.
D. Demografi
Di bawah ini akan di jelaskan tentang ketiga landasan penerapan sanksi karang
memadu tersebut secara menspesifik yaitu sebagai berikut:
1. Landasan Yuridis (awig-awig)
Di dalam penerapan sanksi karang memadu terhadap tindak poligami tersebut,
menggunakan landasan yuridis yaitu awig-awig. Adapun awig-awig yang mengatur
mengenai sanksi adat ini, yaitu sesuai dengan keputusan awigawig desa pakraman/desa
adat Penglipuran tertanggal 19 Agustus 1989. Dalam awig-awig tersebut ada ditegaskan
pada Sat Sargah (bab ke 5), Palet 1 (bagian 1) yang mengatur Indik Pawiwiwahan, yang
berbunyi :
krama Desa Adat Penglipuran tan kadadosang madue istri langkung ring asiki, yening
wenten warga desa adat lanang/wadon ngemaduang, keni pidanda manut ring dresta.
Artinya warga desa adat penglipuran tidak diperbolehkan untuk memiliki istri lebih dari
satu (Poligami), jikalau ada warga desa adat penglipuran yang berani untuk melakukan
tindakan poligami (memiliki isteri lebih dari satu kali), maka warga tersebut akan terkena
hukuman atau sanksi adat sesuai dengan keputusan yang sudah tertuang di dalam awig-
awig desa adat penglipuran.
Awig-awig inilah yang dijadikan sebagai acuan atau dasar hukum bagi warga desa adat
penglipuran di dalam menerapkan sanksi adat karang memadu terhadap tindak poligami.
Jadi secara garis besar landasan yuridis (awig-awig) ini merupakan suatu landasan yang
sangat mengikat bagi setiap warga desa adat penglipuran supaya selalu mentaati aturan
atau awig-awig tersebut yang melarang warganya untuk memiliki isteri lebih dari satu kali
atau dengan kata lain melakukan tindakan poligami.
:
2. Landasan Sosiologis (masyarakat)
Penerapan sanksi karang memadu di desa adat penglipuran jika di tinjau dari
landasan sosiologisnya adalah warga desa adat penglipuran memiliki dua dasar
pemikiran yang sangat finansial yang dijadikan sebagai pedoman atau landasan di
dalam penerapan sanksi karang memadu. Adapun dua dasar pemikiran tersebut adalah
:
A. Dasar pemikiran yang pertama adalah karena masyarakat desa adat
penglipuran ingin menghormati dan menghargai kaum wanita. Dalam hal
ini warga desa adat penglipuran tidak ingin melecehkan harga diri
seorang perempuan, karena di desa adat penglipuran sangat memuliakan
kaum wanita. Bagi warga desa adat penglipuran jika melakukan
poligami itu sudah sama dengan melecehkan kedudukan salah satu pihak
perempuan. Sehingga dengan dasar pemikiran tersebut masyarakat desa
adat penglipuran menerapkan suatu awigawig yang tidak
memperbolehkan warga laki-lakinya untuk memiliki isteri lebih dari satu
atau berpoligami dimana sanksi tersebut kita kenal dengan sanksi karang
memadu.
B. Dasar pemikiran yang kedua adalah karena warga desa adat penglipuran
tidak menginginkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Pengertian dasar pemikiran tersebut adalah, jika seseorang ingin melakukan
tindakan poligami secara otomatis orang tersebut harus memikirkan
kedepannya tentang kesejahteraan yang harus diberikan kepada masing-
masing isterinya baik itu kepada isteri yang pertama, maupun isteri yang
kedua. Jika dalam hal berpoligami seorang suami tidak bisa berlaku adil
atau tidak bisa memberikan suatu kesejahteraan kepada kedua isterinya,
maka pasti akan terjadi suatu pertentangan-pertentangan yang nantinya
akan bisa menjadi sebuah konflik dalam rumah tangga dimana konflik
tersebut kita kenal dengan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Oleh
karena itulah makanya warga desa adat penglipuran sangat tidak
menginginkan adanya KDRT dalam rumah tangganya, sehingga masyarakat
penglipuran membuat awig-awig untuk melarang warga laki-lakinya untuk
melakukan tindak poligami, demi menciptakan kesejahteraan dan
menghindari KDRT di dalam rumah tangga.
3. Landasan Relegius
Penerapan sanksi karang memadu jika ditinjau dari sudut pandang relegius, maka
penerapan sanksi karang memadu tersebut juga berdasarkan dua keyakinan masyarakat
penglipuran yang sangat sarat akan nuansa magis. Adapun dua dasar penerapan sanksi
karang memadu menurut asfek relegius adalah :
A). Landasan relegius yang pertama adalah penerapan sanksi karang memadu ini
di dasari atas keyakinan masyarakat desa adat penglipuran yang menganggap
bahwasanya perbuatan poligami tersebut merupakan suatu perbuatan yang sangat kotor,
atau istilah balinya suatu perbuatan yang bisa menimbulkan kecuntakaan, kecuntakaan
disini disamping cuntaka bagi keluarga yang berpoligami secara mengkhusus, akan tetapi
juga dapat menimbulkan kecuntakaan bagi kesucian pura maupun kesucian desa adat
penglipuran secara umum.
Oleh karena itulah makanya bagi warga desa adat penglipuran sangat melarang warganya
untuk melakukan poligami, dengan membut awig-awig melarang warganya berpoligami
dan menerapkan sanksi karang memadu sebagai bentuk sanksi adat terhadap warga desa
adat penglipuran yang berani melakukan tindakan poligami.
B). Landasan relegius penerapan sanksi karang memadu yang kedua yaitu,
penerapan sanksi karang memadu merupakan penerusan kebudayaan dari para leluhur
meraka (Dresta Kuna) yang berasal dari desa adat Bayung Gede. Arti dari landasan relegius
yang kedua ini adalah kembali lagi kepada sejarah lahirnya desa adat penglipuran yang
merupakan salah satu desa yang lahir pada abad ke 13, dimana pada saat itu nenek
moyang mereka warga desa adat Bayung gede hijeriah ke daerah Bangli tengah. Bentuk
keterkaitan antara penerapan sanksi karang memadu dengan sejarah lahirnya desa adat
penglipuran terletak pada arti kata “Penglipuran” yang berasal dari kata “Pengeling” yang
berarti ingat dan “Pura” yang dalam hal ini berarti tanah kelahiran (Leluhur). Oleh karena
itu tempat ini sangat berarti sejak leluhur mereka datang dari desa Bayung Gede ke
Penglipuran yang jaraknya cukup jauh, sehingga masyarakat Penglipuran mendirikan pura
yang sama sebagaimana yang ada di desa Bayung Gede. Dalam hal ini berarti masyarakat
Penglipuran masih mengenal asal usul mereka atau mereka tetap menghormati leluhurnya
yang berasal dari desa Bayung Gede. Sehingga karena selalu ingat pada leluhur mereka
yang berasal dari desa adat Bayung Gede maka desa adat Penglipuran juga menerapkan
sanksi karang memadu sebagai suatu bentuk sanksi adat terhadap tindak poligami secara
turun temurun, karena dulunya sanksi karang memadu itu merupakan sebuah sanksi yang
di terapkan di desa adat Bayung gede atau ditempat leluhur desa adat Penglipuran jauh
sebelum adanya desa adat Penglipuran