dr. Syahril menyebut, meski masih ada kasus yang dirawat namun tidak ada pasien baru
GGAPA dalam dua minggu terakhir yakni sejak 2 sampai 15 November 2022. Pasien yang
dirawat adalah pasien yang masuk ke RS sebelum tanggal 2 November dan masih memerlukan
perawatan.
Pihaknya menjelaskan penurunan kasus kematian dan kasus baru karena dua hal yakni
penerbitan Surat Edaran Kementerian Kesehatan pada 18 Oktober 2022 yang melarang tenaga
kesehatan dan apotek untuk menggunakan obat sirop kepada anak, hingga take down afifarma
pada tanggal 31 Oktober 2022 dan penggunaan antidotum (penawar) fomepizole injeksi sebagai
bagian dari terapi/pengobatan kepada pasien.
Dalam rangka mencegah adanya kasus baru dan kematian, kebijakan terkini yang
dilakukan Kementerian Kesehatan adalah mengeluarkan Petunjuk Penggunaan Obat Sediaan
Cair/ Sirop pada Anak dalam rangka Pencegahan Peningkatan Kasus Gangguan Ginjal Akut
Progresif Atipikal Nomor HK.02.02/III/3713/2022, yang ditetapkan pada 11 November 2022.
( Sumber : https://www.kemkes.go.id/article/view/22111700002/tidak-ada-kasus-baru-gangguan-
ginjal-akut.html )
Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin menyatakan pihaknya terus berupaya untuk menekan
kasus baru GGAPA yang disebabkan konsumsi obat sirop sampai pada level nol.
Menkes meminta kepada seluruh kepada dinas kesehatan provinsi hingga kabupaten/kota
untuk melakukan pengawasan ketat pemberian obat oleh apotik dan tenaga kesehatan di
wilayahnya masing-masing.
''Kasus baru minggu lalu terjadi di tanggal 29 Oktober dan 1 November. Itu karena pasien
masih saja mengkonsumsi obat sirop dari apotik. Mohon bantuan para dinkes propinsi dan
kabupaten/kota untuk kontrol pemberian obat di apotik dan bidan kita. Untuk melindungi para
balita kita,'' tegas Menkes Budi.