Anda di halaman 1dari 70

PEMBEKALAN PESERTA PIDI ANGKATAN II

TAHUN 2021

KEBIJAKAN & IMPLEMENTASI

PROGRAM INTERNSIP DOKTER


INDONESIA ERA PANDEMI COVID-19

KOMITE INTERNSIP DOKTER INDONESIA (KIDI) PUSAT


2017 - 2020
Pokok Bahasan

01 LATAR BELAKANG
 Pentingnya Program Internsip Dokter di Indonesia
 Perkembangan Program Internsip Dokter di Indonesia
 Perubahan2 pada Praktik dan Pendidikan Dokter

02 PENGERTIAN, TUJUAN, DAN


KOMPONEN PIDI
03 PELAKSANAAN PROGRAM
INTERNSIP DOKTER
INDONESIA
 Peserta, Wahana, Pendamping
 Tata Tertib Pelaksanaan Program
 Kegiatan Peserta
 Hak, Kewajiban, dan Larangan-larangan Peserta
 Indikator Kinerja dan Penilaian
LATAR BELAKANG
Pentingnya Program Internsip Dokter Indonesia

“Dokter sebagai Ujung Tombak


Utama dan Terdepan dalam
Pelayanan Kesehatan”
Meningkatkan
01 kemahiran &
kemandirian Dokter

02 Membentuk Dokter
yang Profesional
Meningkatkan Mutu
Pelayanan Kesehatan 03
Meningkatkan peran Dokter Internsip dalam
pelayanan kesehatan promotif, preventif, dan
penanggulangan bencana wabah penyakit
04
Penempatan Program Internsip Dokter Indonesia
Pertama kali
Aceh
di Sumbar
North Kalimantan
pada 2010

Riau West Kalimantan East North Sulawesi


Kalimantan Gorontalo

Riau Island
Nort Sumatera West Papua
Central Sulawesi
Noth Maluku Papua
Bangka-Belitung
West
West Sumatera Sulawesi

Central Kalimantan South


Bengkulu Maluku
South Kalimantan East
Jakarta Sulawesi
Central Java South
East Java Sulawesi
Banten
West Nusa Tenggara
West Java
Yogyakarta
Bali East Nusa Tenggara

34 PROVINSI 82.353 Peserta


Data s/d NOV Tahun 2020
Perkembangan Program Internsip Dokter Indonesia (1)

Data Peserta PIDI Tahun 2010 s.d Mei 2021 Jumlah FK PIDI Tahun 2010 s.d Mei 2021
80
72 72 72 72 73 73

12,173 70

11,127 61
10,742 60
10,360
9,395 50
50
8,296 43
40

5,418 30
4,869 4,894 24

3,537 20
11
10
1,141 2
401 0
Jumlah Peserta Jumlah FK

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2010 2011 2012 2013 2014 2015
2016 2017 2018 2019 2020 Mei 2021 2016 2017 2018 2019 2020 Mei 2021
Perkembangan Program Internsip Dokter Indonesia (2)

Jumlah Pendamping PIDI Tahun 2010 s.d Mei 2021 Jumlah Wahana PIDI Tahun 2010 s.d Mei 2021

3,500
3,105
3,000
2,466 2,517
2,312 2,357
2,164 2,500
1,963
2,000
1,692
1,615
1,536 1,593
1,500

1,019
1,000
626
555
500 332
244 312

197 248 27 76
129 93 109 0
Jumlah Pendamping Jumlah Wahana

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2010 2011 2012 2013 2014 2015
2016 2017 2018 2019 2020 Mei 2021 2016 2017 2018 2019 2020 Mei 2021
Mengapa ada PIDI ? Karena terjadi perubahan-2

Perubahan pada pengaturan Perubahan pada


PRAKTIK KEDOKTERAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN,
(UU 29/2004) menyelaraskan Praktek Kedokteran
UU No.29/2004 Tentang Praktik Kedokteran

Pasal 2 Praktik Kedokteran dilaksanakan ber-azaskan Pancasila dan


didasarkan pada nilai ilmiah, manfaat, keadilan, kemanusiaan,
keseimbangan serta perlindungan dan keselamatan pasien.
Pasal 35 Dokter atau dr Gigi yg telah memiliki STR mempunyai
wewenang melakukan praktik kedokteran yaitu : mulai dari
mewawancarai pasien, memeriksa fisik dan mental, dstnya
sampai pengobatan dan meracik dan menyerahkan obat
kepada pasien.

Pasal 37
Setiap dokter dan dokter gigi yg melakukan praktik
kedokteran di Indonesia wajib memiliki SIP.
Perubahan Sistem Pendidikan Dokter
Selama masa kepaniteraan klinik (dokter muda/Ko Ass/mahasiswa) tidak dibenarkan
(lagi) menangani pasien secara mandiri tanpa supervisi yang ketat.
Yang bertanggung jawab terhadap pasien DPJP

( Implikasi UUPK pada


Pendidikan Profesi
DPJP Dokter di Rumah Sakit ) dokter muda/Ko
Ass/mahasiswa
Perubahan Sistem Pendidikan Dokter
Standar Kompetensi Dokter Indonesia) dan SPPDI Ada Uji Kompetensi Dokter secara
(Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia) Nasional (UKMPPD)
UU PraDok no.29/th 2004

KURIKULUM 1 SKDI 2 WFME 3 UKMPPD 4 PIDI 5

Mengikuti Standar Pendidikan Kedokteran Dunia Ada Program Internsip


Kurikulum Berbasis (WFME) :  sebagai kelanjutan
Kompetensi (KBK) • BME (Basic Medical Education) Program Profesi Dokter
UU SisDikNas no.20/th 2003 • PGME (Post Graduate Medical Education)  UU Pendidikan
• CPD (Continuing Professional Development) Kedokteran No.20/th
2013
Perubahan Sistem Pendidikan Dokter
tentang Program Internsip

Undang Undang Pendidikan Kedokteran no


20/2013
Pasal 7 Program profesi dokter dan profesi dokter Pasal 38 Mahasiswa yang telah lulus dan telah
Ayat 7 gigi sebagaimana dimaksud pada ayat 6 Ayat 1 mengangkat sumpah sebagai dokter atau dokter
dilanjutkan dengan program Internsip. gigi sebagaimana dimaksud dalam pasal 37 ayat
1, harus mengikuti program Internsip yang
merupakan bagian dari penempatan wajib
Program Internsip diselenggarakan secara sementara.
Pasal 7
Ayat 8 nasional bersama oleh Kementerian yang
Pasal 38 Penempatan wajib sementara pada Program
menyelenggarakan urusan pemerintahan Ayat 2 Internsip diperhitungkan sebagai masa kerja.
dibidang Pendidikan, Kesehatan, Asosiasi
Institusi Pendidikan Kedokteran, Asosiasi
Rumah Sakit Pendidikan, Organisasi
Profesi dan Konsil Kedokteran Indonesia.
PENGERTIAN, TUJUAN, DAN KOMPONEN
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Internsip adalah pemahiran dan pemandirian dokter
yang merupakan bagian dari program penempatan
wajib sementara paling lama 1 (satu) tahun

(UU Pendidikan Dokter no 20/2013, penjelasan pasal 7 ayat 7)


Program Internsip Dokter Indonesia

DIATUR

PERATURAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 39 TAHUN 2017
DASAR HUKUM:
UU 20 / 2003 tentang SISDIKNAS
UU 29 / 2004 tentang PRAKTIK KEDOKTERAN
UU 36 / 2009 tentang KESEHATAN
UU 20/2013 tentang PENDIDIKAN DOKTER
PP 52/2017 tentang PERATURAN PELAKSANAAN UU 20/2013
tentang PENDIDIKAN KEDOKTERAN
PERKONSIL NO 1 /2010 tentang REGISTRASI INTERNSIP
Optimalisasi Program Internsip Dokter Indonesia 2021

Implementasi Memperkuat dan


ilmu kedokteran meningkatkan peran
dokter dalam pelayanan
kesehatan promotif,
preventif dan
penanggulangan
bencana wabah

Pemandirian
Pemahiran Pengakuan
sebagai dokter
yang profesional
Tujuan Program Internsip Dokter Indonesia
KBDI
Dirjen Dikti 2005
Legal Aspek: SKDI KKI 2012
•UU Sisdiknas
•UU PK KBK
•Per Menkes
•Per Konsil WFME:
•UU Dikdok 20/’13 BME
Pre Registration Training PGME
CPD

Meningkatkan Kinerja & Outcome


Lulusan Profesi Dokter

Penerapan Standar
Pemahiran Profesi
Pemandirian
TUJUAN
Memberi kesempatan dokter baru lulus, untuk melakukan praktik
kedokteran dengan pendampingan, sesuai SKDI

Dokter yang
Profesional
Manfaat dan Dampak
Tujuan Program Internsip Dokter Indonesia
Kualitas Pelayanan di RS dan Puskesmas

INPUT PROCESS OUTPUT OUTCOME IMPACT


Quality of Quality of
Students Curriculum Quality of Quality of
Quality of
Staffs Teaching Learning PROFESSIONALISM HEALTH
GRADUATE
Facilities Assessment STATUS

UKMPPD
Internsip
Standar Pendidikan &
Standar Kompetensi dr&drg

MENUNJUKKAN KEMANDIRIAN MENERAPKAN STANDAR MEMPERKUAT PERAN DOKTER DALAM


& KEMAHIRAN PROFESI DOKTER PELAYANAN PROMOTIF, PREVENTIF dan
PENANGGULANGAN BENCANA WABAH
Komponen Program Internsip Dokter Indonesia

PROGRAM PESERTA dan


KEGIATAN: DOKTER SISTEM
PEDOMAN,ATURAN PENDAMPING PENEMPATAN
dan TARGET PEMBIAYAAN:
KINERJA BBH, Honor, dan
TRANSPORT

AKREDITASI
WAHANA
(RS – PKM PELAKSANA:
1,2,3,4) KIDI dan
SEKRETARIAT
PIDI

INTERNSIP
PELAKSANAAN PROGRAM
INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Komite Program Internsip Dokter Indonesia
Kewenangan Menteri dalam penyelenggaraan Program Internsip
a. Dapat membentuk KIDI
b. Dapat membentuk KIDI Provinsi bila dibutuhkan

Unsur keanggotaan KIDI:


Unsur keanggotaan KIDI Provinsi:
a. Kemenkes;
a. Dinas kesehatan;
b. Kemenristekdikti;
b. AIPKI;
c. AIPKI;
c. IDI;
d. IDI;
d. Asosiasi Perumahsakitan daerah
e. Asosiasi Perumahsakitan
f. KKI

Ketua KIDI dijabat oleh


wakil dari Kemenkes
KELEMBAGAAN PELAKSANA
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA (PIDI)
PERMENKES No. 39/MENKES/PER/VII/2017

BADAN PPSDMK
KEMENKES

KOMITE INTERNSIP DOKTER PUSAT PERENCANAAN DAN


INDONESIA PENDAYAGUNAAN SDMK
(KKI, KEMRISTEK DIKTI, AIPKI, ARSPI,
ARSADA, IDI)

PUSAT PROVINSI
BIDANG PENDAYAGUNAAN SDMK
DALAM NEGERI

SEKRETARIAT PUSAT: SUBBID. PENDAYAGUNAAN


PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA SDMK NASIONAL
PROVINSI: BID. SDK DINKES PROVINSI
PUSAT PROVINSI
Organogram KIDI Pusat
Ketua KIDI

Sekretaris KIDI
Wakil Ketua KIDI

Ketua Ketua Sub Komite


Ketua Sub Komite Wahana Ketua Sub Komite Peserta Sub Komite Pendamping Pembinaan Pengawasan

Anggota Anggota
Anggota Anggota Anggota

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/500/2017 Tentang Anggota Komite Internsip Dokter Indonesia Masa Bakti Tahun 2017-2020
Alur Kegiatan Peserta PIDI

FK KDI KKI PIDI/KIDI


1 2 3 4
UKMPPD SERTIFIKAT STR 1. PENDAFTARAN
2. PEMILIHAN WAHANA
IJAZAH KOMPETENSI 3. PENETAPAN PESERTA PIDI
4. PEMBEKALAN PIDI

PEMBERANGKATAN 5
Alur Program Internsip Dokter Indonesia

1.PENDAFTARAN 3.PENETAPAN WAHANA 4.PILIH WAHANA


PESERTA 2.VALIDASI DATA

8.PEMBERANGKATAN
5.PENETAPAN PESERTA 6.PAKTA INTEGRITAS 7.PEMBEKALAN PESERTA KE WAHANA RS
dan PKM

10.PELAKSANAAN
9.ORIENTASI PIDI DI RS PROGRAM DI RS dan 11.EVALUASI KINERJA
12.PEMULANGAN
dan PKM PKM AKHIR PESERTA
Penyelenggaraan Program Internsip
Di Era Pandemi Covid-19

Wajib diikuti oleh setiap dokter dan dokter gigi


Diatur dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Telah disumpah sbg dokter & memiliki STR
Wajib mempunyai SIP
Masa Penempatan dilaksanakan paling lama 1 (satu) tahun
Dilaksanakan di wahana Internsip yang menerima pasien Covid-19
Setiap peserta dapat didampingi oleh seorang Pendamping
Surat Tanda Selesai Internsip (STSI) diberikan oleh Menteri Kesehatan
kepada Peserta yg telah menyelesaikan Program.

Mengacu kepada Pedoman Pelaksanaan PIDI pada masa pandemi COVID-19,


sesuai Keputusan KaBPPSDMK,No HK.02.02/I/0651/2020
PERSYARATAN PESERTA PIDI era Covid-19

• Warga Negara Indonesia (WNI) Ketentuan


• Memiliki Ijazah Dokter dan telah mengucapkan sumpah Dokter
• Lulus uji kompetensi dan memiliki Sertifikat Kompetensi
• Memilki Surat Tanda Registrasi (STR) yang diterbitkan KKI • Pendaftaran PIDI
• dilaksanakan secara
Bersedia mengikuti peraturan dan ketentuan pelaksanaan online
Internsip • Peserta dapat
• Memiliki buku rekening Bank atas nama sendiri yang masih aktif melakukan
• Memiliki NPWP dan alamat email pendaftaran melalui
• Menjadi anggota BPJS Kesehatan (min kelas2 )dan BPJS Portal Internsip
dengan alamat
Ketenagakerjaan https://www.internsi
p.kemkes.go.id

Persyaratan Umum
PERSYARATAN KHUSUS di Era Pandemi Covid 19

Memiliki izin orang


tua/wali/isteri/suami

Dalam keadaan sehat, Bersedia ditugaskan


tidak hamil, tidak dan atau dipindahkan
memiliki faktor risiko lokus penempatannya
penyakit, tidak sesuai kebutuhan
sedang terjangkit pelayanan yang
Covid-19 mendesak
WAHANA PIDI
RS PUSKESMAS
Dengan atau tanpa tempat tidur
Kelas D,
C dan B

Dengan kriteria memiliki:

 Adanya Komitmen yang mendukung dari Pimpinan


• Jumlah Puskesmas : 2-4
Wahana terhadap pelaksanaan Internsip
• Kepala PKM bertanggung jawab dan berkomitmen
 Adanya Komitmen dari Komite Medik untuk
terhadap pelaksanaan PIDI di PKM secara
melakukan bimbingan medik kepada peserta
keseluruhan.
internsip
• PKM 1 adalah Puskesmas dimana pendamping
 Mempunyai Pelayanan Rawat Jalan, Rawat Inap dan
berasal
Unit Gawat Darurat termasuk Kebidanan
• PKM mempunyai peran dalam penanganan Covid-19
 Adanya jumlah kasus Covid-19 yang dilaporkan
• PKM Perkotaan atau Pedesaan tanpa dokter atau
dalam SIRS online Diryankes Kemenkes
jumlah dokternya kurang, tidak termasuk puskesmas
sangat terpencil.
POLA PENEMPATAN PESERTA PIDI
ANGKATAN II TAHUN 2021
POLA KETENTUAN RUMAH SAKIT PUSKESMAS KET
PENEMPATAN
Masa 1.Jika Jumlah peserta 9-21 orang - Peserta akan - Jika jumlah PKM 4, dilakukan
Penempatan dibagi jadi 3 kelompok. bertugas di penggabungan menjadi 2,
adalah 12 Kelompok 1: 4 bulan di RS Instalasi Gawat sehingga dibutuhkan 2 orang
bulan : 4 bulan Kelompok 2: 4 bulan di PKM 1 Darurat, pendamping
di RS dan 8 Kelompok 3: 4 bulan di PKM 2 Rawat Inap atau - Pendamping dari PKM 1 & 2
bulan di PKM Ke 3 Kelompok akan berotasi setiap R.Isolasi Covid akan mendampingi peserta di
4 bulan. -19 PKM 3&4
- Jumlah - Jumlah pendamping PKM=2
2.Jika Jumlah peserta 6-8 orang, akan pendamping di orang
menjadi 2 kelompok saja. RS adalah 1
Pola rotasinya sbb: 4 bulan di RS, 4 orang
bulan di PKM 1 & 4 bulan di PKM 2

3.Jika jumlah peserta < 6 orang,akan


menjadi 1 kelompok,
Pola rotasinya sbb:4 bulan di RS,
4 bulan di PKM 1& 4 bulan di PKM 2
POLA PENEMPATAN I PESERTA PIDI
ANGKATAN II TAHUN 2021
Pemahiran, Pemandirian, Pendayagunaan

1
Kelompok III : PKM II selama
DOKTER 4 bln
3
BARU
LULUS

ROTASI Kelompok II: PKM DOKTER YANG


3I BERKUALITAS
selama 4 bln
PESER
TA 3 PENINGKATAN
PIDI Kelompok I : RS selama 4
2 bln PELAYANAN
Pemahiran, Pemandirian, Pendayagunaan KESEHATAN
PENJADWALAN KEGIATAN

Kegiatan dilakukan selama 12 bulan di wahana ,peserta dibagi 3 kelompok


Kelompok 1: 4 bulan di RS ( IGD dan atau ruang rawat inap),Kelompok 2:
4 bulan di Puskesmas 1 & Kelompok 3: 4 bulan di PKM 2 dan melakukan rotasi

Rumah Sakit, 4 bulan: Puskesmas I: 4 bulan, Puskesmas II: 4 bulan


di IGD dan atau Rawat Upaya Pengobatan Dasar
Inap / Ruang Isolasi Upaya Pelayanan KIA&KB
Medik Upaya Pelayanan Kesling
Bedah Upaya Pelayanan Gizi
Perinatal dan Kebidanan Upaya Pelayanan P2P
Kejiwaan Upaya Pelayanan Promkes
RUANG LINGKUP KEGIATAN PIDI

Melakukan praktik
Melakukan konsultasi
Mengikuti Orientasi PIDI kedokteran layanan
dan rujukan
primer

Melakukan kegiatan
ilmiah medik berupa Melakukan Upaya
Melakukan prosedur /
diskusi kasus, presentasi Kesehatan Masyarakat
tindakan ketrampilan
kasus, dan pengisian (UKM) baik didalam
medik yang diwajibkan
buku log secara on-line maupun diluar gedung
ALUR KEGIATAN PESERTA PIDI DI WAHANA

·Penetapan peserta &wahana PIDI


KIDI PUSAT ·Pembekalan peserta PIDI di Provinsi/tatap muka/daring
·Absensi peserta

Rumah Sakit dan Puskesmas


o Pembekalan di Dinkes Kab/Kota..Perkenalan
WAHANA o Orientasi lapangan (RS dan Puskesmas)
o Kesepakatan awal
o Penjelasan pengisian pencatatan kinerja peserta secara on-line
o Credentialing (hanya di RS)
o Evaluasi kesehatan,
o Penyusunan Rencana&Jadwal kegiatan peserta,
o Pengurusan SIP ,
o Penjelasan SOP RS dan Puskesmas
o Pendalaman teknik medik
o Pengenalan Program PKM & Program Prioritas Nasional di PKM
o Penjelasan P1-P2-P3 Promkes di PKM
o Penjelasan ttg COVid -19.APD ,tracing penderita Covid-19
o Pengisian kuesioner evaluasi kinerja peserta setiap akhir stase
Akhir Pelaksanaan Program :
o Evaluasi akhir kinerja peserta di wahana ,
o SLPI

KIDI PROPINSI · Surat Rekomendasi STSI ke KIDI Pusat


PEDOMAN PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

Pedoman Pelaksanaan
Program Internsip Dokter man
Indonesia P e do
ram
Prog ip
s
Pedoman Peserta Intern r
Program Internsip Dokter Dokte dan
o n esia
Indonesia Ind Log
B u k u

Pedoman Pendamping
Peserta Program Internsip
Dokter Indonesia

Pedoman Wahana
Program Internsip Dokter
Indonesia

Buku log on-line


PENDAMPING PIDI

Kriteria: dokter senior (DU/SP)yang masih aktif,


bersedia secara aktif melakukan tugas
pendampingan dan punya WAKTU.

Peran pendamping sebagai fasilitator,


motivator , role model, teman sejawat,
sekaligus penilai proses pemahiran dan
pemandirian
Seorang Pendamping mendampingi max 7 peserta.
Tugasnya: mengamati & mendampingi kegiatan
peserta dalam hal pencapaian kemahiran dan
kemandirian, penerapan etika dan kesadaran
hukum, serta memberi umpan balik positif &
konstruktif kepada peserta.
TUGAS PENDAMPING PIDI
PENDAMPING
PUSKESMAS PENDAMPING RUMAH SAKIT

• Mendampingi peserta selama stase di PKM ,terjadwal • Mendampingi peserta selama stase di RS
secara tertulis. ( IGD , Ranap,R.Isolasi)terjadwal tertulis.
• Membuat rencana dan jadwal kegiatan peserta • Mengatur jadwal keterlibatan Peserta
• Melakukan supervise ke PKM lain min 1x/bulan, dalam penanggulangan wabah Covid19
terjadwal secara tertulis difasilitasi oleh Dinkes Kab/kota • Membuat surat perintah melaksanakan
• Melakukan pertemuan berkala min 1x/mg ,terjadwal tugas bagi peserta PIDI yang
secara tertulis ditandatangani oleh Pimpinan Wahana
• Mengatur jadwal keterlibatan Peserta dalam • Memastikan tersedia cukup APD sesuai
penanggulangan wabah Covid19 standar bagi Peserta yg bertugas di zona

infeksius
Membuat surat perintah melaksanakan tugas bagi
peserta PIDI yang ditandatangani oleh Pimpinan Wahana • Melakukan pertemuan berkala minimal
setiap stase seminggu sekali
TATA TERTIB DAN KETENTUAN PIDI

1. Internsip dijalani selama 12 bulan, dapat diperpanjang bila


sasaran kinerja akhir yang ditentukan belum dapat tercapai
2. Peserta dalam 1 (satu) Kelompok tidak boleh bertukar tempat.
3. Peserta wajib mengikuti Pembekalan PIDI di Provinsi dan
Kabupaten/Kota/Wahana
4. Peserta PIDI wajib mengikuti : Orientasi PIDI di wahana,
Proses kredensialing, Evaluasi kesehatan dan pembuatan
kesepakatan awal
5. Peserta mengikuti Ketentuan jam kerja, sbb:
 7 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1mg untuk 6 hari
kerja
 8 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1mg untuk 5 hari
kerja
6. Peserta diwajibkan mengikuti Online Course Tanggap Pandemi
Covid 19 Modul A oleh Imeri FKUI
7. Pengaturan Pakaian Kerja :
 Wajib menggunakan pakaian sopan
 Wajib berpenampilan rapi dan pantas
 Wajib memakai jas dokter, dan tanda pengenal
 Diperbolehkan memakai pakaian jaga khusus sesuai
wahana masing2
 Wajib memakai APD khusus yang disiapkan oleh wahana,
sesuai level/zonasi tempat bekerja

8. Pengaturan akomodasi Peserta PIDI:


 Peserta PIDI mendapatkan akomodasi selama bertugas di
Wahana sesuai ketentuan perundangan dan kemampuan
pemerintah daerah/wahana setempat
 Untuk keamanan & kenyamanan, peserta PIDI disarankan
bertempat tinggal dekat dari wahana.
9. Pengaturan BBH, Honorarium, Insentif dan jasa medik
 Peserta PIDI akan mendapatkan BBH sesuai ketentuan:
Rp 3.150.000.- untuk Jawa, Bali, Sumatra, NTB
Rp 3.622.500,- untuk Kalimantan, NTT, Sulawesi, Maluku, Papua
 BBH dibayarkan langsung ke rekening masing-masing Peserta
 KIDI tidak menyediakan honorarium atau imbal jasa medis lainnya.
 Peserta tidak dibenarkan menerima ajakan kerja sama, berpraktek mandiri,
menerima komisi atau hadiah yang mengikat Peserta
 Pajak dibayarkan oleh negara
 Peserta mendapatkan manfaat asuransi melalui BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan (Kematian dan Kecelakaan Kerja)
10. Pengaturan hari libur, izin dan ketentuan meninggalkan tugas :
a) Mengikuti kalender nasional dan ketentuan yg berlaku di wahana
b) Tidak boleh meninggalkan wahana saat bertugas, kecuali ada izin tertulis dari Pendamping &
Pimpinan Wahana
c) Meski dalam status libur, jika meninggalkan Wahana (Kota/Kabupaten), harus tetap ada izin
(lisan atau tertulis) dari Pendamping
d) Tidak ada cuti; namun boleh izin, jika diperlukan
e) Izin harus diganti, max izin 3 bulan. Jika lebih, peserta harus mengulangi PIDI dari awal,
mengembalikan BBH dan harus melaporkan ke KIDI Pusat.
f) Terdapat 2 jenis izin:
• Izin khusus: untuk keperluan menikah,sakit atau duka cita,diganti dengan pengurangan
hari sebesar 4 hari
• Izin lainnya: untuk ibadah,melahirkan,ikut seminar,atau kedinasan dll harus diganti penuh
tidak ada pengurangan hari.
g) Khusus untuk peserta yang terkonfirmasi Covid-19, ijin isolasi dan sakitnya 1 bulan. Jika lebih
dari 1 bulan, maka kelebihan harinya harus diganti.
h) Penggantian hari ijin dilakukan setelah PIDI selesai, ditentukan melalui proses Berita Acara
pada saat Evaluasi Akhir Kinerja Peserta
11. Pengaturan tugas jaga:
 Tugas jaga diatur bersama oleh Pendamping dan Peserta,
sesuai ketentuan dan disetujui Pimpinan Wahana
 Tugas jaga wajib dilaksanakan oleh Peserta
 Pengganti dan Penggantian Tugas Jaga diajukan secara tertulis
dan disetujui Pendamping
 Tugas jaga tidak boleh secara berturut-turutan

12. Peserta PIDI wajib mengisi daftar hadir :


- Harian
- Tugas Jaga
- Kegiatan Ilmiah
- Kegiatan lapangan/luar gedung
13. Kewajiban Penyelesaian Tugas dan Laporan
 Mengisi buku log secara on-line untuk laporan kinerja di RS/PKM
 Membuat 3 laporan kasus, 1 dipresentasikan di Forum Ilmiah RS
 Melakukan Tindakan/Prosedur Ketrampilan Medik
 Membuat Laporan pelayanan/kegiatan/Penyuluhan Puskesmas
 Membuat Laporan UKM dan UKP di Puskesmas.
 Melaksanakan Proyek Mini di Puskesmas atau membuat makalah Evaluasi
Program Puskesmas disertai Proposal rancangan penyelesaiannya.
14.Tidak diperkenankan mengajukan pindah relokasi ke wahana yang lain, kecuali dengan
alasan yang tepat (misalnya sakit) dan mendapatkan rekomendasi persetujuan dari
KIDI Provinsi awal dan Pendamping serta KIDI Provinsi yang dituju dan ditujukan ke
KIDI Pusat.
15. Peserta PIDI tidak diperkenankan merangkap bekerja atau sekolah atau mendaftar
menjadi CPNS atau ditugaskan instansi lain pada saat menjalankan PIDI. Jika memilih
Bekerja/Sekolah/mendaftar CPNS, harus mengundurkan diri dari PIDI
16. Peserta
dilarang menulis, memuat, mendiskusikan, mengup-load, di
media social seperti, FB,WA, Telegram,Line dll tentang: pasien,
penyakit pasien, kondisi pasien, foto pasien, ataupun masalah
masalah terkait dengan pelayanan kesehatan yang diberikan
Wahana, masalah kondisi sarana dan fasilitas wahana, masalah
pendamping dan pendampingannya, masalah antar peserta, ataupun
masalah masalah yang terkait dengan pelaksanaan program.

Jika dirasa ada masalah-masalah itu, peserta dapat


menyampaikannya langsung kepada Pendamping, Pimpinan
Wahana, atau kepada KIDI Provinsi atau Pusat melalui saluran
resmi untuk mendapatkan penjelasannya
KLASIFIKASI PELANGGARAN TATA TERTIB
Pelanggaran ringan
1 - Terlambat hadir,pelanggaran disiplin>3x
- Pelanggaran mengisi absensi >1x

Pelanggaran sedang
2 - Menuntut sesuatu yang bukan haknya.
- Tidak sopan/melanggar etika.
- Tidak hadir tanpa berita 3x berturut2

3 Pelanggaran Berat
3 - Tidak bersedia melaksanakan tugas&kewajiban sebagai peseta PIDI
- Pemalsuan tanda tangan, Laporan, atau Informasi.
- Melaksanakan pekerjaan yang bukan/ tidak sesuai kompetensinya.
- Menghilangkan dan memanipulasi data rekam medik
- Membocorkan rahasia pasien.
- Berbuat asusila.
- Membuat onar, berkelahi sesama peserta/teman sejawat.
- Membuat onar di medsos,menceriterakan ttg kejelekan PIDI
SANKSI ATAS PELANGGARAN TATA TERTIB

Sanksi atas Pelanggaran berupa Sanksi Administratif


(Permenkes No 39/th 2017) berupa :
a. Teguran lisan
b. Teguran Tertulis
c. Diberhentikan sebagai Peserta PIDI

Sanksi atau Tindakan atas pelanggaran Peserta PIDI :


 Pelanggaran Ringan : Peringatan/Teguran lisan dari Pendamping dan PimpinanWahana
 Pelanggaran Sedang: Teguran tertulis Pendamping dan Pimpinan Wahana, cc KIDI Provinsi,
berupa : Perpanjangan waktu Internsip selama 7 hari kerja atau Pembuatan makalah di akhir PIDI
dan dipresentasikan di Wahana (disertai BA bahwa peserta telah melakukan pelanggaran sedang)
 Pelanggaran Berat : Teguran tertulis Pendamping dan Pimpinan Wahana cc KIDI Provinsi dan
Pusat, berupa : Perpanjangan masa Internsip selama 30 hari kerja dan atau bisa diberhentikan dari
PIDI (disertai BA bahwa peserta telah melakukan pelanggaran berat)
HAK DAN KEWAJIBAN
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2017

(1) Peserta program Internsip (2) Bantuan biaya


mempunyai HAK: hidup dasar dan
transportasi
a. mendapat bantuan biaya hidup ,
transportasi, dan/atau tunjangan;
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a
b. mendapat perlindungan hukum sepanjang
mematuhi standar kompetensi, standar
ditanggung oleh
profesi, dan standar pelayanan; Menteri.
c. mendapat pendampingan dari dokter
yang telah memenuhi kualifikasi sebagai
pendamping;
A L 11
2
d. mendapat fasilitas tempat tinggal; PAS DAN
e. mendapatkan jaminan kesehatan dan YAT1
A
ketenagakerjaan.
HAK DAN KEWAJIBAN
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2017

(3) Komponen BBH dan transportasi sebagaimana dimaksud


pada ayat (2) diberikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan bidang keuangan.

(4) Selain BBH dan transportasi yang diberikan oleh Menteri


sebagaimana dimaksud pada ayat (2),Pemerintah
Pusat,Pemerintah Daerah dan Wahana Internsip dapat
memberikan Insentif,tunjangan dan/atau fasilitas lainnya
kepada Peserta Program Internsip sesuai dengan
kemampuan keuangan masing-masing. 11
A L 4
PAS DAN
AT 3
AY
KEWAJIBAN

Bekerja sebagai dokter sesuai Standar Kompetensi, standar pelayanan, dan standar profesi

Bekerja dalam lingkup yg sesuai Permenkes Nomor 514 tahun 2015 tentang Panduan
Praktik Klinis Dokter di Fasyankes Primer dan lingkup kegawatdaruratan.

Wajib mengikuti peraturan dan ketentuan yang sudah diatur dalam PIDI

Mengintegrasikan serta menerapkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang


diperoleh dalam Pendidikan kedalam pelayanan kesehatan

Mengembangkan ketrampilan praktik kedokteran pelayanan kesehatan primer,


terutama bidang promotive dan preventive.

Aktif dan bersemangat dalam memberikan pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan


kesehatan & bersedia ditempatkan diseluruh wilayah Indonesia.

Berpartisipasi aktif dalam penanganan dan penanggulangan wabah Covid-19 di wahana Rumah
Sakit maupun Puskesmas
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2017)
PARAMETER PEMANDIRIAN DAN PEMAHIRAN

Mampu bekerja sebagai dokter


Mampu memenuhi check list
sesuai Standart Kompetensi
penilaian kinerja
Dokter Indonesia

Mampu melakukan Praktek


kedokteran sesuai Permenkes Mampu memenuhi Target
Nomor 514 tahun 2015 tentang kinerja UKM&UKP di
Panduan Klinis Dokter di Puskesmas dan Mini Project
Fasyankes Primer atau IC D 10

Mampu memenuhi Target


Memiliki tanggung jawab kinerja UKP, Ketrampilan
medikolegal klinis, Laporan kasus,
jumlah dan distribusi pasien
PENILAIAN PESERTA PIDI

• Dilakukan oleh Pendamping


• Penilaian terhadap Kinerja Peserta dan absensi kehadiran
• Penilaian bisa secara Observasi Langsung ataupun tidak langsung
berdasarkan masukan dari pemangku kepentingan (sejawat lain, nakes
lain, pasien, dan masyarakat)
• Lingkup Penilaian Kinerja adalah terhadap :
- Perilaku
- Kompetensi medik
- Komunikasi
- Kepribadian & Profesionalisme
. Pendamping melakukan Verifikasi dan Validasi setiap minggu terhadap
hasil kinerja peserta secara on-line
Kinerja peserta adalah laporan peserta dalam borang on-line yang sudah
KINERJA PESERTA PIDI

 Kinerja Peserta meliputi:

1.Kinerja profesional : adalah kinerja sebagai seorang dokter, dengan target yang
sudah ditentukan, dengan acuan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI
2012)
2.Perilaku profesional : yang meliputi perilaku, komunikasi, kepribadian dan sikap
profesionalism sebagai seorang dokter, sebagai bagian dari Standar
Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI 2012)

 Pendamping PIDI melakukan pemantauan:


 Langsung
 Tidak langsung (Masukan, Laporan dan Catatan)
KINERJA PESERTA PIDI

Kinerja Perilaku
Profesional Profesional
Pengetahuan dan
ketrampilan klinik Etika profesi
(UKP)

Manajemen/
Pengelolaan pasien Hubungan antar
(UKP) dan program personal
(UKM)
INDIKATOR KINERJA PESERTA PIDI

Indikator Target Keterangan


Perilaku • Tidak ada pelanggaran disiplin
• Selalu hadir dan tepat waktu
• Aktif dan bersemangat dalam bekerja
• Tidak ada tugas yang dilalaikan

Kinerja Klinis • UKP sejumlah minimal 300 kasus (RS&PKM) - Komposisi bervariasi umur, jenis kelamin dan
• 3 Lap kasus, 1 dipresentasikan di Forum Ilmiah RS kelompok UKP
• 86 Ketrampilan /tidakan medik
UKM sejumlah 7 kegiatan termasuk Proyek Mini Sesuai indikator kinerja UKM peserta di Puskesmas

Ikut serta dalam penanggulangan wabah covid 19 di UGD/Triase: memeriksa mandiri, usul pem.
wahana.: menangani kasus-kasus Suspect/Probable/ penunjang, Dx, usul terapi, tindak lanjut, lapor
Terkonfirmasi Covid-19: minimal 20 kasus,melakukan swab DPJP/Pendamping.
terhadap Px Covid terkonfirmasi. R.Isolasi Covid: memeriksa, mengevaluasi
kemajuan klinis Px yang dirawat di Ruang Isolasi
Covid

Komunikasi Komunikatif, sopan dan santun, sabar, dapat menerima


pendapat orang lain,
Kepribadian & Tegas, Jujur, Bertanggung jawab, Argumentatif, Ilmuwan dan
Profesionalisme bicara berdasarkan fakta.
INDIKATOR KINERJA UKP

Indikator kinerja di Wahana RS


(UGD/ Poliklinik/ Ruangan)
Indikator yang digunakan:
• Jumlah, komposisi kasus dan diagnose kasus sesuai ICD-10
• Laporan kasus dalam format laporan kasus
• Jumlah tindakan medik, bisa diselesaikan di RS dan PKM
• Target kasus UKP di RS harus diselesaikan di RS dan target kasus UKP di PKM harus
diselesaikan di PKM.
Ukuran:
 Minimal 300 kasus : 150 kasus di RS, 150 kasus di PKM. Terdapat minimal
20 kasus penanganan Covid-19 diantaranya.
 3 Laporan Kasus, 1 dipresentasikan di Forum Ilmiah RS
 86 tindakan /ketrampilan medik
Capaian kasus UKP:
• Setiap peserta wajib mengisi • Komposisi kasus meliputi jenis kelamin
dalam aplikasi pencatatan kinerja pasien, kelompok umur, klasifikasi kasus:
peserta secara on-line,minimal  Kelompok kasus medis
150 kasus yang ditangani selama  Kelompok kasus bedah
magang di wahana rumah sakit  Kelompok kasus
kegawatdaruratan/Covid-19
 Kelompok kasus kebidanan dan
perinatal
 Kelompok kasus kejiwaan
 Kelompok kasus medikolegal
• Tindakan medis yang wajib dilakukan:
- Memasang infus : minimal 50x/setahun.
- Memasang kateter : minimal 5x/setahun
- Menjahit luka : minimal 15x/setahun
- Bedah Minor : minimal10x/setahun
- Memasang NGT, minimal 2x/setahun
- Menolong partus normal : minimal 4x/th

• Setiap peserta wajib mengisi di aplikasi pencatatan kinerja secara on-line tindakan medis
yang dilakukan dan diverifikasi serta divalidasi oleh pendamping
• Jika peserta PIDI tidak bisa memenuhi indikator kinerja UKP terkait ketrampilan medik di
RS,maka bisa diteruskan saat stase di Puskesmas dan jika tidak terpenuhi juga saat di
PKM,maka Peserta PIDI wajib memperpanjang masa tugas Internsipnya.
Indikator Kinerja Peserta di Puskesmas
Jumlah minimal di tiap Puskesmas
1. Upaya Promosi Kesehatan
Pemberdayaan Masyarakat 1 UKBM baru atau membina 2 UKBM lama
Advokasi 3 Keluarga bernilai IKS pra sehat / tidak sehat
Kemitraan membina minimal 1 UKS
Penyuluhan Gizi (makanan bayi&anak min 1x),Kesling (min1x),P2P (pencegahan
(dalam/luar gedung) penyakit hipertensi,TB,jiwa..1 x ,KB,Covid 19,)
2. Upaya pelayanan KesLing - 1 Keluarga mempunyai air bersih
- 1 Keluarga mempunyai jamban keluarga
- 1 Keluarga tidak merokok
3. Upaya pelayanan KIA dan KB
Melakukan ANC (K-1 5 bumil
Deteksi dini bumil risiko tinggi 2 kasus
Pemasangan implant KB dan IUD Masing-masing 1 kasus
Memperkenalkan inisiasi menyusu dini dan 2 kasus
ASI eksklusif
Melakukan pertolongan persalinan normal 2 kali
Indikator Kinerja Peserta di Puskesmas /…lanjutan

Jumlah minimal di tiap PKM


4. Upaya Pelayanan Gizi
Pengukuran BB dan PB/TB pada bayi dan anak sehat. minimal 5 kasus
(memantau tumbuh dan kembang balita)
Deteksi dini stunting 2 kasus
5 Upaya Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Melaksanakan Imunisasi 5 kali(tidak termasuk vaksinasi Covid)
Pencarian kasus penyakit menular Disesuaikan
Melakukan penapisan pasien tersangka TB 3 kasus
melakukan pengobatan pasien TB Paru (baru / lama) 3 kasus
6 Upaya Pengobatan Dasar (termasuk dalam penanganan Covid-19)
Poliklinik, Triage,Screning 2 kali seminggu/jumlah kasus minimal
Pelayanan pasien ILI/Influenza like Illness,melakukan 75/tiap PKM
Testing(Swab,IVA),Pelayanan pasien konfirmasi Covid-19 yg isoman(kunjungan Termasuk Puskesmas Keliling.
rumah,telpon,media komunikasi elektonik lainnya)

7 Implementasi PIS-PK dalam pencapaian target kinerja di Puskesmas Disesuaikan dengan wahana
8 MINI PROYEK atau makalah tentang Evaluasi program PKM Evaluasi Program dalam bentuk
kertas Kerja atau
Mini project 1 orang/1
dilaksanakan pada stase PKM
terakhir

9 Dalam melaksanakan kegiatan UKM mengacu kepada POAC dari kegiatan tersebut
- Judul Utama Proyek Mini : dapat satu Topik
dalam satu Kelompok Besar peserta,yang
Proyek Mini: pelaksanaannya dilakukan per Kelompok
- Setiap peserta PIDI wajib membuat satu sesuai stase Puskesmas, dengan pendekatan
proyek mini lingkaran pemecahan masalah ,secara
- Mini proyek diselesaikan dan berkesinambungan dan setiap Peserta PIDI
dipresentasikan di satu PKM,tidak boleh membuat laporan sesuai topic yang diteliti .
berpindah PKM dalam penyelesaiannya.
- Cakupan Kegiatan penelitian
sederhana&singkat yang bertujuan untuk
mengidentifikasi, analisis, atau
pemecahan suatu masalah kesehatan
masyarakat yang dihadapi oleh Puskesmas
tempat peserta magang.
- Kegiatan proyek mini:
Perencanaan
Pelaksanaan
Pelaporan
Langkah-langkah 1. Tetapkan topik masalah (dari upaya pokok
Puskesmas)
pelaksanaan Proyek Mini: 2. Analisis masalah dengan mengumpulkan
data.
3. Analisis data primer dan sekunder.
4. Tetapkan diagnosis komunitas dan factor
terkait
5. Kembangkan solusi penatalaksanaan.
6. Pilih dan rencanakan solusi yang mampu
laksana
7. Laksanakan solusi
8. Evaluasi keberhasilan proyek mini
Proyek Mini ,Sulit/tidak mungkin
dikerjakan pada era Covid-19

Jadi,apa alternatifnya??

EVALUASI PROGRAM KESEHATAN DENGAN PENDEKATAN SYSTEM


- Adalah Penilaian pencapaian Program dibandingkan target
program pada unsur keluaran dari suatu program kesehatan
- Bila ditemukan kesenjangan akan dicari penyebab masalahnya
untuk diperbaiki.
PELAPORAN PESERTA PIDI

Laporan2 kegiatan Peserta PIDI wajib diisikan dalam Aplikasi


pencatatan kinerja peserta secara on-line
• Jenis-jenis pelaporan peserta PIDI adalah:
 Pelaporan kinerja di Wahana RS:
 Laporan UKP
 Laporan Kasus / Presentasi Kasus
 Laporan Tindakan medis/Ketrampilan medik
 Laporan kegiatan lainnya (asisten operasi,bakti
sosial dll)
 Pelaporan kinerja di Wahana Puskesmas:
 Laporan kegiatan UKM (Pelayanan dan Penyuluhan)
 Laporan UKP
 Laporan Proyek Mini/Evaluasi program PKM
 Laporan kegiatan lainnya (Bakti sosial dll)
KRITERIA EVALUASI

• Untuk memudahkan evaluasi, dibuatkan 5 klasifikasi kinerja peserta:


Kriter Pengertian Nilai Kinerja Catatan
ia
A Melebihi >100% Motivasi untuk dipertahankan Selesai
standar
B Sesuai standar 85%- 100% Motivasi untuk ditingkatkan Selesai
C Perlu 70%-84% Arahkan cara melakukan perbaikan Prolong/menambah
perbaikan dengan memberikan input hal-hal waktu internsipnya
yang perlu diperbaiki
D Perlu dibentuk 60%-69% Konseling atau elaborasi mengapa Prolong/menambah
kinerjanya tidak baik waktu intersipnya

E Belum tampak 0%-59% Perlu hati-hati untuk kemungkinan Mengulang Internsip


ada demotivasi/ tidak bersemangat atau tanpa BBH ,min 6 bulan
perubahan masalah lainnya
RESUME EVALUASI KINERJA PESERTA
Pada akhir periode setiap hasil kegiatan UKP dan UKM, capaian kinerja peserta
diberikan penilaian : A. Baik sekali
B. Baik
C. Cukup (tidak disarankan,dan peserta harus
Misalnya : menambah waktu intersipnya)
• Wahana Rumah Sakit
 Capaian 300 kasus : A • Capaian Kinerja di Wahana PKM
 Laporan kasus : A  UKP : A
 Presentasi kasus : A  UKM : A
 Pemasangan Infus : B
 Pemasangan kateter : A
 Menjahit luka : A
 Bedah Minor : A
 Pemasangan NGT : A
 Menolong Partus Normal : A
 Kegiatan lainnya : A
MONEV KINERJA PESERTA PIDI DI Wahana
OLEH PENDAMPING
• Pengisian aplikasi kinerja secara on-line dan konsultasi dengan
pendamping
Mingguan • Membahas capaian kinerja UKP dan UKM peserta,jumlah
kasus,laporan kasus,ketrampilan medik,mini proyek

• Membahas laporan pendampingan peserta


Bulanan • Evaluasi kinerja peserta secara on-line

• Rekapitulasi Kinerja Caturwulan di wahana sebagai umpan


balik dan pembahasan kemajuan serta berbagai masalah dan
Caturwulan /Akhir stase kendala peserta  format penilaian kinerja
• Akhir stase Pengisian kuesioner evaluasi pelaksanaan PIDI

• Penilain kinerja akhir peserta


• Sidang evaluasi akhir program
Akhir Program • Membuat BA Evaluasi akhir Program
• Membuat SLPI
PENERBITAN STSI & SURAT TANDA REGISTRASI
Pada akhir Program,
Pendamping Rumah Sakit
dan Puskesmas Peserta yang telah
melakukan penilaian menyelesaikan seluruh Komite Internsip
Evaluasi Akhir Kinerja internsip akan Dokter Indonesia
Peserta untuk memastikan mendapatkan Surat Pusat
pencapaian tujuan program Laporan Pelaksanaan menerbitkan
internsip serta menentukan Internsip yang: STSI dan
peserta yang selesai/tidak • ditandatangani oleh mengirimkan
Rekomendasi Konsil Kedokteran
selesai/prolong yang Pendamping dan Indonesia akan
dituangkan dalam Berita penerbitan STR
Pimpinan Wahana menerbitkan Surat
Acara Akhir Program ke KKI
• SLPI menjadi dasar Tanda Registrasi
Internsip KIDI Propinsi untuk
menerbitkan Surat
Rekomendasi
Penerbitan Surat Tanda
Selesai Internsip (STSI)

Catatan : Pada angkatan II tahun 2021 pengajuan STSI harus dilampirkan Sertifikat telah mengikuti online
Course Tanggap Pandemi Covid-19 oleh IMERI FKUI
SEKILAS PANDANG KEGIATAN
INTERNSIP……..
TERIMA
KASIH
KIDI PUSAT
MASA BAKTI 2017-2020

Anda mungkin juga menyukai