Anda di halaman 1dari 19

Budaya Berkeluarga 1

Budaya
Berkeluarga
2 Kekerasan
Keke
Kekera
ke rasa
ra s n Te
sa Terh
Terhadap
rh
hadap
adap P
Perempuan
errem
mpu
puan
an B
Ber
Berbasis
erba
basi
sis Budaya
si Budaaya
Bu y

ulisan ini akan membahas tenta t ng k


ta keb
ebia
iassaan
saan-k
-k
keb
ebiaasa
ebia saan
ann dalalam
a b
am bud
uday
ud ayya
berkeluarga di beberapa wilaya y h In Indo
doneneesia,
a, yana g meeruparu
upa
pakak n wi
ka wilalaya
lay h
ya
Kajian Kekerasan terhadap Perempua uan Berbaasiss Bud uday
udayayaa Ko
Komn
mnas
mn as Per
Per
erem
em
empu
mpu
puana .
an
Adapun kebiasaan-kebiasaan yang te terjjad
adii daalaam bu buda
dayay berrke
ya kelu
luar
lu a ga ini
ar ini
n
meliputi beberapa hal yang teridenti ikaasi dal a amm kaja ia
i n te
ters
r eb
rs but ant
n ar
araa la
lain
in ((1)
1)
1)
pembagian kerja dalam keluarga, (2) tata ta cararra ma
makakann da
dala
l m ke
la kelu
lu
uar
a ga
ga,, seert
r a (3
(3))
perlakuan keluarga ketika ibu atau isteri at
a au u aana
naak pere
peere
remp
mpua
mp uaann
n ya
y mem ng nganan
ndu
dungg
dan melahirkan. Secara mendalam, bebe bera
raapa hal terrsesebu
but ak
bu akan
an
n dib
ibah
ibah
ahass dal
dal
a amm
sub-sub bab di bawah ini.
Budaya Berkeluarga 3

1. Pembagian Kerja dalam Keluarga anak perempuannya. Hal ini karena perempuan
Pembagian kerja dalam sub bab ini akan tidak perlu ke luar rumah, yang dianggap mem-
membahas bagaimana peran masing-masing bahayakan ketubuhannya secara biologis dan
anggota keluarga dalam satu atap rumah tang- seksual, dan bersaing mencari pekerjaan di wi-
ga dan beberapa merupakan perannya di ko- layah publik. Namun, alasan perlindungan ini
munitas, yang meliputi pembagian kerja antara dilematis dan justru memperlihatkan adanya ke-
istri atau ibu, ayah atau suami, dan anak-anak kerasan terhadap ruang gerak perempuan dan
di dalamnya, baik anak perempuan dan anak hak informasi publik. Misalnya saja, perempuan,
laki-laki. Pada umumnya, pembagian kerja bahkan saat akan melahirkan sekalipun, jika
yang ditemukan di wilayah kajian, baik itu da- akan dibawa ke rumah sakit ataupun puskes-
lam sistem kekerabatan patrilineal, maupun mas, harus menunggu suaminya.
sistem kekerabatan matrilineal juga system Contoh lainnya adalah meskipun perempuan
kekerabatan paternal, ibu atau istri berperan dianggap sebagai pekerja domestik dan laki-
sebagai pekerja domestik dan ayah atau suami laki sebagai pencari na kah, pada prakteknya
sebagai pekerja publik. Meskipun di wilayah jika makanan tidak tersedia di meja makan,
perkotaan, peran ini sudah mulai bergeser, yang artinya sang suami tdak memberikan
yakni perempuan sebagai istri atau ibu juga na kah sebagaimana mestinya, maka yang di-
sebagai pekerja publik. Namun, perempuan persalahkan adalah perempuan sebagai istri
sebagai pekerja domestik tidak terlepas dari yang tidak dapat mengelola makanan di ru-
perannya, meski ia telah mengambil peran se- mah tangganya. Hal yang sama juga terjadi di
bagai pekerja publik, dan hal ini mendorong wilayah Batak Toba. Ketika perempuan tidak
perempuan mengalami double burden. dapat mengurusi anak-anaknya maka perem-
Konstruksi budaya dalam pembagian ker- puan sebagai ibu yang dipersalahkan. Akan
ja bahwa perempuan sebagai pekerja domes- tetapi jika anak-anak tersebut sukses, keluarga
tik, dianggap sebagai salah satu alasan perlin- laki-laki yang mendapat penghargaan, terutama
dungan keluarga terhadap ibu atau istri atau ayah sebagai pembawa marga.
4 Kekerasan Terhadap Perempuan Berbasis Budaya

Di mata adat Batak Toba, perempuan (se- dapat berperan apa-apa dalam upacara atau-
bagai seorang Ibu) tidak memiliki hak atas ke- pun acara adat. Yang berperan adalah tetap istri
berhasilan anaknya. Yang menggantikan posisi pertama, yang dianggap oleh keluarga laki-laki
perempuan atau Ibu adalah istri dari saudara atau suaminya. Hal ini karena adanya anak-anak.
suaminya. Perempuan atau Ibu tersebut tidak Seorang anak berpengaruh terhadap marga dan
boleh duduk dalam forum adat. Ini terjadi ka- saudara laki-laki/tulang/hula-hula (pembawa
rena perempuan tersebut dianggap sudah marga), dan hal itu sangat berperan dalam
menikah dengan marga lain sehingga sudah upacara adat. Ketika acara adat, saudara laki-
menjadi milik marga lain, tepatnya marga sua- laki/tulang/hula-hula akan hadir, sehingga ada
minya. perasaan tidak enak jika perempuan tadi tidak
hadir dalam acara adat tersebut. Karenanya,
Dalam upacara-upacara adat, dulu perem-
walaupun tidak memiliki peran apa-apa, perem-
puan hanya di belakang atau di dapur saja.
puan harus mengupayakan untuk hadir.
Namun, saat ini, para ibu sudah mulai diper-
silakan untuk bicara atau tampil di depan Sementara di zaman dahulu, di Aceh Gayo,
untuk mengemukakan pendapat. Hal ini ka- banyak perempuan atau gadis yang sudah cu-
rena pertimbangan upacara ini tidak jalan kup umur menjadi penasihat Raja dan ini tidak
tanpa adanya peran dari ibu-ibu. Namun, di dipersoalkan oleh komunitas. Datuk berue itu
rumah tangga, hingga saat ini pembagian kerja adalah perempuan (penasihat raja). Ia sangat
perempuan tetap berperan dan bertanggung- diakui. Akan tetapi, saat ini justru terdapat
jawab dalam mencuci pakaian, menggosok, pergeseran yang negatif. Artinya, perempuan
menyapu, dan pekerjaan domestik lainnya. La- saat ini diutamakan sebagai pekerja domestik
ki-laki dan anak laki-laki biasanya lebih tidak dan sebaiknya tidak melakukan peran sebagai
terbebani pekerjaan yang macam-macam, se- pekerja publik, bahkan posisi penting di ko-
hingga dapat lebih bebas bermain bola, dan munitas.
lainnya. Jika ada anak laki-laki melakukan tu-
Peran domestik perempuan juga terjadi di
gas rumah tangga, maka adik perempuannya
Sumatera Barat. Mengurus anak adalah peran
akan dimarahi, karena dianggap tidak beradab
seorang ibu. Jikapun ibu mencari na kah, ma-
membiarkan laki-laki mengerjakan pekerjaan
ka anak bersama nenek. Saat ini, mencari naf-
rumah tangga.
kah adalah tugas berdua, yakni ibu dan ayah,
Di lain pihak, pada banyak kasus, laki-laki namun tanggung jawab keluar (wilayah publik,
tidak kreatif, sehingga keputusan diserahkan komunitas) adalah laki-laki. Ketika memasak,
kepada perempuan sebagai istrinya. Dengan suami biasa membantu. Hal yang tidak boleh
adanya pergeseran pembagian kerja antara do- dilakukan adalah istri main ketika suami masak,
mestik dan publik saat ini, perempuan Batak maka istri seperti demikian boleh diceraikan.
lebih banyak yang bekerja sehingga lebih banyak Memasak bukanlah peran dan kewajiban suami
yang mengambil keputusan adalah perempuan, atau laki-laki. Jikapun, suami atau laki-laki me-
termasuk misalnya untuk pesta-pesta adat. masak, hal tersebut karena hobi. Memasak
Pesta-pesat adat ini harus menunggu keputusan merupakan peran dan tugas seorang istri, se-
dari perempuan, karena laki-laki tidak berani hingga istilah Pekerja Rumah Tangga tidak ada
dengan tidak memiliki sumber daya uang. di wilayah Minang.
Jika perempuan menjadi istri kedua atau ke- Saat ini, di Minang Sumatera Barat, suami
tiga, dan seterusnya, perempuan tersebut tidak sudah ada yang membantu istri, tetapi laki-laki
Budaya Berkeluarga 5

UU Perkawinan &
Pekerjaan Domestik

Seperti halnya di Aceh, Sumatera Barat


dan Batak Toba, pekerjaan domestik
menjadi peran perempuan juga di Su-
kabumi, Betawi, Cirebon, Yogyakarta,
Madura, Suku Tionghoa di Kalimantan
Barat, Suku Melayu Sambas di Kali-
mantan Barat, Suku-suku di Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Tenggara, Maluku dan Papua. Pekerjaan
rumah merupakan tanggungjawab pe-
rempuan, dan peran laki-laki sebagai
ayah sebagai pencari nafkah dan Kepala
Keluarga. Peran ini pun dikuatkan dalam
UU Perkawinan No. 1 tahun 1974.

Minang pantang diminta untuk mencuci piring kan, perempuan memegang tanggung jawab
dan mencuci pakaian. Pekerjaan tersebut me- dari hal yang paling kecil sampai yang paling
rupakan pekerjaan kotor atau tidak pantas di- besar. Pergeseran peran ini tidak serta merta,
lakukan oleh laki-laki atau suami. Jika keluarga suami juga melakukan pekerjaan domestik.
suami tahu bahwa anak laki-lakinya mengejakan Meski istri melakukan pekerjaan di ruang
pekerjaan tersebut, akan marah. Di lain pihak, publik, seperti halnya suami, akan tetapi suami
di wilayah Sumatera Barat, banyak laki-laki tidak turun ke dapur. Istri tetap bertanggung
(suami) yang hobi berburu. Hobi ini terkadang jawab menyediakan kebutuhan seluruhnya.
mendorong istri memiliki tambahan pekerjaan Suami tetap dilabelkan sebagai pencari na kah,
di rumah tangga, yakni harus ikut mengurus dan Istri yang bertanggung jawab semua urusan
anjing pemburu yang dimiliki suami, seperti keluarga. Suami yang mencari uang, istri yang
memandikan, memberi makan, dan lainnya mendistribusikan, termasuk istri yang memiliki
sesuai kebutuhan pemeliharaan anjing-anjing akses terhadap harta, akan diapakan harta ter-
pemburu. Tugas tersebut biasanya dilakukan sebut.
istri ketika sang suami sedang tidak ada di
Sementara, di Cirebon, pembagian kerja me-
rumah.
lihat fungsinya masing-masing. Rumah terdiri
Di Sukabumi dan Yogyakarta dikenal istilah dari tiga ruang, yakni depan, tengah, dan bela-
bahwa istri harus mengikuti suami dari bela- kang. Ruang depan adalah wilayah laki-laki, dan
kang, termasuk pengambilan keputusan berada ruang belakang untuk perempuan. Laki-laki
di tangan suami. Meskipun, saat ini telah terjadi dan perempuan akan bertemu di ruang tengah.
pergeseran, yakni keputusan dapat diambil Dalam hal ini, ruang rumah tersebut dimaknai
bersama-sama jika istri juga bekerja di ruang bahwa laki-laki yang mencari na kah. Istri akan
publik. Di Betawi, istri malahan pengambil merasa malu, jika suaminya membawa barang
keputusaan terutama kasus sekolah anak. Bah- belanjaan.
6 Kekerasan Terhadap Perempuan Berbasis Budaya

Pada komunitas di Yogyakarta, pengambilan gas sebagai pengambil keputusan. Meski, di


keputusan keluarga tergantung pada siapa yang beberapa perkotaan, telah terjadi pergeseran
menjadi pencari na kah di dalam rumah tangga. dalam tugas ini yaitu telah menjadi tugas bersa-
Jika istri pencari na kah maka istrilah sebagai ma, suami dan istri.
pengambil keputusan. Namun, saat ini dengan Kepala keluarga pada keluarga-keluarga
keduanya, baik laki-laki maupun perempuan suku Tionghoa di Kalimantan Barat itu adalah
mencari na kah keluarga, pengambilan kepu- laki-laki. Akan tetapi , ketika suami meninggal,
tusan dilakukan secara bersama. Dahulu, pe- maka yang menjadi kepala keluarga adalah istri.
rempuan sebagai pencari na kah mengalami Jika istri atau ibu pun meninggal, maka kakak
beban ganda, karena juga bertanggung jawab tertuanya (dari anak-anak) lah yang menjadi
sebagai pekerja domestik, meskipun saat ini kepala keluarga. Secara pembagian kerja, laki-
sudah banyak laki-laki juga membantu istrinya laki bekerja di luar sebagai pencari na kah
mengerjakan pekerjaan rumah. Sementara, dan perempuan mengurus rumah tangga. Da-
anak laki-laki dalam keluarga bertanggung lam keluarga Tionghoa, jika sudah menikah,
jawab membahagiakan orang tua. Sebenar- perempuan dibawa dan tinggal bersama ke-
nya, hal tersebut juga berlaku kepada anak luarga laki-laki. Hal ini bisa berdampak pada
perempuan, dan karenanya bentuk anak pe- kekerasan terhadap istri.
rempuan membahagiakan orang tua adalah de-
ngan menikah dengan orang kaya. Sebenarnya, ketika menikah kedua mempelai
saling menundukkan badan, yang maknanya
Di komunitas sebagian besar di Madura, adalah tidak ada seorangpun yang merasa le-
suami tidak boleh melayani istri, dan si istri bih tinggi. Kepala rumah tangga itu adalah istri,
tidak boleh memakai barang milik suami. sehingga segala hal terkait urusan rumah tangga
Pembagian kerjanya di Madura juga serupa diatur oleh istri. Suami bertugasnya di luar, di
dengan di wilayah lain, mengikuti aturan UU ruang publik, bukan di dalam rumah, sehingga
Perkawinan No. 1 tahun 1974 bahwa suami pimpinan sebuah rumah tangga sebenarnya
adalah pencari na kah dan istri bekerja di ru- adalah ibu di rumah tangga itu. Misalnya,
mah. Umumnya, tidak ada suami yang mem- anak-anak mau dihukum, bapaknya tidak ikut
bantu istri mengerjakan pekerjaan rumah, ter- campur karena adalah urusan ibu. Bapaknya
masuk perawatan anak. Dalam pengambilan harus diam, karena di dalam rumah itu adalah
keputusan, ayah atau suami yang memiliki tu- tugas istri menjadi kepalanya. Namun pada
Budaya Berkeluarga 7

realitasnya, itu semua didominasi laki-laki. Dan ngurusan inti dan seksi-seksi dalam adat. Posisi
hal tersebut memicu kekerasan terhadap istri. perempuan dalam setiap upacara-upacara,
selalu berada di bagian belakang dan hanya
Pembagian kerja di komunitas Dayak, Kali-
dijadikan sebagai pelengkap. Di komunitas
mantan Barat juga perempuan berperan me-
Melayu pun, tidak ada ruang dalam keluarga
ngurus pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan
untuk anak perempuan untuk dapat bicara dan
domestik, termasuk dalam pengasuhan anak
berdiskusi antar anggota keluarga, kecuali jika
dan pemeliharaan rumah tinggal. Peran dan
dalam keluarga modern yang mungkin sudah
pembagian kerja laki-laki cenderung lebih
belajar ke luar. Keputusan untuk sekolah ke Jogja
banyak di luar. Hal yang memprihatinkan ada-
saja, ada sekian paman yang harus dilewati
lah ketika seorang laki-laki dan perempuan
untuk mendapatkan izin1.
menikah, dan memiliki anak, umumnya sang
istri bertugas penuh dalam pengurusan anak. Seperti halnya di wilayah lainnya, dalam
Kesibukan rutinitas dalam perawatan anak ini komunitas di Bali pun, pembagian kerja anta-
mendorong perempuan secara ketubuhan ti- ra laki-laki dan perempuan sama, meski pe-
dak lagi indah. Biasanya dalam rentang waktu rempuan bertanggung jawab ganda yakni di
tersebut, suami yang juga sibuk bekerja di ruang wilayah domestik dan publik. Sementara, laki-
publik, melirik yang baru, perempuan muda laki hanya bertanggung jawab di wilayah publik
lainnya, dan memicu terjadinya perselingkuhan. saja. Perempuan mengalami beban ganda,
Dalam adat komunitas Dayak, jika hal ini terjadi karena perempuan Bali harus bekerja keras
maka suami hanya mendapatkan hukuman, be- agar dihargai oleh mertua. Perempuan Bali
rupa satu ekor babi atau beberapa ekor ayam, dianggap tidak membawa apa-apa, sehingga
masak pulut, cucur, dan membayar sejumlah ketika perempuan Bali tidak bekerja sering
denda uang. dipertanyakan. ......”sing menggae”? (artinya
tidak bekerja?), pertanyaan yang diungkapkan
Namun, pada beberapa kasus yang terjadi,
antar perempuan atau mertua sendiri ketika
karena pihak perempuan lebih memilih ke-
melihat mantunya atau perempuan yang tidak
berlangsungan keluarga, maka perempuan se-
bekerja atau tidak melakukan apa-apa baik di
bagai istrinya memilih untuk menyembunyikan
rumah maupun di ruang publik.
aib suaminya dan tidak memproses ini di adat.
Jikapun, si istri melaporkan ke adat dan suami Di Flores, khususnya di wilayah pedesaan,
mendapat hukuman adat, pada beberapa kasus laki-laki atau suami atau bapak rutinitas bekerja
yang terjadi, suaminya tidak dapat menerima di kebun dan mencari kayu bakar. Sementara,
dan marah. Sehingga, suami menceraikan is- perempuan atau istri atau ibu juga pergi ke
trinya. Namun, kasus yang lainnya yang terjadi, kebun, dan membawa kayu bakar sampai ke
keduanya masih mempertahankan keluarga, te- rumah, membawa air bersih (biasa sudah di-
tapi tetap tidak harmonis, serta memicu KDRT masukkan ke dalam dirigen) dari sumber mata
di dalam keluarga. air sampai ke rumah. Biasanya jaraknya cukup
jauh karena mata air hanya terdapat di area-
Sementara, Komunitas Suku Melayu Sambas
area tertentu saja. Perempuan juga melakukan
Kalimantan Barat, beban kerja untuk upacara
pekerjaan domestik rumah tangga, seperti
adat, juga dibebankan kepada perempuan.
mencuci, memasak, dan membereskan rumah,
Namun, perempuan dalam struktur adat tidak
termasuk dalam perawatan anak.
pernah memiliki posisi sebagai pengambil
keputusan, termasuk tidak ada dalam kepe- 1 Narasumber ….., Perempuan Adat Melayu Sambas, FGD
KTP Budaya, Yogyakarta, September 2010.
8 Kekerasan Terhadap Perempuan Berbasis Budaya

Laki-Laki dan
Pekerjaan Domestik
Jika ada laki-laki atau suami yang
melakukan pekerjaan domestik ru-
mah tangga, dan sampai terlihat oleh
keluarga laki-laki, maka perempu-
an atau istri akan mendapat stigma.
Terlebih jika laki-laki atau suami ter-
sebut memangku jabatan dalam adat
sebagai tua gendang, atau tua golo,
atau tua ten. Mereka dipercaya oleh
komunitas untuk tidak melakukan
pekerjaan domestik rumah tangga.
Selain itu, jika laki-laki mengerjakan
pekerjaan domestik rumah tangga,
ada anggapan: “jika kami (laki-laki)
juga mencuci, memasak, dan lainnya
terkait pekerjaan rumah, maka apa
tugas dari perempuan istri-istri?”

Di kebun, pada awalnya, perempuan ber- tus, setelah perkawinan, laki-laki (suami) akan
peran dalam mengatur atau memilih bibit un- masuk (menjadi warga) balai istrinya. Dalam
tuk ditanam di tanah, namun sampai saat ini hal pekerjaan domestik, pihak laki-laki ikut
justru lebih banyak laki-laki yang mendapatkan juga mengerjakan pekerjaan di rumah seperti
akses untuk mendapatkan penyuluhan dari pi- memasak atau mengasuh anak. Ini berkaitan
hak berwenang. Akibatnya, banyak bibit yang dengan kerepotan istri yang sedang menger-
ditanam tidak sesuai dengan keadaan tanah jakan satu pekerjaan, maka pekerjaan yang lain
setempat sehinga gagal panen dan mati sa- dilakukan oleh suaminya.
wahnya. Hal ini disebabkan salah satunya ka-
Hal serupa juga terjadi di komunitas Banjar,
rena perempuan tidak dilibatkan sama sekali
Kalimantan Selatan, terutama warga yang
dalam pemilihan bibit, padahal perempuan an-
tinggal di daerah tepi sungai, terutama kelas
dal dalam bidang tersebut.
bawah. Pembagian peran kerja laki-laki dan
Di Komunitas Suku Molo, Timor Timur Sela- perempuan mengikuti kebutuhan. Laki-laki
tan, Nusa Tenggara Timur, laki-laki atau suami juga mengerjakan pekerjaan domestik seperti
atau ayah selain mengerjakan pekerjaan do- memasak, mencuci, dan mengasuh anak, ketika
mestik juga pekerjaan di luar rumah seperti di istri atau perempuan sedang bekerja di ruang
sawah dan ladang. Meskipun, perempuan atau publik. Karena itu, di kalangan kelas bawah
istri juga memiliki tanggung jawab dan ber- komunitas Banjar Kalimantan Selatan pun
peran mengerjakan pekerjaan domestik. Hal jarang ditemukan kekerasan dalam rumah
yang sama juga terjadi di komunitas Dayak tangga.
Meratus, Kalimantan Selatan. Di Dayak Mera-
Budaya Berkeluarga 9

Laki-Laki dan Poligami


Laki-laki dengan penghasilan yang cukup tinggi seperti
mereka yang bekerja di pertambangan, cenderung
menjadi pelaku poligami. Perkawinan kedua dan seterus-
nya merupakan perkawinan sirri atau disembunyikan dari
pengetahuan luas masyarakat. Meski ada kalangan bawah
yang melakukan poligami, tetapi tetap kecenderungan
pelaku poligami adalah mereka yang berada di kelas
ekonomi atas.

Dalam kehidupan rumah tangga, yang me- Laki-laki dengan penghasilan yang cukup
mimpin adalah laki-laki. Tetapi dalam pekerjaan tinggi seperti mereka yang bekerja di per-
pertanian, yang berat-berat dilakukan oleh tambangan, cenderung menjadi pelaku poligami.
laki-laki dan yang ringan-ringan dilakukan Perkawinan kedua dan seterusnya merupakan
oleh perempuan. Membersihkan sawah dari perkawinan sirri atau disembunyikan dari pe-
rerumputan dan membuat persemaian padi ngetahuan luas masyarakat. Meski ada kalangan
dikerjakan oleh laki-laki. Tetapi ketika menanam bawah yang melakukan poligami, tetapi tetap
padi dan menuainya dilakukan oleh perempuan. kecenderungan pelaku poligami adalah mereka
Membersihkan sekitar sawah, menanam sayur yang berada di kelas ekonomi atas.
dan memanen juga dilakukan oleh perempuan.
Pembagian kerja di Komunitas Toro, Sulawesi
Di dalam rumah, perempuan mengatur ru-
Tengah, perempuan berperan melakukan pe-
mah tangga. Tetapi, peran seperti memasak
kerjaan domestik, termasuk mencari kayu api
juga dilakukan oleh laki-laki. Pengambilan ke-
di hutan dan juga bekerja di kebun. Akan tetapi,
putusan dalam keluarga biasanya merupakan
laki-laki bekerja di luar, di kebun atau lainnya
perundingan antara laki-laki dan perempuan,
yang bertempat di luar rumah. Pembagian kerja
bukan semata monopoli laki-laki.
serupa juga terjadi di komunitas Bajo, Sulawesi
Hal yang berbeda terjadi di komunitas Ban- Tenggara. Perempuan bekerja di domestik. Ji-
jar Kalimantan Selatan, dengan kelas ekonomi kapun perempuan bekerja mencari ikan, namun
menengah ke atas. Peran dan tanggung jawab tempat menangkap ikan, biasanya tidak jauh
suami-istri secara lebih jelas terbagi. Peker- dari tempat tinggal. Laki-laki bekerja sebagai
jaan domestik jelas dialamatkan kepada pe- mencari ikan dan tempat penangkapan ikan
rempuan semata. Pada kalangan kelas me- hingga ke laut lepas.
nengah ke atas justru ditemukan beberapa
Pada komunitas Bugis, peran dan tanggung
kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
jawab pengasuhan anak, oleh keluarga besar,
yang dialami perempuan. KDRT biasanya
biasanya selain oleh ibu, juga dapat dilakukan
dipicu oleh penafsiran terhadap ajaran agama.
oleh tante, adik dari saudara ibu, dengan tang-
Ketergantungan istri secara ekonomi kepada
gung jawab sepenuhnya tetap di bawah asuhan
suami merupakan faktor kuat perempuan dapat
ibu. Namun, dalam masalah pendidikan, bapak
mengalami kekerasan berkali-kali. Perempuan
memberi pendidikan yang lebih baik dibanding
bisa menerima perlakuan kekerasan dari sua-
ibu. Ini karena ibu dianggap lebih banyak meng-
minya asalkan disebut sebagai istri yang taat
habiskan waktu di dapur, jika berada di rumah.
pada suami.
10 Kekerasan Terhadap Perempuan Berbasis Budaya

....pendidikan sama dengan yang kami terima. keluarga luas mereka, dan tidak mendapatkan
Syukur kalau ada bapak, karena pendidikan gaji. Namun, kebutuhan hidup para pengasuh
bagusk kalau di bapak, karena kalau ibu suka di ditanggung oleh keluarga tempat pengasuh
dapur, kalau dibapak lebih bagus seperti budaya, tinggal. Biasanya para pengasuh adalah
pencontohan tokoh, ---bapak dianggap dapat perempuan. Mereka biasanya dibelikan emas
memberikan transformasi nilai.....2. atau diberi tanah sebagai salah satu bentuk
pembayaran jasa karena telah merawat anak-
Peran sebagai kepala keluarga dilakukan
anak keluarga tersebut. Jika yang mengasuh
bersama suami-istri dan tidak ada pengaturan
adalah laki-laki, maka biasanya mereka akan
harta. Harta dianggap milik keluarga semua, dan
disekolahkan dan diberi tanah.
tidak ada yang mendominasi, karena adanya
pendidikan yang ditanamkan dalam keluarga Di komunitas Maluku Tengah, perempuan,
Komunitas Bugis bahwa pintu rezeki itu berasal baik di komunitas Islam maupun Kristen, masih
dari istri atau suami adalah sama saja. Namun, dianggap tidak memiliki peran utama sebagai
ibu atau istri dalam budaya Bugis berperan pencari naϔkah. Laki-lakilah sebagai pemegang
sebagai penjaga nilai keluarga. Jika ibu atau is- tanggung jawab itu. Karena posisi tersebut, ma-
tri gagal berperan sebagai penjaga nilai, maka ka kekuasaan ekonomi sebenarnya dipegang
sanksi hukumannya adalah diasingkan. oleh laki-laki. Realitasnya, di Kota Ambon dan
Maluku Tengah, perempuan ternyata banyak
Pada komunitas suku Makassar peran kerja
yang menjadi pencari na kah yang luar biasa
domestik boleh dilakukan oleh laki-laki. Namun
menguatkan ekonomi keluarga. Mereka berda-
tanggung jawab dan peran utama pekerjaan
gang keliling semua kebutuhan rumah tangga.
domestik adalah perempuan. Laki-laki tetap
Pedagang ini disebut oleh masyarakat setempat
berperan sebagai pencari na kah dan bekerja
sebagai papalele. Papalele berdagang di sekitar
di publik. Peran kerja perempuan di publik
kota tempat ia tinggal bahkan hingga keluar
pun boleh dilakukan, asalkan dapat menjaga
Maluku Tengah. Konsep pencari na kah dan ke-
sirri, dan sifatnya hanya membantu suami.
pala keluarga ini berpengaruh pada rendahnya
Sehingga, perempuan memiliki peran ganda
peluang perempuan untuk menempati posisi
ketika perempuan selain bekerja di publik, ia
penting di publik. Artinya perempuan tidak
pun tetap harus bekerja di wilayah domestik.
dapat memimpin komunitasnya.
Dalam rumah tangga pun, peran kepala keluarga
adalah tetap laki-laki, sama seperti konstruksi Sebenarnya, ada beberapa perempuan yang
budaya di wilayah kajian lainnya. bisa menjadi raja di negeri-negeri di wilayah
Maluku Tengah. Namun, realitas tersebut lebih
Jika ibu bekerja, nenek berperan mengasuh
karena kecelakaan sejarah. Misalanya, ketika
dan merawat cucunya. Jika nenek tidak bias
raja setempat tidak memiliki keturunan laki-
melakukan perawatan cucu, maka cucunya
laki, atau kalaupun ada, laki-laki dari keluarga
akan diasuh dirawat oleh anggota keluarga,
raja ini tidak bersedia didaulat sebagai raja.
dapat dari keluarga ayah atau keluarga ibu, yang
Raja, bagi kebanyakan adat di sini tak hanya
ikut dan tinggal bersama keluarga tersebut.
memimpin pemerintahan namun juga sebagai
Para pengasuh ini tidak dianggap pekerja
kepala adat. Ia memimpin setiap upacara adat
rumah tangga. Ini karena para pengasuh anak
di negerinya.
dalam keluarga suku Makassar berasal dari
Dalam komunitas di Maluku, perempuan
2 Narasumber P, wawancara dengan narasumber, salah se- yang sudah menikah disebut manua. Artinya
orang pekerja LSM di Sulawesi Selatan
Budaya Berkeluarga 11

adalah perempuan yang sudah tua, telah me- nya, kita akan melihat bagaimana urutan tata
nikah, dan memiliki peran dan tanggung jawab cara makan per wilayah di bawah ini.
harus berbakti kepada suami. Salah satu bentuk
Di desa-desa di Aceh Gayo, baik dalam kelu-
berbakti istri kepada suami adalah dalam hal
arga maupun dalam komunitas, laki-laki makan
menyediakan kebutuhan domestik suami dan
terlebih dahulu dibandingkan perempuan. Hal
keluarganya. Jika suami mengatakan “Makan apa
serupa terjadi juga di wilayah Batak Toba, Laki-
hari ini?”, artinya perempuan harus mengurus
laki diberikan piring lebih dahulu dibandingkan
beban perut laki-laki sebagai suaminya--siap
perempuan ketika akan makan. Di komunitas
menyediakan makanan untuk suaminya, terlepas
Bengkulu pun, dalam upacara adat, perempuan
sang suami memberikan atau tidak uang untuk
baru akan makan setelah laki-laki makan. Hal
membelikan makanan.3 Perempuan harus siap
serupa terjadi di Makassar. Dalam sebuah pesta
menyediakan makanan tersebut meskipun ia
perkawinan, laki-laki akan makan lebih dulu
tidak diberikan uang untuk membeli makanan
daripada perempuan.
karena laki-laki dianggap sebagai pengambil
keputusan dalam keluarga. Jika seorang istri Sementara di Sumatera Barat, tata cara
selalu tersenyum kepada suaminya, niscaya ia makan ketika penyelenggaraan pesta melihat
akan terhindar dari KDRT dan rumah tangganya kondisi ruang pesta. Jika ruangnya sempit,
akan menjadi rumah tangga yang sakinah, maka tata cara makan tetap mendahulukan
mawaddah dan warahmah. 4 laki-laki. Zaman dahulu kala, makanan dalam
pesta tidak boleh prasmanan dan biasanya pa-
ra tamupun duduk bersila. Saat ini makanan
2. Tata Cara Makan pesta menggunakan prasmanan. Bentuk bu-
dalam Keluarga dan Komunitas kan prasmanan dan duduk bersila, seperti za-
man dahulu, tetap dipertahankan dalam acara
Hasil temuan di sebagian besar wilayah kajian
pernikahan khusus diperlakukan pada ma-
Kekerasan Berbasis Budaya memperlihatkan
mak-mamak dari keluarga besan (keluarga
bahwa tata cara makan dalam keluarga dan
perempuan).
dalam komunitas, laki-laki selalu mengambil
terlebih dahulu dan perempuan mengambil Dalam keluarga dan komunitas di Sukabumi,
yang paling akhir. Urutan tata cara ini memiliki makan harus mendahulukan orang tua, dimulai
hubungan status sosial dalam keluarga dan ko- dengan laki-laki lalu perempuan. Urutan ma-
munitas antara perempuan dan laki-laki. Dan, kan berikutnya adalah anak-anak, anak laki-
kondisi ini justru memperlihatkan adanya ke- laki dan anak perempuan. Hal serupa juga
kerasan terhadap perempuan. Perempuan terjadi di Cirebon. Sementara di komunitas
yang menyiapkan sumber daya makanan, dari Betawi, istri menyajikan dua hidangan makan.
mentah hingga matang. Kondisi demikian Pertama adalah untuk makan suami dan kedua,
terjadi karena alasan bahwa laki-laki sebagai untuk makan bersama. Dalam keluarga di Yog-
pencari na kah dan telah lelah mencari kerja di yakarta, suami atau ayah makan yang paling
luar rumah. Sehingga, laki-laki sebagai ayahlah, pertama dan diikuti anak laki-laki. Namun, se-
ketika makan harus didahulukan. Lebih detail- karang terjadi pergeseran terutama terjadi di
perkotaan, makan dilakukan secara bersama.
3 F, narasumber salah seorang pembela HAM di Kota Am- Dan kadangkala ditemukan pada beberapa
bon, wawancara kajian KTP Budaya di Kota Ambon
keluarga, bahkan perempuan makan dengan
4 Bapak R, Petugas Pencatat Penikahan, Talak dan Rujuk,
wawancara pada 5 November 2010 porsi banyak “seperti kuli”.
12 Kekerasan Terhadap Perempuan Berbasis Budaya

Berbeda dengan di Yogyakarta saat ini, da- oleh laki-laki. Saat makan, semua yang hadir,
lam keluarga dan komunitas di Suku Madura, baik laki-laki maupun perempuan, dilakukan
makan mendahulukan laki-laki sebagai ayah. secara bersama-sama. Hal serupa juga terjadi
Perempuan sering mendapatkan sisa. Hal serupa di Suku Toro, Sulawesi Tengah. Dalam keluarga
juga terjadi dalam tata cara makan keluarga di dan upacara adat, tata cara makan dilakukan
Bali dan suku Sasak Sumbawa, yakni (1) ayah; secara bersama.
(2) anak laki-laki; (3) anak perempuan; dan (4)
Di suku Tolaki, Sulawesi Tenggara, dalam ru-
ibu. Dalam acara besar di Suku Sasak Sumbawa,
mah tangga dan keluarga, tata cara makan tidak
pembagian dan urutan makan sudah dibagi,
membedakan antara makanan laki-laki dan
antara lain laki-laki yang pertama, diikuti oleh
perempuan. Tapi, biasanya bapak diutamakan
perempuan, dan anak-anak yang menyuguhkan.
untuk makan. Semua anggota keluarga duduk di
Peran memasak dalam komunitas adalah tetap
satu meja, dan perempuan tidak mendapatkan
perempuan.
sisa makanan, hanya saja ada penghormatan
Di Flores, pada saat upacara adat dan juga kepada bapak.
dalam kehidupan sehari-hari, dari lingkup ke-
Melihat bentuk-bentuk tatacara makan yang
luarga, urutan dalam tata cara makan adalah
beragam di atas, terlihat bahwa memang pe-
(1) Bapak--biasanya yang pertama dan dapat
ran ayah sebagai pencari na kah dan kepala
menikmati daging; lalu dilanjutkan (2) anak
keluarga menjadi alasan bahwa ayah dan laki-
laki-laki; (3) anak perempuan; dan (4) Ibu.
lakilah yang harus didahulukan makannya dan
Ibu biasanya hanya mendapat sayur dan da-
mendapatkan gizi yang lebih baik. Sumber
ging yang tersisa dari potongan bapak, anak
daya ekonomi dianggap berasal dari ayah atau
laki-laki dan anak perempuannya. Hal serupa
suami, sehingga menjadi kontrol dalam tata
terjadi di Maluku dan Muna di Sulawesi Teng-
cara makan dalam banyak konstruksi budaya di
gara. Di Muna, hal tersebut juga terjadi sa-
wilayah kajian KTP Komnas Perempuan.
at penyelenggaraan upacara adat. Bapak-ba-
pak makan lebih dahulu dan ibu-ibu makan
belakangan. Di Banjar Kalimantan Selatan, da- 3. Saat Perempuan Mengandung
lam keluarga, makanan ayah dipisahkan dari Tujuan dari membentuk keluarga secara
anak-anak dan istrinya. Hal ini masih terjadi di antropologi adalah salah satunya untuk men-
masyarakat pedesaan. dapatkan keturunan dan memperluas anggota
Sementara, meskipun di pulau yang sama dari keluarga luas dalam sebuat sistem keke-
dengan Flores, di Nusa Tenggara Timur, hal rabatan manusia. Mendapat keturunan, dalam
berbeda terjadi di Timor Timur Selatan. Tata cara konstruksi budaya di semua wilayah kajian
makan dilakukan secara bersama dan berbeda Kekerasan terhadap Perempuan berbasis Bu-
dengan di Flores. Tidak ada pembedaan porsi daya, dianggap merupakan berkah dan anugerah
atau urutan siapa makan apa dan atau lebih dari Sang Maha Kuasa. Dalam hal ini, perempuan
dulu dari siapa di dalam keluarga. Di Dayak, hal berperan sebagai agen reproduksi keluarga.
serupa juga terjadi. Laki-laki dan perempuan Untuk itu, baik keluarga perempuan (istri) atau
makan bersama-sama, akan tetapi laki-laki keluarga laki-laki (suami), ketika perempuan,
mengambil makan terlebih dahulu. Dalam aca- dalam hal ini anak perempuannya atau mantu
ra aruh ganal, yang meracik perempuan dan perempuan atau istrinya, hamil, banyak hal
yang mencuci serta mengerjakan memasaknya ritual adat, yang diyakini keluarga atau komu-
adalah laki-laki. Mencuci piring pun dilakukan nitas, dilakukan dalam rangka menjaga dan
Budaya Berkeluarga 13

atau melindungi keturunannya, janin atau komunitas Suku Betawi, Jakarta. Perempuan
bayi, yang dikandungnya. Meskipun, beberapa hamil, sebelum melahirkan selalu membawa
simbol perlindungan ini kadang kala mengarah gunting dan dianggap penting, untuk mencegah
pada kekerasan terhadap perempuan. gangguan dari makhluk halus, yang akan meng-
ambil bayi yang dikandung perempuan. Makhluk
Pada saat perempuan hamil tujuh bulan,
halus ini berupa hantu perempuan yang suka
di Batak Toba, keluarga perempuan meng-
terhadap bayi-bayi dan mengambilnya dari si
antarkan makanan dan juga kain. Kain ini
ibu yang sedang mengandung dan akibatnya
bermaksud untuk melindungi perempuan de-
saat melahirkan, bayi yang dikandungnya me-
ngan harapan nanti perempuan melahirkan
ninggal dunia.
dengan kondisi yang sehat. Makna kain ini
adalah untuk membungkus perempuan dari Dalam komunitas Suku Melayu Sambas,
hal-hal yang tidak diinginkan dan menjaga un- Kalimantan Barat, perempuan saat usia ke-
tuk selalu sehat. Di komunitas Merangin, Jambi, hamilan tujuh bulan, keluarga mengadakan
perempuan saat usia kehamilannya 4 bulan Upacara Nujuh Bulanan, sebagai tanda syukur.
dan 7 bulan, dilakukan upacara adat, dan pe- Sementara dalam komunitas Bali, perempuan
rempuan yang mengadung di usia kehamilan hamil tetap bekerja dan melakukan upacara
itupun harus dilayani. adat seperti biasanya perempuan lainnya
yang tidak hamil. Tidak ada pengecualian dan
Sementara dalam komunitas di Sumatera
pembedaan secara konstruksi budaya di Bali,
Barat, bentuk perlindungan kepada perempuan
antara perempuan hamil dan perempuan ti-
yang sedang hamil atau mengandung adalah
dak hamil. Hal ini karena dianggap malas dan
memberi penyambueh, berupa bumbu lada hi-
anak-anak yang dilahirkan menjadi pemalas,
tam, yang dibungkus dengan memasang pe-
jika perempuan semasa hamil malas-malasan
niti dalam bungkusannya. Tujuannya adalah
tidak melakukan pekerjaan. Seperti halnya di
menghilangkan palasi, supaya tidak diganggu
komunitas Melayu Sambas, di Komunitas Bali
orang. Perlindungan serupa juga terjadi dalam
pun, ketika usia kandungan perempuan meng-
14 Kekerasan Terhadap Perempuan Berbasis Budaya

injak 7 bulan, maka dilakukan ritual adat. Bagi garakan upacara ritual. Upacara ini ditujukan
sang ayah, selama istrinya hamil tidak boleh untuk pembinaan pada bayi dalam kandungan.
memotong rambut dan cukur kumis. Hal ini Ada janur-janur, sesaji, dan melibatkan balian
mencegah agar bayi yang dilahirkan tidak ter- (dukun beranak) supaya proses melahirkan
kena mara bahaya. menjadi lancar, lurus dan benar. Saat seorang
perempuan sedang mengandung atau hamil,
Di Suku Sasak dan Sumbawa, Nusa Tenggara
ada beberapa larangan (pamali) di kalangan
Barat, juga dilakukan ritual 7 bulanan ketika
orang Dayak Meratus. Misalnya, (1) perempuan
perempuan menginjak usia kehamilan tujuh
hamil dilarang duduk di depan pintu karena
bulan. Ritual adat ini juga memandikan perem-
nanti kalau melahirkan agak tertahan (tidak
puan yang mengandung, dan disebut mandi tian.
lancar); (2) Suaminya dilarang untuk memotong
Air bunga dibacakan dizikir, dan kemudian air
karet, mengikat-ikat tali atau pohon, karena
tersebut diusapkan ke perut perempuan yang
takut akibatnya ke istri yang nanti melahirkan.
sedang hamil. Beberapa pantangan lainnya yng
Meski mengandung, perempuan tetap bekerja,
harus dipatuhi oleh perempuan yang sedang
bahkan ada yang saat usia kandungan sudah
hamil adalah tidak boleh ke luar rumah setelah
mencapai 9 bulan. Mereka bekerja di ladang
maghrib, tidak boleh makan udang, makan
atau di kebun, menyadap karet.
gurita, makan kepiting, dan sang suami yang
istrinya sedang hamil tidak boleh menembak Di Suku Banjar, Kalimantan Selatan, sebagian
burung. kecil orang Banjar masih melakukan selamatan
pada saat usia kandungan sudah mencapai 7
Pantangan saat perempuan sedang hamil
bulan. Dalam kepercayaan orang Suku Banjar,
pun terjadi di Flores. Baik istri (perempuan
usia kehamilan tujuh bulan rentan terhadap
yang hamil) maupun suami (laki-laki) dari
‘gangguan’. Upacara selamatan ini khusus pada
istri yang sedang hamil, tidak boleh memotong
kehamilan pertama, ketiga, kelima, dan ketujuh.
hewan selama istri sedang mengandung atau
(hitungan ganjil). Penyelenggaraan ritual adat
hamil. Jika tetap dilakukan, maka menurut
ini dapat diperlakukan pada semua anak-anak-
kepercayaan komunitas setempat, anak yang
nya. Ritual adatnya berupa pembacaan doa
dilahirkan akan menjadi anak cacat, disable
untuk keselamatan perempuan yang sedang
secara isik maupun mental, jika orangtuanya
hamil. Kemudian, perempuan hamil tersebut
memotong hewan pada saat anak masih
dimandikan dengan menggunakan kembang
didalam kandungan. Namun, pada banyak
mayang (putik kelapa), dan perempuan hamil
pedesaan di Flores, istri atau perempuan yang
hanya memakai kemben saat dimandikan.
sedang hamil ini tetap bekerja di kebun selama
masa kehamilan. Bahkan, pekerjaan ini tetap Di Suku Sangir, Sulawesi Utara, perempuan
dilakukan hingga usia kehamilan menginjak yang mengandung tidak bisa hadir dalam acara
usia 9 bulan. Pekerjaan ini dipercaya akan kematian, karena akan membawa kecelakaan.
memudahkan proses persalinan. Sementara, Seperti halnya di TTS dan Suku Mongondow dan
di Timor Timur Selatan (TTS), Nusa Tenggara Suku Bantik, Sulawesi Utara juga, perempuan
Timur, perempuan hamil tidak boleh melakukan yang sedang hamil tidak boleh melakukan
pekerjaan berat. Hal serupa juga terjadi di Suku pekerjaan yang berat-berat. Perempuan boleh
Mongondow, Sulawesi Utara. melakukan pekerjaan lagi setelah masa 40 hari
dari melahirkan. Di Suku Bantik, Sulawesi Utara
Suku Dayak Meratus, Kalimantan Selatan,
pun, perempuan hamil tidak diperbolehkan
pada saat perempuan sedang hamil, diseleng-
bekerja di kebun. Pekerjaan yang boleh dila-
Budaya Berkeluarga 15

kukan adalah menyapu, membersihkan, dan buat kue atau membuat apapun terkait masak
cuci piring. memasak, perempuan hamil harus membawa
batu karena dianggap juga pamali. (3) laki-laki,
Pantangan lainnya dari perempuan hamil
yang menjadi suaminya tidak boleh memotong
di Suku Sangir adalah tidak boleh melewati
hewan, tidak boleh melilitkan sesuatu di leher,
ikatan tali sapi. Jika melewatinya maka masa
dan dianggap pamali, karena mencegah tali
kehamilan melebihi dari 9 bulan, lebih panjang
pusarnya melilit. Hal yang menjadi stigma pa-
dari biasanya, yakni hingga 11 atau 12 bulan
da perempuan, adalah jika perempuan hamil
kehamilan. Seperti halnya di Flores, Suku Taa,
yang telah dinyatakan kehamilannya ternyata
di Sulawesi Tengah pun, ketika perempuan
kosong, tidak ada janin bayi di perutnya, maka
mengandung, laki-laki, yang menjadi suaminya
semua orang yang akan berangkat kemanapun,
tidak boleh memotong hewan—tidak boleh
maka perempuan hamil tersebut tidak boleh di
melilit di leher hewan, kawatir terlilit bayi yang
sekitar situ, karena dia dianggap kosong dan
dikandungnya.
membahayakan.
Seperti beberapa suku-suku di wilayah kajian
Terkait pekerjaan perempuan di luar rumah
kekerasan terhadap perempuan berbasis budaya,
adalah mencari kayu api untuk bisa memasak,
komunitas Suku Toro pun memiliki perlakuan
jika perempuan/istri sedang hamil, maka Ia
khusus dan pantangan terhadap perempuan
masih diperbolehkan mengumpulkan kayu
yang sedang hamil. Untuk ritual tujuh bulanan,
api dari hutan untuk memasak pada masa
komunitas di Toro tidak melakukannya, hanya
kehamilan muda, yakni satu hingga tiga atau
disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke
empat bulan usia kehamilan. Sementara,
dukun beranak tau bidan setempat. Adapun
usia kehamilan lebih dari lima bulan, sudah
beberapa pantangan untuk perempuan hamil
tidak diperbolehkan, karena dianggap masa
adalah (1) dilarang keluar malam. Jikapun
kehamilan tua, dan perempuan dianggap sudah
harus keluar karena urusan penting, maka
tidak sanggup jika harus mengambil kayu api
perempuan hamil harus membawa bawang
lagi di hutan.
putih; (2) Ketika perempuan hamil ngidam, jika

Perempuan Sebagi Agen Reproduksi


Perempuan sebagai agen reproduksi keluarga dan komunitas merupakan peran yang penting dalam
melindungi perempuan yang sedang hamil. Meskipun perlindungannya, seperti contoh-contoh kasus
di atas, beberapa juga memberikan kekerasan terhadap perempuan. Seperti kasus di Bali, perempuan
tetap harus bekerja keras meskipun dalam keadaan hamil, karena mengajarkan anak sejak dini, dari dalam
kandungan, bahwa tidak boleh menjadi orang malas.
Ketika perempuan tidak sanggup melakukan kerja keras selama hamil, dianggap sebagai perempuan
malas dan menghasilkan anak yang malas. Bentuk-bentuk perlindungan terhadap perempuan yang
sedang hamil, semata-mata untuk menjaga anak bayi yang ada dalam kandungannya, sebagai keturunan
dari keluarga.
Karena perempuan adalah agen reproduksi, tata lakunya diatur, agar menghasilkan anak yang sehat. Jika
melanggar aturan tradisi yang ada, maka perempuan yang hamil akan mendapatkan sanksi sosial, sebagai
penjaga kehormatan keluarga. Perempuan yang melanggar tradisi akan mendapatkan anak yang tidak
sehat atau dianggap anak yang cacat/disable secara fisik karena tingkah laku ibunya selama hamil.
16 Kekerasan Terhadap Perempuan Berbasis Budaya

Di suku Bajo, Sulawesi Tenggara, Panguleh


(dukun bersalin) memandikan ibu yang me-
ngandung agar si ibu terhindar dari penyakit,
dan mudah melahirkan nantinya. Waktu me-
mandikannya ini biasanya dilakukan pada hari
Kamis sore, malam Jumat. Sang ibu yang sedang
hamil pun, selain tidak boleh mengangkat ba-
rang yang berat, juga tidak boleh menangkap
ikan ke laut.
Dalam komunitas Suku Muna, Sulawesi Teng-
gara, pada usia kehamilan tujuh bulan, keluarga
menyelenggarakan upacara Kasambu. Upacara
ini hanya untuk anak pertama saja. Dalam ritual
adat ini, Calon ibu dimandikan, dan dibacakan
doa supaya dilancarkan kehamilannya. Lainnya
adalah agar orang tua memberikan makanan
yang halal utk anaknya, dan anak yang dilahirkan
menjadi orang yang baik. Ada pula ritual adat
ketika perempuan sedang hamil yakni haroa.
Haroa serupa dengan upacara sesajen. Dalam
satu talang berisi pisang, nasi uduk, wajik, cucur,
ayam, dan yang pasti ganjil jumlah makanan Perlindungan terhadap Perempuan Hamil
dalam talang untuk sesajen tersebut. dan Melahirkan
Perempuan begitu terlindungi saat mengan-
4. Perempuan Melahirkan dung dan melahirkan karena perempuan berpe-
ran sebagai agen reproduksi dalam keluarga dan
Seperti halnya saat perempuan mengandung, komunitas. Pada beberapa hal perlakuan tersebut
perempuan melahirkan pun memiliki pantangan sungguh melindungi, namun dalam beberapa hal
dan perlakuan khusus. Hal ini dilakukan untuk lainnya merugikan dan menimbulkan kekerasan,
menjaga dan melindungi bayi yang dilahirkan baik secara fisik maupun psikologis.
dan juga perempuan yang telah melahirkan da- Pada beberapa kasus, perempuan tidak mendapat
ri marabahaya. kecukupan gizi protein, hanya karena mencegah
Komunitas di Sumatera Barat, jika istri me- sesuatu karena konstruksi budaya yang telah
terbentuk secara turun temurun. Misalnya, pada
lahirkan, maka yang mencuci bekas darah me-
beberapa wilayah kajian ditemukan bahwa pe-
lahirkan istrinya adalah suaminya. Mertua pe- rempuan melahirkan tidak boleh memakan ikan
rempuan dari suami maupun istri dianggap aib atau telur karena akan membuat darah amis. Pa-
jika mencuci darah anak atau mantu perem- dahal telur dan ikan sangat bermanfaat untuk
puannya. Hal serupa juga terjadi di komunitas perempuan yang melahirkan segera pulih dan
Betawi. Jika istri selesai persalinan, maka bayinya menadapatkan kecukupan gizi protein
suaminya yang harus mencuci pakaian. Jika yang baik. Gambaran rinci tentang beberapa
tidak melakukannya dan dicucikan oleh orang bentuk perlindungan dan juga kekerasan ter-
lain maka sang suami harus membayar orang hadap perempuan saat melahirkan dapat dijum-
yang melakukan pekerjaan tersebut. pai pada bagian ini.
Budaya Berkeluarga 17

Beberapa pantangan makanan setelah pe- Pada komunitas Dayak Meratus Kalimantan
rempuan melahirkan, antara lain adalah (1) Selatan, saat perempuan melahirkan, bahkan
tidak boleh makan makanan yang amis-amis, prosesnya dibantu oleh suami sendiri, atau orang
seperti telur atau ikan, karena dipercaya darah tua. Mereka (para suami) telah belajar tentang
dan alat reproduksinya menjadi bau amis, bau bagaimana membantu proses melahirkan. Jika
darah kotor. Oleh karena itu, perempuan Be- mengalami kesulitan, barulah meminta bantuan
tawi yang setelah melahirkan harus makan dukun kampung, khusus dukun melahirkan. Se-
sayur “bebanci”. Saat itu, suami biasanya masuk telah melahirkan, perempuan dapat istirahat
dapur, dan masak untuk istrinya. Sayur bebanci selama beberapa hari hingga sebulan. Lalu, ia
ini terdiri dari duabelas dedaunan yang dimasak melanjutkan aktivitasnya di kebun atau di la-
dan disajikan ke istrinya sebelum satu minggu dang. Upacara kelahiran sendiri, melakukan
melahirkan. Namun, saat ini, kebanyakan sua- upacara tepung tawar, bertujuan untuk mela-
mi memberi uang kepada orang lain untuk kukan doa keselamatan bagi si anak. Upacara ini
memasakkannya. hanya dilakukan dalam keluarga saja. Di Banjar,
Kalimantan Selatan, perempuan melahirkan
Di Maluku, setelah melahirkan, keluarga
juga melakukan selamatan seperti pada umum-
menyelenggarakan upacara Matande Lahan.
nya di wilayah lainnya seperti tasmaniah, upa-
Upacara ini wajib dilakukan dan mendapat
cara pemberian nama dan kadang dilakukan
sanksi sosial jika tidak dilaksanakan. Upacara
bersamaan dengan aqiqah.
ini sebagai penghargaan terhadap perempuan
karena perempuan yang melahirkan telah me- Di komunitas Suku Mongondow, Sulawesi
ngorbankan atau menggadai nyawa untuk me- Utara perempuan melahirkan hingga 40 hari
lahirkan. Jika keluarga yang bersangkutan ti- setelah melahirkan, tidak boleh bekerja berat,
dak mampu, maka upacara adat akan diambil karena kepercayaan komunitas setempat, pe-
alih oleh keluarga besar dan didukung oleh rempuan jika tetap melakukan kerja akan men-
tetangganya. Sementara itu, pada komunitas dapat penyakit heke. Penyakit ini biasanya akan
Bali, tiga hari setelah melahirkan, perempuan membawa fatal—penyebab darah putih naik
langsung bekerja meski mukanya masih pucat. ke kepala, dalam istilah medisnya. Hal serupa
Namun, selama 42 hari, sebelum pembersihan, juga diyakini oleh Suku Bantik, Sulawesi Utara.
perempuan tidak boleh datang ke tempat suci. Penyakit ini dipercaya akan menjadi penyebab
perempuan yang baru saja melahirkan akan
Pada masyarakat Flores, proses kelahiran
meninggal dunia.
masih banyak dibantu oleh dukun setempat.
Dukun adalah perempuan yang memiliki pe- Dari pihak keluarga perempuan sendiri, ada
ngalaman dalam membantu perempuan da- perlakuan-perlakuan khusus, dan perlindungan
lam proses persalinan. Biasanya dukun tidak sepenuhnya dari keluarga laki-laki terhadap
memiliki pendidikan khusus, namun me- perempuan yang melahirkan tersebut. Hal ini
miliki pengalaman yang cukup banyak da- karena ketika perempuan Suku Mongondow itu
lam membantu perempuan menjalani proses melakukan perkawinan maka semua tanggung
persalinan. Hal serupa juga terjadi beberapa jawabnya ada pada laki-laki, termasuk masalah
pedesaan di Timor Timur Selatan. Perempuan keamanan, keselamatan saat mau melahirkan.
melahirkan dibantu oleh dukun beranak. Ban- Sehingga, setelah perempuan melahirkan sela-
tuan dari tenaga puskesmas hanya dilakukan ma 40 hari itu, maka perempuan melahirkan di-
sesuai dengan permintaan. pingit dan tidak boleh kumpul dengan suaminya.
Yang boleh di kamar itu adalah keluarga dari laki-
18 Kekerasan Terhadap Perempuan Berbasis Budaya

laki atau keluarga dari perempuan. Sementara Tolaki, Sulawesi Tenggara. Namun, larangan ter-
di Suku Bantik, ibu atau kakak perempuan dari sebut hanya berlaku selama empat puluh hari
perempuan yang melahirkan yang merawat. saja setelah perempuan melahirkan. Menurut
salah seorang narasumber menyatakan bahwa
Di komunitas Toro, Sulawesi Tengah, pe-
larangan ini sesuai dengan aturan agama yang
rempuan yang baru melahirkan hingga 4o
mereka anut, yakni Agama Islam.
hari setelah meahirkan juga tidak diizinkan
untuk bekerja. Dia dilayani oleh keluarga dan Seperti halnya, ritual adat perempuan me-
suami. Hal itu diperlakukan untuk semua anak ngandung, upacara kasambu pun dilakukan
yang dilahirkan, baik anak laki-laki atau anak setelah perempuan melahirkan. Dalam upacara
perempuan, anak pertama dan seterusnya. Jika tersebut keluarga menyimpan makanan yang
tradisi ini dilanggar, maka yang kena sanksi disimbolkan sebagai jenis kelamin anak yang
adalah suami atau keluarga laki-laki. Selain dilahirkan dalam sebuah wadah. Anak laki-
itu, pantangan bagi perempuan yang baru laki disimbolkan pisang, dan perempuan di-
melahirkan adalah tidak boleh melakukan simbolkan ketupat. Jika tradisi tersebut di-
hubungan suami dan istri, hingga 40 hari se- langgar, maka komunitas menganggap aneh
telah melahirkan. Seperti halnya di wilayah dan jarang dilakukan, dan semua kasta melak-
Sulawesi Utara, dalam komunitas Toro pun, sanakan tradisi tersebut. Kemeriahan dari
suami tidak boleh tidur sekamar dengan is- upacara Kasambu tergantung status inansial,
trinya selama 40 hari setelah melahirkan, ka- sebagai gengsi sosial di komunitas. Adapun
rena mencegah hubungan seksual terjadi.Yang perempuan yang melahirkan akan dimandikan
menemani perempuan yang melahirkan ada- air dengan air panas dengan ramuan-ramuan
lah ibu atau saudara perempuan. Meskipun selama empat hari, yang bertujuan untuk me-
demikian, suami istri masih dapat bertemu dan nyegarkan kembali perempuan yang baru saja
makan bersama-sama. melahirkan anak.
Dalam komunitas Muna, Sulawesi Tenggara, Mandi air panas itu dianggap menambah
yang mencucikan darah nifas perempuan dan kesegaran perempuan yang melahirkan dan
ari-ari adalah laki-laki, sebagai suaminya, yang mempercepat pemulihan. Karena kemarin saya
digantung di pohon kelapa. Proses perawatan caesar jadi tidak boleh kena air, jadinya loyo.5
ibu melahirkan sampai 100 hari, dan dalam Kasus operasi Caesar, perempuan tidak boleh
proses tersebut suami istri dilarang melakukan kena air. Menurut salah seorang narasumber,
hubungan seksual dan melakukan pekerjaan hal tersebut membuat perempuan yang me-
berat. Jika aturan tersebut dilanggar, maka pe- lahirkan menjadi tidak segar, karena tidak
rempuan dan laki-laki, yang menjadi suami dimandikan dengan air panas. Menjelang tiga
istri, akan terkena penyakit nokokombo—mem- bulan, perempuan yang telah melahirkan anak
percepat kematian ibu melahirkan. Dalam ma- itu mendapat pelakuan tomboro, perempuan
sa ini, si ibu mertua atau ibu perempuan yang dimasukkan kedalam sarung, dan dibawahnya
melahirkan memberikan signal pada laki-laki, dibakarkan batu-batu sehingga lendir-lendir
yang menjadi suami dari anak atau mantu dan darah kotor itu keluar. Proses ini disebut
perempuan, boleh melakukan hubungan seks proses pembersihan reproduksi perempuan.
dengan perempuan lain, daripada berhubungan
Sebagaimana perempuan hamil, perempuan
seksual dengan istrinya selama masa tersebut.
Larangan tidak boleh berhubungan seksual
5 Narasumber R, Wawancara kajian KTP BUdaya, Muna
setelah istri melahirkan juga berlaku di suku Oktober 2011.
Budaya Berkeluarga 19

ketika dan setelah melahirkan juga dilindungi suami melakukan hubungan seksual dengan
oleh keluarga dan komunitas secara konstruksi perempuan lain selain istri. Kekerasan lainnya,
budaya setempat. perempuan juga dipantang dalam makanan,
yang justru menyehatkan dalam pemulihan
Meskipun, lagi-lagi perlindungan ini pun
seperti makan ikan dan telor, kasus di Betawi.
menjadi rancu, karena pada beberapa kasus
Bahkan, di Bali, tidak ada pengecualian dan
seperti di Muna, larangan tidak boleh me-
perlindungan sejak hamil dan melahirkan,
lakukan hubungan seksual selama 100 hari
konstruksi budaya yang menempatkan pe-
bersama istri, justru memberikan kekerasan
rempuan sebagai pekerja keras, mendorong
pada perempuan baik secara seksual dan
perempuan tetap harus bekerja dan istrihat
psikologis. Hal ini karena ibu atau mertua
hanya tiga hari saja setelah melahirkan.
perempuan memberikan signal membolehkan

Anda mungkin juga menyukai