PROYEK CLUBHOUSE
PODOMORO PARK
BUAH BATU
BANDUNG
B. Tabel Slump
C. Umum
1. Beton di cor maksimal 1 jam setelah pengadukan.
2. Pada campuran beton tidak dibolehkan adanya penambahan air.
3. Vibrator dipasang secukupnya.
4. Bekisting dipasang dengan toleransi kemiringan 5 mm dari as yang di rencanakan.
5. Benda uji :
Minimal 1 x per hari,
1 pengujian 110 m 3 beton, atau
1 pengujian 410 m2
6. Pembongkaran Bekisting :
1. Kolom atau Shearwall = 24 jam
2.Balok dan pelat = 7 hari + Support tengah
3.Kantilever = 28 hari
4. Pengujian baja tulangan, dilakukan 5 sample setiap 20 ton yaitu 3 tes tarik, 1 lengkung, 1
tes mill
5. Toleransi pemasangan tulangan adalah ± 0.5 cm
6. Pengeluaran slump harus tepat dikeluarkan pada mulut pipa pompa
KOLOM
1 Fly ash yang di izinkan untuk digunakan adalah 15 pct (untuk pilecap basement wall&kolom
K-500)
2 Curing yang digunakan adalah curing compound, dibungkus menggunakan plastik selama
minimal 7 hari
3 Bekisting kolom menggunakan baja dan lateral support juga tie rod yang cukup dan kuat
4 Semua kolom harus di cor secara sekaligus sampai di bawah balok, tidak boleh di cor dua
tahap atau lebih
5 Jarak kaki sengkang kolom maksimal 30 cm, jarak sengkang di lapangan maksimal 15 cm, dan
di tumpuan
maksimal 10 cm
6 Untuk kolom ukuran diatas 60x60 menggunakan sengkang minimal 13 cm
7 Ukuran kolom minimal H(kolom)/10, untuk kolom tinggi > 4 m
8 Mutu beton yang digunakan minimal fc' 25 atau K 300
9 Trial mix target mutu adalah 1.25 dari fc' mutu rencana, dibuat 6 sample
10Saat pengecoran tidak boleh melakukan penambahan air, pengecoran dilakukan menggunakan
pipa tremie dan di
perhatikan pemadatannya dengan baik
11 Pemadatan dilakukan dengan baik menggunakan beberapa alat vibrator yang cukup
12Sambungan tulangan kolom minimal 50 D jika dipasang tidak segaris, dan dipasang 70 D jika
segaris. Sambungan tulangan dipasang di tengah kolom atau menggunakan copler
13 Selimut kolom harus diperhatikan dan dijaga ketebalannya, agar tulangan kolom tetap dalam
kedaan vertikal
14 Maksimal toleransi selimut kolom adalah ±0.5 cm
15 Untuk setiap lantai di lakukan pengujian lapangan dengan hammer test minimal 3 kolom, 2
plat, dan 3 balok setelah kolom mencapai 28 hari
Pasal 2 : Struktur................................................................................................................................................ 11
BAB II 13
PEKERJAAN CETAKAN DAN PERANCAH BETON ..................................................................................................... 13
2.5. Perancah, penunjang dan penyokong (studs, wales and supports) .............................................. 16
3.5. Chamfers................................................................................................................................................ 20
BAB III 24
PEKERJAAN PEMBESIAN ........................................................................................................................................ 24
2.1. Bahan-Bahan.................................................................................................................................. 26
BAB IV 30
PEKERJAAN BETON ................................................................................................................................................ 30
3.13. Lapisan penutup lantai yang dikerjakan kemudian (separate floor toppings) .......................... 48
BAB V 50
BETON PRACETAK DAN BETON PRATEGANG ........................................................................................................ 50
BAB VI 58
BETON MASA (MASS CONCRETE) .......................................................................................................................... 58
BAB VII 61
PEKERJAAN STRUKTUR BAJA ( BAJA PROFIL ) ....................................................................................................... 61
Pasal 3 : Fabrikasi............................................................................................................................................... 61
Pekerjaan tanah yang spesifikasinya tercantum dalam bab ini berlaku untuk seluruh pekerjaan tanah.
Seluruh pekerjaan tanah untuk berbagai bagian dari pekerjaan ini harus dilaksanakan menurut ukuran dan
ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar-gambar atau dalam ukuran dan ketinggian lain yang mungkin
diminta oleh Direksi.
Fill material untuk pekerjaan ini diperoleh dari sisa tanah galian (excess material) dan bebas dari bahan perusak
atau pengganggu seperti bahan organik, bahan yang tidak tahan lama dan material yang tidak dapat diperoleh
dari excess material, apabila masih terdapat kekurangan kebutuhan tanah, tanah harus didatangkan dari luar
proyek dimana tanah tidak mengandung bahan perusak seperti lempung, sampah, organik, bahan yang tidak
tahan lama dan bahan yang tidak dapat dipadatkan.
Setelah pekerjaan penggalian selesai dilakukan, Kontraktor harus memotong, meratakan dan meninggalkan
bekas galian dalam kondisi rapi dan memuaskan, dan jika diminta, harus melaksanakan perintah dari pengawas
yang ditunjuk tanpa biaya tambahan.
Pekerjaan tanah ini termasuk pengupasan lapisan atas tanah atau benda-benda di permukaan tanah yang tidak
berguna (contoh : akar-akar pohon, bekas pondasi bangunan eksisting yang akan dibongkar), penggalian,
memuat dan pengangkutan ke lokasi yang telah ditentukan termasuk juga membentuk dan merapikan urugan
sampai ke ukuran yang ditunjukkan dalam gambar-gambar
Pekerjaan ini juga termasuk untuk membereskan borrow pit dan meninggalkannya dalam kondisi yang rapi dan
disetujui oleh pengawas yang ditunjuk.
Pengurugan dengan tanah kering harus dilakukan lapis demi lapis yang sama ketebalannya untuk tiap-tiap lapis
dan tidak tebal dari 150 mm setiap lapisannya sebelum dipadatkan.
Setiap lapis dari pengurugan tanah kering ini harus dipadatkan sampai sekurang-kurangnya menjadi 90% dari
kepadatan kering maksimum menurut Modified Proctor Test (ASTM D 1557). Bahan urug yang tidak dapat
dipadatkan harus disingkirkan dan diganti dengan material yang baru.
Test untuk menguji hasil pemadatan akan dilaksanakan oleh kontraktor yang ditunjuk sesuai dengan spesifikasi
berikut ini :
1. Untuk pemadatan tanah kering kepadatan maksimum pada kandungan kelembaban harus ditentukan
berdasarkan standard ASTM D-1557
2. Untuk pemadatan tanah kering ditempat, kepadatannya harus ditentukan berdasarkan ASTM D-1556.
Pasal 2 : Struktur
Jika tidak ditentukan lain, Kontraktor harus menjaga agar galian selalu kering dan tidak digenangi air selama
pelaksanaan pembangunan berlangsung termasuk untuk waktu-waktu selanjutnya yang memang diperlukan
untuk menghindarkan agar struktur bangunan tidak terendam air.
Metoda untuk menjaga agar galian tidak digenangi air dalam proyek ini adalah menggunakan surface
dewatering dan pembuangan airnya harus mendapat persetujuan dari pengawas yang ditunjuk.
Kontraktor harus menyediakan peralatan yang selalu siap sedia dan dalam jumlah yang mencukupi dilapangan
untuk selalu berjaga-jaga dan menjamin agar pelaksanaan dewatering jika sedang berlangsung tidak terganggu.
Hasil galian pada akhirnya harus dirapikan dengan tangan, atau dengan cara lain yang disetujui atau diarahkan
oleh pengawas yang ditunjuk, sebelum pelaksanaan konstruksi beton dimulai. Pada akhir pelaksanaan
permukaan tanahnya harus digali atau diurug sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
Ditempat-tempat dimana permukaan tanah bekas galian akan menerima konstruksi beton atau pengurugan yang
dipadatkan, batas 0.15 meter dari tempat yang digali harus dirapikan dengan tangan atau dengan cara lain yang
disetujui atau diarahkan oleh pengawas yang ditunjuk.
Permukaan tanah akhir harus diratakan dengan hati-hati atau dibentuk seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
C. Laporan
Kontraktor harus membuat laporan kepada pengawas yang ditunjuk jika galian sudah selesai dibuat dan siap
menerima pondasi beton, struktur-struktur lain dan tidak boleh melanjutkan dengan pekerjaan beton lainnya
sebelum diluluskan atau ada persetujuan dari pengawas yang ditunjuk. Pekerjaan beton atau pekerjaan lain yang
dilaksanakan sebelum ada persetujuan dari pengawas yang ditunjuk harus dibongkar kembali dengan biaya yang
ditanggung sendiri oleh kontraktor.
Apabila diperlukan pengurugan kembali di bawah permukaan tanah yang berdekatan dengan struktur bangunan,
maka tanah urug yang dipakai harus dipilih dengan hati-hati dan dipadatkan seperti yang ditentukan dalam pasal
“Metoda Pemadatan” yang tercantum dalam spesifikasi ini.
Pengurugan kembali tidak dapat dilaksanakan sebelum mendapat persetujuan pengawas yang ditunjuk. Jika
pengurugan kembali harus dilakukan di kedua sisi atau lebih dari struktur bangunan, maka harus dilaksanakan
serentak pada sisi-sisi yang berlawanan, sehingga perbedaan ketinggiannya tidak akan melebihi 30 cm. Pada
dasarnya pelaksanaan pengurugan kembali untuk daerah struktur harus dilakukan secepatnya, walaupun ada
perkecualian untuk struktur-struktur pendukung dimana pengurugan harus dilakukan setelah beton menjadi
cukup keras.
Kawasan dii sekitar atau struktur harus diratakan sesuai dengan gambar. Kontraktor harus mengatur pengurugan
kembali sedemikian rupa agar pelaksanaannya tidak membahayakan struktur. Perataan kawasan disekitar
struktur harus dilaksanakan dengan metoda yang telah disetujui oleh Pengawas yang ditunjuk. Jika terjadi
kerusakan harus diganti atau diperbaiki dengan biaya yang ditanggung oleh kontraktor dan hasilnya memuaskan.
Pasal 1 : Umum
A. Umum
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, cetakan dan perancah untuk pekerjaan beton harus
memenuhi persyaratan dalam SNI-2847-2019, ACI 347, ACI 301, ACI 318.
B. Tanggung Jawab
Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan gambar-gambar rancangan cetakan dan perancah
untuk mendapatkan persetujuan “pengawas yang ditunjuk” sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-
gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan serta sistem
rangkanya, pemindahan dari cetakan serta perlengkapan untuk struktur yang aman. Asuransi keselamatan dan peralatan
haruslah menjadi tanggung jawab dari kontraktor.
Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran dari semua cetakan beton serta penunjang untuk
semua beton cor seperti diperlukan dan diperinci berikut dalam bab ini.
1.2. Referensi-referensi
Pekerjaan yang terdapat dalam bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar atau diperinci berikut, harus mengikuti
peraturan-peraturan, standard-standard atau spesifikasi terakhir sebagai berikut :
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilakukan dengan segera oleh “Kontraktor” sesuai dengan jadwal yang telah
disetujui, untuk menghindari keterlambatan dalam pekerjaannya sendiri maupun dari kontraktor lain.
“Kontraktor” harus mempekerjakan mandor untuk cetakan beton yang berpengalaman dalam hal cetakan beton.
Kualifikasi dari mandor harus diserahkan kepada “pengawas yang ditunjuk” untuk ditinjau.
B. Data Pabrik
Data pabrik tentang bahan-bahan harus diserahkan oleh “Kontraktor” kepada “pengawas yang ditunjuk” dalam waktu 30
hari kerja setelah “Kontraktor” menerima Surat Perintah Kerja, juga harus diserahkan instruksi pemasangan untuk
kepentingan bahan-bahan dan lapisan-lapisan, pengikat-pengikat, dan assesoris serta sistim cetakan dari pabrik bila
dipakai.
C. Gambar Kerja
Perhatikan sistim cetakan beton seperti pengaturan perkuatan dan penunjang, metode dari kelurusan cetakan, mutu dari
semua bahan-bahan cetakan, sirkulasi cetakan.
Gambar kerja harus diserahkan kepada “pengawas yang ditunjuk” sekurang-kurangnya empat minggu sebelum
pelaksanaan, untuk diperiksa. Hanya gambar kerja untuk cetakan beton expose yang perlu persetujuan dari arsitek.
D. Contoh
Bahan-bahan dan perlengkapan-perlengkapan tambahan (accessories) harus disediakan seperti disyaratkan untuk
mencetak/membentuk dan mendukung/menyokong pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan
beton seperti disyaratkan.
Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikian rupa agar praktis penggunaannya, dan harus secara hati-hati
ditumpuk dengan rapi di atas tanah sedemikian agar memberi kesempatan untuk pengeringan udara secara alamiah.
A. Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dari beton yang belum mengeras. Kontraktor harus
mengajukan rancangan perhitungan dan gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh “pengawas yang
ditunjuk”. Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan pengerjaannya harus sudah
tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah.
1. Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh tenaga ahli resmi yang bertanggung
jawab penuh kepada kontraktor.
2. Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada ketentuan ACI-347.
3. Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton waktu masih basah, beban-beban akibat
pelaksanaan dan getaran dari alat penggetar. Apabila dipakai penggetar dari luar, perkuatan/penyokong
harus memadai dan diperhitungkan baik-baik serta menjamin bahwa distribusi getaran-getaran tertampung
pada cetakan tanpa konsentrasi berlebihan.
C. Acuan
1. Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai bentuk, garis dan dimensi komponen yang
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar rencana serta uraian dan syarat teknis pelaksanaan.
2. Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu mencegah kebocoran adukan.
3. Acuan harus diberi pengkaku dan ikatan secukupnya sehingga dapat menyatu dan mampu mempertahankan
kedudukan dan bentuknya.
4. Acuan dan perancahnya harus direncanakan sedemikian sehingga tidak merusak struktur yang sudah selesai
dikerjakan.
Jangan memakai galian tanah sebagai cetakan langsung untuk permukaan tegak dari beton dan juga terutama
untuk pekerjaan sub structure (Raft, Pilecap, Tie beam, dll). Untuk pekerjaan sub structure digunakan pasangan
batako/bata sebagai cetakannya.
A. Cetakan dengan jenis ini (papan) harus terdiri dari papan-papan yang kering dioven dengan lebar nominal 8 cm
dan tebal min. 2.5 cm. Semua papan harus bebas dari mata kayu yang besar, takikan, goncangan kuat, lubang-
lubang dan perlemahan-perlemahan lain yang serupa.
B. Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti tercantum pada gambar. Cetakan dari papan haruslah penuh
setinggi kolom-kolom, dinding dan permukaan-permukaan pada bidang yang sama tanpa sambungan mendatar
dengan sambungan ujung yang terjadi hanya pada sudut-sudut dan perubahan bidang.
C. Lengkapi dengan penunjang plywood melewati cetakan papan untuk stabilitas dan untuk mencegah
lepas/terurainya adukan. Cetakan papan harus dikencangkan pada penunjang plywood dengan kondisi akhir dari
paku yang ditanam tidak terlihat. Pola dari paku harus seragam dan tetap (consistent) seperti disetujui oleh
“pengawas yang ditunjuk”.
D. Untuk cetakan plywood, Ketebalan dan jenis plywood yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Untuk Struktur vertikal (kolom, wall, dinding) : Jenis Plywood (Penil Film-Hitam) dengan ketebalan
min 18 mm.
b. Untuk Struktur Balok-Pelat : Jenis Plywood (Polly Expoxy) dengan ketebalan min. 15 mm.
A. Cetakan untuk beton terlindung haruslah dari logam (metal), plywood atau bahan lain yang disetujui, bebas dari
lubang-lubang atau mata kayu yang besar. Kayu harus dilapis setidak-tidaknya pada satu sisi dan kedua
ujungnya.
B. Lengkapi dengan permukaan kasar yang memadai untuk memperoleh rekatan dimana beton diindikasikan
menerima seluruh ketebalan plesteran.
Kontraktor harus bertanggung jawab, bahwa perancah, penunjang dan penyokong adalah stabil dan mampu menahan
semua beban hidup dan beban pada waktu pelaksanaan termasuk perancah yang menumpu pada tanah.
A. Melapis cetakan untuk memperoleh penyelesaian beton yang halus, haruslah dari jenis yang tanpa urat kayu dan
noda, yang tidak akan meninggalkan sisa-sisa/bekas pada permukaan beton atau efek yang merugikan bagi
rekatan dari cat, plester, mortar atau bahan penyelesaian lainnya yang akan dipakai untuk permukaan beton
B. Bila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan minyak/gemuk (bahan agar beton tidak menempel pada
cetakan) dari pabrik khusus untuk cetakan dari besi. Pakai lapisan sesuai dengan spesifikasi pabrik sebelum
tulangan dipasang atau sebelum cetakan dipasang.
A. Pengikat cetakan haruslah batang-batang besi yang dibuat di pabrik atau jenis pelat memanjang (flat band type),
atau model yang dapat dilepas dengan ulir, dengan kapasitas tarik yang cukup dan ditempatkan sedemikian
sehingga menahan semua beban hidup dari pengecoran beton basah dan mempunyai penahan bagian luar dengan
luasan perletakan yang memadai.
B. Untuk beton-beton yang umum, penempatan pengikat cetakan sesuai pendapat kontraktor.
C. Pengikat untuk dipakai pada beton dengan permukaan yang diekspose, harus dari jenis dengan kerucut (cone
snap off type). Ukuran kerucut haruslah 2.5 cm maximum diameter pada sisi permukaan beton dengan 3.8 cm
tebal/tingginya ke pengencang sambungan. Pengikat haruslah lurus kedua arah baik mendatar maupun tegak di
dalam cetakan atau seperti disetujui oleh “pengawas yang ditunjuk”.
Penanaman/penyisipan besi untuk angker dari bahan lain atau peralatan pada pelaksanaan beton haruslah dilengkapi
seperti disyaratkan pada pekerjaan ini.
Penanaman jenis ini haruslah seperti telah disetujui oleh “pengawas yang ditunjuk”.
Pemasangan langit-langit untuk angkur penggantung yang menahan penggantung langit-langit, konstruksi
penggantung haruslah di-galbani, atau type yang diijinkan oleh “pengawas yang ditunjuk”.
Pengunci model ekor burung haruslah dari besi dengan galbani yang lebih baik/tebal, dibentuk untuk menerima
angkur ekor burung dari besi seperti dispesifikasikan.
Pengunci harus diisi dengan bahan pengisi yang mudah dibongkar untuk mengeluarkan gangguan dari
mortar/adukan.
Pemasangan Pipa Saluran Listrik dan lain-lain yang akan Tertanam di dalam Beton.
A. Penempatan saluran/pemipaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi kekuatan struktur dengan
memperhatikan persyaratan di dalam SNI-2847-2019.
B. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain di dalam bagian-bagian struktur beton bila tidak
ditunjukkan secara detail di dalam gambar. Di dalam beton perlu dipasang selosong pada tempat-tempat yang
telah disetujui untuk dilewati pipa.
C. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan dalam gambar, tidak dibenarkan untuk menanam saluran
listrik di dalam struktur beton.
D. Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian yang tertanam dalam beton dan lain-lain
terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka kontraktor harus segera menkonsultasikan hal ini
dengan “pengawas yang ditunjuk”.
E. Tidak dibenarkan untuk membengkokkan atau menggeser/memindahkan baja tulangan tersebut dari posisinya
untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa saluran tersebut tanpa izin tertulis dari “pengawas yang
ditunjuk”.
F. Semua bagian-bagian/peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait dan pekerjaan lain yang
ada hubungannya dengan pekerjaan beton, harus sudah dipasang sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
G. Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan diusahakan agar tidak
bergeser selama pengecoran beton dilakukan.
H. Kontraktor Utama harus memberitahukan serta memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk memasang
bagian-bagian/peralatan tersebut sebelum pelaksanaan pengecoran beton.
PASAL 3 : Pelaksanaan
3.1. Umum
A. Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari bahaya kemiringan dan
penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus juga kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya,
termasuk gaya-gaya prategang dan gaya-gaya sentuhan yang mungkin ada. Kontraktor harus memperhitungkan
dan membuat langkah-langkah persiapan yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya-gaya
yang bekerja padanya sedemikian rupa hingga akhir pekerjaan beton, lendutan dari permukaan dan bentuk
konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk seharusnya. Perancah harus dibuat dari baja atau
kayu bermutu baik dan tidak mudah lapuk. Pemakaian bamboo untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila perancah
itu sebelum atau selama pekerjaan pengecoran berlangsung menunjukkan tanda-tanda penurunan yang
berlebihan sehingga menurut pendapat “pengawas yang ditunjuk” hal itu akan menyebabkan kedudukan (peil)
akhir sesuai dengan gambar rancangan tidak akan dapat dicapai atau dapat membahayakan dari segi konstruksi,
maka “pengawas yang ditunjuk” dapat memerintahkan untuk membongkar pekerjaan beton yang sudah
dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk memperkuat perancah tersebut sehingga dianggap cukup kuat.
Biaya sehubungan dengan itu sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor. Gambar rancangan perancah dan
sistem pondasinya atau sistem lainnya secara detail (termasuk perhitungannya) harus diserahkan kepada
“pengawas yang ditunjuk” untuk disetujui dan pekerjaan pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum
gambar rancangan tersebut disetujui.
B. Perancah harus diperiksa secara rutin sementara pengecoran beton berlangsung untuk melihat bahwa tidak ada
perubahan elevasi, kemiringan ataupun ruang/rongga. Bila selama pelaksanaan didapati perlemahan yang
berkembang dan pekerjaan perancah memperlihatkan penurunan atau perubahan bentuk, pekerjaan harus
dihentikan, dilakukan pembongkaran bila kerusakan permanen, dan perancah diperkuat seperlunya untuk
mengurangi penurunan atau perubahan bentuk yang lebih jauh.
C. Rencanakan perancah dan cetakan sedemikian untuk kemudahan pembongkaran guna mengeleminasi kerusakan
pada beton apabila cetakan & perancah dibongkar.
D. Aturlah cetakan untuk dapat membongkar tanpa memindahkan penunjang utama dimana diperlukan untuk
disisakan pada waktu pengecoran.
3.2. Pemasangan
A. Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, bentuk, kelurusan dan kemiringan dari beton seperti
ditunjukkan pada gambar, dilengkapi untuk lubang-lubang (openings), celah-celah, pengunduran (recesses),
chamfers dan proyeksi-proyeksi seperti yang diperlukan.
B. Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah, kedap air dan dikencangkan secukupnya
dan diperkuat untuk mempertahankan posisi dan kemiringan serta mencegah tekuk dan lendutan antara
penunjang-penunjang cetakan.
C. Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan kontraktor bertanggung jawab untuk lokasi yang benar.
Garis bantu yang diperlukan untuk menentukan lokasi yang tepat dari cetakan, haruslah jelas, sehingga
memudahkan untuk pemeriksaan.
D. Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan segaris baik pada arah mendatar maupun tegak,
termasuk sambungan-sambungan konstruksi kecuali seperti diperlihatkan lain pada gambar.
E. Toleransi untuk beton secara umum – sesuai SNI-2019 atau ACI 347-3.3.1, ACI 301 “Tolerances for Reinforced
Building” yang dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Variasi dan plumb/kelurusan vertikal
b. Variasi dari tingkat atau dari tingkat yang disebutkan dalam dokumen kontrak :
e. Pada sisi bawah pelat, atap, sisi bawah balok diukur sebelum penyangga dilepas :
Setiap 3 meter 6 mm
Setiap bentang atau setiap 6 meter 10 mm
Maksimum untuk panjang keseluruhan 19 mm
f. Pada kolom/balok praktis, sills, parapet, alur yang diekspos horisontal, dan garis lainnya yang diekspos
:
Disetiap bentang atau setiap 6 meter 6 mm
Maksimum untuk panjang keseluruhan 12 mm
c. Variasi pada garis lurus gedung terhadap posisinya yang ditetapkan pada denah dan posisi yang
berkaitan dari kolom, dinding, dan partisi :
Setiap bentang 12 mm
Setiap 6 meter lari 12 mm
Maksimum untuk panjang keseluruhan 12 mm
d. Variasi pada ukuran dan lokasi sleeve, bukaan lantai, dan bukaan dinding 6 mm
e. Variasi pada ukuran penampang kolom, balok, tebal pelat, dan dinding :
Minus 6 mm
Plus 12 mm
F. Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada permukaan beton yang diekspose.
G. Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkaran tidak mengalami kesulitan
dan tidak menyebabkan terjadinya kerusakan pada permukaan.
H. Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya sampai tepi bawah dari balok diatasnya)
segera setelah penunjang dari pelat lantai mencapai kekuatannya sendiri. Bagaimanapun, jangan ada pelat atau
balok yang dicetak atau dicor sebelum balok lantai di bawahnya bekerja penuh.
I. Pada waktu pemasangan rangka konstruksi beton bertulang, kontraktor harus benar-benar yakin bahwa tidak ada
bagian dari batang tegak yang mempunyai “plumbness”/kemiringan lebih atau kurang dari 10 mm.
Pengikat cetakan harus dipasang sedemikian pada jarak tertentu untuk ketepatannya memegang/menahan cetakan selama
pengecoran beton dan untuk menahan berat serta tekanan dari beton basah.
Pasanglah di dalam cetakan jalur kayu, blocking, moulding, paku-paku dan sebagainya seperti diperlukan untuk
menghasilkan penyelesaian yang berbentuk khusus/berprofil dan permukaan seperti diperlihatkan pada gambar dan untuk
melengkapi pemasangan paku untuk batang-batang kayu dari ciri-ciri lain yang dibutuhkan untuk ditempelkan pada
permukaan beton dengan suatu cara tertentu. Lapislah jalur kayu, blocking dan pencetakan bentuk khusus dengan bahan
untuk memudahkan melepsakan cetakan setelah selesai.
3.5. Chamfers
Garis/lajur chamfers haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambar-gambar arsitek saja.
Lapisilah cetakan dengan bahan untuk pelepas beton sebelum besi tulangan dipasang. Buanglah kelebihan dari bahan
pelepas sehingga cukup membuat permukaan dari cetakan sekedar berminyak bila disentuh. Pastikan bahwa bahan
pelepas tidak mencapai tulangan beton maupun pada pertemuan beton yang diperkeras dimana beton basah akan
dicor/dituangkan.
Jangan memakai bahan pelepas dimana permukaan beton dijadwalkan untuk menerima penyelesaian khusus dan/atau
pakailah penutup dimana dimungkinkan.
Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada cetakan beton eksposed, perlu dilengkapi dengan
gasket, plug, ataupun caulk joints. Cetakan sambungan-sambungan hanya diijinkan dimana terlihat pada gambar kerja.
Dimana memungkinkan, tempatkan sambungan ditempat yang tersembunyi. Laksanakan perawatan sambungan dalam 24
jam setelah jadwal pengecoran.
3.8. Pembersihan
A. Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan terlindung dari beton yang dicat). Lengkapi
dengan lubang-lubang untuk pembersihan secukupnya pada bagian bawah dari cetakan-cetakan kolom dan
cetakan-cetakan dinding serta pada titik-titik lain dimana diperlukan untuk fasilitas pembersihan dan
pemeriksaan dari bagian dalam dari cetakan utama untuk pengecoran beton. Lokasi/tempat dari bukaan-bukaan
pembersihan berdasar kepada persetujuan “pengawas yang ditunjuk”.
B. Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa pembersihan pada lubang-lubang tidak
diijinkan pada cetakan beton ekspose untuk permukaan ekspose tanpa persetujuan “pengawas yang ditunjuk”.
Dimana cetakan-cetakan mengelilingi suatu potongan beton ekspose dengan permukaan ekspose pada dua
sisinya, harus disiapkan cetakan yang bagian-bagiannya dapat dilepas sepenuhnya seperti disetujui oleh
“pengawas yang ditunjuk”.
C. Memasang jendela, bila pemasangan jendela pada cetakan untuk beton ekspose diperlukan untuk memasang
beton ekspose, lokasi harus disetujui oleh “pengawas yang ditunjuk”.
E. Pembersihan dan pelapisan dari cetakan; sebelum penempatan dari tulangan-tulangan, bersihkan semua cetakan
pada muka bidang kontak dan lapisi secara seragam/merata dengan “release agent” untuk cetakan yang spesifik
sesuai dengan instruksi pabrik yang tercantum. Buanglah kelebihan dan jangan ijinkan pelapisan pada tempat
dimana beton ekspose akan dicor.
F. Pemeriksaan cetakan; beritahukan kepada “pengawas yang ditunjuk” setidaknya dua puluh empat jam
sebelumnya dalam pengajuan jadwal pengecoran beton.
3.10. Dinding-dinding
Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil seperti diperlihatkan pada gambar-gambar.
Lengkapi bukaan/lubang-lubang sementara pada bagian bawah dari semua cetakan-cetakan untuk kemudahan
pembersihan dan pemeriksaan. Tutuplah bukaan/lubang-lubang tersebut setepatnya, segera sebelum pengecoran beton
kedalam cetakan-cetakan dari dinding. Lengkapi dengan keperluan pengunci didalam dinding untuk menerima tepian dari
lantai-lantai beton.
3.11. Waterstops
Lengkapi dengan waterstops yang menerus pada semua sambungan-sambungan yang langsung berhubungan dengan
tanah atau air di bawah lapisan tanah dan dimana diperlihatkan pada gambar-gambar, letak/posisi waterstop harus akurat
dan ditunjang terhadap penurunan. Penampang sambungan kedap air sesuai dengan rekomendasi dari perusahaan produk
waterstop yang dipakai, dimana kontraktor diwajibkan menyerahkan type dan bahan waterstop kepada pengawas yang
ditunjuk untuk mendapatkan persetujuan. Apabila kontraktor tidak menyampaikan type dan bahan maka spefikasi
minimal yang dipakai adalah type blended polymer hydrophilic.
Cetakan-cetakan untuk kolom haruslah dengan ukuran dan bentuk seperti terlihat pada gambar-gambar. Siapkan bukaan-
bukaan sementara pada bagian bawah dari semua cetakan-cetakan kolom untuk kemudahan pembersihan dan
pemeriksaan, dan tutup kembali dengan cermat sebelum pengecoran beton.
A. Buatlah semua lubang-lubang pada cetakan lantai beton seperti diperlukan untuk lintasan tegak dari duct, pipa-
pipa, conduit dan sebagainya.
Untuk melepas cetakan dan perancah, kuat tekan beton diambil dari contoh benda uji silinder yang dibuat
mengikuti ketentuan yang berlaku, selanjutnya diletakkan dan dirawat sama dengan struktur beton pada tempat
yang bersangkutan.
Sebagai perbandingan mengenai pombongkaran sistem wall-slab dilampirkan tabel pembongkaran cetakan :
Kontraktor diminta untuk menyampaikan laporan tertulis perhitungan form work kepada perencana dan
pengawas yang ditunjuk sebelum melakukan pembongkaran.
B. Pembongkan form work atau bekisting dilakukan per 3 lantai kerja dengan uraian sebagai berikut :
k. Lantai 1 : Form work di bongkar tetapi tetap di stud (shoring) per titik pada lokasi-lokasi tertentu (area
lapangan balok dan pelat per jarak 1.5 – 2m atau area lain yang dianggap perlu)
l. Lantai 2 : Bekisting utuh tetap terpasang
m. Lantai 3 : Bekisting utuh untuk persiapan pengecoran.
Pola tersebut dilakukan untuk lantai-lantai berikutnya.
C. Seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar harus dilepas secara berhati-hati tanpa menambah
tegangan atau tekanan terhadap sudut-sudut, off sets ataupun bukaan-bukaan (reveals). Hati-hati lepaskan dari
pengikat. Pengikatan terhadap segi arsitek atau permukaan beton ekspose dengan menggunakan peralatan
ataupun description apapun tidak diijinkan.
Lindungi semua ujung-ujung dari beton yang tajam dan secara umum pertahankan keutuhan dari desain.
D. Bersihkan cetakan-cetakan beton ekspose secepatnya setelah pembongkaran untuk mencegah kerusakan pada
bidang kontak.
E. Pemasangan kembali perancah segera setelah pembongkaran cetakan harus ditopang/ditunjang kembali
sepenuhnya pada semua pelat dan balok sampai dengan sedikitnya tiga lantai dibawahnya. Pemasangan
perancah kembali harus tetap ditempatnya sampai beton mencapai kriteria umur kekuatan tekan 28 hari. Periksa
dengan teliti kekuatan beton dengan test silinder atas biaya kontraktor.
F. Penunjang-penunjang sementara; sebelum pengecoran beton, tulangan menerus balok-balok dengan bentang
panjang (>=10 m) haruslah ditunjang dengan penopang-penopang sementara sedemikian untuk
me”minimum”kan lendutan akibat beban dari beton basah.
Penunjang-penunjang sementara harus diatur sedemikian selama pengecoran beton dan selama diperlukan untuk
mencegah penurunan dari penunjang-penunjang tersebut. Perancah tidak boleh dipindahkan sampai beton
mencapai kekuatan yang mencukupi.
G. Untuk Toleransi ukuran pekerjaan pengecoran beton yang dihasilkan dan lendutan yang terjadi, diambil patokan
sebagai berikut :
A. Pemakaian ulang dari cetakan; cetakan-cetakan boleh dipakai ulang hanya bila betul-betul masih baik dan dalam
kondisi yang memuaskan bagi “pengawas yang ditunjuk”. Cetakan-cetakan yang tidak dapat benar-benar
dikencangkan dan dibuat kedap air, tidak boleh dipakai ulang. Bila pemakaian ulang dari cetakan disetujui oleh
“pengawas yang ditunjuk”, bagian pembersihan cetakan, harus memperbaiki kerusakan permukaan dengan
memindahkan lembaran-lembaran yang rusak.
B. Plywood, sebelum pemakaian ulang dari cetakan plywood, bersihkan secara menyeluruh, dan lapis ulang dengan
lapisan untuk cetakan. Janganlah memakai ulang plywood yang mempunyai tambalan, ujung yang usang,
cacat/kerusakan akibat lapisan damar pada permukaan atau kerusakan lain yang akan mempengaruhi tekstur dari
penyelesaian permukaan.
C. Cetakan-cetakan lain dari kayu, persiapkan untuk pemakaian ulang dengan membersihkan secara menyeluruh
dan melapis ulang dengan lapisan untuk cetakan. Perbaiki kerusakan pada cetakan dan bongkar/buanglah papan-
papan yang lepas atau rusak.
D. Agar cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan,
cetakan untuk beton ekspose pada bagian yang terlihat boleh dipakai ulang hanya pada potongan-potongan yang
identik.
Cetakan tidak boleh dipakai ulang bila nantinya mempengaruhi mutu dan hasil pada bagian permukaan yang
tampak dari beton ekspose akibat cetakan akan ada bekas jalur akibat dari plywood yang robek atau lepas
seratnya.
E. Sehubungan dengan beban pelaksanaan, maka beban pelaksanaan harus didukung oleh struktur-struktur
penunjangnya dan untuk itu kontraktor harus melampirkan perhitungan yang berkaitan dengan rancangan
pembongkaran perancah.
A. Buatlah cetakan untuk semua bagian pekerjaan beton yang diperlukan dalam hubungan dengan kelengkapan
pekerjaan proyek, meskipun setiap bagian diperlihatkan secara terperinci atau dialihkan ke “Referred to”
ataupun tidak.
B. Dilarang menanamkan pipa di dalam kolom atau balok kecuali pipa-pipa tersebut diperlihatkan pada gambar-
gambar struktur atau pada gambar kerja beton yang telah mendapat persetujuan dari “pengawas yang ditunjuk”.
Kecuali ditentukan lain semua pekerjaan pada bab ini, seperti terlihat atau terperinci harus seusai dengan persyaratan dari
seluruh bagian dari dokumen kontrak.
Penyerahan laporan-laporan gambar-gambar kerja dari pekerjaan pembesian, penyediaan dan penempatan
tulangan baja untuk semua pekerjaan beton yang langsung dicor di tempat, termasuk penyediaan dan
penempatan batang-batang “dowel” ditanamkan di dalam beton seperti terlihat dan disyaratkan di dalam gambar
atau seperti petunjuk “pengawas yang ditunjuk” dan bila disyaratkan, penyediaan penulangan untuk dinding
blok beton.
B. Catatan-catatan
1.3. Referensi-referensi
Pekerjaan yang tercantum pada bab ini, kecuali ditentukan lain seperti catatan pada gambar-gambar atau seperti diperinci
disini, harus disesuaikan dengan edisi terakhir dari peraturan-peraturan, standard-standard atau spesifikasi-spesifikasi
berikut :
A. Setiap pengiriman harus berasal dari sumber yang telah disetujui dan harus disertai surat keterangan percobaan
dari pabrik (manufacturer’s test certificate).
B. Selain seperti yang disyaratkan pada SII-0136 setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan
pengujian periodic minimal 5 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, 1 benda uji untuk uji lengkung,
dan 1 benda uji mill test untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja tulangan akan
ditentukan oleh “pengawas yang ditunjuk”.
C. Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik, lengkung, dan mill test harus dilakukan di laboratorium
Lembaga Uji Konstruksi BPPT (LUK BPPT) Serpong atau Laboratorium lainnya yang direkomendasikan oleh
“pengawas yang ditunjuk” dan minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard uji yang dapat dipakai
adalah ASTM A-615. Pengujian harus dilakukan pada saat awal, pertengahan dan akhir proyek, dimana semua
biaya pengujian tersebut ditanggung oleh kontraktor.
D. Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan terhadap kekuatan rekatan
harus dibersihkan.
E. Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan kawat dari baja lunak.
G. Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan pekerjaan pembesian, termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut
beton, lokasi dari sambungan kait dan panjang penjangkaran dari penulangan baja untuk mendapatkan
persetujuan dari “pengawas yang ditunjuk”
H. Dan apabila dirasakan atau dianggap membahayakan “pengawas yang ditunjuk” berhak untuk menambahkan
tulangan ektra tanpa ada tambahan biaya.
1.5. Penyerahan-penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh “Kontraktor” kepada “pengawas yang ditunjuk” dengan segera
sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk menyerahkan sehingga tidak menyebabkan kelambatan pada
pekerjaannya sendiri maupun daripada kontraktor lain.
A. Gambar-gambar pelaksanaan
Gambar-gambar pelaksanaan yang memperlihatkan semua ukuran pembesian dan lokasi untuk pemasangan
tulangan serta tambahan-tambahan (accessories) harus diserahkan untuk disetujui oleh “pengawas yang
ditunjuk”. Penyerahan harus setidak-tidaknya empat minggu hari kerja sebelum pelaksanaan. Pemberian
persetujuan/ijin harus dilakukan sebelum perakitan.
B. Sertifikat
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, Kontraktor harus memberikan copy dari
laporan-laporan percobaan yang mewakili pengiriman baja tulangan untuk proyek ini dan sertifikat kalibrasi
terakhir atas alat-alat yang dipergunakan.
C. Hasil percobaan
Hasil percobaan harus diserahkan kepada “pengawas yang ditunjuk” sedikitnya 5 hari kerja sebelum pengiriman
ke lapangan.
2.1. Bahan-Bahan
A. Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu U-40, sesuai dengan SNI-2052-2014 dan tulangan polos mutu U-24, sesuai
dengan SNI-2052-2014 seperti dinyatakan pada gambar-gambar struktur.
Tulangan dengan diameter < 10 mm harus baja lunak dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2
Tulangan dengan diameter ≥ 10 mm harus baja tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh 4000
kg/cm2
Pemakaian tulangan anyaman, mutu U-50, harus mengikuti SNI-2052-2014 dan mendapat persetujuan dari
konsultan perencana.
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat yang ditanamkan, atau
Individual High Chairs.
1. Pakailah besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI (Concrete Reinforcing Steel Institute), kecuali
diperlihatkan lain pada gambar.
2. Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang tidak direkomendasikan.
3. Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau “horizontal runners” dimana bahan
dasar tidak akan langsung menunjang batang kursi (chair legs) atau pakai lantai kerja yang rata.
4. Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang langsung berhubungan/mengenai cetakan, sediakan
penunjang dengan jenis “hot-dip-galvanized” atau penunjang yang dilindungi plastic.
E. Kawat pengikat
A. Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh “pengawas yang ditunjuk”.
B. Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) untuk semua tulangan yang dipakai harus
diperlihatkan. Percobaan-percobaan ini harus memperlihatkan hasil-hasil dari semua komposisi kimia dan sifat-
sifat fisik.
Pemasangan dan pembengkokan tulangan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari tulangan sesuai dengan
rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun tempat selama pengecoran berlangsung.
C. Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan SNI 2847-2019 atau ACI-315
A. Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai dengan etiket/label yang mencantumkan
ukuran batang, panjang dan tanda pengenal.
B. Pemindahan tulangan harus hati-hati untuk menghindari kerusakan. Gudang harus kering, bagus saluran-
salurannya, dan terlindung dari lumpur, kotoran, karat dsb.
3.1. Persiapan
A. Pembersihan
Sebelum pengecoran beton, tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit gilling (mill steel) dan karat lepas,
serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali lagi tonjolan pada tulangan atau pada
sambungan konstruksi untuk menjamin kerekatannya.
B. Pemilihan/seleksi
A. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan SNI-2019 koordinasi dengan bagian lain dan kelancaran
pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan untuk menghindari keterlambatan.
Adakan/berikan tambahan tulangan pada lubang-lubang (openings)/bukaan.
B. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga sebelum dan selama pengecoran
tidak berubah tempatnya.
1. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada posisi yang benar dan untuk menjaga
jarak bersih digunakan spacers/penjaga jarak.
2. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk memperoleh lokasi yang tepat selama
pengecoran beton dengan penjaga jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.
3. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat (seperti pasir, kerikil) dan pada lapisan
kedap air harus dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton yang mutunya paling sedikit sama dengan
mutu beton yang akan dicor.
4. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton. Untuk itu tulangan harus
dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton
yang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus
dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap m2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus
tersebar merata.
5. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada tulangan bawah oleh batang-
batang penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang
tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak dari tulangan-tulangan pelat yang
dibengkok yang harus melintasi tulangan balok yang berbatasan.
1. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang merusak tulangan itu seperti
misalkan dipanaskan.
2. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak boleh dibengkok lagi
dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.
3. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh dibengkok atau diluruskan di lapangan,
kecuali apabila ditentukan di dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana.
4. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali apabila
pemanasan diijinkan oleh perencana.
5. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau di profilkan) dapat dipanaskan
sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari 850ºC.
6. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin dalam pelaksanaan ternyata
mengalami pemanasan diatas 100ºC yang bukan pada waktu di las, maka dalam perhitungan-perhitungan
sebagai kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami pengerjaan dingin.
7. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali apabila diijinkan oleh perencana.
8. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan
air
9. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8 kali diameter (diameter
pengenal) batang dari setiap bagian ari bengkokan.
1. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar
rencana dengan toleransi-toleransi yang disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh
perencana, pada pemotongan dan pembengkokan tulangan ditetapkan toleransi-toleransi seperti tercantum
dalam ayat ayat berikut.
2. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurut ukuran dan terhadap panjang total dan ukuran
intern dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan
dalam ayat (3) dan (4). Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran ditetapkan
toleransi sebesar + 50 mm dan – 25 mm.
3. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm untuk jarak 60
cm atau kurang dan sebesar ± 12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm.
4. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm.
1. Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran harus mengikuti SNI-2847-2019 atau ACI 318 edisi terakhir
atau mengikuti standard drawing yang disampaikan.
2. Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan terbesar. Sambungan untuk
tulangan atas pada balok dan pelat beton harus diadakan ditengah bentang dan tulangan bawah pada
tumpuan. Sambungan harus ditunjang dimana memungkinkan.
3. Ketidaklurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui perbandingan 1 terhadap 10.
4. Standard pembengkokan harus sesuai dengan SNI-2019 (tata cara penghitungan struktur beton untuk
bangunan gedung), kecuali ditentukan lain pada gambar struktur.
5.
B. Jangan melakukan penghentian/pengakhiran lembar wire mesh antara tumpuan balok atau tepat diatas balok dari
struktur menerus.
C. Sambungan-sambungan dalam arah lebar tidak boleh pada satu garis menerus.
3.4. Las
Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton harus sesuai dengan “reinforcing steel welding code (AWS D
12.1)”. Pengelasan tidak boleh dilakukan pada bengkokan di suatu batang, pengelasan pada persilangan (las titik) tidak
diijinkan kecuali seperti dianjurkan atau disahkan oleh “pengawas yang ditunjuk”. ASTM spesefication harus disertakan
dengan persyaratan jaminan kahandalan kemampuan las dengan cara ini.
Apabila dalam gambar desain jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas penampang kolom, maka harus
dipakai sambungan mekanik yang mana pelaksanaannya harus dilakukan secara berselang-seling. Jenis sambungan yang
dipergunakan haruslah yang disetujui oleh “pengawas yang ditunjuk”.
Penutup/ selimut beton minimum, diukur dari permukaan beton sampai tepi terluar besi tulangan terluar yang dibungkus
penutup beton tersebut.
Pelat, dinding
Kolom
Beton yang berhubungan dengan tanah tetapi dicor dengan menggunakan cetakan, penutup beton untuk tulangan
manapun : 50 mm, kecuali untuk retaining wall : 30 mm
Beton yang berhubungan langsung dengan tanah, penutup untuk tulangan manapun : 70 mm
B. Catatan-catatan pada gambar-gambar struktur adalah merupakan bagian dari bab ini.
C. Pekerjaan yang berhubungan :
1. Pekerjaan cetakan, acuan dan perancah, Bab 2
2. Pekerjaan pembesian, Bab 3.
1.4. Penyerahan-penyerahan.
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor kepada ''pengawas yang ditunjuk'' sesuai dengan
jadwal yang telah disetujui dan dengan segera sehingga tidak menyebabkan keterlambatan pada pekerjaan sendiri
maupun pada pekerjaan kontraktor lain.
A. Gambar kerja dan Metode Pengecoran
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh Kontraktor kepada ''pengawas yang ditunjuk'' untuk
mendapat persetujuan ijin.
Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari kerja sebelum jadwal pelaksanaan pekerjaan beton
untuk diperiksa.
B. Data dari pabrik/sertifikat.
Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka sebelum pengiriman; Kontraktor harus sudah menyerahkan
kepada ''pengawas yang ditunjuk'' sedikitnya 15 hari kerja sebelum pengiriman; hasil-hasil percobaan laboratorium, baik
hasil percobaan bahan maupun hasil percobaan campuran yang diperuntukkan proyek ini dan menyerahkan sertifikat
kalibrasi terkahir meliputi alat ukur volume, berat, alat uji tekan beton.
C. Hasil dari Trial Mix
Semua data untuk trial mix yang disyaratkan pada 2.10.C. (Trial Mix) dari bab ini, harus diserahkan kepada Engineer.
D. Contoh-contoh untuk beton ekspose
1. Perlu perhatian untuk bahan-bahan dan metoda konstruksi. Keputusan penting untuk bahan-bahan atau
metode-metode konstruksi, ataupun keduanya, untuk mendapatkan penyelesaian yang disyaratkan, harus
menjadi tanggung jawab Kontraktor tanpa biaya tambah pada Owner.
F. Laporan-laporan
Laporan percobaan laboratorium harus diserahkan kepada Engineer termasuk kurva percobaan campuran (trial
mix curves), pada semua percobaan dan design mixes, untuk mendapat persetujuan dalam waktu 45 hari setelah
mendapat perintah kerja, atau sedikitnya 30 hari sebelum pengecoran awal beton, tanggal manapun yang lebih
awal.
G. Pengecoran beton
Tahapan pengecoran harus diserahkan.
Pengambilan sample digunakan untuk test 7 hari, 14 hari dan 28 hari, sisannya disimpan untuk cadangan.
Contoh-contoh tersebut di atas harus diambil pada tempat penuangan dari truk dan pada rentang waktu antara
kira-kira 15% sampai 85% dari beban muatan truk.
Pada setiap pengambilan contoh dari satu batch, harus diambil beton segar sebanyak kira-kira 30 kg, dengan memakai
ember atau alat yang tidak menyerap.
Contoh tersebut diaduk ulang lagi dengan baik pada suatu alas yang datar kemudian dibagi menjadi dua bagian dan
prosedur membuat contoh harus mengikuti SK SNI M-62-1990-03; Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di
Laboratorium.
Tingkat kekuatan dari suatu mutu beton dinyatakan mencapai memenuhi kekuatan beton yang disyaratkan fc’ bila
memenuhi ketentuan berikut :
1. nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing-masing terdiri dari empat hasil uji kuat tekan tidak
kurang dari fc’ + 0.82 S, dimana S adalah standard deviasi dari kelompok nilai hail uji yang ditinjau.
2. Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari dua silender) mempunyai nilai dibawah 0.85 fc’
3. dua dari hasil percobaan kekuatan tekan tidak boleh mempunyai deviasi lebih dari 20% dari nilai tertinggi.
Dimana :
Jumlah maksimum penolakan beton di lapangan dari keputusan apapun adalah sebagai berikut :
Untuk Contoh m3
Elemen-elemen struktur dengan Kolom, Shearwall, balok-balok 30
tegangan tinggi utama, pilecap
Pekerjaan struktur yang biasa Balok anak, pelat lantai 60
F. Pengujian Slump
1. Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang
disyaratkan dalm SNI 2019, ASTM C143 dan ASTM C231, pada saat yang sama percobaan cylinder dibuat
kecuali ditentukan lain oleh pengawas yang ditunjuk.
Pasal 2 : Bahan-bahan/Produk
Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan peraturan-peraturan Indonesia dan dilakukan
test content pada saat awal, pertengahan dan akhir proyek.
2.1. Semen
A. Mutu semen
1. Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional atau spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A
SNI atau sesuai SII, Type-1 atau NI-8 untuk butir pengikat awal, kekalan bentuk, kekuatan tekan adukan dan
susunan kimia serta dipasok oleh pabrik yang disetujui oleh pengawas yang ditunjuk. Semen yang cepat
mengeras hanya diperbolehkan jika ada ijin tertulis dari pihak pengawas yang ditunjuk.
2. Kontraktor harus hanya memakai satu merk semen untuk seluruh pekerjaan, seperti yang disetujui oleh
pengawas yang ditunjuk.
3. Jika mempergunakan semen portland pozolan (campuran semen portland dan bahan pozolan dengan kandungan
maksimal 15%) maka semen tersebut harus memenuhi ketentuan SII 0132 “ Mutu dan cara uji Semen portland
pozoland” atau spesifikasi untuk semen hidraulis campuran.
4. Cement content minimum yang disyaratkan adalah sesuai dengan SNI, yaitu : untuk beton umum minimal 275
kg, sedangkan untuk beton yang menggunakan integral water proofing minimum adalah 350 kg
B. Penyimpanan Semen
1. Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan dijaga agar semen tidak lembab
dengan dasar/alas terangkat bebas dari tanah dam kemasan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen
dan menurut urutan pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu lama disimpan sehingga mengeras
ataupun tercampur bahan lain, tidak boleh dipergunakan dan harus disingkirkan dari tempat pekerjaan. Semen
harus dalam kemasan yang utuh dan terlindungi baik terhadap pengaruh cuaca, dengan ventilasi secukupnya dan
dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman. Semen yang telah disimpan lebih dari 60 hari tidak boleh
digunakan untuk pekerjaan.
2. Curah semen harus disimpan didalam konstruksi silo secara tepat untuk melindungi terhadap penggumpalan
semen selama penyimpanan.
3. Semua semen harus baru, bila dikirim setiap pengiriman harus disertai dengan sertifikat test dari pabrik.
2.2. Agregat
A. Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0051-82 “ Agregat Untuk Adukan
Beton, Cara Penentuan Besar Butir” dan SII 0052-80 “ Mutu dan Cara Uji Agregat Beton” dan bila tidak
tercakup dalam SII 0052080, maka harus memenuhi spesifikasi agrergat untuk beton dan disetuji oleh pengawas
yang ditunjuk.
B. Semua agregat harus bersih, keras, dan mempunyai sifat kekekalan (tahan lama) seperti disyaratkan. Mencuci,
memproses, memisahkan, mencampur dan sebagainya harus dilaksanakan seperlunya untuk mendapat gradasi
dan syarat-syarat mekanik yang disyaratkan.
b. Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang ditentukan dari SNI-
2019 dan SII 0051-82 dan SII 0052-80
c. Ukuran butir-butir agregat halus, sisa diatas ayakan 4 mm harus minimum 2% berat; sisa di atas ayakan
1 mm harus minimum 10% berat; sisa di atas ayakan 0.25 mm harus berkisar antara 80% dan 90%
berat.
d. Sifat kekal, diuji dengan larutan jenuh garam sulfat, sebagai berikut :
1. jika dipakai natrium-sulfat, bagian yang hancur maksimum 10%
2. jika dipakai magnesium-sulfat, bagian yang hancur maksimu 15%
Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau batu pecah yang
diperoleh dari pemecahan batu, dengan butir lebih kecil 30 mm, keras, kuat dan bebas lumpur, tanah liat dan bahan-
bahan organik.
a. Gradasi dari agregat kasar harus sesuai dengan SNI-2019, SII 0051-82 dan SII 0052-80
b. Butir-butir harus terdiri dari berbagai ukuran seperti yang dinyatakan di SNI-2019. Sisa diatas ayakan
31.5 mm harus 0% berat; Sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% dan 98% berat, selisih
antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum
10% berat.
c. Mutu koral, butir-butir keras, bersih dan tidka berpori, batu pecah jumlah butir-butir pipoh maksimum
20% bersih, tidak mengandung zat-zat aktif alkali, bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca.
d. Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut :
1. jika dipakai natrium-sulfat, bagian yang hancur maksimum 12%
2. jika dipakai magnesium-sulfat, bagian yang hancur maksimu 18%
e. Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff dengan beban
penguji 20 ton, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 – 19 mm lebih dari 24% berat
2. tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22% atau dengan mesin pengaus Los
Angeles, tidak boleh terjadi berat lebih dari 50% sesuai SII 0087-75 atau SNI-2019
f. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (terhadap berat kering), yang diartikan lumpur adalah
bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila kadar lumpur melalui 1% maka agregat kasar
harus dicuci.
g. Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak beton.
2.3. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam,
bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk
mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan, maka air harus diteliti pada laboratorium yang
disetujui oleh pengawas yang ditunjuk.
Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari container. Admixture harus sesuai dengan
ACI 212.2R-71 dan ACI 212.2R-64. Segala macam admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui
oleh pengawas yang ditunjuk. Admixture yang mengandung chlorode atau nitrat tidak boleh dipakai.
Pemakaian bahan-bahan untuk curing dengan persetujuan engineer dan harus sesuai persyaratan berikut :
- karung goni
- liquid membrane forming compounds mengikuti ASTM C-309
2.6. Waterstops
A. Waterstops, dipasang pada semua sambungan-sambungan konstruksi yang berhubungan langsung dengan tanah
atau air tanah dan ditempat yang ditunjukan pada gambar. Waterstop harus menerus dan harus dipasang secara
akurat dan dikencang dengan baik dan ditunjang untuk mencegah perubahan bentuk.
B. Jumlah pertemuan sambungan di lapangan haruslah seminimum mungkin.
A. Kontraktor harus memasok dan memasang premoulded joint filler pada semua expansion joints dan dimana
ditunjukan pada gambar. Kecuali disyaratkan lain, joint filler haruslah yang resin atau bitumen bonded cork.
Bahannya harus dari pabrik yang disetujui oleh engineer dan harus sesuai dengan :
- ASTM D-1752, type II for Resin Bonded Cork
- ASTM D-1751, for Bitumen Bonded Cork
B. Kontraktor harus menyerahkan sertifikat test dari pabrik untuk setiap pengiriman dari setiap joint filler yang
dikirim ke lapangan.
Sebagai lapisan anti aus yang bekerja pada permukaan beton, dimana dipergunakan untuk lantai beton yang diekspos
dan untuk keperluan beban berat, harus diberikan floor hardener dengan kepadatan sebagai berikut :
- Lantai parkir/sirkulasi lalu lintas normal, kepadatan sedang 0.45 kg/m2 (4.5 kg/m3)
- Ruang ME, kepadatan normal 0.3 kg/m2 (3 kg/m3)
- Loading dock/sirkulasi lalu lintas padat, kepadatan tinggi 0.6 kg/m2 (6 kg/m3)
A. Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm x 300 mm umur 28 hari , kecuali ditentukan lain, harus
sperti berikut :
1. Beton struktur untuk pelat dan balok adalah fc’ – 350 kg/cm2, sedangkan kolom dan shearwall fc’ –
550 kg/cm2 s/d fc’ – 450 kg/cm2
2. Semua beton non struktural seperti lantai kerja dan sebagainya fc’ = 100 kg/cm2
B. Semua beton yang akan terkena penyinaran (exposure) sebagaimana diberikan di dalam tabel berikut, harus
memenuhi persyaratan rasio air – bahan semenan maximum (maximum water – cementitious material ratios)
yang berkaitan dan persyaratan kekuatan tekan beton minimum yang ditentukan di dalam tabel.
C. Trial Mixes.
1. Umum
Setiap design mix harus menunjukan cement content, water cement ratio, water content, agregat gradation,
slump, air content, dan kekuatan (strength), fly ash content dan addimixture content
2. Percobaan laboratorium
Apabila design mixes sudah disetujui, percobaan-percobaan pada setiap campuran harus dilaksanakan di
lapangan untuk membuktikan cukup tidaknya mixes dan menunjukan :
a. Cement content
b. Water cement ratio
c. Workability/slump
d. Drying shrinkage
e. Kekuatan beton pada umut 7,14,dan 28 hari
f. Kepadatan
g. Fly ash content
Kekuatan beton dari trial mixer harus 25% lebih dari kekuatan yang disyaratkan. Dari setiap trial mix,
dibuat sedikitnya 6 (enam) silinder untuk memutuskan. Dimana : 2 buah untuk test kekuatan beton umur 7
hari, 2 buah untuk test kekuatan beton umur 14 hari, 2 buah untuk test kekuatan beton umur 28 hari
3. Pengujian di lapangan
Begitu pengujian laboratorium telah lengkap dengan memuaskan, pengujian dengan skala penuh memakai
tempat dan peralatan yang akan dipakai untuk pekerjaan permanen harus dilaksanakan. Tempat dan
peralatan harus dipelajari an dicoba untuk pemenuhan persyaratan-persyaratan sebelum percobaan-
percobaan lapangan tersebut diadakan.
Pengujian seperti di atas harus dilakukan dan campuran dimodifikasi sampai hasilnya memenuhi
persyaratan-persyaratan yang ditentukan. Untuk setiap trial mix, harus dibuat sedikitnya 6 (enam ) silinder
untuk penilaian.
D. Bahan Tambahan
Kontraktor boleh memakai plasticizers, retarder dan additives dengan persetujuan pengawas yang ditunjuk.
Pemakaian bahan haru sesuai dengan instruksi pabrik dan persetujuan pendahuluan harus diperoleh dari pengawas
yang ditunjuk dalam setiap kasus.
Kontraktor harus memastikan bahwa pemakaian dari setiap bahan tambahan yang disetujui tidak akan
mempengaruhi kekuatan, ketahanan atau penampilan dari penyelesaian akhir pekerjaan beton. Admixture yang
mengandung chloride atau nitrat tidak diperbolehkan.
Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, nilai slump dapat dinaikkan sampai maksimum 1.5 cm di atas harga
maksimum.
B. Pemeriksaan bagi pengawas yang ditunjuk diadakan jalan masuk ke proyek dan ke tempat pengantaran contoh
atau pemeriksaan pekerjaan yang dapat dilalui setiap waktu. Denah dan semua peralatan untuk pengukuran,
adukan, dan pengantaran beton harus diperiksa oleh pengawas yang ditunjukan sebelum pengadukan beton
C. Adukan beton harus sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai dengan yang telah diuji di laboratorium
dan disetujui, serta secara konsisten harus dikontrol bersama-sama oleh kontraktor dan supplier beton ready-
mixed. Kekuatan beton minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan di
laboratorium.
D. Temperatur beton yang diijinkan dari campuran beton tidak boleh melampaui 35 derajat celcius.(35 0C)
E. Menambahkan bahan tambahan pada plant harus sesuai dengan instruksi yang diberikan pabrik. Bila dipakai dua
atau lebih bahan tambahan, maka bahan tambahan harus ditambahkan secara terpisah untuk bahan yang lain dan
mengikuti instruksi pabrik. Bahan tambahan harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212.1R-64
F. Tidak di perbolehkan menambahkan air pada batch plant dan atau pada lapangan proyek dan selama
pengankutan beton. Penambahan air untuk menaikan slump atau alasan apa pun tidak diperkenankan.
G. Truk-truk harus dilengkapi dengan alat untuk mengukur air yang akurat dan alat untuk menghitung putaran.
H. Beton harus dituangkan seluruhnya dilapangan proyek dalam waktu satu setengah jam atau sebelum truk minxer
mecapai 300 putaran (mana yang terlebih dahulu).
I. Penggetaran ulang beton (yang sudah mulai pengikatan awal) tidak diijinkan
J. Apabila temperatur atau kondisi lain menyebabkan suatu perbedaan (deviasi) pada slump atau sifat pengecoran
harus diberikan ukuran yang disetujui oleh pengawas yang ditunjuk untuk menjaga kondisi normal.
Penggumpalan beton karena agregat yang panas, air, semen atau kondisi lainnya tidak diijinkan, dan beton harus
di tolak.
K. Menggetarkan beton harus mengikuti ACI 309-71 (Recommended Pratice for Consolodation of Concrete)
L. Untuk pemakaian fly ash pada beton ready mixed, hanya diperbolehkan dengan kandungan maksimum 15%.
1.1. Umum
Kecuali disetujui oleh pengawas yang ditunjuk semua beton haruslah beton ready-mixed yang didapat dari sumber yang
disetujui, dengan takaran, adukan serta cara pengiriman atau pengangkutan harus memenuhi persyaratan di dalam ASTM
C94-78a, ACI 304-73, ACI Committee 304 serta mengikuti pasal 2.11 dari bab ini.
Beton dari bahan-bahan dan disain mixes disini harus mengikuti pengukuran, pencampuran dan pengadukan dengan pelat
sesuai SNI-2019
A. Batching
1. Proposi dari campuran diukuran berdasarkan berat dan memakaian tempat yang cocok, harus disediakan alat
timbang. Apabila dipakai semen masa, tempat yang terpisah dan kedap air serta alat timbang harus disediakan .
Satu set lengkap dari pemberat untuk percobaan mekanisme penimbangan harus disediakan pada batching plant.
2. Mekanisme timbangan harus akurat sampai setengah dari satu persen dalam kondisi operasi dan timbangan
harus disediakan agar mudah dilihat oleh operator
3. Air harus ditambahkan kedalam mixer dari suatu reservoir yang terpisah dan harus diperiksa dengan penyetelan
untuk kelembaban di dalam agregat. Apabila diperlukan bahan tambahan, maka harus dipakai suatu dispenser
yang terpisah, seperti yang direkomendasikan atau disediakan oleh pabrik bahan tambahan dan disetujui
oleh '' Pengawas yang ditunjuk''.
B. Pencampuran
1. Mixing plant harus mempunyai sebuah drum yang mampu untuk menampung bahan-bahan dan air dan mencampurnya
menjadi suatu konsistensi yang homogen dalam waktu yang masuk akal. Waktu ini harus ditentukan di lapangan dengan
percobaan yang berdasarkan pada rekomendasi pabrik mixing plant.
2. Drum dari campuran harus dari konstruksi sedemikian sehingga dapat menuangkan seluruh campuran secepatnya dan
tanpa tumpah.
3. Selongsong pipa boleh menembus pelat atau dinding, asalkan disiapkan untuk tidak diekspos terhadap karat atau
gangguan lain dan dicat atau dilapis galbani. Jarak dari selongsong tidak boleh kurang dari 3 kali diameter selongsong
pusat ke pusat.
4. Benda-benda yang ditanam boleh ditanamkan dalam dinding selama diameternya lebih kecil dari tebal dinding,
tidak ditempatkan lebih dekat dari empat kali diameter atai 10 cm minimum dari pusat, dan tidak mengurangi kekuatan
dari struktur.
5. Selongsong, pipa-pipa atau benda-benda yang ditanam dalam beton tidak boleh dari alumunium.
7. Pipa dan atau benda yang ditanam dalam pelat beton tidak boleh mempunyai diameter luar lebih besar dari
ketebalan pelat dan tidak tidak boleh ditempatkan dibawah tulangan bawah ataupun diatas tulangan atas dan harus berada
di daerah pusat dari ketebalan pelat. Jarak bersih antara dua pipa dan/atau benda yang ditanam yang bersebelahan harus
sebesar maungkin, tapi tidak kurang dari 10 cm minimum atau 4 (empat) kali diameter pipa dan/atau benda yang ditanam
yang dipakai.
C. Pengecoran beton
1. Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam SNI 2019 ataupun ACI-304-73, ACI Committee 304, ASTM
C 94-92a.
2. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin kecetakan akhir dalam posisi lapisan horizontal
kira-kira tidak lebih dari ketebalan 30 cm.
3. Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 2 m bila tidak disebutkan lain atau disetujui Engineer.
4. Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 1,5 m. Bila diperlukan tinggi jatuh
yang lebih besar, belalai gajah, corong pipa cor ataupun benda-benda lain yang disetujui harus diperiksa,
sedemikian sehingga pengecoran beton efektif pada lapisan horisontal tidak lebih dari ketebalan 30 cm dan jarak
dari corong haruslah sedemikian sehingga tidak terjadi segregasi/pemisahan bahan-bahan.
Pengangkutan dan pengecoran, setiap lapis dari beton struktur harus sesuai dengan ACI-304-73, ACI Committee
304, ASTM C 94-78a, SNI-2019.
5. Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh bahan asing tidak boleh dituang ke
dalam struktur.
6. Tuangkan adukan beton secepatnya serta sepraktis mungkin setelah diaduk, tempatkan sedemikian sehingga
permukaannya senantiasa tetap mendatar, sama sekali tidak diijinkan untuk pengaliran dari satu posisi keposisi
lain.
7. Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau metoda diluar ketentuan yang tercantum di dalam
SNI 2019 termasuk pekerjaan yang tertunda ataupun penyambungan pengecoran, maka ''Kontraktor'' harus
membuat usulan termasuk hasil pengujiannya untuk mendapatkan persetujuan dari ''pengawas yang ditunjuk''
paling lambat 3 minggu sebelum pelaksanaan dimulai.
D. Pemadatan beton
1. Segera setelah dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat penggetar/vibrator, untuk mencegah timbulnya
rongga-rongga kosong dan beton yang keropos.
2. Alat penggetar harus type electric atau pneumatic power driven, type ''immersion'', beroperasi pada 7000 RPM
untuk kepala penggetar lebih kecil dari diameter 180 mm dan 6000 RPM untuk kepala penggetar berdiameter
180 mm, semua dengan amplitudo yang cukup untuk menghasilkan kepadatan yang memadai.
3. Alat penggetar cadangan harus disiapkan untuk keadaan darurat di lapangan dan lokasi penempatannya sedekat
mungkin mendekati tempat pelaksanaan yang masih memungkinkan.
a. Pada umumnya jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan kira-kira vertical, tetapi dalam keadaan-
keadaan khusus boleh miring sampai 45°.
b. Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan dalam arah horizontal karena hal ini akan menyebabkan
pemisahan bahan-bahan.
c. Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang sudah mulai mengeras. Karena itu
jarum tidak boleh dipasang lebih dekat dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Juga harus
diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh jarum, agar tulangan tidak terlepas dari betonnya dan getaran-
getarannya tidak merambat ke bagian-bagian lain dimana betonnya sudah mengeras.
d. Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum dan pada umumnya tidak boleh lebih tebal
dari 30 ~ 50 cm. Berhubung dengan itu, maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal harus
dilakukan lapis, sehingga tiap-tiap lapis dapat dipadatkan dengan baik.
f. Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemkian rupa hingga daerah-daerah pengaruhnya saling
menutupi.
A. penghentian pengecoran hanya bilamana dan pada mana diijinkan oleh “pengawas yang ditunjuk”.
B. Penjagaan terhadap terjadinya pengaliran permukaan dari pengecoran beton basah bila pengecoran dihentikan,
dilakukan dengan mengadakan tanggulan untuk pekerjaan ini.
3.6. Sambungan-sambungan
A. Kontrol join
Kontrol join lokasi dan konstruksinya seperti didetailkan pada gambar. Kecuali ditentukan lain pada gambar,
semua baris tulangan diteruskan melewati kontrol join. Apabila control join tidak ditunjukkan pada gambar-
gambar kontrak, serahkan lokasi yang diusulkan untuk mendapat persetujuan perencana.
B. Siar pelaksanaan (Construction Joints)
1. Siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa hingga tidak banyak mengurangi kekuatan
dari konstruksi. Siar pelaksanaan harus direncanakan sedemikian sehingga mampu meneruskan geser dan gaya-
gaya lainnya. Apabila tempat siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana, tempat
siar-siar pelaksanaan itu harus disetujui oleh “pengawas yang ditunjukkan” Penyimpangan tempat-tempat siar
pelaksanaan dari pada yang ditunjukkan dalam gambar rencana, harus disetujui oleh “Pengawas yang tunjuk”.
2. Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran pengecoran kolom harus ada waktu antara yang cukup,
untuk memberi kesempatan kepada beton dari kolom untuk mengeras. Balok, pertebalan miring dari balok dan
kepala-kepala kolom harus dianggap sebagai bagian dari sistim lantai dan harus dicor secara monolit dengan itu.
3. Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira-kira ditengah-tengah bentangnya, dimana
pengaruh gaya melintang sudah banyak berkurang. Apabila pada balok di tengah-tengah bentangnya terdapat
pertemuan atau persilangan dengan balok lain, maka siar pelaksanaan ditempatkan sejauh 2 kali lebar balok dari
pertemuan atau persilangan itu.
4. Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus diberikan dari kotoran-kotoran dan serpihan beton yang penuh.
5. Sesaat sebelum melanjutkan penuangan beton, semua siar pelaksanaan harus cukup lembab dan air yang
menggenang harus disingkirkan.
1. Beton tidak boleh dituang pada kedua sisi dari sambungan ekspansi pada waktu yang bersamaan.
3. Pengisi sambungan ekspansi harus dari jenis yang telah dibentuk (“Premoulded”) sesuai ASTM D-1751 dan
disediakan dalam potongan yang panjang yang memungkinkan.
4. Lebar kerja dari sambungan ekspansi harus dijaga agar bebas dari segala bahan yang tidak diperlukan dan
kotoran sehingga dapat menjaga sambungan berfunsi dengan tepat.
Join-join sealants harus disediakan pada sambungan-sambungan pelaksanaan beton (construction joints/siar
pelaksanaan) seperti yang dinyatakan. Persiapan sambungan, pemberian sesuai dengan pencampuran serta
pemasangan dari bahan-bahan sealant harus sesuai dengan instruksi pelapisan dari pabrik dan seperti disyaratkan
disini.
A. Perawatan (Curing)
1. Secara umum harus memenuhi persyaratan di dalam SNI 2019 dan ACI 301-72/75, ACI 301, ACI-308
3. Beton setelah di cor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya dengan cara
mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal dan suhu yang konstan dalam
jangka waktu yang diperlukan untuk proses hydrasi semen serta pengerasan beton.
1. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan harus berlangsung terus
menerus selama paling sedikit dua minggu jika tidak ditentukan lain.
Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan tidak melebihi 35ºC.
2. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap dalam keadaan basah. Apabila
cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan maka selama sisa waktu tersebut
pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus menerus dengan
menutupinya dengan karung-karung basah atau dengan cara lain yang disetujui oleh “pengawas yang
ditunjuk”.
3. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanasan atau proses-proses lain
untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai tetapi harus disetujui terlebih dahulu oleh “pengawas
yang ditunjuk”.
Pada cuaca panas, waktu temperature udara 32ºC atau lebih, pada 24 jam pertama dilakukan perawatan
dengan air, kemudian dipasang bahan campuran perawatan (curing compound). Permukaan-permukaan
beton yang akan behubungan dengan beton lain atau bahan cementitious, atau yang diindikasikan akan
menerima bahan perkerasan (hardener) dan dust proofer treatment, atau diindikasikan menerima membrane
waterproofing atau atap, harus dirawat dengan air dan dilindungi dengan kertas perawatan seperti yang
disyaratkan, atau bahan lain yang disetujui, dijaga selalu pada tempatnya selama masa perawtan. Bahan
campuran perawatan yang akan menjaga perlekatan dari lantai pegas (resilient flooring) terhadap beton
tidak boleh dipakai, dan Kontraktor harus menyerahkan bahan perawatan atau metoda lain untuk mendapat
1. Selama pengadukan
Dalam udara panas, bahan-bahan beton didinginkan (memakai es sampai air dingin) sebelum dicampur,
agar pemeliharaan dari suhu beton masih dalam batasan yang disyaratkan. Tidak diijinkan pemakaian air
hujan untuk menambah campuran air.
a. Umum
Harus disediakan penutup selama pengecoran dan perawatan dari beton untuk melindungi beton
terhadap hujan dan terik matahari.
d. Perlindungan bahan-bahan
Peliharalah dan jagalah bahan-bahan dan peralatan di lapangan agar siap untuk digunakan.
e. Perlindungan terhadap kerusakan dan mekanik pada masa pelaksanaan (protection from mechanical
and construction injury)
Selama masa pemeliharaan, beton harus dilindungi dari kerusakan akibat mekanik, tegangan-tegangan
akibat beban utama, kejutan besar (heavy shock) dan getaran yang berkelebihan.
A. Sesuai dengan dimensi/ukuran tercantum dan ketentuan toleransi pada cetakan beton Bab1 : SNI-2019, ACI-301
dan ACI-347.
B. Untuk Toleransi ukuran pekerjaan pengecoran beton yang dihasilkan dan lendutan yang terjadi, diambil patokan
sebagai berikut :
p. Toleransi pekerjaan beton yang dihasilkan (kolom,shearwall,balok,pelat) adalah 1 : 1000, dalam arti
setiap 1 m di ijinkan toleransi hasilnya sebesar 1 mm.
q. Untuk Lendutan yang diijinkan adalah : L/360 (untuk struktur jepit-jepit) dan L/250 (untuk kantilever
struktur), dimana : L adalah bentang struktur.
1. Kecuali ditentukan lain, secara umum harus sesuai dengan ACI-301 (specification for structural concrete
for building)
2. Apabila didapati beberapa toleransi yang dapat dipakai bersamaan, maka yang harus diambil/dipakai adalah
yang terhebat/terkeras.
2. Toleransi untuk pelat beton yang akan di ekspose dan pelat yang akan diberi karpet harus 3.0 mm dari 3 m.
3. Toleransi untuk pelat dalam menerima kepegasan lantai haruslah 3.0 mm dalam 3 m.
4. Toleransi untuk pelat dalam menerima adukan biasa untuk dasar mengatur kerramik, batu, bata, ubin lain
dan “pavers” (mesin lapis jalan beton), harus 5 mm dalam 1 m.
Adakan variasi penyelesaian struktur beton keseluruh pembetonan seperti terlihat pada gambar dan seperti perincian
disini.
Permohonan toleransi pelaksanaan dalam pengecoran beton harus tidak mengecualikan kegagalan terhadap
pemenuhan syarat-syarat ini.
Buat kesempatan untuk lendutan dari sistim lantai, pelat atau balok untuk mengalirkan air yang tergenang.
1. Semua penyelesaian dari lantai harus diselesaikan sampai kemiringan yang benar sesuai dengan kemiringan
untuk pengaliran.
2. Beton yang ditandai untuk mempunyai penyelesaian akhir dengan memakai merek lain, harus bebas dari
segala minyak, karet ataupun lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya ketidaklekatan pada
penyelesaian.
3. Pemeliharaan dari penyelesaian beton harus dimulai sedini mungkin setelah selesai pengerjaan.
a. Penyelesaian yang menyatu (monolithic finish)
1. Penyelesaian yang monomit harus diadakan untuk lantai beton ekspose, kecuali dimana
penyelesaian khusus diperlukan untuk pelengkap, keterlambatan penyelesaian topping, atau
dimana permukaan agregat yang diekspose ditunjukkan.
2. Penyelesaian lantai beton yang monolit harus mencapai level dan kemiringan yang tepat yang
dapat dilakukan dengan screed dan power floating yang dilakukan secara merata.
Permukaan harus dapat bertahan sampai semua air permukaan menghilang dan beton telah
mengeras serta bekerja. Permukaan yang dimaksudkan untuk mencapai permukaan yang halus
harus dihaluskan dengan trowel besi.
3. Apabila permukaan telah mengeras, harus dilakukan penyelesaian dengan trowel besi untuk kedua
kalinya untuk mendapatkan kekerasan, kehalusan tapi tidak berlapis, padat, bebas dari segala
tanda-tanda/bekas trowel dan kerusakan-kerusakan lain.
1. Semua permukaan-permukaan beton cor/tuang (all cast in place concrete surfaces) yang tampak pada
penyelesaian struktur, baik dicat ataupun tidak dicat, kecuali untuk permukaan kasar yang diselesaikan
dengan permukaan yang disemprot pasir dengan tekanan, harus mempunyai penyelesaian yang halus.
Buatlah permukaan yang halus, seragam dan bebas dari tambalan-tambalan, sirip-sirip, tonjolan-tonjolan,
baik tonjolan keluar maupun akibat pemasangan paku, tepian dari tanda (edge grain marks), bersihkan
cekungan-cekungan dan daerah permukaan celah dari semua ukuran “(clean out pockets and areas of
surface voids of any size)”.
2. Semua pengikat-pengikat dari logam, termasuk yang dari “spreaders”, harus dipotong kembali dan lubang-
lubang dirapikan. Semua tambalan bila disyaratkan (pengisian dari cetakan yang diikat dengan tekanan)
harus diselesaikan sedemikian untuk dapat melengkapi dalam perbedaan pada penyelesaian beton.
Tambalan pada suatu pekerjaan beton “(textured concrete work)” harus diselesaikan dengan tangan untuk
mencapai kehalusan permukaan yang diperlukan.
1. Permukaan beton tersembunyi termasuk semua beton yang mutunya tidak tercapai dan semua beton yang
diindikasikan untuk diberi lapisan termasuk lapisan arsitektur, kecuali cat atau bahan lapisan yang flexible
dan terlindung dari tampak pada penyelesaian struktur.
2. Beton tersembunyi dan beton uneksposed perlu ditambal dan diperbaiki dari keropos dan kerusakan-
kerusakan permukaan sebagaimana semestinya sebelum ditutup permukaannya.
E. Penambalan beton
Siapkan bahan campuran (mortar) untuk penambahan beton yang terdiri dari 1 (satu) bagian semen (diatur
dengan semen putih atau tambahan bahan pewarna bila diijinkan untuk menyesuaikan dengan warna
disekitarnya) dengan 2 ½ (dua setengah) bagian pasir dengan air secukupnya untuk mendapatkan adukan yang
diperlukan.
Siapkan campuran percobaan (trial mixes) untuk menentukan mutu yang sebenarnya. Siapkan panel-panel
contoh (30 cm2) dan biarkan sampai berumur 14 hari sebelum keputusan akhir dibuat dan penambalan
dikerjakan.
Olah lagi adukan seperti diatas sampai mencapai kekentalan yang tertinggi yang diijinkan untuk pengecoran.
Sikat bagian yang akan ditambal dengan bahan perekat yang terdiri dari pasta campuran air dan semen murni
serta tambalkan adukan bila bahan perekat masih basah.
Hentikan penambalan sedikit lebih luas disekeliling bagian yang ditambal, biarkan untuk kira-kira satu sampai
dua jam untuk member kesempatan terhadap penyusutan dan penyesuaian penyelesaian (finish flush) dengan
permukaan sekelilingnya.
A. Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, “pengawas yang ditunjuk” mempunyai wewenang untuk
menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut :
2. Konstrusi beton tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya tidak sesuai dengan gambar
5. Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi seperti yang tercantum dalam dokumen kontrak.
6. Atau yang menurut pendapat “pengawas yang ditunjuk” pada suatu pekerjaan akhir, atau mengenai
bahannya atau pekerjaannya pada bagian manapun dari suatu pekerjaan, tidak memenuhi pernyataan dari
spesifikasi.
B. Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus dibongkar dan diganti dengan yang baru,
kecuali “pengawas yang ditunjuk” atau Konsultan menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan dari
cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu “Kontraktor” harus mengajukan usulan-usulan perbaikan yang
kemudian akan diteliti/diperiksa dan disetujui bila perbaikan tersebut dianggap memungkinkan.
C. Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda yang akan dipakai dalam pekerjaan pengganti harus
sesuai dengan pengarahan dari “pengawas yang ditunjuk”. Dalam segala hal, pembongkaran dan perbaikan
pekerjaan beton harus dilaksanakan dengan memuaskan.
D. Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dri pekerjaan cacat pada beton dan semua biaya dan kenaikan
biaya dari pembongkaran atau penggantian harus ditanggung sebagai pengeluaran “Kontraktor”.
E. Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai dengan instruksi “pengawas yang ditunjuk”.
F. Dalam hal terjadi keropos atau retak yang bukan struktur (karena penyusutan dan sebagainya) atau cacat beton
lain yang nyata pada pembongkaran cetakan, “pengawas yang ditunjuk” harus diberi tahu secepatnya, dan tidak
boleh diplester atau ditambal kecuali diperintahkan oleh “pengawas yang ditunjuk”. Pengisian/injeksi dengan air
semen harus diadakan dengan perincian atau metoda yang paling memadai/cocok.
A. Beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan benar-benar dengan semprotan udara bertekanan (compressed air)
atau sejenisnya.
B. Sesegera mungkin sebelum beton baru dicor, permukaan dari beton lama yang sudah dibersihkan, harus dilapisi
dengan campuran air dan semen murni dalam perbandingan 1:1 (dalam volume) yang disikatkan pada beton
lama.
C. Untuk struktur pelat kedap air, permukaan dari pelat beton lama sebelum beton baru dicor harus dilapisi dengan
bahan perekat beton “polyvinyl acrylic” (polyvinyl acrylic concrete bonding agent) seperti disetujui oleh
“pengawas yang ditunjuk”.
D. Untuk struktur balok kedap air, permukaan dari balok beton lama harus dilapisi dengan bahan perekat beton
epoxy dengan bahan dasar semen (epoxy cement base concrete bonding agent) seperti disetujui oleh “pengawas
yang ditunjuk”.
E. Pengecoran beton baru sesegera mungkin sebelum campuran air dan semen murni atau bahan perekat beton
yang dilapiskan pada permukaan beton lama mongering.
3.13. Lapisan penutup lantai yang dikerjakan kemudian (separate floor toppings)
A. Sebelum pengecoran, kasarkan permukaan dasar dari beton dan singkirkan benda-benda asing, semprot dan
bersihkan.
B. Letakkan penyekat, tepian-tepian, penulangan dan hal-hal lain yang akan ditanam/dicor.
C. Berikan bahan perekat pada permukaan dasar sesuai dengan petunjuk pabrik. Gunakan lapisan pasir dan semen
pada lapisan dasar secepatnya sebelum mengecor lapisan penutup (topping).
E. Pada lantai parker, lantai atap, perkerasan lantai harus diadakan seperti diperinci pada : 3.13.C.2
3.14. Lain-lain
Satu bagian semen, 2 bagian pasir dan air secukupnya agar dapat mengalir sendirinya. Pengurangan air dan
bahan tambahan untuk kemudahan pekerjaan beton boleh diberikan sesuai dengan pertimbangan
“Kontraktor” melalui persetujuan “pengawas yang ditunjuk”.
Satu bagian semen, 2 bagian air dengan air sekadarnya untuk mengikat bahan-bahan menjadi satu.
3. Installation/pengerjaan
Basahkan permukaan sebelum digrout dan ditaburi (slush) dengan semen murni. Tekankan grout
sedemikian agar mengisi kekosongan/celah-celah dan membentuk lapisan seragam dibawah pelat. Haluskan
penyelesaian pada permukaan beton ekspose dan adakan perawatan dengan pembasahan/pelembaban
sedikitnya 3 hari.
B. Non-Shrink Grout
Campurkan dan tempatkan dibawah pelat dasar baja struktur dan ditempat lain dimana non-shrink grout
diperlukan, sesuai dengan instruksi dan rekomendasi yang tercantum dari pabrik. Technical service harus
dikerjakan oleh perusahaan/pabrik.
Perusahaan/pabrik yang bahan groutnya dipakai, harus mengerjakan percobaan hasil yang memperlihatkan
bahwa grout non-shrink tidak ada penyusutan sejak awal pengecoran atau sambungan setelah pemasangan
sesuai CRD-C621-80 (susut), mempunyai kekuatan tekan 1 hari tidak kurang dari 3000 psi dan 8000 psi pada 28
hari sesuai ASTM C109, mempunyai waktu pengikatan awal tidak kurang dari 45 menit sesuai ASTM C191,
memperlihatkan luasan bearing effective (EBA = Effective Bearing Area) sebesar 90 sampai 100 persen.
Grout yang terdiri dari accelerator inorganic, pengurangan air, atau “fluidifiers” harus tidak boleh mempunyai
penyusutan kering lebih besar dari persamaan semen pasir dan campuran air seperti percobaan dibawah ASTM
C 596. Semua grout harus menurut syarat petunjuk dari CRD-C611-80 (flowcone).
Sub Kontraktor yang ditunjuk diharuskan menyampaikan perhitungan sambungan joint antara precast dengan
pelat lantai dan joint antara dinding precast. Juga metoda kerja pemasangan precast yang dipakai untuk disetujui
oleh pihak konsultan perencana.
Adapun untuk pemasangan dinding precast perlu diperhatikan :
r. Sambungan dinding precast di sisi luar dan sisi dalam diberi sealant dan back rod-nya harus lebih besar
dari celahnya.
s. Sealant harus menggunakan type PU dan expired-nya harus lebih dari 7 bulan lagi.
t. Untuk sambungan dinding precast pada bagian sudut harus dihindari.
u. Harus diberi perkuatan pada dudukan embedded pelat sehingga lendutan berkurang, yang mana perlu
dikonsultasikan dengan konsultan perencana.
Kontraktor diwajibkan mengkontrol hasil pengecoran beton berupa toleransi retak setelah lepas bekisting atau
form work.
Toleransi retak beton yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Retak rambut pada area tumpuan balok/pelat hanya boleh terjadi pada bagian atas.
2. Retak rambut pada area lapangan balok/pelat hanya boleh terjadi pada bagian bawah.
3. Untuk daerah lain selain poin 1 & 2 tidak boleh terjadi retak.
Untuk perbaikan retak rambut tersebut digunakan epoxy grout.
BAB V
BETON PRACETAK DAN BETON PRATEGANG
Pasal 1 : Umum
- Mix Design Report, Test Tekan silinder, dan Test Penyerapan Air. Termasuk lokasi back-up ready mix
- Shop drawing
Detail fabrikasi, metode instalasi, lokasi komponen, denah, dimensi, potongan, bukaan, detail tulangan
biasa dan tulangan prestress, kondisi tumpuan, detail tulangan anchor block, embedded plate,
embedded anchorage, dsb
- Erection Drawing dan Jacking Procedure
Bila dilakukan perubahan dalam disain sesuai persyaratan dan kondisi lokal, laporan perhitungan
disain dan gambar perlu disampaikan. Perhitungan harus dilakukan dan ditandatangani oleh
insinyur profesional bersertifikat yang diakui di lokasi projek. Disain yang dilakukan harus
memenuhi syarat dalam ACI 318 (ACI 318M), “PCI Design Handbook – Precast and
Prestressed Concrete, SNI-2847-2019, dan SNI-1726-2019.
1.9. Toleransi
Toleransi ukuran komponen prestress harus sesuai dengan toleransi dimensi dan camber dari PCI MNL 135, “Tolerance
Manual for Precast and Prestressed Concrete Construction.”
1.12. Mockup
Sebelum fabrikasi panel, kontraktor perlu menyampaikan mock-up berukuran penuh sesuai dengan material, mutu finish,
dan metode kerja yang akan digunakan. Di mockup sudah dimasukkan juga kaca, frame aluminium, sealant, anchor,
connector, flashing, dan joint filler. Mockup ini harus disimpan sampai pekerjaan selesai, sebagai acuan standar mutu
pekerjaan. Mock up dapat digunakan dalam projek bila sampai tahapan akhir tidak mengalami kerusakan.
2. Barang disimpan dengan tanda yang jelas sehingga dapat diperiksa dengan mudah
3. Pengiriman harus dilakukan dalam jumlah yang cukup sesuai kebutuhan skedul projek
4. Penanganan barang harus sesuai dengan keperluan sehingga tidak terjadi kerusakan / retakan.
6. Pengangkatan harus dilakukan sesuai dengan titik angkat dan metode yang diberikan
7.
PASAL 2 : PRODUK
2.1. FABRIKATOR
Fabrikator yang digunakan harus melalui persetujuan dengan owner dan konsultan yang berkepentingan.
Galvanized Reinforcing Bars: [ASTM A 615/A 615M, Grade 60 (Grade 420) or Grade 40 (Grade 300)]
[ASTM A 706/A 706M], deformed bars, ASTM A 767/A 767M, Class II zinc
coated, hot-dip galvanized and chromate wash treated after fabrication and bending.
Untuk area dimana mudah terjadi karat, maka dapat digunakan Epoxy-Coated Reinforcing
Bars:
[ASTM A 615/A 615M, Grade 60 (Grade 420) or Grade 40 (Grade 300)] [ASTM A 706/A
706M], deformed bars, [ASTM A 775/A 775M] or [ASTM A 934/A 934M] epoxy coated.
5. Steel Bar Mats: ASTM A 184/A 184M, fabricated from [ASTM A 615/A 615M, Grade 60 (Grade 420) or Grade 40
(Grade 300)] [ASTM A 706/A 706M], deformed bars, assembled with clips.
6. Plain-Steel Welded Wire Fabric: ASTM A 185, [galvanized and/or chromate wash treated] steel wire into flat sheets.
7. Deformed-Steel Welded Wire Fabric: ASTM A 497/A 497M, flat sheet.
8. Epoxy-Coated-Steel Welded Wire Fabric: ASTM A 884/A 884M, Class A coated, [plain]
[deformed], flat sheet, [Type 1 bendable coating] [Type 2 non-bendable coating].
1. Stainless-Steel Plate: ASTM A 666, Type 304, of grade suitable for application.
2. Stainless-Steel Bolts and Studs: ASTM F 593, alloy 304 or 316, hex-head bolts and studs;
stainless-steel nuts; and flat, stainless-steel washers. Berikan cairan anti gores pada baut stainless steel pada waktu
pemasangan.
3. Stainless-Steel Headed Studs: ASTM A 276, with minimum mechanical properties for studs as
indicated under MNL 116, Table 3.2.3.
2. Nonshrink Grout: Premixed, packaged ferrous and non-ferrous aggregate shrink-resistant grout
containing selected silica sands, portland cement, shrinkage-compensating agents, plasticizing
and water-reducing agents, complying with ASTM C 1107, Grade A of consistency suitable for
application with a 30-minute working time.
PASAL 3 : PELAKSANAAN
3.1. Persiapan
a. Pastikan semua embedded anchor yang dibutuhkan sudah terpasang dengan baik dan dengan bahan yang sesuai
persyaratan
b. Check kondisi pondasi atau tumpuan, toleransi ukuran, bearing, permukaan dan faktor lain yang mempengaruhi
kualitas dan kekuatan produk
3.2. Pengangkatan
a. Install gantungan, bearring pad, clips
b. Pasang tumpuan sementara yang diperlukan
c. Angkat beton pracetak ke ketinggian yang diminta, ukur vertikal dan siku nya sesuai toleransi
d. Pasang plastic spacing sementara bila diperlukan untuk mengurangi cacat
e. Pasang baut, sambungan las sesuai persyaratan dan gambar
e. Berikan grouting sesuai persyaratan dan gambar
f. Pasang balok pengaku baja tambahan yang diperlukan
g. Pembersihan las
Bersihkan las dengan palu dan sikat. Periksa mutu las secara visual dan perbaiki/ganti las yang cacat. Untuk las, sesuai
AWS D1.1/D1.1M and AWS D1.4, lindungi permukaan beton dari kerusakan akibat las. Baja galvanis yang telah dilas
perlu dicat ulang dengan cat galvanis dengan ketebalan minimum 100 mikron sesuai ASTM A780.
h. Untuk sambungan baut, gunakan lock washer untuk mencegah melonggarnya mur setelah distel.
Untuk slotted connection: periksa posisi baut dan kencangkan
Untuk sliding connection: kencangkan baut namun tetap bisa bergerak dalam slot
Untuk friction connection: Gunakan bolt torque dan check 25% baut secara random dengan wrench yang dikalibrasi
terhadap torsi.
i. Grouting or Dry Packing Connections and Joints:
Grout yang masih basah dijaga sampai set.
Berikan grout sampai rata permukaan, tanpa melebar ke permukaan beton.
Grout yang kena permukaan beton dibersihkan segera agar tidak menodai.
Grout dijaga tetap lembab selama 24 jam setelah set.
3.4. Perbaikan
a. Repairs diperbolehkan asalkan tidak mengurangi kekuatan, layanan, dan ketahanan struktur.
b. Bahan repair (Mix patching materials) dan repair units yang digunakan harus sesuai dengan warna dan tekstur yang
ada bila dilihat dari jarak 6m.
c. Lapisan galvanized coatings yang diperbaiki dicat ulang dengan galvanizing repair paint sesuai ASTM A 780.
d. Bersihkan dengan kawat, dan lapis kembali dengan cat primer yang sesuai
e. Unit yang tidak dapat direpair harus diganti dengan yang baru.
3.5. Pembersihan
a. Bersihkan sisa adukan, fireproofing, sisa las, dan bahan lainnya dari permukaan beton
b. Bersihkan permukaan exposed setelah pemasangan dari tanda las, marking, kotoran, dan noda.
c. Bahan pembersih yang digunakan jangan merusak warna, permukaan, atau mengurangi kekuatan.
2. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, "Kontraktor" harus menentukan metoda dari perbandingan adukan, cara
pengadukan, pengangkutan, pengecoran serta pengontrolan temperatur dan cara perawatan, yang harus
diserahkan kepada "pengawas yang ditunjuk" untuk mendapatkan persetujuan.
Pasal 2 : Bahan-bahan
1. Semen;
Semen haruslah Type I atau Type IV (semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas
hidrasi yang rendah).
2. Agregat.
Ukuran maximum dari agregat kasar harus seperti telah diperinci sebelumnya pada 2.2 dalam bab ini.
Kecuali dinyatakan lain pada catatan, agregat harus mengikuti ketentuan tentang bentuk dan ukuran dari
potongan melintang serta jarak bersih dari tulangan-tulangan beton, dan seperti disetujui oleh "pengawas
yang ditunjuk".
5. Bahan-bahan untuk campuran beton yang akan dipakai haruslah dari bahan yang mempunyai suhu
serendah mungkin.
2. Slump untuk beton massa tidak boleh lebih dari 15 cm, kecuali bila dipakai super plasticizer seperti telah
disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".
3. Bila penentuan perbandingan campuran berdasarkan umur beton 28 hari, maka umur beton juga perlu
diperinci. Dalam hal ini desain perbandingan campuran harus ditentukan sesuai dengan metoda yang telah
diperinci atau seperti telah disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".
Pasal 4 : Penulangan
1. Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari bentuk tulangan tidak berubah selama
pengecoran.
2. Peraturan lain tentang penulangan harus sesuai dengan Bab 5 tentang penulangan.
2. Ukuran penampang dari setiap penuangan harus ditentukan sedemikian agar kenaikan suhu karena panas
dari hidrasi beton tidak melampaui suhu maksimum yang ditentukan.
3. Tahapan pengecoran dan tenggang waktu penuangan harus ditentukan agar retak-retak karena panas dari
hidrasi beton dapat dijaga seminimum mungkin.
d. Setelah temperatur di dalam beton mencapai maksimum, maka permukaan beton harus ditutupi
dengan kanvas atau bahan penyekat lainnya untuk mempertahankan panas sedemikian rupa
sehingga tidak timbul perbedaan panas yang menyolok antara bagian dalam dan luar beton atau
penurunan temperatur yang mendadak di bagian dalam beton. Selanjutnya sesudah bahan penutup
tersebut di atas dibuka permukaan beton tetap harus dilindungi terhadap pengeringan yang
mendadak.
c. Untuk mengetahui kenaikan temperatur dari beton dan untuk memeriksa pemeliharaan, temperatur
permukaan dan bagian dalam serta sekitarnya harus diukur memakai Thermocoupler (yang dipasang
dalam grid 3 m) setelah beton dicor.
d. Thermocoupler harus dari jenis kawat yang terdiri dari sepasang kawat, satu dari jenis nikel dan
lainnya dari jenis tembaga (cooper).
e. Pengamatan dan pendekatan temperatur dengan memakai Thermocoupler harus dilakukan sebagai
berikut :
1. tiap dua jam untuk dua puluh empat jam pertama
2. tiap tiga jam untuk empat puluh delapan jam berikutnya
Pasal 1 : Umum
Kecuali ditentukan lain, semua pekerjaan struktur baja termasuk fabrikasi, pembautan, pengelasan,
pengecatan, ereksi, pemasangan baut angkur, pemeriksaan dan testing harus sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan dalam JASS 6 "Steel Frame Construction Work" dan AIJ atau SNI-1729-2015.
Pasal 2 : BAHAN
1. Mutu
Mutu bahan harus mengacu pada standard berikut :
a. Baja Profil
ASTM A-36 : Baja rolled untuk penggunaan struktur baja umum SS 400 atau
Bj 37
ASTM A-242: Baja light gauge untuk struktur umum SSC 400.
b. Mur, Baut, dan Ring Pelat
ASTM A-325: Bagian lengkap untuk baut heksagon mutu tinggi, mur
heksagon, dan ring datar pegangan sambungan type geser.
ASTM A-449: Baut dengan kepala berbentuk heksagon .
ASTM A-563: mur berbentuk heksagon.
ASTM F-436: Ring Pelat.
c. Bahan kawat las
AWS A5.1 : Elektroda bungkus untuk baja lunak.
AWS A5.5 : Elektroda bungkus untuk baja dengan kuat tarik tinggi.
2. Testing
Bahan standard yang akan dipakai harus memenuhi syarat JIS atau dengan mutu setara
sesuai sertifikat yang diberikan dan mendapat persetujuan terlebih dahulu. Uji bahan
dapat tidak dilakukan terkecuali bila diminta oleh Direksi Pengawas.
3. Penyimpanan
Bahan-bahan disimpan dan disusun secara berurutan dan rapi sehingga dari bentuk
dan mutu yang berbeda dapat mudah dilihat dan tidak diizinkan untuk bercampur.
Pasal 3 : Fabrikasi
1. Gambar Kerja
Gambar kerja harus diserahkan untuk mendapat persetujuan Direksi Pengawas, dan
yang harus menunjukkan semua komponen baja sesuai hal-hal berikut :
a. Tipe bahan termasuk ukurannya.
b. Semua ukuran dari tiap komponen baja.
c. Lokasi, tipe dan detail sambungan.
d. Detail tipikal untuk pengelasan.
e. Rencana pembersihan dan pengecatan.
4. Pemotongan
Pemotongan permukaan tiap bahan, di luar yang sudah direncanakan pada
gambar kerja, harus tegak lurus sumbu. Permukaan potongan harus bebas dari
cekungan dan cembungan, takikan dan terak-terak. Pemotongan dengan gas
otomatis harus digunakan dengan kecepatan berpindah yang tetap. Ukuran pemotongan
harus dibuat lebih besar dari yang diperlukan dengan memperhitungkan
penyusutan dan deformasi akibat pemotongan dan finishing pekerjaan.
5. Perbaikan peregangan
Peregangan bahan harus diperbaiki. Peregangan akibat pengerjaan harus diperbaiki.
Dalam memperbaiki peregangan semacam ini, harus diperhatikan agar tidak
terjadi kerusakan terhadap mutu bajanya.
6. Pembengkokan
Pembengkokan harus dilakukan pada suhu normal. Jika digunakan pembengkokan
panas, sebelumnya harus mendapat persetujuan Direksi Pengawas dan dilakukan pada
tingkatan panas-merah (900 - 1.100°C ).
7. Lubang pons
Lubang pons harus dilakukan di pabrik menggunakan bor sesuai dengan
perencanaan dan gambar kerja. Lubang pons standard harus mengikuti tabel sebagai
berikut :
Lubang baut harus tepat jarak-jaraknya pada garis yang diberikan dan harus benar-
benar silinder. Ke arah panjang harus tepat tegak lurus permukaan bahan sehingga
pusat lubang sama dengan potongan bahan yang akan dihubungkan. Tonjolan-tonjolan
di sekitar lubang baut dan penegangan harus dihilangkan.
Jarak antar baut dan jarak ke tepi kecuali ditentukan lain tidak boleh kurang dari :
Harga
Jenis Tegangan Minimal
kgf/cm2
Tegangan leleh 9000
Tegangan tarik 10000- 12000
Tegangan tarik 3100
diijinkan
Tegangan geser 1500
diijinkan
M16 30
M20 35
M22 40
M24 45
3. Pengangkutan
Dalam menangani bahan baut (transportasi, penyimpanan, dsb.), baut harus dijaga dari debu
dan korosi serta harus dijaga agar bagian ulirannya tidak rusak.
4. Pemasangan sambungan
Peregangan, pembentukan dan pembengkokan bahan sambungan harus dihilangkan
agar bidang kontaknya tepat. Jika ada celah bidang kontak yang mengurangi geser
antara bahan sambungan, digunakan pelat pengisi untuk mengisi celah tersebut.
Jumlah baut sementara yang digunakan harus satu atau dua per tiga lebih besar dari
kelompok baut yang sama.
5. Perlakuan pada permukaan bidang geser
Permukaan kontak (permukaan geser), dimana gaya geser harus terjadi pada
sambungan geser (friction joint), sebelum pemasangan harus dibersihkan dari sisik,
karat, debu, lemak, cat dan bahan lain yang dapat mengurangi geseran. Permukaan
geser harus dijamin agar mempunyai faktor gelincir 0.45. Dalam
segala hal, permukaan geser tidak boleh dicat.
6. Torsi
Tegangan tarik yang diperoleh dengan metoda pengencangan dengan kunci torsi
atau menggunakan indikasi beban pada ring pelat atau metode lain sesuai rekomendasi
pabrik.
7. Pemasangan baut mutu tinggi
Baut harus dikencangkan dengan hati-hati menggunakan peralatan yang terpelihara
baik untuk memperoleh tarikan baut standard. Kelompok baut harus dikencangkan
secara berurutan agar semua baut bekerja secara efektif dan merata.
2. Tukang las
Tukang las harus mempunyai kemampuan yang kompeten untuk melakukan
pekerjaan pengelasan dan harus menyerahkan sertifikat kualifikasi atau daftar
pengalaman kerja. Jika diperlukan, Direksi Pengawas dapat melakukan uji teknik
pengelasan.
3. Fasilitas pengelasan
Dokumen yang mencakup pengalaman dalam pekerjaan pengelasan dan hasil nyata
yang diperoleh, sistem kontrol pekerjaan pengelasan, mesin dan peralatan serta
peraturan setempat mengenai pelaksanaan pekerjaan dan pemeriksaan harus
diserahkan kepada Direksi Pengawas.
4. Persiapan Bahan
a. Pembuatan alur
Alur pada sambungan las harus diproses secara tepat menjadi bentuk yang
ditentukan seperti dalam manual pabrik yang disetujui, sesuai dengan bentuk
dasar yang direncanakan serta tergantung pada metode pengelasan yang dipakai.
b. Pemeliharaan bahan potongan
Potongan bahan yang akan dilas harus bersih dari kotoran, karat dan kerusakan
dan harus diusahakan dalam keadaan kering.
6. Persiapan Bahan
Sambungan tepi, harus disiapkan dalam bentuk seperti yang diperlihatkan dalam
gambar dan harus disesuaikan dengan teknik kerja pengelasan yang akan
dilakukan sesuai persetujuan Direksi Pengawas. Sebelum pengelasan, permukaan las
dari logam dasar harus dibersihkan dari terak, air, debu, karat, lemak, cat dan bahan
lain yang dapat merugikan pengelasan. Sisik yang sulit dihilangkan tidak
perlu dibuang sejauh tidak mengganggu pengelasannya.
7. Pekerjaan pengelasan
a. Voltase arus listrik
Pengelasan dilakukan dan diatur pada arus listrik yang sesuai voltase dan
kecepatan pengelasannya, tergantung pada bahan las dan posisi pengelasan.
8. Las tumpul
Jika pengelasan dilakukan dari kedua sisi, pengelasan bagian belakang dilakukan
setelah ada pembersihan/chipping bagian belakang tersebut. Chipping bagian
belakang harus dibuat sampai kedalaman dimana dijumpai bagian logam las yang asli
segera setelah pembersihan lapis pengelasan pertama. Dalam hal ini, kedalaman
dan lebar chipping diatur serata mungkin. Chipping bagian tidak perlu dilakukan jika
dapat dipastikan bahwa pengelasan busur otomatis dapat memberikan penyatuan logam
yang baik. Jika pengelasan dibuat dari satu sisi, lajur belakang ditempatkan di bawah
logam dasar dan harus diatur diperhatikan untuk menghasilkan pengelasan yang baik
terutama pada bagian bawah logam dasar.
9. Las sudut
Kedua kaki las sudut harus sama dan tidak boleh berbeda jauh panjangnya. Panjang
pengelasan yang tidak menerus harus dibuat lebih panjang dari ukuran efektifnya
dengan lebih dari dua kali ukuran lasnya.
Pasal 6 : Pemeriksaan
Jika diperlukan, hal-hal berikut akan diperiksa oleh Direksi Pengawas :
1. Bahan
2. Faying surface pada sambungan baut mutu tinggi.
3. Pengencangan baut mutu tinggi.
4. Pengelasan.
5. Hasil akhir.
6. Hal-hal lain yang dianggap perlu oleh Direksi Pengawas.
4. Pengawas Lapangan
Kontraktor pekerjaan struktur baja harus menempatkan orang di lapangan yang bertugas
untuk mengatur pengiriman dan pemasangan pekerjaan struktur secara purna waktu.
Pengawas lapangan tersebut akan memberikan pemberitahuan kepada Direksi Pengawas
untuk setiap masalah yang berkaitan langsung dengan produksi, penyimpanan dan alat-
alat perlengkapan ereksi .
5. Pemeriksaan lapangan
Jika suatu tahap pekerjaan sudah selesai dikerjakan, hasil pekerjaan tersebut harus
diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pengawas sebelum memulai tahap pekerjaan
berikutnya. Perancah, peralatan yang diperlukan untuk persiapan pelaksanaan
pemeriksaan harus disediakan kontraktor tanpa biaya tambahan. Semua hasil
pemeriksaan harus dicatat kontraktor dan laporan pemeriksaan harus dibuat untuk
mendapat persetujuan Direksi Pengawas. Dalam hal ditemukan kerusakan, masalah, dll
harus diberitahukan kepada Direksi Pengawas bersama dengan hasil pemeriksaannya.
Tindakan untuk menyelesaikan masalah dan memperbaiki kerusakan harus dilakukan
sesuai instruksi Direksi Pengawas tanpa biaya tambahan.
6. Kerusakan
Kontraktor harus memberitahu Direksi Pengawas setiap dijumpai kerusakan atau
perlemahan akibat kesalahan detailing atau fabrikasi dan menerima persetujuan
tertulis sebelum melakukan pekerjaan perbaikan.
8. Pemotongan
Peralatan pemotongan dengan panas tidak boleh dipakai di lapangan tanpa
persetujuan Direksi Pengawas.
9. Toleransi Pemasangan
Pekerjaan struktur baja harus diatur setepatnya untuk memperoleh hasil elevasi,
kelurusan dan ketegakan sedemikian sehingga penylesaian akhir pekerjaan tersebut
tidak menyimpang dan masih dalam batas-batas toleransi sbb:
Pasal 9 : Test
Jika dipandang perlu oleh Direksi Pengawas, semua test harus dilakukan oleh laboratorium
uji bahan yang telah ditunjuk. Kontraktor harus menyiapkan potongan test yang
sesuai dengan metode testing yang ditentukan oleh Direksi Pengawas. Kontraktor harus
menyerahkan semua hasil dan sertifikat test kepada Direksi Pengawas untuk hal-hal berikut
:
a. Test bahan baja harus dilakukan sebagaimana dispesifikasi dalam JIS Z 2241 dan JIS
Z 2248 atau standard lain yang setara dan yang disetujui.
b. Test ultrasonik harus dilakukan untuk mengontrol dalamnya penetrasi bagian
pengelasan sesuai yang ditetapkan pada Bagian 5100.1.5 spesifikasi ini.
A. UMUM
1. Semua bagian pekerjaan struktur baja harus dicat di workshopnya dengan cat
dasar/undercoat yang telah disetujui oleh Direksi Pengawas, terkecuali bagian-bagian
tertentu yang telah dicat oleh mesin, dan atau sekitar tumpuan.
- Penggunaan cat dasar atau bahan sejenis lainnya yang telah disetujui Direksi
Pengawas untuk bagian-bagian tertentu seperti tersebut di atas.
1. Semua permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dengan sandblast atau cara-
cara lainnya yang disetujui Direksi Pengawas sehingga permukaan tersebut
menjadi bersih dari kotoran, minyak, debu, karat dan bahan lainnya.
2. Semua permukaan karat yang sudah dibersihkan harus segera ditutup dengan cat
dasar. Dan bila timbul karat lainnya harus dibersihkan ulang sebelum pengecatan
dilakukan.
4. Permukaan yang akan dicat harus berada dalam keadaan kering dan bersih dari
debu. Sebelum proses pengecatan untuk lapis berikutnya, cat dari hasil lapis
sebelumnya harus sudah dalam keadaan kering.
5. Pengecatan lapis akhir harus dilakukan dalam jangka waktu paling sedikit 48 jam
setelah pengecatan dasar sebelumnya. Penyimpangan dari hal ini mengharuskan
permukaan tersebut dibersihkan dan dicat dasar ulang.
7. Setiap bagian permukaan baja yang memungkinkan tergenang oleh air harus diisi
dengan cat. Jika tidak ditentukan lain oleh Direksi Pengawas harus dilapisi dan
diisi dengan bahan waterproof sebelum diberikan cat dasarnya.
9. Untuk mencapai hasil yang merata perbandingan campuran cat untuk cat dasar
harus 12,5 - 15 m2 per liter dan 15-20 m2 per liter untuk cat penutup akhir.