Anda di halaman 1dari 24

KEGAGALAN BANGUNAN

Disampaikan Oleh :
Ir. HERRI SURYADI SAMOSIR, M.Si., MT., IPM., ASEAN Eng
(Penilai Ahli Kegagalan Bangunan)
1. PENGERTIAN KONSTRUKSI

Ps.1 Ps.1
UU PP
2/2027 14/2021
▪ Jasa Konstruksi adalah layanan jasa
Konstruksi adalah rangkaian
konsultansi konstruksi dan/atau pekerjaan
kegiatan untuk mewujudkan,
kontruksi.
memelihara,menghancurkan
▪ Konsultansi Konstruksi adalah layanan
bangunan yang Sebagian dan/atau
keseluruhan atau sebagian kegiatan yang
seluruhnya menyatu dengan tanah
meliputi pengkajian, perencanaan,
atau tempat kedudukannya
perancangan, pengawasan, dan manajemen
menyatu dg tanah.
penyelenggaraan konstruksi suatu
(PP 22/2020 jo. PP 14/2021)
bangunan.
▪ Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan
atau sebagian kegiatan yang meliputi
pembangunan, pengoperasian,
pemeliharaan, pembongkaran, dan
pembangunan kembali suatu bangunan.
2. PENGERTIAN BANGUNAN

PP 14/2021
❑ Bangunan adalah bangunan konstruksi yaitu wujud fisik hasil jasa konstruksi.
❑ Kata “Bangunan” dalam UU Jasa Konstruksi dibedakan menurut sifat usaha pekerjaan
konstruksi yang bersifat umum dan spesialis. Klasifikasi usaha pekerjaan konstruksi yang
bersifat umum meliputi bangunan gedung, dan bangunan sipil (Ps.14/2).

UU No. 28 Th. 2002 tentang Bangunan Gedung. (Ps.1)


❑ Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan
tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah
dan/atau air, yg berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk
hunian/tempat tinggal, keg. keagamaan, keg. usaha, keg. sosial, budaya, maupun keg.
khusus. Misalnya: Bangunan terminal, stadion, bangunan tempat ibadah.
❑ Bangunan sipil adalah bangunan di luar bangunan gedung, misalnya: bangunan
transportasi: jalan, jalan rel, pelabuhan/dermaga, landasan pesawat; bangunan air: bendung,
bendungan, saluran irigasi, pemecah gelombang, menara dll.
3. PENGERTIAN KEGAGALAN BANGUNAN

Ps. 1 / 12 PERMEN PUPR 8/2021


❑ Kegagalan Bangunan adalah suatu keadaan keruntuhan bangunan dan/atau tidak
berfungsinya bangunan setelah penyerahan akhir hasil Jasa Konstruksi

Ps. 85 PP No.14/2021
1) Kegagalan Bangunan ditetapkan oleh Penilai Ahli;
2) Penilai Ahli terdiri atas:
a. orang perorangan;
b. kelompok; atau
c. lembaga yg diberikan kewenangan utk melakukan penilaian dlm hal terjadi
kegagalan bangunan.
3) Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas kegagalan
bangunan akibat dari tidak terpenuhinya Standar Keamanan, Keselamatan,
Kesehatan dan Keberlanjutan (Standar K4) dlm penyelenggaraan Jasa Konstruksi
sebagaimana dimaksud dalam Ps. 84G ayat (6).
6
Pasal 85A PP No.14/2021
(1) Kegagalan Bangunan meliputi:
a. keruntuhan bangunan; dan
b. tidak berfungsinya bangunan.

(2) Keruntuhan bangunan merupakan kondisi sebagian besar atau


keseluruhan komponen bangunan yang rusak dan tidak dapat
dioperasikan.

(3) Tidak berfungsinya bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf b merupakan:
a. tidak sesuai dengan yang direncanakan; dan/atau
b. tidak dipenuhinya aspek keamanan, keselamatan, kesehatan, dan
keberlanjutan.
Pasal 23 Permen PUPR No.8/2021
1) Kegagalan Bangunan dinilai dan ditetapkan berdasarkan kriteria dan tolok
ukur.
(2) Kriteria dan tolok ukur mencakup:
a. aspek struktural; dan
b. aspek fungsional.
(3) Aspek struktural sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a paling sedikit
meliputi:
a. kekuatan;
b. stabilitas;
c. durabilitas; dan
d. spesifikasi material.
(4) Aspek fungsional sebagaimana dimaksud pd ayat (2) huruf b meliputi
kemudahan layanan.
(5) Kriteria dan tolok ukur Kegagalan Bangunan tercantum dalam Lampiran II
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
PENILAI AHLI

UU 2/2017 Pasal 61 ayat (2)

Penilai ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas antara
Lain:
a. menetapkan tingkat kepatuhan terhadap Standar Keamanan,
Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan dalam penyelenggaraan
Jasa Konstruksi;
b. menetapkan penyebab terjadinya Kegagalan Bangunan;
c. menetapkan tingkat keruntuhan dan/atau tidak berfungsinya bangunan;
d. menetapkan pihak yang bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan;
e. melaporkan hasil penilaiannya kepada Menteri dan instansi yang
mengeluarkan izin membangun, paling lambat 90 (sembilan puluh) hari
kerja terhitung sejak tanggal pelaksanaan tugas; dan
f. memberikan rekomendasi kebijakan kepada Menteri dalam rangka
pencegahan terjadinya Kegagalan Bangunan.
Ps. 4 Permen PUPR 8/2021

Tugas Penilai Ahli


a. menetapkan tingkat pemenuhan terhadap ketentuan Standar Keamanan,
Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan;
b. menetapkan penyebab terjadinya Kegagalan Bangunan;
c. menetapkan tingkat keruntuhan dan/atau tidak berfungsinya bangunan;
d. menetapkan pihak yg bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan yg
terjadi;
e. menetapkan besaran kerugian keteknikan, serta usulan besarnya ganti
rugi yang harus dibayar oleh pihak yang bertanggung jawab;
f. menetapkan jangka waktu pembayaran kerugian;
g. melaporkan hasil penilaiannya kepada penanggung jawab bangunan dan
Menteri melalui LPJK paling lambat 90 (sembilan puluh) hari terhitung
sejak tanggal pelaksanaan tugas; dan
h. memberikan rekomendasi kebijakan kepada Menteri dalam rangka
pencegahan terjadinya Kegagalan Bangunan.
APAKAH HAL INI DAPAT DIKATAGORIKAN KEGAGALAN FUNGSI?
CONTOH KASUS JEMBATAN
CONTOH KASUS BALKON GEDUNG BEI
Kegagalan Bangunan Infrastruktur
Kegagalan Bangunan Bendung

Anda mungkin juga menyukai