Anda di halaman 1dari 7

PERAN ANTIOKSIDAN VITAMIN C PADA KEADAAN STRES

OKSIDATIF DAN HUBUNGAN DENGAN KADAR


MALONDIALDEHID (MDA) DI DALAM TUBUH
Tengku Muhammad Fauzi
Dosen Tetap Fakultas Kedokteran Methodist Indonesia
e-mail: zifirstfauzi@gmail.com

ABSTRAK
Paparan senyawa radikal bebas dapat memicu keadaan stres oksidatif yang berdampak
pada perubahan struktur sel di dalam tubuh, terutama rusaknya permeabilitas membran sel
ditandai dengan terjadinya peroksidas lipid. Malondialdehid (MDA) merupakan salah satu
produk peroksida lipid. MDA dapat diukur dengan menggunakan uji TBARs, menghasilkan
kromatofor berwarna merah muda yang dapat dibaca pada panjang gelombang 530 nm.
Dari hasil studi menunjukkan peningkatan kadar MDA di tubuh yang terjadi akibat keadaan
stres oksidatif dapat diturunkan dengan pemberian Vitamin C sebagai antioksidan. Hasil ini
menunjukkan Vitamin C yang dapat diperoleh dari berbagai sumber makanan, seperti buah-
buahan sangat dianjurkan untuk dikonsumsi dengan manfaatnya melindungi atau
menetralisir paparan senyawa radikal yang diperoleh dari luar tubuh maupun dalam tubuh
sendiri.
Kata Kunci : Malondialdehid, Vitamin C, ROS

1. PENDAHULUAN memproduksi enzim CAT, HPx, dan SOD untuk


Di dalam tubuh, sel secara rutin menetralkan ROS. Namun demikian tetap ada
menghasilkan radikal bebas dan kelompok sebagian ROS yang masih tersisa, terutama bila
oksigen reaktif (Reactive Oxygen Species/ROS) produksi ROS berlebihan. Untuk meredam ROS
yang merupakan bagian dari proses metabolisme. yang masih tersisa perlu disediakan anti oksidan
Pada saat produksi radikal bebas melebihi tambahan seperti vitamin C untuk meminimalisir
antioksidan pertahanan seluler maka dapat terjadi efek ROS tersebut(Rachman, 2012 ; Bender,
stres oksidatif. Berbagai stressor baik yang 2009 ; Kefer, et.al 2009 ; Milzcarek, et.al 2009).
berupa agen fisik (radiasi sinar rontgen dan Berdasarkan informasi diatas penulis tertarik
ultraviolet), kadar oksigen nonfisiologik untuk membahas peran Vitamin C pada keadaan
(hipoksia dan hyperoksia), obat, polutan, stres oksidatif dan hubungan dengan kadar MDA
senyawa kimia, dan penuaan, dapat di dalam tubuh. Sumber tulisan ini diperoleh
menyebabkan gangguan homeostasis sel atau dengan studi literatur dari berbagai macam buku
stimulasi terhadap pertumbuhan, pertahanan dan jurnal dengan kata kunci : Vitamin C,
hidup, dan signaling sel (Afanas’ev, 2010 ; Malondialdehide (MDA), dan Stres Oksidatif.
Rocha, et.al 2010). Gangguan homeostasis atau
stimulasi terhadap pertumbuhan, signaling, dan 2. TINJAUAN PUSTAKA
survival sel dimediasi oleh Reactive Oxygen Radikal Bebas
Species (ROS) yang diproduksi oleh sel sebagai Radikal bebas dapat didefinisikan sebagai
respon terhadap stresso(Izyumov, et.al 2010). suatu molekul, atom, atau beberapa atom yang
Di dalam sistim biokimia terdapat mempunyai satu atau lebih elektron tidak
keseimbangan antara prooksidan dan berpasangan pada orbit luarnya sehingga bersifat
antioksidan, sehingga jaringan tubuh terhindar sangat reaktif. Suatu molekul bersifat stabil bila
dari kerusakan akibat ROS (Makker, et.al 2009 ; elektronnya berpasangan, tetapi bila tidak
Rachman, 2012 ) . Ketika terjadi peningkatan berpasangan (single) molekul tersebut menjadi
kadar ROS, tubuh akan merespon dengan tidak stabil dan memiliki potensi untuk merusak.

MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 8, Nomor 2 , Mei - Agustus 2018 : 61-67; ISSN:2088-9534 | 61
Bila molekul tidak stabil ini mengambil satu berbagai ROS terdapat molekul yang bukan
elektron dari senyawa lain maka molekul radikal bebas, yaitu 1O2 dan H2O2, namun karena
tersebut menjadi stabil sedangkan molekul yang sifatnya yang sangat reaktif maka dimasukkan ke
diambil elektronnya menjadi tidak stabil berubah dalam kelompok ini ( Muchtadi , 2009) .
menjadi radikal dan memicu reaksi Tabel 1 Jenis-jenis Reactive Oxygen Species
pembentukan radikal bebas berikutnya (reaksi (ROS)
berantai) tersebut (Yuniastuti 2008). ROS Keterangan
Menurut (Yuniastuti 2008), Radikal bebas Anion Tidak terlalu merusak, tetapi dapat
bersumber dari berbagai hal, antara lain: radiasi superoksida O2* membentuk
sinar X dan sinar ultraviolet, polusi udara akibat hidrogen peroksida, yang
merupakan reduktan
asap kendaraan bermotor, gas buang dari pabrik, logam transisi dalam pembentukan
atau asap rokok. Beberapa kondisi juga bisa radikal
memicu terbentuknya radikal bebas di dalam Hidroksil
tubuh, misalnya stress, sakit, olah raga Radikal Radikal pengoksidasi yang sangat
berlebihan dan lain-lain. Radikal bebas dapat hidroksil OH* reaktif dan
dapat bereaksi dengan hampir
menyebabkan kerusakan pada sel karena dapat seluruh
menimbulkan kerusakan pada protein, (aktivitas
Biomolekul
enzim terganggu) dan asam nukleat (kerusakan Radikal Dihasilkan antara lain pada proses
DNA, mutasi sel). Sebagai akibatnya. peroksil LO2* peroksidasi
pertumbuhan dan perkembangan sel menjadi Lipid
tidak wajar, bahkan dapat menyebabkan Hidrogen peroksida bukan radikal
kematian sel (Yuniastuti 2008). Hydrogen H2O2. bebas tetapi
dikategorikan sebagai ROS.
Radikal dalam tubuh berasal dari dalam peroksida Molekul ini
(endogen) atau dari luar tubuh (eksogen). Secara merupakan sumber radikal
endogen, radikal bebas terbentuk sebagai respon hidroksil dalam
normal dari rantai peristiwa biokimia dalam kondisi jenuh ion logam transisi,
juga terlibat
tubuh. Secara alamiah radikal bebas dibentuk
dalam pembentukan HOCl
dalam tubuh makhluk hidup termasuk manusia, Oksigen Meskipun bukan radikal bebas, tetapi
binatang dan tumbuhan. Dalam kondisi normal singlet 1
O2 merupakan
jumlah radikal tersebut berada dalam pengoksidasi yang kuat.
keseimbangan atau terkendali. Sumber radikal Nitrogen
bebas endogen tersebut berasal dari proses oksida NO* Radikal bebas dalam bentuk gas
otooksidasi, oksidasi enzimatik, respiratory Terbentuk dari reaksi NO* dengan
Peroksinitrit ONOO- O2*
burst, reaksi yang dikatalisis ion logam transisi, Asam Dihasilkan oleh netrofil pada proses
dan ischemia reperfusion injury (Khachik, 2002). hipoklor HOCl inflamasi
Radikal terpenting yang terdapat dalam tubuh terbentuk dari H2O2 dan Cl- yang
merupakan derivat oksigen atau oksi-radikal dikatalisis oleh
yang sering disebut Reactive Oxygen Species mieloperoksidase.
(ROS). Radikal tersebut terdapat dalam bentuk Secara eksogen, radikal bebas diperoleh dari
singlet oxygen (1O2*), anion superoksida (O2*), bermacam-macam sumber antara lain polutan,
radikal hidroksil (OH*), nitrogen oksida (NO*), makanan dan minuman, radiasi, ozon dan
peroksinitrit (ONOO-), asam hipoklor (HOCl), pestisida. Radikal bebas diproduksi di dalam sel
hydrogen peroksida (H2O2), radikal alkoksil oleh mitokondria, lisosom, peroksisom,
(LO*) dan radikal peroksil (LO2*) (Halliwell, endoplasmic reticulum dan inti sel. (Muchtadi,
Gutteridge 1999). 2009).Sekitar 90% pencemar udara terdiri atas
Berbagai jenis Reactive Oxygen Species karbon monoksida, nitrogen oksida, sulfur
(ROS) dalam tubuh diperlihatkan pada Tabel 1, oksida, dan hidrokarbon(Kurnani, 2001).
dari tabel tersebut terlihat bahwa diantara

62 | MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 8, Nomor 2 , Mei - Agustus 2018 : 61-67; ISSN:2088-9534
Secara umum, menurut Winarsi (2011) , dengan bentuk isomer D. Aktivitas vitamin C
tahapan reaksi pembentukan radikal bebas bentuk D hanya 10% dari aktivitas isomer L.
melalui tiga tahapan reaksi sebagai berikut : Vitamin C adalah vitamin yang penting
a.Tahapan inisiasi, yaitu tahapan pembentukan dalam diet manusia. Vitamin ini banyak
radikal bebas. ditemukan dalam jaringan tanaman, Daun-
b. Tahapan propagasi, yaitu pemanjangan rantai daunan hijau mengandung vitamin C dalam
radikal. jumlah yang sama dengan yang dikandung
c.Tahapan terminasi, yaitu bereaksinya senyawa klorofil.
radikal dengan radikal lain atau dengan Takaran yang dianjurkan untuk konsumsi
penangkapan radikal, sehingga potensi vitamin C adalah; anak-anak: 30-45 mg/hari,
propagasinya rendah. wanita dewasa: 60 mg/hari, pria dewasa: 60
mg/hari. Pada RDA (Recommended Dietary
Vitamin C (Asam Askorbat) Allowances), maka anjuran konsumsi vitamin C
Vitamin C adalah vitamin larut air yang tidak adalah 60-100 mg/hari. Sementara untuk
disimpan oleh tubuh, diekresikan melalui urine. pengobatan dosisnya bisa mencapai 1000-2000
Dalam keadaan murni vitamin C berbentuk mg/hari (Winarti 2010).
kristal putih dengan berat molekul 176,13 dan Perencanaan dosis vitamin C berdasarkan
rumus molekul C6H6O6, vitamin C juga mudah Tolerable Upper Intake Levels (ULs) atau angka
teroksidasi secara reversible membentuk asam tertinggi dari nilai zat gizi yang bila dikonsumsi
dehidro-L askorbat dan kehilangan 2 atom tiap hari tidak membahayakan kesehatan untuk
hidrogen. Vitamin C memiliki struktur yang dewasa >= 19 tahun menurut food and nutrition
mirip dengan struktur monosakarida, tetapi Board-institute of Medicine (FNB-IOM) (2004)
mengandung gugus enadiol (Zakaria et al 1996). adalah 2000 mg/hari, pada asupan normal dapat
diabsorpsi sebesar 90-95%, asupan lebih dari 60
mg akan meningkatkan ekskresi bentuk vitamin
C secara proporsional (WNPG 2004). Tubuh
dapat menyimpan hingga 1500 mg vitamin C bila
konsumsi mencapai 100 mg sehari (Almatsier
2004).

3. PEMBAHASAN
Peroksida Lipid
Peroksida lipid terbentuk sebagai hasil reaksi
antara radikal bebas dengan asam lemak tidak
jenuh (PUFA = Poly Unsaturated Fatty Acid)
yang merupakan unsur utama dari membran sel.
Gambar 1. Struktur asam askorbat dan Proses peroksida lipid umumnya dimulai dengan
metabolitnya. penarikan atom hidrogen yang mengandung satu
Vitamin C terdapat dalam dua bentuk di alam, elektron dari ikatan rangkap PUFA membentuk
yaitu L-asam askorbat (bentuk tereduksi) dan L- radikal lipid. Penambahan oksigen akan
asam dehidro askorbat (bentuk teroksidasi). menyebabkan terbentuknya radikal peroksil lipid
Oksidasi bolak-balik L-asam askorbat menjadi yang selanjutnya akan menarik lagi atom
L-asam dehidro askorbat terjadi bila bersentuhan hidrogen dari ikatan rangkap PUFA yang lain,
dengan Cu, panas atau alkali. Kedua bentuk sehingga terbentuk radikal lipid berikutnya.
vitamin C aktif secara biologik tetapi bentuk Sedangkan radikal peroksil lipid tersebut akan
tereduksi adalah yang paling aktif (Combs dalam mengalamai dekomposisi menjadi peroksida
Sareharto 2010). lipid. Peroksida lipid bersifat tidak stabil dan
Menurut Muchtadi (2009) isomer-L. Isomer akan terurai menghasilkan sejumlah senyawa,
ini memiliki aktivitas lebih besar di bandingkan antara lain MDA (Pendit, 1996).

MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 8, Nomor 2 , Mei - Agustus 2018 : 61-67; ISSN:2088-9534 | 63
Oksidasi lipid terjadi melalui tiga tahapan, yang tinggi biasanya diikuti oleh penurunan
yaitu inisiasi, propagasi dan terminasi. Reaksi kadar MDA.
inisiasi terjadi di antara asam lemak tidak jenuh Pengukuran MDA mudah dilakukan baik
dengan radikal hidroksil membentuk radikal secara spektrofotometrik atau flurometrik.
karbon. Selanjutnya radikal karbon yang Karena MDA tidak stabil maka cara
terbentuk akan beresonansi dengan elektron yang penyimpanan sampel harus terlindung dari
tidak berpasangan membentuk biradikal yang cahaya, dan bila tidak segera diperiksa harus
memiliki 2 elektron yang tidak berpasangan. disimpan pada suhu -700C. Penyimpanan -200C
Reaksi ini terus berlanjut hingga senyawa radikal tidak memadai (Mates,2000).
siap bereaksi dengan senyawa lainnya, sehingga Uji TBARs (thiobarbituric acid reactive
terbentuk radikal peroksil yang memiliki 1 atom substances), merupakan salah satu uji yang
H yang berasal dari asam lemak yang terbentuk paling lama dan paling sering digunakan untuk
dari lipid hidroperoksida, dengan melepaskan mengukur proses peroksidasi lipid asam lemak
radikal bebas lainnya untuk berpartisipasi dalam tidak jenuh. Uji TBARs dapat menilai stress
atom H berikutnya. Radikal hidroksil akan oksidatif berdasarkan reaksi asam tiobarbiturat
menginisiasi reaksi peroksidasi atom H tunggal, dengan malondialdehid (MDA). Supernatan
kemudian berubah menjadi produk radikal plasma (setelah protein diendapkan) direaksikan
karbon (R) yang dapat bereaksi dengan atom dengan asam tiobarbiturat menghasilkan
oksigen. Radikal hidroksil juga mengawali kromofor berwarna merah muda yang dibaca
reaktivitasnya dalam senyawa lipid (Winarsi pada panjang gelombang 530nm (Gambar 2).
2011). Hasilnya dibandingkan dengan kurva standar
Kadar peroksida lipid dapat digunakan memakai tetraetoksipropan (Jusman,1995).
sebagai indikator terjadinya stres oksidatif pada
jaringan. Hasil peroksida lipid dapat diperiksa
dengan berbagai cara, antara lain dengan
pembentukan konjugat MDA dengan asam
tiobarbiturat (Winarsi 2011).

Malondialdehid (MDA)
Menurut Pryor et al dalam Winarsi (2011),
MDA adalah senyawa aldehida yang merupakan
produk akhir peroksida lipid di dalam tubuh.
Senyawa ini memiliki tiga rantai karbon, dengan Produk berwarna merah muda
rumus molekul C3H4O2. MDA juga merupakan Gambar 2. Reaksi malondialdehid dengan asam
produk dekomposisi dari asam amino, tiobarbiturat.
karbohidrat kompleks, pentose dan heksosa. Sumber : Halliwell dan Gutteridge 1994
Selain itu, MDA juga merupakan produk yang
dihasilkan oleh radikal bebas melalui reaksi Vitamin C sebagai Antioksidan
ionisasi dalam tubuh dan produk sampah Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan
biosintesis prostaglandin yang merupakan antioksidan yang larut dalam air (aqueous
produk akhir oksidasi lipid membran.14 antioxidant). Senyawa ini, menurut Zakaria et al
Menurut Halliwell dan Gutteridge (1999), (1996), merupakan bagian dari sistem pertahanan
MDA merupakan produk oksidasi asam lemak tubuh terhadap senyawa oksigen rektif dalam
tidak jenuh oleh radikal bebas. Di samping itu, plasma dan sel (Zakaria et al 1996).
MDA juga merupakan metabolit komponen sel Sebagai antioksidan, vitamin C bekerja
yang dihasilkan oleh radikal bebas. Konsentrasi sebagai donor elektron, dengan cara
MDA yang tinggi menunjukkan adanya proses memindahkan satu elektron ke senyawa logam
oksidasi dalam membran sel. Status antioksidan Tembaga. Selain itu, vitamin C juga dapat

64 | MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 8, Nomor 2 , Mei - Agustus 2018 : 61-67; ISSN:2088-9534
menyumbangkan elektron ke dalam reaksi Dehidroaskorbat selanjutnya dipecah menjadi
biokimia intraseluler dan ekstraseluler. Vitamin tartarat dan oksalat. Asam askorbat dapat
C mampu menghilangkan senyawa oksigen meregenerasi radikal askorbil dengan bantuan
reaktif di dalam sel netrofil, monosit, protein enzim semi dehidroaskorbil reduktase, dan
lensa dan retina. Vitamin ini juga dapat bereaksi NADPH sebagai sumber energi. Regenerasi
dengan Fe-ferritin. Di luar sel, vitamin C mampu vitamin C dari dehidroaskorbat melalui reaksi
menghilangkan senyawa oksigen reaktif, kimia dengan bantuan GSH atau asam lipoat juga
mencegah terjadinya LDL teroksidasi, dengan bantuan katalisa reduksi oleh GSH-
mentransfer elektron ke dalam tokoferol dependen asam dehidroaskorbat reduktase.
teroksidasi, dan mengabsorpsi logam dalam Keberadaan aktifitas asam dehidroaskorbat
saluran pencernaan (Levine, et.al 1995). reduktase bisa merangsang redoks asam askorbat
Vitamin C mampu mereduksi radikal potensial, secara tidak langsung berperan pada
superoksida, hidroksil, asam hipoklorida, dan antioksidan yang lain. Hal tersebut penting dalam
oksigen reaktif yang berasal dari netrofil dan memperluas fungsi proteksi antioksidan pada sel-
monosit yang teraktivasi. Antioksidan vitamin sel yang hidrofobi, dimana asam askorbat dapat
C mampu bereaksi dengan radikal bebas, mengurangi radikal kromanoksil semistabil,
kemudian mengubahnya menjadi radikal yang dapat meregenerasi bentuk aktif metabolik
askorbil. Senyawa radikal terakhir ini akan dari antioksidan lipid vitamin E (α-tocopherol
segera berubah menjadi askorbat dan recycling) (Combs, 1998)
dehidroaskorbat. Asam askorbat dapat bereaksi Asam askorbat dapat mendonorkan satu atom
dengan oksigen teraktivasi, seperti anion hidrogen pada radikal tokoferoksil dengan
superoksida dan radikal hidroksil. Pada kecepatan 2x105/M/s. Karena adanya perbedaan
konsentrasi rendah, vitamin C bereaksi dengan potensial reduksi 1 –elektron standar antara asam
radikal hidroksil menjadi askorbil yang sedikit askorbat (282 mV) dan tokoferol (480 mV)
reaktif, sementara pada kadar tinggi, asam ini (Muchtadi, 2009)
tidak akan bereaksi (Zakaria, et. al 1996).
Askorbat berperan sebagai reduktor untuk Hasil studi efek Vitamin C terhadap kadar
berbagai radikal bebas. Selain itu juga MDA di tubuh
meminimalkan terjadinya kerusakan yang Beberapa hasil studi menunjukkan pemberian
disebabkan oleh stress oksidatif. Gambar 2 vitamin C pada tikus yang melakukan kegiatan
menunjukkan beberapa bentuk struktur asam latihan fisik maksimal sebagai pencetus stres
askorbat dan metabolitnya. Askorbat dapat oksidatif dapat menurunkan kadar MDA plasma
langsung menangkap radikal bebas oksigen, baik rata -rata 14.45 nmol/ml dibandingkan dengan
dengan atau tanpa katalisator enzim. Secara tidak tikus yang melakukan kegiatan aktifitas fisik
langsung, askorbat dapat meredam aktivitasnya maksimal tanpa pemberian vitamin C dengan
dengan cara mengubah tokoferol menjadi kadar MDA rata-rata 15.85 nmol/ml (Khasan,
tereduksi. Reaksinya terhadap senyawa oksigen 2015). Penelitian lain juga menunjukan Injeksi
reaktif lebih cepat dibandingkan dengan vitamin C dosis tinggi (500 -1000 mg) pada
komponen cair lainnya. Askorbat juga penderita tonsilitis kronik secara intravena pasca
melindungi makromolekul penting dari tonsilektomi berfungsi sebagai antioksidan dan
kerusakan oksidatif. Reaksinya terhadap radikal mempercepat proses penyembuhan luka pasca
hidroksil terbatas hanya melalui proses difusi tonsilektomi, serta dapat menurunkan kadar
(Winarsi, 2011). peroksida lipid berupa MDA di dalam plasma
Sebagai antioksidan, askorbat akan bereaksi dengan nilai rata rata 119,612 nmol/ml
dengan radikal superoksida, hidrogen peroksida, dibandingkan dengan kelompok tanpa pemberian
maupun radikal tokoferol membentuk asam vitamim C, yaitu rata rata kadar MDA 145,418
monodehidro askorbat dan atau asam nmol/ml (Umami, et.al 2017).
dehidroaskorbat reduktase, yang ekuivalen
dengan NADPH atau glutation tereduksi. 4. KESIMPULAN

MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 8, Nomor 2 , Mei - Agustus 2018 : 61-67; ISSN:2088-9534 | 65
Mahluk hidup tingkat tinggi secara aerobik Izyumov DS, Domnina LV, O. K. Nepryakhina
akan menghasilkan radikal bebas sebagai produk OK, et al. Mitochondria as Source of Reactive
sampingan dari metabolism tubuh. Bila produksi Oxygen Species under Oxidative Stress.
radikal bebas meningkat atau produk Study with Novel Mitochondria_Targeted
antioksidan rendah menyebabkan Antioxidants– the “Skulachev_Ion”
keseimbangan mengarah pada prooksidan Derivatives. Biochemistry (Moscow), 2010;
sehingga menimbulkan stres oksidatif. 75, ( 2),123 – 129
Walaupun tubuh telah memiliki antioksidan Jusman SA et al. 1995. Bawang prei (Allium
endogen, diperlukan antioksidan eksogen dalam fistulosum Linn) dan metabolism:
menetralisir kondisi tersebut. Vitamin C atau Penghambat kenaikan kandungan peroksida
asam askorbat, salah satu senyawa antioksidan lipid hati karena radikal bebas Pada tikus yang
eksogen yang perannya sangat penting diratembagani ccl4. Majalah. Kedokteran
mereduksi berbagai radikal bebas. Peningkatan Indonesia; 45 (10): 588-591.
stres oksidatif dapat diketahui dengan Kefer JC, Agarwal A, Sabanegh E. Role of
meningkatnya kadar MDA sebagai`produk dari antioxidants in the treatment of male
peroksidasi lipid di dalam plasma maupun di infertility. International Journal of Urology
jaringan. Hasil studi menunjukkan Vitamin C 2009; 16: 449 – 57
dapat menurunkan kadar MDA di dalam tubuh Khachik FCL et al. 2002. Chemistry, distribution
yang mengalami stres oksidatif. Dari studi and metabolism of tomato carotenoids and
kepustakaan ini, penulis menganjurkan bagi kita their impact on human health. EBM. 227 (10)
untuk mengkonsumsi suplemen vitamin C atau : 845-851.
makanan yang mengandung vitamin C, seperti Khasan. 2015. Pengaruh Pemberian Antioksidan
buah buahan yang mengandung Vitamin C dan Vitamin C Pada Latihan Fisik Maksimal
memiliki peran melindungi tubuh dari senyawa Terhadap Penurunan Stres Oksidatif Tikus
ROS yang dapat menggangu kesehatan. Putih Strain Wistar. Skripsi. Semarang :
Universitas Negeri Semarang
DAFTAR PUSTAKA Kurnani TB. 2001. Radikal bebas dalam polutan
Afanas’ev I. Signaling by Reactive Oxygen and lingkungan. Dalam seminar nasional dan
Nitrogen Species in Skin Diseases. Current lokakarya penelitian konsep radikal bebas
Drug Metabolism 2010; 11, 409 - 414 dan peran antioksidan dalam meningkatkan
Almatsier S. 2004. Prinsip Dasar kesehata menuju Indonesia sehat 2010.
Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Bandung: pusat penelitian kesehatan lembaga
Pustaka Utama. penelitian UNPAD
Bender DA. Free Radicals an Antioxidant Levine M et al. 1995. “Determination of optial
Nutrients. In: Murray K, Bender DA, Botham vitamin C requirements in humans”. Dalam :
KM, et al. Eds. Harper’s Illuustrated The American Journal of Clinical Nutrition.
Biochemistry, Ed 28th Mc Graw Hill Lange 62 (suppl): 1347S1356S.
2009;482– 86 Makker K, Agarwal A, Sharma R. Oxidative
Combs GF. 1998. Vitamin C. In: Combs GF. stress and male infertility. Indian J Med Res
The vitamins, fundamental aspects in 2009; 129: 357– 67
nutrition and health, 2nd ed. California: Mates Jm et al. 2000. Interrelationship between
Academic Press; p. 245-75. oxidative damage and antioxidant enzyme
Halliwel B dan Gutteridge JM. 1999. Free activities: an easy and rapid experimental
radicals, reactive species and toxicology. approach. Biochemical Education ; 28: 93-95.
Dalam: Free radicals in biology and medicine Milczarek R, Hallmann A, Sokołowska E, et al.
Third edition. New York: Oxford University Melatonin enhances antioxidant action of a-
Press: 547-550 tocopherol and ascorbate against NADPH-­‐
and iron dependent lipid peroxidation in

66 | MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 8, Nomor 2 , Mei - Agustus 2018 : 61-67; ISSN:2088-9534
human placental mitochondria. J Pineal Res
2010; 49, 149-53
Muchtadi D. 2009. Gizi Anti Penuaan Dini.
Bandung : Alfabeta.
Pendit BU. 1996. Metabolisme oksigen dan
toksisitas oksigen. Dalam Marks DB, Marks
AD, Smith CM. Biokimia Kedokteran dasar
sebuah pendekata klinis. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC: 321-333.
Rachman T. Peran ROS terhadap Fungsi
Spermatozoa. Journal Andrologi Indonesia
2012;
Rocha M, Mijares AH, malpartidakg, et al.
Mitochondria-­‐Targeted Antioxidant
Peptides Current Pharmaceutical Design
2010; 16, 3124-­‐3131
Umami VM, Suprihati, Farokah. 2017. Pengaruh
Vitamin C Dosis Tinggi Terhadap Peroksidasi
Lipid Dan Penyembuhan Luka Pasca
Tonsilektomi.ORLI; 1(47) :58-64
Winarsi Hery. 2011. Antioksidan Alami dan
Radikal Bebas. Kanisius, Yogyakarta.
Winarti Sri. 2010. Makanan Fungsional.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Yuniastuti A. 2008. Gizi dan Kesehatan. Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Zakaria FR et al. 1996. Hubungan antara status
imunologi dan pola konsumsi makanan
jajanan populasi remaja di Bogor Jawa Barat.
Dalam : Jurnal Teknologi dan Industri
Pangan. 1 (2):50-59.

MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 8, Nomor 2 , Mei - Agustus 2018 : 61-67; ISSN:2088-9534 | 67

Anda mungkin juga menyukai