Anda di halaman 1dari 13

Riyadhoh : Jurnal Pendidikan Olahraga

Volume….Nomor…..,Tahun
Tersedia Online: https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/riyadhohjurnal
ISSN. XXX-XXXX

ANALISIS PERMAINAN OLAHRAGA TRADISIONAL DALAM


MENGEMBANGKAN KARAKTER KERJASAMA ANAK USIA DINI
Siti Raguan, Rahmadi, Arie Rakhman

Prodi Pendidikan Jasmani, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat
Sitiraguan2003@gmail.com

ABSTRAK

Analisis ini bertujuan untuk menggali sejumlah data mengenai proses perkembangan perubahan simbol dan nilai
budaya yang telah dikaryakan, Permainan Olahraga Tradisional di era perkembangan teknologi pada saat ini
semakin tergeser dengan adanya digital game. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif,
Penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka serta dilengkapi dengan pengamatan yg mendalam untuk
memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku seseorang atau sekelompok orang tentang sesuatu hal atau
kasus tertentu. Berdasarkan hasil data wawancara terkait dengan penerimaan Permainan Olahraga Tradisional
pada anak-anak yang termasuk dalam kategori generasi alfa, menunjukkan bahwa penerimaan siswa-siswi
Sekolah Dasar Negeri Tanipah terhadap Permainan Olahraga Tradisional dapat menerima dengan baik dan
siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri Tanipah memainkan Permainan Olahraga Tradisional dengan senang dan
Bahagia. Hal ini menunjukkan bahwa Permainan Olahraga Tradisional dapat diterima pada anak-anak generasi
alfa, yang tumbuh dan berkembang di era 4.0 dimana perkembangan teknologi semakin maju dan berkembang,
terutama pada permainan digital game pada anak-anak. Maka Permainan Olahraga Tradisional dapat menjadi
salah satu alternatif pengganti permainan digital game pada anak yang dapat mempengaruhi karakter seorang
anak. Permainan Olahraga Tradisional dapat menjadi wadah bagi pembentukan karakter anak-anak usia dini
yang dapat diterapkan oleh guru-guru anak usia dini.

Kata Kunci : Permainan Olahraga Tradisional; Karakter Kerjasama; Anak Usia Dini

ANALYSIS OF TRADITIONAL SPORTS GAMES IN DEVELOPING


COOPERATIVE CHARACTERS IN EARLY CHILDREN

ABSTRACT

This analysis aims to explore a number of data regarding the development process of changes in symbols and
cultural values that have been created. Traditional sports games in the current era of technological development
are increasingly being displaced by the existence of digital games. This research uses a type of qualitative
descriptive research, research that utilizes open interviews and is equipped with in-depth observations to
understand the attitudes, views, feelings and behavior of a person or group of people regarding a particular
matter or case. Based on the results of interview data related to the acceptance of traditional sports games

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 1
Riyadhoh : Jurnal Pendidikan Olahraga
Volume….Nomor…..,Tahun
Tersedia Online: https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/riyadhohjurnal
ISSN. XXX-XXXX

among children who are included in the alpha generation category, it shows that Tanipah State Elementary
School students accept Traditional Sports Games well and Tanipah State Elementary School students play
sports games. Traditional with joy and happiness. This shows that traditional sports games can be accepted by
alpha generation children, who are growing and developing in the 4.0 era where technological developments
are increasingly advanced and developing, especially digital games for children. So traditional sports games
can be an alternative to digital games for children which can influence a child's character. Traditional sports
games can be a forum for character building in early childhood which can be implemented by early childhood
teachers.

Keywords: Traditional Sports Games; Collaborative Character; Early childhood

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 2
Nama Penulis
Riyadhoh : Jurnal Pendidikan Olahraga
Volume….Nomor…..,Tahun
Tersedia Online: https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/riyadhohjurnal
ISSN. XXX-XXXX

PENDAHULUAN
Permainan merupakan salah satu hal yang paling disukai oleh anak (Anggita et al., 2020). Banyak jenis
permainan yang seringkali dimainkan oleh anak-anak pada umumnya permainan memiliki 2 jenis yaitu
permainan moderen dan olahraga tradisional (Melinda, 2017). Permainan tradisional yang merupakan satu dari
sekian banyak warisan budaya bangsa mulai hilang dan semakin tidak terdeteksi keberadaannya akibat dari
globalisasi yang memunculkan permainan baru yang lebih canggih (Birri et al., 2020). Permainan tradisional
yang merupakan salah satu kearifan lokal bangsa yang saat ini mulai terkikis zaman mulai kembali dimunculkan
dan sedang dipertahankan keberadaannya (Zanki, 2023). Permainan tradisional memiliki ciri kedaerahan asli
sesuai dengan tradisi budaya setempat (yunus saputra, 2018). Olahraga tradisioanal sebuah permainan atau
olahraga yang turun temurun dari nenek moyang yang di dalamnya mengandung berbagai unsur dan memiliki
nilai yang memiliki manfaat besar bagi yang memainkannya (Hadjarati, 2021). Olahraga tradisional adalah salah
satu bentuk permainan atau olahraga anak-anak yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu,
berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun serta banyak mempunyai variasi (Gandasari, 2019). Sejak
zaman dahulu permainan tradisional ini sudah tumbuh dan berkembang di setiap daerah memiliki jenis
permainan tradisional yang berbeda-beda (Rahtwo & Budiyono, 2022).
Menurut Rosdiani (2012: 108) permainan tradisional atau sering disebut olahraga tradisional adalah
jenis olah permainan rakyat yang tumbuh dan berkembang dalam suatu komunitas masyarakat tertentu,
diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Olahraga tradisional sesungguhnya tidak sebatas
permainan, tapi lebih mengandung nilai-nilai luhur dari kultur dan kebiasaan masyarakat di suatu daerah, di
mana di dalamnya terkandung juga unsur magis dan olah seni. Pengertian olahraga tradisional sendiri mengarah
kepada karakteristik suatu budaya gerak di daerah tertentu, yang dalam perkembangan kemudian dinamakan
olahraga tradisional yang menjadi identitas komunitas tersebut. Olahraga tradisional perlu dikembangkan demi
ketahanan budaya bangsa, bahwa kebudayaan merupakan nilai-nilai luhur bagi bangsa Indonesia, untuk
diketahui dan dihayati tata cara kehidupannya sejak dahulu, saat ini dan untuk masa yang akan datang. Selain itu
olahraga tradisional merupakan salah satu aspek yang perlu mendapatkan prioritas utama untuk dilindungi,
dibina, dikembangkan, diberdayakan yang selanjutnya diwariskan (Suryawan, 2020). Permainan tradisional
merupakan permainan yang berawal dari budaya masyarakat. Untuk memahaminya perlu pemahaman konsep
bermain. Oleh karena itu, permainan dalam konteks pendidikan dapat dimanfaatkan sebagi pembekalan
pentingnya kativitas fisik untuk meningkatkan kondisi sehat, kebugaran fisilk, hubungan sosial, pengendalian
emosi, dan moral. Salah satunya dapat membantu tumbuh kembang psikomotor anak adalah olahraga tradisional,
karena di dalam olahrga tradisional peserta didik dituntut untuk melakukan gerakan tubuh, melalui pada teman
sebanyanya dan meningkatkan softskill serta hardskill peserta didik (Andriani, 2012; Ardiyanto, 2016;
Ardiyansyah, 2014; Arifin et al, 2018).
Seiring perkembangan zaman permainan tradisional semakin minim, zaman sekarang anak-anak lebih
menyukai bermain gawai atau gadget dan memilih bermain di dalam ruangan, ketimbang bermain di alam bebas.
Kini egrang, kelereng, petak umpet, congklak telah terganti dengan yang namanya game online atau yang

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 3
Nama Penulis
Riyadhoh : Jurnal Pendidikan Olahraga
Volume….Nomor…..,Tahun
Tersedia Online: https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/riyadhohjurnal
ISSN. XXX-XXXX

sejenisnya. Bagi mereka hal ini mungkin biasa, namun bagi kita yang pernah berada dimana sangat sering
bermain permainan tradisional, seolah olah ada yang hilang dari anak-anak generasi sekarang. Jadi, seiring
perkembangan zaman dan teknologi semakin maju, permainan-permainan itu semakin sulit dijumpai saat ini.
Anak-anak mulai beralih pada hal-hal yang bisa diakses pada gawainya seperti permainan online, media sosial,
dan fitur-fitur lainnya. (Prameswari & Susanti, 2021) Bahwa dampak negatif penggunaan gawai pada anak-anak
yaitu anak akan mengalami kesulitan beriteraksi dengan dunia nyata untuk berteman dan bermain dengan teman
sebaya, terganggunya fungsi PFC (Pre Frontal Cortex yaitu bagian didalam otak yang mengotrol emosi, kontrol
diri, tanggung jawab, pengambilan keputusan dan nilai-nilai moral lainnya), serta anak-anak juga cenderung
menjadi introvert. Jadi, dari tiga hasil penelitian di atas telah menjabarkan dampak-dampak negatif dari
penggunaan gawai secara berlebihan oleh anak. Dampak-dampak negatif yang telah dijabarkan di ketiga
penelitian tersebut memiliki kesamaan bahasan yaitu perubahan karakter kepribadian pada anak-anak.
Anak-anak lebih menyukai bermain gawai atau gadget dan memilih bermain di dalam ruangan,
ketimbang bermain di alam bebas. Kini egrang, kelereng, petak umpet, congklak telah terganti dengan yang
namanya game online atau yang sejenisnya. Bagi mereka hal ini mungkin biasa, namun bagi kita yang pernah
berada dimana sangat sering bermain permainan tradisional, seolah olah ada yang hilang dari anak-anak generasi
sekarang. Anak-anak yang tumbuh dan berkembang pada zaman sekarang tergolong pada generasi alfa, generasi
alfa merupakan lanjutan dari generasi Z, generasi alfa ini berada di tahun 2011-2025. Generasi alfa ini tergolong
dalam kategori generasi anak-anak milenial, generasi alfa ini tumbuh pada era 4.0 dimana perkembangan
teknologi semakin maju dan berkembang. Perkembangan teknologi pada era 4.0 sangat beragam terutama pada
perkembangan teknologi pendidikan dan permainan-permainan anak yang dapat di sebut digital geme.
Munculnya berbagai digital game ini tentunya terdapat dapak negatif dan positif, adapun beberapa contoh
dampak negatif dari digital game pada anak yaitu anak menjadi sulit untuk berkomunikasi, kurangnya sosialisasi
pada anak, kurang pekanya terhadap lingkungan sekitar. Berdasarkan survey Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI, 2020) terdapat sekitar 71,3% anak usia sekolah memiliki gadget dan atau memainkan gadget
mereka dalam kurun waktu yang cukup lama dalam sehari, dan sebanyak 55% diantaranya menghabiskan waktu
bermain ponsel tersebut dengan game online maupun offline, hal ini sesuai dengan data berikut :

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 4
Nama Penulis
Riyadhoh : Jurnal Pendidikan Olahraga
Volume….Nomor…..,Tahun
Tersedia Online: https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/riyadhohjurnal
ISSN. XXX-XXXX

Gambar 1. : Tingkat engagement dengan game dari berbagai generasi. | Sumber: Newzoo

Sebanyak 76% dari total pengguna internet merupakan gamers. Dari semua gamers tersebut, sebanyak 60%
merupakan mobile gamers, sementara jumlah PC gamers mencapai 33%, dan pemain konsol 32%. Dalam 12
bulan terakhir, sebanyak 54% netizens menonton konten gaming dan sebanyak 27% menonton konten esports.
Audiens esports sendiri terbagi ke dalam dua kategori: esports enthusiasts (49%) dan occasional esports viewers
(51%).

Sekolah yang akan digunakan sebagai objek penelitian ini adalah sekolah yang memiliki model
pembelajaran yang kreatif dan inovatif seperti mengenalkan kegiatan pembelajaran seni kepada anak,
mengembangkan pembelajaran secara koopratif, kolaboratif dan bermain peran. Selain itu pihak sekolah juga
membentuk karakter anak melalui permainan-permainan tradisional yang sudah berkembang di masyakarakat.
Siswa siswi Sekolah Dasar Negeri Tanipah juga sangat memiliki ketertarikan dengan hal baru sehingga mudah
dalam mengenalkan hal baru anak-anak.

Hasil observasi awal menunjukkan Sekolah Dasar Negeri Tanipah bahwa sekolah dan siswa-siswi dapat
menerima dan mengenalkan permainan tradisional sebagai alternatif pembentukan karakter anak. Permainan
tradisional juga merupakan sarana bagi anak untuk memperoleh gerak yang berguna bagi pertumbuhan dan
perkembangan fisik mereka (Anggita, 2019). Karena setiap permainan tradisional menuntut adanya gerakan
badan dari para pemainnya. Hal ini juga dibenarkan oleh Yudiwinata dan Handoyo dalam hasil penelitiannya
yang menyatakan bahwa anak-anak yang melakukan permainan tradisional jauh lebih berkembang kemampuan
karakternya (Yudiwinata & Handoyo, 2014). Permainan tradisional merupakan salah satu sarana permainan bagi
anak anak dan sangat baik untuk melatih fisik dan mental anak. Secara tidak langsung, anak akan dirangsang
kreatifitas, ketangkasan, jiwa kepemimpinan, kecerdasan, dan keluasan wawasannya melalui permainan
tradisional. Permainan tradisional adalah permainan yang biasa dimainkan oleh anak-anak. Permainan ini sangat

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 5
Nama Penulis
Riyadhoh : Jurnal Pendidikan Olahraga
Volume….Nomor…..,Tahun
Tersedia Online: https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/riyadhohjurnal
ISSN. XXX-XXXX

jauh dari yang namanya komputer, robot, ataupun ponsel dan android (Supriyono, 2018). Permainan tradisional
adalah permainan yang dilakukan secara sederhana dengan menggunakan alat yang sederhanya pula sehingga
kelebihan permainan tradisional ini dapat membuat pelakuknya atau mereka lebih mengenal alam dan
lingkungan. Permainan tradisional sangat erat kaitannya dengan zaman tahun 90 an, disaat pada saat itu anak-
anak tumbuh kembang tanpda adanya pengaruh teknologi. Terutama berkebangnya anak masih menganggap
berbagai sisi kehidupan sederhana, termasuk menyadari tentang tentang pentingnya kearifan lokal. Pembentukan
nilai karakter dapat dilakukan melalui permainan tradisional yang dilakukan secara terus-menerus. Melalui
permainan tradisional secara langsung dan tidak langsung akan membangun suatu sikap yang dilakukan pada
saat bermain. Beberapa nilai karakter yang ditanamkan melalui permaianan tradisional yaitu, Jujur, mandiri,
sportif, percaya diri, tanggung jawab, kerja sama, disiplin, dan toleransi. Pembentukan karater sangat penting
dilakukan sejak kecil agar dalam perkembangannya menjadi pribadi yang baik dan sesuai harapan orang tua
maupun masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan cara untuk menumbuhkan karakter pada anak usia sekolah
dasar melalui penggunaan permainan tradisional (Prayitno et al., 2022).

Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, terletak pada tempat dilakukannya
permainan tradisional, dimana pada penelitian terdahulu anak-anak usia dini melakukan permainan tradisional di
dalam ruang sedangkan pada penelitian ini permainan tradisional dilakukan di ruang terbuka. Sedangkan untuk
persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada penelitian yaitu sama-sama meneliti
pembentukan karakter anak melalui permainan tradisional. Permainan-permainan tradisional ini dapat melatih
dan mendidik seorang anak dari segi karakter anak dan dapat menumbuhkan karakter seorang anak. Permainan-
permainan anak ini dapat melatih anak-anak dalam karakter bekerjasama, berinteraksi dan berkomunikasi
dengan sesama teman sebaya, serta dapat menjalin kebersamaan dan saling membantu sesama teman sebaya.
Maka permainan-permainan tradisional ini dapat menjadi salah satu wadah guna menumbuhkan karakter seorang
anak, permainan tradisional ini dapat dikatakan efektif sebagai pengganti digital game atau permainan game
melalui elektronik. Hal inilah yang menjadi pembeda antra permainan tradisional dengan digital game,
permainan tradisional dapat mengembangkan dan menumbuhkan karakter anak sedangkan digital game
menjadikan seorang anak sulit untuk bersosiasialisasi dan mengembangkan karakter seorang anak.
Generasi alfa yang tumbuh pada era 4.0 di mana perkembangan teknologi sudah maju dan berkembang,
yang ditandai dengan banyaknya permainan digital (digital game) pada anak-anak. Maka peneliti ingin meneliti
bagaimana peran permainan tradisional dalam mengembangkan karakter anak pada generasi alfa terutama dari
segi aspek kerjasama, adapun aspek penunjang lainnya yaitu aspek interaksi, aspek komunikasi, aspek
kebersamaan dan aspek saling membantu. Karakter kerjasama pada anak sangat diperlukan terutama pada
kehidupan sehari-hari agar terciptanya keharmonisan hubungan anatar anak dengan orang lain, sehingga
menghasilkan sikap saling membantu dan tolong menolong. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu
mengetahui bagaimana penerimaan anak terhadap permainan tradisional, mengetahui bagaimana permainan
tradisional dalam mengembangkan karakter kerjasama seorang anak dan saling membantu dalam melakukan

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 6
Nama Penulis
Riyadhoh : Jurnal Pendidikan Olahraga
Volume….Nomor…..,Tahun
Tersedia Online: https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/riyadhohjurnal
ISSN. XXX-XXXX

permainan tradisional, mengetahui bagaimana permainan tradisional dalam mengembangkan karakter seorang
anak dalam melakukan komunikasi dan interaksi dalam melakukan permainan tradisional, mengetahui
bagaimana permainan tradisional dalam mengembangkan karakter seorang anak dalam rasa kebersamaan dalam
melakukan permainan tradisional.

METODE
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif
merupakan penelitian dengan mendeskripsikan keadaan yang akan diamati di lapangan dengan lebih spesifik,
transparan dan mendalam (Berlian & Awaluddin, 2022). Suatu prosedur pengambilan data yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari fenomena dan perilaku tertentu. Suatu pendekatan penelitian, yang
diarahkan pada latar dan individu secara alami dan holistik (utuh) sehingga tidak ‘mengisolasi’ individu atau
organisasi kedalam sebuah variabel/hipotesis (Tobing et al., 2016).
Pengumpulan data pada suatu latar ilmiah, dan dilakukan oleh peneliti yang tertarik mengumpulkan
data secara alamiah. Penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka serta dilengkapi dengan pengamatan yg
mendalam untuk memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku seseorang atau sekelompok orang tentang
sesuatu hal atau kasus tertentu. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu 131 siswa yang merupakan
jumlah siswa pada Sekolah Dasar Negeri Tanipah, kemudian untuk sampel pada penelitian ini 16 siswa dari
kelas 6 Sekolah Dasar Negeri Tanipah. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara
dan observasi, untuk observasi yaitu dengan 16 siswa-siswi dari kelas 6 Sekolah Dasar Negeri Tanipah dan
untuk wawancara yaitu dengan Wali kelas 6 Sekolah Dasar Negeri Tanipah. Adapun teknik untuk wawancara
pada penelitian ini dilakukan bersama Wali kelas 6 pada saat istirahat dan melakukan kunjungan langsung untuk
melihat siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri Tanipah dalam melakukan aktivitas saat bermain. Adapun teknik
analisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan model miles dan huberman yang meliputi pereduksian data,
menyajikan data, dan melakukan penarikan kesimpulan.

Pengumpulan
Penarikan
data Penyajian data Penyajian data
kesimpulan

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 7
Nama Penulis
Riyadhoh : Jurnal Pendidikan Olahraga
Volume….Nomor…..,Tahun
Tersedia Online: https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/riyadhohjurnal
ISSN. XXX-XXXX

Bagan 1. Tahap Penelitian Kualitatif

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, di peroleh hasil bahwa permainan tradisional yang sering
di mainkan siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri Tanipah yaitu Permainan Tradisional Cuk Cuk Bimbi, Petak
Umpet, Engklek, Ular Naga, Lompat Tali, Kucing-Kucingan Dan Badakuan. Permainan Tradisional yang
dimainkan siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri Tanipah, dilakukan setiap hari pada waktu jam istirahat saat
mereka bermain, Kemudian peneliti melakukan wawancara terhadap Wali kelas Sekolah Dasar Negeri Tanipah
untuk mengetahui dan menggali lebih dalam bagaimana siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri Tanipah dalam
kesehariannya di sekolah. Kemudian peneliti melakukan observasi selama 1 bulan pada siswa-siswi Sekolah
Dasar Negeri Tanipah yang sedang melakukan permainan tradisional pada hari Jum’at dan Sabtu pada saat jam
istirahat setelah kegiatan keagamaan dan senam. Observasi ini di lakukan peneliti untuk mengetahui secara
langsung bagaimana siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri Tanipah dalam melakukan permainan tradisional.

Tabel 1 Hasil Wawancara dengan Wali Kelas Sekolah Dasar Negeri Tanipah
No Pertanyaan Responden Hasil Wawancara
1. Bagaimana penerimaan siswa-siswi Wali kelas 6 Sekolah Permainan permainan tradisional yg
Sekolah Dasar Negeri Tanipah Dasar Negeri Tanipah diperkenalkan guru-guru pada
terhadap permainan tradisional? Sekolah Dasar Negeri Tanipah sangat
antusias dan diterima siswa siswi
Sekolah Dasar Negeri Tanipah. Ada
berapa contoh permaian tradisional
yang diperkenalkan guru-guru pada
Sekolah Dasar Negeri Tanipah, yaitu
Cuk Cuk Bimbi, Petak Umpet,
Engklek, Ular Naga, Lompat Tali,
Kucing-Kucingan dan Badakuan Dll.
Siswa siswi sangat senang dan

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 8
Nama Penulis
Riyadhoh : Jurnal Pendidikan Olahraga
Volume….Nomor…..,Tahun
Tersedia Online: https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/riyadhohjurnal
ISSN. XXX-XXXX

gembira saat guru guru


memperkenalkan permainan tersebut.
2. Apakah permainan tradisional dapat Wali kelas 6 Sekolah Ya, Sangat bertanggung jawab dan
Mengembangkan karakter anak Dasar Negeri Tanipah saling membantu. Disetiap permainan
dalam bertanggung jawab dan saling tradisional siswa siswa bekerja sama
membantu? membawa alat permainan tersebut,
yang mana sebelum melakukan
permainan mereka meletakan
mengatur sesuai dengan aturan
mainnya. Setelah selesai bermainan
mereka kembali bergotong royong
membereskana alat permainan
tradisional tersebut. Yang tidak ikut
bermain dan yang belum mengerti
cara bermain ,juga ikut berpartisipasi
membantu membereskan alat
permainan tersebut dengan senang
hati.
3. Bagaimana dengan komunikasi siswa Wali kelas 6 Sekolah Guru-guru pada Sekolah Dasar Negeri
Sekolah Dasar Negeri Tanipah dan Dasar Negeri Tanipah Tanipah menjelaskan cara mainkan
interaksi siswa dalam melakukan jenis permainan tradisional walaupun
permainan tradisional? sebagian siswa siswi ada yang sudah
tahu dan ada juga sebagian yang
belum mengerti cara mainkan
permainan tradisional tersebut. Pada
saat siswa siswi dalam melakukan
permainan tradisional disitulah
komunikasi dan interaksi siswa siswi
terjalin dengan lancar , yang mana
siswa yang belum mengerti dibantu
oleh temannya yang sudah paham
cara memainkan permainan
tradisional tersebut.
4. Bagaimana dengan rasa kebersamaan Wali kelas 6 Sekolah Rasa kebersamaan dan kekeluargaan
siswa Sekolah Dasar Negeri Tanipah Dasar Negeri Tanipah pada Sekolah Dasar Negeri Tanipah

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 9
Nama Penulis
Riyadhoh : Jurnal Pendidikan Olahraga
Volume….Nomor…..,Tahun
Tersedia Online: https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/riyadhohjurnal
ISSN. XXX-XXXX

dalam melakukan permainan terjalin dengan erat. Di saat


tradisional? memainkan permainan tradisional
dimana mereka saling bekerja sama
dan membantu satu dengan yang
lainnya. Perselisihan dan kesalah
pahaman jarang terjadi, meskipun ada
keributan kecil ada yang marah,
emosi, namun mereka dapat
menyelesaikannya dengan baik tanpa
ada kekerasan .
Sumber: hasil wawancara dengan responden

Berdasarkan hasil data wawancara diatas terkait dengan penerimaan permainan tradisional pada anak-
anak yang termasuk dalam kategori generasi alfa, menunjukkan bahwa penerimaan siswa-siswi Sekolah Dasar
Negeri Tanipah terhadap permainan tradisional dapat menerima permainan tradisional dengan baik dan siswa-
siswi Sekolah Dasar Negeri Tanipah memainkan permainan tradisional dengan senang dan Bahagia. Hal ini
menunjukkan bahwa permainan tradisional dapat diterima pada anak-anak generasi alfa, yang tumbuh dan
berkembang di era 4.0 dimana perkembangan teknologi semakin maju dan berkembang, terutama pada
permainan digital game pada anak-anak, Maka permainan tradional dapat menjadi salah satu alternatif pengganti
permainan digital game pada anak yang dapat mempengaruhi karakter seorang anak. Permainan tradisional dapat
menjadi wadah bagi pembentukan karakter anak-anak usia dini yang dapat diterapkan oleh guru-guru anak usia
dini.
Berdasarkan hasil data wawancara diatas terkait dengan permainan tradisional dapat mengembangkan
karakter anak dalam bekerjasama dan saling membatu, menunjukkan bahwa permainan tradisional dapat
mengembangkan karakter Kerjasama pada siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri Tanipah dan dapat
mengembangkan karakter saling membantu sesama pada siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri Tanipah. Dari data
hasil wawancara diatas karakter anak kerjasama dan karakter anak saling membantu dapat dikembangkan dan di
bentuk melalui permainan tradisional, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan menunjukkan hasil bahwa
permainan tradisional dapat mengembangkan karakter anak. Maka sesuai dengan data diatas bahwa permainan
tradisional memiliki peran dalam mengmbangkan karakter anak dalam kerjasama seorang anak dan karakter
saling membantu seorang anak. Adapun contoh karakter kerjasama dan karakter saling membantu yang
ditunjukkan oleh siswa-siswa Sekolah Dasar Negeri Tanipah yaitu anak-anak mau bekerjasama dan saling
membantu dalam membereskan atau merapikan kembali mainan yang telah digunakan, meskipun terdapat anak
yang tidak turut menggunakan mainan tersebut. Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa permainan
tradisional dapat mengembangkan karakter kerjasama seorang anak dan karakter saling membantu seorang anak.

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 10
Nama Penulis
Riyadhoh : Jurnal Pendidikan Olahraga
Volume….Nomor…..,Tahun
Tersedia Online: https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/riyadhohjurnal
ISSN. XXX-XXXX

Berdasarkan hasil data wawancara diatas terkait dengan komunikasi dan interaksi siswa dalam
melakukan permainan tradisional, menunjukkan bahwa komunikasi dan interaksi siswa-siswi Sekolah Dasar
Negeri Tanipah terjalin dengan baik. Dimana hal ini dapat di lihat dari masih adanya siswa yang belum
mengetahui permainan tradisional dan belum mengetahui bagaimana cara bermain permainan tradisional
tersebut, akan tetapi siswa-siswa yang sudah mengetahui berusaha memberikan penjelasan dengan bahasa
mereka bagaimana permainian tersebut dan bagaimana cara bermainnya. Hal tersebut dapat membangun
komunikasi dan interaksi seorang anak dengan temannya, maka dari penjabaran data wawancara di atas bahwa
permainan tradisional dapat membangun dan menumbuhkan karakter komunikasi dan interaksi siswi Sekolah
Dasar Negeri Tanipah. Karakter ini tentunya tidak akan di dapat pada permainan digital game , yang hanya
dimainkan melalui gadged tanpa adanya interaksi dan komunikasi dengan lain yang malah akan menjadikan
anak menjadi individual dan tidak dapat menjalin komunikasi dan interaksi anak. Maka permainan tradisional
memiliki peran penting dalam menumbuhkan karakter seorang anak.
Berdasarkan hasil data wawancara terkait dengan kebersamaan anak dalam melakukan permainan
tradisional, menunjukkan bahwa kebersamaan siswa Sekolah Dasar Negeri Tanipah terjalin dengan baik. Siswa-
siswi Sekolah Dasar Negeri Tanipah dalam melakukan permainan tradisional jarang terjadi perselisihan dengan
teman-teman yang lain dan saling membantu antar sesama, jikapun terjadi perselisihan dengan teman maka dapat
di selesaikan tanpa dengan emosi. Hal ini dapat dilihat dari karakter siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri Tanipah
jika terjadi terjadi perselisihan antar teman, maka siswa-siswa yang lain mengingatkan untuk bersabar agar tidak
terjadi perselisihan. Hal ini dapat terjalin kebersamaan antar siswa, dari penjabaran data hasil wawancara diatas
maka permainan tradisional ini dapat mengembangkan karakter anak pada usia dini. Pada pengembangan
karakter kebersamaan siswa ini, permainan tradisional memiliki peran yang cukup penting untuk menumbuhkan
karakter seorang anak melalui permainan

PENUTUP
Analisis ini bertujuan untuk menggali sejumlah data mengenai proses perkembangan perubahan simbol dan nilai
budaya yang telah dikaryakan, Permainan Olahraga Tradisional di era perkembangan teknologi pada saat ini
semakin tergeser dengan adanya digital game. Berdasarkan hasil data wawancara terkait dengan penerimaan
Permainan Olahraga Tradisional pada anak-anak yang termasuk dalam kategori generasi alfa, menunjukkan
bahwa penerimaan siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri Tanipah terhadap Permainan Olahraga Tradisional dapat
menerima dengan baik dan siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri Tanipah memainkan Permainan Olahraga
Tradisional dengan senang dan Bahagia. Hal ini menunjukkan bahwa Permainan Olahraga Tradisional dapat
diterima pada anak-anak generasi alfa, yang tumbuh dan berkembang di era 4.0 dimana perkembangan teknologi
semakin maju dan berkembang, terutama pada permainan digital game pada anak-anak. Maka Permainan
Olahraga Tradisional dapat menjadi salah satu alternatif pengganti permainan digital game pada anak yang dapat
mempengaruhi karakter seorang anak. Permainan Olahraga Tradisional dapat menjadi wadah bagi pembentukan
karakter anak-anak usia dini yang dapat diterapkan oleh guru-guru anak usia dini.

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 11
Nama Penulis
Riyadhoh : Jurnal Pendidikan Olahraga
Volume….Nomor…..,Tahun
Tersedia Online: https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/riyadhohjurnal
ISSN. XXX-XXXX

REFERENSI
Anggita, G. M. (2019). Eksistensi Permainan Tradisional sebagai Warisan Budaya Bangsa. JOSSAE : Journal of
Sport Science and Education, 3(2), 55. https://doi.org/10.26740/jossae.v3n2.p55-59
Anggita, G. M., Ali, M. A., Sugiarto, S., & Mukarromah, S. B. (2020). Erratum: Analisis Pengetahuan dan
Partisipasi Siswa Sekolah Dasar Terhadap Permainan Tradisional. JUARA : Jurnal Olahraga, 5(2), 0–6.
https://doi.org/10.33222/juara.v5i2.913
Berlian, B., & Awaluddin, M. (2022). Akuntabilitas Pengelolaan Zakat Berdasarkan Syariah Enterprise Theory
(Set). Jurnal Asy-Syarikah: Jurnal Lembaga Keuangan, Ekonomi Dan Bisnis Islam, 4(2), 109–119.
https://doi.org/10.47435/asy-syarikah.v4i2.1079
Birri, M. S., Hariyanto, A., & Tuasikal, A. R. S. (2020). Development of Traditional Sport Game Model
“Bentengan” for Student’s Physical Fitness in Sports and Health Physical Education Learning (Case Study
on Class IV MI Students of Maduran Lamongan District). Budapest International Research and Critics in
Linguistics and Education (BirLE) Journal, 3(3), 1614–1622. https://doi.org/10.33258/birle.v3i3.1251
Fadlurrohim, I., Husein, A., Yulia, L., Wibowo, H., & Raharjo, S. T. (2020). Memahami Perkembangan Anak
Generasi Alfa Di Era Industri 4.0. Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial, 2(2), 178.
https://doi.org/10.24198/focus.v2i2.26235
Gandasari, M. F. (2019). Pengaruh Permainan Olahraga Tradisional Sepak Beleg Terhadap Kemampuan
Kelincahan Anak Usia 7-10 Tahun. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 2(1), 21.
https://doi.org/10.26418/jilo.v2i1.32628
Hadjarati, H. (2021). Mapping Permainan Tradisional Dan Olahraga Tradisional Di Kawasan Teluk Tomini.
Prosiding Seminar Nasional Olahraga, 4(1), 391–392.
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/prosidingfik/article/view/27737
Melinda. (2017). Eksistensi Permainan Tradisional di Sekolah Dasar. Skripsi, 8–26.
Prameswari, J. Y., & Susanti, D. I. (2021). Pola Asuh Orang Tua Dalam Menghadapi Perkembangan Teknologi
Dan Informasi Di Era Digital. Jurnal PkM Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(4), 336.
https://doi.org/10.30998/jurnalpkm.v4i4.6994
Prayitno, H. J., Rahmawati, F. N., Intani, K. I. N., & Pradana, F. G. (2022). Pembentukan Karakter Anak Usia
Sekolah Dasar Melalui Permainan Tradisional. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat, 1(1), 1–9.
https://doi.org/10.46843/jmp.v1i1.261
Rahtwo, C. K. P., & Budiyono. (2022). Eksplorasi Etnomatematika Pada Permainan Tradisional Jamuran.
Ejournal.Unesa.Ac.Id, 1741–1752. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian-pgsd/article/
view/48723%0Ahttps://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian-pgsd/article/view/48723/40637
Supriyono, A. (2018). Serunya Permainan Tradisional Anak Zaman Dulu. In Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa.
Suryawan, I. . A. J. (2020). Permainan Tradisional Sebagai Media Pelestarian Budaya dan Penanaman Nilai

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 12
Nama Penulis
Riyadhoh : Jurnal Pendidikan Olahraga
Volume….Nomor…..,Tahun
Tersedia Online: https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/riyadhohjurnal
ISSN. XXX-XXXX

Karakter Bangsa. Genta Hredaya, 2(2), 1–10.


Tobing, D. hizki, Herdiyanto, Y. K., & Astiti, D. P. (2016). Bahan Ajar Metode Penelitian Kualitatif. Program
Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udaya, 42.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/870ba33936829bb37ecd8f62f8514ba7.pdf
Yudiwinata, H. P., & Handoyo, P. (2014). Permainan Tradisional dalam Budaya dan Perkembangan Anak.
Paradigma, 02, 1–5.
yunus saputra, S. (2018). Permainan Tradisional Vs Permainan Modern Dalam Penanaman Nilai Karakter Di
Sekolah Dasar. Elementary School Education Journal), 3(1), 1–11.
Zanki, A. S. (2023). Permainan Tradisional Engklek Dalam Menstimulasi Perkembangan Motorik Kasar Anak.
1(1), 1–9.
Rosdiani, D. (2012). Dinamika olahraga dan pengembangan nilai. Bandung: Alfabeta.
A. Hidayat. (2021). Pendidikan Generasi Alpha. Jejak Pustaka.

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 13

Anda mungkin juga menyukai