Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada zaman globalisasi ini, olahraga adalah suatu kebutuhan bagi

semua orang. Tak hanya sebagai ajang prestasi, olahraga saat ini adalah

sebuah gaya hidup. Hampir semua orang memprioritaskan olahraga.

Olahraga pada dasarnya adalah kegiatan menggerakkan anggota tubuh

dengan tujuan tertentu.

Saat ini, ada tiga pilar olahraga di Indonesia yaitu, olahraga prestasi,

olahraga pendidikan, dan olahraga rekreasi. Di manai setiap pilarnya memiliki

peranan sangat penting terhadap perkembangan olahraga di Indonesia.

Semua pilar memiliki tujuan dan nilai yang sama pada pelaksanaannya. Nilai

tersebut harus dijunjung tinggi oleh setiap orang yang menjalankan kegiatan

olahraga, terutama bagi para atlet yang sedang atau akan bertanding. Nilai-

nilai yang ada pada olahraga diantaranya, kejujuran, saling menghargai dan

sportivitas. Beberapa dari yang sudah disebutkan mengenai nilai olahraga

berlaku pada permainan dan pertandingan olahraga manapun.

Olahraga rekreasi adalah aktifitas fisik yang dilakukan individu atau

kelompok yang dilakukan di waktu luang, tanpa paksaan dan memiliki tujuan

bersenang-senang.

1
2

Dalam olahraga rekreasi itu sendiri memiliki sifat-sifat positif yang bisa

kita ambil dan terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari, contoh-contoh sifat

yang bisa kita dapat dalam olahraga rekreasi adalah saling menghargai satu

sama lain, dalam kehidupan sehari-hari bisa kita terapkan seperti menghargai

dan menghormati orang yang lebih tua.

Olahraga rekreasi banyak macamnya seperti yang sudah banyak

terkenal di kalangan masyarakat yaitu : Hiking, Mountaineering, Outdoor

activity, dan olahraga tradisional. Olahraga tradisional ini sudah ada sejak

zaman dulu, biasanya di setiap daerah di seluruh Indonesia mempunyai

olahraga tradisional atau sering juga kita sebut permainan tradisional, dimana

permainan ini sudah dimainkan oleh nenek moyang dan leluhur kita

terdahulu, tetapi semakin berjalannya waktu dan zaman sudah mulai modern

permainan tradisional atau olahraga tradisional sudah semakin menghilang.

Sungguh sangat disayangkan apabila kita tidak bisa menjaga

keutuhan bangsa Indonesia itu sendiri, karena olahraga tradisional atau

permainan tradisional merupakan salah satu cirri bangsa Indonesia

khususnya budaya-budaya yang ada di Indonesia.

Olahraga tradisional merupakan permainan asli rakyat sebagai aset

budaya bangsa yang memiliki unsur olah fisik tradisional. Permainan rakyat

yang berkembang cukup lama ini perlu dilestarikan, karena selain sebagai

olahraga hiburan, kesenangan, dan kebutuhan interaksi sosial, olahraga ini


3

juga mempunyai potensi untuk meningkatkan kualitas jasmani bagi

pelakunya.

Beberapa permainan rakyat yang sudah cukup dikenal oleh seluruh

lapisan masyarakat di Indonesia dan menjadi olahraga tradisional adalah

seperti egrang, terompah panjang, patok lele, gobak sodor (hadang),

sumpitan, gebuk bantal, gasing, lari balok, tarik tambang, benteng, dagongan,

panjat pohon pinang, sepak raga, lomba perahu, lompat batu nias, karapan

sapi, dan lain-lain.

Olahraga tradisional merupakan salah satu peninggalan budaya nenek

moyang yang memiliki kemurnian dan corak tradisi setempat. Indonesia

dikenal memiliki kekayaan budaya tradisional yang sangat beraneka raga.

Adanya jenis perbedaan olahraga tradisional yang ada di berbagai

daerah ini menjadi sebuah keunikan untuk daerah masing-masing. Walaupun

adanya perbedaan ini, nilai-nilai sportivitas tetap menjadi sebuah bagian dari

olahraga. Nilai yang bisa kita ambil dalam olahraga tradisional atau

permainan tradisional misalnya : kerja sama, dalam kehidupan kita

memerlukan bantuan orang lain tidak ada di dunia ini manusia yang bisa

hidup sendiri kita semua butuh orang lain dalam kehidupan kita karena itu kita

perlu menjalin kerja sama antar teman, saudara, maupun orang lain.

Ada juga nilai sportivitas yang bisa kita ambil dalam olahraga rekreasi,

bila tidak ada sportivitas semuanya akan terjadi kekacauan antar supporter
4

ataupun pemain, apalagi dalam dunia olahraga apabila tidak ada nilai

sportivitas dan yang ada hanya sifat egois maka semua akan melanggar

aturan yang dan lebih mementingkan ego dirinya sendiri, serta bias memicu

keributan antar teman, supporter dan hal yang hanya merugikan diri kita

sendiri.

Pada konteks olahraga sportivitas atau fair play adalah perilaku

seseorang atau kelompok yang menunjukan sikap hormat dan adil terhadap

orang lain serta menerima dengan baik apapun hasil suatu pertandingan

serta mematuhi segala aturan yang ada.

Sportifitas (fair play) adalah bentuk harga diri yang tercermin dari

aspek antara lain : kejujuran dan keadilan, rasa hormat terhadap lawan (kalah

atau menang), sikap satria dan tanpa pamrih, tegas dan berwibawa (tidak

terpengaruh lawan yang tidak fair), rendah hati bila menang dan tenang (

mampu mengendalikin diri bila kalah), tanggung jawab dan cinta damai (tidak

bermain kasar).

Nilai-nilai ini semua harus kita tanamkan sejak dini agar kelak bangsa

Indonesia semakin aju dan memiliki nilai-nilai moral yang baik. Sudah banyak

sekarang lembaga-lembaga pendidikan yang mengajarkan dan menanamkan

nilai moral kepada anak didiknya salah satu lembaga pendidikan itu adalah

Perguruan Diponegoro.
5

Perguruan diponegoro berkedudukan di Jl. Sunan Giri No. 5

Rawamangun Jakarta Timur, didirikan oleh (almarhum) K.H. Muslich pada

tahun 1963.

Pada awal berdirinya di tahun 1963 s/d 1970 Perguruan Diponegoro

pernah mengelola beberapa unit sekolah antara lain : TK, SD, SMP, SMEP,

SMEA, dan STM serta beberapa kursus-kursus keterampilan. Namun sejak

tahun 1975 Perguruan Diponegoro mengkonsentrasikan diri hanya dalam

pengelolaan 3 jenjang pendidikan , yaitu : SMP, SMA, dan SMK/SMEA.

SMP Diponegoro memiliki beberapa ekstrakurikuler diantaranya,

futsal, silat, taekwondo, film, tari, paduan suara, dan bola basket.

Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang sangat di senangi siswa maupun siswi

yang ada di Perguruan Diponegoro sehingga banyak diminati. Para siswa

dapat memanfaatkan waktu luang mereka dengan mengikuti ekstrakurikuler

yang diadakan setelah pulang sekolah.

Semua ekstrakurikuler sangat bermanfaat bagi siswa selain mengisi

waktu luang ekstrakurikuler dapat meningkatkan kedisiplinan, kepribadian,

kerjasama dan juga menanamkan nilai-nilai sportivitas (fair play).

Setelah pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, ekstrakurikuler Bola

Basket di SMP Diponegoro 1 Rawamangun sudah berjalan sangat baik

dengan mendapatkan juara 2 pada Dipo Cup 2014 dan Al-Azhar Cup 2015,

tetapi dalam perkembangan itu terdapat permasalahan yang terjadi


6

diantaranya, anak-anak yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket kurang

memiliki nilai sportivitas (fair play) dalam latihan atau pertandingan, misalnya

dalam latihan rutin yang dilakukan setiap Rabu dan Jumat sore mereka

kurang bisa menghargai lawannya saat berbeda tim mereka sering mengejek

lawannya, melakukan tindakan tidak sportif seperti mendorong lawannya,

menyombongkan diri saat berhasil memasukan bola, dan tindakan-tindakan

lain yang bertujuan mengintimidasi lawannya.

Peneliti mengambil pokok permasalahan tentang tindakan sportivitas

siswa SMP Diponegoro 1 Rawamangun, khususnya dalam kegiatan

ekstrakurikuler bola basket memiliki sikap sportivitas (fair play), mengurangi

rasa egois dengan teman-teman sebaya dan membentuk sikap sportif antar

sesama teman dan lawan.

Penelitian ini menggunakan Olahraga Tradisional untuk meningkatkan

nilai-nilai sporivitas pada siswa, dan olahraga tradisional ini sudah dibukukan

oleh MENPORA secara nasional dalam buku yang berjudul “Kumpulan

Permainan Rakyat Olahraga Tradisional ”.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 permainan yaitu : hadang,

bentengan, dan tap jongkok. Karena apa yang ada dalam 3 permainan ini

mayoritas menggunakan gerakan yang sama dalam bola basket, contohnya :

kecepatan, kelincahan, komunikasi.


7

Maka dengan kondisi di atas peneliti ingin memberikan tindakan

berupa permainan-permainan tradisional yang bertujuan membentuk nila-nilai

sportivitas (fair play) anak-anak yang mengikuti ekstrakurikuler Bola Basket.

Kondisi yang terjadi membuat peneliti tertarik untuk mengangkat judul

“Pengaruh Olahraga Tradisional Terhadap Pembentukan Nilai-nilai

Sporivitas (fair play) pada siswa yang mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket

SMP Diponegoro 1 Rawamangun“.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut :

1. Apakah pengaruh olahraga tradisional dapat meningkatkan nilai-nilai

sportivitas (fair play) pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket

SMP DIPONEGORO 1 Rawamangun ?

2. Faktor apa saja yang dapat meningkatkan nilai-nilai sporitivitas (fair play)

pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket SMP DIPONEGORO

1 Rawamangun?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah , maka

masalah dalam penelitian ini dibatasi dalam hal Pengaruh Olahraga

Tradisional Terhadap Peningkatann Nilai-nilai Sportivitas (fair play) pada


8

siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket SMP Diponegoro 1

Rawamangun.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, serta pembatasan

masalah, maka penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana

Pengaruh Olahraga Tradisional terhadap pembentukan Nilai-nilai Sportivitas

(fair play) pada siswa SMP yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket

Diponegoro 1 Rawamangun ?

Anda mungkin juga menyukai