Dalam kehidupan sehari-hari, olahraga juga mempunyai kaitan yang erat dengan budaya.
Olahraga sendiri secara umum diartikan menjadi kegiatan yang bertujuan dalam menjaga
kebugaran serta kesegaran tubuh, baik secara jasmani atau juga rohani. Kemudian budaya
merupakan suatu bentuk hasil karya manusia dimana berasal dari hasil proses belajar
manusia.Dapat diartikan juga bahwa Budaya ialah segala bentuk aktivitas manusia mulai dari
bangun tidur hingga kembali tidur. Dimana serangkaian aktivitas kegiatan itu mempunyai sifat
yang dinamis dan berasal dari pengetahuan guna memenuhi kebutuhannya.Lalu budaya juga
diwariskan secara turun-temurun, sudah sejak zaman nenek moyang sampai pada generasi
penerus seperti sekarang ini. Budaya itu meliputi kebiasaan, tingkah laku, sistem, peraturan
serta norma yang berlaku. Karakteristik umum yang kerap kali dikaitkan dengan manusia ialah
cara mempertahankan diri, hal ini juga dapat membawa pengaruh yang besar terhadap
budaya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Sosiologi olahraga adalah subdisiplin sosiologi yang berfokus pada hubungan antara
olahraga dan masyarakat. Sosiologi olahraga berkaitan dengan perilaku individu dan
kelompok dalam olahraga dan aturan serta proses yang ada dalam desain dan
susunan olahraga formal dan informal. Dengan komitmen terhadap analisis objektif,
sosiolog olahraga menempatkan banyak penekanan pada bukti. Ini adalah peran
sosiolog olahraga untuk menjaga biasnya sendiri di bawah kendali dan untuk menahan
diri dari membuat penilaian nilai saat melakukan penelitian dan menyajikan
temuan. Dengan kata lain, seperti halnya ilmuwan sosial lainnya, sosiolog olahraga
harus tetap objektif dan menyajikan fakta. Namun,(Sosiologi olahraga adalah
subdisiplin sosiologis yang berfokus pada hubungan antara olahraga dan
masyarakat. Sosiologi olahraga berkaitan dengan perilaku individu dan kelompok
dalam olahraga dan aturan serta proses yang ada dalam desain formal dan informal
serta susunan olahraga. Dengan komitmen terhadap analisis obyektif, sosiolog
olahraga merupakan bukti. Ini adalah peran sosiolog olahraga untuk menjaga biasnya
sendiri di bawah kendali dan untuk menahan diri dari penilaian sambil melakukan
penelitian dan menyajikan temuan. Dengan kata lain, seperti ilmuwan sosial mana pun,
sosiolog olahraga harus tetap objektif dan menyajikan fakta.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa sebagaimana juga budaya
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Dalam
kehidupan sehari-hari, olahraga juga mempunyai kaitan yang erat dengan budaya.
Olahraga sendiri secara umum diartikan menjadi kegiatan yang bertujuan dalam
menjaga kebugaran serta kesegaran tubuh, baik secara jasmani atau juga rohani.
Kemudian budaya merupakan suatu bentuk hasil karya manusia dimana berasal dari
hasil proses belajar manusia Dapat diartikan juga bahwa Budaya ialah segala bentuk
aktivitas manusia mulai dari bangun tidur hingga kembali tidur. Dimana serangkaian
aktivitas kegiatan itu mempunyai sifat yang dinamis dan berasal dari pengetahuan
guna memenuhi kebutuhannya. Lalu budaya juga diwariskan secara turun-temurun,
sudah sejak zaman nenek moyang sampai pada generasi penerus seperti sekarang
ini. Budaya itu meliputi kebiasaan, tingkah laku, sistem, peraturan serta norma yang
berlaku. Karakteristik umum yang kerap kali dikaitkan dengan manusia ialah cara
mempertahankan diri, hal ini juga dapat membawa pengaruh yang besar terhadap
budaya. Ada beberapa macam pengaruh olahraga terhadap kebudayaan.yaitu :
3. Pilihan jenis dan tujuan olahraga pun bergeser. Orientasi olahraga yang
langsung atau tidak langsung bersifat ekonomi tumbuh semakin tajam.
Orientasi ekonomi langsung, terlihat pada "perkawinan" antara olahraga
dengan ekonomi. Olahraga pun kini memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi. Bahkan dalam dua dekade terakhir, ekonomi olahraga
tumbuh makin besar. Kontribusi olahraga bagi pertumbuhan ekonomi tampak
dalam pengembangan industri olahraga.
Ada beberapa cabang olahraga yang jadi ciri khas budaya masyarakat Indonesia
diantara lain :
1. Silat
Korea punya seni bela diri yang kita kenal dengan nama taekwondo. Kemudian ada juga
karate dari Jepang Indonesia juga punya seni bela diri sendiri, yaitu pencak silat. Ini
merupakan salah satu olahraga tradisional juga, lo.Pencak silat diperkirakan muncul di
di Indonesia pada abad ke-7 masehi.Ahli mengatakan ini bisa dilihat dari pahatan di
candi Borobudur dan Prambanan yang menggambarkan kuda-kuda dalam pencah
silat.Pencak silat dipengaruhi juga oleh seni bela diri dari Tiongkok dan India. Hal ini
karena perkembangannya bangsa Melayu pada kala itu masih dipengaruhi oleh budaya
dari perantau.Saat ini pencak silat menjadi salah satu cabang olahraga yang menjadi ciri
khas Indonesia.
2. Sepak Takraw
Olahraga tradisional lain yang berasal dari Indonesia adalah sepak takraw. Siapa yang
pernah lihat atau pernah memainkan olahraga ini? Sepak takraw merupakan campuran
antara sepak bola dan bola voli. Hal ini karena aturan permainannya sama seperti bola
voli, tapi dimainkan dengan kaki.Konon olahraga satu ini sudah dimainkan sejak zaman
kesultanan Malaka di Sulawesi Selatan, lo. Jadi kurang lebih sepak takraw sudah ada di
tahun 1400-an.Saat ini sepak takraw juga menjadi cabang olahraga yang diperlombakan
di Sea Games dan Asia Games.
3. Tarik Tambang
Di Hari Kemerdekaan Indonesia, biasanya tarik tambang menjadi salah satu
permainan yang diperlombakan. Ternyata ini bukan hanya sekedar permainan saja,
Tarik tambang ternyata termasuk dalam olahraga tradisional. Dalam tarik tambang
dibutuhkan kekuatan dan kekompakan tim untuk bekerja sama mengalahkan lawan.
Cara mainnya juga cukup sederhana, masing-masing tim yang isinya minimal 5 orang
saling menarik tambang. Tim yang berhasil mebarik lawan sampai melewati garis batas,
akan keluar sebagai pemenang perlombaan.
4. Enggrang
5. Bakiak
Siapa sangka bakiak yang sering dijadikan sebagai permainan kerja sama antar tim ini
ternyata merupakan salah satu olahraga tradisional?
Bakiak berasal dari daerah Sumatera Barat. Ini adalah olahraga yang biasanya
melibatkan 3 - 4 orang untuk berjalan bersama menggunakan alat yang menyerupai
sendal raksasa. Untuk memainkannya dibutuhkan kekompakan agar bisa berjalan
bersamaan dan menuju garis finish.
Nilai Disiplin
Disiplin berasal dar kata “disiple” yang artinya orang belajar dari pemimpinnya atau
secara suka rela mengikuti pemimpinnya (Hurlock, 1991:99) dalam hal ini orang yang
berinteraksi dengan kita. Imam Barnadib (1992:25) mengemukakan disiplin berasal dari kata
“dis codicici” yang berarti belajar dan belajar berarti menambah ilmu atau pengethuan untuk
memperluas pandangan dan mempertinggi martabat oaring yang bersangkutan. Disiplin adalah
pemahaman nilai-nilai internal yang memberikan kemampaun seseorang untuk bersikap
terampil dan tepat dalam menjalankan tugas kewajiban yang bersifat mulia. Dalam olahraga
pada hakikatnya memiliki aturan yang berisi kode etik yang dianut oleh pengikutnya. Siapapun
apakah itu pelatih, atlet, atau penonton apabila dallam suatu komunitas olahraga tersebut harus
tunduk pada aturan tersebut. Pelatih misalnya, sebagai oarang yang dijadikan salah satu
contoh dalam hal iniharus berperilaku yang sesuai dengan norma yang ditetapkan sehingga
proses sosialisasi berlangsung. Tampak disini bahwa dalam olahraga itu secara alami
mengandung proses perkuatan dan percontohan dan sekaligus mengandung nilai-nilai yang
menuntut para pelakunya berperilaku yang dapat diterima sesuai dengan tata nilai masyarakat
sehingga logis apabila olahraga dapat digunakan sebagai wahna pembudayaan nilai-nilai
seperti disiplin (Cholik Mutohir T, 2002:164). Disimpulkan bahwa disiplin dapat diartikan sebagai
perilaku moral yang baik dan benar.
Nilai Kejujuran
Jujur jika diartikan secara baku adalah "mengakui, berkata atau memberikan suatu
informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran". Dalam praktek dan penerapannya, secara
hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang
dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Bila berpatokan pada
arti kata yang baku dan harafiah maka jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran
dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai yang sebenarnya, orang tersebut sudah
dapat dianggap atau dinilai tidak jujur, menipu, mungkir, berbohong, munafik atau lainnya.
Dalam dunia olahraga nilai kejujuran akan selalu ditemui dalam setiap aktivitas, nilai kejujuran
disini sangat berkaitan dengan sebuah kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal
sesuai yang sebenarnya dalam pertandingan. Kejujuran akan selalu terkait dengan kesan
terpercaya, dan terpercaya selalu terkait dengan kesan tidak berdusta, menipu atau
memperdaya. Hal ini terwujud dalam tindakan dan perkataan. Misalnya skenario tentang
sepakbola; semua pihak percaya bahwa wasit dapat mempertaruhkan integritasnya dengan
membuat keputusan yang fair. Ia terpercaya karena keputusannya mencerminkan kejujuran.
Nilai Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan nilai moral penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Tanggung jawab adalah “siap menerima kewajiban atau tugas”. Arti tanggung jawab di atas
semestinya sangat mudah untuk dimengerti oleh setiap orang. Tetapi jika kita diminta untuk
melakukannya sesuai dengan definisi tanggung jawab tadi, maka seringkali masih merasa sulit,
merasa keberatan, bahkan ada orang yang merasa tidak sanggup jika diberikan kepadanya
suatu tanggung jawab. Kebanyakan orang mengelak bertanggung jawab, karena jauh lebih
mudah untuk “menghindari” tanggung jawab, daripada “menerima” tanggung jawab. Kita akan
mengatakan wasit itu sama sekali tidak bertanggung jawab sebab keputusannya semena-
mena. Ia membuat keputusan tanpa fakta yang meyakinkan dan cenderung berdasarkan
interpretasi yang tidak cermat. Dalam konteks lain seorang atlet tentu harus bertanggung jawab
kepada timnya, pelatihnya dan kepada pemain itu sendiri. Tanggung jawab ini merupakan nilai
moral terpenting dalam olahraga (Rusli Lutan, 2000: 55).
Nilai Kepemimpinan (leadership)
Didalam olahraga nilai kepemimpinan akan terbentuk melalui interaksi yang ada dalam
organisasi olahraga atau sering disebut klub. Kepemimpinan adalah tanggung jawab yang jatuh
kepada manajer atau ketua menyangkut organisasi atau klub (Bucher & Krotee, 1993:10).
Manajer harus memimpin secara positif, memotivasi, dan mempengaruhi individu anggota
organisasi untuk bekerja sesuai rencana dalam rangka
mencapai tujuan klub. Seorang pemimpin yang baik adalah mampu memimpin secara
terstruktur dan organisatoris sehingga menimbulkan perilaku yang akan mendukung prestasi
sasaran organisasi. Seorang pemimpin yang baik, akan memelihara hubungan antar pribadi
secara harmonis antar seluruh komponen klub.
Dari penjelasan ini dapat dismpulkan bahwa kepemimpinan adalah sumbangan
terhadap proses terwujudnya pencapaian tujuan, atau perbuatan yg menyebabkan anggota
kelompok mempercayakan diri ke pada pemimpinnya dan bersedia menyumbangkan tenaga
dan pikirannya dalam usaha mencapai tujuan.
Nilai Toleransi
Ketika kedua kesebelasan yang sedang bertanding memasuki injury time suatu
kesebelasan tentu akan berusaha ”mencuri” angka bahkan mempertahankan kemenangan
yang telah diraih agar memenangkan pertandingan. Dalam saat-saat seperti itu para pemain
diuji untuk membuktikan dirinya mereka harus tetap berjuang untuk bisa meraih kemenangan
meskipun sampai titik keringat terahkir. Situasi seperti ini banyak sekali kita jumpai dalam
olahraga, kemudian apa yang kita petik dari situasi seperti ini adalah bahwa setiap orang pasti
akan mengalami masa-masa sulit, yang penting bagaimana orang tersebut mampu bertahan
terhadap kesulitan untuk kemiudian berupaya bangkit kembali meraih kesuksesan. Apabila
seseorang dalam dunia olahraga pernah mengalami kekalahan atau rasa kecewa, dan
menerima hal itu sebagai peristiwa yang lumrah; maka lebih bisa menerima dan toleran (Cholik
Mutohir T, 2002:166). Demikian pula seseorang yang mengalami kemenangan akan cenderung
lebih bisa untuk solider terhadap lawan atau teman tanding yang mengalami kekalahan. Nilai-
nilai yang terkandung dan melekat dalam olahraga dapat digunakan sebagai wahana untuk
meningkatkan rasa toleransi sesama teman.
Kesimpulan
Sosiologi olahraga mempelajari tentang perilaku manusia dalam hubungan timbal balik dengan
manusia di lingkungannya mulai dari perilaku sederahana sampai yang kompleks sehingga
dalam pertandingan sesorang dapat meningkatkan kerja sama anatara dirinya dengan orang
lain dengan mudah dan cepat berintraksi dengan lingkungan sekitar baik dalam hal fisik
maupun psikis sehingga kemampuan olahraganya dapat berkembang dinamika olaharga dan
pengembangan nilai memainkan peran penting dalam hidup dan kehidupan masyarakat,nilai-
nilai dalam olahraga sangat terkait dengan tradisi budaya masyarakat yang di wariskan secara
turun temurun dari satu generasi ke generasi lainya karena itu olahraga merefleksikan nilai-nilai
social suatu masyarakat.
Daftar pustaka
https://search.yahoo.com/
search;_ylt=Awr9362MJy9jb7cchVhXNyoA;_ylc=X1MDMjc2NjY3OQRfcgMyBGZyA21jYW
ZlZQRmcjIDc2ItdG9wBGdwcmlkA1A4SWpfOTNrVGFxTjRDTThCMVFNS0EEbl9yc2x0AzA
Ebl9zdWdnAzQEb3JpZ2luA3NlYXJjaC55YWhvby5jb20EcG9zAzAEcHFzdHIDBHBxc3Ryb
AMwBHFzdHJsAzQ2BHF1ZXJ5A2NhYmFuZyUyMG9sYWhyYWdhJTIweWFuZyUyMGRpJ
TIwcGVuZ2FyYWh1aSUyMG9sZWglMjBidWRheWEEdF9zdG1wAzE2NjQwODg4NjE-?
p=cabang+olahraga+yang+di+pengarahui+oleh+budaya&fr2=sb-
top&fr=mcafee&type=E211US885G0
http://staffnew.uny.ac.id/upload/198207112008121003/pendidikan/mk-sosiologi-
olahraga.pdf