Anda di halaman 1dari 2

KELOMPOK 2 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ANALISIS JURNAL TENTANG:

PENGARUH BATUK EFEKTIF TERHADAP PENGELUARAN SPUTUM PADA PASIEN TBC DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TES KABUPATEN LEBONG

Tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit menular langsung yang menyerang paru–paru. Gejala
yang ditimbulkan berupa gejala respiratorik seperti batuk lebih dari 3 minggu, batuk berdarah, sesak
nafas, dan nyeri dada. Namun terkadang muncul gejala sistemik seperti penurunan berat badan, suhu
badan meningkat, dan malaise. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh batuk efektif terhadap
pengeluaran sputum pada pasien TBC di wilayah kerja Puskesmas Tes Kabupaten Lebong. penelitian ini
menggunakan data primer yang didapat melalui wawancara dengan petugas penanggung jawab kasus
TBC paru, sedangkan data sekunder diperoleh dari data buku register pertahun penyakit TBC paru di
Puskesmas Tes. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian didapatkan: (1) 11
orang (55%) jumlah (ml) pengeluaran sputum sebelum teknik batuk efektif baik, dan 9 orang (45%)
jumlah (ml) pengeluaran sputum tidak baik; (2) 20 orang (100%) jumlah (ml) pengeluaran sputum
sesudah teknik batuk efektif baik; (3) Ada pengaruh batuk efektif terhadap pengeluaran sputum pada
pasien TBC paru.Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test didapat nilai Z = -3,669 dengan p-value=0,000.

Tuberculosis paru (TB paru) merupakan salah satu penyakit infeksi yang prevalensinya paling
tinggi di dunia. Terdapat 9,6 juta kasus TB paru di dunia dan 58% kasus terjadi di daerah Asia Tenggara
dan Afrika. Tiga negara dengan insidensi kasus terbanyak tahun 2015 yaitu India (23%), Indonesia (10%),
dan China (10%). Indonesia sekarang berada pada ranking kedua negara dengan beban TB tertinggi di
dunia (2) . Di Indonesia, prevalensi tuberkulosis sebesar 660 per 100.000 penduduk (SPTB 2013-14).
Sekitar 1.000.000 kasus tuberkolosis baru per tahun. Insiden TB Resisten Obat: 1.4% pada kasus TB Baru
& 13% pada TB dengan pengobatan ulang. Di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Tes Kecamatan Lebong
Selatan Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu, prevalensi tuberkulosis sebesar 30 per 10.000 penduduk
(SPTB 2016-17) dan pada tahun 2018 prevalensi tuberkulosis sebesar 20 per 10.000 penduduk.

Pada penderita dengan tuberculosis paru sekret yang dikeluarkan terus menerus menyebabkan
batuk menjadi lebih dalam dan sangat mengganggu penderita pada waktu siang maupun malam hari,
sekret ini dapat dikeluarkan dengan maksimal melalui cara batuk efektif, namun kenyataannya banyak
penderita Tuberkulosis paru batuk dengan cara inefisien dan membahayakan Dari survey pendahuluan di
Puskesmas Perawatan Tes, didapatkan hasil masih banyaknya masalah ketidakpatuhan minum obat dan
ketidakpatuhan melakukan teknik Batuk Efektif pada pasien TBC. Hal itu dapat dibuktikan dengan
banyaknya penderita yang tidak cepat sembuh dan sakitnya semakin lama karena mereka tidak minum
obat secara teratur dan membiasakan teknik batuk efektif, malas berobat, tidak pernah melakukan
teknik pernafasan dan kurangnya dukungan keluarga.

Metode penelitiannya adalah Populasi dalam penelitian ini adalahseluruh pasien yang menderita
penyakit TBC di Puskesmas Perawatan Tes Kabupaten Lebong.Teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik total sampling, berjumlah 20 orang. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Analisis
Univariat dan Analisis Bivariat.Teknik analisis yang digunakan yaitu uji Wilcoxon Signed Rank Test.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang menderita penyakit TBC di Puskesmas
Perawatan Tes Kabupaten Lebong.Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling,
berjumlah 20 orang. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Analisis Univariat dan Analisis
Bivariat.Teknik analisis yang digunakan yaitu uji Wilcoxon Signed Rank Test. (ml) pengeluaran sputum
sebelum teknik batuk efektif berjumlah 2 orang. Hasil uji Wilcoxon Signed RankTestdidapat nilai Z = -
3,669 dengan p-value=0,000. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan karakteristik responden yang
meliputi: usia (18 – 68 tahun), jenis kelamin (7 orang perempuan dan 13 orang laki – laki), riwayat
merokok (8 orang tidak mempunyai riwayat merokok, 6 orang pernah merokok dan sudah berhenti dan 6
orang masih merokok hingga saat ini). Batuk efektif adalah merupak

Hasil penelitian secara keseluruhan dapat diketahui melaluiuji Wilcoxon Signed Ranks Test
didapat nilai Z = -3,669 dengan p-value=0,000. teknik batuk efektif terhadap jumlah pengeluaran sputum
pada pasien TBC di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
pengaruh pemberian teknik batuk efektif dalam pengeluaran sputum pada pasien TBC di wilayah kerja
Puskesmas Perawatan Tes. Hal ini sesuai dengan teoriyang menyatakan bahwa batuk efektif merupakan
tindakan yang diperlukan untuk membersihkan sekresi. Tujuan dari batuk efektif yaitu untuk
meningkatkan ekspansi paru, mobilisasi sekresi, dan mencegah efek samping dari retensi sekresi. Salah
satu tindakan non farmakologi untuk mengeluarkan sputum yaitu dengan cara batuk efektif.

Anda mungkin juga menyukai