Anda di halaman 1dari 15

Hyperemesis Gravidarum

Disusun untuk memenuhi tugas mata Kuliah Umum Kegawatdaruratan


Dosen pengampu : AAM MARYAMAH, Tr.Keb

Disusun Oleh :

Susanti Ratna Sari : 165B2022003


Selmi Sandriyani : 165B2022004
Ranti Septiani : 165B2022023
Mutia Rosdiana : 165B2022025

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YPSDMI


GARUT PRODI DIII KEBIDANAN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT. Karena atas berkat dan rahmat-Nya lah
kami dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Penulisan makalah yang berjudul
“HIPEREMESIS GRAVIDARUM“ ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan
Kegawatdaruratan.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan – kekurangan. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu,
semua kritik dan saran dari pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi perbaikan
makalah lebih lanjut.

DAFTAR ISI

BAB I

PEBDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Hiperemesis gravidarum merupakan ibu hamil yang mengalami mual muntah yang
berlebih, dapat menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari sehingga membahayakan kesehatan
bagi janin dan ibu, bahkan dapat menyebabkan kematian. Selain itu, mual muntah juga
berdampak negatif bagi ibu hamil, seperti aktivitas sehari-hari menjadi terganggu. Biasanya mual
muntah sering terjadi saat pagi hari, bahkan dapat timbul kapan saja maupun terjadi kadang
dimalam hari. Gejala tersebut 40-60% biasa terjadi pada multigravida (Rocmawati, 2011).

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah suatu yang wajar pada ibu hamil
trimester 1. Kondisi ini akan berubah jika mual muntah terjadi >10 kali dalam sehari, sehingga
dapat mengganggu keseimbangan gizi, cairan elektrolit, dan dapat memengaruhi keadaan umum
serta menganggu kehidupan sehari-hari (Morgan, 2009).

Kehamilan menurut Morgan (2009) adalah merupakan proses produksi yang memerlukan
perawatan yang khusus agar persalinan dapat berjalan dengan lancar dan aman, sehingga bayi
terlahir dengan sehat, selamat sesuai keinginan keluarga. Sedangkan menurut Hutaean (2009),
kehamilan merupakan peristiwa yang sangat ditunggu bagi perempuan yang sudah menikah. Saat
perempuan tidak lagi mendapat menstruasi dan setelah melakukan pemeriksaan urin serta
ditandai dengan hasil positif maka bisa dikatakan hamil. Perempuan tersebut akan merasa senang
begitu juga dengan keluarganya.

Word Health Organizatition (WHO) (2013) menyatakan bahwa perempuan meninggal


selama mengandung atau melahirkan sebanyak 585.000 orang. Sedangkan kematian ibu hamil
akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi dinegara-negara berkembang sebanyak 99%.
Rasio kematian kematian ibu dinegara-negara berkembang merupakan tertinggi dengan 450
kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi yang hidup jika dibandingkan dengan dengan rasio
kematian ibu di 9 negara dan 51 negara persemakmuran (Depkes, 2014).

Komplikasi tersebut mengakibatkan lebih dari setengah juta ibu yang mengalami
kematian di setiap tahunnya, dari jumlah tersebut terjadi di Asia dan Afrika subsahara
diperkirakan mencapai 90%, kemudian terjadi pada negara berkembang lainnya mencapai 10%,
dan di Negara maju mencapai kurang dari 10% (Prawirohardjo, 2009). Pada tahun 2011 data
dinas kesehatan provinsi Sulawesi Utara menunjukkan bahwa jumlah ibu hamil, yaitu 42.097
orang dengan presentase KI 88,62 % dan K4 80,12% (Sumai, Keintjem, &Manueke, 2014).

Masalah terbesar yang terjadi di negara berkembang seperti Indonesia adalah angka
kematian dan kesakitan pada perempuan hamil. Diperkirakan 15 % kehamilan dapat mengalami
resiko tinggi dan komplikasi obstretic apabila tidak segera ditangani maka dapat membahayakan
janin maupun ibunya. Menurut survey demografi kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2010, angka
kematian ibu di Indonesia tergolong masih tinggi yaitu mencapai 100/100.00 kelahiran hidup.
Pada tahun 2013 target yang akan dicapai adalah 102 per tahun untuk mewujudkan hal tersebut
Departemen kesehatan (Depkes) mengembang program Making Pregnancy Safer (MPS) dengan
program perencanaan, persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) (Depkes, 2010).

Di Indonesia berdasarkan total kasus program Jamkesda tahun 2008 mengenai kasus
hiperemesis gravidarum mencapai sebesar 1,13%. Berdasarakan data dari Dinas Kesehatan Kota
Jambi diketahui jumlah hiperemesis gravidarum pada tahun 2011 sebanyak 384 orang dan dari
kota 20 puskesmas paal X tertinggi jumlah dalam kasus hiperemesis gravidarum, pada tahun
2009 pada kasus hiperemsis gravidarum sebanyak 64 orang, dan pada tahun 2010 mencapai
sebanyak 162 orang, sedangkan pada tahun 2011 mencapai sebanyak 200 orang dari jumlah
kunjungan ibu hamil mencapai sebanyak 459 orang ibu dengan kejadian hiperemesis
gravidarum.

I.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah membaca makalah ini mahasiswa dapat memahami apa yang dimaksud
dengan hyperemesis gravidarum dan hal hal yang menyangkut asuhan
kebidanannya.

1.2.2 setelah membaca makalah ini mahasiswa dapat :

 Mengetahui definisi hyperemesis gravidarum


 Mengetahui tingkatan hyperemesis gravidarum
 Mengetahui akibat hyperemesis gravidarum
 Mengetahui etiologi hyperemesis gravidarum
 Mengetahui patofisiologi hyperemesis gravidarum
 Mengetahui komplikasi hyperemesis gravidarum

I.3 Rumusan Masalah

1. Apa definisi hyperemesis gravidarum ?


2. Tingkatan hyperemesis gravidarum ?
3. Apa akibat hyperemesis gravidarum ?
4. Apa etiologi hyperemesis gravidarum?
5. Apa patofisiologi hyperemesis gravidarum ?
6. Apa komplikasi hyperemesis gravidarum?

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Definisi hyperemesis gravidarum

Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau serring terdapat pada kehamilan
trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap saat dan
malam hari. Gejala-gajala ini biasanya terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung kurang lebih 10 minggu14. Mual muntah terjadi hampir 80% pada ibu hamil.

Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual muntah lebih dari 10 kali
dalam 24 jam, sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.
Keadaan ini rata-rata muncul pada usia kehamilan 8-12 minggu16.Hiperemesis gravidarum
adalah kondisi persisten mual muntah ibu hamil pada trimester pertama sampai dengan usia
kehamilan 22 minggu yang apabila berkelanjutan bisa mengakibatkan kekurangan karbohidrat
dalam lemak, dehidrasi dan kekurangan elektrolyt. Hiperemesis gravidarum ditandai dengan
mual muntah, ketonuria dan kehilangan 5% dari berat sebelum hamil, 0,3 hingga 0,2 %
hiperemesis gravidarum membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10 kali sehari
dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan 13 kekurangan cairan, penurunan berat badan,
atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin
dalam kandungan13. Mual dan muntah berlebihan yang terjadi pada wanita hamil sehingga
menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari
5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi. Hal tersebut mulai terjadi pada
minggu keempat sampai kesepuluh kehamilan dan selanjutnya akan membaik pada usia
kehamilan 20 minggu, namun pada beberapa kasus dapat terus berlanjut sampai pada kehamilan
tahap berikutnya.
Pada umumnya hiperemesis gravidarum terjadi pada minggu ke 6- 12 masa kehamilan,
yang dapat berlanjut sampai minggu ke 16-20 masa kehamilan. Mual dan muntah merupakan
gejala yang wajar ditemukan pada kehamilan triwulan pertama. Biasanya mual dan muntah
terjadi pada pagi hari sehingga sering dikenal dengan morning sickness. Sementara itu setengah
dari wanita hamil mengalami morning sickness, antara 1,2 - 2% mengalami hiperemesis
gravidarum, suatu kondisi yang lebih serius. 17 Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan
biasanya mual ini mulai dialami sejak awal kehamilan. Mual muntah saat hamil muda sering
disebut morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi setiap saat. Pada
beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan ketiga, tapi ini jarang
terjadi.

II.2 Tingkatan Hiperemesis Gravidarum

Runiari menyatakan bahwa tidak ada batasan yang jelas antara mual yang bersifat
fisiologis dengan hiperemesis gravidarum, tetapi bila keadaan umum ibu hamil terpengaruh
sebaiknya dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Menurut berat ringannya gejala
hiperemesis gravidarum dapat dibagi kedalam tiga tingkatan sebagai berikut1:

1) Tingkat I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum. Pada tingkatan ini ibu
hamil merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa
nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah
sistolik menurun, dapat disertai peningkatan suhu tubuh, turgor kulit berkurang,
lidah kering dan mata cekung.
2) Tingkat II
Ibu hamil tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah kering
dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun, suhu kadang-kadang
naik, mata cekung dan sedikit ikterus, berat badan turun, hemokonsentrasi,
oligouria, dan konstipasi. Aseton dapat tercium dari hawa pernapasan karena
mempunyai aroma yang khas, dan dapat pula ditemukan dalam urine.
3) Tingkat III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, 15 serta suhu
meningkat. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai
wenickle ensefalopati. Gejala yang dapat timbul seperti nistagmus, diplopia, dan
perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan,
termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan terjadinya payah
hati. Pada tingkatan ini juga terjadi perdarahan dari esofagus, lambung, dan retina.

II.3 Akibat Hiperemesis Gravidarum


Hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan klien, namun dapat
menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus, berat badan lahir rendah, kelahiran
prematur dan malformasi pada bayi lahir12 . Didapatkan bahwa hiperemesis gravidarum
merupakan faktor yang signifikan terhadap memanjangnya hari rawat bagi bayi yang dilahirkan.
Ada peningkatan angka kematian Intrauterin Growth Retardation (IUGR) pada klien hiperemesis
gravidarum yang mengalami penurunan berat badan lebih dari 5%. Selain berdampak fisiologis
pada kehidupan klien dan janinnya, hiperemesis gravidarum juga memberikan dampak secara
psikologis, sosial, spiritual dan pekerjaan.

II.4 Etiologi Hiperemesis Gravidarum

Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Dulu penyakit ini
dikelompokkan kedalam penyakit toksemia gravidarum karena diduga adanya semacam “racun”
yang berasal dari janin atau kehamilan. Penyakit ini juga digolongkan kedalam gestosis bersama
preeklampsi dan eklampsi. Nama gestosis dini diberikan untuk hiperemesis 16 gravidarum dan
gestosis lanjut untuk hipertensi (pre-eklampsi dan eklampsi) dalam kehamilan18. Beberapa teori
penyebab terjadinya hiperemesis gravidarum namun tidak ada satupun yang dapat menjelaskan
proses terjadinya secara tepat. Teori tersebut antara lain adalah:

1. Teori endokrin
Teori ini menyatakan bahwa peningkatan kadar progesteron, estrogen, dan
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat menjadi faktor pencetus mual muntah.
Peningkatan hormon progesterone menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal
mengalami relaksasi, hal itu mengakibatkan penurunan motilitas lambung sehingga
pengosongan lambung melambat. Refleks esofagus, penurunan motilitas lambung dan
penurunan sekresi dari asam hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan
muntah. Selain itu HCG juga menstimulasi kelenjar tiroid yang dapat mengakibatkan
mual dan muntah.
2. Teori Metabolik
Teori metabolik menyatakan bahwa kekurangan vitamin B6 dapat mengakibatkan
mual dan muntah pada kehamilan.
3. Teori Alergi
Adanya histamine sebagai pemicu dari mual dan muntah mendukung
ditegakkannya teori alergi sebagai etiologi hiperemesis gravidarum. Mual dan muntah
berlebihan juga dapat terjadi pada ibu hamil yang sangat sensitive terhadap sekresi dari
korpus luteum

4. Teori Infeksi
Hasil penelitian menemukan adanya hubungan antara infeksi Helicobacter pylori
dengan terjadinya hiperemesis gravidarum, sehingga dijadikan dasar dikemukakannya
teori infeksi sebagai penyebab hiperemesis gravidarum.
5. Teori Psikomantik
Menurut teori psikomatik, hiperemesis gravidarum merupakan keadaan gangguan
psikologis yang dirubah dalam bentuk gejala fisik. Kehamilan yang tidak direncanakan
dan tidak diinginkan serta tekanan pekerjaan dan pendapatan menyebabkan terjadinya
perasaan berduka, ambivalen, serta konflik dan hal tersebut dapat menjadi faktor
psikologis penyebab hiperemesis gravidarum

II.5 Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum

Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena peningkatan Hormon


Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi faktor mual dan muntah. Peningkatan kadar
hormon progesterone menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi
sehingga motilitas menurun dan pengosongan lambung melambat. Hal ini diperberat dengan
adanya penyebab lain berkaitan dengan faktor psikologis, spiritual, lingkungan, dan
sosiokulturaL . Hormon progesterone ini dihasilkan oleh korpus luteum pada masa awal
kehamilan dan mempunyai fungsi menenangkan tubuh ibu hamil selama kehamilan, termasuk
saraf ibu hamil sehingga perasaan ibu hamil menjadi tenang. Hormon ini berfungsi untuk
membangun lapisan di dinding rahim untuk menyangga plasenta di dalam rahim. Hormon ini
juga dapat berfungsi untuk mencegah gerakan kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim.

Hormon progesteron dapat "mengembangkan" pembuluh darah sehingga menurunkan


tekanan darah, itu penyebab mengapa Anda sering pusing saat hamil. Hormon ini juga membuat
sistem pencernaan jadi lambat, perut menjadi kembung atau sembelit. Hormon ini juga
mempengaruhi perasaan dan suasana hati ibu, meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan
pernafasan, mual, dan menurunnya gairah berhubungan intim selama hamil. Seseorang dalam
kondisi stress dan cemas akan meningkatkan aktifitas saraf simpatis, untuk melepaskan hormon
stress berupa adrenalin dan kortisol19 . Sistem imun merupakan komponen penting dan
responden adaptif stress secara fisiologis. Cemas menggunakan adrenalin dalam tubuh untuk
meningkatkan kepekaan, prestasi dan tenaga. Peningkatan adrenalin akan memperkecil kontraksi
otot empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pembuluh darah koroner,
meningkatkan tekanan darah arterial dan menambah volume darah kejantung dan jumlah detak
jantung. Adrenalin juga menambah pembentukan kolesterol dari lemak protein berkepadatan
rendah. Tekanan darah yang tinggi dan peningkatan denyut jantung akan dapat meningkatkan
HCG. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) adalah hormon yang dihasilkan selama
kehamilan, yang dapat dideteksi dari darah atau air seni wanita hamil sesudah kurang lebih 19 10
hari sesudah pembuahan. HCG ini dapat menstimulasi terjadinya mual dan muntah pada ibu
hamil.

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi ibu hamil muda bila terjadi terus
menerus terjadi dapat mengakibatkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, serta dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Oksidasi
lemak yang tidak sempurna menyebabkan ketosis. Pada beberapa kasus berat, perubahan yang
terjadi berhubungan dengan malnutrisi dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya non protein
nitrogen, asam urat, dan penurunan klorida dalam darah, kekurangan vitamin B1, B6, B12, dapat
mengakibatkan terjadinya anemia18. Bahkan pada kasus berat dapat mengakibatkan terjadinya
wernikle enchelopati.

Menurut Penelitian Ali Husein Hiperemesis Gravidarum mempunyai hubungan yang


signifikan dengan depresi8 . Dalam penelitian Uguz et al. yang meganalisa ibu hamil dengan
hiperemesis ditemukan bahwa ibu hamil dengan depresi dan kecemasan memiliki kecenderungan
terjadi hiperemesis gravidarum. Depresi dan gangguan kecemasan memiliki hubungan potensial
yang mengarah kepada terjadinya hiperemesis gravidarum pada kehamilan9 . Dalam penelitian
Koken et al. yang menganalisa hubungan depresi dan kecemasan dengan mual dan muntah,
didapatkan hasil adanya hubungan yang signifikan antara depresi dan kecemasan dengan
kejadian mual muntah pada kehamilan.

Beberapa 20 faktor yang berpengaruh terhadap kejadian hiperemesis gravidarum meliputi:

1) Faktor Predisposisi terdiri dari primigravida, molahidatidosa dan kehamilan ganda.

2) Faktor organic seperti alergi masuknya vilikohirialis sirkulasi, perubahan metabolic akibat
kehamilan dan resistensi ibu yang menurun.

3) Faktor psikologis, meliputi pengetahuan, sikap, umur, paritas, pekerjaan, stress, peningkatan
hormon progesteron, estrogen dan HCG, alergi, infeksi dan diabetes mellitus.

II.6 Komplikasi Hiperemesis Gravidarum

Muntah yang beriebihan dapat menyebabkan cairan tubuh semakin berkurang sehingga
darah menjadi kentai (hiperkonsentrasi) yang dapat memperlambat peredaran darah yang berarti
bahwa konsumsi oksigen dan nutrisi ke jaringan berkurang. sehingga akan menimbulkan
kerusakan jaringan yang memperberat keadaan ibu dan janin Muntah yang terus-menerus disertai
dengan kurang minum yang berkepanjangan dapat menyebabkan dehidrasi. Jika terus berlanjut,
pasien dapat mengalami syok Dehidrasi yang berkepanjangan juga menghambat tumbuh
kembang janin. Oleh karena itu, pada pemeriksaan fisik harus dicari apakah terdapat
abnormalitas tanda-tanda vital, seperti peningkatan frekuensi nadi (>100 kali per menit),
penurunan tekanan darah, kondisi subfebis, dan penurunan kesadaran. Selanjutnya dalam
pemeriksaan fisik lengkap dapat dicari tanda-tanda dehidrasi, kulit tampak pucat dan sianosis,
serta penurunan berat badan.

Hiperemesis gravidarum yang berat juga dapat membuat pasien tidak dapat makan atau
minum sama sekali, sehingga cadangan karbohidrat dalam tubuh ibu akan habis terpakai untuk
pemenuhan kebutuhan energi jaringan. Akibatnya, lemak akan dioksidasi. Namun, lemak tidak
dapat dioksidasi dengan sempuma dan terjadi penumpukan asam aseton-asetik, asam
hidroksibutirik, dan aseton, sehingga menyebabkan ketosis. Salah satu gejalanya adalah bau
aseton pada napas. Pada pemeriksaan laboratorium pasien dengan hiperemesis gravidarum dapat
diperoleh peningkatan relatif hemoglobin dan hematokrit, hiponatremia dan hipokalemia, benda
keton dalam darah dan proteinuria (Gunawan, Manengkei dan Ocviyanti, 2011).

Pada hiperemesis gravidarum muntah dapat berkepanjangan, sering dan parah. Kadar
seng plasma meningkat, kadar tembaga menurun dan kadar magnesium tidak berubah. Temuan-
temuan awal menyatakan bahwa sepertiga wanita dengan hiperemesis memperlihatkan
elektroensefaiogram (EEG) yang abnormal. Dapat terjadi berbagai tingkatan gagal ginjal akut
akibat dehidrasi. Penyulit yang mengancam nyawa akibat muntah yang terus menerus antara lain
ruptur esofagus, pneumothoraks dan pneudiastinum (Cunningham, 2012).

Akibat defisiensi tiamin (B|) akan menyebabkan terjadinya diplopia, paisi nervus ke-6,
nistagmus, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak segera ditangani, akan terjadi psikosis
KorsakotT (amnesia, menurunnya kemampuan untuk beraktivitas), ataupun kematian. Penurunan
berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian gangguan pertumbuhan janin dalam rahim
(Prawirohardjo, 2011).

BAB III

STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PATOLOGI PADA NY "Y" UMUR 19 TAHUN


G1P0000 UK 16 MINGGU 4 HARI DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE I DI
RSUD MANGUSADA BADUNG

No.Register : 46xxxx
Tanggal Masuk : 11 Mei 2020, Pukul 11.00 wita
Tanggal Pengkajian : 11 Mei 2020, Pukul 11.00 wita
Nama Pengkaji : Ni Made Krismonita Dwi Sujani

A. Data Subjektif

Identitas

Ibu : Ny. U Ayah : Tn. I


Umur : 19 Tahun Umur : 21 Tahun
Agama : Hindu Agama : Hindu
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : wiraswasta

Alamat : Jl. Batur Barisan Gg. I Alamat : Jl. Batur Barisan


No. 1 Gg. I No. 1
No. HP : 087746053xxx No.Hp : 083115113xxx
Jaminan : BPJS Jaminan : BPJS
kesehatan kesehatan
1. Keluhan alasan memeriksakan diri:

Ibu mengeluh mengalami mual dan muntah yang hebat. Sering mengalami muntah di
pagi hari. Pada hari-hari sebelumnya ibu hanya muntah sekitar 5 kali dalam sehari dan tidak
merasakan nyeri ulu hati. Namun hari ini ibu mengatakan dari ia bangun sampai pukul 11.00
wita ibu mengalami muntah sampai lebih dari 7 kali dan mengalami nyeri ulu hati. Ibu juga
mengatakan tidak nafsu makan dan sering memuntahkan makanannya kembali apalagi makanan
yang memiliki bau menyengat.

2. Riwayat Menstruasi

Menarche Umur 15 tahun

Siklus Haid Teratur

Sifat darah Encer

HPHT : 15-01-2020

Volume darah : 3x ganti pembalut/hari

Lama Haid : 5-6 hari

Keluhan saat Haid: disminore ringan

TP: 22-10-2020

3. Riwayat Pernikahan

Ibu mengatakan ini pernikahan pertamanya dan sudah menikah selama 1 tahun. Suami berumur
21 tahun, ini merupakan pernikahan yang pertama bagi keduanya.

4. Riwayat Kehamilan dan Persalinan sebelumnya

Hamil ini, ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya dan tidak pernah abortus.

5. Riwayat Hamil Ini

Status imunisasi Ibu TT5

Obat/suplemen yang dikonsumsi: asam folat dan Fe

Ichtisar pemeriksaan sebelumnya: Ibu melakukan pemeriksaan di Bidan Praktik Mandiri dan
SPOG untuk melakukan USG.

6. Riwayat Pemakaian Kontrasepsi : Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat


kontrasepsi
7. Riwayat Kesehatan Ibu:

Ibu tidak memiliki penyakit anemia yang ditandai dengan pusing dan perasaan mual. Ibu
mengatakan tidak pernah atau tidak sedang menderita penyakit kardiovaskuler, asma, hipertensi,
epilepsi, DM, TORCH, Hepatitis, Penyakit Menular Seksual, Tumor, Kista, Mioma maupun
kanker. Ibu juga mengatakan tidak ada penyakit keluarga yang menurun seperti kanker, asma,
hipertensi, epilepsy, DM, alergi, hepatitis dan penyakit jiwa.

8. Riwayat Psikososial

Ibu merasa khawatir akan kehamilannya karea usia yang masih muda. Ibu takut akan proses
persalinannya kelak. Kehamilan ini merupakan kehamilan yang tidak direncanakan ibu.

9. Pola Kebiasaan sehari-hari

a.Pola Nutrisi dan Hidrasi

Ibu mengatakan berat badan sebelum hamil 65 kg. Sebelum hamil ibu makan 3 kali sehari
dengan menu nasi lauk dan sayur, ibu minum air putih ± 5 gelas setiap hari. Sejak ibu
mengetahui kehamilannya ibu mual dan muntah terus menerus dan sejak 2 hari yang lalu
frekuensi muntahnya semakin sering.

b. Eliminasi

Sebelum hamil ibu BAB 1 kali sehari. Selama hamil ibu BAB 1 Kali sehari konsistensi agak
keras. Sebelum hamil ibu BAK 5 kali sehari. Selama hamil ibu BAK 3 kali sehari warna
kekuningan.

c.Istirahat

Ibu tidur ±6-7 jam setiap malam hari. Kadang-kadang ibu tidur ± 1 jam pada siang hari

d. Kegiatan sehari-hari

Sebelum mengetahui kehamilannya ibu mengurus pekerjaan rumah sendiri. Setelah mengetahui
kehamilannya pekerjaan rumah dibantu dikerjakan oleh ibu mertuanya. Namun semenjak ibu
mual muntah yang hebat, aktivitasnya terganggu.

e. Hubungan Seksual

Ibu mengatakan berhubungan seksual 2 kali dalam seminggu


B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : Lemah

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tinggi Badan : 158 cm

d. BB sekarang : 63 kg

e. Lila: 26 cm

f. Pemeriksaan Tanda-tanda vital

1).Tekanan Darah: 110/70 mmHg

2). Nadi: 98x/menit

3). Suhu: 36,7° C, aksila

4). Pernapasan: 20x/menit, teratur

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala: Rambut bersih, tidak rontok, tidak ada kutu, tidak ada ketombe tidak ada benjolan,
tidak ada nyeri tekan.

b. Wajah:Tampak pucat, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan

c. Mata: Tampak cekung, konjungtiva pucat, sklera putih

d. Hidung: Tidak ada polip, tidak ada sekret, tidak ada pengeluaran darah, tidak ada benjolan,
tidak ada nyeri tekan

e. Telinga: Pada kedua telinga terdapat serumen namun sedikit, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan, tidak ada nyeri tarik.

f. Mulut: Bibir lembab, tidak ada stomatitis, gusi merah muda, tidak ada gusi berdarah, tidak ada
gigi berubang, hyegine mulut secara umum baik.

g. Leher: Tidak ada benjolan, tidak pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis

h. Kulit: turgor kulit lambat untuk kembali, kulit kering

i. Payudara: Puting menonjol, tampak hiperpigmentasi areola, tidak ada nyeri tekan, massa dan
benjolan, pengeluaran ASI belum ada.
j.Abdomen: Tidak ada luka bekas operasi, tampak striae alba, tampak linea nigra,

DJJ belum terdengar dengan laenec, peristaltic usus terdengar

Leopold I: TFU pertengahan pusat-simpisis

Leopold II: Ballotement

Leopold III: Ballotement

Leopold IV: Ballotement

Terdapat nyeri tekan epigastrum, tidak teraba massa abdomen dan lien hepar tidak teraba.

k. Genetalia

Tidak ada varices, tampak lembab, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini, tidak ada pelepasan
lendir dan darah, tidak ada oedema

l. Ekstremitas: Tidak ada varices, kaki kanan dan kiri simetris, tangan kiri dan kanan simetris,
tidak ada pitting oedema, reflex patella (+/+)

3. Pemeriksaan USG

Oleh dokter Obgyn: dr. T.D

Tanggal 11 Mei 2020

Jenis Kehamilan: Tunggal

Keadaan Janin: Hidup

Letak Kehamilan: Intrauterin

Letak Plasenta: Fundus Uteri

Usia Kehamilan: 16 minggu 4 hari

HTP: 22-10-2020

DJJ: 140x/menit

4. Pemeriksaan Laboratorium

Protein Urin: Negatif

Glukosa: Negatif

HB: 11 gr/dl
C. Analisa

Ny "Y" umur 19 tahun G1P0000 UK 16 minggu 4 hari dengan Hiperemesis Gravidarum grade I

D. Penatalaksanaan

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu, Ibu mengerti dengan apa yang disampaikan

2. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, Ibu bersedia mengikuti anjuran untuk
beristirahat yang cukup.

3. Menjelaskan bahwa mual dan muntah adalah hal yang fisiologis terjadi pada kehamilan,
utamanya pada kehamilan muda, Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan merasa
tenang

4. Menganjurkan ibu untuk minum air putih yang banyak, Ibu bersedia mengikuti anjuran untuk
minum air putih yang banyak

5. Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan berlemak dan makanan yang berbau
menyengat, Ibu bersedia mengikuti anjuran

6. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi air jahe untuk mengurangi mual, ibu paham dan
bersedia mengikuti anjuran

7. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering, Ibu bersedia mengikuti anjuran 8.
Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang hangat atau yang benar-benar dingin, Ibu
bersedia mengikuti anjuran

9. Menganjurkan ibu untuk tetap berdo"a dan melaksanakan ibadah, Ibu bersedia mengikuti
anjuran

10. Memberikan vitamin B6 (pyridoxine) dengan dosis 2 x 1, ibu bersedia untuk rutin
mengkonsumsi vitamin

11. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang, atau sewaktu-waktu bila ada keluhan, Ibu paham

BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

Hiperemesis gravidarum merupakan suatu masalah yang terjadi pada triwulan pertama,
dan kadang-kadang dapat berlangsung terus selama kehamilan yang ditandai dengan mual
muntahyang berlebihan sehingga dapat terjadi dehidrasi dan aseton urine serta gangguan
kesehatan. Penyebab dari hipertensi gravidarum belumdapat diketahui dengan pasti, namun
terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi yaitu faktor predesposisi, faktor organik dan
faktor psikologi. Tindakan pertama yang perlu diperhatikan dalam penanganan masalah
hiperemesis gravidarum adalah menentukan tingkat penyakit berdasarkan gejajagejala klinik
yang ada yaitu ringan, sedang atau berat dan segera mengganti cairan yang keluar akibat muntah
yang hebat. Pada penderita hiperemesis gravidarum perlu dilakukan kolaborasi untuk pemberian
obat yang dapat mengatasi muntah dan rasa nyeri pada ulu hati. Hiperemesis gravidarum jika
diberikan penanganan yang lebih baik dan lebih awal akan lebih cepat mengatasi morbiditas dan
dapat mencegah terjadinya mortalitas bagi ibu dan janin.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat mengemukakan beberapa saran sebagai
berikut :

1. Saran bagi ibu hamil.

a. Diharapkan klien (ibu hamil) dapat segera memeriksakan dirinya sejak merasa dirinya hamil.

b. Diharapkan ibu hamil rajin memeriksakan diri selama hamil dan bersedia melaksanakan
nasehat serta anjuran yang di berikan oleh petugas kesehatan.

2. Saran petugas kesehatan Sebagai seorang bidan diharapkan dapat mengetahui tanda dan gejala
hiperemesis gravidarum sehingga dapat mendeteksi lebih awal tanda dan gejala hiperemesis
gravidarum dan dapat nengambil keputusan klinik yang tepat.

3. Saran bagi institusi pendidikan Diharapkan setiap institusi pendidikan dapat meningkatkan
dan mengembangkan metode pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan dalam memecahkan
masalah kebidanan.

Daftar pustaka

Lindsey K. Jennings, Heba Mahdy. July 31, 2023. “ hyperemesis gravidarum”. National library
of medicine.

A Arum Ratnaningtyas. 2021. “Hiperemesis gravidarum”. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

Um-palembang. Juli 2018. “ factor factor yang berhubungan dengan hyperemesis gravidarum”.

http://repository.unimus.ac.id/2619/6/LTA%20BAB%20V.pdf

Anda mungkin juga menyukai