Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Media Laboran, Volume 10, Nomor 2, November 2020

GAMBARAN NILAI HEMATOKRIT METODE MAKROHEMATOKRIT


DENGAN MENGGUNAKAN DARAH VENA PADA PENYAKIT TUBERKULOSIS DI
BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BBKPM) MAKASSAR

Jurnal Syarif1, Iga Ayuningsih2


1
Prodi D-III Analis Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia Timur
Jl.Abdul Kadir No.70, Makassar
e-mail: jurnalsyarif7981@gmail.com
2
Prodi D-III Analis Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia Timur
Jl.Abdul Kadir No.70, Makassar
e-mail: jurnalsyarif7981@gmail.com

ABSTRACT
This research is motivated by the desire of researchers to know the description of
the hematocrit value in tuberculosis. The purpose of this study was to determine and
determine the description of the hematocrit value of the macrohematocrit method
using 10 samples of venous blood in tuberculosis. This study uses the
macrohematocrit method and is presented in a quantitative descriptive form. Based
on the results of research conducted on 10 samples of tuberculosis, it can be
concluded that the hematocrit value below normal consists of 6 people and normal 4
people. For further researchers to be able to conduct research using automatic tools
that are more sophisticated and have a smaller error rate and fast and accurate
inspection time.

Keywords: Tuberculosis, Hematokrit

PENDAHULUAN
Tuberkulosis adalah suatu dengan perhitungan populasi 26 juta,
penyakit infeksi yang disebabkan oleh baru mencapai 28 %.
Mycobacterium tuberkulosis dan Tuberkulosis merupakan penyakit
bersifat menular lama yang masih menjadi pembunuh
(Christian,2009;Storla, 2009). WHO terbanyak di antara penyakit menular.
menyatakan bahwa sepertiga Dunia pun masih belum bebas dari
penduduk dunia telah terinfeksi kuman TBC. Berdasarkan laporan WHO 2017
tuberkulosis. Di Indonesia diperkirakan ada 1.020.000 kasus di
pemberantasan penyakit tuberkulosis Indonesia, namun baru terlaporkan ke
telah dimulai sejak tahun 1950 dan Kementrian Kesehatan sebanyak
sesuai rekomendasi WHO sejak tahun 420.000 kasus.
1986 regimen pengobatan yang Berdasarkan global tuberkulosis
semula 12 bulan diganti dengan kontrol tahun 2011 angka prevalensi
pengobatan selama 6-9 bulan. Strategi semua tipe tuberkulosis adalah
pengobatan ini disebut DOTS (Directl sebesar 289 per 100.000 penduduk
Observed Treatmen Short Course atau sekitar 690.000 kasus.Insidensi
Chemotherapy). Cakupan pengobatan kasus baru tuberkulosis dengan BTA
dengan strategi DOTS tahun 2000 positif sebesar 189 per 100.000
penduduk atau sekitar 450.000 kasus.

17
Jurnal Media Laboran, Volume 10, Nomor 2, November 2020

Kematian akibat tuberkulosis di luar dibandingkan dengan data tahun


HIV sebesar 27 per 100.000 penduduk 1990.Angka prevalensi TB yang pada
atau 182 orang per hari. Menurut tahun 1990 sebesar 443 per 100.000
laporan WHO tahun 2013, Indonesia penduduk, pada tahun 2015
menempati urutan ketiga jumlah kasus ditargetkan menjadi 280 per 100.000
tuberkulosis setelah India dan China penduduk.Berdasarkan hasil survey
dengan jumlah sebesar 700.000 prevalensi TB Tahun 2013, prevalensi
kasus. Angka kematian masih sama TB paru smear positif per 100.000
dengan tahun 2011 sebesar 27 per penduduk umue 15 tahun ke atas
100.000 penduduk, tetapi angka sebesar 257.
insidennya turun menjadi 185 per Penyakit ini di Indonesia
100.000 penduduk tahun 2012 (WHO, kembali muncul sebagai penyebab
2013). kematian utama setelah penyakit
Jumlah penderita penyakit jantung dan seluruh pernafasan. Hasil
tuberkulosis (TB) di Indonesia masih Survey Kesehatan Rumah Tangga
terbilang tinggi. Bahkan, saat ini (SKRT) tahun 1996 menunjukkan
jumlah penderita tuberkulosis di bahwa tuberkulosis merupakan
Indonesia menempati peringkat empat penyebab kematian nomor 3 setelah
terbanyak untuk penderita tuberkulosis penyakit kardiovaskuler dan penyakit
setelah China, India, dan Afrika saluran pernapasan pada semua
Selatan. Tapi, itu karena sesuai golongan usia (Drs. H Akhsin Zulkoni
dengan jumlah penduduknya yang M Si, 2010).
juga banyak, “ kata Direktur Jenderal Jumlah penderita penyakit
Pengawasan penyakit dan tuberkulosis (TB) di Sulsel masih
Pengelolaan Lingkungan (P2PL) tinggi. Berdasarkan data Dinas
Kementrian Kesehatan RI Tjandra Kesehatan (DINKES) provinsi, pada
Yoga Aditama disela-sela acara forum 2011, penderita penyakit menular ini
stop tuberkulosis Partnership Kawasan mencapai 8.939 kasus angka ini
Asia Tenggara, Pasifik Barat, dan meningkat signifikan disbanding tahun
Mediterania Timur. sebelumnya yang hanya 7.783 kasus.
Dalam laporan WHO tahun Kabupaten Takalar menduduki
2013 diperkirakan terdapat 8,6 juta peringkat pertama dalam jumlah kasus
kasus TB pada tahun 2012 dimana 1,1 dengan pertumbuhan penderita
juta orang (13%) di antaranya adalah tuberkulosis di atas 109%, menyusul
pasien dengan HIV posiif. Sekitar 75% Pare-Pare 79%, Pinrang 75%, disusul
dari pasien tersebut berada di wilayah Makassar 70% dan terendah
Afrika, pada tahun 2012 diperkirakan Kabupaten Luwu 33% serta Jeneponto
terdapat 450.000 orang yang 36%. Di kota Makassar, jumlah kasus
menderita TB MDR dan 170.000 di yang suspek tuberkulosis sekitar
antaranya meninggal dunia. Pada 13.701, BTA (+) sekitar 1.737 kasus,
tahun 2012 diperkirakan proporsi kambuh sekitar 92 kasus (Dinkes prov.
kasus TB anak di antara seluruh kasus Sulsel, 2011).
TB secara global mencapai 6% atau Pasien tuberkulosis positif di
530.000 pasien TB paru smear positif Balai Besar Kesehatan Paru
per 100.000 penduduk umur 15 tahun Masyarakat Makassar Provinsi
ke atas sebesar 257. Sulawesi Selatan di Makassar pada
Indonesia berpeluang mencapai tahun 2016 yaitu 499 penderita
penurunan angka kesakitan dan sedangkan pada tahun 2017 terdiri
kematian akibat TB menjadi dari 344 penderita.
setengahnya di tahun 2015 jika

18
Jurnal Media Laboran, Volume 10, Nomor 2, November 2020

Hematokrit (Ht) adalah volume Tahap ini meliputi persiapan


sel darah merah yang ditemukan di alat dan bahan yang akan
dalam 100 mL darah, dihitung dalam digunakan dalam penelitian.
persentase.Pengukuran ini merupakan
peresentase sel darah merah dalam 2. Tahap Analitik
darah setelah specimen dicentrifuge Tahap analitik meliputi
(Kee, D’Hiru dalam Herawati, 2016). pengambilan sampel, penyiapan
Nilai hematokrit atau “volume sel sampel
packed” adalah suatu istilah yang 3. Tahap Pasca Analitik.
artinya presentase berdasarkan Menghitung Nilai normal
volume dari darah, yang terdiri dari hematokrit
sel-sel darah merah.
Pemeriksaan hematokrit HASIL DAN DISKUSI
merupakan salah satu dari sekian Berdasarkan hasil penelitian
banyak tes laboratorium.Nilai yang dilaksanakan pada tanggal 31
hematokrit adalah volume eritrosit Juli s/d 8 Agustus 2018 di Balai Besar
dalam 100 mL darah yang dinyatakan Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM)
dalam % volume darah.Biasanya nilai Makassar Tahun 2018 diperoleh hasil
hematokrit ditentukan dengan darah sebagai berikut.
kapiler atau darah vena
(Gandasoebrata R, 2010). Tabel 1 Hasil Pemeriksaan
Adapun rumusan masalah Hematokrit Metode
dalam penelitian ini adalah Bagaimana Makrohematokrit
gambaran nilai hematokrit metode No Kode JK Umur Hasil Ket
Sampel (Tahun) Hematokrit
makrohematokrit pada penyakit (%)
tuberkulosis di Balai Besar Kesehatan 1 A L 48 37 Rendah
2 B L 47 34 Rendah
Paru Masyarakat Makassar?. Adapun 3 C L 53 35 Rendah
tujuan dari penelitian ini adalah untuk 4 D P 65 38 Normal
5 E L 20 37 Rendah
mengetahui gambaran nilai hematokrit 6 F L 47 39 Rendah
metode makrohematokrit pada 7 G P 24 41 Normal
penyakit tuberkulosis di Balai Besar 8 H L 35 40 Normal
9 I L 26 45 Normal
Kesehatan Paru Masyarakat Makassar 10 J L 26 36 Rendah
Sumber : Data Primer (2018)
METODE
Penelitian ini merupakan Dari hasil penelitian yang
penelitian deskriptif kuantitatif untuk terdapat pada tabel diatas, didapatkan
melihat dan memantau gambaran nilai hasil nilai hematokrit yang rendah
hematokrit pada penderita penyakit
adalah 6 sampel (60%) dan hasil nilai
tuberkulosis dengan sampel yang
diperiksa langsung menggunakan hematokrit yang normal adalah 4
metode makrohematokrit. Penelitian ini sampel (40%). Pada jenis kelamin laki-
dilaksanakan pada tanggal 31 Juli–8 laki terdapat 6 sampel (60%) hasil nilai
Agustus 2018. hematokrit yang rendah, 2 sampel
Prosedur dalam penelitian ini (20%) yang normal, sedangkan 2
meliputi Tahap Pra analitik, analitik, sampel (20%) pada jenis kelamin
dan pasca analitik
perempuan nilai hematokrit yang
1. Tahap Pra Analitik normal.

19
Jurnal Media Laboran, Volume 10, Nomor 2, November 2020

Hematokrit (Ht) adalah volume dapat disebabkan karena proses


sel darah merah yang ditemukan di infeksi bakteri.
dalam 100 mL darah, dihitung dalam Dari hasil penelitian yang
persentase. Pengukuran ini dilakukan, didapatkan hasil
merupakan peresentase sel darah pemeriksaan 6 sampel dengan nilai
merah dalam darah setelah specimen hematokrit yang rendah sedangkan 4
dicentrifuge Pada penelitian ini sampel sampel dengan nilai hematokrit yang
yang digunakan adalah sampel darah normal. Hal ini disebabkan oleh pasien
EDTA dari pasien rawat jalan dibagian yang diteliti semua masuk kategori
hematologi laboratorium Balai Besar baru didiagnosa oleh dokter dan
Kesehatan Paru Masyarakat Makassar dinyatakan positif tuberkulosis setelah
untuk mengetahui hasil hematokrit pemeriksaan melalui sampel
menggunakan metode dahak/sputum. Hal ini juga
makrohematokrit. berhubungan dengan terjadinya
Penetapan kadar hematokrit penyakit anemia oleh penyakit
dengan cara manual dapat dilakukan tuberkulosis, dimana proses
dengan metode makrohematokrit atau terbentuknya eritrosit (eritropoiesis)
metode mikrohematokrit. mengalami gangguan oleh adanya
Pada penelitian ini penyakit tuberkulosis yang
menggunakan metode menyebabkan terjadinya di mediator
makrohematokrit dengan inflamasi, sehingga masa hidup
menggunakan tabung wintrobe yang eritrosit didalam tubuh akan berkurang
mempunyai diameter dalam 2,5-3 mm, dan diperparah lagi oleh adanya
panjang 110 mm dengan skala interval gangguan metabolisme zat besi dan
1 mm sepanjang 100 mm dan asupan zat gizi dari pasien tersebut.
volumenya adalah 1 mL. cara
KESIMPULAN
makrohematokrit jarang digunakan
Berdasarkan hasil yang
karena membutuhkan sampel yang
diperoleh dari penelitian di Balai Besar
banyak dan waktu yang lama.
Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM)
Dari hasil penelitian yang telah
Makassar, maka dapat disimpulkan
dilakukan diperoleh hasil, yakni nilai
bahwa nilai hematokrit pada 2 pasien
hematokrit pada kode sampel A 37%,
wanita positif tuberkulosis adalah
sampel B 34%, sampel C 35%, sampel
normal, sedangkan nilai hematokrit
D 38%, sampel E 37%, sampel F 39%,
pada 6 pasien laki-laki positif
sampel G 41%, sampel H 40%,
tuberkulosis adalah tidak normal dan 2
sampel I 45%, sampel J 36%. Dari
sampel lain hasilnya normal.
hasil tersebut maka dapat diketahui
nilai hematokrit pada penyakit DAFTAR PUSTAKA
tuberkulosis positif pada wanita D’Hiru. (2013). Live Blood Analysis.
hasilnya normal. Sedangkan pada laki- Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
laki ada yang normal dan ada yang Utama
tidak normal. Menurunnya nilai
hematokrit pada penyakit tuberkulosis

20
Jurnal Media Laboran, Volume 10, Nomor 2, November 2020

Gandasoebrata, R. (2007). Penuntun


Laboratorium Klinis. Dian
Rakyat. Jakarta.

Gandasoebrata, R. (2010). Penuntun


Laboratorium Klinik, Cetakan ke
16.Jakarta : Dian Rakyat.

John, Crofton. (2002). Tuberkulosis


Klinis. Jakarta : Widya Medika.

John, Crofton. (2013). Tuberkulosis


Klinis. Jakarta : Widya Medika.
Kiswari, Rukman. (2014). Hematologi
dan Transfusi. Jakarta :
Erlangga.

M. sofro, Abdul Salam. (2012). Darah.


Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar


Asuhan Keperawatan Klien
Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta : Salemba
Medika.

Nugraha, Gilang. (2015). Panduan


Pemeriksaan laboratorium
Hematologi Dasar. Jakarta
Timur : CV Trans Info Media.

Pearce. (2009). Penuntun Hematologi.


Penerbit Universitas Airlangga
Surabaya.

Sutedjo. (2014). Buku Saku Mengenal


Penyakit Melalui Pemeriksaan
Hasil Laboratorium Edisi Revisi.
Yogyakarta : Amara Books.

Syaifuddin. (2009). Anatomi Fisiologi.


Jakarta : Bima Putra Angkasa.

21

Anda mungkin juga menyukai