Anda di halaman 1dari 16

PERUSAHAAN DAGANG: SISTEM PERIODIK (FISIK) BAB 11

PERUSAHAAN DAGANG: SISTEM PERIODIK (FISIK)

1. KONSEP DASAR
Jika sifat barang dagangan (BD) menjadikan penerapan sistem perpetual dirasa
sangat sulit maka perusahaan dapat menerapkan sistem pencatatan periodik atau juga
lazim disebut sistem fisik. Menerapkan sistem periodik, pencatatan di akun PBD dan akun
KBT dilakukan secara periodik, biasanya ketika hendak menyusun laporan keuangan.
Transaksi-transaksi BD selama periode berjalan dicatat di akun-akun yang dibentuk
khusus. Sebagai contoh, transaksi pembelian BD ditampung di akun Pembelian. Oleh
karena pencatatan ke akun PBD dan KBT dilakukan periodik maka saldo kedua akun
tersebut tidak selalu mencerminkan besaran yang sesungguhnya. Saldo akun PBD lazim
menunjukkan besaran PBD di awal periode, dan akun KBT baru terbentuk ketika
dilakukan penyesuaian atas akun PBD. Peraga 11.1 menyajikan beberapa akun yang
lazim dibentuk dalam sistem pencatatan periodik.

Peraga 11.1: Nama dan Karakteristik Akun di Sistem Perpetual


Nama Akun Deskripsi dan Karakteristik Utama
Persediaan barang Akun ini dicatat secara periodik, lazimnya melalui pencatatan penyesuai
dagangan (PBD) dalam rangka penyusunan laporan keuangan.
Kos barang terjual (KBT) Akun ini dibentuk secara periodik, lazimnya melalui pencatatan penyesuai.
Pembelian Merupakan akun untuk mencatat transaksi-transaksi pembelian BD.
Retur pembelian Merupakan akun untuk mencatat transaksi retur pembelian BD.
Merupakan akun untuk mencatat transaksi pengurangan harga pembelian
Pengurangan pembelian
BD.
Potongan pembelian Merupakan akun untuk mencatat transaksi penerimaan potongan pembelian
Merupakan akun untuk mencatat pengeluaran berupa ongkos angkut
Biaya angkut pembelian
pembelian BD jika ketentuannya adalah FOB shipping point.
Penjualan Merupakan akun untuk mencatat transaksi penjualan BD.
Retur penjualan Merupakan akun untuk mencatat transaksi retur penjualan BD.
Merupakan akun untuk mencatat transaksi pemberian pengurangan harga
Keringanan penjualan
penjualan BD.
Potongan penjualan Merupakan akun untuk mencatat transaksi pemberian potongan penjualan.

2. SISTEM PERIODIK: TRANSAKSI PEMBELIAN


Pembelian BD meliputi transaksi pembelian itu sendiri, pengakuan ongkos angkut
pembelian (dengan ketentuan FOB shipping point), retur pembelian, keringanan harga
pembelian, dan pelunasan (termasuk potongan pembelian, jika ada). Beberapa akun
dibentuk untuk mencatat beragam transaksi pembelian BD yang bermanfaat dalam
penyusunan laporan penghitungan KBT. Selanjutnya, buku ini membentuk dua akun yang
terpisah, yaitu akun Retur pembelian untuk menampung transaksi retur pembelian, dan
akun Keringanan pembelian untuk menampung transaksi keringanan pembelian.
www.akuntamatika.com 207
PERUSAHAAN DAGANG: SISTEM PERIODIK (FISIK) BAB 11

Transaksi 1: 1 Nov.: Membeli BD berupa 10 handphone Nokia dengan harga


Rp1.000.000/unit tunai, FOB shipping point. Pembelian melalui online
1/11 Pembelian Rp10.000.000
Kas Rp10.000.000
(Periodik: Pembelian BD - HP, tunai)

Transaksi 2: 2 Nov.: Membeli 5 HP merk Samsung Rp1.500.000/unit (2/10, n/30),


FOB destination, secara kredit.
2/11 Pembelian Rp7.500.000
Utang dagang Rp7.500.000
(Periodik: Pembelian BD - HP, kredit)

Transaksi 3: 3 Nov.: Membeli 20 pulsa Rp100.000/kartu (2/10, n/30) kredit.

3/11 Pembelian Rp2.000.000


Utang dagang Rp2.000.000
(Periodik: Pembelian BD - pulsa, kredit)

Transaksi 4: 4 Nov.: Membayar ongkos angkut pembelian handphone Rp200.000


atas pembelian 1 November (lihat Transaksi 1).
4/11 Biaya angkut pembelian Rp200.000
Kas Rp200.000
(Periodik: Pembayaran ongkos angkut FOB shipping point)

Transaksi 5: 5 Nov.: Membeli tunai 15 handphone bekas harga Rp400.000/buah.


5/11 Pembelian Rp6.000.000
Kas Rp6.000.000
(Periodik: Pembelian BD - handphone bekas, tunai)

Transaksi 6: 6 Nov.: Melunasi utang Rp7.500.000 dari transaksi tanggal 02


November (lihat Transaksi 2) dan mendapatkan potongan 2/10, n/30.
6/11 Utang dagang Rp7.500.000
Potongan pembelian Rp150.000
Kas Rp7.350.000
(Periodik: Pelunasan utang di periode potongan pembelian)

Transaksi 7: 7 Nov.: Meminta keringanan harga Rp100.000 terkait transaksi 3


Agustus (Transaksi 3). Permintaan disetujui penjual sehingga
perusahaan dapat mengurangi utang dagangnya.
7/11 Utang dagang Rp100.000
Pengurangan pembelian Rp100.000
(Periodik: Pengakuan pengurangan harga pembelian dari transaksi kredit)

www.akuntamatika.com 208
PERUSAHAAN DAGANG: SISTEM PERIODIK (FISIK) BAB 11

Transaksi 8: 13 Nov.: Mengembalikan 1 unit handphone Nokia senilai Rp1.000.000


dari transaksi tanggal 1 (lihat Transaksi 1) ke rekanan karena rusak.
Retur tersebut telah diterima oleh rekanan, dan langsung dilakukan
pembayarannya via transfer bank.
13/11 Kas Rp1.000.000
Retur pembelian Rp1.000.000
(Periodik: Retur pembelian, tunai)

Transaksi 9: 17 Nov.: Melunasi utang dari transaksi tanggal 3 November (lihat


Transaksi 2). Sebagai catatan, perusahaan memperoleh pengurangan
harga pembelian (lihat Transaksi 7).

17/11 Utang dagang Rp1.900.000


Kas Rp1.900.000
(Periodik: Pelunasan utang setelah tenggat waktu potongan pembelian)

3. SISTEM PERIODIK: TRANSAKSI PENJUALAN


Penjualan BD meliputi transaksi penjualan itu sendiri, pengakuan ongkos pengiriman
barang (dengan ketentuan FOB destination), retur penjualan, pengurangan harga
penjualan, dan pelunasan (termasuk potongan penjualan, jika ada). Menggunakan sistem
periodik, pencatatan terjadinya perubahan dari PBD menjadi KBT tidak dilakukan selama
periode berjalan sehingga jenis metode penentuan kos tidak mempengaruhi dalam
pencatatan penjualan BD selama periode berjalan.
Beberapa akun, seperti misalnya akun Retur penjualan, Pengurangan penjualan,
dan Potongan penjualan, dibentuk sebagai akun kontra dari akun Penjualan agar dapat
menyajikan informasi yang lebih baik terkait dengan proses penjualan di perusahaan
dagang. Disamping itu, lazimnya dibentuk akun Beban pengiriman penjualan untuk
menampung ongkos pengiriman penjualan BD jika transaksi menggunakan ketentuan
FOB destination. Akuntansi sejauh ini memperlakukan ongkos pengiriman penjualan ini
sebagai beban operasional, bukan merupakan akun kontra dari akun Penjualan.
Sebagian besar buku teks membentuk satu akun Retur dan pengurangan penjualan
untuk menampung dua jenis transaksi retur dan transaksi pengurangan harga penjualan.
Buku ini membentuk dua akun yang terpisah. Melanjutkan ilustrasi sebelumnya, berikut ini
pencatatan atas transaksi-transaksi penjualan BD di perusahaan dagang ADIL seandainya
menerapkan sistem periodik.

Transaksi 10: 20 Nov.: Menjual tunai 5 unit handphone (HP) Nokia dengan harga jual
Rp1.200.000/unit, FOB destination. Menggunakan metode Identifikasi
khusus, diketahui KBT handphone tersebut adalah Rp1.020.000/unit.

20/11 Kas Rp6.000.000


Penjualan Rp6.000.000
(Periodik: Penjualan BD – HP Rp1.200.000/unit, tunai)

www.akuntamatika.com 209
PERUSAHAAN DAGANG: SISTEM PERIODIK (FISIK) BAB 11

Transaksi 11: 21 Nov.: Menjual secara kredit 3 unit handphone (HP) Samsung dengan
harga jual Rp1.600.000/unit (2/5,n/30), FOB shipping point.
Menggunakan metode Identifikasi khusus, KBT handphone diketahui
Rp1.470.000/buah.
21/11 Piutang dagang Rp4.800.000
Penjualan Rp4.800.000
(Periodik: Penjualan BD - HP, Rp1.600.000/unit, kredit)

Transaksi 12: 22 Nov.: Menjual 10 unit pulsa dengan harga jual Rp101.000/unit (2/5,
n/30). Menggunakan metode Identifikasi khusus, KBT pulsa diketahui
Rp95.000/unit.

22/11 Piutang dagang Rp1.010.000


Penjualan Rp1.010.000
(Periodik: Penjualan BD - pulsa Rp101.000/unit, kredit)

Transaksi 13: 23 Nov.: Mengakui pembayaran ongkos pengiriman BD Rp50.000 untuk


transaksi penjualan handphone ke pelanggan tertanggal 20 November
(lihat Transaksi 10).

23/11 Beban pengiriman penjualan Rp50.000


Kas Rp50.000
(Periodik: Pembayaran ongkos pengiriman penjualan, FOB destination)

Transaksi 14: 24 Nov.: Menjual tunai 5 unit handphone bekas dengan harga jual
Rp500.000/unit. Menggunakan metode Identifikasi khusus, KBT
handphone diketahui sebesar Rp400.000/buah.
24/11 Kas Rp2.500.000
Penjualan Rp2.500.000
(Periodik: Pembelian BD - HP, Rp500.000/unit, KBT Rp400.000/unit, tunai)

Transaksi 15: 25 Nov.: Menerima pelunasan piutang dagang dari pelanggan (lihat
Transaksi 11 tertanggal 21 November), dan memberikan potongan
sesuai ketentuan 2/5,n/30. Potongan penjualan ditampung di akun
khusus untuk itu.

25/11 Kas Rp4.704.000


Potongan penjualan Rp96.000
Piutang dagang Rp4.800.000
(Periodik: Pelunasan piutang di periode potongan penjualan)

www.akuntamatika.com 210
PERUSAHAAN DAGANG: SISTEM PERIODIK (FISIK) BAB 11

Transaksi 16: 26 Nov.: Menerima kembali (retur) 1 unit HP dari transaksi penjualan
tanggal 20 (lihat Transaksi 10; harga jual Rp1.200.000, KBT
Rp1.020.000). Karena kondisi HP masih seperti semula, handphone
tersebut dikembalikan ke gudang. Perusahaan telah menyetujui retur
penjualan ini, dan pengembalian uang akan dilakukan minggu depan
(diperlakukan sebagai utang). Perusahaan membentuk akun khusus
untuk mencatat retur penjualan, terpisah dari keringanan penjualan.
26/11 Retur penjualan Rp1.200.000
Utang dagang Rp1.200.000
(Periodik: Retur penjualan HP, pengembalian kas diakui sebagai utang)

Transaksi 17: 27 Nov.: Memberikan pengurangan harga kepada pelanggan dari


transaksi tertanggal 24 November (lihat Transaksi 14) sebesar
Rp75.000. Perusahaan membentuk akun khusus untuk mencatat
pengurangan penjualan, terpisah dari akun Retur penjualan.
Pembayaran dilakukan melalui transfer via bank hari ini.

27/11 Pengurangan penjualan Rp75.000


Kas Rp75.000
(Periodik: Pengurangan harga penjualan, tunai)

Transaksi 18: 28 Nov.: Menerima pelunasan dari transaksi tertanggal 22 November


(lihat Transaksi 12). Pelunasan dilakukan setelah tenggat waktu
potongan terlewat.

28/11 Kas Rp1.010.000


Piutang dagang Rp1.010.000
(Periodik: Pelunasan piutang setelah tenggat waktu potongan penjualan)

4. SISTEM PERIODIK: PELAPORAN INFORMASI KEUANGAN


Menerapkan sistem periodik, pencatatan atas transaksi BD selama periode berjalan
relatif praktis. Sebagai konsekuensinya, pada saat pelaporan keuangan perusahaan harus
melakukan beberapa pencatatan untuk menyesuaikan saldo akun PBD dan memindahkan
beberapa akun dalam rangka pembentukan akun KBT.

Penyiapan Laporan Keuangan


Teknik penghitungan saldo akun-akun BD dalam pembuatan daftar saldo percobaan
(DSP) dan pembuatan daftar saldo setelah penyesuaian (DSSP) sama seperti akun-akun
lainnya. Akun Pembelian dan akun Biaya angkut pembelian yang merupakan komponen
kos BD bersaldo normal debet, sedangkan akun-akun Retur pembelian, Keringanan
pembelian, dan Potongan pembelian sebagai akun kontra dari akun pembelian bersaldo
normal kredit. Di sisi lain, akun Penjualan bersaldo normal kredit, sedangkan akun-akun
\ Retur penjualan, Keringanan penjualan, dan Potongan penjualan bersaldo normal debet
karena akun-akun tersebut merupakan akun kontra dari akun penjualan.
www.akuntamatika.com 211
PERUSAHAAN DAGANG: SISTEM PERIODIK (FISIK) BAB 11

Terdapat dua langkah pencatatan penyesuai yang terkait BD di sistem periodik.


Langkah pertama, perusahaan melakukan penyesuaian terhadap akun PBD berdasar
hasil penghitungan fisik BD. Langkah kedua, akun-akun nominal yang merupakan
komponen harga perolehan dipindahkan ke akun KBT. Teknik pemindahan ini identik
dengan pencatatan penutup, yaitu mengkredit akun nominal yang bersaldo debet, dan
sebaliknya mendebet akun-akun yang bersaldo kredit.
Pencatatan penyesuai merupakan keharusan di sistem periodik, dan akun KBT
terbentuk di pencatatan penyesuai untuk menampung akun-akun nominal terkait
pembelian BD yang dibentuk selama periode berjalan.Terdapat beberapa cara untuk
melakukan pencatatan penyesuai. Satu teknik yang dipertimbangkan tepat adalah dengan
melakukan pencatatan penyesuaian secara sistematis dengan urutan sebagai berikut:
1) Memindahkan saldo awal di akun PBD ke akun KBT;
2) Mengakui nilai persediaan BD di akun PBD sesuai hasil penghitungan fisik;
3) Memindahkan saldo akun-akun Pembelian, Biaya angkut pembelian, Retur pembelian,
Pengurangan pembelian, dan Potongan pembelian ke KBT.

Ilustrasi A: 31 Des.: Saldo akun-akun yang terdapat di DSP bersaldo normal. Akun
PBD Rp13.000.000; Pembelian Rp370.000.000; Retur pembelian
Rp5.000.000; Pengurangan pembelian Rp10.000.000; Potongan
pembelian Rp11.000.000; dan Biaya angkut pembelian Rp12.000.000.
Penghitungan fisik atas persediaan BD di gudang per 31 Desember
2012 menunjukkan nilai PBD Rp6.000.000 (metode FIFO, misalnya).

Langkah Pertama: Menyesuaikan akun PBD

(a) Menutup saldo awal akun PBD ke KBT sebesar saldo di daftar saldo percobaan:
31/12 Kos barang terjual Rp13.000.000
Persediaan barang dagangan Rp13.000.000
(Pencatatan penyesuai: pemindahan saldo awal akun PBD ke KBT)

(b) Mencatat nilai PBD akhir periode sebesar hasil penghitungan fisik:
31/12 Persediaan barang dagangan Rp6.000.000
Kos barang terjual Rp6.000.000
(Pencatatan penyesuai: Pengakuan nilai persediaan akhir barang dagangan)

Langkah Kedua: Memindahkan akun-akun nominal yang merupakan komponen kos atau
harga perolehan barang terjual ke KBT

(c) Menutup akun-akun debet (Pembelian dan Biaya angkut pembelian) ke KBT:
31/12 Kos barang terjual Rp382.000.000
Pembelian Rp370.000.000
Biaya angkut pembelian Rp12.000.000
(Pencatatan penyesuai: Memindahkan akun-akun bersaldo debet ke KBT)

www.akuntamatika.com 212
PERUSAHAAN DAGANG: SISTEM PERIODIK (FISIK) BAB 11

(d) Menutup akun-akun bersaldo kredit (Retur pembelian, Pengurangan pembelian, dan
Potongan pembelian) ke akun KBT:
31/12 Retur pembelian Rp5.000.000
Pengurangan pembelian Rp10.000.000
Potongan pembelian Rp11.000.000
Kos barang terjual Rp26.000.000
(Pencatatan penyesuai: Memindahkan akun-akun bersaldo kredit ke KBT)

Setelah pencatatan penyesuai maka di daftar saldo setelah penyesuaian (DSSP)


terdapat saldo akun PBD sebesar hasil penghitungan fisik akhir periode Rp6.000.000, dan
akun KBT bersaldo Rp363.000.000 hasil penghitungan “PBD awal + Pembelian – Retur
pembelian – Pengurangan pembelian – Potongan pembelian + Biaya angkut pembelian –
PBD akhir” (Rp13.000.000 + Rp370.000.000 – Rp5.000.000 – Rp10.000.000 –
Rp11.000.000 + Rp12.000.000 – Rp6.000.000).

Penyusunan Laporan Keuangan


Perusahaan dagang yang menerapkan sistem periodik lazimnya menjabarkan
penghitungan kos barang terjual secara lebih detail berdasar pada informasi yang
diperoleh dari akun-akun yang dibentuk. Penghitungan KBT menjadi bagian dari laporan
laba/rugi. Peraga 11.2 menyajikan ilustrasi laporan laba/rugi di perusahaan dagang Adila
yang menerapkan sistem periodik.

Peraga 11.2: Laporan Laba/Rugi di Sistem Periodik (IIustrasi)

Perusahaan dagang Adila


Laporan Laba/Rugi untuk Periode 2012 (1 Jan. s/d 31 Des.)
Sistem Periodik
Penjualan bruto Rp509.000.000
Retur penjualan Rp5.000.000
Pengurangan penjualan Rp23.000.000
Potongan penjualan Rp8.000.000
(-) Total (Rp36.000.000)
Penjualan bersih Rp473.000.000
Persediaan BD awal Rp13.000.000
Pembelian bruto Rp370.000.000
(-) Retur Pembelian (Rp5.000.000)
(-) Pengurangan pembelian (Rp10.000.000)
(-) Potongan pembelian (Rp11.000.000)
Pembelian bersih Rp344.000.000
(+) Biaya angkut pembelian Rp12.000.000
(+) Pembelian selama 1 periode Rp356.000.000
Persediaan BD siap dijual Rp369.000.000
(-) Persediaan BD akhir (Rp6.000.000)
Kos barang terjual (KBT) (Rp363.000.000)
Laba bruto Rp110.000.000
(-) Beban-beban operasional (Rp85.000.000)
Laba bersih sebelum pajak Rp25.000.000
(-) Pajak penghasilan (Rp1.870.000)
Laba bersih setelah pajak Rp23.130.000

www.akuntamatika.com 213
PERUSAHAAN DAGANG: SISTEM PERIODIK (FISIK) BAB 11

Penyesuaian Melalui Akun ILR


Pencatatan penyesuai dan penutupan akun-akun nominal yang terkait dengan BD juga
dapat menggunakan akun ILR (Ikhtisar Laba/Rugi), sebagai ganti akun KBT. Terdapat dua
cara pencatatan, yaitu cara bruto dan cara netto.

Ilustrasi: Penghitungan fisik BD 31 Desember diketahui 60 kaleng oli Rp4.100.000. Saldo


awal akun PBD Rp2.000.000. Saldo beberapa di DSP: Pembelian Rp 68.000.000, Biaya
angkut pembelian Rp700.000, Retur pembelian Rp500.000, Pengurangan pembelian
Rp400.000, dan Potongan pembelian Rp300.000.
Alternatif 1: Cara ILR Bruto: Pencatatan penyesuai yang diperlukan:
31 Des ILR Rp2.000.000
PBD Rp2.200.000
(Pencatatan penyesuai – Periodik [cara ILR Bruto]: Menutup saldo PBD AWAL)
31 Des PBD Rp4.100.000
ILR Rp4.100.000
(Pencatatan penyesuai – Periodik – [cara ILR Bruto]: Mengakui penghitungan fisik PBD akhir)

Alternatif 2: Cara ILR Netto: Pencatatan penyesuai yang diperlukan:


31 Des PBD Rp2.100.000
ILR Rp2.100.000
(Pencatatan penyesuai – Periodik – FIFO [cara ILR Netto]: Mengakui Pembelian sebagai KBT)

Di Daftar saldo setelah penyesuaian terdapat akun ILR. Sementara itu, akun-akun
Pembelian, Retur pembelian, dll ditutup ke ILR melalui pencatatan penutup.

Penghitungan Persediaan BD Berbasis Catatan Akuntansi


Jika perusahaan tidak melakukan penghitungan fisik maka nilai moneter PBD dapat
dilakukan berdasar data akuntansi, terutama data tentang pembelian. Berikut ini contoh
penentuan nilai moneter PBD menggunakan sistem Periodik metode LIFO.

Transaksi pembelian BD perusahaan RAWAT bulan Januari adalah sebagai berikut:


1 Jan Persediaan awal 40 kaleng Rp50.000/kg Rp2.000.000
3 Jan Pembelian 30 kaleng Rp51.000/kg Rp1.530.000
4 Jan Pembelian 20 kaleng Rp52.000/kg Rp1.040.000
15 Jan Pembelian 100 kaleng Rp53.000/kg Rp5.300.000
28 Jan Pembelian 50 kaleng Rp49.000/kg Rp2.450.000
Barang dagangan yang terjual selama bulan Januari sejumlah 160 kaleng.

Dari informasi di atas dapat dinyatakan bahwa PBD di akhir 31 Januari (tanggal
pelaporan) sejumlah 80kg (240 kaleng – 160 kaleng). Menggunakan sistem Periodik
metode LIFO maka nilai moneter saldo PBD per 31 Januari adalah (40 kaleng x
Rp50.000) + (30 kaleng x Rp51.000) + (10 kaleng x Rp52.000) = Rp2.000.000 +
Rp1.530.000 + Rp520.000 = Rp4.050.000.

www.akuntamatika.com 214
PERUSAHAAN DAGANG: SISTEM PERIODIK (FISIK) BAB 11

KESIMPULAN

Penerapan sistem pencatatan periodik atau disebut sistem fisik lazim digunakan karena
pertimbangan kepraktisan. Dengan sistem periodik maka informasi tentang persediaan
barang dagangan dan juga informasi tentang kos barang dagangan yang telah terjual
diperbarui secara periodik yang lazimnya pada saat pelaporan informasi keuangan.
Secara teknis pencatatan pembelian BD ditampung di beberapa akun nominal, antara
lain akun Pembelian, Retur pembelian, Pengurangan pembelian, Potongan pembelian, dan
Biaya angkut pembelian. Akun Pembelian dan Biaya angkut pembelian bersaldo normal
debet, sedangkan akun Retur pembelian, Pengurangan pembelian, dan Potongan pembelian
bersaldo kredit karena merupakan akun kontra dari akun Pembelian. Selanjutnya, ketika
terjadi transaksi penjualan maka akuntansi perusahaan tidak perlu mencatat terjadinya
perubahan PBD menjadi KBT. Pencatatan PBD dan KBT hanya dilakukan secara periodik.
Transaksi-transaksi lain yang terkait dengan penjualan, seperti misalnya retur penjualan,
pengurangan penjualan, dan potongan penjualan, dicatat di akun-akun kontra yang bersifat
mengurangi akun Penjualan.
Penyusunan laporan keuangan di perusahaan dagang pada dasarnya relatif sederhana.
Akun riil PBD disajikan di laporan posisi keuangan atau neraca, sementara itu akun-akun
nominal KBT, Penjualan, dan akun-akun kontra penjualan disajikan di laporan laba/rugi.
Akun-akun nominal tersebut juga dipindah ke elemen ekuitas melalui proses pencatatan
penutup. Pembuatan laporan penghitungan kos barang terjual lazimnya disajikan sebagai
bagian dari laporan laba/rugi jika perusahaan menerapkan sistem periodik karena adanya
pembentukan akun-akun Pembelian, Biaya angkut pembelian, Retur pembelian, Pengurangan
pembelian, dan Potongan pembelian secara khusus sehingga memudahkan pembuatan
perhitungan KBT.

Kata-kata Kunci

1. Sistem periodik 6. Retur pembelian


2. Pembelian 7. Pengurangan pembelian
3. Biaya angkut pembelian 8. Potongan pembelian
4. Pencatatan penyesuai 9. Akun-akun kontra akun Pembelian
5. Penghitungan kos barang terjual 10. Persediaan barang dagangan awal

www.akuntamatika.com 215
PERUSAHAAN DAGANG: SISTEM PERIODIK (FISIK) BAB 11

SUDUT IFRS

Kerangka dasar (framework) merupakan hal


yang sangat penting dalam pengembangan standar akuntansi karena bermanfaat antara lain untuk (a)
tuntunan (guidances) dalam mengurai dan menetapkan IFRS, (b) menjaga konsistensi internal dalam
pengembangan IFRS, dan (c) membantu penyusun dan auditor laporan keuangan dalam
menyelesaikan isu-isu akuntansi yang belum terdapat standar yang mengaturnya dengan jelas
(Alfredson et al., 2009). Bagaimanakah perkembangan kerangka dasar di akuntansi keuangan
internasional yang rencananya akan diadopsi Indonesia?
Dari perspektif dewan penyusun standar akuntansi internasional, kerangka dasar standar
akuntansi keuangan internasional pertama kali dihasilkan di tahun 1989 oleh IASC Board yang
selanjutnya diadopsi di tahun 2001 oleh IASB yang menggantikan IASC Board. Kerangka dasar tersebut
berjudul Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements. Dari perspektif dewan
penyusun standar di Amerika Serikat, kerangka dasar standar akuntansi keuangan dihasilkan oleh
FASB. Kerangka dasar untuk standar akuntansi keuangan di Amerika Serikat disebut SFAC (Statement
of Financial Accounting Concepts). Terdapat perbedaan baik yang bersifat substantif maupun bersifat
administratif antara kerangka dasar yang ditetapkan dewan internasional (IASB) dan dewan Amerika
Serikat (FASB). Dalam rangka konvergensi, IASB dan FASB melakukan Joint Project yang salah
satunya adalah mengembangkan kerangka dasar. Pada bulan September 2010, Joint Project
menghasilkan kerangka dasar yang berjudul Conceptual Framework for Financial Reporting. IASB
(2010) menerbitkan kerangka dasar tersebut dalam dokumen terpisah, sedangkan FASB (2010)
menerbitkannya dengan judul yang sama di SFAC 8.
Conceptual Framework for Financial Reporting yang diterbitkan IASB dan FASB sejauh ini belum
selesai. Berikut ini kutipan daftar isi Conceptual Framework for Financial Reporting versi IASB (2010).

Catatan penting: Sampai dengan Juni 2012 DSAK masih menggunakan kerangka dasar yang
diterbitkan IASC Board di tahun 1989. Kerangka dasar ini diterbitkan Komite Prinsip Akuntansi
Indonesia dengan judul Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) di
tahun 1994, yang selanjutnya DSAK (2012) menyesuaikan beberapa terminologi/istilah.
www.akuntamatika.com 216
PERUSAHAAN DAGANG: SISTEM PERIODIK (FISIK) BAB 11

LATIHAN SOAL DAN LEMBAR KERJA


SOAL 1
Berikut ini beberapa transaksi BD di perusahaan BINARY yang menerapkan sistem pencatatan Periodik.

• 3 Mei BINARY membeli secara tunai 10 HP tipe A harga beli Rp500.000/unit, FOB Shipping point, melalui online.
3 Mei

(Periodik: Pembelian BD – HP tipe A, tunai)

• 4 Mei BINARY membayar ongkos angkut pembelian Rp100.000 dari pembelian tanggal 3 Mei (10 HP tipe A).
5 Mei

(Periodik: Pembayaran pengiriman pembelian)

• 4 Mei BINARY membeli unit HP tipe B harga beli Rp400.000/unit secara kredit (2/5,n/30) di agen terdekat.
4 Mei

(Periodik: Pembelian BD – HP tipe B, kredit)

• 6 Mei BINARY mengembalikan 1 HP tipe B (dari pembelian tanggal 4 Mei) dan telah disetujui oleh rekanan.
6 Mei

(Periodik: Retur pembelian)

• 7 Mei BINARY meminta keringanan harga Rp50.000/unit ke rekanan karena terdapat sedikit perbedaan antara
spesifikasi dengan BD yang dikirimkan (dari pembelian tanggal 4 Mei) dan telah disetujui oleh rekanan.
7 Mei

(Periodik: Pembayaran pengiriman pembelian)

• 9 Mei BINARY mengirimkan cek ke rekanan sebagai pelunasan utang dari pembelian kredit 4 Mei di masa potongan.
9 Mei

(Periodik: Pelunasan utang di masa intensif: 2% x [Rp1.600.000 – Rp200.000])

• 13 Mei BINARY menjual 5 HP tipe A ke pelanggan Ikhsan dengan harga jual Rp600.000/unit, FOB Destination, secara
kredit (2/5,n/20). Diketahui kos/unit sebesar Rp510.000 (dihitung dari harga beli + biaya angkut pembelian) →
[Rp5.000.000 + Rp100.000] : 10 = Rp510.000).
10 Mei

(Periodik: Penjualan kredit – HP tipe A)

• 14 Mei BINARY membayar untuk pengiriman penjualan Rp40.000 lewat jasa kurir atas penjualan 13, FOB Destination.
14 Mei

(Periodik: Pembayaran pengiriman penjualan)

www.akuntamatika.com 217
PERUSAHAAN DAGANG: SISTEM PERIODIK (FISIK) BAB 11

• 17 Mei BINARY menerima pengembalian 1 unit HP tipe A dari pelanggan Ikhsan (transaksi tanggal 13 Mei). HP
tersebut dikembalikan untuk dijual lagi karena HP tersebut masih dalam segel seperti aslinya.
17 Mei

(Periodik: pengakuan retur penjualan, penjualan kredit)

• 18 Mei BINARY menerima cek sebagai pelunasan dari pelanggan Ikhsan (penjualan tanggal 13 Mei).
18 Mei

(Periodik: Pelunasan piutang di masa intensif)

SOAL 2
Berikut ini transaksi dan informasi yang relevan untuk pencatatan penyesuai dan pencatatan penutup di perusahaan
perseorangan VITAMI yang berdagang buah jeruk. Perusahaan menerapkan sistem Periodik dengan metode FIFO.
Persediaan awal BD terdiri dari 10 kotak jeruk (setiap kotak berisi 20 kg) dengan total kos Rp2.200.000 yang dibeli
31 Oktober.

• 3 November VITAMI membeli secara kredit (2/10, n/20) 10 kotak jeruk harga Rp10.000/kg, FOB destination.
3 Nov

(Periodik – FIFO: Pembelian BD, kredit)

• 4 November VITAMI mengembalikan 1 kotak jeruk ke rekanan dari transaksi tanggal 3 November, dan pengajuan
tersebut langsung disetujui oleh rekanan. Jeruk langsung diambil oleh rekanan.
4 Nov

(Periodik – FIFO: Retur pembelian, kredit)

• 6 November VITAMI menjual 300 kg jeruk secara kredit (2/5,n/10) dengan harga Rp15.000/kg, FOB destination.
6 Nov

(Periodik – FIFO: Penjualan kredit)

• 6 November VITAMI membayar untuk pengiriman BD Rp120.000 (lihat transaksi tanggal 6 November di atas).
6 Nov

(Periodik – FIFO: Pembayaran pengiriman penjualan, tunai)

• 11 November VITAMI menerima pelunasan dari pembeli (lihat transaksi tanggal 6 November).
11 Nov

(Periodik – FIFO: Pelunasan piutang dalam jangka waktu potongan)

• 13 November VITAMI mengirimkan cek sebagai pelunasan transaksi tanggal 1 November.


13 Nov

www.akuntamatika.com 218
PERUSAHAAN DAGANG: SISTEM PERIODIK (FISIK) BAB 11

(Periodik – FIFO: Pelunasan dalam tenggat waktu potongan)


• 30 November (pencatatan penyesuai): Hasil penghitungan fisik PBD 30 November (tanggal pelaporan) 100 kg jeruk
senilai Rp1.050.000. Saldo beberapa akun di Daftar saldo percobaan (DSP): Pembelian Rp 68.000.000, Biaya angkut
pembelian Rp700.000, Retur pembelian Rp500.000, Pengurangan pembelian Rp400.000, Potongan pembelian
Rp300.000, dan Persediaan barang dagangan (PBD) Rp2.200.000.

Pencatatan penyesuai untuk memperbarui akun PBD dan mengakui KBT:


30 Nov. Kos barang terjual Rp2.200.000
PBD Rp2.200.000
(Pencatatan penyesuai – Periodik – FIFO: menutup saldo PBD AWAL)
30 Nov.

(Pencatatan penyesuai – Periodik – FIFO: Mengakui penghitungan fisik PBD AKHIR)


30 Nov.

(Pencatatan penyesuai – Periodik – FIFO: Mengakui Pembelian sebagai KBT)


30 Nov.

(Pencatatan penyesuai – Periodik – FIFO: Mengakui biaya angkut pembelian sebagai KBT )
30 Nov.

(Pencatatan penyesuai – Periodik – FIFO: Mengakui retur pembelian sebagai pengurang KBT)
30 Nov.

(Pencatatan penyesuai – Periodik – FIFO: Mengakui pengurangan pembelian sbg pengurang KBT)
30 Nov.

(Pencatatan penyesuai – Periodik – FIFO: Mengakui potongan pembelian sebagai pengurang KBT)

• 30 November (pencatatan penutup): Diketahui saldo akun-akun berikut ini: akun Penjualan Rp143.800.000, Retur
penjualan Rp4.000.000, Pengurangan penjualan Rp2.100.000, Potongan penjualan Rp900.000, Beban operasional
(termasuk beban pengiriman barang) Rp31.700.000, dan Prive Rp.4.800.000. Besarnya akun KBT diketahui dari hasil
pencatatan penyesuai yang dilakukan sebelumnya.

Pencatatan penutup yang diperlukan:

(Penutupan akun-akun penghasilan)

(Penutupan akun-akun beban, termasuk akun kontra penghasilan)

(Penutupan akun ILR)

www.akuntamatika.com 219
PERUSAHAAN DAGANG: SISTEM PERIODIK (FISIK) BAB 11

(Penutupan akun pengembalian ekuitas ke pemilik)


SOAL 3
Perusahaan PENCATATAN ANDAL menerapkan sistem pencatatan periodik. Mengandalkan sistem akuntansi yang
dipertimbangkan memadai, perusahaan tidak melakukan penghitungan fisik atas persediaan barang dagangan akhir
periode. Sebagai penggantinya perusahaan mendasarkan diri pada informasi pembelian dan penjualan BD untuk
menentukan KBT dan nilai PBD akhir periode. Berikut ini informasi terkait dengan pembelian dan penjualan BD:

1 Des Persediaan awal 100kg Rp10.500/kg Rp1.050.000


10 Des Pembelian 300kg Rp11.000/kg Rp3.300.000
20 Des Pembelian 400kg Rp10.000/kg Rp4.000.000
25 Des Pembelian 200kg Rp12.000/kg Rp2.400.000
Total penjualan jeruk selama Desember diketahui sejumlah 750kg.

(a) Jika perusahaan menggunakan metode FIFO maka:

Jumlah kilogram PBD akhir periode adalah: (…….… + ….……. + .……… + ….……) – ….…..... = ………..kg

Nilai PBD akhir periode (metode FIFO) Iadalah:

Tgl Pembelian Jumlah Kg Kos per kg Total

Nilai PBD akhir (Sistem Periodik – metode FIFO)

Nilai KBT (metode FIFO) adalah:

Tgl Pembelian Jumlah Kg Kos per kg Total

Nilai KBT (Sistem Periodik – metode FIFO)

(b) Jika perusahaan menggunakan metode LIFO maka:

Jumlah kilogram PBD akhir periode adalah: (…….… + ….……. + .……… + ….……) – ….…..... = ………..kg

Nilai PBD akhir periode (metode LIFO) adalah:

Tgl Pembelian Jumlah Kg Kos per kg Total

Nilai PBD akhir (Sistem Periodik - metode LIFO)

Nilai KBT (metode LIFO) adalah:

Tgl Pembelian Jumlah Kg Kos per kg Total

www.akuntamatika.com 220
PERUSAHAAN DAGANG: SISTEM PERIODIK (FISIK) BAB 11

Nilai KBT (Sistem Periodik - metode LIFO)

SOAL 4
Perusahaan NEKAT menerapkan sistem pencatatan periodik. Mengandalkan sistem akuntansi yang dipertimbangkan
memadai, perusahaan tidak melakukan penghitungan fisik atas persediaan barang dagangan akhir periode. Sebagai
penggantinya perusahaan mendasarkan diri pada informasi pembelian dan penjualan BD untuk menentukan KBT dan nilai
PBD akhir periode (Juli). Berikut ini informasi terkait dengan pembelian dan penjualan BD:

Tanggal Deskripsi Jumlah Kos/unit


1 Juli Persediaan awal 1.500unit Rp6.500/unit
3 Juli Pembelian 2.700unit Rp6.600/unit
13 Juli Penjualan 3.000 unit
17 Juli Pembelian 3.800 unit Rp6.400/unit
20 Juli Pembelian 1.700 unit Rp6.700/unit
23 Juli Penjualan 4.800 unit
Catatan: Menggunakan sistem Periodik, informasi tentang tanggal penjualan tidak dipertimbangkan dalam
penghitungan PBD maupun KBT.

(c) Jika perusahaan menggunakan metode FIFO maka:

Jumlah unit PBD akhir periode adalah: = ………..unit

Nilai PBD akhir periode (metode FIFO) adalah:


Tgl Pembelian Jumlah Kg Kos/unit Total

Nilai PBD akhir (Sistem Periodik – metode FIFO)

Nilai KBT (metode FIFO) adalah:


Tgl Pembelian Jumlah Kg Kos per kg Total

Nilai KBT (Sistem Periodik – metode FIFO)

(d) Jika perusahaan menggunakan metode LIFO maka:

Jumlah kilogram PBD akhir periode adalah: ……….. unit

Nilai PBD akhir periode (metode LIFO) adalah:


Tgl Pembelian Jumlah Kg Kos per kg Total

Nilai PBD akhir (Sistem Periodik – metode LIFO)

Nilai KBT (metode LIFO) adalah:


Tgl Pembelian Jumlah Kg Kos per kg Total

www.akuntamatika.com 221
PERUSAHAAN DAGANG: SISTEM PERIODIK (FISIK) BAB 11

Nilai KBT (Sistem Periodik – metode LIFO)

SOAL 5
Berikut ini saldo akun-akun nominal di Daftar saldo setelah penyesuaian di perusahaan BARU BELAJAR yang
menggunakan sistem Periodik pada tanggal 31 Januari 2013 sebagai tanggal pelaporan. Setiap akun bersaldo normal.

Nama Akun Saldo Nama Akun Saldo


Potongan penjualan Rp12.500.000 Persediaan awal BD Rp46.000.000
Potongan pembelian Rp11.800.000 Persediaan akhir BD Rp38.000.000
Retur penjualan Rp4.700.000 Biaya angkut pembelian Rp13.000.000
Retur pembelian Rp4.000.000 Beban pengiriman barang Rp26.400.000
Pengurangan penjualan Rp2.300.000 Beban administrasi & pemasaran Rp102.600.000
Pengurangan pembelian Rp5.300.000 Pajak penghasilan Rp16.400.000
Penjualan bruto Rp758.000.000 Pembelian bruto Rp497.000.000

Laporan laba/rugi untuk periode Januari 2013 di perusahaan dagang BARU BELAJAR adalah:

Perusahaan dagang ……………………….


Laporan Laba/Rugi untuk Periode Januari 2013
Sistem Periodik
……………………….. ………………..
……………………….. ………………..
……………………….. ………………..
……………………….. ………………..
(-) Total ………………..
Penjualan bersih ………………..
……………………….. ………………..
……………………….. ………………..
(-) ………………………….. ………………..
(-) ………………………….. ………………..
(-) ………………………….. ………………..
Pembelian bersih ………………..
(+) ………………………… ………………..
(+) Pembelian selama 1 periode …………………
Persediaan BD siap dijual ………………..
(-) ………………………… (………………..)
Kos barang terjual (KBT) (………………….)
Laba bruto ………………..
(-) …………………………………. (………………….)
Laba bersih sebelum pajak ………………..
(-) …………………………………. (…………………)
Laba bersih setelah pajak ..………………..

www.akuntamatika.com 222

Anda mungkin juga menyukai