PENGANTAR AKUNTANSI II
OLEH:
SUHARMIYATI,SE.MM
SUWAJI, SE.MM
1
DAFTAR ISI Hal
Akuntansi Perusahaan Dagang ……………………………………… 2
Aktiva Tetap ………………………………………………………… 20
Piutang Dagang dan Piutang Wesel ………………………………… 28
Kewajiban Jangka Panjang …………………………………………. 37
Modal Saham dan Laba Di Tahan ………………………………….. 46
Investasi Sementara dan Investasi Jangka Panjang ………………… 56
Akuntansi Perusahaan Manufaktur ………………………………….. 58
2
BAB V
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
a. Pembelian Tunai
Pembelian Tunai adalah pembelian barang dagangan yang dilakukan dengan cara dibayar
langsung dengan kas / setara kas pada saat transaksi.
3
b. Pembelian Kredit
Pembelian Kredit adalah pembelian barang dagangan yang disertai komitmen pembeli untuk
membayar tunai diwaktu yang akan dating. Contoh :
PT. Hijau daun membeli barang dagangan dari PT. Hijau Tua, perusahaan pemasok sebesar
Rp. 20.000.000,00 dengan syarat kredit 2/10, n/30
Jurnal yang dibuat oleh perusahaan adalah:
4
Contoh :
Retur pembelian barang dagang dari transaksi pembelian Tunai PT. Hijau daun
mengembalikan barang yang dibelinya (contoh 6) karena barang yang diterimanya cacat.
Kas Rp.20.000.000,-
Retur Pembelian Rp.20.000.000,-
Pembelian Rp.20.000.000,-
Beban Kirim Rp. 200.000,-
Utang Dagang Rp.20.200.000,-
Pembayaran
Setiap pembelian akan diikuti pembayaran. Pembayaran dapat juga dilakukan untuk
keperluan lain misalnya pengembalian pinjaman, membagikan laba kepada pemilik modal,
pembayaran gaji karyawan dll.
5
Penjualan
Seperti halnya pada saat membeli, pada saat menjual perusahaan juga terikat dengan syaarat
jual beli tertentu (berbeda dengan syarat pada saat membeli).
1. Pada saat menjual, kalau barang yang dijual tidak sesuai dengan permintaan pembeli,
penerimaan kembali barang yang telah dijual disebut (sales return).
2. Pemberian potongan harga disebut pengurangan harga (sales allowance)
3. Pada umumnya penjualan return dan potongan harga dicatat dalam suatu perkiraan
yang disebut “ penjualan return dan potongan harga (sales return and allowance)
Akun ini akan di kredit bila bertambah dan di debet bila berkurang.
a. Penjualan Tunai
Adalah : penjualan barang dagangan dengan menerima pembayaran kas/ tunai secara
langsung dari pelanggan pada saat terjadinya penjualan.
Contoh :
PT. Hijau Daun menjual barang dagangan Rp. 10.000.000,00 secara tunai kepada toko
Permata Hati. Jurnal yang dibuat oleh perusahaan adalah :
6
Potongan Penjualan (discount sales)
Contoh :
Catatan yang dibuat oleh perusahaan pada saat toko Permata hati melunasi Hutangnya
(contoh 2) dalam periode potongan adalah sebagai berikut :
Penerimaan uang
Penerimaan uang dari suatu penjualan tergantung pada syarat jual beli yang tellah disepakati.
Disamoing dari penjualan, mungkin perusahaan menerima puang dari sumber-sumber lain,
misalnya setoran modal pemilik, kreditur dan lainya.
7
Syarat Jual Beli
Jual beli pada hakekatnya adalah perjanjian antara penjual dan pembeli untuk menyerahkan
barang atau jasa disertai imbalan tetentu.
Beberapa syarat jual beli yang sering dijumpai dalam dunia usaha:
1. Loko Gudang: Pembeli menanggung biaya pengiriman barang dari gudang penjual ke
gudang sendiri. Pada saat barang sudah dipindahkan dari gudang penjual ke alat
pengangkut barang, pada saat itu penjualan dan pembelian sudah dapat diakui dan
dicatat oleh pihak penjual dan pembeli.
2. Franco Gudang: Pada syarat ini penjual menanggung biaya pengiriman dari gugdang
penjual sampai ke gudang pembeli. Penjualan diakui bila barng sudah sampai di
gudang pembeli.
3. Free and Board : Istilah ini berlaku untuk jual beli antar Negara. Free and board
adalah dimana pembeli luar negeri menanggung biaya pengiriman dari pelabuhan
penjual sampai dengan pelabuhan penerima dari pembeli. Penjual dalam negeri hanya
menaggung biaya angkut dari gudang kepelabuhan muatnya.
4. Cost Freight and Insurance (CIF) : Penjual harus menanggung biaya pengiriman dan
asuransi kerugian atas barang tersebut.
5. Potongan Harga (discount): Dalam perusahaan dagang umumnya ada dua bentuk
potongan harga :
a. Potongan Tunai (cash discount); Potongan harga yang diberikan apabila
pembayaran dilakukan lebih cepat dari pada jangka waktu kredit. Dari sudut
penjual, potongan ini disebut potongan penjualan (sales discount), dan dari
sudut pembeli potongan ini disebut potongan pembelian (purchases discount).
Contoh: Suatu potongan tunai yang dicatat dengan 2/10, n/30 artinya bisa
dijelaskan; Bahwa potongan sebesar 2% diberikan penjual apabial pembayaran
dilakukan pembeli dalam jangka 10 hari setelah tanggal transaksi, sementara
jangka waktu kredit yang disepakati adalah 30 hari.
b. Potongan Perdagangan : Potongan ini diberikan karena perbedaan cara dalam
penjualan atau perbedaan langganan yang dilayani. Misalnya penjualan tunai
dapat potongan 25% sementara punjualan kredit 20% atau perusahaan
memberikan potongan 30% untuk penjualan pada pedagang besar dan 25%
untuk penjualan pada pedagang kecil .
8
2. Buku Penerimaan Kas (cash receipt journal) :
3. Buku Pembelian (purchases journal) : Untuk mencatat pembelian barang secara
kredit.
4. Buku Pengeluaran Kas ( cash disbursement journal)
9
Buku Besar Buku Piutang
Piutang Dagang Toko Pelita
2.850.000 900.000
Toko Bursa
350.000
10
Laporan Laba rugi Perusahaan Dagang
Penjualan xxx
Kurang : Retur Penjualan xxx
Potongan penjualan xxx
Penjualan Bersih (xxx)
Kurang : Harga Pokok Penjualan xxx
(xxx)
Laba Kotor xxx
11
Contoh: Perhitungan harga pokok penjualan (cost of goods sold) Perusahaan Dagang
Persediaan Awal $ 10.000
Tambah : Pembelian 4.000
Kurang : Retur pembelian (500)
Kurang : Diskon pembelian ( 70)
Pembelian Bersih $ 3.430
Tambah : beban angkut masuk 50
Harga pokok barang yang dibeli $ 3.480
Barang yang tersedia untuk dijual 13.480
Kurangi : persediaan akhir 3.400
Harga pokok penjualan $ 10.080
Pendapatan:
Pendapatan penjualan $ 244.000
Dikurangi : Diskon penjualan $ (10.000)
Return dan pengurangan penjualan ( 8.000) (18.000)
Pendapatan penjualan bersih $ 226.000
Pendapatan bunga 2.000
Total pendapatan $ 228.000
Beban-beban:
Harga pokok penjualan $ 81.000
Beban Gaji 72.000
Beban Sewa 7.700
Beban Bunga 2.900
Beban Penyusutan 2.700
Beban Perlengkapan 2.200
Beban Iklan 5.800
Total Beban $ 175.000
12
Contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang
JACKSON ,INC.
Income Statement
Per 31 Desember 2012
13
C. AKUNTANSI UNTUK PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN
Ada dua macam sistem pencatatan persediaan barang seperti dibawah ini :
Sistem periodik (fisik), yaitu suatu sistem persediaan barang dagang yang harga
pokok barang yang terjual tidak dapat langsung diketahui setiap saat setelah dilakukan
penjualan, tetapi baru dapat diketahui pada akhir periode tertentu setelah dilakukan
perhitungan secara fisik.
Sistem perpetual, yaitu sistem pencatatan persediaan barang dagang dengan cara
mengikuti pergerakan jumlah persediaan pada setiap transaksi penjualan sehingga
setiap saat dapat diketahui secara langsung jumlah persediaan b
Perbedaan pencatatan atas transaksi – transaksi antara sistem periodik dan sistem
perpetual dapat terlihat seperti dibawah ini :
14
CONTOH :
1 Januari 2001 Persediaan awal Rp 35.000.000,00
12 Maret 2001 Pembelian secara kredit Rp 15.000.000,00
23 September 2001 Penjualan secara kredit Rp 40.000.000,00
31 Desember 2001 Persediaan akhir Rp 25.000.000,00
Jurnal yang dibuat berkaitan dengan transaksi- transaksi di atas adalah seperti berikut :
(.000)
Sistem Periodik Sistem Perpetual
Pelaporan harga pokok penjualan pada perhitungan rugi laba akan tampak sebagai berikut :
Dari contoh di atas, apabila digunakan sistem perpetual untuk persediaan barang daganga,
akun pembelian, akun retur pembelian, dan akun potongan pembelian tidak digunakan, tetapi
hanya digunakan satu akun, yaitu akun persediaan barang dagang.
Berkaitan dengan penentuan harga pokok persediaan, terdapat tiga macam metode, yaitu :
15
FIFO ( first in first out ), barang yang masuk pertama akan keluar pertama kali.
LIFO (last in first out ), barang yang masuk terakhir akan keluar pertama kali
Average, rata- rata
Ilustrasi (dalam, 000):
B. Periodik Rata-rata
Harga rata- rata/unit = Total nilai persediaan / Jumlah total unit persediaan
Harga pokok penjualan = Total nilai persediaan barang – total nilai persediaan akhir
16
A.1. Metode Periodik – FIFO
Jumlah Unit Persediaan Akhir = Total Unit Persediaan Awal – Total Unit Barang Jual
Nilai Persediaan Akhir = Total Nilai Persediaan Barang – Total Nilai Barang Terjual
Harga Pokok Penjualan = Total Nilai Persediaan Awal – Total Nilai Persediaan Akhir
Laba = Rp 96.000,00
= Rp 283.000,00
Laba = Rp 76.000,00
17
B.Periodik rata-rata
Harga rata- rata/unit = Total nilai persediaan + Jumlah total unit persediaan
= Rp. 315.000
Harga pokok penjualan = Total nilai persediaan barang – total nilai persediaan akhir
Laba = Rp 86.000,00
18
2.a. Metode Perpetual – FIFO
8 21.000 168.000
1 21.000 21.000
10 22.000 220.000
8 21.000 168.000
19
28/9 4 21.000 84.000 3 20.000 60.000
4 21.000 84.000
2 21.000 42.000
2 21.000 42.000
10 22.000 220.000
20
BAB VI
AKTIVA TETAP
Aktiva Tetap adalah :merupakan sumber daya berwujud yang dimiliki oleh perusahaan
digunakan dalam kegunaan (operasi) perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk
diperjualbelikan.
Bersifat Permanen
Aktiva tetap berwujud ( tangible fixed assets ). Misalnya : tanah, bangunan, peralatan,
mesin, kendaraan.
Aktiva tetap tidak berwujud ( intangible fixed assets )Misalnya good wi;;, franchise,
trademark, copy right, hak paten
Aktiva tetap dicatat sebagai harga perolehan. Harga Perolehan adalah : Semua pengeluaran
yang terjadi dalam rangka memperoleh Aktiva Tetap sampai dengan Aktiva tersebut siap
digunakan”.
Jadi Harga Perolehan terdiri dari : Harga beli, biaya survey, biaya asuransi dalam perjalanan,
biaya angkut, biaya broker, biaya pemasangan, biaya uji coba, dan lain-lain.
21
Aktiva Tetap diperoleh secara Pertukaran
Jurnal :
Peralatan Rp 12.000.000,-
Kas Rp 12.000.000,-
Penyusutan adalah : Proses alokasi Harga perolehan menjadi biaya / beban selama usia
ekonomis Aktiva Tetap secara rasional dan sistematis.
Harga Perolehan
Nilai Sisa
22
Metode jumlah angka-angka tahun ( sun of the year digit method )
Metode ini paling banyak digunakan oleh perusahaan . Ciri-ciri metode penyusutan ini :
Sederhana
Umur Ekonomis
Umur Ekonomis
Contoh :
Diperoleh Peralatan dengan Harga Pokok Rp 10.100.000,- dan diperkirakan dapat digunakan
selama lima tahun dengan nilai sisa Rp 100.000,-
23
2003 Rp 10.100.000,- Rp 2.000.000,- Rp 6.000.000,- Rp 4.000.000,-
Metode penyusutan saldo menurun menghasilkan biaya penyusutan yang semakin menurun
setiap periode . Ciri-ciri metode ini :
• Metode ini selalu menghasilkan angka yang harus dibulatkan pada akhir usia ekonomis
Contoh :
Diperoleh Peralatan dengan harga perolehan Rp 13.000.000,- dengan estimasi nilai sisa Rp
1.000.000,-. Diperkirakan usia ekonomis peralatan tersebut selama 5 tahun.
Biaya Penyusutan :
= 100 % x 2
= 20 % x 2
= 40 %
Contoh :
= 100 % x 2 = 20 % x 2 = 40 %
24
Biaya penyusutan = 40 % x ( Rp 12.500.000 – 0 ) = Rp 5.000.000,-
= 3.000.000
= 1.800.000
= 1.080.000
= 648.000
Pada penyusutan dengan metode saldo menurun Aktiva tetap yang bersangkutan tidak boleh
disusutkan sampai dibawah nilai sisa.
Metode jumlah angka tahun. Metode jumlah angka tahun akan menghasilkan jadual
penyusutan yang sama dengan metode saldo menurun.jumlah penyusutan akan makin
25
menurun dari tahun ke tahun, tetapi cara perhitungan penyusutan berbeda dengan metode
saldo menurun.beban penyusutan dalam metode ini di hitung dengan menggunakan rumus;
Dasar penyusutan pada metode jumlah angka tahun adalah harga perolehan dikurangi nilai
sisa,bukan nilai buku seperti dalam metode saldo menurun. Tarif penyusutan dalam metode
ini akan merupakan suatu bilangan pecahan yang makin lama makin kecil. Pembilang dalam
pecahan adalah angka-angka tahun yang ada selama masa mamfaat aktiva tetap. Jadi ,apabila
suatu aktiva tetap ditaksir berumur lima tahun,maka angka-angka tahun yang ada adalah
1,2,3,4, dan 5. Pembilang untuk tahun pertama adalah angka tahun terakhir ( dalam contoh di
atas 5 ). Sebagai penyebut dalam pecahan adalah jumlah angka-angka tahun yang ada. Jadi
penyebut dalam contoh di atas adalah : 1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15.
15
15
Apabila disusun dalam bentuk tabel, harga perolehan, beban penyusutan per tahun, akumulasi
penyusutan dan nilai buku kendaraan selama lima tahun:
26
Apabila awal penyusutan tidak sama dengan awal tahun buku perusahaan, maka beban
penyusutan untuk tahun kedua dan seterusnya harus dihitung atas dasar dua tarif penyusutan.
Untuk menggambarkan hal ini anggaplah bahwa kendaraan dalam contoh di atas dibeli pada
tanggal 1 April 200A. dalam contoh ini, tahun penyusutan tidak sama dengan tahun buku.
Masa penyusutan tahunan dimulai pada tanggal 1 April 200A sedangkan tahun buku dimulai
pada tanggal 1 januari 200A. Angka tahun berhubungan dengan masa penyusutan. Oleh
karena itu, tarif untuk masa penyusutan pertama misalnya, berlaku dari tanggal 1 April 200A
sampai dengan 31 Maret 200B. Pada tanggal 31 Desember 200A, masa penyusutan dengan
tarif 5 / 15 baru berlaku 9 bulan, sehingga beban penyusutan untuk tahun buku 200A dihitung
sebagai berikut :
12 15
Untuk tahun buku 200B, beban penyusutan akan meliputi dua bagian masa penyusutan,
1. Masa penyusutan
12 15
2. Masa penyusutan
12 15
Dalam metode unit produksi taksiran manfaat dinyatakan dalam kapasitas produksi yang
dapat dihasilkan. Kapasitas produksi itu sendiri daoat dinyatakan dalam bentuk unit produksi,
jam pemakaian, kilometer pemakaian atau unit-unit kegiatan yang lain. Harga perolehan
dikurangi nilai sisa merupakan dasar penyusutan. Tarif penyusutan dihitung sebagai
persentase produksi actual terhadap kapasitas produksi. Beban penyusutan untuk setiap
periode dihitung dengan mengalikan tarif penyusutan dengan dasar penyusutan. Untuk
mengagambarkan metode penyusutan anggaplah bahwa pada tanggal 2 januari 200A suatu
mesin dibeli dengan harga Rp 55.000,-. Mesin itu diperkirakan mempunyai nilai sisa sebesar
Rp 5.000. selama masih dapat digunakan, mesin tersebut diperkirakan dapat menghasilkan
1.000.000 unit barang. Dalam tahun 200A diproduksi 245.000 unit. Beban penyusutan untuk
tahun 200A dihitung sebagai berikut :
27
Produksi Aktual
Tarif =
Kapasitas Produksi
1.000.000
28
BAB XII
JENIS-JENIS PIUTANG
Piutang timbul apabila perusahaan menjual barang atau jasa kepada perusahaan lain
secara kredit.piutang merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari si penjual kepada si
pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi.pada umumnya piutang timbul karena
adanya transaksi penjualan secara kredit.
a. piutang dagang
b. piutang wesel.
Piutang dagang adalah : jumlah uang yang harus dibayar oleh si pembeli kepada perusahaan.
Piutang dagang umumnya berjangka waktu kurang dari satu tahun.oleh karena itu
piutang dagang dalam neraca dilaporkan sebagai aktiva lancar. Piutang dagang harus
dibedakan dari piutang wesel ataupun piutang pendapatan dan dari aktiva lain yang tidak
timbul dari penjualan sehari-hari,karena piutang dagang berkaitan erat dengan operasi
perusahan yang utama.
selain itu jumlah rupiah yang dimasukan sebagai piutang dagang harus dapat
ditagihdalam jangka waktu normal yang tercemin dalam termin penjualan yang di tetapkan
perusahaan.
Piutang wesel lebih formal bila di bandingkan dengan piutang dagang debitur dalam
piutang wesel membuat suatu janji tertiulis kepada kreditur untuk membayar sejumlah uang
yang tercantum dalam surat janji tersebut pada waktu tertentu di masa yang akan
datang.jangka waktu wesel bisa bermacam-macam, tetapi pada umumnya paling sedikit 60
hari.surat wesel yang dipegang oleh pihak kreditur menjadi tanda bukti adanya piutang wesel.
berbeda dengan piutang dagang, piutang wesel bisa juga timbul karena transaksi peminjaman
uang. dalam hal ini peminjam membuat surat janji untuk membayar pinjamannya beberapa
waktu di masa yang akan datang. kadang-kadang pihak kreditur meminta jaminan berupa
kekayaan tertentu atas peminjaman tersebut.
Piutang wesel yang berjangka waktu satu tahun atau kurang dilaporkan dalam neraca sebagai
aktiva lancar, tetapi bila jangka waktunya melebihi satu tahun, maka di perlakukan sebagai
piutang jangka panjang. kadang-kadang piutang wesel dapat dilunasi secara angsuran, bagian
yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun diperlukan sebagai aktiva lancar, sedangkan
bagian yang lebih dari satu tahun dilaporkan sebagai piutang jangka panjang.
Piutang lain-lain terdri atas macam-macam tagihan yang tidak termasuk dalam
piutang dagang maupun piutang wesel.dalam kagori ini termasuk di dalamnya piutang kepada
karyawan perusahaan direksi perusahaan dan piutang kepada cabang-cabang perusahaan.pada
umumnya piutang semacam ini termasuk piutang jangka panjang,tetapi bagian yang akan
jatuh tempo dalam waktu satu tahun dilaporkan sebagai aktiva lancar.piutang wesel jangka
29
panjang dan piutang lain-lain biasanya dilaporkan dalam neraca di bawah aktiva lancar,yaitu
pada kelompok aktiva tak lancar sebelum aktiva tetap.dalam buku besar ,setiap jenis piutang
dicatat dalam rekening tersendiri.apabila perlu setiap rekening piutang dapat juga dilengkapi
dengan buku pembantu piutang.
Bagian kredit
Penjualan kredit mengadung resiko bagi perusahaan yang berupa kerugian yang harus
diderita apabila debitur tidak membayar kewajibannya.untuk itu perusahaan besar yang
banyak melakukan transaksi penjualan secara kredit pada umumnya mempunyai bagian
khusus yang disebut bagian kredit.bagian ini bertugas untuk mengevaluasi calon pembeli
yang akan melakukan pembelian secara kredit.apabila penjualan kredit dapat disetujui,maka
tugas bagian kredit selanjutnya adalah memonitor catatan pembayaran dari debitur yang
bersangkutan.hasil monitoring ini akan digunakan untuk persetujuan kredit di masa yang
akan datang terhadap debitur yang bersangkutan,termasuk peneentuan batas kredit yang dapat
di berikan.dalam hubungannya dengan bagian akuntansi,bagian kredit juga dapat membantu
menaksir kerugin yang mungkin timbul dari debitur-debitur tertentu.
Masalah-masalah akuntansi yang bersangkutan dengan piutang dagang meliputi tiga hal
yaitu;
Pada bab 7 dasar-dasar akuntansi jilid 1 telah dibahas pencatatan trnsaksi penjualan
kredit yang menimbulkan piutang bagi perusahaan.untuk mengingat kembali,dimisalkan pada
tanggal 1 juli 1992 perusahaan dagang merapi menjual barang kepada perusahaan merbabu
seharga Rp 100.000.00 dengan termin 2/10,n/30.pada tanggal 5 juli,barang seharga Rp
10.000.00 dikembalikan oleh perusahaan merbabu kepada perusahaan merapi.tanggal 11
juli,perusahaan merapi menerima pembayaran dari perusahaan merbabu sebesar saldo
tagihannya.jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi di atas dalam pembukuan perusahaan
merapi adalah sebagai berikut;
Penjualan........................... 100.000,00
30
Potongan tunai penjualan 1.800,00
Potongan tunai biasanya diberikan oleh produsen kepada grosir,atau dari grosir kepada toko-
toko pengecer yang umunya merupakan langganan dan transaksinya dilakukan dalam partai
besar.potongan tunai semacam ini tidak pernah kita jumpai dalam trnsaksi penjualan dari
toko pengecer kepada konsumennya.
Kerugian Piutang
Kerugiannya yaitu apabila si debitur tidak mau atau tidak mampu melaksanakan
kewajibannya.
Kerugian ini dalam akuntansi dikenal dengan kerugian piutang, biaya piutang tak tertagih,
dan biaya piutang ragu- ragu. Kerugian piutang yang terlalu rendah memberi petunjuk bahwa
kebijakan kredit perusahaan terlalu ketat, sebaliknya kerugian piutang yang terlalu tinggi
dapat diartikan bahwa kebijakan kredit perusahaan terlalu longgar.
Medote Cadangan
Metode cadangan digunakan apabila kerugian piutang yang biasa terjadi, cukup besar
jumlahnya. Tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam penerapan metoda ini adalah
sebagai berikut :
Kerugian piutang tak tertagih ditentukan jumlahnya melalui taksiran dan ditandingkan
(matched) dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama dengan periode
terjadinya penjualan.
Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima dicatat dengan mendebet
rekening kerugian piutang dan mengkredit rekening cadangan kerugian piutang.
Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet rekening
cadangan kerugian piutang dan mengkredit rekening Piutang Dagang pada saat suatu
piutang dihapus dari pembukuan.
Contoh :
PT. Y melakukan penjualan kredit sebesar Rp 1.200.000,-. Dari jumlah tersebut terdapat
piutang Rp 200.000 yang belum ditagih sampai tanggal 31 desember. Manajer
memperkirakan bahwa dari piutang yang belum tertagih tersebut, sebesar Rp 12.000.,-
diantaranya tidak mungkin dapat diterima. Jurnal penyesuai yang harus dibuat untuk
mencatat taksiran kerugian piutang adalah :
31
Des 31 : Kerugian Piutang ………………….. Rp 12.000.
Kerugian piutang dilaporkan dalam laporan rugi-laba sebagai biaya operasi (biasanya
dikelompokkan sebagai biaya penjualan ). Dengan cara demikian taksiran kerugian piutang
ditandingkan dengan penjualan karena biaya dicatat pada periode yang sama dengan periode
penjualannya. Rekening ini pada akhir tahun tidak ditutup, melainkan dicantumkan dalam
neraca pada kelompok aktiva lancer sebagai pengurang terhadap rekening piutang dagang,
sebagai berikut :
Apabila segala upaya untuk menagih piutang yang sudah lewat waktu itdak
mendatangkan hasil, dan perusahaan berkeyakinan bahwa piutang tersebut tidak mungkin
dapat diterima perlunasannya, maka piutang demikian harus dihapus dari pembukuan. Untuk
mencegah penghapusan yang terlalu dini, maka penghapusan piutang harus mendapat
persetujuan dari manajemen yang ditentukan perusahaan.
Contoh :
Bagian penagihan pada PT.Y pada tanggal 1 mei 1992 memberikan persetujuan bahwa
piutang pada PT. Z sebesar Rp 500,- dihapus dari pembukuan karena tidak mungkin dapat
diterima pelunasannya. Jurnal untuk mencatat penghapusan piutang tersebut adalah sebagai
berikut :
Perhatikan bahwa dalam penghapus piutang, rekening kerugian piutang tidak didebet. Dalam
metode cadangan, setiap penghapusan piutang dicatat dengan mendebet rekening cadangan
dan bukan rekening kerugian piutang.
PIUTANG DAGANG
32
Penghapusan suatu piutang akan mengurangi rekening Piutang Dagang maupun rekening
cadangan kerugian Piutang, tetapi nilai tunai yang dapat direalisasi dari piutang tetap tidak
berubah, seperti Nampak di bawah ini:
Sebelum Sesudah
Penghapusan Penghapusan
Apabila PT.Z melakukan pembayaran kewajibannya kepada PT. Y pada tanggal 1 juli
(rekening piutang kepada PT.Z telah dihapus dalam pembukuan PT.Y), maka jurnal yang
harus dibuat oleh PT. Y adalah sebagai berikut :
Seperti halnya penghapusan piutang, penerimaan kembali piutang juga hanya akan
berpengaruh terhadap rekening-rekening neraca (rill)
Untuk menaksir jumlah piutang yang tidak dapat ditagih, manajemen dapat menggunakan
dua dasar, yaitu :
33
Persentase dari Penjualan Persentase dari piutang
Contoh :
PT. M memilih dasar persentase dari penjualan dan memperkirakan bahwa piutang sebesar
1% dari penjualan kredit bersih tidak akan tertagih. Apabila jumlah penjualan kredit bersih
selama tahun 1992 adalah Rp 800.000, - maka kerugian piutang ditaksir akan berjumlah
Rp 8.000,- (1% dari Rp 800.000,-) dan jurnal untuk mencatat kerugian piutang adalah sebagai
berikut :
Dirman 700
Erwin 600
34
Lainnya 36.950
Taksiran % 2% 4% 10 % 20 % 40 %
Tak
tertagih
Taksiran
Tak
Tertagih
Angka Rp 2.228,- menunjukkan jumlah tagihan kepada pada debitur yang diperkirakan tidak
akan dapat ditagih. Angka inilah yang merupakan saldo yang harus Nampak pada rekening
cadangan kerugian piutang pada tanggal neraca. Oleh karena itu jumlah kerugian piutang
pada ayat jurnal penyesuaian adalah selisih antara jumlah saldo yang harus Nampak dengan
saldo yang ada dalam rekening cadangan.
Seandainya neraca saldo menunjukkan rekening cadangan kerugian piutang dengan saldo
kredit sebesar Rp 528,- jurnal penyesuaian yang dibutuhkan adalah Rp 1.700,- ( Rp 2.228 -
Rp 528 )
31/12 Rp 1.700
Saldo 528,-
31/12 1.700,-
35
Metode Penghapusan Langsung
Contoh :
Misalkan CV. S mempunyai piutang dagang CV.C sebesar Rp 200,-. Pada tanggal 12
Desember, manajer kredit CV.S memutuskan untuk menghapus piutang kepada CV.C karena
sudah tidak mungkin ditagih. Apabila CV.S menggunakan metoda penhapusan langsung,
maka pada tanggal tersebut dibuat jurnal sebagai berikut :
Perusahaan bersedia untuk mengalihkan piutang kepada pihak lain karena beberapa alasan,:
Dalam situasi uang ketat perusahaan sulit mendapat pinjaman untuk memenuhi
kebutuhan kasnya. Selain itu tingkat bunga pinjaman juga cukup tinggi, oleh karena
itu piutang sedapat mungkin harus segera diubah kas meski tidak melalui cara yang
biasa.
Penagihan piutang sering kali memakan waktu yang cukup lama dan kadang-kadang
memerlukan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu perusahaan bersedia menerima
kas yang lebih kecil dari jumlah yang seharusnya diterima dari piutang, asalkan kas
dapat diterima lebih cepat.
Di Indonesia penjualan dan penggadaian piutang telah mulai dikenal, walaupun belum
popular. Cara yang cukup luas dikenal adalah penjualan dengan kartu kredit yang akan
diuraikan lebih di bawah ini.
Keuntungan yang diperoleh pihak penjual apabila penjualan dilakukan dengan kartu kredit
adalah :
Penjual tidak perlu lagi menyelenggarakan buku pembantu piutang yang berisi catatan
piutang kepada masing-masing pembeli ( debitur ).
36
Penjual tidak lagi terlibat dalam proses penagihan kepada pembeli karena hal itu akan
dilakukan oleh penerbit kartu. Penjual hanya berhubungan dengan penerbit kartu
kredit yang pelaksanaanya jauh lebih mudah dan sederhana.
Penjual dapat menerima kas lebih cepat dari penerbit kartu kredit.
Penjualan dengan kartu kredit bagi penjual adalah merupakan penjualan secara kredit. Karena
kas tidak segera diterima melainkan harus menunggu pembayaran dari penerbit kartu. Akan
tetapi piutang yang timbul dalam penjualan ini bukan terhadap pembeli melainkan terhadap
penerbit kartu.
Contoh :
Rumah Makan sedap mengakui pembayaran dengan kartu kredit dari pembeli yang
menggunakan kartu Amerika Express untuk makanan dan minuman seharga Rp 30.000.
Jurnal :
37
BAB XIII
Dikeluarkan untuk memperoleh pinjaman uang, maka peminjam akan mencatat penarikan
wesel seperti halnya dalam wesel jangka pendek.
Contoh :
Pada tanggal 31 Des 1990 PT.F meminjam uang sebesar Rp 60.000.000,- dengan menarik
promes dengan bunga 12 %. Promes tersebut akan dilunasi dengan enam kali angsuran
tahunan.
Jurnal
Contoh :
Promes yang ditarik PT. F harus diangsur setiap tanggaal 31 Des. Dengan demikian besarnya
angsuran tahunan terdiri atas pokok pinjaman sebesar Rp 10.000.000,- (1/6 x Rp 60.000.000,-
) ditambah bunga sampai dengan saat angsuran dibayar.
Jurnal :
38
UTANG OBLIGASI
Pengeluaran Obligasi biasanya meliputi jumlah lembar obligasi yang besar, yang dijual
kepada khalayak ramai. Dengan demikian sumber pemberi pinjaman obligasi adalah
masyarakat luas yang jumlahnya bisa mencapai ratusan atau ribuan orang.
Saham dan Obligasi adalah surat berharga yang diperdagangkan dipasar modal.
Saham adalah : bukti pemilikan atau bukti turut andil dalam penyetoran modal pada suatu
perseroan.
Obligasi merupakan : bukti bahwa pemegang surat tersebut telah memberi pinjaman kepada
perusahaan yang mengeluarkan obligasi yang bersangkutan.
Contoh:
2. Hak untuk mendapat pengembalian (perlunasan) pada tanggal jatuh obligasi, yaitu 20
tahun sejak obligasi dikeluarkan.
Keuntungan potensial yang akan diperoleh bila perusahaan mengeluarkan obligasi adalah
meningkatnya laba perusahaan, sehingga bagian laba untuk pemegang saham juga akan
meningkat.
Contoh :
Sebuah perusahaan yang memiliki 200.000 lembar saham beredar, membutuhkan dana
sebesar 1 milyard rupiah untuk mengembangkan usahanya. Manajemen memperkirakan
bahwa setelah ekspansi perusahaan akan memperoleh laba sebesar Rp 900.000.000,- per
tahun sebelum dikurangi bunga obligasi, dan sebelum dikurangi pajak penghasilan. Untuk
memenuhi kebutuhan dana tersebut, perusahaan dihadapkan pada dua rencana. Rencana A
ialah menerbitkan 100.000 lembar tambahan saham baru dengan nilai nominal Rp 10.000,-
per lembar. Hal ini akan menyebabkan meningkatnya jumlah saham beredar menjadi 300.000
lembar. Rencana B ialah menerbitkan obligasi yang nominal seluruhnya berjumlah 1 milyard
rupiah. Dengan tingkat bunga 10 %. Tabel berikut ini akan menunjukkan pengaruh kedua
rencana di atas terhadap laba perusahaan
39
PEMENUHAN KEBUTUHAN DANA DENGAN SAHAM ATAU OBLIGASI
Rencana A Rencana B
Sebelum pajak
Terlihat bahwa laba per lembar saham akan lebih tinggi jika perusahaan memenuhi
kebutuhan dana dengan cara mengeluarkan obligasi. Hal ini disebabkan karena dalam
penentuan laba kena pajak, bunga obligasi dapat dikurangkan terhadap laba, sehingga pajak
penghasilan menjadi lebih kecil. Di lain pihak jumlah lembar saham beredar pada Rencana B
tidak berubah (tetap 200.000 lembar), sehingga laba per lembar saham menjadi lebih tinggi.
KARAKERISTIK OBLIGASI
JENIS OBLIGASI :
1. Obligasi Seri : Obligasi seri adalah obligasi yang terdiri atas beberapa seri dengan tanggal
jatuh yang berbeda-beda.
2. Obligasi Sinking Fund : Obligasi Sinking Fund memiliki tanggal jatuh yang sama.
3. Obligasi atas nama dan Obligasi atas Unjuk : Obligasi ini biasanya dibubuhi nama
pemegangnya, artinya pada surat obligasi dicantumkan nama pemilik obligasi tersebut.
4. Obligasi dengan jaminan dan Obligasi Tanpa Jaminan : Obligasi dengan jaminan ialah
obligasi yang dijamin dengan harta kekayaan perusahaan tertentu. Ini berarti bahwa jika
diperlukan, kekayaan perusahaan akan dapat dijual.
40
Proses Penerbitan Obligasi .
Penerbitan obligasi diawali dengan pencetakan dan penandatanganan perjanjian obligasi oleh
perusahaan penerbit obligasi dan menyerahkannya pada trustee dari para pemegang obligasi
dan menyerahkannya pada trustee dari para pemegang obligasi.pada saat itu perusahaan
membuat sebuah memo penerbitan obligasi yang berbunyi:” Disetujui untuk menerbitkan
obligasi seilai Rp 8.000.000,-, bunga 9 % jangka waktu 20 tahun tertanggal 1 januari 1990,
dengan pembayaran bunga setiap tanggal 1 Juli dan 1 Januari.
Setelah perjanjian obligasi diserahkan kepada trustee, maka obligasi seluruhnya atau sebagian
sudah dapat dijual. Seandainya seluruh obligasi terjual sebesai nilai nominalnya, maka
perusahaan penerbit obligasi akan membuat jurnal sebagai berikut :
1990
Apabila pada tanggal 1 juli 1990 perusahaan membayar bunga obligasi untuk periode 6 bulan
(1 januari 1990 sampai 1 Juli 1990), maka jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi
pembayaran bunga obligasi adalah sebagai berikut :
1990
Kas Rp 360.000,-
Pada saat obligasi dilunasi (tanggal 1 Januari 2010), perusahaan akan membuat jurnal sebagai
berikut :
2010
Kas Rp 8.000.000,-
Tingkat bunga ini disebut tarif bunga kontrak. Meskipun bunga biasanya dibayar secara
tengah tahunan (setiap 6 bulan), namun persentase bunga dinyatakan dalam persentase untuk
satu tahun. Untuk menghitung beban bunga per tahun, tariff bunga tersebut dikalikan dengan
nilai nominal obligasi. Sebagai contoh, bila perusahaan mengeluarkan obligasi bernilai
41
nominal Rp 1.000,-, bunga 8 %, dan pembayaran bunga dilakukan setengah tahunan, maka
jumlah bunga yang harus dibayar untuk satu tahun adalah Rp 80,- ( Rp 1.000 x 8 %), dan tiap
setengah tahun perusahaan akan membayar bunga sebesar Rp 40 (Rp 80 : 2 atau Rp 1.000,- x
8 % x 6/12 ).
Tingkat bunga pasar adalah tingkat bunga yang bersedia dibayar oleh peminjam dan diterima
oleh pemberi pinjaman untuk pemakaian uang pada tingkat resiko tertentu.
Diskonto atas utang obligasi terjadi apabila perusahaan menerbitkan dan menjual obligasi
yang tingkat bunga kontraknya lebih rendah daripada tingkat bunga pasar.
Contoh :
Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan obligasi dengan diskonto adalah sebagai berikut :
1990
Seandainya perusahaan menyusun neraca pada tanggal penjualan obligasi di atas, maka
obligasi tersebut akan dicantumkan pada kelompok utang jangka panjang dengan cara
sebagai berikut :
Neraca ( sebagian )
42
Diskonto obligasi yang dilaporkan dalam neraca, adalah jumlah diskonto yang belum
diamortisasi ( masih akan diamortisasi di masa yang akan datang ) saldo diskonto obligasi
dikurangkan terhadap nilai nominal obligasi sehingga dapat ditentukan nilai buku utang
obligasi
Proses pengalokasian diskonto selama jangka waktu obligasi disebut amortisasi. Metode
amortisasi yang sederhana adalah Metoda amortisasi diskonto garis lurus.
Diskonto obligasi sebesar Rp 6.508 dialokasikan selama 10 tahun dengan alokasi per tahun
sebesar Rp 650,- ( angka ini adalah hasil pembulatan, tetapi pada amortisasi yang terakhir
akan disesuaikan). Pencatatan amortisasi diskonto, biasaya dilakukan bersamaan dengan
pencatatan transaksi pembayaran bunga. Oleh karena itu amortisasi dilakukan dua kali dalam
setahun, masing- masing sebesar Rp 325 ( 650 / 2 ).
Jurnal untuk mencatat amortisasi obligasi pada tanggal 1 Juli 1990 (tanggal pembayaran
bunga) adalah sebagai berikut :
Pada tanggal yang sama perusahaan juga membuat jurnal untuk mencatat transaksi
pembayaran bunga sebagai berikut :
Kas Rp 4000,-
Kedua jurnal di atas, karena terjadi pada tanggal yang sama dan sama-sama berpengaruh pada
biaya bunga, dapat juga dijadikan satu.
Kas Rp 4.000
Apabila perusahaan menggunakan metode tariff bunga efektif, maka jumlah beban bunga
yang dicatat akan berubah- ubah setiap periode.
Jumlah beban bunga yang dicatat adalah hasil perkalian saldo nilai buku utang obligasi awal
periode dengan tingkat bunga pasar (bunga efektif) untuk 6 bulan atau 4,5 % (9% x 6/12).
43
Sebagai contoh : beban biaya bunga yang dicatat pada periode 1 adaalh Rp 93.492 x 4,5% =
Rp 4.207 dan pada periode 2 adalah Rp 93.699 x 4,5% = Rp 4.216.
Diskonto obligasi yang harus diamortisasi setiap periode ditetapkan dengan mengurangkan
jumlah bunga yang dibayar kepada pemegang obligasi dari jumlah beban bunga yang dicatat.
Jurnal :
Kas Rp 4.000
Pengaruh penerapan kedua metoda yang telah diuraikan diatas, akan lebih jelas bila
dibandingkan dengan menggunakan table:
Premi Obligasi adalah Selisih lebih antara harga jual Obligasi dengan nilai nominal Obligasi
Contoh :
Pada 1 Mei, perusahaan menjual obligasi yang seluruhnya bernilai nominal Rp 100.000,
bunga 11 %, jangka waktu 10 tahun, dengan tanggal bunga 1 Mei dan 1 Nov. pada saat
obligasi diterbitkan tingkat bunga pasar adalah 10 %, sehingga obligasi ditawarkan dengan
harga Rp 106.232. dengan demikian dalam transaksi penjualan obligasi ini timbul premi
sebesar Rp 6.232 (Rp106.232-Rp100.000.
44
Utang obligasi dan premi obligasi akan dicantumkan dalam neraca
Periode bunga dan tanggal pembayaran bunga obligasi seringkali tidak bertepatan dengan
periode akuntansi perusahaan penerbit obligasi. Oleh karena itu, pada akhir periode akuntansi
diperlukan penyesesuaian.
Misal Obligasi diterbitkan pada tanggal 1 Mei 1990, dan bunga pertama kali dibayar dan
dicatat pada tanggal 1 Nov 1990. Pada tanggal 31 Des 1990, bunga selama 2 bulan ( Nov dan
Des 1990) telah terutang. Oleh karena itu, pada tanggal 31 Des perlu dibuat penyesuaian
untuk mencatat bunga yang telah terutang tersebut. Pencatatan amortisasi premi dan diskonto
biasanya dilakukan bersamaan dengan pancatatan bunga. Dengan demikian, pada tanggal 31
Des, perusahaan selain membuat penyesuaian untuk biaya bunga, juga melakukan amortisasi
untuk periode 2 bulan.
Jurnal penyesuaian apabila dilakukan secara terpisah untuk mencatat bunga terutang dan
amortisasi premi selama 2 bulan adalah
Amortisasi premi untuk periode enam bulan ke-2 adalah Rp 198,- Oleh karena itu amortisasi
untuk 2 bulan adalah 2/6 x Rp 198 = Rp 66.
45
(untuk mencatat penyesuaian biaya dan amortisasi premi obligasi)
Dengan adanya jurnal penyesuaian yang dilakukan pada tanggal 31 Des 1990, maka jurnal
yang harus dibuat pada tanggal 1 Mei 1991 akan menjadi :
Kas Rp 5.500,-
(untuk mencatat pembayaran bunga dan utang bunga, serta amortisasi premi
obligasi)
Jika perusahaan penerbit obligasi melunasi obligasi belum tanggal jatuh, maka perusahaan
harus membayar sebesar nilai nominal obligasi ditambah premi pelunasan.
Obligasi yang dapat dilunasi sebelum tanggal jatuh oleh perusahaan penerbitnya, disebut
callable bonds. Salah satu alas an, mengapa perusahaan mau melunasi sebelum tanggal jatuh,
adalah turunya tariff bunga di pasaran yang sangat tajam.
Contoh :
Kas Rp 98.500,-
46
BAB IX
Karakteristik Perseroan :
- Pemindahan Pemilikan
- Kelangsungan Hidup
Pemegang saham biasa adalah merupakan pemilik perusahaan, maka mereka berhak untuk
memilih anggota- anggota Dewan Komisaris ( wakil para pemegang saham yang akan
mengawasi jalannya perusahaan).
Saham preferen mempunyai macam- macam karakteristik yang berbeda dari saham biasa
karena saham preferen mempunyai keistimewa dalam pembagian dividen.
Dividen adalah : bagian laba yang dibagikan kepada para pemegang saham.
Contoh :
Bila tiap lembar saham preferen bernilai Rp 100.000,- dengan tingkat dividen 6 %, maka
pemegang saham preferen akan menerima dividen sebesar Rp 6.000 untuk tiap lembar saham
yang dimilikinya. Jumlah ini akan terutang kepada pemegang saham preferen bila hal itu
telah diumum oleh dewan komisaris.
Jika saham perseroan yang beredar terdiri atas 2.000 lembar saham biasa yang masing-
masing bernilai pari Rp 100.000,- dan 1000 lembar saham biasa preferen 6 % partisipatif,
yang masing-masing bernilai pari Rp 100.000,- seandainya perseroan memutuskan untuk
membagikan dividen Rp 27.000.000,- maka pembagiannya.dapat dilihat pada tabel berikut :
47
Tabel Pembagian Dividen ( dalam ribuan )
Dividen tetap sebesar 6 % dari jumlah nilai pari saham preferen. Karena sisa laba yang akan
dibagikan masih cukup besar maka pemegang saham biasa pertama-tama dapat menerima
sejumlah yang sama dengan pemegang saham preferen yaitu 6 % dari jumlah nilai pari atau
Rp 12.000.000,- berhubung masih ada sisa sebesar Rp 9.000.000,- ( Rp 27.000.000 – Rp
6.000.000 – Rp 12.000.000 = Rp 9.000.000 ). Maka sisa ini dapat dibagikan secara sama rata
kepada semua pemegang saham.
Seandainya saham preferen di atas juga merupakan saham preferen kumulatif, maka pertama-
tama harus dibayarkan kepada pemegang saham preferen jumlah dividen tetap tahun ini dan
tahun yang lalu sebesar Rp 12.000.000,- ( Rp 6.000.000,- + Rp 6.000.000,- ) dan setelah itu
dibayarkan saejumlah 6 % untuk pemegang saham biasa sebesar Rp 12.000.000,- . dengan
demikian masih tersisa Rp 3.000.000,- yang dapat dibagi rata kepada semua pemegang
saham.
Di dalam akte pendirian perseroan harus dicantumkan jumlah maksimum lembar saham yang
bisa dikeluarkan, yang disebut modal dasar perseroan. Saham yang telah dicetak dan siap
untuk dijual (masih berada di tangan perseroan) disebut modal yang ditempatkan.
Nilai tertentu untuk tiap lembar saham disebut nilai pari saham. Biasanya harga jual saham
sama dengan nilai parinya.
Salah satu faktor yang berpengaruh atas nilai pari saham adalah tingkat keuntungan perseroan
pada masa yang lalu dan prospek perseroan di masa depan. Nilai pari sangat penting artinya
dalam rangka melakukan pencataan akuntansi atas saham. Nilai pari adalah nilai yang
48
ditetapkan dewan komisaris. Bila saham dijual dengan harga lebih tinggi dari nilai parinya,
maka selisih kelebihan harga jual di atas nilai pari di sebut Agio saham. Selisih kekurangan
harga jual dibawah nilai pari di sebut Disagio saham.
Misalkan sebuah perseroan pada tahun pertama berdiri telah menyelesaikan transaksi-
transaksi penjualan sahamnya sebagai berikut :
1. Menjual 1000 lembar saham, nilai pari Rp 100.000,-, 7 % preferen dengan kurs 105
per saham.
2. Menjual 1000 lembar saham, nilai pari Rp 100.000,-, 6 % preferen dengan kurs 98 per
saham.
3. Menjual 5000 lembar saham biasa tanpa nilai pari dengan harga Rp 30.000,-
persaham, 7 Nilai saham tersebut ditetapkan Rp 20.000,- per saham.
4. Pada tahun pertama perseroan mendapat laba sebesar Rp 50.000.000 setelah
membayar dividen untuk 7 %.saham sebesar Rp 7.000.000,- dan Rp 6.000.000,- untuk
6 % saham preferen serta Rp 10.000.000,- untuk saham biasa, perusahaan masih
mempunyai laba di tahan sebesar Rp 27.000.000,-
Modal Saham
Jumlah Rp 353.000.000,-
49
Pengeluaran Saham Secara Tunai.
1. Menjual 1000 lembar saham preferen 7 %, nilai pari Rp 100.000,- dengan kurs 105
Kas Rp 105.000.000,-
2. Menjual 1000 lembar saham preferen 6 %, nilai pari Rp 100.000,- dengan kurs 98
Kas Rp 98.000.000,-
3. Menjual 5000 lembar saham biasa tanpa nilai pari, harga yang ditetapkan Rp 20.000,- per
lembar dengan harga jual Rp 30.000,-
Kas Rp 150.000.000,-
Kesimpulan bahwa rekening modal saham selalu dikredit sebesar nilai pari saham atau dalam
hal saham tidak bernilai pari bisa digunkan nilai yang ditetapkan. Dilain pihak rekening kas
didebet dan selisihnya dicatat dengan menggunakan rekening agio atau disagio saham.
Rekening agio saham dikredit sebesar kelebihan harga jual di atas nilai pari, sedangkan
rekening disagio saham didebet sebesar selisih harga jual dengan nilai pari.
Pesanan Saham
Bila perseroan yang akan mengeluarkan saham menerima pesanan, maka pesanan tersebut di
catat dengan mendebet suatu rekening piutang yang disebut Piutang Pesanan Saham.
Contoh :
Perseroan menerima pesanan 500 lembar saham biasa yang bernilai dari Rp 100.000,- /
lembar. Harga jual yang disepakati untuk saham tersebut adalah Rp 120.000,- per lembar
yang akan dibayar melalui dua angsuran masing-masing Rp 40.000,- dan Rp 80.000
50
Kas Rp 20.000.000,-
Kas Rp 40.000.000,-
MODAL SUMBANGAN
Modal sumbangan timbul karena adanya sumbangan yang diberikan kepada perusahaan
berupa harta kekayaan tertentu tanpa imbalan. Sumbangan semacam ini bisa berasal dari
pemegang saham atau dermawan lainnya. Dalam bentuk :
Contoh :
1. Seorang pemegang saham memberi sumbangan berupa 100 lembar saham biasa. Saham
tersebut dijual kembali oleh perseroan dan laku dengan harga Rp 125.000,- per lembar.
Catatan dan jurnal yang harus dibuat oleh perseroan adalah sebagai berikut :
Kas Rp 12.500.000,-
Perseroan menerima sumbangan berupa sebidang tanah dari seorang dermawan yang bernilai
Rp 26.000.000,-
maka jurnalnya :
Tanah Rp 26.000.000,-
Modal sumbangan Rp 26.000.000,-
(untuk mencatat penerimaan sumbangan berupa tanah seharga Rp 26.000.000,-)
51
NILAI BUKU PER LEMBAR SAHAM
Nilai buku saham adalah jumlah rupiah kekayaan (aktiva) bersih yang tercermin dalam satu
lembar saham yang dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :
Contoh :
Modal saham
Tambahan Modal :
Nilai buku per lembar saham biasa adalah jumlah modal dibagi dengan jumlah lembar saham
biasa yang beredar, yaitu : Rp 430.000.000 : 5.000 = Rp 86.000,-
Modal
Modal saham
Tambahan Modal :
Preferensi likuidasi untuk saham preferen adalah Rp 103.000,- per lembar saham
preferen dan tidak ada dividen yang terutang, maka bagian modal yang berasal dari saham
52
preferen adalah Rp 103.000.000,-. Dengan demikian jumlah modal yang di anggap berasal
dari saham biasa adalah:
Saldo rekening laba di tahan menggambarkan bagian dari modal yang timbul dari
penggunaan kekayaan perusahaan dalam operasi yang mendatangkan keuntungan. Dala hal
tertentu Rekening Laba Ditahan langsung didebet atau dikredit, yaitu bila diperlukan
penyesesuaian atas laba atau rugi tahun yang lalu dan untuk melakukan koreksi kesalahan
yang berhubungan dengan tahun yang lalu.
Dividen adalah merupakan laba yang dibagikan kepada para pemegang saham.
Saldo rekening laba di tahan menggambarkan bagian dari modal yang timbul dari
penggunaan kekayaan perusahaan dalam operasi yang mendatangkan keuntungan. Dala hal
tertentu Rekening Laba Ditahan langsung didebet atau dikredit, yaitu bila diperlukan
penyesesuaian atas laba atau rugi tahun yang lalu dan untuk melakukan koreksi kesalahan
yang berhubungan dengan tahun yang lalu.
Dividen adalah merupakan laba yang dibagikan kepada para pemegang saham.
Contoh :
PT. Nurani dalam tahun 1993 memperoleh laba bersih sebesar Rp 39.000.000,-. Pada tanggal
1 januari 1993 perusahaan tersebut memiliki 10.000,- lembar saham biasa yang sudah
beredar. Pada tanggal 1 juli jumlah saham yang beredar telah ditambah lagi sebanyak 6.000
lembar. Seandainya PT.Nurani tidak memiliki saham preferen, maka rata-rata tertimbang
saham biasa yang beredar selama tahun 1993 sebagai berikut :
53
PT.NURANI
Laporan Rugi-Laba
Untuk tahun yang berakhir Tanggal 31 Desember 1993 (sebagian)
Laba sebelum pajak, pos-pos luar biasa, Dan pengaruh Kumulatip karena
10.000 6 = 60.000
16.000 6 = 96.000
12 156.000
= Rp 39.000.000,- = Rp 3.000
13.000
54
LAPORAN PERUBAHAN LABA DITAHAN
Telah dicadangkan:
Belum dicadangkan :
Dikurangi :
55
Modal PT. MADU RATNA
Modal saham :
Laba ditahan :
56
BAB X
Suatu perusahaan mungkin saja memiliki uang kas cukup besar yang belum segera diperlukan
dalam waktu dekat agar sampai pada waktu yang dipergunakan kelebihan dana kas tersebut
tidak menganggur, perusahaan dapat menanamkan seluruhnya atau sebagian dalam surat-
surat berharga yang memberikan keuntungan dan yang dapat cepat dijual lagi, bila diperlukan
uang kas. Surat berharga itu disebut dengan investasi sementara ( temporary investments )
atau surat berharga yang diperjual belikan yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka
pendek, dengan alasan bahwa :
• Surat berharga tersebut mudah diperjual belikan, sehingga dapat dijual menjadi uang
tunai setiap saat
Saham atau obligasi yang dibeli untuk investasi jangka pendek di dalam neraca digolongkan
sebagai aktiva lancar. Perkiraan ini dicantumkan setelah kas atau dapat juga digabung dengan
kas dan dijelaskan dengan judul “kas dan surat-surat berharga”.
Investasi jangka pendek dalam suatu portofolio surat-surat berharga biasanya dicatat pada
nilai patokan. Tetapi nilai patokan ( carrying amount ).Atau disebut juga nilai dasar (basis)
dari investasi jangka pendek ini diambil nilai terendah antara harga beli dengan harga
pasarnya yang ditetapkan pada tanggal neraca.
Investasi yang dilakukan dalam jangka waktu beberapa tahun dan tidak dimaksudkan untuk
memutarkan kelebihan uang kas dikategorikan sebagai investasi jangka panjang. Tujuannya
adalah membina hubungan usaha yang tetap dipertahankan sepanjang hubungan usaha masih
menguntungkan.
Disebut juga dengan penyertaan. Yang bertujuan untuk memperoleh tambahan pendapatan
dan melakukan control terhadap perusahan dimana investasi dilakukan.
Atas dasar besarnya control yang dapat dilakukan, investasi dalam saham perusahaan lain
dapat digolongkan menjasi tiga keadaan yaitu :
57
1. Perusahaan yang melakukan investasi tidak dapat melakukan control terhadap
perusahaan di mana ia melakukan investasi .
Contoh :
Pendapatan dari perusahaan anak diakui dan dicatat pada saat dividen telah diputuskan akan
dikeluarkan. Sebagai contoh anggaplah bahwa suatu perusahaan pada tanggal 30 Juni 1999
membeli 500 saham PT. ABC dengan harga Rp 25.000.000 (sudah termasuk komisi dan
biaya-biaya lain). Jumlah lembar saham yang dibeli ini hanya merupakan sebagian kecil dari
seluruh saham PT.ABC yang beredar
Bank Rp 25.000.000,-
Dalam metode harga pokok, laba yang diperoleh PT.ABC belum diakui dan dicatat sebagai
pendapatan. Tetapi, pada saat PT.ABC mengeluarkan dividen, maka bagian dividen yang
akan diterima dianggap sebagai pendapatan. Misalnya, anggaplah bahwa pada tanggal 15
Februari 2000 PT.ABC memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 5.000 per lembar
saham. Transaksi ini oleh perusahaan memiliki 500 saham PT.ABC tadi, akan dicatat sebagai
berikut :
Pada tanggal 1 Maret 2000, 500 saham PT.ABC tersebut di atas dijual dengan harga
Rp 26.000.000. ayat jurnal yang perlu dibuat :
Bank Rp 26.000.000,-
Berbeda dengan metode pokok, dalam metode kekayaan, bagian laba yang dihasilkan
perusahaan anak diakui dan dicatat sebagai penambahan investasi. Apabila dividen
dikeluarkan, maka bagian yang diterima dicatat sebagai pengurang. Dengan demikian, saldo
perkiraan investasi akan bertambah dengan bagian laba yang dihasilkan dan berkurang
dengan dividen yang dibayarkan perusahaan anak, perhatikan bahwa dalam metode harga
pokok, saldo perkiraan investasi tidak berubah, yaitu sebesar harga perolehan investasi
58
BAB XI
AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Perusahaan Industri)
A. Peruasahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengolah bahan baku (input dasar) menjadi
barang dalam proses dan barang jadi, kemudian menjualnya.
Akuntansi yang secara khusus menangani masalah produksi adalah Akuntansi Biaya,
tujuanya adalah untuk menetapkan harga pokok produksi barang jadi. Sedangkan cara/system
produksinya bisa berdasarkan pesanan atau berdasarkan proses. Lebih lanjut mengenai
Akuntansi perusahaan manufaktur akan dibahas pada Akuntansi Biaya.
B. Persediaan
C. Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya yang terjadi dalam pabrik dalam suatu periode. Biaya priduksi
terdiri dari:
Biaya Bahan
59
1. Biaya Bahan Baku (raw material) : Biaya untuk bahan-bahan yang dapat dengan
mudah dan langsung diidentifikasi dengan barang jadi. Contoh; kayu bagi perusahaan
mebel, kertas bagi perusahaan percetakan, dll
2. Biaya Upah Langsung (direct labour)/Biaya Tenaga kerja Langsung (BTKL) : Biaya
untuk tenaga kerja yang langsung menangani proses produksi atau yang dapat di
idetifikasi langsung dengan barang jadi. Contoh; upah tukang untuk perusahaan mebel
atau pelinting rokok untuk perusahaan rokok, dll.
3. Biaya Overhead Pabrik / BOP (Factory Overhead) : Biaya-biaya pabrik selain biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, biaya ini tidak dapat di identifikasi
secara langsung dengan barang yang dihasilkan. Contoh BOP;
a. Biaya bahan pembantu/bahan tidak langsung : Paku dan lem untuk perusahaan
mebel
b. Upah tidak langsung : Gaji mandor
c. Biaya pabrik tidak langsung : Biaya listrik, air, telepon dll
Sedangkan Biaya Pada Perusahaan Manufaktur Bila Dilihat Dari Perilaku Biaya Adalah sbb:
1. Biaya Tetap (fixed cost) : Biaya yang secara unit bisa berubah namun secara total
tetap, dan tidak dipengaruhi volume kegiatan/volume produksi sampai pada batas-
batas tertentu atau full capacity.
2. Biaya Variabel (variable cost) : Biaya yang secara unit tetap tetapi secara total
berubah-ubah sesuai dengan volume kegiatan, dan perubahan itu secara proporsional.
60
REFERENSI:
61