a) Metode Perpetual
Dalam metode perpetual, maka transaksi pembelian dan semua
transaksi yang berhubungan dengan pembelian, seperti retur
pembelian, potongan pembelian dan biaya angkut pembelian dicatat
ke akun persediaan barang dagangan. Dalam metode perpetual, akun
persediaan barang dagangan selalu berubah karena transaksi
pembelian barang dagangan, penjualan barang dagangan, dan
transaksi lain seperti retur pembelian, potongan pembelian, dan biaya
angkut pembelian.
Saat terjadi penjualan maka tercapat dua pencatatan, yaitu
mencatat nilai penjualan dan harga pokok barang terjual. Harga jual
barang dicatat ke akun penjualan, sedangkan harga pokok barang
dicatat ke akun beban pokok penjualan. Pada akhir periode tidak
menghitung nilai persediaan barang daganagn dan ebban pokok
penjualan karena nilainya sudah diketahui atau sudah menunjukkan
saldo terkini.
Dalam perusahaan dagang transaksi dapat dianalisis berdasarkan
aktivitasnya, yaitu :
(1) Transaksi Pembelian
Transaksi pembelian merupakan siklus operasi pertama pada
perusahaan dagang, aktivitas ini meliputi pembelian barang dagang untuk
dijual kembali.
a. Pembelian Tunai
Pembelian tunai merupakan transaksi pembelian barang dagangan
kepada pemasok secara tunai.
Contoh:
Pada tanggal 3 Juni 2018 CV Mustika Ratu membeli barang dagang kepada
PT Nada Kencana senilai Rp700.000,00 secara tunai.
b. Pembelian Kredit
Pembelian kredit merupakan transaksi pembelian barang dagangan kepada
pemasok secara kredit. Pada pembelian kredit terdapat syarat kredit. Jika
pembayaran dilakukan saat pengiriman atau sebelum jatuh tempo maka
pembeli berhak mendapatkan diskon pembelian, sedangkan jangka waktu
periode kredit disebut dengan periode jatuh tempo kredit.
Contoh:
Pada tanggal 3 Juni 2018 CV Mustika Ratu membeli barang dagang kepada
PT Nada Kencana senilai Rp700.000,00 dengan termin 3/15, n/30.
Tanggal Deskripsi Debet Kredit
2018 3 Persediaan Barang Dagangan Rp700.000,00
Juni
Utang Usaha Rp700.000,00
(mencatat pembelian kredit)
Jika tidak dalam masa potongan, misalkan membayar pada tanggal 26 Juni
2018 maka jurnalnya:
Tanggal Deskripsi Debet Kredit
2018 26 Utang Usaha Rp700.000,00
Juni Kas Rp700.000,00
(mencatat pembayaran utang
usaha)
d. Pengangkutan Pembelian
Biaya angkut pembelian terjadi saat transaksi pembelian yang mengharuskan
pengangkutan barang dari pembeli ke penjual. Metode perpetual pembayaran
biaya angkut pembelian dicatat ke akun persediaan barang dagangan. Jurnal
biaya angkut pembelian mendebit akun persediaan barang dagangan dan
mengkredit kas atau utang usaha.
Contoh: Pada tanggal 26 Juni 2018 CV. Mustika Ratu membeli barang
dagangan dengan biaya angkut ditanggung dang dibayar CV. Mustika Ratu
sebesar Rp 60.000,00. Maka jurnalnya:
CV. Mustika Ratu melakukan pembayaran atas piutang usahanya pada tanggal
12 Juli 2018
Tanggal Deskripsi Debit Kredit
2018 12 Kas Rp7.056.000,00
Juli Potongan Penjualan Rp144.000,00
Piutang Usaha Rp7.200.000,00
(Untuk mencatat pelunasan
pitang usaha)
Pada tanggal 31 Desember 2018, beban depresiasi yang harus dicatat oleh CV.
Mustika adalah sebesar Rp 600.000,00. Ayat jurnal untuk mencatat beban
depresiasi adalah :
Tanggal Deskripsi Debit Kredit
2018 31 Beban Depresiasi Rp600.000,00
Des Akumulasi Depresiasi Rp600.000,00
(mencatat beban
depresiasi)
(h) Buku Besar Persediaan Barang Dagangan setelah ayat jurnal penyesuaian:
Persediaan Barang Dagangan
Des 31
Saldo 31 Des 40.500.000 300.000
(Penyesuaian)
Des 31
40.200.000
Setelah Disesuaikan
(i) Neraca Lajur
NADA KENCANA
NERACA LAJUR
31 Desember 2018
(Dalam Ribuan)
Neraca Saldo Penyesuaian Neraca Saldo Setelah Disesuaikan Laporan Laba-Rugi Neraca
Nama Akun
D K D K D K D K D K
Kas Rp 2,800.00 Rp 2,800.00 Rp 2,800.00
Piutang usaha Rp 4,600.00 Rp 4,600.00 Rp 4,600.00
Persediaan Barang Dagang Rp 40,500.00 Rp 300.00 Rp 40,200.00 Rp 40,200.00
Asuransi Dibayar Dimuka Rp 300.00 Rp 100.00 Rp 200.00 Rp 200.00
Perlengkapan Rp 600.00 Rp 500.00 Rp 100.00 Rp 100.00
Mebel Rp 33,200.00 Rp 33,200.00 Rp 33,200.00
Akumulasi Depr. Mebel Rp 2,400.00 Rp 600.00 Rp 3,000.00 Rp 3,000.00
Utang Usaha Rp 39,500.00 Rp 39,500.00 Rp 39,500.00
Utang Wesel Rp 12,600.00 Rp 12,600.00 Rp 12,600.00
Pendapatan Diterima Di Muka Rp 1,500.00 Rp 800.00 Rp 700.00 Rp 700.00
Utang Gaji Rp 400.00 Rp 400.00 Rp 400.00
Modal, Arifin Rp 25,900.00 Rp 25,900.00 Rp 25,900.00
Prive, Arifin Rp 54,100.00 Rp 54,100.00 Rp 54,100.00
Pendapatan Penjualan Rp 168,500.00 Rp 800.00 Rp 169,300.00 Rp 169,300.00
Retur Penjualan Rp 2,000.00 Rp 2,000.00 Rp 2,000.00
Potongan Penjualan Rp 1,400.00 Rp 1,400.00 Rp 1,400.00
Beban Pokok Penjualan Rp 90,500.00 Rp 300.00 Rp 90,800.00 Rp 90,800.00
Beban Gaji Rp 9,800.00 Rp 400.00 Rp 10,200.00 Rp 10,200.00
Beban Sewa Rp 8,400.00 Rp 8,400.00 Rp 8,400.00
Beban Asuransi Rp 900.00 Rp 100.00 Rp 1,000.00 Rp 1,000.00
Beban Depresiasi Rp 600.00 Rp 600.00 Rp 600.00
Beban perlengkapan Rp 500.00 Rp 500.00 Rp 500.00
Beban Bunga Rp 1,300.00 Rp 1,300.00 Rp 1,300.00
Rp 250,400.00 Rp 250,400.00 Rp 2,700.00 Rp 2,700.00 Rp 251,400.00 Rp 251,400.00 Rp 116,200.00 Rp 169,300.00 Rp 135,200.00 Rp 82,100.00
Laba Bersih Rp 53,100.00 Rp 53,100.00
Rp 169,300.00 Rp 169,300.00 Rp 135,200.00 Rp 135,200.00
49
(j) Jurnal Penutup
Berdasarkan neraca lajur di atas, maka jurnal penutup per 31 Desember 2018
yang harus dibuat oleh PT. Nada Kencana
Tanggal Deskripsi Debit Kredit
2018 31 Penjualan Rp169.300.000,00
Des Laba - Rugi Rp169.300.000,00
b) Metode Periodik
Metode periodik mengindikasikan pencatatan perubahan pembelian
dan penjualan barang dagangan ke persediaan barang dagangan secara
periodik. Transaksi pembelian dan transaksi yang terkait pembelian, seperti
49
retur pembelian, potonggan pembelian dan biaya angkut pembelian dicatat ke
akunnya masing-masing. Akun-akun tersebut di akhir periode disesuaikan ke
akun beban pokok penjualan. Setelah penyesuaian maka akun-akun tersebut
tidak tersajikan di laporan keuangan.
Metode periodik juga disebut metode fisik karena untuk mengetahui
nilai persediaan barang dagangan akhir dilakukan perhitungan fisik terhadap
persediaan yang masih tersisa di Gudang. Perhitungan fisik yang dimaksud
adalah membuat perhitungan yang mempertemukan nilai pembelian dan
penjualan untuk mengetahui nilai persediaan akhir barang dagangan. Untuk
mengetahui nilai persediaan akhir tersebut maka dibuat jurnal penyesuaian
sehingga tersajikan di laporan keuangan.
(1) Transaksi Pembelian
(a) Pembelian Tunai
Pada tanggal 4 Mei 2018 UD. Ambasador membeli barang dagang senilai
Rp3.800.000,00 secara tunai, jurnalnya:
50
Tanggal Deskripsi Debit Kredit
2018 14 Utang usaha Rp3.500.000,00
Mei Potongan pembelian Rp70.000,00
Kas Rp3.430.000,00
(mencatat pelunasan utang
usaha)
(d) Beban Pengangkutan
Pada tanggal 6 Mei 2018, UD Ambasador membayar biaya angkut (karena
biaya angkut ditanggung oleh pembeli) senilai Rp150.000,00.
51
(b) Penjualan kredit
Pada tanggal 4 Mei 2018, PT Surya menjual barang dagang secara kredit
senilai Rp3.800.000,00 dengan syarat 2/10, n/30.
Apabila terjadi retur penjualan pada masa potongan dan pelunasan juga
pada masa potongan maka pemberian potongan didasarkan dari jumlah
penjualan setelah dikurangi retur penjualan. Akan tetapi, jika pelunasan
tidak pada masa potongan dan terjadi retur penjualan maka besarnya
pelunasan setelah retur penjualan (jumlah penjualan-retur penjualan).
Contoh: 5 Maret 2018 PT. Surya menjual barang dagangan dari Toko
Cahaya berupa computer sebanyak 3 unit @Rp 5.000.000. syarat
pembayaran 2/10.n/30. 8 Maret 2018 Toko Cahaya mengembalikan 1 unit
computer. 15 Maret 2018 Toko Cahaya membayar.
Berdasarkan transaksi tersebut maka dasar pemberian potongan yaitu:
Penjualan 3 x Rp 5.000.000,00 = Rp 15.000.000,00
Retur penjualan 1 x Rp 5.000.000,00 = (Rp 5.000.000,00)
Jumlah = Rp10.000.000,00
Potongan 2% x Rp10.000.000,00=(Rp. 200.000,00)
52
Kas = Rp 9.800.000,00
53
Tanggal Deskripsi Debit Kredit
2018 18 Beban angkut penjualan Rp500.000,00
Mei
Kas (mencatat pembayaran Rp500.000,00
beban angkut penjualan)
54
b) Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian dibuat setelah neraca saldo disusun. Jurnal
penyesuaian pada perusahaan dagang meliputi penyesuaian seperti pada
perusahaan jasa ditambah dengan penyesuaian untuk mencatat Harga Pokok
Penjualan. Dalam menghitung Harga Pokok Penjualan, harus diketahui nilai
akhir persediaan pada akhir periode. Nilai persediaan yang tercantum dalam
neraca saldo adalah merupakan nilai persediaan di awal periode, sehingga
perlu untuk melakukan penghitungan ulang fisik persediaan yang ada di
gudang sehingga dapat diketahui nilai akhirnya. Perusahaan yang mencatat
persediaan dengan menggunakan sistem perpetual, pada akhir periode akan
melakukan perhitungan fisik untuk melakukan pengecekan pencocokan
jumlah persediaan dalam sistem dengan jumlah fisik sebenarnya. Dalam
melakukan pencatatan dalam sistem dapat terjadi kesalahan pencatatan atau
error atau risiko secara fisik persediaan dapat dicuri atau terbuang, sehingga
perusahaan perlu melakukan penyesuaian agar nominal persediaan secara
sistem dan secara fisik menunjukan jumlah yang sama.
Ilustrasi:
Perhitungan nilai persediaan pada akhir periode, dengan asumsi:
(1) Seluruh persediaan awal telah terjual.
(2) Biaya perolehan persediaan awal dibebankan menjadi Harga Pokok
Penjualan.
(3) Pembelian dan pengangkutan pembelian selama satu periode.
(4) Potongan pembelian dan retur pembelian menjadi pengurang Harga
Pokok Penjualan.
55
Persediaan awal 50,000.00
Ditambah :
Pembelian 600,000.00
Pengangkutan pembelian 60,000.00
660,000.00
Dikurangi :
Potongan Pembelian 12,000.00
Retur Pembelian 75,000.00
Pembelian Bersih (87,000.00)
573,000.00
Barang Tersedia Untuk Dijual 623,000.00
Persediaan Akhir (15,000.00)
Harga Pokok Penjualan 608,000.00
Ayat jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut :
Tanggal Deskripsi Debit Kredit
Des. 31 Harga Pokok Penjualan 608.000
Persediaan Akhir 15.000
Retur Pembelian 75.000
Potongan Pembelian 12.000
Pembelian 600.000
Pengangkutan Pembelian 60.000
Persediaan (awal) 50.000
(mencatat ayat jurnal penyesuaian)
56
Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
PT. ASRI JAYA
NERACA SALDO SEBELUM DAN SETELAH PENYESUAIAN
PER 31 DESEMBER 2018
c) Jurnal Penutup
Langkah selanjutnya setelah Neraca Saldo Penyesuaian adalah
menyusun Laporan Keuangan, yaitu Laporan Laba Rugi dan Neraca periode
berjalan. Setelah Laporan Keuangan tersusun, kemudian jurnal penutup
dibuat. Dalam jurnal penutup terdapat dua jenis akun :
(1) Akun temporer, akun ini berkaitan dengan akun pada periode berjalan.
Akun ini terdiri dari seluruh akun pada Laporan Laba Rugi dan akun
Dividen. Perusahaan menutup seluruh akun temporer pada akhir
periode.
(2) Akun permanen, akun ini berkaitan dengan akun yang berkelanjutan
sampai dengan periode masa datang tidak hanya satu periode. Akun ini
terdiri dari akun-akun yang terdapat dalam Laporan Posisi Keuangan
57
(Neraca). Akun permanen tidak dibuat ayat jurnal penutup, karena saldo
akun-akun ini berkelanjutan sampai dengan periode akuntansi
berikutnya.
Jurnal penutupan untuk perusahaan dagang adalah sebagai berikut :
(1) Mendebit akun-akun temporer/nominal dengan saldo kredit seperti
Penjualan/Pendapatan dan mengkredit akun ikhtisar laba rugi.
(2) Mengkredit akun-akun temporer/nominal dengan saldo debit seperti
berbagai beban, dan mendebit akun ikhtisar Laba Rugi. Oleh karena
Harga Pokok Penjualan adalah akun temporer dengan saldo debit, maka
akun-akun tersebut dikreditkan sebesar saldonya.
(3) Mendebit akun Ikhtisar Laba Rugi sebesar saldonya (laba neto) dan
mengkredit akun modal pemilik. Jika perusahaan mengalami rugi neto,
maka yang dikredit adalah akun Ikhtisar Laba Rugi sebesar saldonya
dan yang didebit akun Modal Pemilik.
(4) Mendebit akun Modal pemilik sebesar saldo akun prive dan mengkredit
akun prive.
Contoh:
Tanggal Akun Debit Kredit
2018 31 Ikhtisar Laba Rugi Rp608.000,00
Des Beban Gaji dan Upah Rp15.000,00
Beban Penyusutan Bangunan Rp75.000,00
Beban Angkut Penjualan Rp12.000,00
Beban Bunga Rp600.000,00
Harga Pokok Penjualan Rp60.000,00
(jurnal penutupan biaya
pada ikhtisar laba rugi)
58
Ayat jurnal penutupan Modal, Ny. Tina
Tanggal Deskripsi Debit Kredit
2018 31 Ikhtisar Laba Rugi Rp700.000,00
Des
Modal, Ny. Tina Rp700.000,00
(jurnal penutupan akun modal
pada ikhtisar laba rugi)
d) Jurnal Pembalik
Setelah selesai menyiapkan Laporan Keuangan dan membuat jurnal
penutup, perusahaan masih memiliki satu prosedur dalam pencatatan
akuntansi yaitu membuat jurnal pembalik (reversing entries). Jurnal
pembalik tujuannya adalah untuk menghindari pencatatan ganda (double
accounting) dan memposisikan pencatatan sesuai dengan pendekatan
pencatatan awalnya. Jurnal pembalik dibuat pada awal periode berikutnya.
Jurnal ini disebut jurnal pembalik karena teknisnya tinggal membalikan dari
jurnal penyesuaian yang sudah dibuat. Namun tidak semua jurnal
penyesuaian dibalik, yang memerlukan jurnal pembalik adalah: Pertama,
akun-akun Beban Dibayar Dimuka dan akun-akun Pendapatan Diterima
Dimuka yang telah dicatat
59
terlebih dahulu dengan menggunakan pendekatan Laba-Rugi atau
pendekatan beban dan pendekatan pendapatan. Kedua, ayat antisipasi
(akrual) atau akun- akun yang masih harus dibayar dan akun-akun yang
masih harus diterima, contohnya gaji yang masih harus dibayar (Utang Gaji)
atau akun pendapatan yang masih harus diterima (Piutang Pendapatan).
Contoh:
CV. Mustika selalu membayar gaji tiap tanggal 9 pada bulan berikutnya.
Jumlah gaji yang dibayar sebesar Rp1.200.000,00.
Transaksi tersebut dicatat dengan jurnal penyesuaian sbb:
Tanggal Deskripsi Debit Kredit
2018 31 Beban Gaji dan Upah Rp1.200.000,00
Des
Utang Gaji dan Upah Rp1.200.000,00
(mencatat ayat jurnal
penyesuaian untuk gaji)
60
pendapatan dengan beban. Kritik terhadap laporan laba - rugi bentuk
langsung adalah laba kotor dan laba operasi tidak tersedia untuk
dianalisis.
Akun dalam Laporan Laba Rugi:
(a) Penjualan, akun ini merupakan akun untuk mencatat pendapatan dari
penjualan yang dilakukan perusahaan. Jumlah nominal yang
dicantumkan sebesar harga jual kepada pelanggan.
(b) Harga Pokok Penjualan, akun ini merupakan biaya barang yang terjual
ke pelanggan.
(c) Laba Bruto, akun ini mencerminkan selisih Penjualan dengan Harga
Pokok Penjualan
(d) Beban Operasional dan Administrasi, merupakan akun yang mencatat
semua pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka aktivitas
operasional perusahaan.
(e) Pendapatan (Beban) Lainnya, pendapatan dan beban lainnya yang
merupakan tidak terkait dengan operasi utama perusahaan.
(f) Laba Bersih, merupakan laba yang diperoleh dari laba kotor yang
dikurangi oleh beban-beban yang dikeluarkan perusahaan, baik dari
aktivitas operasi perusahaan maupun yang bukan.
Dibawah ini merupakan contoh Laporan Laba Rugi Bentuk Tidak Langsung
(multiple step income statement)
61
PT. ASRI JAYA
LABA RUGI
PER 31 DESEMBER 2019
Ilustrasi :
Ny Tina melakukan pengambilan modal pada Tanggal 28 Demseber 2018
sebesar Rp 50.000,00. Ayat jurnal pencatatannya adalah sebagai berikut :
Tanggal Deskripsi Debit Kredit
62
2018 28 Prive, Ny.Tina 50.000,00
Des Modal, Ny. Tina 50.000,00
Aset TakLancar
Liabilitas Jangka
Aset tetap
Panjang Utang Bank 330,000.00
Tanah 450,000.00
Bangunan 550,000.00
Akumulasi Penyusutan Bangunan (100,000.00) Ekuitas
900,000.00 Modal, Ny. Tina 700,000.00
1,390,000.00
1,390,000.00
63