MEKANIKA BAHAN
{Besaran karakteristik penampang}
NAMA KELOMPOK:
Berto Paembonan (221 213 027)
Saprianus Palebangan( 221 213
Melti Senolinggi
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA (UKI TORAJA)
2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Luas tampang (A) merupakan luas bidang datar yang dihitung menurut
fungsi sumbu X dan Y, mewakili luas tampang melintang elemen struktur yang
menanggung beban di atasnya.
Titik berat suatu penampang dapat dipandang sebagai sebuah titik, yang jika
seluruh permukaan dipusatkan (lumped) di sana, akan memberikan momen statis
yang nilainya sama terhadap kedua sumbu atau terhadap sumbu manapun juga,
dengan kata lain momen statis suatu penampang terhadap semua garis yang
melalui pusat berat penampang selalu bernilai nol.
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang di maksud dengan luas penampang
2. Mengetahui apa yang di maksud dengan titik berat
3. Mengetahui apa yang di maksud dengan momen statis
4. Mengetahui apa yang di maksud dengan momen inersia
BAB II
PENDAHULUAN
A. luas penampang
a.) Formulasi Umum Sifat Penampang Datar
M xm A y dA
m
y
M n xndA
A
x
M m yn y m x n dA
A
Mn 2
y2)n / 2
r dA (x dA
n
r
A A
di mana Mxm merupakan momen ke-m dari tampang datar terhadap sumbu X, My n
momen ke-n terhadap sumbu Y dan M r n adalah momen ke-n dari tampang datar
terhadap sumbu Z, sedangkan Mx my n merupakan momen sentrifugal tampang
datar.
a.) Luas penampang
Luas tampang (A) merupakan luas bidang datar yang dihitung menurut
fungsi sumbu X dan Y, mewakili luas tampang melintang elemen struktur yang
menanggung beban di atasnya. Rumus untuk menghitung luas tampang
A (1.2.)
dA
A
di mana dalam tata sumbu Kartesius misalnya, dapat digunakan bentuk diferensial
luas dA = dx.dy.
dx dA
x dy
y
X
Sx M x1 y dA
A
y
Sy M 1 ꭍ x dA
A
C. Titik Berat
Titik berat suatu penampang dapat dipandang sebagai sebuah titik, yang jika
seluruh permukaan dipusatkan (lumped) di sana, akan memberikan momen statis
yang nilainya sama terhadap kedua sumbu atau terhadap sumbu manapun juga,
dengan kata lain momen statis suatu penampang terhadap semua garis yang
melalui pusat berat penampang selalu bernilai nol.
Koordinat pusat berat tampang dapat dihitung menggunakan Persamaan di
bawah ini;
X
0
Sy
A x.dA
A
A dA
Sx y.dA
Y A
0
A A dA
dx dA
x (X0, Y0)
dy
Sy y
X
Sx
Ix M 2
(1.5.a.)
A y dA
2
x
I y M y2
(1.5.b.)
A x dA
2
x
Ixy M 1 y1 yx dA (1.5.c.)
A
J M2
dA (x y )dA I y Ix
2 2
(1.5.d.)
r
2
r
A A
r x
dA
y
X
Gambar. 1.3. Momen Inersia Tampang datar
Tabel 1.1. Momen Inersia Tampang yang Sering Digunakan
b Ixy = 0
b Ixy = -b2.h2/72
Ellipse h b Ix = .b.h3/4
2.h Iy = .h.b3/4
Jo = .b.h(h2 + b2)/4
2.b Ixy = 0
h Iy = .h.b3/8
b Jo = .b.h(h2/8 – 8h2/92 + b2/8)
Ixy = 0
1.2. Radius Girasi
2
rx .A I x (1.6.a.)
2
ry .A I (1.6.b.)
2
y rz .A (1.6.c.)
Ix 1
r 2 (1.7.a.)
x
A
1
I 2
ry A (1.7.b.)
y
J 1
r 2 (1.7.c.)
z
A
T S
s t
X
a
y
O
x
Momen inersia dalam perputaran tata sumbu dapat dituliskan dalam bentuk
Persamaan berikut :
A
0 0
Is I y .sin I x .cos 2.Ixy .sin.cos
2 2
A A A
0 0 0
It I y .cos I x .sin 2.Ixy .sin.cos
2 2
Nilai ekstrim momen inersia serta arah tata sumbu yang bersangkutan (yang
ditentukan oleh sudut rotasi relatif terhadap sumbu X) dapat diperoleh dengan
menyamakan turunan terhadap dengan nol, sehingga diperoleh :
Ix I y Ix I y
Is 2 .cos 2 Ixy .sin 2
2
dIs Ix I y
2. .sin 2 2.Ixy .cos 2
d 2
Ix I y
0 2. I xy .cos 2 .sin 2
2
2.I xy .cos 2 Ix I y .sin 2 0
2.Ixy .cos 2 Ix I y .sin 2
sin
2.Ixy
2 (I I )
x y
cos
2 2.Ixy
tan 2s (1.15.)
(Ix I y )
Analisis sifat tampang datar akibat transformasi sumbu juga dapat dilakukan
dengan cara grafis yang dikenal dengan Metode Lingkaran Mohr. Keandalan
metode ini sangat tergantung pada kecermatan penggambaran, ketelitian
pengukuran skala dan sudut putar. Berikut ini disampaikan urutan langkah
penggambaran Lingkaran Mohr untuk analisis sifat tampang datar :
a.) Tentukan suatu tata sumbu Kartesius dengan besaran Ix dan Iy diukurkan
pada sumbu absis dan besaran Ixy pada ordinat dengan skala yang tepat.
b.) Tentukan titik O sebagai pusat lingkaran dengan nilai (Ix + Iy)/2 pada arah
sumbu mendatar.
c.) Pada titik dengan absis Ix dan Iy, masisng-masing diukurkan Ixy sebagai
ordinat, sehingga diperoleh titik A(Ix, Ixy) dan titik B(Iy, -Ixy).
d.) Gambarkan lingkaran dengan pusat titik O((Ix + Iy)/2,0) melalui titik A dan
I I 2 2
titik B. Jari-jari lingkaran ini dapat dihitung sebesar 2 I xy .
x y
e.) Perpotongan lingkaran dengan sumbu absis memberikan nilai Ix dan Iy
ekstrim (maksimum di sebelah kanan (C) dan minimum di sebelah kiri (A)).
f.) Arah sumbu ekstrim as=at untuk mendapatkan inersia maksimum
diberikan oleh setengah sudut AOC yang setara dengan besar sudut ADC,
atau setengah sudut BOD. Arah sumbu ekstrim ast diberikan sebagai
setengah sudut AOE atau setengah sudut BOF. Dalam hal ini perputaran
sumbu dianggap positif jika berlawanan dengan putaran jarum jam.
Ix I y
2
D OO C
F
Ix I
y
2
Keterangan :
A(Ix, Ixy) B(Iy, -Ixy) C(Is max, 0)
D(Is min, 0) E(0, Ist max) F(0, Ist min)
I I I I 2 12
Imax 2
Ixy (1.18.)
x y x y
s
2 2
I I 2 12
Imax x y I 2 (1.19.)
xy
st 2
Contoh 1.1. : Suatu balok yang memiliki bentuk tampang T, dengan ukuran
yang tercantum pada Gambar 1.6. Hitung nilai inersia ekstrim dari
tampang balok tersebut.
I 10 cm
dy2
II dy1 Y1
Y0 Y2 75 cm
45 cm 30 cm 45 cm
Penyelesaian
Untuk mempermudah penyelesaian soal, dapat digunakan tabel perhitungan
dengan membagi tampang melintang balok menjadi dua bagian luasan.
Sx 180375
Y 55,28 cm
A 3450
0
I X I X A.dy2 1064687,50 1444582,98
cm4
2509270,48
b. Perhitungan sifat tampang dengan acuan sumbu Y
Sy 207000
X A 3450 60 cm
0
IY IY A.dx2 1608750,00 0,00
cm4
1608750,00
3450 - - - 0 0
I
A.dx.dy cm4
XY
0
tan 2s a 00
(I s
=
2.Ixy x Iy
0
)
2509
270,4
8
1608
750,0
0
Ix I y Ix I y
Is 2 .cos 2 Ixy .sin 2
2
Ix I y Ix I y 0 0
Is .cos Ixy .sin 2.0
2 2 2.0
2509720,48 1608750,00 2509270,48 1608750,00 0 0
I .cos 0 0.sin 0
s 2 2
2509720,48 1608750,00 2509270,48 1608750,00
I .1 0.0
s 2 2
I s 2059010,24 450260,24 0
Is 2509270,48 cm4
ast = 450
Ix I y
Ist .sin 2 Ixy .cos 2
2
Ix I y 0 0
Ist .sin Ixy .cos 2.45
2.45
2
2509270,48 1608750,00 0 0
I st .sin 90 0.cos90
2
2509270,48 1608750,00
I st .1 0.0
2
I st 450260,24 0
Ist 450260,24 cm4
f. Penentuan momen inersia ekstrim dengan lingkaran Mohr
B A
O
D C
as = 00
iii.) Besarnya momen inersia sentrifugal ekstrim pada titik E dapat diukur
menurut jari-jari lingkaran Mohr, atau sebesar
ast = 450