Bab 3
A dA dx dy (3.1)
A A
y dA
TB : titik berat
dA : luas bidang kecil
dx
x x,y : jarak luasan dA ke sumbu
dy
x dan y
x0 TB (x0,y0) : koordinat titik berat
y Ixx : momen inersia thd. sb. x
Iyy r Iyy : momen inersia thd. sb. Y
y0
Momen statis luasan dA terhadap suatu sumbu adalah besarnya perkalian dA dengan
jarak dari titik pusat luasan ini ke sumbu tersebut. Momen statis penampang total
terhadap sumbu x dan y adalah sebagai berikut:
S x y dA dan S y x dA . (3.2)
A A
Sedangkan letak titik pusat berat (TB) penampang dihitung dengan membagi momen
statis dengan luasnya, atau :
Sy x dA S y dA
x0 A
dan y0 x A
. (3.3)
A dA
A
A dA
A
Analisis Tegangan, Regangan dan Deformasi; Bab III: Sifat-sifat Penampang Datar III-25
Dr.-Ing. Ir. Andreas Triwiyono
Tentu saja tidak semua bidang dapat dinyatakan dengan mudah dengan persamaan
matematika. Untuk memudahkan pemakaian rumus-rumus di atas pada sembarang
luasan dapat dituliskan dengan cara lain, misalnya ditinjau menjadi elemen-elemen
1,2,3,...,n, seperti diperlihatkan pada Gambar 3.2.
y A1 A2 A3 A4 A5
TB : Titik Berat
xi
Ai Ai : luas elemen i
x0 TB xi : jarak titik pusat berat
elemen i ke sumbu y
yi yi : jarak titik pusat berat
y0 elemen i ke sumbu x
An
O x
n n
Sy Ai xi
i 1 S Ay i i
i 1
Letak pusat berat : x0 n dan y 0 x n
(3.6)
A
A
A
i 1
i A
i 1
i
A A A A A
A A A A A
y y’
y = y’ +b
a x’ x = x’ + a
dA
y’
TB x’
b
O x
Gambar 3.3. Pergeseran sumbu
Jika sumbu x’ dan y’ melalui titik berat penampang, maka besarnya momen statis Sx’
= Sy’ = 0, dan persamaan (3.11) - (3.13) dapat dituliskan:
I xx I x' x' b 2 A (3.14)
2. Perputaran Sumbu
Momen inersia penampang juga tergantung dari perputaran sumbu. Tinjaulah sumbu
st yang diperoleh dengan memutar (rotasi) sumbu xy dengan pusat O dan sudut putar
arah positif (berlawanan arah jarum jam).
O x
Gambar 3.4. Perputaran sumbu-
sumbu koordinat
A A
A A
I st st dA
A
x cos y sin x sin y cos dA
A
(3.17)
I st I xx sin cos I xy cos 2 sin 2 I yy sin cos (3.18)
Dengan menjumlahkan Iss dan Itt pada persamaan (3.20) akan didapatkan:
Iss Itt Ixx I yy (3.21)
yang menunjukkan bahwa jumlah momen inersia terhadap suatu tata sumbu tidak
berubah, walaupun sumbu tersebut mengalami perputaran.
dI tt I xy
0 I xx I yy sin 2 2 I xy cos 2 0 tan 2 (3.22)
d I xx I yy
2
I xx I yy
dI st
d
0 I xx
I yy cos 2 2 I xy sin 2 0 tan 2
2 I xy
Sudut dari persamaan (3.22) menyatakan sudut rotasi yang menghasilkan momen
inersia ekstrim. Sumbu yang menghasilkan nilai ekstrim ini disebut sumbu utama dan
momen inersia ektrim ini disebut momen inersia utama yang dapat maksimum dan
minimum. Dari persamaan (3.22) dapat disimpulkan:
1. Sudut memberikan nilai ekstrim Iss dan Itt, jika yang satu nilainya maksimum
yang minimum.
2. Ada dua buah sudut yang saling tegaklurus 1 dan 2 = 1+ /2, dimana nilai Ist =
0, dalam hal ini berlaku:
2 I xy
tan 21 tan 21 (3.23)
2 I xx I yy
Sudut rotasi ini menghasilkan sumbu utama yang mempunyai momen inersia
ekstrim atau disebut juga momen inersia utama, masing-masing:
I xx I yy I xx I yy
2
I xx I yy I xx I yy
2
I ss a I st2 b 2
2
(3.30)
I xx I yy I xx I yy
2
dengan a dan b 2
I xy2 (3.31)
2 2
Persamaan ini tidak lain adalah persamaan sebuah lingkaran dengan sumbu Iss dan Ist,
yang mempunyai koordinat titik pusat lingkaran (a,0) dan jari-jari b. Sembarang titik
pada lingkaran mempunyai ordinat Ist (momen inersia sentrifugal) dan absis Iss
(momen inersia terhadap sumbu s). Lingkaran ini disebut Lingkaran Mohr (Mohr’s
circle), yang dapat dilihat pada Gambar 3.5. Urutan penggambaran lingkaran Mohr
adalah sebagai berikut:
1. Buatlah sumbu mendatar Ixx dan vertikal Ixy
2. Tentukan titik C dengan koordinat (a,0) sebagai pusat lingkaran
3. Dengan titik C sebagai pusatnya, buatlah lingkaran dengan jari-jari b
Analisis Tegangan, Regangan dan Deformasi; Bab III: Sifat-sifat Penampang Datar III-30
Dr.-Ing. Ir. Andreas Triwiyono
1 2 1
O I2 C A’ I1 Ixx, Iyy, Iss, Itt
B(Iyy,-Ixy)
Ist,min
I xx I yy I xx I yy
2 2
Gambar 3.5. Lingkaran Mohr untuk menentukan arah dan momen inersia utama
3.7. Contoh-contoh
Contoh 3.1: Hitunglah luas dan letak titik berat penampang I berikut ini.
Penyelesaian:
3
Luas penampang: A Ai 15x3 40 x2 15x5 200 cm2
i 1
Momen statis terhadap sumbu x dan y:
3
Sx A y
i 1
i i ( 15 x3 ) 46 ,5 ( 40 x 2 ) 25 ( 15 x5 ) 2 ,5 4280 cm3
Analisis Tegangan, Regangan dan Deformasi; Bab III: Sifat-sifat Penampang Datar III-31
Dr.-Ing. Ir. Andreas Triwiyono
3
S y Ai xi (15x3) 7,5 (40 x 2) 7,5 (15x5) 7,5 1500 cm3
i 1
y 1
Penampang dibagi dalam 3
t1 = 3 cm luasan, yaitu sayap atas
2 ukuran 15x3 cm2, badan
t2 = 2 cm h = 40 cm 40x2 cm2 dan sayap bawah
15x5 cm2.
3 yo
t3 = 5 cm
Gambar 3.6. Penampang I
b = 15 cm x
Sx Ai y i 4280
i 1
yo 3
21,40 cm dan xo = 7,5 cm
A 200
Ai
i 1
Contoh 3.2: Hitunglah momen inersia penampang persegi panjang (lebar: b dan
tinggi: h) terhadap sumbu xy dengan titik pangkal pada salah satu sudutnya. Tentukan
pula momen inersia terhadap sumbu x’y’ yang melalui titik berat penampang.
Penyelesaian:
y y’
dx
dA
Karena potongan simetris, maka
x
dy letak titik berat adalah ½ h dari
½h sisi bawah dan ½ b dari sisi
kiri.
TB x’
½h y
I xx y 2 dA y dxdy y 3 x 31 bh 3
2 1
3
0 0
Analisis Tegangan, Regangan dan Deformasi; Bab III: Sifat-sifat Penampang Datar III-32
Dr.-Ing. Ir. Andreas Triwiyono
h b
I yy x 2 dA x dxdy x 3 y 31 b3 h
2 1
3
0 0
b h
I xy xy dA xy dxdy 1
4 x 2 y 2 41 b 2 h 2
0 0
Contoh 3.3: Sebuah potongan berbentuk segitiga dengan sisi atas sejajar sumbu x
(lihat Gambar 3.8). Hitunglah momen inersia terhadap sumbu x, x’ dan .
Penyelesaian:
Momen inersia terhadap sumbu x:
h
yb b 4
I xx y 2 dA y 2 b1 dy y 2 dy 41 bh 3
h
y 0
A A 0
h 4h
Momen inersia terhadap sumbu x’:
O’ dy x’ Perbandingan segitiga:
h
b1 b b
b1 = y
2 3 h y
y h h
b
Luas dA = b1.dy = y dy
O b1 x h
Contoh 3.4: Hitunglah momen inersia penampang pada contoh 3.1 terhadap sumbu-
sumbu yang melalui titik berat penampang total.
Analisis Tegangan, Regangan dan Deformasi; Bab III: Sifat-sifat Penampang Datar III-33
Dr.-Ing. Ir. Andreas Triwiyono
Penyelesaian :
Momen inersia Ix’x’ (sumbu yang sejajar sumbu x, yang melalui titik berat):
I x' x' 1 12 .15.33 15.3.25,12 1 12 .2.403 2.40.3,6 2 1 12 .15.53 15.5.18,92
elemen1 ele m en 2 elemen 3
Contoh 3.5: Hitunglah momen inersia Ixx, Iyy dan Ixy terhadap sumbu yang melalui
titik berat TB seperti pada Gambar 3.9. Tentukan orientasi sumbu-sumbu serta
besarnya momen inersia utama dari potongan tersebut.
Penyelesaian:
Momen inersia Ixx:
Ixx = Ixx,1 + Ixx,3 + Ixx,2
2 ( 121 15 3,0 3 18,5 2 15 3,0) 121 2,5 40 3
= 44203,33 cm4
y
t
3,0 cm 1
2
Potongan dapat dibagi menjadi
s
3 buah empat persegi panjang,
1 selanjutnya dalam menghitung
h = 40 cm x
TB momen inersia digunakan
t = 2,5 cm teorema penggeseran sumbu
3
3,0 cm
b =17,5 cm
= 8630,21 cm4
Ixy = Ix’y’ + b Sx’ + a Sy’ + a b A + Ix’y’
Analisis Tegangan, Regangan dan Deformasi; Bab III: Sifat-sifat Penampang Datar III-34
Dr.-Ing. Ir. Andreas Triwiyono
2( 0 18,5 0 8,75 0 18,5 8,75 15 3 ) 0
= 14568,75 cm4
Dengan mensubstitusikan nilai-nilai di atas ke dalam Persamaan (3.24), maka akan
diperoleh arah sumbu utama st yang membentuk sudut 1 dari sumbu xy, dengan:
2 I xy 2 14568,75
tan 2 1 0,8191
I xx I yy 44203,33 8630,21
21 = 39,320o dan 219,320o
1 = 19,660o dan 109,66o
Sudut rotasi 1 = 19,660o dan 109,66o ini didapatkan momen inersia ekstrim:
I xx I yy I xx I yy
2
I1 I xy2
2 2
(14568,75)
2
2 2
I1 = 49408,29 cm , dengan arah 1 = 19,660 terhadap sumbu x.
4 o
I xx I yy I xx I yy
2
I2 I xy2
2 2
(14568,75)
2
2 2
I2 = 3425,245 cm , dengan arah 1 = 109,660 terhadap sumbu x.
2 o
1. penggeseran atau rotasi tata sumbu tersebut terhadap tata sumbu yang momen
inersianya telah diketahui.
2. Momen inersia ekstrim suatu penampang dapat dicari dengan cara analisis
maupun grafis (lingkaran Mohr).
3.8. Soal-soal
1.
y 2 12
Diketahui sebuah tampang dengan
gambar seperti disamping lengkap
10
dengan ukuran-ukurannya (dalam cm).
Dimanakah letak titik berat penampang
2 terhadap sumbu x dan y.
x
Analisis Tegangan, Regangan dan Deformasi; Bab III: Sifat-sifat Penampang Datar III-35
Dr.-Ing. Ir. Andreas Triwiyono
2. Dari gambar penampang tersebut hitunglah momen inersia terhadap sumbu xy,
yaitu : Ixx, Iyy, dan Ixy.
3. Jika sumbu dan masing-masing melalui titik berat penampang, hitunglah
besarnya I, I, dan I..
4. Berapakah momen inersia ekstrim dari penampang di atas dengan cara analitis
dan grafis.