Anda di halaman 1dari 27

ALVA YUVENTUS LUKAS, S.T., M.

T
𝒏

𝑩𝑷 = ෍ 𝑿𝒊 + 𝑶 + 𝒕𝒂𝒙
𝟏

𝑿𝒊 = 𝑽𝒊 × 𝑨𝒊

𝑨 𝒊 = 𝑻 𝒊 + 𝑴 𝒊 + 𝑷𝒊

𝒎 𝒎 𝒎

𝑻𝒊 = ෍ 𝑻𝒊𝒋 𝑴𝒊 = ෍ 𝑴𝒊𝒋 𝑷𝒊 = ෍ 𝑷𝒊𝒋


𝒋=𝟏 𝒋=𝟏 𝒋=𝟏

𝑻𝒊𝒋 = 𝑲𝑻𝒊𝒋 × 𝑯𝑻𝒊𝒋 𝑴𝒊𝒋 = 𝑲𝑴𝒊𝒋 × 𝑯𝑴𝒊𝒋 𝑷𝒊𝒋 = 𝑲𝑷𝒊𝒋 × 𝑯𝑷𝒊𝒋


PENDAHULUAN

Mengapa perlu menganlisa harga satuan peralatan ?

1. Berkembangnya design pada proyek – proyek konstruksi.


2. Diharapkan mempunyai nilai tambah dalam hal
mempersingkat waktu pelaksanaan proyek.
3. Diharapkan mempunyai nilai tambah dalam hal
meningkatkan mutu pekerjaan.
4. Diharapkan dapat menyelesaikan pekerjaan yang
mempunyai tingkat kesulitan tertentu yang tidak dapat
diselesaikan oleh manusia.
5. Diharapkan dengan adanya peralatan mampu
menghemat biaya.
PENDAHULUAN
Biaya alat dan Biaya Produksi Alat.

Biaya alat dapatlah diartikan sebagai penggunaan


peralatan dalam suatu satuan waktu tertentu.

Maka harus bisa dibedakan mana biaya produksi alat


yang memfokuskan pada biaya atau harga satuan untuk
berproduksi.

BIAYA ALAT. Segala macam biaya yang


dibutuhkan untuk mengoperasikan alat dan
biaya-biaya lain yang dapat diperhitungkan
sehingga hasilnya (manfaat) menggembalikan
BIAYA ALAT. seluruh pengeluaran

BIAYA OPERASI. Segala macam biaya yang


dibutuhkan agar alat dapat beroperasi untuk
melaksanakan pekerjaan.
BIAYA ALAT
BIAYA ALAT.

BIAYA TETAP (PASTI) + BIAYA OPERASI

TC = E + T

Dimana ;
TC = Biaya alat (Rp./Jam).
E = Biaya pasti atau Biaya tetap (Rp./Jam).
T = Biaya operasi atau Biaya variabel (Rp./Jam).

E = Biaya pasti atau Biaya tetap (Rp./Jam).


disebut biaya tetap karena biaya ini tetap ada walaupun tidak
beroperasi.

T = Biaya operasi atau Biaya variabel (Rp./Jam).


disebut biaya variabel karena biaya ini akan berubah menurut jumlah
waktu penggunaannya.
BIAYA TETAP (PASTI)
Biaya tetap adalah biaya – biaya yang dikeluarkan
sehubungan dengan status kepemilikan alat. Biaya ini tetap
ada, walaupun alat ini tidak beroperasi, dan besarnya tetap
tidak mengalami perubahan jika alat tersebut beroperasi

E = [ (B - C)  D + iC ] / W

Dimana ;
E = Biaya pasti atau Biaya tetap (Rp./Jam).
B = Harga Setempat Alat (Rp).
C = Nilai Sisa Alat (Rp.)
D = Faktor Angsuran Modal pertahun (capital recofery, CRF)
i = Tingkat Suku Bunga pertahun
W = Jumlah Jam Kerja Alat pertahun
BIAYA TETAP (PASTI)

Nilai  (B - C)  D
Menggambarkan besarnya modal yang
harus dikembalikan dalam satu tahun.

Nilai  iC
Menggambarkan ongkos (bunga) nilai
sisa yang terjadi dalam satu tahun.

Nilai  B
Menggambarkan harga beli alat ditambah
dengan segala biaya lain yang diperlukan dalam
pengadaan biaya alat tersebut sampai alat tiba di
tempat pembeli dan siap untuk beroperasi. Biaya
ini meliputi biaya beli alat dari pembeli, pajak,
biaya angkut, bongkar muat, asuransi, gudang
sementara dan biaya administrasi untuk
pengurusan surat-surat alat.
BIAYA TETAP (PASTI)

Nilai  C
Harga alat setelah habis berakhirnya umur
ekonomis alat.

Nilai  i Menggambarkan tingkat suku bunga yang


berlaku pada saat pengadaan alat yang juga
dapat ditambahkan sejumlah porsentase
tertentu sebagai unsur resiko, misalnya untuk
asuransi

Nilai  W Diestimasi untuk jangka waktu satu tahun. Jam


operasi alat dapat dikategorikan menurut lamanya
alat dapat bekerja dalam 1 tahun. Dapat diasumsikan
alat dengan tugas berat bekerja 8 jam dalam 1 hari
pada 200 hari dalam 1 tahun, jadi operasi alat adalah
1600 jam 1 tahun, sedangkan alat dengan tugas
ringan bekerja 8 jam dalam 1 hari pada 150 hari
dalam 1 tahun, sehingga total 1200 jam pertahun.
BIAYA TETAP (PASTI)

Nilai  D

Menggambarkan faktor angsuran. Yang merupakan


faktor yang harus dikalikan dengan jumlah modal
yang harus dikembalikan selama umur ekonomis
alat.

i ( 1 + i )A
D=
i ( 1 + i )A − 1
BIAYA OPERASI (BIAYA VARIABEL)
Merupakan biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan beroperasinya
alat tersebut. Jika alat tidak beroperasi maka biaya ini praktis tidak ada,
satuan untuk biaya operasi adalah Rp./Jam.

Komponen biaya operasi adalah :

a. Spare part dan ban (F).


Biaya yang digunakan untuk mengganti suku
cadang dan ban yang rusak yang harus diganti
berkala.

Untuk alat bekerja berat :


F = (15%  17,5%)  (B/W)

Untuk alat bekerja ringan :


F = (12,5%)  (B/W)
BIAYA OPERASI (BIAYA VARIABEL)

Komponen biaya operasi adalah :

a. Spare part dan ban (F).

b. Workshop (G).
Biaya yang digunakan untuk membiaya jasa
pemeliharaan dan perbaikan alat tersebut.
Besarnya adalah ;

G = 6,5% s/d 8,75%  (B/W)

Jika alat bertugas ringan, maka digunakan faktor


6,25%, dan jika alat bertugas berat digunakan faktor
8,75%.
BIAYA OPERASI (BIAYA VARIABEL)

Komponen biaya operasi adalah :

a. Spare part dan ban (F).

b. Workshop (G).

c. Bahan Bakar (H).


Besarnya Biaya yang diestimasi untuk bahan bakar
adalah :

H = 12,5% s/d 15%  Hp  Fp.

Hp = Tenaga dari mesin alat (house power)


Fp = Harga bahan bakar (Rp./liter)
BIAYA OPERASI (BIAYA VARIABEL)
Komponen biaya operasi adalah :

a. Spare part dan ban (F).

b. Workshop (G).

c. Bahan Bakar (H).

d. Oli dan Pelumas (I).


Besarnya biaya yang diestimasi untuk oli dan
pelumas adalah ;

I = 0,25% s/d 0,5%  Hp  Op.

Op = Harga rata-rata oli dan pelumas (Rp./liter)


BIAYA OPERASI (BIAYA VARIABEL)
Komponen biaya operasi adalah :

a. Spare part dan ban (F).

b. Workshop (G).

c. Bahan Bakar (H).

d. Oli dan Pelumas (I).

e. Upah operator (J).


Upah operator dihitung berdasarkan harga satuan
upah tenaga kerja

Satuan nya adalah Rp./jam


BIAYA OPERASI (BIAYA VARIABEL)
Komponen biaya operasi adalah :

a. Spare part dan ban (F).

b. Workshop (G).

c. Bahan Bakar (H).

d. Oli dan Pelumas (I).

e. Upah operator (J).

f. Upah pembantu operator (K).


Upah operator dihitung berdasarkan harga satuan
upah tenaga kerja

Satuan nya adalah Rp./jam


BIAYA OPERASI (BIAYA VARIABEL)

a. Spare part dan ban (F).

b. Workshop (G).

c. Bahan Bakar (H). BIAYA OPERASI

T=F+G+H+I+J+K
d. Oli dan Pelumas (I).

e. Upah operator (J).

f. Upah pembantu operator (K).


BIAYA PRODUKSI

Merupakan biaya penggunaan alat untuk memindahkan material


atau melakukan pekerjaan sebanyak satu satuan.

Y = TC / Q

Dimana ;
Y = Biaya Produksi (Rp. Per satuan pekerjaan)
TC = Biaya sewa alat (Rp./jam)
Q = Produksi alat (satuan pekerjaan per jam
SKEMA PERHITUNGAN HSP ;
MASUKAN MASUKAN
• Tenaga alat (Hp). • Nilai sisa (C).
• Umur ekonomis (A). • Harga BBM (FP).
• Jam kerja pertahun (W). • Harga oli (Op).
• Harga setempat (B). • Upah operator (J)
• Tingkat suku bunga (i). • Upah pembantu operator (K)

BIAYA TETAP BIAYA OPERASI

HITUNG F

HITUNG G
HITUNG D
HITUNG H

HITUNG I

HITUNG E HITUNG T

HITUNG TC = E + T
CONTOH

ALAT BERAT LOADER

Deskripsi Alat :
• Jenis Alat : Loader, Caterpillar 926E.
• Tenaga : 100 Hp.
• Umur Ekonomis : 6 Tahun (A).
• Jam Operasi : 1600 jam (W).
• Harga Setempat : Rp. 1. 200. 000. 000,00 (W).
• Nilai Sisa : 10% (C).
• Tingkat Suku Bunga : 20% (i).
• Harga Bahan Bakar : Rp. 2.000/liter.
• Harga Pelumar : Rp. 10.000/liter.
• Upah Operator : Rp. 4.000/jam.
• Upah Pembantu Operator : Rp. 2.500/jam.
CONTOH

Biaya Pasti :
• Faktor Angsuran Modal (D) ;

0,20 × ( 1 + 0,20 )6
D= = 0,301
6
( 1 + 0,20 ) − 1

• Nilai Sisa (C) ;

C = 10% × Rp. 1.200.000.000,00 = Rp. 120.000.000,00

• Biaya Pasti per-jam (E) ;

E
(Rp. 1.200.000.000,00 − Rp. 120.000.000,00) × 0,301+ (0,20 × Rp. 120.000.000,00)
=
1600jam

E = Rp. 218.175,00/jam
CONTOH

Biaya Operasi ;

• Suku cadang dan ban ;

F = 17,5%  Rp.1.200.000.000,00 : 1.600jam = Rp. 131.250/jam

• Workshop ;

G = 8,75%  Rp.1.200.000.000,00 : 1.600jam = Rp. 65.625/jam

• Bahan Bakar ;

H = 15%  100Hp  Rp.2.000/liter = Rp. 3.000/jam


CONTOH
Biaya Operasi ;

• Pelumas ;
I = 0,5%  100Hp  Rp.10.000/liter = Rp. 5.000/jam

• Biaya Operasi perjam ;


T = Rp.131.250/jam + Rp.56. 625/jam + Rp.30.000/jam +
Rp.5.000/jam + Rp.4.000/jam + Rp.2.500/jam
T = Rp. 229.375/jam

Biaya Alat ;

TC = Rp. 218.175/jam + Rp. 229.375/jam = Rp. 447.550/jam

JIKA PRODUKSI ALAT ADALAH 45 M3/JAM, MAKA ;

Biaya Produksi ;

Y = Rp. 447.550perjam : 45m3 = Rp. 9.945,56/m3.


Harga Satuan Peralatan
JIKA PRODUKSI ALAT ADALAH 200 M3/JAM
JIKA PRODUKSI ALAT ADALAH 1500 M3/JAM
JIKA PRODUKSI ALAT ADALAH 12000 liter

Anda mungkin juga menyukai