Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS FISIK WILAYAH

1. Karateristik umum fisik wilayah


a. Letak Geografis
Kabupaten Sidenreng Rappang (SIDRAP) terletak di diantara 30°43’ – 40°09’ Lintang Selatan dan 119°041’ – 120°010’ Bujur
Timur. Kabupaten Sidenreng Rappang terletak pada ketinggian antara 10 m – 3.000 m dari permukaan laut (Mdpl) dengan puncak
tertinggi berada di Gunung Botto Tallu (3.086 Mdpl).Keadaan Topografi wilayah di daerah ini sangat bervariasi berupa wilayah
datar seluas 879.85 km² (46.72%), berbukit seluas 290.17 km² (15.43%) dan bergunung seluas 712.81 km2 (37.85%). Wilayah
datar berada di bagian selatan dan barat. Wilayah perbukitan berada di bagian utara dan timur terutama di Kecamatan Pitu Riawa
dan Kecamatan Pitu Riase. Di wilayah dataran rendah terdapat dua Danau yaitu Danau Tempe dan Danau Sidenreng.
Berdasarkan posisi geografis, Kabupaten Sidenreng Rappang memiliki batas-batas sebagai berikut :
 Sebelah Utara, berbatasan Kabupaten Enrekang dan Pinrang.
 Sebalah Selatan, berbatasan Kabupaten Soppeng dan Barru.
 Sebelah Barat, berbatasan Kota Pare-pare dan Pinranag
 Sebelah Timur, berbatasan Kabupaten Luwu dan Wajo.

Secara administrasi, Kabupaten Sidenreng Rappang terdiri dari 11 (sebelas) kecamatan, 106 Desa/Kelurahan.
b. Topografi

Kabupaten Sidenreng Rappang memiliki potensi besar dalam sektor pertanian karena kondisi topografinya yang mendukung.
Topografi di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) cukup bervariasi.
Sum of LUAS Column Labels
Row Labels 0 1 2 3 4 5 6 Grand Total
Baranti 4469,116882 4469,116882
Dua Pitue 7456,944304 2,894617787 7,069476584 7466,908398
Kulo 7623,005275 7623,005275
Maritengngae 7301,734501 7301,734501
Panca Lautang 13020,77075 1020,616214 425,5134279 146,1006089 220,890033 306,5131183 334,5648121 15474,96897
Panca Rijang 4454,44773 4454,44773
Pitu Riase 42351,66119 14228,12868 9834,598883 5248,432041 2381,9142 1302,645251 159,8911871 75507,27143
Pitu Riawa 21008,46335 84,25780409 4,285609258 2,529421719 1,183211929 0,58673391 0,434410137 21101,74054
Tellu Limpoe 8321,274673 409,421476 610,2901093 65,10200919 50,21150826 302,6251327 52,69507244 9811,619981
Watang Pulu 17238,36479 4,002681961 17242,36747
Watang Sidenreng 10803,59844 542,8434195 382,7139463 104,527274 552,4700256 65,32306921 12451,47617
Grand Total 144049,3819 15746,42686 11417,53145 5844,878027 2758,726227 2467,734879 619,9780276 182904,6573

Tabel di atas merupakan Kondisi topografi di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), mencakup dataran rendah, berbukit, dan
pegunungan. Berikut adalah rinciannya:

Dataran Rendah: Sebagian besar wilayah Sidrap merupakan dataran rendah yang sangat cocok untuk pengembangan pertanian
pangan, terutama tanaman padi. Kecamatan Maritengngae memiliki luas sebesar 7301,734501 dan memiliki ketinggian , Panca
Rijang, dan Baranti memiliki ketinggian rata-rata mulai dari 0 – 25 meter dpl. Dataran rendah ini memiliki ketinggian sekitar 10 -
1500 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan mencakup sekitar 46.72% dari total luas wilayah.

Berbukit: Kawasan berbukit di Sidrap menempati sekitar 15.43% dari luas wilayah dengan ketinggian yang bervariasi.
Pegunungan: Wilayah pegunungan di Sidrap, seperti Gunung Botto Tallu yang merupakan puncak tertinggi dengan ketinggian
3.086 mdpl, mencakup sekitar 37.85% dari total luas wilayah. Kecamatan Pitu Riase adalah salah satu daerah dengan ketinggian
rata-rata 1000 meter di atas permukaan laut.

Kabupaten Sidenreng Rappang terletak di antara 3°43’ – 4°09’ Lintang Selatan dan 119°41’ – 120°10’ Bujur Timur, dengan
dataran terendah di kecamatan Maritengngae, Panca Rijang, Baranti dengan ketinggian rata-rata mulai dari 0 – 25 mdpl.

c. Jenis tanah

Berdasarkan peta tinjauan tanah yang di keluarkan oleh lembaga Penelitian Bogor Tahun 1966, maka jenis tanah yang ada di
Kabupaten Sidenreng Rappang terdiri dari Alluvial, regosol, grumusol, mediteran dan pedsolit.

Sum Colu
of mn
LUA Label
S_1 s
Row Aluvi Aluvial, Aluvia Bro Lato Me Medi Pod Pod Pod Regos Gra
Labe al Aluvial, l,Gru wn sol, dite teran soli soli soli ol,Alu nd
ls Hodr Aluvial musol For Lato ran Mera k k k vial Tot
omor est sol, Mer h Mer Mer Mer Hidro al
f,Glei Soil, Pod ah Kuni ah ah ah morf,
Hum Me soli Kun ng, Kun Kun Kun Aluvia
us dite k ing, Medi ing, ing, ing, l
Aluvi ran Kela Lato teran Pod Pod Pod
al Mer bu sol Mera soli soli soli
ah Cokl h k k k
Mer
Mer ah
Kuni ah Kun
Kun ng, Mer Kun iong
ing, Litos ah ing, ,
Lito ol/Re Kun Lito Lito
sol at gosol ing sol sol
446
2488, 1981, 9,35
Bara 32032 03603 635
nti 5 3 8
907, 746
Dua 6559, 696 7,48
Pitu 78891 134 504
e 5 1 9
229 104 762
3089, 8,92 8,99 1186, 4,17
75808 643 151 49520 123
Kulo 3 9 1 1 4
730
Mari 3,121 5943, 1354, 1,73
teng 8230 65474 95793 450
ngae 43 3 5 1
Panc 743 154
a 3663, 4347, 9,43 26,85 77,1
Laut 3223 50548 980 6224 238
ang 16 5 6 6 3
Panc 184 445
a 2445, 3,07 166,1 4,76
Rija 51284 217 75503 052
ng 2 6 6 2
Pitu 4299, 50,5 406 120 184 755
Rias 66190 166 58,8 26,6 77,3 13,0
976 958 629 126 500
e 8 6 7 1 4 2
281 289 672 211
Pitu 8676, 1,21 2,46 4,06 03,8
Riaw 15551 951 121 350 997
a 3 2 4 3 4
160 981
Tellu 1218, 3847, 3,52 3142, 1,92
Limp 1400 33912 146 9249 564
oe 83 4 3 74 5
172
Wat 1119, 437, 1188 44,5
ang 1,34484 11833 401 7,821 3798, 916
Pulu 0105 4 329 86 90529 6
Wat
ang 312 124
Side 3408, 5914, 8,81 51,9
nren 4885 66078 781 671
g 59 5 6 6
Gra 50,5 511 948 435 256 184 182
nd 8293, 48731 166 0,14 0,36 1505 51,3 79,3 77,3 8487, 920,
Tota 0727 1,34484 ,4760 976 595 259 7,603 570 040 126 56996 065
l 81 0105 6 6 1 8 06 8 5 4 3 7
Jenis tanah yang dominan di Kabupaten Sidenreng Rappang adalah Podsolit, yang meliputi sekitar 50,39% dari luas wilayah
kabupaten tersebut. Tanah ini terutama terdapat di Kecamatan Pitu Riase1. Selain Podsolit, terdapat juga jenis tanah lain seperti
Alluvial, Regosol, Grumusol, dan Mediteran1. Tanah Alluvial, misalnya, meliputi 21,08% dari wilayah dan banyak ditemukan di
Kecamatan Pitu Riawa1. Tanah Regosol mencakup 19,74% dari wilayah dan paling luas di Kecamatan Wattang Pulu1.

d. Morfologi
Morfologi wilayah kabupaten Sidenreng Rappang di Sulawesi Selatan sangat beragam, mencakup beberapa bentuk dan
karasteristik geografis, mulai dari dataran rendah hingga daerah perbukitan. Daerah ini juga kaya akan sumber daya air,
termaksud danau sidenreng yang merupakan salah satu danau terbesar di wilayah tersebut dan memiliki peran penting dalam
kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat setempat.

e. Curah Hujan dan Iklim


Berdasarkan klasifikasi Shcmidt dan Fergusson terdapat tiga macam iklim di Kabupaten Sidenreng Rappang, Tipe Pertama adalah
iklim tipe C, yaitu iklim yang bersifat agak basah jumlah bulan kering rata-rata kurang dari tiga bulan dan bulan-bulan lainnya
adalah bulan basah. Bulan basah adalah jumlah curah hujan bulanan lebih dari 100 mm. Bulan kering tersebut rata-rata terjadi
pada bulan Juni, Juli dan Agustus, bulan-bulan lainnya adalah bulan basah. Daerah yang termasuk iklim ini terletak sebelah Utara
bagian Timur mendekati Pegunungan Latimojong di Kecamatan Pitu Riase.
Tipe Kedua adalah iklim tipe D, artinya bersifat sedang dimana jumlah bulan kering rata-rata 3-4 bulan dan berlangsung Bulan
Mei, Juni, Juli dan Agustus.
Daerah yang termasuk iklim ini terletak disebelah Timur dan bagian Tengah Kabupaten Sidenreng Rappang, Kecamatan Dua
Pitue, Watang Sidenreng, Maritengngae, Panca Rijang dan sebagian Kecamatan Watang Pulu (bagian Barat) serta sebagian kecil
Kecamatan Kulo (bagian Barat sebelah Utara). Tipe Ketiga adalah iklim tipe E, artinya yang bersifat agak kering, dimana jumlah
bulan kering rata-rata 4-6 bulan. Bulan-bulan kering terjadi pada bulan April, Mei, Juni, Juli, Agustus dan September. Daerah
yang termasuk iklim ini terletak sebelah Barat dan sebagian sebelah Selatan Kabupaten Sidenreng Rappang, Kecamatan yang
termasuk di dalam iklim ini adalah Kecamatan Baranti, Tellu LimpoE, Panca Lautang sebagian Kecamatan Dua Pitue, Watang
Sidenreng, Maritengngae, Panca Rijang dan sebagian Kecamatan Watang Pulu (bagian Timur) serta sebagian kecil Kecamatan
Kulo (bagian Barat sebelah Timur)Di Kabupaten Sidenreng Rappang terdapat tujuh (7) Station Penakar Hujan (SPH) untuk
menakar curah hujan antara lain di Tanru Tedong, Rappang, Amparita, Bilokka, Baranti, Lawawoi, Pangkajene BPP Sereang.
Penyebaran curah hujan yang berbeda menyebabkan pola penyebaran tipe iklim yang berbeda pula. Pada daerah yang mempunyai
iklim C, rata-rata curah hujan setiap tahun lebih dari 2.500 mm dan hari hujan bulanan lebih dari 10 hari. Dengan demikian
jumlah curah hujan yang tertinggi dalam waktu yang cukup lama. Curah hujan tertinggi dijumpai pada bulan Desember, Januari,
Pebruari dan kemudian menurun mencapai nilai minimun sekitar bulan Agustus dan September.
Pada daerah yang mempunyai iklim D jumlah curah hujan tahunan berkisar antara 1.500-2.000 mm dengan jumlah curah hujan
bulanan berkisar 8-16 hari.
Dengan demikian jumlah curah hujan yang cukup tinggi terjadi dalam waktu yang cukup lama. Pada daerah yang mempunyai
iklim tipe E, jumlah curah hujan dapat bervariasi. Curah hujan tersebut mencapai kurang dari 1.600 mm. Jumlah curah hujan
bulan berkisar antara 5-8 hari setiap bulan, dengan demikian jumlah curah hujan yang cukup tinggi terjadi dalam waktu yang
tidak begitu lama.
Persentase curah hujan bulanan erat kaitannya dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan terutama dalam bidang pertanian. Prosentase curah hujan bulanan ini menyatakan prosentase jumlah curah hujan
yang jatuh pada tiap bulan. Pertumbuhan sebagian besar untuk tanaman tropik terletak antara 5–15 % (optimal: 8,3-11,5 %). Nilai
dibawah 5 % menunjukkan kondisi yang tidak menguntungkan, tetapi idealnya untuk masa pemasakan dan panen. Nilai diatas 15
% menunjukkan curah hujan yang berkelebihan dan berkelembaban yang cukup tinggi, sehingga menimbulkan problem dalam
pemberantasan hama dan penyakit tanaman. Di tempat yang mempunyai iklim berbeda akan menyebabkan perbedaan persentase
curah hujan bulanan. Pebedaan ini disebabkan oleh waktu dan jumlah curah hujan.

f. Kelerengan dan Kemiringan

Sum of LUAS Column Labels


Row Labels 0 1 2 3 4 Grand Total
Baranti 4075,826246 312,359589 69,41108201 11,43257227 0,043793927 4469,073284
Dua Pitue 6493,882462 628,5447164 236,9114488 91,52370004 15,81018223 7466,672509
Kulo 5210,077411 1400,028511 723,0820308 260,023959 29,12850693 7622,340419
Maritengngae 7030,840759 202,7919991 46,36636666 15,01712371 6,718175836 7301,734425
Panca Lautang 8641,401852 1605,957697 1562,331628 2371,391577 1293,059237 15474,14199
Panca Rijang 3496,992089 743,8583539 186,5493921 26,59709552 0,318016657 4454,314947
Pitu Riase 8569,11936 7059,202356 8798,929993 22269,86225 28800,84598 75497,95994
Pitu Riawa 10484,3348 3420,152274 2357,918002 2746,348683 2091,590779 21100,34453
Tellu Limpoe 5300,096669 854,2965626 835,3694656 1481,845703 1339,785041 9811,393442
Watang Pulu 7064,202472 2698,731684 2852,944037 3309,250507 1316,073928 17241,20263
Watang
Sidenreng 11518,30312 849,2778014 81,3943175 2,476824933 12451,45207
17751,2077 34893,3736
Grand Total 77885,07724 19775,20154 6 32585,76999 4 182890,6302
Kondisi kelerengan dan kemiringan di Kabupaten Sidenreng Rappang terbagi menjadi empat kategori utama:
Lereng 0 – 2%: Meliputi 42,80% dari luas kabupaten atau sekitar 80.611 Ha. Kelerengan ini tersebar di seluruh kecamatan dan
umumnya digunakan untuk sawah, perkebunan rakyat, kolam masyarakat, dan perkampungan.
Lereng 2 – 15%: Meliputi 4,6% dari luas kabupaten atau sekitar 8.790 Ha. Kelerengan ini hanya tersebar di lima kecamatan dan
cocok untuk tanaman pertanian dengan memperhatikan pengawetan tanah dan air.
Lereng 15 – 40%: Meliputi 16,68% dari luas kabupaten atau sekitar 31.414 Ha. Kelerengan ini juga hanya tersebar di lima
kecamatan dan dapat dimanfaatkan untuk usaha pertanian dan perkebunan dengan tetap memperhatikan usaha pengawetan tanah
dan air.
Lereng di atas 40%: Meliputi 34,31% dari luas kabupaten atau sekitar 64.614 Ha. Daerah ini sebaiknya dihutankan untuk
berfungsi sebagai pelindung hidrologis serta menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan hidup.
g. Hidrologi
Pada wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang, terdapat 38 (Tiga Puluh Delapan) sungai yang mengaliri berbagai Kecamatan. Di
Kecamatan Panca Lautang terdapat 6 (enam) aliran sungai sepanjang 33.750 M, Kecamatan Tellu LimpoE dengan panjang 18.000
M, Kecamatan Watang Pulu dengan panjang 39.000 M, Kecamatan Baranti dengan panjang 15 M, Kecamatan Panca
Rijang dengan panjang 19.550 M, Kecamatan Kulo dengan panjang 25.700 M, Kecamatan MaritengngaE dengan panjang
5.000 M, Kecamatan Dua PituE dengan panjang 68.460 M, merupakan Kecamatan yang memiliki aliran sungai
terpanjang di Kabupaten Sidenreng Rappang, Kecamatan Pitu Riawa dengan panjang 7.500 M.
Sum of LUAS Column Labels
Row Labels 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Grand Total
Baranti 4512,42828 4512,42828
Dua Pitue 7537,468072 7537,468072
Kulo 7696,370871 7696,370871
Maritengngae 5193,873046 2179,393299 7373,266346
Panca Lautang 1159,442412 7,181929567 14467,12881 15633,75315
Panca Rijang 785,8438691 3711,320754 4497,164623
Pitu Riase 6583,469293 23,81679357 18681,58808 16217,79571 0,968056265 34657,74964 76165,38757
Pitu Riawa 21298,16878 21298,16878
Tellu Limpoe 2812,897485 0,007865398 7097,695014 9910,600364
Watang Pulu 6349,666082 31,30049219 3666,759548 7369,061413 17416,78754
Watang Sidenreng 9313,252821 3259,047293 12572,30011
Grand Total 6583,469293 23,81679357 10322,00598 18681,58808 16217,79571 7,189794965 31,30049219 0,968056265 104017,9396 28727,62191 184613,6957

Anda mungkin juga menyukai