Anda di halaman 1dari 29

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 PROFIL PUSKESMAS


A. Keadaan Geografi
Kelurahan Pegambiran merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Lemah
Wungkuk Kota Cirebon. Luas wilayahnya adalah 244,639 Ha. Keadaan
geografisnya terletak di sebelah tenggara Kota Cirebon merupakan daerah daratan
dan berada ± 100 meter diatas permukaan laut sebagian wilayah berada di pesisir
pantai, beriklim tropis dengan suhu udara berkisar antara 23,40 C – 33,6 0C .
Adapun batas wilayah Kelurahan Pegambiran adalah sebagai berikut : 3

 Sebelah Utara : Sungai Kriyan/ Kelurahan Kesepuhan


 Sebelah Barat : Sungai Cikalong / Kelurahan Larangan
 Sebelah Timur : Laut Jawa
 Sebelah Selatan : Sungai Kalijaga/ Kabupaten Cirebon.

PETA WILAYAH PUSKESMAS PEGAMBIRAN

Gambar 1 Peta Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kejaksan


Lokasi UPT Puskesmas Pegambiran terletak di wilayah kelurahan Pegambiran
Kecamatan Lemahwungkuk, berada tengah-tengah pemukiman penduduk dan
kawasan Industri baik skala besar, menengah dan kecil, dengan jarak terjauh dari
puskesmas adalah 1,5 km, kondisi ini membuat puskesmas Pegambiran dapat
dijangkau penduduk. Puskesmas Pegambiran merupakan puskesmas yang mampu
melaksanakan PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar) yaitu
persalinan normal, memiliki 1 (satu) buah Puskesmas Pembantu yaitu Pustu Api-
Api yang terletak 1 km dari Puskesmas induk, dan Puskesmas keliling (kendaraan
roda empat ), lokasi Pustu berada di kompleks perumahan penduduk dan
perusahaan.3

B. Keadaan Kependudukan/Demografi
Secara geografis sebagian besar wilayah Kelurahan Pegambiran merupakan
kawasan Industri, dan penduduknya sebagai buruh/pekerja pabrik, sehingga
penanganan masalah-masalah kesehatan diarahkan kepada upaya
penanggulangan masalah kesehatan kerja. Selain itu kelurahan Pegambiran
sebagian lagi berupa pantai dan lokasi perdagangan ( seperti; Pasar Swalayan
dan pertokoan ).3
Secara administratif wilayah kelurahan Pegambiran dibagi dalam 17 RW dan 83
RT, terdiri dari : 3

Tabel 1 DATA WILAYAH KELURAHAN PEGAMBIRAN TAHUN 2018

No Jml Jenis Kelamin Jml Jml Jarak ke


Nama RW
. RT L P Penduduk KK Puskesmas

1 2 4 5 6 7 8 9

1 RW.01 Kemakmuran 7 441 408 849 399 300 m

2 RW.02 Paguyuban 6 820 744 1564 440 650 m


3 RW.03 Karangdawa Barat 9 778 762 1540 492 300 m

4 RW.04 Karangdawa Timur 5 867 839 1706 441 500 m

5 RW.05 Kejawanan 6 588 575 1163 392 600 m

6 RW.06 Karang Wangun 2 154 147 301 101 600 m

7 RW.07 Karang Mulya 4 385 407 792 240 400 m

8 RW.08 Karang Anom 7 929 903 1832 465 700 m

9 RW.09 Api-api 2 524 453 977 294 1000 m

10 RW.10 Pegambiran 5 621 629 1250 391 500 m

11 RW.11 Petireman 4 602 582 1184 384 700 m

12 RW.12 Sirandu 4 428 799 1227 329 900 m

13 RW.13 Kertasemboja 6 827 805 1632 467 600 m

14 RW.14 Kutasirap 3 620 604 1224 406 200 m

15 RW.15 Gambir Baru 3 245 263 508 195 100 m

16 RW.16 Kriyan Timur 4 1032 1008 2040 381 200 m

17 RW.17 Kriyan Barat 6 1570 1474 3044 545 400 m

Kelurahan Pegambiran 83 11.431 11402 22.833 6.133

*) Data laporan Perkembangan Penduduk dari Kelurahan Pegambiran Tahun 2018.( 8


Januari 2019)

Wilayah RW 02, RW 04, RW 05, RW 08 dan RW 09 merupakan wilayah pantai


pesisir laut Jawa, yang mana sebagian penduduknya adalah nelayan, daerah padat
dan kumuh perkotaan, sedangkan RW lainnya berada diwilayah pemukiman dan
perusahaan/pabrik.3
1. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Berdasarkan data dari Laporan Perkembangan penduduk di Kelurahan Pegambiran
tertanggal 8 Januari 2019, dinyatakan jumlah penduduk per Desember 2018 adalah
22.833 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki 11.431 jiwa dan perempuan 11.402
jiwa dengan Jumlah Kepala Keluarga 6.133 KK. Proporsi penduduk Kelurahan
Pegambiran Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon menurut komposisi umur
pada tahun 2018 terbesar didominasi umur produktif yaitu 20-24 tahun dan umur
pra sekolah dan sekolah yaitu 05-09 tahun 10 – 14 tahun Untuk jelasnya dilihat
dalam tabel berikut ; 3

Tabel 2 DISTRIBUSI PENDUDUK KEL. PEGAMBIRAN MENURUT


KOMPOSISI UMUR DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2018

No Kelompok Umur Jumlah Penduduk


(th)
Laki-laki Perempuan Total

1 00-04 1060 943 2003

2 05-09 1069 1028 2097

3 10-14 1041 1019 2060

4 15-19 972 1016 1988

5 20-24 1018 1127 2145

6 25-29 936 852 1788

7 30-34 951 928 1879

8 35-39 885 1009 1894

9 40-44 933 847 1780

10 45-49 716 719 1435

11 50-54 576 589 1165

12 55-59 468 520 988


13 60-64 368 320 688

14 65-69 208 188 396

15 70- keatas 128 177 305

16 >75 102 120 222

Jumlah 11.431 11.402 22.833

Sumber Data: Laporan Perkembangan Penduduk Kelurahan Pegambiran, 8


Januari 2019

Tabel 3 DISTRIBUSI PENDUDUK KELURAHAN PEGAMBIRAN


BERDASARKAN KEPALA KELUARGA/ RW. TAHUN 2018

N Nama RW Kepala Keluarga Jml Jiwa


o
L P JML L P JML

1 RW. 01 Kemakmuran 350 49 399 441 408 849

2 RW. 02 Peguyuban 384 70 440 820 744 1564

3 RW. 03 Karang Dawa Barat 394 98 492 778 762 1540

4 RW. 04 Karang Dawa Tmr 425 66 441 867 839 1706


5 RW. 05 Kejawanan 325 67 392 588 575 1163

6 RW. 06 Karang Wangun 84 17 101 154 147 301

7 RW. 07 Karang Mulya 200 40 240 385 407 792

8 RW. 08 Karang Anom 400 65 465 929 903 1832

9 RW. 09 Api-Api 262 43 294 524 453 977

10 RW. 10 Pegambiran 322 68 391 621 629 1250

11 RW .11 Petireman 320 64 384 602 582 1184

12 RW .12 Sirandu 270 59 329 428 799 1227

13 RW .13 Kertasemboja 398 69 467 827 805 1632

14 RW. 14 Kutasirap 332 74 406 620 604 1224

15 RW. 15 Gambir Baru 165 30 195 245 263 508

16 RW. 16 Kriyan Timur 274 107 381 1032 1008 2040

17 RW. 17 Kriyan Barat 100 142 5455 1570 1474 3044

Jumlah 5005 1128 6.133 11431 22.83


11402
3

Sumber Data: Laporan Perkembangan Penduduk Kelurahan Pegambiran, 8


Januari 2019.

2. Keadaan Sosial Ekonomi Dan Budaya

Sektor yang mendominasi struktur perekonomian dan laju pertumbuhan ekonomi di


Kelurahan Pegambiran adalah berasal dari sektor perindustrian karena banyaknya
industri-industri mulai rumah tangga (kecil), menengah sampai industri yang besar,
perdagangan dan sebagian lagi berasal dari perikanan ( Nelayan ). Mata pencaharian
penduduknya 76,04 % adalah buruh. Kondisi ini berpengaruh pada daya beli
masyarakat dampaknya adalah angka kemiskinan.3

Tabel 4 MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT

No Mata Pencaharian Jumlah(org) %

1 Buruh /Swasta 3.975 74,16

2 Pegawai Negeri sipil 82 1,53

3 Pengrajin 8 0,15

4 Pedagang 923 17,22

5 Penjahit 16 0,30

6 Peternak 16 0,30

7 Dokter 4 0,07

8 Pengemudi Becak 35 0,65

9 TNI/POLRI 58 1,08

10 Pengusaha 243 4,53

5.360 100,00

Peran serta masyarakat dalam segi keagamaan cukup optimal ditandai dengan jumlah
sarana peribadatan yang dirasakan cukup memadai yaitu adanya Mesjid dan mushola,
Penduduk yang berada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pegambiran sebagian besar
adalah suku jawa yang hampir sebagian besar penganutnya agama Islam. Sedangkan
bahasa pengantar dalam pergaulan sehari-hari adalah jawa dan sebagian bahasa sunda.3

3. Tingkat dan Sarana Pendidikan


Tingkat pendidikan masyarakat kelurahan pegambiran sebagian besar adalah
tamatan SD/ sederajat dengan jumlah sebanyak 4461 orang atau 34,50 %,
sedangkan penduduk yang tidak pernah sekolah sebanyak 371 orang atau 2,87
%.Keadaan ini berpengaruh terhadap pengetahuan dan kemampuan untuk
melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS), termasuk dalam upaya
keluarga untuk meningkatkan kemandirian dan kemampuan untuk memecahkan
permasalahan kesehatan dilingkungannya. berikut tabel tingkat pendidikan;3

Tabel 5 DISTRIBUSI TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT

No Tingkat Pendidikan Jumlah Prsentase

1 Belum sekolah 1985 14,57

2 Usia 7-45 th Tidak pernah sekolah 365 2,68

3 Pernah Sekolah SD tapi tidak tamat 345 2,53

4 Tamat SD/ sederajat 4735 34,76

5 Tamat SLTP/sederajat 2564 18,82

6 Tamat SLTA/sederajat 2983 21,90

7 Tamat D-1 342 2,51

8 Tamat D-2 74 0,54

9 Tamat D-3 95 0,70

10 Tamat S-1 90 0,66

11 Tamat S-2 45 0,33


Jumlah 13623 100,00

4. Target Sasaran (Estimasi)

Tabel 6 TARGET SASARAN PROGRAM

No Target sasaran 2018 KET

1 Jumlah Penduduk Proyeksi *) 18.008

2 Jumlah KK 6133

3 Jumlah Rumah 3888

4 Jumlah Ibu Hamil 498

5 Jumlah Ibu Melahirkan 365

6 Jumlah kelahiran Hidup 348

7 Jumlah Neonatus 364

8 Jumlah Bayi (0-11 bln) 705

9 Jumlah Balita (1-4 th) 1.360

10 Jumlah WUS 9580

11 Jumlah Usia Lanjut (60+tahun) 1.062

12 Jumlah Usia Lanjut Risti (70+thn) 789


Catatan : *) Estimasi Penduduk sasaran Tahun 2018 (Sumber BPS dari Dinas
Kesehatan).

5. Indikator Kinerja

Indikator kinerja program ditentukan berdasarkan dari Standar Pelayanan Minimal


(SPM) Bidang Kesehatan sesuai Permenkes no 43 Tahun 2016 tentang Standard
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kota Cirebon. 3

Tabel 7 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN TAHUN


2018

TARGET
N
INDIKATOR KOTA
O DEPKES
CIREBN

1 2 3 4

1 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil 100 % 100 %

2 Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin 100 % 100 %

3 Pelayanan Kesehatan bayi Baru Lahir 100 % 100 %

4 Pelayanan Kesehatan Balita 100 % 100 %

Pelayanan Kesehatan pada usia pendidikan


5 100 % 100 %
dasar

6 Pelayanan Kesehatan pada usia produktif 100 % 100 %

7 Pelayanan Kesehatan pada usia lanjut 100 % 100 %

8 Pelayanan Kesehatan penderita Hipertensi 100 % 100 %


Pelayanan Kesehatan penderita Diabetus 100 % 100 %
9
Melitus
Pelayanan Kesehatan orang dengan gangguan
10 100 % 100 %
Jiwa Berat (ODGJ)

11 Pelayanan Kesehatan orang dengan TB 100 % 100 %

Pelayanan Kesehatan orang dengan risiko


12 100 % 100 %
terinfeksi HIV
Tabel 8 10 BESAR PENYAKIT DI PUSKESMAS PEGAMBIRAN

TAHUN 2017 TAHUN 2018

N Jenis Penyakit % N Jenis Penyakit %


Jml Jml
o o

18,8
1 ISPA 5550 1 ISPA
23,8 7574 0

Nasofaringitis Nasofaringitis 17,4


2 5017 2
akut 21,5 akut 7046 9

Hipertensi Hipertensi 10,7


3 2351 3
primer/esensial 10,1 primer/esensial 4324 3

4 Myalgia 2328 10,0 4 Sakit Kepala 3056 7,59

5 Sakit Kepala 2258 9,7 5 Myalgia 2642 6,56

Demam yg tdk
Dental Carries
6 diketahui 1328 6
unspecified
sebabnya 5,7 1502 3,73

Demam yg tdk
Faringitis akut
7 1000 7 diketahui
tidak spesifik
4,3 sebabnya 1098 2,73

Diarhoea and
8 Dispepsia 592 8
2,5 Gastroenteritis 916 2,27

Fever with
9 580 9 Dispepsia
chills 2,5 740 1,84

Akut
Fever with
10 haemorhagic 576 10
chills
gastritis 2,5 304 0,75

27,5
Penyakit lain 1702 Lain-lain 11078
7,3 0

Total 23282 100,0 Total 40280 100,


0

Dari tabel diatas dapat disimpulkan ISPA, Nasofaringitis dan Hipertensi primer/essemsial merupakan 3
jenis penyakit dengan jumlah terbanyak.
2.1 Kehamilan Risiko Tinggi

2.1.1 Definisi Kehamilan Risiko Tinggi

Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal dan merupakan


sebuah keadaan yang dinantikan dari setiap pasangan, tetapi tetap mempunyai
risiko untuk terjadinya komplikasi. Setiap wanita hamil mempunyai risiko untuk
mendapatkan hal-hal yang merugikan jiwanya maupun janin yang dikandungnya,
hanya saja mempunyai derajat risiko yang bervariasi. Faktor risiko ibu hamil
adalah kondisi pada ibu hamil/janin yang menyebabkan kemungkinan terjadinya
komplikasi persalinan dengan risiko kematian pada ibu dan bayi.13
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang kemungkinan dapat
menyebabkan terjadinya bahaya atau komplikasi baik terhadap ibu maupun janin
yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila
dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal akibat adanya
gangguan/komplikasi kehamilan. Pada kehamilan risiko tinggi terdapat tindakan
khusus terhadap ibu dan janin.14,15
Tanda kemungkinan kehamilan abnormal atau patologis adalah muntah
berlebihan , pada hamil muda mengalami perdarahan, badan panas, dan sakit perut
mendadak. Pada kehamilan trimester II dan III ditemukan kontraksi uterus
berlebihan, ketuban pecah (mengeluarkan air), perdarahan, gerakan janin
berkurang, kehamilan telat waktu, badan panas dan sesak napas, tanda in partu
(persalinan prematur dan persalinan aterm).16,17

2.1.2 Kategori Kehamilan Berisiko

Menurut Poedji Rochyati, dkk kriteria kehamilan risiko tinggi adalah:18

a. Primipara muda umur kurang dari 16 tahun

b. Primipara tua umur diatas 35 tahun

c. Primipara sekunder dengan umur anak terkecil di atas 5 tahun

d. Tinggi badan kurang dari 145 cm

e. Riwayat kehamilan yang buruk:

1. Pernah keguguran

2. Pernah persalinan prematur, lahir mati.

3. Riwayat persalinan dengan tindakan (ekstraksi vacum, ekstraksi


forceps, operasi seksio sesarea).
4. Pre-eklampsia dan eklampsia

5. Gravida serotinus

6. Kehamilan perdarahan antepartum

7. Kehamilan dengan kelainan letak

f. Kehamilan dengan penyakit ibu yang mempengaruhi kehamilan.

Ida Bagus Gde Manuaba menyederhanakan faktor risiko yang perlu


diperhatikan sebagai berikut :16,19
a. Berdasarkan anamnesis
 Umur penderita:

- Kurang dari 19 tahun.

- Umur diatas 35 tahun.


- Perkawinan di atas 30 tahun.

 Riwayat operasi:

- Operasi plastik pada fistel vagina atau tumor vagina.

- Operasi persalinan atau operasi pada rahim.

 Riwayat kehamilan

- Keguguran berulang

- Kematian intrauteri

- Sering mengalami perdarahan saat hamil.

- Terjadi infeksi saat hamil

- Anak terkecil lebih 5 tahun tanpa KB

- Riwayat mola hidatidosa atau korio karsinoma

 Riwayat persalinan

- Persalinan prematur

- Persalinan dengan berat bayi lahir rendah

- Persalinan lahir mati

- Persalinan dengan induksi

- Persalinan dengan plasenta manuil


- Persalinan dengan perdarahan pascapartus

- Persalinan dengan tindakan (ekstraksi forceps,


ekstraksi vakum, letak sungsang, ekstraksi versi, dan
operasi seksio sesarea).

b. Hasil pemeriksaan fisik

 Hasil pemeriksaan fisik umum:


- Tinggi badan kurang dari 145 cm.

- Deformitas pada tulang panggul.

- Kehamilan disertai anemia, penyakit jantung, diabetes


melitus, paru, hepar, atau ginjal.
 Hasil pemeriksaan kehamilan:

- Kehamilan trimester satu: hiperemesis gravidarum


berat, perdarahan, infeksi intrauteri, nyeri abdomen,
serviks inkompeten, dan kista ovarium serta mioma
uteri.
- Kehamilan trimester kedua dan ketiga: preeklampsia-
eklampsia, perdarahan, kehamilan ganda,hidramnion,
dan dismaturitas serta gangguan pertumbuhan.
- Kehamilan dengan kelainan letak: sungsang, lintang,
kepala belum masuk PAP minggu ke 36 pada
primigravida dan hamil dengan dugaan disproporsi
sefalopelvik kehamilan lewat waktu (di atas 42
minggu).
c. In partu: persalinan dengan risiko tinggi memerlukan perhatian
serius karena pertolongan akan menentukan tinggi rendahnya
kematian ibu dan neonatus (perinatal).
 Keadaan risiko tinggi dari sudut ibu:

- Ketuban pecah dini.

- Persalinan lama melampaui batas waktu


perhitungan partograf WHO.
- Persalinan terlantar.

- Ruptura uteri.

- Persalinan dengan kelainan letak janin: sungsang,


kelainan posisi kepala dan letak lintang.
- Distosia karena tumor jalan lahir,distosia bahu bayi,
atau bayi yang besar.
- Perdarahan antepartum: (plasenta previa, solusio
plasenta, ruptur sinus marginalis, ruptur vasa previa).
- Retensio plasenta-plasenta rest.

 Keadaan risiko tinggi ditinjau dari sudut janin:

- Pecah ketuban disertai perdarahan (pecahnya


vasa previa).
- Dismaturitas

- Makrosomia

- Infeksi intrauteri

- Distres janin

- Pembentukan kaput besar

d. Keadaan risiko tinggi pascapartum

- Persalinan dengan retensio plasenta

- Atonia uteri pascapartus

- Persalinan dengan robekan perineum yang


luas, robekan serviks, vagina dan ruptura uteri.
Kehamilan yang termasuk kedalam 4 terlalu :

(1) Umur ibu terlalu muda (< 20 tahun)

Pada usia ini rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan
baik dan relatif masih kecil, biologis sudah siap tetapi psikologis
belum matang. Sebaiknya tidak hamil pada usia di bawah 20 tahun.
Apabila telah menikah pada usia di bawah 20 tahun, gunakanlah salah
satu alat/obat kontrasepsi untuk menunda kehamilan anak pertama
sampai usia yang ideal untuk hamil.20
(2) Umur ibu terlalu tua (≥ 35 tahun)

Risiko persalinan kembali meningkat setelah umur 30 tahun


yaitu risiko terjadinya kematian ibu. Pada usia ini organ kandungan
menua, jalan lahir tambah kaku, ada kemungkinan besar ibu hamil
mendapat anak cacat, terjadi persalinan macet dan perdarahan. Pada
umur ≥ 35 tahun kesehatan ibu sudah menurun akibatnya akan
beresiko lebih besar untuk mempunyai anak cacat, persalinan lama,
dan perdarahan. Penyulit lain yang mungkin timbul adalah kelainan
letak, plasenta previa, dystocia dan partus lama.19 Pada proses
pembuahan kualitas sel telur juga telah menurun dibandingkan dengan
usia reproduksi sehat yaitu usia 20-30 tahun.
(3) Jarak kehamilan terlalu dekat (< 2 tahun)

Bila jarak anak terlalu dekat, maka rahim dan kesehatan ibu
belum pulih dengan baik, pada keadaan ini perlu diwaspadai
kemungkinan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama, atau
perdarahan.
(4) Jumlah anak terlalu banyak (> 4 anak)

Ibu yang memiliki anak lebih dari 4, apabila terjadi hamil lagi,
perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya persalinan lama, kelainan
letak, persalinan letak lintang, perdarahan pasca persalinan karena
semakin banyak anak, rahim ibu makin melemah.

2.1.3 Penegakan Diagnosis Kehamilan dengan Risiko Tinggi

Menetapkan kehamilan risiko tinggi pada ibu dan janin adalah


dengan cara:21
1. Melakukan anamnesa yang intensif (baik)

2. Melakukan pemeriksaan fisik

3. Melakukan pemeriksaan penunjang seperti :

a. Pemeriksaan laboratorium

b. Pemeriksaan rontgen

c. Pemeriksaan ultrasonografi

d. Pemeriksaan lain yang dianggap perlu.

Berdasarkan waktu, keadaan risiko tinggi ditetapkan pada:

a. Menjelang kehamilan

b. Saat hamil muda

c. Saat hamil pertengahan

d. Saat inpartu
e. Setelah persalinan.
2.1.4 Bahaya kehamilan Risiko Tinggi

Dampak yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil dengan risiko


tinggi sendiri dapat berdampak antara lain :
1) Dampak Kehamilan Berisiko bagi Ibu

a) Dampak fisik

Menurut Prawiroharjo, dampak kehamilan berisiko bagi ibu


secara fisik adalah sebagai berikut:22
(1) Keguguran (abortus)

Keguguran merupakan penghentian kehamilan sebelum


janin dapat hidup. Keguguran dini terjadi sebelum usia
kehamilan 12 minggu dan keguguran tahap lanjut terjadi
antara usia kehamilan 12 minggu-20 minggu.23
(2) Partus macet

Partus macet merupakan pola persalinan yang abnormal


dimana terjadi fase laten dan fase aktif
memanjang/melambat bahkan berhenti ditandai dengan
berhentinya dilatasi serviks atau penurunan janin secara
total atau keduanya.23
(3) Perdarahan ante partum dan post partum

Perdarahan antepartum merupakan perdarahan yang


terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih
banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan
kehamilan sebelum 28 minggu.18,24 Perdarahan postpartum
merupakan perdarahan lebih dari 500-6000 ml dalam
waktu 24 jam setelah bayi lahir.25
Menurut waktu terjadinya perdarahan postpartum
dibedakan menjadi dua, yaitu:
(a) Perdarahan postpartum primer (early postpartum
hemorrhage) terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir.
(b) Perdarahan postpartum sekunder (late postpartum
hemorrhage) terjadi setelah 24 jam kelahiran, antara
hari ke 5 sampai hari ke 25 postpartum.25
(4) IUFD

IUFD (Intra Uterine Fetal Death) merupakan kematian


janin dalam rahim sebelum terjadi proses persalinan, usia
kehamilan 28 minggu keatas atau berat janin 1000 gram
dapat juga mengakibatkan kelahiran mati.24,25
Ibu yang mengalami kehamilan berisiko menyebabkan
meningkatnya faktor risiko terjadinya IUFD. Bila janin
dalam kandungan tidak segera dikeluarkan selama lebih
dari 4 minggu dapat menyebabkan terjadinya kelainan
darah (hipofibrinogemia) yang lebih besar.25
(5) Keracunan dalam kehamilan (Pre eklamsia) & kejang
(Eklamsia)
Preeklamsia adalah keracunan pada kehamilan yang
biasanya terjadi pada trimester ketiga kehamilan atau bisa
juga muncul pada trimester kedua. Preeklamsia serta
gangguan tekanan darah lainnya merupakan kasus yang
menimpa setidaknya lima hingga delapan persen dari
seluruh kehamilan. Dua penyakit ini pun tercatat sebagai
penyebab utama kematian serta penyakit pada bayi dan ibu
hamil di seluruh dunia. Dan di Indonesia 3 kematian ibu
terbesar salah satunya disebabkan oleh preeklamsia/
eklampsia.25
b) Dampak psikologis

(1) Kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan

Wanita hamil akan memiliki pikiran yang mengganggu


sebagai pengembangan reaksi kecemasan terhadap cerita
yang diperolehnya. Kecemasan yang dirasakan umumnya
berkisar pada takut perdarahan, takut bayinya cacat, takut
terjadi komplikasi kehamilan, takut sakit saat melahirkan
dan takut bila dijahit serta terjadi komplikasi pada saat
persalinan, yang dapat menimbulkan kematian, hingga
kekhawatiran jika kelak tidak bisa merawat dan
membesarkan anak dengan baik.22
(2) Sikap ambivalen

Sikap ambivalen menggambarkan suatu konflik perasaan


yang bersifat simultan, seperti cinta dan benci terhadap
seseorang, sesuatu atau kondisi. Meskipun sikap ambivalen
sebagai respon individu yang normal, tetapi ketika
memasuki fase pasca melahirkan bisa membuat masalah
baru. Penyebab ambivalensi pada ibu hamil yaitu
perubahan kondisi fisik, pengalaman hamil yang buruk,
wanita karier, tanggung jawab baru, rasa cemas atas
kemampuannya menjadi ibu, keuangan dan sikap
penerimaan keluarga terdekatnya.26
(3) Stress

Kemungkinan stres yang terjadi pada masa kehamilan


trimester pertama bisa berdampak negatif dan positif,
dimana kedua stres ini dapat mempengaruhi perilaku ibu.
Terkadang stres tersebut bersifat instrinsik dan ekstrinsik.
Stres ekstrinsik timbul karena faktor eksternal seperti sakit,
kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi.26
2) Dampak Kehamilan Berisiko bagi Janin

Menurut Prawiroharjo, dampak kehamilan berisiko bagi janin


adalah sebagai berikut:22
(a) Bayi lahir belum cukup bulan

Bayi lahir belum cukup bulan dapat disebut bayi preterm


maupun bayi prematur. Bayi Preterm merupakan bayi yang
lahir pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu, tanpa
memperhatikan berat badan lahir. Hal ini dapat disebabakan
oleh faktor maternal seperti toksemia, hipertensi, malnutrisi
maupun penyakit penyerta lainnya.27
(b) Bayi lahir dengan BBLR

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan


berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang
masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Penyebab
paling besar lahirnya bayi BBLR adalah masalah
selama kehamilan pada ibu, dapat berupa penyakit
penyerta pada ibu, kurang nutrisi, maupun usia ibu.28

2.1.5 Penatalaksanaan Kehamilan Risiko Tinggi

Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dengan pemeriksaan dan


pengawasan kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil risiko tinggi yang lebih
difokuskan pada keadaan yang menyebabkan kematian ibu dan bayi.
Pengawasan antenatal menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat
diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dan persiapan
persalinan.29 Anjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan kunjungan
antenatal komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali dengan 1 kali pada
trimester 1, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III, termasuk
minimal 1 kali kunjungan diantar suami/pasangan atau anggota keluarga.30
Adapun tujuan pengawasan antenatal adalah diketahuinya secara
dini keadaan risiko tinggi ibu dan janin sehingga dapat29 :
1) Melakukan pengawasan yang lebih intensif

2) Memberikan pengobatan sehingga risikonya dapat dikendalikan

3) Melakukan rujukan untuk mendapatkan tindakan yang akurat.

4) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu

Anda mungkin juga menyukai