Ketoasidosis Diabetikum
Oleh:
Pembimbing :
dr. Danengsih
Wahana:
RSUD Pantura M.A. Sentot Patrol
Pemeriksaan Fisik :
Kepala :
- Bentuk normocephale
- Rambut putih, tebal, distribusi merata
Wajah :
- terlihat simetris
- warna kulit tidak anemis, tidak sianosis, tidak ikterik
Mata :
- Alis mata hitam, tebal, distribusi merata
- Konjungtiva pucat -/-, Sklera ikterik -/-
- Refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+
Telinga :
- bentuk telinga simetris
- Tidak ada nyeri tarik
- Tidak ada nyeri tekan pada tragus dan mastoid
- sekret (-)
Hidung :
- Hidung simetris
- Tidak ada deviasi septum, sekret -/-
Mulut dan tenggorokan :
- bibir terlihat simetris
- bibir sianosis (+)
- Tonsil T1/T1
Leher :
- Trakea Lurus Di Tengah
- Tidak Teraba Pembesaran Kgb
- Tidak Terlihat Pembesaran Tiroid
Paru:
- Inspeksi : Pergerakan Dada Simetris.
- Palpasi : Vokal Fremitus Teraba Simetris
- Perkusi : Sonor Dikedua Lapang Paru
- Auskultasi : Suara Napas Vesikuler, Ronki-/-,Wheezing -/-
Jantung :
- Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
- Perkusi : Batas jantung kanan : garis sternalis dextra. Batas jantung kiri
: ICS 5, 2 jari medial linea midclavicularis sinistra.
- Auskultasi : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-).
Abdomen
- Inspeksi : tegang, tidak tampak ascites, spider nevi (-),
- Auskultasi : bising usus (+) normal
- Palpasi : tidak ada defence muskular, NT epigastrium (-), nyeri tekan
hipocondriac kanan (-), nyeri tekan hipocondriac kiri (-), distended (-),
meteorismus (-). hepar & lien: tidak ada pembesaran
- Perkusi : timpani (+), asites (-), shifting dullness (-), undulasi (-)
Ekstremitas
- Akral hangat, edema tungkai -/- , tidak ada deformitas, Tonus otot baik.
Pemeriksaan Penunjang :
1. Laboratorium Darah Lengkap
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Leukosit 29.800 /UI 4.300-11.300
Eritrosit 5,8/UI 3,8-5,2
Hemoglobin 13,5 g/dL 11,7-15,5
Hematokrit 47,5 % % 35-47 %
3. Urinalisa
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Keton Positif (+++) Negatif
4. Imunologi
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Swab Antigen CoV-2 Negatif Negatif
5. Rontgen Thoraks
Kesan :
- Paru kesan normal
- Tidak ada kardiomegali
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis dan Penatalaksanaan KAD
2. Edukasi penyebab KAD faktor resiko, kemungkinan kekambuhannya dan
tindakan apa yang seharusnya dilakukan.
3. Mengenal tanda-tanda kegawatan daruratan KAD
4. Motivasi pasien untuk memeriksakan kepada dokter spesialis penyakit dalam
untuk mengetahui penyebab pasti dan penanganan KAD selanjutnya
Subjektif :
Pasien perempuan usia 43 tahun keluhan penurunan kesadaran sejak 1 hari SMRS.
Awalnya 2 hari yang lalu pasien mengalami muntah-muntah dengan jumlah banyak
dan isinya adalah makanan dan minuman yang telah dimakan pasien. lalu sempat
dirawat di klinik, namun saat di klinik pasien mengalami penurunan kesadaran secara
tiba-tiba. Mual (+), muntah (+). Riwayat Diabetes melitus sejak 5 tahun yang lalu tidak
terkontrol. Pasien tidak menjaga pola makan dengan menghindari makan-makanan
tinggi gula.
Objektif :
Hasil anamneis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang mendukung diagnosis
KAD. Pada kasus ini ditegakkan berdasarkan : Gejala klinis (Penurunan kesadaran,
mual dan muntah), pada pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran somnolen. Ketika di
lakukan pemeriksaan GDS hasil 587,6 dan pemeriksaan keton urin positif (+++).
Assestment :
Diagnosa ditegakkan melalui gejala klinis yang dijumpai dan pemeriksaan fisik
diagnostik serta pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan. Pada kasus ini, dari
anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan, diagnosa
Ketoasidosis Diabetikum dapat ditegakkan.
Untuk menegakkan diagnosa KAD adalah didahului dengan adanya keluhan
khas diabetic melitus yang sudah berlangsung lama dan disusul dengan adanya keluhan
mual muntah, nyeri perut, hilang nafsu makan sampai bisa menyebabkan pasien
mengalami penurunan kesadaran. Selain itu pada pasien juga dapat ditemukan adanya
nafas yang berbau keton. Pada pasien ini diketahui pasien sudah didiagnosis Diabetes
melitus sejak 5 tahun yang lalu walaupun saat ini tidak sedang ada keluhan khas dalam
penyakit DM Tipe 2, pasien juga tidak melakukan pengobatan rutin untuk penyakitnya
yang artinya kadar gula tidak terkontrol. Hal ini sewaktu-waktu dapat menyebabkan
tingginya kadar gula darah. Meskipun tidak ada tanda-tanda fisiologis infeksi seperti
demam, tetapi ditemukan leukositosis pada pasien hingga 29.800/μl, dan dikarenakan
penyebab KAD tersering adalah karena adanya infeksi maka pemberian antibiotik
diperlukan dalam tatalaksana pasien. Beberapa penelitian terbaru menunjukkan
penghentian atau kurangnya dosis insulin dapat menjadi faktor pencetus penting.
Keterbatasan dalam ketersediaan pemeriksaan kadar keton darah membuat American
Diabetes Association menyarankan penggunaan pendekatan yang lebih pragmatis,
yakni KAD dicirikan dengan asidosis metabolik (pH <7,3), bikarbonat plasma <15
mmol/L, glukosa plasma >250 mg/dL dan hasil carik celup plasma (≥ +) atau urin (+
+).
Diagnosis : Penurunan kesadaran et causa Ketoasidosis Diabetikum.
Plan
Terapi :
IVFD Nacl 0,9 % / 8 jam
Ranitidin 2x50 mg iv
Ondansetron 2x4 mg iv
Ceftriaxon 2x1 gr iv
Protap KAD
Konsul dr. Andreis, Sp.PD
Advice dr. Aryanto Sp.PD :
Lanjutkan Protap KAD
GDS
Edukasi :
Dilakukan KIE kepada pasien dan keluarganya bila ada untuk membantu agar
kepatuhan meminum obat dan perubahan gaya hidup sehat dapat dilakukan.
Pasien diminta untuk kontrol bila obat habis, memantau gejala maupun komplikasi
yang dirasakan mengganggu. Namun apabila gejala memberat, dapat langsung dibawa
ke pelayanan kesehatan.
Daftar Pustaka :
1. Hyperglycemic Crises in Diabetes. Kitabchi, AE, et al. Suplement 1, January 1,
2004, Diabetes Care, Vol. 27, pp. S94-S102.
2. Diabetic ketoacidosis in type 1 and type 2 diabetes mellitus: Clinical and
biochemical differences. Newton, Christopher A and Raskin, Phillip.
September 27, 2004, Archive of Internal Medicine, Vol. 164, pp. 1925-1931.
3. Thirty years of personal experience in hyperglicemic crises: Diabetic ketoacidosis
and hypergycemic and hyperosmolar state. Kitabchi, AE, et al. 5, May 2008, J
Clin Endrocinol Metab, Vol. 93, pp. 1541-1552.