Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KASUS

Ketoasidosis Diabetikum

Oleh:

dr. Salas Putri Rahayu

Pembimbing :

dr. Danengsih

Wahana:
RSUD Pantura M.A. Sentot Patrol

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER
DAYA MANUSIA KESEHATAN
2021
Nama Peserta : dr. Salas Putri Rahayu
Nama Wahana : RSUD M.A. Sentot Patrol Indramayu
Topik : Gastroesophageal Reflux Disease
Tanggal (kasus) : 7 Desember 2021
Nama Pasien : Ny. Dewi Susanti No. RM 228693
Objektif Presentasi :
 Keilmuan √  Keterampilan  Penyegaran  Tinjauan
Pustaka
 Diagnostik √  Manajemen √  Masalah  Istimewa
 Neonatus  Bayi  Anak  Remaja  Dewasa √  Lansia
 Deskripsi Pasien perempuan usia 43 tahun, datang dengan keluhan
penurunan kesadaran sejak 1 hari SMRS. Mual (+) muntah (+)
 Tujuan Menentukan penyebab ketoasidosis diabetikum, memberikan
terapi yang tepat, dan memberikan edukasi pada keluarga pasien
tentang penyebab dan pencegahan KAD.
Bahan Bahasan :  Tinjauan  Riset  Kasus √  Audit
Pustaka
Cara Membahas :  Disku  Presentasi dan  E-mail  Pos
si Diskusi √
Data Pasien : Nama : Ny. DS No. Registrasi : 228693
Anamnesis
Keluhan Utama
Penurunan kesadaran
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 1 hari SMRS.
Awalnya 2 hari yang lalu pasien mengalami muntah-muntah dengan jumlah banyak
dan isinya adalah makanan dan minuman yang telah dimakan pasien. lalu sempat
dirawat di klinik, namun saat di klinik pasien mengalami penurunan kesadaran secara
tiba-tiba. Mual (+), muntah (+), keluhan nyeri kepala sebelumnya disangkal. Riwayat
jatuh tidak ada. Lemah anggota gerak disangkal. BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat penyakit diabetes sejak 5 tahun yang lalu tidak terkontrol
 Riwayat stroke disangkal
 Riwayat penyakit hipertensi disangkal
 Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
 Keluarga pasien tidak pernah sakit seperti ini
 Riwayat penyakit diabetes disangkal
 Riwayat penyakit hipertensi disangkal
Riwayat Pengobatan : -
Riwayat Kebiasaan
 Pasien jarang memeriksakan kondisi dan penyakitnya karena merasa sehat, dan
sejak didiagnosis penyakit diabetes melitus pasien tetap tidak menjaga pola
makannya.
 Tidak minum-minuman beralkohol.
 Pasien tidak merokok.
Status generalisata :
Keadaan umum : Tampak Sakit Berat
Kesadaran : Somnolen
Tekanan Darah : 140/80 mmHg
Nadi : 134 x/mnt
Nafas : 21 x/mnt
Suhu : 36,4 oC
Sp.O2 : 97 % dengan O2 NK 3 lpm

Pemeriksaan Fisik :
Kepala :
- Bentuk normocephale
- Rambut putih, tebal, distribusi merata
Wajah :
- terlihat simetris
- warna kulit tidak anemis, tidak sianosis, tidak ikterik
Mata :
- Alis mata hitam, tebal, distribusi merata
- Konjungtiva pucat -/-, Sklera ikterik -/-
- Refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+
Telinga :
- bentuk telinga simetris
- Tidak ada nyeri tarik
- Tidak ada nyeri tekan pada tragus dan mastoid
- sekret (-)
Hidung :
- Hidung simetris
- Tidak ada deviasi septum, sekret -/-
Mulut dan tenggorokan :
- bibir terlihat simetris
- bibir sianosis (+)
- Tonsil T1/T1
Leher :
- Trakea Lurus Di Tengah
- Tidak Teraba Pembesaran Kgb
- Tidak Terlihat Pembesaran Tiroid
Paru:
- Inspeksi : Pergerakan Dada Simetris.
- Palpasi : Vokal Fremitus Teraba Simetris
- Perkusi : Sonor Dikedua Lapang Paru
- Auskultasi : Suara Napas Vesikuler, Ronki-/-,Wheezing -/-
Jantung :
- Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
- Perkusi : Batas jantung kanan : garis sternalis dextra. Batas jantung kiri
: ICS 5, 2 jari medial linea midclavicularis sinistra.
- Auskultasi : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-).
Abdomen
- Inspeksi : tegang, tidak tampak ascites, spider nevi (-),
- Auskultasi : bising usus (+) normal
- Palpasi : tidak ada defence muskular, NT epigastrium (-), nyeri tekan
hipocondriac kanan (-), nyeri tekan hipocondriac kiri (-), distended (-),
meteorismus (-). hepar & lien: tidak ada pembesaran
- Perkusi : timpani (+), asites (-), shifting dullness (-), undulasi (-)
Ekstremitas
- Akral hangat, edema tungkai -/- , tidak ada deformitas, Tonus otot baik.

Pemeriksaan Penunjang :
1. Laboratorium Darah Lengkap
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Leukosit 29.800 /UI 4.300-11.300
Eritrosit 5,8/UI 3,8-5,2
Hemoglobin 13,5 g/dL 11,7-15,5
Hematokrit 47,5 % % 35-47 %

Trombosit 442.000/UI 150.000-400.000


MCV 81 fl 80-100 fl
MCH 23,2 pg 28-33 pg
MCHC 28,5 g/dL 33-36 g/dL
Basofil 0% 0-1 %
Eosinofil 2% 2-4 %
Netrofil Batang 6% 2-7 %
Netrofil Segmen 76 % 50-70 %
Limfosit 10 %
25-40 %
Monosit 6% 2-8 %

2. Laboraturium Kimia Klinik


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Gula Darah Sewaktu 587,6 mg/dL 74-180 mg mg/dL
SGOT 15 U/L <31 U/L
SGPT 12 U/L <31 U/L
Ureum 23 13-43 mg/dl
Creatinin 0,92 0,6-1,2 mg/dl

3. Urinalisa
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Keton Positif (+++) Negatif

4. Imunologi
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Swab Antigen CoV-2 Negatif Negatif

5. Rontgen Thoraks

Kesan :
- Paru kesan normal
- Tidak ada kardiomegali
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis dan Penatalaksanaan KAD
2. Edukasi penyebab KAD faktor resiko, kemungkinan kekambuhannya dan
tindakan apa yang seharusnya dilakukan.
3. Mengenal tanda-tanda kegawatan daruratan KAD
4. Motivasi pasien untuk memeriksakan kepada dokter spesialis penyakit dalam
untuk mengetahui penyebab pasti dan penanganan KAD selanjutnya

Rangkuman Hasil Pembelajaran Kasus

Subjektif :
Pasien perempuan usia 43 tahun keluhan penurunan kesadaran sejak 1 hari SMRS.
Awalnya 2 hari yang lalu pasien mengalami muntah-muntah dengan jumlah banyak
dan isinya adalah makanan dan minuman yang telah dimakan pasien. lalu sempat
dirawat di klinik, namun saat di klinik pasien mengalami penurunan kesadaran secara
tiba-tiba. Mual (+), muntah (+). Riwayat Diabetes melitus sejak 5 tahun yang lalu tidak
terkontrol. Pasien tidak menjaga pola makan dengan menghindari makan-makanan
tinggi gula.
Objektif :
Hasil anamneis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang mendukung diagnosis
KAD. Pada kasus ini ditegakkan berdasarkan : Gejala klinis (Penurunan kesadaran,
mual dan muntah), pada pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran somnolen. Ketika di
lakukan pemeriksaan GDS hasil 587,6 dan pemeriksaan keton urin positif (+++).
Assestment :
Diagnosa ditegakkan melalui gejala klinis yang dijumpai dan pemeriksaan fisik
diagnostik serta pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan. Pada kasus ini, dari
anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan, diagnosa
Ketoasidosis Diabetikum dapat ditegakkan.
Untuk menegakkan diagnosa KAD adalah didahului dengan adanya keluhan
khas diabetic melitus yang sudah berlangsung lama dan disusul dengan adanya keluhan
mual muntah, nyeri perut, hilang nafsu makan sampai bisa menyebabkan pasien
mengalami penurunan kesadaran. Selain itu pada pasien juga dapat ditemukan adanya
nafas yang berbau keton. Pada pasien ini diketahui pasien sudah didiagnosis Diabetes
melitus sejak 5 tahun yang lalu walaupun saat ini tidak sedang ada keluhan khas dalam
penyakit DM Tipe 2, pasien juga tidak melakukan pengobatan rutin untuk penyakitnya
yang artinya kadar gula tidak terkontrol. Hal ini sewaktu-waktu dapat menyebabkan
tingginya kadar gula darah. Meskipun tidak ada tanda-tanda fisiologis infeksi seperti
demam, tetapi ditemukan leukositosis pada pasien hingga 29.800/μl, dan dikarenakan
penyebab KAD tersering adalah karena adanya infeksi maka pemberian antibiotik
diperlukan dalam tatalaksana pasien. Beberapa penelitian terbaru menunjukkan
penghentian atau kurangnya dosis insulin dapat menjadi faktor pencetus penting.
Keterbatasan dalam ketersediaan pemeriksaan kadar keton darah membuat American
Diabetes Association menyarankan penggunaan pendekatan yang lebih pragmatis,
yakni KAD dicirikan dengan asidosis metabolik (pH <7,3), bikarbonat plasma <15
mmol/L, glukosa plasma >250 mg/dL dan hasil carik celup plasma (≥ +) atau urin (+
+).
Diagnosis : Penurunan kesadaran et causa Ketoasidosis Diabetikum.

Plan
Terapi :
 IVFD Nacl 0,9 % / 8 jam
 Ranitidin 2x50 mg iv
 Ondansetron 2x4 mg iv
 Ceftriaxon 2x1 gr iv
 Protap KAD
 Konsul dr. Andreis, Sp.PD
Advice dr. Aryanto Sp.PD :
 Lanjutkan Protap KAD

Masuk Protap KAD :


 Infus NaCl 0,9 % 2 kolf dalam ½ jam
 Selanjutnya NaCl 0,9 % 1 kolf dalam ½ jam
 Selanjutnya NaCl 0,9 % 2 kolf dalam 1 jam
 Jam Ke 2 masuk monorapid bolus 20 unit. Lanjut drip pada line 2 NaCl 0,9% 500
cc + 50 unit monorapid drip 20 tpm titrasi
 Selanjutnya NaCl 0,9 % 1 kolf dalam 1 jam
 Selanjutnya NaCl 0,9 % 1 kolf dalam 1 jam
 Selanjutnya NaCl 0,9 % 1/2 kolf dalam 1 jam
 Cek GDS/jam selama 6 jam
 Selanjutnya cek GDS/4 jam
 Cek Elektrolit post protap

Monitorin GDS / jam dalam 6 jam

JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL

GDS

Jam 17.00 587,6 mg/dL < 140

Jam 18.00 500 mg/dL < 140

Jam 19.00 435 mg/dL < 140

Jam 20.00 410 mg/dL < 140

Jam 21.00 387 mg/dL < 140

Jam 22.00 250 mg/dL < 140

Jam 23.00 243 mg/dL < 140

Pemeriksaan Elektrolit Post Protap KAD


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Natrium 125,2 129-139
Kalium 3,02 4,0-5,0
Klorida 118 94-104

Edukasi :
Dilakukan KIE kepada pasien dan keluarganya bila ada untuk membantu agar
kepatuhan meminum obat dan perubahan gaya hidup sehat dapat dilakukan.
Pasien diminta untuk kontrol bila obat habis, memantau gejala maupun komplikasi
yang dirasakan mengganggu. Namun apabila gejala memberat, dapat langsung dibawa
ke pelayanan kesehatan.

Daftar Pustaka :
1. Hyperglycemic Crises in Diabetes. Kitabchi, AE, et al. Suplement 1, January 1,
2004, Diabetes Care, Vol. 27, pp. S94-S102.
2. Diabetic ketoacidosis in type 1 and type 2 diabetes mellitus: Clinical and
biochemical differences. Newton, Christopher A and Raskin, Phillip.
September 27, 2004, Archive of Internal Medicine, Vol. 164, pp. 1925-1931.
3. Thirty years of personal experience in hyperglicemic crises: Diabetic ketoacidosis
and hypergycemic and hyperosmolar state. Kitabchi, AE, et al. 5, May 2008, J
Clin Endrocinol Metab, Vol. 93, pp. 1541-1552.

Anda mungkin juga menyukai