Disusun Oleh:
Pembimbing :
LAPORAN KASUS
Disusun Oleh:
Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik di bagian Ilmu Penyakit
Dalam RSUD Kabupaten Bekasi
Pembimbing
2
IDENTITAS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
No. RM : 199141
Usia : 53 Tahun
Alamat : Taman Aster, Cibitung
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Status Pernikahan : Menikah
Tanggal Masuk RS : 8 Februari 2021
B. ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 9 Februari 2021
Pasien datang ke IGD RSUD Kabupaten Bekasi tanggal 8 Februari 2021 dengan
keluhan penurunan kesadaran 30 menit SMRS. Pasien lemas seluruh tubuh 1 hari
sebelumnya, lemas dirasakan setelah pasien menkonsumsi obat yang disarankan oleh
temannya yaitu glucovance 500mg/5mg yang dikonsumsi 1 kali sehari selama 2 hari
SMRS. Pasien mengkonsumsi obat tersebut karena merasa badan pegal – pegal.
Keluhan kelemahan satu sisi disangkal. Keluhan lain seperti nyeri dada, sakit kepala,
mual, muntal, demam, sesak napas dan batuk disangkal. Pasien mengatakan kurang
nafsu makan, tidak mudah haus dan suka buang air kecil malam hari. BAK dan BAB
tidak ada keluhan.
3
- Riwayat penyakit jantung : disangkal
- Riwayat penyakit paru : Asma sejak usia 30 tahun
- Riwayat penyakit ginjal : disangkal
- Riwayat hipertensi : disangkal
C. PEMERIKSAAN FISIK
- Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
- Kesadaran : Komposmentis
Tanda Vital :
- Tekanan Darah : 110/80 mmHg
- Nadi : 89 x/menit
- Pernapasan : 28 x/menit
- Suhu : 37 ℃
- SpO2 : 99 % (nasal canul)
4
Status Generalis :
1. Kulit : diaforesis (+)
2. Kepala : Normocephal
3. Mata : cekung (-), pupil isokor, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
RCL/RCTL (+/+)
4. Telinga : Pendengaran dalam batas normal, serumen (-), darah (-), cairan (-)
5. Hidung : Bentuk dalam batas normal, nafas cuping hidung (-), septum deviasi
(-), secret (-)
6. Mulut : Sianosis (-), lidah kotor (-), uvula simetris
7. Leher : Bentuk normal, tidak tampak hiperemis, deviasi trakea (-),
pembesaran
KGB (-)
8. Thoraks :
a. Pulmo
- Inspeksi : Bentuk dada datar, simetris, diameter AP : T = 2 : 1
- Palpasi : Fremitus taktil dan vocal simetris pada kedua lapang paru.
Nyeri tekan (-)
- Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru, peranjakan paru (+)
- Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (+/+)
b. Cor
- Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
- Palpasi : iktus kordis teraba
- Perkusi :
Batas jantung kanan : Linea parasternalis dextra ICS 4
Batas jantung kiri : Linea midclavicularis sinistra ICS 5
Pinggang jantung : Linea parasternalis sinistra ICS 3
- Auskultasi : BJ I – II normal reguler
9. Abdomen
- Inspeksi : Datar, simetris, spider nevi (-), caput medusa (-)
- Auskultasi : Bising usus (+)
- Perkusi : timpani seluruh quadran abdomen
5
- Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba
10. Ekstremitas : akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hematologi (8/2/2021)
- Darah lengkap
- Hitung jenis
6
Pemeriksaan Ureum Kreatinin (8/2/2021)
E. RESUME
Pasien datang dengan keluhan penurunan kesadaran 30 menit SMRS. Keluhan
lain berupa lemas seluruh tubuh 1 hari sebelumnya setelah konsumsi glucovance
selama 2 hari terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan diaphoresis. Pada
pemeriksaan penunjang didapatkan eritrosit 4.56x10^6/uL, Leukosit 10.1x10^3/uL,
LED 12mm/jam, glukosa sewaktu pada tanggal 8 Februari 2021 20 mg/dL dan pada
tanggal 9 Februari 2021 sebesar 109 mg/dL.
Rencana Penatalaksanaan
- Dextrose 10% iv 6 jam per kolf
7
- Hentikan obat antidiabetik oral
Edukasi
- Menghentikan kebiasan merokok
- Jangan sembarangan minum obat sebelum periksa ke dokter
F. DIAGNOSIS BANDING
- Hipoglikemia ec defisiensi kortisol
- Hipoglikemia ec insulinoma
G. DIAGNOSIS KLINIS
Hipoglikemia ec obat antidiabetik oral
H. PROGNOSIS
- Quo ad vitam : ad bonam
- Quo ad functionam : ad bonam
- Quo ad sanactionam : ad bonam
DISKUSI KASUS
8
Gejala klinis hipoglikemia pada tahap awal antara lain :
- Rasa cemas
- Gemetaran
- Kulit lembab dan pucat
- Keringat berlebihan
- Rasa lapar
- Penglihatan kabur
Gejala klinis biasanya muncul pada kadar glukosa darah < 60 mg/dL, tetapi pada umumnya
kadar glukosa darah < 50 mg/dL memberi dampak pada fungsi serebral. 1 Selain itu, pada
pemeriksaan fisik didapatkan pucat, diaphoresis, tekanan darah, frekuensi jantung meningkat,
penurunan kesadaran, dan defisit neurologis fokal transien.2
Pada pasien ini memenuhi kriteria hipoglikemia berdasarkan trias whipple dimana pasien
memiliki keluhan berupa gejala klinis dari hipoglikemia seperti penurunan kesadaran, lemas
seluruh tubuh dan ditemukan diaphoresis pada pemeriksaan fisik. Lalu, pasien ini memiliki
kadar glukosa plasma yang rendah yaitu 20 mg/dL serta pasien menunjukkan gejala klinis
membaik setelah diberi pengobatan berupa pemberian glukosa sebelumnya sehingga kadar
glukosa saat diukur menunjukkan 109 mg/dL.
Hipoglikemia dapat terjadi sebagai akibat dari efek samping dari penggunaan
penurun glukosa darah, seperti insulin dan Anti Diabetik Oral (ADO) terutama golongan
sulfonilurea dan meglitinide.3 Pasien ini mengkonsumsi obat antidiabetik oral yang
mengandung metformin HCl dan Glibenclamide.
Hipoglikemia dapat dari berbagai penyebab lain, seperti akibat defisiensi endokrin (kortisol,
GH, glucagon, epinefrin), alkohol, hiperinsulinisme endogen (insulinoma, autoimun, sekresi
insulin ektopik), gagal ginjal, sepsis, gagal jantung, dan pasca prandial yaitu pasca operasi
gaster.2
9
DAFTAR PUSTAKA
1. Manaf A. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 2, Edisi ke- 6. Jakarta : Interna
Publishing
2. Alwi, I. e. (2015). Hipertensi. Penatalaksanaan Di Bidang Ilmu PEnyakit Dalam Panduan Praktis
Klinis Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia
3. International Diabetes Federation and the DAR International Alliance (IDF - DAR).
2016. Diabetes And Ramadan: Practical Guidelines. Brussels, Belgium: International
Diabet es Federation
10