Anda di halaman 1dari 2

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil Alamiin, wassholatu wassalamu ala asyrofil anbiyaa'i


wal mursalin, wa ala alihi wasohbihi aj'main. Amma Ba'du.
Teman-teman yang saya banggakan
Yang pertama dan yang paling utama, marilah kita panjatkan puji syukur ke
hadirat Allah SWT. Karena dengan izinnyalah kita dapat berkumpul dimasjid
yang kita cintai ini dalam rangka melaksanakan kegiatan Muhadhoroh.
Selawat serta salam kita limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman terang
benderang.
Teman-teman yang saya banggakan.
Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan ceramah singkat tentang
“Salat”. Allah Swt. dan rasul-Nya telah banyak memberi tahu melalui firman-
firman-Nya kepada kita bahwa mendirikan salat sangatlah penting.
Rasulullah saw bersabda yang artinya “salat adalah tiang agama”. Sabda yang
paling sederhana tetapi maknanya sangat besar. Dalam agama Islam, salat
diibaratkan sebagai tiang sebuah bangunan. Jika kita tidak melaksanakan
salat, diibaratkan tiang itu rapuh atau roboh, sehingga bangunannya juga ikut
roboh karena tidak ada lagi penyangga.
Rasulullah saw bersabda, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, yang
artinya “Seandainya mereka tahu pahala salat Subuh dan Asar, niscaya
mereka akan mendatanginya meskipun dengan merangkak”.
Teman-teman yang saya banggakan
Dalam pelaksanaannya, salat tidak hanya menjadi sekadar kewajiban yang
harus dikerjakan. Lebih dari itu, salat merupakan salah satu bukti seseorang
beriman terhadap Allah Swt. Berapa banyak sekarang manusia yang dengan
mudahnya bahkan tanpa ada rasa sesal meninggalkan salat? Berapa banyak
orang yang santainya meninggalkan salat Subuh karena menonton bola
semalaman? Berapa banyak pekerja rela meninggalkan salat demi
kebahagiaan dunia semata?
Pertanyaan-pertanyaan di atas sudah seharusnya kita membuktikannya
dengan selalu menjalankan salat wajib dalam keadaan apapun. Dalam sebuah
hadis shahih, menjelaskan bahwa yang membedakan antara orang mukmin
dengan kafir adalah salatnya.
Allah Swt. berfirman dalam Q.S. Al-Ma’un ayat 4-5 yang artinya: “Maka
celakalah orang yang salat (4), (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap
salatnya (5)”.
Dalam surat ini, Allah SWT mengawali kata “celaka” bagi orang-orang yang
lalai dalam salatnya. Karena, kalimat celaka ini seringkali oleh Allah
digunakan untuk menasihati orang kafir. Dengan arti lain, bahwa orang yang
lalai terhadap salatnya, maka disejajarkan dengan orang kafir.
Sehingga tidak heran jika dalam hadis Nabi Muhammad yang telah
dijelaskan sebelumnya bahwa yang menjadi pembeda antara mukmin dan
kafir adalah dari salatnya.
Teman-teman yang saya banggakan.
Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rasulullah saw dalam hadisnya
mengenai keutamaan salat. Maka sebagai umatnya, melakukan salat wajib
lima waktu ini dengan hati yang lapang adalah sebuah kewajiban. Selain itu,
dalam menjalankan salat harus dengan penuh kesyukuran, keikhlasan dan
juga keistikamahan, sehingga kita dapat terhindar dari golongan orang-orang
yang lalai dalam salat.
Sebelum saya menyelesaikan ceramah pada hari ini, mari kita berdoa kepada
Allah Swt. agar kita dijauhkan dari perilaku-perilaku orang yang dengan
sengaja dan dengan mudahnya melalaikan salat. Semoga kita selalu diberikan
kemampuan untuk saling menasehati dalam kebaikan dan menjauhi segala
larangan.
demikianlah ceramah singkat ini, mudah-mudahan dapat bermanfaat dan
dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, kurang dan lebihnya saya
mohon maaf.
Wabillahi taufik walhidayah..
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai