(POKJANAL)
POSYANDU KABUPATEN BANDUNG BARAT
Komp. Perkantoran Pemerintah kabupaten Bandung Barat Jl. Raya Padalarang – Cisarua Km. 2 Ngamprah
ini kami sampaikan Proposal Usulan Dana Hibah untuk kegiatan Pokjanal
1. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak azasi (UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU No. 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap
individu dan oleh seluruh komponen bangsa, agar masyarakat dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Hal ini perlu dilakukan karena kesehatan bukanlah tanggung jawab pemerintah
saja, namun merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat, termasuk swasta.
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
masyarakat dlam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan angka
kembang anak dapat dilaksanakan secara merata, apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis
masyarakat seperti Posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien dan dapat menjangkau semua
sasaran yang membutukan layanan kesehatan anak, ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas.
yang ditujukkan dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan Sumber Daya Manusia, seperti :
meningkatnya derajat kesejahteraan dari status gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender,
meningkatkannya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan dan perlindungan anak, terkendalinya jumlah dan
laju pertumbuhan penduduk, serta menurutnya kesenjangan antar individu, antar kelompok masyarakat dan
antar daerah dengan tetap lebih mengutamakan pada upaya preventif, promotif serta pemberdayaan
keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan.salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat
pembangunan kesehatan. Kesehatan bersama-sama dengan pendidikan dan ekonomi merupakan tiga pilar
Posyandu (Pos Pelayanan terpadu ) adalah upaya kesehatan bersumber dari masyarakat, dalam
suatu wadah kegiatan dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat yang dikelola oleh kader
Posyandu dengan Penanggung Jawab Ketua RW. Untuk meningkatkan pengelolaan dan kelangsungan
pelaksanaan Posyandu maka perlu adanya swadaya dan peran serta masyarakat baik aparat Kecamatan,
Desa, LSM, dan tokoh Masyarakat lainnya yang mendukung dan menunjang kelancaran pelaksanaan
kegiatan yang di bina oleh Bidan Desa, PLKB, TP PKK Kecamatan, TP PKK Desa serta instansi lain guna
Penyelenggaraan pemerintahan daerah tidak terlepas dari kebijakan penyelenggaraan negara secara
keseluruhan, yang dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang pada dasarnya merupakan amanat
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai upaya untuk mewujudkan cita-cita nasional yang bertumpu pada nilai
demokratisasi dalam mengatur pelaksanaan otonomi dan tugas pembantuan yang diarahkan untuk
peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi,
pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Otonomi yang berupa jaminan kepada daerah secara luas, nyata dan bertanggung jawab untuk
mampu menggali dan mengembangkan seluruh potensi dan sumber daya yang dimilikinya secara
proporsional dan bertanggung jawab dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang semakin
baik, dan pemerataan di segala bidang dengan tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Otonomi daerah kiranya tidak membebani masyarakat tetapi memberikan motivasi, memberdayakan
dan membangkitkan prakarsa serta mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya pembangunan,
sehingga otonomi akan memberikan kemandirian dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
Sehubungan dengan hal tersebut, sebagai pelaksana Undang-undang Nomor 23 tahun 2014, maka
Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat dengan 16 kecamatan, 165 desa dan 2378 RW berusaha
untuk melaksanakan usaha-usaha pembangunan demi untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera,
melalui Visi Kabupaten Bandung Barat “AKUR” yaitu, ”Aspiratif, Kreatif, Unggul dan Religius” berbasis pada
pengembangan ekonomi, optimalisasi sumber daya alam dan kualitas sumber daya manusia. Misi, yaitu :
(1) Mewujudkan Pemerintahan yang Aspiratif, Baik, Bersih dan Berwibawa; (2) Meningkatkan
kemampuan perekonomian daerah melalui pengembangan sektor pertanian dengan pola agroindustri dan
agribisnis yang didukung oleh keberdayaan potensi unggulan daerah lainnya; (3) Meningkatkan sumber
daya manusia yang berkualitas, berdaya saing, dan religius yang mencakup pendidikan, kesehatan dan
moral keagamaan; (4) Meningkatkan kepedulian terhadap modal alam, keseimbangan dan kelestarian
lingkungan hidup sebagai modal dasar pembangunan yang berkelanjutan; (5) Meningkatkan kemandirian
sosial yang berbasis budaya lokal; (6) Mewujudkan desa kreatif dan mandiri yang berdaya saing; (7)
Meningkatkan Fasilitas Infrastruktur yang mendukung Iklim Investasi Daerah dan Pariwisata.
Dalam mengimplementasikan visi dan misi tersebut maka Kabupaten Bandung Barat berupaya
mensinergikan antara sumber d a y a manusia dan sumber daya perlu ditingkatkan dengan lebih
meningkatkan cakupan dan kualtias layanan pendidikan, kesehatan dan pelayanan dasar bagi masyarakat
luas lainnya dalam rangka membangun sumber daya manusia yang berkualitas.
Pemerintah Desa dalam kewenangannya untuk mengatur dan mengurus kepentingan warganya
meliputi segala aspek penghidupan desa, baik dalam bidang pelayanan masyarakat, pengaturan, maupun
Pemberdayaan perempuan adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non instruktif, guna
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan perempuan, agar mampu mengidentifikasi masalah yang
dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan
potensi setempat.
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan bahwa kesehatan merupakan hak
asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kabupaten Bandung Barat Lima Tahun ke depan perlu
di dukung oleh seluruh masyarakat terutama dukungan organisasi kemasyarakatan yang dibentuk
organisasi kemasyarakatan yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat untuk memberikan layanan
Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian
ibu dan bayi. Meskipun posyandu bersumber daya masyarakat, pemerintah tetap ikut andil terutama dalam
Dengan terbitnya Permendagri Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengintegrasian Layanan Sosial
Dasar di Posyandu, maka posyandu bukan lagi hanya memberikan pelayanan kesehatan di masyarakat
tetapi telah menjadi posyandu multi fungsi terdiri dari :
1. Fungsi Kesehatan;
2. Fungsi Pendidikan;
4. Fungsi Ekonomi;
6. Fungsi Sosial.
Perkembangan Posyandu di Kabupaten Bandung Barat telah memperoleh perkembangan yang
luas dengan adanya prestasi baik di Tingkat Provisi maupun Tingkat Nasional.
Salah satu sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan pelayanan masyarakat dalam
bidang pemberdayaan perempuan terutama tentang kesehatan masyarakat di desa diantaranya sarana
yang berbentuk Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) di tiap-tiap RW yang bertujuan untuk memberikan
kelancaran dalam upaya meningkatkan peran serta keluarga dalam pembinaan Kesehatan Ibu dan tumbuh
kembang anak. Maka untuk itu di Desa se–willayah Kabupaten Bandung Barat telah terbentuk Posyandu di
tiap RW.
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
dasar, pendidikan dan ekonomi yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
pelayanan kesehatan dasar, pendidikan dan ekonomi untuk mendukung kelangsungan Hidup
Pelayanan kesehatan dasar, pendidikan dan ekonomi adalah pelayanan kesehatan yang
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi, yang sekurang-kurangnya mencakup 5 (lima)
kegiatan, yakni, KIA, KB, Imunisasi, gizi dan penanggulangan diare dan kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD), Bna Keluarga Balita (BKB-KEMAS), Demam Berdarah Dengue (DBD), Usaha Peningkatan Gizi
Keluarga (UPGK), Penghapusan kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT), Usaha Peningatan dan
DASAR HUKUM
c. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bandung Barat di Provinsi
Jawa Barat.
e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pembentukan Kelompok
f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan
Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
g. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 4 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur
Jawa Barat Nomor 34 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan,
Pertanggungjawaban, Pelaporan Serta Monitoring Dan Evaluasi Belanja Hibah Dan Belanja Bantuan
Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat.
h. Peraturan Bupati Bandung Barat Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Belanja Hibah dan Belanja
Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
i. Keputusan Bupati Bandung Barat Nomor : 188.45 / Kep. 105 - DPMD/2018 tanggal 11 Januari 2018,
tentang Pembentukan Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu dan Sekretariat
Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu Kabupaten Bandung Barat tahun
2018.
j. Keputusan Bupati Bandung Barat Nomor : 900 / Kep.225-DPMD/2019 tanggal 15 Maret 2019, tentang
Penetapan Bantuan Keuangan untuk Kelompok Kerja Pos Pelayanan Terpadu Desa dan Pos Pelayanan
Maksud
Maksud dari Proposal ini adalah dalam rangka mengajukan permohonan anggaran Bantuan Hibah
Revitalisasi Posyandu Kabupaten Bandung Barat untuk Kegiatan Pokjanal Posyandu Kabupaten
Bandung Barat agar meningkatkakan sosialisasi distribusi bantuan operasional ke Pokjanal Posyandu
Kecamatan, Pokja Posyandu Desa dan posyandu serta kader posyandu, dalam rangka upaya
pencapaian target Revitalisasi Posyandu Provinsi Jawa Barat di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
Tujuan
Sedangkan tujuannya yaitu untuk pembinaan selanjutnya, Rapat Koordinasi Perencanaan meliputi Rapat Kerja
Evaluasi Semesteran serta monitoring kegiatan posyandu juga pembinaan model posyandu
Multifungsi.
BAB II
GAMBARAN UMUM
VISI
Visi pembangunan Kabupaten Bandung Barat 2018 – 2023 adalah visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih
sebagaimana yang disampaikan pada saat proses pemilihan kepala daerah sebelumnya. Visi ini akan
menggambarkan arah dan juga kondisi yang akan dicapai selama 5 (lima) tahun sesuai dengan masa
jabatan kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung Barat 2018 – 2023 dirumuskan sebagai berikut:
“Bandung Barat yang AKUR (Aspiratif, Kreatif, Unggul dan Religius), berbasis pada pengembangan
ekonomi, optimalisasi sumber daya alam dan kualitas sumber daya manusia”
Bandung Barat yang hendak diwujudkan merupakan sebuah kondisi Bandung Barat yang Aspiratif, Kreatif,
Unggul dan Religius, dengan pengertian sebagai berikut:
1. Aspiratif
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat yang aspiratif akan selalu mendengarkan dan menghargai menghargai
harapan, keinginan, cita-cita, dan kemampuan masyarakat, sehingga kemudian pemerintahan dijalankan
dengan berpihak pada kebutuhan dan suara masyarakat. Masyarakat dapat menyampaikan suaranya secara langsung,
dan juga dapat melalui perwakilannya di DPRD maupun lembaga lainnya seperti lembaga pendidikan dan lembaga
sosial kemasyarakatan.
2. Kreatif
Penyelenggaraan pemerintahan di Bandung Barat dilaksanakan dengan terobosan dan menggunakan gagasan
yang out of the box dan orisinil dalam rangka memenuhi kepentingan masyarakat melalui melalui
pembangunan yang ramah lingkungan serta mematuhi seluruh peraturan yang berlaku .
3. Unggul
Bandung Barat harus diarahkan agar memiliki kemampuan dan kekuatan berdasarkan potensi yang ada untuk
bersaing, memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. Dalam konteks pembangunan Kabupaten Bandung
Barat sarana prasarana dibangun dengan kualitas baik, SDM pengelola yang berkualitas, pelayanan yang
diberikan dengan kualitas terbaik, dan produk yang dihasilkan unggul secara kualitas dan dapat bersaing di
tingkat regional, nasional dan internasional.
4. Religius
Masyarakat Kabupaten Bandung Barat diharapkan memiliki dan terikat dengan nilai -nilai, norma, semangat dan
kaidah agama. Nilai dan norma harus senantiasa menjiwai, mewarnai dan menjadi ruh atau jiwa bagi seluruh
aktivitas kehidupan, termasuk pembinaan SDM, penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan, dan pelaksanaan
pembangunan. Kehidupan bermasyarakat di Kabupaten Bandung Barat dijalankan dengan tetap menjunjung
tinggi toleransi dan kerukunan hidup beragama, serta berbhineka tunggal ika.
MISI
Misi pembangunan Kabupaten Bandung Barat 2019 – 2023 diarahkan untuk memanfaatkan seluruh potensi
daerah yang ada, dengan fokus untuk pengembangan agroindustri dan wisata ramah lingkungan dalam rangka
menghasilkan pembangunan yang berkualitas menuju masyarakat Bandung Barat yang sejahtera.
Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan di atas, dengan menggunakan dasar pemikiran sebagaimana
diuraikan di atas, maka misi pembangunan Bandung Barat 2019 – 2023 dirumuskan sebagai berikut:
1. Meningkatkan cakupan dan kualitas layanan pendidikan, kesehatan dan pelayanan dasar bagi masyarakat
luas lainnya dalam rangka membangun sumber daya manusia yang berkualitas
2. Mewujudkan agroindustri dan pariwisata sebagai sektor unggulan beserta sektor dan potensi sumber daya
lainnya untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan, berkelanjutan dan berdaya saing
4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik berbasis pengembangan teknologi informasi dan inovasi
Kelembagaan Posyandu
Kelembagaan Pokjanal Posyandu di Kabupaten, Pokjanal Posyandu Kecamatan dan Pokja Posyandu
dibentuk berdasarkan :
Kelembagaan Pokjanal Posyandu Kabupaten mulai dibentuk pada tahun 2008, revisi terakhir dilaksanakan
pada tahun 2019 dengan Keputusan Bupati Bandung Barat dengan Susunan Keanggotaan sesuai dengan
Surat Keputusan Bupati Nomor : 900 / Kep.225-DPMD/2019 tanggal 15 Maret 2019 tentang Penetapan
Bantuan Keuangan untuk Kelompok Kerja Pos Pelayanan Terpadu Desa dan Pos Pelayanan Terpadu di
Wakil Sekretaris : Kepala Sub Bagian Koordinasi Kesejahteraan Sosial pada Bagian Kesejahteraan Sosial
Sekretariat Daerah
Anggota Bidang : 1. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keunagan pada Dinas Perumahan dan
Kawasan Permukiman;
2. Kepala Sub Bagian Kesejahteraann Masyarakat pada Bagian Kesejahteraan
Masyarakat Sekretariat Daerah;
3. Sekretaris TP-PKK Kabupaten Bandung Barat.
2. Bidang Kesehatan dan Keluarga Berencana
Ketua Bidang : Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Keluarga pada Dinas
Kesehatan ;
Anggota Bidang 1. Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi pada Dinas
Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak;
2. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dasar pada Dinas Kesehatan;
3. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan pada Dinas Kesehatan;
4. Kepala Seksi Jaminan Pelayanan Keluarga Berencana pada Dinas Pengendalian
Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak;
5. Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi pada Dinas Kesehatan.
3. Bidang Bina, Pengembangan, Pengintegrasian dan Inovasi Program
Ketua Bidang : Kepala Bidang Prasarana dan Penyuluhan pada Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian
Anggota Bidang : 1. Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga pada Dinas Pengendalian
Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak;
2. Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal, dan Informal pada Dinas
Pendidikan;
3. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan;
4. Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada Dinas
Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak;
5. Kepala Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil pada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil;
6. Kepala Bidang Bina Pemberdayaan Sosial pada Dinas Sosial;
7. Kepala Bidang Sarana Pertanian pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian;
8. Kepala Bidang Perikanan pada Dinas Perikanan dan Peternakan;
9. Kepala Sub Bagian Perencanaan pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan;
10. Kepala Seksi Jaminan Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi pada Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak;
11. Kepala Seksi Konsumsi Pangan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian;
12. Kepala Seksi Keamanan Pangan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian;
13. Kepala Seksi Pengembagan TTG pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa.
4. Bidang Komunikasi, Informasi dan Edukatif (KIE) dan Sistem Informasi Posyandu (SIP)
Ketua Bidang : Ketua Pokja IV. TP. PKK Kabupaten Bandung Barat.
Anggota Bidang : 1. Kepala Bidang Pengedalian Penduduk Dan Informasi Keluarga pada Dinas
Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak;
2. Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik pada Dinas Komunikasi,
Informatika dan Statistik;
3. Kepala Seksi Layanan dan Pembinaan Perpustakaan pada Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Daerah;
4. UPTD Promosi Kesehatan pada Dinas Kesehatan;
5. Unsur Kementrian Agama Kabupaten Bandung Barat.
5. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Perekonomian Masyarakat
Anggota Bidang : 1. Kepala Bidang Penataan dan Kerjasama Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa.
2. Kepala Seksi Pemberdayaan Keluarga Sejahtera pada Dinas Pengendalian
Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak;
3. Kepala Sub Bagian Pembinaan BUMD dan BLUD pada Bagian Perekonomian
Sekretariat Daerah;
4. TP-PKK Bandung Barat Pokja II.
SEKRETARIAT
Ketua : Kepala Seksi Penataan Desa pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Ketua
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat
Sekretariat Daerah
Bendahara
Sekretaris
ANGGOTA Pelaksana pada
Kepala Bidang
DPMD
Kelembagaan Desa pada
DPMD
Wakil Sekretaris
Kepala Sub Bagian
Koordinasi Kesejahteraan
Sosial SETDA
Sekretariat
Kepala Bidang
Kelembagaan Desa pada
DPMD
ANGGOTA
Bidang-Bidang
Pokjanal Posyandu Kabupaten Bandung Barat. Tujuan dilakukannya pembinaan adalah agar Posyandu
dapat menyelenggarakan berbagai kegiatannya dengan baik, sehingga tujuan didirikannya Posyandu dapat
tercapai.
Adapun pembinaan yang akan dilakukan meliputi : peningkatan pengetahuan dan keterampilan
pengurus dan kader Posyandu serta pembinaan administrasi yang mencakup penyelenggaraan dan
keuangan.
Posyandu merupakan wadah peran serta masyarakat dalam pemenuhan pelayanan kesehatan
dasar dan gizi keluarga, dengan prinsip dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, dengan dukungan
Bantuan pemerintah dapat berupa fasilitasi, bimbingan teknis, pemenuhan sarana/prasara na dasar
seperti : bantuan vaksin, obat-obatan, dacin, sarung timbangan dan sebagainya. Dengan pengertian
seperti ini fungsi pembinaan dari pemerintah terhadap Posyandu pada hakekatnya tetap ada. Oleh
karena itu, fungsi pembinaan dari pemerintah tersebut perlu dikoordinasikan dan diorganisasikan.
Kelompok Kerja Operasional Posyandu (Pokjanal Posyandu) Kabupaten Bandung Barat. Fungsi
pembinaan tersebut meliputi 3 (tiga) aspek yaitu manajemen, kelembagaan dan personil atau sumber
Unsur-unsur yang duduk dalam pengorganisasian Pokjanal Posyandu tidak terbatas pada
komponen instansi pemerintah saja, tetapi juga melibatkan unsur-unsur lain seperti lembaga profesi,
perguruan tinggi, LSM, serta kemitraan dengan pihak Swasta/ Dunia usaha dan sebagainya.
mengkoordinasikan berbagai upaya pembinaan yang berkaitan dengan peningkatan fungsi dan kinerja
Posyandu di wilayah Kabupaten Bandung Barat, yang secara operasional dilaksanakan oleh unit atau
kelompok pengelola Posyandu di Desa, melalui mekanisme pembinaan secara berjenjang oleh Pokjanal
Posyandu.
Agar ada hubungan dan mekanisme kerja dalam fungsi koordinasi pembinaan yang berkesisteman
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, maka secara organisasi, Pokjanal Posyandu Pusat
bertanggung jawab kepada menteri dalam negeri melalui Direktur Jendral Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa selaku penanggung jawab Harian Pokjanal Posyandu pusat. Sedangkan kedudukan organisasi
Pokjanal Posyandu secara fungsional bertanggung jawab kepada Bupati Bandung Barat.
Organisasi Pokjanal Posyandu KBB ditetapkan dengan surat keputusan Bupati Kabupaten Bandung
Barat.
pemerintahan daerah Kabupaten Bandung Barat, namun diharapkan tetap menganut prinsip-prinsip
sebagai berikut :
a. Strukturnya tidak kaku, dengan pengertian, ada yang ditunjuk dan ditetapkan sebagai ketua,
sekretaris dan anggota-anggota, hal itu sangat dimungkinkan sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan.
Namun hal yang lebih penting dipertimbangkan dalam pengorganisasian Pokjanal Posyandu
KBB adalah prinsip struktur organisasinya yang ramping atau sederhana tetapi kaya atau penuh
fungsi.
b. Tidak mempertentangkan unsur mana atau siapa yang duduk sebagai unsur pimpinan dalam
g. Operasional kegiatan berdasarkan kebutuhan pemecahan masalah melalui mekanisme advokasi dan
fasilitasi
h. Dibentuk atas dasar kesepakatan dari berbagai pihak/ unsur terkait terhadap kebutuhan koordinasi
Secara garis besar Pokjanal Posyandu Kabupaten Bandung Barat mempunyai tugas Pokok dan fungsi
sebagai berikut :
a. Menyiapkan data dan informasi tentang keadaan maupun perkembangan kegiatan yang berkaitan
untuk mendukung kegiatan pembinaan dan operasional Posyandu, serta kesekretariatan Pokjanal
Posyandu.
d. Melakukan bimbingan, pembinaan fasilitasi, advokasi, pemantauan dan evaluasi secara rutin dan
terjadwal.
e. Menyampaikan berbagai data, informasi dan masalah kepada instansi/ lembaga terkait untuk
Berdasarkan pada uraian tugas pokok dan fungsi Pokjanal Posyandu, serta peran dari masing-masing
unsur dalam Pokjanal Posyandu, yang secara kelembagaan menerapkan prinsip dan ciri pemberdayaan
masyarakat dalam pengelolaan posyandu sebagaimana tersebut diatas, maka mekanisme hubungan
Pada dasarnya secara hirarkhis organisatoris tidak ada hubungan kerja langsung antara Pokjanal
Posyandu Pusat dengan Pokjanal Posyandu KBB. Karena tidak ada kewajiban pertanggungjawaban
kegiatan secara berjenjang. Oleh karena itu mekanisme hubungan kerja Pokjanal Posyandu di pusat dan
Mekanisme hubungan kerja antar sesama Pokjanal posyandu bersifat koordinasi dan kemitraan yang
didasarkan pada kepentingan inter dan antar daerah dalam penanganan maupun kelangsungan
pembinaan program.
c. Mekanisme hubungan kerja dengan organisasi/ kelembagaan yang membina sesuatu program yang
sejenis, seperti RPGD, Tim UPGK, Pokja BKB, Forum PADU, Tim pangan dan Gizi, dewan ketahanan
pangan dsb, mempunyai hubungan kerja dengan Pokjanal Posyandu secara koordinaif dan konsultatif.
B. BENTUK PEMBINAAN
Pembinaan Posyandu oleh Pokjanal Posyandu Kabupaten Bandung Barat dilakukan dengan berbagai
1. Rapat Koordinasi Pokjanal Posyandu, yang bertujuan untuk membahas Program kerja, Evaluasi kegiatan
Dst. Kemajuan dan kendala penyelenggaraan Posyandu di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
2. Kunjungan bimbingan dan fasilitasi yang bertujuan untuk melihat operasionalisasi kegiatan Posyandu,
mengetahui kendala yang dihadapi dan memberikan saran penyelesaian dan perbaikannya, baik dalam
Posyandu, dengan tujuan untuk memberikan dukungan moril dalam penyelenggaraan Posyandu.
4. Memberikan penghargaan kepada pengurus dan kader Posyandu yang berprestasi. Penghargaan yang
diberikan dapat dalam bentuk pemberian tanda penghargaan, bantuan pelatihan, studi banding ke
b. Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan sarana
dan prasarana kesehatan (pengadaan alat timbangan, distribusi KMS, obat-obatan dan vitamin) serta dukungan
c. Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,
berperan dalam penyuluhan, pergerakan peran serta masyarakat pemenuhan kebutuhan alat
e. Dinas Pertanian, Dinas perindustrian dan perdagangan, Dinas pendidikan dan sebagainya berperan
dalam mendukung teknis operasional posyandu sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing
misalnya :
1. Dinas pertanian, peternakan dan perikanan berperan dalam hal pendayagunaan tenaga penyuluh
lapangan (PPL), koordinasi program P4K, dsb. Penyuluhan, pemanfaatan lahan pekarangan, sadar
2. Dinas perindustrian dan perdagangan, berperan dalam peningkatan ekonomi keluarga melalui
3. Dinas pendidikan, berperan dalam program PAUD dan penggerakan peran serta masyarakat
sekolah, misalkan melalui jalur program upaya kesehatan sekolah (UKS), dokter kecil, saka Bhakti
Husada dsb.
4. Dinas Sosial Kabupaten Bandung Barat berperan dalam hal penyuluhan dan pendayagunaan
karang taruna, penyaluran berbagai bantuan sosial dan berperan dalam hal penyuluhan, penyaluran
5. Kementerian agama Kabupaten Bandung Barat berperan dalam penyuluhan dan pembinaan
pembinaan dan penggerakan sasaran serta dalam pembinaan kepada para kader di Posyandu.
BAB III
RENCANA ANGGARAN BELANJA POKJANAL POSYANDU
KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2023
Demikian Proposal Permohonan Kegiatan POKJANAL POSYANDU Kabupaten Bandung Barat sebagai
dasar dan Acuan dalam Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan POSYANDU Kabupaten Bandung Barat pada tahun
2023.