Anda di halaman 1dari 36

KELOMPOK KERJA PERASIONAL

(POKJANAL)
POSYANDU KABUPATEN BANDUNG BARAT
Komp. Perkantoran Pemerintah kabupaten Bandung Barat Jl. Raya Padalarang – Cisarua Km. 2 Ngamprah

Bandung Barat, 8 Juni 2022

Nomor : 445.8 / 31 / Pokjanal Posyandu KBB Kepada


Sifat : Penting Yth. Gubernur Jawa Barat
Lampiran : 1 (satu) berkas Melalui
Hal : Permohonan Hibah Revitalisasi Posyandu Kepala DPM-Desa Provinsi Jawa Barat
Kabupaten Bandung Barat Tahun 2023 di
TEMPAT

Menindaklanjuti Dipermaklumkan dengan hormat, dalam rangka mendukung

meningkatkanan kinerja layanan dan strata posyandu melalui kegiatan peningkatan

kapasitas kelembagaan pokjanal posyandu di Kabupaten Bandung Barat, bersama

ini kami sampaikan Proposal Usulan Dana Hibah untuk kegiatan Pokjanal

Posyandu Kabupaten Bandung Barat Tahun Anggaran 2023 sebesar Rp.

70.000.000,- (Tujuh Puluh Juta Rupiah) dengan rincian sebagai berikut:

No Uraian Rincian Jumlah


1 Pokjanal Kabupaten 1 x Rp.30.000.000,- Rp. 30.000.000,-
2 Pokjanal Posyandu 16 x Rp. 2.500.000,- Rp. 40.000.000
Kecamatan Total Rp. 70.000.000,-
#Tujuh Puluh Juta Rupiah#

Demikian kami sampaikan, atas perkenannya kami haturkan terima kasih.

ASISTEN PEM ERINTAHAN DAN KESEJAHTERAAN


RAKYAT
Selaku
KETUA POKJANAL POSYANDU
Kabupaten Bandung Barat

Drs. H. IMAM SANTOSO, MR., M.Pd


Pembina Utama Muda
NIP. 19680112 199103 1 011
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak azasi (UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU No. 36 Tahun 2009 tentang

kesehatan) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap

individu dan oleh seluruh komponen bangsa, agar masyarakat dapat mewujudkan derajat kesehatan

masyarakat yang optimal. Hal ini perlu dilakukan karena kesehatan bukanlah tanggung jawab pemerintah

saja, namun merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat, termasuk swasta.

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)

yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan

pembangunan Kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada

masyarakat dlam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan angka

kematian ibu dan bayi.

Upaya pengembangan kualitas sumberdaya manusia dengan mengoptimalkan potensi tumbuh

kembang anak dapat dilaksanakan secara merata, apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis

masyarakat seperti Posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien dan dapat menjangkau semua

sasaran yang membutukan layanan kesehatan anak, ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas.

Kondisi pembangunan kesehatan diharapkan telah mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat

yang ditujukkan dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan Sumber Daya Manusia, seperti :

meningkatnya derajat kesejahteraan dari status gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender,

meningkatkannya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan dan perlindungan anak, terkendalinya jumlah dan

laju pertumbuhan penduduk, serta menurutnya kesenjangan antar individu, antar kelompok masyarakat dan

antar daerah dengan tetap lebih mengutamakan pada upaya preventif, promotif serta pemberdayaan

keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan.salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat

dibidng kesehatan adalah menembuhkembangkan Posyandu.


Sumberdaya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi dalam

pembangunan kesehatan. Kesehatan bersama-sama dengan pendidikan dan ekonomi merupakan tiga pilar

yang sangat mempengaruhi kualitas hidup sumber daya manusia.

Posyandu (Pos Pelayanan terpadu ) adalah upaya kesehatan bersumber dari masyarakat, dalam

suatu wadah kegiatan dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat yang dikelola oleh kader

Posyandu dengan Penanggung Jawab Ketua RW. Untuk meningkatkan pengelolaan dan kelangsungan

pelaksanaan Posyandu maka perlu adanya swadaya dan peran serta masyarakat baik aparat Kecamatan,

Desa, LSM, dan tokoh Masyarakat lainnya yang mendukung dan menunjang kelancaran pelaksanaan

kegiatan yang di bina oleh Bidan Desa, PLKB, TP PKK Kecamatan, TP PKK Desa serta instansi lain guna

menunjang keberhasilan program.

Penyelenggaraan pemerintahan daerah tidak terlepas dari kebijakan penyelenggaraan negara secara

keseluruhan, yang dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang pada dasarnya merupakan amanat

Undang-Undang Dasar 1945 sebagai upaya untuk mewujudkan cita-cita nasional yang bertumpu pada nilai

demokratisasi dalam mengatur pelaksanaan otonomi dan tugas pembantuan yang diarahkan untuk

mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan

peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi,

pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Otonomi yang berupa jaminan kepada daerah secara luas, nyata dan bertanggung jawab untuk

mampu menggali dan mengembangkan seluruh potensi dan sumber daya yang dimilikinya secara

proporsional dan bertanggung jawab dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang semakin

baik, dan pemerataan di segala bidang dengan tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Otonomi daerah kiranya tidak membebani masyarakat tetapi memberikan motivasi, memberdayakan

dan membangkitkan prakarsa serta mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya pembangunan,

sehingga otonomi akan memberikan kemandirian dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
Sehubungan dengan hal tersebut, sebagai pelaksana Undang-undang Nomor 23 tahun 2014, maka

Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat dengan 16 kecamatan, 165 desa dan 2378 RW berusaha

untuk melaksanakan usaha-usaha pembangunan demi untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera,

melalui Visi Kabupaten Bandung Barat “AKUR” yaitu, ”Aspiratif, Kreatif, Unggul dan Religius” berbasis pada

pengembangan ekonomi, optimalisasi sumber daya alam dan kualitas sumber daya manusia. Misi, yaitu :

(1) Mewujudkan Pemerintahan yang Aspiratif, Baik, Bersih dan Berwibawa; (2) Meningkatkan

kemampuan perekonomian daerah melalui pengembangan sektor pertanian dengan pola agroindustri dan

agribisnis yang didukung oleh keberdayaan potensi unggulan daerah lainnya; (3) Meningkatkan sumber

daya manusia yang berkualitas, berdaya saing, dan religius yang mencakup pendidikan, kesehatan dan

moral keagamaan; (4) Meningkatkan kepedulian terhadap modal alam, keseimbangan dan kelestarian

lingkungan hidup sebagai modal dasar pembangunan yang berkelanjutan; (5) Meningkatkan kemandirian

sosial yang berbasis budaya lokal; (6) Mewujudkan desa kreatif dan mandiri yang berdaya saing; (7)

Meningkatkan Fasilitas Infrastruktur yang mendukung Iklim Investasi Daerah dan Pariwisata.

Dalam mengimplementasikan visi dan misi tersebut maka Kabupaten Bandung Barat berupaya

mensinergikan antara sumber d a y a manusia dan sumber daya perlu ditingkatkan dengan lebih

meningkatkan cakupan dan kualtias layanan pendidikan, kesehatan dan pelayanan dasar bagi masyarakat

luas lainnya dalam rangka membangun sumber daya manusia yang berkualitas.

Pemerintah Desa dalam kewenangannya untuk mengatur dan mengurus kepentingan warganya

meliputi segala aspek penghidupan desa, baik dalam bidang pelayanan masyarakat, pengaturan, maupun

pemberdayaan masyarakat khususnya pemberdayaan perempuan.

Pemberdayaan perempuan adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non instruktif, guna

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan perempuan, agar mampu mengidentifikasi masalah yang

dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan

potensi setempat.

Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan bahwa kesehatan merupakan hak

asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945.

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kabupaten Bandung Barat Lima Tahun ke depan perlu

di dukung oleh seluruh masyarakat terutama dukungan organisasi kemasyarakatan yang dibentuk

berdasarkan kebutuhan masyarakat dengan mengedepankan pemberdayaan masyarakat; Salah satu

organisasi kemasyarakatan yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat untuk memberikan layanan

kesehatan dasar adalah Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)

yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan

pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada

masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian

ibu dan bayi. Meskipun posyandu bersumber daya masyarakat, pemerintah tetap ikut andil terutama dalam

hal penyediaan bantuan teknis dan kebijakan

Dengan terbitnya Permendagri Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengintegrasian Layanan Sosial
Dasar di Posyandu, maka posyandu bukan lagi hanya memberikan pelayanan kesehatan di masyarakat
tetapi telah menjadi posyandu multi fungsi terdiri dari :

1. Fungsi Kesehatan;

2. Fungsi Pendidikan;

3. Fungsi KB dan Kependudukan;

4. Fungsi Ekonomi;

5. Fungsi Perlindungan Anak dan Perempuan;

6. Fungsi Sosial.
Perkembangan Posyandu di Kabupaten Bandung Barat telah memperoleh perkembangan yang
luas dengan adanya prestasi baik di Tingkat Provisi maupun Tingkat Nasional.

Salah satu sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan pelayanan masyarakat dalam

bidang pemberdayaan perempuan terutama tentang kesehatan masyarakat di desa diantaranya sarana

yang berbentuk Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) di tiap-tiap RW yang bertujuan untuk memberikan
kelancaran dalam upaya meningkatkan peran serta keluarga dalam pembinaan Kesehatan Ibu dan tumbuh

kembang anak. Maka untuk itu di Desa se–willayah Kabupaten Bandung Barat telah terbentuk Posyandu di

tiap RW.

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan

dasar, pendidikan dan ekonomi yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama

masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, pendidikan dan ekonomi guna

memberdayakan masyarakat yang memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh

pelayanan kesehatan dasar, pendidikan dan ekonomi untuk mendukung kelangsungan Hidup

Perkembangan dan Perlindungan Ibu dan Anak.

Pelayanan kesehatan dasar, pendidikan dan ekonomi adalah pelayanan kesehatan yang

mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi, yang sekurang-kurangnya mencakup 5 (lima)

kegiatan, yakni, KIA, KB, Imunisasi, gizi dan penanggulangan diare dan kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD), Bna Keluarga Balita (BKB-KEMAS), Demam Berdarah Dengue (DBD), Usaha Peningkatan Gizi

Keluarga (UPGK), Penghapusan kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT), Usaha Peningatan dan

Pendapatan Keluarga (UP2K) dll.

DASAR HUKUM

a. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

b. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

c. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bandung Barat di Provinsi

Jawa Barat.

d. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Desa.

e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pembentukan Kelompok

Kerja Operasional Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu.

f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan

Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
g. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 4 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur

Jawa Barat Nomor 34 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan,

Pertanggungjawaban, Pelaporan Serta Monitoring Dan Evaluasi Belanja Hibah Dan Belanja Bantuan

Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat.

h. Peraturan Bupati Bandung Barat Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Belanja Hibah dan Belanja

Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

i. Keputusan Bupati Bandung Barat Nomor : 188.45 / Kep. 105 - DPMD/2018 tanggal 11 Januari 2018,

tentang Pembentukan Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu dan Sekretariat

Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu Kabupaten Bandung Barat tahun

2018.

j. Keputusan Bupati Bandung Barat Nomor : 900 / Kep.225-DPMD/2019 tanggal 15 Maret 2019, tentang

Penetapan Bantuan Keuangan untuk Kelompok Kerja Pos Pelayanan Terpadu Desa dan Pos Pelayanan

Terpadu di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2019.

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud

Maksud dari Proposal ini adalah dalam rangka mengajukan permohonan anggaran Bantuan Hibah

Revitalisasi Posyandu Kabupaten Bandung Barat untuk Kegiatan Pokjanal Posyandu Kabupaten

Bandung Barat agar meningkatkakan sosialisasi distribusi bantuan operasional ke Pokjanal Posyandu

Kecamatan, Pokja Posyandu Desa dan posyandu serta kader posyandu, dalam rangka upaya

pencapaian target Revitalisasi Posyandu Provinsi Jawa Barat di wilayah Kabupaten Bandung Barat.

Tujuan

Sedangkan tujuannya yaitu untuk pembinaan selanjutnya, Rapat Koordinasi Perencanaan meliputi Rapat Kerja

Evaluasi Semesteran serta monitoring kegiatan posyandu juga pembinaan model posyandu

Multifungsi.
BAB II

GAMBARAN UMUM

VISI DAN MISI KBB

VISI

Visi pembangunan Kabupaten Bandung Barat 2018 – 2023 adalah visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih
sebagaimana yang disampaikan pada saat proses pemilihan kepala daerah sebelumnya. Visi ini akan
menggambarkan arah dan juga kondisi yang akan dicapai selama 5 (lima) tahun sesuai dengan masa
jabatan kepala daerah dan wakil kepala daerah.

Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung Barat 2018 – 2023 dirumuskan sebagai berikut:

“Bandung Barat yang AKUR (Aspiratif, Kreatif, Unggul dan Religius), berbasis pada pengembangan
ekonomi, optimalisasi sumber daya alam dan kualitas sumber daya manusia”

Bandung Barat yang hendak diwujudkan merupakan sebuah kondisi Bandung Barat yang Aspiratif, Kreatif,
Unggul dan Religius, dengan pengertian sebagai berikut:

1. Aspiratif

Pemerintah Kabupaten Bandung Barat yang aspiratif akan selalu mendengarkan dan menghargai menghargai
harapan, keinginan, cita-cita, dan kemampuan masyarakat, sehingga kemudian pemerintahan dijalankan
dengan berpihak pada kebutuhan dan suara masyarakat. Masyarakat dapat menyampaikan suaranya secara langsung,
dan juga dapat melalui perwakilannya di DPRD maupun lembaga lainnya seperti lembaga pendidikan dan lembaga
sosial kemasyarakatan.

2. Kreatif

Penyelenggaraan pemerintahan di Bandung Barat dilaksanakan dengan terobosan dan menggunakan gagasan
yang out of the box dan orisinil dalam rangka memenuhi kepentingan masyarakat melalui melalui
pembangunan yang ramah lingkungan serta mematuhi seluruh peraturan yang berlaku .

3. Unggul

Bandung Barat harus diarahkan agar memiliki kemampuan dan kekuatan berdasarkan potensi yang ada untuk
bersaing, memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. Dalam konteks pembangunan Kabupaten Bandung
Barat sarana prasarana dibangun dengan kualitas baik, SDM pengelola yang berkualitas, pelayanan yang
diberikan dengan kualitas terbaik, dan produk yang dihasilkan unggul secara kualitas dan dapat bersaing di
tingkat regional, nasional dan internasional.

4. Religius

Masyarakat Kabupaten Bandung Barat diharapkan memiliki dan terikat dengan nilai -nilai, norma, semangat dan
kaidah agama. Nilai dan norma harus senantiasa menjiwai, mewarnai dan menjadi ruh atau jiwa bagi seluruh
aktivitas kehidupan, termasuk pembinaan SDM, penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan, dan pelaksanaan
pembangunan. Kehidupan bermasyarakat di Kabupaten Bandung Barat dijalankan dengan tetap menjunjung
tinggi toleransi dan kerukunan hidup beragama, serta berbhineka tunggal ika.
MISI

Misi pembangunan Kabupaten Bandung Barat 2019 – 2023 diarahkan untuk memanfaatkan seluruh potensi
daerah yang ada, dengan fokus untuk pengembangan agroindustri dan wisata ramah lingkungan dalam rangka
menghasilkan pembangunan yang berkualitas menuju masyarakat Bandung Barat yang sejahtera.

Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan di atas, dengan menggunakan dasar pemikiran sebagaimana
diuraikan di atas, maka misi pembangunan Bandung Barat 2019 – 2023 dirumuskan sebagai berikut:

1. Meningkatkan cakupan dan kualitas layanan pendidikan, kesehatan dan pelayanan dasar bagi masyarakat
luas lainnya dalam rangka membangun sumber daya manusia yang berkualitas

2. Mewujudkan agroindustri dan pariwisata sebagai sektor unggulan beserta sektor dan potensi sumber daya
lainnya untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan, berkelanjutan dan berdaya saing

3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur fisik, sosial, dan ekonomi

4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik berbasis pengembangan teknologi informasi dan inovasi

Kelembagaan Posyandu

Kelembagaan Pokjanal Posyandu di Kabupaten, Pokjanal Posyandu Kecamatan dan Pokja Posyandu

dibentuk berdasarkan :

A. Pokjanal Posyandu Kabupaten Bandung Barat

Kelembagaan Pokjanal Posyandu Kabupaten mulai dibentuk pada tahun 2008, revisi terakhir dilaksanakan

pada tahun 2019 dengan Keputusan Bupati Bandung Barat dengan Susunan Keanggotaan sesuai dengan

Surat Keputusan Bupati Nomor : 900 / Kep.225-DPMD/2019 tanggal 15 Maret 2019 tentang Penetapan

Bantuan Keuangan untuk Kelompok Kerja Pos Pelayanan Terpadu Desa dan Pos Pelayanan Terpadu di

Kabupaten Bandung Barat Tahun 2019.


SUSUNAN DAN PERSONALIA
KELOMPOK KERJA OPERASIONAL PEMBINAAN POS PELAYANAN TERPADU
(POKJANAL POSYANDU) DAN SEKRETARIAT KELOMPOK KERJA OPERASIONAL PEMBINAAN POS
PELAYANAN TERPADU (POKJANAL POSYANDU) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Pembina : 1. Bupati Bandung Barat;


2. Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Barat
Ketua : Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat

Wakil Ketua : 1. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa;


2. Kepala Dinas Kesehatan;
3. Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bandung Barat.
Sekretaris : Kepala Bidang Kelembagaan Desa pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Wakil Sekretaris : Kepala Sub Bagian Koordinasi Kesejahteraan Sosial pada Bagian Kesejahteraan Sosial
Sekretariat Daerah

Bendahara : Pelaksana pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Anggota : 1. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian Dan Pengembangan Daerah;


2. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak;
3. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
4. Kepala Dinas Pendidikan;
5. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Dan Statistik;
6. Kepala Dinas Perumahan Dan Kawasan Pemukiman;
7. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang;
8. Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil ;
9. Kepala Dinas Ketahananan Pangan dan Pertanian;
10. Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan;
11. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan;
12. Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah;
13. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan;
14. Kepala Dinas Lingkungan Hidup;
15. Kepala Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan Daerah;
16. Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Bandung Barat;
BIDANG – BIDANG

1. Bidang Kelembagaan dan Sumber Daya Posyandu

Ketua Bidang : Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat pada Sekretariat Daerah

Anggota Bidang : 1. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keunagan pada Dinas Perumahan dan
Kawasan Permukiman;
2. Kepala Sub Bagian Kesejahteraann Masyarakat pada Bagian Kesejahteraan
Masyarakat Sekretariat Daerah;
3. Sekretaris TP-PKK Kabupaten Bandung Barat.
2. Bidang Kesehatan dan Keluarga Berencana

Ketua Bidang : Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Keluarga pada Dinas
Kesehatan ;

Anggota Bidang 1. Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi pada Dinas
Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak;
2. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dasar pada Dinas Kesehatan;
3. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan pada Dinas Kesehatan;
4. Kepala Seksi Jaminan Pelayanan Keluarga Berencana pada Dinas Pengendalian
Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak;
5. Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi pada Dinas Kesehatan.
3. Bidang Bina, Pengembangan, Pengintegrasian dan Inovasi Program

Ketua Bidang : Kepala Bidang Prasarana dan Penyuluhan pada Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian

Anggota Bidang : 1. Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga pada Dinas Pengendalian
Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak;
2. Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal, dan Informal pada Dinas
Pendidikan;
3. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan;
4. Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada Dinas
Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak;
5. Kepala Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil pada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil;
6. Kepala Bidang Bina Pemberdayaan Sosial pada Dinas Sosial;
7. Kepala Bidang Sarana Pertanian pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian;
8. Kepala Bidang Perikanan pada Dinas Perikanan dan Peternakan;
9. Kepala Sub Bagian Perencanaan pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan;
10. Kepala Seksi Jaminan Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi pada Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak;
11. Kepala Seksi Konsumsi Pangan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian;
12. Kepala Seksi Keamanan Pangan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian;
13. Kepala Seksi Pengembagan TTG pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa.
4. Bidang Komunikasi, Informasi dan Edukatif (KIE) dan Sistem Informasi Posyandu (SIP)

Ketua Bidang : Ketua Pokja IV. TP. PKK Kabupaten Bandung Barat.

Anggota Bidang : 1. Kepala Bidang Pengedalian Penduduk Dan Informasi Keluarga pada Dinas
Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak;
2. Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik pada Dinas Komunikasi,
Informatika dan Statistik;
3. Kepala Seksi Layanan dan Pembinaan Perpustakaan pada Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Daerah;
4. UPTD Promosi Kesehatan pada Dinas Kesehatan;
5. Unsur Kementrian Agama Kabupaten Bandung Barat.
5. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Perekonomian Masyarakat

Ketua Bidang : Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah.

Anggota Bidang : 1. Kepala Bidang Penataan dan Kerjasama Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa.
2. Kepala Seksi Pemberdayaan Keluarga Sejahtera pada Dinas Pengendalian
Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak;
3. Kepala Sub Bagian Pembinaan BUMD dan BLUD pada Bagian Perekonomian
Sekretariat Daerah;
4. TP-PKK Bandung Barat Pokja II.
SEKRETARIAT

Ketua : Kepala Seksi Penataan Desa pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Anggota : 1. Kepala Seksi Lembaga Kemasyarakatan Desa pada Dinas Pemberdayaan


Masyarakat dan Desa;
2. Kepala Sub Bagian Koordinasi Kesejahteraan Sosial pada Bagian Kesejahteraan
Sosial Sekretariat Daerah;
3. Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi pada Dinas Kesehatan;
4. Kepala Seksi Jaminan Pelayanan Keluarga Berencana Pada Dinas Pengendalian
Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak;
5. TP-PKK Kabupaten Bandung Barat Pokja IV.
STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK KERJA OPERASIONAL POS PELAYAN
TERPADU (POKJANAL POSYANDU) KABUPATEN BANDUNG BARAT
Pembina
Bupati Bandung Barat
Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Barat

Ketua
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat
Sekretariat Daerah

Wakil Ketua I : Kepala DPMD

Wakil Ketua II : Kepala Dinas Kesehatan

Wakil Ketua III : Ketua TP. PKK KBB

Bendahara
Sekretaris
ANGGOTA Pelaksana pada
Kepala Bidang
DPMD
Kelembagaan Desa pada
DPMD

Wakil Sekretaris
Kepala Sub Bagian
Koordinasi Kesejahteraan
Sosial SETDA

Sekretariat
Kepala Bidang
Kelembagaan Desa pada
DPMD

ANGGOTA

Bidang-Bidang

Bidang Bidang Kesehatan Bidang Bina Bidang Komunikasi, Bidang


Kelembagaan dan dan Keluarga
Pengembangan, KIE dan Sistem Pemberdayaan
Sumber Daya Berencana Pengintegrasian Informasi Posyandu Masyarakat dan
Posyandu dan Inovasi Perekonomian
Kepala Bidang
Program Masyarakat
Kesehatan
Kepala Bagian Masyarakat dan Kepala Bidang Ketua Pokja IV TP
Kesejahteraan Sosial Kesehatan Keluarga Kebersihan Dinas PKK KBB Kepala Bagian
SETDA Dinas Kesehatan Lingkungan Hidup Perekonomian
SETDA

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA


BIDANG KELEMBAGAAN

a. Menyiapkan data dan kelompok sasaran serta cakupan program.


b. Menyiapkan kader.
c. Menganalisis masalah dan menetapkan aIternatif pemecahan masalah.
d. Menyusun rencana.
e. Melakukan pemantauan dan bimbingan.
f. Menginformasikan masalah kepada instansi/lembaga terkait.
g. Melaporkan kegiatan kepada Ketua Pokjanal Posyandu.
h. Melaksanakan pembinaan Posyandu.
i. Memfasilitasi pembentukan Posyandu.

BIDANG KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA


a. Pelaksanaan pembinaan dan memantau Kegiatan Posyandu.
b. Memantau pemberian dan pendistribusian pil tambah darah (ibu hamil).
c. Memantau pemberian dan pendistribusian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Februari
dan Agustus).
d. Memantau pemberian dan pendistribusian PMT.
e. Memantau pemberian dan pendistribusian lmunisasi.
f. Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui pertambahan berat badan
setiap bulan.
g. Keluarga Berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.
h. Memantau pemberian dan pendistribusian pemberian Oralit dan pengobatan.

BIDANG KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKATIF


a. Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan dilaksanakan oleh
kader PKK melalui Pokja IV dengan materi dasar dari KMS balita dan ibu hamil.
b. Melakukan promosi kesehatan.
c. Melakukan pembinaan PHBS.
d. Penyuluhan Keluarga Berencana.
e. Pembuatan papan.

BIDANG SISTEM INFORMASI POSYANDU


a. Pengumpulan data dan informasi dengan menggunakan instrumen :
1) Catatan ibu hamil, kelahiran/kematian dan nifas oleh ketua kelompok Dasa Wisma (kader PKK).
2) Register bayi dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember.
Pembinaan Posyandu di wilayah Kabupaten Bandung Barat dilaksanakan secara terpadu melalui

Pokjanal Posyandu Kabupaten Bandung Barat. Tujuan dilakukannya pembinaan adalah agar Posyandu

dapat menyelenggarakan berbagai kegiatannya dengan baik, sehingga tujuan didirikannya Posyandu dapat

tercapai.

Adapun pembinaan yang akan dilakukan meliputi : peningkatan pengetahuan dan keterampilan

pengurus dan kader Posyandu serta pembinaan administrasi yang mencakup penyelenggaraan dan

keuangan.

A. PENGORGANISASIAN PEMBINAAN POSYANDU

1. Dasar Pemikiran Pengorganisasian

Posyandu merupakan wadah peran serta masyarakat dalam pemenuhan pelayanan kesehatan

dasar dan gizi keluarga, dengan prinsip dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, dengan dukungan

bantuan dari pemerintah.

Bantuan pemerintah dapat berupa fasilitasi, bimbingan teknis, pemenuhan sarana/prasara na dasar

seperti : bantuan vaksin, obat-obatan, dacin, sarung timbangan dan sebagainya. Dengan pengertian

seperti ini fungsi pembinaan dari pemerintah terhadap Posyandu pada hakekatnya tetap ada. Oleh

karena itu, fungsi pembinaan dari pemerintah tersebut perlu dikoordinasikan dan diorganisasikan.

Adapun kelembagaan yang mempunyai tugas mengkoordinasikan dilaksanakan melalui wadah

Kelompok Kerja Operasional Posyandu (Pokjanal Posyandu) Kabupaten Bandung Barat. Fungsi

pembinaan tersebut meliputi 3 (tiga) aspek yaitu manajemen, kelembagaan dan personil atau sumber

daya manusia pengelola Posyandu.

Unsur-unsur yang duduk dalam pengorganisasian Pokjanal Posyandu tidak terbatas pada

komponen instansi pemerintah saja, tetapi juga melibatkan unsur-unsur lain seperti lembaga profesi,

perguruan tinggi, LSM, serta kemitraan dengan pihak Swasta/ Dunia usaha dan sebagainya.

Tujuan pengorganisasian Pokjanal Posyandu Kabupaten Bandung Barat adalah untuk

mengkoordinasikan berbagai upaya pembinaan yang berkaitan dengan peningkatan fungsi dan kinerja

Posyandu di wilayah Kabupaten Bandung Barat, yang secara operasional dilaksanakan oleh unit atau
kelompok pengelola Posyandu di Desa, melalui mekanisme pembinaan secara berjenjang oleh Pokjanal

Posyandu.

2. Kedudukan Pokjanal Posyandu Kabupaten Bandung Barat

Agar ada hubungan dan mekanisme kerja dalam fungsi koordinasi pembinaan yang berkesisteman

antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, maka secara organisasi, Pokjanal Posyandu Pusat

bertanggung jawab kepada menteri dalam negeri melalui Direktur Jendral Pemberdayaan Masyarakat

dan Desa selaku penanggung jawab Harian Pokjanal Posyandu pusat. Sedangkan kedudukan organisasi

Pokjanal Posyandu secara fungsional bertanggung jawab kepada Bupati Bandung Barat.

3. Pembentukan Pokjanal Posyandu Kabupaten Bandung Barat

Organisasi Pokjanal Posyandu KBB ditetapkan dengan surat keputusan Bupati Kabupaten Bandung

Barat.

4. Prinsip – prinsip pengorganisasian Pokjanal Posyandu

Pada dasarnya pembentukan Organisasi Pokjanal Posyandu diserahkan sepenuhnya kepada

pemerintahan daerah Kabupaten Bandung Barat, namun diharapkan tetap menganut prinsip-prinsip

sebagai berikut :

a. Strukturnya tidak kaku, dengan pengertian, ada yang ditunjuk dan ditetapkan sebagai ketua,

sekretaris dan anggota-anggota, hal itu sangat dimungkinkan sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan.

Namun hal yang lebih penting dipertimbangkan dalam pengorganisasian Pokjanal Posyandu

KBB adalah prinsip struktur organisasinya yang ramping atau sederhana tetapi kaya atau penuh

fungsi.

b. Tidak mempertentangkan unsur mana atau siapa yang duduk sebagai unsur pimpinan dalam

pengorganisasian Pokajanal Posyandu.

c. Keanggotaannya fungsional berdasarkan kompetensi masing-masing unsur sehingga ada kejelasan

fungsi danperan masing-masing dalam pengorganisasian Pokjanal Posyandu.

d. Tidak terikat pada lembaga tertentu


e. Mempunyai sekretariat tetap, yang berperan sebagai dapur pengolah data dan informasi berbagai

program/kegiatan Pokjanal Posyandu.

f. Mengutamakan prinsip koordinasi dan konsultasi

g. Operasional kegiatan berdasarkan kebutuhan pemecahan masalah melalui mekanisme advokasi dan

fasilitasi

h. Dibentuk atas dasar kesepakatan dari berbagai pihak/ unsur terkait terhadap kebutuhan koordinasi

pembinaan pada Posyandu.

5. Tugas Pokok dan Fungsi Pokjanal Posyandu

Secara garis besar Pokjanal Posyandu Kabupaten Bandung Barat mempunyai tugas Pokok dan fungsi

sebagai berikut :

a. Menyiapkan data dan informasi tentang keadaan maupun perkembangan kegiatan yang berkaitan

dengan kualitas program, kelembagaan dan SDM / personil pengelola program;

b. Menganalisis masalah dan kebutuhan intervensi program berdasarkan pilihan alternative

pemecahan masalah sesuai dengan potensi dan kebutuhan lokasi.

c. Menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan adanya sumber-sumber pendanaan

untuk mendukung kegiatan pembinaan dan operasional Posyandu, serta kesekretariatan Pokjanal

Posyandu.

d. Melakukan bimbingan, pembinaan fasilitasi, advokasi, pemantauan dan evaluasi secara rutin dan

terjadwal.

e. Menyampaikan berbagai data, informasi dan masalah kepada instansi/ lembaga terkait untuk

penyelesaian tindak lanjut.

f. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada Bupati Bandung Barat.

6. Mekanisme Hubungan kerja

Berdasarkan pada uraian tugas pokok dan fungsi Pokjanal Posyandu, serta peran dari masing-masing

unsur dalam Pokjanal Posyandu, yang secara kelembagaan menerapkan prinsip dan ciri pemberdayaan

masyarakat dalam pengelolaan posyandu sebagaimana tersebut diatas, maka mekanisme hubungan

kerja Pokjanal Posyandu, adalah sebagai berikut :


a. Mekanisme Hubungan kerja Secara Vertikal

Pada dasarnya secara hirarkhis organisatoris tidak ada hubungan kerja langsung antara Pokjanal

Posyandu Pusat dengan Pokjanal Posyandu KBB. Karena tidak ada kewajiban pertanggungjawaban

kegiatan secara berjenjang. Oleh karena itu mekanisme hubungan kerja Pokjanal Posyandu di pusat dan

Daerah didasarkan pada azas konsultasi dan distribusi.

b. Mekanisme Hubungan kerja secara horizontal

Mekanisme hubungan kerja antar sesama Pokjanal posyandu bersifat koordinasi dan kemitraan yang

didasarkan pada kepentingan inter dan antar daerah dalam penanganan maupun kelangsungan

pembinaan program.

c. Mekanisme hubungan kerja dengan organisasi/ kelembagaan yang membina sesuatu program yang

sejenis, seperti RPGD, Tim UPGK, Pokja BKB, Forum PADU, Tim pangan dan Gizi, dewan ketahanan

pangan dsb, mempunyai hubungan kerja dengan Pokjanal Posyandu secara koordinaif dan konsultatif.

B. BENTUK PEMBINAAN

Pembinaan Posyandu oleh Pokjanal Posyandu Kabupaten Bandung Barat dilakukan dengan berbagai

kegiatan, antara lain ;

1. Rapat Koordinasi Pokjanal Posyandu, yang bertujuan untuk membahas Program kerja, Evaluasi kegiatan

Dst. Kemajuan dan kendala penyelenggaraan Posyandu di wilayah Kabupaten Bandung Barat.

2. Kunjungan bimbingan dan fasilitasi yang bertujuan untuk melihat operasionalisasi kegiatan Posyandu,

mengetahui kendala yang dihadapi dan memberikan saran penyelesaian dan perbaikannya, baik dalam

aspek administrativ maupun teknis medis.

3. Menghadiri rapat/pertemuan yang diselenggarakan masyarakat, khususnya yang membahas masalah

Posyandu, dengan tujuan untuk memberikan dukungan moril dalam penyelenggaraan Posyandu.

4. Memberikan penghargaan kepada pengurus dan kader Posyandu yang berprestasi. Penghargaan yang

diberikan dapat dalam bentuk pemberian tanda penghargaan, bantuan pelatihan, studi banding ke

Posyandu lain atau pemberian seragam Posyandu.


Pembina Stakeholder (Pembina dan penggerak terkait) Instansi/Lembaga terkait :
a. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bandung Barat berperan dalam fungsi

koordinasi penyelenggaraan pembinaan, penguatan kelembagaan Pokjanal Posyandu, penggerakan

peran serta masyarakat, pengembangan jaringan kemitraan, pengembangan metode pendampingan

masyarakat, teknis advokasi, fasilitasi, pemantauan dan sebagainya.

b. Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan sarana

dan prasarana kesehatan (pengadaan alat timbangan, distribusi KMS, obat-obatan dan vitamin) serta dukungan

bimbingan tenaga teknis kesehatan.

c. Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,

berperan dalam penyuluhan, pergerakan peran serta masyarakat pemenuhan kebutuhan alat

kontrasepsi, sarana/prasarana dan bimbingan teknis tenaga pelaksana bina keluarga.

d. BAPPELITBANGDA, berperan dalam koordinasi perencanaan umum dan evaluasi

e. Dinas Pertanian, Dinas perindustrian dan perdagangan, Dinas pendidikan dan sebagainya berperan

dalam mendukung teknis operasional posyandu sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing

misalnya :

1. Dinas pertanian, peternakan dan perikanan berperan dalam hal pendayagunaan tenaga penyuluh

lapangan (PPL), koordinasi program P4K, dsb. Penyuluhan, pemanfaatan lahan pekarangan, sadar

gizi dan budi daya ikan dsb.

2. Dinas perindustrian dan perdagangan, berperan dalam peningkatan ekonomi keluarga melalui

pemberdayaan industri kecil.

3. Dinas pendidikan, berperan dalam program PAUD dan penggerakan peran serta masyarakat

sekolah, misalkan melalui jalur program upaya kesehatan sekolah (UKS), dokter kecil, saka Bhakti

Husada dsb.

4. Dinas Sosial Kabupaten Bandung Barat berperan dalam hal penyuluhan dan pendayagunaan

karang taruna, penyaluran berbagai bantuan sosial dan berperan dalam hal penyuluhan, penyaluran

berbagai bantuan modal dsb.

5. Kementerian agama Kabupaten Bandung Barat berperan dalam penyuluhan dan pembinaan

masyarakat khususnya sasaran posyandu dalam setiap kegiatan –kegiatan keagamaan.


6. Tim Penggerak PKK Kabupaten Bandung Barat berperan dalam pendataan, penyuluhan,

pembinaan dan penggerakan sasaran serta dalam pembinaan kepada para kader di Posyandu.
BAB III
RENCANA ANGGARAN BELANJA POKJANAL POSYANDU
KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2023

NO URAIAN VOLUME JUMLAH

1 Snack Rapat Pokjanal 30 Orang x 2 Keg x Rp. 20.000 Rp. 1.200.000,-

2 Makan Rapat Pokjanal 30 Orang x 2 Keg x Rp. 45.000 Rp. 2.700.000,-

3 Penggandaan Laporan 1.650 lbr x Rp. 400 Rp. 660.000,-

4 Jilid Proposal Permohonan, 16 Kec x 3 Buah x Rp. 30.000 Rp. 1 .440.000,-

Pencairan dan Laporan Akhir

5 SPPD Pembinaan 10 Org x 16 Hr x 150,000.00 Rp. 24.000.000,-

TOTAL Rp. 30.000.000,-

Bandung Barat, 8 Juni 2022


ASISTEN PEMERINTAHAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
Selaku
KETUA POKJANAL POSYANDU
KABUPATEN BANDUNG BARAT

Drs. H. IMAM SANTOSO, MR., M. Pd


Pembina Utama Muda
NIP. 19680112 199103 1 011
RENCANA ANGGARAN BELANJA POKJANAL KECAMATAN
KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2023

NO URAIAN VOLUME JUMLAH

1 Rapat Koordinasi 1 x Rp. 500.000 Rp. 500.000,-

2 Monitoring 10 x Rp. 100.000 Rp. 1.000.000,-

3 Evaluasi Triwulan 5 x Rp. 200.000 Rp. 1.000.000

JUMLAH Rp. 2.500.000,-

Bandung Barat, 8 Juni 2022


ASISTEN PEMERINTAHAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
Selaku
KETUA POKJANAL POSYANDU
KABUPATEN BANDUNG BARAT

Drs. H. IMAM SANTOSO, MR., M. Pd


Pembina Utama Muda
NIP. 19680112 199103 1 011
BAB IV PENUTUP

Demikian Proposal Permohonan Kegiatan POKJANAL POSYANDU Kabupaten Bandung Barat sebagai
dasar dan Acuan dalam Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan POSYANDU Kabupaten Bandung Barat pada tahun
2023.

Bandung Barat, 8 Juni 2022


ASISTEN PEMERINTAHAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
Selaku
KETUA POKJANAL POSYANDU
KABUPATEN BANDUNG BARAT

Drs. H. IMAM SANTOSO, MR., M. Pd


Pembina Utama Muda
NIP. 19680112 199103 1 011

Anda mungkin juga menyukai