Anda di halaman 1dari 9

93

Ranisa, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Perencanaan Sistem Pemanenan Air Hujan sebagai Alternatif Penyediaan Air


Bersih Gedung Asrama TB 4 ITERA

Design of Rainwater Harvesting System as Clean Water Supply Alternative


ITERA TB 4 Dormitory

Ranisa Ayatri1, Mutiara Fajar1*, Alfian Zurfi1


1 Program
Studi Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sumatera
Jalan Terusan Ryacudu, Way Hui, Jati Agung, Lampung Selatan, Lampung, Indonesia

*Email korespondensi : mutiara.fajar@tl.itera.ac.id

ABSTRAK

Gedung asrama Institut Teknologi Sumatera (ITERA) memanfaatkan air tanah dalam memenuhi
kebutuhan air bersih penghuninya, namun kuantitas air tanah pada asrama TB 4 ini tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan air bersih, sehingga dibutuhkan transfer air dari asrama lain. Untuk
itu diterapkan Pemanenan Air Hujan (PAH) sebagai alternatif penyediaan air bersih dan sebagai
upaya dalam memanfaatkan air hujan. Air hujan yang dapat ditampung dipengaruhi oleh curah
hujan harian maksimum menggunakan analisis hidrologi. Metode analisis hidrologi ini
bertujuan untuk menganalisis kuantitas air hujan yang dapat tertampung melalui atap Asrama
TB 4 ITERA. Data curah hujan yang dipakai pada perencanaan ini yaitu data dari BMKG Radin
Inten Lampung Selatan. Untuk mendapatkan curah hujan dihitung menggunakan distribusi
terpilih yaitu log pearson tipe III dan intensitas hujan menggunakan metode mononobe dengan
PUH 5 tahun selama 2 jam sebesar 24.78 mm.hari-1. Dari curah hujan tersebut didapatkan dimensi
talang, pipa tegak, pipa datar, dan pipa pencucian atap berukuran 5 inci. Sedangkan volume air
hujan yang dapat tertampung sebanyak 10.100 liter per harinya. Perencanaan pemanenan air
hujan di asrama TB 4 ITERA ini memerlukan biaya sebesar Rp. 65,532,800.00.

Kata kunci: air hujan, asrama, curah hujan, hidrologi

ABSTRACT

The dormitory building of the Sumatra Institute of Technology (ITERA) utilizes ground water to meet the
clean water needs of its residents, but the quantity of ground water in the TB 4 hostel is not sufficient to
meet clean water needs, so water transfers from other dormitories are needed. For this reason, Rainwater
Harvesting (PAH) is applied as an alternative to providing clean water and as an effort to utilize rainwater.
The rainwater that can be collected is influenced by the maximum daily rainfall using hydrological analysis.
This hydrological analysis method aims to analyze the quantity of rainwater that can be accommodated
through the roof of the TB 4 ITERA Dormitory. Rainfall data used in this plan is data from BMKG Radin
Inten South Lampung. To get the rainfall calculated using the selected distribution, namely log Pearson
type III and rain intensity using the mononobe method with PUH 5 years for 2 hours at 24.78 mm.day-1.
From the rainfall, the dimensions of the gutter, standpipe, flat pipe, and roof washing pipe are 5 inches in
size. Meanwhile, the volume of rain water that can be accommodated is 10,100 liters per day. Rainwater
harvesting planning at the TB 4 ITERA hostel requires a fee of Rp. 65,532,800.00.

Keywords: rainwater, boarding house, rainfall, hydrology

PENDAHULUAN negeri di Indonesia yang berlokasi di


Provinsi Lampung, ITERA merupakan
ITERA (Institut Teknologi Sumatera) kampus yang memiliki motto “Smart,
merupakan salah satu perguruan tinggi Friendly, and Forest Campus”, yang

Volume 8 Nomor 2 : 93-101 https://doi.org/10.21776/ub.jsal.2021.008.02.5


94
Ranisa, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

semestinya memiliki sarana dan prasarana Tabel 1. Data Curah Hujan Tahun 2010-2019
yang berwawasan serta ramah terhadap Tahun CHHmax (mm.hari-1)
lingkungan dalam menunjang aktivitas 2010 157
kampus. Salah satu sarana yang disediakan
oleh ITERA yaitu asrama mahasiswa yang 2011 98
berfungsi sebagai sarana dalam 2012 95.2
membangun karakter mahasiswa seperti
2013 82
etika, kedisiplinan, kejujuran, tanggung
jawab, komitmen, tangguh, dan peduli 2014 102
terhadap orang lain. Asrama memerlukan 2015 78.7
ketersediaan air bersih yang dapat
memenuhi kebutuhan bagi penghuni 2016 68
asrama. Asrama ITERA menyediakan air 2017 87.5
bersih bersumber dari air tanah
2018 115.5
menggunakan sumur bor pada setiap
gedung asrama. Apabila air tanah 2019 93
digunakan secara terus-menerus dapat
menimbulkan bahaya penurunan muka
tanah. Untuk menghindari hal tersebut Analisis Curah Hujan Harian Maksimum
maka dibutuhkan teknologi yang sederhana Metode distribusi yang akan digunakan pada
dan ramah lingkungan seperti Pemanenan perencanaan ini adalah metode distribusi
Air Hujan (PAH) (Hutabarat & Evalita, normal, distribusi gumbel, dan distribusi log
2017). pearson tipe III (Suripin, 2004).
PAH merupakan salah satu sistem atau Rumus yang digunakan pada distribusi
teknologi yang sederhana dan bisa normal:
digunakan sebagai alternatif menyediaan (1)
air bersih. PAH juga merupakan salah satu
𝑛 𝑋𝑖 − 𝑋 2
𝑆 = √∑ ( )
cara yang berkelanjutan dalam penyediakan 𝑖=1 𝑛 − 1
air bersih, dimana hal ini telah berhasil
𝑋𝑇 = 𝑥̅ + (𝐾𝑇 × 𝑆) (2)
diterapkan dibeberapa wilayah di dunia.
Sistem PAH bekerja dengan menangkap air
Keterangan:
hujan melalui atap kemudian disalurkan
menggunakan pipa dan talang yang XT = nilai pada periode ulang tahunan
dipasang pada atap rumah. Kemudian air 𝑥̅̅ = rata-rata nilai curah hujan
disalurkan ke bak penampungan air hujan S = nilai standar deviasi
(Maryono, 2016). Oleh karena itu sistem KT = faktor frekuensi hujan
PAH ini sesuai diterapkan pada gedung
asrama TB 4 ITERA, karena dapat Persamaan yang digunakan distribusi
dimanfaatkan sebagai alternatif gumbel:
𝑌𝑇𝑟 − 𝑌𝑛 (3)
ketersediaan air bersih. Untuk itu perlu 𝑋𝑇𝑟 = 𝑥̅ + × 𝑆
dilakukan analisis kuantitas air hujan yang 𝑆𝑛
𝑛
∑𝑛−1(𝑅𝑖 − 𝑅)2 (4)
dapat ditampung melalui atap Asrama TB 4 𝑆 = [ ]
𝑛−1
ITERA dengan metode analisis hidrologi.
Keterangan:
METODOLOGI 𝑋𝑇𝑟 = besar variabel dengan kala ulang
T tahun
Analisis Hidrologi Yn = jumlah sampel atau data n
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui Sn = reduced standard deviation
jumlah air hujan yang dapat ditampung. 𝑌𝑇𝑟 = reduced variate
Data curah hujan yang digunakan yaitu data
curah hujan Lampung Selatan selama 10 Persamaan yang digunakan distribusi log
tahun yaitu tahun 2010 hingga 2019 yang pearson tipe III:
direkam oleh BMKG Radin Inten II ∑𝑛𝑖=1 𝐿𝑜𝑔 𝑅 (5)
𝐿𝑜𝑔 𝑅̅ =
Lampung Selatan terdapat pada Tabel 1. 𝑛

Volume 8 Nomor 2 : 93-101 https://doi.org/10.21776/ub.jsal.2021.008.02.5


95
Ranisa, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

𝐿𝑜𝑔 𝑅𝑇 = 𝐿𝑜𝑔 𝑅̅ + 𝐾𝑆 (6) disisihkan ke unit ini. Persamaan yang


digunakan (Nazaria & Mulyani, 2014):
Keterangan:
K = variabel standar untuk R 𝑉𝑓𝑑 = 𝐻𝑑 × 𝐴 (9)
S = standar deviasi 4 × 𝑉𝑓𝑑 (10)
𝐻𝑓𝑑 =
3,14 × 𝑑²
Analisis Frekuensi Curah Hujan Keterangan:
Analisis ini dilakukan dua tahap yaitu
Vfd = volume first-flush diverter (m³)
pemilihan sebaran dan uji kecocokan dan
Hd = diverter height (0.5 – 1.5) mm
dijabarkan pada Tabel 2. (Soewarno, 1999). A = luas alas atap (tangkapan) (m²)
Hfd = tinggi first-flush diverter (mm)
Tabel 2. Syarat Pemilihan Sebaran d = diameter pipa (mm)
Metode Syarat
Normal Cs ≈ 0 Tangki Penyimpanan
Ck = 3 Perhitungan ukuran tangki penyimpanan
Gumbel Cs ≤ 1.1396 berdasarkan volume air hujan yang dapat
Ck ≤ 5.4002 ditampung. Persamaan yang digunakan
yaitu (Park dkk, 2018):
Log Pearson Ck ≠ 0
𝐶 × 𝐼 × 𝐴 (11)
(𝑆) 𝑆𝑢𝑝𝑝𝑙𝑎𝑦 𝑎𝑖𝑟 =
Analisis Intensitas Hujan 1000 𝑚𝑚/𝑚
Persamaan yang akan dipakai adalah (𝐵) = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑢𝑛𝑖 × 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖 (12)
sebagai berikut (Suripin, 2004): 𝑉𝑜𝑙 𝑏𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑆 – 𝐵 (13)
𝑅24 24 (7) Keterangan:
𝐼 = × ( )2/3
24 𝑡 C = koefisien limpasan (runoff)
I = intensitas hujan (mm.hari-1)
Keterangan: A = luas daerah tangkapan (m²)
t = lamanya hujan (jam) B = volume kebutuhan air asrama
R24 = curah hujan harian maksimum
dalam 24 jam (mm) Berikut alur perencanaan PAH di asrama TB
I = intensitas hujan (mm.jam-1) 4 ITERA yang terdapat pada Gambar 1.

Menghitungan Dimensi Talang


Gedung harus memiliki perlengkapan
drainase untuk dapat menyalurkan air
hujan yang ditangkap dari atap melalui
talang datar dan talang vertikal menuju
tangki penyimpanan. Ukuran perpipaan
pada bidang datar seperti lahan terbuka
pada atap ditentukan sesuai dengan SNI
8153-2015 tentang Sistem Plambing pada
Bangunan Gedung. Persamaan yang
digunakan adalah:

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑘𝑎𝑛


luas daerah tangkapan intensitas 25.4 mm/jam
= mm (8)
intensitas yang dicari ( )/25.4 mm/jam
jam

Pencucian Atap
Pencucian atap dilakukan berupa first-flush
diverter yaitu dimana air yang jatuh pertama
kali mengenai atap dan membawa kotoran- Gambar 1. Alur perencanaan PAH di
kotoran yang terperangkap pada atap akan asrama TB 4 ITERA

Volume 8 Nomor 2 : 93-101 https://doi.org/10.21776/ub.jsal.2021.008.02.5


96
Ranisa, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Intensitas Hujan


Analisis intensitas hujan bertujuan untuk
Analisis Curah Hujan Harian Maksimum.
menentukan besaran curah hujan pada
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Perhitungan
durasi tertentu, kemudian nilai curah hujan
Curah Hujan
tersebut yang akan digunakan dalam
Log
Distribusi Distribusi perencanaan ini. Perencanaan ini
Pearson
PUH Normal Gumbel menggunakan PUH 5 tahun, dengan asumsi
Tipe III
durasi hujan dalam satu hari selama 2 jam
R (mm.hari-1)
didapatkan intensitas hujan sebesar 24.78
2 97.6900 94.3553 91.9109 mm.jam-1.
5 118.4060 1237958 113.4752
Talang
10 129.2572 143.2895 141.9363
Hasil luas daerah tangkapan dari curah
25 139.8421 167.9176 168.2519 hujan 24.78 mm.jam-1 kemudian diambil
50 148.2468 186.1881 188.2658 berdasarkan luas daerah yang mencukupi
100 155.1521 204.2980 212.1186 luas atap asrama TB 4 ITERA. Sedangkan
luas atap asrama TB 4 ITERA adalah sebesar
Maks 155.1521 204.2980 212.1186
973.5 m². Sehingga ukuran talang yang akan
Berdasarkan tabel rekapitulasi yang digunakan yaitu ukuran 5 inci karena luas
terdapat pada Tabel 3., diketahui bahwa daerah sebesar 1272.05 m² dapat mencukupi
curah hujan pada distribusi log pearson luas atap asrama.
memiliki nilai curah hujan tertinggi
dibandingkan dengan curah hujan pada Pencucian Atap
distribusi normal dan distribusi gumbel, Untuk gedung yang sudah memiliki pipa
sedangkan distribusi normal memiliki nilai pembuangan hujan eksisting, maka jumlah
curah hujan terkecil. Sehingga dalam first flush diverter akan disesuaikan dengan
analisis ini didapatkan bahwasannya jumlah eksistingnya. Gedung asrama TB 4
distribusi log pearson tipe III sudah memiliki pipa pembuangan hujan
memungkinkan dapat mewakili curah sebanyak 8 pipa, sedangkan fungsi dari pipa
hujan di wilayah asrama TB 4 ITERA. ini yaitu untuk mengalirkan air hujan
langsung ke aliran drainase. Jumlah pipa
Analisis Frekuensi Curah Hujan FFD akan disesuaikan dengan jumlah pipa
Distribusi yang terpilih yaitu distribusi Log tegak tersebut, sehingga panjang untuk satu
Pearson Tipe III. Selain memenuhi syarat FFD yaitu 4.75 m.
dalam pemilihan distribusi terpilih, metode Supply Air Hujan
log pearson tipe III juga memenuhi dalam Dalam menentukan supply air hujan
pengujian chi kuadrat. Untuk itu, metode dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu luas
log pearson tipe III dapat diterima sebagai atap, koefisien run off serta data curah hujan
distribusi yang akan digunakan sebagai rata-rata (Suripin, 2004). Supply air hujan
data curah hujan harian maksimum dalam merupakan jumlah air hujan yang bisa
perhitungan analisis intensitas hujan. Syarat tertampung melalui atap seperti pada
pemilihan jenis distribusi terdapat pada Gambar 2. Koefisien aliran atap dipakai
Tabel 4. adalah 0.8 dengan luas atap asrama TB 4
Tabel 4. Syarat Pemilihan Jenis Distribusi ITERA dari hasil perhitungan seluas 973.5
m². Berdasarkan hasil perhitungan volume
Metode Syarat Perhitungan Kesimpulan
supply air hujan maksimal tertampung dari
Cs ≈ 0 1.632 Tidak atap gedung asrama TB 4 selama 1 bulan
Normal
Ck = 3 3.637 memenuhi sebesar 1204.26 m³ atau setara dengan
Cs ≤ 1.1396 1.632 1,204,260 liter. Hasil perhitungan supply air
Tidak
Gumbel
memenuhi hujan asrama dapat dilihat pada Tabel 5.
Ck ≤ 5.4002 3.637
Log
Pearson Ck ≠ 0 2.8458 Memenuhi
Tipe III
Sumber: Soewarno (1999)

Volume 8 Nomor 2 : 93-101 https://doi.org/10.21776/ub.jsal.2021.008.02.5


97
Ranisa, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

ITERA setiap harinya sebanyak 48,000 liter.


Sehingga pemanenan air hujan ini hanya
berpotensi sebagai alternatif penyediaan air
bersih pada gedung asrama TB 4 ITERA.
Desain Perencanaan
Gambar 2. Tampak atas asrama TB 4 Itera Berikut perencanaan pada tampak kanan
(panjang: 66m, lebar: 14.75m, luas: 973.5m2) gedung asrama TB 4 ITERA terlihat pada
Gambar 3.
Kebutuhan Air Asrama
Kebutuhan air dipengaruhi oleh jumlah
penghuni pada gedung asrama TB 4 ITERA.
Menurut data asrama TB 4 ITERA memiliki
jumlah penghuni sebanyak 400 penghuni.
Sedangkan jumlah air bersih yang
dibutuhkan per orang per hari pada Asrama
dalam SNI 03-7065-2005 adalah sebesar 120
liter.(orang.hari-1)-1. 120 liter.(orang.hari-1)-1
setara dengan 0.12 m³.(orang.hari-1)-1.
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah
kebutuhan asrama TB 4 selama 1 hari
sebesar 48,000 liter, sedangkan dalam 1
bulan sebesar 1,440,000 liter yang dapat
dilihat pada Tabel 6.

Volume Tangki Penampungan


Pada perencanaan ini waktu penyimpanan
yang akan dipakai yaitu selama 1 hari
dengan volume bak penampungan 10.1 m³
atau sama dengan 10.100 liter. Jumlah bak Gambar 3. Tampak kanan asrama TB 4 ITERA
penampungan yang akan digunakan
sebanyak 2 tangki, dimana tangki ini
menggunakan tangki penguin jenis general
tank kode TB500 dengan kapasitas
mencapai 5.100 liter dengan ketinggian
2.195 m dengan diameter 1.850 m dan
ketebalan 12-18 mm. Perhitungan volume
bak penampungan terdapat pada tabel 7
dan volume tangki penampungan terdapat
pada Tabel 8.
Tabel 8. Volume Tangki Penampungan Air Hujan
Keterangan Vol (m³)
Vol bak penampungan per bulan -302.90
Vol bak penampungan per minggu -75.73
Vol bak penampungan per hari -10.10

Atap gedung asrama TB 4 ITERA dapat


memanen air hujan sebanyak 10,100 liter air
hujan dalam satu harinya saat terjadinya
curah hujan maksimum. Namun dengan
jumlah tersebut belum bisa memenuhi
kebutuhan air bersih penghuni asrama TB 4

Volume 8 Nomor 2 : 93-101 https://doi.org/10.21776/ub.jsal.2021.008.02.5


98
Ranisa, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Tabel 5. Hasil Perhitungan Supply Air Hujan Asrama


Akumulasi Akumulasi
Curah Vol Curah Vol
Luas Koef Vol Luas Koef Vol
Tanggal Hujan supplay Tanggal Hujan supplay
Atap runoff Supplay Atap runoff Supplay
(mm) (m³) (mm) (m³)
(m³) (m³)
1 62.9 973.5 0.8 48.99 48.99 24 77.5 973.5 0.8 60.36 919.92
2 53 973.5 0.8 41.28 90.26 25 71.7 973.5 0.8 55.84 975.76
3 30.6 973.5 0.8 23.83 114.09 26 53 973.5 0.8 41.28 1017.03
4 38.8 973.5 0.8 30.22 144.31 27 67.9 973.5 0.8 52.88 1069.92
5 16.9 973.5 0.8 13.16 157.47 28 37 973.5 0.8 28.82 1098.73
6 47 973.5 0.8 36.60 194.08 29 0 973.5 0.8 0.00 1098.73
7 57.9 973.5 0.8 45.09 239.17 30 48 973.5 0.8 37.38 1136.11
8 48.1 973.5 0.8 37.46 276.63 31 79.1 973.5 0.8 61.60 1197.72
9 38.3 973.5 0.8 29.83 306.46
10 0 973.5 0.8 0.00 306.46
11 0 973.5 0.8 0.00 306.46
12 47.9 973.5 0.8 37.30 343.76
13 58.1 973.5 0.8 45.25 389.01
14 32.6 973.5 0.8 25.39 414.40
15 76.8 973.5 0.8 59.81 474.21
16 58.7 973.5 0.8 45.72 519.93
17 75.8 973.5 0.8 59.03 578.96
18 124 973.5 0.8 96.57 675.53
19 157 973.5 0.8 122.27 797.80
20 0 973.5 0.8 0.00 797.80
21 79.3 973.5 0.8 61.76 859.56
22 0 973.5 0.8 0.00 859.56

Volume 8 Nomor 2 : 93-101 https://doi.org/10.21776/ub.jsal.2021.008.02.5


99
Ranisa, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Tabel 6. Akumulasi Volume Kebutuhan Air pada Bulan Desember

Tanggal Vol kebutuhan Akumulasi Vol Kebutuhan Tanggal Vol kebutuhan Akumulasi Vol Kebutuhan

1 48 48 25 48 1200
2 48 96 26 48 1248
3 48 144 27 48 1296
4 48 192 28 48 1344
5 48 240 29 48 1392
6 48 288 30 48 1440
7 48 336 31 48 1488
8 48 384
9 48 432
10 48 480
11 48 528
12 48 576
13 48 624
14 48 672
15 48 720
16 48 768
17 48 816
18 48 864
19 48 912
20 48 960
21 48 1008
22 48 1056
23 48 1104

Volume 8 Nomor 2 : 93-101 https://doi.org/10.21776/ub.jsal.2021.008.02.5


100
Ranisa, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Tabel 6. Perhitungan Volume Bak Penampungan

Akumulasi Vol Akumulasi Vol Akumulasi Vol Akumulasi Vol


Tanggal Selisih Tanggal Selisih
Supplay (m³) Kebutuhan (m³) Supplay (m³) Kebutuhan (m³)
25 975.76 1200 -224.24
1 48.99 48 0.99
26 1017.03 1248 -230.97
2 90.26 96 -5.74
27 1069.92 1296 -226.08
3 114.09 144 -29.91
28 1098.73 1344 -245.27
4 144.31 192 -47.69
29 1098.73 1392 -293.27
5 157.47 240 -82.53
30 1136.11 1440 -303.89
6 194.08 288 -93.92
31 1197.72 1488 -290.28
7 239.17 336 -96.83
Max 0.99
8 276.63 384 -107.37
Min -303.89
9 306.46 432 -125.54
Vol bak penampungan per bulan 304.88
10 306.46 480 -173.54
Vol bak penampungan per minggu 76.22
11 306.46 528 -221.54
Vol bak penampungan per hari 10.1
12 343.76 576 -232.24
13 389.01 624 -234.99
14 414.40 672 -257.60
15 474.21 720 -245.79
16 519.93 768 -248.07
17 578.96 816 -237.04
18 675.53 864 -188.47
19 797.80 912 -114.20
20 797.80 960 -162.20
21 859.56 1008 -148.44
22 859.56 1056 -196.44
23 859.56 1104 -244.44

Volume 8 Nomor 2 : 93-101 https://doi.org/10.21776/ub.jsal.2021.008.02.5


101
Ranisa, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

UCAPAN TERIMA KASIH

Terimakasih atas waktu dan tempat dari


Program Studi Teknik Lingkungan Institut
Teknologi Sumatera.

DAFTAR PUSTAKA

Hutabarat, & L Evalita. (2017). Studi


Penurunan Muka Tanah (Land
Subsidence) Akibat Pengambilan Air
Tanah Berlebihan di DKI Jakarta. Hulman
Panjaitan and Thomas Abbon, Eds.
Universitas Kristen Indonesia Delapan
Windu: UKI Press.
Maryono, A. (2016). Memanen air hujan.
Gajah Mada University Press.
Park, E. Ha., Gatot, E. S., & Endo, P. W.
(2018). Perencanaan sistem pemanenan
air hujan skala rumah tangga di Korea.
JRSSD, 6(1), 1-7.
Suripin. (2004). Sistem Drainase Perkotaan
yang Berkelanjutan. C.V ANDI.
Soewarno. (1999). Hidrologi Aplikasi Metode
Statistik Untuk Analisa Data. Nova.
Nazharia., & Mulyani, S. (2014).
Perhitungan pembiayaan pemanenan
air hujan sebagai sistem penyediaan air
bersih dalam berbagai skala di
Kelurahan Sukajadi Kota Dumai. Jurnal
Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK,
2(1), 79-88.

Volume 8 Nomor 2 : 93-101 https://doi.org/10.21776/ub.jsal.2021.008.02.5

Anda mungkin juga menyukai