Standar 1.1 Perencanaan Kriteria 1.1.1 Puskesmas wajib menyediakan jenis- Kriteria. 1.1.1 Elemen Penilaian SKOR SKOR
dan kemudahan akses bagi jenis pelayanan yang ditetapkan berdasarkan visi, Maksimal
pengguna layanan misi, tujuan, tata nilai, hasil analisis kebutuhan dan
harapan masyarakat, hasil analisis peluang EP a. Ditetapkan visi, misi, tujuan, dan tata nilai Puskesmas 10
Perencanaan Pusat pengembangan pelayanan, hasil analisis risiko yang menjadi acuan dalam penyelenggaraan Puskesmas
Kesehatan Masyarakat pelayanan, hasil analisis data kinerja, dan ketentuan mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan hingga
(Puskesmas) dilakukan peraturan perundang-undangan yang dituangkan evaluasi kinerja Puskesmas. (R)
secara terpadu yang dalam perencanaan.
berbasis wilayah kerja
Puskesmas bersama Pokok Pikiran:
dengan lintas program dan a) Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis daerah
lintas sektor sesuai dengan bidang kesehatan yang bersifat fungsional dan unit
ketentuan peraturan layanan yang bekerja profesional harus memiliki visi,
perundang-undangan serta misi, tujuan dan tata nilai sesuai ketentuan yang
dalam pelaksanaan berlaku yang sejalan dengan visi, misi presiden dan
kegiatan harus pemerintah daerah.
memperhatikan
kemudahan akses b) Puskesmas wajib menyediakan pelayanan sesuai
pengguna layanan. dengan visi, misi, tujuan, tata nilai, hasil analisis EP b Ditetapkan jenis-jenis pelayanan yang disediakan 10
Perencanaan Puskesmas kebutuhan dan harapan masyarakat, hasil analisis berdasarkan hasil identifikasi dan analisis sesuai dengan
dan jenis-jenis pelayanan peluang pengembangan pelayanan, hasil analisis risiko ketentuan yang berlaku. (R, D, W).
yang disediakan pelayanan, hasil analisis data kinerja, dan ketentuan
mempertimbangkan visi, peraturan perundang-undangan.
misi, tujuan, tata nilai, hasil
analisis kebutuhan dan c) Untuk mendapatkan hasil analisis kebutuhan dan
harapan masyarakat, hasil harapan masyarakat perlu dilakukan analisis situasi
analisis peluang data kinerja Puskesmas dan data status kesehatan
pengembangan pelayanan, masyarakat di wilayah kerja termasuk hasil
hasil analisis risiko pelaksanaan PIS-PK yang disusun secara terpadu yang
pelayanan, dan hasil
analisis data kinerja serta
umpan balik dari dinas
kesehatan daerah
kabupaten/kota.
Puskesmas mudah diakses
oleh pengguna layanan
untuk mendapat
pelayanan sesuai
kebutuhan, mendapat
informasi tentang
pelayanan, dan untuk
menyampaikan umpan
balik serta mendapatkan
dukungan dari lintas
misi, tujuan, tata nilai, hasil
analisis kebutuhan dan
harapan masyarakat, hasil
analisis peluang
pengembangan pelayanan,
hasil analisis risiko pelaksanaan PIS-PK yang disusun secara terpadu yang EP c Rencana lima tahunan Puskesmas disusun dengan 10
pelayanan, dan hasil berbasis wilayah kerja Puskesmas. melibatkan lintas program dan lintas sektor berdasarkan
analisis data kinerja serta pada rencana strategis dinas kesehatan daerah
umpan balik dari dinas d) Jenis data kinerja Puskesmas dan data status kabupaten/kota (R, D, W).
kesehatan daerah kesehatan masyarakat di wilayah kerja serta tahapan
kabupaten/kota. analisis merujuk perundang-undangan manajemen
Puskesmas mudah diakses Puskesmas. pada yang dan Puskesmas ketentuan
oleh pengguna layanan mengatur sistem peraturan tentang informasi
untuk mendapat
pelayanan sesuai e) Kebutuhan dan harapan masyarakat perihal
kebutuhan, mendapat pelayanan kesehatan tidak sama antara daerah satu
informasi tentang dengan daerah lain. Prioritas masalah kesehatan dapat
pelayanan, dan untuk berbeda antardaerah. Oleh karena itu, perlu dilakukan
menyampaikan umpan identifikasi dan analisis peluang pengembangan
balik serta mendapatkan pelayanan Puskesmas serta perbaikan mutu dan kinerja
dukungan dari lintas
program dan lintas sektor f) Dalam penyelenggaraan pelayanan, baik UKM, UKP
laboratorium, dan kefarmasian, risiko yang pernah
terjadi maupun berpotensi terjadi perlu dudentifikasi, EP d Rencana usulan kegiatan (RUK) disusun dengan 10 10
dianalisis, dan dikelola agar pelayanan yang disediakan melibatkan lintas program dan lintas sektor berdasarkan
aman bagi masyarakat. petugas, dan lingkungan rencana lima tahunan Puskesmas, hasil analisis
kebutuhan dan harapan masyarakat, dan hasil analisis
g) Hasil analisis risiko pelayanan harus dipertimbangkan data kinerja (R, D, W)
dalam proses perencanaan, sehingga upaya
pencegahan dan mitigasi risiko sudah direncanakan
sejak awal serta disediakan sumber daya yang
memadai untuk pencegahan dan mitigasi risiko
tersebut
h) Hasil identifikasi dan analisis untuk menetapkan EP e Rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) tahunan 10
jenis pelayanan dan penyusunan perencanaan Puskesmas disusun bersama lintas program sesuai
Puskesmas terdiri atas: a) hasil identifikasi dan analisis dengan alokasi anggaran yang ditetapkan oleh dinas
kebutuhan dan harapan masyarakat, b) hasil kesehatan daerah kabupaten/kota (R, D, W).
identifikasi dan analisis peluang pengembangan
pelayanan, dan c) hasil identifikasi dan analisis risiko
pelayanan, baik KMP. UKM, maupun UKP.
laboratorium, dan kefarmasian, termasuk risiko terkait
bangunan, prasarana, dan peralatan Puskesmas. EP f Rencana pelaksanaan kegiatan bulanan disusun sesuai 10
dengan rencana pelaksanaan kegiatan tahunan serta
i) Agar Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan hasil pemantauan dan capaian kinerja bulanan (R, D, W).
dengan baik dan berkesinambungan dalam mencapai
tujuannya, Puskesmas harus menyusun rencana
kegiatan untuk periode 5 (lima) tahunan yang
selanjutnya akan dirinci lagi ke dalam rencana tahunan
Puskesmas yang berupa rencana usulan kegiatan (RUK)
dan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) sesuai siklus
perencanaan anggaran daerah
perencanaan anggaran daerah
EP g Apabila ada perubahan kebijakan pemerintah dan/atau 10
j) Perencanaan Puskesmas dilakukan secara terpadu, pemerintah daerah, dilakukan revisi perencanaan sesuai
baik KMP, upaya kesehatan masyarakat (UKM), upaya kebijakan yang ditetapkan (R, D, W).
kesehatan perseorangan (UKP), laboratorium, dan
kefarmasian, serta disusun bersama dengan sektor
terkait dan masyarakat.
Jumlah 10 70 14.29%
Kriteria 1.1.2 Masyarakat sebagai penerima manfaat Kriteria 1.1.2. SKOR SKOR
layanan lintas program dan lintas sektor mendapatkan Maksimal
kemudahan akses informasi tentang hak dan
kewajiban pasien, pelayanan, dan kegiatan-kegiatan EP a. Ditetapkan kebijakan tentang hak dan kewajiban pasien 10
Puskesmas serta akses terhadap pelayanan dan akses (R).
penyampaian umpan balik.
Standar 1.2 Tata kelola Kriteria 1.2.1 Kriteria 1.2.1 SKOR SKOR
organisasi. Struktur organisasi ditetapkan dengan kejelasan Maksimal
Tata kelola organisasi tugas, wewenang, tanggung jawab, tata hubungan
Puskesmas dilaksanakan kerja, dan persyaratan jabatan. EP a. Kepala Puskesmas menetapkan penanggung jawab dan 10
sesuai dengan ketentuan koordinator pelayanan Puskesmas sesuai struktur
peraturan perundang- Pokok Pikiran: organisasi yang ditetapkan (R).
undangan. a) Agar dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi
Tata kelola organisasi organisasi, perlu disusun struktur organisasi Puskesmas
Puskesmas meliputi yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
struktur organisasi, perundang-undangan. EP b Ditetapkan kode etik perilaku yang berlaku untuk 10
pengendalian dokumen, seluruh pegawai yang bekerja di Puskesmas serta
pengelolaan jaringan b) Untuk tiap jabatan yang ada dalam struktur dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaannya dan
pelayanan dan jejaring, organisasi yang telah ditetapkan perlu ada kejelasan dilakukan tindak lanjutnya (R, D, W).
serta manajemen data dan tugas, wewenang, tanggung jawab, dan persyaratan
informasi. jabatan.
Pokok Pikiran:
a) Dalam menyusun kebijakan, pedoman/panduan.
prosedur, dan kerangka acuan didasarkan pada
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau berbasis bukti ilmiah terkini.
Pokok Pikiran:
a) Puskesmas perlu mengidentifikasi jaringan EP b Dilakukan identifikasi jaringan pelayanan dan jejaring di 10
pelayanan dan jejaring yang ada di wilayah kerja wilayah kerja Puskesmas untuk optimalisasi koordinasi
Puskesmas untuk optimalisasi koordinasi dan/atau dan/atau rujukan di bidang upaya kesehatan (D).
rujukan di bidang upaya kesehatan.
b) Yang dimaksud jaringan pelayanan dan jejaring EP c Disusun dan dilaksanakan program pembinaan terhadap 10
Puskesmas adalah sebagaimana yang diatur dalam jaringan pelayanan dan jejaring Puskesmas dalam
peraturan yang mengatur tentang Puskesmas. rangka mencapai indikator kinerja pembinaan dengan
jadwal dan penanggung jawab yang jelas (R, D, W).
c) Kepala Puskesmas dan penanggung jawab
upaya/kegiatan Puskesmas mempunyai kewajiban
untuk melakukan pembinaan terhadap jaringan
pelayanan dan jejaring yang ada di wilayah kerja
Puskesmas agar jaringan pelayanan dan jejaring
tersebut dapat memberikan kontribusi terhadap
penyelenggaraan UKM, UKP laboratorium, dan
kefarmasian yang mudah diakses oleh masyarakat.
Jumlah 0 40 0.00%
c) Kepala Puskesmas dalam menetapkan tugas pokok EP c Dilakukan penilaian kinerja pegawai minimal setahun 10
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: sekali dan tindak lanjutnya untuk upaya perbaikan
(1) Jenis-jenis pelayanan yang disediakan di sesuai dengan mekanisme yang telah ditetapkan (R, D,
Puskesmas W).
(2) Jenis-jenis kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya di Puskesmas, dan
(3) Surat keputusan pengangkatan sebagai jabatan
fungsional sesuai tingkatannya yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang
Pokok Pikiran
a) Puskesmas wajib menyediakan dokumen EP a. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut secara periodik 10
kepegawaian, baik dalam bentuk cetak maupun dalam terhadap kelengkapan dan pemutakhiran dokumen
bentuk digital, untuk tiap pegawai yang bekerja di kepegawaian (D, W)
Puskesmas sebagai bukti bahwa pegawai yang bekerja
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan dilakukan
upaya pengembangan untuk memenuhi persyaratan
tersebut. Dokumen kepegawaian tersebut dikelola
sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan yang dapat
menjamin kelengkapan dan kemutakhirannya.
Pokok Pikiran:
a) Setiap pegawai baru dan pegawai alih tugas baik
yang diposisikan sebagai pimpinan Puskesmas,
penanggung jawab upaya Puskesmas, koordinator
pelayanan, maupun pelaksana kegiatan harus
mengikuti orientasi.
Standar 1.4 Manajemen Kriteria 1.4.1 Disusun dan diterapkan program Kriteria 1.4.1 SKOR SKOR
fasilitas dan keselamatan. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) yang Maksimal
Manajemen sarana meliputi manajemen keselamatan dan keamanan
(bangunan), prasarana, fasilitas, manajemen bahan berbahaya beracun (B3)
peralatan, keselamatan dan limbah B3, manajemen kedaruratan dan bencana,
dan keamanan lingkungan manajemen pengamanan kebakaran, manajemen alat
Puskesmas dilaksanakan kesehatan, manajemen sistem utilitas, dan pendidikan EP a. Terdapat petugas yang bertanggung jawab dalam MFK 10
sesuai ketentuan MFK. serta tersedia program MFK yang ditetapkan setiap
peraturan perundang- tahun berdasarkan identifikasi risiko (R).
undangan. Pokok Pikiran:
Sarana (bangunan), a) Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat
prasarana, peralatan, pertama yang memberikan pelayanan kepada
keselamatan dan masyarakat mempunyai kewajiban untuk mematuhi
keamanan lingkungan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait
dikelola dalam dengan bangunan, prasarana, peralatan dan
Manajemen Fasilitas dan menyediakan lingkungan yang aman bagi pengguna
Keselamatan (MFK) sesuai layanan, pengunjung, petugas, dan masyarakat
dengan ketentuan termasuk pasien dengan keterbatasan fisik diberikan
peraturan perundang- akses untuk memperoleh pelayanan.
undangan dan dikaji
dengan memperhatikan bj Pemenuhan kemudahan dan keamanan akses bagi
manajemen risiko. orang dengan keterbatasan fisik, misalnya penyediaan
ramp, kursi roda, hand rail, dan lain-lain harus
dilakukan
Jumlah 0 40 0.00%
b) Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat EP b Dilaksanakan manajemen kedaruratan dan bencana (D, 10
pertama (FKTP) ikut berperan aktif dalam upaya W).
mitigasi dan penanggulangan bila terjadi bencana, baik
internal maupun eksternal.
Jumlah 0 40 0.00%
Pokok Pikiran:
a) Setiap fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas
mempunyai risiko terhadap terjadinya kebakaran.
Manajemen pengamanan kebakaran perlu disusun
sebagai wujud terjadinya kesiagaan kebakaran. Jika
Puskesmas terjadi terhadap kebakaran, pengguna
layanan, petugas, dan pengunjung harus dievakuasi
dan dijaga keselamatannya.
Jumlah 0 40 0.00%
Pokok Pikiran:
a) Manajemen alat kesehatan ditujukan untuk: EP b Dilakukan pemenuhan kompetensi bagi staf dalam 10
(1) memastikan bahwa semua alat kesehatan tersedia mengoperasikan alat kesehatan tertentu (D, W)
dan dilakukan kegiatan pemeliharaan dan kalibrasi
secara berkala agar semua alat kesehatan berfungsi
dengan baik;
(2) memastikan bahwa individu yang melakukan
pengelolaan alat kesehatan memiliki kualifikasi yang
sesuai dan kompeten; dan
(3) memastikan operator yang mengoperasikan alat
kesehatan tertentu telah terlatih sesuai dengan
kompetensi yang dibutuhkan.
b) Penggunaan Aplikasi Sarana, Prasarana, dan Alat Ep c Dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi terhadap alat 10
Kesehatan (ASPAK) oleh Puskesmas dilakukan untuk kesehatan secara periodik (R, D, O, W).
memastikan pemenuhan terhadap standar sarana,
prasarana, dan alat kesehatan.
Pokok Pikiran:
a) Sistem utilitas meliputi air, listrik, gas medik, dan EP b Dilaksanakan manajemen sistem utilitas dan sistem 10
sistem penunjang lainnya seperti genset, panel listrik, penunjang lainnya (R, D)
perpipaan air, dan lainnya.
b) Dalam memberikan pelayanan kesehatan pada Epc Sumber air, listrik, dan gas medik beserta cadangannya 10
pengguna layanan, dibutuhkan ketersediaan listrik, air, tersedia selama 7 hari 24 jam untuk pelayanan di
dan gas medik, serta sistem penunjang lainnya, seperti Puskesmas (O).
genset, panel listrik, perpipaan air, ventilasi, sistem
jaringan dan teknologi informasi, sistem deteksi dini
kebakaran yang sesuai dengan kebutuhan Puskesmas.
Manajemen sistem utilitas perlu disusun untuk
menjamin ketersediaan dan keamanan dalam
menunjang kegiatan pelayanan Puskesmas.
Jumlah 0 30 0.00%
b) Pengawasan, pengendalian, dan penilaian terhadap EP b Dilakukan pengawasan, pengendalian, dan penilaian 10
kinerja Puskesmas dapat berupa pemantauan dan terhadap kinerja Puskesmas secara periodik sesuai
evaluasi, supervisi, lokakarya mini, audit internal, dan dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan, dan
pertemuan tinjauan manajemen. hasilnya diumpanbalikkan kepada lintas program dan
lintas sektor (R, D, W)
c) Indikator kinerja adalah indikator untuk menilai
cakupan kegiatan dan manajemen Puskesmas.
Jumlah 0 60 0.00%
Pokok Pikiran:
a) Kinerja Puskesmas yang dilakukan perlu dipantau
tingkat ketercapaian target yang ditetapkan.
Pokok Pikiran:
a) Kinerja Puskesmas yang dilakukan perlu dipantau
tingkat ketercapaian target yang ditetapkan. EP b Disusun rencana program audit internal tahunan yang 10
dilengkapi kerangka acuan audit dan dilakukan kegiatan
b) Audit internal merupakan salah satu mekanisme audit sesuai dengan rencana yang telah disusun. (R, D,
pengawasan dan pengendalian yang dilakukan secara W))
sistematis oleh tim audit internal yang dibentuk oleh
kepala Puskesmas.
Jumlah 0 80 0.00%
Total Skor 10 1020
Total EP 1020
CAPAIAN 0.98%
BAB I. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas
1. SK tentang
Penetapan Visi, Misi, Tujuan, dan
Tata Nilai Puskesmas.
Catatan:
jika kebijakan daerah menyatakan
bahwa penetapan visi dan misi hanya
oleh kepala daerah, maka kepala
Puskesmas hanya menetapkan tujuan
dan tata nilai
1. SK tentang Penetapan Jenis-Jenis 1. Hasil identifikasi dan analisis yang Kepala Puskesmas dan KTU:
Pelayanan Puskesmas. mendasari penetapan jenis jenis
pelayanan, khususnya untuk jenis penggalian informasi terkait proses
pelayanan yang bersifat identifikasi dan analisis yang mendasari
pengembangan, baik UKM maupun penetapan jenis-jenis pelayanan.
UKP
1. Rencana lima tahunan Puskesmas 1. Bukti pertemuan penyusunan Kepala Puskesmas, KTU dan tim
rencana lima tahunan bersama lintas manajemen Puskesmas:
program dan lintas sektor:
penggalian informasi terkait proses
minimal daftar hadir dan notula yang penyusunan rencana lima tahunan.
disertai dengan foto kegiatan.
Catatan:
berlaku untuk rencana lima tahunan
yang disusun dalam 2 tahun terakhir
dari saat survei akreditasi
dilaksanakan.
1. Rencana pelaksanaan kegiatan 1. Bukti pertemuan penyusunan RPK Kepala Puskesmas, KTU dan tim
(RPK) tahunan tahun n bersama lintas program, minimal manajemen Puskesmas:
melampirkan daftar hadir dan notula
yang diserta dengan foto kegiatan penggalian informasi terkait proses
penyusunan RPK tahunan.
1. SK tentang Media Komunikasi dan 1. Bukti sosialisasi hak dan kewajiban Pengamatan 1. PJ UKP:
Koordinasi pasien. surveior terhadap:
2. Bukti sosialisasi jenis-jenis 1. Media informasi tentang hak penggalian informasi terkait proses
pelayanan Puskesmas, sesuai dengan dan kewajiban pasien. sosialisasi hak dan kewajiban
media komunikasi yang ditetapkan. 2. Media informasi tentang pasien.
jenisjenis pelayanan 2. KTU, PJ UKM dan PJ UKP:
Puskesmas.
penggalian informasi terkait proses
sosialisasi jenis-jenis pelayanan
Puskesmas
1. SK tentang Penetapan
Penanggung Jawab dan Koordinator
Pelayanan.
1. SK tentang Penetapan Kode Etik 1. Hasil evaluasi pelaksanaan kode Kepala Puskesmas, KTU dan para PJ:
Perilaku Pegawai Puskesmas. etik perilaku pegawai.
Catatan: penggalian informasi terkait proses dan
Catatan: tata nilai dan budaya terintegrasi dengan penilaian kinerja hasil evaluasi pelaksanaan kode etik
keselamatan dapat menjadi bagian pegawai. perilaku pegawai serta tindak lanjutnya
dari kode etik perilaku
2. Tindak lanjut hasil evaluasi
pelaksanaan kode etik perilaku
1. SK tentang Pendelegasian 1. Surat pendelegasian wewenang
Wewenang Manajerial. manajerial, jika ada pendelegasian
Catatan: wewenang manajerial
SK Pendelegasian Wewenang
Manajerial dapat terintegrasi dengan
SK
Pendelegasian Wewenang Klinis.
1. SOP tentang Pengendalian 1. Bukti pengendalian dan distribusi Pengamatan surveior terhadap KTU dan petugas yang ditunjuk untuk
Dokumen. dokumen: bukti penomoran regulasi pengendalian, penataan, dan pengendalian dokumen:
2. SOP tentang Penataan Dokumen internal, rekapitulasi distribusi distribusi dokumen.
3. SOP tentang Distribusi Dokumen. dokumen, bukti distribusi dokumen penggalian informasi terkait proses
pengendalian,
Catatan: penataan, dan distribusi dokumen.
yang dimaksud dengan dokumen
adalah dokumen internal dan
dokumen eksternal.
1. SOP tentang Penerapan Hasil 1. Bukti pelaksanaan kegiatan KTU dan pegawai yang mengikuti
Peningkatan Kompetensi Pegawai peningkatan kompetensi yang peningkatan kompetensi:
dilakukan oleh pegawai.
2. Hasil evaluasi terhadap hasil penggalian informasi terkait proses dan
peningkatan kompetensi yang diikuti hasil evaluasi terhadap hasil peningkatan
pegawai kompetensi yang diikuti pegawai.
1. SK tentang Kelengkapan Isi 1. Dokumen kepegawaian tiap Pengamatan surveior terhadap KTU:
Dokumen Kepegawaian. pegawai. dokumen kepegawaian tiap
2. SOP tentang Pengumpulan Catatan: pegawai serta kesesuaian penggalian informasi terkait proses
Dokumen Kepegawaian dokumen kepegawaian dapat dalam kelengkapan dan kemutakhiran pengumpulan dan pengelolaan dokumen
bentuk cetak dan/atau digital isinya kepegawaian.
1. SK tentang penetapan koordinator 1. Bukti hasil pemeriksaan berkala Koordinator atau Tim K3:
atau tim K3 yang terintegrasi dengan kesehatan pegawai
SK Penanggung Jawab dan penggalian informasi terkait pelaksanaan
Koordinator Pelayanan pada Kriteria program-program K3 dan hasil
1.2.1. evaluasinya.
2. SK tentang penetapan program K3
yang terintegrasi dengan SK Jenis
Pelayanan pada Kriteria 1.1.1.
1. RUK dan RPK yang mencantumkan 1. Ada bukti pelaksanaan kegiatan Koordinator atau Tim K3:
kegiatan pemeriksaan kesehatan pemeriksaan kesehatan sesuai
berkala bagi pegawai rencana, Thn 2022,2023 penggalian informasi terkait proses
2. Ada bukti pelaksanaan pemeriksaan berkala
pencatatan dan pelaporan hasil kesehatan pegawai.
pemeriksaan keshatan berkala Thn
2022,2023
1. RUK dan RPK yang mencantumkan 1. Dokumen analisis tingkat risiko Koordinator atau Tim K3:
kegiatan imunisasi bagi pegwai pelayanan.
2. Bukti pelaksanaan imunisasi bagi penggalian informasi terkait proses
pegawai. pelaksanaan imunisasi bagi pegawai.
Catatan:
terintegrasi dengan daftar risiko pada
program manajemen risiko
1. Bukti evaluasi dari pelaksanaan
program MFK
2. Bukti hasil tindak lanjut dari
pelaksanaan evaluasi program MFK.
Catatan:
Pemenuhan huruf d) meliputi angka
(1) sampai dengan angka (7) sesuai
pada pokok pikiran
1. SOP identifikasi pengunjung, Pengamatan surveior terkait Petugas, pengunjung dan pekerja alih
petugas dan pekerja alih daya identifikasi kepada pengunjung, daya:
petugas dan pekerja alih daya
sesuai dengan regulasi yang penggalian informasi terkait pelaksanaan
ditetapkan Puskesmas identifikasi pengunjung, petugas dan
pekerja alih daya
1. SOP inspeksi fasilitas 1. Bukti hasil inspeksi fasilitas sesuai Pengamatan surveior terkait Koordinator MFK
dengan regulasi yang ditetapkan di hasil pemeliharaan fasilitas
Puskesmas termasuk penyediaan Penggalian informasi terkait pelaksanaan
mendukung keamanan dan pemeliharaan fasilitas yang ada di
fasilitas seperti penyediaan Puskesmas
closed circuit television (CCTV),
alarm, alat pemadam api ringan
(APAR), jalur evakuasi, titik
kumpul, rambu-rambu
mengenai keselamatan dan
tanda-tanda pintu darurat.
1. Bukti hasil simulasi terhadap kode Pengamatan surveior terhadap Petugas Puskesmas: Surveior meminta petugas
darurat (kode merah dan kode biru) kode darurat yang ditetapkan untuk melakukan simulasi
minimal melampirkan daftar hadir dan diterapkan di Puskesmas penggalian informasi terkait dengan kode darurat (kode merah
dan foto2 kegiatan simulasi. pelaksanaan kode darurat yang di dan kode biru) yang
tetapkan oleh Puskesmas ditetapkan oleh Puskesmas
Catatan:
khusus untuk simulasi kode biru
minimal berupa pemberian Bantuan
Hidup Dasar (BHD).
Dokumen ICRA bangunan (jika ada Pengamatan surveior terhadap: Koordinator PPI dan Koordinator MFK:
renovasi bangunan) yang dilakukan Hasil pelaksanaan ICRA
oleh Tim PPI bekerja sama dengan bangunan (jika ada renovasi penggalian informasi terkait dengan
Tim MFK serta dengan multidisplin bangunan) penyusunan ICRA bangunan (jika
lainnya dilakukan renovasi bangunan)
1. SOP Pengelolaan Limbah B3 di 1. Bukti pelaksanaan program Petugas yang bertanggung jawab
Puskesmas manajemen B3 dan limbah B3 yang terhadap pengelolaan B3 dan limbah B3:
meliputi (huruf (a) sampai dengan
huruf (f) sesuai pada pokok pikiran penggalian informasi terkait proses
angka (2) kriteria 1.4.1) pengelolaan B3 dan limbah B3
1. SOP pemeliharaan alat kesehatan 1. Jadwal pemeliharaan alat Pengamatan surveior terhadap Petugas yang bertanggung jawab
2. Bukti pemeliharaan alat kesehatan alat kesehatan yang dilakukan terhadap pemeliharaan dan kalibrasi alat
3. Bukti kalibrasi alat kesehatan pemeliharaan dan kalibrasi kesehatan:
Catatan:
Jika pelaksanaan kalibrasi dilakukan penggalian informasi terkait
oleh Dinkes Kab/Kota, maka pemeliharaan dan kalibrasi alat kesehatan
Puskesmas cukup menyerahkan surat
permohonan pengajuan kalibrasi
beserta notula pembahasan tentang
kalibrasi (notula lokokarya bulanan
dan/ atau pertemuan tinjauan
manajemen)
1. Daftar inventarisasi sistem utilitas
1. Dokumen PKP
1. Jadwal Lokmin bulanan dan Kepala Puskesmas, KTU dan penanggung
triwulanan jawab Upaya Puskesmas:
2. Notula Lokmin bulanan dan
triwulanan yang disertai foto penggalian informasi tentang pelaksanaan
kegiatan Lokmin secara periodik
3. Undangan Lokmin bulanan dan
triwulanan
4. Daftar Hadir Lokmin bulanan dan
triwulanan
1. SK TPCB beserta uraian tugas tim 1. Jadwal program pembinaan TPCB TPCB dinas kesehatan Kab/Kota:
TPCB
penggalian informasi tentang TPCB dan
jadwal pembinaan
10
EP d Tersedia Rencana Usulan Kegiatan RUK yang menunjukkan hasil rumusan Kepala Puskesmas, PJ UKM,
(RUK) UKM yang disusun secara dari EP b dan EP c Koordinator Pelayanan UKM
terpadu berbasis wilayah kerja dan pelaksana pelayanan
Puskesmas berdasarkan hasil UKM:
analisis kebutuhan dan harapan
masyarakat, hasil pembahasan Penggalian informasi terkait
analisis data capaian kinerja hasil RUK yang disusun
pelayanan UKM dengan
memperhatikan hasil pelaksanaan
kegiatan PIS PK (D,W)
10
Jumlah 0 40 ###
f) Pengembangan/pengorganisasian masyarakat
(community organization) dalam pemberdayaan
dilakukan dengan mengupayakan peran dan
fungsi organisasi masyarakat dalam
pembangunan kesehatan. Membangun kesadaran
masyarakat merupakan awal dari kegiatan
pengorganisasian masyarakat yang dilakukan
dengan membahas bersama tentang kebutuhan
dan harapan mereka, berdasarkan prioritas
sumber daya berbasis kearifan lokal.
f) Pengembangan/pengorganisasian masyarakat
(community organization) dalam pemberdayaan
dilakukan dengan mengupayakan peran dan
fungsi organisasi masyarakat dalam
pembangunan kesehatan. Membangun kesadaran
masyarakat merupakan awal dari kegiatan
pengorganisasian masyarakat yang dilakukan
dengan membahas bersama tentang kebutuhan
dan harapan mereka, berdasarkan prioritas
masalah kesehatan sesuai dengan sumber daya
yang dimiliki
10
Jumlah 0 40 ###
Pokok Pikiran:
a) Untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dan sasaran kegiatan diperlukan Kepala Puskesmas, Pj UKM,
umpan balik dan masukan dari masyarakat dan Koordinator Pelayanan UKM
sasaran kegiatan. Hal ini berguna perbaikan dan pelaksana pelayanan
Puskesmas. untuk penyesuaian dalam UKM:
pelaksanaan dan perbaikan- kegiatan UKM
Penggalian informasi terkait
b) Umpan balik adalah tanggapan yang diperoleh identifikasi umpan balik yang
dari hasil pelayanan yang diberikan baik dalam 10 dilakukan
Kepala Puskesmas
Puskesmas, Pj UKM,
bentuk masukan untuk perbaikan maupun bentuk EP b Hasil identifikasi umpan balik 1. Bukti hasil analisis berdasarkan Koordinator Pelayanan UKM
keluhan dari pelayanan yang diperoleh. dianalisis dan disusun rencana identifikasi pada EP "a" dan pelaksana pelayanan
tindaklanjut untuk pengembangan 2. Bukti rencana tindaklanjut dari hasil UKM:
c) Umpan balik dapat diperoleh baik secara dan perbaikan pelayanan. (D,W) analisis.
langsung maupun tidak langsung dari masyarakat, Penggalian informasi terkait:
kelompok masyarakat, dan sasaran kegiatan UKM. Catatan: • identifikasi penyusunan
Pemenuhan EP 'a" dan EP 'b" dapat analisis s.d rencana
d) Masyarakat, kelompok masyarakat, dan dituliskan di dalam 1 form yang sama tindaklanjut yang akan
sasaran program dapat menyampaikan keluhan (tidak harus dibuatkan terpisah) dilakukan.
baik secara langsung maupun tidak langsung • Hasil evaluasi terhadap
kepada penanggung jawab UKM, koordinator pelaksanaan rencana
pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM. 10 tindaklanjut
EP c Umpan balik dan keluhan dari 1. Bukti hasil tindaklanjut umpan balik
e) Umpan balik yang diperoleh dilakukan masyarakat, kelompok masyarakat, dan keluhan
identifikasi yang selanjutnya dianalisis dan dan sasaran ditindaklanjuti dan 2. Bukti hasil evaluasi dari tindaklanjut.
dievaluasi untuk mengetahui peluang dievaluasi (D, W).
pengembangan dan perbaikan terhadap
pelayanan UKM.
10
Jumlah 0 20 ###
10
EP d Penanggung jawab UKM, 1. Bukti hasil pelaksanaan evaluasi Pj UKM, Koordinator
koordinator pelayanan dan terhadap pelaksanaan di EP c Pelayanan UKM dan
pelaksana kegiatan UKM melakukan 2. Bukti tindaklanjut atas hasil evaluasi pelaksana pelayanan UKM:
evaluasi berdasarkan hasil yang telah dilakukan
pelaksanaan pada elemen penilaian Penggalian informasi terkait
huruf c dan melakukan tindaklanjut dengan pelaksanaan
atas hasil evaluasi (D,W). evaluasi atas EP "c" dan
tindaklanjut terhadap hasil
evaluasi
10
Jumlah 0 40 ###
10
EP e Tim pembina keluarga bersama 1. Rencana intervensi lanjut sesuai Kepala Puskesmas, Pj UKM,
penanggung jawab UKM, dengan permasalahan kesehatan pada Tim Pembina Keluarga,
koordinator pelayanan, dan tingkat keluarga Koordinator
pelaksana kegiatan UKM menyusun 2. Bukti pelaksanaan proses pelayanan, pelaksana:
intervensi lanjut kepada keluarga penyusunan intervensi lanjut minimal
sesuai permasalahan kesehatan melampirkan: daftar hadir dan notula Penggalian informasi terkait
pada tingkat keluarga (D, W) yang diserta dengan foto kegiatan. dengan penyusunan
intervensi lanjut
10
EP f Penanggung jawab UKM Bukti dilakukan koordinasi pelaksanaan Pj UKM:
mengkoordinasikan pelaksanaan intervensi lanjut dengan pihak terkait
intervensi lanjut bersama dengan sesuai dengan media koordinasi yang Penggalian informasi terkait
pihak terkait (D, W). ditetapkan oleh Puskesmas. dengan koordinasi
pelaksanaan intervensi
lanjut yang dilakukan
10
Jumlah 0 60 ###
10
Jumlah 0 60 ###
EP e Dilaksanakan pencatatan, dan SOP Pencatatan dan Pelaporan 1. Bukti pencatatan indikator kinerja Kepala Puskesmas, PJ UKM,
dilakukan pelaporan kepada kepala (lihat bab I) pelayanan UKM penyehatan Koordinator dan pelaksana
puskesmas dan dinas kesehatan lingkungan penyehatan lingkungan :
daerah kabupaten/kota sesuai 2. Bukti pelaporan capaian indikator
dengan prosedur yang telah pelayanan UKM penyehatan Penggalian informasi terkait
ditetapkan (R, D, W) lingkungan kepada Kepala Puskesmas pencatatan dan pelaporan
sesuai mekanisme yang telah penyehatan lingkungan
ditetapkan.
3. Bukti pelaporan indikator kinerja
penyehatan lingkungan yang
terintegrasi dengan pelaporan kinerja
Puskesmas kepada Dinas Kesehatan.
Catatan:
Pencatatan pelaporan mengikuti
regulasi, jika ada sistem pelaporan
elektonik yang ditetapkan oleh
Kemenkes maka pastikan Puskesmas
sudah melaksanakan. Pencatatan
pelaporan terkait penyehatan
lingkungan secara elektronik misalnya.
• e-monev HSP (Hygiene Sanitasi
Pangan)
• e-monev E1 (HygieneTempat Fasilitas
Umum)
• Sikelim(Laporan Limbah)
• e-STBM
Jenis pelaporan elektronik mengikuti
pemberlakukan saat dilaksanakan
survei
10
Jumlah 0 50 ###
Pokok Pikiran:
a) Cakupan UKM Esensial Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit diukur dengan 3 (tiga)
indikator kinerja utama pelayanan berdasarkan
prioritas masalah di Puskesmas yang ditetapkan
oleh Kepala Puskesmas. EP b Dilaksanakan upaya-upaya promotif 1. RPK tahunan dan RPK Bulanan Bukti pelaksanaan pelayanan UKM
dan preventif 2. KAK pelayanan UKM Pencegahan esensial pencegahan dan pengendalian
b) Penetapan indikator kinerja utama pelayanan untuk mencapai kinerja pelayanan dan Pengendalian Penyakit penyakit sesuai dengan pokok pikiran
UKM Esensial Pencegahan dan Pengendalian UKM Esensial 3. SK tentang pelayanan UKM di minimal. Bukti
Penyakit terintegrasi dengan penetapan indikator Pencegahan dan Pengendalian Puskesmas pelaksanaan disesuaikan dengan jenis
kinerja Puskesmas. Penyakit sebagaimana pokok 4. SOP sesuai dengan pelayanan kegiatan.
pikiran, dan tertuang di dalam RPK, UKM Pencegahan dan Pengendalian Misal, apabila kegiatan dalam bentuk
c) Untuk mencapai kinerja UKM Esensial sesuai dengan kebijakan, prosedur Penyakit pertemuan, minimal melampirkan
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dilakukan dan kerangka acuan kegiatan yang 1. Undangan
upaya-upaya promotif dan preventif sesuai telah ditetapkan (R, D, W) 2. Notula dan/ atau laporan yang
dengan kebijakan, pedoman dan panduan yang disertai dengan foto kegiatan
berlaku. 3. Daftar hadir
PJ UKM, Koordinator dan
d) Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindak pelaksana Pencegahan dan
lanjut terhadap capaian indikator kinerja dan Pengendalian Penyakit :
upaya pencapaian kinerja pelayanan UKM
Esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit penggalian informasi
yang telah dilakukan pelayanan kesehatan
10 lingkungan
e) Pencatatan dan pelaporan UKM Esensial EP c Dilakukan pemantauan secara 1. Jadwal pemantauan
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, baik periodik dan berkesinambungan 2. Hasil pemantauan capaian indikator
secara manual maupun elektronik, dilakukan terhadap capaian indikator dan Pencegahan dan Pengendalian
secara lengkap, akurat dan tepat waktu. upaya yang telah dilakukan (D, W). Penyakit yang disertai dengan analisis
Pelaporan kepada kepala puskesmas dan Dinas
Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dan/atau
pihak lainnya mengacu kepada ketentuan PJ UKM, Koordinator dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. pelaksana Pencegahan dan
Pelaporan kepada kepala puskesmas dapat Pengendalian Penyakit :
dilakukan secara tertulis atau penyampaian
secara langsung melalui pertemuan-pertemuan Penggalian informasi upaya
seperti lokakarya mini bulanan, pertemuan pemantauan dan penilaian
tinjauan manajemen, dan forum lainnya. pelayanan Pencegahan dan
10 Pengendalian Penyakit
EP d Disusun rencana tindak lanjut dan 1. Rencana tindak lanjut pelayanan
dilakukan tindaklanjut berdasarkan Pencegahan dan Pengendalian
hasil pemantauan yang terintegrasi Penyakit sesuai hasil pemantauan
ke dalam dokumen perencanaan dapat berupa RUK atau RPK perubahan
(D, W) atau RPK bulanan PJ UKM, Koordinator dan
2. Bukti hasil tindaklanjut pelaksana Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit :
Catatan:
Pencatatan pelaporan pada standar ini
mengikuti target yang diprioritaskan
oleh Puskesmas.
Pencatatan pelaporan mengikuti
regulasi, jika ada sistem pelaporan
elektonik yang ditetapkan oleh
Kemenkes maka pastikan Puskesmas
sudah melaksanakan.
Beberapa pencatatan pelaporan
elektronik pada program P2 Menular
sbb:
• Sihepi (hepatitis,sipilis,HIV)
• SIHA (HIV/IMS)
• ARK (Register kohort PDP).
• SITB ( pemeriksaan TCM TB)
• SMILE( Penginputan masuk keluarx
vaksin rutin dan covid)
• Silantor (pelaporan DBD , lepto dan
malaria)
Jenis pelaporan elektronik mengikuti
pemberlakukan saat dilaksanakan
10 survei
Jumlah 0 50 ###
Penggalian informasi
terhadap proses
penyusunan rencana tindak
10 lanjut
EP f Dilaksanakan pencatatan, dan SOP Pencatatan dan 1. Bukti pencatatan indikator kinerja Kepala Puskesmas, PJ UKM,
dilakukan pelaporan kepada kepala Pelaporan (lihat bab I) pelayanan UKM pengembangan. Koordinator dan pelaksana
puskesmas dan dinas kesehatan 2. Bukti pelaporan capaian indikator UKM pengembangan:
daerah kabupaten/kota sesuai pelayanan UKM pengembangan
dengan prosedur yang telah Kepala Puskesmas sesuai mekanisme Penggalian informasi
ditetapkan (R, D, W) yang telah ditetapkan. pencatatan dan pelaporan
3. Bukti pelaporan indikator kinerja UKM Pengembangan
UKM pengembangan yang terintegrasi
dengan pelaporan kinerja Puskesmas
kepada Dinas Kesehatan.
Catatan:
Sistem pelaporan eletronik mengikuti
dengan jenis pelayanan UKM
pengembangan yang ditetapkan oleh
Puskesmas, jika ada sistem pelaporan
elektonik yang ditetapkan oleh
Kemenkes maka pastikan Puskesmas
sudah melaksanakan)
10
Jumlah 0 60 ###
10
EP e Penanggung jawab UKM Puskesmas Bukti penyampaian informasi PJ UKM , koordinator
menginformasikan penyesuaian penyesuaian rencana kegiatan sesuai pelayanan, pelaksana
rencana kegiatan kepada mekanisme penyampaian informasi kegiatan, sasaran, LP dan LS
koordinator pelayanan, pelaksanan yang ditetapkan
kegiatan, sasaran kegiatan, lintas Penggalian informasi terkait
program dan lintas sektor terkait informasi penyesuaian
(D,W). rencana kegiatan
10
Jumlah 0 50 ###
10
EP e Dilakukan pelaporan data capaian Bukti pelaporan data capaian kinerja
kinerja kepada dinas kesehatan UKM kepada Dinas Kesehatan
daerah kabupaten/kota. (D) Kabupaten/Kota sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan di
Puskesmas.
10
EP f Ada bukti umpan balik (feedback) Bukti umpan balik dari Dinas
dari dinas kesehatan daerah Kesehatan terhadap laporan kinerja
kabupaten/kota terhadap laporan Puskesmas
upaya perbaikan capaian kinerja
pelayanan UKM Puskesmas secara
periodik. (D)
10
EP g Dilakukan tindak lanjut terhadap Bukti hasil tindak lanjut terhadap
umpan balik dari Dinas Kesehatan umpan balik hasil kinerja dari Dinas
Daerah Kabupaten/Kota. (D) Kesehatan Kabupaten/Kota.
10
Jumlah 0 70 ###
Pokok Pikiran:
a) Kepala Puskesmas, penanggung jawab UKM,
koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan
UKM bertanggung jawab dalam membudayakan
perbaikan kinerja secara berkesinambungan, EP b Disusun rencana tindak lanjut Bukti rencana tindak lanjut Kapus, PJ UKM, koordinator
konsisten dengan visi, misi dan tujuan Puskesmas. terhadap hasil pembahasan berdasarkan hasil pembahasan capaian dan pelaksana
penilaian kinerja pelayanan UKM kinerja pelayanan UKM
b) Kepala Puskesmas bersama penanggung Jawab (D, W). Penggalian informasi terkait
UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana penyusunan rencana tindak
kegiatan UKM menetapkan kebijakan dan lanjut untuk
prosedur penilaian kinerja pelayanan UKM indikator yang tidak tercapai
c) Kepala Puskesmas bersama penanggung jawab
UKM perlu melakukan penilaian terhadap kinerja
pelayanan UKM secara periodik.
10
EP e Hasil umpan balik (feedback) dari Bukti hasil tindak lanjut umpan balik
dinas kesehatan daerah dari Dinas Kesehatan Daerah Kab/Kota
kabupaten/kota ditindaklanjuti. (D).
10
Jumlah 0 50 ###
REKOMENDASI
BAB III. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP), Laboratorium dan Kefarmasian
Puskesmas :
Kab/ Kota : Kabupaten Sikka
Tanggal :
TPCB
SKOR
KRITERIA 3.1. Elemen Penilaian SKOR
Maksimal
Tersedia kebijakan dan prosedur yang
mengatur identifikasi dan pemenuhan
kebutuhan pasien dengan risiko, kendala,
dan kebutuhan khusus (R).
EP a 10
10
SKOR
KRITERIA 3.1. Elemen Penilaian SKOR
Maksimal
EP c Puskesmas menyediakan informasi yang
jelas, mudah dipahami, dan mudah diakses
tentang tarif, jenis pelayanan, proses dan
alur pendaftaran, proses dan alur
pelayanan, rujukan, dan ketersediaan
tempat tidur untuk Puskesmas rawat inap
(O, W)
10
10
Jumlah 0 40
10
SKOR
KRITERIA 3.1. Elemen Penilaian SKOR
Maksimal
EP b Dalam keadaan tertentu jika tidak tersedia
tenaga medis, dapat dilakukan pelimpahan
wewenang tertulis kepada perawat dan/
atau bidan yang telah mengikuti pelatihan,
untuk melakukan kajian awal medis dan
pemberian asuhan medis sesuai
kewenangan delegatif yang diberikan. (R,D)
10
10
SKOR
KRITERIA 3.1. Elemen Penilaian SKOR
Maksimal
EP d Dilakukan asuhan pasien termasuk jika
diperlukan asuhan secara kolaboratif sesuai
rencana asuhan dan panduan praktik klinis
dan/atau prosedur-prosedur asuhan klinis,
agar tidak terjadi pengulangan yang tidak
perlu dan tercatat di rekam medis. (D, W)
10
EP e Dilakukan penyuluhan/pendidikan
kesehatan dan evaluasi serta tindak lanjut
bagi pasien dan keluarga dengan metode
yang dapat dipahami oleh pasien dan
keluarga (D, O).
10
SKOR
KRITERIA 3.1. Elemen Penilaian SKOR
Maksimal
EP f Pasien atau keluarga pasien memperoleh
informasi mengenai tindakan
medis/pengobatan tertentu yang berisiko
yang akan dilakukan sebelum memberikan
persetujuan atau penolakan (informed
consent), termasuk konsekuensi dari
keputusan penolakan tersebut (D)
10
Jumlah 0 60 0.00%
10
Jumlah 0 20 0.00%
10
10
Jumlah 0 20 0.00%
Jumlah 0 60 0.00%
10
SKOR
KRITERIA 3.1. Elemen Penilaian SKOR
Maksimal
EP b Resume medis diberikan kepada pasien dan
pihak yang bekepentingan saat pemulangan
atau rujukan. (D, O, W)
10
Jumlah 0 20 0.00%
10
Jumlah 0 30 0.00%
KRITERIA 3.7.2
EP a Dokter/dokter gigi penangggung jawab
pelayanan melakukan kajian ulang kondisi
medis sebelum menindaklanjuti umpan
balik dari FKRTL, sesuai dengan kebijakan 10
dan prosedur yang ditetapkan. (R, D,O)
10
Jumlah 0 20 0.00%
10
SKOR
KRITERIA 3.1. Elemen Penilaian SKOR
Maksimal
EP b Reagensia esensial dan bahan lain tersedia
sesuai dengan jenis pelayanan yang
ditetapkan, pelabelan dan
penyimpanannya, termasuk proses untuk
menyatakan jika reagen tidak tersedia. (R,
D, W)
10
10
10
SKOR
KRITERIA 3.1. Elemen Penilaian SKOR
Maksimal
Jumlah 0 50 0.00%
10
10
10
SKOR
KRITERIA 3.1. Elemen Penilaian SKOR
Maksimal
EP d Dilakukan kajian resep dan pemberian obat
dengan benar pada setiap pelayanan
pemberian obat (R, D, O, W)
10
10
10
SKOR
KRITERIA 3.1. Elemen Penilaian SKOR
Maksimal
EP g Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut
ketersediaan obat, kesesuaian peresepan
dengan formularium. (D,W)
10
Jumlah 0 70 0.00%
SKOR
KRITERIA 4.1.1. Elemen Penilaian SKOR REGULASI DOKUMEN OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
Maksimal
EP a. SK Indikator kinerja dan target terkait Bukti pencapaian indikator stunting yang Kepala Puskesmas, Pj UKM,
pencegahan dan penurunan stunting yang disertai dengan analisisnya Koordinator Gizi dan pelaksana
merupakan bagian dari indikator kinerja
Ditetapkan indikator dan target kinerja stunting dalam pelayanan UKM di bab II Penggalian informasi terkait penetapan
rangka mendukung program pencegahan dan indikator, pencapaian dan analisanya
10
penurunan, yang disertai capaian dan analisisnya (R,
D, W).
EP c 1. SK tentang media komunikasi dan koordinasi 1. Bukti koordinasi kegiatan pencegahan dan Kepala Puskesmas, Pj UKM,
di Puskesmas (lihat bab I) penurunan stunting sesuai dengan regulasi Koordinator Gizi dan lintas sektor:
2. SOP komunikasi dan koordinasi di Puskesmas yang ditetapkan di Puskesmas.
(lihat bab II) 2. Bukti hasil pelaksanaan kegiatan sesuai Penggalian informasi terkait koordinasi
dengan RPK dan RPKB, dan mengacu pada SK, dan pelaksanaan kegiatan pencegahan
Dikoordinasikan dan dilaksanakan kegiatan SOP dan KAK yang ditetapkan. (lihat dokumen & penurunan stunting sesuai dengan
pencegahan dan penurunan stunting dalam bentuk regulasi pada EP b) yang direncanakan
intervensi gizi spesifik dan sensitif sesuai dengan
10
rencana yang disusun bersama lintas program dan
lintas sektor sesuai dengan kebijakan, prosedur, dan
kerangka acuan yang telah ditetapkan (R, D, W).
Jumlah 0 50
KRITERIA 4.2.1
SKOR
SKOR Maksimal
EP a. SK indikator kinerja pelayanan ibu dan bayi yang Bukti pencapaian indikator kinerja dalam Pj UKM, Koordinator dan pelaksanan
merupakan bagian dari indikator & target kinerja rangka penurunan jumlah kematian ibu dan pelayanan kesehatan ibu dan bayi:
pelayanan UKM di bab II jumlah kematian bayi yang disertai analisisnya
Ditetapkannya indikator dan target kinerja dalam Penggalian informasi terkait penetapan
rangka penurunan jumlah kematian ibu dan jumlah indikator, pencapaian dan analisanya
kematian bayi yang disertai capaian dan analisisnya
(R, D, W)
10
EP b Ditetapkan program penurunan jumlah kematian ibu 1. RUK dan RPK terkait dengan kegiatan program Kepala Puskesmas, Pj UKM,
dan jumlah kematian bayi (R, W). penurunan jumlah Koordinator dan pelaksanan pelayanan
kematian ibu dan jumlah kematian bayi yang kesehatan ibu dan bayi:
terintegrasi dengan RUK dan RPK pelayanan
UKM Kesehatan Ibu dan Anak Penggalian informasi terkait proses
2. RPK Bulanan program penurunan jumlah penetapan program penurunan jumlah
kematian ibu dan jumlah kematian bayi kematian ibu dan jumlah
3. KAK terkait program penurunan jumlah kematian bayi.
kematian ibu dan jumlah kematian bayi
10
EP c Tersedia alat, obat, bahan habis pakai dan prasarana 1. SOP ketersediaan obat, bahan habis pakai dan Bukti pengelolaan alat, obat, bahan habis Pengamatan surveior terhadap Pj UKP, Pj Pelayanan ibu dan bayi
pendukung pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru prasarana pendukung pelayanan kesehatan ibu pakai dan prasarana pendukung pelayanan ketersediaan alat, obat, bahan habis
lahir termasuk standar alat kegawatdaruratan dan bayi baru lahir kesehatan ibu dan bayi baru lahir, termasuk pakai dan prasarana pendukung Penggalian informasi terkait
maternal dan neonatal sesuai dengan standar dan 2. SOP pelayanan kegawatdaruratan maternal alat kegawatdaruratan maternal dan neonatal pelayanan kesehatan ibu dan bayi ketersediaan alat, obat, bahan habis
dikelola sesuai dengan prosedur (R, D, O, W). dan neonatal baru lahir termasuk standar pakai dan prasarana pendukung
kegawatdaruratan maternal dan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru
neonatal, sesuai dengan standar lahir termasuk standar
minimal ketersediaan alat yang kegawatdaruratan maternal dan
harus ada di Puskesmas. neonatal
10
EP d Dilakukan pelayanan kesehatan pada masa hamil, 1. SK Puskesmas PONED (jika Puskesmas Bukti pelaksanaan: Dokter, Bidan, Perawat dan/atau tim
masa persalinan, masa sesudah melahirkan, dan pada ditetapkan sebagai Puskesmas PONED) 1. Pemberian pelayanan ANC, poned
bayi baru lahir sesuai dengan prosedur yang 2. SOP pelayanan ANC 2. Persalinan,
ditetapkan; ditetapkan kewajiban penggunaan 3. SOP pelayanan persalinan 3. Pelayanan sesudah melahirkan, Penggalian informasi tentang
partograf pada saat pertolongan persalinan dan upaya 4. SOP pelayanan sesudah melahirkan 4. Pelayanan bayi baru lahir, pelayanan kesehatan pada masa hamil,
stabilisasi prarujukan pada kasus komplikasi, termasuk 5. SOP pelayanan bayi baru lahir 5. Pengisian partograf, dan masa persalinan, masa sesudah
pelayanan pada Puskesmas mampu PONED, sesuai 6. SOP Pengisian Partograf 6. Bukti stabilisasi prarujukan pada kasus melahirkan, dan pada bayi baru
dengan kebijakan, pedoman/panduan, prosedur, dan 7. SOP Stabilisasi prarujukan (lihat di bab III) komplikasi lahir sesuai dengan prosedur yang
kerangka acuan yang telah ditetapkan (R, D, W). ditetapkan; ditetapkan kewajiban
penggunaan partograf pada saat
pertolongan persalinan dan upaya
stabilisasi prarujukan pada kasus
komplikasi, termasuk pelaksanaan
pelayanan PONED
10
EP e Dikoordinasikan dan dilaksanakan program 1. SK tentang media komunikasi dan koordinasi 1. Bukti koordinasi pelaksanaan program Kepala Puskesmas, Pj UKM,
penurunan jumlah kematian ibu dan jumlah kematian di Puskesmas (lihat bab I) penurunan jumlah kematian ibu dan jumlah Koordinator & Pelaksana Kesehatan
bayi sesuai dengan regulasi dan rencana kegiatan 2. SOP komunikasi dan koordinasi di Puskesmas kematian bayi. Ibu/Anak:
yang disusun bersama lintas program dan lintas sektor (lihat bab II) 2. Bukti hasil pelaksanaan kegiatan sesuai
(R, D, W) dengan RPK dan RPKB, serta mengacu pada Penggalian informasi terkait koordinasi
SK, SOP dan KAK yang ditetapkan. (lihat dan pelaksanaan kegiatan
dokumen regulasi pada EP b). penurunan jumlah kematian ibu dan
jumlah kematian bayi sesuai dengan
yang direncanakan
10
EP f Dilakukan pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut 1. Jadwal pemantauan dan evaluasi Kepala Puskesmas, Pj UKM,
terhadap pelaksanaan program penurunan jumlah 2. Hasil pemantauan dan evaluasi sesuai Koordinator & Pelaksana Kesehatan
kematian ibu dan jumlah kematian bayi termasuk dengan jadwal Ibu/Anak:
pelayanan kesehatan pada masa hamil, persalinan dan 3. Bukti hasil tindaklanjut dari pelaksanaan
pada bayi baru lahir di Puskesmas (D, W). pemantauan dan evaluasi Penggalian informasi terkait kegiatan
pemantauan dan evaluasi beserta
tindaklanjutnya
10
EP g Dilaksanakan pencatatan, lalu dilakukan pelaporan 1. SK tentang Pencatatan dan Pelaporan 1. Bukti pencatatan jumlah kematian ibu dan Kepala Puskesmas, Pj UKM,
kepada kepala puskesmas dan dinas kesehatan daerah 2. SOP pencatatan dan pelaporan jumlah kematian bayi di Puskesmas Koordinator & Pelaksana Kesehatan
kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang telah 2. Bukti pelaporan jumlah kematian ibu dan Ibu/Anak:
ditetapkan (R, D, W) Catatan: jumlah kematian bayi kepada Kepala
SK dan SOP pencatatan dan pelaporan lihat di Puskesmas sesuai mekanisme yang telah Penggalian informasi terkait dengan
bab I ditetapkan. pencatatan dan pelaporan kepada
3. Bukti jumlah kematian ibu dan jumlah Dinas Kesehatan Daerah Kab/Kota
kematian bayi di Puskesmas kepada Dinas
Kesehatan sesuai dengan regulasi yang
ditetapkan.
Catatan:
Pencatatan pelaporan mengikuti regulasi saat
ini, jika ada sistem pelaporan elektonik yang
ditetapkan oleh Kemenkes maka pastikan
Puskesmas sudah melaksanakan.
Pencatatan pelaporan jumlah kematian ibu
dan jumlah kematian bayi misal melalui
melalui aplikasi MPDN dan pelayanan
ANC melalui e-kohort
Jenis pelaporan elektronik mengikuti
pemberlakukan saat dilaksanakan survei.
10
Jumlah 0 70
KRITERIA 4.3.1
SKOR
SKOR Maksimal
EP a. Ditetapkan indikator dan target kinerja program Indikator dan target kinerja imunisasi yang Bukti pencapaian indikator kinerja pelayanan Kepala Puskesmas, Pj UKM,
imunisasi yang disertai capaian dan analisisnya (R, D, merupakan bagian dari indikator kinerja imunisasi yang disertai dengan analisisnya Koordinator P2 dan pelaksanan
W). pelayanan UKM di bab II imunisasi:
10
EP b Ditetapkan program imunisasi (R, W). 1. RUK dan RPK terkait dengan kegiatan program Kepala Puskesmas, Pj UKM,
imunisasi yang terintegrasi dengan RUK dan RPK Koordinator P2 dan pelaksanan
pelayanan P2 imunisasi:
2. RPK Bulanan program imunisasi.
4. KAK terkait program imunisasi Penggalian informasi terkait proses
penetapan program imunisasi
10
EP c Tersedia vaksin dan logistik sesuai dengan kebutuhan 1. SOP penyediaan kebutuhan vaksin dan logistik Bukti pengelolaan vaksin dan logistiknya Pengamatan surveior terhadap Pj UKP, Koordinator dan/ atau
program imunisasi (R, D, O, W). ketersediaan vaksin dan logistik pelaksana Imunisasi
10
EP f Dilakukan pemantauan dan evaluasi serta tindak 1. Jadwal pemantauan dan evaluasi Kepala Puskesmas, Pj UKM,
lanjut upaya perbaikan program imunisasi (D, W) 2. Hasil pemantauan dan evaluasi sesuai Koordinator P2P & Pelaksana
dengan jadwal Imunisasi:
3. Bukti hasil tindaklanjut dari pelaksanaan
pemantauan dan evaluasi Penggalian informasi terkait kegiatan
pemantauan dan evaluasi beserta
tindaklanjutnya
10
EP g Dilaksanakan pencatatan dan dilakukan pelaporan 1. SK tentang Pencatatan dan Pelaporan 1. Bukti pencatatan program imunisasi di Kepala Puskesmas, Pj UKM,
kepada kepala puskesmas dan dinas kesehatan daerah 2. SOP pencatatan dan pelaporan Puskesmas Koordinator P2P & Pelaksana
kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang telah 2. Bukti pelaporan program imunisasi kepada Imunisasi:
ditetapkan (R, D, W). Catatan: Kepala Puskesmas sesuai mekanisme yang
SK dan SOP pencatatan dan pelaporan lihat di telah ditetapkan. Penggalian informasi terkait dengan
bab I 3. Bukti pelaporan program imuniasi pencatatan dan pelaporan kepada
Puskesmas kepada Dinas Kesehatan sesuai Dinas Kesehatan Daerah Kab/Kota
dengan regulasi yang ditetapkan
Catatan:
Pencatatan pelaporan mengikuti regulasi saat
ini, jika ada sistem pelaporan elektonik yang
ditetapkan oleh Kemenkes maka pastikan
Puskesmas sudah melaksanakan.
Untuk Pencatatan pelaporan program
imunisasi saat ini menggunakan
aplikasi SMILE dan/ atau ASIK.
Jenis pelaporan elektronik mengikuti
pemberlakukan saat dilaksanakan survei.
10
Jumlah 0 70
KRITERIA 4.4.1
SKOR
SKOR Maksimal
EP a. Ditetapkan indikator dan target kinerja SK indikator dan target kinerja Tuberkulosis yang Bukti pencapaian indikator kinerja pelayanan Kepala Puskesmas, Pj UKM,
penanggulangan tuberkulosis yang disertai capaian merupakan bagian dari indikator & target kinerja tuberkulosis yang disertai dengan analisisnya Koordinator P2P dan pelaksanan
dan analisisny. (R, D, W) pelayanan UKM di bab II Tuberkulosis:
10
EP b Ditetapkan rencana program penanggulangan 1. RUK dan RPK terkait dengan kegiatan program
tuberkulosis (R) penanggulangan tuberkulosis yang terintegrasi
dengan RUK dan RPK pelayanan P2P
2. RPK Bulanan program penanggulangan
tuberkulosis
3. KAK terkait program penanggulangan
tuberculosis.
10
EP c Ditetapkan tim TB DOTS di Puskesmas yang terdiri dari SK Tim TB DOTS di Puskesmas.
dokter, perawat, analis laboratorium dan petugas
pencatatan pelaporan terlatih (R).
10
EP d Tersedia logistik, baik OAT maupun non-OAT, sesuai 1. SOP perhitungan kebutuhan logistik OAT dan Bukti perhitungan kebutuhan OAT dan non Pengamatan surveior terhadap Pj UKP, Koordinator dan/ atau
dengan kebutuhan program serta dikelola sesuai Non OAT OAT sesuai dengan SOP yang ditetapkan ketersediaan dan pengelolaan OAT pelaksana TB
dengan prosedur (R, D, O, W). 2. SOP pengelolaan OAT dan non OAT dan non OAT
Penggalian
informasi terkait ketersediaan dan
pengelolaan OAT dan non OAT
10
EP e Dilakukan tata laksana kasus tuberkulosis mulai dari SOP tata laksana kasus tuberkulosis Telaah rekam medis pasien TB Pengamatan surveior terhadap tata PJ UKP, DPJP
diagnosis, pengobatan, pemantauan, evaluasi, dan laksana pasien TB
tindak lanjut sesuai dengan kebijakan, Penggalian informasi terkait tata
pedoman/panduan, dan prosedur yang telah laksana pasien TB di Puskesmas
ditetapkan ( R, D, O, W).
10
EP f Dikoordinasikan dan dilaksanakan program 1. SK tentang media komunikasi dan koordinasi 1. Bukti koordinasi kegiatan peningkatan Kepala Puskesmas, Pj UKM,
penanggulangan tuberkulosis sesuai dengan rencana di Puskesmas (lihat bab I) program penanggulangan tuberkulosis Koordinator P2P & Pelaksana
yang disusun bersama secara lintas program dan lintas 2. SOP komunikasi dan koordinasi di Puskesmas 2. Bukti hasil pelaksanaan kegiatan sesuai Tuberkulosis, lintas program dan lintas
sektor (R, D, W). (lihat bab II) dengan RPK dan sektor:
RPKB, serta mengacu pada SK, SOP dan KAK
yang ditetapkan. (Lihat dokumen regulasi Penggalian informasi terkait koordinasi
pada EP b) dan pelaksanaan kegiatan
penanggulangan tuberkulosis
10
EP g Dilakukan pemantauan dan evaluasi serta tindak 1. Jadwal pemantauan dan evaluasi Kepala Puskesmas, Pj UKM,
lanjut upaya perbaikan program penanggulangan 2. Hasil pemantauan dan evaluasi sesuai Koordinator P2P & Pelaksana
tuberculosis (D, W). dengan jadwal Tuberkulosis:
3. Bukti hasil tindaklanjut dari pelaksanaan
pemantauan dan evaluasi Penggalian informasi terkait kegiatan
pemantauan dan evaluasi beserta
tindaklanjutnya
10
EP h Dilaksanakan pencatatan dan dilakukan pelaporan 1. SK tentang Pencatatan dan Pelaporan 1. Bukti pencatatan kasus TB di Pukesmas Kepala Puskesmas, Pj UKM,
kepada kepala puskesmas, dinas kesehatan daerah 2. SOP pencatatan dan pelaporan 2. Bukti pelaporan kasus TB kepada Kepala Koordinator P2P & Pelaksana
kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang telah Puskesmas sesuai mekanisme yang telah Tuberkulosis:
ditetapkan (R, D,W) Catatan: ditetapkan.
SK dan SOP pencatatan dan pelaporan lihat di 3. Bukti pelaporan kasus TB Puskesmas Penggalian informasi terkait dengan
bab I kepada Dinas Kesehatan pencatatan dan pelaporan kepada
sesuai dengan regulasi yang ditetapkan. Dinas Kesehatan Daerah Kab/Kota
Catatan:
Pencatatan pelaporan mengikuti regulasi saat
ini, jika ada sistem pelaporan elektonik yang
ditetapkan oleh Kemenkes maka pastikan
Puskesmas sudah melaksanakan.
Untuk pencatatan pelaporan kasus TB melalui
aplikasi SITB.
Jenis pelaporan elektronik mengikuti
pemberlakukan saat dilaksanakan survei
10
Jumlah 0 80
KRITERIA 4.5.1
SKOR
SKOR Maksimal
EP a. Ditetapkan indikator kinerja pengendalian penyakit SK indikator dan target kinerja PTM yang Bukti pencapaian indikator kinerja PTM yang Kepala Puskesmas, Pj UKM,
tidak menular yang disertai capaian dan analisisnya (R, merupakan bagian dari indikator & target kinerja disertai dengan analisisnya Koordinator P2P dan pelaksanan PTM:
D, W). pelayanan UKM di bab II
Penggalian informasi terkait proses
penetapan indikator, pencapaian dan
analisanya
10
EP b Ditetapkan program pengendalian Penyakit Tidak 1. RUK dan RPK terkait dengan kegiatan program Kepala Puskesmas, Pj UKM,
Menular termasuk rencana peningkatan kapasitas pengendalian Penyakit Tidak Menular yang Koordinator P2P dan pelaksanan PTM:
tenaga terkait P2PTM (R, W) terintegrasi dengan RUK dan RPK pelayanan P2
2. RPK Bulanan program pengendalian Penyakit Penggalian informasi terkait proses
Tidak Menular penetapan program PTM
3. KAK terkait program pengendalian Penyakit
Tidak Menular.
10
EP c Kegiatan pengendalian penyakit tidak menular 1. SK tentang media komunikasi dan koordinasi 1. Bukti koordinasi kegiatan peningkatan Kepala Puskesmas, Pj UKM,
dikoordinasikan dan dilaksanakan sesuai dengan di Puskesmas (lihat bab I) program pengendalian Penyakit Tidak Koordinator P2P & Pelaksana PTM
rencana yang telah disusun bersama Lintas program 2. SOP komunikasi dan koordinasi di Puskesmas Menular kader dan sasaran PTM:
dan Lintas Sektor sesuai dengan kebijakan, (lihat bab II) 2. Bukti hasil pelaksanaan kegiatan sesuai
pedoman/panduan, prosedur dan kerangka acuan dengan RPK dan RPKB, serta mengacu pada Penggalian informasi terkait koordinasi
yang telah ditetapkan (R, D, W). SK, SOP dan KAK yang ditetapkan. (Lihat dan pelaksanaan kegiatan
dokumen regulasi pada EP b) penanggulangan PTM
10
EP d Diselenggarakan tahapan kegiatan dan pemeriksaan 1. SK tentang pemeriksaan PTM di Posbindu Bukti pelaksanaan PTM di Posbindu Pengamatan surveior terhadap Kepala Puskesmas, Pj UKM,
PTM di Posbindu sesuai dengan ketentuan yang 2. SOP terkait kegiatan PTM di Posbindu pelaksanaan pelayanan Posbindu Koordinator P2P & Pelaksana PTM dan
berlaku (R, D, O, W). kader:
10
e5 Dilakukan tata laksana Penyakit Tidak Menular secara Telaah rekam medis pasien terkait tata Pengamatan surveior terhadap tata PJ UKP, DPJP
terpadu mulai dari diagnosis, pengobatan, laksana PTM secara terpadu terhadap pasien laksana PTM secara terpadu
pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut sesuai Penggalian informasi terkait tata
dengan panduan praktik klinis dan algoritma laksana PTM secara terpadu
pelayanan PTM oleh tenaga kesehatan yang
berkompeten ( D, O, W).
10
EP f Dilakukan pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut 1. Jadwal pemantauan dan evaluasi Kepala Puskesmas, Pj UKM,
terhadap pelaksanaan program pengendalian 2. Hasil pemantauan dan evaluasi sesuai Koordinator P2P & Pelaksana PTM:
penyakit tidak menular (D, W) dengan jadwal
3. Bukti hasil tindaklanjut dari pelaksanaan Penggalian informasi terkait kegiatan
pemantauan dan evaluasi pemantauan dan evaluasi
penanggulangan PTM
10
EP g Dilaksanakan pencatatan, dan dilakukan pelaporan 1. SK tentang Pencatatan dan Pelaporan 1. Bukti pencatatan kasus PTM di Pukesmas Kepala Puskesmas, Pj UKM,
kepada kepala puskesmas dan dinas kesehatan daerah 2. SOP pencatatan dan pelaporan 2. Bukti pelaporan kasus PTM kepada Kepala Koordinator P2P & Pelaksana PTM:
kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang telah Puskesmas sesuai mekanisme yang telah
ditetapkan (R, D, W). Catatan: ditetapkan. Penggalian informasi terkait dengan
SK dan SOP pencatatan dan pelaporan lihat di 3. Bukti pelaporan kasus PTM Puskesmas pencatatan dan pelaporan kepada
bab I kepada Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kab/Kota
sesuai dengan regulasi yang ditetapkan.
Catatan:
Pencatatan pelaporan mengikuti regulasi saat
ini, jika ada sistem pelaporan elektonik yang
ditetapkan oleh Kemenkes maka pastikan
Puskesmas sudah melaksanakan.
Pencatatan pelaporan kasus PTM
menggunakan aplikasi ASIK.
Jenis pelaporan elektronik mengikuti
pemberlakukan saat dilaksanakan survei
10
Jumlah 0 70
Puskesmas :
Kab./Kota : KabupatenSikka
Tanggal :
TPCB :
5.1 Peningkatan Mutu dilaksanakan 5.1.1 Kepala Puskesmas menetapkan penanggungjawab mutu, KRITERIA 5.1.1. REGULASI DOKUMEN OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
secara berkesinambungan tim mutu dan program peningkatan mutu Puskesmas. SKOR
Peningkatan mutu dilakukan melalui SKOR Maksim
upaya berkesinambungan terdiri atas POKOK PIKIRAN: al
upaya peningkatan mutu, upaya a) Penyelenggaraan pelayanan, baik pelayanan manajemen,
keselamatan pasien, upaya manajemen pelayanan upaya kesehatan masyarakat, maupun upaya EP a. Kepala Puskesmas membentuk tim mutu 1. Program peningkatan mutu yang Kepala Puskesmas dan PJ
risiko dan upaya pencegahan dan kesehatan perseorangan, harus dapat menjamin mutu dan sesuai dengan persyaratan dilengkapi dengan terintegrasi dalam RUK Puskesmas mutu
pengendalian infeksi untuk keselamatan pasien, keluarga, masyarakat, dan lingkungan. uraian tugas, dan menetapkan program 2.Kerangka acuan kegiatan
meningkatkan mutu pelayanan dan peningkatan mutu (R, W) 3. SK Tim peningkatan mutu dilengkapi Penggalian informasi terkait
meminimalkan risiko bagi pasien, b) Agar upaya peningkatan mutu di Puskesmas dapat dikelola
keluarga, masyarakat, dan lingkungan. dengan baik dan konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata uraian tugas yang terintegrasi dengan penyusunan program mutu di
nilai, ditetapkan Penanggung Jawab Mutu, yang dalam 10 SK penanggung jawab Puskesmas Puskesmas
pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Tim Mutu Puskesmas,
terdiri atas para koordinator, seperti koordinator keselamatan
pasien (KP), Pengendalian Penyakit Infeksi (PPI), Manajemen
Risiko (MR), Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), dan
seterusnya, sesuai dengan yang diuraikan di dalam buku
Pedoman TKM di Puskesmas.
EP b Puskesmas bersama tim mutu 1. Bukti pelaksanaan program PJ Mutu dan Tim mutu
c) Penunjukan dan persyaratan kompetensi Penanggungjawab mengimplementasikan dan mengevaluasi peningkatan mutu
Mutu ditentukan oleh Kepala Puskesmas. Persyaratan program peningkatan mutu (D, W) menyesuaikan dengan jenis Penggalian informasi terkait
kompetensi tersebut antara lain, adalah (a) berpendidikan kegiatan yang dilakukan proses pelaksanaan dan
minimal D-3 Kesehatan, (b) memiliki komitmen terhadap 2. Bukti evaluasi pelaksanaan evaluasi program peningkatan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien, manajemen risiko, program peningkatan mutu mutu
dan PPI, (c) mempunyai pengalaman kerja di Puskesmas 10
minimal 2 tahun, (d) dan pernah mengikuti lokakarya
(workshop) tentang Tata Kelola Mutu, Keselamatan pasien, dan
PPI.
f) Program peningkatan mutu yang dibuat harus mencakup EP d Program peningkatan mutu dikomunikasikan Bukti pelaksanaan komunikasi PJ mutu, tim mutu
minimal tujuan, target, pembagian tanggung jawab yang jelas kepada lintas program dan lintas sektor, serta program peningkatan mutu Puskesmas, LP, LS
serta kegiatan yang akan dilakukan. Program peningkatan mutu dilaporkan secara berkala kepada kepala sesuai media komunikasi
perlu diperbaharui secara berkala, dan dikomunikasikan kepada Puskesmas dan dinas kesehatan daerah kepada LP dan LS yang Penggalian informasi terkait
lintas program dan lintas sektor terkait. kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh Puskesmas pelaksanaan komunikasi
telah ditetapkan (D, W) program peningkatan mutu
g) Kepala Puskesmas perlu memfasilitasi, mengalokasikan, dan 10
menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk program kepada LP dan LS
peningkatan mutu sesuai dengan kebutuhan dan sumber daya
yang ada di Puskesmas.
5.1.2 Kepala Puskesmas dan tim atau petugas yang diberi KRITERIA 5.1.2. SKOR
tanggung jawab untuk peningkatan mutu dan keselamatan SKOR Maksim
pasien berkomitmen untuk membudayakan peningkatan al
mutu secara berkesinambungan melalui pengelolaan
mutu secara berkesinambungan melalui pengelolaan
indikator mutu. EP a. Terdapat kebijakan tentang indikator mutu 1. SK tentang indikator mutu di
Puskesmas yang dilengkapi dengan profil Puskesmas yang terintegrasi
POKOK PIKIRAN: indikator (R) dengan indikator kinerja Puskesmas,
a) Kepala Puskesmas bertanggung jawab untuk
menetapkan prioritas program yang perlu diperbaiki, 2. Profil indikator mutu Puskesmas"
dengan mempertimbangkan proses yang berimplikasi
risiko tinggi (high risk), melibatkan populasi dalam volume
besar (high volume), membutuhkan biaya besar bila tidak 10
dikelola dengan baik (high cost), capaian kinerja rendah
(bad performance), atau cenderung menimbulkan masalah
(problem prone).
c) Puskesmas melakukan pengukuran indikator mutu yang EP b Dilakukan pengukuran indikator mutu sesuai Bukti pengukurab indikator PJ indikator, PJ mutu dan tim
terdiri atas: profil indikator (D, W). mutu sesuai profil indikator mutu: Penggalian informasi
(1) Indikator Nasional Mutu (INM) mutu dan periode pelaporan terkait pengukuran indikator
Indikator ini merupakan indikator yang wajib diukur mutu
dan dilaporkan oleh seluruh Puskesmas.
(2) Indikator Mutu Prioritas Puskesmas (IMPP)
Indikator ini dirumuskan berdasarkan prioritas 10
masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas yang upaya
perbaikannya harus didukung oleh KMP, UKM serta UKP,
laboratorium, dan kefarmasian.
Contoh:
Masalah tingkat Puskesmas yang ditetapkan sesuai
dengan permasalahan kesehatan di wilayah kerja adalah
tingginya prevalensi tuberkulosis maka dilakukan upaya
perbaikan pada kegiatan UKP yang terkait dengan EP c Dilakukan evaluasi terhadap upaya Bukti evaluasi peningkatan Kepala Puskesmas, PJ mutu
penyediaan pelayanan klinis untuk mengatasi masalah peningkatan mutu Puskesmas berdasarkan mutu sesuai dengan hasil dan tim mutu
tuberkulosis, dilakukan upaya perbaikan kinerja pelayanan tindak lanjut dari rencana perbaikkan (D, W) pelaksanaan tindak lanjut Penggalian informasi terkait
UKM untuk menurunkan prevalensi tuberkulosis, dan proses evaluasi pengukuran
diperlukan dukungan manajemen untuk mengatasi mutu
masalah tuberkulosis.
(3) Indikator Mutu Prioritas Pelayanan (IMPEL)
Indikator ini dirumuskan berdasarkan prioritas 10
masalah kesehatan di unit masing-masing pelayanan.
f) Program peningkatan mutu Puskesmas dilaporkan EP d Dilakukan pelaporan program peningkatan Bukti pelaporan program PJ mutu dan tim mutu Dilakukan pelaporan program
kepada dinas kesehatan daerah kabupaten/kota minimal mutu kepada Dinas Kesehatan daerah peningkatan mutu ke Dinkes peningkatan mutu kepada dinas
setahun sekali kabupaten/kota minimal setahun sekali . (D, Kab/ kota yang terintegrasi Penggalian informasi terkait kesehatan daerah kabupaten/kota
W) 10 dalam laporan kinerja laporan hasil program minimal setahun sekali (D, W)
Puskesmas peningkatan mutu ke Dinkes
termasuk pelaporan INM
Jumlah 0 40 ###
5.2 Program manajemen risiko 5.2.1 Risiko dalam penyelenggaraan berbagai upaya KRITERIA 5.2.1 SKOR
Program manajemen risiko Puskesmas terhadap pengguna layanan, keluarga, SKOR Maksim
digunakan untuk melakukan masyarakat, petugas, dan lingkungan diidentifikasi, dan EP a. al
identifikasi, analisis, evaluasi, dianalisis. Disusun program manajemen risiko untuk Ditetapkan SK tentang pelaksanaan Penggalian informasi kepada
penatalaksanaan risiko dan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas (R, W). manajemen resiko dan SOP nya PJ Manajemen resiko tentang
monitoring dan reviu POKOK PIKIRAN: pelaksanaan manajemen
untuk mengurangi kerugian dan a) Pelaksanaan setiap kegiatan Puskesmas dapat resikom di Puskesmas
cedera terhadap pasien, staf, menimbulkan risiko terhadap pengguna layanan, keluarga,
pengunjung, serta institusi masyarakat, petugas, dan lingkungan. Risiko tersebut perlu
puskesmas dan sasaran pelayanan dikelola oleh penanggung jawab dan pelaksana untuk 10
UKM serta masyarakat. mengupayakan langkah pencegahan dan/atau
Upaya manajemen risiko meminimalisasi risiko sehingga tidak menimbulkan akibat
dilaksanakan dengan menyusun negatif atau kerugian.
program manajemen risiko setiap
tahun yang mancakup proses b) Program manajemen Manajemen risiko merupakan
manajemen risiko yaitu komunikasi pendekatan proaktif yang komponen pentingnya meliputi:
dan konsultasi, menetapkan (1) proses identifikasi risiko; EP b Tim Mutu Puskesmas memandu Bukti pelaksanaan manajemen Penggalian informasi, tentang
konteks, identifikasi, analisis, (2) integrasi risiko meliputi risiko klinis yang penatalaksanaan risiko (D, W) resiko, yang meliputi poin b). progress pelaksanaan
evaluasi, penatalaksanaan risiko, berhubungan dengan keselaman pasien dan risiko non (1) sd b). (4) manajemen resiko di
dan pemantauan dan review yang klinis meliputi risiko terkait manajemen fasilitas Puskesmas
dilakukan serta pelaporan keselamatan (MFK), risiko PPI yang tidak berdampak pada
manajemen resiko. pasien, risiko keuangan, risiko kepatuhan, strategis; risiko
reputasional dan risiko 10
(3) pelaporan proses manajemen risiko setiap enam
bulan; dan
(4) pengelolaan terkait terkait tuntutan (klaim).
Jumlah 0 40 ###
Jumlah 0 40 ###
5.3 Sasaran Keselamatan Pasien 5.3.1 Proses Identifikasi pasien dilakukan dengan benar. KRITERIA 5.3.1 SKOR
Sasaran Keselamatan pasien SKOR Maksim
diterapkan dalam upaya POKOK PIKIRAN: al
keselamatan pasien. a) Salah identifikasi pasien dapat terjadi di Puskesmas
EP a. Dilakukan identifikasi pasien sebelum 1. SK tentang pelaksanaan SKP Bukti observasi kepatuhan Pengamatan surveior SOP pelaksanaan identifikasi
Puskesmas mengembangkan dan pada saat pelayanan sebagai akibat dari kelalaian petugas, dilakukan prosedur diagnostik, tindakan, 2. SOP pelaksanaan identifikasi pasien identifikasi pasien terhadap pelaksanaan pasien dengan kondisi khusus
menerapkan sasaran keselamatan kondisi kesadaran pasien, perpindahan tempat tidur, atau pemberian obat, pemberian imunisasi, dan identifikasi pasien oleh
pasien sebagai suatu upaya untuk kondisi lain yang menyebabkan terjadinya salah identitas. pemberian diit, sesuai dengan kebijakan dan petugas Puskesmas
prosedur yang ditetapkan. (R, D,O,W) 10
meningkatkan mutu pelayanan.
b) Kebijakan dan prosedur identifikasi pasien perlu
disusun, termasuk identifikasi pasien pada kondisi khusus,
misalnya pasien tidak dapat menyebutkan identitas,
penurunan kesadaran, koma, gangguan jiwa, datang tanpa EP b Dilakukan prosedur tepat identifikasi apabila SOP pelaksanaan identifikasi pasien Bukti identifikasi pasien Pengamatan surveior Penggalian informasi kepada
identitas yang jelas, dan ada dua atau lebih pasien dijumpai pasien dengan kondisi khusus seperti dengan kondisi khusus dengan kondisi khusus yang terhadap proses petugas Puskesmas, terkait
mempunyai nama yang sama atau mirip. yang disebutkan pada pokok pikiran sesuai tercantum dalam rekam medis identifikasi pasien dengan tata cara indentifikasi pasien
dengan kebijakan dan prosedur yang kondisi khusus apabila ditemukan pasien
c) Identifikasi harus dilakukan minimal dengan dua cara ditetapkan (R, D, O, W). dengan kondisi khusus
identifikasi yang relatif tidak berubah, yaitu nama lengkap,
tanggal lahir, nomor rekam medis, atau nomor induk 10
kependudukan.
Jumlah 0 20 ###
d) Kebijakan dan prosedur tentang pengelolaan obat yang EP 2 Dilakukan pengawasan dan pengendalian 1. Daftar obat Pengamatan surveior Penggalian informasi tentang
perlu diwaspadai ditetapkan dan dilaksanakan yang penggunaan obat-obatan psikotropika/ psikotropika/narko tika dan terhadap pelaksanaan proses penyimpanan,
meliputi penyimpanan, penataan, peresepan, pelabelan, narkotika dan obat-obatan lain yang perlu obatobatan lain yang perlu penyimpanan, pengawasan dan
penyiapan, penggunaan, dan evaluasi penggunaan obat diwaspadai (high alert). (D, O. W) diwaspadai (high alert) pengawasan dan pengendalian penggunaan
yang perlu diwaspadai, termasuk obat psikotropika, pengendalian obatobatan
narkotika, dan obat dengan nama atau rupa minip. 10 2. Bukti monitoring penggunaan obatobatan psikotropika/narkotika dan
penggunaan obat-obatan psikotropika/narkotika obatobatan lain yang perlu
psikotropika/ narkotika dan dan obatobatan lain yang diwaspadai (high alert).
obat-obatan lain yang perlu perlu diwaspadai (high
diwaspadai (high alert) alert)
Jumlah 0 20 ###
5.3.4 Proses untuk memastikan tepat pasien, tepat KRITERIA 5.3.4 SKOR
prosedur, tepat sisi pada pasien yang menjalani operasi/ SKOR Maksim
tindakan medis ditetapkan dan dilaksanakan. al
POKOK PIKIRAN: EP a. Dilakukan penandaan sisi operasi/ tindakan SOP penandaan sisi operasi/tindakan Pengamatan surveior Penggalian informasi tentang Petugas Puskesmas diminta
a) Terjadinya cedera dan kejadian tidak diharapkan dapat medis secara konsisten oleh pemberi medis terhadap pelaksanaan proses penandaan sisi mensimulasikan proses
diakibatkan oleh salah orang, salah prosedur, salah sisi pelayanan yang akan melakukan tindakan penandaan sisi operasi/tindakan penandaan sisi operasi/tindakan
pada pemberian tindakan invasif atau tindakan pada sesuai kebijakan dan prosedur yang operasi/tindakan medis. medis yang dilakukan di medis
pasien. ditetapkan. (R,O,W,S) Puskesmas
Catatan:
b) Puskesmas harus menetapkan tindakan operatif, Observasi dilakukan
tindakan invasif, dan prosedurnya yang meliputi semua apabila ada kasus yang
tindakan yang meliputi sayatan/insisi atau tusukan, memerlukan
pengambilan jaringan, pencabutan gigi, pemasangan 10 operasi/tindakan medis
implan, dan tindakan atau prosedur invasif yang lain yang
menjadi kewenangan Puskesmas sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama.
b) Prosedur kebersihan tangan perlu disusun dan EP 2 Dilakukan kebersihan tangan sesuai dengan Bukti observasi kepatuhan Pengamatan surveior Penggalian informasi kepada
disosialisasikan. Informasi mengenai prosedur tersebut regulasi yang ditetapkan (D, O, W). kebersihan tangan terhadap budaya petugas Puskesmas untuk
ditempel di tempat yang mudah dibaca. Tenaga medis, kebersihan tangan di mengetahui tingkat
tenaga kesehatan, dan karyawan Puskesmas perlu Puskesmas pemahaman petugas
diedukasi tentang kebersihan tangan. Sosialisasi Puskesmas terkait :
kebersihan tangan perlu juga dilakukan kepada pasien dan 10 1. Langkah kebersihan tangan
keluarga pasien. 2. Indikasi kebersihan tangan
3. Peluang kebersihan tangan
c) Kebersihan pencegahan tangan dan merupakan
pengendalian kunci infeksi efektif sehingga Puskesmas
harus menetapkan kebijakan dan prosedur mengenai
kebersihan tangan.
Jumlah 0 20 ###
5.3.6 Proses untuk mengurangi risiko pasien jatuh disusun KRITERIA 5.3.6 SKOR
dan dilaksanakan SKOR Maksim
al
POKOK PIKIRAN:
a) Cedera pada pasien dapat terjadi karena jatuh di
fasilitas kesehatan. Risiko jatuh dapat terjadi pada pasien
dengan riwayat jatuh, penggunaan obat, minum minuman
beralkohol, gangguan keseimbangan, gangguan visus,
gangguan mental, dan sebab yang lain.
POKOK PIKIRAN:
EP a. Dilakukan penapisan pasien dengan risiko 1. SOP penapisan pasien dengan risiko Pengamatan surveior Penggalian informasi kepada Petugas Puskesmas diminta
a) Cedera pada pasien dapat terjadi karena jatuh di jatuh jatuh di rawat jalan dan pengkajian risiko jatuh di rawat jalan terhadap pelaksanaan Puskesmas untuk mengetahui mensimulasikan tata cara
fasilitas kesehatan. Risiko jatuh dapat terjadi pada pasien jatuh di IGD dan rawat inap sesuai dengan 2. SOP pengkajian risiko jatuh di IGD penapisan pasien dengan tingkat pemahaman tentang penapisan pasien dengan risiko
dengan riwayat jatuh, penggunaan obat, minum minuman kebijakan dan prosedur serta dilakukan upaya 3. SOP pengkajian risiko jatuh di rawat risiko jatuh tata cara pelaksanaan jatuh sesuai dengan tempatnya
beralkohol, gangguan keseimbangan, gangguan visus, untuk mengurangi risiko tersebut (R, O, W, S). inap penapisan pasien dengan (rawat jalan/rawat inap/IGD)
gangguan mental, dan sebab yang lain. risiko jatuh sesuai dengan
tempatnya (rawat jalan/rawat
b) Penapisan dilakukan sesuai dengan kebijakan dan inap/IGD)
prosedur yang disusun untuk meminimalkan terjadinya 10
risiko jatuh pada pasien rawat jalan dan pengkajian pasien
risiko jatuh pada pasien IGD dan rawat inap di Puskesmas.
5.4.2 Tenaga kesehatan pemberi asuhan berperan penting KRITERIA 5.4.2 SKOR
dalam memperbaiki perilaku dalam pemberian pelayanan SKOR Maksim
yang mencerminkan budaya mutu dan budaya al
keselamatan.
EP a. Dilakukan pengukuran budaya keselamatan Bukti observasi kepatuhan Penggalian informasi terkait
POKOK PIKIRAN: pasien dengan menlakukan survei budaya terhadap kode etik dan latar belakang penyusunan
a) Upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien yang menjadi acuan peraturan internal Puskesmas, komponen dalam kode etik
keselamatan pasien menjadi tanggung jawab seluruh. dalam program budaya keselamatan (D,W). yang terdiri dari unsur untuk dan peraturan internal yang
tenaga kesehatan yang memberikan asuhan pasien. meningkatkan mutu dan disusun untuk meningkatkan
Puskesmas melakukan pengukuran budaya keselamatan keselamatan pasien mutu dan keselamatan pasien
pasien dengan melakukan survei budaya keselamatan
pasien setiap tahun. Budaya keselamatan pasien juga
dikenal sebagai budaya yang aman, yakni sebuah budaya 10
organisasi yang mendorong setiap individu anggota staf
(klinis atau administratif) melaporkan hal-hal yang
menghawatirkan tentang keselamatan atau mutu
pelayanan tanpa imbal jasa dari Puskesmas.
5.5 Program pencegahan dan 5.5.1 Regulasi dan program pencegahan dan pengendalian KRITERIA 5.5.1. SKOR
pengendalian infeksi. infeksi dilaksanakan oleh seluruh karyawan Puskesmas SKOR Maksim
Program pencegahan dan secara komprehensif untuk mencegah dan meminimalkan EP a. al
pengendalian infeksi dilaksanakan risiko terjadinya infeksi yang terkait dengan pelayanan a) Puskesmas menyusun rencana dan Ditetapkan SK Pelaksanaan PPI 1. Bukti Dokumen
untuk mencegah dan meminimalkan kesehatan. melaksanakan Terdapat : Perencanaan PPI yang
terjadinya infeksi terkait dengan program PPI yang terdiri atas (R, D): 1. SOP Perencanaan PPI terdapat dalam RUK dan RPK
pelayanan kesehatan POKOK PIKIRAN: (1) implementasi kewaspadaan isolasi yang 2. SOP Pelaksanaan PPI Puskesmas
Pencegahan dan pengendalian a) Pencegahan dan pengendalian infeksi yang selanjutnya terdiri atas kewaspadaan standar dan 2. Bukti Pelaksanaan PPI di
infeksi yang selanjutnya disingkat disingkat PPI adalah upaya untuk mencegah dan kewaspadaan berdasar transmisi, Puskesmas
PPI adalah upaya untuk mencegah meminimalkan terjadinya infeksi pada pasien, petugas, (2) pendidikan dan pelatihan PPI (dapat
dan meminimalkan terjadinya pengunjung. dan masyarakat sekitar fasilitas kesehatan. berupa pelatihan atau lokakarya) baik bagi
infeksi pada pasien, petugas, petugas maupun pasien dan keluarga, serta
pengunjung, dan masyarakat sekitar b) Tujuan PPI adalah meningkatkan kualitas pelayanan di masyarakat,
fasilitas kesehatan. fasilitas pelayanan kesehatan sehingga melindungi sumber (3) penyusunan dan penerapan bundel
daya manusia kesehatan, pasien, dan masyarakat dari infeksi terkait pelayanan kesehatan,
penyakit infeksi yang terkait pelayanan kesehatan. (4) pemantauan (monitoring) pelaksanaan
kewaspadaan isolasi,
(5) surveilans penyakit infeksi terkait 10
c) Risiko infeksi yang didapat dan/atau ditularkan di antara
pasien, staf, mahasiswa, dan pengunjung diidentifikasi dan pelayanan kesehatan dan,
dicegah atau diminimalkan melalui kegiatan PPI. (6) penggunaan anti mikroba secara bijak dan
komprehensif dalam penyelenggaraan
d) Puskesmas perlu menyusun program PPI yang meliputi pelayanan di Puskesmas
(a) implementasi kewaspadaan isolasi yang terdiri atas
kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasar
transmisi, (b) pendidikan dan pelatihan PPI (dapat berupa
pelatihan atau lokakarya) baik bagi petugas maupun
pasien dan keluarga, serta masyarakat, (c) penyusunan
dan penerapan bundel infeksi terkait pelayanan
kesehatan, (d) pemantauan (monitoring) pelaksanaan
kewaspadaan isolasi, (e) surveilans penyakit infeksi terkait
pelayanan kesehatan, serta (f) penggunaan anti mikroba
secara bijak dan dilakukan pelaporan sesuai dengan EP b Dilakukan pemantauan, evaluasi, tindak lanjut, 1. Bukti pelaksanaan Penggalian Informasi terkait
peraturan perundang- undangan dan pelaporan terhadap pelaksanaan program monitoring dan evaluasi pemantauan, evaluasi, tindak
PPI dengan menggunakan indikator yang pelaksanaan program PPI lanjut, dan pelaporan
e) Kegiatan yang tercantum dalam program PPI ditetapkan (D, W) dengan indikator yang telah terhadap pelaksanaan
bergantung pada kompleksitas kegiatan klinis dan ditetapkan. program PPI
pelayanan Puskesmas, besar kecilnya area Puskesmas, 2. Bukti penilaian kinerja PPI
tingkat risiko dan cakupan populasi yang dilayani, 3. Bukti rekomendasi
geografis, jumlah pasien, serta jumlah pegawai dan perbaikan dan tindaklanjutnya
merupakan bagian yang terintegrasi dengan Program 10 dari hasil monev program PPI
Peningkatan Mutu.
5.5.2 Dilakukan identifikasi berbagai risiko infeksi dalam KRITERIA 5.5.2 SKOR
penyelenggaraan pelayanan sebagai dasar untuk SKOR Maksim
menyusun dan menerapkan strategi untuk mengurangi al
risiko-risiko tersebut.
EP a. Dilakukan identifikasi dan kajian risiko infeksi 1. Data supervisi/hasil audit Penggalian Informasi terkait
Pokok Pikiran: terkait dengan penyelenggaraan pelayanan di Program PPI pelaksanaan audit program
a) Puskesmas melakukan identifikasi dan kajian risiko Puskesmas. (O,W) 2. Jika ada renovasi dilakukan dan penyusunan ICRA
infeksi, baik dalam penyelenggaraan pelayanan upaya ICRA konstruksi konstruksi jika ada renovasi
kesehatan perseorangan maupun upaya kesehatan
masyarakat, yang mungkin atau pernah terjadi terhadap
pasien, pengunjung, petugas, keluarga, dan masyarakat
Pelaksanaan identifikasi dan kajian pemberian asuhan 10
harus sesuai dengan prinsip PPI.
5.5.3 Puskesmas yang mengurangi risiko infeksi terkait KRITERIA 5.5.3 SKOR
dengan pelayanan kesehatan perlu melaksanakan dan SKOR Maksim
mengimplementasikan program PPI, untuk mengurangi al
risiko infeksi baik bagi pasien, petugas, keluarga pasien,
masyarakat, dan lingkungan. EP a. Terdapat bukti penerapan dan pemantauan SOP penerapan kewaspadaan standar Dokumen Bukti penerapan Pengamatan surveior Pemantauan prinsip Penggalian informasi terkait
prinsip kewaspadaan standar sesuai dengan seperti Penggunaan APD, pengelolaan kewaspadaan standar terhadap pelaksanakan kewaspadaan standar proses penerapan kewaspadaan
POKOK PIKIRAN: Pokok Pikiran pada angka (1) sampai dengan Linen, penempatan pasien, berdasarkan regulasi penerapan kewaspadaan standar
a) Program pencegahan dan pengendalian infeksi di angka (9) sesuai dengan prosedur yang pengelolahan limbah, Dekontaminasi yang telah ditetapkan di standar sesuai regulasi
Puskesmas adalah program yang dilakukan untuk ditetapkan (R, D, O, W). peralatan perawatan pasien dengan Puskesmas yang ditetapkan
mengidentifikasi dan mengurangi risiko tertular dan benar dll
menularkan infeksi di antara pasien, petugas, keluarga,
masyarakat, dan lingkungan melalui penerapan
kewaspadaan isolasi yang terdiri atas kewaspadaan
standar dan kewaspadaan berdasar transmisi, penggunaan
antimikroba secara bijak, dan bundel untuk inteksi terkait
pelayanan kesehatan.
Jumlah 0 30 ###
5.5.6 Ditetapkan dan dilakukan proses untuk menangani KRITERIA 5.5.6 SKOR
outbreak infeksi baik di Puskesmas atau di wilayah kerja SKOR Maksim
Puskesmas al
POKOK PIKIRAN: EP a. Dilakukan identifikasi mengenai kemungkinan Dokumen data kasus outbreak Petugas : outbreak infeksi
a) Puskesmas menetapkan kebijakan tentang outbreak terjadinya outbreak infeksi, baik yang terjadi yang terjadi di Puskesmas dan baik yang terjadi di
penanggulangan sesuai dengan wewenangnya untuk di Puskesmas maupun di wilayah kerja wilayah kerja Puskesma puskesmas atau di wilayah
menjamin pelindungan kepada petugas, pengunjung. dan Puskesmas (D, W) kerja puskesmas
lingkungan pasien. 10
NB : Halaman ini tidak perlu diisi / diketik. Skor dan Nilai akan muncul otomatis.
SKOR
NO BAB TOTAL SKOR MAKSIMUM
E.P
ncul otomatis.
CAPAIAN
0.98%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.30%