Anda di halaman 1dari 129

Perpustakaan Nasional : Katalog dalam Terbitan (KDT)

Tim Penyusun Panduan Implementasi Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MB-KM),


Pusat Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional (P3AI) Universitas
Pasundan
Bandung 2021.

ISBN :
Penulis : Tim
Desain Sampul : Tim
Tata letak : TIm

Edisi I : Maret 2021

UNDANG-UNDANG REPUBLIKI INDONESIA


NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA

Pasal 117
(1) Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan pelanggaran hak
ekonomi sebagaimana dimaksud dalam pasal 24 ayat (2) huruf c untuk penggunaan
secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak ekonomi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 24 ayat (2) huruf a, huruf b, dan/atau huruf d untuk penggunaan secara
komersial, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(3) Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang
dilakukan dalam bentuk pembajakan dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan/atau pidana denda.

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas i


BUKU PANDUAN
IMPLEMENTASI MERDEKA BELAJAR -
KAMPUS MERDEKA (MB-KM)
UNIVERSITAS PASUNDAN

TIM PENYUSUN

Penanggung Jawab : Prof. Dr. Ir. Eddy Jusuf Sp., M.Si., M.Kom., IPU.
Ketua Pengarah : Prof. Dr. H. Jaja Suteja, S.E., M.Si., D.B.A.
Anggota : 1. Dr. Ir. Yudi Garnida, M.P.
2. Dr. H. Deden Ramdhan, M.Si.

Ketua Tim : Dr. Cartono, S.Pd., M.Pd., M.T.


Sekretaris : Mimi Halimah, S.Pd., M.Si.
Anggota : 1. Dr. drh. Nia Nurdiani, M.Si.
2. Dr. Ine Mariane, M.Si.
3. Dr. Ririn Dwi Agustin., ST, M.T.
4. Dr. Ir. Yusep Ikrawan, M.Sc.
5. Maman Budiman, S.H., M.H.
6. Sandra Islama P., S.T., M.Kom.
7. Primayanti Nurul Ilmi, B.Sc.Pharm., M.Sc.
Kesekretariatan
Koordinator : Dra. Heni Cahyani, M.Si.
Anggota : 1. Fahmi Aldi Choirunsyah, S.T, M.Kom
2. Siti Aoliah, S.Pd.
3. Luky Oktaviana

ii
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas | i
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas
UNIVERSITAS PASUNDAN
Jl. Dr. Setiabudhi No. 193 Bandung, 40145
Telp. (022) 2021440, 2019433, Fax (022) 2009267, e-mail: akademik@Unpas.ac.id

Dokumen Akademik DOKUMEN

PENYUSUNAN KURIKULUM
No. Dokumen No. Revisi Tgl. Berlaku Halaman

UNIVERSITAS PASUNDAN
Dokumen Akademik

BUKU PANDUAN
IMPLEMENTASI MERDEKA BELAJAR-
KAMPUS MERDEKA (MB-KM)
UNIVERSITAS PASUNDAN

Dipertimbangkan oleh Diperiksa oleh Disusun oleh

Prof. Dr. H. M. Didi Dr. drh. Nia Nurdiani, Dr. Cartono,


Turmudzi, M.Si. M.Si. S.Pd., M.Pd., M.T.
Ketua Senat Ketua SPI Ketua Tim/Ketua P3A

Disahkan oleh

Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp., M.Si., M.Kom., IPU.


Rektor

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas iii


Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas
| ii
iv Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas
KATA SAMBUTAN
REKTOR UNIVERSITAS PASUNDAN

Di era revolusi industri 4.0 integrasi pemanfaatan teknologi serta internet


yang begitu canggih dan masif juga sangat mempengaruhi terjadinya
perubahan perilaku dunia usaha dan dunia industri, perilaku masyarakat dan
konsumen pada umumnya. Dalam dunia pendidikan tinggi saat ini dari fakta
dilapangan berdasarkan data empiris, bahwa banyak lulusan dari Universitas
yang belum siap memasuki dunia kerja, oleh karena itu dalam rangka
menyiapkan mahasiswa menghadapi perubahan sosial, budaya dunia kerja dan
kemajuan teknologi yang pesat di era revolusi industry 4.0, kompetensi
mahasiswa harus disiapkan untuk lebih siap dengan kebutuhan zaman. Link
and macth tidak saja dengan dunia industri dan dunia kerja tetapi juga dengan
masa depan yang berubah dengan cepat. Universitas Pasundan dituntut untuk
dapat merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif agar
mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran yang mencakup aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara optimal dan selalu relevan.
Oleh karena itu, dunia pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, dan
industri harus mampu mengembangkan strategi transformasi industri dengan
mempertimbangkan sektor sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di
bidangnya. Tantangan revolusi industri 4.0 harus direspon secara cepat dan
tepat oleh seluruh pemangku kepentingan, agar mampu meningkatkan daya
saing bangsa di tengah persaingan yang begitu ketat.
Untuk itu Universitas Pasundan memandang penting dan perlu untuk
membuat buku panduan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka
(MB-KM) sebagai pegangan bagi Program Studi dan Fakultas di lingkungan
Universitas Pasundan. Selaku Rektor saya sangat mengapresiasi upaya yang
dilakukan Pusat Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Intruksional (P3AI)
dalam menyusun buku panduan ini. Semoga buku panduan ini dapat membantu
memberi kemudahan bagi program studi dan fakultas dalam melaksanakan
kegiatan MB-KM.

Bandung, Maret 2021


Rektor,

Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp., M.Si., M.Kom., IPU

Buku Buku
Panduan Implementasi MBKM Unpas | iiiv
Panduan Implementasi MBKM Unpas
KATA PENGANTAR

Penyusunan buku panduan Implementasi Merdeka Belajar - Kampus


Merdeka (MB-KM) di Universitas Pasundan di latar belakangi oleh adanya
kebijakan dari Kemendikbud untuk memberikan hak belajar kepada maha-
siswa selama (3) semester di luar program studi. Mahasiswa diberikan kebe-
basan mengambil sks di luar program studi selama 3 (tiga) semester yang
dimaksud berupa satu semester kesempatan mengambil mata kuliah di luar
program studi dan dua semester melaksanakan aktifitas pembelajaran di luar
perguruan tinggi serta memberikan tawaran magang di BUMN dan BUMD
serta program wirausaha mahasiswa.
Terkait hal tersebut, maka penyusunan buku panduan ini bertujuan
untuk memberikan panduan kepada program studi dan fakultas di lingkungan
Universitas Pasundan dalam melaksanakan kegiatan MB-KM sesuai dengan
pedoman dari Kemendikbud. Buku ini terdiri dari 8 (delapan) Bab, yakni:
1) Pendahuluan, 2) Visi, Misi, dan Tujuan Universitas Pasundan, 3) Lan-
dasan-landasan Pelaksanaan Kebijakan MB-KM, 4) Kebijakan dan Kosep
Dasar MB-KM, 5) Tata Laksana MB-KM, 6) Tahapan Implementasi Kuri-
kulum MB-KM, 7) Sistem Penjaminan Mutu, dan 8) Penutup. Masing-
masing bagian dalam buku ini dibahas secara tuntas, berkesinambungan, ter-
integrasi, dan operasional, sehingga diharapkan buku panduan ini dapat
mempermudah fakultas dan program studi dalam melaksanakan kegiatan
MB-KM.
Semoga buku ini dapat memberikan panduan bagi upaya institusi untuk
membekali sikap, pengetahuan dan keterampilan lulusannya yang didukung
oleh nilai-nilai karakter ‘Nyunda’, ‘Nyantri’, ‘Nyakola’ sebagai nilai-nilai
luhur Budaya Sunda untuk menghasilkan insan cerdas dan kompetitif yang
‘cageur’, ‘bageur’, ‘bener’, ‘singer’, ‘pinter’.

Bandung, Maret 2021

Tim Penyusun

vi
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas | iv
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas
UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan mengucapkan Alhamdulillaahi Rabbil ‘alamin, buku panduan


Implementasi Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MB-KM) ini, akhirnya
dapat diselesaikan. Pada kesempatan yang baik ini, ijinkan kami menghatur-
kan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah turut serta ber-
kontribusi dalam penyelesaian buku pedoman ini.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami
sampaikan juga kepada:
1. Rektor Universitas Pasundan yang telah memberikan kepercayaan kepada
P3AI untuk menginisiasi penyusunan buku panduan MBKM.
2. Wakil Rektor I Bidang Akademik yang senantiasa mendorong dan
menyertai tim penyusun dalam diskusi dan penyelesaian penyusunan
buku panduan ini.
3. Seluruh anggota tim, dari mulai P3AI, SPM dan SPI, yang di tengah
kesibukan yang luar biasa masih dapat berbagi waktu untuk berdiskusi
dan menyusun buku panduan ini.

Bandung, Maret 2021


Ketua P3AI

Dr. Cartono, M.Pd., M.T.

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpasvii


Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas
|v
DAFTAR ISI
Halaman
KATA SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS v
PASUNDAN
KATA PENGANTAR vi
UCAPAN TERIMA KASIH vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang ................................................. 1
B. Tujuan dan Manfaat ......................................... 4
C. Sistematika ....................................................... 4
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN UNIVESITAS
PASUNDAN 6
A. Visi 6
B. Misi 7
C. Tujuan
BAB III LANDASAN-LANDASAN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN MERDEKA BELAJAR –
KAMPUS MERDEKA (MB-KM) 8
A. Landasan Yuridis ............................................. 8
B. Andasan Teoritis .............................................. 11
C. Landaan Empiris .............................................. 12
BAB IV KEBIJAKAN DAN KONSEP DASAR MB-KM 15
A. Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka
(MB-KM) .......................................................... 15
1. Kebijakan Umum dan Khusus ................... 15
2. Strategi Implementasi MB-KM Unpas ...... 19
3. Pembelajaran Daring untuk Memfasilitasi
MB-KM ..................................................... 23
4. Pengakuan Kredit dalam Transkrip dan
Surat Keterangan Pendamping Ijazah
(SKPI) ......... 26
5. Peran Mitra dan Karakteristiknya .............. 30
6. Rekognisi dan Konversi sks Mata Kuliah .. 32
7. Peran Perguruan Tinggi, Fakultas,
Program studi, Dosen dan Mahasiswa
dalam Program MB-KM ............................ 34
8. Indikator Kinerja Utama (IKU) ................. 35
9. Indikator Kinerja Tambahan (IKT) Unpas . 37

viii
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas | vi
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas
10. Target Capaian IKU dan IKT Unpas ......... 31
B. Konsep Dasar MB-KM ..................................... 43
1. Rasional ..................................................... 43
2. Pengertian .................................................. 45
3. Tujuan ........................................................ 45
4. Prinsip-prinsip ............................................ 46
5. Hasil yang Diharapkan ............................... 48
BAB V TATA LAKSANA MERDEKA BELAJAR –
KAMPUS MERDEKA 49
A. Persyaratan Umum ........................................... 49
B. Peran Pihak-pihak Terkait ................................ 49
1. Internal ...................................................... 49
2. Eksternal .................................................... 52
C. Bentuk Kegiatan Pembelajaran MB-KM ......... 54
1. Pertukaran Pelajar ...................................... 55
2. Magang/Praktik Kerja ................................ 62
3. Asisten Mengajar di Satuan Pendidikan .... 64
4. Penelitian/Riset .......................................... 67
5. Proyek Kemanusiaan ................................. 69
6. Kegiatan Wirausaha ................................... 71
7. Studi/Proyek Independen ........................... 73
8. Membangun Desa/Kuliah Kerja Nyata
Tematik (KKNT) ........................................ 75
9. Pelatihan Militer/Bela Negara/Military
Sevices ........................................................ 85
D. Bentuk Kegiatan Pembelajaran MB-KM 86
Terpusat
1. Magang dan Studi Independen ................... 87
2. Indonesian International Student Mobility
Awards (IISMA) ........................................ 89
3. Pertukaran Mahasiswa Merdeka ................ 90
4. Kampus Mengajar ..................................... 90
E. Pengakuan sks Pembelajaran MB-KM ……… 91
F. Mekanisme Pelaksanaan MB-KM dengan
SITU MB-KM .................................................. 92
BAB VI TAHAPAN IMPLEMENTASI KURIKULUM
MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA 100
A. Tahap Persiapan ............................................... 100
B. Tahap Pelaksanaan .......................................... 101
C. Tahap Monitoring dan Evaluasi ....................... 102
1. Prinsip Penilaian ....................................... 104

BukuBuku
Panduan Implementasi MBKM Unpas | ix
Panduan Implementasi MBKM Unpas
vii
2. Aspek-apek Penilaian ................................ 104
3. Prosedur Penilaian ..................................... 105
BAB VII SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL 107
A. Kebijakan dan Manual Mutu ............................ 107
1. Tahap Penetapan Standar SPMI ................ 107
2. Tahap Pelaksanaan/Pemenuhan Standar
SPMI ......................................................... 107
3. Tahap Evaluasi Standar ............................ 107
4. Tahap Pengendalian Standar ..................... 108
5. Tahap Peningkatan Standar ....................... 108
B. Penetapan Mutu ............................................. 109
BAB VIII PENUTUP 114
DAFTAR PUSTAKA 115

x
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas | viii
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
4.1 Bentuk Pembelajaran dan Estimasi Waktu ..................... 34
4.2 Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi ............. 36
4.3 PENETAPAN TARGET INDIKATOR KINERJA
UTAMA (IKU) DAN INDIKATOR KINERJA
TAMBAHAN (IKT) UNIVERSITAS
PASUNDAN ........................................................... 39
5.1 Contoh Kegiatan Pembelajaran dalam Program Studi
Lain pada Perguruan Tinggi yang Sama ......................... 57
5.2 Contoh Kegiatan Pembelajaran dalam Program Studi
yang sama pada Perguruan Tinggi yang berbeda ............ 59
5.3 Contoh Kegiatan Pembelajaran dalam Program Studi
lain pada Perguruan Tinggi yang Berbeda ...................... 60
5.4 Contoh Capaian Pembelajaran Mahasiswa Ilmu
Komunikasi yang Mengikuti Kegiatan Wirausaha
(Bentuk Blended) .................................................................. 72
7.1 Kriteria Mutu pada Evaluasi Ketercapaian Sasaran
Program ........................................................................... 107
7.2 Kriteria Mutu Unpas pada Kegiatan di Luar Kampus 109

BukuBuku
Panduan Implementasi MBKM Unpas |xiix
Panduan Implementasi MBKM Unpas
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
4.1 Hak Belajar Mahasiswa Program Sarjana (S) dan
Sarjana Terapan (ST) Maksimum 3 Semester dalam
Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka .......... 20
4.2 Playground MB-KM Unpas dalam Memfasilitasi
Implementasi 9 ragam Bentuk Kegiatan
Pembelajaran MB-KM .............................................. 21
4.3 Proses Pembelajaran dalam 1 (Satu) Semester
Program MB-KM ....................................................... 24
4.4 Skenario Pembelajaran dalam 1 (Satu) Semester
Program MB-KM ....................................................... 25
5.1 Bentuk-bentuk Kegiatan Pembelajaran dalam
Program Hak Belajar Tiga Semester di Luar
Program Studi ............................................................ 55
5.2 Proses Program Pertukaran Pelajar ............................ 61
5.3 Proses Program Magang ............................................ 64
5.4 Proses Program Asistensi Mengajar di Satuan
Pendidikan ................................................................. 66
5.5 Proses Program Penelitian/Riset ................................ 68
5.6 Proses Program Proyek Kemanusiaan ....................... 70
5.7 Proses Program Wirausaha ........................................ 73
5.8 Proses Program Program Studi / Proyek Independen 75
5.9 Contoh Model KKNT yang Diperpanjang ................. 80
5.10 Contoh Model KKNT Pembangunan dan
Pemberdayaan bersama Kemendes ............................ 81
5.11 Contoh Model KKNT Pembangunan dan
Pemberdayaan bersama Mitra .................................... 82
5.12 Contoh Model KKNT Mengajar di Desa ................... 83
5.13 Contoh Model KKNT Free Form .............................. 84
5.14 Proses Program Membangun Desa/Kuliah Kerja
Nyata Tematik ............................................................ 84
5.15 Tahapan upload peserta kegiatan pembelajaran MB-
KM pada SITU MB-KM Unpas ................................ 94
5.16 Tahapan seleksi dan kontak prodi kepada mahasiswa
peserta kegiatan pembelajaran MB-KM 95

xii
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas | x
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diterbitkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi, Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi; sebagai pengganti Peraturan Menteri Riset, Teknologi
dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 tahun 2015 tentang Kurikulum Pendidikan
Tinggi. Buku Panduan Penyusunan Kurikulum edisi Revisi tahun 2019,
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2020
tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi; Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana
Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024;
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 754/P/2020 tentang
Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Indikator Kinerja Tambahan (IKT)
Perguruan Tinggi Negeri dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi di
Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020;
pemberlakuan kebijakan Kerjasama Kurikulum Merdeka Belajar dan
Kampus Merdeka (MBKM) bagi Program Studi serta memperhatikan
perkembangan sains dan teknologi yang kini memasuki pada industri 4.0 dan
era society 5.0; serta Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 74/P/2021 tentang Pengakuan Satuan Kredit
Semestar Pembelajaran Program Kampus Merdeka, merupa-kan faktor-
faktor eksternal yang perlu dicermati dan untuk selanjutnya menentukan
langkah-langkah strategis untuk dapat mendatangkan nilai tambah yang
sebesar-besarnya bagi peningkatan mutu input-proses-output Perguruan
Tinggi.
Perjalanan sejarah pendidikan di Indonesia tidak luput dari pengaruh
perubahan zaman yang menyebabkan terjadinya pergeseran tujuan pendi-
dikan nasional. Globalisasi yang melanda seluruh dunia di abad ke 21 me-
nyebabkan tujuan pendidikan nasional tidak lagi hanya untuk mencerdaskan
bangsa dan memerdekakan manusia namun bergeser mengarah kepada
pendidikan sebagai komoditas karena lebih menekankan penguasaan Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS) yang bersifat pragmatis dan

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 1| 1


Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas
Pendidikan Nasional yang tercantum dalam UU No 20 Tahun 2003, Pasal 3,
tidak hanya berorientasi terhadap pragmatisme dan materialisme namun
memiliki tujuan yang utuh untuk membentuk manusia yang memiliki iman
dan taqwa (IMTAQ) serta menguasai IPTEKS. Pergeseran tujuan
pendidikan nasional tersebut semakin terasa saat ini dengan terjadinya krisis
karakter di bidang pendidikan, karena pragmatisme dalam merespon kebu-
tuhan pasar kerja lebih menekankan kepada hal-hal yang bersifat material-
lisme sehingga melupakan pengajaran dengan semangat kebangsaan, keadil-
an sosial, serta sifat-sifat kemanusiaan yang memiliki moral luhur dan nilai-
nilai agama sebagai warga negara. Kurikulum merupakan nyawa dari suatu
program pembelajaran sehingga keberadaannya memerlukan rancangan, pe-
laksanaan serta evaluasi secara dinamis sesuai dengan perkembangan zaman,
kebutuhan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS) serta kompe-
tensi yang dibutuhkan oleh masyarakat, maupun pengguna lulusan pergu-
ruan tinggi. Perkembangan IPTEKS di abad ke-21 yang berlangsung secara
cepat mengikuti pola logaritma, menyebabkan Standar Pendidikan Tinggi
(SN-Dikti) juga mengikuti perubahan tersebut. Dalam kurun waktu enam
tahun SN-Dikti telah mengalami tiga kali perubahan, yaitu dari Permen-
ristekdikti No 49 tahun 2014 diubah menjadi Permenristekdikti No 44 tahun
2015, dan terakhir diubah menjadi Permendikbud No 3 tahun 2020 seiring
kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang Merdeka
Belajar - Kampus Merdeka (MB-KM). Perubahan kurikulum pendidikan
merupakan keniscayaan sepanjang tidak bertentangan dengan filosofi
pendidikan serta peraturan yang berlaku.
Faktor-faktor tersebut di atas, mendorong semua perguruan tinggi di
Indonesia, termasuk Universitas Pasundan untuk menyesuaikan diri, melaku-
kan berbagai inovasi dengan ketentuan dan kondisi tersebut sebagai akibat
dari pesatnya perkembangan sains dan teknologi. Perkembangan sains dan
teknologi yang sangat pesat saat itu, telah membawa perubahan yang sangat
pesat pula dalam berbagai aspek kehidupan. Pekerjaan dan cara kita bekerja
berubah, banyak lapangan pekerjaan hilang, sementara berbagai jenis peker-
jaan baru bermunculan. Perubahan ekonomi, sosial, dan budaya juga terjadi
dengan laju yang tinggi. Dalam masa yang sangat dinamis ini, perguruan
tinggi harus merespon secara cepat dan tepat. Diperlukan transformasi pem-
belajaran untuk bisa membekali dan menyiapkan lulusan Pendidikan tinggi
agar menjadi generasi yang uggul. Generasi yang tanggap dan siap

2 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


agar menjadi generasi yang uggul. Generasi yang tanggap dan siap
menghadapi tantangan zamannya, tanpa tercerabut dari akar budaya
bangsanya. Saat ini kreativitas dan inovasi menjadi kata kunci penting untuk
memastikan pembangunan Indonesia yang berkelanjutan. Para mahasiswa
yang saat ini belajar di Perguruan Tinggi, harus disiapkan menjadi
pembelajar sejati yang terampil, lentur dan ulet (agile learner). Kebijakan
MB-KM yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
merupakan kerangka untuk menyiapkan mahasiswa menjadi sarjana yang
tangguh, relevan dengan kebutuhan zaman, dan siap menjadi pemimpin
dengan semangat kebangsaan yang tinggi.
Kebijakan MB-KM memberikan hak kepada mahasiswa untuk belajar
di luar program studinya selama 3 semester. Melalui program ini, terbuka
kesempatan luas bagi mahasiswa untuk memperkaya dan meningkatkan
wawasan serta kompetensinya di dunia nyata sesuai dengan passion dan
cita-citanya. Kita meyakini, pembelajaran dapat terjadi di manapun, semesta
belajar tak berbatas, tidak hanya di ruang kelas, perpustakaan dan labora-
torium, tetapi juga di desa, dunia industri, tempat-tempat kerja, tempat-
tempat pengabdian, pusat riset, maupun di masyarakat. Melalui interaksi
yang erat antara perguruan tinggi dengan dunia kerja, dengan dunia nyata,
maka perguruan tinggi akan hadir sebagai mata air bagi kemajuan dan
pembangunan bangsa, turut mewarnai budaya dan peradaban bangsa secara
langsung.
Universitas Pasundan telah menetapkan pemberlakuan implementasi
kerjasama kurikulum MB-KM berdasarkan Surat Keputusan Rektor Nomor:
213/Unpas.R/SK/X/2020 tentang Pemberlakuan Kebijakan Penyelenggaraan
Program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MB-KM) pada Program
Studi Sarjana di Lingkungan Universitas Pasundan. Agar kebijakan imple-
mentasi kurikulum MB-KM dapat berlangsung sesuai dengan tujuan di atas,
maka pemberlakuan MB-KM harus diawali dari menetapkan langkah-
langkah strategis untuk dapat memastikan pelaksanaan MB-KM berlangsung
sesuai harapan. Langkah-langkah strategis yang dimaksud adalah merumus-
kan konseptual dari mulai perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasinya. Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam desain perencanaan
MB-KM adalah penyiapan buku panduan yang dapat memandu para
pemangku kepentingan baik internal maupun ekternal dalam mengimple-
mentasikan Kerjasama Kurikulum MB-KM.

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 3| 3


Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas
B. Tujuan dan Manfaat
Buku panduan Implementasi Merdeka Belajar - Kampus Merdeka
(MB-KM), di Universitas Pasundan, memiliki maksud dan tujuan serta
manfaat sebagai berikut:
1. Tujuan
a. Sebagai landasan bagi para pemangku kepentingan (stakehoders)
baik internal maupun ekternal dalam mengimplementasikan kerja
sama kurikulum MB-KM.
b. Mempermudah pimpinan institusi, fakultas, program studi, dosen
pembimbing, mahasiswa dan lembaga serta tenaga kependidikan
dalam mengimplementasikan kerjasama kurikulum MB-KM Unpas.
c. Memberikan keseragaman pemahaman dan pelaksanaan kebijakan
mengimplementasikan kerjasama kurikulum MB-KM Unpas.

2. Manfaat
Sebagaimana telah dinyatakan dalam latar belakang dan tujuan di atas,
manfaat buku panduan Implementasi Merdeka Belajar - Kampus Merdeka
(MB-KM) ini adalah untuk memberikan arahan yang jelas sebagai penuntun
berbagai pemangku kepentingan dalam mengimplementasikan kerjasama
kurikulum MB-KM Unpas.

C. Sistematika
Buku panduan Implementasi Meredeka Belajar-Kampus Merdeka
(MB-KM) Universitas Pasundan terdiri dari tiga bagian, yakni bagian awal,
bagian isi dan bagian akhir atau penutup dengan susunan sistematika sebagai
berikut:
1. Bagian Awal
Terdiri dari:
a. Kata Pengantar
b. Sambutan Rektor
c. Pengesahan
d. Daftar Isi

2. Bagian Isi
Terdiri dari:

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas | 4


4 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : VISI, MISI, DAN TUJUAN UNIVERSITAS PASUNDAN
BAB III : LANDASAN-LANDASAN MBKM
BAB IV : KEBIJAKAN DAN KONSEP DASAR MBKM UNPAS
BAB V : TATA LAKSANA MBKM
BAB VI : TAHAPAN IMPLEMENTASI KURIKULUM MBKM
BAB VII : SISTEM PENJAMINAN MUTU
BAB VIII : PENUTUP

3. Bagian Akhir
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 5


BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN UNIVESITAS PASUNDAN

Universitas Pasundan, berdiri pada tanggal 14 November 1960 di


bawah organisasi induk Paguyuban Pasundan yang didirikan oleh mahasiswa
Stovia di Jakarta pada tanggal 20 Juli 1913. Misi utamanya adalah
memerangi kemiskinan dan kebodohan serta mensyi’arkan agama Islam dan
‘ngamumule’ (memuliakan) Budaya Sunda. Universitas Pasundan dalam
melaksanakan aktivitasnya tidak lepas dari upaya untuk mencapai misi
utama organisasi induknya. Sehubungan dengan hal tersebut maka,
ditetapkan Pola Ilmiah Pokok (PIP) yang digali dari nilai-nilai Islam dan
budaya Sunda, yakni: ‘Pengkuh Agamana, Luhung Elmuna, Jembar
Budayana’ untuk mewujudkan seluruh civitas akademika yang berkarakter
‘Nyantri, Nyunda, Nyakola’ dengan semangat “Silih Asih, Silih Asah dan
Slilih Asuh. Dasar semangat para pendiri Paguyuban Pasundan dan nilai-
nilai luhur yang terkandung dalam PIP tersebut kemudian menjadi dasar
dalam merumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran Universitas Pasundan.

A. Visi
Bersumber dari nilai Pola Ilmiah Pokok (PIP) dan memperhatikan
perkembangan sains dan teknologi saat ini serta prediksi masa yang akan
datang, maka Universitas Pasundan menetapkan visi: ‘Menjadi Komunitas
Akademik dengan Mendapat Pengakuan Internasional yang
Mengusung Nilai-nilai Islam dan Sunda di Tahun 2037’.

B. Misi
Untuk mencapai visi sebagaimana diutarakan di atas, maka visi
tersebut dijabarkan dalam aktivitas (Misi) sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pendidikan dengan sistem pembelajaran yang
kolaboratif dan berpusat pada mahasiswa untuk menghasilkan lulusan
yang mendapat pengakuan nasional dan internasional.
2. Menyelenggarakan pendidikan dengan dukungan SDM dan tatakekola
perguruan tinggi modern, berbasis teknologi informasi untuk
meningkatkan mutu proses dan output hasil belajar mahasiswa serta
kegiatan penelitian dosen dan mahasiswa yang mendapat pengakuan
internasional.

6
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas | 6
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat berbasis pada hasil
penelitian dan kebutuhan masyarakat untuk pengmbangan dan
penyebarluasan IPTEKS dalam rangka meningkatkan martabat manusia
dan peradaban dunia.
4. Menjaga, memelihara dan mengembangkan nilai-nilai Keislaman dan
Kesundaan sebagai sumber pendidikan karakter untuk meningkatkan
kompetensi life skill mahasiswa.
5. Menjaga, memelihara dan mengembangkan sistem penyelenggaraan
pendidikan yang mampu membentengi paham sekulerisme, kapitalisme
dan liberalisme.

D. Tujuan
Tujuan penyelenggaraan pendidikan di Universitas Pasundan adalah:
1. Menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT,
berkepribadian dan berakhlak mulia yang bersumber dari nilai-nilai Islam
dan budaya luhur Sunda yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai
Islam.
2. Menghasilkan lulusan yang berkaraker, memiliki integritas, kompetensi
dan daya saing serta pengakuan nasional maupun internasional.
3. Menghasilkan lulusan yang pantang menyerah, pemberani dan memiliki
jiwa kewirausahaan.
4. Menghasilkan lulusan yang memiliki kekuatan fisik, kesehatan dan
kebersihan pikiran dan jiwa serta mampu mengembangkan budaya
toleransi dalam kebhinakaan.
5. Menghasilkan lulusan yang memiliki kebersihan aqidah, keluasan dan
kedalaman ilmu serta keragaman budaya yang mampu membentengi dari
pengaruh nagatif paham sekulerisme, kapitalisme dan liberalisme.

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 7| 7


Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas
BAB III
LANDASAN-LANDASAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN
MERDEKA BELAJAR – KAMPUS MERDEKA (MB-KM)

A. Landasan Yuridis
Implikasi peraturan perundang-undangan sebagai salah satu unsur
produk hukum adalah adanya prinsip-prinsip pembentukan, pemberlakuan
dan penegakannya yang harus mengandung nilai-nilai hukum pada umum-
nya. Berbeda dengan nilai-nilai sosial lainnya, sifat kodratinya dari nilai
hukum adalah mengikat secara umum dan ada pertanggungjawaban konkrit
yang berupa sanksi duniawi ketika nilai hukum tersebut dilanggar.
Oleh karena peraturan perundang-undangan merupakan salah satu
produk hukum, maka agar dapat mengikat secara umum dan memiliki efek-
tifitas dalam hal pengenaan sanksi, dalam pembentukannya harus memper-
hatikan beberapa persyaratan yuridis. Persyaratan seperti inilah yang dapat
dipergunakan sebagai landasan yuridis dari suatu peraturan perundang-
undangan. Persyaratan yuridis yang dimaksud di sini adalah : 1
1. Dibuat atau dibentuk oleh organ yang berwenang. Artinya suatu peraturan
perundang-undangan harus dibuat oleh pejabat atau badan yang mem-
punyai kewenangan untuk itu. Kalau persyaratan ini tidak diindahkan
maka menjadikan suatu peraturan perundang-undangan itu batal demi
hukum (van rechtswegenietig). Dianggap tidak pernah ada dan segala
akibatnya batal secara hukum.
2. Adanya kesesuaian bentuk/jenis peraturan perundang-undangan dengan
materi muatan yang akan diatur. Ketidaksesuaian bentuk/jenis ini dapat
menjadi alasan untuk membatalkan peraturan perundang-undangan yang
dimaksud.
3. Adanya prosedur dan tata cara pembentukan yang telah ditentukan.
Pembentukan suatu peraturan perundang-undangan harus melalui
prosedur dan tata cara yang telah ditentukan.
Perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya. Sesuai dengan pan-
dangan stufenbau theory, peraturan perundang-undangan mengandung

1 Bagir Manan, Dasar-dasar Perundang-undangan Indonesia, Ind-Hill.Co, Jakarta.


1992, hlm. 14-15.

8 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


norma-norma hukum yang sifatnya hirarkhis. Artinya suatu peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya merupakan grundnorm
(norma dasar) bagi peraturan perundang-undangan yang lebih rendah
tingkatannya. Oleh sebab itu peraturan perundang-undangan yang lebih
rendah tingkatannya tidak boleh melanggar kaidah hukum yang terdapat di
dalam peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya.
Landasan yuridis merupakan pertimbangan atau alasan yang meng-
gambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan
hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan
yang telah ada, yang akan diubah, atau yang akan dicabut guna menjamin
kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat. Landasan yuridis menyang-
kut persoalan hukum yang berkaitan dengan substansi atau materi yang
diatur sehingga perlu dibentuk Peraturan Perundang-Undangan yang baru.
Beberapa persoalan hukum itu, antara lain, peraturan yang sudah keting-
galan, peraturan yang tidak harmonis atau tumpang tindih, jenis peraturan
yang lebih rendah dari Undang-Undang sehingga daya berlakunya lemah,
peraturannya sudah ada tetapi tidak memadai, atau peraturannya memang
sama sekali belum ada.
Secara yuridis buku panduan Implementasi MBKM ini diadakan dalam
rangka melaksanakan Kegiatan MBKM di Universitas Pasundan. Aturan
yang menjadi rujukan buku panduan ini adalah :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi
4. Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012, tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI);
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 73 Tahun 2013, tentang Penerapan KKNI Bidang Perguruan
Tinggi;
7. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia Nomor 62 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Tinggi;

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 9


8. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 59
tahun 2018, tentang Ijazah, Sertifikat Kompetensi, Sertifikat Profesi,
Gelar dan Tata Cara Penulisan Gelar di Perguruan Tinggi;
9. Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi No. 123
Tahun 2019 tentang Magang dan Pengakuan Satuan Kredit Semester
Magang Industri untuk Program Sarjana dan Sarjana Terapan.
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 3 tahun 2020,
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 5 tahun 2020,
tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 7 Tahun 2020
tentang Pendirian Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan
Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 22 tahun 2020,
tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
14. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 74/P/2021 Tentang Pengakuan Satuan KteditSemestar
Pembelajaran Program Kampus Merdeka
15. Peraturan Menteri Desa pembangunan daerah tertinggal, dan
transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 tentang prioriitas penggunaan dana
desa tahun 2020
16. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2019 tentang Musyawarah Desa
17. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 17 Tahun 2019 tentang pedoman umum
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.
18. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 18 Tahun 2019 tentang pedoman umum
pendampingan masyarakat Desa
19. SK Rektor Nomor 108/Unpas.R/SK/II/2020 mengenai Pemberlakuan
Kurikulum Berorientasi KKNI dan OBE
20. Surat Keputusan Rektor Unpas Nomor 218/Unpas.R/SK/VIII/2020
tentang Pemberlakuan MBKM di Lingkungan Universitas Pasundan
21. Surat Edaran Rektor Unpas Nomor 354/Unpas.R/Q/X/2020 tentang
Peraturan Program MBKM

10 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


B. Landasan Teoritis
Teori adalah suatu himpunan pengertian (construct atau concept) yang
saling berkaitan, batasan, dan proporsi yang menyajikan pandangan siste-
matis tentang gejala-gejala dengan jalan menetapkan hubungan yang ada di
antara variabel-varibel, dan dengan tujuan untuk menjelaskan serta meramal-
kan gejala-gejala tesebut. Teori menyatukan hasil-hasil pengamatan sehingga
memungkinkan ilmuwan membuat pernyataan-pernyataan umum mengenai
variabel-variabel dan hubungan antar variabel. Landasan Teori adalah rujuk-
an teori yang relevan yang digunakan untuk menjelaskan tentang variabel
yang akan diteliti, sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap
rumusan masalah yang diajukan (hipotesis) dan penyusunan instrument
penelitian. Teori yang digunakan bukan sekedar pendapat dari pengarang
atau pendapat lain, tetapi teori yang benar-benar telah teruji kebenarannya. 2
Landasan Teori memiliki beberapa fungsi dalam suatu kegiatan,
termasuk kegiatan di pendidikan tinggi, di antaranya adalah meringkas dan
menyusun pengetahuan yang ada dalam suatu bidang tertentu. Selain itu,
Landasan Teori memberikan keterangan sementara mengenai peristiwa-
peristiwa dan hubungan-hubungan yang diamati, serta merangsang perkem-
bangan pengetahuan baru dengan jalan memberikan bimbingan selanjutnya.
Landasan Teori yang baik itu memiliki ciri-ciri menerangkan fakta hasil
pengamatan yang ada hubungannya dengan suatu masalah. Teori harus
konsisten dengan fakta yang diamati dan dengan kerangka pengetahuan yang
sudah lebih dulu ada. Teori harus memberikan cara pembuktian kebenaran,
maksudnya harus memungkinkan dibuatnya deduksi dalam bentuk hipotesis
yang menyatakan akibat yang diharapkan dapat diamati jika teori tersebut
benar, serta teori harus merangsang penemuan baru dan menunjukkan
bidang-bidang baru yang perlu diselidiki.
Secara teori, kurikulum yang saat ini berlaku di perguruan tinggi, yaitu
kurikulum berbasis KKNI dan OBE, belum dapat menghasilkan mahasiswa
yang siap dalam dunia kerja dan dunia industri. Oleh karena itu, kebijakan
Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MB-KM) harus diikuti dengan per-
ubahan kurikulum di Universitas Pasundan agar dapat dilaksanakan sesuai

2
Creswell, John. Research Design Pendekatan Metode, Kualitatif, Kuantitatif, dan
Campuran. Diterjemahkan oleh Fawaid dan Pancasari, Pustaka Pelajar. Yogjakarta,
2016, Hlm 89.

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 11


dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 3 tahun 2020
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Kebijakan yang diambil oleh
Universitas Pasundan untuk menerapkan kebijakan Merdeka Belajar -
Kampus Merdeka (MB-KM) adalah Rektor membuat Surat Keputusan
Nomor 218/Unpas.R/SK/VIII/2020 tentang Pemberlakuan MB-KM di
Lingkungan Universitas Pasundan dan mengeluarkan Surat Edaran Rektor
Unpas Nomor 354/Unpas.R/Q/X/2020 tentang Peraturan Program MB-KM.
Mahasiswa dapat mengambil sks di luar perguruan tinggi paling lama 3
semester atau setara dengan 40 sks, serta dapat mengambil sks di program
studi yang berbeda di perguruan tinggi yang sama sebanyak satu semester
atau setara dengan 20 sks. Bentuk kegiatan pembelajaran sesuai dengan
Permendikbud Nomor 3 tahun 2020 Pasal 15 ayat 1 dapat dilakukan di dalam
program studi dan di luar program studi meliputi Pertukaran Pelajar,
Magang/Praktik Kerja, Asistensi Mengajar di Satuan Pendidikan, Penelitian/
Riset, Proyek Kemanusiaan, Kegiatan Wirausaha, Studi/Proyek Independen,
Membangun Desa/Kuliah Kerja Nyata Tematik serta Pelatihan Militer.

C. Landasan Empiris
Istilah empirisme diambil dari bahasa Yunani, yakni empeiria yang
berarti coba-coba atau pengalaman. Empiris juga berarti dapat dibuktikan
atau diverifikasi berdasarkan pengalaman, pengamatan, percobaan atau data
yang sesuai kenyataan atau sesuai fakta yang ada. sebuah data yang empiris
memiliki arti bahwa data tersebut didasarkan pada penelitian, observasi
ataupun eksperimen yang telah dilakukan, sehingga kebenarannya dapat
dipertanggungjawabkan. Namun, data empiris bisa saja berlawanan dari teori
yang ada. Landasan empiris adalah suatu gagasan yang bersifat rasional yang
dibentuk oleh individu melalui pengalamannya. Kata empiris tentu tidak
asing bagi yang bergerak di bidang sains atau pernah melakukan penelitian.
Secara singkat, arti empiris adalah suatu keadaan yang bergantung pada
bukti atau konsekuensi yang telah teramati oleh indera, menekankan peranan
pengalaman atau percobaan dalam memperoleh suatu pengetahuan. Suatu
data empiris di peroleh dari pengalaman langsung dan aktual bukan hanya
sekedar dari teori. Jika data hanya berbasis teori, maka data itu termasuk data
asumsi dan tidak bersifat empiris. 3 Dalam dunia pendidikan tinggi saat ini
dari fakta dilapangan berdasarkan data empiris, bahwa banyak lulusan dari
3
Fuad Ihsan. Filsafat Ilmu. PT. Renika Cipta, Jakarta, 2010, hlm 163.

12 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


Universitas yang belum siap memasuki dunia kerja, oleh karena itu dalam
rangka menyiapkan mahasiswa menghadapi perubahan sosial, budaya dunia
kerja dan kemajuan teknologi yang pesat di era revolusi industry 4.0, kompe-
tensi mahasiswa harus disiapkan untuk lebih siap dengan kebutuhan zaman.
Link and macth tidak saja dengan dunia industri dan dunia kerja tetapi juga
dengan masa depan yang berubah dengan cepat. Universitas Pasundan
dituntut untuk dapat merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang
inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran yang mencakup
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara optimal.
Kebijakan implementasi MB-KM di Universita Pasundan diharapkan
dapat menjadi jawaban atas tuntutan tersebut. Kampus Merdeka merupakan
wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel, sehingga
tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang dan sesuai dengan
kebutuhan mahasiswa.
Program MB-KM di Universitas Pasundan dimulai adanya sosialisasi
MB-KM dari Kemendikbud dari mulai tahun 2020 dan 2021. Program utama
kegiatan MB-KM yaitu memberikan hak belajar kepada mahasiswa
Universitas Pasundan selama (3) semester di luar program studi. Mahasiswa
diberikan kebebasan mengambil sks di luar program studi selama 3 (tiga)
semester yang dimaksud berupa satu semester kesempatan mengambil mata
kuliah di luar program studi dan dua semester melaksanakan aktifitas
pembelajaran di luar perguruan tinggi serta memberikan tawaran magang di
BUMN dan BUMD serta program wirausaha mahasiswa.
Berbagai bentuk kegiatan belajar di luar Universitas Pasundan di
antaranya melakukan magang atau praktek kerjadi industri atau tempat kerja
lainnya, melaksanakan proyek pengabdian kepada masyarakat di desa, meng-
ajar di satuan pendidikan, mengikuti pertukaran mahasiswa, melakukan
penelitian, melakukan kegiatan kewirausahaan, membuat studi/proyek inde-
penden dan mengikuti program kemanusian serta pelatihan militer. Semua
kegiatan tersebut dibimbing oleh dosen pembimbing yang sesuai dengan
keahliannya.
Kampus merdeka diharapkan dapat memberikan pengalaman konteks-
tual lapangan yang akan meningkatkan kompetensi mahasiswa secara utuh,
siap kerja atau menciptakan lapangan kerja baru. Proses pembelajaran dalam
kampus merdeka merupakan salah satu perwujudan pembelajaran yang
berpusat pada mahasiswa (student centered learning) yang sangat esensial.

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 13


Pembelajaran dalam kampus merdeka memberikan tantangan dan
kesempatan untuk pengembangan inovasi, kreatifitas, kapasitas, kepribadian,
dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam
mencari dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika
lapangan seperti persyaratan kemampuan permasalahan ril, interaksi sosial,
menajemen diri, tuntutan kerja target dan pencapaiannya melalui program
merdeka belajar yang dirancang dan diimplementasikan dengan baik, maka
hard and soft skill mahasiswa akan terbentuk dengan kuat. Buku panduan
Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka ini diharapkan dapat
menjelaskan kegiatan yang dilakukan oleh Universitaas Pasundan.

14 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


BAB IV
KEBIJAKAN DAN KONSEP DASAR
MERDEKA BELAJAR – KAMPUS MERDEKA (MB-KM)

A. Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MB-KM)


1. Kebijakan Umum dan Khusus
Merdeka Belajar – Kampus Merdeka merupakan salah satu kebijakan
dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem. Salah satu
program dari kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka adalah Hak
Belajar Tiga Semester di Luar Program Studi. Program tersebut merupakan
amanah dari berbagai regulasi/landasan hukum pendidikan tinggi dalam
rangka peningkatan mutu pembelajaran dan lulusan pendidikan tinggi.
Merdeka Belajar – Kampus Merdeka bertujuan mendorong mahasiswa untuk
menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja.
Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka ini sesuai dengan
Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi, pada Pasal 18 disebutkan bahwa pemenuhan masa dan beban belajar
bagi mahasiswa program sarjana atau sarjana terapan dapat dilaksanakan:
1) mengikuti seluruh proses pembelajaran dalam program studi pada pergu-
ruan tinggi sesuai masa dan beban belajar; dan 2) mengikuti proses pembe-
lajaran di dalam program studi untuk memenuhi sebagian masa dan beban
belajar dan sisanya mengikuti proses pembelajaran di luar program studi.
Landasan hukum pelaksanaan program kebijakan Hak Belajar Tiga Semester
di Luar Program Studi di antaranya, sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, tentang Pendidikan Tinggi.
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, tentang Desa.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 04 Tahun 2014, tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
5. Peraturan Presiden nomor 8 tahun 2012, tentang KKNI.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2020, tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 15


7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019, tentang Prioritas Penggunaan Dana
Desa Tahun 2020.
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2019, tentang Musyawarah Desa.
9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 17 Tahun 2019, tentang Pedoman Umum
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.
10. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 18 Tahun 2019, tentang Pedoman Umum
Pendampingan Masyarakat Desa.
11. Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi.
12. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 74/P/2021 Tentang Pengakuan Satuan KteditSemestar
Pembelajaran Program Kampus Merdeka
Adapun kebijakan pelaksanaan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka
(MB-KM) di Universitas Pasundan didasari oleh beberapa Surat Keputusan
Rektor di antaranya SK Rektor nomor 104/Unpas.R/SK/VIII/2020 tentang
Tim pengembang dan pelaksana Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MB-
KM) serta mengeluarkan SK Nomor 108/Unpas.R/SK/VIII/2019 tentang
pemberlakuan Buku Panduan Penyususnan Kurikulum Berorientasi KKNI-
OBE untuk rekognisi Internasional menuju MB-KM dan SK nomor
213/Unpas.R/SK/X/2020 tentang pemberlakuan kebijakan penyelenggaraan
program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MB-KM). Selain itu,
dikeluarkan Surat Edaran nomor 354/Unpas.R/Q/X/2020 tentang Peraturan
Program MB-KM Universitas Pasundan. Untuk memperkuat dan memantap-
kan pelaksanaan MB-KM maka dikeluarkan juga Buku Panduan Implemen-
tasi Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MB-KM) Universitas Pasundan
dengan Surat Keputusan Rektor tentang Tim Penyusun bernomor
39/Unpas.R/SK/C/VIII/2021 dan SK Pemberlakuan Buku Panduan
Implementasi MB-KM Unpas dengan Nomor 52/Unpas.R/SK/III/2021.
Kebijakan MBKM Unpas disusun dengan memperhatikan perkem-
bangan kebijakan MB-KM dari Pemerintah dan best-practises yang sudah
dilaksanakan perguruan tinggi lain, berpijak pada Statuta UNPAS yang

16 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


dirilis pada tahun 2021, dan mengacu pada Renstra Universitas Pasundan.
Poin-poin rumusan kebijakan dituliskan dalam subbab ini.
01. Universitas Pasundan menyikapi secara positif dan kritis terhadap salah
satu kebijakan Kemendikbud terkait MB-KM, yakni hak belajar tiga
semester di luar program studi untuk mahasiswa tingkat Sarjana non
Kesehatan, dengan rincian berupa 1 semester kesempatan mengambil
mata kuliah di luar program studi dan 2 semester melaksanakan aktivitas
pembelajaran di luar perguruan tinggi. Positif dalam arti Unpas
sependapat bahwa kegiatan MB-KM adalah benar merupakan cara untuk
menyiapkan generasi di era disrupsi 4.0 yang sangat cepat, dan akan
melakukan transformasi proses pendidikan dengan mengimplementasi-
kan MB-KM. Kritis dalam arti bahwa kemerdekaan belajar yang
disediakan disadari memerlukan pengendalian mutu yang ketat dan
bertanggung jawab, sehingga kompetensi lulusan sebagaimana
ditargetkan dalam CPL Prodi tetap tercapai secara akuntabel.
02. Menimbang situasi dan kondisi internal Universitas Pasundan dalam
beradaptasi dengan perubahan regulasi pemerintah dan perubahan
jaman, maka rincian hak merdeka belajar untuk mahasiswa Program
Sarjana selain Fakultas Kedokteran tersebut, disediakan di lingkungan
Unpas sebagai berikut :
a. satu semester kesempatan untuk mengambil mata kuliah di prodi
yang sama di Perguruan Tinggi Mitra secara resiprokal, maksimum di
konversi sebanyak maksimal 20 sks. Kesempatan ini diprioritaskan
dengan Mitra Perguruan Tinggi luar negeri yang reputasinya cukup
baik. Untuk mitra Perguruan Tinggi dalam negeri, maka dipersyarat-
kan akreditasinya minimal sama. Atau satu semester kesempatan
untuk mengambil mata kuliah di prodi yang berbeda di lingkungan
Unpas, maksimum dikonversi sebanyak 12 sks. Total sks yang
dikonversi dari program MB-KM pertukaran pelajar adalah 20 sks
b. satu semester pembelajaran di luar perguruan tinggi, maksimum di
konversi atau direkognisi maksimal 20 sks untuk mata kuliah tingkat
IV atau tingkat III. Pada proses pembelajaran di luar perguruan tinggi
ini, mahasiswa dibina oleh pembimbing lapangan dan pembimbing
dari kampus atau hanya salah satu dari keduanya. Pendanaan
terhadap proses pembimbingan merupakan tanggung jawab Fakultas

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 17


sedangkan pembiayaan terhadap pelaksanaan merupakan tanggung
jawab mahasiswa atau pemberi hibah

03. Model konversi pada kegiatan bagian 02.a adalah terstruktur, sedangkan
kegiatan MB-KM pada bagian 02.b menerapkan prinsip konversi dan
rekognisi, sehingga bisa menggunakan structured, free form, atau
hybrid..
04. Prodi di lingkungan Universitas Pasundan diperbolehkan menerima
mahasiswa dari Perguruan Tinggi Mitra untuk belajar di Unpas dengan
tanpa dipungut biaya, maksimum sebanyak satu kelas / 40 orang per
mata kuliah yang dibuka untuk diambil mahasiswa di luar prodi, baik
dari internal Unpas maupun dari luar Unpas. Jumlah mata kuliah yang
ditawarkan bisa dari semua semester, namun dibatasi jumlahnya antara 5
- 10 mata kuliah.
05. Lembaga DUDI, NGO, atau Pemerintah yang dijadikan mitra kegiatan
MB-KM dipersyaratkan memiliki kriteria sebagaimana persyaratan
lembaga mitra di website KEDAI REKA atau di kampus
merdeka.kemdikbud.go.id
06. Unpas sebagai sebuah lembaga juga perlu mengambil peran sebagai
organisasi yang menyediakan wahana bagi mahasiswa Indonesia untuk
mendapatkan pengalaman belajar di luar kampus/kelas. Untuk itu
lembaga /Unit terkait di lingkungan Unpas berkolaborasi menciptakan
playground MB-KM
07. Arah dan target implementasi MB-KM di lingkungan Unpas dituangkan
dalam target 8 IKU yang diadopsi dan diadaptasi dari Kepmendikbud no
754.p.2020 tentang IKU PTN dan LLDIKTI

18 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


08. Pelaksanaan MB-KM tidak hanya berfokus pada apa yang ditawarkan
kepada mahasiswa, namun juga memerlukan upgrading terhadap
kurikulum, dosen, kebijakan alokasi dana, dan sarana-prasarana ter-
utama Sistem Informasi Akademik.
09. Prodi di bawah arahan dan koordinasi Fakultas hendaknya menindak-
lanjuti kebijakan MB-KM Unpas ini ke dalam desain kurikulum,
kebijakan penugasan dosen dan tendik, strategi pendanaan, dan mungkin
penyesuaian struktur organisasi serta tatapamong.

Unpas melalui SPTIK mengembangkan SITU MB-KM dan modifikasi


pada Core SITU AKADEMIK untuk mendukung implementasi MB-KM,
memfasilitasi: 1) tahapan perencanaan, 2) kolaborasi berbagai pihak yang
terlibat dalam satu kegiatan, 3) monitoring pelaksanaan, 4) penilaian,
5) evaluasi, dan 6) pelaporan ke PDDikti.

2. Strategi Implementasi MB-KM Universitas Pasundan


Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka - yang selanjutnya
disingkat MBKM - dilandasi oleh Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi pada Standar Proses Pembe-
lajaran, khususnya pada pasal 15 sampai dengan 18. MB-KM bertujuan
untuk mendorong mahasiswa memperoleh pengalaman belajar dengan
berbagai kompetensi tambahan di luar program studi dan/atau di luar
kampusnya. Pemenuhan masa dan beban belajar bagi mahasiswa program
sarjana atau sarjana terapan dapat dilaksanakan: 1) mengikuti seluruh proses
pembelajaran dalam program studi pada perguruan tinggi sesuai masa dan
beban belajar; dan 2) mengikuti proses pembelajaran di dalam program studi
untuk memenuhi sebagian masa dan beban belajar dan sisanya mengikuti
proses pembelajaran di luar program studi. Sedangkan bagi perguruan tinggi
wajib memfasilitasi pelaksanaan MBKM. Hal ini diilustrasikan melalui
Gambar 4.1.

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 19


Gambar 4.1 Hak Belajar Mahasiswa Program Sarjana (S) dan Sarjana Terapan
(ST) Maksimum 3 Semester dalam Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka

Paling tidak, empat hal yang penting diperhatikan dalam mengembang-


kan dan menjalankan kurikulum dengan implementasi MBKM. Pertama,
tetap fokus pada pencapaian SKL/CPL. Kedua, dipastikan untuk pemenuhan
hak belajar maksimum 3 semester, mahasiswa mendapatkan pengalaman
belajar dengan kompetensi tambahan yang gayut dengan CPL Prodinya.
Ketiga, dengan implementasi MB-KM mahasiswa mendapatkan pengalaman
belajar di dunia nyata sesuai dengan profil atau ruang lingkup pekerjaannya.
Keempat, kurikulum yang dirancang dan dilaksanakan bersifat fleksibel dan
mampu beradaptasi dengan perkembangan IPTEKS (scientific vision) dan
tuntutan bidang pekerjaan (market signal).
Strategi implementasi MB-KM secara umum dilaksanakan melalui-
point-point berikut:
a. Playground MB-KM Unpas adalah strategi untuk membangun kapasitas
Unpas dalam memfasilitasi implementasi 9 ragam kegiatan MB-KM
arahan DIKTI secara berkualitas. Konsepnya adalah bahwa PIC atau
penanggungjawab pengelolaan (PPEPP) dari setiap ragam kegiatan MB-
KM dibagi kepada Unit / Satuan / Lembaga yang relevan.

20 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


Gambar 4.2 Playground MB-KM Unpas dalam Memfasilitasi
Implementasi 9 ragam Bentuk Kegiatan Pembelajaran MB-KM

Layanan In dimaksudkan bisa menerima mahasiswa dari luar Unpas,


sedangkan layanan Out dimaksudkan untuk menyalurkan mahasiswa
Unpas untuk melakukan kegiatan aktivitas di luar perguruan Tinggi.
Kegiatan MB-KM yang dikelola bisa bersumber dari penawaran
DIKTI, penawaran atau hasil hunting dari DUDI, NGO dan
Pemerintah, atau dari inisiatif Unpas sendiri. Untuk yang terakhir,
hendaknya penawaran dilakukan juga melalui website
kampusmerdeka.kemdikbud.go.id .
Rincian kegiatan yang dilaksanakan tiap PIC /Pengelola meliputi
1) Merumuskan dan mensosialisasikan program berupa tujuan (target
CPL dan SubCPL), objek/lokasi, deskripsi dan spesifikasi
kegiatan, lama kegiatan jadwal, dan aspek pembiayaan

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 21


2) Menawarkan, menerima pendaftaran, menyeleksi, menetapkan
penerimaan peserta MB-KM, membuat kontrak MB-KM dengan
menguhubungi Prodi asal mahasiswa
3) memfasilitasi komunikasi dengan objek / lapangan dari kegiatan,
4) merekrut dan mengalokasikan pembimbing lapangan dan dari
kampus, memantau pelaksanaann kegiatan,
5) mengkoordinasikan penilaian, rekognisi dan konversi dengan
Pimpinan Prodi asal mahasiswa, dan
6) mengeluarkan nilai secara resmi dan mengirimkan ke mahasiswa
dan ke Prodi asal mahasiswa
7) membuat laporan pelaksanaan, evaluasi, dan rencana tindak lanjut
setiap akhir semester kepada Rektor
b. Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPM) Unpas bekerja sama
dengan Pusat PPM setiap Fakultas berkewajiban dan berwenang untuk
mengelola kegiatan MB-KM untuk KKN/ Bina Desa dan Proyek Kema-
nusiaan untuk mahasiswa Unpas maupun dari luar Unpas
c. Lembaga Penelitia (Lemlit) Unpas bekerja sama dengan Pusat Penelitian
setiap Fakultas berkewajiban dan berwenang membentuk Pusat Riset
Unggulan Unpas dan mengelola kegiatan MB-KM Penelitian/Riset untuk
mahasiswa Unpas maupun dari luar Unpas
d. Pusat Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional (P3AI)
Unpas berkewajiban dan berwenang bekerjasama dengan fakultas
mengelola kegiatan MB-KM Asisten Mengajar untuk mahasiswa Unpas
maupun dari luar Unpas
e. Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis berkewajiban dan berwenang
mengelola kegiatan MBKM kewirausahaan untuk mahasiswa Unpas
maupun dari luar Unpas
f. Biro Kemahasiswaan bekerja sama dengan bidang III Fakultas dan Prodi
berkewajiban dan berwenang mengelola Kegiatan MBKM Proyek
Independent (diorientasikan untuk lomba dan prestasi mahasiswa) dan
tawaran program Military Services hanya untuk mahasiswa Unpas
g. Perkantoran tingkat Universitas, Fakultas, Lembaga, Satuan, UPT
hendaknya membuka kesempatan melaksanakan kegiatan MB-KM
magang di lingkungan unitnya. Tawaran tersebut hendaknya dikelola
secara sistematis, berkualitas serta diusahakan terdaftar di website
kedaireka.id atau kampusmerdeka.kemdikbud.go.id. Pusat Pengolahan

22 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


Data (Puslahta) Unpas diberi kewajiban dan wewenang untuk
mengkoordinasikan kegiatan ini sebagai PIC. Kegiatan Magang di Unpas
menerima mahasiswa internal Unpas maupun dari luar. Namun maha-
siswa sebuah fakultas tidak diijinkan untuk magang di perkantoran
fakultasnya sendiri.
h. Program studi dalam hal ini adalah Kaprodi, berkewajiban dan berwenang
menjadi PIC kegiatan MB-KM Pertukaran pelajar, untuk aliran in maupun
out. Prodi juga sebagai bertugas sebagai PIC kegiatan Magang DUDI,
Pemerintah, maupun NGO melalui:
1) mengikuti tawaran magang dari pemerintah (program magang
BUMN)
2) inisiasi dari Prodi, dengan terlebih dahulu melakukan kerjasama
dengan mitra yang siap menerima mahasiswa
3) inisiasi dari mahasiswa yang tertarik mengikuti tawaran magang di
website kampusmerdeka.kemdikbud.go.id
Aspek pembiayaan dari playground MB-KM ini, dibahas dalam juknis
yang terpisah.

3. Pembelajaran Daring untuk Memfasilitasi Merdeka Belajar –


Kampus Merdeka
Program MB-KM memungkinkan mahasiswa untuk melakukan
kegiatan pembelajaran di luar program studi, baik di dalam perguruan tinggi
yang sama, maupun di luar perguruan tinggi asal mahasiswa. Sesuai dengan
buku Panduan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, terdapat berbagai jenis
kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan mahasiswa di luar program
studinya, seperti: pertukaran mahasiswa, magang/praktik kerja, asistensi
mengajar di suatu satuan pendidikan, penelitian/riset di suatu instansi/
institusi, melakukan proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, studi/proyek
independen, atau membangun desa/kuliah kerja nyata tematik. Kegiatan-
kegiatan tersebut dapat diambil oleh mahasiswa tersebar dalam maksimum 3
(tiga) semester.
Pada berbagai kegiatan yang disebutkan di atas, mahasiswa tetap dapat
memiliki kesempatan untuk mengikuti proses pembelajaran lainnya (baik di
program studi sendiri atau di sumber belajar lainnya) sesuai dengan jumlah
maksimum beban sks yang dimiliki oleh mahasiswa pada suatu semester.
Dalam hal ini, program studi perlu pula menyiapkan berbagai moda dan

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 23


strategi pembelajaran untuk mengakomodir proses pembelajaran mahasiswa
selama mereka melaksanakan berbagai kegiatan pembelajaran di luar
program studinya. Sebagai contoh ilustrasi, Gambar 4.3 menjelaskan
beberapa skenario yang mungkin dilakukan oleh mahasiswa di dalam
menjalankan merdeka belajar.

Gambar 4.3 Proses Pembelajaran


dalam 1 (Satu) Semester Program MB-KM

Gambar 4.3 menjelaskan bahwa dalam 1 (satu) semester, bila


mahasiswa masih memiliki sejumlah sks yang diijinkan, di luar jumlah sks
suatu kegiatan pembelajaran di luar program studi yang diambil, maka
mahasiswa tersebut dapat mengambil beberapa mata kuliah di dalam
program studi (secara tatap muka atau daring) dan/atau di luar program studi
(secara daring). Untuk mata kuliah yang diikuti di luar program studi
mahasiswa dapat mengikutinya secara daring pada suatu institusi/perguruan
tinggi lain atau mengambil mata kuliah yang tersedia pada suatu
penyelenggara Massive Open Online Courses (MOOCs) yang diakui oleh
program studi asal mahasiswa. Dengan demikian, meskipun mahasiswa
sedang mengikuti proses pembelajaran di luar program studi, mahasiswa
tersebut tetap dapat mengikuti perkuliahan mata kuliah yang diambil di
program studinya atau di luar program studi. Hal ini akan berdampak pada
lama masa studi yang dapat ditempuh oleh seorang mahasiswa. Mahasiswa
tetap dapat memperoleh wawasan dan pengetahuan di luar program studinya,
namun tidak mempengaruhi masa studi yang harus ditempuh.

24 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


Khusus untuk kegiatan proses pembelajaran yang berupa perolehan
kredit di luar program studi (baik secara daring maupun tatap muka di
perguruan tinggi sendiri maupun perguruan tinggi lain), mahasiswa juga
tetap dimungkinkan untuk dapat mengambil mata kuliah sesuai dengan
skenario di atas (mengambil beberapa mata kuliah dari perguruan tinggi
lain/penyelenggara MOOCs), selama jumlah maksimum sks yang diizinkan
dalam semester terkait masih dipenuhi. Hal ini secara ringkas digambarkan
pada skenario yang diberikan pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Skenario Pembelajaran


dalam 1 (Satu) Semester Program MB-KM

Ilustrasi pada Gambar 4.4 menunjukkan, sebagai contoh, seorang


mahasiswa (yang berasal dari Perguruan Tinggi A) pada suatu semester me-
miliki maksimum 21 sks (X sks), dan mahasiswa tersebut ingin mengambil
1 (satu) mata kuliah dengan bobot 3 sks (Y sks) di suatu Perguruan Tinggi B
secara tatap muka (face to face/F2F), maka 18 sks sisanya masih dapat
diikuti oleh mahasiswa tersebut dengan mengambil beberapa mata kuliah
dari perguruan tinggi asal mahasiswa (PT A) secara daring. Sebaliknya, bila
Y sks yang akan diambil secara daring dari perguruan tinggi lain (PT B) atau
mengambil melalui penyelenggara MOOCs, maka mahasiswa tersebut, tetap
dapat mengikuti perkuliahan sejumlah (X-Y) sks secara tatap muka di
perguruan tinggi asalnya (PT A).

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 25


Skenario di atas perlu dipersiapkan oleh program studi atau perguruan
tinggi terkait, terutama untuk memfasilitasi pembelajaran secara daring yang
diambil oleh mahasiswa dari prodinya sendiri. Ini semua memerlukan
kesiapan terkait aplikasi (seperti Sistem Pengelola Pembelajaran/Learning
Management Systems) dan infrastruktur yang memadai, yang memungkinkan
mahasiswa dapat mengakses dan mengikuti proses pembelajaran.
Pendidikan Tinggi sangat berperan pada perubahan sosial masyarakat
dan kemajuan suatu bangsa. Pada era digital seperti sekarang ini tidak bisa
dihindarkan adanya potensi-potensi baru yang akan digunakan untuk
percepatan kemajuan tersebut, salah satunya adalah Massive Open Online
Courses (MOOCs). Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa MOOCs
mempunyai potensi peran dalam berbagai aktivitas pembelajaran di
pendidikan tinggi.

4. Pengakuan Kredit dalam Transkrip dan Surat Keterangan


Pendamping Ijazah (SKPI)
a. Pengakuan Kredit dalam Transkrip
Pasal 5 (Ayat 1) Permendikbud No. 59 Tahun 2018 menyebutkan
bahwa Ijazah diterbitkan perguruan tinggi disertai dengan Transkrip
Akademik dan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). Transkrip
Akademik adalah dokumen resmi institusi pendidikan tinggi sebagai bukti
sah akumulasi kegiatan akademik atau hasil pembelajaran setiap mata kuliah
bersama bobot sks, serta Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), yang dilaksanakan
mahasiswa berdasarkan kurikulum yang berlaku dari suatu program studi
mulai dari semester awal sampai pada semester akhir. Sebagai dokumen sah,
Transkrip Akademik dibuat melalui prosedur operasional baku dan sebagai
bagian penting sistem penjaminan mutu perguruan tinggi. Standar-standar
yang digunakan wajib mengacu pada SN-Dikti. Satuan kredit semester (sks)
dengan sendirinya juga mendapatkan pengakuan sah karena sks
menunjukkan bobot waktu pembelajaran dari setiap mata kuliah di dalam
transkrip akademik.
Bobot sks dari setiap mata kuliah ditentukan berdasarkan CPL yang
dibebankan kepada mata kuliah, yang diformulasikan lebih spesifik menjadi
CPMK dan Sub-CPMK, serta pengalaman belajar mahasiswa melalui
bentuk-bentuk, metode-metode dan asesmen pembelajaran selama 16
minggu pembelajaran. Setiap mata kuliah dengan bobot sks dimasukkan ke

26 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


dalam struktur kurikulum yang terdiri atas sejumlah semester tertentu
tergantung pada jenjang program studi. Mata kuliah di dalam struktur
kurikulum dengan bobot sks adalah bagian penting dokumen kurikulum
program studi. Dokumen kurikulum selanjutnya disahkan di internal
program studi/fakultas dan dijadikan dasar untuk pembukaan dan akreditasi
program studi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).
Dalam program MB-KM mahasiswa diberikan kebebasan mengambil
sks di luar program studi berupa 1 semester kesempatan mengambil mata
kuliah di luar program studi dan 2 semester melaksanakan aktivitas pembe-
lajaran di luar perguruan tinggi.
Pengambilan mata kuliah di luar program studi, baik di dalam maupun
diluar perguruan tinggi dapat untuk memenuhi capaian pembelajaran yang
sudah tertuang di dalam struktur kurikulum, ataupun untuk memperkaya
capaian pembelajaran lulusan yang dapat berbentuk mata kuliah pilihan.
Target program studi di dalam atau di luar perguruan tinggi dalam lingkup
nasional adalah dari program studi target yang telah terakreditasi oleh BAN-
PT, sehingga secara langsung nilai sks mata kuliah mendapatkan pengakuan.
Selain itu, perguruan tinggi menyusun kebijakan/pedoman akademik untuk
memfasilitasi kegiatan pembelajaran di luar prodi tersebut dan mengembang-
kan kerjasama melalui nota kesepahaman (MoU) dengan mitra perguruan
tinggi di dalam dan luar negeri. Kerjasama dapat dilakukan secara nasional
dalam bentuk bilateral, konsorsium (asosiasi prodi), klaster (berdasarkan
akreditasi), atau zonasi (berdasarkan wilayah). Program studi melaporkan
pengakuan sks dalam program transfer kredit ke Pangkalan Data Pendidikan
Tinggi. Kegiatan pembelajaran di luar Program Studi lain pada Perguruan
Tinggi yang berbeda dapat dilakukan secara tatap muka atau dalam jaringan
(daring).
Program MB-KM 2 semester di luar program studi dengan bentuk
kegiatan belajar pilihan seperti magang/ praktek kerja di Industri atau tempat
kerja lainnya, melaksanakan proyek pengabdian kepada masyarakat di desa,
mengajar di satuan pendidikan, mengikuti pertukaran mahasiswa, melakukan
penelitian, melakukan kegiatan kewirausahaan, membuat studi/proyek
independen, dan/atau mengikuti program kemanusisaan, penentuan bobot sks
adalah berdasarkan atas susunan capaian pembelajaran yang dapat
dikategorikan sebagai penguasaan Pengetahuan, Sikap, keterampilan Umum
dan/atau Keterampilan Khusus, serta waktu yang dibutuhkan membangun

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 27


pengalaman belajar untuk menginternalisasi capaian pembelajaran tersebut.
Satu sks adalah setara dengan 170 menit/minggu/semester pengalaman
belajar mahasiswa (berdasarkan SN-Dikti). Penyusunan capaian pembela-
jaran bentuk kegiatan pembelajaran di atas dan rasionalisasi bobot sks
berdasarkan SN-Dikti, dilakukan oleh tim kurikulum program studi,
selanjutnya disahkan oleh prodi/fakultas. Berdasarkan susunan capaian
pembelajaran yang telah ditetapkan, bentuk-bentuk kegiatan belajar tersebut
dibuatkan RPS yang mengacu pada SN-Dikti, selanjutnya RPS disahkan oleh
Prodi/Fakultas untuk diimplementasikan. Dengan demikian sks dari bentuk-
bentuk kegiatan belajar secara sah dan mendapat pengakuan tercantum di
dalam transkrip akademik. Setelah mendapat pengakuan dan kesetaraan dari
program studi atas kegiatan pembelajaran MB-KM yang dilakukan maha-
siswa, Program studi melaporkan pengakuan sks dalam program transfer
kredit ke Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.

b. Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI)


Durasi pendidikan dan kisaran satuan kredit beragam antar negara pada
aras pendidikan yang sama. Seperti aras pendidikan Bachelor di Indonesia
ditempuh selama 4 tahun dengan kisaran kredit 144-166, di Malaysia
ditempuh selama dengan kredit 120, di Thailand ditempuh selama 4 tahun
dengan kisaran kredit 120-180, dan di Jepang ditempuh selama 4 tahun
dengan kredit 120. Perbedaan durasi pendidikan dan kisaran kredit ini untuk
level pendidikan atau kualifikasi yang sama menimbulkan kesulitan dalam
melakukan penyetaraan atau program kerjasama bergelar, kalau hanya
disertai ijazah dan transkrip akademik. Untuk itu deskripsi capaian
pembelajaran yang dituangkan dalam suatu Surat Pendamping Ijazah (SKPI)
menjadi sangat penting sebagai cara komunikasi antar kualifikasi. Adanya
SKPI ini sangat mendukung penerapan KKNI serta pengakuan penyetaraan
kualifikasi antar Negara.
Di dalam Permendikbud No. 59 tahun 2018 disebutkan bahwa SKPI
adalah surat pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Perguruan Tinggi,
berisi informasi tentang pencapaian akademik atau kualifikasi dari lulusan
pendidikan tinggi bergelar. Kualifikasi lulusan dinarasikan secara deskriptif
yang menyatakan capaian pembelajaran lulusan pada jenjang KKNI yang
relevan, dalam suatu format standar yang mudah dipahami oleh masyarakat
umum. SKPI bukan pengganti dari ijazah dan bukan transkrip akademik.

28 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


SKPI juga bukan media yang secara otomatis memastikan pemegangnya
mendapatkan pengakuan.
UNESCO dalam konvensi tentang Pengakuan Studi, Diploma dan
Gelar tentang Pendidikan Tinggi di Negara-negara Eropa tahun 1979,
menyebutkan bahwa pengembangan kerjasama antar bangsa di bidang
pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya dan komunikasi, memainkan peran
penting dalam mendorong dan memajukan perdamaian, dan pemahaman
internasional. Pada tahun 2005, ijazah atau lulusan perguruan tinggi di Eropa
sudah dilengkapi SKPI atau diploma supplement. Demikian pula yang lulus
dari sekolah vokasi menerima sejenis SKPI yang disebut Europass
Certificate Supplement. Europass Certificate Supplement sangat membantu
pemberi kerja atau institusi pendidikan tinggi di luar Eropa untuk memahami
kemampuan kerja dari pemegang sertifikat atau posisi kualifikasinya dalam
European Qualification Framework sehingga mudah disandingkan dengan
kualifikasi orang lain yang berasal dari sistem pendidikan yang berbeda.
Selain bertujuan untuk penyetaraan kualifikasi, SKPI juga memberikan
manfaat penting bagi lulusan dan institusi pendidikan tinggi.
Manfaat SKPI bagi lulusan:
1) Sebagai dokumen tambahan yang menyatakan kemampuan kerja,
penguasaan pengetahuan, dan sikap/moral seorang lulusan yang lebih
mudah dimengerti oleh pihak pengguna di dalam maupun luar negeri
dibandingkan dengan membaca transkrip.
2) Sebagai penjelasan yang obyektif dari prestasi dan kompetensi
pemegangnya.
3) Meningkatkan kelayakan kerja (employability) terlepas dari kekakuan
jenis dan jenjang program studi.

Manfaat SKPI bagi institusi pendidikan tinggi:


1) Sebagai penjelasan terkait dengan kualifikasi lulusan, yang lebih mudah
dimengerti oleh masyarakat dibandingkan dengan membaca transkrip.
2) Wujud akuntabilitas penyelenggaraan program dengan pernyataan
capaian pembelajaran suatu program yang transparan. Pada jangka
menengah dan panjang, hal ini akan meningkatkan “trust” dari pihak
lain dan sustainability dari institusi.
3) Menyatakan bahwa institusi pendidikan berada dalam kerangka kualifi-
kasi nasional yang diakui secara nasional dan dapat disandingkan

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 29


dengan program pada institusi luar negeri melalui qualification
framework masing-masing negara;
4) Meningkatkan pemahaman tentang kualifikasi pendidikan yang dikelu-
arkan pada konteks pendidikan yang berbeda-beda.
Panduan lebih jelas mengenai SKPI dapat dilihat pada Permen-
ristekdikti Nomor 59 Tahun 2018 tentang Ijazah, Sertifikat Kompetensi,
Sertifikat Profesi, Gelar, dan Tata Cara Penulisan Gelar di Perguruan Tinggi.

5. Peran Mitra dan Karakteristiknya


Dalam rangka mendukung Universitas Pasundan (Unpas) menuju
Universitas Kependidikan Kelas Dunia, UNPAS secara berkelanjutan
mendorong lembaga dan seluruh sivitas akademikanya untuk siap menerima
tantangan global yang menuntut peningkatan kapasitas dan kesiapan dalam
menghadapi globalisasi. Sebagai lembaga pendidikan tinggi kependidikan
yang mengemban amanah melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi,
Unpas terus bersiap mengembangkan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
pada masyarakat untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pendidikan di
Indonesia dengan tidak menutup peluang kerjasama dengan mitra dari dalam
dan luar negeri. Kerjasama ini ini didasarkan pada Undang-Undang Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 26 Tahun 2007 tentang Kerja
sama Perguruan Tinggi di Indonesia dengan Perguruan Tinggi atau Lembaga
lain di Luar Neger. Sejauh ini, Universitas Pasundan telah melaksanakan
kegiatan kerjasama baik dengan dunia usaha (6) dalam dan luar negeri (1),
institusi pemerintah dalam negeri (20), institusi pendidikan dalam negeri (83)
dan luar negeri (27) juga organisasi dalam negeri (2) dengan total kerjasama
139. Sampai saat ini yang belum dilaksanakan adalah kerjasama antara
pemerintah Luar Negeri, organisasi luar negeri dan beberapa perguruan
tinggi luar negeri lainnya yang implementasinya masih harus ditindaklanjuti.
Manfaat kerjasama harus dirasakan antara Universitas Pasundan
dengan mitra terkait. Adapaun keuntungan dari kerjasama ini antara lain
perolehan dana, peningkatan kapasitas staf, pengembangan sarana dan
prasarana, rekognisi, dan lain lain.
Dalam pelaksanaannya kerjasama yang dilaksanakan harus mengacu
kepada pedoman pelaksanaan Kerjasama Universitas Pasundan dengan mitra
lainnya. Pedoman ini disusun untuk dijadikan acuan perencanaan dan

30 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


pelaksanaan kegiatan sesuai dengan lingkup fungsi, tugas dan peran
Universitas. Melalui pedoman ini juga dimaksudkan untuk memberikan
arahan, prosedur, tata cara, dan persyaratan bagi unit kerja di lingkungan
Unpas untuk menjalin kerjasama dengan lembaga mitra di luar negeri, serta
untuk membantu unit kerja di lingkungan Unpas menyusun surat dokumen
kerjasama dalam bentuk nota kesepahaman (memorandum of understanding/
MoU), dan surat perjanjian kerjasama (memorandum of agreement/MoA).
Divisi Kerjasama Universitas Pasundan dibagi menjadi tiga bagian yaitu
Divisi Kerjasama Nasional ( unit ini menangani kerja sama dengan cakupan
nasional, baik institusi pendidikan,lembaga pemerintahan maupun dunia
industri), Unit Kerjasama Internasional (unit ini menangani semua bentuk
kerjasama dengan cakupan internasional misalnya pertukaran pelajar asing
dengan program U2U, darmawisata, beasiswa luar negeri dari kementrian,
juga melakukan aktivitas dengan berbagai organisasi lainnya).
Tujuan pengelolaan kerjasama ini adalah pendataan dan pemetaan
kerja sama Perguruan Tinggi, pemantauan, evaluasi dan pembinaan kerja
sama Perguruan Tinggi, Penyusunan program kemitraan yang dapat mendu-
kung kerjasama Perguruan Tinggi, Penyusunan peta jalan (roadmap) kerja
sama Perguruan Tinggi, Sumber informasi dan rujukan bagi berbagai
program dan institusi.
Mekanisme yang dilakukan adalah melalui penunjukan Tim Pelaksana
Kegiatan terhadap suatu kerjasama yang ditetapkan oleh Universitas
Pasundan, tim pelaksana kegiatan mengembangkan indikasi kegiatan ke
dalam suatu bentuk Kerangka Acuan Kerja yang juga disepakati oleh pihak
mitra dan diketahui oleh Wakil Rektor bidang Akademik, Tim pelaksana
kegiatan melakukan kegiatan sesuai dengan arahan yang tercantum dalam
Kerangka Acuan Kerja. Dalam hal terdapat dana yang masuk ke pihak
Universitas Pasundan, maka dana tersebut dikelola sesuai peraturan yang
berlaku.
Satuan Penjaminan Mutu (SPM), Satuan Pengawas Internal (SPI), dan
Divisi Kerjasama Universitas Pasundan bertanggungjawab terhadap moni-
toring dan evaluasi atas kegiatan yang dilaksanakan oleh tim pelaksana.
Hasil monitoring dan evaluasi kegiatan dilaporkan kepada Rektor secara
berkala dan dikomunikasikan dengan pihak mitra.
Adapun prosedur kerjasama adalah sebagai berikut:Inisiatif kerjasama
bisa saja datang secara individu, atau program studi, atau fakultas, kemudian

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 31


dilakukan inisiasi kerjasama oleh Divisi Kerjasa, jika usulan dianggap
sejalan dengan Visi dan Misi Universitas Pasundan, maka dilanjutkan
dengan penyusunan draft doumen kerjasama, jika tidak, maka usuan itu akan
ditolak. Setelah draft dokumen kerjasama selesai, maka selanjutnya adalah
melakukan diskusi draft tersebut dengan calon Mitra.
Jika semua dokumen kerjasama sudah disepakati oleh pihak Univer-
sitas Pasundan dan calon Mitra, maka dokumen tersebut dievaluasi oleh
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Divisi Kerjasama untuk diajukan
kepada Rektor. Setelah mendapat persetujuan dari Wakil Rektor Bidang
Akademik dan Divisi Kerjasama, maka dilakukan penandatanganan doku-
men kerjasama antara Rektor dan Mitra untuk MoU, dan antara Dekan
dengan Mitra untuk MoA. Tahap ini berarti dokumen kerjasama sudah dise-
pakati dan dapat dilakukan aktivitas kerjasama sesuai dengan dokumen yang
telah ditanda tangani. Pada akhir tahun, setiap kerjasama akan dievaluasi
oleh pihak SPI dan SPM untuk memastikan kerjasama berjalan dengan baik.
Peran Mitra:
a. Membuat dokumen kerja sama (MoU/MoA/SPK) bersama perguruan
tinggi/fakultas/ program studi.
b. Melaksanakan program kegiatan luar prodi sesuai dengan ketentuan
yang ada dalam dokumen kerja sama (MoU/MoA/SPK).

6. Rekognisi dan Konversi sks Mata Kuliah


Fokus dari program MB-KM adalah pada capaian pembelajaran
(learning outcomes). Kurikulum Pendidikan Tinggi pada dasarnya bukan
sekedar kumpulan mata kuliah, tetapi merupakan rancangan serangkaian
proses pendidikan/pembelajaran untuk menghasilkan suatu learning out-
comes (capaian pembelajaran). A curriculum is broadly defined as the totality
of student experiences that occur in the educational process, (Kelly 2009).
Secara umum penyetaraan bobot kegiatan MB-KM dapat dikelom-
pokkan menjadi 2 bentuk yaitu bentuk bebas (free form) dan bentuk
terstruktur (structured form).

a. Bentuk bebas (free form)


Kegiatan merdeka belajar selama 6 bulan disetarakan dengan 20 SKS
tanpa penyetaraan dengan mata kuliah. Duapuluh SKS tersebut dinyatakan
dalam bentuk kompetensi yang diperoleh oleh mahasiswa selama mengikuti

32 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


program tersebut, baik dalam kompetensi keras (hard skills), maupun
kompetensi halus (soft skills) sesuai dengan capaian pembelajaran yang
diinginkan. Misalnya untuk bidang keteknikan, contoh hard skills sebagai
bagian dari capaian pembelajaran adalah: kecakapan untuk merumuskan
permasalahan keteknikan yang kompleks (complex engineering problem
definition), kemampuan menganalisa dan menyelesaikan permasalahan
keteknikan berdasar pengetahuan sains dan matematika, dsb.; sementara
contoh soft skills-nya adalah: kemampuan berkomunikasi dalam lingkungan
kerja profesi, kemampuan bekerjasama dalam tim, kemampuan untuk
menjalankan etika profesi, dsb. Capaian pembelajaran dan penilaiannya dapat
dinyatakan dalam kompetensi-kompetensi tersebut.
Sebagai contoh: Mahasiswa Magang di Industri selama 6 bulan

Hard skills:
a. Merumuskan permasalahan keteknikan : 3 sks A
b. Menyelesaikan permasalahan teknis di lapangan : 3 sks B
c. Kemampuan sintesa dalam bentuk design : 4 sks A

Soft skills:
a. Kemampuan berkomunikasi : 2 sks A
b. Kemampuan bekerjasama : 2 sks A
c. Kerja keras : 2 sks A
d. Kepemimpinan : 2 sks A
e. Kreativitas : 2 sks B
Selain dalam bentuk penilaian capaian, pengalaman/kompetensi yang
diperoleh selama kegiatan magang dapat juga dituliskan dalam bentuk
portofolio sebagai SKPI (surat keterangan pendamping ijazah).

b. Bentuk berstruktur (structured form)


Kegiatan merdeka belajar juga dapat distrukturkan sesuai dengan kuri-
kulum yang ditempuh oleh mahasiswa. Duapuluh sks tersebut dinyatakan
dalam bentuk kesetaraan dengan mata kuliah yang ditawarkan yang
kompetensinya sejalan dengan kegiatan magang.
Sebagai contoh, mahasiswa T Kimia magang 6 bulan di Industri
Petrokimia akan setara dengan belajar mata kuliah:

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 33


a. Fenomena transport 2 sks
b. Unit operasi 3 sks
c. Industri proses kimia 3 sks
d. Rekayasa reaksi kimia 3 sks
e. Kontrol proses kimjia 3 sks
f. Teknologi separasi 2 sks
g. Laporan akhir sebagai pengganti skripsi 4 sks

Selain kedua bentuk tersebut, dapat pula dirancang bentuk hibrida,


gabungan antara bentuk bebas (free-form) dan terstruktur (structured).

Tabel 4.1 Bentuk Pembelajaran dan Estimasi Waktu

7. Peran Perguruan Tinggi, Fakultas, Program studi, Dosen dan


Mahasiswa dalam Program MB-KM
a. Perguruan Tinggi:
1) Wajib memfasilitasi hak bagi mahasiswa (dapat diambil atau
tidak) untuk: dapat mengambil kredit di luar perguruan tinggi
paling lama 2 semester atau setara dengan 40 sks, dapat
mengambil kredit di program studi yang berbeda di perguruan
tinggi yang sama sebanyak 1 semester atau setara dengan 20 sks,

34 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


2) Menyusun kebijakan/pedoman akademik untuk memfasilitasi
kegiatan pembelajaran di luar prodi,
3) Membuat dokumen kerja sama (MoU/MoA/SPK) dengan mitra.
b. Fakultas berperan:
1) Menyiapkan fasilitasi daftar mata kuliah tingkat fakultas yang bisa
diambil mahasiswa lintas prodi.
2) Menyiapkan dokumen kerja sama (MoU/MoA/SPK) dengan mitra
yang relevan.
c. Program Studi berperan:
1) Menyusun atau menyesuaikan kurikulum dengan model
implementasi kampus merdeka.
2) Memfasilitasi mahasiswa yang akan mengambil pembelajaran
lintas prodi dalam Perguruan Tinggi.
3) Menawarkan mata kuliah yang bisa diambil oleh mahasiswa di
luar prodi dan luar Perguruan Tinggi beserta persyaratannya.
4) Melakukan ekuivalensi mata kuliah dengan kegiatan pembelajaran
luar prodi dan luar Perguruan Tinggi.
5) Jika ada mata kuliah/sks yang belum terpenuhi dari kegiatan
pembelajaran luar prodi dan luar Perguruan Tinggi, disiapkan
alternatif mata kuliah daring.
d. Mahasiswa berperan:
1) Merencanakan bersama Dosen Pembimbing Akademik mengenai
program mata kuliah/program yang akan diambil di luar prodi.
2) Mendaftar program kegiatan luar prodi.
3) Melengkapi persyaratan kegiatan luar prodi, termasuk mengikuti
seleksi bila ada.
4) Mengikuti program kegiatan luar prodi sesuai dengan ketentuan
pedoman akademik yang ada.

8. Indikator Kinerja Utama (IKU)


Perguruan tinggi sebagai lembaga ilmu, pengetahuan, penelitian, serta
pengabdian kepada masyarakat, dituntut untuk dapat lebih fokus dalam
merealisasikan target kinerjanya. Salah satu kunci dalam mengatur kinerja
perguruan tinggi ialah melalui Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan
Tinggi yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 35


Kebudayaan Nomor 754/P/2020 tentang Indikator Kinerja Utama Perguruan
Tinggi Negeri dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi di Lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. IKU merupakan ukuran kinerja
baru bagi perguruan tinggi untuk mewujudkan perguruan tinggi yang adaptif
dengan berbasis luaran lebih konkret. Kebijakan tersebut juga menjadi alat
ukur untuk mengakselerasi implementasi Merdeka Belajar - Kampus
Merdeka.
Demi kemajuan pesat yang diharapkan, Indikator Kinerja Utama
Perguruan Tinggi baru telah dirancang berdasarkan prinsip-prinsip berikut:
a. Meningkatkan relevansi perguruan tinggi dengan kebutuhan
industri, dunia usaha, dan dunia kerja. Sebagai contoh, Indikator
Kinerja Utama baru mengajak Praktisi untuk menjadi Dosen dan
mendorong program studi untuk melibatkan mitra dari industri, dunia
usaha, atau dunia kerja dalam pengembangan dan pelaksanaan.
b. Memberikan kebebasan kepada perguruan tinggi untuk memilih
keunggulan yang ingin dikembangkan. Perguruan tinggi tidak dituntut
untuk menjadi unggul dalam semua Indikator Kinerja Utama baru, tetapi
dibebaskan untuk fokus kepada capaian kinerja pada indikator yang
dipilih sendiri. Sistem poin baru menilai perguruan tinggi berdasarkan
pencapaian keseluruhan, namun memberikan rekognisi kepada
perguruan tinggi dengan keunggulan di indikator tertentu.
c. Memprioritaskan sasaran agar perguruan tinggi dapat fokus
mengejar perubahan yang paling penting. Delapan Indikator Kinerja
Utama telah dipilih sebagai indikator perubahan yang akan paling
berdampak terhadap kualitas lulusan, kualitas dosen, dan kualitas
kurikulum.
Kedelapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi diuraikan
pada Tabel 4.2 sebagai berikut.

Tabel 4.2 Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi

Aspek Indikator Kinerja Utama (IKU)


Kualitas IKU 1 Persentase Lulusan program sarjana yang berhasil men-
Lulusan dapatkan pekerjaan, studi lanjut atau menjadi wiraswasta
dengan pendapatan cukup
IKU 2 Persentase mahasiswa program sarjana yang menghabis-
kan paling tidak 20 sks di luar kampus atau meraih
prestasi minimal tingkat nasional

36 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


Kualitas IKU 3 Persentase dosen yang berkegiatan tridharma di kampus
Dosen lain, di QS 100, bekerja sebagai praktisi di dunia
industri, atau membina mahasiswa yang berhasil meraih
prestasi minimal tingkat nasional dalam 5 tahun terakhir
IKU 4 Persentase Dosen berkualifikasi doktor, memiliki serti-
fikasi kompetensi/profesi yg diakui industri dan dunia
kerja, atau berasal dari kalangan praktisi profesional,
dunia industri, atau dunia kerja
IKU 5 Jumlah luaran penelitian dan pengabdian kepada masya-
rakat per dosen, yang berhasil mendapatkan rekognisi
internasional atau diterapkan oleh masyarakat
Kualitas IKU 6 Persentase Prodi sarjana yang melaksanakan kerjasama
Kurikulum dengan mitra
dan IKU 7 Persentase mata kuliah program sarjana yang mengguna-
Pembela- kan pendekatan Pemecahan kasus (case method) atau
jaran project based learning sebagai bobot evaluasi.
IKU 8 Persentase Prodi sarjana yang memiliki akreditasi atau
sertifikasi internasional yang diakui pemerintah

9. Indikator Kinerja Tambahan (IKT) Unpas


Selain Indikator Kinerja Utama yang ditetapkan melalui Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, institusi perguruan tinggi dapat
menentukan Indikator Kinerja Tambahan sesuai dengan aspek yang ingin
diraih, selaras dengan visi, misi dan tujuan institusi. Terkait dengan hal
tersebut, maka Universitas Pasundan menetapkan dua Indikator Kinerja
Tambahan sebagai berikut.

IKT 1: Civitas akademika memiliki nilai-nilai karakter yang bersumber dari


Pola Ilmiah Pokok (PIP) Institusi, yaitu Nyantri-Nyunda-Nyakola,
Pengkuh agamana-Luhung Elmuna-Jembar Budayana, Silih Asah-
Silih Asih-Silih Asuh..
IKT 2: Civitas akademika memiliki nilai-nilai karakter yang bersumber dari
Keterampilan abad ke-21, yakni kolaborasi, komunikasi, berpikir
kritis, berpikir kreatif, serta berkompetensi komputasi.

10. Target Capaian IKU dan IKT UNPAS


Sesuai dengan kebijakan MB-KM Unpas poin 7, pada subab ini
diuraikan tentang ketetapan Rektor Unpas dalam SK no : 52/Unpas.R/SK/C/
III/2021 tentang Penetapan Target IKU dan IKT yang diadopsi dan diadap-

BukuBuku
Panduan Implementasi MBKM Unpas |37
Panduan Implementasi MBKM Unpas
37
tasi dari Kepmendikbud nomor 754/P/2020. Target tersebut diharapkan
menjadi panduan Prodi, Fakultas, Lembaga, atau satuan untuk menyusun
program kerja, dan dapat tercapai dalam kurun waktu 3 tahun.
Semua kegiatan MB-KM diorientasikan untuk mengejar ketercapaian
target IKU-2 yakni mahasiswa yang berpengalaman studi di luar kampus.
IKU-2 diturunkan menjadi IKU-2.a.1 tentang Jumlah mahasiswa yang
ditargetkan mengikuti MB-KM adalah 30% dari mahasiswa tingkat III dan
tingkat IV, dengan rata-rata jumlah perolehan kredit sebanyak 20 sks.
IKU-2.b terkait mahasiswa berprestasi di lomba tingkat nasional
dicapai secara khusus melalui kegiatan MB-KM Proyek Independent.
Kegiatan MB-KM diharapkan berdampak pada tercapainya IKU-6 tentang
keterlibatan mitra dalam proses PBM Prodi. Outcome dari kegiatan MB-KM
diharapkan berkontribusi pada peningkatan pencapaian target IKU-1 tentang
kualitas lulusan.
Secara rinci penetapan Target IKU dan IKT Universitas Pasundan
tersaji pada Tabel 4.3.

38 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


Tabel 4.3
PENETAPAN TARGET INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
DAN INDIKATOR KINERJA TAMBAHAN (IKT) UNIVERSITAS PASUNDAN

TARGET
KODE INDIKATOR OBJEK SATUAN IDEAL
(2021-2023)
IKU-1 Kualitas Lulusan
1. Mendapatkan Pekerjaan (Sesuai dengan Kepmendikbud
IKU-1.a lulusan ts-2 %
No. 754 Tahun 2020) 40%
2. Melanjutkan Studi (Sesuai dengan Kepmendikbud
IKU-1.b lulusan ts-2 %
754.P.2020) 10%
3. Menjadi Wiraswasta (Sesuai dengan Kepmendikbud
IKU-1.c lulusan ts-2 %
754.P.2020) 50%
IKT-1.a Nyantri-Pengkuh Agamana, Nyakola-Luhung Elmuna, Nyunda-Jembar Budayana
IKT-1.a.1 1. Pengetahuan dan Pelaksanaan Nilai-nilai Islam Mahasiswa Tingkat Akhir (1-5) 5
IKT-1.a.2 2. Pengetahuan dan Wawasan Keilmuan pada Bidangnya Mahasiswa Tingkat Akhir (1-5) 5
IKT-1.a.3 3. Pengetahuan dan Pemahaman Nilai-nilai Budaya Sunda Mahasiswa Tingkat Akhir (1-5) 5
IKT-1.b Sikap Sosial: Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh
1. Kemampuan dalam Berkomunikasi dan Diskusi
IKT-1.b.1 Mahasiswa Tingkat Akhir (1-5)
Keilmuan (Lisan dan Tulisan) 5
IKT-1.b.2 2. Memiliki Sikap Lemah Lembut dan Kasih Sayang Mahasiswa Tingkat Akhir (1-5) 5
3. Kemampuan Mengayomi, Membimbing dan Sikap
IKT-1.b.3 Mahasiswa Tingkat Akhir (1-5)
Berani Mengingatkan 5

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


IKT-2 Keterampilan Abad 21: Berpikir Kritis, Kreativitas, Kolaboratif, dan Komunikasi
1. Berpikir Kritis, kemampuan untuk mengevaluasi secara
IKT-2.a Mahasiswa Tingkat Akhir (1-5)
sistematis 5

39
TARGET

40
KODE INDIKATOR OBJEK SATUAN IDEAL
(2021-2023)
2. Kreatif, upaya untuk menghubungkan benda-benda atau
IKT-2.b gagasan-gagasan yang sebelumnya tidak berhubungan Mahasiswa Tingkat Akhir (1-5)
sehingga menjadi lebih berguna/manfaat 5
IKT-2.c 3. Kolaboratif, bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan Mahasiswa Tingkat Akhir (1-5) 5
4. Komunikasi, kemampuan menyampaikan gagasan baik
IKT-2.d Mahasiswa Tingkat Akhir (1-5)
lisan atau tulisan 5
IKU-2 Proses Pembelajaran Melalui Pengalaman di Luar Kampus
IKU-2.a Mahasiswa Berpengalaman Studi di Luar Kampus
IKU-2.a.1 1. Jumlah Mahasiswa yang Mengikuti Kegiatan MBKM Mahasiswa tingkat III dan IV % 30%
IKU-2.a.2 2. Jumlah Konversi/Rekognisi dari Kegiatan MBKM rata-rata sks SKS 20
IKU-2.b Mahasiswa Berprestasi di Lomba Tingkat Nasional Mahasiswa tingkat III dan IV % 5%
IKU-3 Kegiatan Dosen di Luar Kampus

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


1. Dosen yang Berkegiatan Tridharma di Perguruan
IKU-3.a dosen Tetap/tahun %
Tinggi Top QS 100 5%
IKU-3.b 2. Dosen yang Melakukan Praktek Profesi dosen Tetap/tahun % 5%-10%
IKU-4 Kualifikasi Dosen
IKU-4.a 1. Dosen Luar Biasa dari Kalangan Praktisi orang/prodi/semester orang 1
IKU-4.b 2. Dosen Kualifikasi Doktor (S3) dosen tetap/prodi % 50%
3. Dosen Memiliki Sertifikat Profesi/Kompetensi yang
IKU-4.c dosen tetap/prodi %
Diakui Industri 10%
IKU-5 Outcome Penelitian dan PPM Dosen
Karya Tulis Ilmiah (Rekognisi Internasional,
IKU-5.a
Penerapan)
TARGET
KODE INDIKATOR OBJEK SATUAN IDEAL
(2021-2023)
IKU-5.a.1 1. Jurnal Dosen Tetap/ 3 tahun % 35%
IKU-5.a.2 2. Buku Dosen Tetap/ 3 tahun % 20%
IKU-5.a.3 3. Studi Kasus dipakai untuk PBM Dosen Tetap/ 3 tahun % 30%
IKU-5.a.4 4. Laporan Penelitian untuk Mitra Dosen Tetap / 3 tahun % 10%
IKU-5.b Karya Terapan
IKU-5.b.1 1. Fisik, Digital, Algortima Dosen Tetap/ 3 tahun % 5%
IKU-5.b.2 2. Invensi bersama Mitra Dosen Tetap / 3 tahun % 3%
IKU-5.c Karya Seni
IKU-5.c.1 1. Visual, Audio, Performance Dosen Tetap/tahun % 1%
IKU-5.c.2 2. Desain Konsep , produk, DKV, arsitektur, kriya, Dosen Tetap/tahun % 1%
IKU-5.c.3 3. Novel, Puisi Dosen Tetap/tahun % 1%
IKU-5.c.4 4. Karya Preservasi : seni modern Dosen Tetap/tahun % 1%
IKT-5.a 1. Pertunjukan Seni Sunda yang diselenggarakan Kegiatan/Fakultas/semester keg 1
IKT-5.b 2. Karya Tari Sunda Modern Karya/tahun keg 3
IKT-5.c 3. Novel,Puisi , Buku Sastra Sunda Karya/tahun karya 5
IKU-6 Jumlah Lembaga Mitra Aktif
IKU-6.a 1. Lembaga Mitra Perguruan Tinggi Jumlah Lembaga/Prodi lembaga 2
IKU-6.b 2. Lembaga Mitra DUDI Jumlah Lembaga/Prodi lembaga 5
IKU-6.c 3. Lembaga Mitra NGO Jumlah Lembaga/fakultas lembaga 2

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


IKU-6.d 4. Lembaga Mitra Pemerintah Jumlah Lembaga/fakultas lembaga 5

41
TARGET

42
KODE INDIKATOR OBJEK SATUAN IDEAL
(2021-2023)
IKU-7 Metode Proses Belajar Mengajar (PBM)
Jumlah Mata Kuliah/prodi/
IKU-7.a Metode PBM berbasis Case Method semester untuk semester Mata Kuliah 2
5,6,7,8
Jumlah Mata Kuliah/prodi/
IKU-7.b Metode PBM berbasis Team Project semester untuk semester Mata Kuliah 2
5,6,7,8
Jumlah Mata Kuliah/prodi/
Evaluasi mata kuliah 50% diambil dari Case Method &
IKU-7.c semester untuk semester Mata Kuliah 4
Team Project
5,6,7,8
IKU-8 Prodi Terakreditasi Internasional Prodi/Fakultas Prodi 1

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


B. Konsep Dasar Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MB-KM)
1. Rasional
Perkembangan ilmu dan teknologi menuntut adanya perubahan dalam
sistem pendidikan agar mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Saat ini kita berada pada Era Revolusi Industri 4.0, ketika teknologi komuni-
kasi dan informasi telah mengambil alih banyak pekerjaan dan tugas
manusia. Pada abad ke-21 ini, Sumber Daya Manusia (SDM) tidak lagi
dituntut pada keterampilan manual yang prosedural, namun lebih dituntut
pada keterampilan berpikir kritis dan kreatif, komunikatif, kolaboratif, dan
pemecahan masalah. Kecakapan pada abad ke-21 (21st century skills)
berorientasi pada kecakapan terintegrasi antara pengetahuan, keterampilan
dan sikap, termasuk penguasaan ICT. Kecakapan tersebut dapat dikembang-
kan melalui: (1) keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah
(critical thinking and problem solving skills); (2) keterampilan
berkomunikasi (communication skills); (3) keterampilan berkreasi untuk
menghasilkan karya inovatif (creativity and innovation skills); dan (4)
keterampilan berkolaborasi (collaborationskills).
Untuk mengantisipasi tuntutan tersebut, mahasiswa perlu dipersiapkan
agar dapat menghadapi dunia kerja, melakukan kehidupan di masyarakat,
dan menjadi warga negara yang produktif. Dengan demikian, untuk meng-
hasilkan SDM yang andal dan mampu bersaing pada era global ini, diperlu-
kan penguasaan pengetahuan dan keterampilan menerapkan pengetahuan
(cognitive skills), keterampilan interpersonal (interpersonal skills), dan kete-
rampilan intrapersonal (intrapersonal skills). Penguasaan dan keterampilan
menerapkan pengetahuan yang harus dikuasai meliputi berpikir kritis dan
kreatif dalam menyelesaikan masalah. Adapun keterampilan interpersonal
berupa komunikasi kompleks, keterampilan sosial, kerja sama, kepekaan
budaya, dan menghargai keberagaman. Selanjutnya, keterampilan intraper-
sonal melingkupi kemampuan manajemen diri, manajemen waktu, pengem-
bangan diri, pengaturan diri, dan beradaptasi. Persaingan yang terjadi pada
masa yang akan datang tidak lagi antarinstitusi, wilayah atau dalam skala
nasional, namun persaingan internasional. Di samping itu, kebijakan eko-
nomi global dan industrialisasi telah memberikan dampak pada pertukaran
tenaga kerja yang lebih mudah dengan regulasi yang lebih longgar, sehingga
berdampak pada persaingan yang makin kompetitif.

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 43


Adapun standar yang digunakan dalam menentukan kualitas produk,
barang, dan jasa mengikuti standar internasional. Siapa pun memiliki kesem-
patan yang sama untuk memperoleh peluang sebagai tenaga kerja/ahli yang
profesional untuk mengisinya. Dengan demikian, tuntutan untuk memper-
siapkan SDM yang semakin berkualitas menjadi suatu keharusan.
Perguruan tinggi merupakan lembaga yang paling terpengaruh oleh
dinamika perubahan tuntuan di masyarakat, dunia usaha, dan industri.
Orientasi perguruan tinggi yang berfokus pada upaya menghasilkan lulusan
yang siap bersaing mengharuskan adanya adaptabilitas dan fleksibilitas
dalam pengembangan kurikulumnya. Para ahli menyebut era revolusi 4.0
dengan istilah ‘sudeen shift’, yaitu perpindahan yang cepat dan tiba-tiba,
terutama dari dunia konvensional ke dunia serba digital. Kelahiran
e-commerce, finansial technology, e-governance, creative economy digital,
dan lainnya semakin mengharuskan perubahan substansi kurikulum yang
lebih adaptif sesuai dengan minat, kebutuhan, dan ekspektasi mahasiswa.
Penyelenggaraan pendidikan harus lebih mengutamakan tata kelola yang
memudahkan kerja sama antar universitas, dan institusi lain termasuk per-
industrian. Dengan demikian, mahasiswa dapat lebih banyak memperoleh
pengalaman belajar, tidak hanya di kampusnya sendiri, tetapi juga di kampus
yang berbeda, bahkan di lembaga di luar kampus. Tata kelola tersebut juga
menjadi dasar Kemendikbudrietek dalam mengeluarkan kebijakan Merdeka
Belajar dan Kampus Merdeka (MB-KM) yang harus direspons oleh semua
perguruan tinggi, termasuk oleh Universitas Pasundan dengan melakukan
penyesuaian kurikulum sesuai tuntutan dan kebijakan yang berlaku.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan kebijakan
Merdeka Belajar yang pada strata perguruan tinggi disebut dengan Kampus
Merdeka. Esensi dari kedua kebijakan tersebut adalah memberikan pilihan
ruang belajar yang lebih luas kepada mahasiswa agar dapat memperoleh
pengalaman belajar serta dapat mengembangkan, mengasah, memperluas,
dan memperdalam kompetensi di luar kampus sendiri, selain untuk penguat-
an kelembagaan yang lebih profesional. Universitas Pasundan sebagai
Perguruan Tinggi Swasta yang berada dalam lingkup LLDikti IV menyikapi
kebijakan tersebut dengan melakukan rekonstruksi kurikulum yang
berorientasi KKNI dan OBE dengan memasukkan kebijakan Program MB-
KM di dalamnya.

44 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


2. Pengertian
Buku Panduan MB-KM yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Kemdikbud RI tahun 2020 merupakan rujukan dalam
memahami MB-KM. Berdasarkan buku panduan tersebut, MB-KM merupa-
kan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang bertujuan mendo-
rong mahasiswa menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk mema-
suki dunia kerja. Kampus Merdeka memberikan kesempatan bagi mahasiswa
untuk memilih mata kuliah yang akan diikuti secara terprogram.
Kebijakan MB-KM dimaksudkan untuk pemenuhan masa dan beban
belajar bagi mahasiswa program sarjana atau sarjana terapan dengan
mengikuti seluruh proses pembelajaran pada program studi (prodi) di
perguruan tinggi sesuai masa dan beban belajar. Mahasiswa dapat pula
mengikuti proses pembelajaran untuk memenuhi sebagian masa dan beban
belajar di prodi dan sisanya di luar prodi. Esensi dari MB-KM bagi
mahasiswa adalah dimilikinya kesempatan untuk mengikuti 1 (satu) semester
atau setara dengan 20 (dua puluh) sks pembelajaran di luar prodi pada
perguruan tinggi yang sama; dan paling lama 2 (dua) semester atau setara
dengan 40 (empat puluh) sks pembelajaran pada prodi yang sama di
perguruan tinggi yang berbeda, pembelajaran pada prodi yang berbeda di
perguruan tinggi yang berbeda atau pembelajaran di luar perguruan tinggi.
Sesuai dengan pokok-pokok kebijakan tersebut panduan ini merupakan
dokumen resmi Unpas yang berisi uraian ketentuan-ketentuan dalam
implementasi kurikulum MB-KM, terutama pengaturan tentang hak tiga
semester mahasiswa untuk mengambil kredit semester di luar prodinya.

3. Tujuan
Implementasi Merdeka Belajar-Kampus Merdeka dilaksanakan untuk
mencapai beberapa tujuan, seperti berikut:
a. Kebijakan MB-KM yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan merupakan kerangka untuk menyiapkan mahasiswa men-
jadi sarjana yang tangguh, adaptif, dan selaras dengan kebutuhan zaman,
serta siap menjadi pemimpin di masa depan dengan semangat kebang-
saan yang tinggi.
b. Melalui kebijakan ini, terbuka kesempatan luas bagi mahasiswa untuk
memperkaya, memperdalam, serta meningkatkan wawasan dan

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 45


kompetensinya di dunia nyata sesuai dengan potensi, bakat, minat, spirit,
dan cita-citanya.
c. Pembelajaran dapat dilakukan di manapun, belajar tidak berbatas, tidak
hanya di ruang kelas, perpustakaan, dan laboratorium, tetapi juga di per-
industrian, pusat riset, tempat kerja, tempat pengabdian, pedesaan, dan
masyarakat.
d. Melalui kerja sama yang erat antara perguruan tinggi dengan dunia kerja
dan dengan dunia nyata, perguruan tinggi akan hadir sebagai mata air
bagi kemajuan dan pembangunan bangsa, serta turut mewarnai budaya
dan peradaban bangsa secara langsung.
e. Dengan kebijakan ini kompetensi lulusan akan meningkat, baik
keterampilan nonteknis (soft skills) maupun teknis (hard skills), sehing-
ga lulusan lebih siap dan selaras dengan kebutuhan zaman, serta lebih
cakap sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan ber-
kepribadian. Program pembelajaran berbasis pengalaman (experiential
learning) dengan jalur yang fleksibel diharapkan akan dapat memfa-
silitasi mahasiswa mengembangkan potensinya sesuaidengan potensi
yang dimilikinya.

4. Prinsip-Prinsip
Implementasi MB-KM di Universitas Pasundan berpijak pada prinsip-
prinsip berikut ini:
a. Berorientasi Capaian Profil Lulusan. Bentuk pembelajaran yang
diberikan pada program studi di Unpas dan di luar Unpas dalam bentuk
kuliah, responsi dan tutorial, seminar, praktikum, magang, kerja proyek,
bina desa, dan lainnya dilakukan dalam upaya mewujudkan capaian
profil lulusan yang telah dirumuskan oleh masing-masing program studi.
b. Capaian Kompetensi secara Holistik. Aktivitas di dalam dan di luar
kampus seyogianya memberikan pengalaman belajar yang beragam
untuk pencapaian kompetensi secara utuh. Diperolehnya pengalaman
yang beragam dengan berorientasi pada capaian kompetensi yang
berbasis pada contextual learning melaluipemanfaatan sumber belajar
yang beragam (multy resources).
c. Kolaborasi. Kerja sama yang saling menguntungkan dilakukan antara
Unpas dan pihak luar berbasis pada prinsip kolaborasi yang saling
menguntungkan, yakni membangun visi yang sama dalam rangka

46 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


membangun SDM yang berkualitas melalui aktivitas kerja sama
kelembagaan dengan institusi, organisasi dan dunia usaha dan industri.
Prinsip kolaborasi ini berorientasi pada upaya saling melengkapi,
memperkaya, dan menguatkan antara akademisi danpraktisi di lapangan.
d. Multipengalaman. Pengalaman belajar yang bermakna (meaningfull
experiences) tidak dapat diperoleh hanya dengan satu jenis aktivitas
belajar dan dengan interaktivtas yang terbatas. Oleh karena itu, perlu
lingkungan belajar yang lebih luas, yang mampu memberikan
pengalaman nyata yang lebih aplikatif dan mendalam (enrichment).
MBKM Unpas memfaslitasi mahasiswa untuk memperoleh beragam
pengalaman melalui interaksi dengan sumber belajar yang lebihberagam.
e. Keterkaitan dan Kesepadanan. Program yang dirancang dalam
implementasi MBKM mengacu pada prinsip keterkaitan (link) dan
kesepadanan (match), serta kecocokan antara yang dipelajari pada
perkuliahan dan yang menjadi tuntutan lapangan. Perkuliahan di dalam
MB-KM diupayakan menyedikan sarana prasarana yang standar, yaitu
kelas, tempat lokakarya, dan laboratorium yang sesuai dengan standar
industri. Dengan demikian, tidak lagi terjadi kesenjangan antara sarana
kampus dan sarana di lapangan, sehingga harapannya tidak terjadi
kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki oleh lulusan dan standar
kompetensi yang dituntut dalam dunia kerja.
f. Kemandirian Belajar (Self-Regulated Learning). Era abad ke-21
menuntut pembelajaran lebih mandiri. Hal ini diperkuat dengan keber-
adaan sarana ICT yang mendukung pembelajaran jarak jauh dengan
prinsip belajar mandiri. Pola MB-KM Unpas akan semakin memperkuat
keberadaan pembelajaran daring dengan penguatan infrastruktur ICT
yang telah dimiliki, serta sistem pembelajaran (platform) LMS yang
semakin intensif digunakan oleh dosen dan mahasiswa sebagai
perwujudan smart campus.
g. Berorientasi Kecakapan Abad ke-21. Program yang dijabarkan dan
aktivitas yang dilakukan dalam konteks pembelajaran berprinsip pada
upaya penguasaan empat keterampilan dasar yang menjadi konsensus
yaitu : (1) kecakapan berpikir kritis (critical thinking skills), (2) keca-
kapan berkomunikasi (communication skills), (3) kecakapan berkreasi
(creativity), dan (4) kecakapan berkolaborasi (collaboration).

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 47


5. Hasil yang Diharapkan
Program MB-KM ini diharapkan dapat:
a. Menghasilkan lulusan yang berkualitas dengan penguasaan kompetensi
yang holistik antara kompetensi nonteknis (softskills) dan teknis
(hardskills), sehingga mampu bekerja dengan profesional sesuai disiplin
ilmu yang dikuasainya;
b. Mencetak lulusan yang memiliki kompetensi yang relevan dan aktual
dengan tuntutan masyarakat, khususnya dunia usaha dan industri;
c. membentuk watak dan pola pikir dalam menyikapi perkembangan, dan
tuntutan masyarakat dan dunia kerja, sehingga mereka mudah
beradaptasi dan menangkap peluang untuk masa depannya;
d. menghasilkan lulusan yang mampu bekerja sama dalam pekerjaan
(collaboration work), bekerja dalam kelompok dan memiliki jiwa
kepemimpinan yang memadai, melalui pembiasaan berinteraksi dengan
berbagai pihak di luar perguruan tinggi dan program studinya; 5.
menghasilkan lulusan yang unggul, mandiri, kreatif serta tangguh dan
menjadi pembelajar yang baik sesuai dengan konsep pembelajaran
sepanjang hayat (long life education).

Melalui pedoman ini program studi diharapkan melakukan tindak


lanjut dengan beberapa program operasional, merilis paket mata kuliah pada
program studi masing-masing sebanyak maksimal 20 sks untuk ditawarkan
pada prodi lain, baik di lingkungan Unpas maupun di luar Unpas juga
mahasiswa dari luar negeri;
a. melakukan sosialisasi kepada dosen dan mahasiswanya terkait MB-KM
yang merujuk pada panduan ini;
b. mengidentifikasi lembaga-lembaga di luar prodi yang selaras dengan
bidang keilmuan prodi sebagai tempat mahasiswa melakukan aktivitas
perkuliahan tiga semester di luar prodinya, baik perguruan tinggi di
dalam maupun di luar negeri, ataupun dengan dunia usaha, dunia
industri dan lembaga swadaya masyarakat di dalam ataupun luar negeri.

48 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


BAB V
TATA LAKSANA
MERDEKA BELAJAR – KAMPUS MERDEKA

A. Persyaratan Umum
Dalam pelaksanaan kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka
(MB-KM), program “hak belajar tiga semester di luar program studi”, ter-
dapat dua persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh mahasiswa maupun
perguruan tinggi yaitu: 1) mahasiswa berasal dari Program Studi yang ter-
akreditasi; dan 2) mahasiswa aktif yang terdaftar pada PD-Dikti.
Universitas Pasundan berharap dapat mengembangkan dan memfasili-
tasi pelaksanaan program Merdeka Belajar dengan membuat panduan
akademik. Program-program yang dilaksanakan disusun dan disepakati
bersama antara Universitas Pasundan dengan mitra. Program Merdeka
Belajar merupakan program nasional yang telah disiapkan oleh Kementerian
maupun Universitas Pasundan dan telah didaftarkan pada Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi.
Universitas Pasundan harus memfasilitasi pelaksanaan pemenuhan
masa dan beban belajar mahasiswa dalam proses pembelajaran dengan
pilihan alternatif berikut: 1) seluruh proses pembelajaran dalam program
studi dilaksanakan di Universitas Pasundan sesuai masa dan beban belajar
mahasiswa; atau 2) proses pembelajaran di dalam program studi untuk
memenuhi sebagian masa dan beban belajar serta memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk mengambil sisanya dengan mengikuti proses
pembelajaran di luar program studi dan di luar Universitas Pasundan.
Dengan kata lain, jumlah kredit yang wajib diambil di program studi asal
adalah sebanyak 5 semester dari total semester yang harus dijalankan (tidak
berlaku untuk Program Studi Kesehatan).

B. Peran Pihak-Pihak Terkait


1. Internal
a. Universitas
1) Universitas Pasundan wajib memfasilitasi hak bagi mahasiswa
(dapat diambil atau tidak) untuk:

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 49


i. Dapat mengambil sks di luar Universitas Pasundan paling lama
2 semester atau setara dengan 40 sks.
ii. Dapat mengambil sks di program studi yang berbeda di
Universitas Pasundan sebanyak 1 semester atau setara dengan
20 sks.
2) Menyusun kebijakan/pedoman akademik untuk memfasilitasi
kegiatan pembelajaran di luar prodi.
3) Membuat dokumen kerja sama (MoU/MoA/SPK) dengan mitra.

b. Lembaga/Satuan Tingkat Universitas


Satuan Pengawasan Internal (SPI), melaksanakan kegiatan
monitoring evaluasi bersama Tim Monev Universitas Pasundan yang
diselenggarakan untuk :
1) Mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan terkait
dengan program MB-KM telah sesuai dengan rencana.
2) Mengidentifikasi masalah yang timbul dalam implementasi program
MB-KM agar langsung dapat diatasi.
3) Melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang
digunakan dalam implementasi program MB-KM sudah tepat untuk
mencapai tujuan program.
4) Menyesuaikan kegiatan yang dilaksanakan dengan lingkungan
dinamis, tanpa menyimpang dari tujuan.
Satuan Penjaminan Mutu Internal (SPMI) menetapkan Manual
Penetapan Standar, Manual Pelaksanaan Standar, Manual Evaluasi
Pelaksanaan Standar, Manual Pengendaian Pelaksanaan Standar, dan
Manual Peningkatan Standar. Kebijakan serta manual mutu untuk
Program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka yang dibuat terintegrasi
dengan pelaksanaan penjaminan mutu di Universitas Pasundan.
Pusat Pengembangan dan Peningkatan Aktivitas Instruksional
(P3AI) menjadi pusat pengembangan pendidikan dan pengajaran bagi
mahasiswa dan dosen di Universitas Pasundan.
Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) menjadi pusat pengab-
dian dan pengembangan masyarakat di Universitas Pasundan.
Lembaga Penelitian (LEMLIT) menjadi Pusat kajian atau Research
mahasiswa dan dosen di Universitas Pasundan.

50
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas | 50
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas
c. Fakultas
1) Menyiapkan fasilitasi daftar mata kuliah tingkat fakultas yang bisa
diambil mahasiswa lintas prodi.
2) Menyiapkan dokumen kerja sama (MoU/SPK) dengan mitra yang
relevan.
d. Program Studi
1) Menyusun atau menyesuaikan kurikulum dengan model
implementasi kampus merdeka.
2) Memfasilitasi mahasiswa yang akan mengambil pembelajaran lintas
program studi di Universitas Pasundan.
3) Menawarkan mata kuliah yang bisa diambil oleh mahasiswa di luar
program studi dan di luar Unpas beserta persyaratannya.
4) Melakukan ekuivalensi mata kuliah dengan kegiatan pembelajaran
luar program studi dan luar Universitas.
5) Jika ada mata kuliah/sks yang belum terpenuhi dari kegiatan pembe-
lajaran di luar program studi dan luar Universitas, disiapkan
alternatif mata kuliah daring.
e. Dosen Wali
1) Mengarahkan, membantu dan memberikan pertimbangan kepada
mahasiswa untuk memilih Mata kuliah yang akan ditempuh/diambil
pada semester berikutnya.
2) Memeriksa kelengkapan dan kebenaran FRS yang telah diisi
mahasiswa. Rencana Mata kuliah yang akan ditempuh supaya
sesuai dengan alur Mata kuliah program studi,
3) Mengikuti perkembangan studi mahasiswa yang dibimbingnya
sehingga dapat diketahui sedini mungkin bila terdapat hambatan-
hambatan dalam perkembangan studi mereka.
4) Memberikan konsultasi kepada mahasiswa yang dibimbing bila
mereka mengalami kesulitan dalam menyelesaikan studinya.
f. Dosen Pembimbing
1) Membantu mengenal situasi lapangan.
2) Memberikan penjelasan tentang kemungkinan kegiatan yang dapat
dilakukan.
3) Membimbing menyusun program
4) Membantu menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 51


5) Menyelenggarakan model untuk diobservasikan
6) Memberikan tugas/bahan dan membimbing dalam membuat
desain penelitian
7) Memeriksa desain yang telah disusun sebelum disajikan dan
member masukan-masukan untuk penyempurnannya.
8) Memantau, mengawasi, dan mengevaluasi.
9) Memberikan pembinaan terhadap pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan praktikan dan memberikan penilaian.
10) Membimbing untuk sebanyak mungkin menimba pengalaman
11) Memantau kehadiran, keaktifan dalam melaksanakan seluruh
kegiatan yang telah diprogramkan dan memeriksa serta
memberikan pengesahan
12) Menilai kegiatan dengan menggunakan instrument/ format yang
telah disediakan.
13) Menyerahkan daftar nilai dan seluruh instrument yang terkait
kepada dosen pembimbing
14) Memeriksa laporan akhir yang disusun dan memberikan saran-
saran perbaikan dan pengesahan.
g. Mahasiswa
1) Merencanakan bersama Dosen Pembimbing Akademik mengenai
program mata kuliah/program yang akan diambil di luar program
studi.
2) Mendaftar program kegiatan di luar program studi.
3) Melengkapi persyaratan kegiatan luar program studi, termasuk
mengikuti seleksi bila ada.
4) Mengikuti program kegiatan di luar program studi sesuai dengan
ketentuan pedoman akademik yang ada.

2. Eksternal
a. Lembaga Mitra
1) Membuat dokumen kerja sama (MoU/MoA/SPK) bersama
Universitas Pasundan (baik untuk di tingkat universitas/fakultas/
program studi).
2) Melaksanakan program kegiatan di luar program studi sesuai
dengan ketentuan yang ada dalam dokumen kerja sama
(MoU/MoA/SPK).

52 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


b. Perguruan Tinggi lain
1) Melaksanakan Pertukaran Pelajar dalam Program Studi yang sama
pada Perguruan Tinggi yang berbeda,
2) Menetapkan Jenis mata pelajaran yang diambil harus memenuhi
ketentuan yang ditetapkan prodi asal untuk lulus (mis. memenuhi
kurikulum dasar, memenuhi persyaratan kuliah umum, memenuhi
persyaratan electives, dll.

c. Pemerintah/BUMN/BUMD
1) Menerima kegiatan Magang/ Praktek Kerja,
a) Memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada mahasiswa
menjadi bagian dari sebuah tim – terlibat secara aktif di dalam
kegiatan tim
b) Menjadi pembimbing/pendamping Mahasiswa dengan mem-
berikan masukan terkait performa kinerja setiap 2 bulan
2) Menjadi mitra dalam Penelitian/ Riset
3) Menjadi mitra dalam Studi Independen, dengan memberikan
peluang kepada Mahasiswa mengembangkan objek mandiri
beserta dengan desain kurikulum, rencana pembelajaran, jenis
proyek akhir, dll yang harus dicapai di akhir studi
4) Menjadi mitra dalam kegiatan membangun desa , agar mahasiswa
menghasilkan dampak yang nyata di akhir kegiatan (mis. irigasi
desa yang lebih memadai, koperasi desa menghasilkan keuntungan
lebih banyak)
d. Dunia Usaha dan Industri
1) Menerima kegiatan Magang/ Praktek Kerja,
a) Memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada mahasiswa
menjadi bagian dari sebuah tim – terlibat secara aktif di dalam
kegiatan tim
b) Menjadi pembimbing/pendamping mahasiswa dengan memberi
masukan terkait performa kinerja setiap 2 bulan
2) Menjadi mitra dalam Penelitian/ Riset
3) Menjadi Mitra dalam Kegiatan Wirausaha , dengan memberikan
pengetahuan tentang rencana bisnis dan target (jangka pendek dan
panjang) , Berhasil mencapai target penjualan sesuai dengan target
rencana bisnis yang ditetapkan di awal , Bertumbuhnya SDM di
perusahaan sesuai dengan rencana bisnis

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 53


e. Non Goverment Organization (NGO)
1) Menerima kegiatan Magang/ Praktek Kerja,
a) memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada mahasiswa
menjadi bagian dari sebuah tim – terlibat secara aktif di dalam
kegiatan tim
b) Menjadi pembimbing/pendamping Mahasiswa dengan membe-
rikan masukan terkait performa kinerja setiap 2 bulan
2) Menjadi mitra pada Proyek Kemanusiaan, dengan fokus Pemecah-
an masalah sosial (mis. kurangnya tenaga kesehatan di daerah,
sanitasi yang tidak memadai, Pemberian bantuan tenaga untuk
meringankan beban korban bencana) agar mahasiswa memperoleh
dampak yang nyata di akhir kegiatan (mis. menjadi tenaga medis
di tengah serangan wabah).
3) Menjadi Mitra dalam Kegiatan Wirausaha, dengan memberikan
pengetahuan tentang rencana bisnis dan target (jangka pendek dan
panjang) , Berhasil mencapai target penjualan sesuai dengan target
rencana bisnis yang ditetapkan di awal , Bertumbuhnya SDM di
perusahaan sesuai dengan rencana bisnis.

f. Sekolah
Menjadi mitra kegiatan Asistensi Mengajar di Satuan Pendidikan
1) Menentukan target yang ingin dicapai selama kegiatan (misalnya,
Meningkatkan kemampuan numerik siswa, dst.) dan pencapaian-
nya dievaluasi di akhir kegiatan
2) Menetapkan Jenis mata pelajaran yang diambil harus memenuhi
ketentuan yang ditetapkan prodi asal untuk lulus (mis. memenuhi
kurikulum dasar, memenuhi persyaratan kuliah umum, memenuhi
persyaratan electives, dll.

C. Bentuk Kegiatan Pembelajaran MB-KM


Bentuk kegiatan pembelajaran sesuai dengan Permendikbud No 3
Tahun 2020 Pasal 15 ayat 1 dapat dilakukan di dalam Program Studi dan di
luar Program Studi meliputi: 1) Pertukaran Pelajar; 2) Magang/Praktik Kerja;
3) Asistensi Mengajar di Satuan Pendidikan; 4) Penelitian/Riset; 5) Proyek
Kemanusiaan; 6) Kegiatan Kewirausahaan; 7) Studi/Proyek Independen; 8)
Membangun Desa/Kuliah Kerja Nyata Tematik, dan 9) Military Service.

54 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


Gambar 5.1 Bentuk-bentuk Kegiatan Pembelajaran dalam Program
Hak Belajar Tiga Semester di Luar Program Studi

1. Pertukaran Pelajar
Saat ini pertukaran mahasiswa dengan full credit transfer sudah banyak
dilakukan dengan mitra Perguruan Tinggi di luar negeri, tetapi sistem
transfer kredit yang dilakukan antar perguruan tinggi di dalam negeri sendiri
masih sangat sedikit jumlahnya. Pertukaran pelajar diselenggarakan untuk
membentuk beberapa sikap mahasiswa yang termaktub di dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 3 Tahun 2020,
yaitu menghargai keaneka-ragaman budaya, pandangan, agama, dan keper-
cayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; serta bekerja sama
dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan
lingkungan.
Tujuan pertukaran pelajar antara lain:
a. Belajar lintas kampus (dalam dan luar negeri), tinggal bersama dengan
keluarga di kampus tujuan, wawasan mahasiswa tentang ke-Bhinneka
Tunggal Ika akan makin berkembang, persaudaraan lintas budaya dan
suku akan semakin kuat.
b. Membangun persahabatan mahasiswa antar daerah, suku, budaya, dan
agama, sehingga meningkatkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 55


c. Menyelenggarakan transfer ilmu pengetahuan untuk menutupi disparitas
pendidikan baik antar perguruan tinggi dalam negeri, maupun kondisi
pendidikan tinggi dalam negeri dengan luar negeri.
Beberapa bentuk kegiatan belajar yang bisa dilakukan dalam kerangka
pertukaran belajar adalah sebagai berikut.

a. Pertukaran Pelajar antar Program Studi pada Perguruan Tinggi


yang sama
Bentuk pembelajaran yang dapat diambil mahasiswa untuk menunjang
terpenuhinya capaian pembelajaran baik yang sudah tertuang dalam struktur
kurikulum program studi maupun pengembangan kurikulum untuk memper-
kaya capaian pembelajaran lulusan yang dapat berbentuk mata kuliah
pilihan.

1) Mekanisme
a) Program Studi
(1) Menyusun atau menyesuaikan kurikulum yang memfasilitasi
mahasiswa untuk mengambil mata kuliah di program studi lain.
(2) Menentukan dan menawarkan mata kuliah yang dapat diambil
mahasiswa dari luar prodi.
(3) Mengatur kuota peserta yang mengambil mata kuliah yang
ditawarkan dalam bentuk pembelajaran dalam Program Studi lain
pada Perguruan Tinggi yang sama.
(4) Mengatur jumah SKS yang dapat diambil dari prodi lain.
b) Mahasiswa
(1) Mendapatkan persetujuan Dosen Pembimbing Akademik (DPA).
(2) Mengikuti program kegiatan luar prodi sesuai dengan ketentuan
pedoman akademik yang ada.

2) Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam Program Studi lain pada Perguruan
Tinggi yang sama dapat dilakukan secara tatap muka atau dalam jaringan
(daring).

56 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


3) Contoh Kegiatan

Tabel 5.1. Contoh Kegiatan Pembelajaran dalam Program Studi Lain


pada Perguruan Tinggi yang Sama
Capaian
Program Kompetensi Program
Pembelajaran
Studi Tambahan Studi
Lulusan (CPL)

Desain Mampu menyusun, Akuntansi


Produk menganalisis dan
1. Mampu merancang
produk menginterpretasi
2. Mampu mengeva- rencana keuangan
luasi objek desain
Mampu Manajemen
3. Mampu menyusun
melaksanakan fungsi
dan menyampaikan
solusi desain pemasaran
secara visual Mampu merancang Komunikasi
program dalam
bidang periklanan

Penjelasan Tabel 5.1.


Mahasiswa Desain Produk harus mampu menguasai minimal ketiga CPL prodi
tersebut, namun memerlukan kompetensi tambahan yang dapat diambil dari
prodi lain yang menunjang kompetensi lulusan. Oleh karena itu, mahasiswa yang
bersangkutan dapat mengambil mata kuliah di program studi akuntansi,
manajemen dan komunikasi.

b. Pertukaran Pelajar dalam Program Studi yang sama pada


Perguruan Tinggi yang berbeda
Bentuk pembelajaran yang dapat diambil mahasiswa untuk
memperkaya pengalaman dan konteks keilmuan yang didapat di perguruan
tinggi lain yang mempunyai kekhasan atau wahana penunjang pembelajaran
untuk mengoptimalkan CPL.

1) Mekanisme
a) Program Studi
(1) Menyusun atau menyesuaikan kurikulum yang memfasilitasi
mahasiswa untuk mengambil mata kuliah di program studi yang
sama pada perguruan tinggi lain.

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 57


(2) Membuat kesepakatan dengan perguruan tinggi mitra antara lain
proses pembelajaran, pengakuan kredit semester dan penilaian, serta
skema pembiayaan.
(3) Kerja sama dapat dilakukan dalam bentuk bilateral, konsorsium
(asosiasi prodi), klaster (berdasarkan akreditasi), atau zonasi
(berdasar wilayah).
(4) Mengatur kuota peserta yang mengambil mata kuliah yang
ditawarkan dalam bentuk pembelajaran dalam program studi yang
sama pada perguruan tinggi lain.
(5) Mengatur jumlah mata kuliah yang dapat diambil dari program studi
Buku Panduan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka 8 yang sama
pada perguruan tinggi lain.
(6) Melaporkan kegiatan ke Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.
b) Mahasiswa
(1) Mendapatkan persetujuan Dosen Pembimbing Akademik (DPA).
(2) Mengikuti program kegiatan di program studi yang sama pada
perguruan tinggi lain sesuai dengan ketentuan pedoman akademik
yang dimiliki perguruan tinggi.
(3) Terdaftar sebagai peserta mata kuliah di program studi yang sama
pada perguruan tinggi lain.
2) Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam Program Studi yang sama pada
Perguruan Tinggi yang berbeda dapat dilakukan secara tatap muka atau
dalam jaringan (daring). Pembelajaran yang dilakukan secara daring dengan
ketentuan mata kuliah yang ditawarkan harus mendapat pengakuan dari
Kemdikbud.

3) Contoh Kegiatan
Prodi Kehutanan pada PT A dan PT B mempunyai salah satu CPL
yaitu mampu merancang dan mengelola suatu ekosistem hutan. Mahasiswa
PT A dapat mengambil mata kuliah yang ditawarkan oleh PT B atau
sebaliknya (Lihat Tabel 5.2).

58 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


Tabel 5.2 Contoh Kegiatan Pembelajaran dalam Program Studi yang sama
pada Perguruan Tinggi yang berbeda

Program
CPL Prodi MK Prodi PT A MK Prodi PT B
Studi
Kehutanan Mampu 1. Pengelolaan 1. Pengelolaan
merancang dan Ekosistem Hutan Ekosistem Hutan
mengelola suatu Mangrove Dataran Rendah
ekosistem hutan 2. Pengelolaan 2. Pengelolaan Eko-
Ekosistem Hutan sistem Hutan Pantai
Pegunungan

c. Pertukaran Pelajar antar Program Studi pada Perguruan Tinggi


yang berbeda
Bentuk pembelajaran yang dapat diambil mahasiswa pada perguruan
tinggi yang berbeda untuk menunjang terpenuhinya capaian pembelajaran
baik yang sudah tertuang dalam struktur kurikulum program studi, maupun
pengembangan kurikulum untuk memperkaya capaian pembelajaran lulusan.
1) Mekanisme
a) Program Studi
(1) Menyusun kurikulum yang memfasilitasi mahasiswa untuk
mengambil mata kuliah di program studi lain pada perguruan
tinggi yang berbeda.
(2) Menentukan mata kuliah yang dapat diambil mahasiswa dari luar
prodi.
(3) Mengatur kuota peserta yang mengambil mata kuliah yang
ditawarkan dalam bentuk pembelajaran dalam Program Studi lain
pada Perguruan Tinggi yang berbeda. 9 Buku Panduan Merdeka
Belajar - Kampus Merdeka
(4) Mengatur jumlah sks dan jumlah mata kuliah yang dapat diambil
dari prodi lain pada perguruan tinggi yang berbeda.
(5) Membuat kesepakatan dengan perguruan tinggi mitra antara lain
proses pembelajaran, pengakuan kredit semester dan penilaian,
serta skema pembiayaan.
(6) Kerja sama dapat dilakukan dalam bentuk bilateral, konsorsium
(asosiasi prodi), klaster (berdasarkan akreditasi), atau zonasi
(berdasar wilayah).
(7) Melaporkan kegiatan ke Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 59


b) Mahasiswa
(1) Mendapatkan persetujuan Dosen Pembimbing Akademik (DPA).
(2) Mengikuti program kegiatan pembelajaran dalam program studi
lain pada perguruan tinggi yang berbeda sesuai dengan ketentuan
pedoman akademik yang dimiliki perguruan tinggi.
(3) Terdaftar sebagai peserta mata kuliah di program studi yang
dituju pada perguruan tinggi lain.

2) Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam Program Studi lain pada Perguruan
Tinggi yang berbeda dapat dilakukan secara tatap muka atau dalam jaringan
(daring). Pembelajaran yang dilakukan secara daring dengan ketentuan mata
kuliah yang ditawarkan harus mendapat pengakuan dari Kemdikbud.

3) Contoh Kegiatan
Contoh kegiatan Pertukaran Pelajar antar Program Studi pada
Perguruan Tinggi yang Berbeda, disajikan pada Tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 5.3 Contoh Kegiatan Pembelajaran dalam Program Studi lain
pada Perguruan Tinggi yang Berbeda

Program Kompetensi MK Prodi Lain


CPL Prodi
Studi Tambahan PT Lain
Teknik Mampu merancang Mampu merancang Energi dan
Industri sistem/komponen, produk untuk kebu- Mesin Pertanian
proses dan produk tuhan pertanian
industri untuk meme-
nuhi kebutuhan dalam Mampu Pemodelan
batasan-batasan realistis membangun model Ekonomi
(misalnya ekonomi, untuk menganalisis Sumber
lingkungan, kesehatan sumber daya dan Daya dan
lingkungan. Lingkungan

Penjelasan Tabel 5.3.


Mahasiswa Teknik Industri pada PT A harus mampu menguasai CPL untuk
merancang sistem/komponen, proses dan produk industri untuk memenuhi
kebutuhan dalam batasan-batasan realistis (misalnya ekonomi, lingkungan,
kesehatan), namun memerlukan kompetensi tambahan yang dapat diambil dari
prodi lain pada PT berbeda. Oleh karena itu mahasiswa yang bersangkut-an dapat
mengambil mata kuliah Energi dan Mesin Pertanian pada prodi Teknologi
Pertanian PT B, dan mata kuliah Pemodelan Ekonomi Sumber Daya dan
Lingkungan pada prodi Ilmu Ekonomi PT C.

60 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


Secara ringkas, Proses Program Pertukaran Pelajar tertera dalam
Gambar 5.2 berikut ini.

` Catatan:
Pertukaran pelajar dapat dilakukan dengan perguruan tinggi di dalam maupun di luar
negeri.

Gambar 5.2 Proses Program Pertukaran Pelajar

4)Tugas Perguruan Tinggi Pengirim


a) Menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi dalam negeri dan luar
negeri atau dengan konsorsium keilmuan untuk penyelenggaraan
transfer kredit yang dapat diikuti mahasiswa.
b) PT dapat mengalokasikan kuota untuk mahasiswa inbound maupun
mahasiswa yang melakukan outbound (timbal-balik/resiprokal).
c) Bila diperlukan, menyelenggarakan seleksi pertukaran pelajar yang
memenuhi asas keadilan bagi mahasiswa.
d) Melakukan pemantauan penyelenggaraan pertukaran mahasiswa.
e) Menilai dan mengevaluasi hasil pertukaran mahasiswa untuk
kemudian dilakukan rekognisi terhadap SKS mahasiswa.
f) Melaporkan hasil kegiatan belajar ke Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi melalui Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 61


5)Tugas Perguruan Tinggi Tujuan
a) Menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi dalam negeri dan luar
negeri atau dengan konsorsium keilmuan untuk penyelenggaraan
transfer kredit yang dapat diikuti mahasiswa.
b) Menjamin terselenggaranya program pembelajaran mahasiswa dan
aktivitas luar kampus mahasiswa sesuai dengan kontrak perjanjian.
c) PT dapat mengalokasikan kuota untuk mahasiswa inbound maupun
mahasiswa yang melakukan outbound (timbal-balik/resiprokal).
d) Bila diperlukan, menyelenggarakan seleksi pertukaran pelajar yang
memenuhi asas keadilan bagi mahasiswa.
e) Menyelenggarakan pengawasan secara berkala terhadap proses
pertukaran mahasiswa.

2. Magang/Praktik Kerja
Selama ini mahasiswa kurang mendapat pengalaman kerja di
industri/dunia profesi nyata sehingga kurang siap bekerja. Sementara
magang yang berjangka pendek (kurang dari 6 bulan) sangat tidak cukup
untuk memberikan pengalaman dan kompetensi industri bagi mahasiswa.
Perusahaan yang menerima magang juga menyatakan magang dalam waktu
sangat pendek tidak bermanfaat, bahkan mengganggu aktivitas di Industri.
Tujuan program magang antara lain: Program magang 1-2 semester,
memberikan pengalaman yang cukup kepada mahasiswa, pembelajaran
langsung di tempat kerja (experiential learning). Selama magang mahasiswa
akan mendapatkan hard skills (keterampilan, complex problem solving,
analytical skills, dsb.), maupun soft skills (etika profesi/kerja, komunikasi,
kerjasama, dsb.). Sementara industri mendapatkan talenta yang bila cocok
nantinya bisa langsung di-recruit, sehingga mengurangi biaya recruitment
dan training awal/ induksi. Mahasiswa yang sudah mengenal tempat kerja
tersebut akan lebih mantab dalam memasuki dunia kerja dan karirnya.
Melalui kegiatan ini, permasalahan industri akan mengalir ke perguruan
tinggi sehingga meng-update bahan ajar dan pembelajaran dosen serta topik-
topik riset di perguruan tinggi akan makin relevan. Kegiatan pembelajaran
yang dilakukan melalui kerja sama dengan mitra antara lain perusahaan,
yayasan nirlaba, organisasi multilateral, institusi pemerintah, maupun
perusahaan rintisan (startup).

62 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


Adapun untuk mekanisme pelaksanaan magang/ praktik kerja adalah
sebagai berikut :
a. Perguruan Tinggi:
1) Membuat kesepakatan dalam bentuk dokumen kerja sama
(MoU/MoA/SPK) dengan mitra antara lain proses pembelajaran,
pengakuan kredit semester dan penilaian.
2) Menyusun program magang bersama mitra, baik isi/content dari
program magang, kompetensi yang akan diperoleh mahasiswa, serta
hak dan kewajiban ke dua belah pihak selama proses magang.
3) Menugaskan dosen pembimbing yang akan membimbing mahasiswa
selama magang.
4) Bila dimungkinkan pembimbing melakukan kunjungan di tempat
magang untuk monitoring dan evaluasi.
5) Dosen pembimbing bersama supervisor menyusun logbook dan
melakukan penilaian capaian mahasiswa selama magang.
6) Pemantauan proses magang dapat dilakukan melalui Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi.
b. Mitra Magang:
1) Bersama Perguruan Tinggi, menyusun dan menyepakati program
magang yang akan ditawarkan kepada mahasiswa.
2) Menjamin proses magang yang berkualitas sesuai dokumen kerja
sama (MoU/MoA/SPK).
3) Menyediakan supervisor/mentor/coach yang mendampingi maha-
siswa/kelompok mahasiswa selama magang.
4) Memberikan hak dan jaminan sesuai peraturan perundangan (asuransi
kesehatan, keselamatan kerja, honor magang, hak karyawan magang).
5) Supervisor mendampingi dan menilai kinerja mahasiswa selama
magang, dan bersama dosen pembimbing memberikan penilaian.
c. Mahasiswa:
1) Dengan persetujuan dosen pembimbing akademik mahasiswa
mendaftar/melamar dan mengikuti seleksi magang sesuai ketentuan
tempat magang
2) Mendapatkan persetujuan Dosen Pembimbing Akademik (DPA) dan
mendapatkan dosen pembimbing magang
3) Melaksanakan kegiatan Magang sesuai arahan supervisor dan dosen
pembimbing magang

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 63


4) Mengisi logbook sesuai dengan aktivitas yang dilakukan
5) Menyusun laporan kegiatan dan menyampaikan laporan kepada
supervisor dan dosen pembimbing.
d. Dosen Pembimbing & Supervisor:
1) Dosen pembimbing meberikan pembekalan bagi mahasiswa sebelum
berangkat magang.
2) Dosen pembimbing memberikan arahan dan tugas-tugas bagi
mahasiswa selama proses magang. Supervisor menjadi mentor dan
membimbing mahasiswa selama proses magang.
3) Dosen pembimbing bersama supervisor melakukan evaluasi dan
penilaian atas hasil magang.
Secara ringkas, Proses Program Magang/Praktik Kerja tertera dalam
Gambar 5.3 berikut ini.

Catatan:
1) Topik magang yang dilakukan mahasiswa tidak harus sesuai dengan program
studi/jurusan
2) Magang yang berjalan selama 1 semester wajib mendapatkan minimum 20 sks (tidak
boleh kurang, tapi boleh lebih banyak)

Gambar 5.3 Proses Program Magang

3. Asistensi Mengajar di Satuan Pendidikan


Kualitas pendidikan dasar dan menengah di Indonesia masih sangat
rendah (PISA 2018 peringkat Indonesia no 7 dari bawah). Jumlah satuan
pendidikan di Indonesia sangat banyak dan beragam permasalahan baik

64 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


satuan pendidikan formal, non formal maupun informal. Kegiatan pembe-
lajaran dalam bentuk asistensi mengajar dilakukan oleh mahasiswa di satuan
pendidikan seperti sekolah dasar, menengah, maupun atas. Sekolah tempat
praktek mengajar dapat berada di lokasi kota maupun di daerah terpencil.
Tujuan program asistensi mengajar di satuan pendidikan antara lain:
a. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang memiliki minat dalam
bidang pendidikan untuk turut serta mengajarkan dan memperdalam
ilmunya dengan cara menjadi guru di satuan pendidikan.
b. Membantu meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan, serta
relevansi pendidikan dasar dan menengah dengan pendidikan tinggi dan
perkembangan zaman.
Adapun mekanisme pelaksanaan asistensi mengajar di satuan
pendidikan adalah sebagai berikut.
a. Perguruan Tinggi
1) Menyusun dokumen kerja sama (MoU/SPK) dengan mitra satuan
pendidikan, izin dari dinas Pendidikan, dan menyusun program
bersama satuan Pendidikan setempat.
2) Program ini dapat dilakukan melalui kerjasama dengan program
Indonesia Mengajar, Forum Gerakan Mahasiswa Mengajar Indonesia
(FGMMI), dan program-program lain yang direkomendasikan oleh
Kemendikbud.
3) Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengikuti program
15 Buku Panduan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka mengajar di
satuan pendidikan formal maupun non-formal.
4) Data satuan pendidikan dapat diperoleh dari Kemendikbud maupun
dari Dinas Pendidikan setempat. Kebutuhan jumlah tenaga asisten
pegajar dan mata pelajarannya didasarkan pada kebutuhan masing-
masing pemerintah daerah melalui dinas pendidikan provinsi/kota.
5) Menugaskan dosen pembimbing untuk melakukan pendampingan,
pelatihan, monitoring, serta evaluasi terhadap kegiatan mengajar di
satuan pendidikan yang dilakukan oleh mahasiswa.
6) Melakukan penyetaraan/rekognisi jam kegiatan mengajar di satuan
pendidikan untuk diakui sebagai SKS.
7) Melaporkan hasil kegiatan belajar ke Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi melalui Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 65


b. Sekolah/Satuan Pendidikan
1) Menjamin kegiatan mengajar di satuan pendidikan yang diikuti
mahasiswa sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak kerja sama
2) Menunjuk guru pamong/pendamping mahasiswa yan melakukan
kegiatan mengajar di satuan pendidikan.
3) Bersama-sama dosen pembimbing melakukan monitoring dan evaluasi
atas kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa
4) Memberikan nilai untuk direkognisi menjadi SKS mahasiswa.
c. Mahasiswa
1) Dengan persetujuan Dosen Pembimbing Akademik (DPA) mahasiswa
mendaftarkan dan mengikuti seleksi asisten mengajar di satuan
pendidikan.
2) Melaksanakan kegiatan asistensi mengajar di satuan Pendidikan di
bawah bimbingan dosen pembimbing.
3) Mengisi logbook sesuai dengan aktivitas yang dilakukan.
4) Menyusun laporan kegiatan dan menyampaikan laporan dalam bentuk
presentasi.
Secara ringkas, Proses Program Asistensi Mengajar di Satuan
Pendidikan tertera dalam Gambar 5.4 berikut ini.

Gambar 5.4 Proses Program Asistensi Mengajar di Satuan Pendidikan

66 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


4. Penelitian/Riset
Bagi mahasiswa yang memiliki passion menjadi peneliti, merdeka
belajar dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan penelitian di lembaga
riset/pusat studi. Melalui penelitian mahasiswa dapat membangun cara ber-
pikir kritis, hal yang sangat dibutuhkan untuk berbagai rumpun keilmuan
pada jenjang pendidikan tinggi. Dengan kemampuan berpikir kritis
mahasiswa akan lebih mendalami, memahami, dan mampu melakukan
metode riset secara lebih baik. Bagi mahasiswa yang memiliki minat dan
keinginan berprofesi dalam bidang riset, peluang untuk magang di labora-
torium pusat riset merupakan dambaan mereka. Selain itu, Laboratorium/
Lembaga riset terkadang kekurangan asisten peneliti saat mengerjakan
proyek riset yang berjangka pendek (1 semester – 1 tahun).
Tujuan program penelitian/riset antara lain:
a. Penelitian mahasiswa diharapkan dapat ditingkatkan mutunya. Selain
itu, pengalaman mahasiswa dalam proyek riset yang besar akan mem-
perkuat pool talent peneliti secara topikal.
b. Mahasiswa mendapatkan kompetensi penelitian melalui pembimbingan
langsung oleh peneliti di lembaga riset/pusat studi.
c. Meningkatkan ekosistem dan kualitas riset di laboratorium dan lembaga
riset Indonesia dengan memberikan sumber daya peneliti dan regenerasi
peneliti sejak dini.
Mekanisme pelaksanaan penelitian/riset adalah sebagai berikut.
a. Perguruan Tinggi
1) Membuat kesepakatan dalam bentuk dokumen kerja sama
(MoU/MoA/SPK) dengan mitra dari lembaga riset/laboratorium riset.
2) Memberikan hak kepada mahasiswa untuk mengikuti seleksi hingga
evaluasi program riset di lembaga/laboratorium riset di luar kampus.
3) Menunjuk dosen pembimbing untuk melakukan pembimbingan,
pengawasan, serta bersama-sama dengan peneliti di lembaga/
laboratorium riset untuk memberikan nilai.
4) Dosen bersama-sama dengan peneliti menyusun form logbook.
5) Melakukan evaluasi akhir dan penyetaraan kegiatan riset di lembaga/
laboratorium menjadi mata kuliah yang relevan (sks) serta program
berkesinambungan.
6) Menyusun pedoman teknis kegiatan pembelajaran melalui
penelitian/riset.

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 67


7) Melaporkan hasil kegiatan belajar ke Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi melalui Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.
b. Lembaga Mitra
1) Menjamin terselenggaranya kegiatan riset mahasiswa di lembaga
mitra sesuai dengan kesepakatan.
2) Menunjuk pendamping untuk mahasiswa dalam menjalankan riset.
3) Bersama-sama dengan dosen pendamping melakukan evaluasi dan
penilaian terhadap proyek riset yang dilakukan oleh mahasiswa.
c. Mahasiswa
1) Dengan persetujuan Dosen Pembimbing Akademik (DPA),
mahasiswa mendaftarkan diri untuk program asisten riset. 17 Buku
Panduan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka
2) Melaksanakan kegiatan riset sesuai dengan arahan dari Lembaga
riset/pusat studi tempat melakukan riset.
3) Mengisi logbook sesuai dengan aktivitas yang dilakukan.
4) Menyusun laporan kegiatan dan menyampaikan laporan dalam
bentuk laporan penelitian/skripsi atau publikasi ilmiah.
Secara ringkas, Proses Program Penelitian tertera dalam Gambar 5.5
berikut ini.

Gambar 5.5 Proses Program Penelitian/Riset

68 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


5. Proyek Kemanusiaan
Indonesia banyak mengalami bencana alam, baik berupa gempa bumi,
erupsi gunung berapi, tsunami, bencana hidrologi, dsb. Perguruan tinggi
selama ini banyak membantu mengatasi bencana melalui program-program
kemanusiaan. Pelibatan mahasiswa selama ini bersifat voluntary dan hanya
berjangka pendek. Selain itu, banyak lembaga Internasional (UNESCO,
UNICEF, WHO, dsb.) yang telah melakukan kajian mendalam dan membuat
pilot project pembangunan di Indonesia maupun negara berkembang lainnya.
Mahasiswa dengan jiwa muda, kompetensi ilmu, dan minatnya dapat
menjadi foot soldiers dalam proyek-proyek kemanusiaan dan pembangunan
lainnya baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Tujuan program proyek kemanusiaan antara lain:
a. Menyiapkan mahasiswa unggul yang menjunjung tinggi nilai kemanu-
siaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika.
b. Melatih mahasiswa memiliki kepekaan sosial untuk menggali dan menye-
lami permasalahan yang ada serta turut memberikan solusi sesuai dengan
minat dan keahliannya masing-masing.
Mekanisme pelaksanaan proyek kemanusiaan adalah sebagai berikut.
a. Perguruan Tinggi
1) Membuat kesepakatan dalam bentuk dokumen kerja sama
(MoU/SPK) dengan mitra baik dalam negeri (Pemda, PMI, BPBD,
BNPB, dll) maupun dari lembaga luar negeri (UNESCO, UNICEF,
WHO, UNOCHA, UNHCR, dll).
2) Menunjuk dosen pendamping untuk melakukan pendampingan,
pengawasan, penilaian dan evaluasi terhadap kegiatan proyek
kemanusiaan yang dilakukan mahasiswa.
3) Dosen bersama lembaga mitra menyusun form logbook.
4) Melakukan evaluasi akhir dan penyetaraan kegiatan proyek
kemanusiaan mahasiswa menjadi mata kuliah yang relevan (sks),
serta program berkesinambungan.
5) Menyusun pedoman teknis kegiatan pembelajaran melalui proyek
kemanusiaan.
6) Melaporkan hasil kegiatan belajar ke Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi melalui Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 69


b. Lembaga Mitra
1) Menjamin kegiatan kemanusiaan yang diikuti mahasiswa sesuai
dengan kesepakatan dalam dokumen kerja sama (MoU/SPK).
2) Menjamin pemenuhan hak dan keselamatan mahasiswa selama
mengikuti proyek kemanusiaan.
3) Menunjuk supervisor/mentor dalam proyek kemanusiaan yang diikuti
oleh mahasiswa.
4) Melakukan monitoring dan evaluasi bersama dosen pembimbing atas
kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa.
5) Memberikan nilai untuk direkognisi menjadi SKS mahasiswa.
c. Mahasiswa
1) Dengan persetujuan Dosen Pembimbing Akademik (DPA),
mahasiswa mendaftarkan diri untuk mengikuti program kemanusiaan.
2) Melaksanakan kegiatan proyek (relawan) kemanusiaan di bawah
bimbingan dosen pembimbing dan supervisor/mentor lapangan.
3) Mengisi logbook sesuai dengan aktivitas yang dilakukan. d)
Menyusun laporan kegiatan dan menyampaikan laporan dalam
bentuk publikasi atau presentasi.

Secara ringkas, Proses Program Proyek Kemanusiaan tertera dalam


Gambar 5.6 berikut ini.

Gambar 5.6 Proses Program Proyek Kemanusiaan

70 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


6. Kegiatan Wirausaha
Berdasarkan Global Entrepreneurship Index (GEI) pada tahun 2018,
Indonesia hanya memiliki skor 21% wirausahawan dari berbagai bidang
pekerjaan, atau peringkat 94 dari 137 negara yang disurvei. Sementara
menurut riset darn IDN Research Institute tahun 2019, 69,1% millennial di
Indonesia memiliki minat untuk berwirausaha. Sayangnya, potensi wirausaha
bagi generasi milenial tersebut belum dapat dikelola dengan baik selama ini.
Kebijakan Kampus Merdeka mendorong pengembangan minat wirausaha
mahasiswa dengan program kegiatan belajar yang sesuai.
Tujuan program kegiatan wirausaha antara lain:
a. Memberikan mahasiswa yang memiliki minat berwirausaha untuk
mengembangkan usahanya lebih dini dan terbimbing.
b. Menangani permasalahan pengangguran yang menghasilkan penganggur-
an intelektual dari kalangan sarjana. Kegiatan pembelajaran dalam bentuk
wirausaha baik yang belum maupun sudah ditetapkan dalam kurikulum
program studi. Persyaratan diatur dalam pedoman akademik yang dike-
luarkan oleh Perguruan Tinggi.
Mekanisme pelaksanaan kegiatan wirausaha adalah sebagai berikut.
a. Perguruan Tinggi
1) Program kewirausahaan mahasiswa hendaknya disusun pada tingkat
perguruan tinggi, dengan menyusun silabus kegiatan wirausaha yang
dapat memenuhi 20 sks/semester atau 40 sks/tahun.
2) Program tersebut bisa merupakan kombinasi beberapa mata kuliah
dari berbagai program studi yang ditawarkan oleh Fakultas yang ada
di dalam perguruan tinggi maupun di luar perguruan tinggi, termasuk
kursus/microcredentials yang ditawarkan melalui pembelajaran
daring maupun luring.
3) Untuk penilaian program kewirausahaan dapat disusun rubrik
asesmen atau ukuran keberhasilan capaian pembelajaran. Misalnya
bila mahasiswa berhasil membuat start up di akhir program maka
mahasiswa mendapatkan nilai A dengan bobot 20 SKS/40 SKS.
4) Selama mengikuti program wirausaha, mahasiswa dibimbing oleh
dosen pembimbing, mentor pakar wirausaha/pengusaha yang telah
berhasil.
5) Perguruan tinggi yang memiliki pusat inkubasi diharapkan meng-
integrasikan program ini dengan puat tersebut. Bagi yang belum

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 71


memiliki dapat bekerja sama dengan pusat-pusat inkubasi dan
akselerasi bisnis.
6) Perguruan tinggi bekerja sama dengan institusi mitra dalam
menyediakan sistem pembelajaran kewirausahaan yang terpadu
dengan praktik langsung. Sistem pembelajaran ini dapat berupa
fasilitasi pelatihan, pendampingan, dan bimbingan dari mentor/pelaku
usaha.
7) Menyusun pedoman teknis kegiatan pembelajaran melalui wirausaha.
b. Mahasiswa
1) Dengan persetujuan dosen pembimbing akademik (DPA), mahasiswa
mendaftarkan program kegiatan wirausaha.
2) Dengn bimbingan pusat inkubasi atau dosen pembimbing
kewirausahaan/ mentor, mahasiswa menyusun proposal kegiatan
wirausaha.
3) Melaksanakan kegiatan wirausaha di bawah bimbingan dosen
pembimbing atau mentor kewirausahaan. Buku Panduan Merdeka
Belajar - Kampus Merdeka 20
4) Menyampaikan hasil kegiatan wirausaha dan menyampaikan laporan
dalam bentuk presentasi.

Tabel 5.4 Contoh Capaian Pembelajaran Mahasiswa Ilmu Komunikasi yang


Mengikuti Kegiatan Wirausaha (Bentuk Blended)

72 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


enjelasan Tabel 5.4.
Mahasiswa Ilmu Komunikasi mengambil bentuk kegiatan pembelajaran berupa
Kewirausahaan untuk menambah kompetensinya di bidang wirausaha.
Kompetensi yang telah dicapai melalui serangkaian proses kegiatan
pembelajaran kewirausahaan ini sesuai dengan CPL, proses pencapaian CPL
tersebut dapat diekuivalensikan kedalam mata kuliah Kewirausahaan Sosial,
Etika Bisnis, Pengantar Manajemen dan Bisnis, Pemasaran Digital, Desain
Wirausaha dan Presentasi, Praktik Wirausaha, serta Laporan Wirausaha dan
Presentasi yang setara dengan 20 sks.

Secara ringkas, Proses Program Wirausaha tertera dalam Gambar 5.7


berikut ini.

Gambar 5.7 Proses Program Wirausaha

7. Studi/Proyek Independen
Banyak mahasiswa yang memiliki passion untuk mewujudkan karya
besar yang dilombakan di tingkat internasional atau karya dari ide yang
inovatif. Idealnya, studi/proyek independen dijalankan untuk menjadi pe-
lengkap dari kurikulum yang sudah diambil oleh mahasiswa. Perguruan
tinggi atau fakultas juga dapat menjadikan studi independen untuk melang-
kapi topik yang tidak termasuk dalam jadwal perkuliahan, tetapi masih
tersedia dalam silabus program studi atau fakultas. Kegiatan proyek inde-
pendent dapat dilakukan dalam bentuk kerja kelompok lintas disiplin
keilmuan.

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 73


Tujuan program studi/proyek independen antara lain:
a. Mewujudkan gagasan mahasiswa dalam mengembangkan produk ino-
vatif yang menjadi gagasannya.
b. Menyelenggarakan pendidikan berbasis riset dan pengembangan (R&D).
c. Meningkatkan prestasi mahasiswa dalam ajang nasional dan
internasional.
Studi/proyek independen dapat menjadi pelengkap atau pengganti mata
kuliah yang harus diambil. Ekuivalensi kegiatan studi independen ke dalam
mata kuliah dihitung berdasarkan kontribusi dan peran mahasiswa yang
dibuktikan dalam aktivitas di bawah koordinasi dosen pembimbing. Adapun
untuk mekanisme pelaksanaan kegiatan studi/proyek independen adalah
sebagai berikut.
a. Perguruan Tinggi
1) Menyediakan tim dosen pendamping untuk proyek independen yang
diajukan oleh tim mahasiswa sesuai dengan keahlian dari topik
proyek independen yang diajukan.
2) Memfasilitasi terbentuknya sebuah tim proyek independen yang
terdiri dari mahasiswa lintas disiplin.
3) Menilai kelayakan proyek independen yang diajukan.
4) Menyelenggarakan bimbingan, pendampingan, serta pelatihan da-
am proses proyek independen yang dijalankan oleh tim maha-siswa.
5) Menyelenggarakan evaluasi dan penilaian dari proyek independen
mahasiswa untuk disetarakan menjadi mata kuliah yang relevan (sks).
b. Mahasiswa
1) Mendapatkan persetujuan Dosen Pembimbing Akademik (DPA).
2) Membuat proposal kegiatan Studi Independen lintas disiplin.
3) Melaksanakan kegiatan Studi Independen.
4) Menghasilkan produk atau mengikuti lomba tingkat nasional atau
internasional.
5) Menyusun laporan kegiatan dan menyampaikan laporan dalam
bentuk presentasi.

Secara ringkas, Proses Program Program Studi / Proyek Independen


tertera dalam Gambar 5.8 berikut ini.

74 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


Gambar 5.8 Proses Program Program Studi / Proyek Independen

8. Membangun Desa/Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT)


Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) merupakan suatu bentuk pendi-
dikan dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk
hidup di tengah masyarakat di luar kampus, yang secara langsung bersama-
sama masyarakat mengidentifikasi potensi dan menangani masalah sehingga
diharapkan mampu mengembangkan potensi desa/daerah dan meramu solusi
untuk masalah yang ada di desa. Kegiatan KKNT diharapkan dapat meng-
asah softskill kemitraan, kerjasama tim lintas disiplin/keilmuan (lintas kom-
petensi), dan leadership mahasiswa dalam mengelola program pembangunan
di wilayah perdesaan. Sejauh ini perguruan tinggi sudah menjalankan
program KKNT, hanya saja satuan kredit semesternya (sks) belum bisa atau
dapat diakui sesuai dengan program kampus merdeka yang pengakuan
kreditnya setara 6 – 12 bulan atau 20 – 40 sks, dengan pelaksanaannya ber-
dasarkan beberapa model. Diharapkan juga setelah pelaksanaan KKNT,
mahasiswa dapat menuliskan hal-hal yang dilakukannya beserta hasilnya
dalam bentuk tugas akhir. Pelaksanaan KKNT dilakukan untuk mendukung
kerja sama bersama Kementerian Desa PDTT serta Kementerian/stakeholder
lainnya. Pemerintah melalui Kementerian Desa PDTT menyalurkan dana
desa 1 milyar per desa kepada sejumlah 74.957 desa di Indonesia, yang
berdasarkan data Indeks Desa Membangun (IDM) tahun 2019, terdapat desa

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 75


sangat tertinggal sebanyak 6.549 dan desa tertinggal 20.128. Pelaksanaan
KKNT dapat dilakukan pada desa sangat tertinggal, tertinggal dan
berkembang, yang sumber daya manusianya belum memiliki kemampuan
perencanaan pembangunan dengan fasilitas dana yang besar tersebut, sehing-
ga efektivitas penggunaan dana desa untuk menggerakkan pertumbuhan
ekonomi masih perlu ditingkatkan, salah satunya melalui mahasiswa yang
dapat menjadi sumber daya manusia yang lebih memberdayakan dana desa.
Tujuan program membangun desa/kuliah kerja nyata antara lain:
a. Kehadiran mahasiswa selama 6 – 12 bulan dapat memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
keterampilan yang dimilikinya bekerjasama dengan banyak pemangku
kepentingan di lapangan.
b. Membantu percepatan pembangunan di wilayah pedesaan bersama
dengan Kementerian Desa PDTT.
Manfaat program membangun desa/kuliah kerja nyata antara lain :
a. Bagi Mahasiswa
1) Membuat mahasiswa mampu melihat potensi desa, mengidentifikasi
masalah dan mencari solusi untuk meningkatkan potensi dan menjadi
desa mandiri.
2) Membuat mahasiswa mampu berkolaborasi menyusun dan membuat
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes), Rencana
Kegiatan Pembangunan Desa (RKPDes), dan program strategis lainnya
di desa bersama Dosen Pendamping, Pemerintah Desa, Penggerak
Swadaya Masyarakat (PSM), Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa
(KPMD), pendamping lokal desa, dan unsur masyarakat.
3) Membuat mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang dimiliki secara
kolaboratif bersama dengan Pemerintah Desa dan unsur masyarakat
untuk membangun desa.
4) Mahasiswa mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
keterampilan yang dimilikinya di lapangan yang disukainya.
b. Bagi Perguruan Tinggi
1) Memberikan umpan balik bagi perguruan tinggi tentang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan secara nyata oleh
masyarakat
2) Menjadi sarana bagi perguruan tinggi dalam membentuk jejaring atau
mitra strategis dalam membantu pembangunan desa

76 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


3) Menjadi sarana pengembangan tri dharma perguruan tinggi
4) Menjadi sarana aktualisasi dosen dalam pengembangan ilmu
pengetahuan.
c. Bagi Desa
1) Memperoleh bantuan pemikiran dan tenaga dari tenaga terdidik untuk
menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes)
dan Rencana Kegiatan Pembangunan Desa (RKPDes).
2) Membantu perubahan/perbaikan tata kelola desa
3) Memacu terbentuknya tenaga muda yang diperlukan dalam
pemberdayaan masyarakat desa
4) Membantu pengayaan wawasan masyarakat terhadap pembangunan
desa
5) Percepatan pembangunan di wilayah pedesaan.
Selain persyaratan umum yang terdapat pada pelaksanaan kebijakan
Merdeka Belajar - Kampus Merdeka di atas, untuk kegiatan KKNT terdapat
persyaratan tambahan yang harus dipenuhi oleh mahasiswa, yaitu:
1) Mahasiswa telah menyelesaikan pembelajaran setelah semester 6
2) Dilakukan secara berkelompok, anggota berjumlah ± 10 orang per
kelompok dan atau sesuai kebutuhan desa, dan bersifat multidisiplin
(asal prodi/fakultas/ kluster yang berbeda).
3) Peserta wajib tinggal di komunitas atau wajib “live in” di lokasi yang
telah ditentukan.
4) Sehat jasmani dan rohani serta tidak sedang hamil bagi wanita.
5) IPK minimal 2.00 sampai dengan semester 5.
6) Ketentuan lain dapat diatur oleh perguruan tinggi pelaksana.
Mekanisme pelaksanaan kegiatan membangun desa/kuliah kerja nyata
adalah sebagai berikut.
a. Perguruan Tinggi
1) Menjalin kerja sama dengan pihak Kementerian Desa PDTT, serta
Kemdikbud dalam penyelenggaraan program proyek di desa atau
menjalin kerja sama langsung dengan pemerintah daerah untuk
penyelenggaraan program proyek di desa.
2) Mengelola pendaftaran dan penempatan mahasiswa ke desa tujuan.
3) Menugaskan dosen pembimbing yang akan membimbing mahasiswa
selama KKNT.

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 77


4) Bila dimungkinkan pembimbing melakukan kunjungan di lokasi
KKNT untuk monitoring dan evaluasi.
5) Memberangkatkan dan memulangkan mahasiswa dari kampus ke
lokasi penempatan program
6) Memberikan pembekalan, pemeriksaan kesehatan, dan menyediakan
jaminan kesehatan dan keselamatan kepada mahasiswa calon peserta
7) Perguruan tinggi menyusun SOP pelaksanaan KKNT dengan
mempertimbangkan jaminan Keamanan dan Keselamatan Mahasiswa
selama di lapangan.
8) Perguruan tinggi memberikan pembekalan tentang kearifan lokal
masyarakat dan perilaku etika selama melaksanakan kegiatan KKNT.
9) Melaporkan hasil kegiatan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
b. Mahasiswa
1) Mahasiswa wajib tinggal (live in) pada lokasi yang telah ditentukan.
2) Jika dalam proses pelaksanaan kompetensi mahasiswa tidak
memenuhi ekuivalensi 20 SKS, maka mahasiswa dapat mengambil
MK daring atau lainnya sesuai ketentuan Perguruan Tinggi. c) Proses
dan hasil kegiatan ditulis dan dilaporkan kepada Perguruan Tinggi.
3) Hasil kegiatan dapat diekuivalensikan sebagai skripsi atau tugas akhir
sesuai ketentuan Perguruan Tinggi.
c. Pembimbing
1) Dosen Pembimbing Akademik dari perguruan tinggi yang bertang-
gung jawab terhadap kegiatan mahasiswa dari awal sampai dengan
akhir.
2) Pembimbing pendamping dari pemerintah desa di lokasi setempat.
3) Melibatkan unsur-unsur mitra, misalnya Penggerak Swadaya Masya-
rakat (PSM) maupun unsur lain sesuai lingkup kegiatan.
4) Dosen pendamping bersama pembimbing di desa melakukan pem-
bimbingan dan penilaian terhadap program yang dilakukan maha-
siswa.
5) Ketentuan lain dapat diatur oleh perguruan tinggi pelaksana.
d. Lokasi Pelaksanaan
1) Lokasi berdasarkan rekomendasi dari Dirjendikti
2) Lokasi pelaksanaan di desa sangat tertinggal, tertinggal dan
berkembang

78 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


3) Desa-desa Binaan Perguruan Tinggi Pelaksana
4) Radius desa lokasi KKNT dengan PT dirancang 200 km.
5) Desa lainnya yang diusulkan oleh Mitra (Pemda, Industri, dll.).
e. Mitra
1) Pemerintah (Kemendes, Desa binaan PT, Kemkes, PUPR, Kementan,
Kemensos, KLHK, Kemdagri, Kemlu, TNI, Polri, dll.)
2) Pemerintah Daerah.
3) BUMN dan Industri.
4) Social Investment.
5) Kelompok Masyarakat (perantau dan diaspora).
f. Keamanan dan Keselamatan Mahasiswa (Kondisi Khusus)
1) Terkait mahasiswa yang menderita penyakit dan/atau berkepentingan
khusus sehingga tidak bisa mengikuti kegiatan, wajib melaporkan
keadaan ini ke pengelola KKNT perguruan tinggi pelaksana yang
dibuktikan oleh surat keterangan dari pihak yang berwenang,
sehingga penempatan di lokasi dapat diatur dengan pertimbangan
jarak dan kemudahan akses.
2) Perguruan tinggi menyusun SOP pelaksanaan KKNT dengan
mempertimbangkan jaminan Keamanan dan Keselamatan Mahasiswa
selama di lapangan.
3) Perguruan tinggi memberikan pembekalan tentang kearifan lokal
masyarakat dan perilaku etika selama melaksanakan kegiatan KKNT.
g. Pendanaan
1) Sumber Pendanaan
(a) Perguruan Tinggi
(b) Mitra
(c) Sumber lain yang tidak mengikat
(d) Mahasiswa.
2) Komponen Penggunaan Dana
(a) Transportasi
(b) Biaya Hidup
(c) Asuransi Kecelakaan dan Kesehatan
(d) Biaya Program
(e) Pembiayaan lain “insidentil” yang timbul berkaitan dengan
pelaksanaan program di lapangan

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 79


(f) Komponen pembiayaan yang lebih lanjut akan disusun sesuai
ketentuan perguruan tinggi pelaksana.
Terdapat beberapa model dalam pelaksanaan KNKT yaitu :
a. Model KKNT yang Diperpanjang
Dalam model ini perguruan tinggi membuat paket kompetensi yang
akan diperoleh mahasiswa dalam pelaksanaan KKNT regular, dan
mahasiswa diberi kesempatan untuk mengajukan perpanjangan KKNT
selama maksimal 1 semester atau setara dengan 20 SKS. Untuk melanjutkan
program KKNT yang diperpanjang, mahasiswa dapat memanfaatkan
Program Holistik Pembinaan Buku Panduan Merdeka Belajar - Kampus
Merdeka 26 dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) dengan mengikuti prosedur
dari Direktorat Belmawa. Bentuk kegiatan KKNT yang Diperpanjang dapat
berupa proyek pemberdayaan masyarakat di desa dan penelitian untuk tugas
akhir mahasiswa. Gambar 5.9. berikut ini menunjukkan contoh model KKNT
yang diperpanjang.

Gambar 5.9 Contoh Model KKNT yang Diperpanjang

b. Model KKNT Pembangunan dan Pemberdayaan Desa


Pada model ini perguruan tinggi bekerja sama dengan Mitra dalam
melakukan KKNT Pembangunan dan Pemberdayaan Desa berdasarkan
peluang/kondisi desa dalam bentuk paket kompetensi/pengembangan
RPJMDes yang akan diperoleh mahasiswa dalam pelaksanaan KKNT.
Jumlah dan bidang Mahasiswa yang mengikuti program ini menyesuaikan
dengan kebutuhan program di desa.

80 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


Pelaksanaan KKNT Pembangunan dan Pemberdayaan Desa dilakukan
selama 6 – 12 bulan di lokasi atau setara dengan maksimal 20 SKS.
Perhitungan terhadap capaian pembelajaran setara 20 SKS ini dapat
disetarakan dalam beberapa mata kuliah yang relevan dengan kompetensi
lulusan. Penilaian terhadap capaian pembelajaran dapat diidentifikasi dari
laporan dan ujian portofolio/rubrik kegiatan KKNT. Untuk kesesuaian
dengan ketercapaian kompetensi lulusan maka perlu dipersiapkan
proposal/rancangan kegiatan yang dapat mewakili bidang keahlian. Dosen
pembimbing lapangan harus mewakili program studi pengampu mata kuliah
semester akhir dari setiap program studi. Mahasiswa juga dapat
memanfaatkan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa
(PHP2D) dengan mengikuti prosedur dari Direktorat Belmawa.
Gambar 5.10 berikut ini menunjukkan contoh model KKNT
Pembangunan dan Pemberdayaan bersama Kemendes, sedangkan Gambar
5.11 menunjukkan contoh model KKNT Pembangunan dan Pemberdayaan
bersama mitra.

Gambar 5.10 Contoh Model KKNT Pembangunan dan Pemberdayaan


bersama Kemendes

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 81


Gambar 5.11 Contoh Model KKNT Pembangunan dan Pemberdayaan
bersama Mitra

c. Model KKNT Mengajar di Desa


Pelaksanaan kegiatan ini diutamakan pada mahasiswa program studi
Pendidikan. Bagi mahasiswa di luar program studi Pendidikan dapat
melakukan kegiatan mengajar sesuai dengan bidang keahlian dalam rangka
pemberdayaan masyarakat misalnya penerapan teknologi tepat guna. Semua
kegiatan KKNT mengajar ini bersifat membantu pengajaran formal dan non-
formal. Bila di akhir kegiatan ini akan dijadikan sebagai tugas akhir, maka
harus direncanakan sejak awal dalam bentuk proposal yang mengacu pada
aturan prodi. Gambar 5.12. berikut ini menunjukkan contoh model KKNT
Mengajar di Desa.

82 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


Gambar 5.12 Contoh Model KKNT Mengajar di Desa

d. Model KKNT Free Form


Mahasiswa diberikan kebebasan untuk menentukan dan melakukan
bentuk program KKNT yang akan dilaksanakan bersama Mitra. Dalam
menyusun program KKNT model ini, mahasiswa harus memperhatikan
kurikulum terkait dengan kegiatan dan dikonsultasikan dengan Dosen
Pembimbing Akademik. Gambar 5.13 berikut ini menunjukkan contoh
model KKNT Free Form.

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 83


Gambar 5.13 Contoh Model KKNT Free Form.

Secara ringkas, Proses Program Membangun Desa/Kuliah Kerja Nyata


Tematik tertera dalam Gambar 5.14 berikut ini.

Gambar 5.14 Proses Program Membangun Desa/Kuliah Kerja Nyata Tematik

84 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


9. Pelatihan Militer/Bela Negara/Military Services
Di samping delapan bentuk kegiatan pembelajaran MB-KM yang telah
dijelaskan sebelumnya, di dalam SN Dikti yang tercantum dalam Permendik-
bud No. 3 Tahun 2020 juga disebutkan bentuk kegiatan pembelajaran
lainnya, di antaranya Pelatihan Militer. Dalam perkembangan selanjutnya
sebutan Pelatihan Militer juga diselaraskan dengan istilah Bela Negara atau
Military Services, yang dapat diartikan sebagai sikap dan perilaku warga
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada negara kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dalam
menjalin keberlangsungan hidup bangsa dan negara seutuhnya. Bela Negara
bukan hanya kewajiban dasar warga negara tetapi juga kehormatan warga
negara sebagai wujud pengabdian dan kerelaan berkorban kepada bangsa dan
negara. Dengan melaksanakan kewajiban bela negara, menjadi bukti dan
proses bagi seluruh warga negara untuk menunjukkan kesediaan mereka
dalam berbakti pada nusa dan bangsa, sekaligus menjadi bukti pemahaman
mengenai bela negara. Pemahaman tersebut bisa dilakukan dengan terbina-
nya hubungan baik antar sesama warga negara hingga proses kerja sama
untuk menghadapi ancaman dari pihak asing secara nyata.
Dasar hukum tentang upaya bela negara di Indonesia, yaitu:
1. Pasal 27 ayat 3 UUD 1945 yang menyatakan bahwa semua warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
2. Pasal 30 ayat 1 UUD 1945 menyatakan tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam pertahanan dan keamanan negara.
3. Pasal 1 PP. No. 3 Tahun 2021 tentang peraturan pelaksanaan UU No. 23
Tahun 2019 tentang pemgelolaan sumber daya nasional untuk ketahanan
negara.
Program Pelatihan Militer/Bela Negara/Military Services akan diterap-
kan melalui program merdeka belajar yang merupakan kebijakan Kemen-
terian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Mahasiswa dapat melibatkan diri dalam program ini selama 1 (satu) semester
dan dapat disetarakan ke dalam satuan kredit semester (sks). Dalam pelaksa-
naan program ini Kemendikbudristek akan bekerja sama dengan Kemen-
terian Pertahanan (Kemenham) untuk menerapkan pendidikan militer kepada
mahasiswa melalui program bela negara.
Tujuan dari adanya program ini yaitu agar mahasiswa sebagai kaum
milenial dan sebagai agen perubahan dapat menunjukan rasa cinta terhadap

BukuBuku
Panduan Implementasi MBKM Unpas |85
Panduan Implementasi MBKM Unpas
85
tanah air, cinta terhadap bangsa dan negara, serta diharapkan dalam setiap
perilaku dan tindakannya selalu berpedoman pada Pancasila dan UUD 1945,
seperti sikap disiplin waktu serta jiwa kebersamaan dan solidaritas antar
sesama rekan seperjuangan; mempunyai mental fisik yang tangguh; mena-
namkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan kemam-
puan diri; melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun
kelompok; membentuk iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh
individu; berbakti pada orang tua, bangsa, dan agama; melatih kecepatan,
ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan; menghilang-
kan sikap negatif, seperti malas, apatis, boros, egois, dan tidak disiplin; serta
membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.
Kegiatan ini dirancang seolah mirip kegiatan militer, dengan bentuk kegiat-
annya berupa latihan kedisiplinan, latihan ketangkasan agar mahasiswa
mempunyai mental yang bagus dalam menghadapi setiap permasalahan
bangsa. Program bela negara ini tidak wajib diikuti oleh mahasiswa,
melainkan hanya bersifat sukarela saja tergantung peminatan mahasiswa.
Dalam konteks kondisi eksisting di Unpas, Kegiatan Bela Negara ini
dapat dikaitkan dengan kegiatan yang dilakukan oleh salah satu Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) diantaranya Resimen Mahasiswa (Menwa),
yang kegiatannya di bawah koordinasi bidang kemahasiswaan dan alumni
(Wakil Rektor 3). Tujuan kegiatan Menwa Unpas antara lain adalah sebagai
sarana pengembangan diri mahasiswa dalam bidang pengetahuan, sikap
disiplin fisik dan mental agar mampu melaksanakan Tri Dharma Perguruan
Tinggi sebagai penyalur potensi mahasiswa dalam rangka mewujudkan hak
dan kewajiban sebagai warga negara, serta sebagai bagian dari potensi rakyat
dalam sistem keamanan rakyat semesta atau Sishankamrata.

D. Bentuk Kegiatan Pembelajaran MB-KM Terpusat


Di samping bentuk-bentuk pembelajaran MB-KM yang diselenggara-
kan secara mandiri oleh perguruan tinggi, Kemendikbudristek juga
menyelenggarakan program Kampus Merdeka yang dikelola secara terpusat.
Program Kampus merdeka yang dikelola terpusat oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana tercantum dalam Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 74/P/2021 tentang
Pengakuan Satuan Kredit Semester Pembelajaran Program Kampus Merdeka
Diktum Kedua, berupa:

86
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas | 86
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas
1. program Kampus Mengajar;
2. program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka;
3. program Studi Independen Bersertifikat Kampus Merdeka;
4. program Pertukaran Mahasiswa Merdeka;
5. program Indonesian International Student Mobilitg Awards;
6. program kewirausahaan Kampus Merdeka;
7. program penelitian Kampus Merdeka;
8. program kemanusiaan Kampus Merdeka; dal
9. program pembangunan desa Kampus Merdeka.
Sebagai tanda dimulainya penyelenggaraan MB-KM dan sebagai
proyek percontohan, Kemendikbudristek telah menyelenggarakan 4 (empat)
program unggulan secara terpusat, yaitu: 1) Magang dan Studi Independen,
2) Indonesian International Studenta Mobility Award (IISMA), 3) Pertukaran
Mahasiswa Merdeka, dan 4) Kampus Mengajar. Ke-empat progam unggulan
tersebut memberi kesempat-an untuk semua mahasiswa baik dari Perguruan
Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di seluruh
Indonesia. Mahasiswa peserta program unggulan ini mendapat jaminan
perolehan bobot kredit sebesar 20 sks (Kepmendikbudristek no. 75P tahun
2021), serta memperoleh biaya hidup dan beasiswa yang didanai oleh LPDP.
Informasi dan pelaksanaan pendaftaran untuk program unggulan ini
dapat diperoleh pada laman hhtp://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/. Secara
sederhana, untuk memulai kegiatan Kampus Merdeka pada BKP MB-KM
terpusat ini dapat dilakukan dengan 5 langkah seerhana sebagai berikut:
1) Cari kegiatan sesuai minat, 2) Registrasi sebagai mahasiswa, 3) Daftar ke
kegiatan yang dipilih, 4) Tunggu jawaban dari mitra kegiatan, 5) Terima
jawaban dan mulai kegiatan Kampus Merdeka.

1. Magang dan Studi Independen


Dunia kerja terus berubah, mendatangkan tantangan baru bagi
mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi. Kemendikbudristek hadir untuk
memberdayakan mahasiswa dalam menghadapi kebutuhan industri masa
depan dengan program terobosan Magang dan Studi Independen
Bersertifikat. Selama satu sampai dua semester mahasiswa dapat melakukan
magang dan studi independen di perusahaan kelas dunia dengan bimbingan
mentor full time dan dalam egiatan kelompok. Untuk semester ganjil 2021,
Kemendikbudristek telah bermitra dengan lebih dari 160 perusahaan ternama
untuk menyediakan program yang inovatif, memasok praktik industri

BukuBuku
Panduan Implementasi MBKM Unpas |87
Panduan Implementasi MBKM Unpas
87
terbaik, dengan kurikulum yang dirancang khusus untuk Kampus Merdeka,
sehingga tersedia 15.000 lebih lowongan magang, dan 5000 lebih lowongan
studi independen. Program-program mencakupi pelajaran menarik dan
terdepan, seperu Artificial Intellegence, Mechine Learning, Robotics, Cyber
Security, dan Digital Product Development. Kesempatan untuk berpartisipasi
terbuka untuk semua mahasiswa, baik dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di seluruh Indonesia.
Program unggulan Magang dan Studi Independen ini terdiri dari dua
subprogram, yaitu Magang Bersertifikat dan Studi Independen Bersertifikat.
a. Magang Bersertifikat
Program Magang Bersertifikat bertjuan untuk membangun kompetensi
yang dibutuhkan oleh industri dan organisasi kelas dunia. Dalam program ini
mahasiswa melaksanakan magang di perusahaan/organisasi selama satu –
dua semester penuh. Selama magang, mahasiswa mendapat subsidi uang
saku dan biaya hidup dari pemerintah. Setelah selesai magang, mahasiswa
menerima sertifikat kompetensi dari perusahaan tempatnya magang.
Perusahaan tempat magang mahasiswa Kampus Merdeka memiliki
kampus mini yang menerima minimal 100 orang mahasiswa magang dengan
program belajar yang terstruktur dan dibimbing oleh mentor-mentor staf
profesional secara full time. Mahasiswa belajar dan bekerja dalam kelompok
untuk memecahkan permasalahan/isu yang nyata dan berdampak.
b. Studi Independen Bersertifikat
Program ini melaksanakan program pembelajaran di organisasi kelas
dunia yang diseleksi dan diakui Kemendikbudristek. Studi independen
bersertifikat menekankan pada skills mahasiswa yang lebih spesifik seperti
permesinan, teknologi, desain, dan lainnya yang berbasis studi kasus.
Mahasiswa ikut short course satu atau dua semester, dibimbing oleh mentor
staf profesional full time, bersifat immersif dan mendapatkan sertifikat pada
saat lulus, serta mendapat subsidi biaya patisipasi dan biaya hidup dari
pemerintah selama studi independen.
Contoh-contoh kegiatan program Magang dan Studi Independen:
1) Bukalapak
• Membuka 300+ kesempatan magang dengan 30+ mentor
• Menyediakan 24 proyek prioritas lintas fungsi bisnis: strategi,
pengembangan, produk digital, marketing, operations, legal, HR
2) Telkom Indonesia
• Membuka 300+ kesempatan magang dengan 30+ mentor praktisi

88
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas | 88
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas
• Rotasi di berbagai unit: Fisheries Cyber Center, Learning
Gamification Application, 1000 Starup Indonesia Timur, Digital
Talent Scouting, dll.
3) UNDP
• Membuka 150+ kesempatan studi independen
• Fokus membangun pengetahuan dan berinovasi dalam pencarian
solusi menuju Sustainable Development Goal

2. Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA)


Dewasa ini, tanpa opsi, mahasiswa akan masuk ke dalam dunia yang
berkompetisi secara global karena talenta dunia sudah berkompetisi secara
global. Untuk memasuki dunia itu, maka kemampuan kolaborasi di tingkat
dunia merupakan keniscayaan, dan untuk berkolaborasi di tingkat dunia,
mahasiswa Indonesia harus memiliki dan menjiwai profil pelajar Pancasila,
salah satunya adalah Kebinekaan Global. Global citizenship dari maha-
siswa-mahasiswa Indonesia harus meningkat drastis Pada kenyataannya,
selama ini kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dan diterima di
program-program kelas dunia sangat kecil. Oleh karena itu, hal yang akan
dilakukan melalui program IISMA adalah memerdekakan konsep program
pertukaran mahasiswa, bahkan S1, ke luar negeri.
Menjelajahi pendidikan internasional akan mengubah cara berpikir
kita. Kepekaan dan kecakapan akan terasa, bekal pengalaman untuk
menghadapi tantangan baru yang barangkali belum pernah kita bayangkan,
membawa gagasan dari jauh dan mengirimkan manfaatnya untuk
menumbuhkan sebanyak mungkin tunas-tunas bangsa (Makarim, 2021).
Melalui program IISMA mahasiswa dapat mengikuti pertukaran
pelajar selama 1-2 semester di perguruan tinggi internasional yang telah
diseleksi. Di perguruan tinggi kelas dunia tersebut, mahasiswa akan bertemu
dengan teman, dosen, dan ilmuwan baru dari latar belakang budaya yang
berbeda. Dari 31 negara, sebanyak 73 universitas telah bergabung dalam
program ini, termasuk Amerika Serikat dan Singapura. Di antaranya adalah
University of Pennsylvania, Boston University, Singapore Management
University (SMU), Nanyang Technological University, Singapura; dan
masih banyak lagi. Tercatat ada dua ribu lebih mahasiswa dari 27 provinsi
yang telah mendaftar di program IISMA tahun 2021. Di tahun depan,
Kemendikbudristek mengundang lebih banyak lagi peserta sebab
pengalaman yang akan diperoleh mahasiswa dari program ini tidak mungkin

BukuBuku
Panduan Implementasi MBKM Unpas |89
Panduan Implementasi MBKM Unpas
89
terulang, seperti bertemu dengan teman, budaya, dan perspektif yang berbeda
yang akan memperkaya wawasan berpikir dalam menatap masa depan.

3. Pertukaran Mahasiswa Merdeka


Generasi penerus bangsa Indonesia harus belajar dari satu sama lain
untuk memperkuat persatuan bangsa. Bagaimana identitas orang Indonesia
bisa dikuatkan, kalau kita tidak mengenal sesama, budaya, antara pulau,
antara agama, antara suku. Pentingnya memperkuat persatuan dan kesatuan
bangsa menjadi esensi program ini, sebab, Pertukaran Mahasiswa Merdeka
memberi ruang kepada mahasiswa untuk saling mengenal ragam kekayaan
bangsa Indonesia sembari mengenyam perkuliahan. Program ini adalah salah
satu program terbesar yang mendorong pertukaran mahasiswa selama satu
semester di negara sendiri. Sembari merantau ke berbagai daerah selama satu
semester, mahasiswa belajar untuk mengenal perspektif baru mengenai
keragaman negerinya. Mahasiswa belajar toleransi yang akan memecahkan
sekat-sekat identitas di Indonesia, mencintai budaya, dan sadar bahwa kita
satu, Indonesia.
Program Pertukaran Mahasiswa sebelumnya sudah ada, tapi hanya
melibatkan sekitar 200 mahasiswa dalam setahun. Sekarang, melalui
Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Kemendikbudristek berupaya meningkat-
kan angka partisipasi program hingga mencapai 20.000 mahasiswa di tahun
2021. Hal ini bertujuan untuk mencapai perubahan fundamental bagi
generasi berikutnya dalam skala yang lebih besar..

4. Kampus Mengajar
Program ini memfasilitasi mahasiswa untuk mengajar di berbagai
pelosok daerah guna meningkatkan pemahaman numerasi dan literasi bagi
siswa SD dan SMP. Esensi Kampus Mengajar adalah menanamkan jiwa
soaial pada diri mahasiswa. Sebagai bangsa Indonesia, mahasiswa dituntut
harus berkontribusi ke generasi selanjutnya.
Program Kampus Mengajar memungkinkan transformasi pendidikan di
berbagai pelosok negeri terjadi lebih cepat, karena melalui program ini
dikirimkan mahasiswa dengan talenta terbaik untuk membantu guru-guru
menghadapi tantangan pembelajaran yang luar biasa, seperti tantangan infra-
struktur, ekonomi, orang tua, dan berbagai kondisi lainnya yang menantang.
Sementara itu, untuk sekolah dampaknya sangat baik, karena keterlibatan
mahasiswa dalam memecahkan masalah pendidikan di daerah, terutama di
masa pandemik, akan mengurangi jumlah learning loss yang terjadi.

90
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas | 90
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas
Menurut catatan Kemendikbudristek, sebanyak 35.000 mahasiswa
akan berpartisipasi mengajar di tahun 2021, melibatkan 360 perguruan
tinggi, 4.800 sekolah dasar, 375 SMP yang akan membantu 34 provinsi.
Harapannya ini terus meningkat tiap tahun dan ini akan jadi transformasi
sistem pendidikan di Indonesia. Kepada universitas, Mendikbudristek
mendorong untuk segera menciptakan program turunan dari Kampus
Merdeka.

E. Pengakuan sks Pembelajaran Program MB-KM


Sebagai penghargaan dan pengakuan terhadap kegiatan mahasiswa yang
dilaksanakan melalui pembelajaran dalam program MB-KM, maka sebagaimana
tercantum dalam surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Nomor 74/P/2021 tentang Pengakuan Satuan Kredit Semester Pembelajaran
Program Kampus Merdeka Diktum Keempat, Perguruan Tingggi memberi-
kan pengakuan pelaksanaan pembelajaran program Kampus Merdeka di luar
perguruan tinggi asal dengan ketentuan sebagai berikut:
1. pembelajaran lebih dari 16 (enam belas) minggu atau 560 (lima ratus
enam puluh) jam kumulatif sampai dengan 24 minggu atau 840
(delapan ratus empat puluh) jam kumulatif diberikan pengakuan
setara dengan 20 (dua puluh) sks;
2. pembelajaran lebih dari 24 (dua puluh empat) minggu atau 840
(delapan ratus empat puluh) jam kumulatif sampai dengan kurang
dari 40 (empat puluh) minggu atau 1400 (seribu empat ratus) jam
kumulatif diberikan pengakuan sks tambahan sejumlah 1 (satu) sks
setiap tambahan 1 (satu) minggu atau 35 (tiga puluh lima) jam
kumulatif; dan
3. pembelajaran antara 40 (empat puluh) minggu atau 1400 (seribu
empat ratus) jam kumulatif sampai dengan 48 (empat puluh delapan)
minggu atau 1680 (seribu enam ratus delapan puluh) jam kumulatif
diberikan pengakuan setara dengan 40 (empat puluh) sks.
Pengakuan sks bagi mahasiswa yang melaksanakan pembelajaran
program Kampus Merdeka di luar perguruan tinggi asal seperti dijelaskan
sebelumnya, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. mahasiswa terdaftar pada pangkalan data pendidikan tinggi
2. mahasiswa terdaftar dalam platform Merdeka Belajar Kampus
Merdeka;

BukuBuku
Panduan Implementasi MBKM Unpas |91
Panduan Implementasi MBKM Unpas
91
3. mahasiswa mengikuti pembelajaran oleh dosen pengampu mata
kuliah dan/atau pembimbingan oleh dosen pembimbing/pembimbing
lapangan yang ditunjuk oleh organisasi mitra dan/ atau institusi
pendidikan tempat dilakukannya program Kampus Merdeka;
4. mahasiswa mengisi log book dan membuat laporan pada
SPADADIKTI melalui laman https: //spadadikti.id;
5. mahasiswa telah mendapatkan nilai akhir dari dosen pengampu mata
kuliah dan/atau dosen pembimbing/pembimbing lapangan yang
ditunjuk oleh organisasi mitra dan/atau institusi pendidikan tempat
dilakukannya program Kampus Merdeka; dan
6. Perguruan tinggi melaporkan nilai mahasiswa dalam pembelajaran
program Kampus Merdeka di luar perguruan tinggi asal melalui
Pangkalan Data Pendidikan Tinggi di akhir semester.
Pengakuan sks bagi pelaksanaan pembelajaran program Kampus
Merdeka yang dikelola secara terpusat, tidak diberikan kepada mahasiswa
yang terbukti melakukan hal-hal sebagai berikut.
1. plagiarisme, termasuk plagiasi diri;
2. kriminal;
3. kekerasan dan diskriminasi dalam segala bentuk, termasu kekerasan
seksual, perundungan, dan tindakan intoleransi; dan/atau
4. penyalahgunaan obat-obatan terlarang

F. Mekanisme Pelaksanaan MB-KM dengan SITU MB-KM


Pelaksanaan MB-KM dibagi menjadi dua golongan besar, yakni
pertukaran pelajar dan kegiatan belajar di luar kampus. Untuk MB-KM
pertukaran pelajar diterapkan prosedur konversi yang structured, sedangkan
untuk kegiatan belajar di luar kampus diterapkan prosedur konversi atau
rekognisi yang fleksibel, bisa structured, hybrid, atau free form.
MB-KM pertukaran pelajar dibagi lagi menjadi dua, yakni:
1. Inflow
Inflow didefinisikan sebagai penerimaan mahasiswa dari luar
Prodi/Fakultas, baik dari Unpas maupun bukan Unpas, untuk ikut serta
dalam perkuliahan di dalam lingkungan Unpas.
2. Outflow:
Outflow diartikan mahasiswa prodi/fakultas mengambil mata kuliah yang
diselenggarakan oleh Prodi lain atau oleh kampus lain.

92
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas | 92
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas
Untuk kegiatan MBKM di luar kampus, dibagi menjadi dua
mekanisme yakni:
a. predicted (sudah direncanakan / yang jadwalnya bisa dikendalikan)
b. non predicted (tawaran mendadak dari pihak luar, terutama dari Dikti )

Mekanisme 1.
1. Pertukaran Pelajar Inflow
a. Masa Penawaran dan Pendaftaran :
1) Prodi dengan persetujuan Fakultas memasang penawaran di SITU-
MBKM pada Pertukaran Pelajar : Kuliah di UNPAS
2) SITU MBKM menerima pendaftaran sesuai dengan masa
pendaftaran
Jika peserta dikoordinasi oleh Prodi Mitra, maka pada bagian ini
Prodi melakukan upload calon peserta ke SITU.
b. Masa Seleksi dan Kontrak
1) Prodi melakukan seleksi secara manual dan memasukkan hasil
seleksi
2) SITU MB-KM membantu mengirimkan email otomatis ke
mahasiswa dan pimpinan prodi asal mahasiswa
3) Pimpinan Prodi asal mahasiswa akan upload rencana konversi dan
memberikan klik pesetujuan melalui SITU MB-KM
4) SITU MB-KM akan memberikan informasi penerimaan kepada
mahasiswa
c. Masa Penyiapan Perkuliahan (Blended atau Full Online)
1) Pengelola Akademik dengan support (SITU Akademik)
mengambil data dari SITU MBKM untuk disatukan dengan
peserta kelas di SITU Akademik dan LMS
2) Pengelola Akademik menginformasikan kepada peserta MBKM
tentang aturan dan mekanisme perkuliahan
d. Masa Perkuliahan
Pengelola Akademik melayani proses perkuliahan melalui LMS,
onsite, dan SITU Akademik
e. Masa Penilaian
1) Pengelola Akademik melayani proses ujian dan penilaian
2) Pengelola akademik Mencetak KHS dari SITU Akademik untuk
semua peserta MB-KM
3) Pengelola akdemik mencetak riwayat keterlibatan mahasiswa
MBKM dalam proses perkuliahan
BukuBuku
Panduan Implementasi MBKM Unpas |93
Panduan Implementasi MBKM Unpas
93
Gambar 5.15 Tahapan upload peserta kegiatan pembelajaran MB-KM
pada SITU MB-KM Unpas

94
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas | 94
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas
Gambar 5.16 Tahapan seleksi dan kontak prodi kepada mahasiswa
peserta kegiatan pembelajaran MB-KM

f. Masa Rilis KHS MB-KM


1) Pengelola Akademik membuat surat pengantar untuk KHS
mahasiswa MB-KM
2) Pengelola Akademik melakukan
(a) Upload dokumen penilaian dan dokumen riwayat keterlibatan
mahasiswa MB-KM dalam proses perkuliahan
(b) mengirimkan email dokumen penilaian dan dokumen riwayat
kepada Pimpinan Prodi asal mahasiswa dan Formulir Feedback
Kepuasan layanan

BukuBuku
Panduan Implementasi MBKM Unpas |95
Panduan Implementasi MBKM Unpas
95
(c) Mahasiswa mengisi kuesioner kepuasan layanan
(d) Mahasiswa mendownload KHS dan dokumen Riwayat
Keterlibatan dalam program MB-KM

2. Pertukaran Pelajar Outflow


Skenario I : Dikoordinasi Prodi
a. Masa Penawaran dan Pendaftaran
1) Prodi menawarkan tawaran pertukaran pelajar di SITU MB-KM
pada bagian PERTUKARAN PELAJAR : Kuliah di Luar Unpas
2) SITU MB-KM menerima pendaftaran sesuai jadwal
b. Masa Pengiriman hasil pendaftaran ke PT Mitra
1) Prodi melakukan seleksi internal dan memasukkan
2) Prodi membuat surat dan mengirimkan peserta terseleksi ke
Perguruan Tinggi Mitra
c. Masa Pengumuman hasil Seleksi dan Kontrak KRS MBKM
1) Prodi menerima informasi hasil seleksi dari PT Mitra dan panduan
pelaksanaan PBM di PT Mitra
2) Prodi mengumumkan kepada mahasiswa
3) Prodi mengupload daftar peserta MB-KM pertukaran pelajar
outflow dan melakukan setting rencana konversi
4) Mahasiswa melakukan ceklist persetujuan dan mencetak Kontrak
KRS MB-KM
d. Masa Penerimaan KHS MB-KM dari PT Mitra
1) Petugas Prodi memasukkan nilai ke SITU MB-KM
2) Petugas Prodi mencetak berita acara konversi MB-KM
3) Petugas Prodi mengupload dokumen KHS MB-KM, Berita acara
konversi, dan Transrip Akademik ke SITU MB-KM
4) Situ MB-KM mengirim dokumen tersebut ke aplikasi SKPI
e. Masa Upload KHS MBKM ke aplikasi SKPI
1) Petugas upload dokumen KHS MB-KM , Berita acara konversi ,
dan Transrip Akademik ke aplikasi SKPI atau mengecek hasil
pengiriman

96
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas | 96
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas
Mekanisme 2
1. Kegiatan MBKM di luar Perguruan Tinggi yang Terjadwal
(Predicted)
a. Masa Penawaran dan Pendaftaran
1) PIC mengentri penawaran kegiatan MBKM di SITU MB-KM
2) SITU MB-KM melayani proses pendaftaran sesuai jadwal
b. Masa Pembahasan Konversi, Rekognisi, dan Pembuatan RPS
MBKM
1) PIC mengundang prodi yang mahasiswanya mendaftar, untuk
menjelaskan program MB-KM
2) Prodi membahas rencana konversi / rekognisi
c. Masa Seleksi, Merancang Konversi/Rekoginisi dan Kontrak KRS
MBKM
1) PIC melakukan seleksi dan mengentrikan hasil ketetapan seleksi
ke SITU MB-KM
2) PIC menghubungi Prodi tentang hasil seleksi
3) Prodi mengentrikan rencana konversi/rekognisi ke SITU MB-KM
4) Prodi mengumumkan kepada mahasiswa untuk melakukan proses
persetujuan
5) Mahasiswa melakukan persetujuan di SITU MB-KM
6) SITU MBKM menyimpan Kontrak KRS MB-KM

d. Masa Penetapan Pembimbing di Prodi dan di Lapangan


1) Pimpinan Prodi mengentri pembimbing Prodi
2) PIC mengentrikan pembimbing lapangan dan membuatkan akun
pengguna SITU MB-KM
3) PIC memberikan hak akses kepada pembimbing lapangan dan
pembimbing prodi
e. Masa Pemantauan mingguan I ( Pengisian Log Book oleh
mahasiswa dan approve pembimbing)
1) Mahasiswa mengisi logbook kegiatan MB-KM di lapangan
2) Pembimbing melakukan approval terhadap pengisian logbook
mahasiswa
f. Masa Pemantauan Progress tengah semester ( Penilaian 2
pembimbing)

BukuBuku
Panduan Implementasi MBKM Unpas |97
Panduan Implementasi MBKM Unpas
97
1) Kedua pembimbing melakukan pertemuan sinkron dengan
mahasiswa untuk melakukan evaluasi bersama
2) Pembimbing prodi mengisi formulir penilaian tengah semester di
SITU MB-KM
3) Pembimbing lapangan mengisi formulir penilaian tengah semester
di SITU MB-KM
g. Masa Pemantauan mingguan II ( Pengisian Log Book oleh
mahasiswa dan approve pembimbing)
1) Mahasiswa mengisi logbook kegiatan MB-KM di lapangan
2) Pembimbing melakukan approval terhadap pengisian logbook
mahasiswa
h. Masa Pemantauan Akhir (Penilaian 2 Pembimbing)
1) Kedua pembimbing melakukan pertemuan sinkron dengan
mahasiswa untuk melakukan evaluasi bersama
2) Pembimbing prodi mengisi formulir penilaian tengah semester di
SITU MB-KM
3) Pembimbing lapangan mengisi formulir penilaian tengah semester
di SITU MB-KM
i. Masa Ekspos Hasil kegiatan MBKM dan pengesahan Nilai oleh
Prodi
1) Mahasiswa mengupload bahan presentasi dan lampiran ke SITU
MB-KM
2) Prodi menjadwalkan ekspose terbuka dari setiap mahasiswa
3) Petugas Prodi mencetak formulir penilaian ekspose hasil MB-KM
4) Mahasiswa, Pembimbing Prodi , dan wakil dari Prodi melakukan
penilaian bersama sesuai kontrak KRS MB-KM
j. Masa rilis KHS MBKM
1) Prodi memasukkan nilai MBKM ke SITU MB-KM dan
melakukan Closing
2) Mahasiswa mencetak KHS
k. Masa Sinkronisasi Nilai Konversi ke SITU Akademik
Petugas Prodi mengklik menu Sinkronisasi Nilai ke SITU Akademik
l. Masa Upload KHS MBKM ke aplikasi SKPI

98
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas | 98
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas
Petugas Prodi mengupload KHS MB-KM dan Lampirannya ke
aplikasi SKPI

2. Kegiatan Tawaran Mendadak dari Pihak Luar, terutama dari Dikti


(non predicted)
a. Masa hunting Informasi
b. Masa Sosialisasi dan Koordinasi Pendaftaran melalui SITU MB-KM
c. Masa Pendampingan Proses Seleksi
d. Masa Pembahasan Konversi, Rekognisi, dan Pembuatan RPS MB-
KM
e. Masa Pendampingan Proses Pelaksanaan Kegiatan
f. Masa Kontrak
g. Masa Penerimaan Nilai dari Penyelenggara MB-KM
h. Masa Konversi / Rekognisi menjadi KHS MB-KM internal dan
masuk ke SITU Akademik
i. Masa Upload KHS MB-KM ke aplikasi SKPI

BukuBuku
Panduan Implementasi MBKM Unpas |99
Panduan Implementasi MBKM Unpas
99
BAB VI
TAHAPAN IMPLEMENTASI KURIKULUM
MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA

Tahapan umum implementasi Merdeka Belajar – Kampus Merdeka


Universitas Pasundan dapat digambarkan sebagai berikut:
A. Tahapan Persiapan
Tahapan persiapan dalam implementasi kurikulum MB-KM dijelaskan
sebagai berikut:
1. Tim Pengembang Kurikulum menyusun Buku Panduan Implementasi
MB-KM Unpas yang dikoordinasikan oleh P3AI (Pusat Pengembangan
dan Peningkatan aktivitas instruksional) Universitas Pasundan Bandung.
2. P3AI meyelenggarakan sosialisasi kepada fakultas, program studi, dan
unit lainnya yang terkait dengan pengelolaan implementasi MB-KM.
3. Prodi melakukan kajian kurikulum dan atau capaian pembelajaran (CPL)
pada program studi lain di lingkungan Unpas yang relevan dengan
program studinya, pada prodi yang sama dan berbeda di luar Unpas.
4. Program Studi menetapkan paket-paket matakuliah yang dapat dikonversi
dan atau disetarakan dengan kegiatan:
a. magang/praktik industri
b. proyek di desa
c. mengajar di sekolah
d. pertukaran pelajar
e. penelitian/riset
f. kegiatan wirausaha
g. studi/proyek independen
h. proyek kemanusiaan
i. Pelatihan Militer
5. Semua kegiatan yang disebutkan di atas selanjutnya disebut program MB-
KM.
6. Prodi menetapkan mata kuliah yang akan ditawarkan kepada mahasiswa
baik dari Unpas maupun dari luar Unpas (selanjutnya disebut matakuliah
yang ditawarkan). Penetapan mata kuliah melalui proses rapat Dewan
Dosen di lingkungan program studi.

100 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


7. Prodi melakukan penjajagan terhadap lembaga dan lokasi kegiatan
sebagaimana yang dirinci pada poin (4) untuk menentukan kesesuaian
kegiatannya dengan profil lulusan dan atau CPL program studi.
8. Prodi mengajukan daftar nama mata kuliah dan daftar lembaga lokasi
kegiatan program MB-KM kepada divisi kurikulum (P3AI) yang
diketahui oleh dekan.
9. Divisi kurikulum memverifikasi mata kuliah yang diajukan oleh program
studi yang selanjutnya diterus-sampaikan kepada Direktorat TIK. Mata
kuliah yang ditawarkan didokumentasikan oleh divisi kurikulum dan
divisi layanan akademik Direktorat Akademik.
10. Divisi kurikulum dan Divisi Layanan Akademik mendokumentasikan
usulan lokasi dan lembaga kegiatan program MB-KM yang
direncanakan oleh prodi
11. Satuan Pengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi (SPTIK)
mengunggah mata kuliah sehingga dapat dikontrak oleh mahasiswa
Unpas di luar prodi yang menawarkan dan mahasiswa di luar Unpas
baik pada prodi yang sama maupun yang berbeda.

B. Tahapan Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dibagi dua bagian, bagian pertama meliputi poin 1
– 6 sedangkan bagian kedua meliputi poin 7 – 9. Bagian pertama selambat-
lambatnya telah dilaksanakan sebelum semester baru, sedangkan bagian
kedua dilaksanakan sesuai jadwal semester ganjil dan genap setiap tahun.
1. Prodi menyampaikan pengumuman tentang prodi di lingkungan Unpas
dan di luar Unpas serta mata kuliah yang ditawarkannya.
2. Mahasiswa prodi mengajukan rencana untuk mengikuti pembelajaran
pada program studi lain di Unpas dan di luar Unpas atau untuk mengikuti
salah satu program MB-KM dengan cara mengisi formulir yang telah
disediakan.
3. Prodi memfasilitasi mahasiswa dan dosen pembimbing akademik untuk
menelaah kesesuaian matakuliah yang akan diambil oleh mahasiswa dan
atau kegiatan program MB-KM dengan capaian pembelajaran (CPL)
prodi.
4. Mahasiswa melakukan kontrak kredit mata kuliah baik yang diikuti
melalui proses pembelajaran maupun kegiatan program MB-KM.

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 101


Mahasiswa yang mengikuti kegiatan program MB-KM mengambil
matakuliah yang telah dipaketkan oleh prodi.
5. Prodi mengajukan daftar mahasiswa yang akan mengikuti pembelajaran
di prodi lain di Unpas dan di luar Unpas serta program MB-KM kepada
bagian Akademik masing-masing fakultas atas persetujuan Dekan.
6. Serah terima mahasiswa dilakukan dari dekan fakultas masing-masing
kepada dekan fakultas lain di lingkungan Unpas atau kepada pihak
perguruan tinggi lain di luar Unpas atau pihak penerima kegiatan program
MB-KM.
7. Dosen pengampu mata kuliah melaksanakan proses pembelajaran kepada
mahasiswa gabungan dari mahasiswa prodi masing-masing dan
mahasiswa dari prodi lain di lingkungan Unpas melalui berbagai media
baik luring dan daring dan atau sesuai ketentuan yang berlaku di
lingkungan Unpas.
8. Dosen pembimbing kegiatan program MB-KM mengantarkan mahasiswa
ke lokasi kegiatan.
9. Dosen pengampu dan dosen pembimbing kegiatan program MB-KM
melakukan penilaian hasil belajar mahasiswa sesuai ketentuan yang
berlaku dengan cara mengunggah nilai ke sistem SITU MB-KM Unpas.

C. Tahapan Monotoring dan Evaluasi


Kegiatan monitoring dan evaluasi kurikulum dimaknai dan diatur
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Kegiatan monitoring dimaknai dalam tiga pengertian yaitu:
a. sebagai kegiatan pengumpulan data keterlaksanaan kegiatan
pembelajaran dan magang yang dilakukan oleh mahasiswa, baik di
prodi lain di lingkungan Unpas, di luar Unpas, maupun di tempat
magang. Data yang telah dikumpulkan menjadi bahan dalam proses
evaluasi yang memiliki dampak terhadap lulus dan tidak lulus
mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran dan magang;
b. sebagai kegiatan supervisi untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan
MB-KM sehingga mahasiswa dapat meningkatkan kinerjanya selama
proses pembelajaran maupun magang;
c. sebagai bagian dari rangkaian penjaminan mutu penyelenggaraan
program MB-KM yang tanggung jawabnya berada pada petugas
monitoring.

102 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


2. Kegiatan monitoring dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut.
a. Prodi mengajukan daftar nama dosen kepada dekan untuk diterbitkan
surat tugasnya dalam melakukan monitoring pembelajaran di program
studi lain di lingkungan Unpas dan di luar Unpas dan atau di lokasi
kegiatan program MB-KM.
b. Prodi menyampaikan instrumen monitoring yang telah disediakan
divisi kurikulum untuk digunakan selama proses monitoring.
c. Dosen yang ditugaskan melakukan komunikasi rencana kunjungan
monitioringnya kepada para pihak yang dituju. Pelaksanaan monitoring
diatur kemudian dalam ketentuan lain sesuai dengan beban kerja,
waktu yang dibutuhkan, biaya perjalanan, honor, dan lain-lain.
d. Hasil monitoring dilaporkan kepada ketua prodi untuk direkap dan
digunakan dalam kegiatan evaluasi.
e. Rekapitulasi hasil monitoring disampaikan kepada dekan dan Divisi
layanan Akademik untuk diarsipkan.
3. Kegiatan evaluasi dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut.
a. Prodi merekap seluruh data yang berkaitan dengan penilaian selama
pembelajaran dan pelaksanaan program MBKM mahasiswa, data hasil
monitoring, dan data uji kompetensi, untuk selanjutnya dijadikan
bahan pertimbangan pengakuan mata kuliah yang dikontrak oleh
mahasiswa.
b. Prodi mengusulkan penerbitan surat pengakuan terhadap proses
pembelajaran dan kegiatan program MBKM mahasiswa kepada dekan.
c. Hasil penilaian dan surat keterangan pengakuan dari dekan dijadikan
dasar untuk memasukkan nilai pada SIAK oleh dosen pembimbing
akademik dan atau dosen pembimbing magang di program studi.
d. Dekan menyelenggarakan kegiatan evaluasi program MBKM yang
selanjutnya dilaporkan kepada Wakil Rektor 1.
Guna memastikan program MB-KM dapat berjalan dengan lancar
sesuai dengan tujuan dan sasaran yang direncanakan perlu dilakukan
kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) terhadap implementasinya.
Kegiatan Monev dilakukan secara komprehensif meliputi tahap persiapan,
pelaksanaan, dan penilaian. Kegiatan Monev dilaksanakan oleh Tim Monev
di bawah koordinasi satuan Pengawasan Internal (SPI) Universitas Pasundan
yang diselenggarakan untuk :

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 103


1. Mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan terkait dengan
program MBKM telah sesuai dengan rencana.
2. Mengidentifikasi masalah yang timbul dalam implementasi program
MBKM agar langsung dapat diatasi.
3. Melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan
dalam implementasi program MBKM sudah tepat untuk mencapai
tujuan program.
4. Menyesuaikan kegiatan yang dilaksanakan dengan lingkungan dinamis,
tanpa menyimpang dari tujuan.
Penilaian merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkat-
kan kualitas, kinerja, dan produktivitas mahasiswa dalam melaksanakan
program MB-KM. Fokus penilaian adalah individu mahasiswa, yaitu prestasi
yang dicapai dalam pelaksanaan program MB-KM oleh mahasiswa. Melalui
penilaian akan diperoleh informasi tentang CPL yang telah dicapai dan yang
belum dicapai oleh mahasiswa selama mengikuti program MB-KM.
Selanjutnya, penilaian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkat-
kan kompetensi mahasiswa.
Tata cara penilaian secara umum mengacu kepada ketentuan yang
berlaku pada penyelenggara program MB-KM yang pada prinsipnya sesuai
dengan SN Dikti. Dengan demikian hal-hal terkait dengan tata cara
pelaksanaan penilaian pembelajaran untuk program MB-KM secara lengkap
dapat merujuk pada ketentuan tersebut. Selain itu, melalui evaluasi dapat
dilakukan judgment terhadap nilai atau implikasi dari hasil program.
Selanjutnya, program ini digunakan untuk meningkatkan kompetensi
mahasiswa.
1. Prinsip Penilaian
Penilaian dalam pelaksanaan kebijakan Merdeka Belajar - Kampus
Merdeka, program “hak belajar tiga semester di luar program studi”
mengacu kepada 5 (lima) prinsip sesuai SNPT yaitu edukatif, otentik,
objektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara terintegrasi.
2. Aspek-aspek Penilaian
Sejalan dengan prinsip-prinsip penilaian yang edukatif, otentik, objektif,
akuntabel, dan transparan, maka aspek-aspek yang dinilai dalam
pelaksanaan kebijakan MB-KM, program “hak belajar tiga semester di
luar program studi”, setidaknya mencakup:

104 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


a. Kehadiran dalam setiap kegiatan
b. Kedisiplinan dalam mengikuti setiap kegiatan
c. Partisipasi dalam setiap kegiatan
d. Tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
e. Kemampuan kerjasama
f. Kemampuan komunikasi
g. Kemampuan melaksanakan tugas
h. Kemampuan membuat laporan
i. Sopan santun.
3. Prosedur Penilaian
Monev program MBKM dilakukan secara sistematis melalui tahapan
sebagai berikut:
a. Membentuk Tim Monev sesuai dengan lingkup kegiatan yang akan
dipantau dan dinilai
b. Menetapkan standar mutu dan kriteria yang akan diukur capaiannya.
c. Mengembangkan instrumen Monev
d. Mengukur tingkat capaian standar mutu terhadap kriteria yang
ditetapkan
e. Menilai tingkat capaian standar mutu
f. Pelaporan Monev.
Sesuai dengan prinsip kesinambungan, penilaian dalam pelaksanaan
kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka, program “hak belajar tiga
semester di luar program studi” dilakukan selama kegiatan berlangsung
(penilaian proses) dan akhir kegiatan berupa laporan kegiatan belajar
(penilaian hasil).
Penilaian dalam proses dilakukan dengan cara observasi (kepribadian
dan sosial) sebagai teknik utama, dan dapat dilakukan melalui teknik peni-
laian wawancara, serta angket. Sementara itu, penilaian hasil dilaksanakan
pada akhir pelaksanaan program dengan menggunakan laporan yang dibuat
oleh mahasiswa. Pelaksanaan penilaian dilakukan sesuai dengan bentuk
pembelajaran yang diambil oleh mahasiswa yang bisa dilaksanakan oleh:
1. Dosen pengampu/pendamping atau tim dosen pengampu/pendamping,
sedangkan penilaian hasil dilaksanakan pada akhir pelaksanaan program
dengan menggunakan laporan yang dibuat oleh mahasiswa. atau,
2. Dosen pengampu/pendamping atau tim dosen pengampu/pendamping
dengan mengikutsertakan pendamping dari pemangku kepentingan/

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 105


mitra yang relevan. Program Studi dan Fakultas kemudian melakukan
konversi nilai dan pengakuan sks terhadap hasil penilaian tersebut serta
menginput nilai ke dalam SITU MBKM. Selanjutnya hasil penilaian dan
pengakuan sks tersebut sebagai rekognisi kegiatan MBKM dilaporkan
ke Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD-Dikti).
Selain komponen di atas, Universitas Pasundan membuat sistem
berupa survey online tentang pengalaman dan penilaian mahasiswa terhadap
kualitas program merdeka belajar yang mereka jalani selama satu semester
diluar program studi. Hal ini dapat digunakan untuk mendapatkan umpan
balik dari mahasiswa sebagai sarana evaluasi bagi Universitas Pasundan
dalam mengembangkan program berikutnya.

106 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


BAB VII
SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

A. Kebijakan dan Manual Mutu


Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Merdeka Belajar
Kampus Merdeka (MB-KM) terintegrasi pada kebijakan SPMI yang
digunakan oleh Universitas Pasundan (Unpas). Pengelolaan SPMI dilakukan
oleh Satuan Penjaminan Mutu (SPM) di tingkat Universitas dan Gugus
Kendali Mutu (GKM) di Fakultas serta Unit Penjaminan Mutu (UPM)
ditingkat Program Studi.
Manual mutu pada MB-KM terdiri dari:
1. Tahap Penetapan Standar SPMI
Tahap penetapan standar SPMI merupakan tahapan yang dilakukan ketika
seluruh Standar SPMI bidang akademik dan non-akademik di tingkat
Universitas dirancang, disusun, dan dirumuskan oleh SPM beserta Tim Ad
Hoc, hingga Standar SPMI ditetapkan dan disahkan oleh Rektor.
2. Tahap Pelaksanaan/Pemenuhan Standar SPMI
Tahap pelaksanaan/pemenuhan standar merupakan tahapan ketika isi
seluruh standar diimplementasikan dalam kegiatan penyelenggaraan
pendidikan di tingkat Universitas, Fakultas, Lembaga, UPT dan Biro
termasuk di dalamnya seluruh pejabat struktural, dosen dan tenaga
kependidikan, mahasiswa dan alumni dalam melaksanakan tugas,
wewenang dan tanggungjawabnya masing-masing. Pelaksanaan standar
SPMI mengacu pada siklus manajemen SPMI UNPAS yang diawali
dengan satu siklus kegiatan SPMI dalam waktu tahun kalender akademik
dan diikuti oleh siklus yang sama pada tahun-tahun berikutnya.
3. Tahap Evaluasi Standar
Evaluasi atau penilaian hasil implementasi SPMI dalam pemenuhan
standar yang dilaksanakan oleh masing-masing GKM dan UPM untuk
mengukur ketercapaian dan kesesuaian hasil pelaksanaan dengan Standar
SPMI yang telah ditetapkan. Hasil pelaksanaan dilaporkan kepada
pimpinan Universitas.

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas | 107


Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 107
4. Tahap Pengendalian Standar
a. Tahap Pengendalian standar merupakan tahapan ketika seluruh isi
standar yang dilaksanakan di seluruh tingkat Universitas, Fakultas,
Lembaga, UPT dan Biro termasuk di dalamnya seluruh pejabat
struktural, dosen dan tenaga kependidikan, mahasiswa dan alumni
dalam melaksanakan tugas, wewenang dan tanggungjawabnya
memerlukan pemantauan atau pengawasan, pengecekan atau
pemeriksaan dan evaluasi secara rutin dan terus-menerus.
b. Pengawasan dan pemantauan terhadap pelaksanaan/pemenuhan SPMI
dilakukan oleh Satuan Pengawas Internal (SPI) untuk melakukan
Monitoring dan Evaluasi dengan Tim Audit Internal, dengan tujuan
agar pelaksanaan SPMI tidak menyimpang dengan Standar SPMI
yang telah ditetapkan. Pengawasan atau pemantauan dilakukan secara
bersamaan dengan pelaksanaan/pemenuhan Standar SPMI.
5. Tahap Peningkatan Standar
a. Tahap peningkatan Standar SPMI merupakan tahapan ketika
pelaksanaan Standar SPMI dalam siklus kalender akademik telah
dikaji ulang untuk ditingkatkan mutunya, dan ditetapkan Standar
SPMI baru untuk dilaksanakan pada siklus dan tahun akademik
berikutnya.
b. Penentuan peningkatan Standar SPMI di tahun berikutnnya
didasarkan pada hasil Audit Internal yang dilaksanakan oleh SPI
sebagai Tim Monitoring dan Evaluasi, dengan melakukan
pemeriksaan dan mengaudit pelaksanaan Standar SPMI di seluruh
unit kerja serta benchmarking. Selanjutnya, melaporkan hasil audit,
serta memberikan rekomendasi kepada unit yang bersangkutan dan
melaporkan kepada Rektor untuk ditindaklanjuti guna peningkatan
mutu dan penetapan standar mutu baru.
Universitas Pasundan telah menyusun dokumen penjaminan mutu MB-
KM yang memenuhi tiga hal yaitu :
1. Kebijakan dan manual mutu untuk Program Kampus Merdeka yang
terintegrasi dengan penjaminan mutu Universitas Pasundan.
2. Kebijakan dan manual mutu Program Kampus Merdeka yang mengacu
pada kebijakan dan manual mutu dari sistem penjaminan mutu yang
telah berlaku di Universitas Pasundan.

108 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


3. Kebijakan dan manual mutu Program Kampus Merdeka telah
didiseminasikan dan disosialisasikan khususnya kepada dosen
pembimbing, pembimbing industri dan peserta magang

B. Penetapan Mutu
Dalam menjamin mutu pelaksanaan kebijakan Merdeka Belajar -
Kampus Merdeka, maka telah ditetapkan beberapa standar mutu, antara lain :
1. Mutu kompetensi peserta
2. Mutu pelaksanaan
3. Mutu proses pembimbingan internal dan ekternal
4. Mutu sarana dan pasarana untuk pelaksanaan
5. Mutu pelaporan dan presentasi hasil
6. Mutu penilaian.
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Universitas Pasundan dalam
berjalannya penyelenggaraan Program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka
harus sesuai dengan standar minimal yang tertuang pada SNDikti yang
terdiri dari Standar Pendidikan, Standar Penelitian, dan Standar Pengabdian
kepada Masyarakat serta Standar yang dimiliki oleh Universitas Pasundan.
Pada standar mutu lainnya ditambahkan oleh masing-masing fakultas dan
program studi, sesuai dengan capaian pembelajaran yang ditetapkan.
Untuk mendukung implementasi program Merdeka Belajar – Kampus
Merdeka di Universitas Pasundan, dalam pelaksanaannya dilakukan
pemantauan dan evaluasi baik untuk mengukur tingkat ketercapaian sasaran
program maupun untuk mengidentifikasi bila ada kendala-kendala yang
dihadapi oleh pihak pelaksana program. Evaluasi dalam pencapaian mutu
pelaksanaan dilakukan sesuai dengan manual evaluasi standar di Universitas
Pasundan dan kriteria mutu yang ditetapkan, antara lain tertera pada Tabel
7.1 berikut ini.

Tabel 7.1 Kriteria Mutu pada Evaluasi Ketercapaian Sasaran Program


Standar Mutu Indikator
1. Mutu 1. Peserta mahasiswa aktif di Unpas
Kompetensi 2. Persetujuan dari pembimbing akademik dan ketua
Peserta program studi
3. Kegiatan MB-KM yang diikuti mahasiswa terdoku-
mentasikan pada KRS dan SI Akademik
4. Adanya prasyarat kompetensi yang dimiliki sesuai

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 109


dengan kegiatan MB-KM. Prasyarat kompetensi dapat
ditunjukan dengan jumlah minimal sks yang telah
ditempuh, mata kuliah yang telah diambil atau lulus.
2. Mutu 1. Tersedianya prosedur pelaksanaan MB-KM yang telah
Pelaksanaan tercatat dalam daftar dokumen di Unpas dan sudah
disosialisasikan
2. Kegiatan dilaksanakan berdasarkan MoU/MoA sebagai
legalisasi dari Kerjasama antara pihak Unpas dengan
pihak lain/mitra lainnya yang ditandatangani Rektor.
3. Pelaksanaan kegiatan sudah tercantum sebagai salah
satu bentuk kegiatan MBKM sesuai buku Pedoman
Pelaksanaan MBKM
4. Kegiatan MB-KM dilaksanakan dalam jangka 1
semester di prodi lain di Unpas atau 2 semester pada
prodi yang sama atau prodi yang berbeda di luar Unpas
5. Tersedia dokumentasi kegiatan pelaksanaan kegiatan
MB-KM
3. Mutu Proses 1. Tersedianya prosedur proses pembimbingan yang
Pembimbingan dilakukan oleh pembimbing internal dan eksternal dan
Internal dan telah tercatat dalam daftar dokumen Unpas serta
Eksternal disosialisasikan.
2. Untuk kegiatan MBKM dalam bentuk perkulian
diprodi lain di UNPAS, atau prodi sama atau prodi lain
diluar UNPAS, maka didampingi oleh seorang dosen
pengampu mata kuliah
3. Untuk kegiatan MB-KM selain perkuliahan tersebut,
maka wajib didampingi oleh satu dosen pembimbing
dari internal Unpas dan satu dosen pembimbing
lapangan dari eksternal.
4. Setiap dosen pengampu mata kuliah dan pembimbing
internal kegiatan MB-KM harus memperoleh surat
tugas yang diterbitkan oleh Dekan.
5. Mahasiswa peserta kegiatan MB-KB wajib mengisi
logbook minimal setiap minggu untuk memperlihat-
kan progress kegiatannya.
6. Dosen pengampu mata kuliah di Unpas atau dosen
pembimbing internal wajib mengevaluasi kegiatan
mahasiswa berdasarkan logbook tersebut.
7. Pelaksanaan pembimbingan dengan dosen internal
dilakukan minimal 1 bulan sekali.
8. Adanya bukti dokumen proses pembimbingan
4. Mutu Sarana 1. Tersedia prosedur pengelolaan sarana dan prasarana
dan Prasarana yang digunakan untuk kegiatan MB-KM dan telah
untuk tercatat dalam daftar dokumen Unpas dan sudah
pelaksanaan disosialisasikan
2. Mahasiswa dapat mengakses sarana dan prasarana

110 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


yang berhubungan dengan kegiatan MB-KM.
3. Adanya bukti kegiatan apabila sarana dan prasarana
sudah digunakan.
5. Mutu Pelaporan 1. Tersedianya prosedur pelaporan dan presentasi hasil
dan Presentasi kegiatan MB-KM yang telah tercatat dalam daftar
hasil dokumen Unpas dan disosialisasikan.
2. Tersedianya buku panduan penyusunan laporan
kegiatan MB-KM.
3. Laporan kegiatan MB-KM disahkan oleh ketua
program studi dan diketahui oleh pimpinan fakultas.
4. Presentasi hasil dihadiri minimal oleh dosen
pembimbing internal dan kaprodi atau dekan.
5. Adanya berita acara pelaksanaan presentasi hasil
kegiatan MB-KM.
6. Mutu Penilaian 1. Tersedianya prosedur penilaian kegiatan MB-KM yang
telah tercatat dalam daftar dokumen Unpas dan
disosialisasikan.
2. Adanya kebijakan tentang indikator nilai untuk setiap
jenis kegiatan MB-KM.
3. Adanya bukti dokumen penilaian untuk setiap kegiatan
MB-KM

Beberapa kriteria yang dilaksanakan di Universitas Pasundan pada


kegiatan di luar kampus untuk menjaga mutu dan mendapatkan sks penuh
tertera pada Tabel 7.2.

Tabel 7.2 Kriteria Mutu Unpas pada Kegiatan di Luar Kampus

1. Magang/Praktek Kerja
Kriteria untuk dapat sks penuh (20 sks) adalah:
• Tingkat kemampuan yang diperlukan untuk magang harus
setara dengan level sarjana (bukan tingkat SMA kebawah)
• Mahasiswa menjadi bagian dari sebuah tim – terlibat secara
aktif di kegiatan tim
• Mahasiswa mendapatkan masukan terkait performa kinerja
setiap 2 bulan
• Harus memberikan presentasi di akhir magang kepada salah
satu pimpinan perusahaan
2. Asistensi Mengajar di Satuan Pendidikan
Kriteria untuk dapat sks penuh (20 sks) adalah:
Menentukan target yang ingin dicapai selama kegiatan (mis.
meningkatkan kemampuan numerik siswa, dst.) dan
pencapaiannya dievaluasi di akhir kegiatan.

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 111


3. Penelitian/Riset
Kriteria untuk dapat sks penuh (20 sks) adalah:
• Jenis penelitian (tingkat kesulitan) harus sesuai dengan
tingkat sarjana
• Harus terlibat dalam pembuatan laporan akhir/ presentasi
hasil penelitian
4. Proyek Kemanusiaan
Kriteria untuk dapat sks penuh (20 sks) adalah:
• Berdedikasi untuk 1 atau 2 proyek utama, dengan fokus:
Pemecahan masalah sosial (mis. kurangnya tenaga kesehatan
di daerah, sanitasi yang tidak memadai)
• Pemberian bantuan tenaga untuk meringankan beban korban
bencana
• Menghasilkan dampak yang nyata di akhir kegiatan (mis.
menjadi tenaga medis di tengah serangan wabah)
5. Kegiatan Kewirausaha
Kriteria untuk dapat sks penuh (20 sks)
• Memiliki rencana bisnis dan target (jangka pendek dan
panjang)
• Berhasil mencapai target penjualan sesuai dengan target
rencana bisnis yang ditetapkan di awal
• Bertumbuhnya SDM di perusahaan sesuai dengan rencana
bisnis
6. Studi Independen
Kriteria untuk dapat sks penuh (20 sks) adalah:
• Jenis studi independen (tingkat kesulitan) harus sesuai dengan
tingkat sarjana
• Topik studi independen tidak ditawarkan di dalam kurikulum
PT/prodi pada saat ini
• Mahasiswa mengembangkan objektif mandiri beserta dengan
desain kurikulum, rencana pembelajaran, jenis proyek akhir,
dll yang harus dicapai di akhir studi
7. Membangun Desa
Kriteria untuk dapat sks penuh (20 sks) adalah:
• Berdedikasi untuk 1 atau 2 proyek utama, dengan fokus:
 Peningkatan kapasitas kewirausahaan masyarakat, UMKM,
atau BUM Desa
 Pemecahan masalah sosial (mis. kurangnya tenaga kese-
hatan di desa, pembangunan sanitasi yang tidak memadai)
• Menghasilkan dampak yang nyata di akhir kegiatan (mis.
irigasi desa yang lebih memadai, koperasi desa menghasilkan
keuntungan lebih banyak)

112 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas


8. Pertukaran Pelajar
Kriteria untuk dapat sks penuh (20 sks) adalah:
Jenis mata pelajaran yang diambil harus memenuhi ketentuan
yang ditetapkan prodi asal untuk lulus (mis. memenuhi kurikulum
dasar, memenuhi persyaratan kuliah umum, memenuhi
persyaratan electives, etc)

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 113


BAB VII
PENUTUP

Demikian buku Panduan Implementasi Merdeka Belajar - Kampus


Merdeka untuk rujukan program studi di lingkungan Unpas ini disusun.
Buku ini masih bersifat umum dengan maksud untuk memberi ruang
fleksibilitas bagi program studi dalam melaksanakan kebijakan MB-KM
sesuai dengan tingkat keunikan/ciri khas program studi dan selaras dengan
profil program studi yang telah ditetapkan. Namun demikian, In sya Allah
buku ini sudah mencerminkan spirit, kesungguhan, dan tanggung jawab serta
daya prediksi dalam rangka menghadapi permasalahan pelaksanaan
kebijakan MB-KM.
Buku Panduan Implementasi Merdeka Belajar - Kampus Merdeka
yang disusun oleh tim penyusun di bawah koodinasi P3AI Unpas ini bagi
program studi dapat dijadikan sebagai referensi utama di samping sumber-
sumber lainnya dalam melakanakan kebijakan MB-KM. Buku ini juga
sebagai salah satu upaya untuk menstandarkan dan sekaligus
mengintegrasikan serta menyiapkan program studi dalam melakanakan
kebijakan MB-KM.
Para pimpinan dari mulai level institusi, fakultas, program studi,
pengelola dan pendidik (dosen) serta tenaga kependidikan diharapkan dapat
mencerna bersama buku panduan ini, sehingga akan diperoleh manfaat
secara optimal guna penyusunan rencana pelaksanaan kebijakan MB-KM
pada tingkat program studi dan implementasinya. Untuk itu setelah terbitnya
buku ini, maka segeralah para pimpinan fakultas dan program studi untuk
memulai bekerja melakukan perencanaan kebijakan MB-KM secara tuntas
sampai menghasilkan dokumen kurikulum yang siap diimplementasikan.
Tak ada gading yang tak retak, kami yakin walaupun kami sudah
berupaya untuk dapat menyajikan karya ini dengan sebaik-baiknya, pasti
masih terdapat kekurangan. Untuk itu saran dan kritik serta masukan untuk
kesempurnaan buku ini sangat kami harapkan. Demikian semoga buku ini
bermanfaat. Allah Subhaanahu wa Ta’ala memberinya kesehatan dan
kemudahan serta kelancaran untuk dapat mengimplementasikannya.

114
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas | 114
Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas
DAFTAR PUSTAKA

Bagir Manan, Dasar-dasar Perundang-undangan Indonesia, Ind-Hill.Co,


Jakarta. 1992, hlm 14-15
Creswell, John. Research Design Pendekatan Metode, Kualitatif, Kuantitatif,
dan Campuran. Diterjemahkan oleh Fawaid dan Pancasari, Pustaka
Pelajar. Yogjakarta, 2016, Hlm 89
Dirjendikti, Kemendikbud. 2020a. Buku Panduan Merdeka Belajar -
Kampus Merdeka. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Dirjendikti, Kemendikbud. 2020b. Panduan Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi di Era Industri 4.0 untuk Mendukung Merdeka Belajar
- Kampus Merdeka. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi.Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Fuad Ihsan. Filsafat Ilmu. PT. Renika Cipta, Jakarta, 2010, hlm 163
Universitas Pendidikan Indonesia. 2020. Panduan Implementasi Merdeka
Belajar - Kampus Merdeka. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia
Zais, R. S. (1976). Curriculum: Principle and Foundations. New York:
Harper & Row

Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas 115


116 Buku Panduan Implementasi MBKM Unpas

Anda mungkin juga menyukai