Anda di halaman 1dari 11

"Aaarggghhh... Aku terlambat... Sial ihhh, aku bakalan telat kerja dong...

Bisnya udah pergi duluan, bis


berikutnya masih sejam lagi baru dateng... Aku harus kasih tahu mereka kalo aku bakal terlambat datang
nih..." ucap gadis itu panik dengan bermain dengan ponselnya.
Sementara didalam halte tempat Agung duduk menghindari cuaca panas terik bali, "Oh... Cewek manis
tuh... (Eh... dia jalan kesini? Duduk disamping gue dong...? Hehehehe...)"

"(Hmmm... Tas vinyl dan udah pake pakaian renang dibalik pakaian santainya... Nih cewek kayaknya mau
renang disalah satu klub deh...)" Agung tanpa sadar memandangi tubuh gadis itu.

"Permisi..." sapanya kepada Agung untuk basa-basi.

"(Eh!? Apa dia... dia tahu kalo gue ngeliatin dia...!?) Eh!? I-iya mbak...!?"

"Apa disekitar sini ada yang jual minuman ya?"

"(Oh shit... kirain apaan dong...)"

"A-a... dideket sini ada sih, tapi jalan agak jauh sedikit. Maklum daerah sini baru dibangun jadi akses
jalannya masih sepi mbak..."

"Oh... baiklah..."

"Apa mbak gak keberatan kalo saya antar kesana? Disini bisnya masih lama loh..."

Jinan mengiyakan ajakan Agung dan mengikutinya dari belakang. Karena sedari tadi hanya mereka
berdua saja dan belum ada satupun kendaraan lain yang lewat.

"(Wow... Gue bisa jalan sama cewek cakep dong...)"


Sesampainya disebuah mini market, Agung dan jinan membeli minuman yang mereka inginkan.

"Oh iya, ini untuk mbaknya... Silahkan..." ucap Agung memberi jinan minuman dingin.

"M-makasih banyak ya mas..."

"(Widih... cakep banget anjir... suaranya... wajahnya... badannya mungil... keliatan lemah dan...
penurut... Perfect angel... dan kita cuma berdua... ini kesempatan gue... yang gak bakal datang dua
kali...)"

Agung tidak sabar setelah keluar dari mini market, setelah berjalan sedikit Agung menarik lengan gadis
itu menuju semak-semak dan mencium bibirnya dengan paksa.

"(Aaaaaahh! Dia mungil banget... Kulitnya juga lembut... Lidahnya juga mungil jadi terasa berbeda dari
cewek-cewek lain... Ahhhh! Gue suka! Gue suka! GUE SUKAAAAAAAA!!!) Hehehehehe..." Agung terus
memaksa gadis itu dengan cumbuannya.

"Suaramu tidak bisa keluar, ya... Whooopps... Disini jauh dari pemukiman penduduk, tidak ada yang bisa
mengganggu kita sekarang..."

Jinan berusaha lari setelah melihat Agung lengah sedikit dengan membuka pelukannya.

"Mau... Lari..."

"Aaaauuuuuuuhhhhh... Brukkkkkkk..." jinan tersandung batu dan terjungkal diatas tanah.

"Tsk... Tsk... Tsk... Menolak gak ada gunanya mbak... Woooooooohhh...! Lihat ini...! Pantat indah
milikmu...!" Agung dengan cepat menghampiri jinan yang terjatuh dan membuka lebar kedua
kakinya menyamping. Agung berlutut dan mulai menjilati pantat jinan meski masih berpakaian
lengkap.
"Pantatmu ini... dan juga pakaian renang. Pantat lembut begini buat gue... pingin nidurinnya setiap
hari..."

"Aaaaaah, jangaaaan...! Jangaaaaaaan!" jinan berusaha memberontak akan tetapi karena kakinya
sedang dipegang oleh tangan Agung yang cukup kekar, dirinya hanya melakukan hal yang sia-sia. Agung
mulai menjilati belahan vagina jinan dari luar celananya.

"Sial... Gue udah gak tahan lagi nih... Penis gue sakit bener, ayo hisap sekarang..." Agung bergegas
membuka celananya dan mengeluarkan penisnya dan memaksa jinan untuk membuka mulutnya dengan
mendorong penisnya tepat didepan mulut jinan.

"Ooooh...! Mulut mungil kamu enak juga yah! Sebagai imbalannya udah mau nyepongin penis gue, gue
bakal mainin klitoris lu..." Agung mengarahkan jarinya menuju vagina jinan dan menyingkap sedikit
celana dalamnya sebelum memasukkan jarinya kedalam lubang vagina jinan.

"Kalo gue gelitikin klitoris lu ini, perlahan cairan vagina lu mulai keluar... Apa lu ngerasainnya? Sepongin
penis gue cepet...!"

Jinan tidak memiliki pilihan lain selain memberikan yang Agung inginkan dan mulai mencoba mengulum
penis besar Agung.

15 menit berselang...

"Nnnnnnngggggghhhh!!!" jinan mengerang keras meski mulutnya masih tersumpal penis besar Agung.

"Wuoooooohhhh! Sperma gue keluar didalam mulutnya! Mana desahannya mantap lagi...
Hnghhhh...!!!" Agung mendorong pantat jinan hingga sedikit terangkat berikut dengan dirinya mencoba
bangun dari tidurnya sambil terus menjilati vagina jinan. Disaat yang bersamaan, Agung ejakulasi dan
membuat jinan tersedak dengan banyaknya sperma yang Agung keluarkan didalam mulutnya.
"Ayo telan itu... Telan semuanya..." Agung membelai kepala jinan dan berusaha menekannya agar tidak
melepaskan kulumannya dari penisnya. Jinan terpaksa menelan semua sperma Agung pada saat itu juga.

"Hmmmm... Nyingkap celana dalam lu ini, sekarang malah sobek saking tipisnya... Tapi malah bagus juga
sih, lu pake daleman tapi bolong jadi bisa keliatan lubang vagina sama anus lu ini..."

Agung berdiri dan membaringkan tubuh jinan yang tanpa perlawanan diatas tanah, Agung melepas
pakaian luar jinan hingga menyisakan dalamannya saja. Kemudian Agung mencoba mencari dompet
jinan untuk menemukan identitasnya.

"Hooo... Jinan nama kamu...! Nah, jinan... Gimana rasanya barusan vagina kamu dijilatin? Enak kan
sampe kamu gak bisa berdiri? dan kamu tahu, cewek cakep kayak kamu itu terlahir untuk mengekspos
tubuhmu seperti ini. Pakaian renang kamu sendiri cukup menarik ditambah daya tarikmu, cocok banget
deh..."

"Hmmm... Coba gue buka ini... Wahhh... coklat muda ya puting kamu! Menarik sekali! Mmmphh!
Sllrrrppp...!" Agung memilin dan menggigit puting jinan untuk merangsangnya sedikit.

"Aaaaah! Gue gak tahan lagi, nan...!" Agung mendekatkan kepala penisnya pada belahan vagina jinan
dan menggeseknya perlahan.

"Eeeeeek... Disitu... Kuuuuuh..." jinan meronta tapi tetap tidak kuasa untuk mengeluarkan suaranya
cukup keras karena ketakutannya hanya bisa melihat penis Agung sebentar lagi dimasukkan kedalam
vaginanya.

Blesssssssss...

"Urgggggghhh! Woooooooow! Sempitnyaaaaaaaaahhh!!"


Meskipun jinan sudah tidak perawan karena suatu hal, akan tetapi karena dia jarang melakukannya
membuat vaginanya cukup kering ketika Agung memasukkan penisnya yang besar itu. Agung
menggenggam kedua pergelangan tangan jinan agar tidak meronta dan bisa terus mempenetrasinya.

"JANGAAAAAAAAAAAAANNN!!! OUCHHHHHHHH! SAKITTTTTTTTTTTT!!!"

"Amazing dah! Gak tahu kalo vagina bisa sesempit ini rasanya dibandingin yang lain, apa karena lu
belum terangsang kali yah?" Agung mulai menggoyangkan pinggulnya maju mundur menikmati jepitan
vagina jinan yang hanya bisa pasrah diperkosa oleh Agung siang itu.

"Lu tahu... Lu yang paling disalahin disini, gimana bisa seorang cowok menahan godaan melihat seorang
cewek manis, mungil dan vagina nakalnya ini...!?"

"Uuuuuuhhhh... Ampuuuuunnn... Maaf..."

"Aaaah... Suara lu juga sexy yah... tanpa make-up, gini natural banget..." Agung mulai menjilati pipi jinan
sebelum kembali mencumbunya.

"Maaf kak... P-please ampunnn... Mmmphh..."

"Kalo gue mainin puting lu... tubuh lu bakalan bergetar seperti ini..." Agung memilin puting jinan kembali
dan terus menggodanya.

"J-jangan kak... Jangan mainin payudara aku... Ahhh... Eeeeeeekkkhh..."

"Wow... Sekarang kalo gue mainin klitoris lu, tubuh lu bereaksi sama dengan vagina lu..." Agung
memainkan jempolnya diatas klitoris jinan sambil terus menggenjotnya bersamaan hingga jempolnya
masuk bersamaan dengan penisnya.
"Wah... Ini baru namanya hot body...!! Eh nan... Apa lu udah dapet? Udah dapet belum?"

"Eeeeeeekk... U... udah kak..."

"Aw yeahhh! Lu udah bisa jadi mama sekarang...!"

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

"Eh... M-maksudnya kak? Ahhh!?"

Tak lama berselang, Agung mulai merasakan ada yang ingin keluar dari dalam penisnya. Penisnya mulai
berkedut tak karuan, ditambah Agung mulai menambah ritme goyangan pinggulnya makin kencang.

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

"Ini maksud gue, nan! Nembak dalem vagina lu tanpa ragu...! Hngggggghhh...!"

"Heeeeeehhh... JANGAAAAAAAAANNN...!!!"

Croooooottttt... Croooooottttt...

Croooooottttt... Croooooottttt...
"Aaaaaahhh, lu tahu nan... Sperma cowok adalah sesuatu yang benar-benar harus keluar didalam vagina
kamu... Rasanya keluar didalam vagina tuh paling nikmat..."

"Enggak... Enggak... mungkin... ENGGAAAAAAAAKKK!!!" jinan menutup wajahnya dan menangis


mengetahui dirinya bisa saja hamil dari perkosaan itu.

"Sssssst... Kalo lu nangis begitu, gue sedih tahu... tapi tangisan lu benar-benar buat gue lebih sange lagi...
Gue masih keras dan tegang loh didalam vagina kamu..."

Agung membalik tubuh jinan dan membuatnya menungging tanpa masalah karena tubuh ringan jinan
dengan mudah dia angkat dan balik. "Aaaah, ronde kedua tanpa ngeluarin penis gue dari dalam vagina
lu... Ketika gue genjotin penis gue masuk, vagina lu makin rapet dengan sendirinya... Lu ngerasain juga
kan?"

"ENGGAAAAAK, PLEASE KAK... JANGAAAAAN...!!!"

"Teman-teman lu pasti sedang bersenang-senang sekarang tapi lu masih disini, sendirian, sebentar lagi
bakal jadi mama... Sewaktu lu balik nanti, lu bakalan jadi yang paling binal diantara teman-teman lu..."

"A-AKU GAK MAU JADI MAMA! AKU GAK MAU SEORANG BAYI!!"

"Meski lu bilang begitu... tapi sekarang lu menikmati sebuah penis didalam vagina lu... Tubuh lu benar-
benar jujur daripada mulut lu yah...! Lu itu yang make vagina lu buat gue ejakulasi, nan...!"

"ENGGAK! ENGGAK BENAR...! PLEASE KAK, JANGAN KELUAR LAGI...! PLEASE, JANGAN..."

"Enggak mungkin... Gue bakalan ngehamilin lu sekarang... Lu udah ngerasainnya kan, ini akan mudah
sekarang buat ngehamilin lu..."
"Aah... Gaaah... Aaahhh... Please stop, kak! Aku... gak mau hamil... Aku masih... mau hangout... sama
temen aku..."

"Lu gak bakal bisa lari dari penis gue, nan!"

Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...

Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...

"Itu... Gue bisa ngerasain vagina lu berusaha nguras semua sperma gue sampe kering, sampe tetes
terakhir masuk kedalam rahim lu..."

"Jangan... Enggak... Aku enggak mau seorang bayi... Ahhh... Aaah..."

"Bodoh amat! Sekarang hamil lu, nan!"

"Jangan! Jangan keluar didalem kak! Aaaahhh!"

Crooootttttt...Crooootttttt...Crooootttttt...

Crooootttttt...Crooootttttt...Crooootttttt...

"HAMIL LUUUUUUUUU...!!!" Agung menekan penisnya makin dalam dan memegangi kepala jinan agar
tetap diam.
"Eeeeeeeeeeeeekkkkk!" jinan merasakan hangatnya sperma Agung masuk kedalam perutnya perlahan.
Akan tetapi tubuhnya berkata lain, menyambut sperma Agung dengan jujur.

Setelah itu, Agung beres-beres dan bersiap meninggalkan jinan yang terbaring diatas tanah itu.
Beruntung mereka terhalan goleh semak-semak tinggi dan tubuh jinan tidak terlihat dari jalan utama.

"Hahaha... beruntung gue dapet mangsa hari ini, cukup lama gue gak merkosa cewek... Beruntung lah
gue juga telat naik bis hari ini... Kalo gue berangkat duluan, gue gak bakal bisa ketemu lu di halte dan ini
gak bakal terjadi..."

Agung akhirnya pergi meninggalkan jinan sendiri, setelah beberapa saat jinan mulai memulihkan
tenaganya dan membereskan pakaiannya. Dirinya terlalu takut untuk berbicara dan memilih bungkam
kemudian dia bergegas menuju halte mencari bis untuk tujuan awalnya siang tadi untuk bertemu
dengan teman-temannya.

Anda mungkin juga menyukai