Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Di Sumatra Utara (1) - 1
Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Di Sumatra Utara (1) - 1
SUMATRA UTARA
Ajeng Windi Astuti, Nazwa Fazirah Nasution, Era Sinaga, Nur Aini Simbolon, Ilman
Azhari
Latar Belakang
Di tengah kekayaan alamnya yang melimpah, Sumatera Utara, salah satu provinsi yang
berada di Indonesia, juga terhimpit oleh masalah kemiskinan yang menganga. Meskipun dikenal
dengan keindahan alamnya yang memukau, daerah ini juga menyimpan kisah-kisah kelam
tentang ketidakadilan sosial dan ekonomi yang menjangkiti sebagian besar
masyarakatnya.Kemiskinan adalah masalah kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor
yang saling terkait, seperti pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa,
lokasi, gender, dan lingkungan. Menurut strategi nasional penanggulangan kemiskinan,
kemiskinan dapat didefinisikan sebagai kondisi di mana seseorang atau kelompok orang tidak
dapat mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat karena tidak
terpenuhinya hak-hak dasarnya.
Tingginya angka kemiskinan di Sumatera Utara bukanlah rahasia lagi. Setiap sudut
wilayah ini mencerminkan beragam cerita tentang perjuangan dan keterbatasan yang dihadapi
oleh individu dan keluarga mereka. Dari pedalaman desa hingga pinggiran kota-kota besar,
bayangan kemiskinan meliputi kehidupan sehari-hari, mewarnai setiap langkah yang diambil
oleh mereka yang terpinggirkan oleh kesenjangan sosial dan ekonomi.Berikut tabel yang
menggambarkan seberapa besar kemiskinan di sumatara utara.
Melalui tabel tersebut, kita bisa membaca gambaran kemiskinan di Sumatera Utara dari
sudut pandang individu-individu yang tercatat di dalamnya. Data ini memberikan titik awal
untuk memahami kompleksitas dan variasi dalam tingkat kemiskinan di berbagai wilayah di
Sumatera Utara.Dari tabel, dapat dilihat bahwa sebagian besar individu yang tercatat memiliki
status "Miskin", terutama di daerah-daerah seperti Pematang Cermai, Dsn III Pematang Cermai,
Sei Rempah, Tebing Tinggi, Bukit Makmur, serta beberapa bagian dari Kota Medan dan Rantau
Prapat. Ini menunjukkan bahwa kemiskinan adalah masalah yang signifikan di wilayah-wilayah
ini dan mungkin memerlukan perhatian khusus dalam upaya penanggulangannya.Namun, tidak
semua individu dalam tabel tersebut memiliki status kemiskinan. Ada juga yang tercatat sebagai
"Hampir Tidak Miskin" atau "Tidak Miskin". Ini menunjukkan bahwa ada variasi dalam tingkat
kesejahteraan di antara individu-individu di Sumatera Utara.
Berdasarkan permasalahan tersebut, studi ini akan melakukan kajian lebih lanjut atas
berbagai faktor-faktor apa yang berkontribusi pada status kemiskinan di wilayah-wilayah
tersebut, serta bagaimana upaya-upaya penanggulangan kemiskinan dapat disesuaikan untuk
mengatasi tantangan-tantangan yang spesifik di setiap daerah. Dengan pemahaman yang lebih
mendalam tentang realitas kemiskinan di Sumatera Utara, langkah-langkah yang lebih efektif
dan berkelanjutan dapat diambil untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan.
Landasan Teori
Menurut Nurwati (2008) Kemiskinan merupakan masalah sosial yang terus ada
di kehidupan masyarakat. Masalah kemiskinan sangatlah lama, dan dalam waktu yang
panjang, sama seperti halnya dengan usia manusia itu sendiri, dan unsur pokok
permasalahanya adalah menyangkut berbagai macam bentuk atau karakter kehidupan
manusia. Dengan kata lain bahwa kemiskinan ini merupakan masalah kehidupan yang
sifatnya global atau mendunia, artinya masalah kemiskinan sudah menjadi perhatian
dunia, dan masalah tersebut ada di semua negara, walaupun dampak dari kemiskinan
sangatlah berbeda-beda.
Metodologi Penelitian
Adapun jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research)
yang merupakan penelitian yang dilakukan langsung di lapangan yaitu di beberapa kota/
kabupaten Sumatera Utara tempat tinggal penulis. Dalam penelitian ini menggunakan jenis
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif dilakukan untuk mengetahui nilai masing masing
variabel.
Selain itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah klasifikasi yaitu proses
penemuan model atau fungsi yang menggambarkan dan membedakan kleas data atau konsep
yang bertujuan agar bisa digunakan untuk memprediksi kelas dari aspek yang label kelas nya
tidaka diketahui.
2. Sumber Data
Sumber data yaitu menggunakan wawancara dalam pengumpulan datanya maka
penelitian ini menggunakan data primer dimana data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
peneliti secara langsung. Untuk mendapatkan data primer, peneliti mengumpulkannya secara
langsung. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data primer yaitu observasi, wawancara,
dan dokumentasi.
3. Lokasi Penelitian
24%
60%
16%
Salah satu hal yang menyebabkan rendahnya pendapatan rumah tangga adalah
keterbatasan akses terhadap pekerjaan yang layak. Hal ini disebabkan oleh rendahnya
tingkat pendidikan yang membatasi akses masyarakat terhadap pekerjaan yang layak.
Keterbatasan akses terhadap pendidikan yang berkualitas, baik karena faktor biaya
maupun ketersediaan fasilitas pendidikan di beberapa daerah tersebut, menyebabkan
banyak dari masyarakat tidak memiliki kualifikasi yang dibutuhkan oleh pasar kerja.
Tanpa pendidikan yang memadai, peluang masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan
yang berpenghasilan baik menjadi sangat terbatas. Kurangnya keterampilan yang
relevan dengan kebutuhan dunia kerja juga menjadi hambatan hambatan untuk
mengakses pekerjaan yang lain. Keterampilan yang dimiliki seringkali tidak sesuai
dengan tuntutan pasar kerja modern, sehingga tidak jarang masyarakat hanya dapat
mengakses pekerjaan dengan upah rendah atau bekerja di sektor informal.
2. Inflasi
Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi juga termasuk faktor yang dapat
mempengaruhi kemiskinan. Pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan
meningkatnya rasio ketergantungan (dependency ratio), yaitu perbandingan antara
jumlah penduduk usia produktif dengan jumlah penduduk usia tidak produktif (anak-
anak dan lanjut usia). Rasio ketergantungan yang tinggi berarti semakin besar beban
yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif untuk membiayai kebutuhan hidup
anggota keluarga yang tidak produktif. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat
menyebabkan tekanan terhadap sumber daya alam dan lingkungan. Dengan jumlah
penduduk yang besar, kebutuhan akan lahan pertanian, air bersih, energi, dan sumber
daya lainnya akan meningkat. Pertumbuhan penduduk yang cepat juga dapat
menyebabkan kepadatan penduduk yang tinggi, terutama di daerah perkotaan.
Kepadatan penduduk yang tinggi seringkali diikuti dengan masalah-masalah seperti
permukiman kumuh, kurangnya akses terhadap layanan publik, dan tingginya angka
pengangguran. Kondisi ini akan memperparah kemiskinan di wilayah tersebut.
Kesimpulan
Berdasarkan 25 responden yang sudah diteliti dapat dilihat bahwa 60 % diantaranya masih
tergolong dalam masyarakat miskin ini artinya jumlah pendapatan rumah tangga yang masih
rendah lebih rendah daripada garis kemiskinan. Sedangkan terdapat 16 % masyakat yang
tergolong dalam kategori hampir tidak miskin. Sementara itu 24 % sisanya tergolong dalam
kategori masyarakat tidak miskin dengan pendapatan rumah tangga lebih tinggi daripada garis
kemiskinan.
Salah satu hal yang menyebabkan rendahnya pendapatan rumah tangga adalah keterbatasan
akses terhadap pekerjaan yang layak. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan
yang membatasi akses masyarakat terhadap pekerjaan yang layak.
Selanjutnya faktor yang mempengaruhi kemiskinan adalah inflasi. Ketika inflasi terjadi, daya
beli masyarakat akan menurun karena nilai uang yang dimiliki menjadi lebih kecil dibandingkan
dengan kenaikan harga barang dan jasa. Inflasi juga dapat mengikis nilai tabungan dan aset
yang dimiliki masyarakat, serta menyulitkan akses mereka terhadap kredit atau pinjaman yang
dapat digunakan sebagai modal usaha.
Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi juga termasuk faktor yang dapat mempengaruhi
kemiskinan. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menyebabkan tekanan terhadap sumber
daya alam dan lingkungan. Kepadatan penduduk yang tinggi seringkali diikuti dengan masalah-
masalah seperti permukiman kumuh, kurangnya akses terhadap layanan publik, dan tingginya
angka pengangguran.
Saran
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan menambah variabel yang lebih lengkap lagi