Achmad Thoriq Transanala1, Adinda Livia Azzahra2, Dela Titi Rahayu3, Rismaya
Natasya Susanti4
Email : 1 achmad.thoriq.2207516@students.um.ac.id , 2
adinda.livia.220751@students.um.ac.id , 3 dela.titi.2207516@students.um.ac.id , 4
rismaya.natasya.2207516@students.um.ac.id
ABSTRAK
ABSTRACT
This study aims to find out how the phenomenon of unemployment exists in Kampung
Warna-warni and Kampung Tridi, Malang City. This research uses a qualitative case
study approach. Data obtained through observation and interviews with three
informants. The results showed that the reasons for unemployment in Kampung
Warna-warni and Kampung Tridi were the lack of jobs and the low level of education
of the residents. As for the assistance for unemployment programmed by the
government, both Kampung Warna-warni and Kampung Tridi are still not evenly
distributed.
PENDAHULUAN
Masalah penggangguran ini sangat tidak asing lagi di dengar khusus nya di
kota malang. Penelitian ini berfokus pada fenomena masalah sosial yang terjadi di
daerah kampung warna warni kecamatan blimbing. Pembangunan suatu wilayah,
terutama wilayah Kota Malang pada hakikatnya tidak berfokus pada pertumbuhan
ekonomi saja tetapi juga memperhitungkan bagaimana peningkatan pengangguran
yang akan ditimbulkan akibat pembentukan daerah yang tidak merata. Kapabilitas
suatu wilayah dalam mengembangkan daerahnya berbeda-beda, hal ini bisa terjadi
pada kota Malang karena sumber daya yang dimiliki sangat minim seperti potensi
tenaga kerja, alam, buatan serta potensi-potensi lain yang tersembunyi. Ada juga
beberapa wilayah yang memiliki potensi alam melimpah namun potensi lapangan
kerja minim. Sebaliknya, terdapat daerah dengan sumber daya alam yang kurang
memadai akan tetapi sumber daya manusia yang dimiliki melimpah dari segi kuantitas
maupun kualitas. Hal inilah yang menimbulkan adanya selisih pada kelangsungan
pembangunan yang memicu ketimpangan antara tingkat pertumbuhan ekonomi
dengan kesejahteraan di masing – masing daerah Kota Malang .
Jika dibandingkan dengan penelitian yang lain, penelitian kami lebih fokus
untuk meneliti fenomena penggangguran di Kampung warna-warni dan Kampung
Tridi yang di akibatkan karena minimnya remaja di kampung yang lulus dan tamat
sekolah. Adapun rumusan masalah yang kami angkat yaitu bagaimana pandangan
warga terhadap pengangguran, apa saja faktor yang mempengaruhi pengangguran,
dan bagaimana upaya pemerintah dalam mengatasi penganggurann di kedua kampung
tersebut.
METODE
Kampung Warna-warni dan Kampung Tridi yang berada di Kota Malang ini
sempat mencuri perhatian para wisatawan karena keindahan yang dipancarkan dari
warna warni rumah warga yang dicat dan dihias dengan cantik dan kreatif. Dengan
gotong royong dan antusias warga menghias kampung mereka, pada tahun 2017 dua
kampung ini diresmikan dan seketika berubah dari yang dulunya dikenal dengan
kampung yang kumuh. Keindahan dan keunikan dari kedua kampung ini sontak
digandrungi banyak wisatawan datang untuk sekedar berfoto dengan
pemandangannya, banyaknya wisatawan yang datang membuat para warga senang
dan membuka lahan pekerjaan bagi mereka sendiri.
Namun pada awal tahun 2020, pandemi COVID-19 melanda seluruh daerah di
Indoneisa termasuk Kota Malang. Hal ini membuat seluruh sektor pariwisata harus
dihentikan sampai waktu yang tidak dipastikan, membuat Kampung Warna-warni dan
Kampung Tridi menjadi sangat sepi dan kehilangan banyak pengunjung. Sontak hal
ini membuat warga menjadi kehilangan pekerjaan mereka yang hasilnya didapat dari
hasil berjualan di sekitar kampung mereka. Dengan padatnya penduduk pada
kampung warna-warni membuat tidak meratanya warga yang bisa mendapatkan
pekerjaan, hal ini berhubungan dengan teori kependudukan yang dikemukakan oleh
Malthus (1798) yaitu penduduk akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi .
Selain itu, Malthus juga berpendapat bahwa hubungan antara jumlah populasi, upah ri
il, dan inflasi adalah ketika populasi tumbuh lebih cepat dari produksi makanan
membuat upah riil turun dan akan mempengaruhi tingkat pengangguran.
Faktor dari pengangguran yang ada di kedua kampung ini menurut informan
rata-rata memiliki jawaban yang sama yaitu kurangnya lapangan pekerjaan, banyak
warga yang terkena PHK akibat dari pandemi COVID-19, banyak anak-anak yang
tidak tamat sekolah, dan juga sulitnya mencari pekerjaan saat ini. Banyak anak-anak
di Kedua kampung yang hanya lulusan SMA/SMK dan ditambahnya pandemi
membuat pengangguran bertambah di lingukungan mereka. Adanya juga warga
pendatang yang berasal dari rumah Kota Malang membuat lapangan pekerjaan
kampung semakin sempit. Adapun dalam penelitian ini kami telah mewawancarai
beberapa warga yang telah berada di Kampung Warna Warni sejak lama sebelum
adanya Kampung Warna Warni dan Kampung Tridi diciptakan
DAFTAR PUSTAKA
Indayani, S., & Hartono, B. (2020). Analisis pengangguran dan pertumbuhan ekonomi
sebagai akibat pandemi covid-19. Jurnal Perspektif, 18(2), 201-208.
LAMPIRAN
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana pandangan bapak tentang Ya yang jelas kasihan , soalnya merek
penganguran di kampung warna warn a minim penghasilan juga serta bekerj
i? a seadanya. Kebetulan di sini ada warg
a yang menganggur namun tidak bany
ak sekitar 3-4 orangan. Kadang seperti
tukang bangunan itu kan kalau tidak ad
a job mereka mau gak mau akan meng
anggur.
2. Apa saja faktor pengguran yang terja Mungkin karena kurangnya lapangan k
di di kampung Warna warni ? erja penduduk juga padat, sehinnga tid
ak adanya sumber pekerjaan. Karena
mencari pekerjaan di jaman sekarang
sangat sulit sekali.
5. Apakah program pemerintah yang su Kalau program pemerintah ini ada saat
dah di sediakan ini berjalan efektif di masa covid yaitu bantuan BLT . Tapi b
kampung warna warni ? antuan ini sangat tidak merata “ menya
kitkan“ karena yang seharus nya bene
r- benar membutuhkan ini tidak dapat ,
sebaliknya kalau orang nya agak mam
pu inilah yang kebanyakan dapat. Apal
agi BLT berapa juta orang Indonesia s
elain itu dampak dari naiknya bbm ini
semakin tidak tersalurnya bantuan pem
erintah dengan baik. Anatara prsentase
penduduk yang kena dampak BBM na
ik dengan yang dapat BLT sangat jauh
sekali ,ini Cuma nutup mulut rakyat k
ecil aja biar tidak bersuara. Di sini ada
280 kartu keluarga semua merasa dam
pak dari bbm tapi yang dapat disini ber
apa hanya 18 orang saja . jadi program
pemerintah ini masih belum sesuai den
gan harapan
6. Solusi bapak sebagai rw sendiri bagai YA mendata ulang lagi dari RT dan R
mana dengan adanya bantuan pemeri W siapa saja yang benar-benar membu
ntah yang tidak merata? tuhkan , tapi yang dapat semua itu sud
ah di tunjuk dari BBPS jadi mungkin d
i lihat dari sensus ekonomi juga . ya itu
lah yang kadang tidak patut ,, kalau di
tanya oleh sensus sendiri kan semua ja
waban orang tidak sama, yang malu pa
sti bilang hasilnya tidak terlalu kecil da
n dampaknya seperti ini mengakibatka
n tidak merata bantuan tersebut kadang
yang agak mampu bilang kurang mam
pu. Terus yang bener-bener tidak mam
pu tidak dapat
2. Apa saja faktor pengguran yang terja Banyak nya anak yang tidak tamat sek
di di kampung Warna warni ? olah dan lulus sekolah yang mereka m
ayoritasnya lebih memilih penganggur
an karena bingung mencari pekerjaan,
PHK, dan COVID , saya sendiri selam
a covid tutup 2 bulan tidak bekerja dan
tidak ada pemasukan ,karena orang ma
suk di kampung kita untuk berwisata ti
dak boleh
3. Apakah pemerintah bekerja sama de Gak ada mbk Cuma dapat bantuan saja
ngan pihak lain dalam mengatasi ma seperti umkm yang terdampak ini dika
salah penggannguran di kampung sih bantuan,namun tidak tersalurkan de
tridi ? Dan juga apakah bantuan ngan baik karena ada warga yang iri da
seperti BLT atau yang lainnya n dipenuhi prokontra. Kadang bantuan
terdistribusi dengan baik? umkm untuk yang jualan ini ada yang
di kasih dan juga tidak. Saya juga dapa
t tapi itu perbulan , jadi sehari-harinya
ya gini jualan di kampung tridi ,kalau
malem jualan kopi dekat stasiun.
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana pandangan bapak tentang Kalau pengangguran disini banyak si
penganguran di kampung warna warn
i?
2. Apa saja faktor pengguran yang terja Faktornya yaitu dari ijazah ,kebanyaka
di di Kampung Warna warni ? n disini tidak lulus , terus ada pula yan
g lulus sma mereka sulit mendapatkan
pekerjaan akhirnya memilih untuk men
ganggur dan juga minimnya lapangan
kerja
3. Apakah menurut bapak program Kalau blt sendiri tidak merata dengan
pemerintah salah satunya BLT baik,karena ya gitu orang yang bener-b
terdistribusi dengan baik di Kampung enar membutuhkan terkadang tidak me
Tridi? ndapatkan bantuan tersebut.
Gambar 1. Dokumentasi Wawancara Informan 1