Anda di halaman 1dari 3

PERAN MAHASISWA SEBAGAI AGENT OF CHANGE

TERHADAP PENGANGGURAN DI LINGKUNGAN


MASYARAKAT
Nama : Nia mimi nurkarlina

Nim : 1202060060

Seperti yang kita ketahui, bahwa pengangguran bukanlah masalah baru bagi Negara
Indonesia, meningkatnya pertumbuhan angkatan kerja dengan di ikuti meningkatnya populasi
manusia serta lambatnya perkembangan perluasan lapangan kerja menyebabkan jumlah
pengangguran yang ada di Indonesia terus meningat secara cepat setiap tahun nya dan menjadi
masalah yang sangat serius bagi Negara Indonesia.

Pengangguran menjadi masalah yang sangat kompleks dan bersifat multidimensional dengan
artian segala yang terjadi akan berkaitan langsung dengan aspek sosial, ekonomi, budaya dan
beberapa aspek lainnya baik itu lingkungan sekitar atau secara keseluruhan.

Karena meningkat nya masalah pengangguran yang sangat kompleks ini, membuat
pemerintah kesulitan dalam menanganinya. Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziah menyebutkan
bahwa angka pengangguran di Indonesia meningkat 2,6 juta akibat pandemi COVID-19 iniini.
Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) angka pengangguran di Indonesia menjadi 9,7 juta
secara Nasional. Hal tersebut diakibatkan karena banyaknya pekerjaan Indonesia yang terdampak
COVID-19, mereka beralih dari pekerja formal menjadi pekerja informal dan lapangan pekerjaan
pun semakin berkurang seiring belum selesai nya pandemi di Indonesia. Masalah itu pun menarik
perhatian saya, khususnya pada kasus pengangguran yang terjadi di wilayah-wilayah kecil seperti di
kecamatan Muaragembong tempat saya tinggal, dimana jumlah pengangguran nya semakin
meningkat.

Sebenarnya adanya masalah pengangguran bukan merupakan sepenuhnya salah pemerintah,


mengapa? karena pada dasarnya kita sebagai rakyat tanpa sadar ternyata turut andil sebagai
penyebabnya, seperti yang kita ketahui beberapa faktor penyebab terjadinya pengangguran hampir
keseluruhan memacu pada si penganggur itu sendiri di bandingkan pemerintah. Contohnya seperti
kuliatas kemampuan diri yang rendah, minimnya pengetahuan dan teknologi, hingga minimnya rasa
keinginan untuk menciptakan lapangan kerja sendiri.

Hal itulah yang menarik perhatian saya untuk membuat sebuah essay mengenai terjadinya
peningkatan kasus pengangguran di kecamatan Muaragembong yang disebabkan karena sedikitnya
lapangan kerja yang tersedia, tinggi nya rasa malas angkatan kerja untuk mencari pekerjaan,
rendahnya pendidikan, rendahnya kualitas diri dan minimnya kemauan untuk membuka lapangan
pekerjaan sendiri terutama dalam masa pandemic covid-19 seperti saat ini.

Tinggi nya rasa malas dapat terjadi apabila tidak ada kemauan untuk bisa maju dari diri kita
sendiri, dimana ekspetasi yang kita bangun terlalu tinggi sedangkan usaha untuk mewujudkan nya
sangat minim, beberapa orang lebih memilih mencari jalan instan terutama dalam mencari pekerjaan
yaitu dengan cara menyoggok atau memberi uang suap dari pada harus berusaha keras sendiri untuk
bisa bisa lebih maju walau hanya satu langkah, hal ini disebabkan karena pengaruh teman ataupun
lingkungan sekitar yang tidak mendukung, kesulitan dalam mencari pekerjaan yang akhirnya
memicu rasa malas dalam diri semakin tinggi.

Rendahnya pendidikan, di wilayah kecamatan Muaragembong ternyata masih banyak


pemuda yang mempunyai riwayat pendidikan yang rendah, beberapa penyebabnya adalah ekonomi
keluarga dan lingkungan sosial. Masyarakat di wilayah ini dominan bekerja sebagai buruh tambak
dan tani yang kita ketahui bergantung pada musim, menyebabkan penghasilan yang di dapat belum
tentu besar, begitu pun dengan pergaulan yang berada di sini cukup bebas. Penggunaan minuman
keras atau obat-obat terlarang cukup banyak di konsumsi para pemuda di wilayah ini akibat salahnya
pergaulan.

Rendahnya keinginan menciptakan lapangan pekerjaan, wilayah kecamatan muargembong


berada di bagian bekasi utara tepatnya dipesisir pantai laut utara dimana seharusnya para pemudanya
dapat memanfaatkan dengan baik hal tersebut, contohnya dengan membangun tempat wisata di
pesisir pantai, bisa juga membuka tempat makan khas masakan wilayah muaragembong ataupun
membuka tempat edukasi belajar untuk bisa mengenal berbagai jenis hewan langka yang ada di
hutan mangrove wilayah kecamatan muaragembong. Tetapi sayang nya kebanyakan pemuda di
muaragembong lebih memilih mencari lapangan pekerjaan keluar daerah dari pada harus
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri,hal ini terjadi karena minimnya bakat dan niat serta kurang
nya pengetahuan para pemuda di wilayah muaragembong.

Beberapa faktor-faktor tersebut lah yang menjadi penyebab terjadinya pengangguran yang
semakin meningkat dari tahun ke tahun terutama di lingkungan daerah saya. Tak hanya dari faktor
internal individu masyarakat nya sendiri yang menjadi alasan pengangguran di Indonesia menjadi
masalah yang serius untuk dibahas dan di selesaikan, dari sisi pemerintah daerah setempat juga
menjadi salah satu penyebab pengangguran sulit untuk diselesaikan. Faktor-faktor tersebut adalah
kurangnya pendekatan pemerintah di daerah setempat dengan para calon tenaga kerja begitupun
sebaliknya, dan minimnya pembangunan lapangan pekerjaan dari pemerintah daerah setempat untuk
lebih meningkatkan potensi masyarakat nya.

Pendekatan antara pemerintah daerah setempat dengan calon tenaga kerja merupakan hal
yang sangat penting karena tanpa itu pemerintah tidak akan tahu kebutuhan atau kesulitan apa saja
yang diperlukan oleh mereka begitupun sebaliknya.Memang,pendekatan secara individu akan sangat
sulit untuk dilakukan,tetapi pasti akan ada cara untuk membagi tenaga kerja sesuai kebutuhan nya
dengan ketentuan harus mentaati kebijakan atau persyaratan yang di berikan dari pihak pemerintah
daerah setempat karena informasi merupakan sesuatu yang sangat penting.

Minimnya pembangunan lapangan pekerjaan di wilayah muaragembong, kurang perhatian


nya pemerintah daerah setempat terhadap kondisi pemuda yang ada menjadi penyebab minimnya
pembangunan lapangan pekerjaan yang akhirnya menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran
yang ada.
Tidak semua pemuda bisa mempunyai kesempatan untuk menjadi seorang mahasiswa, dalam
hal ini mahasiswa yang biasa dikenal dengan istilah agent of change yaitu sesuatu yang dapat
membawa atau menciptakan perubahan. Mahasiswa seharusnya berperan besar untuk turut andil
dalam pembenahan pengangguran di daerah nya sendiri, sebagai mahasiswa yang selalu ingin
membawa perubahan, selalu bersinergi, berfikir kritis, memiliki ide dan motivasi untuk menjadi
pelopor dalam menyampaikan aspirasi (baik kepada pemerintah setempat ataupun publik), dan
menjadi pelayan masyarakat yang baik, maka disini mahasiswa perlu mengambil perannya dan lebih
berani untuk menyampaikan suara masyarakat dan meminta kepada pemerintah untuk lebih
memperhatikan masalah pengangguran dengan memberi atau menciptakan lapangan pekerjaan
kepada masyarakat yang masih produktif dan menjanjikan progres kelanjutan nya, hal ini dapat
membantu mengurangi jumlah pengangguran yang ada di daerah setempat, dan menjadi acuan besar
bagi para pemuda untuk turut serta menciptkan lapangan pekerjaan.

Dalam hal ini mahasiswa juga harus memiliki kesadaran untuk dapat membantu para pemuda
yang memang kesulitan dalam menentukan usaha apa yang akan diciptakan dengan mengandalkan
kulitas dirinya yang tentunya lebih baik dari segi pengetahuan, pola fikir dan skil yang dimiliki nya.
Hal ini dapat menjadi kerja sama antar satu sama lain dan dapat menjadi salah satu cara untuk
menangani kasus pengangguran yang merupakan masalah kompleks yang harus diselesaikan secara
bersama-sama.

Masalah pengangguran di Indonesia ini merupakan masalah yang sangat serius dan oleh
sebab itu kita sebagai mahasiswa harus menjadi salah satu pengendali dan penghubung kepada
kebijakan pemerintah agar selalu memberikan yang terbaik untuk kesejahteraan rakyat nya. Itulah
beberapa poin kata kunci yang dapat kita pikirkan bersama-sama oleh kita Mahasiswa sebagai agent
of change serta dalam menjalankan tugas dan peran nya dalam mengatasi masalah yang terjadi di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai