Dosen Pengampuh:
Dikerjakan Oleh:
WAYUNI ASURAH
(19041010088)
KELAS A
Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki kekayaan sember daya alam yang sangat
melimpah dan luar biasa mulai dari sumber daya alam hayati, maupun sumber daya alam non
hayati. Potensi kekayaan alamnya mulai kekayaan darat, bumi, laut dan kekayaan alam lainnya.
Kekayaan sumber daya alam tersebut sebagian sudah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
bangsa Indonesia dan sebagian lainnya masih berwujud potensi yang belum dimanfaatkan.
Potensi sumber daya alam yang begitu besar dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan
Negara dan untuk kesejahteraan rakyat apabila diolah dengan baik oleh pemerintah. Kekayaan
sumber daya alam itu meliputi pertanian, kehutanan, kelautan, perikanan, peternakan,
perkebunan, serta pertambangan dan juga energy.
Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia nyatanya tidak berbanding lurus
dengan tingkat kesejahteraan rakyatnya. Hal ini dibuktikan dengan kemiskinan, ketimpangan dan
ketidakstabilan ekonomi yang selalu menjadi masalah akut di Indonesia hingga saat ini.
Kekayaan sumber daya alam Indonesia masih belum mampu dimanfaatkan untuk
mensejahteraakan sebagian rakyat Indonesia yang hingga saat ini masih terilit dengan jeratan
kemiskinan.
Terlebih saat ini Indonesia sedang dihadapkan dengan wabah virus corona. Adanya wabah
tersebut semakin mempersulit sebagian besar rakyat Indonesia untuk menjalankan kegiatan
ekonomi. Terutama bagi masyarakat kelas bawah yang mayoritas pekerjaanya dilakukan di luar
rumah. Adanya wabah virus corona menambah daftar baru penyebab merosotnya angka
kesejahteraan rakyat Indonesia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS), kependudukan hasil sensus 2019 menyatakan bahwa jumlah
penduduk miskin pada September 2019 sebesar 24,79 juta orang, menurun 0,36 juta orang
terhadap Maret 2019 dan menurun 0,88 juta orang terhadap September 2018. Sehingga dapat
dipersentasekan penduduk miskin pada September 2019 sebesar 9,22 persen, menurun 0,19
persen poin terhadap Maret 2019 dan menurun 0,44 persen poin terhadap September 2018.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengungkapkan, ada beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap turunnya tingkat kemiskinan di Indonesia pada September 2019. Salah
satunya adalah adanya kenaikan upah nominal dan upah riil buruh tani sepanjang September
2018 hingga Maret 2019. Dia merincikan, nominal rata-rata upah buruh tani per hari pada Mei
2019 naik sebesar 2,29 persen dibanding September 2018, yakni dari posisi Rp 52.665 menjadi
53.8 sementara upah riil buruh tani per hari pada Maret 2019 juga naik sebesar 0,93 persen
dibanding posisi September tahu lalu. Selain itu faktor lain yang menekan
tingkat kemiskinan adalah, laju inflasi yang terjaga. Selama periode September 2018 sampai
Maret 2019 BPS mencatat tingkat inflasi umum yaitu hanya 1,53 persen saja.
Kemudian Badan Pusat Statistik (BPS) kembai merilis persentase angka kemiskinan hasil sensus
2020. Persentase penduduk miskin pada Maret 2020 sebesar 9,78 persen, meningkat 0,56 persen
poin terhadap September 2019 dan meningkat 0,37 persen poin terhadap Maret 2019. Jumlah
penduduk miskin pada Maret 2020 sebesar 26,42 juta orang, meningkat 1,63 juta orang terhadap
September 2019 dan meningkat 1,28 juta orang terhadap Maret 2019.
Jika angka kemiskinan kian hari kian meningkat ditambah lagi dengan pandemi covid 19 sebagai
salah satu penyebab semakin meningkatnya angka kemiskinan belum juga berakhir maka tidak
menutup kemungkinan akan terjadi krisis ekonomi di Indonesia. Jika krisis ekonomi ini terjadi
maka semakin sulit bagi Indonesia dalam mencapai salah satu tujuanya yaitu mensejahterakan
rakyanya. Adanya prediksi akan terjadinya krisis ekonomi sebagai akibat dari pembatasan
kegiatan ekonomi yang dilakukan diluar rumah pada masa pandemi Covid-19 seharusnya
menjadi alasan besar pemerintah untuk menggali potensi ekonomi digital di kalangan masyarakat
Indonesia.
Ekonomi digital dipercaya mampu menjadi salah satu solusi meningkatkan gairah perekonomian
Indonesia di tengah pandemi Covid-19. Sebelum terjadi pandemi Covid 19 Indonesia sendiri
sebenarnya telah menjadi salah satu negara dengan partisipasi media sosial tertinggi, Indonesia
menunjukkan pertumbuhan ekonomi digital yang pesat selama satu dekade terakhir, di mana
Indonesia sudah memiliki enam unicorn yaitu Gojek, Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, OVO,
dan JD.I
Perkembangan ekonomi digital di Indonesia yang sangat pesat membuktikan bahwa sebenarnya
Indonesia mampu untuk tetap menjalankan kegiatan ekonomi di tengah adanya pandemi Covid-
19. Sayangnya kemampuan ini tidak diikuti oleh keahlian sebagian besar sumber daya manusia
di Indonesia terutama masyarakat kelas bawah selaku masyarakat yang paling merasakan
dampak adanya wabah pandemi Covid-19 terhadap perekonomian mereka. Masyarakat kelas
bawah seperti para pedagang kecil, UMKM dan lainnya yang mayoritasnya masih belum begitu
memahami cara memanfaatkan teknologi digital agar tetap dapat melaksanakan kegiatan
ekonomi di tengah adanya pandemi Covid-19
Para masyarakat kelas bawah yang ikut merasakan dampak adanya pendemi Covid-19 seperti
para pedagang kecil atau UMKM perlu dibekali dengan kemampuan memanfaatkan teknologi
digital. Hal ini di karenakan pedagang kecil atau UMKM juga memiliki andil yang dalam
menjaga resilensi perekonomian. Sehingga juga memungkinkan bagi masyarakat kelas bawah
seperti para pedagang kecil atau UMKM untuk ikut memajukan kesejahteraan Indonesian.
Oleh karena itu dari pemaparan diatas saya sebagai penulis akan mengangkat penelitiaan yang
berkenaan dengan program penggalian potensi para pedagang kecil atau UMKM dalam
memanfaatkan teknologi digital melalui pelatihan-pelatihan yang diakukan secara online untuk
mempelajari, mengembangkan, dan mengimplementasikan dalam melakukan kegiatan
perekonomian di masa pandemic Covid-19 yang belum dapat diperkirakan kapan berakhirnya.
Dalam penelitian ini saya sebagai penulis mengangkat judul “Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI) : Menggali Potensi Para Pedagang Kecil atau UMKM dalam
Memanfaatkan Teknologi Digital di Masa Pandemi Covid-19”.
RUMUSAN MASALAH
“Bagaimana menggali potensi para pedagang kecil atau UMKM dalam memanfaatkan teknologi
digital di masa pandemi Covid-19?”
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini tidak terlepas dari beberapa hasil penelitian yang telah dibuat oleh para peneliti
terdahulu sehingga dapat digunakan sebagai bahan perbandingan penelitian yang akan
dilakukan oleh para peneliti di masa mendatang.
1. Emi Suwarni, Kristina Sedyastuti, A. Haidar Mirza (2019), dengan judul “Peluang dan
Hambatan Pengembang Usaha Mikro Pada Era Ekonomi Digital” Jurnal Ikraith
Ekonomika, Volume 2, No. 2, (E-Jurnal). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan
menganalisis peluang dan hambatan Usaha Mikro dalam mengembangkan usaha di era
ekonomi digital. Objek yang digunakan pada penelitian ini adalah usaha mikro di kota
Palembang. Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan melalui
wawancara pada beberapa pihak yang terkait, diantaranya adalah dinas Industri dan
Perdagangan, dinas Koperasi dan UMKM, dinas Komunikasi dan Informasi dan pelaku
usaha mikro di kota Palembang. Studi literatur juga dilakukan untuk memperkuat hasil
yang didapatkan. Metode yang digunakan adalah kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa peluang untuk mengembangkan usaha mikro di era ekonomi digital ini sangat
besar. Yang menjadi hambatannya adalah masih rendahnya keterampilan sumber daya
manusia dalam penggunaan teknologi infromasi.
2. Nizar Ali Sahab, Nur Fajriyatul Maulidah, Zakiya Nur Rizqiyatul M (2018), dengan judul
“Ekonomi Digital dan Pengentasan Kemiskinan Petani Kopi (Studi Kasus pada
Kelompok Petani Kopi di Kecamatan Ampelgading, Sumbermanjing, Tirtoyudo, dan
Dampit)” Jurnal LORONG: Media Pengkajian Sosial Budaya, Volume 7, No. 1, (E-
Jurnal). Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran terkait strategi pengentasan
kemiskinan petani kopi di kawasan Amstirdam melalui ekonomi digital. Peneliti
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk memahami kondisi
yang terjadi di Amstirdam. Data penelitian diperoleh dari wawancara mendalam dan
observasi dengan beberapa kelompok petani kopi, pengusaha kopi, distributor kopi, dan
pihak Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Malang. Penelitan ini berargumen
bahwa kelompok petani kopi di kawasan Amstirdam dapat mengintegrasikan sistem
ekonominya dengan ekonomi digital. Kelompok petani kopi memerlukan sumber daya
manusia yang ahli di bidang teknologi untuk membangun dan mengelola ekonomi digital.
Kelompok petani kopi perlu membuka lebih besar ruang antara pihak petani dan peneliti
agar dapat memajukan pendidikan dan pembinaan, memperbesar kesempatan analisis
data, serta menambah percepatan dan ketahanan produksi kopi. Dengan
mengimplementasikan ekonomi digital maka pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan
petani kopi di kawasan Amstirdam akan semakin cepat dilaksanakan.
3. Kiky Srirejeki (2016), dengan judul ”Analasisi Manfaat Media Sosial Dalam
Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)” Jurnal Masyarakat
Telematika dan Informasi, Volume 7, No.1, (E-Jurnal). Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk memberikan deskripsi atas peran dan manfaat aplikasi media sosial bagi UMKM.
Penelitian ini menggunakan metode campuran kuantitatif-kualitatif untuk memperoleh
data. Data kuantitatif diperoleh dengan survei kuesioner sedangkan data kualitatif
diperoleh dengan cara melakukan wawancara in-depth dengan para responden yaitu para
pemilik dan atau manajer UMKM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku bisnis UMKM telah menggunakan dan memanfaatkan aplikasi media sosial untuk
bisnis mereka. Manfaat yang dirasakan pelaku UMKM antara lain sebagai alat promosi
produk atau jasa, memperluas akses terhadap pelanggan baru, memudahkan transaksi
bisnis dengan pelanggan dan pemasok serta meningkatkan penjualan. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi media sosial adalah alat yang efektif dalam
pemberdayaan UMKM. Masukan bagi peningkatan kebijakan pemerintah untuk
mendorong keterlibatan UMKM dalam ekonomi digital adalah peningkatan
pembangunan infrastruktur dan kemudahan biaya dan akses internet yang murah,
khususnya untuk wilayah terpencil.
1. Emi Suwarni, Kristina Sedyastuti, A. Haidar Mirza (2019), dengan judul “Peluang dan
Hambatan Pengembang Usaha Mikro Pada Era Ekonomi Digital”. Dalam penelitian yang
membahasa peluang serta hambatan dalam mengembangkan usaha mikro di era digital ini
data yang digunakan merupakan data primer yang berasal dari hasil wawancara beberapa
pihak terkait yaitu dinas industri, perdagangan, dinas koperasi dan UMKM, dinas
komunikasi dan Informasi dan yang terakhir pelaku usaha mikro di kota Palembang.
Dalam penelitian ini juga menggunakan studi literature untuk memperkuat hasilnya.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peluang untuk mengembangkan usaha
mikro di era ekonomi digital ini sangat besar, namun rendahnya ketrampilan sumber daya
manusia dalam menggunakan serta memanfaatkan teknologi informasi masih menjadi
salah satu hambatan.
2. Nizar Ali Sahab, Nur Fajriyatul Maulidah, Zakiya Nur Rizqiyatul M (2018), dengan judul
“Ekonomi Digital dan Pengentasan Kemiskinan Petani Kopi (Studi Kasus pada
Kelompok Petani Kopi di Kecamatan Ampelgading, Sumbermanjing, Tirtoyudo, dan
Dampit)”. Penelitian ini diawali dengan melihat upaya mengentasan kemiskinan para
petani kopi di Amstirdam melalui ekonomi digital. Dalam penelitian ini peneliti
memperoleh data dari hasil wawancara dan observasi dengan beberapa keompok petani
kopi, pengusaha kopi, distributor kopi, dan pihak Dinas pertanian dan Perkebunan
Kabupaten Malang. Penelitian ini juga berisi argument bahwa kelompok petani di
kawasan Amstirdam dapat mengintegrasikan sistem ekonominya dengan ekonomi digital.
Namun pada kenyataanya yang perlu digaris bawahi kelompok petani memerlukan
sumber daya yang ahli di bidang teknologi untuk membangun dan mengolah ekonomi
digital. Kelompok tani juga perlu membuka lebih besar ruang antara pihak petani dan
peneliti agar dapat memajukan pendidikan dan pembinaan, memperbesar kesempatan
analisis data, serta menambah percepatan dan ketahanan produksi kopi. Sehingga dengan
mengimplementasikan ekonomi digital pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan
petani kopi di kawasan Amstirdam akan semakin cepat terlaksana.
Perbedaan dalam penelitian terdahulu memilih studi kasus pada Kelompok Petani Kopi di
Kecamatan Ampelgading, Sumbermanjing, Tirtoyudo, dan Dampit sedangkan penelitian
sekarang studi kasusnya pada para pedagang kecil atau UMKM DI Kecamatan Pulau
Bunyu Kabupaten Bulungan.
3. Kiky Srirejeki (2016), dengan judul ”Analasisi Manfaat Media Sosial Dalam
Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)”. Penelitian ini menjelaskan
deskripsi atas peran dan manfaat aplikasi media social bagi UMKM. Data dalam
penelitian ini diperoleh dengan cara melakukan wawancara in-depth dengan para
responden yaitu para pemilik UMKM. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
mayoritas pelaku bisnis UMKM telah menggunakan dan memanfaatkan aplikasi media
sosia untuk bisnis mereka. Juga terdapat beberapa manfaat yang dirasakan para pelaku
UMKM antara lain sebagai alat promosi bisni dengan pelanggan dan pemasok serta
meningkatkan penjualan. Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa aplikasi
media sosial adalah alat yang efektif dalam pemberdayaan UMKM. Adapun masukan
bagi peningkatan kebijakan pemerintah untuk mendorong keterlibatan UMKM dalam
ekonomi digital adalah peningkatan pembangunan infrastruktur dan kemudahan biaya
dan akses internet yang murah khususnya untuk wilayah terpencil.
Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang buka merupakan anak perusahan atau bukan
anak cabang yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak
langsung, dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil
sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut.
Rudjito
Menurut Rudjito, pengertian UMKM adalah usaha yang punya peranan penting
dalam perekonomian negara Indonesia, baik dari sisi lapangan kerja yang tercipta
maupun dari sisi jumlah usahanya.
Ina Primiana
Menurut Ina Primiana, pengertian UMKM adalah pengembangan empat kegiatan
ekonomi utama yang menjadi motor penggerak pembangunan Indonesia, yaitu;
o Industri manufaktur
o Agribisnis
o Bisnis kelautan
o Sumber daya manusia
Selain itu, Ina Primiana juga mengatakan bahwa UMKM dapat diartikan sebagai
pengembangan kawasan andalan untuk mempercepat pemulihan perekonomian untuk
mewadahi program prioritas dan pengembangan berbagai sektor dan potensi.
Sedangkan usaha kecil merupakan peningkatan berbagai upaya pemberdayaan
masyarakat.
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sangat penting dan
strategis dalam mengantisipasi perekonomian kedepan terutama dalam memperkuat
struktur perekonomian nasional. Adanya krisis perekonomian nasional seperti
sekarang ini sangat mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik yang
imbasnya berdampak pada kegiatan-kegiatan usaha besar yang semakin terpuruk,
sementara UMKM serta koperasi relatif masih dapat mempertahankan kegiatan
usahanya.
Secara umum, tujuan atau sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang tangguh dan mandiri yang memiliki
daya saing tinggi dan berperan utama dalam produksi dan distribusi kebutuhan pokok,
bahan baku, serta dalam permodalan untuk menghadapi persaingan bebas.
b. Kriteria UMKM
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 UMKM memiliki kriteria sebagai
berikut:
Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik`orang perorangan atau badan usaha milik
perorangan yang memenuhi kriteria yakni:
1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha,
2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000 (tiga ratus juta
rupiah)
Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria yakni:
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta
rupiah).
Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria:
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta`rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah).
c. Peranan UMKM
Diakui, bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memainkan peran penting di
dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang
berkembang (NSB), tetapi juga di negara-negara maju (NM). Di negara maju, UMKM
sangat penting, tidak hanya kelompok usaha tersebut menyerap paling banyak tenaga
kerja dibandingkan usaha besar (UB), seperti halnya di negara sedang berkembang, tetapi
juga kontribusinya terhadap pembentukan atau pertumbuhan produk domestik bruto
(PDB) paling besar dibandingkan kontribusi dari usaha besar.
Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa UMKM mempunya peran
penting dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi seperti halnya di negara maju
dan berkembang UMKM berkontribusi dalam pembentukan atau pertumbuhan (PDB)
produk domestik bruto.
Teknologi digital adalah suatu alat yang tidak lagi menggunakan tenaga manusia secara
manual, tetapi lebih pada sistem pengoperasian otomatis dengan sistem komputerisasi
atau format yang dapat dibaca oleh komputer. Teknologi digital pada dasarnya hanyalah
sistem penghitung sangat cepat yang memproses semua bentuk-bentuk informasi sebagai
nilai-nilai numerik (kode digital).
Dari pengertian teknologi digital dan beberapa pengertian teknologi dan digital dapat
diambil kesimpulan bahwa pengerian dari teknoogi digital sendiri adalah teknologi yang
dilihat dari pengoperasionalannya tidak lagi banyak menggunakan tenaga manusia.
Tetapi lebih cenderung pada sistem pengoperasian yang serba otomatis dan canggih
dengan system komputeralisasi/format yang dapat dibaca oleh komputer.
Pengertian yang lebih luas dari sekedar transaksi atau pasar adalah New Economy
yang menurut PC Magazine adalah “The impact of information technology on the
economy“. Pengertiannya lebih menonjolkan pada penerapan teknologi informasi pada
bidang ekonomi.
Dari beberapa pengertian ekonomi digital tersebut secara sederhana dapat disimpulkan
bahwa ekonomi digital adalah aktivitas ekonomi yang berbasis digital melalui pasar
internet dan web (world wide web/www).
Dari beberapa manfaat ekonomi digital di atas dapat disimpulkan bahwa ekonomi digital
bermanfaat dalam pertumbuhan ekonomi, memperluas apangan kerja, meningkatkan
berbagai sector seperti ekonomi lokal, pertanian, perkebunan dan perikanan, kemudian
mempermudah akses dan transaksi, dan memunculkan inovasi-inovasi bisnis.
Adapun di bawah ini kerangka teori dalam bentuk skematik berdasarkan variabel yang diteliti
Peningkatan SKKNI
Pengembangan
Teknologi Digital di Pengembangan UMKM
Masa Pandemi Covid
Pertumbuhan Ekonomi
19
Pencegahan Krisis
Ekonomi
Pengembangan Potensi
Para Pedagang KeciL
dan UMKM
HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah dan kajian pustaka penelitian ini maka disusun hipotesis sebagai
berikut:
H3: Terdapat hubungan antara penggalian potensi para pedagang kecil atau UMKM
dalam memanfaatkan teknologi digital dengan upaya peningkatan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
H4: Terdapat pengaruh yang negatif ketidakmampuan para pedagang kecil atau
UMKM dalam memanfaatkan teknologi digital terhadap pertumbuhan perekonomian di
Indonesia pada masa pandemic Covid-19.
H5: Terdapat pengaruh positif kemampuan para pedagang kecil atau UMKM dalam
memanfaatka teknologi digital terhadap pencegahan terjadinya krisis ekonomi di
Indonesia pada masa pandemic Covid-19.
H6: Terdapat hubungan antara sumber daya manusia yang berkualitas sebagai
pengembang UMKM terhadap berkembang pesatnya UMKM di Indonesia.
METODE PENELITIAN
Dalam penulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Melalui metode ini di
harapkan dapat membedah serta menjambarkan fenomena yang diteliti. Penelitian
kualitatif ini sifatnya menggambarkan serta menjabarkan temuan di lapangan dan tidak
diharuskan atau diwajibkan menggunakan hipotesis, namun pada penelitian ini penuis
tetap memakai atau menyebutkan hipotesis.
Data penelitian ini merupakan data Data Sekunder (Secondary Data) yaitu data yang telah
dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat
pengguna data melalui web dan lainnya. Metode penelitian ini juga mengangkat fakta,
keadaan, variabel dan fenomena-fenomena yang terjadi ketiak penelitian berlangsung
namun karena kondisi saat ini dimana terjadi wabah virus corona maka fakta, keadaan,
variabel, dan fenomena-fenomena yang di angkata berasal dari sumber-sumber yang
bersifat kredibel seperti web lembaga pengumpulan data di internet dengan apa adanya
atau sesuai dengan apa yang dicantumkan pada web embaga pengumpulan data tersebut.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yang berupa data sekunder ialah Melalui
Kontak Langsung yaitu menggunakan terminal komputer peneliti secara langsung
mencari data yang relevan dari sumber atau distributor data sekunder. Keuntungan
Penggunaan metode ini : a) Penghematan waktu, dimana prosedur pencarian data dengan
metode ini sangat cepat. b) Kecermatan, c) kenaikan relevansi, d) efisiensi biaya. Selain
itu penggunaan teknik pengumpuan data tersebut dilakukan sebagai solusi untuk mencari
atau mengumpukan data tanpa perlu ke lapangan atau lokasi fenomena berlangsung di
tengah wabah virus corona ini.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik RI. 2019. Data Penurunan Persentase Penduduk Miskin
Pada September 2019. Jakarta
Badan Pusat Statistik RI. 2020. Data Penaikan Persentase Penduduk Miskin Pada
Maret 2020. Jakarta
Badan Pemeriksa Keuangan RI. 2018. Data Penerimaan Negara Untuk Sektor
Energi Oleh Provinsi Papua. Jakarta
Kementrian Komunikasi dan Informatika RI. 2020. Indonesia Akan Jadi Pemain
Ekonomi Digital Terbesar di Asia Tenggara. Jakarta
Suwarni, Emi, Kristiana Sedyastuti dan A. Haidar Mirza., 2019. “Peluang dan
Hambatan Pengembang Usaha Mikro Pada Era Ekonomi Digital”. Ikraith
Ekonomika. 2(2). Diperoleh dari:
http://journals.upi-yai.ac.id/index.php/IKRAITH-EKONOMIKA/article/
download/401/283 (Diakses pada 6 Oktober 2020).
Sahab, Nizar Ali, Nur Fajriyatul Maulidah, dan Zakiya Nur Rizqiyatul M., 2018.
“Ekonomi Digital dan Pengentasan Kemiskinan Petani Kopi (Studi Kasus pada
Kelompok Petani Kopi di Kecamatan Ampelgading, Sumbermanjing, Tirtoyudo,
dan Dampit)”. LORONG: Media Pengkajian Sosia Budaya. 7(1). Diperoleh dari:
http://urj.uin-malang.ac.id/index.php/lorong/article/view/227 (Diakses pada 6
Oktober 2020).