Anda di halaman 1dari 4

Nama : Siska Lafinatus Sofiah

Nim : 044125322
Jurusan : Ilmu Perpustakaaan
Mata Kuliah : Teknologi Informasi

1. Perangkat keras yang mendukung kegiatan otomasi perpustakaan


Perangkat Keras
Perangkat keras adalah sebuah komputer dan alat bantunya seperti Printer, Barcode,
Scanner, kertas, dan sebagainya. Sebuah komputer sudah cukup digunakan dalam
memulai proses otomasi pada kalangan instansi perpustakaan kecil. Sedangkan untuk
perpustakaan besar maka pasti diperlukan beberapa komputer dan pelengkapnya agar
pelayanan kepada pemustaka menjadi lancar, misalnya :

 LAN Card.
Digunakan untuk mengintegrasikan banyak komputer. Sehingga semua kegiatan
otomasi yang dilakukan bisa terpusat pada pusat data (Server) Aplikasi perangkat
lunak otomasinya biasanya berjenis klien-server.

 Sistem Security Gateway.


Digunakan untuk melakukan sensor terhadap buku yang keluar masuk perpustakaan.
Sensor akan berbunyi jika buku yang dibawa pengguna tidak melewati proses sirkulasi
dengan benar.

 Perangkat Lunak Otomasi / Software


Perangkat lunak ini mutlak keberadaannya karena digunakan sebagai alat pembantu
mengefisienkan dan mengefektifkan proses. Pemilihan software ini bisa
dibangun/dibuat sendiri, menggunakan opensource/software gratisan, atau membeli
secara komersial.

2. Karena repositori memiliki tujuan


Adapun tujuan membangun repositori adalah untuk:
(1) menyimpan dan melestarikan aset intelektual (preservasi);
(2) menyediakan akses terbuka terhadap karya intelektual institusi kepada
stakeholders;
(3) meningkatkan aksesibitas local content lembaga di indeks global; dan
(4) memudahkan temu kembali informasi dalam satu

Langkah langkah membangun repositori


1.Prosedur Operasional
Proses membangun sebuah repositori bisa dikatakan tidaklah semudah membalik
telapaktangan. Sebelum membangunnya diperlukan peraturan standar dan kebijakan dari
pimpinan atau stakeholder institusi, misalnya: peraturan simpan karya ilmiah. Hal ini
bertujuan untuk menghindari benturan kebijakan ketika proses penghimpunan koleksi
dilakukan. Dengan memiliki ijin dari pimpinan tinggi institusi maka para pustakawan sudah
mempunyai kewenangan penuh untuk melakukan kegiatannya tanpa perlu ada kekuatiran
munculnya hambatan secara personal atau organisasi.

Adanya prosedur operasional juga membantu permasalahan rawan tentang HAKI (Hak Atas
Kekayaan Intelektual). Sebagai contoh, pihak perpustakaan dapat menerapkan sistem
perjanjian hak atas publikasi karya ilmiah sivitas institusi. Dengan sistem perjanjian yang
jelas sewaktu proses serah terima dokumen karya ilmiah, maka si pembuat karya atau pihak
ketiga yang merasa dirugikan tidak dapat menuntut pihak perpustakaan jika ada sesuatu yang
melanggar aturan HAKI atau flagiasi dalam suatu penerbitan karya ilmiah.

2.Sarana dan Prasarana


Berdirinya sebuah sistem, mutlak tidak bisa terlepas dari apa yang disebut sebagai sarana dan
prasarana. Beberapa sarana minimal yang harus tersedia untuk membangun repositori adalah
sebagai berikut :

Insfrastruktur yang digunakan :


a. Komputer.
Saat ini komputer merupakan alat utama untuk melakukan segala aktifitas pemrosesan data.
Dalam implementasi, dibutuhkan sebuah komputer utama yang bertindak sebagai server
repositori. Didalam komputer server inilah nantinya akan ditanam perangkat lunak sistem
repositori. Komputer yang akan digunakan sebagai server ini harus memiliki spesifikasi yang
bagus agar handal ketika diakses oleh banyak pemustaka (users). Secara idealnya, ada tiga
komponen utama server yang perlu diperhatikan kualitasnya yaitu:

 Processor yaitu agian inti (otak) yang menjadi tumpuan selama proses komputasi dalam
sistem.
 Memory merupakan media penyimpanan sementara data-data selama proses komputasi
berlangsung.
 Media Penyimpanan (hardisk).Khusus komponen ini, direkomendasikan untuk
menggunakan kapasitas yang besar agar dapat digunakan dalam kurun waktu jangka panjang.
Selain itu juga dibutuhkan komputer workstation yang akan digunakan pustakawan pengelola
repositori bekerja. Komputer ini juga harus dilengkapi dengan alat bantu alih media yang
memadai agar pustakawan dapat bekerja secara maksimal. Untuk spesifikasinya cukup
menggunakan spesifikasi standar komputer pada umumnya.
b. Alat bantu alih media.
Dalam proses alihmedia koleksi hardcopy kedalam bentuk digital, pustakawan membutuhkan
perangkat alat bantu berupa hardware dan software. Pada kasus di perguruan tinggi, minimal
perangkat yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

b.1. Hardware

 Scanner digunakan sebagai alat pemindai media teks kedalam format digital.
 Audio/Video Converter digunakan untuk mengkonversi data audio dari bentuk kaset,
audioCD, tape ke format multimedia masa kini seperti mp3,mp4, mpeg, dll.
 MicroFilm Converter digunakan untuk menangkap gambar format microfilm untuk diubah
ke bentuk gambar/slide.
b.2. Software

 Aplikasi pengolah PDF/Office Document atau sejenisnya sesuai dengan format


koleksi.
 Pengolah gambar/foto seperti Adobe Photoshop atau lainnya
 Pengolah audio dan video
c. Koneksi jaringan komputer
Sebuah komputer server repositori harus terhubung dengan koneksi internet 24 jam yang
stabil agar mudah diakses oleh pihak lain. Koneksi harus dilengkapi dengan saringan
keamanan agar tidak mudah diganggu dari pihak yang berniat buruk. Kebutuhan bandwidth
koneksi harus disesuaikan dengan jumlah pengakses setiap harinya. Bentuk berkas digital
yang rata-rata memiliki ukuran besar dapat menghabiskan bandwidth jika jumlah
pengunjungnya banyak. Untuk masalah ini, pihak perpustakaan dapat berkoordinasi dengan
unit teknologi informasi di institusinya atau vendor telekomunikasi lain.

d. Perangkat Lunak Repositori


Perangkat lunak Repositori adalah aplikasi yang akan dijadikan sebagai sarana untuk
mengautomasikan proses pengelolaan konten repositori. Pemilihan perangkat lunak yang
tepat dapat mempermudah pustakawan untuk mengorganisir konten agar mudah disajikan
dan ditelusur oleh pemustaka.

\
3. Prosedur Digitalisasi Dokumen tercetak di perpustakaan

Anda mungkin juga menyukai